analisis layanan file transfer protocol pada perbandingan
TRANSCRIPT
Analisis Layanan File Transfer Protocol pada Perbandingan IPv4, IPv6,
dan Tunneling 6over4 Berbasis Router menggunakan Interface Ethernet
Artikel Ilmiah
Peneliti :
Swana Prima Talenta (672015149)
Indrastanti Ratna Widiasari
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Agustus 2019
Analisis Layanan File Transfer Protocol pada Perbandingan IPv4,
IPv6, dan Tunneling 6over4 Berbasis Router menggunakan
Interface Ethernet
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Peneliti:
Swana Prima Talenta (672015149)
Indrastanti Ratna Widiasari
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Agustus 2019
Analisis Layanan File Transfer Protocol pada Perbandingan IPv4,
IPv6, dan Tunneling 6over4 Berbasis Router menggunakan
Interface Ethernet
1)Swana Prima Talenta, 2)Indrastanti Ratna Widiasari
Fakultas Teknologi Informasi,
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: 1)[email protected], 2)[email protected]
Abstract
FTP is a media used to tranfer file using IP. The application of IPv4 will cause a problem when
the IP is continuously being used. Therefore the IPv6 is designed in order to overcome the limited amount of IPv4. Besides, the other way to implement IPv6 which can pass through
routing IPv4 is by using tunneling 6over4 by transfer time, transfer speed, and checksum, parameter. Hence, we can conclude that the FTP service on tunneling 6over4 configuration
has an excellent quality compare to the IPv4 and IPv6 configuration as it has the lowest transfer
time value, highest transfer speed, and checksum file is not corrupt which make faster the transfer file process.
Keywords: File Transfer Protocol (FTP), IPv4, IPv6, Tunneling 6over4
Abstrak
File Transfer Protocol (FTP) merupakan media yang digunakan untuk proses transfer file
menggunakan Internet Protocol (IP). Penggunaan Internet Protocol Versi 4 (IPv4) akan
mengalami masalah terkait dengan jumlah IP jika terus digunakan. Maka dari itu dirancang
Internet Protocol Version 6 (IPv6) untuk mengatasi keterbatasan jumlah IPv4. Masalah lain
cara mengimplementasikan IPv6 agar dapat melewati routing IPv4 dengan menggunakan
tunneling 6over4. Penelitian ini membandingkan layanan FTP pada jaringan IPv4, IPv6, dan
tunneling 6over4 dengan parameter transfer time, transfer speed, dan checksum. Skenario
tunneling 6over4 pada penelitian ini memiliki kualitas yang baik dibandingkan skenario IPv4
dan IPv6 karena memiliki nilai transfer time yang paling kecil, transfer speed yang paling besar,
dan hasil checksum tidak mengalami corrupt file sehingga mempercepat proses transfer file.
Kata Kunci: File Transfer Protocol (FTP), IPv4, IPv6, Tunneling 6over4
1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga 2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
1
1. Latar Belakang
Kebutuhan jaringan era digital ini sudah meningkat tidak hanya lingkup
penggunaan internet saja tetapi juga merambah ke aplikasi yang membutuhkan
jaringan. Saat ini komunikasi banyak yang menggunakan suatu jaringan sebagai
media penunjangnya. Salah satu layanannya yaitu File Transfer Protocol (FTP) [1].
File Transfer Protocol (FTP) merupakan media yang digunakan untuk
melakukan file transfer berukuran besar melalui sebuah jaringan karena media
komunikasi seperti e-mail memiliki keterbatasan untuk file transfer dengan ukuran
besar. FTP menggunakan Internet Protocol (IP) untuk dapat berkomunikasi, dapat
menggunakan Internet Protocol Version 4 (IPv4) atau Internet Protocol Version 6
(IPv6). Karena hal tersebut beberapa perusahaan mengimplementasikan FTP, tetapi
masih banyak yang menggunakan IPv4 [2].
Internet Protocol Version 4 (IPv4) yang berbasis 32 bit mengalami masalah
yang terkait dengan jumlah IP yang hanya dapat menampung 4,3 milyar pengguna
internet. Layanan FTP akan mengalami masalah dengan jumlah IP jika terus
menggunakan IPv4. Maka dari itu dirancang Internet Protocol Next Generation
(IPng) atau biasa disebut Internet Protocol Version 6 (IPv6) berbasis 128 bit yang
dapat mengatasi masalah jumlah pengguna internet Internet Protocol Version 4
(IPv4) [3].
Masalah lain yang timbul adalah bagaimana cara IPv6 dapat berkomunikasi
dengan IPv6 jaringan lain melewati routing IPv4, oleh karena itu dibutuhkan
teknologi untuk IPv6 dapat berkomunikasi dengan IPv4. Beberapa penelitian
menggunakan metode migrasi, yaitu tunneling dan dual-Stack, sehingga IPv4 dan
IPv6 dapat saling berkomunikasi salah satunya dengan tunneling 6over4 [4].
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dianalisis kelebihan dan
kekurangan pada konfigurasi IPv4, IPv6, dan tunneling 6over4 menggunakan
layanan File Transfer Protocol (FTP) berbasis router menggunakan interface
ethernet. FTP termasuk dalam mission crtical, non interactive dan drop insensitive
yang memiliki arti file harus berhasil dikirim tanpa ada kerusakan file walaupun
delay yang dihasilkan tinggi dan tidak sensitif terhadap packet loss, sehingga
parameter yang dianalisis adalah transfer time, transfer speed, dan checksum.
2. Penelitian Terdahulu
Pada penelitian mengenai studi performa migrasi IPv4 ke IPv6 pada metode
tunneling dilakukan untuk mengetahui delay, packet loss, dan throughput dengan
melakukan pengiriman file berukuran 10MB dari komputer satu menuju komputer
lain. Penelitian ini menggunakan emulator GNS3 sebagai salah satu cara
membandingkan jaringan tunneling [4].
Penelitian mengenai analisis performa File Transport Protocol (FTP) pada
perbandingan metode IPv4 Murni, IPv6 Murni, dan tunneling 6to4 berbasis router
Mikrotik. Penelitian ini memiliki tujuan untuk membandingkan performa FTP
2
dengan parameter throughput pada jaringan IPv4, IPv6, dan tunneling 6to4 berbasis
router Mikrotik dengan menggunakan Routing Information Protocol (RIP) [5].
Penelitian lain yang membahas implementasi dan analisis performa layanan
Voice Over Internet Protocol (VoIP) dan video call pada jaringan transisi IPv4 atau
IPv6 dengan metode dual stack dan configured tunneling memiliki tujuan, yaitu
mengimplementasikan mekanisme dual stack dan configured tunneling, dan
dilewatkan layanan VoIP dan video call. Pengukuran Quality of Service (QoS)
diperoleh bahwa layanan VoIP dan video call yang dilewatkan pada jaringan dual
stack cenderung memiliki nilai throughput lebih rendah dibandingkan dengan
mekanisme configured tunneling. Hasil one way delay dan jitter juga demikian,
nilai yang diperoleh oleh mekanisme tunneling cenderung lebih tinggi jika
dibandingkan dengan mekanisme dual stack [6].
Penelitian sebelumnya sudah banyak melakukan analisis performa layanan
VoIP, video call, dan FTP menggunakan jaringan IPv4, IPv6, dan tunneling 6to4
berbasis router Mikrotik. Penelitian kali ini bertujuan melakukan pengujian layanan
FTP pada perbandingan jaringan IPv4, IPv6, dan tunneling 6over4 berbasis router
menggunakan interface ethernet.
File Transfer Protocol (FTP) merupakan protocol yang digunakan untuk
saling bertukar file antar komputer dalam jaringan dengan menggunakan
Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP). FTP pada lapisan
transport menggunakan Transmission Control Protocol (TCP), untuk memastikan
tidak terjadi loss file pada saat pertukaran file. FTP server merupakan penyedia
layanan pertukaran file yang diminta oleh FTP client. FTP client merupakan client
yang meminta ke FTP server untuk melakukan pertukaran file. Cara kerja FTP
adalah FTP client membuka koneksi ke FTP server untuk mengirimkan atau
mengambil file dari FTP server. FTP server menentukan sistem autentikasi berupa
username dan password kepada client, sehingga client berhak mengakses server.
FTP dalam proses transfer file melalui jaringan TCP/IP. Port yang biasa digunakan
FTP adalah port 20 dan 21. Port 20 digunakan untuk transfer data antara client dan
server. Port 21 yang digunakan untuk command port, proses ini adalah menunggu
penerimaan koneksi atau incoming connection dari FTP client. Sebelum melakukan
transfer file, pada FTP akan dilakukan pengkoneksian terlebih dahulu. Port 21,
server akan mendegarkan koneksi yang dikirim oleh FTP client yang kemudian
akan digunakan sebagai port pengatur atau control port yang berfungsi
menghubungkan antara client dan server. Saat control port telah dibuat, maka port
20 pada server akan membuka koneksi baru dengan client untuk proses transfer
file. FTP termasuk dalam mission critical, non interactive dan drop insensitive
kategori Bulk, sehingga file harus berhasil dikirim tanpa ada kerusakan file
walaupun delay yang dihasilkan tinggi dan tidak sensitif terhadap packet loss. FTP
dalam Different Service Code Point (DSCP) termasuk dalam Assured Forwading
11 (AF11), low priority dan low drop tetapi untuk paket FTP yang berlebihan dapat
masuk dalam AF12 atau AF13 low priority high drop kemungkinan untuk packet
loss, tetapi melihat packet loss tidak signifikan. Parameter untuk melakukan analisis
3
pada FTP transfer time yang merupakan total waktu yang dibutuhkan selama proses
transfer file, transfer speed yang merupakan rata – rata kecepatan yang dibutuhkan
selama proses transfer file berlangsung, dan checksum yang digunakan untuk
mendeteksi apakah file yang dikirim mengalami corrupt file atau kesalahan file saat
proses transfer file [5].
Tunneling merupakan suatu metode yang dapat digunakan pada saat IPv4
dan IPv6 yang merupakan dua protocol yang berbeda dapat berkomunikasi.
Mekanisme tunneling merupakan enkapsulasi suatu network protocol ke dalam
delivery protocol yang berbeda sehingga IPv6 dapat berkomunikasi dengan IPv6
melalui jaringan IPv4 atau sebaliknya. Oleh sebab itu tunneling harus membangun
jembatan untuk setiap ujung tunnel, untuk melakukan enkapsulasi paket [6].
Tunneling 6over4 mekanisme yang memungkinkan host IPv6 dapat berkomunikasi
dengan host IPv6 meskipun secara fisik tidak terhubung, dan menggunakan IPv4
multicast domain sebagai virtual local link. Host 6over4 menggunakan alamat IPv4
untuk interface ID [7].
IPv4 adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam
protocol jaringan Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) yang
menggunakan protocol IPv4 yang memiliki panjang 32 bit, dan memiliki alamat IP
hingga 4,3 miliar IP di seluruh dunia. Alamat IPv4 umumnya ditulis dalam notasi
dotted-desimal notation, yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8 bit,
dimana nilainya antara 0 hingga 255. Arsitektur IPv4 menganut konsep classfull
addressing, yaitu pembagian ruang alokasi alamat ke dalam 5 kelas, yaitu kelas A,
B, C, D, dan E. Paket data dikirim dalam bentuk Internet Protocol (IP) dalam
bentuk datagram yang terdiri atas header dan data. IP header pada IPv4 terdiri dari,
version, header length, type of service or diffserv, total length, identifier, flags,
fragment offset, time to live, protocol, header checksum, source address,
destination address, dan option [5].
IPv6 adalah protocol internet versi baru yang di desain sebagai pengganti dari
IPv4. IPv6 memiliki kapasitas alamat 128 bit. IPv6 memiliki tingkat keamanan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan IPv4 karena berada pada level network
layer, sehingga mencakup semua level aplikasi. IP header pada IPv6 terdiri dari
version, priority, flow label, payload length, next header, hop limit, time to live,
protocol, header checksum, source address, dan destion address. Header ini
merupakan penyederhanaan dari header IPv4 dengan menghilangkan bagian yang
tidak diperlukan atau jarang digunakan agar mengurangi beban kerja router dan
menambah bagian yang memberikan dukungan yang lebih baik [5].
Open Shortest Path First (OSPF) merupakan kategori Interior Gateway
Protocol (IGP) yang memiliki kemampuan routing protocol Link State (LS) yang
bersifat terbuka atau didukung berbagai perangkat jaringan. OSPF membagi
jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan ini diwujudkan dengan
menggunakan protocol pengelompokan area. Dengan menggunakan konsep
hierarki routing protocol memungkinkan penyebaran informasi menjadi lebih
4
teratur, sehingga efek yang ditimbulkan adalah bandwidth jaringan lebih efisien,
lebih cepat mencapai konvergensi, dan lebih presisi dalam menentukan rute terbaik
[3].
Transfer time merupakan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
proses transfer file FTP. Transfer time merupakan pembagian dari jumlah data yang
dikirim dengan rata – rata transfer speed yang memiliki satuan seconds. Untuk
mencari nilai transfer time, dapat dilakukan dengan Persamaan 1 [4].
𝑻𝒓𝒂𝒏𝒔𝒇𝒆𝒓 𝒕𝒊𝒎𝒆 = 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐚𝐭𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐤𝐢𝐫𝐢𝐦
𝑻𝒓𝒂𝒏𝒔𝒇𝒆𝒓 𝒔𝒑𝒆𝒆𝒅 (1)
Transfer speed merupakan kecepatan rata – rata yang terjadi ketika proses
transfer file dengan satuan Bytes/seconds (Bps). Transfer speed merupakan
pambagian jumlah data yang dikirim dengan total waktu yang dibutuhkan selama
proses transfer file. Untuk mencari nilai transfer speed, dapat dilakukan dengan
Persamaan 2 [4].
𝑻𝒓𝒂𝒏𝒔𝒇𝒆𝒓 𝒔𝒑𝒆𝒆𝒅 =𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐚𝐭𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐤𝐢𝐫𝐢𝐦
𝑻𝒓𝒂𝒏𝒔𝒇𝒆𝒓 𝒕𝒊𝒎𝒆 (2)
Checksum atau hash sum adalah datum berukuran kecil dari blok data digital
yang digunakan untuk mendeteksi kesalahan pada sebuah file digital. Checksum
tidak hanya digunakan untuk memastikan transmisi bebas korupsi, tetapi juga
memastikan bahwa file belum rusak. Perubahan kecil pada file akan menghasilkan
nilai checksum yang berbeda. Checksum yang paling umum digunakan adalah
Message-Direst Algorithm 5 (MD5) yang memiliki panjang 128 bits dan Secure
Has Algorithm 1 (SHA-1) yang memiliki panjang 160 bits [8].
3. Metodologi Penelitian
Pada penelitian ini dilakukan analisis layanan FTP pada IPv4, IPv6, dan
tunneling 6over4 dengan parameter transfer time, transfer speed, dan checksum.
Pengujian dilakukan dengan cara FTP client melakukan tiga puluh kali download
file berukuran 5MB, 10MB, dan 20MB pada FTP server. Untuk menangkap paket
yang diterima oleh client menggunakan aplikasi Wireshark dan simulasi FTP
menggunakan aplikasi FTP FileZilla Client. Tahap – tahap penelitian dapat dilihat
pada Gambar 1.
5
Gambar 1 Flowchart Penelitian
Tahap identifikasi masalah merupakan identifikasi terkait dengan masalah
yang ada dengan mempersiapkan kebutuhan yang digunakan untuk tahap
perancangan. Tahap perancangan, tahap berikut adalah merancang topologi yang
dibuat untuk pengujian. Tahap Pengujian, tahap ini dilakukan pengujian layanan
FTP pada IPv4, IPv6, dan tunneling 6over4 dengan parameter transfer time,
transfer speed, dan checksum. Tahap analisis merupakan tahap terakhir, yaitu
dilakukan analisis terhadap hasil yang sudah didapat.
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah layanan FTP akan
mengalami masalah dengan jumlah alamat IP jika terus menggunakan IPv4 yang
berbasis 32 bit, oleh sebab itu dibutuhkan IPv6 yang berbasis 128 bit untuk
mengatasi masalah tersebut. Masalah lain yang timbul adalah bagaimana cara
mengimplementasikan layanan FTP IPv6 agar dapat berkomunikasi dengan
layanan FTP IPv6 jaringan lain melewati routing IPv4, maka dibutuhkan tunneling
6over4 untuk dapat berkomunikasi. Berdasarkan identifikasi masalah yang ada,
maka dilakukan dianalisis bagaimana kualitas layanan FTP jika diterapkan pada
IPv4, IPv6, dan tunneling 6over4 dengan parameter transfer time, transfer speed,
dan checksum. Penelitian ini membuat tiga skenario, yaitu skenario konfigurasi
IPv4, skenario konfigurasi IPv6, dan skenario konfigurasi tunneling 6over4 untuk
melakukan analisis kualitas layanan FTP dengan parameter transfer time, transfer
speed, dan checksum. Proses penelitian ini menggunakan aplikasi virtual yaitu,
Graphical Network Simulator 3 (GNS3) untuk emulator router dan Vmware
Workstation untuk emulator server dan client.
Penelitian ini menggunakan jaringan berskala kecil yang digunakan sebagai
uji coba. Gambar 2 memperlihatkan topologi yang diuji terdiri dari satu komputer
client, satu server, dan tiga router. Topologi yang dirancang dengan tiga router juga
memperlihatkan secara jelas perbedaan konfigurasi IPv4, IPv6, dan tunneling
6over4 dibandingkan dengan dua router.
Identifikasi Masalah
Perancangan
Pengujian
Analisis
6
Gambar 2 Topologi Jaringan
Pada proses pengujian client menggunakan sistem operasi Windows 7, RAM
2GB, harddisk 20GB, dan prosesor 1 buah Intel Core i5. Server menggunakan
Ubuntu Server 16.04, RAM 2GB, harddisk 20GB, dan prosesor 1 buah Intel Core
i5. Router menggunakan Alcatel Lucent 7750 SR-12, RAM 2GB, dan memiliki 5
port ethernet. Pengambilan data dilakukan dengan cara download file sebanyak tiga
puluh kali dengan ukuran file 5MB, 10MB, dan 20MB dari server ke client pada
setiap skenario yang memiliki konfigurasi berbeda yaitu, IPv4, IPv6, dan tunneling
6over4. Selama proses pengambilan data, pada sisi client melakukan penangkapan
file yang diterima dari server menggunakan bantuan aplikasi Wireshark dan untuk
proses FTP menggunakan bantuan FTP FileZilla pada client sedangkan untuk
server menggunakan Very Secure FTP Daemon (VSFTPD), dan pengujian ini
termasuk Bulk Data. Dalam pengujian ini terdapat tiga skenario yang diuji yang
memiliki perbedaaan konfigurasi tetapi memiliki topologi yang sama.
Skenario pertama merupakan pengujian konfigurasi IPv4, memperlihatkan
mekanisme topologi jaringan IPv4, semua IP menggunakan IPv4, dan routing
protocol setiap router menggunakan OSPF. Router R1 memiliki 2 interface e2 dan
e5, konfigurasi e2 menghubungkan server, sedangkan e5 menghubungkan ke router
R2. Router R2 memiliki 2 interface e4 dan e5 yang menghubungkan pada router
R1 dan router R3. Router R3 memiliki 2 interface e1 dan e4, e1 menghubungkan
ke sisi komputer client, sedangkan e4 menghubungkan ke router R2. Tabel 1
memperlihatkan alamat IP yang digunakan pada skenario konfigurasi IPv4.
Tabel 1 Alamat IP Skenario IPv4
Perangkat Interface Alamat IP
Router R1
e2 172.16.7.1 /24
e5 10.10.8.1 /30
Router R2 e4 10.10.8.6 /30
e5 10.10.8.2 /30
Router R3 e1 172.16.9.1 /24
e4 10.10.8.5 /30
Server e0 172.16.7.2 /24
Client e0 172.16.9.2 /24
Router server
(R1)
Router penghubung antara
router server dan router
client (R2)
Router client (R3) Client Server
7
Skenario kedua merupakan pengujian konfigurasi IPv6, memperlihatkan
mekanisme topologi jaringan IPv6, semua IP menggunakan IPv6, dan
menggunakan routing protocol OSPF pada setiap router. Router R1 memiliki 2
interface e2 dan e5, konfigurasi e2 menghubungkan server, sedangkan e5
menghubungkan ke router R2. Router R2 memiliki 2 interface e4 dan e5 yang
menghubungkan pada router R1 dan router R3. Router R3 memiliki 2 interface e1
dan e4, e1 menghubungkan ke sisi komputer client, sedangkan e4 menghubungkan
ke router R2. Tabel 2 memperlihatkan alamat IP yang digunakan pada skenario
konfigurasi IPv6.
Tabel 2 Alamat IP Skenario IPv6
Perangkat Interface Alamat IP
Router R1
e2 2001:db8:1:101::1 /64
e5 2001:db8:1:1::1 /64
Router R2 e4 2001:db8:1:2::2 /64
e5 2001:db8:1:1::2 /64
Router R3 e1 2001:db8:1:201::1 /64
e4 2001:db8:1:2::1 /64
Server e0 2001:db8:1:101::2 /64
Client e0 2001:db8:1:201::1 /64
Skenario ketiga merupakan pengujian konfigurasi tunneling 6over4,
memperlihatkan penerapan metode tunneling 6over4 dan diperlihatkan seperti
terowongan. Router R1 dan router R3 memiliki keunikan karena memiliki dua IP
yaitu, IPv4 dan IPv6. IPv6 digunakan untuk menghubungkan ke sisi server atau
client, sedangkan IPv4 digunakan untuk menghubungkan ke sisi router R2. Routing
protocol OSPF digunakan pada router R1 interface e4, router R3 interface e5, dan
router R2. Sedangkan pada router R1 interface e1 dan router R3 interface e1
menggunakan tunneling 6over4. Tabel 3 memperlihatkan alamat IP yang digunakan
pada skenario konfigurasi tunneling 6over4.
Tabel 3 Alamat IP Skenario Tunneling 6over4
Perangkat Interface Alamat IP
Router R1
e1 2001:db8:1:101::1 /64
e4 192.168.10.1 /30
Router R2
e5 192.168.7.2 /30
e4 192.168.10.2 /30
Router R3 e1 2001:db8:1:201::1 /64
e5 192.168.7.1 /30
Server e0 2001:db8:1:101::2 /64
Client e0 2001:db8:1:201::2 /64
Analisis yang dilakukan, membandingkan nilai dengan parameter transfer
time, transfer speed, dan checksum yang diperoleh dari setiap konfigurasi dan dapat
dibandingkan dengan konfigurasi yang lain.
8
4. Hasil dan Pembahasan
Transfer time merupakan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
proses transfer file FTP. Transfer time merupakan pembagian dari jumlah data yang
dikirim dengan transfer speed yang memiliki satuan seconds. Transfer time yang
dihitung hanya paket FTP saja dengan cara melakukan filter TCP protocol pada
WireShark. Untuk IPv4 percobaan 1 dengan ukuran file 5MB, memiliki jumlah data
5000000 Bytes yang dikirim dan memiliki transfer speed 110970.5.6 Bytes/sec
(Bps). Hasil transfer time berdasarkan Persamaan 1 adalah sebagai berikut :
𝑇𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑒𝑟 𝑡𝑖𝑚𝑒 IPv4 5MB percobaan 1 = 5000000
110970.5
= 45.057
Tabel 4 merupakan hasil rata – rata dari tiga puluh kali percobaan setiap
ukuran file pada skenario IPv4, IPv6 dan tunneling 6over4. Ukuran file 5MB pada
tunneling 6over4 lebih kecil 13.5% dari IPv4 dan IPv6 lebih kecil 11% dari IPv4.
Tunneling 6over4 pada ukuran file 10MB lebih kecil 16.5% dari IPv4 dan IPv6
lebih kecil 15.6% dari IPv4. Pada ukuran file 20MB tunneling 6over4 lebih kecil
5% dari IPv4 dan IPv6 lebih kecil 4% dari IPv6. Ukuran file juga mempengaruhi
nilai transfer time, pada penelitian ini semakin besar jumlah data yang akan dikirim
maka semakin besar transfer time. Semakin kecil nilai transfer time maka akan
semakin bagus performa konfigurasi jaringan yang digunakan untuk melakukan
proses transfer file.
Tabel 4 Hasil Transfer Time IPv4, IPv6, dan Tunneling 6over4
Transfer Time (seconds)
File Size IPv4 IPv6 Tunneling 6over4
5MB 46.52983333 41.0499 40.3177
10MB 90.92983333 76.705 75.85086667
20MB 162.9627333 156.1226 154.8009667
IPv4 memiliki nilai transfer time yang tinggi karena pada saat pengiriman
data, IPv4 mengalami TCP Retransmission yang lebih banyak dibandingkan
dengan IPv6 dan tunneling 6over4 dapat dilihat pada Gambar 3. TCP
Retransmission terjadi ketika sender mengirim Acknowledgement (ACK),
Sequence Number (SEQ), dan TCP Segment Len (LEN) yang sama kepada receiver
sehingga mengakibatkan TCP Retransmission.
9
Gambar 3 Capture Wireshark ketika mengalami TCP Retransmission
Transfer speed merupakan kecepatan rata – rata yang terjadi ketika proses
transfer file dengan satuan Bytes/seconds (Bps). Transfer speed yang dihitung
hanya paket FTP saja dengan cara melakukan filter TCP protocol pada WireShark.
Transfer speed merupakan pambagian jumlah data yang dikirim dengan total waktu
yang dibutuhkan selama proses transfer file. Untuk IPv4 percobaan 1 dengan
ukuran file 5MB, memiliki jumlah data 5000000 Bytes yang dikirim dan memiliki
transfer time 45.057 seconds. Hasil transfer speed berdasarkan Persamaan 2 adalah
sebagai berikut :
𝑇𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑒𝑟 𝑠𝑝𝑒𝑒𝑑 IPv4 5MB percobaan 1 = 5000000
45.057
= 110970.5 Bytes/sec
Tabel 5 merupakan hasil rata – rata dari tiga puluh kali percobaan setiap
ukuran file pada skenario IPv4, IPv6 dan tunneling 6over4. Ukuran file 5MB pada
tunneling 6over4 lebih besar 15.69% dari IPv4 dan IPv6 lebih besar 14.03% dari
IPv4. Tunneling 6over4 pada ukuran file 10MB lebih besar 20% dari IPv4 dan IPv6
lebih besar 19.12% dari IPv4. Pada ukuran file 20MB tunneling 6over4 lebih besar
4.74% dari IPv4 dan IPv6 lebih besar 3.05% dari IPv4. Pada penelitian ini ukuran
file tidak mempengaruhi transfer speed.
Tabel 5 Hasil Transfer Speed IPv4, IPv6, dan Tunneling 6over4
Transfer Speed (Bytes/sec)
File Size IPv4 IPv6 Tunneling 6over4
5MB 108190.5593 123376.3069 125165.9551
10MB 110472.5493 131701.5507 132575.092
20MB 124678.8043 128530.0456 130219.2123
Checksum atau hash sum adalah datum berukuran kecil dari blok data digital
yang digunakan untuk mendeteksi kesalahan pada sebuah file digital. Checksum
tidak hanya digunakan untuk memastikan transmisi bebas korupsi, tetapi juga
memastikan bahwa file belum rusak. Perubahan kecil pada file akan menghasilkan
nilai checksum yang berbeda. Dapat dilihat pada Tabel 7 checksum pada penelitian
ini menggunakan MD5 dan memiliki karakter sama persis yang memiliki arti bahwa
file yang dikirimkan tidak mengalami corrupt file atau kesalahan pada file.
10
Tabel 7 Hasil Checksum IPv4, IPv6, dan Tunneling 6over4
Checksum MD5
File Size Server Client
5MB b3215c06647bc550406a9c8ccc3787
56
b3215c06647bc550406a9c8ccc3787
56
10MB 3aa55f03c298b83cd7708e90d289af
bd
3aa55f03c298b83cd7708e90d289af
bd
20MB 9017804333c820e3b4249130fc989e
00
9017804333c820e3b4249130fc989e
00
.
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis layanan FTP pada IPv4, IPv6, dan tunneling
6over4 dapat disimpulkan transfer time skenario IPv4 memiliki nilai yang lebih
besar dibandingkan skenario tunneling 6over4 dan IPv6, karena IPv4 mengalami
TCP Retransmission lebih banyak dibandingkan IPv6 dan tunneling 6over4.
Ukuran file pada penelitian ini tidak mempengaruhi transfer speed dan transfer
speed cenderung stabil pada setiap skenario. Hasil Checksum menggunakan
Message-Direst Algorithm 5 (MD5) menunjukkan bahwa proses transfer file tidak
mengalami kesalahan file atau corrupt file. Dari kesimpulan penelitian ini, skenario
tunneling 6over4 pada penelitian ini memiliki kualitas yang baik dibandingkan
skenario IPv4 dan IPv6 karena memiliki nilai transfer time yang paling kecil,
transfer speed yang paling besar, dan hasil checksum tidak mengalami corrupt file
sehingga mempercepat proses transfer file.
6. Saran
Saran dari penelitian ini, diantaranya menggunakan perangkat router secara
langsung supaya perhitungan lebih akurat dan parameter penelitian lebih banyak
sehingga mendapatkan informasi yang lebih rinci. Penelitian ini juga harap
dilakukan tidak hanya menguji kualitas FTP tapi dapat ditambahakan VoIP atau
streaming.
7. Daftar Pustaka
[1] A. F. Oklilas and B. Irawan, "Implementasi FTP Server Dengan Metode
Transfer Layer Security Untuk Keamanan Transfer Data Menggunakan
Centos 5.8," Jurnal Generic, Vol. 9, No. 2, Issn: 1907-4093, Pp. 348-345,
2014.
[2] E. F. Aufar, D. I. R. Munadi, M. T. and L. V. Yovita, S.T., M.T,
"Implementasi VoIP SIP Menggunakan Datagram Transport Layer," Issn :
2355-9365 E-Proceeding Of Engineering : Vol.2, No.3, P. 7255, 2015.
11
[3] P. Rahmiati, D. Aryanta and T. A. Priyadi, "Perancangan dan Analisis
Perbandingan Implementasi OSPF pada Jaringan IPv4 dan IPv6," Jurnal
Elkomika Itenas, No.1, Vol.2, Pp. 40-52, 2014.
[4] A. R. Mukti and F. , "Studi Performa Migrasi IPv4 ke IPv6 pada Metode
Tunneling," Jutim, Vol 2 No.1, Pp. 44-54, 2017.
[5] S. Wardoyo, T. Ryadi and R. Fahrizal, "Analisis Performa File Transport
Protocol pada Perbandingan Metode IPv4 Murni, IPv6 Murni dan Tunneling
6to4 Berbasis Router Mikrotik," Issn: 2302 - 2949. Vol: 3 No. 2, Pp. 106-117,
2014.
[6] R. F. Zulkarnaen, R. Munadi and T. A. Riza, "Implementasi dan Analisa
Performansi Layanan VoIP dan Video Call Pada Jaringan Transisi IPv4/IPv6
Dengan Metode Dual Stack dan Configured Tunneling," Issn : 2355-9365. E-
Proceeding Of Engineering : Vol.5, No.2, Pp. 2099-2106, 2018.
[7] International Business Machines Corporation, "International Business
Machines Corporation," 15 July 2019. [Online]. Available:
https://www.ibm.com/support/knowledgecenter/en/SSLTBW_2.3.0/com.ib
m.zos.v2r3.hale001/ipv6d0121000298.html.
[8] N. A. Syafitri, A. Maulana and S. L. Putri, "Implementasi Metode RSA dan
MD5 Checksum Application Dalam Kriptografi," Jurnal ICT Learning. Vol.2,
No.2, Pp. 37-47.