analisis lansia terlantar

7
ANALISIS PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL LANSIA TERLANTAR DI KELURAHAN CISARANTEN KULON KECAMATAN ARCAMANIK 2015 Salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial adalah lansia terlantar. Menurut Permensos No. 8 tahun 2012, lanjut usia telantar adalah seseorang yang berusia 60 (enam puluh) tahun atau lebih, karena faktor-faktor tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya. Berikut adalah kriteria lanjut usia terlantar: a. tidak terpenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, dan papan; dan b. terlantar secara psikis, dan sosial. Dari hasil pendataan yang dilakukan oleh praktikan di Kelurahan Cisaranten Kulon terdapat 49 lansia terlantar. Untuk mendapatkan gambaran tentang lansia terlantar, praktikan memilih 10 responden untuk di assesmen. Tabel Data Responden No Inisial Responden Umur 1 M UK 72 2 M NN 73 3 M WW 4 M ES 69 5 M EN 65 6 P CC 70 7 M PR 70

Upload: ahmad-d-karomalloh

Post on 15-Jan-2016

252 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

kesos

TRANSCRIPT

Page 1: analisis lansia terlantar

ANALISIS PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

LANSIA TERLANTAR DI KELURAHAN CISARANTEN KULON

KECAMATAN ARCAMANIK 2015

Salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial adalah lansia terlantar. Menurut

Permensos No. 8 tahun 2012, lanjut usia telantar adalah seseorang yang berusia 60 (enam

puluh) tahun atau lebih, karena faktor-faktor tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan

dasarnya. Berikut adalah kriteria lanjut usia terlantar:

a. tidak terpenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, dan papan; dan

b. terlantar secara psikis, dan sosial.

Dari hasil pendataan yang dilakukan oleh praktikan di Kelurahan Cisaranten Kulon terdapat

49 lansia terlantar. Untuk mendapatkan gambaran tentang lansia terlantar, praktikan memilih

10 responden untuk di assesmen.

Tabel Data Responden

No Inisial Responden Umur

1 M UK 72

2 M NN 73

3 M WW

4 M ES 69

5 M EN 65

6 P CC 70

7 M PR 70

8 M IC 76

9 M YT 60

10 P DD 69

1. Kondisi PMKS

a. Kondisi Fisik

Menjadi lanjut usia menyebabkan kemunduran fungsi tubuh. Sama seperti lansia

lainnya, responden lansia yang di asessmen mempunyai kondisi fisik yang sudah tidak lagi

kuat. Dari 10 responden lansia yang di asessmen, 2 diantaranya mengalami kemunduran

Page 2: analisis lansia terlantar

fungsi tubuh yang cukup signifikan. Seperti M WW yang sudah mulai pikun, mengalami

katarak, dan kaki yang sudah tidak kuat lagi berjalan jauh.

b. Perumahan

Ketelantaran yang dialami lansia bukan hanya dilihat dari dengan siapa ia tinggal,

tetapi juga dilihat dari terpennuhinya kebutuhan dasar lansia tersebut. Dari 10 responden,

6 lansia tinggal dengan keluarganya dan 4 tinggal sendiri. Lansia yang tinggal dengan

keluarganya dianggap terlantar karena keluarga tempat mereka tinggal merupakan

keluarga yang tidak mampu sehingga kebutuhan mereka tetap tidak terpenuhi.

Seperti M PR yang tinggal dengan anaknya yang mengalami gangguan jiwa. Rumah

yang ditinggali merupakan peninggalan orang tua M PR. Sumber air yang digunakan

dirumah dari sumur.

Lansia terlantar yang tinggal sendiri, 3 diantaranya tinggal deket dengan keluarga

mereka. Dari 4, 2 tidak layak huni.

M IC tinggal dirumah yang dipinjamkan oleh seorang dermawan. Kondisi rumah dianggap

tidak layak huni karena rumah tidak mempunyai dapur, sumber air tidak ada. Untuk

keperluan sehari-hari, M IC harus mengangkut air dari rumah tetangganya. Rumah M IC

hanya ada satu lampu yaitu di ruang tamu sekaligus kamar tidur.

P CC,

2. Faktor Penyebab Masalah

Masalah ketelantaran yang dialami lansia terlantar disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu:

a. Kemunduran fisik

Kemunduran fisik atau berkurangnya fungsi organ fungsional tubuh tidak dapat

terelekkan ketika usia bertambah tua. Lansia rentan dengan berbagai penyakit. Hal

yang sama terjadi pada semua responden yang diassesmen. Lansia terlantar di

Kelurahan Cisaranten Kulon secara fisik mengalami berbagai penyakit. Mulai dari

asam urat, sakit kaki, magh, penyakit lambung, dan penyakit lainnya. Kemunduran

fisik dan kerentanan terhadap penyakit menyebabkan lansia tidak dapat melakukan

Page 3: analisis lansia terlantar

aktivitas berat seperti bekerja sehingga lansia hanya bisa tinggal dirumah atau hanya

bisa berjalan disekitar rumah.

b. Tidak bekerja

Lansia bukan merupakan usia yang produktif. Kebanyakan lansia tidak bekerja dan

hanya tinggal dirumah dan menggantungkan hidup pada anak-anak mereka atau

pemberian tetangga. Dari 10 responden lansia, 7 diantarannya tidak bekerja. Hal ini

menyebabkan lansia mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan mereka.

c. Tidak mempunyai keluarga

Salah satu penyebab ketelantaran adalah tidak adanya keluarga yang mengurus lansia.

Ketelantaran menyebabkan lansia harus tinggal sendiri dan menurus dirinya sendiri.

Hal ini dialami oleh Mak IC. Mak IC tinggal sendiri disebuah rumah yang

dipinjamkan oleh seorang dermawan. Mak IC hanya mempunyai seorang keponakan

yang tinggal dan bekerja di Cianjur yang sekali setahun mengunjunginya. Tidak

adanya keluarga yang mengurusinya karena dari 2 kali menikah Mak IC tidak

mempunyai anak. Tidak jauh berbeda dengan Mak IC, Ibu YT juga tidak mempunyai

anak. Tetapi Ibu YT tinggal dengan keponakannya dirumah peninggalan orang

tuanya.

Selain itu, ketelantaran juga disebabkan karena lansia terpaksa harus mengurus

anggota keluarga yang mengalami masalah. Hal ini dialami oleh Mak PY yang harus

mengurus anaknya yang mengalami disabilitas mental.

d. Berasal dari keluarga miskin

Kemiskinan yang mendera keluarga juga menyebabkan lansia menjadi terlantar dan

tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Meskipun lansia tinggal dengan anak dan

keluarga mereka, tetapi keluarga mereka termasuk keluarga yang kurang mampu. Dari

10 responden, 6 diantarannya tinggal dengan anak dan keluarga mereka. Keluarga

lansia adalah keluarga miskin yang bekerja sebagai buruh harian lepas. Sehingga

pemenuhan kebutuhan untuk keluarga juga sulit terpenuhi.

e. Penghasilan yang kurang

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bertahan hidup, seseorang harus bekerja

dan mempunyai penghasilan. Begitu juga dengan lansia. Meskipun sudah tua dan

tubuh sudah renta, lansia terlantar harus menghidupi dirinya agar dapat memenuhi

kebutuhannya. Tiga dari sepuluh responden yang diassesmen bekerja. Pekerjaan

mereka pun serabutan dan tidak tetap. Seperti Mak PY yang bekerja menggulung

Page 4: analisis lansia terlantar

benang jika ada orderan dan Ibu YT yang menjadi buruh tani jika ada yang meminta

bantuan disawah.

Lain halnya dengan Mak IC yang bekerja sebagai buruh tani dan memelihara bebek

milik warga. Dari itu Mak IC mendapatkan upah untuk memenuhi kebutuhan sehari-

harinya.

Penghasilan yang diperoleh dari bekerja jauh dari kata memenuhi kebutuhan.

3. Pelayanan yang sudah diperoleh

No Inisial Responden Pelayanan yang sudah

diperoleh

1 M UK Raskin, PSKS

2 M NN Raskin, PSKS

3 M WW Raskin, PSKS,

Jamkesmas

4 M ES

5 M EN Raskin, PSKS

6 P CC Belum mendapat

pelayanan

7 M PR Raskin

8 M IC Raskin

9 M YT Raskin, PSKS

10 P DD Raskin, PSKS,

Jamkesmas

Pelayanan yang diperoleh lansia terlantar di wilayah Cisaranten Kulon adalah

pelayanan yang sama dengan pelayanan bagi warga miskin. Pelayanan yang diperoleh berupa

bantuan sosial seperti raskin dan PSKS. Dari bantuan yang diperoleh, lansia

Page 5: analisis lansia terlantar

menggunakannya untuk memenuhi keperluan sehari-hari seperti membeli bahan pokok untuk

makan.

Pelayanan lain yang diperoleh adalah Jamkesmas. Meskipun telah mendapat kartu

Jamkesmas, para responden jarang menggunakannya. Seperti Pak DD yang hanya

menggunakan Jamkesmas tahun lalu. Perubahan Jamkesmas menjadi BPJS kesehatan juga

menyebabkan lansia kesulitan mendapatkan pelayanan. Hal ini dirasakan oleh M WW yang

merasa kesulitan mengurus persyaratan administrasi untuk mendapatkan kembali pelayanan

kesehatan bagi lansia.

Lansia yang belum mendapatkan pelayanan mengatasi masalahnya dnegan bekerja

4. Dampak yang ditimbulkan dari masalah yang dialami

5. Dukungan Sosial

Keluarga

Lingkungan

Tokoh Masyarakat

Aparat RT/RW

6. Hambatan yang dialami

7. Harapan PMKS