analisis manajemen distribusi dan pelayanan …
TRANSCRIPT
ANALISIS MANAJEMEN DISTRIBUSI DAN PELAYANAN
PENDAFTARAN BARU PDAM TIRTA MEULABOH
(Studi Kasus di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat)
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi
Syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana sosial
OLEH
SAMSUL BAHRI
NIM: 09C20201049
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH-ACEH BARAT
2015
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi/Tugas Akhir : Analisis Manajemen Distribusi Dan Pelayanan
Pendaftaran Baru Pdam Tirta Meulaboh (Studi
Kasus di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten
Aceh Barat)
Nama Mahasiswa : Samsul Bahri
NIM : 09C20201049
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Mengetahui,
Tanggal Lulus : 20 Agustus 2015
Anggota
Saiful Asra, M. Soc.Sc
NIDN. 01-1305-8201
Ketua
Sudarman, M.Ag
NIDN: 01-2504-7601
Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik
Teuku Ahmad Yani, SH, M. Hum
Nip. 1965-1008-199003-1 001
Ketua Program Studi
Ilmu Administrasi Negara
Alimas Jonsa, M. Si
NIDN: 059198509042150301
ii
vii
ABSTRAK
Samsul Bahri, Nim 09C20201049 “Jurusan Ilmu Administrasi Negara.
Analisis Penerapan Manajemen PDAM Tirta Meulaboh Terhadap
Pelayanan Pelanggan Baru”. Dibawah bimbingan bapak Sudarman, M.Ag, dan
bapak Saiful Asra, M. Soc.Sc.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan manajemen
PDAM Tirta Meulaboh terhadap kepuasan pelanggan. Lokasi penelitian bertempat
di PDAM Tirta Meulaboh di jalan Purnama Kecamatan Johan Pahlawan
Kabupaten Aceh Barat. Informan dalam penelitian ini berjumlah 3 orang dari
PDAM Tirta Meulaboh yaitu Direktur Kepala Seksi Perencanaan dan Pengawasan
PDAM Tirta Meulaboh, Kepala Seksi Produksi, dan jumlah masyarakat sebagai
pelanggan jasa PDAM yang berada di setiap gampong yang ada dikecamatan
Johan Pahlawan sebanyak 15 orang. Adapun alat pengumpulan data yang
digunakan adalah dengan cara observasi, dan wawancara dan kajian perpustakaan.
Metode deskriptif dimana data yang diambil berasal dari naskah wawancara,
catatan lapangan, dokumen pribadi, memo dan dokumen resmi lainnya untuk
mendapatkan pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat. Berdasarkan hasil
penelitian dapat diketahui bahwa indikator yaitu PDAM Tirta Meulaboh telah
melaksanakan proses manajemen yaitu: planning, organizing, actuating dan
controlling, tujuan dari pada PDAM Tirta Meulaboh adalah untuk melaksanakan
pelayanan yang prima sehat dan mandiri, tetapi dalam proses pelaksanaan masih
terdapat kekurangan-kekurangan antara lain yaitu PDAM Tirta Meulaboh
kehilangan air, air yang keluar keruh, dan air sering mati sehingga berpengaruh
kepada tingkat kepuasan pelanggan PDAM Tirta Meulaboh. Berdasarkan hasil
penelitian yang berasal dari informan sebagai pengguna jasa PDAM, pelanggan
tidak merasa puas dengan manajemen pelayanan yang diberikan oleh PDAM.
Pelanggan mengatakan kecewa, karena air yang keluar keruh, air tidak hidup
selama 24 jam. Adapun saran dalam penelitian ini adalah petugas lapangan harus
sering-sering terjun kelapangan untuk melakukan dan melaksanakan perawatan
pipa-pipa sehingga pipa tidak bocor, dan mencegah terjadinya pencurian air.
Kata Kunci : Penerapan Manajemen, Kepuasan Pelanggan
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berhasilnya sebuah perusahaan tergantung bagaimana seorang pemimpin
atau manajer mampu atau tidak, dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin
suatu perusahaan. Didalam implementasinya, untuk mencapai tujuan dari sebuah
perusahaan harus menerapkan manajemen yang terdiri dari proses, perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengoordinasian, dan pengawaswan anggota
organisasi dan proses penggunaan semua sumber daya yang ada untuk mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. (Firdaus, 2008. h:24)
Pemimpin perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap pelayanan dan
kepuasan pelanggan berdasarkan produk yang ditawarkan kepada konsumen, oleh
karena itu, seorang pemimpin perusahaan harus memanfaatkan sumberdaya-
sumberdaya yang mampu menjalankan roda perusahaan, pemimpin perusahaan
dituntut untuk mampu menciptakan inovasi-inovasi, sehingga hasil akhir yang
dicapai oleh suatu perusahaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan.
PDAM adalah salah satu bentuk sektor publik yang merupakan bagian dari
perekonomian nasional yang dikendalikan oleh pemerintah, berkaitan dengan
pemberian atau penyerahan jasa-jasa pemerintah kepada publik. Pemerintah Pusat
telah memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengatur dan menyediakan
air bersih untuk masyarakat yang ada pada daerahnya. Sebagai konsekuensinya,
berdasarkan peraturan yang ada (baik peraturan dari pemerintah pusat maupun
1
2
peraturan daerah), maka daerah membentuk Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) yang bertujuan untuk menyediakan air bersih di daerah-daerah.
Dengan adanya wewenang yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada
daerah maka untuk kegiatan penyedian air bersih pada tiap daerah diatur oleh
PDAM.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh merupakan
perusahaan daerah yang memberikan pelayanan air bersih kepada masyarakat
Kota Meulaboh Kabupaten Aceh Barat. Untuk mencapai tujuan didalam ranah
PDAM, yang harus diperhatikan adalah bagaimana proses manajemen yang
diterapkan didalam PDAM, karena berdasarkan fakta yang ada, masalah yang
terjadi diruang lingkup PDAM Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat WTP
Lapang adalah kapasitas produksi 80 ltr/detik, tetapi pada sistem distribusi masih
mengalami kehilangan air rata-rata 47,95% dan cakupan pelayanan 39,06%,
kondisi ini masih dibawah kondisi ideal yaitu kehilangan air < 20 dan cakupan
pelayanan > 60%, masalah selanjutnya yaitu, biasanya air yang diproduksi tidak
bersih cendrung keruh, masalah berikutnya yaitu terjadinya kebocoran pipa
sehingga penyuplaian air bersih terganggu dan hilangnya atau berkurannya air.
Ditambah dengan tingkat permintaan masyarakat yang ingin memakai jasa PDAM
terus meningkat serta usaha-usaha yang bergerak dibidang air seperti depot air
juga semakin bertamabah, masyarakat sebagai konsumen yang baru terkadang
sulit untuk mendapatkan jasa dari PDAM karena keterbatasannya air, sehingga
pemimpin perusahaan dan karyawan dituntut untuk memberikan pelayanan yang
ekstra kepada konsumen.
3
Berdasarkan permasalahan di atas maka, bisa mengindasikan bahwa
PDAM sebagai pelaksana agen pemerintah dalam mengelola air, tidak
menjalankan tugasnya dengan baik seperti yang diamanatkan dalam pasal 33 ayat
3 Undang-Undang Dasar Tahun 1945, yang menjelaskan bahwa, bumi, air dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Dengan adanya masalah tersebut, perusahaan harus mampu menerapkan
manajemen yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Menurut Terry dalam Firdaus (2008 : h.67) untuk menyelesaikan suatu masalah
seorang manajer harus mampu, merumuskan problem yang dihadapi, menganalisa
problem tersebut, menetapkan sejumlah alternatif, mengevaluasi alternatif,
Memilih alternatif keputusan yang akan dilaksanakan. Dari teori itu maka
pemimpin perusahaan harus mampu meminilimasir masalah seperti hilangnya air,
air yang keluar tidak bersih, kebocoran pipa, sehingga konsumen sebagai pemakai
jasa dari PDAM dapat dengan puas menikmati jasa yang diberikan oleh PDAM.
Dengan terjadinya permasalahan tersebut juga mempengaruhi kepuasan pelanggan
yang berlangganan pada PDAM Tirta Meulaboh, karena yang diutamakan adalah
pelayanan kepada masyarakat dibidang pelayanan air bersih. PDAM Tirta
Meulaboh sebagai penyuplai air bersih tentunya harus mengevaluasi mengenai
permasalahan kebocoran pipa, matinya air, sehingga penyuplaian air sampai
kepada pelanggan, sehingga masyarakat yang berlangganan pada PDAM dapat
menikmati air bersih.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul “Analisis Manajemen
4
Distibusi dan Pelayanan Pendaftaran Baru PDAM Tirta Meulaboh (Studi Kasus di
Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat)”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dari kondisi di atas, maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian skripsi ini yaitu :
1. Bagaimana sistem pendistribusian air bersih kepada pelanggan oleh
PDAM Tirta Meulaboh?
2. Bagaimana manajemen pelayanan tata cara pendaftaran baru untuk
pelanggan PDAM Tirta Meulaboh?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan dan penelitian skripsi ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana sistem pendistribusian air bersih kepada
pelanggan.
2. Untuk mengetahui bagaimana manajemen pelayanan terhadap tata cara
pendaftaran untuk pelanggan baru pada PDAM Tirta Meulaboh.
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian, diharapkan agar hasil yang
diperoleh dapat memberikan manfaat antara lain :
1.4.1 Manfaat Teoritis
Sebagai suatu sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan
berfikir ilmiah, sistematis dan metodologis penulis dalam menyusun berbagai
kajian literature untuk menjadikan suatu wacana baru dalam memperkaya
5
khazanah kognitif, dan menjadi sumnbangan pemikiran bagi peneliti lain yang
sejenis di masa yang akan datang tentang analisis penerapan manajemen PDAM
Tirta Meulaboh terhadap kepuasan pelanggan.
1.4.2 Manfaat Praktis
Memberikan data dan informasi yang berguna bagi semua kalangan
terutama mereka yang secara serius mengamati penerapan manajemen PDAM
terhadap kepuasan pelanggan.
1.5 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah :
BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Pustaka
Bab ini berisikan teori, uraian dan konsep yang berkaitan dengan masalah
penelitian, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.
BAB III : Metodologi Penelitian
Bab ini berisi tentang metode penelitian, sumber data dan teknik
pengumpulan data, intrumen penelitian, teknis analisis data dan
pengujian kredibilitas data.
BAB IV : Hasil Penelitian
Bab ini berisi memuat tentang uraian laporan hasil penelitian dan
pembahasan hasil penelitian.
BAB V : Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran penulis.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
2.1.1 Penelitian Ari Agung Nugroho (2009)
Penelitian terdahulu dengan judul “Analisi Tingkat Kepuasan pelanggan
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan Kota Bogor di Kecamatan
Bogor Timur. Mahasiswa program sarjana manajemen penyelenggaraan khusus
Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian
Bogor.
Berdasarkan hasil penelitian pelanggan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor
di wilayah Kecamatan Bogor Timur memiliki karakteristik sebagai berikut:
perempuan (85%) memiliki anggota keluarga > 4 orang (49%), berpendidikan
terakhir sarjana dan diploma (36%), bekerja sebagai ibu rumah tangga (37%),
berpendapatan 2-4 juta (35%), memiliki pengeluaran 2-4 juta (40%), berperan
sebagai pengawai dalam pekerjaannya (35%), dan memiliki status kepemilikan
tempat tinggal adalah rumah pribadi (79%). Analisis IPA dilakukan terhadap
mutu produk dan kualitas pelayanan yang terbagi dalam 4 kuadran, yaitu kuadran
A (dinilai sangat penting tapi kinerja belum memuaskan), kuadran B (dinilai
sangat penting dan sudah memuaskan), kuadran C (dinilai kurang penting dan
kurang memuaskan), kuadran D (dinilai kurang penting tetapi sangat
memuaskan).
Tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan PDAM Tirta
Pakuan Kota Bogor dianalisis dengan metode Customer Statisfaction Index (CSI).
Penilaian pelanggan PDAM Tirta Pakuan Bogor terhadap mutu produk air minum
6
7
adalah sangat puas dengan nilai CSI sebesar 0,86337. Penilaian pelanggan terhadp
kualitas pelayanan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor termasuk dalam kriteria puas,
dengan nilai CSI 0,78389.
Berdasarkan uji Chisquare semua atribut, baik mutu produk maupun
kualitas pelayanan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, mempengaruhi kepuasan
pelanggan secara signifikan dengan nilai chi-square kurang dari 0,05 dan
diperoleh bahwa karakteristik responden tidak memiliki hubungan dengan tingkat
kepuasan PDAM Tirta Pakuan Bogor dengan nilai chi-square lebih dari 0,05.
Penelitian ini memiliki persamaan dengan perbedaan dengan penelitian
penulis. Adapun persamaanya ialah sama-sama membahas pelayanan di
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Sedangkan perbedaanya ialah penulis
tidak hanya membahas tingkat kepuasan pelanggan akan tetapi membahas semua
yang berkaitan dengan pelayanan di PDAM.
2.1.2 Penelitian Ardian Ayub Sani (2007)
Penelitian dengan judul “Persepsi Masyarakat Terhadap Birokrasi Dalam
Peningkatan Pelayanan Publik di PDAM Kabupaten Grobongan Tahun 2005-2007
(Studi Analisis Kualitas Pelayanan Birokrasi Yang Ditinjau dari Azas Pelayanan
Publik yang Berkualitas).
Berdasarkan hasil penelitian, bahwa persepsi masyarakat/pelanggan
terhadap kualitas pelayanan di PDAM Kabupaten Grobogan yang dihitung
berdasarkan rumus Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yaitu, nilai mutu
pelayanan PDAM Kabupaten Grobongan adalah 69,73% dan masuk dalam
kategori B baik. Sementara itu target untuk memberikan pelayanan yang merata
masih belum terpenuhi. Sedangkan kebijakan yang ada ternyata kurang memenuhi
8
aspek pelibatan masyarakat dalam pembuatan suatu kebijakan, kurangnya
sosialisasi dan transparansi dalam kebijakan penetapan tarif serta masih maraknya
kasus pencurian air oleh masyarakat yang membuktikan bahwa kebijakan tentang
penerapan sanksi-sanksi dan larangan-larangan bagi pelanggan belum berjalan
dengan baik.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah sama-sama
membahas kepuasan pelanggan terhadap pelayanan Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM). Sedangkan penelitian ini membahas tentang persepsi pelanggan
terhadap pelayanan perusahaan daerah air minum akan tetapi tidak membahas
kualitas pelayanan dan pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan.
2.2 Pengertian Manajemen
Menurut George R. Terry dalam Firdaus, (2008. h:23) “manajemen adalah
sebuah proses yang khas, terdiri dari kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
menggerakkan, dan pengawasan yang dilaksanakan untuk menentukan serta
mencapai sasaran yang telah ditetapkan dengan bantuan manusia dan sumber-
sumber daya lain”.
Menurut Kasmir, (2006 : h.57) “manajemen dapat diartikan sebagai alat
untuk mencapai tujuan melalui orang lain”. Manajemen juga diartikan sebagai
proses dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Kasmir juga menambahkan bahwa pengertian lain
dari manajemen adalah proses pengelolaan suatu kegiatan atau usaha dari awal
hingga perusahaan tersebut berjalan dan bangkrut.
Menurut Mary dalam Firdaus, (2008. h:23) “manajemen sebagai seni
untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang-orang (the art getting thing
9
through people), definisi ini memang sesuai dengan kenyataan yang kita lihat
dalam kehidupan sehari-hari, dimana para manajer tidak melakukan sendiri tugas-
tugas yang harus diselesaikan, tetapi dengan cara ,mengatur orang-orang lain
untuk melakukannya”.
Menurut Manullang (2002 : h.5) “Manajemen adalah seni ilmu
pengetahuan, pengorganisasian, penyusunan, pengolahan, dan pengawasan
sumber daya untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan beberapa pengertian manajemen di atas dapat disimpulkan
bahwa manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengoordinasian, dan pengawasan atas sumber daya, terutama
sumber daya manusia untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
terlebih dahulu
Dari definisi-definisi di atas, maka ada 3 hal pokok yang tampak dalam
manajemen yaitu :
1. Ada tujuan yang ingin dicapai.
2. Tujuan dicapai dengan menggunakan kegiatan orang lain.
3. Kegiatan-kegiatan orang lain tersebut harus diimbangi dan diawasi.
Manajemen sebagai ilmu berfungsi menerangkan gejala-gejala, kejadian-
kejadian, dan keadaan-keadaan yang ada (art teaches one to know). Sedangkan
manajemen sebagai seni berfungsi mengajarkan kepada kita bagaimana
melaksanakan sesuatu hal (art teaches one to do) mencapai tujuan yang nyata-
nyata mendatangkan hasil atau manfaat.
10
2.2.1 Fungsi-fungsi Manajemen
Menurut Firdaus, (2008. h:26) fungsi-fungsi manajemen terdiri atas,
Perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pengarahan (Directing),
pengkoordinasian (Coordinating) dan pengawasan (Controlling).
1. Perencanaan
Perencanaan (Planning) dapat diartikan sebagai hasil pemikiran yang
menagarah kemasa depan, menyangkut serangkaian tindakan berdasarkan
pemahaman yang mendalam terhadap semua faktor yang terlibat dan yang
diarahkan kepada sasaran khusus. Dengan kata lain, perencanaan adalah
penentuan serangkaian tindakan berdasarkan pemilihan dari berbagai alternatif
data yang ada, dirumuskan dalam bentuk keputusan yang akan dikerjakan untuk
masa yang akan datang dalam usaha mencapai tujuan yang diinginkan.
Perencanaan pada hakikatnya merupakan fungsi dasar dari manajemen
atau pimpinan perusahaan. Adanya perencanaan memberikan pandangan yang
menyeluruh terhadap pekerjaan yang harus dilakukan dan dapat menjadi tuntutan
bagi pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan menjadi efektif dan
efisien. Meskipun kejadian-kejadian yang akan datang tidak dapat ditentukan
dengan pasti (uncertainty), terutama faktor-faktor yang berada di luar jangkauan
perusahaan (uncontrolable), tetapi melalui penyusunan perencanaan yang baik
diharapkan hasilnya akan mendekati tujuan yang telah ditetapkan dalam batang
tubuh pengetahuan manajemen, perencanaan merupakan otot dan urat, yaitu
bagian dari pengelolaan yang menimbulkan gerakan ke arah yang diinginkan.
2. pengorganisasian
11
Organisasi merupakan kelompok orang yang mempunyai kegiatan dan
bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi bukanlah suatu
tujuan, tetapi sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Pengorganisasian memiliki langkah-langkah atau usaha antara lain untuk:
1. Menentukan struktur.
2. Menentukan pekerjaan yang harus dilaksanakan.
3. Memilih, menetapkan dan melatih karyawan.
4. Merumuskan garis kegiatan.
5. Membentuk sejumlah hubungan di dalam organisasi dan kemudian
menunjuk sifatnya.
3. pengarahan.
Setelah diuraikan fungsi perencanaan dan pengorganisasian, langkah
selanjutnya adalah pengarahan. Fungsi pengarahan ini merupakan gerak
pelaksanaan dari kegiatan-kegiatan fungsi perncanaan dan pengorganisasian.
Pengarahan dapat diartikan sebagai aspek hubungan manusiawi dalam
kepemimpinan yang mengikat bawahan untuk bersedia mengerti dan
menyumbangkan pikiran dan tenaganya secara efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Apabila kita andaikan manjemen sebagai tubuh, organisasi sebagai rangka
maka jantung/inti dari manajemen mestinya adalah pengarahan terhadap
karyawan. Menurut Downey dan Erickson dalam Firdaus, (2008. h: 32)
pengarahan bertujuan untuk :
1. Menentukan kewajiban dan tanggung jawab.
2. Menetapkan hasil yang harus dicapai.
12
3. Mendelegasikan wewenagn yang diperlukan.
4. Menciptakan hasrat untuk berhasil.
5. Mengawasi agar pekerjaan benar-benar dilaksanakan sebagaimana
mestinya.
Berdasrkan tujuan pengarahan di atas maka, pengarahan meliputi usaha
untuk memimpin, mengawasi, memotivasi, mendelegasikan, dan menilai mereka
yang anda manajemeni (pimpin).
Fungsi penarahan dapat juga diartikan secara luas, yaitu sebagai tugas
untuk membuat organisasi tetap hidup, untuk menciptakan kondisi yang
menumbuhkan minat kerja, kekuatan untuk bertindak, pemikiran yang imajinatif
dan kelompok kerja yang berkelanjutan. Tujuan ini dapat dicapai dengan mutu
kepemimpinan yang ditujunjukkan oleh manajer.
4. pengoordinasian
Dalam suatu organisasi, sering terjadi tujuan masing-masing anggota
organisasi berbeda antara satu dengan yang lain, padahal suatu organisasi disusun
untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini dapat menimbulkan perbedaan yang pada
akhirnya dapat mempengaruhi keputusan yang diambil oleh pimpinan.
Koordinasi merupakan daya upaya untuk mensinkronisasikan dan
menyatukan tindakan-tindakan sekelompok manusia. Koordinasi merupakan otak
dalam batang tubuh dari keahlian manajemen.
Pengoordinasian berlangsung serentak dengan :
1. Penafsiran program, kebijakan, prosedur, dan praktik.
2. Pengupayaan pertumbuhan dan perkembangan karyawan.
13
3. Pembinaan hubungan dengan para karyawan dan sikap yang tetap
mengarah ke masa depan.
4. Pengupayaan iklim untuk berhasil.
5. Pengadaan arus informasi yang bebas, dimana komunikasi tidak saja ke
bawah, tetapi juga ke atas dan kesamping secara efektif.
5. pengawasan
Pengawasan (Controlling) merupakan fungsi terakhir dari manajemen
yang harus dilakukan dalam manajemen. Sebab pengawasan dapat diketahui hasil
yang telah dicapai. Pengawasan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
mendeterminasi apa-apa yang telah dilaksanakan.
2.2.2 Tingkatan Manajemen
Menurut Firdaus, (2008. h:36) Manajemen dapat diklasifikasikan menurut
tingkatannya dalam organisasi menurut tuang lingkup kegiatan yang dikelola
manajer. berikut tingkatan manajemen yaitu:
1. Manajemen Puncak
Manajemen puncak berperan dalam menentukan kebijakan stratergis dan
mempengaruhinya jalannya suatu organisasi. Jika dalam perusahaan yang
menempati posisi manajemen puncak adalah Direktur, Chief executive officer
(CEO).
2. Manajemen Menengah
Manajer menengah ini memberikan pengarahan kegiatan kepada manajer
bawahan atau dalam hal tertentu bisa juga kepada karyawan operasional.
3. Manajemen Lini Pertama/Bawah
14
Manajemen lini pertama bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain
(bawahannya) dan memberikan pengarahan kepada mereka.
2.3 Pengertian Pelayanan
Menurut Kotler dalam Lijan (2008 : h.4) “pelayanan adalah setiap kegiatan
yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan
kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik”.
Menurut Sampara dalam Lijan (2008 : h.5) “pelayanan adalah suatu
kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antar
seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan
pelanggan”.
Menurtut Moenir (2001 : h.27) “pelayanan adalah upaya pemenuhan
kebutuhan melalui aktifitas orang lain secara langsung. Pada hakekatnya
pelayanan adalah serangkaian, karena itu ia merupakan proses dan sebagai proses
pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan meliputi seluruh
kehidupan organisasi dalam masyarakat”.
Sedangkan menurut Luthans dalam Saiful Deni (2006 : h.45) “pelayanan
adalah suatu proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara
langsung. Pengertian tersebut memberikan pemahaman bahwa suatu kegiatan
pelayanan itu memerlukan sebuah proses manajemen (mengatur, mengarahkan,)
dalam rangka mencapai tujuan organisasi itu sendiri.
Sementara itu menurut Badudu dalam Lijan (2008 : h.5) “Publik adalah
umum, orang banyak dan ramai”.
Menurut Kurniawan dalam Lijan (2008 : h.5) Pelayanan publik adalah
pemeberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang
15
mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata
cara yang telah ditetapkan.
Menurut Kepmenpan No. 63/KEP/M.PAN/2003, publik adalah segala
kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik
sebagai upaya pemenuhana kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan pengertian pelayanan publik di atas dapat disimpulkan,
pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh
penyelenggara negaara.
2.3.1 Kualitas Pelayanan Publik
Menurut Lijan (2008 : h.6) Secara teroritis, tujuan pelayanan publik pada
dasarnya adalah memuaskan masyarakat. Untuk mencapai kepuasan itu dituntut
kualitas pelayanan prima yang tercermin dari :
1. Transparansi, yakni pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat
diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara
memadai serta mudah dimengerti.
2. Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai
dengan ketentuan serta mudah dimengerti.
3. Kondisional, yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan
pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip
efisiensi dan efektivitas.
4. Partisipatif, yaitu pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat
dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi,
kebutuhan, dan harapan masyarakat.
16
5. Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat
dari aspek apapun khususnya suku, ras, agama, golongan, status sosial dan
lain-lain.
6. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang
mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima
pelayanan publik.
2.3.2 Unsur-unsur Pelayanan Publik
Terdapat empat unsur penting dalam proses pelayanan publik, antara lain
yaitu (Bharata, 2004 : h.11):
1. Penyedia layanan, yaitu pihak yang dapat memberikan suatu layanan
tertentu kepada konsumen, baik berupa layanan dalam bentuk penyediaan
dan penyerahan barang (goods) atau jasa-jasa (services).
2. Penerima layanan, yaitu mereka yang disebut sebagai konsumen
(costomer) atau customer yang menerima berbagai layanan dari penyedia
layanan.
3. Jenis layanan, yaitu layanan yang dapat diberikan oleh penyedia layanan
kepada pihak yang membutuhkan layanan.
4. Kepuasan pelanggan, dalam memberikan layanan penyedia layanan harus
mengacu pada tujuan utama pelayanan, yaitu kepuasan pelanggan. Hal ini
sangat penting dilakukan karena tingkat kepuasan yang diperoleh para
pelanggan itu biasanya sangat berkaitan erat dengan standar kualitas
barang dan atau jasa yang mereka nikmati.
17
2.3.3 Ciri-ciri Pelayanan
Menurut Kasmir, (2006 : h.34) ada beberapa ciri-ciri pelayanan publik
yang baik antara lain adalah :
1. Tersedianya sarana dan prasarana yang baik.
2. Bertanggung jawab kepada setiap nasabah (pelanggan) sejak awal hingga
akhir.
3. Mampu melayani secara cepat dan tepat.
4. Mampu berkomunikasi.
5. Memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi.
6. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik.
7. Berusaha memahami kebutuhan nasabah (pelanggan).
8. Mampu memberikan kepercayaan kepada nasabah (pelanggan).
18
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan Kualitatif. Narbuko dan Achmadi (2004:
h.44) memberikan pengertian penelitian deskriptif sebagai penelitian yang
berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan
data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi, ia juga
bisa bersifat komperatif dan korelatif.
Menurut Mardalis, (2008: h.26) “penelitian deskriptif bertujuan untuk
mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku”. Di dalamnya terdapat upaya
mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menfinterprestasikan kondisi-kondisi
yang sekarang ini terjadi atau ada.
Dengan dasar tersebut, maka penelitian ini diharapkan mampu
menggambarkan tentang analisis penerapan manajemen PDAM Tirta Meulaboh
terhadap kepuasan pelanggan.
3.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
3.2.1 Sumber Data
Menurut Subana dan Sudrajat, (2005: h.115) “sumber data adalah subjek
dari penelitian yang dimaksud”. Sedangkan menurut Sukandarrumidi, (2008:
h.20) “sumber data adalah semua informasi, baik merupakan benda nyata, abstrak
atau pun dalam bentuk peristiwa/gejala”. Adapun sumber data yang diambil
dalam penelitian ini adalah :
18
19
1. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini dikumpulkan melalui penelitian langsung
di lapangan yang bersumber pada penelitian wawancara dan observasi. Data
primer dalam penelitian ini dikumpulkan melalui wawancara dengan karyawan
PDAM dan masyarakat pengguna jasa PDAM. Sedangkan observasi dilakukan
untuk mengetahui kondisi lokasi penelitian.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh oleh orang yang melakukan
penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data sekunder merupakan data
yang didapat dari studi kepustakaan, dokumen, koran, internet yang berkaitan
dengan kajian penelitian yang diteliti oleh penulis.
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini antara lain adalah:
1. Observasi
Observasi adalah melakukan pengamatan dan pencatatan suatu objek,
secara sistematik yang diselidiki. Observasi dapat dilakukan sesuai atau
berulangkali (Sukandarrumidi,2008: h.35). Dalam observasi melibatkan dua
komponen, yaitu pelaku observasi (disebut sebagai observer), dan objek yang di
observasi (disebut sebagai observee).
2. Wawancara
Menurut Soehartono, (2008: h.67) “wawancara adalah pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewancara (pengumpulan
data) kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam
20
dengan alat perekam (tape recorder)”. Teknik wawancara dapat digunakan pada
responden yang buta huruf atau tidak terbiasa membaca dan menulis, termasuk
anak-anak. Wawancara dapat dilakukan dengan telepon. Dalam penelitian ini
peneliti mewawancarai informan yaitu karyawan PDAM dan masyarakat
pengguna jasa PDAM.
3. Dokumentasi
Menurut Soehartono, (2008: h.70) “studi dokumentasi merupakan teknik
pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian”.
Dokumen yang diteliti dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi.
Dokumen dapat dibedakan menjadi dokumen primer, jika dokumen ini ditulis
oleh orang yang langsung mengalami suatu peristiwa, dan dokumen sekunder, jika
peristiwa dilaporkan kepada orang lain yang selanjutnya ditulis oleh orang lain.
Dokumen dapat berupa buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat,
catatan kasus (case record) dalam pekerjaan sosial, dan dokumen lainnya. Akan
tetapi, perlu di ingat bahwa dokumen-dokumen ini di tulis tidak untuk tujuan
penelitian sehingga penggunaannya memerlukan kecermatan penelitian. dan
dokumen foto-foto kegiatan penelitian.
3.3 Instrumen Penelitian
Menurut Suyanto & Sutinah, (2006: h.59) mengemukakan bahwa
“instrumen penelitian adalah perangkat untuk menggali data primer dari
responden sebagai sumber data terpenting dalam sebuah penelitian survei”.
Instrument penelitian ilmu sosial umumnya berbentuk kuesioner dan pedoman
pertanyaan (interview guide). Semua jenis instrumen penelitian ini berisi
21
rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal atau suatu permasalahan yang menjadi
tema pokok penelitian.
Adapun instrumen penelitian bertujuan untuk mengetahui kualitas
penelitian baik atau sebaliknya. Adapun penelitian ini menggunakan instrumen
penelitian dengan cara peneliti terlebih dahulu mencari permasalahan awal,
selanjutnya peneliti mengembangkan penelitian dengan menerapkan instrumen
sederhana yaitu dengan melakukan perbandingan data melalui observasi dan
wawancara.
3.3.1 Informan Penelitian
Dalam penelitian ini pihak yang dijadikan informan adalah yang dianggap
mempunyai informasi (Key-informan) yang dibutuhkan di wilayah penelitian.Cara
yang digunakan untuk menentukan informasi tersebut maka penulis menggunakan
“purposive sampling”, yaitu teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika
peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan
sampelnya (Arikunto, 2009, h. 128).
Berdasarkan purposive sampling atau sampling tujuan, maka yang menjadi
informan bagi penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Direktur utama PDAM 1 orang
2. Kepala Seksi Produksi 1 orang
3. Kepala Seksi Perencanaan & Pengawasan PDAM 1 orang
4. Masyarakat Kecamatan Johan Pahlawan 16 orang
Berdasarkan data di atas ada beberapa jumlah informan dalam penelitian
ini, jumlah informan tersebut di atas bersifat sementara, jika hasil penelitian yang
diperoleh ketika wawancara antara informan satu dengan yang lainnya dan
22
peneliti menemukan titik kejenuhan dalam penelitian ini, maka jumlah informan
tersebut di atas dapat mewakili dari hasil penelitian yang peneliti lakukan.
3.4 Teknik Analisa Data
Di dalam penelitian ini, data yang telah dikumpulkan akan dianalisa secara
kualitatif yakni data yang diperoleh akan dianalisis dalam bentuk kata-kata lisan
maupun tulisan. Teknik ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang umum
dan menyuluruh dari obyek penelitian. Serta hasil-hasil penelitian baik dari hasil
studi lapangan maupun studi literatur untuk kemudian memperjelas gambaran
hasil penelitian.
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
kedalam pola, katagori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis kerja (Moleong,2002: h.103). Analisis data
menggunakan metode deskriptif kualitatif, di mana pembahasan penelitian serta
hasilnya diuraikan melalui kata-kata berdasarkan data empiris yang diperoleh.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kualitatif, maka
analisis data yang digunakan non statistik.
Menurut Miles, (2007: h.15-19) “Analisis data dalam penelitian kualitatif
berlangsung secara interaktif, di mana pada setiap tahapan kegiatan tidak berjalan
sendiri-sendiri. Meskipun tahap penelitian dilakukan sesuai dengan kegiatan yang
direncanakan. Akan tetapi kegiatan ini tetap harus dilakukan secara berulang
antara kegiatan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data serta verifikasi
atau penarikan suatu kesimpulan”. Untuk menganalisis data dalam penelitian ini,
digunakan langkah-langkah atau alur yang terjadi bersamaan yaitu pengumpulan
23
data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau alur verifikasi
data.
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan data kasar yang muncur dari catatan-catatan yang
tertulis di lapangan (Miles dan Huberman,2007: h.17). Reduksi data ini bertujuan
untuk menganalisis data yang lebih mengarahkan, membuang yang tidak perlu
dan mengorganisasikan data agar diperoleh kesimpulan yang dapat ditarik atau
verifikasi. Dalam penelitian ini, proses reduksi data dilakukan dengan
mengumpulkan data dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi kemudian
dipilih dan dikelompokkan berdasarkan kemiripan data.
2. Penyajian Data
Menurut Miles dan Huberman (2007: h.18) “penyajian data adalah
pengumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan”. Dalam hal ini, data yang telah
di kategorikan tersebut kemudian di organisasikan sebagai bahan penyajian data.
3. Verifikasi Data dan Penarikan Kesimpulan
Verifikasi data adalah sebagian dari suatu kegiatan utuh, artinya makna-
makna yang muncul dari data telah disajikan dan diuji kebenarannya,
kekokohannya dan kecocokannya (Miles dan Huberman, 2007: h.19). Penarikan
kesimpulan berdasarkan pada pemahaman terhadap data yang disajikan dan dibuat
dalam pernyataan singkat dan mudah dipahami dengan mengacu pada pokok
permasalahan yang diteliti.
24
Menurut Miles dan Huberman, (2007: h.36) ada tiga komponen analisis
yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Aktivitas ketiga
komponen dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data
sebagai suatu proses siklus. Peneliti hanya bergerak di antara tiga komponen
analisis tersebut sesudah pengumpulan data selesai pada setiap unitnya dengan
memanfaatkan waktu yang masih tersisa dalam penelitian ini. Untuk lebih
jelasnya proses analisis interaktif dapat di gambarkan dalam skema sebagai
berikut:
Sumber : Miles dan Huberman (2007 h: 36)
3.5 Pengujian Kredibilitas Data
Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian
kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan
ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, dan
member check. Pengujian kredibilitas data digunakan untuk mendapatkan data
yang lebih mendalam mengenai subjek penelitian (Sugiyono, 2007, h: 270).
1. Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan perlu dilakukan karena berdasarkan
pengamatan yang telah dilakukan, dirasakan data yang diperoleh masih kurang
memadai. Menurut Moleong, (2002: h.327) perpanjangan pengamatan berarti
peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data
Sajian Data Pengumpulan Data
Reduksi Data Penarikan
Kesimpulan/verifikasi
25
tercapai. Dalam pengumpulan data, pengamatan yang dilakukan tidak hanya
dilakukan dalam waktu yang singkat melainkan memerlukan perpanjangan
pengamatan dengan keikutsertaan pada lata penelitian. Perpanjangan pengamatan
yang dilakukan peneliti adalah dengan sering melakukan hubungan interaksi
dengan masyarakat dan aparat gampong serta sering melakukan pengamatan di
lapangan.
2. Peningkatan Ketekunan
Peningkatan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih
mendalam untuk memperoleh kepastian data. Meningkatkan ketekunan dilakukan
dengan membaca berbagai referensi baik buku maupun dokumen yang terkait
dengan temuan yang diteliti sehingga berguna untuk memeriksa data apakah benar
dan bisa dipercayai atau tidak.
3. Triangulasi
Analisa Triangulasi merupakan suatu metode analisis untuk mengatasi
masalah akibat dari kajian mengandalkan satu teori saja, satu macam data atau
satu metode penelitian saja. (Sugiyono, 2007: h. 225). Triangulasi dapat diartikan
sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara. Menurut
Sugiyono, (2007: h.273) terdapat minimal tiga macam triangulasi, yaitu :
a. Triangulasi sumber data
Pada triangulasi sumber data, data dicek kredibilitasnya dari berbagai
sumber data yang berbeda dengan teknik yang sama misalnya, mengecek
sumber data antara bawahan, atasan dan teman.
b. Triangulasi teknik pengumpulan data
26
Pada triangulasi teknik pengumpulan data, data dicek kredibilitasnya
dengan menggunakan berbagai teknik yang berbeda dengan sumber data
yang sama.
c. Triangulasi waktu pengumpulan data
Pada triangulasi waktu pengumpulan data, data dicek kredibilitasnya
dengan waktu yang berbeda-beda namun dengan sumber data dan teknik
yang sama.
Triangulasi menjadikan data yang diperoleh dalam penelitian menjadi
lebih konsisten, tuntas dan pasti serta meningkatkan kekuatan data (Sugiyono,
2007: h. 241).
4. Pemeriksaan Teman Sejawat
Pemeriksaan teman sejawat dilakukan dengan mendiskusikan data hasil
temuan dengan rekan-rekan sesama mahasiswa maupun teman yang bukan
mahasiswa. Melalui diskusi ini diharapkan akan ada saran atau masukan yang
berguna untuk proses penelitian.
5. Analisis Kasus Negatif
Menurut Sugiyono, (2007: h.275) melakukan analisis kasus negatif berarti
peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang
telah ditemukan.
6. Member Check
Member check atau pengujian anggota dilakukan dengan cara
mendiskusikan hasil penelitian kepada sumber-sumber yang telah memberikan
data untuk mengecek kebenaran data dan interprestasinya.
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskriptif Wilayah Penelitian
4.11 Profil PDAM Tirta Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat pada mulanya mancakup Wilayah Kabupaten Aceh
Jaya dan Kabupaten Nagan Raya serta Kabupaten Simeulu, tetapi pada tahun
2002 terjadi pemekaran menjadi empat Kabupaten, yaitu Kabupaten Aceh Jaya,
Nagan Raya. Siemeulu dan Aceh Barat. Letak kabupaten Aceh Barat berada pada
posisi 01006
- 04
047” Lintang utara dan 95
052 – 96
030” Bujur timur dengan luas
wilayah ± 2.927,95 km2
atau 292,795 ha yang terdiri dari 11 kecamatan, 32
Mukim dan 7 kelurahan dan 314 Desa.
Batas wilayah Administrasi Kabupaten Aceh Barat sebagai berikut:
Disebelah utara berbatasan dengan kabupaten Aceh Jaya dengan
Kabupaten Pidie
Disebelah timur berbatasan dengan kabupaten Aceh Tengah dan
Kabupaten Nagan Raya,
Disebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia,
Disebelah Barat berbatasan dengan kabupaten Aceh Jaya.
Kabupaten Aceh Barat yang terletak disebelah barat pada propinsi NAD
ini terdiri dari 11 kecamatan, yang meliputi 32 mukim, 7 kelurahan dan 314 Desa.
Kecamatan Johan Pahlawan yang mempunyai kelurahan, dari 11 kecamatan yang
terdapat dikabupaten Aceh Barat, daerah terluas adalah kecamatan Sungai Mas,
dengan luas wilayah sebesar 864,77 km2
disusul oleh kecamatan kaway XVI
27
28
seluas 510,18 km2 dan kecamatan pante cereumen seluas 490,25 dan yang
terendah adalah kecamatan Johan Pahlawan dengan luas Wilayah 44,91 km2.
PDAM Tirta Meulaboh Terbentuk Berdasarkan peraturan Daerah
kabupaten Aceh Barat No 11 tahun 1993, tentang Pendirian Perusahaan Daerah
Air Minum Tirta Meulaboh. Dalam pelaksanaan operasinya saat ini PDAM Tirta
Meulaboh dipimpin oleh satu orang Direktur yang di bantu oleh 2 kepala bagian,
yaitu kepala bagian Teknik dan kepala bagian administrasi dan keuangan, jumlah
total personil PDAM Tirta Meulaboh saat ini adalah 36 orang.
Sumber air yang digunakan pada sistem pelayanan terletak dilapang yang
melayani wilayah kecamatan johan pahlawan. Rantau panjang untuk melayani
kecamatan mereubo dan sekitarmya dan bereugang melayani kecamatan kaway
XVI. Pengambilan Air tersebut untuk system pelayanan 3 instalasi pengolahan,
sumber air baku dengan kuantitas yang mencukupi. Infrastruktur pelayanan Air
bersih yang ada saat ini mencakup sumber Air (sungai), bangunan sadap (intake),
pemompaan, WTP dan jaringan distribusi, Dari 3 Instalasi yang ada, saat ini unit
instalasi yang beroperasi secara kontinyu adalah WTP Lapang, karena unit
instalasi rantau panjang baru selesai rehabilitasi belum beroperasi secara normal
dan WTP kaway XVI tidak beroperasi karena ada kerusakan komponen pada
WTP. Semua sumber air baku berasal dari air permukaan, karena potensi sumber
air yang ada adalah air permukaan. Debit air kedua sangat cukup besar, serhingga
masih berpotensi bila dijadikan sumber air baku untuk pengembangan.
Berikut ini merupakan Visi dan Misi dari PDAM Tirta Meulaboh :
VISI
- Pelayanan Prima Sehat dan Mandiri
29
Misi
- Meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan
- Meningkatkan efisiensi dan penagihan
- Menurunkan Kehilangan air
- Meningkatkan Profesionalisme dan kesejahteraan
- Memberikan Kontribusi dalam Pembangunan
Pada tahap pertama dilakukan analisis tentang perusahaan yang
menyangkut kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Berdasarkan hasil
analisis tersebut ditetapkan strategi, sasaran utama dan program yang diperlukan
sesuai dengan posisi perusahaan saat ini untuk mewujudkan Misi Utama PDAM
perusahaan.
Jumlah pelanggan pada PDAM Tirta Meulaboh setiap tahunnya berfariasi,
berikut ini merupakan data hasil rekapitulasi pelanggan PDAM Tirta Meulaboh
dari tahun 2010 – 2014 seperti yang tercantum pada tabel di bawah ini
Tabel 4.1 Rekapitulasi pelanggan PDAM Tirta Meulaboh
No Tahun Jumlah
Pelanggan
1 2010 4891
2 2011 5007
3 2012 5524
4 2013 4752
5 2014 4967
Sumber : Data dari PDAM Tirta Meulaboh Gambar : Hasil Olah Data Peneliti
Berdasarkan data di atas menunjukkan adanya penurunan pelanggan
semenjak 2 tahun terahir, pada tahun 2010-2012 pelanggan PDAM Tirta
Meulaboh terus meningkat, untuk tahun 2013-2014 adanya penurunan pelanggan
PDAM Tirta Meulaboh.
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
1 2 3 4 5
Tahun
Jumlah Pelanggan
2010 2011 2012 2013 2014
30
4.2 Hasil Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelasakan pada bagian
sebelumnya PDAM Tirta Meulaboh telah banyak kehilangan air, adapun
berdasarkan misi dari PDAM Tirta Meulaboh menyebutkan menurunkan
kehilangan air, meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan, meningkatkan
efisiensi dan penagihan serta memberikan kontribusi dalam pembangunan.
Kemudian penulis mendapatkan kesempatan melakukan penelitian untuk
mengetahui lebih dalam mengenai bagaimana penerapaan manajemen PDAM
Tirta Meulaboh terhadap kepuasan pelanggan.
Dari penelitian dilapangan, penulis mengajukan beberapa pertanyaan
berdasarkan pedoman wawancara kepada para responden yang telah ditentukan
sebelumnya. Dari hasil penelitian dan wawancara tersebut penulis dapat
mengetahui bagaimana penerapan manajemen PDAM Tirta Meulaboh terhadap
kepuasan pelanggan.
Berikut ini adalah hasil penelitian lapangan yang penulis lakukan, yaitu
dengan memberikan beberapa pertanyaan dan kemudian responden memberikan
jawaban menurut pendapatnya sendiri.
4.2.1 Langkah PDAM Tirta Meulaboh dalam Memberikan Kepuasan
Kepada Pelanggan
Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah memberikan kepuasan bagi
setiap pelanggan dengan cara memerhatikan dan meningkatkan pelayanan,
sehingga timbul kepuasan bagi pelanggan atau konsumen. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan dilapangan dengan mewawancarai informan
sebelumnya, maka dapat diketahui bahwa ada beberapa langkah dalam
31
memberikan Kepuasan Pelanggan. Sesuai dengan hasil wawancara sebagai
berikut:
Zuardi, selaku Direktur PDAM Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat
mengatakan bahwa:
“Langkah yang pertama adalah membekali pengetahuan para SDM
yang bekerja ditempat ini, supaya dengan adanya ilmu kemudian
timbullah skill atau kemampuan, sehingga setiap karyawan bisa
bekerja di posisi yang tetap sesuai pada struktur, sehingga dengan
Skill tersebut dapat melayani masyarakat sebagai pengguna jasa
PDAM, langkah yang kedua adalah dengan memberikan pelayanan
yang semaksimal mungkin sehingga dapat memuaskan pelanggan,
selanjutnya yaitu petugas PDAM turun kelapangan langsung untuk
mengecek meteran” (Wawancara 19 Oktober 2014).
Said Jauhari, Selak Kepala Seksi Perencanaan dan Pengawasan PDAM
Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat mengatakan bahwa :
“Langkah yang kami tempuh dalam konteks perencanaan dan
pengawasan adalah dengan melakukan pemeliharaan, maksudnya
adalah setiap dari pipa-pipa utama yang menghubungkan kesetiap
gampong atau desa khusunya di Johan Pahlawan setiap bulan kami
lakukan pengecekan sehingga dengan melakukan pengecekan
tersebut, kami bisa tau jika ada pipa bocor atau tersumbat sehingga
air tidak lancar, ini dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan, kami
setiap bulan selalu mengecek meteran disetiap rumah warga dengan
begitu setiap ada keluhan dari pelanggan bisa disampaikan kepada
petugas kami” (Wawancara 18 Oktober 2014).
Gempar Amkes, Kepala Seksi Produksi WTP PDAM Lapang mengatakan
bahwa :
“Tentunya setiap perusahaan ingin memberikan hasil yang terbaik
untuk pengguna atau pemakai khususnya air bersih ini, kami telah
melakukan pelayanan dengan prima karena air yang kami
distribusikan itu setiap harinya 17.000 kubik selama 24 jam non
stop itu adalah salah satu langkah yang kami lakukan untuk
meningkatkan kepuasana pelanggan” (Wawancara 23 Oktober
2014).
Berdasarakan petikan hasil wawancara di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa ada beberapa langkah yang dilakukan dalam meningkatkan kepuasan
32
pelanggan antara lain yaitu dengan membekali SDM atau karyawan dengan
pengetahuan sehingga dengan hal tersebut menumbuhkan kemampuan atau Skill
dari setiap karyawan, langkah kedua adalah melakukan kegiatan pemeliharaan
sehingga dengan kegiatan tersebut pelanggan dapat menikmati jasa yang diberikan
oleh PDAM Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
4.2.2 Kotak Saran Sebagai Media untuk Menerima Kritik dan Saran dari
Pelanggan Terhadap Keluhan Pelanggan
Kepuasan pelanggaan dapat diukur dengan metode sistem keluhan dan
saran, yang artinya setiap konsumen yang berorientasi pada konsumen perlu
memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para konsumen untuk
menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan mereka. Adapun media yang
digunakan bisa berupa kotak saran untuk menampung saran dari pada pelanggan,
sehingga perusahaan akan mengetahui lebih jauh tentang apa kebutuhan dan
keinginan masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
dilapangan dengan mewawancarai informan sebelumnya, ,maka dapat diketahui
bahwa tidak ada media yang mewadahi konsumen untuk memberikan kritk dan
saran serta keluh kesah pelanggan, Sesuai dengan hasil wawancara sebagai berikut
Zuardi, selaku Direktur PDAM Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat
mengatakan bahwa “Untuk sementara ini kami belum memiliki media kotak
saran, bila ada keluhan dari pelanggan dapat disampaikan langsung kepada
karyawan kami, dengan begitu kami akan mengevaluasi kritik dan saran dari
konsumen demi memuaskan kepuasan pelanggan” (Wawancara tanggal 18
Oktober 2014).
33
Said Jauhari, Selak Kepala Seksi Perencanaan dan Pengawasan PDAM
Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat mengatakan bahwa :
“Kami tidak memiliki media kotak saran, apabila pelanggan tidak
puas dengan kinerja ataupun pelayanan kami, maka dapat
disampaikan langsung dengan menjumpai karyawan, ataupun
ketika petugas lapangan kami melakukan survey meteran maka
dapat disampaikan kepada petugas kami” (Wawancara tanggal 18
Oktober 2014).
Gempar Amkes, Kepala Seksi Produksi WTP PDAM Lapang mengatakan
bahwa :
“Dikantor PDAM WTP Lapang kami tidak memiliki media kotak
saran sebagai sarana masyarakat untuk memberikan kritik dan
saran, tetapi kami langsung mendengarkan keluhan dari pelanggan
langsung, secara tatap muka langsung, dan kami jelaskan kepada
pelanggan tersebut seperti contoh dulu ada yang menanyakan
kenapa air sering mati? Dan saya jelaskan penyebabnya,
(Wawancara 23 Oktober 2014).
Berdasarkan hasil petikan wawancara di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa belum adanya sarana atau media kotak saran, yang dimiliki oleh
perusahaan dengan demikian pelanggan dapat memberikan keluhan dengan cara
memberitahukan langsung kepada petugas lapangan ataupun dengan cara
memberitahukan langsung kepada karyawan yang berada dikantor terhadap
keluhan dalam pelayanan.
4.2.3 Pelayanan Maksimal dari PDAM Tirta Meulaboh
Pelayanan merupakan bagian dari pada manajemen, karena tujuan akhir
dari pada manajemen adalah untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan,
khususnya untuk PDAM Tirta Meulaboh cara yang digunakan untuk mencapai
tujuan salah satunya adalah dalam bentuk pelayanan, karena sesuai dengan visinya
yaitu pelayanan yang prima. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
dilapangan dengan mewawancarai informan sebelumnya, maka dapat diketahui
34
bahwa pihak dari PDAM Tirta Meulaboh telah melaksanakan pelayanan seoptimal
mungkin. Sesuai dengan hasil wawancara sebagai berikut :
Zuardi, selaku Direktur PDAM Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat
mengatakan bahwa “Kami telah memberikan pelayanan semampu kami
semaksimal mungkin, tetapi walaupun ada sedikit kesana-kesini kekurangan itu
wajar, karena semua perusahan juga memiliki kekurangan tidak 100% pelayanan
bisa diterapkan sepenuhnya tentunya masih ada sedikit kekurangan” (Wawancara
18 Oktober 2014).
Said Jauhari, Selak Kepala Seksi Perencanaan dan Pengawasan PDAM
Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat mengatakan bahwa “PDAM Tirta
Meulaboh tentunya telah memberikan pelayanan seoptimal mungkin, namun kami
akui masih adanya sedikit gannguan yang menyebabkan pelanggan kurang puas,
seperti air yang keluar sewaktu-waktu keruh, air mati, tapi kami sedang berupaya
untuk mencegah hal tersebut terjadi lagi” (Wawancara 18 Oktober 2014).
Gempar Amkes, Kepala seksi Produksi WTP PDAM Lapang mengatakan
bahwa:
“Untuk pelayanan secara administrasi mungkin itu lebih
kekantornya langsung di jalan Purnama, sya disini khusus lebih ke
pompa air, mungkin bentuk pelayanan yang maksimal dan optimal
yang kamilakukan disini adalah mengontrol pipa-pipa sehingga
tidak bocor, melihat dilapangan secara langsung untuk mencegah
pencurian air sehingga dapat menggangu pendistribusian air kepada
pelanggan secara langsung. (Wawancara 23 Oktober 2014).
Berdasarkan petikan hasil wawancara di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa pelayanan telah diberikan dengan semaksimal mungkin, akan tetapi masih
ada sedikit kekurangan yang menyebabkan kepuasan pelanggan terhadap
pelayanan menjadi berkurang, adapun pihak terkait telah berupaya untuk
35
mencegah dan memperbaiki kekurangan sehingga pelayanan yang diberikan dapat
dirasakan oleh pelanggan secara optimal.
4.2.4 Cara Mengatasi Hilangnya Air di PDAM Tirta Meulaboh
Kapasitas produksi PDAM Tirta Meulaboh WTP Lapang 80 ltr/detik
tetapi pada sistem pendistribusian air masih kehilangan air rata-rata 47,95% dan
cakupan pelayanan 39,06% kondisi ini masih dibawah ideal yaitu kehilangan air
<20 dan cakupan pelayanan > 60%. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan dilapangan dengan mewawancarai informan sebelumnya, ,maka dapat
diketahui bahwa pihak dari PDAM Tirta Meulaboh telah melakukan pencegahan
terjadinya kehilangan air. Sesuai dengan hasil wawancara sebagai berikut :
Zuardi, selaku Direktur PDAM Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat
mengatakan bahwa:
“Untuk sekarang ini kita telah mengevaluasi penyebab kehilangan
air, antara lain yaitu pencurian air ataupun adanya yang memakai
atau menyambungkan pipa terselubung kerumah-rumah warga
secara illegal, selanjutnya terjadi karena kebocoran pipa, kami dari
pihak PDAM Tirta Meulaboh telah melakukan upaya-upaya untuk
mencegah terjadinya kehilangan air dengan cara melakukan
pengecekan kesetiap rumah apakah mereka memakai air secara
legal atau illegal, kemudian kami memeriksa pipa-pipa sehingga
tidak terjadi kebocoran” (Wawancara 18 Oktober 2014).
Said Jauhari, Selak Kepala Seksi Perencanaan dan Pengawasan PDAM
Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat mengatakan bahwa :
“PDAM Tirta Meulaboh melakukan pencegahan terjadinya
kehilangan air dengan cara yaitu melakukan kegiatan perawatan
secara rutin yaitu melihat di titik-titik mana saja yang
menyebabkan kebocoran pipa sehingga air hilang, kemudian
mengecek ke setiap meteran rumah pelanggan, apakah mereka
memakai secara resmi atau tidak” (Wawancara 18 Oktober
2014).
36
Gempar Amkes, Kepala seksi Produksi WTP PDAM Lapang mengatakan
bahwa:
“Cara mengatasi hilangnya air seperti yang saya katakan tadi, kami
sebagai petugas mensurvey kesetiap aliran pipa yang berada
dikecamatan johan pahlawan, untuk melihat kerumah masyarakat
apakah teridentifikasi mencuri air atau tidak, bahkan kami banyak
memotong pipa dari masyarakat yang mencuri air. Tetapi untuk
saat ini saya rasa masih banyak yang mencuri air, dan kami juga
merawat pipa-pipa sehingga tidak bocor. Saya rasa itulah langkah
yang kami lakukan salah satunya dengan terjun langsung
kelapangan. (Wawancara 23 Oktober 2014).
Berdasarkan hasil petikan wawancara di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa memang telah terjadi kehilangan banyak air yang seharusnya
pendistribusiannya sampai kepada pelanggan, adapu upaya-upaya yang telah
dilakukan untuk mencegah kehilangan air dengan cara, melakukan kegiatan
perawatan pipa-pipa sehingga pipa tidak bocor, melakukan pengecekan meteran
kesetiap rumah-rumah pelanggan untuk melakukan survey terhadap meteran
apakah meteran tersebut legal atau illegal sehingga air tidak dicuri.
4.2.5 Kendala yang Dihadapi dalam Memberikan Pelayanan
Pada tahap pelaksanaan pelayanan tentu tidak semua aturan pelayanan
dapat diterapkan dengan sempurna, di dalam sebuah pelayanan tentu ada kendala
yang dihadapi antara perusahaan dan konsumen atau pelanggan. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah peneliti lakukan sebelumnya, maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat beberapa kendala dalam pelayanan. Berikut ini merupakan petikan
wawancara denga pihak yang terkait.
Zuardi, selaku Direktur PDAM Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat
mengatakan bahwa, kendala yang kami hadapi untuk saat ini mungkin adalah
keluhan masyarakat terhadap sering matinya air, air yang keluar keruh, ini
37
merupakan kendala bagi kami, untuk pelayanan dalam bentuk administrasi kita
tidak memiliki kendala (Wawancara 18 Oktober 2014).
Said Jauhari, Selak Kepala Seksi Perencanaan dan Pengawasan PDAM
Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat mengatakan bahwa, kendala kami adalah
kami kekurangan karyawan dibidang lapangan, karena proses perawatan pipa-pipa
itu sangat banyak sedangkan tenaga karyawan kami terbatas, sehingga bila pipa
bocor jelas akan menggangu kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang kami
berikan (Wawancara 18 Oktober 2014).
Gempar Amkes, Kepala seksi Produksi WTP PDAM Lapang mengatakan
bahwa:
“Kendala yang kami hadapi dalam memberikan pelayanan adalah
kami kekurangan tenaga kerja, kemudian apabila lamu mati
otomatis lampu mati karena gendset yang kami miliki sangat
terbatas mengingat tahan gendset pun sudah hampir uzur saya rasa
itulah kendala yang kami rasakan untuk saat ini dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat. (Wawancara 23 Oktober 2014).
Berdasarkan hasil petikan wawancara di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa, ada beberapa kendala yang ditemukan dalam pelayanan antara lain yaitu
minimnya karyawan sehingga membuat pelayanan menjadi terganggu, air yang
keluar keruh sehingga tingkat kepuasan pelanggan menurun karena pelayanan
yang kami berikan terdapat kendala.
4.2.6 Bagaimana PDAM Tirta Meulaboh menerapkan Planing, Organizing,
Actuanting, Controling dalam mencapai tujuan
Manajemen dapat diartikan sebagai alat untuk mencapai tujuan melalui
orang lain. Manajemen dapat diartikan pula sebagai proses dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian untuk mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan sebelumnya, maka dapat
38
disimpulkan bahwa ada beberapa cara yang ditempuh oleh PDAM Tirta Meulaboh
dalam mencapai tujuan. Berikut ini merupakan petikan wawancara denga pihak
yang terkait.
Zuardi, selaku Direktur PDAM Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat
mengatakan bahwa:
“Saya selaku direktur PDAM Tirta Meulaboh, selalu mengingatkan
kepada karyawan bahwa tujuan kami disini adalah untuk
memberikan pelayanan yang prima sesuai dengan visi dan misi dari
PDAM, cara yang dapat ditempuh yaitu melalui merencanakan
bahwasanya PDAM ini mempunyai perencanaan yaitu untuk
membuat pelayanan yang prima disegala hal terkait masalah
PDAM, kemudian PDAM ini terorganisir segala bidang sesuatu
telah ditempati oleh orang-orang yang ahli dibidangnya sehingga
mempermudah jalannya roda perusahaan ini, pengawasan yaitu
kami mengawasi setiap kegiatan yang dilakukan sehingga dengan
adanya pengawasan maka akan menciptakannya Pelayanan yang
optimal sesuai dengan visi dari PDAM Tirta Meulaboh ini yaitu
untuk memberikan pelayanan yang prima” (Wawancara 18 Oktober
2014).
Said Jauhari, Selak Kepala Seksi Perencanaan dan Pengawasan PDAM
Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat mengatakan bahwa :
“Khususnya dibidang perencanaan dan pengawasan memang
kami telah menerapkan proses manajemen, mulai dari
merencanakan bagaimana langkah-langkah yang kami tempuh
untuk memuaskan pelanggan khususnya terhadap hilangnya air,
melakukan pengawasan yaitu dengan cara merawat pipa-pipa
sehingga tidak bocor sehingga yang paling diutamakan adalah
kepuasan pelanggan, dengan cara kami memberikan pelayanan
yang prima” (Wawancara 18 Oktober 2014).
Gempar Amkes, Kepala seksi Produksi WTP PDAM Lapang mengatakan
bahwa “Mengenai proses perencanaan, pengawasan dan sebagainya, kami tiap
bulan merawat pipa-pipa ini merupakan bagian dari pengawasan sehingga tidak
mengganggu kenyamanan pelanggan bila pipa bocor, yang jelas kami
melaksanakan tugas kami sebagai mana fungsinya kami disini itu saja menurut
saya. (Wawancara 23 Oktober 2014).
39
Berdasarkan hasil petikan wawancara di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa PDAM Tirta Meulaboh telah menerapkan Planing, Organizing, Actuating,
Controling, artinya proses kegiatan manajemen PDAM Tirta Meulaboh telah
diterapkan dengan tujuan akhir yaitu mencapai tujuan dari pada visi dan misi
PDAM Tirta Meulaboh.
4.2.7 Hubungan Komunikasi Antara Petugas dan Pelanggan dalam
Memberikan Kepuasan Pelanggan
Interaksi meurpakan proses atau kegiatan yang selalu dilakukan oleh
karyawan PDAM dengan pelanggan PDAM. Interaksi yang baik tidak terlepas
dari pada bagaimana komunikasi yang baik dari pihak PDAM dalam memberikan
pelayanan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan sebelumnya,
maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan komunikasi antara karyawan
dengan pelanggan PDAM. Berikut ini merupakan petikan wawancara denga pihak
yang terkait.
Zuardi, selaku Direktur PDAM Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat
mengatakan bahwa, saya selalu mengingatkan kepada rekan kerja saya untuk
ramah terhadap pelanggan, dengan cara tegur, sapa, senyum, dengan begitu akan
membuat pelanggan menjadi ramah, baru mulai komunikasi yang baik dan sopan,
karena kepuasan pelanggan adalah nilai sempurna bagi kami (Wawancara tanggal
18 Oktober 2014).
Said Jauhari, Selak Kepala Seksi Perencanaan dan Pengawasan PDAM
Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat mengatakan bahwa :
“Khusus untuk petugas lapangan, saya selalu memberikan
pengarahan kepada bawahan saya supaya ketika berhadapan
dengan pelanggan dirumah pelanggan, bersikap sopan dengan
pelanggan, minta izin kepada pelanggan untuk melihat meteren,
sampaikan kepada pelanggan apakah ada keluhan terhadap
40
pelyanan dari PDAM, sehingga dengan begitu kita dapat
mengetahui keluhan pelanggan secara langsung” (Wawancara
18 Oktober 2014).
Gempar Amkes, Kepala seksi Produksi WTP PDAM Lapang mengatakan
bahwa:
“Hubungan yang baik selalu kami terapkan dengan pelanggan
artinya kami sebagai pelayan dari masyarakat memberikan layanan
seoptimal mungkin, jika ada masyarakat yang bertanya mengenai
permasalahan air atau PDAM, kami selalu jelaskan dengan baik
sehingga memberikan rasa kepuasan kepada masyarakat.
(Wawancara 23 Oktober 2014).
Berdasarkan hasil petikan wawancara di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa hubungan komunikasi yang baik awali dari tegur, senyum, sapa, dengan
begitu segala keinginan dan keluhan dari pelanggan dapat sampaikan degan baik
karena komunikasi yang disampaikan jelas.
4.2.8 Pelayanan Terhadap Penyediaan Pendistribusian Air Bersih
Sumber air yang digunakan pada system pelayanan terletak dilapang yang
melayani wilayah kecamatan Johan Pahlawan. Rantau panjang untuk melayani
kecamatan mereubo dan sekitarmya dan bereugang melayani kecamatan kaway
XVI. Pengambilan Air tersebut untuk system pelayanan 3 instalasi pengolahan.
sumber air baku dengan kuantitas yang mencukupi. Infrastruktur pelayanan Air
bersih yang ada saat ini mencakup sumber Air (sungai), bangunan sadap (intake),
pemompaan, WTP dan jaringan distribusi, Dari 3 Instalasi yang ada, Saat ini unit
instalasi yang beroperasi secara kontinyu adalah WTP Lapang, karena unit
instalasi rantau panjang baru selesai rehabilitasi belum beroperasi secara normal
dan WTP kaway XVI tidak beroperasi karena ada kerusakan komponen pada
WTP. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan sebelumnya, berikut ini
merupakan petikan wawancara dengan pihak yang terkait.
41
Syamsidar, warga Gampong Drien Rampak mengatakan bahwa,
pendistribusian air memang sampai kerumah saya, tetapi saya tetapi saya tidak
bisa menikmati pelayanan pendistribusian air yang diberikan oleh PDAM, karena
air tidak 24 jam hidup (Wawancara tanggal 25 Oktober 2014).
Sudirman, warga Gampong Gampa mengatak bahwa, pelayanan terhadap
penyedian air bersih, seperti yang sudah-sudah saya nikmati air memang keluar,
biasanya air yang keluar bersih, dan air yang keluar keruh pun sering, air sering
mati dari pada hidupnya, pendistribusian memang sampai kerumah saya tetapi
itulah masalahnya air keruh dan sering mati (Wawancara tanggal 25 Oktober
2014).
Faridah, selaku warga Lapang mengatakan bahwa, “Pendistribusian air
kalau menurut saya banyak matinya dari pada hidupnya, air yang keluar berfariasi
mungkin hari ini memang lagi berseih, biasanya juga air yang keluar keruh”
(Wawancara tanggal 25 Oktober 2014).
Rusli, selaku warga Blang Beurandang mengatakan bahwa:
“Pendistribusian air bersih kalau menurut saya memang ada tetapi
masalahnya adalah air sering mati, kalau begini terus-terusan saya
berniat untuk memasang sumur bor, karena jujur saya katakana
ketika saya sedang butuh air, airnya mati, biasanya air hidup sekitar
jam-jam pagi atau subuh, tetapi untuk siang ataupun sore biasanya
hidup juga tetapi sering mati” (Wawancara tanggal 25 Oktober
2014).
Mustafa, selaku warga Leuhan mengatakan bahwa, “Pendistribusian air
bersih sudah bisa keluarga kami rasakan, tetapi yang menjadi pertanyaan saya
adalah air yang didistribusikan mengapa harus air keruh, sedangkan saya bayar air
tersebut” (Wawancara tanggal 25 Oktober 2014).
42
Fajrul Agus Mulyadi, selaku warga Seuneubok mengatakan bahwa,
“Alhamdulillah pendistribusian air bersih yang dilakukan oleh PDAM telah dapat
saya rasakan, ya air yang keluar tidak selamanya bersih” (Wawancara tanggal 25
Oktober 2014).
Nurdin, selaku warga Ujong Baroh mengatakan bahwa, “PDAM kita itu
aneh, entah bagaimana cara mendistribusikan air bersih, yang keluar malah air
keruh, memang air mengalir kerumah saya dan saya akui air keluar biasanya
bersih tapi ada juga yang keluar keruh” (Wawancara tanggal 25 Oktober 2014).
Gambar : Air Keruh salah satu rumah warga
Afri Yani, selaku warga mengatakan bahwa, “Pipa air kecil sehingga air
yaang keluar lama, pipa pembagian NGO pasca Stunami kenapa tidak
dimanfaatkan, supaya dapat bermanfaat” (Wawancara tanggal 20 Agustus 2015).
Samsuar, selaku warga Ujong Kalak mengatakan bahwa, “Pendistribusian
air tidak 24 jam dapat dinikmati, biasanya saya kalau pagi menghidupkan air
menampung untuk keperluan sampai sore hari, karena air sering mati”
(Wawancara tanggal 25 Oktober 2014).
Zubaidah, selaku warga Pasar Aceh pelanggan mengatakan bahwa:
43
“Pendistribusian air yang diberikan oleh PDAM memang sudah
bisa saya rasakan, tetapi saya kurang puas dengan pelayanan
tersebut karena air sering mati dan keruh, saya sering tidak
memiliki air karena sumur saya airnya warna kuning tidak layak
untuk dipakai ditambah lagi PDAM airnya sering hidup mati”
(Wawancara tanggal 26 Oktober 2014).
Iliyas, selaku warga Drien Rampak mengatakan bahwa, “Pendistribusian
air sepertinya semacam sesuka hati PDAM, biasanya hidup biasanya mati”
(Wawancara tanggal 26 Oktober 2014).
Aziz, selaku warga Rundeng mengatakan bahwa, “Pendistribusian air
kalau menurut saya memang sudah dilakukan dan air yang keluar juga bersih”
(Wawancara tanggal 25 Oktober 2014)
Berdasarkan hasil petikan wawancara di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa PDAM Tirta Meulaboh sudah melakukan pelayanan pendistribusian air
bersih, tetapi mayoritas jawaban masyarakat yang menjadi pelanggan PDAM
mengatakan air yang keluar biasanya keruh dan air sering mati sehingga membuat
tingkat kepuasan pelanggan menjadi menurun.
4.2.9 Kepuasan Pelanggan Terhadap Pendistribusian Air Bersih
Kepuasan pelanggan merupakan respon pelanggan terhadap ketidak
sesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja actual yang
dirasakannya setelah pemakaian. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan
sebelumnya, berikut ini merupakan petikan wawancara denga pihak yang terkait.
Syamsidar, warga Gampong Drien Rampak mengatakan bahwa, saya
belum merasa puas dengan cara pendistribusian air yang diberikan oleh PDAM,
seharusnya air dapat dinikamati selama 24 jam, kapan dibutuhkan oleh
masyarakat (Wawancara tanggal 25 Oktober 2014).
44
Sudirman, warga Gampong Gampa mengatak bahwa, jika dikatakan puas
tidak puas, ya harus puas dari pada memang sama sekali tidak ada air”
(Wawancara tanggal 25 Oktober 2014).
Faridah, selaku warga Lapang mengatakan bahwa, pendistribusian air yang
diberikan oleh PDAM, tidak sesuai dengan uang tagihan air yang saya bayarkan,
air jarang keluar, tapi bayarnya kok mahal, saya kurang puas dengan pelayanan
pendistribusian air (Wawancara tanggal 25 Oktober 2014).
Rusli, selaku warga Blang Beurandang mengatakan bahwa, saya kecewa
dengan PDAM, jika dalam bulan ini air masih seperti ini, sumur bor saya buat
terus (Wawancara tanggal 25 Oktober 2014).
Mustafa, selaku warga Leuhan mengatakan bahwa, syukuri saja apa yang
ada, mau bersih atau keruh yang penting air ada (Wawancara tanggal 25 Oktober
2014).
Fajrul Agus Mulyadi, selaku warga Seuneubok mengatakan bahwa:
“Jika dilihat dengan pelayanan pendistribusian air bersih, saya
kecewa dengan pelayanan yang diberikan mengapa saya katakana
demikian, karena air merupakan kebutuhan yang sangat penting,
bila air sering mati dan keruh bagaimana nasib masyarakat yang
tidak memiliki sumur, seharusnya ini menjadi tolak ukur bagi
PDAM untuk mencegah hal ini kembali terjadi” (Wawancara
tanggal 25 Oktober 2014).
Nurdin, selaku warga Ujong Baroh mengatakan bahwa, pendistribusian air
sudah sampai kerumah saya, tapi saya kecewa dengan pendistribusian tersebut
karena air sering mati (Wawancara tanggal 25 Oktober 2014).
Samsuar, selaku warga Ujong Kalak mengatakan bahwa, bagaimana mau
merasa puas, bila air yang keluar sering mati (Wawancara tanggal 25 Oktober
2014).
45
Zubaidah, selaku warga Pasar Aceh mengatakan bahwa, air sumur saya
kuning, air dari PDAM biasanya mati, terpaksa saya memakai air sumur, saya
tidak merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh PDAM (Wawancara
tanggal 26 Oktober 2014).
Iliyas, selaku warga Drien Rampak mengatakan bahwa, bila dikatakan
puas, saya kurang merasa puas karena seperti yang saya katakana tadi air yang
keluar kadang keruh, memang pendistribusian air telah bisa saya nikmati
(Wawancara tanggal 26 Oktober 2014).
Aziz, selaku warga Rundeng mengatakan bahwa, kepuasan itu ketika air
yang keluar bersih dan air tidak mati (Wawancara tanggal 25 Oktober 2014)
Syarifah, selaku warga Kuta Padang mengatakan bahwa, bila dilihat dari
pelayanan pendistribusian air yang diberikan oleh PDAM Saya tidak merasa puas
karena air sering mati (Wawancara tanggal 27 Oktober 2014).
Salamah, selaku warga Lapang mengatakan bahwa, “Pelayanan
pendistribusian PDAM Tirta Meulaboh sangat mengecewakan bagi saya air sering
mati” (Wawancara tanggal 27 Oktober 2014).
Usman, selaku warga Lapang mengatakan bahwa, “Pelayanan
pendistribusian air bersih bagi saya tidak memuaskan meunyo ta eu kagleh Ie
krung Meureubo ngon Ie ped (kalau kita perhatikan sudah bersih air sungai dari
pada air PDAM)” (Wawancara tanggal 27 Oktober 2014)
Berdasarkan hasil petikan wawancara di atas dengan informan maka, dapat
disimpulkan bahwa masyarakat sebagai pelanggan merasa tidak puas terhadap
pelayanan pendistribusian air bersih yang didistribusikan, karena air yang keluar
46
biasanya keruh dan air sering mati sehingga membuat pelanggan merasa kecewa
dengan pelayanan pendistribusian air bersih yang didistribusikan oleh PDAM.
4.2.10 Petugas Lapangan PDAM
Untuk mengoptimalkan pelayanan maka dibutuhkan pelayanan tambahan
supaya kepuasan pelanggan menjadi meningkat terhadap pelayanan, ada beberapa
karyawan yang bertugas dilapangan untuk mensurvey atau mengecek meteran air
di rumah pelanggan. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan sebelumnya,
berikut ini merupakan petikan wawancara dengan pihak yang terkait.
Syamsidar, warga Gampong Drien Rampak selaku mengatakan
bahwa“Petugas dari PDAM dulu ada mampir ke rumah saya untuk mencatat
meteren air, air tapi hanya untuk mencatat masalah meteren air saja” (Wawancara
tanggal 25 Oktober 2014).
Sudirman, warga Gampong Gampa selaku mengatak bahwa, “Setau saya
petugas PDAM tidak pernah mencatat meteran di rumah saya, meteren airnya saja
sudah tenggelam di dalam tanah” (Wawancara tanggal 25 Oktober 2014).
Faridah, selaku warga Lapang mengatakan bahwa, “Ada petugas PDAM
yang mencatat meteren, tapi saya tidak tau apa guna untuk di catat, pada waktunya
nanti juga saya bayar juga air yang sudah saya pakai” (Wawancara tanggal 25
Oktober 2014).
Rusli, selaku warga Blang Beurandang mengatakan bahwa, “Ya, petugas
lapangan dari PDAM memang ada kerumah saya untuk mencatat meteran air,
saya juga sempat berbincang-bincang dan saya sampaikan keluhan saya kepada
petugas lapangan tersebut tentang pelayanan pendistribusian air bersih, ya tapi
47
tidak ada hasil masih sama seperti dulu air tetap sering mati” (Wawancara tanggal
25 Oktober 2014).
Mustafa, selaku warga Leuhan mengatakan bahwa, “Saya tidak tau itu,
entah ada atau tidak petugas lapangan ke rumahs saya, mungkin ketika petugas
lapangan kerumah saya, saya tidak berada dirumah, meteran air memang berada di
dekat pintu rumah saya” (Wawancara tanggal 25 Oktober 2014).
Fajrul Agus Mulyadi, selaku warga mengatakan bahwa, “Petugas lapangan
yang saya ketahui memang ada, ketika itu petugas lapangan Cuma meminta izin
kepada saya untuk mencatat meteren dan mendokumentasikannya, entah untuk
apa saya tidak tau secara pastinya” (Wawancara tanggal 25 Oktober 2014).
Nurdin, selaku warga Ujong Baroh mengatakan bahwa, “Saya tidak tau
masalah petugas lapangan, entah ada entah tidak dia mencatat meteran dirumah
saya” (Wawancara tanggal 25 Oktober 2014)
Samsuar, selaku warga Ujung Kalak mengatakan bahwa, “Dulu ada
petugas lapangan, sudah lama sekali, tapi untuk sekarang tidak ada petugas
lapangan yang mengecek meteren air (Wawancara tanggal 25 Oktober 2014)
Zubaidah, selaku warga Pasar Aceh mengatakan bahwa:
“Ya ada petugas lapangan yang dating kerumah saya dulu, dan saya
pernah menyampaikan keluh kesah saya terhadap pelayanan yang
diberikan oleh PDAM, dan petugas lapangan tersebut cuman
menjawab saya tidak tau ibuk, kalau mau informasi lebih lanjut
silahkan ke kantornya, saya cuman bertugas untuk
mendokumentasikan meteren dan mencatat meteran” (Wawancara
tanggal 26 Oktober 2014).
Iliyas, selaku warga Drien Rampak mengatakan bahwa, “Petugas lapangan
ada kerumah tapi sudah beberapa bulan ini tidak terlihat petugas lapangan”
(Wawancara tanggal 26 Oktober 2014).
48
Aziz, selaku warga Rundeng mengatakan bahwa, “Petugas lapangan
memang ada, untuk melakukan servey mencatat dan mendokumentasikan foto
meteren air” (Wawancara tanggal 25 Oktober 2014)
Syarifah, selaku warga Kuta Padang mengatakan bahwa, “Memang ada
petugas lapangan, tetapi untuk apa dicatat catat saja meteren jika akhirnya airnya
sering mati juga”(Wawancara tanggal 27 Oktober 2014)
Usman, selaku warga Gampa mengatakan bahwa, “Petugas lapangan yang
mencatat meteren air dirumah saya memang ada, tetapi hanya sebatas mencatat
saja, saya tidak mengerti untuk apa itu” (Wawancara tanggal 27 Oktober 2014).
Salamah, selaku warga Lapang mengatakan bahwa, “Meteran air sudah
berkarat, dulu memang ada mereka foto-foto meteran air di halaman rumah saya
tetapi sekarang tidak ada lagi” (Wawancara tanggal 27 Oktober 2014).
Berdasarkan hasil petikan wawancara di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa petugas bagian lapangan memang sudah melaksanakan tugasnya, akan
tetapi mereka hanya sebatas mencatat dan mendokumentasikan foto saja, ketika
sebagian informan menyampaikan keluhan kepada petugas lapangan kemudian
petugas lapangan menyarankan untuk menyampaikan keluhan ke kantor PDAM
Tirta Meulaboh.
4.2.11 Cara Pendaftaran Berlangganan Jasa PDAM Tirta Meulaboh
PDAM Tirta Meulaboh merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
perairain khususnya pendistribusian air bersih, untuk menggunakan jasa PDAM
maka ada mekanisme untuk mendaftarkan diri sebagai calon pengguna PDAM
Tirta Meulaboh. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan sebelumnya,
berikut ini merupakan petikan wawancara denga pihak yang terkait.
49
Syamsidar, warga Gampong Drien Rampak mengatakan bahwa, “Dulu
adanya pencatatan, kemudian ditawarkan oleh pihak PDAM untuk mendapatkan
jasa dari PDAM” (Wawancara tanggal 25 Oktober 2014).
Sudirman, warga Gampong Gampa mengatak bahwa, “Pihak PDAM pergi
kegampong kami untuk melakukan survey, kemudian baru ditawarkan kepada
masyarakat untuk pemakaian jasa dari PDAM, kemudian kami menyerahkan KTP
saya sudah lupa lagi apa-apa syarat detailnya karena sudah lama sekali”
(Wawancara tanggal 25 Oktober 2014).
Faridah, selaku warga Lapang mengatakan bahwa, “Pendaftaran dilakukan
dikantor PDAM dengan mengisi formulir, melampirkan KTP, KK serta
membayar uang pendaftaran sekitar satu juta lebih dulu” (Wawancara tanggal 25
Oktober 2014).
Rusli, selaku warga Blang Beurandang mengatakan bahwa, “Ketika
berlangganan cara mekanisme pendaftaran diri untuk memakai jasa PDAM itu
dilakukan dikantor PDAM dengan mengisi formulir serta membayar administrasi”
(Wawancara tanggal 25 Oktober 2014).
Mustafa, selaku warga Leuhan mengatakan bahwa, “Untuk berlanggan
jasa PDAM, maka harus mendaftarkan diri terlebih dahulu ke kantor PDAM
kemudian disana akan diisi form pendaftarn atau formulir KK,KTP” (Wawancara
tanggal 25 Oktober 2014).
Fajrul Agus Mulyadi, selaku warga Seuneubok mengatakan bahwa,
“Membayar administrasi satu juta seratus, dengan menyerahkan KK dan KTP
Kemudian mengisi formulir untuk berlanggganan PDAM” (Wawancara tanggal
25 Oktober 2014).
50
Nurdin, selaku warga Ujong Baroh mengatakan bahwa, “Sudah lama
sekali saya berlangganan, saya kurang tau bagaimana dulunya mekanisme karena
istri saya yang mengurusi dahulu” (Wawancara tanggal 25 Oktober 2014)
Berdasarkan hasil petikan wawancara di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa cara untuk mendapatkan jasa dari PDAM Tirta Meulaboh adalah dengan
mendaftarkan diri sebagai calon pengguna dengan mengisi formulir pendaftaran,
melampirkan kartu keluargan dan kartu tanda penduduk, serta membayar uang
pemasangan sebesar Rp. 1.100.000. cara yang lain adalah petugas melakukan
survey ke gampong-gampong kemudian menawarkan jasa perusahaan.
4.2.12 Kendala dalam Pendistribusian Air Bersih Menurut Pelanggan
Pelayanan yang baik adalah pelayanan yang hasil akhirnya dinilai oleh
para pengguna jasa atau pelanggan, dengan menilai pelayanan tersebut baik atau
tidak, ataupun tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan tersebut
mengecewakan atau tidak, hasil akhir dari pelayanan dinilai dari pelanggan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan sebelumnya, maka dapat
disimpulkan pendistribusian air bersih masih terdapat kendala dalam
pendistribusiannya yang dilakukan oleh pihak PDAM Tirta Meulaboh, berikut ini
merupakan petikan wawancara denga pihak yang terkait.
Syamsidar, warga Gampong Drien Rampak mengatakan bahwa, “Kendala
yang dihadapi adalah air sering mati, mungkin karena debit kehilangan air akibat
pipa air yang bocor” (Wawancara tanggal 25 Oktober 2014).
Sudirman, warga Gampong Gampa mengatak bahwa, “Kendalanya adalah
air yang keluar itu keruh seperti air sirup ABC” (Wawancara tanggal 25 Oktober
2014).
51
Faridah, selaku warga Lapang mengatakan bahwa, “Kendala yang
dihadapi mungkin karena curah hujan yang tinggi makanya air menjadi keruh,
kemudian pipa-pipa dari PDAM banyak yang bocor makanya berimbas pada
sering matinya air” (Wawancara tanggal 25 Oktober 2014).
Rusli, selaku warga Blang Beurandang mengatakan bahwa, “Kendala
utama yang dihadapi dalam pendistribusian air adalah air yang keluar keruh”
(Wawancara tanggal 25 Oktober 2014).
Mustafa, selaku warga Leuhan mengatakan bahwa, “Air keruh, kemudian
hidupnya air sebentar saja kemudian mati lagi, ini merupakan kendala mengapa
bisa terjadi hal seperti ini” (Wawancara tanggal 25 Oktober 2014).
Fajrul Agus Mulyadi, selaku warga Seuneubok mengatakan bahwa,
“Kendala dalam pendistribusian air yaitu air yang didistribusikan keruh, padahal
PDAM menyediakan air yang bersih yang keluar kok air keruh” (Wawancara
tanggal 25 Oktober 2014).
Nurdin, selaku warga Ujong Baroh mengatakan bahwa, “Kendalanya yaitu
air sering mati dari pada hidupnya” (Wawancara tanggal 25 Oktober 2014)
Samsuar, selaku warga Ujong Kalak mengatakan bahwa, “Ada beberapa
kendala dalam pendistribusian air, yang pertama adalah air yang keluar keruh,
yang kedua pipa bocor, adanya pencurian air yang dilakukan oleh oknum
masyarakat sehingga menggangu pelayanan pendistribusian kepada pelanggan”
(Wawancara tanggal 25 Oktober 2014)
Zubaidah, selaku warga Pasar Aceh mengatakan bahwa, “Mungkin
kendalanya adalah air yang keluar itu keruh, air hidup hanya di jam-jam tertentu
biasanya pagi waktu hidup air” (Wawancara tanggal 26 Oktober 2014).
52
Iliyas, selaku warga Drien Rampak mengatakan bahwa, “Kendala utama
bagi saya adalah air hidupnya kenapa tidak 24 jam?” (Wawancara tanggal 26
Oktober 2014).
Aziz, selaku warga Rundeng mengatakan bahwa, “Mungkin kendalanya
adalah air yang keluar keruh tapi tidak selamanya keluar keruh, banyak juga yang
keluar bersih” (Wawancara tanggal 25 Oktober 2014)
Syarifah, selaku warga Kuta Padang mengatakan bahwa, “Air sering mati,
kalau bisa air itu hidup selama seharian penuh jadi ketika dibutuhkan bisa
dinikmati”(Wawancara tanggal 27 Oktober 2014)
Usman, selaku warga Gampa mengatakan bahwa, “Pengalaman saya, saya
pernah mendapatkan air tapi airnya bercampur dengan sedikit pasir kecil-kecil
keruh” (Wawancara tanggal 27 Oktober 2014).
Salamah, selaku warga Lapang mengatakan bahwa, “Kendala dalam
pendistribusian air adalah ketika sampai kepada kami pelanggan air yang keluar
itu keruh tetapi tidak berbau” (Wawancara tanggal 27 Oktober 2014).
Berdasarkah hasil petikan wawancara di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa menurut pelanggan kendala yang dihadapi oleh pelanggan adalah air yang
sampai kepada pelanggan keruh cenderung tidak bersih, air tidak dapat dinikmati
selama 24 jam karena air sering mati sehingga ini menjadi warning bagi
perusahaan untuk mencegah kejadian tersebut sehingga tidak merugikan
pelanggan dan perusahaan.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan Visi dan Misi PDAM Tirta Meulaboh memiliki tujuan dalam
roda perusahaan, tujuannya antara lain untuk meningkatkan pelayanan prima sehat
53
mandiri, meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan, meningkatkan efisiensi
dan penagihan, menurunkan kehilangan air, meningkatkan profesionalisme dan
kesejahteraan, memberikan kontribusi dalam pembangunan.
Menurut Buchari Alma (2004 : h.49) “Distribusi termasuk aktifitas dari
perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan sampai kepada konsumen
yang tentunya hal ini berbeda dengan situasi yang terjadi”
Pada PDAM Tirta Meulaboh yang berdasarkan hasil penelitian dari
pelanggan. Pelanggan belum merasa puas terhadap pelayanan pendistribusian air
bersih, karena hasil yang didapatkan oleh pelanggan adalah air yang tidak sesuai
dengan visi yaitu memberikan pelayanan yang prima sehat dan mandiri, air yang
tidak bisa dinikmati selama 24 jam, air keruh dan sering mati inilah yang menjadi
faktor ketidakpuasan pelanggan terhadap pendistribusian air bersih.
Demikian juga hanya mengenai manajemen pelayanan sebagaimana yang
dikemukakan oleh George R.Terry dalam Firdaus (2008 : h.23) “Manajemen
adalah sebuah proses yang khas yang terdiri dari kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, menggerakkan dan pengawasan yang dilaksanakan untuk
menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditetapkan dengan bantuan
manusia dan sumberdaya lainnya. Kemudian manajemen dapat diartikan pula
sebagai alat untuk mencapai tujuan melalui orang lain”, hal ini tentu saja masih
tidak sesuai dengan pelaksanaannya di PDAM Meulaboh.
PDAM Tirta Meulaboh telah berusaha menerapkan manajemen yang
meliputi planning, organizing, actuating, dan controlling, proses manajemen
diranah pertama sekali yaitu menentukan perencanaan yaitu merencanakan suatu
proses atau kegiatan yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah disepakati
54
bersama yaitu meningkatkan pelayanan yang prima sehat dan mandiri, kemudian
proses organizing yaitu bersama-sama bekerja dalam mencapai tujuan dari pada
pelaksanaan pelayanan yang prima sehat dan mandiri, kemudian ada proses
pengarahan fungsi pengarahan yaitu untuk menggerakkan pelaksanaan dari
kegiatan-kegiatan fungsi perencanaan dan pengorganisasian, serta pengawasan
yaitu mengawasi setiap karyawan terkait kinerja karyawan dalam memberikan
pelayanan kepada pelanggan dengan acuan memberikan pelayanan yang prima
sehat dan mandiri. Untuk sistem pendaftaran sebagai calon pengguna jasa
perusahaan sudah diterapkan dengan bagus yakni dengan 2 cara yaitu, melakukan
survey ketiap-tiap gampong kemudian menawarkan jasa penggunaan air bersih
dan cara yang kedua adalah dengan cara menunggu dikantor untuk pelanggan
yang ingin berlangganan dapat menghubungi langsung kekantor bila ingin
memakai jasa perusahaan.
PDAM Tirta meulaboh telah mendistribusikan air bersih kepada
pelanggan, pendistribusian air bersih rata-rata disalurkan 17.000 kubik perhari.
Adapun cara pendistribusian air dilakukan dengan menghidupkan mesin pompa
air untuk didistribusikan kepada pelanggan atau pengguna jasa dari PDAM selama
24 jam nonstop, permasalahan yang terjadi adalah air sering mati, penyebab
utamanya terjadi karena pemakai atau pelanggan yang berada dekat dengan mesin
pompa air yang berada diwilayah lapang banyak menghidupkan air keran,
sehingga masyarakat yang berada diwilayah ujung seperti kota padang dan
sebagainya sering mendapatkan air apabila pengguna atau pemakai air dilapang
sedikit menghidupkan air, yang kedua adalah karena pipa bocor, yang ketiga
adalah pencurian air, kesalahan awal adalah masyarakat yang berada dilapang
55
seharusnya jarak 1 km dari wta lapang tidak melakukan tapping dari pipa utama.
Sehingga masyarakat yang diujung kurang mendapatkan pendistribusian air
bersih.
Kendala saat ini yang dihadapi oleh pihak PDAM Tirta Meulaboh adalah
kasus kehilangan air yang dapat merugikan, air yang keluar keruh sehingga
tingkat kepuasan pelanggan terhadap jasa menjadi menurun, air tidak dapat
dinikmati selama 24 jam, karena air sering mati, PDAM Tirta Meulaboh harus
segera mengevaluasi masalah-masalah ataupun kendala yang dihadapi demi
meminilimasir tingkat kerugian. Kekurangan dari pada perusahaan adalah tidak
memiliki kotak saran sebagai wadah dari pada menampung aspirasi pelanggan,
biasanya pelanggan yang menyampaikan keluh kesahnya langsung menyampaikan
kepada petugas lapangan yang melakukan survey meteran dan dokumentasi
meteran kerumah pelanggan, ada juga yang menyampaikan keluhan pelanggan
terhadap pelayanan yang diberikan oleh PDAM Tirta Meulaboh secara Face to
Face sehingga menjadi nilai minus bagi pelanggan karena dilihat oleh pelanggan
lain.
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan tentang Analisis
Penerapan Manajemen PDAM Tirta Meulaboh Terhadap Kepuasan Pelanggan,
maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Sistem pendistribusian air bersih pada PDAM Tirta meulaboh kepada
pelanggan rata-rata disalurkan 17.000 kubik perhari. Adapun cara
pendistribusian air dilakukan dengan menghidupkan mesin pompa air
untuk didistribusikan kepada pelanggan atau pengguna jasa dari PDAM
selama 24 jam nonstop, permasalahan yang terjadi adalah air sering mati,
penyebab utamanya terjadi karena pemakai atau pelanggan yang berada
dekat dengan mesin pompa air yang berada diwilayah lapang banyak
menghidupkan air keran, sehingga yang berada agak jauh dari PDAM
sedikit mendapatkan air, yang kedua adalah karena pipa bocor, yang ketiga
adalah pencurian air.
2. Manajemen pelayanan tata cara pendaftaran calon pelanggan yaitu dengan
cara melakukan survey yang dilakukan oleh petugas kemudian baru
menawarkan kepada masyarakat yang berada di wilayah survey untuk
ditawarkan menjadi pelanggan pengguna jasa PDAM Tirta Meulaboh.
PDAM Tirta Meulaboh telah berusaha menerapkan manajemen yang
meliputi planning (perencanaan), organizing (organisasi), actuating
(pelaksanaan), dan controlling (pengawasan), proses manajemen yaitu
menentukan perencanaan dalam suatu proses atau kegiatan yang bertujuan
56
57
untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama yaitu meningkatkan
pelayanan yang prima sehat dan mandiri. Manajemen pelayanan masih
belum optimal bila dilihat dari segi actuating pendistribusian air yang
tidak lancar, dan controlling terhadap pencurian air yang dilakukan
masyarakat.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah peneliti lakukan, penulis dapat
memberikan saran antara lain yaitu :
a. Saran untuk PDAM Tirta Meulaboh
1. Petugas lapangan harus sering-sering terjun kelapangan untuk
melakukan dan melaksanakan perawatan pipa-pipa sehingga pipa tidak
bocor, dan mencegah terjadinya penculikan air.
2. Sediakanlah kotak saran sebagai media untuk menyampaikan aspirasi
pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan oleh PDAM Tirta
Meulaboh.
3. Segera evaluasi masalah yang ada seperti air yang keluar keruh, air
sering mati, sehingga dapat menurunkan tingkat kepuasan pelanggan.
b. Saran untuk pelanggan PDAM Tirta Meulaboh
1. Apabila pelanggan tidak puas dengan pelayanan yang diberikan oleh
PDAM Tirta Meulaboh maka sampaikanlah keluhan anda langsung
kepada karyawan PDAM Tirta Meulaboh.
2. Apabila air yang keluar masih keruh, tuntutlah untuk mendistribusikan
air yang bersih, karena visi dari PDAM Tirta Meulaboh adalah
memberikan pelayanan yang prima, sehat dan mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Ari Nugroho, 2009. Anaslisis Tingkat Kepuasan Pelanggan Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Tirta PAKUAN Bogor. Skripsi. Program
Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Ardian, Ayub Sani. 2007. Persepsi Masyarakat Terhadap Birokrasi Dalam
Peningkatan Pelayanan Publik di PDAM Kabupaten Grobogan Tahun
2005-2007 (Studi Analisis Kualitas Pelayanan Birokrasi yang Ditinjau dari
Azas Pelayanan Publik yang Berkualitas)
Barata, Atep. 2004. Dasar-dasar Pelayanan Prima. Elex Media Komputindo.
Jakarta.
Firdaus, M. 2008, Manajemen Agribisnis. Bumi Aksara. Jakarta.
Kasmir, 2006. Manajemen Perbankan. PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta
Kotler, dkk. 2005. Dasar-dasar pemasaran¸ PT Indeks Kelompok Gramedia.
Jakarta.
Manullang, 2002. Dasar-dasar Manajemen, Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Mardalis, 2008. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Bumi Aksara.
Jakarta.
Miles, Huberman, 1992. Analisis Data Kualitatif. Remaja Rosdakarya.
Moleong, J Lexy, 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakrya.
Bandung.
Moenir 2001. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Bumi Aksara. Jakarta
Narkubo, Achmadi. 2004. Metodologi Penelitian, Bumi Aksara. Jakarta
Soehartono, Irawan. 2008, Metode Penelitian Sosial. PT Remaja Rosdakarya.
Subana, Sudrajat. 2005. Dasar-dasarpenelitianilmiah. Pustaka Setia. Bandung
Sugiyono, S. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & R.
Bandung: Alfabeta
Sukandarrumidi, 2008. Dasar-Dasar Penulisan Proposal Penelitian (petunjuk
praktis untuk peneliti pemula). Gadjah Mada University press.
Sumarwan, U. 2004. Perilaku Konsumen. Ghalia Indonesia. Bogor
Tjiptono Fandy,2000. Strategi Pemasaran, Andi. Yogyakarta
Umar, Husein. 2003. Studi Kelayakan Bisnis; Teknik Menganalisis Kelayakan
Rencana Bisnis Secara Komprehensif, edisi 2, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta