analisis motivasi dan kompetensi terhadap kinerja dan kenaikan jabatan fungsional...

5
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan tinggi (Dikti) merupakan salah satu bagian penting dalam pendidikan nasional sebagai komponen dalam penyelenggaraan dan pengembangan ilmu, pengetahuan, teknologi, pendidikan menengah dan humaniora. Perguruan tinggi (PT) sebagai penyelenggara Dikti diharapkan memiliki sumber daya manusia (SDM) yang profesional dan mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas dan memiliki daya saing yang tinggi sesuai tuntutan era kesejagatan. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa dosen merupakan salah satu elemen penting dalam sistem pendidikan tinggi yang mempunyai tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui kegiatan tridharma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat). Faktor-faktor yang dapat berpengaruh secara langsung terhadap dosen diantaranya motivasi dan kompetensi yang baik. Kompetensi dosen dibuktikan dengan dosen yang tersertifikasi dalam bidang tridharma perguruan tinggi. Namun tidak cukup dengan sertifikasi dosen saja, melainkan dosen harus tetap meningkatkan motivasi dan kompetensinya yang dibuktikan dengan kenaikan jabatan fungsional. Motivasi (motivation) merupakan keinginan dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut bertindak untuk mencapai tujuan (Bangun 2012). Kompetensi didefinisikan sebagai kemampuan melaksanakan suatu tanggung jawab berdasarkan keahlian dan perilaku sesuai bidang pekerjaan (Wibowo 2014). Dosen seharusnya memiliki motivasi dan tanggung jawab tinggi untuk mendapatkan mobilitas kinerja yang baik seperti memiliki kompetensi unggul di bidangnya. Dengan demikian, motivasi yang tinggi disertai kompetensi yang unggul akan menghasilkan produktivitas kinerja yang baik serta mewujudkan pelaksanaan tridharma perguruan tinggi dengan profesional oleh dosen. Hal ini akan berdampak positif bagi pengembangan kualitas dan karier dosen serta mutu lembaga pendidikan tinggi, diantaranya melalui kenaikan jabatan fungsional dosen ke jenjang lebih tinggi maupun akreditasi PT. Jabatan fungsional dosen pada dasarnya merupakan jabatan karier yang mendapat pengakuan, penghargaan dan kepercayaan atas kompetensi, kinerja, integritas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan tugas, serta tata krama dosen dalam melaksanakan tugas utama dosen yaitu tridharma perguruan tinggi (Pedoman Operasional PAK Dosen Tahun 2014). Sesuai jenjang jabatan fungsional, dosen mendapatkan tunjangan sesuai dengan regulasi yang berlaku (Permenristekdikti No. 20 Tahun 2017) tentang pemberian tunjangan profesi dosen dan tunjangan kehormatan profesor. Diberikannya tunjangan profesi tersebut diharapkan dapat mendorong dan meningkatkan motivasi, kompetensi, dan kinerja dosen dalam melaksanakan tridharma perguruan tinggi dengan profesional. Hal ini juga sesuai dengan PP No. 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil yang bermaksud menghasilkan kualitas aparatur negara yang profesional dari berbagai aspek, dengan tugas dan fungsi yang berkaitan dengan pelayanan publik, administratsi maupun pemerintahan.

Upload: others

Post on 21-Feb-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis motivasi dan kompetensi terhadap kinerja dan kenaikan jabatan fungsional ...repository.sb.ipb.ac.id/3278/5/EK22-05-Hetharia... · 2019. 2. 15. · 4. Sebagai salah satu bahan

1

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan tinggi (Dikti) merupakan salah satu bagian penting dalam

pendidikan nasional sebagai komponen dalam penyelenggaraan dan

pengembangan ilmu, pengetahuan, teknologi, pendidikan menengah dan

humaniora. Perguruan tinggi (PT) sebagai penyelenggara Dikti diharapkan

memiliki sumber daya manusia (SDM) yang profesional dan mampu

menghasilkan lulusan yang berkualitas dan memiliki daya saing yang tinggi sesuai

tuntutan era kesejagatan. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen menyatakan bahwa dosen merupakan salah satu elemen penting dalam

sistem pendidikan tinggi yang mempunyai tugas utama mentransformasikan,

mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

melalui kegiatan tridharma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat). Faktor-faktor yang dapat berpengaruh secara

langsung terhadap dosen diantaranya motivasi dan kompetensi yang baik.

Kompetensi dosen dibuktikan dengan dosen yang tersertifikasi dalam bidang

tridharma perguruan tinggi. Namun tidak cukup dengan sertifikasi dosen saja,

melainkan dosen harus tetap meningkatkan motivasi dan kompetensinya yang

dibuktikan dengan kenaikan jabatan fungsional.

Motivasi (motivation) merupakan keinginan dalam diri seseorang yang

menyebabkan orang tersebut bertindak untuk mencapai tujuan (Bangun 2012).

Kompetensi didefinisikan sebagai kemampuan melaksanakan suatu tanggung

jawab berdasarkan keahlian dan perilaku sesuai bidang pekerjaan (Wibowo 2014).

Dosen seharusnya memiliki motivasi dan tanggung jawab tinggi untuk

mendapatkan mobilitas kinerja yang baik seperti memiliki kompetensi unggul di

bidangnya. Dengan demikian, motivasi yang tinggi disertai kompetensi yang

unggul akan menghasilkan produktivitas kinerja yang baik serta mewujudkan

pelaksanaan tridharma perguruan tinggi dengan profesional oleh dosen. Hal ini

akan berdampak positif bagi pengembangan kualitas dan karier dosen serta mutu

lembaga pendidikan tinggi, diantaranya melalui kenaikan jabatan fungsional

dosen ke jenjang lebih tinggi maupun akreditasi PT.

Jabatan fungsional dosen pada dasarnya merupakan jabatan karier yang

mendapat pengakuan, penghargaan dan kepercayaan atas kompetensi, kinerja,

integritas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan tugas, serta tata krama dosen

dalam melaksanakan tugas utama dosen yaitu tridharma perguruan tinggi

(Pedoman Operasional PAK Dosen Tahun 2014). Sesuai jenjang jabatan

fungsional, dosen mendapatkan tunjangan sesuai dengan regulasi yang berlaku

(Permenristekdikti No. 20 Tahun 2017) tentang pemberian tunjangan profesi

dosen dan tunjangan kehormatan profesor. Diberikannya tunjangan profesi

tersebut diharapkan dapat mendorong dan meningkatkan motivasi, kompetensi,

dan kinerja dosen dalam melaksanakan tridharma perguruan tinggi dengan

profesional. Hal ini juga sesuai dengan PP No. 11 Tahun 2017 tentang

Manajemen Pegawai Negeri Sipil yang bermaksud menghasilkan kualitas aparatur

negara yang profesional dari berbagai aspek, dengan tugas dan fungsi yang

berkaitan dengan pelayanan publik, administratsi maupun pemerintahan.

Page 2: Analisis motivasi dan kompetensi terhadap kinerja dan kenaikan jabatan fungsional ...repository.sb.ipb.ac.id/3278/5/EK22-05-Hetharia... · 2019. 2. 15. · 4. Sebagai salah satu bahan

2

Kewajiban yang dilaksanakan disertai dengan hak yang diperoleh oleh semua

aparatur negara termasuk dosen berupa pangkat dan jabatan, pengembangan dan

pola karier, promosi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, jaminan

pensiun dan jaminan hari tua dan perlindungan. Dengan demikian, diharapkan hak

yang diterima dapat memacu kinerja dosen sebagai salah satu aparatur negara

dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan tinggi secara profesional dan

berkelanjutan.

Walaupun demikian masih ditemui PT yang memiliki dosen yang kurang

produktif karena berfokus hanya pada pembelajaran saja. Hal ini disebabkan

sistem penjaminan mutu internal belum diimplementasikan secara seutuhnya

terutama pada perguruan tinggi swasta yang diselenggarakan oleh yayasan atau

perserikatan. Apabila yayasan atau perserikatan sebagai penyelenggara

pendidikan tinggi tidak memberi kesempatan kepada dosen untuk melakukan

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, maka dosen yang tidak memiliki

jejaring ke luar kampus akan tidak produktif. Kinerja tridharma perguruan tinggi

bagi dosen secara berkala dinilai melalui penilaian angka kredit. Capaian angka

kredit akan menentukan kenaikan jabatan fungsional yang seyogianya dapat

meningkat sesuai dengan capaian angka kredit pada bidang pendidikan, penelitian

dan pengabdian kepada masyarakat serta kegiatan penunjang sesuai dengan

bagian masing-masing bidang. Namun pada kenyataannya kenaikan jabatan

fungsional dosen PNS masih mengalami hambatan, yang ditunjukkan dengan data

yaitu waktu antar kenaikan jabatan fungsional yang terlalu lama.

Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah XII Maluku dan

Maluku Utara dalam realisasi tugas dan fungsinya sesuai dengan Permendikbud

No. 1 tahun 2013 Jo. No. 42 tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta merupakan kepanjangan tangan dari

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang mencerminkan pelayanan,

pengawasan, pengendalian dan pembinaan perguruan tinggi swasta (PTS) dalam

wilayah kerjanya. Salah satu realisasi fungsi Kopertis yaitu melakukan koordinasi

dalam rangka pembinaan ketenagaan yang diharapkan dapat menciptakan kualitas

tenaga pendidik atau dosen yang profesional, memiliki daya saing bagi

pengembangan potensi individu dan bagi institusi PT.

Data dari Sub Bagian Kepegawaian Kopertis Wilayah XII tahun 2017

menunjukkan jumlah dosen PNS Kopertis Wilayah XII Maluku dan Maluku Utara

sesuai dengan jabatan fungsional dosen pada tiap jenjang adalah 164 orang yang

tersebar di 28 PTS di wilayah kerjanya (Tabel 1).

Tabel 1 Jabatan fungsional dosen PNS Kopertis Wilayah XII per perguruan tinggi

No Jabatan

Fungsional

Lembaga

Jumlah Universitas

Sekolah

Tinggi Akademik Politeknik

1 Asisten Ahli 17 12 0 2 31

2 Lektor 57 32 3 1 93

3 Lektor Kepala 23 6 2 0 31

4 Guru Besar 0 1 0 0 1

5 Tanpa

Jabfung 5 3 0 0 8

Jumlah Total 164

Sumber: Sub Bagian Kepegawaian Kopertis Wilayah XII Maluku & Maluku Utara, (data diambil

tanggal 27 Februari 2017, dan diolah)

Page 3: Analisis motivasi dan kompetensi terhadap kinerja dan kenaikan jabatan fungsional ...repository.sb.ipb.ac.id/3278/5/EK22-05-Hetharia... · 2019. 2. 15. · 4. Sebagai salah satu bahan

3

Tabel 1 menunjukkan jabatan fungsional dosen PNS didominasi jenjang

Lektor sebesar 56.7% atau sebanyak 93 orang, Asisten Ahli dan Lektor Kepala

masing-masing 18.9% atau sebanyak 31 orang, Guru Besar 0.6% atau sebanyak 1

orang serta belum mempunyai jabatan fungsional sebesar 4.9% atau sebanyak 8

orang. Terdapat penumpukan yang signifikan pada jenjang Lektor maupun jumlah

Lektor Kepala dan Guru Besar yang belum memadai. Adanya indikasi bahwa

untuk melanjutkan ke jenjang Lektor Kepala dan Guru Besar cukup sulit, terutama

dengan diberlakukannya regulasi baru yaitu Permen PANRB No. 17 Tahun 2013

Jo. No. 46 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya.

Disamping itu, terdapat juga kendala yang signifikan terhadap periode

kenaikan jabatan fungsional dosen dengan periode kenaikan jabatan fungsional

dosen PNS antar jenjang tidak sesuai waktu yang ideal dan terlalu lama. Sesuai

data terdapat dosen yang tidak naik jabatan fungsional pada jenjang tertentu dalam

kurun waktu yang cukup lama (asisten ahli: 6-10 tahun; lektor: 5-17 tahun; lektor

kepala: 6-12 tahun). Hal ini juga dapat disebabkan oleh kinerja dosen yang tidak

optimal dalam pelaksanaan tridharma perguruan tinggi. Kinerja yang tidak

maksimal dapat terjadi jika dosen tidak memiliki motivasi yang tinggi disertai

kompetensi yang unggul, akan berdampak bagi pengembangan dosen itu sendiri

dan PT tempatnya bernaung secara berkelanjutan.

Perumusan Masalah

Dosen memiliki peran sentral yang dapat menentukan mutu dan kualitas

pendidikan tinggi pada suatu perguruan tinggi, baik dalam pelaksanaan tridharma

perguruan tinggi (pendidikan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat) maupun dalam pengelolaan perguruan tinggi. Dalam hal ini

tridharma perguruan tinggi merupakan tugas utama seorang dosen yang dapat

memengaruhi produktivitas kinerja, pengembangan kualitas dan karier dosen.

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, terdapat data yang menunjukkan

bahwa sebaran jabatan fungsional dosen PNS Kopertis Wilayah XII Maluku dan

Maluku Utara terkonsentrasi pada jenjang Lektor serta jumlah jenjang Lektor

Kepala dan Guru Besar yang belum memadai. Disamping itu terdapat juga dosen

dalam kurun waktu yang cukup lama tidak naik jabatan fungsional, ditunjukkan

dengan dengan periode kenaikan jabatan fungsional dosen PNS antar jenjang yang

tidak sesuai waktu ideal dan terlalu lama. Hal ini dapat disebabkan oleh kinerja

tridharma perguruan tinggi yang belum optimal dan masih ada dosen yang

berfokus pada tridharma tertentu saja.

Motivasi dan kompetensi merupakan faktor penting yang dapat

memengaruhi kinerja seorang dosen. Motivasi yang tinggi dan kompetensi yang

baik dapat menghasilkan produktivitas kinerja yang baik. Namun demikian

motivasi yang tinggi tanpa didukung kompetensi yang baik dapat juga

memengaruhi kinerja dosen, begitu juga sebaliknya. Penelitian ini akan melihat

dan mengkaji bagaimana pengaruh faktor-faktor motivasi dan kompetensi

terhadap kinerja dosen PNS Kopertis Wilayah XII Maluku dan Maluku Utara,

serta bagaimana pengaruh kinerja dosen PNS terhadap jabatan fungsional dosen.

Seorang dosen harus terus meningkatkan motivasi dan kompetensi agar dapat

menghasilkan kinerja yang optimal dalam melaksanakan tridharma PT secara

Page 4: Analisis motivasi dan kompetensi terhadap kinerja dan kenaikan jabatan fungsional ...repository.sb.ipb.ac.id/3278/5/EK22-05-Hetharia... · 2019. 2. 15. · 4. Sebagai salah satu bahan

4

profesional. Hal ini diharapkan akan berdampak terhadap peningkatan kualitas

dan karier dosen salah satunya kenaikan jabatan fungsional dosen PNS ke jenjang

yang lebih tinggi (hingga jenjang Guru Besar) maupun bagi pengembangan PT

tempatnya bernaung. Disamping itu bagaimana peran institusi yang terkait dalam

hal ini Kopertis Wilayah XII Maluku dan Maluku Utara dalam menentukan

kebijakan-kebijakan strategis yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kenaikan

jabatan fungsional dosen PNS di Kopertis Wilayah XII.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dilakukan dengan tujuan utama yaitu menganalisis dan

merumuskan strategi untuk meningkatkan kenaikan jabatan fungsional dosen PNS

di Kopertis Wilayah XII Maluku dan Maluku Utara.

Sedangkan tujuan khusus yang dilakukan untuk mencapai tujuan utama

terdiri atas:

1. Menganalisis pengaruh motivasi secara parsial terhadap kinerja dosen PNS di

Kopertis Wilayah XII Maluku dan Maluku Utara.

2. Menganalisis pengaruh kompetensi secara parsial terhadap kinerja dosen PNS

di Kopertis Wilayah XII Maluku dan Maluku Utara.

3. Menganalisis pengaruh motivasi dan kompetensi secara simultan terhadap

kinerja dosen PNS di Kopertis Wilayah XII Maluku dan Maluku Utara.

4. Menganalisis pengaruh kinerja dosen PNS Kopertis Wilayah XII Maluku dan

Maluku Utara terhadap jabatan fungsional dosen.

Manfaat penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain

sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi Kopertis Wilayah XII Maluku &

Maluku Utara dalam merumuskan kebijakan terkait pengembangan kualitas

dan karier dosen PNS. 2. Sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi dosen PNS maupun dosen non

PNS dalam pelaksanaan tridharma perguruan tinggi. 3. Sebagai bahan masukan dan evaluasi untuk pimpinan PTS dalam komitmen

pengembangan tridharma perguruan tinggi di PTS masing-masing. 4. Sebagai salah satu bahan referensi bagi penelitian lain di masa yang akan

datang.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah pengaruh faktor motivasi dan

kompetensi pada kinerja dan jabatan fungsional dosen, serta strategi peningkatan

kenaikan jabatan fungsional dosen. Penelitian difokuskan pada dosen PNS sebagai

responden yang ditugaskan pada PTS di wilayah kerja Kopertis Wilayah XII

Maluku dan Maluku Utara serta unsur pimpinan Kopertis Wilayah XII dan PTS.

Page 5: Analisis motivasi dan kompetensi terhadap kinerja dan kenaikan jabatan fungsional ...repository.sb.ipb.ac.id/3278/5/EK22-05-Hetharia... · 2019. 2. 15. · 4. Sebagai salah satu bahan

Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan SB-IPB