analisis kualitas air
TRANSCRIPT
-
ANALISIS KUALITAS AIR
Fathul Alim
12/331644/PN/12736
Manajemen Sumberdaya Perikanan
INTISARI
Perairan yang baik merupakan perairan yang tidak tercemar oleh zat-zat yang dapat merusak
ekosistem perairan.kondisi perairan yang kurang baik pada kualitas airnya akan menghambat
pertumbuhan maupun siklus hidup dari organisme yang bersangkutan pada perairan tersebut.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui parameter kualitas air di perairan lentik dan cara
pengukurannya, serta mengetahui hubungan antar parameter fisik, kimia, biologi dalam
kualitas air. Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 2 November 2013 di danau dan kolam
Perikanan Universitas Gadjah Mada. Analisis dilakukan dengan pengukuran parameter fisik
antara lain suhu udara, suhu air, kecerahan, dan TSS. Parameter kimia antara lain DO, CO2
bebas, alkalinitas, BOD0, BOD5, BO, dan pH. Parameter biologi meliputi densitas maupun
diversitas plankton. Pengamatan tiap parameter dilakukan tiap 3 jam dari jam 06.00 18.00
WIB dengan ulangan sebanyak 2 kali. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kualitas air
kolam lebih baik dibandingkan dengan kualitas air danau lembah UGM karena kolam
termasuk perairan yang terkontrol sebagai tempat budidaya ikan dengan pH yang sesuai dan
densitas plankton yang tinggi. Informasi yang didapatkan dapat bermanfaat untuk
pengelolaan sumberdaya dengan mengetahui hubungannya dengan organisme akuatik
sehingga dapat dilakukan pengelolaan secara baik, lestari, dan berkelanjutan.
Kata kunci: Ekosistem, Kualitas, Lestari, Parameter, Pengelolaan
PENDAHULUAN
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak,
bahkan oleh semua makhluk hidup. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus
dilakukan secara bijaksana, dan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun
generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air harus ditanamkan
-
pada segenap pengguna air (Effendi, 2003). Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi,
dengan jumlah sekitar 1368 juta km2 (Angel dan Wolseley, 1992).
Perairan tergenang meliputi danau, kolam, waduk (reservoir), rawa (wetland), dan
sebagainya. Perairan tergenang (lentik), khususnya danau biasanya mengalami stratifikasi
sacara vertikal akibat perbedaan intensitas cahaya dan perbedaan suhu pada kolom air yang
terjadi secara vertikal (Cole, 1988). Parameter-parameter fisika yang biasa digunakan untuk
menentukan kualitas air meliputi cahaya, suhu, kecerahan dan kekeruhan, warna,
konduktivitas, padatan total, padatan terlarut, padatan tersuspensi dan salinitas. Sedangkan
parameter kimia antara lain pH dan asiditas, potensi redoks, oksigen terlarut, karbondioksida,
alkalinitas, kesadahan, dan bahan organik (Effendi, 2003). Kualitas air dapat berkurang
akibat pencemaran. Pencemaran air diakibatkan oleh masuknya bahan pencemar (polutan)
yang dapat berupa gas, bahan-bahan terlarut, dan partikulat (Davis dan Cornwell, 1991).
Pemantauan kualitas air suatu perairan memiliki tiga tujuan utama yaitu environmental
surveillance, establishing water-quality, dan appraisal of resources (Mason, 1993).
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui parameter kualitas air kolam dan danau
serta cara pengukurannya, juga mengetahui hubungan parameter fisik, kimia, biologi dalam
kualitas air. Informasi kualitas air dapat bermanfaat untuk pengelolaan sumberdaya
berdasarkan hubungan dengan organisme yang hidup atau vegetasi akuatik sehingga dapat
dikelola secara tepat guna.
METODOLOGI
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 2 November 2013 di dua tempat yang
berbeda yaitu kolam perikanan dan danau lembah UGM. Alat yang digunakan antara lain
thermometer, secchi disk, botol oksigen, erlenmeyer, gelas ukur, pipet ukur, pipet tetes,
ember, kertas label, sedgwick rafter, kempot, dan jaring plankton. Bahan yang digunakan
antara lain larutan MnSO4, reagen oksigen, H2SO4 pekat, Na2S2O3, 1/50N H2SO4, NaOH,
formalin, indikator PP, indikator MO, dan indikator amilum. Dilakukan pengukuran terhadap
parameter-parameter fisik, kimia, dan biologi suatu perairan. Parameter fisik meliputi suhu
udara, suhu air, kecerahan, dan TSS. Parameter kimia meliputi DO, CO2 bebas, alkalinitas
total, BOD0, BOD5, BO dan pH. Parameter biologi meliputi densitas dan diversitas plankton.
Pengukuran parameter fisik dilakukan secara langsung, untuk suhu menggunakan
-
thermometer, kecerahan menggunakan secchi disk dengan mengambil nilai rata-rata dari
kedalaman pertama secchi disk tidak terlihat lagi saat dicelupkan dengan secchi disk pertama
kali dilihat saat diangkat dari dasar. Rumus yang digunakan untuk menghitung padatan
tersuspensi total yaitu
(berat awal kertas saring berat awal kertas saring).
Rumus lain yang digunakan antara lain
dinama a = banyak titran
(ml); f = konstanta.
dimana a = banyak titran (ml); f =
konstanta = 1.
, dimana a = jumlah
plankton yang ditemukan.
dimana Ni = jumlah tiap
spesies dan n = jumlah keseluruhan populasi plankton yang ditemukan. Rumus
(analisis kandungan O2 yang telah diinkubasi 5 hari analisis kandungan O2
terlarut segera) 0,1 mg/l.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Data Kualitas air kolam perikanan UGM
parameter 06.00 09.00 12.00 15.00 18.00
inlet Outlet inlet outlet inlet outlet inlet outlet inlet outlet
Suhuudara (C) 25,5 23 30 29 32 31,5 31,5 28,5 28,25 25,5
Suhu air (C) 29 29 27,5 29 30,5 30,5 28,5 33,5 33 31,5
Kecerahan (cm) 19,5 20 14,5 20,25 20,9 41,5 25 22 21 27,125
TSS (ppm) 0,156 0,165 0,131 0,21 0,178 0,13
DO (ppm) 3 2,35 2,8 27 8,5 6 7,5 9,5 6,3 6,1
CO (ppm) 55 25,5 44 27,4 30,8 30,5 65,4 20 26,2 30
Alkalinitas (ppm) 103 68 74 80 92 92 29 88 43 88
BOD (ppm) 2,2 0,9 5,8 7 5,8 7,4
BOD (ppm) 0 2,7 0,3 0 0,2 0,29
BO 24,04 32,9 32,26 13,28 26,56 31
pH 7,05 7,05 7,25 7 8,15 8,35 7,3 8,35 7,9 7,25
Lokasi praktikum pertama dilakukan di kolam perikanan UGM. Vegetasi di sekitar
kolam terdapat pepohonan yang tidak banyak. Daerah kolam termasuk daerah terkontrol
untuk budidaya sehingga cenderung tempat yang tertutup.
-
Lokasi praktikum kedua dilaksanakan di danau lembah UGM. Vegetasi di sekitar
danau terdapat banyak pepohonan. Terdapat banyak sampah rumah tangga yang terdapat di
tepian danau. Daerah danau terbuka untuk umum sehingga sering digunakan sebagai tempat
pemancingan warga sekitar danau.
Tabel 2. Data kualitas air danau lembah UGM
parameter 06.00 09.00 12.00 15.00 18.00
inlet outlet inlet outlet inlet outlet inlet outlet inlet outlet
Suhuudara (C) 24,5 C 24,5 30 29,5 31 29,5 32 24 26,5 26
Suhu air (C) 29,5 C 29,5 28 28,5 31,5 30 31,5 30,5 29,5 27
Kecerahan (cm) 54,75 34,5 43,5 51,375 24,125 43,5 43 32,35 25,5 38
TSS (ppm) 0,34 0,136 0,157 0,231 0,714 0,19
DO (ppm)CO 2,2 3,3 6,1 3,6 7,7 10 6,25 11,5 5,8 9
CO (ppm) 97,9 24 21,4 17,4 11 0 1,125 2,8 49,2 16,6
Alkalinitas (ppm) 88 109 102 36 96 110 100 73 115 112
BOD (ppm) 1,1 3,2 7,5 10,1 5,5 0,7
BOD (ppm) 0 0 0 0,1 0 0,6
BO 34,16 27,2 28,47 27,2 24,04 22,141
pH 7,15 7,65 7 7,7 8,8 8,95 8,9 8,35 7,65 7,3
Praktikum mengenai analisis kualitas air didasarkan atas parameter fisik, kimia, dan
biologi. Parameter fisik antara lain suhu udara, suhu air, kecerahan, dan TSS. Parameter
kimia meliputi DO, CO2, BOD0, BOD5, BO, dan pH.parameter biologi meliputi densitas dan
diversitas plankton. Data perbandingan tiap parameter digambarkan dalam beberapa grafik.
Grafik 1. Suhu udara vs waktu (kolam) Grafik 2. Suhu udara vs waktu (danau)
Pada hasil data yang didapatkan, suhu udara pada kolam relatif lebih stabil
dibandingkan pada danau. Suhu udara dapat dipengaruhi oleh musim. Vegetasi juga dapat
mempengaruhi pengukuran suhu udara. Suhu udara tertinggi dominan terjadi pada pukul
12.00 WIB baik danau maupun kolam. Pada kolam inlet sebesar 32oC dan danau inlet sebesar
0
10
20
30
40
C
waktu
Suhu udara VS waktu
inlet
outlet0
10
20
30
40
C
waktu
suhu udara VS waktu
inlet
outlet
-
31oC. Hal ini disebabkan intensitas energi matahari yang optimum. Sedangkan terendah pada
pukul 06.00 WIB dimana matahari belum optimum menyinari bumi dan pergantian suhu pada
malam hari yaitu pada outlet kolam 23oC dan outlet danau 24,5
oC.
Grafik 3. Suhu air vs waktu (kolam) Grafik 4. Suhu air vs waktu (danau)
Suhu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude), ketinggian dari permukaan
laut (altitude), waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan awan, dan aliran serta kedalaman
badan air (Effendi, 2003). Suhu air tertinggi pada kolam yaitu pukul 15.00 WIB outlet
dengan nilai 33,5oC dan danau pukul 12.00 WIB inlet dengan nilai 31,5
oC. Hal tersebut
disebabkan intensitas cahaya yang masuk ke kolom perairan optimal pada pertengahan
adanya matahari pada satu hari. Peningkatan suhu perairan sebesar 10oC menyebabkan
terjadinya peningkatan konsumsi oksigen oleh organisme akuatik sebanyak 2 3 kali lipat.
Peningkatan suhu juga menyebabkan terjadinya peningkatan dekomposisi bahan organik oleh
mikroba (Effendi, 2003).
Grafik 5. Kecerahan vs waktu (kolam) Grafik 6. Kecerahan vs waktu (danau)
Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran,
kekerudah, dan padatan tersuspensi, serta ketelitian orang yang melakukan pengukuran. Nilai
kecerahan umumnya tinggi saat intensitas cahaya matahari optimum terlihat tingginya
010203040
C
waktu
suhu air VS waktu
inlet
outlet2426283032
C
waktu
suhu air VS waktu
inlet
outlet
0
20
40
60
cm
waktu
kecerahan VS waktu
inlet
outlet 0
20
40
60
cm
waktu
kecerahan VS waktu
inlet
outlet
-
kecerahan kolam pukul 12.00 WIB outlet sebesar 41,5 cm. Pada danau kecerahan naik pada
pukul 09.00 WIB outlet dan pukul 15.00 WIB inlet 51, 375 cm dan 43 cm yang
membuktikan waktu pengukuran serta cahaya sangat mempengaruhi pada nilai kecerahan
perairan.
Grafik 7. TSS vs waktu (kolam) Grafik 8. TSS vs waktu (danau)
TSS terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik, yang terutama
disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi tanah yang terbawa ke badan air (Effendi, 2003).
Nilai TSS akan cenderung tinggi pada inlet karena adanya air yang masuk akan menyebabkan
pengadukan sedimen perairan. Faktor lain yaitu pengadukan yang terjadi karena adanya
aktivitas dari manusia. Nilai TSS tertinggi terdapat di kolam pukul 12.00 WIB outlet sebesar
0,21 ppm dan di danau pukul 18.00 WIB inlet sebesar 0,714 ppm.
Grafik 9. DO vs waktu (kolam) Grafik 10. DO vs waktu (danau)
Kadar oksigen terlarut berfluktuasi secara harian dan musiman, tergantung pada
percampuran dan pergerakan massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi, dan limbaj yang
masuk ke badan air (Effendi, 2003). Nilai DO tertinggi kolam pukul 15.00 WIB outlet
sebesar 9,5 ppm dan danau pukul 12.00 WIB inlet sebesar 7,7 ppm. Pada jam-jam tingkat DO
tertinggi termasuk pada saat matahari optimum memancarkan sinar sampai masuk ke kolam
perairan dan terjadi proses fotosintesis sehingga kadar oksigen naik.
0
0.1
0.2
0.3
06.00 12.00 18.00
cm
waktu
TSS VS waktu
inlet
outlet 0
0.5
1
06.00 12.00 18.00
cm
waktu
TSS VS waktu
inlet
outlet
0
5
10
pp
m
waktu
DO VS waktu
inlet
outlet
0
5
10
15
pp
m
waktu
DO VS waktu
inlet
outlet
-
Grafik 11. CO2 vs waktu (kolam) Grafik 12. CO2 vs waktu (danau)
Karbondiokasida yang terdapat di perairan berasal dari berbagai sumber, antara lain
melalui difusi dari atmosfer, air hujan, air yang melawan tanah organik, dan respirasi
organisme perairan (Effrndi, 2003). Nilai CO2 tertinggi terdapat pada kolam pukul 15.00 WIB
inlet sebesar 65,4 ppm dan danau pukul 06.00 WIB inlet sebesar 97,9 ppm. Faktor yang
dominan memepengaruhi yaitu hujan karena penelitian dilakukan saat musim hujan dan
respirasi organisme yang dibudidayakan di kolam.
Grafik 13. Alkalinitas vs waktu (kolam) Grafik 14. Alkalinitas vs waktu (danau)
Alkalinitas adalah gambarab kapasitas air untuk menetralkan asam atau kuantitas
anion di dalam air yang dapat menetralkan kation hidrogen (Effendi, 2003). Nilai alkalinitas
tertinggi pada kolam pukul 06.00 WIB inlet sebesar 103 ppm dan danau pukul 18.00 WIB
inlet sebesar 115 ppm. Alkalinitas masih dalam keadaan normal dan disukai organisme
akuatik. Nilai alkalinitas yang tinggi akan diikuti dengan nilai kesadahan yang tinggi atau
kadar garam natrium yang tinggi.
020406080
pp
m
waktu
CO VS waktu
inlet
outlet0
50
100
150
pp
m
waktu
CO2 VS waktu
inlet
outlet
050
100150
pp
m
waktu
alkalinitas VS waktu
inlet
outlet
050
100150
pp
m
waktu
alkalinitas VS waktu
inlet
outlet
-
Grafik 15. BOD0 vs waktu (kolam) Grafik 16. BOD0 vs waktu (danau)
BOD merupakan gambaran kadar bahan organik, yaitu jumlah oksigen yang
dibutuhkan oleh mikroba aerob untuk mngeoksidasi bahan organik menjadi karbondiokasida
dan air. Nilai BOD0 tertinggi pada kolam pukul 18.00 WIB outlet sebesar 7,4 ppm dan danau
pukul 12.0 outlet sebesar 10,1 ppm.
Grafik 17. BOD5 vs waktu (kolam) Grafik 18. BOD5 vs waktu (danau)
BOD menunjukkan jumlah oksigen yang dikonsumsi oleh proses respirasi mikrobia
aerob yang terdapat dalam botol BOD yang diinkubasi selama 5 hari. BOD hanya
menggambarkan bahan organik yang dapat didekomposisi secara biologis. Nilai BOD5
tertinggi kolam pada pukul 06.00 WIB outlet 2,7 ppm dan pada danau pukul 18.00 WIB
outlet sebesar 0,6 ppm. Nilai ini termasuk wajar karena perairan alami memiliki nilai BOD
anatara 0,5-10 ppm (Effendi, 2003). Nilai BOD0 juga termasuk masih baik karena hanya
terlewat sedikit dari ambang batas.
0
5
10
06.00 12.00 18.00
pp
m
waktu
BOD0 VS waktu
inlet
outlet 0
5
10
15
06.00 12.00 18.00
pp
m
waktu
BOD0 VS waktu
inlet
outlet
0
1
2
3
06.00 12.00 18.00
pm
m
waktu
BOD5 VS waktu
inlet
outlet 0
0.5
1
06.00 12.00 18.00
pp
m
waktu
BOD5 VS waktu
inlet
outlet
-
Grafik 19. BO vs waktu (kolam) Grafik 20. BO vs waktu (danau)
Bahan organik terdekomposisi pada dasarnya terjadi melalui dua tahap. Pada tahap
pertama, bahan organik diuraikan menjadi bahan anorganik. Pada tahap kedua, bahan
anorganik yang tidak stabil mengalami oksidasi menjadi bahan organik yamg lebih stabil
(Effendi, 2003). Nilai bahan organik tertinggi pada kolam pukul 12.00 WIB inlet sebesar
32,26 ppm dan danau pukul 06.00 WIB inlet sebesar 34,16. Tingginya bahan organik dapat
disebabkan belum terserapnya organisme perairan maupun penguraian dekomposer yang
belum sempurna.
Grafik 21. pH vs waktu (kolam) Grafik 22. pH vs waktu (danau)
pH berkaitan erat dengan karbondioksida dan alkalinitas. Pada pH
-
Grafik 23. Densitas vs waktu (kolam) Grafik 24. Densitas vs waktu (danau)
Dari hasil data didapatkan pada pukul 12.00 WIB densitas plankton akan cenderung
tinggi baik pada kolam maupun danau dengan nilai 57,5 ind/liter dan 55 ind/liter. Hal tersebut
dapat terjadi karena intensitas cahaya maksimum pada waktu pertengahan pagi dan sore hari.
Plankton membutuhkan sinar matahari sebagai energi utamanya. Aktivitas fotosintesis akan
meningkatkan kandungan oksigen terlarut. Umumnya densitas akan naik pada pukul 12.00
WIB saat intensitas cahaya optimal
Grafik 25. Diversitas vs waktu (kolam) Grafik 26. Diversitas vs waktu (kolam)
Dari hasil data menunjukkan nilai diversitas tertinggi di kolam yaitu pada pukul 06.00
WIB outlet dengan nilai 3.277613 dan danau pukul 12.00 WIB outlet dengan nilai 3,130181.
Tingginya nilai diversitas berarti jenis plankton sangat beragam. Diversitas plankton ini dapat
dikaitkan dengan intensitas cahaya karena plankton umumnya aktif pada saat cahaya
optimum menembus kolam perairan. Cahaya merupakan sumber ebergi utama bagi aktivitas
plankton (Effendi, 2003).
Pemantauan kualitas air suatu perairan memiliki tiga tujuan utama sebagai berikut
(Mason, 1993) :
1. Enviromental Surveillance, yakni tujuan untuk mendeteksi dan mengukur pengaruh yang
ditimbulkan oleh suatu pencemar terhadap kualitas lingkungan dan mengetahui perbaikan
kualitas lingkungan setelah pencemar tesebut dihilangkan.
0
20
40
60
80
06.00 12.00 18.00
inlet
outlet
Densitas Kolam VS Waktu D
en
sita
s
Waktu
0
50
100
150
06.00 12.00 18.00
inlet
outlet
Densitas Danau VS Waktu
De
nsi
tas
Waktu
00.5
11.5
22.5
33.5
06.00 12.00 18.00
inlet
outlet
Diversitas Kolam VS Waktu
Div
ers
itas
Waktu
00.5
11.5
22.5
33.5
06.00 12.00 18.00
inlet
outlet
Diversitas Danau VS Waktu
Div
ers
itas
Waktu
-
2. Establishing Water-Quality Criteria, yakni tujuan untuk mengetahui hubungan sebab
akibat antata perubahan variabel-variabel ekologi perairan dengan parameter fisik dan
kimia, untuk mendapatkan baku mutu kualitas air.
3. Appraisal of Resources, yakni tujuan untuk mengetahui gambaran kualitas air pada suatu
tempat secara umum.
Pengetahuan mengenai kualitas perairan dan cara pengukurannya sangat penting. Dari
hasil penelitian menunjukkan bahwa kolam memiliki kualitas air yang lebih baik
dibandingkan dengan danau karena kolam termasuk perairan yang dikontrol sebagai
tempat budidaya. Manfaat mengetahui kualitas suatu perairan dapat mengetahui kondisi
suatu perairan dan dapat pula menjaga kua;itas perairan pada daerah yang diteliti. Dapat
mengambil tindakan yang sangat cepat dan tepat guna apabila suatu perairan terjadi
penurunan kualitas.
KESIMPULAN
Pada setiap parameter yang diteliti akan menunjukkan pengaruh satu parameter ke
parameter lainnya. Parameter yang diamati meliputi fisik (suhu udara, suhu air, keceraha,
TSS), kimia (DO, CO2 bebas, pH, alkalinitas, BO, BOD0, BOD5) dan parameter biologi
(densitas dan diversitas plankton). Berdasarkan hasil, menunjukkan kualitas perairan kolam
lebih baik dibandingkan danau karena kolam juga termasuk perairan yang dikontrol sebagai
tempat budidaya ikan dengan pH yang sesuai dan densitas plankton yang tinggi.
SARAN
Perlu adanya penelitian yang berkelanjutan agar terjaganya suatu perairan selalu dapat
dikontrol keadaannya. Penelitian juga perlu dipublikasikan untuk memberikan informasi
mengenai keadaan danau atau perairan di sekitar tempat tinggal masyarakat.
-
DAFTAR PUSTAKA
Angel, H. And Walseley, P. 1992.The Family of Water Naturalist. Blooms-bury Books.
London
Cole, G. A. 1988. Textbook of Limnology. Third Edition. Waveland Press Inc. Illionis. USA
Davis, M. L. And Cornwell, D. A. 1991. Introduction to Enviromental Engineering. Second
edition. Mc-Graw Hill, Inc. New York.
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius. Yogyakarta.
Mason, C. F. 1993. Biology of Freshwater Pollution. Second edition. Longman Scientific and
Technical. New York.