analisis kualitas air

12
ANALISIS KUALITAS AIR Fathul Alim 12/331644/PN/12736 Manajemen Sumberdaya Perikanan INTISARI Perairan yang baik merupakan perairan yang tidak tercemar oleh zat-zat yang dapat merusak ekosistem perairan.kondisi perairan yang kurang baik pada kualitas airnya akan menghambat pertumbuhan maupun siklus hidup dari organisme yang bersangkutan pada perairan tersebut. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui parameter kualitas air di perairan lentik dan cara pengukurannya, serta mengetahui hubungan antar parameter fisik, kimia, biologi dalam kualitas air. Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 2 November 2013 di danau dan kolam Perikanan Universitas Gadjah Mada. Analisis dilakukan dengan pengukuran parameter fisik antara lain suhu udara, suhu air, kecerahan, dan TSS. Parameter kimia antara lain DO, CO 2 bebas, alkalinitas, BOD 0 , BOD 5 , BO, dan pH. Parameter biologi meliputi densitas maupun diversitas plankton. Pengamatan tiap parameter dilakukan tiap 3 jam dari jam 06.00 18.00 WIB dengan ulangan sebanyak 2 kali. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kualitas air kolam lebih baik dibandingkan dengan kualitas air danau lembah UGM karena kolam termasuk perairan yang terkontrol sebagai tempat budidaya ikan dengan pH yang sesuai dan densitas plankton yang tinggi. Informasi yang didapatkan dapat bermanfaat untuk pengelolaan sumberdaya dengan mengetahui hubungannya dengan organisme akuatik sehingga dapat dilakukan pengelolaan secara baik, lestari, dan berkelanjutan. Kata kunci: Ekosistem, Kualitas, Lestari, Parameter, Pengelolaan PENDAHULUAN Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air harus ditanamkan

Upload: fathulalim

Post on 24-Nov-2015

35 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ANALISIS KUALITAS AIR

    Fathul Alim

    12/331644/PN/12736

    Manajemen Sumberdaya Perikanan

    INTISARI

    Perairan yang baik merupakan perairan yang tidak tercemar oleh zat-zat yang dapat merusak

    ekosistem perairan.kondisi perairan yang kurang baik pada kualitas airnya akan menghambat

    pertumbuhan maupun siklus hidup dari organisme yang bersangkutan pada perairan tersebut.

    Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui parameter kualitas air di perairan lentik dan cara

    pengukurannya, serta mengetahui hubungan antar parameter fisik, kimia, biologi dalam

    kualitas air. Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 2 November 2013 di danau dan kolam

    Perikanan Universitas Gadjah Mada. Analisis dilakukan dengan pengukuran parameter fisik

    antara lain suhu udara, suhu air, kecerahan, dan TSS. Parameter kimia antara lain DO, CO2

    bebas, alkalinitas, BOD0, BOD5, BO, dan pH. Parameter biologi meliputi densitas maupun

    diversitas plankton. Pengamatan tiap parameter dilakukan tiap 3 jam dari jam 06.00 18.00

    WIB dengan ulangan sebanyak 2 kali. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kualitas air

    kolam lebih baik dibandingkan dengan kualitas air danau lembah UGM karena kolam

    termasuk perairan yang terkontrol sebagai tempat budidaya ikan dengan pH yang sesuai dan

    densitas plankton yang tinggi. Informasi yang didapatkan dapat bermanfaat untuk

    pengelolaan sumberdaya dengan mengetahui hubungannya dengan organisme akuatik

    sehingga dapat dilakukan pengelolaan secara baik, lestari, dan berkelanjutan.

    Kata kunci: Ekosistem, Kualitas, Lestari, Parameter, Pengelolaan

    PENDAHULUAN

    Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak,

    bahkan oleh semua makhluk hidup. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus

    dilakukan secara bijaksana, dan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun

    generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air harus ditanamkan

  • pada segenap pengguna air (Effendi, 2003). Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi,

    dengan jumlah sekitar 1368 juta km2 (Angel dan Wolseley, 1992).

    Perairan tergenang meliputi danau, kolam, waduk (reservoir), rawa (wetland), dan

    sebagainya. Perairan tergenang (lentik), khususnya danau biasanya mengalami stratifikasi

    sacara vertikal akibat perbedaan intensitas cahaya dan perbedaan suhu pada kolom air yang

    terjadi secara vertikal (Cole, 1988). Parameter-parameter fisika yang biasa digunakan untuk

    menentukan kualitas air meliputi cahaya, suhu, kecerahan dan kekeruhan, warna,

    konduktivitas, padatan total, padatan terlarut, padatan tersuspensi dan salinitas. Sedangkan

    parameter kimia antara lain pH dan asiditas, potensi redoks, oksigen terlarut, karbondioksida,

    alkalinitas, kesadahan, dan bahan organik (Effendi, 2003). Kualitas air dapat berkurang

    akibat pencemaran. Pencemaran air diakibatkan oleh masuknya bahan pencemar (polutan)

    yang dapat berupa gas, bahan-bahan terlarut, dan partikulat (Davis dan Cornwell, 1991).

    Pemantauan kualitas air suatu perairan memiliki tiga tujuan utama yaitu environmental

    surveillance, establishing water-quality, dan appraisal of resources (Mason, 1993).

    Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui parameter kualitas air kolam dan danau

    serta cara pengukurannya, juga mengetahui hubungan parameter fisik, kimia, biologi dalam

    kualitas air. Informasi kualitas air dapat bermanfaat untuk pengelolaan sumberdaya

    berdasarkan hubungan dengan organisme yang hidup atau vegetasi akuatik sehingga dapat

    dikelola secara tepat guna.

    METODOLOGI

    Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 2 November 2013 di dua tempat yang

    berbeda yaitu kolam perikanan dan danau lembah UGM. Alat yang digunakan antara lain

    thermometer, secchi disk, botol oksigen, erlenmeyer, gelas ukur, pipet ukur, pipet tetes,

    ember, kertas label, sedgwick rafter, kempot, dan jaring plankton. Bahan yang digunakan

    antara lain larutan MnSO4, reagen oksigen, H2SO4 pekat, Na2S2O3, 1/50N H2SO4, NaOH,

    formalin, indikator PP, indikator MO, dan indikator amilum. Dilakukan pengukuran terhadap

    parameter-parameter fisik, kimia, dan biologi suatu perairan. Parameter fisik meliputi suhu

    udara, suhu air, kecerahan, dan TSS. Parameter kimia meliputi DO, CO2 bebas, alkalinitas

    total, BOD0, BOD5, BO dan pH. Parameter biologi meliputi densitas dan diversitas plankton.

    Pengukuran parameter fisik dilakukan secara langsung, untuk suhu menggunakan

  • thermometer, kecerahan menggunakan secchi disk dengan mengambil nilai rata-rata dari

    kedalaman pertama secchi disk tidak terlihat lagi saat dicelupkan dengan secchi disk pertama

    kali dilihat saat diangkat dari dasar. Rumus yang digunakan untuk menghitung padatan

    tersuspensi total yaitu

    (berat awal kertas saring berat awal kertas saring).

    Rumus lain yang digunakan antara lain

    dinama a = banyak titran

    (ml); f = konstanta.

    dimana a = banyak titran (ml); f =

    konstanta = 1.

    , dimana a = jumlah

    plankton yang ditemukan.

    dimana Ni = jumlah tiap

    spesies dan n = jumlah keseluruhan populasi plankton yang ditemukan. Rumus

    (analisis kandungan O2 yang telah diinkubasi 5 hari analisis kandungan O2

    terlarut segera) 0,1 mg/l.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Tabel 1. Data Kualitas air kolam perikanan UGM

    parameter 06.00 09.00 12.00 15.00 18.00

    inlet Outlet inlet outlet inlet outlet inlet outlet inlet outlet

    Suhuudara (C) 25,5 23 30 29 32 31,5 31,5 28,5 28,25 25,5

    Suhu air (C) 29 29 27,5 29 30,5 30,5 28,5 33,5 33 31,5

    Kecerahan (cm) 19,5 20 14,5 20,25 20,9 41,5 25 22 21 27,125

    TSS (ppm) 0,156 0,165 0,131 0,21 0,178 0,13

    DO (ppm) 3 2,35 2,8 27 8,5 6 7,5 9,5 6,3 6,1

    CO (ppm) 55 25,5 44 27,4 30,8 30,5 65,4 20 26,2 30

    Alkalinitas (ppm) 103 68 74 80 92 92 29 88 43 88

    BOD (ppm) 2,2 0,9 5,8 7 5,8 7,4

    BOD (ppm) 0 2,7 0,3 0 0,2 0,29

    BO 24,04 32,9 32,26 13,28 26,56 31

    pH 7,05 7,05 7,25 7 8,15 8,35 7,3 8,35 7,9 7,25

    Lokasi praktikum pertama dilakukan di kolam perikanan UGM. Vegetasi di sekitar

    kolam terdapat pepohonan yang tidak banyak. Daerah kolam termasuk daerah terkontrol

    untuk budidaya sehingga cenderung tempat yang tertutup.

  • Lokasi praktikum kedua dilaksanakan di danau lembah UGM. Vegetasi di sekitar

    danau terdapat banyak pepohonan. Terdapat banyak sampah rumah tangga yang terdapat di

    tepian danau. Daerah danau terbuka untuk umum sehingga sering digunakan sebagai tempat

    pemancingan warga sekitar danau.

    Tabel 2. Data kualitas air danau lembah UGM

    parameter 06.00 09.00 12.00 15.00 18.00

    inlet outlet inlet outlet inlet outlet inlet outlet inlet outlet

    Suhuudara (C) 24,5 C 24,5 30 29,5 31 29,5 32 24 26,5 26

    Suhu air (C) 29,5 C 29,5 28 28,5 31,5 30 31,5 30,5 29,5 27

    Kecerahan (cm) 54,75 34,5 43,5 51,375 24,125 43,5 43 32,35 25,5 38

    TSS (ppm) 0,34 0,136 0,157 0,231 0,714 0,19

    DO (ppm)CO 2,2 3,3 6,1 3,6 7,7 10 6,25 11,5 5,8 9

    CO (ppm) 97,9 24 21,4 17,4 11 0 1,125 2,8 49,2 16,6

    Alkalinitas (ppm) 88 109 102 36 96 110 100 73 115 112

    BOD (ppm) 1,1 3,2 7,5 10,1 5,5 0,7

    BOD (ppm) 0 0 0 0,1 0 0,6

    BO 34,16 27,2 28,47 27,2 24,04 22,141

    pH 7,15 7,65 7 7,7 8,8 8,95 8,9 8,35 7,65 7,3

    Praktikum mengenai analisis kualitas air didasarkan atas parameter fisik, kimia, dan

    biologi. Parameter fisik antara lain suhu udara, suhu air, kecerahan, dan TSS. Parameter

    kimia meliputi DO, CO2, BOD0, BOD5, BO, dan pH.parameter biologi meliputi densitas dan

    diversitas plankton. Data perbandingan tiap parameter digambarkan dalam beberapa grafik.

    Grafik 1. Suhu udara vs waktu (kolam) Grafik 2. Suhu udara vs waktu (danau)

    Pada hasil data yang didapatkan, suhu udara pada kolam relatif lebih stabil

    dibandingkan pada danau. Suhu udara dapat dipengaruhi oleh musim. Vegetasi juga dapat

    mempengaruhi pengukuran suhu udara. Suhu udara tertinggi dominan terjadi pada pukul

    12.00 WIB baik danau maupun kolam. Pada kolam inlet sebesar 32oC dan danau inlet sebesar

    0

    10

    20

    30

    40

    C

    waktu

    Suhu udara VS waktu

    inlet

    outlet0

    10

    20

    30

    40

    C

    waktu

    suhu udara VS waktu

    inlet

    outlet

  • 31oC. Hal ini disebabkan intensitas energi matahari yang optimum. Sedangkan terendah pada

    pukul 06.00 WIB dimana matahari belum optimum menyinari bumi dan pergantian suhu pada

    malam hari yaitu pada outlet kolam 23oC dan outlet danau 24,5

    oC.

    Grafik 3. Suhu air vs waktu (kolam) Grafik 4. Suhu air vs waktu (danau)

    Suhu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude), ketinggian dari permukaan

    laut (altitude), waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan awan, dan aliran serta kedalaman

    badan air (Effendi, 2003). Suhu air tertinggi pada kolam yaitu pukul 15.00 WIB outlet

    dengan nilai 33,5oC dan danau pukul 12.00 WIB inlet dengan nilai 31,5

    oC. Hal tersebut

    disebabkan intensitas cahaya yang masuk ke kolom perairan optimal pada pertengahan

    adanya matahari pada satu hari. Peningkatan suhu perairan sebesar 10oC menyebabkan

    terjadinya peningkatan konsumsi oksigen oleh organisme akuatik sebanyak 2 3 kali lipat.

    Peningkatan suhu juga menyebabkan terjadinya peningkatan dekomposisi bahan organik oleh

    mikroba (Effendi, 2003).

    Grafik 5. Kecerahan vs waktu (kolam) Grafik 6. Kecerahan vs waktu (danau)

    Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran,

    kekerudah, dan padatan tersuspensi, serta ketelitian orang yang melakukan pengukuran. Nilai

    kecerahan umumnya tinggi saat intensitas cahaya matahari optimum terlihat tingginya

    010203040

    C

    waktu

    suhu air VS waktu

    inlet

    outlet2426283032

    C

    waktu

    suhu air VS waktu

    inlet

    outlet

    0

    20

    40

    60

    cm

    waktu

    kecerahan VS waktu

    inlet

    outlet 0

    20

    40

    60

    cm

    waktu

    kecerahan VS waktu

    inlet

    outlet

  • kecerahan kolam pukul 12.00 WIB outlet sebesar 41,5 cm. Pada danau kecerahan naik pada

    pukul 09.00 WIB outlet dan pukul 15.00 WIB inlet 51, 375 cm dan 43 cm yang

    membuktikan waktu pengukuran serta cahaya sangat mempengaruhi pada nilai kecerahan

    perairan.

    Grafik 7. TSS vs waktu (kolam) Grafik 8. TSS vs waktu (danau)

    TSS terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik, yang terutama

    disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi tanah yang terbawa ke badan air (Effendi, 2003).

    Nilai TSS akan cenderung tinggi pada inlet karena adanya air yang masuk akan menyebabkan

    pengadukan sedimen perairan. Faktor lain yaitu pengadukan yang terjadi karena adanya

    aktivitas dari manusia. Nilai TSS tertinggi terdapat di kolam pukul 12.00 WIB outlet sebesar

    0,21 ppm dan di danau pukul 18.00 WIB inlet sebesar 0,714 ppm.

    Grafik 9. DO vs waktu (kolam) Grafik 10. DO vs waktu (danau)

    Kadar oksigen terlarut berfluktuasi secara harian dan musiman, tergantung pada

    percampuran dan pergerakan massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi, dan limbaj yang

    masuk ke badan air (Effendi, 2003). Nilai DO tertinggi kolam pukul 15.00 WIB outlet

    sebesar 9,5 ppm dan danau pukul 12.00 WIB inlet sebesar 7,7 ppm. Pada jam-jam tingkat DO

    tertinggi termasuk pada saat matahari optimum memancarkan sinar sampai masuk ke kolam

    perairan dan terjadi proses fotosintesis sehingga kadar oksigen naik.

    0

    0.1

    0.2

    0.3

    06.00 12.00 18.00

    cm

    waktu

    TSS VS waktu

    inlet

    outlet 0

    0.5

    1

    06.00 12.00 18.00

    cm

    waktu

    TSS VS waktu

    inlet

    outlet

    0

    5

    10

    pp

    m

    waktu

    DO VS waktu

    inlet

    outlet

    0

    5

    10

    15

    pp

    m

    waktu

    DO VS waktu

    inlet

    outlet

  • Grafik 11. CO2 vs waktu (kolam) Grafik 12. CO2 vs waktu (danau)

    Karbondiokasida yang terdapat di perairan berasal dari berbagai sumber, antara lain

    melalui difusi dari atmosfer, air hujan, air yang melawan tanah organik, dan respirasi

    organisme perairan (Effrndi, 2003). Nilai CO2 tertinggi terdapat pada kolam pukul 15.00 WIB

    inlet sebesar 65,4 ppm dan danau pukul 06.00 WIB inlet sebesar 97,9 ppm. Faktor yang

    dominan memepengaruhi yaitu hujan karena penelitian dilakukan saat musim hujan dan

    respirasi organisme yang dibudidayakan di kolam.

    Grafik 13. Alkalinitas vs waktu (kolam) Grafik 14. Alkalinitas vs waktu (danau)

    Alkalinitas adalah gambarab kapasitas air untuk menetralkan asam atau kuantitas

    anion di dalam air yang dapat menetralkan kation hidrogen (Effendi, 2003). Nilai alkalinitas

    tertinggi pada kolam pukul 06.00 WIB inlet sebesar 103 ppm dan danau pukul 18.00 WIB

    inlet sebesar 115 ppm. Alkalinitas masih dalam keadaan normal dan disukai organisme

    akuatik. Nilai alkalinitas yang tinggi akan diikuti dengan nilai kesadahan yang tinggi atau

    kadar garam natrium yang tinggi.

    020406080

    pp

    m

    waktu

    CO VS waktu

    inlet

    outlet0

    50

    100

    150

    pp

    m

    waktu

    CO2 VS waktu

    inlet

    outlet

    050

    100150

    pp

    m

    waktu

    alkalinitas VS waktu

    inlet

    outlet

    050

    100150

    pp

    m

    waktu

    alkalinitas VS waktu

    inlet

    outlet

  • Grafik 15. BOD0 vs waktu (kolam) Grafik 16. BOD0 vs waktu (danau)

    BOD merupakan gambaran kadar bahan organik, yaitu jumlah oksigen yang

    dibutuhkan oleh mikroba aerob untuk mngeoksidasi bahan organik menjadi karbondiokasida

    dan air. Nilai BOD0 tertinggi pada kolam pukul 18.00 WIB outlet sebesar 7,4 ppm dan danau

    pukul 12.0 outlet sebesar 10,1 ppm.

    Grafik 17. BOD5 vs waktu (kolam) Grafik 18. BOD5 vs waktu (danau)

    BOD menunjukkan jumlah oksigen yang dikonsumsi oleh proses respirasi mikrobia

    aerob yang terdapat dalam botol BOD yang diinkubasi selama 5 hari. BOD hanya

    menggambarkan bahan organik yang dapat didekomposisi secara biologis. Nilai BOD5

    tertinggi kolam pada pukul 06.00 WIB outlet 2,7 ppm dan pada danau pukul 18.00 WIB

    outlet sebesar 0,6 ppm. Nilai ini termasuk wajar karena perairan alami memiliki nilai BOD

    anatara 0,5-10 ppm (Effendi, 2003). Nilai BOD0 juga termasuk masih baik karena hanya

    terlewat sedikit dari ambang batas.

    0

    5

    10

    06.00 12.00 18.00

    pp

    m

    waktu

    BOD0 VS waktu

    inlet

    outlet 0

    5

    10

    15

    06.00 12.00 18.00

    pp

    m

    waktu

    BOD0 VS waktu

    inlet

    outlet

    0

    1

    2

    3

    06.00 12.00 18.00

    pm

    m

    waktu

    BOD5 VS waktu

    inlet

    outlet 0

    0.5

    1

    06.00 12.00 18.00

    pp

    m

    waktu

    BOD5 VS waktu

    inlet

    outlet

  • Grafik 19. BO vs waktu (kolam) Grafik 20. BO vs waktu (danau)

    Bahan organik terdekomposisi pada dasarnya terjadi melalui dua tahap. Pada tahap

    pertama, bahan organik diuraikan menjadi bahan anorganik. Pada tahap kedua, bahan

    anorganik yang tidak stabil mengalami oksidasi menjadi bahan organik yamg lebih stabil

    (Effendi, 2003). Nilai bahan organik tertinggi pada kolam pukul 12.00 WIB inlet sebesar

    32,26 ppm dan danau pukul 06.00 WIB inlet sebesar 34,16. Tingginya bahan organik dapat

    disebabkan belum terserapnya organisme perairan maupun penguraian dekomposer yang

    belum sempurna.

    Grafik 21. pH vs waktu (kolam) Grafik 22. pH vs waktu (danau)

    pH berkaitan erat dengan karbondioksida dan alkalinitas. Pada pH

  • Grafik 23. Densitas vs waktu (kolam) Grafik 24. Densitas vs waktu (danau)

    Dari hasil data didapatkan pada pukul 12.00 WIB densitas plankton akan cenderung

    tinggi baik pada kolam maupun danau dengan nilai 57,5 ind/liter dan 55 ind/liter. Hal tersebut

    dapat terjadi karena intensitas cahaya maksimum pada waktu pertengahan pagi dan sore hari.

    Plankton membutuhkan sinar matahari sebagai energi utamanya. Aktivitas fotosintesis akan

    meningkatkan kandungan oksigen terlarut. Umumnya densitas akan naik pada pukul 12.00

    WIB saat intensitas cahaya optimal

    Grafik 25. Diversitas vs waktu (kolam) Grafik 26. Diversitas vs waktu (kolam)

    Dari hasil data menunjukkan nilai diversitas tertinggi di kolam yaitu pada pukul 06.00

    WIB outlet dengan nilai 3.277613 dan danau pukul 12.00 WIB outlet dengan nilai 3,130181.

    Tingginya nilai diversitas berarti jenis plankton sangat beragam. Diversitas plankton ini dapat

    dikaitkan dengan intensitas cahaya karena plankton umumnya aktif pada saat cahaya

    optimum menembus kolam perairan. Cahaya merupakan sumber ebergi utama bagi aktivitas

    plankton (Effendi, 2003).

    Pemantauan kualitas air suatu perairan memiliki tiga tujuan utama sebagai berikut

    (Mason, 1993) :

    1. Enviromental Surveillance, yakni tujuan untuk mendeteksi dan mengukur pengaruh yang

    ditimbulkan oleh suatu pencemar terhadap kualitas lingkungan dan mengetahui perbaikan

    kualitas lingkungan setelah pencemar tesebut dihilangkan.

    0

    20

    40

    60

    80

    06.00 12.00 18.00

    inlet

    outlet

    Densitas Kolam VS Waktu D

    en

    sita

    s

    Waktu

    0

    50

    100

    150

    06.00 12.00 18.00

    inlet

    outlet

    Densitas Danau VS Waktu

    De

    nsi

    tas

    Waktu

    00.5

    11.5

    22.5

    33.5

    06.00 12.00 18.00

    inlet

    outlet

    Diversitas Kolam VS Waktu

    Div

    ers

    itas

    Waktu

    00.5

    11.5

    22.5

    33.5

    06.00 12.00 18.00

    inlet

    outlet

    Diversitas Danau VS Waktu

    Div

    ers

    itas

    Waktu

  • 2. Establishing Water-Quality Criteria, yakni tujuan untuk mengetahui hubungan sebab

    akibat antata perubahan variabel-variabel ekologi perairan dengan parameter fisik dan

    kimia, untuk mendapatkan baku mutu kualitas air.

    3. Appraisal of Resources, yakni tujuan untuk mengetahui gambaran kualitas air pada suatu

    tempat secara umum.

    Pengetahuan mengenai kualitas perairan dan cara pengukurannya sangat penting. Dari

    hasil penelitian menunjukkan bahwa kolam memiliki kualitas air yang lebih baik

    dibandingkan dengan danau karena kolam termasuk perairan yang dikontrol sebagai

    tempat budidaya. Manfaat mengetahui kualitas suatu perairan dapat mengetahui kondisi

    suatu perairan dan dapat pula menjaga kua;itas perairan pada daerah yang diteliti. Dapat

    mengambil tindakan yang sangat cepat dan tepat guna apabila suatu perairan terjadi

    penurunan kualitas.

    KESIMPULAN

    Pada setiap parameter yang diteliti akan menunjukkan pengaruh satu parameter ke

    parameter lainnya. Parameter yang diamati meliputi fisik (suhu udara, suhu air, keceraha,

    TSS), kimia (DO, CO2 bebas, pH, alkalinitas, BO, BOD0, BOD5) dan parameter biologi

    (densitas dan diversitas plankton). Berdasarkan hasil, menunjukkan kualitas perairan kolam

    lebih baik dibandingkan danau karena kolam juga termasuk perairan yang dikontrol sebagai

    tempat budidaya ikan dengan pH yang sesuai dan densitas plankton yang tinggi.

    SARAN

    Perlu adanya penelitian yang berkelanjutan agar terjaganya suatu perairan selalu dapat

    dikontrol keadaannya. Penelitian juga perlu dipublikasikan untuk memberikan informasi

    mengenai keadaan danau atau perairan di sekitar tempat tinggal masyarakat.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Angel, H. And Walseley, P. 1992.The Family of Water Naturalist. Blooms-bury Books.

    London

    Cole, G. A. 1988. Textbook of Limnology. Third Edition. Waveland Press Inc. Illionis. USA

    Davis, M. L. And Cornwell, D. A. 1991. Introduction to Enviromental Engineering. Second

    edition. Mc-Graw Hill, Inc. New York.

    Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius. Yogyakarta.

    Mason, C. F. 1993. Biology of Freshwater Pollution. Second edition. Longman Scientific and

    Technical. New York.