analisis kontribusi sektor pariwisata pantai bira...

86
ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar Oleh Desi Lestari NIM 90300114008 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR TAHUN 2018

Upload: others

Post on 01-Mar-2020

34 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA

TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN

BULUKUMBA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar

Sarjana Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi

Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

UIN Alauddin Makassar

Oleh

Desi Lestari

NIM 90300114008

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

TAHUN 2018

Page 2: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda Tangan di bawah ini:

Nama : Desi Lestari

NIM : 90300114008

Tempat/ Tgl.Lahir : Bulukumba, 31 Desember 1996

Jurusan : Ilmu Ekonomi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

Alamat : Jln. Mustafa Dg. Bunga (Samata)

Judul :Analisis Kontibisi Sektor Pariwisata Pantai Bira Terhadap

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bulukumba.

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa Skripsi ini

benar dari hasil karya sendiri. Jika kemudian hari bahwa ia merupakan duplikat,

tiruan atau dibuat orang lain sebagian atau seluruhnya, Maka Skripsi ini dan gelar

yang di peroleh karenanya batal demi hukum.

Gowa, September 2018

Penyusun

Desi Lestari

NIM: 90300114008

Page 3: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan
Page 4: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan
Page 5: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

iii

KATA PENGANTAR

ÉΟ ó¡Î0 «!$# Ç≈ uΗ÷q§�9 $# ÉΟŠÏm §�9 $#

Segala puji hanya milih Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala limpahan

rahmat, karunia dan kekuatan dari-Nya, Sehingga Skripsi yang berjudul “Analisis

Kontribusi Sektor Pariwisata Pantai Bira Terhadap Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten Bulukumba” dapat diselesaikan. Salam serta Salawat tak lupa

dikirimkan kepada Nabiullah Muhammad Saw yang menjadi panutan setiap umat

Muslim.

Penulis menyadari bahwa penulisan Skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan baik dari segi bahasa dan dari segi sistematika penulisan yang

termuat didalamnya. Oleh karena itu Kritik dan saran yang bersifat membangun

senantiasa penulis harapkan Guna penyempurnaan kelak.

Salah satu dari sekian banyak pertolongan-Nya adalah telah digerakkan

hati segelintir hamba-Nya untuk membantu dan membimbing penulis dalam

mewujudkan dan menyelesaikan Skripsi ini. Oleh karena itu, penulis

menyampaikan penghargaan dan ucapan terimah kasih yang setulus-tulusnya

kepada mereka yang telah memberikan andilnya hingga Skripsi ini dapat terwujud

dan terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini adalah atas izin

Allah SWT sebagai pemegang kendali dan penulis sadar bahwa dalam proses

penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan,

bimbingan, kerjasama, dari berbagai pihak sehingga kendala-kendala yang

dihadapi tersebut dapat diatasi tidak lepas dari doa dan dukungan dari segenap

Page 6: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

iv

keluarga besar penulis yang selalu percaya bahwa segala sesuatu yang dilakukan

dengan ikhlas dan tulus akan membuahkan hasil yang indah. Untuk itu, dengan

segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

Kedua orang tua saya tercinta Ayahanda Musakkar dan Ibunda Sadaria

sebagai motivator yang selalu menyertai penulis dengan ketulusan doa dan restu

serta dukungan moral tanda henti kepada penulis untuk selalu optimis dan tetap

semangat dalam menjalani kehidupan.

1. Bapak Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si selaku rektor UIN Alauddin

Makassar dan para Wakil Rektor serta seluruh jajaran yang senantiasa

mencurahkan dedikasinya dengan penuh keikhlasan dalam rangka

pengembangan mutu dan kualitas UIN Alauddin Makassar.

2. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar dan para

Wakil Dekan.

3. Bapak Dr. Siradjuddin, SE., M.Si dan Hasbiullah, SE., M.Si. selaku Ketua

dan Sekretaris Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

atas segala kontribusi, bantuannya selama ini.

4. Bapak Dr. Siradjuddin, SE., M.Si selaku dosen pembimbing 1 dan Bapak

Aulia Rahman Bato, SE., M.Si selaku dosen pembimbing 2 yang telah

meluangkan waktunya ditengah kesibukannya untuk memberikan

bimbingan, petunjuk, arahan, masukan serta saran yang sangat berguna

bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Untuk penguji komprehensif Dr. Siradjuddin, SE., M.Si,. Dr. H. Abdul

Wahab, SE., M.Si,. dan Dr Amiruddin K,M.Ei yang telah mengajarkan

Page 7: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

v

kepada saya tentang bahwa calon sarjana harus mempunyai senjata untuk

bersaing di dunia kerja.

6. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

yang telah memberikan banyak ilmu serta banyak pengalaman yang

penulis dapatkan semoga bernilai ibadah disisinya.

7. Seluruh staf Dinas Pariwisata dan Dinas Pendapatan Daerah yang telah

memberikan Izin untuk melakukan penelitian.

8. Kepada Teman-teman seperjuangan Ilmu Ekonomi A 014 terima Kasih

Kebersamaan 4 tahun yang penuh warna banyak cerita dan kisah yang kita

buat dan senantiasa akan tersimpan sebagai kenangan yang indah tetap

solid untuk kita semua Ilmu ekonomi A 014.

9. Sahabat KKN Angkatan 58 Desa Bontomanurung Kecamatan Tompobulu

Kabupaten Maros posko 1 (Dusun Sejahtera). Kepada teman-teman posko

sejahtera Rati, Putri, Yura, Irwan, Herul, Rahmat, Hamsa, Aprisal, dan

Ahmadi. Terima kasih atas doa dan dukungan serta telah mengajarkan

sebuah arti persaudaraan, 45 hari merupakan waktu yang sangat berharga

bagi hidup saya.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah

memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis.

Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak dan penulis secara terkhusus. Penulis juga menyadari bahwa skripsi jauh

dari kesempurnaan. Dengan segenap kerendahan hati, penulis berharap

Page 8: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

vi

semoga kekurangan yang ada pada skripsi ini dapat dijadikan bahan

pembelajaran untuk penelitian yang lebih baik di masa yang akan datang, dan

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca

pada umumnya. Akhir kata penulis mengucapkan “WassalamuAlaikum.

Wr.Wb”.

Samata, September 2017

Penulis

Desi Lestari

Page 9: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x

ABSTRAK ..................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 10

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 10

D. Kegunaan Penelitian ............................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 12

A. Konsep Pariwisata .................................................................... 12

1. Pengertian Pariwisata ........................................................... 12

2. Bentuk-Bentuk Pariwisata .................................................... 18

B. Retribusi Daerah ....................................................................... 19

C. Pendapatan Asli Daerah (PAD) ............................................... 26

D. Konsep Pembangunan Sektor Ekonomi ................................... 31

E. Penelitian Terdahulu ................................................................. 33

F. Kerangka Pikir Penelitian ......................................................... 36

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 37

A. Jenis Penelitian Dan Waktu Penelitian ..................................... 37

B. Jenis Dan Sumber Data .......................................................... 37

C. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 38

D. Metode Analisis Data .............................................................. 38

E. Definisi Oprasional Variabel Penelitian ................................... 39

Page 10: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

viii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 40

A. Gambaran Umum Dinas kebudayaan dan Pariwisata Pantai

Bira Kabupaten Bulukumba ..................................................... 40

B. Kontribusi Sektor Pariwisata Pantai Bira terhadap Pendapatan

Asli Daerah (PAD) DI Kabupaten Bulukumba ....................... 47

C. Pembahasan .............................................................................. 53

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 60

A. Kesimpulan .............................................................................. 60

B. Saran ....................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 62

LAMPIRAN

RIWAYAT PENULIS

Page 11: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

ix

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Asing Dan Nusantara (2006-2015) Di

Pantai Bira ....................................................................................................... 5

1.2 Perkembangan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bulukumba

Tahun 2006-2015 (Milyar Rupiah) ................................................................ 6

4.1 Batas Wilayah Dan Letak Geografis Kabupaten Bulukumba ....................... 40

4.2 Data Kunjungan Wisatawan Domestik Dan Mancanegara Tahun 2013

Sampai Dengan 2017 .................................................................................... 47

4.3 Kontribusi Pendapatan Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kabupaten Bulukumba Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun

2017 ................................................................................................................. 48

4.4 Efektifitas Pendapatan Pariwisata Kabupaten Bulukumba Tahun 2013

Sampai 2017 ................................................................................................... 50

4.5 Pendapatan Daerah Kabupaten Bulukumba Tahun 2013 Sampai Dengan

2017 ................................................................................................................ 51

4.6 Kontribusi Pendapatan Sektor Pariwisata Terhadap Pendaptan Asli Daerah

Kabupaten Bulukumba Tahun 2013-2017 ..................................................... 52

Page 12: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Kerangka Pikir ...................................................................................... 36

Page 13: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

xi

ABSTRAK

Nama : Desi Lestari

Nim : 90300114008

Jurusan : Ilmu Ekonomi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

Judul Skripsi : Analisis Kontribusi Sektor Pariwisata Pantai Bira Terhadap

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bulukumba

Penelitian ini bertujuan menganalisis kontribusi sektor pariwisata pantai

bira terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten Bulukumba.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Data

kuantitatif yang diperoleh dari Dinas Pariwisata dan Dinas Pendapatan Daerah

Kabupaten Bulukumba berupa data laporan realisasi dan target pendapatan objek

wisata pantai bira. Sumber data yang digunakan yaitu data sekunder, data ini

diperoleh melalui hasil pengumpulan informasi dari pihak terkait dalam hal ini

badan atau instansi-instansi terkait seperti Dinas Pariwisata dan Dispenda.

Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Pariwisata Dan Dinas Pendapatan Daerah

Kabupaten Bulukumba. Metode analisis data yang digunakan analisis deskriptif

dan analisis kontribusi.

Hasil penelitian diperoleh bahwa berdasarkan pembahasan pada bab-bab

sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa kontribusi sektor pariwisata

pariwisata terkhusus Pantai Bira terhadap pendapatan asli daerah dari hasil

perhitungan menunjukkan kontribusi yang cukup rendah. Hal ini banyak

dipengaruhi oleh beberapa faktor yang antara lain adalah fasilitas, sarana dan

prasarana, dan sumber daya manusia.

Kata Kunci: PAD, Kontribusi Pariwisata, Pantai Bira

Page 14: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peranan Pendapatan Asli daerah (PAD) di dalam penerimaan Pemerintah

Daerah seluruh Indonesia relatif sangat kecil untuk dapat membiayai pem-

bangunan daerah. Sedangkan menurut prinsip otonomi daerah penyelengaraan

pemerintahan dan pembangunan daerah secara bertahap akan semakin dilimpah-

kan pada daerah. Dengan semakin besarnya kewenangan pemerintah pusat yang

diberikan kepada pemerintah daerah maka peranan keuangan pemerintah daerah

akan semakin penting karena daerah dituntut untuk dapat lebih aktif lagi dalam

memobilisasi dananya sendiri.1 Maka dari itu pemerintah daerah diharuskan untuk

mengoptimalkan penerimaan mereka untuk meningkatkan PAD mereka yang

nantinya akan digunakan untuk membiayai pengeluaran atau belanja daerah.

Pelaksanaan otonomi daerah yang dititikberatkan pada daerah Kabupaten

dan Daerah Kota dimulai dengan adanya penyerahan sejumlah kewenangan

(urusan) dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah yang bersangkutan.

Penyerahan berbagai kewenangan dalam rangka desentralisasi ini tentunya harus

disertai dengan penyerahan dan pengalihan pembiayaan. Sumber pembiayaan

yang paling penting adalah sumber pembiayaan yang dikenal dengan istilah

1Abdul Halim dan Gozalli ar rozzaq, Kontribusi dan Efektifitas Retribusi Jasa Umum

terhadap Penerimaan pendapatan Asli daerah, Surakarta. USM, 2009, h. 76

Page 15: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

2

PAD (Pendapatan Asli Daerah) dimana komponen utamanya adalah penerimaan

yang berasal dari komponen pajak daerah dan retribusi daerah.

Berkaitan dengan hal tersebut, optimalisasi sumber-sumber PAD perlu

dilakukan untuk meningkatkan kemampuan keuangan daerah. Salah satu upaya

peningkatan penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah adalah dengan upaya

intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah dan retribusi daerah melalui

peningkatan pengelolaan pajak daerah dan retribusi daerah dengan baik salah

satunya dengan efektifitas pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah.

Berbicara masalah tentang PAD, tentu kita akan terfokus pada dua aspek

utama yakni pajak dan retribusi meskipun masih ada aspek penerimaan resmi lain

yang termasuk dalam PAD. Namun dalam pelaksanaannya ternyata ada

permasalahan yang dialami oleh daerah dalam rangka peningkatan PAD yang

disebabkan oleh berbagai faktor.

Secara administrasi pengelolaan PAD belum dapat dikelola secara optimal

karena para pelaksana atau aparatur pemerintahan dalam melaksanakan tugasnya

belum dapat memenuhi tertib administrasi.2 Selain itu hambatan dalam

mengelolah PAD adalah kurangnya kapasitas dan kapabilitas aparat, lemahnya

sistem dan mekanisme pemungutan serta perlunya sistem dan prosedur

administrasi.

Salah satu upaya untuk meningkatkan penerimaan daerah yaitu dengan

mengoptimalkan potensi dalam sektor pariwisata. Keterkaitan industri pariwisata

dengan penerimaan daerah berjalan Melalui jalur PAD dan bagi hasil pajak/bukan

2 Adrian Sutedi, Hukum Pajak dan retribusi Daerah, Bogor, Ghalia Indonesia, 2008,

h.121

Page 16: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

3

pajak. Menurut Tambunan yang dikutip oleh Rudy Badrudin (2001), bahwa

industri pariwisata yang menjadi sumber PAD adalah industri pariwisata milik

masyarakat daerah (Community Tourism Development atau CTD). Dengan

mengembangkan CTD pemerintah daerah dapat memperoleh peluang penerimaan

pajak dan beragam retribusi resmi dari kegiatan industri pariwisata yang bersifat

multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

wisata, profesional convention organizer, pendidikan formal dan informal,

pelatihan dan transportasi.

Sektor pariwisata memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan

asli daerah. Dalam hal ini pariwisata menyumbang penerimaan kepada daerah

dalam bentuk pajak dan retribusi. Pendapatan Asli Daerah merupakan penerimaan

dari pungutan pajak daerah, retribusi daerah, hasil dari perusahaan daerah,

penerimaan dari dinas-dinas dan penerimaan lainnya yang termasuk dalam

Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersangkutan, dan merupakan pendapatan

daerah yang sah. Semakin tinggi peranan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam

pendapatan daerah merupakan cermin keberhasilan usaha-usaha atau tingkat

kemampuan daerah dalam pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan.3

Kabupaten Bulukumba merupakan salah satu objek wisata yang saat ini

telah banyak dikembangkan. Tempat Wisata Alam Tanjung Bira Kabupaten

Bulukumba merupakan salah satu potensi daerah yang mempunyai peranan

strategis dalam menunjang pembangunan perekonomian daerah dan nasional.

3 Marihot Pahala Siahaan, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Jakarta, PT. Raja

Grafindo, 2010,.h.54 Persada.

Page 17: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

4

Untuk mengembangkan sektor ini pemerintah berusaha keras membuat rencana

dan berbagai kebijakan yang mendukung kearah kemajuan sektor tersebut.

Salah satu kebijakan pemerintah adalah menggali, menginventarisir dan

mengembangkan obyek-obyek wisata sebagai sumber retribusi yang dapat

berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan asli daerah. Pemungutan retribusi

tempat wisata telah diatur dalam Perda No. 24 Tahun 2002. Tentang Retribusi

Perizinan Usaha Pariwisata yang disertakan dengan Keputusan Bupati Bulukumba

Nomor 27/XI/2002 Tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten

Bulukumba Nomor 24 Tahun 2002. Tentang, Retribusi Perizinan Usaha

Pariwisata. 4

Penerimaan retribusi tempat wisata diharapkan dapat mendukung sumber

pembiayaan daerah dalam menyelenggarakan pembangunan daerah, sehingga

akan meningkatkan dan memeratakan perekonomian serta kesejahteraan

masyarakat di daerahnya. Upaya peningkatan pendapatan asli daerah dapat

dilakukan salah satunya dengan meningkatkan efisiensi sumber daya dan sarana

yang terbatas serta meningkatkan efektifitas pemungutan.

Pelaksanaan pemungutan retribusi dapat dilakukan di luar waktu yang

telah ditentukan oleh peraturan perundang-undangan selama pemerintah daerah

dapat menyediakan jasa dengan persetujuan pemerintah pusat. Sektor retribusi

terkait erat oleh tingkat aktivitas sosial ekonomi masyarakat disuatu daerah.

Artinya, semakin maju dan berkembang tingkat sosial ekonomi masyarakat, maka

semakin besar potensi retribusi yang bisa dipungut. Salah satu cara untuk

4 Gamal Suwantoro. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta.Andi, 2004, h.34.

Page 18: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

5

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bulukumba adalah

dengan meningkatkan pendapatan dari pungutan retribusi yang dalam hal ini

adalah pantai Bira.

Sektor pariwisata yang sangat potensial memberikan kontribusi atau devisa

terhadap perekonomian, besarnya kontribusi tersebut ditentukan oleh besarnya

jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Bulukumba yang kemudian

dapat dilihat melalui berikut:

Tabel 1.1 Jumlah kunjungan Wisatawan Asing dan Nusantara (2006-2015) di

Pantai Bira

Tahun Jumlah Wisatawan (orang) Jumlah Mancanegara Nusantara

(1) (2) (3) (4) 2006 818 48.934 49.752 2007 915 64.086 65.001 2008 821 54.030 54.851 2009 700 56.746 57.446 2010 1.054 70.676 71.730 2011 1.269 68.576 69.846 2012 928 57.915 58.843 2013 787 57.808 58.595 2014 1.546 75.779 77.325 2015 2.200 84.016 86.216

Sumber: Dinas perindustrian dan Pariwisata, Kab. Bulukumba, Tahun 2018

Jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bulukumba terkhusus di

pantai Bira tahun 2006 berkisar 49.752 wisatawan, selanjutnya ditahun 2007

mengalami peningkatan menjadi 65.001 wisatawan. Sedangkan tahun 2008

terlihat bahwa jumlah kunjungan wisatawan menurun menjadi 54.851 wisatawan.

Tahun 2009 jumlah wisatawan yang berkunjung kembali mengalami

peningkatan sampai pada tahun 2010 dari 57.446 wisatawan menjadi 71.730

wisatawan di tahun 2010. Untuk tahun 2011, 2012, dan 2013, jumlah wisatawan

Page 19: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

6

kembali mengalami penurunan selama 3 tahun terakhir. Setelah dilakukan

perbaikan fasilitas dan promosi alam pantai Bira di tahun 2014 dan tahun 2015

barulah jumlah wisatawan yang berkunjung kembali mengalami peningkatan

yakni 77.325 di tahun 2015 dan 86.216 di tahun 2015.

Penurunan serta meningkatnya jumlah wisata tentu berpengaruh terhadap

besarnya kontribusi sektor pariwisata Bira terhadap Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten Bulukumba. Adapun data perkembangan realisasi PAD Kabupaten

Bulukumba sejak 2006 sampai pada 2015 diuraikan pada table berikut ini:

Tabel 1.2 Perkembangan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten

BulukumbaTahun 2006-2015 (milyar rupiah)

Tahun Realisasi Kenaikan/Penurunan(-)

(milyar rupiah) Jumlah Persen

(milyar rupiah) 2006 4.078,78 - -

2007 6.843,44 2.764,66 40.39

2008 9.451,92 2.608,48 27.59

2009 12.687,39 3.235,47 25.5

2010 11.515,06 -1.172,33 -10.18

2011 10.957,35 -557,71 -5.08

2012 20.053,49 9.096,14 45.35

2013 22.544,91 2.491,42 11.05

2014 35.406,41 12.861,5 36.32

2015 35.974,62 568,21 1.57

Sumber: Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bulukumbat, 2018

Pada tabel 2 di atas, perkembangan realisasi Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten Bulukumba terlihat diwarnai dengan naik turunnya target yang dicapai

Page 20: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

7

yakni di tahun 2006 dengan realisasi sebesar Rp 4.078.780.000 ke tahun 2007

mengalami kenaikan yang cukup besar yaitu 40.39 persen.

Kemudian di tahun 2007 ke tahun 2008 tetap mengalami peningkatan

sebesar 27,39%, namun peningkatan tersebut tidak sebanyak yang dialami pada

tahun 2006 ke tahun 2007. Jumlah kenaikan yang terjadi, hanya sebesar 27,59%.

Dan jika kemudian dibandingkan kembali dengan tahun berikutnya yakni tahun

2008 dimana realisasi PAD mengalami kenaikan sebesar sebesar 25,50 persen.

Selanjutnya di tahun 2009 realisasi kembali mengalami penurunan jumlah

realisasi dari tahun 2008 ke 2009 sekitar 10,18 persen dan dilanjutkan lagi dengan

penurunan dari tahun 2010 sebesar 5,08 persen.

Di tahun 2011, realisasi PAD kembali meningkat dibandingkan dengan

tahun 2010 dengan jumlah peningkatan cukup besar 45.35persen. tahun 2010 ke

tahun 2011 juga ikut mengalami peningkatan sebesar 11,05 persen dan kemudian

meningkat lagi di tahun 2012 sebesar 43.36 persen, kemudian kembali mengalami

peningkatan dari tahun 2014 ke tahun 2015 dengan realisasi sebesar 1,57 persen.

Adanya pertumbuhan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bulukumba

tentunya mempengaruhi pertambahan realisasi PAD Kabupaten Bulukumba pada

sektor pariwisata. Semakin banyak wisatawan yang berkunjung setiap tahunnya

akan memberikan keuntungan pada pertambahan devisa negara dan retribusi

pariwisata Kabupaten Bulukumba baik itu wisatawan local maupun mancanegara.

Tidak dapat dipungkiri, peningkatan jumlah wisatawan tidak hanya memberikan

penambahan penerimaan PAD tetapi juga memberikan peningkatan pada sector

perekonomian terkhusus pada usaha-usaha local masyarakat sekitarnya. Sehingga

Page 21: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

8

sangat penting bagi pemerintah untuk terus meningkatkan pola pelayanan dan

menjaga kelestarian tempat wisata tetap terjaga dengan disertai pengelolaan lokasi

wisatawan dengan baik. Selain itu melengkapi fasilitas sekitar tempat pariwisata

akan ikut memberikan pengaruh yang signifikan pada pertambahan jumlah

wisatawan yang berkunjung, terkhusus pada pantai Bira.

Kondisi fluktuasi tingkat realisasi yang dialami Kabupaten Bulukumba

tentunya sangat berpengaruh terhadap tingkat kemandirian kabupaten Bulukumba

sehingga diperlukan berbagai kebijakan pengembangan dan peningkatan

kemandirian daerah agar target dan realisasi dapat dipenuhi.

Terkhusus pada objek wisata pamtai Bira, pemerintah Kabupaten

Bulukumba harus lebih jeli melihat potensi pantai Bira menjadi slaah satu objek

wisata yang akan memberikan penambahan jumlah penerimaan PAD dengan

melakukan upaya perbaikan dan menjaga kondisi alam pantai Bira tetap lestari

dan alami. Selain itu fasilitas yang ada di pantai Bira dan sekitarnya tersebut juga

menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan wisatawan yang

datang untuk berwisata.

Pengembangan objek wisata pandai bira pantai Bira, secara tidak langsung

memberikan pula kesempatan kepada UKM kecil menengah keatas dalam

berkarya, menawarkan produk dan jasa ciri khas Kabupaten Bulukumba. Hal ini

juga dijelaskan dalam Surat Al-Qashash, ayat 77 tentang kecintaan Allah terhadap

orang yang berkarya yaitu:

ٱلدار ٱألخرة وال تنس نصيبك من ٱلدنيا وأحسن كما أحسن ٱ إليك وال وٱبتغ فيما ءاتىك ٱ

ال يحب ٧٧ٱلمفسدين تبغ ٱلفساد في ٱألرض إن ٱ

Page 22: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

9

Terjemahan

77. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (Al Qasas:77).5

Semakin lengkap fasilitas yang ada pada suatu Daerah wisata maka akan

menarik wisatawan untuk datang karena mereka merasa apa yang mereka

butuhkan saat melakukan perjalanan wisatanya menjadi lebih nyaman dan tenang.

Fasilitas ini bisa berupa jumlah obyek wisata yang ada, jumlah kamar hotel yang

berada di sekitar tempat wisata yang mereka tuju. Selain itu juga jumlah tempat

makan atau Restoran serta café juga menjadi fasilitas pendukung yang sangat

dibutuhkan pada Daerah tujuan wisata di sekitar area pantai Bira.

Selain fasilitas, infrastruktur jalan dan transportasi umum juga sangat

mempengaruhi tingkat kunjungan wisata yang akan meningkatkan Pendapatan

Asli Daerah di Daerah Kabupaten Bulukumba. Karena dengan infrastruktur

yang baik dan transportasi umum yang mudah, nyaman, dan aman akan

membuat wisatawan tidak risau kalau ingin menuju suatu obyek wisata karena

infrastruktur jalan dan transportasi umumnya telah layak dilalui dan layak

digunakan. Karena, belum tentu semua wisatawan datang ke pantai Bira dengan

menggunakan kendaraan pribadi. Secara otomatis saat melakukan perjalanan

untuk menuju obyek wisata yang mereka inginkan, mereka membutuhkan

5 Depertemen AGAMA RI, Al-Hikmah Al-Quran dan Terjemahannya, Penerbit

Diponigoro Bandung, h. 394.

Page 23: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

10

transportasi umum. Oleh sebab itu, trasnportasi sangat penting dalam aktifitas

kepariwisataan.

Melihat hal tersebut, maka akan sangat diharapkan dukungan dan

kebijakan pemerintah untuk mengembangkan sarana dan prasarana agar dapat

lebih menarik minat para wisatawan yang berkunjung ke daerah Kabupaten

Bulukumba sehingga dapat menstimulisasi peningkatan PAD. Meskipun tidak

ada satu sektor pun yang menjadi kunci ajaib, namun dengan memberdayakan

sektor tertentu yang dianggap sebagai ciri khas suatu daerah tersebut tentunya

akan memberikan cukup kontribusi kepada pendapatan daerah yang bersangkutan

dan tentunya masih memerlukan dukungan dari beberapa sektor terkait.

Berdasarkan Penjelasan latar belakang ini, maka judul dalam penelitian ini

adalah “Analisis Kontribusi Sektor Pariwisata Pantai Bira terhadap Pendapatan

Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Bulukumba.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang ada, maka yang menjadi pokok

permasalahan adalah “Seberapa besar Kontribusi Sektor Pariwisata Pantai Bira

terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Bulukumba?”.

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui seberapa besar Kontribusi Sektor Pariwisata Pantai

Bira terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Bulukumba.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

Page 24: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

11

maupun manfaat praktis. Adapun manfaat yang diharapkan antara lain:

1. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan mengenai peranan Sektor

Pariwisata Pantai Bira terhadap Peningkatan Pendapatan Daerah (PAD) di

Kabupaten Bulukumba.

2. Bagi akademisi, diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi yang

bermanfaat untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi pemerintah serta pemegang kebijakan, penelitian ini diharapkan dapat

memberi sumbangsi guna meningkatkan kinerja setiap kalangan dalam

mengawasi dan memanfaatkan PAD sehingga hasil pemanfaatannya sesuai

dengan apa yang diharapkan.

4. Bagi masyarakat, penelitian ini dirahapkan dapat dijadikan bahan guna

mengevaluasi segala bentuk kebijakan yang berkaitan dengan PAD khususnya

di sektor pariwisata guna meningkatkan pendapatan asli daerah.

Page 25: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pariwisata

1. Pengertian Pariwisata

Menurut UU No. 10 Tahun 2009, Tentang kepariwisataan mendefinisikan

Pariwisata ialah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas

serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan

pemerintah daerah. Menurut Soekadijo menjelaskan pariwisata secara singkat

dapat dirumuskan sebagai kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan

wisatawan.6 Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan

manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi.

Pariwisata ialah aktivitas perjalanan yang dilakukan sementara waktu dari

tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau

mencari nafkah melainkan hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan

waktu senggang atau libur dan tujuan-tujuan lainnya.7

Menurut Kodhyat pariwisata adalah peijalanan dari suatu tempat ke- tempat

lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai usaha

mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan dalam

dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Sedangkan menurut Gamal,. pariwisata

adalah suatu proses kepergian sementara dari seorang atau lebih menuju ketempat

lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai

6 Karyono dan Hari, Kepariwisataan, Jakarta: PT Grasindo, 2011,.h. 16

7 Pendit, Nyoman S, Ilmu Pariwisata, Jakarta: Pradnya Paramita, 1990, h.10

Page 26: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

13

kepentingan baik karena kepentingan ekonomi, sosial, budaya, politik, agama.

kesehatan maupun kepentingan lain. Selanjutnya Burkart dan Medlik menjelaskan

pariwisata sebagai suatu transformasi orang untuk sementara dan dalam waktu

jangka pendek ke tujuan-tujuan di luar tempat di mana mereka biasanya hidup dan

bekeija, dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan

itu.8

Sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, kepariwisataan adalah segalah

sesuatu yang berkaitan dengan pariwisata. Kepariwisataan adalah fenomena

politik-sosial-ekonomi-budaya fisik yang muncul sebagai wujud kebutuhan

manusia dan Negara serta interaksi antara wisatawan dengan masyarakat tuan

rumah, sesama wisatawan, pemerintah, dan penguasa berbagai jenis barang dan

jasa yang diperlukan oleh wisatawan. Segalah sesuatu yang berkaitan dengan

pariwisata ini hendaknya didasarkan pada norma-norma agama, kelestarian

sumberdaya alam, budaya, serta memperhatikan kepentingan politik,ekonomi,

sosial budaya, dan pertahanan keamanan.9

Sebagaimana yang tertuang dalam UU No. 10 tahun 2009 bahwa industri

pariwisata merupakan kumpulan usaha yang sating terkait dalam rangka mcng-

hasilkan barang dan jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam rangka

penyelenggaraan pariwisata, industry pariwisata merupakan salah satu industri

yang memiliki keterkaitan yang kuat dcngan sektor lain, karena pariwisata bisa

dikalakan sebagai gabungan fenomena dan hubungan timbal balik akibat adanya

8 Happy Marpaung dan Herman Bahar, Pengantar Pariwisata. (Bandung : Alfabeta,

2002), h. 15 9 Suwardjoko p.warpani dan Indira P. Warpai, Pariwisata Dalam Tata Ruang Wilayah.

(Bandung : ITB), h. 7

Page 27: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

14

interaksi dengan wisatawan, supplier bisnis pemerintah, tujuan wisata serta

masyarakat daerah tujuan wisata.

Menurut Mclntos pariwisata adalah gabungan kegiatan, pelayanan dan

industri yang memberikan pengalaman petjalanan, seperti transportasi,

akomodasi, makanan dan minuman, pertokoan, fasilitas kegiatan hiburan, dan

pelayanan lainnya yang tersedia bagi individu atau kelompok yang melakukan.

Pariwisata merupakan suatu usaha yang komplek, hal ini dikarenakan ter-

dapat banyak kegiatan yang terkait dalam penyelenggaraan pariwisata. Kegiatan-

kegiatan tersebut diantaranya seperti usaha perhotelan, usaha kerajinan/

cinderamata, usaha peijalanan, dan usaha-usaha lainnya. Usaha pariwisata dapat

dikaitkan dengan sarana pokok kepariwisataan yaitu perusahaan yang hidup dan

kehidupannya sangat tergantung kepada arus kedatangan orang-orang yang

melakukan petjalanan wisata.

Menurut Spillane (1987), ada lima unsur industri pariwisata yang sangat

penting, yaitu:

a) Attraction (daya tarik)

Attraction dapat digolongkan menjadi site attraction dan event attraction.

Site attraction merupakan daya tarik fisik yang permanen dengan Iokasi yang

tetap yaitu tempat-tempat wisata yang ada di daerah tujuan wisata seperti kebun

binatang, keratin, dan museum. Sedangkan event attraction adalah atraksi yang

berlangsung sementara dan lokasinya dapat diubah atau dipindah dengan mudah

seperti festival-festival, pameran, atau pertunjukan daerah.

Page 28: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

15

b) Facilities (fasilitas-fasilitas yang diperlukan)

Fasilitas cenderung berorientasi pada daya tarik di suatu Iokasi karena

fasilitas harus terletak dekat dengan pasamya. Selama tinggal di tempat tujuan

wisata, wisatawan memerlukan tidur, makan dan minum oleh karena itu sangat

dibutuhkan fasilitas penginapan. Selain itu, ada kebutuhan akan support

industries yaitu toko souvenir, toko cuci pakaian, pemandu, daerah festival, dan

fasilitas rekreasi.

c) Infrastructure (infrastruktur)

Daya tarik dan fasilitas tidak dapat dicapai dengan mudah kalau belum ada

infrastruktur dasar. Perkembangan infrastruktur dari suatu daerah sebenamya

dinikmati baik oleh wisatawan maupun rakyat yang juga tinggal di sana, maka

ada keuntungan bagi penduduk yang bukan wisatawan, pemenuhan atau

penciptaan infrastruktur adalah suatu cara untuk mencipta- kan suasana yang

cocok bagi perkembangan pariwisata.

d) Transportation (transportasi)

Dalam pariwisata kemajuan dunia transportasi atau pengangkutan sangat

dibutuhkan karena sangat menentukan jarak dan waktu dalam suatu peijalanan

pariwisata. Transportasi baik transportasi darat, udara, maupun laut merupakan

suatu unsur utama langsung yang merupakan tahap dinamis gejala-gejala

pariwisata.

e) Hospitality (keramahtamahan)

Wisatawan yang berada dalam lingkungan yang tidak mereka kenal

memerlukan kepastian jaminan keamanan khususnya untuk wisatawan asing

Page 29: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

16

yang memerlukan gambaran tentang tempat tujuan wisata yang akan mereka

datangi. Maka kebutuhan dasar akan keamanan dan perlindungan harus

disediakan dan juga keuletan serta keramahtamahan tenaga kerja wisata perlu

dipertimbangkan supaya wisatawan merasa aman dan nyaman selama

perjalanan wisata.10

Undang-undang Nomor: 10 Tahun 2009, menyebutkan pariwisata adalah

segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek

dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang berhubungan dengan

penyelenggaraan pariwisata, dengan demikian pariwisata meliputi:

1) Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata,

2) Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata seperti: kawasan wisata, taman

rekreasi, kawasan peninggalan sejarah, museum, waduk, pagelaran seni

budaya, tata kehidupan masyarakat atau yang bersifat alamiah: keindahan

alam, gunung berapi, danau, pantal

3) Pengusahaan jasa dan sarana pariwisata yaitu: usaha jasa pariwisata (biro

perjalanan wisata, agen perjalanan wisata, pramuwisata, konvensi, petjalanan

insentif dan pameran, impresariat, konsultan pariwisata, informasi pariwisata),

usaha sarana pariwisata yang terdiri dari akomodasi, rumah makan. bar,

angkutan wisata.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka penulis memberikan definisi

pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementra waktu dari

suatu tempat menuju ke tempat lain yang mempunyai daya tarik wisata untuk

10

Oka A. Yoeti, Pengantar Ilmu Pariwisata. (Bandung: Angkasa., 1996), h. 35

Page 30: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

17

dapat dinikmati sebagai suatu rekreasi atau hiburan untuk mendapat kepuasan

lahir batin. Pada hakekatnya pariwisata adalah proses kepergian sementara dari

seorang atupun kelompok menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya dorongan

kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan sosial maupun kebudayaan.

Kegiatan wisatawan dalam berwisata tentulah terpengaruh oleh faktor-faktor

tertentu yaitu faktor pendorong ataupun faktor penarik dalam melakukan

perjalanan pariwisata Fandeli menjelaskan kedua faktor tersebut ialah :11

a. Faktor pendorong adalah ingin terlepas meskipun sejenak dari rutinitas

setiap hari, lingkungan yang tercemar, atau kemacetan lalu lintas perkotaan.

b. Faktor penarik adalah berkaitan dengan atraksi wisata di daerah lain atraksi

ini berupa kemasyuran daya tarik wisata yang diperbincangkan orang serta

menjadi berita.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan

pariwisata memiliki ciri – ciri sebagai berikut:

a. Terdapat dua lokasi yang saling terkait yaitu daerah asal dan daerah tujuan

(destinasi)

b. Destinasi memiliki objek dan daya tarik Wisata

c. Destinasi memiliki sarana dan prasarana pariwisata

d. Perjalanan ke destinasi dilakukan dalam waktu sementara

e. Terdapat dampak yang ditimbulkan, khususnya pada segi sosial budaya,

ekonomi dan lingkungan di daerah destinasi.

11

Pendit, Nyoman S, Ilmu Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita, 1990,.h.11

Page 31: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

18

2. Bentuk – Bentuk Pariwisata

Pariwisata dapat dipelajari tidak hanya dari segi motivasi dan tujuan

perjalanan saja, tetapi dapat dilihat juga dalam bentuk – bentuk perjalanan Wisata.

Adapun bentuk-bentuk pariwisata:12

a) Menurut letak geografis, dimana kegiatan pariwisata yang berkembang

dibedakan menjadi :

1) Pariwisata lokal (local tourism) yaitu kepariwisataan yang ruang lingkupnya

lebih sempit dan terbatas dalam tempat – tempat tertentu saja.

2) Pariwisata regional (regional tourism) yaitu kegiatan kepariwisataan yang

dikembangkan dalam suatu wilayah tertentu. Dapat regional dalam suatu

wilayah tertentu, dapat pula regional dalam nasional dan internasional.

3) Pariwisata nasional (national tourism) yaitu jenis pariwisata yang

dikembangkan dalam wilayah suatu negara, dimana pesertanya tidak saja

terdiri dari warga negaranya sendiri tetapi juga orang asing yang berdiam di

negara tersebut.

4) Pariwisata regional – internasional yaitu kegiatan kepariwisataan yang

berkembang di suatu wilayah internasional yang terbatas tetapi melewati

batas – batas lebih dari dua atau tiga negara dalam wilayah tersebut.

5) Pariwisata internasional (international tourism) yaitu kegiatan

kepariwisataan yang dikembangkan di banyak negara di dunia.

12

Pendit, Nyoman S, Ilmu Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita, 1990, h.12

Page 32: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

19

b) Menurut Objeknya :

1) Cultural tourism, jenis pariwisata dimana motivasi wisatawan untuk

melakukan perjalanan disebabkan karena adanya daya tarik dari seni dan

budaya suatu tempat atau daerah.

2) Recuperational tourism, jenis pariwisata dimana motivasi Wisatawan untuk

melakukan perjalanan adalah untuk menyembuhkan penyakit.

3) Commercial tourism, jenis pariwisata dimana motivasi wisatawan untuk

melakukan perjalanan dikaitkan dengan kegiatan perdagangan nasional dan

internasional.

4) Sport tourism, jenis pariwisata dimana motivasi Wisatawan untuk

melakukan perjalanan adalah untuk melihat dan menyaksikan suatu pesta

olahraga di suatu tempat.

5) Political tourism, jenis pariwisata dimana motivasi wisatawan untuk

melakukan perjalanan tujuannya melihat atau menyaksikan sesuatu.

6) Social tourism, jenis pariwisata dimana dari segi penyelenggaraannya tidak

menekankan untuk mencari keuntungan.

7) Religion tourism, jenis pariwisata dimana motivasi wisatawan untuk

melakukan perjalanan tujuannya melihat atau menyaksikan upacara –

upacara keagamaan.13

B. Retribusi Daerah

Suatu negara dibesarkan oleh suatu rumah tangga yang besar, dimana

diperlukan biaya untuk membiayai sewa rumah, penerangan, keperluan hidup

13

Pendit, Nyoman S, Ilmu Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita, 1990,.h.11

Page 33: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

20

sehari-hari dan keprluan sebagainya.14 Negara pun membutuhkan uang guna

kelancaran pelaksanaan tugas dan melaksanakan kegiatan pembangunan. Guna

membiayai kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan tersebut maka diperlukan

sumber pendapatan daerah yang bersumber dari:

1. Bumi, air, dan kekayaan alam

2. Pajak dan bea cukai

3. Bagi hasil laba perusahaan daerah

4. Retribusi

Salah satu sumber yang digunakan untuk membiayai belanja negara

adalah Retribusi, oleh karena itu perlu dijelaskan pengertian retribusi yang

dapat diartikan sebagai akibat adanya kontra prestasi yang diberikan oleh

pemda/pembayaran tersebut didasarkan atas prestasi/pelayanan yang diberikan

pemda yang langsung dinikmati secara perseorangan oleh warga masyarakat

dan pelaksanaannya atas peraturan yang berlaku. Sedangkan menurut kamus

Bahasa Indonesia, Retribusi adalah Pungutan uang oleh pemerintah (kota

praja dan sebagainya) sebagai balas jasa.15

Menurut UU No. 34 tahun 2000 (entang perubahan UU No. 18 tahun1997

bahwa Pajak Daerah dan Retribusi Daerah merupakan salah satu sumber

pendapatan Daerah yang penting guna membiayai penyelenggaraan pemerintahan

Daerah dan pembangunan Daerah. Pajak Daerah atau yang disebut pajak adalah

iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada Daerah tan pa

14

Bagus Santoso, Retribusi Pasar Sebagai Pendapatan Asli Daerah, Prisma No.4, Jakarta : LP3ES, 2015, h. 43

15 Utang Rosidin, Otonomi Daerah dan Desentralisasi, Bandung, Pustaka Setia, 2010, h.51

Page 34: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

21

imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyeleng-

garaan pemerintahan Daerah dan pembangunan Daerah. sedangkan aturan pe-

laksanaannya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tantang

Pajak Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 66 tentang Retribusi Daerah.16

Menurut Rohmat Soemitro, retribusi adalah pembayaran kepada Negara

yang dilakukan kepada mereka yang menggunakan jasa-jasa Negara, artinya

retribusi daerah sebagai pembayaran atas jasa atau karena mendapat pekeijaan

usaha atau milik Negara yang berkepentingan atau jasa yang diberikan oleh

daerah baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena itu, setiap pungutan

yang dilakukan oleh pemerintah daerah senantiasa berdasarkan prestasi dan jasa

yang diberikan kepada masyarakat sehingga keleluasaan retribusi daerah terletak

pada yang dinikmati oleh masyarakat. Jadi, retribusi sangat berhubungan erat

dengan jasa layanan yang diberikan pemerintah daerah kepada yang mem-

butuhkan.

Dalam UU.RI No.28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah menyatakan bahwa Retribusi Daerah yaitu pemungutan daerah sebagai

pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan

atau diberikan kepada pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi

atau badan.

Menurut Boediono bahwa Retribusi adalah Pembayaran yang di lakukan

oleh mereka yang menikmati jasa negara secara langsung” Menurut Rohmat

16

Rahmayanti, Strategi Peningkatan Retribusi (Jasa) Pasar Niaga Daya Di Kota

Makassar. (UNHAS Makassar,2013), h.27.

Page 35: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

22

Sumitro Bahwa Retribusi Daerah adalah pembayaran kepada negara yang

dilakukan kepada mereka yang menggunakan jasa-jasa negara, Artinya retribusi

daerah sebagai pembayaran atas jasa atau karena mendapat pekerjaan usaha

atau milik daerah bagi yang berkepentingan, atau jasa yang diberikan oleh

daerah baik secara langsung maupun tidak langsung ”. Pengaturan tentang

pungutan retibusi harus berdasarkan prinsip-prinsip umum pungutan retribusi.

Fisher berpendapat bahwa prinsip umum dari pemungutan retribusi adalah sebagai

berikut;17

1. Pembiayaan retribusi meningkat sebagai akibat dari peningkatan

keuntungan dan penggunaan langsung;

2. Pembiayaan retribusi membutuhkan kondisi bahwa penggunaan langsung

dapat dengan mudah diidentifikasi dan dikecualikan (pada biaya pantas)

dari mengkomsumsi pelayanan kecuali apabila harga dibayar dengan

asumsi bahwa kebanyakan keuntungan dari sebuah pelaporan atau

fasilitas yang diterima oleh pengguna barang;

3. Pembiayaan retribusi lebih efisien ketika permintaan lebih elastis

harganya;

4. Margin keuntungan dan bukan total keuntungan sangat berpengaruh dalam

menentukan retribusi.

Menurut Marihot P. Siahaan, retribusi Daerah adalah pungutan daerah

sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan

dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau

17

Bagus Santoso, Retribusi Pasar Sebagai Pendapatan Asli Daerah, Prisma No.4, Jakarta : LP3ES, 2015, H.45

Page 36: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

23

badan. Jasa adalah kegiatan pemerintah daerah berupa usaha dan pelayanan yang

menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya dapat dinikmati oleh

orang pribadi atau badan, dengan demikian bila seseorang ingin menikmati jasa

yang disediakan oleh pemerintah daerah, ia harus membayar retribusi yang

ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sedangkan menurut Munawir,

retribusi adalah iuran kepada pemerintah yang dapat dipaksakan dan jasa balik

secara langsung dapat ditunjuk, paksaan ini bersifat ekonomis karena siapa saja

yang tidak merasakan jasa balik dari pemerintah ia tidak akan dikenakan iuran

tersebut.18

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Pasal 18 ayat 1 menentukan bahwa

objek retribusi adalah berbagai jasa tertentu yang disediakan oleh pemerintah

daerah. Tidak semua jasa yang diberikan oleh pemerintah daerah dapat dipungut

retribusinya, tetapi hanya jasa-jasa tertentu yang merupakan pertimbangan sosial

ekonomi layak dijadikan objek retribusi. Jasa retribusi daerah tersebut dibagi

menjadi tiga golongan.yaitu:

1) Retribusi Jasa Umum, yaitu retribusi atas jasa yang disediakan oleh

Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kcmamfaatan umum serta

dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

2) Retribusi Jasa Usaha. yaitu retribusi atas jasa yang disediakan oleh

Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasar-

nya dapat disediakan oleh sektor swasta.

18

Darwin,. Pajak Dan Retribusi Daerah. ( Jakarta : Mitra Wacana Media, 2010), h 28

Page 37: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

24

3) Retribusi Perizinan Tertentu, yaitu retribusi alas kcgiatan icrtcntu

Pcmerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau

badan yang dimaksudkan untuk pembinaan. pengaturan, pcngendalian. dan

pcngawasan atas kegiatan pemamfaatan ruang, penggunaan sumber daya

alam, barang, sarana, prasarana. atau fasilitas tertentu guna mclindungi

kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

Adapun jenis-jenis retribusi tersebut adalah sebagai berikut:

1) Jenis-jenis Retribusi jasa umum:

(a) Retribusi pelayanan kesehatan;

(b) Retribusi pelayanan persampahan/ kebersihan;

(c) Retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk dan akta

sipil;

(d) Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;

(e) Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Penguburan Mayat;

(f) Retribusi pelayanan pasar;

(g) Retribusi pengujian kendaraan bcmiotor;

(h) Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran;

(i) Retribusi penggantian biaya cetak peta;

(j) Retribusi pengujian kapal perikanan.

2) Jenis-jenis Retribusi jasa usaha:

(a) Retribusi pemakaian kekayaan daerah;

(b) Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan;

(c) Retribusi tempat pelelangan;

Page 38: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

25

(d) Retribusi terminal;

(e) Retribusi tempat khusus parkir,

(f) Retribusi lempat penginapan/ pcsanggraha/villa;

(g) Retribusi penyedotan kakus:

(h) Relribusi rumah potong hewan;

(i) Retribusi pelayanan pelabuhan kapal;

(j) Retribusi penyeberangan di atas air,

(k) Retribusi tempat rekreasi dan olahraga;

(l) Retribusi pengolahan limbah cair;

(m) Retribusi penjualan produksi usaha daerah.

3) Jenis-jenis retribusi Jasa tertentu:

a) Retribusi izin mendirikan bangunan;

b) Retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol;

c) Retribusi izin gangguan;

d) Retribusi trayek.

Hasil penerimaan jenis retribusi tertentu sebagian diperuntukkan kepada

daerah yang terlibat langsung dalam pemberian pelayanan, seperti retribusi peng-

gantian biaya cetak kartu tanda penduduk dan akta catatan sipil. Bagian daerah ini

ditetapkan lebih lanjut melalui peraturan daerah kabupaten dengan mem-

perhatikan aspek keterlibatan daerah dalam menyediakan layanan tersebut.

Penggunaan bagian daerah ini ditetapkan sepenuhnya oleh daerah.19

19

Ahmad Yani, Hubungan Keuangan Antara Pemertmuh Pusat Dim Daerah Dt

Indonesia. (Jakarta: Rajawali Pers, 2002), h. 73

Page 39: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

26

Sebenamya tingkat penggunaan jasa adalah jumlah penggunaan jasa yang

di-jadikan dasar alokasi beban biaya yang dipikul oleh pemerintah daerah untuk

penyelenggaraan jasa bersangkutan. Untuk itu, dalam penetapan besamya tarif

retribusi yang harus dibayar oleh orang pribadi ataupun badan atau secara luas

yaitu masyarakat yaitu tingkat perkalian jumlah penggunaan jasa dan tarif

retribusi. Maka disimpulkan bahwa besamya tarif yang digunakan adalah nilai

rupiah atau persentase tertentu yang ditetapkan untuk menghitimg besamya

retribusi yang terutang. 20

C. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Sesuai dengan hak dan kewajiban daerah yang diberikan oleh UU RI

No. 23 Tentang Pemerintah Daerah yang telah memperbolehkan daerah untuk

mengatur dan mengurus pemerintahan sendiri, mengelolah kekayaan daerah,

memungut pajak dan retribusi daerah, mendapatkan sumber sumber pendapatan

lainnya yang sah, dan mendapat hak lainnya yang diatur dalam peraturan

perundang-undangan. Dalam Undang-undang tersebut Pasal 23 ayat (1) dan (2)

menegaskan bahwa: Hak dan kewajiban daerah sebagaimana yang dimaksud di

atas diwujudkan dalam bentuk rencana kerja pemerintahan daerah dan

dijabarkan dalam bentuk pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah yang

dikelolah dalam sistem pengelolaan keuangan daerah.

Pengelolaan keuangan daerah yang dimaksud adalah dilakukan secara

efisien, efektif, transparan, akuntabel, tertib, adil, patut, dan taat pada peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Dalam Pasal 6 UU.RI No. 33 tahun 2004

20

Darwin,. Pajak Dan Retribusi Daerah, ( Jakarta : Mitra Wacana Media, 2010), h 28

Page 40: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

27

Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah bahwa PAD yaitu;21

1. Pajak daerah

2. Retribusi daerah

3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang di pisahkan, dan

4. Lain lain pendapatan asli daerah yang sah.

Dalam upaya meningkatkan PAD, daerah dilarang menetapkan peraturan

daerah tentang pendapatan yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi dan

dilarang menetapkan peraturan daerah tentang pendapatan yang menghambat

mobilitas penduduk. Lalu lintas barang dan jasa antar daerah, dan kegiatan

ekspor-impor. Yang dimaksud tentang peraturan daerah tentang pendapatan

yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi adalah peraturan daerah yang mengatur

pengenaan pajak dan retribusi oleh daerah terhadap obyek obyek yang dikenakan

Pajak Pusat dan Provinsi sehingga menyebabkan menurunnya daya saing

daerah. Peningkatan PAD dilaksanakan melalui langkah-langkah sebagai

berikut;22

1. Intensifikasi, melalui upaya ;

2. Penggalian sumber-sumber penerimaan baru (eksentifikasi)

3. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

21

Khairul Muluk, Peta Konsep, Desentralisasi dan Pemerintah Daerah, Surabaya, ITS

Press, 2009.

22 Abdullah. Pajak dan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia, Jakarta:

Gramedia.h.121

Page 41: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

28

Menurut Mc Mastter, teori manajemen pendapatan asli daerah adalah

administrasi penerimaan berkaitan dengan implementasi dari kebijakan fiscal

dengan proses identifikasi atau registrasi dari wajib pajak dan wajib retribusi,

penilaian, pemungutan, dan penegakan sansi. Hal ini berkaitan dengan kecakapan

pihak a dministrasi atas suatu sumber pajak atau retribusi daerah. Dua tolak ukur

yang dapat digunakan oleh pemerintah daerah, yaitu realisasi dari potensi

penerimaan daerah dan biaya yang dikeluarkan dalam mengumpulkan

penerimaan.

Teori tersebut diperkuat dengan pernyataan Devas, yaitu terdapat dua peran

yang dapat dimainkan oleh pemerintah daerah dalam kaitannya dengan

manajemen PAD, yaitu:23

1. Menekankan peranan pemerintah daerah sebagai ungkapan dari kemauan

dan identitas masyarakat setempat. Tujuan pemerintah daerah pada dasarnya

bersifat politik, dalam arti pemerintah daerah pada dasarnya bersifat politik,

dalam arti pemerintah daerah merupakan wadah bagi penduduk setempat

untuk mengemukakan keinginan mereka dan untuk menyelenggarakan

urusan setempat sesuai dengan keinginan dan prioritas mereka.

2. Pemerintah daerah pada dasarnya adalah lembaga untuk menyelenggarakan

layanan-layanan tertentu untuk daerah, dan sebagai alat yang tepat untuk

menebus biaya, memberikan layanan yang semata-mata bermanfaat untuk

daerah. Tujuan pemerintah daerah bersifat tata usaha dan ekonomi. Terdapat

persamaan McMaster dan Devas mengenai pembiayaan pembangunan

23

Abdullah. Pajak dan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia, Jakarta: Gramedia.h.125

Page 42: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

29

daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam manajemen

anggaran daerah.

Lebih lanjut, Mandiasmo mengatakan “strategi untuk mengoptimalkan

kekayaan daerah meliputi:

1. Identifikasi dan inventaris nilai potensi

2. Adanya system informasi manajemen aset daerah

3. Pemanfaatan potensi daerah

4. Melibatkan berbagai atau keahlian yang terkait seperti auditor internal dan

penilai.

Manajemen PAD erat kaitannya dengan pengelolaan, menurut Lembaga

Administrasi Negara (1985) pengelolaan merupakan proses dari keseluruhan

usaha atau kegiatan memikirkan dan menentukan berbagai hal yang bersangkutan

dengan apa-apa yang harus dilakukan, mengusahakan, mengatur, menggerakkan,

dan memanfatkan sumber-sumber baik yang berupa manusia maupun bukan

manusia diperlukan untuk mencapai tujuan, serta menjamin agar tidak terjadi

penyimpangan dan kegagalan dalam pencapaian tujuan.24

Kemampuan pemerintah daerah untuk menyediakan layanan sangat

tergantung atas kemampuan untuk mendanai layanan tersebut. Kemampuan

tersebut dapat dilihat dari potensi daerah itu sendiri serta pemanfaatannya. Dengan

demikian, selain pajak daerah, maka retribusi merupakan sumber penerimaan

daerah yang dapat menyediakan layanan dan barang politik. Selain itu, retribusi

24

Josef Riwu Kaho Prosfek otonomi daerah di negara republik Indonesia (Indikasi

faktor-faktor yang mempengaruhi penyelenggaraan otonomi daerah, Jakarta, PT Raja Grapindo, 2007,.h. 21

Page 43: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

30

merupakan jalan yang berpotensi mengurangi ketergantungan pemerintah daerah

dari pemerintah pusat untuk sektor pendapatan.

Secara konsepsional, yang dimaksud dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

adalah seluruh penerimaan daerah dari berbagai usaha pemerintah, baik untuk

mengumpulkan dana guna keperluan yang bersangkutan dalam membiayai

kegiatan rutin maupun kegiatan pembangunannya.25 PAD adalah seluruh

penerimaan daerah yang diakibatkan oleh tindakan Kepala Daerah selaku

penguasa. Batasan ini didasarkan pada pendapat Abdullah, bahwa Kepala Daerah

selaku penguasa anggaran dapat mengambil tindakan yang dapat berakibat pada

anggaran baik pendapatan atau perbelanjaan.

Pendapatan Asli Dearah merupakan cerminan dari otonomi daerah serta

penyerahan otoritas system pemgendalian dan manajemen keuangan daerah

kepada pemerintah daerah. Sumber PAD merupakan keuangan daerah yang digali

dari wilayah daerah sendiri berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Sumber PAD ini terdiri dari:26

1. Hasil pajak daerah

2. Hasil retribusi daerah

3. Hasil pengelolaaan kekayaan daerah yang dipisahkan

4. Lain-lain PAD yang sah, yaitu hasil penjualan asset tetap daerah dan jasa

giro.

25

Imam Soebechi, Judicial Review : Perda Pajak dan Retribusi Daerah, Jakarta, Sinar Grafika, 2012, h.14

26 Marihot Pahala Siahaan, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2010,.h.29

Page 44: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

31

D. Konsep Pembangunan Sektor Ekonomi

Pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses yang

menyebabkan kenaikan pendapatan riil perkapita penduduk suatu Negara dalam

jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem. Berdasarkan definisi di atas

jelas bahwa pembangunan ekonomi memiliki pengertian:27

1. Suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi terus-menerus.

2. Usaha untuk menaikan pendapatan perkapita.

3. Kenaikan pendapatan perkapita itu harus berlangsung dalam jangka panjang.

4. Perbaikan sistem kelembagaan di segala bidang. Kelembagaan ini bisa ditinjau

dari 2 aspek, yaitu: aspek perbaikan di bidang organisasi (institusi) dan

perbaikan di bidang regulasi (baik formal maupun informal).

Menurut Todaro (2000:21), pembangunan ekonomi dipandang sebagai

proses multidimensional yang mencakup segala aspek dan kebijaksanaan

yang komprehensif baik ekonomi maupun non ekonomi. Menurut Todaro

(2000:21), proses pembangunan harus mempunyai tiga tujuan inti, yaitu:

1. Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai macam barang

kebutuhan pokok (pangan, sandang, papan kesehatan, dan perlindungan

keamanan).

2. Peningkatan standar hidup yang hanya berupa peningkatan pendapatan,

namun juga meliputi pertambahan penyediaan lapangan pekerjaan, perbaikan

kualitas pendidikan, serta peningkatan perhatian atas nilai-nilai cultural dan

27

Arsyad, Mujib. Problem Desentralisasi dan Perimbangan Keuangan Pemerintah

Pusat-Daerah, Peluang dan tantangan dalam Pengelolaan Sumber Daya Daerah, Yogyakarta. Sekolah Pasca Sarjana UGM, 2001, H. 6

Page 45: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

32

kemanusiaan, dimana semuanya itu tidak hanya untuk memperbaiki

kesejahteraan materiil melainkan juga untuk menumbuhkan jati diri bangsa

yang bersangkutan.

3. Perluasan pilihan-pilihan ekonomi dan sosial bagi tiap individu dan bangsa

secara keseluruhan, yakni dengan membebaskan mereka dari sikap

ketergantungan.

Pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai kenaikan PDB/PNB tanpa

memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat

pertumbuhan penduduk, atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau

tidak. 28

Menurut Simon Kuznet dalam Jhingan29, pertumbuhan ekonomi

adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu Negara (daerah)

untuk menyediakan semakin banyak barang-barang ekonomi kepada

penduduknya, kemampuan ini timbul sesuai dengan kemajuan teknologi, dan

penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang diperlukannya.

Berdasarkan sudut pandang tersebut, maka dalam penelitian ini

digunakan istilah pertumbuhan ekonomi yang akan dilihat dari sudut pandang

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pertumbuhan ekonomi dapat

diketahui dengan membandingkan PDRB pada tahun tertentu (PDRB t ) dengan

sebelumnya (PDRB t-1 )

28

Arsyad, Mujib. Problem Desentralisasi dan Perimbangan Keuangan Pemerintah

Pusat-Daerah, Peluang dan tantangan dalam Pengelolaan Sumber Daya Daerah, Yogyakarta. Sekolah Pasca Sarjana UGM, 2001, H. 23 29

Page 46: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

33

E. Penelitian Terdahulu

Tinjauan empirik merupakan hasil penelitian terdahulu yang

mengemukakan beberapa konsep yang relevan dan terkait dengan strategi promosi

kuliner. Beberapa studi empiris maupun deskriptif yang menjadi acuan penulisan

skripsi ini antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Edwin Swardana30 (2012), tentang

‘Pelaksanaan Punguntan Retribusi Wisata Alam di Kabupaten Bulukumba,

dengan menggunakan tipe penelitian deskriptif yang memberikan gambaran

tentang bagaimana prosedur pelaksanaan pungutan retribusi wisata alam

Kabupaten Bulukumba. Dengan hasil, Prosedur pembayaran dan penagihan

retribusi adalah: (a). Bukti pembayaran atau karcis diserahkan oleh petugas

penagihan retribusi, (b). pembayaran retribusi dilakukan di loket,

(c).pembayaran disertakan bukti karcis,(d). pembayaran retribusi

diserahkan kebendahara Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, (e).Dinas

pariwisata Dan Kebudayaan menyerahkan kepada bendahara Dinas

pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Bulukumba. (2). Kendala Dalam

Pungutan Retribusi Wisata Alam Tanjung Bira Kabupaten Bulukumba

adalah: (a).kendala administrasi, (b).kendala non administrasi, dan,

(c).fasilitas,. (3). Upaya untuk menyelesaikan kendala dalam pungutan

retribusi wisata alam tanjung Bira Kabupaten Bulukumba adalah: (a)

menerapkan pengawasan yang melekat terhadap setiap petugas, dengan

menanamkan kesadaran para petugas melaksanakan tanggung jawab dengan

30

Edwin Swardana, tentang ‘Pelaksanaan Punguntan Retribusi Wisata Alam di

Kabupaten Bulukumba’ (2012).

Page 47: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

34

memberikan pengarahan terhadap petugas yang melakukan pelanggaran. (b)

Mengenai pemukiman didalam sangat berat maka kami membebaskan

masyarakat dengan menunjukkan lahan untuk kelangsungan hidupnya sebab

pendapatan yang dapat menghidupi mereka salah satunya berjualan di

dalam. (c) mengadakan secepatnya penertiban sosialisasi minimal satu

kali beli tiket agar masyarakat dan petugas retribusi tidak lagi ragu

melaksanakan kewajibannya seperti pemasangan reklame.

2. Tentang ‘Penelitian yang dilakukan oleh Surya Wirawan (2009)31 dengan

judul penelitian ”Pengembangan Daya Tarik Wisata Bahari Secara

Berkelanjutan Di Nusa Lembongan Kabupaten Klungkung”. Sumber daya

atau potensi wisata yang dimiliki di kawasan pesisir Pulau Nusa

Lembongan adalah sebagai berikut : (1) panorama alam pantai yang

menawan dengan hamparan pasir putih, ombak yang baik untuk para

peselancar; (2) khasanah dan keunikan alam bawah laut; (3) hutan bakau

(mangrove),; (4) karang pantai (clift ) di pesisir barat Nusa

Lembongan (dream beach)); (5) hamparan budi daya rumput laut; (6)

kehidupan komunitas nelayan; (7) fasilitas akomodasi, dan fasilitas lain di

kawasan Nusa Lembongan. Penelitian Suryan Wirawan membahas tentang

bentuk pengembangan daya tarik wisata bahari di Nusa Lembongan, peran

stakeholders dalam pengembangan daya tarik wisata bahari di Nusa

Lembongan dan manfaat pengembangan daya tarik wisata bahari bagi

masyarakat , dunia usaha dan pemerintah. Hasil penelitian Surya Wirawan

31

Wirawan, dengan judul penelitian ”Pengembangan Daya Tarik Wisata Bahari Secara

Berkelanjutan Di Nusa Lembongan Kabupaten Klungkung, (2009).

Page 48: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

35

menunjukan, bahwa bentuk pengembangan daya tarik wisata bahari Nusa

Lembongan adalah menitikberatkan pada penataan dan pengembangan

infrastruktur dasar, diversifikasi aktivitas dan paket wisata serta fasilitas

sanitasi yang mengacu pada ketentuan lingkungan dan berkelanjutan yaitu

dengan merancang sistem zonasi yang dibagi ke dalam beberapa daerah

peruntukan (zoning), yaitu : Zona Inti (Zona Konservasi Alam), Zona

Buffer (Zona Penerimaan), Zona Pengembangan (Zona Aktivitas Wisata).

3. Kartimin (2011) dengan judul penelitian “Strategi Pengembangan Pantai

Brawa Sebagai Daya Tarik Wisata Berbasis Kerakyatan Di Kabupaten

Bandung”.32 Penelitian ini dikembangkan karena Pantai Berawa

merupakan salah satu daya tarik wisata yang memiliki potensi berupa

pemandangan laut yang cukup indah, sunset, pasir putih yang landai

yang bisa dijadikan sarana berjemur untuk wisatawan, dan untuk olah

raga selancar (surfing). Pantai Berawa juga sudah memenuhi empat (4)

komponen penting dalam

industri pariwisata yang dikenal dengan istilah empat A, yaitu Attraction

(atraksi wisata), Accesibility (akses untuk mencapai daerah wisata), Amenity

(fasilitas dan jasa wisata), dan Ancillary (kelembagaan dan sumber daya

manusia pendukung kepariwisataan). Dengan akses yang sangat mudah ini

sangat memungkinkan Pantai Berawa bisa dikembangkan sebagai wisata

alam.

32

Kartimin “Strategi Pengembangan Pantai Brawa Sebagai Daya Tarik Wisata

Berbasis Kerakyatan Di Kabupaten Bandung, (2011).

Page 49: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

36

Hasil penelitian Kartimin menunjukan, bahwa potensi - potensi yang ada di

Pantai Brawa harus memenuhi komponen pariwisata yang dikenal 4A

(accessibility, attraction, amenity, dan ancilliary), setelah itu di buatkan

strategi pengembangannya dengan menggunakan analisis SWOT dan

menentukan program pengembangannya.

F. Kerangka Pikir Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam pemikiran penelitian “Analisis

Kontribusi Sektor Pariwisata Pantai Bira terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

di Kabupaten Bulukumba” adalah antara lain variabel kontribusi sector pariwisata

Pantai Bira Kabupaten Bulukumba.

Sektor pariwisata merupakan salah satu dari pendapatan daerah dari 17

sektor ekonomi yang ikut memberikan kontribusi terhadap PAD Kabupaten

Bulukumba yang tepatnya di Kecamatan Bontobahari yakni wisata alam pantai

bira. Dengan demikian kerangka pikiran analisis kontribusi sektor pariwisata

pantai bira Kabupaten Bulukumba terhadap PAD Kabupaten Bulukumba dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

Sektor Ekonomi

Industri Pariwisata

Pantai Bira

Pendapatan Asli Daerah

Page 50: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Bersifat

kuantitatif karena dalam pelaksanaannya meliputi data yang berupa angka, atau

data berupa kata-kata atau kalimat atau kalimat yang dikonversi menjadi data

yang berbentuk angka. Data yang berupa angka tersebut kemudian diolah dan

dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi ilmiah dbalik angka-angka

tersebut, Data Deskriptif adalah data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk

kata-kata, gambar dan angka-angka. Karena dalam pelaksanaannya meliputi data,

analisis dan interpretasi tentang arti dan data yang diperoleh. Penelitian ini

dilaksanakan di Dinas Pariwisata Kabupaten Bulukumba dan Dinas Pendapatan

Daerah Kabupaten Bulukumba.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yang diperoleh dari

Dinas Pariwisata dan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bulukumba berupa

data laporan realisasi pendapatan objek wisata bira.

Sumber data yang digunakan yaitu data Sekunder, data ini diperoleh

melalui hasil pengumpulan infomasi dari pihak terkait dalam hal ini badan atau

Page 51: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

38

instansi-instansi terkait seperti, Badan Pusat Statistik, Dinas Pariwisata Kabupaten

Bulukumba, Dan Dinas pendapatan Daerah Kabupaten Bulukumba.

C. Metode Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data adalah dengan mengumpulkan data-data

sekunder yang di butuhkan dalam penelitian ini, dari instansi-instansi terkait

seperti Dinas Pariwisata Kabupaten Bulukumba dan Dinas Pendapatan Daerah.

Dan penelitian ini dilakukan dengan mempelajari literatur-literatur, jurnal dan

buku yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

D. Metode Analisis Data

Untuk menguji hipotesis yang telah di ajukan, maka metode analisis yang

digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif, digunakan untuk menjelaskan mengenai peningkatan PAD

dengan membandingkan target dan realisasi pendapatan yang diterima di pantai

Bira.

2. Analisis kontribusi ini akan melihat besarnya kontribusi sektor pariwisata

terhadap PAD Kabupaten Bulukumba. Dengan mengetahui jumlah kontribusi,

diharapkan pemerintah bisa menganalisis besarnya potensi sektor pariwisata

untuk tahun kedepannya. Sedangkan untuk menghitung kontribusi sektor

pariwisata adalah sebagai berikut:33

Kontribusi = ℎ

100%

33

Marihot Pahala Siahaan, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2010,.h.36

Page 52: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

39

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional untuk masing-masing variable yang digunakan

dalam penelitian ini meliputi:

1. Kontribusi sebagai sumbangsih yang diberikan objek wisata pantai bira

terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Bulukumba.

2. Sektor pariwisata yang dimaksud dalam penelitian ini adalah objek wisata

pantai bira yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu

sumber pendapatan daerah Kabupaten Bira.

3. Pendapatan asli daerah (PAD) adalah pendapatan yang bersumber dari

kontribusi objek wisata bira dan sekitarnya yakni pendapatan loket gerbang

masuk tempat wisata, pendapatan ukm makro, pendapatan hotel dan retoran

di sekitar pantai bira di Kabupaten Bulukumba.

Page 53: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pantai Bira

Kabupaten Bulukumba

1. Keadaan Geografis dan Iklim Kabupatcn Bulukumba

Kabupaten Bulukumba terletak di bagian selatan jasirah Sulawesi dan

berjarak kurang lebih 153 km dan ibukota provinsi Sulawesi Selatan. Secara

kewilayaan Kabupaten Bulukumba berada pada kondisi empat dimensi, yakni

dataran tinggi pada kaki gunung Bawakaraeng-Lompobattang, dataran rendah,

pantai dan laut lepas. Kabupaten Bulukumba terletak diantara 05° 20°- 05° 40° LS

dan 119° 58°- 120° 28° BT dengan batas-batas sebagai berikut:

Tabel 4.1 Batas Wilayah dan Letak Geografis Kabupaten Bulukumba

Arah Batas Wilayah Letak Geografis

Utara Kabupaten Sinjai 05° 20° Lintang Selatan

Timur Teluk Bone 120° 28° Bujur Timur

Selatan Laut Flores 05° 40° Lintang Selatan

Barat Kabupaten Bantacng 119° 58° Lintang selatan

Sumber: Badan pertanahan Nasional Kabupaten Bulukumba, 2018

Luas wilayah Kabupaten Bulukumba sekitar 1.284,63 km atau sekitar 2,5

persen dari luas wilayah Sulawesi Selatan yang meliputi 10 kecamatan dan terbagi

ke dalam 27 kelurahan dan 103 desa. Ditinjau dari segi luas kecamatan, Gantarang

dan Bulukumpa merupakan dua wilayah kecamatan terluas masing-masing seluas

Page 54: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

41

173,5 km dan 171,3 km sekitar 30 persen dari luas Kabupaten. Kemudian

disusul kecamatan lainnya dan terkeci! adalah kecamatan Ujung Bulu yang

merupakan pusat kola Kabupaten dengan luas 14,4 km atau hanya sekitar 1

persen.

Wilayah Kabupaten Bulukumba hampir 95,4 persen berada pada ketinggian

0 sampai dengan 1000 meter di atas permukaan laut dengan tingkat kemiringan

tan ah umumnya 0-40°. Terdapat sekitar 32 aliran sungai yang dapat mengairi

sawah seluas 23.365 Hektar, sehingga merupakan daearah potensi pertanian.

Curah hujannya rata-rata 152 mm/bulan dan rata-rata hari hujan 10 hari per bulan.

Kabupaten Bulukumba mempunyai suhu rata-rata berkisar antara 23,82 °C -

27,68 °C. Suhu pada kisaran ini sangat cocok untuk pertanian tanaman pangan

dan tanaman perkebunan. Berdasarkan analisis Smith - Ferguson (tipe iklim

diukur menurut bulan basah dan bulan kering) maka klasifikasi iklim di

Kabupaten Bulukumba termasuk iklim lembap atau agak basah. Kabupaten

Bulukumba berada di sektor timur, musim gadu antara Oktober - Maret dan

musim rendengan antara April - September. Terdapat 8 buah stasiun penakar

hujan yang tersebar di beberapa kecamatan, yakni: stasiun Bettu, stasiun

Bontonyeleng, stasiun Kajang, stasiun Batukaropa, stasiun Tanah Kongkong,

stasiun Bontobahari, stasiun Bulo-bulo dan stasiun Herlang.

Daerah dengan curah hujan tertinggi terdapat pada wilayah barat laut dan

timur sedangkan pada daerah tengah memiliki curah hujan sedang, sedangkan

pada bagian selatan curah hujannya rendah. Curah hujan di Kabupaten

Bulukumba sebagai berikut:

Page 55: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

42

a) Curah hujan antara 800 - 1000 mm/tahun, meliputi Kecamatan Ujungbulu,

sebagian Gantarang, sebagian Ujung Loe dan sebagian besar Bontobahari.

b) Curah hujan antara 1000 — 1500 mm/tahun, meliputi sebagian Gantarang,

sebagian Ujung Loe dan sebagian Bontotiro.

c) Curah hujan antara 1500 - 2000 mm/tahun, meliputi Kecamatan Gantarang,

sebagian Rilau Ale, sebagian Ujung Loe, sebagian Kindang, sebagian

Bulukumpa, sebagian Bontotiro, sebagian Herlang dan Kecamatan Kajang.

d) Curah hujan di atas 2000 mm/tahun meliputi Kecamatan Kindang,

Kecamatan Rilau Ale, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Herlang.

Tanah di Kabupaten Bulukumba didominasi jenis tanah latosol dan

mediteran. Secara spesifik terdiri atas tanah alluvial hidromorf coklat kelabu

dengan bahan induk endapan liat pasir terdapat dipesisir pantai dan sebagian di

daratan bagian utara. Sedangkan tanah regosol dan mediteran terdapat pada

daerah-daerah bergelombang sampai berbukit di wilayah bagian barat.

2. Gambaran Umum Pemerintahan

Pemerintahan kabupaten bulukumba membawahi 10 (sepuluh) kecamatan

defenitif dan terbagi ke dalam 27 kelurahan dan 109 desa ke-10 kecamatan

tersebut adalah sebagia berikut :

a) Kecamatan Ujungbulu (Ibukota Kabupaten)

b) Kecamatan Gantarang

c) Kecamatan Kindang

d) Kecamatan Rilau Ale

e) Kecamatan Bulukumpa

Page 56: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

43

f) Kecamatan Ujungloe

g) Kecamatan Bonto Bahari

h) Kecamatan Kajang

i) Kecamatan Herlang

Dari 10 kecamatan tersebut, tujuh di antaranya merupakan daerah

pesisir sebagai sentra pengembangan pariwisata dan perikanan yaitu Kecamatan

Gantarang, Kecamatan Ujungbulu, Kecamatan Ujung Loe, Kecamatan

Bontobahari, Kecamatan Bonto Tiro, Kecamatan Kajang dan Kecamatan Herlang.

Tiga kecamatan lainnya tergolong sentra pengembangan pertanian dan

perkebunan.

3. Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bulukumba

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan alat utama dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah karena berfungsi untuk menerjemahkan

berbagai keputusan politik ke dalam berbagai kebijakan publik serta untuk

menjamin pelaksanaan berbagai kebijakan tersebut secara operasional, terutama

dalam memberikan pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat. Oleh karena

itu, SKPD merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan keseluruhan agenda

pemerintahan daerah, dalam kerangka upaya merealisasikan sebuah tata

pemerintahan yang baik (good governance).

SKPD Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bulukumba adalah

satuan kerja yang memiliki kewenangan menyelenggarakan pembangunan dan

pengembangan di bidang kebudayaan dan kepariwisataan secara efektif, efisien,

akuntabel, dan profesional. Seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Bupati

Page 57: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

44

Bulukumba No. 32/IX/2008 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok, Uraian Tugas

Jabatan Struktural dan Uraian Kegiatan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Bulukumba. Dalam melaksanakan tugas pokok di atas Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai fungsi sebagai berikut.

a. Perumusan kebijaksanaan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai

dengan lingkup tugasnya;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

4. Gambaran Umum Perekonomian Kabupaten Bulukumba

Salah satu cara untuk melihat tingkatan pertumbuhan ekonomi yang

dicapai suatu daerah dapat tergambarkan dari nilai pertumbuhan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) yang sekaligus mencerminkan potensi ekonomi yang

dimiliki oleh daerah tersebut. Produk Domestik Regional Bruto merupakan nilai

dari scluruh barang dan jasa yang di produksi oleh suatu daerah dal am kurun

waktu tertentu, biasanya satu tahun tan pa membedakan kepemilikan faktor-faktor

produksi yang digunakan dal am proses produksi.

Nilai dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat dihitung melalui

tiga pendekatan, sebagai berikut:

a) Segi Produksi. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mcrupakan

jumlah nettoatas barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi

dalam suatu wilayah dan biasanya dalam jangka waktu satu tahun.

Page 58: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

45

b) Segi Pendapatan. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan

jumlah balas jasa (pendapatan) yang diterima oleh faktor-faktor produksi

karena ikut scrtanya dalam proses produksi dalam suatu wilayah dcngan

waktu satu tahun.

c) Segi pengeluaran. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan

jumlah pengeluaran yang dilakukan oleh rum ah tangga , pemerintah dan

lembaga swasta non profit, investasi serta ekspor netto (ekspor-impor) yang

biasanya dilihat dalam jangka waktu satu tahun.

Dalam penyajiannya, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) selalu

dibedakan atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. Adapun definisi

dari pembagian Produk Domestik Regional Bruto tersebut adalah:

1) Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku adalah jumlah

nilai barang dan jasa (komoditi) atau pendapatan, atau pengeluaran yang

dinilai scsuai dengan harga yang berlaku pada tahun yang bersangkutan,

term as uk memperhatikan keadaan inflasi yang scdang terjadi saat ini.

2) Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan adalah nilai

barang dan jasa (komoditi) atau pendapatan atau pengeluaran yang dinilai

berdasarkan harga pada tahun dasar.

5. Potensi Pariwisata Kabupaten Bulukumba

Pembangunan kepariwisataan diarahkan pada peningkatan peran pariwisata

dalam kegiatan ekonomi yang dapat menciptakan lapangan kerja serta kesempatan

berusaha dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat serta

Page 59: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

46

penerimaan devisa. Upaya yang dilakukan pemerintah adalah melalui

pengembangan dan pendayagunaan berbagai potensi kepariwisataan nasional.

Di Sulawesi Selatan yang juga merupakan salah satu daerah tujuan wisata di

wilaya Indonesia secara khusus di Kabupaten Bulukumba terdapat banyak objek

wisata yang sangat potensial dan tentu sangat berpengaruh dalam kinerja

perekonomian Kabupaten Bulukumba. Kabupaten Bulukumba merupakan tujuan

wisata yang sangat diminati oleh wisatawan baik domestik maupun dunia

internasional.

Potensi yang memantik naluri wisata ini harus bisa dikelola secara

maksimal sebab sarana dan prasarana penunjang menjadi salah satu faktor

pendukung peningkatan wisatawan untuk berkunjung. Pencanangan Bulukumba

untuk dijadikan destinasi wisata menumbuhkan harapan besar bagi masyarakat

Bulukumba. Karena akan berimplikasi pada tumbuhnya industri pariwisata dan

penyerapan tenaga kerja.

Kabupaten BuIukumba merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang

cukup menarik untuk dikunjungi dengan berbagai jenis wisata alam maupun

wisata budaya. Salah satu objek wisata yang paling menarik dan cukup dikenal di

Kabupaten Bulukumba adalah wisata pantai Tanjung Bira yang memiliki

panorama alam yang indah. Pantai dengan pasir putihnya yang bening laksana

hamparan mutiara. Selain itu, di Kabupaten Bulukumba juga terdapat wisata

budaya seperti makam para leluhur. Hal inilah yang membuat para wisatawan

tertarik untuk berkunjung ke Kabupaten Bulukumba, terbukti setiap tahunnya

Page 60: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

47

terjadi peningkatan kunjungan wisatawan Nusantara ke Kabupaten Bulukumba

berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata.

Tabel 4.2 Data Kunjungan Wisatawan Domestik Dan Mancanegara Tahun

2013 Sampai Dengan 2017

No Obyek wisata 2013 2014 2015 2016 2017

1 Pantai Pasir Putih Bira Manca Negara

115.343

3.425

137.087

4.195

156.770

3.769

158.695

3.125

186.145

3.036

2 Puajanggo 1.050 1.290 1.014 1.415 1.475

3 Makam Dato Tiro 9.150 9.550 9.576 7.494 7.640

4 Permandian Hila-hila 6.155 5.335 6.094 4.708 5.783

5 Pantai Lolisang - 2.005 1.396 1.028 1.149

6 Pantai Samboang 1.365 2.174 5.891 2.115 1.742

JUMLAH 136.488 161.636 184.510 178.580 206.970

Sumber: Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata, Tahun 2018

Dari Tabel di atas terlihat jumlah kunjungan wisatawan nusantara ke

Kabupaten Bulukumba dari tahun 2013 sampai tahun 2017, dari data tersebut

terlihat jumlah kunjungan wisatawan selalu meningkat setiap tahunnya, jumlah

kunjungan terbesar terjadi pada tahun 2017 yaitu 206.970 wisatawan sedangkan

pada tahun sebelumnya 2016 hanya sebesar 178.580 wisatawan.

B. Kontribusi Sektor Pariwisata Pantai Bira terhadap Pendapatan Asli Daerah

(PAD) di Kabupaten Bulukumba

Untuk menjawab rumusan masalah pertama dilakukan analisis untuk

mengetahui berapa besar Pendapatan Sektor Pariwisata terhadap Pendapatan Asli

Daerah di Kabupaten Bulukmba, dilakukan dengan menggunakan rumus :

=

x 100%

Page 61: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

48

Untuk dapat mempermudah dalam melakukan perhitungan, maka sajikan

Realisasi Pendapatan Sektor Pariwisata Pantai Bira dan Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten Bulukumba selama lima tahun, dari tahun 2013 sampai dengan tahun

2017.

Tabel 4.3 Kontribusi Pendapatan Sektor Pariwisata terhadap Pendapatan

Asli Daerah Kabupaten Bulukumba Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2017

Tahun Anggaran Target dan Realisasi %

Target Realisasi 2013

1,305,000,000 1,185,660,000 90.88

2014 1,567,900,000 1,353,030,000 86.3

2015 1,901,000,000 1,582,310,000 83.24

2016 3,190,120,000 2,346,100,000 123.41

2017 11,556,300,000 22,795,075,000 83.31

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bulukumba, Tahun 2018

Berdasarkan pada tabel diatas menunjukkan bahwa realisasi pendapatan

dinas kebudayaan dan pariwisata mengalami fluktuatif setiap tahunnya. Dimana

tahun 2013 realisasi dari target sebesar 90.88%, tahun 2014 target anggaran

semakin meningkat dan realiasainya pun demikian sebesar 86,3%. Jika ditinjau

dari kenaikan target anggaran dan realisasi, tahun 2013 realiasi anggaran lebih

tinggi dari tahun 2014.

Untuk tahun 2015 realisasi anggaran dari target sebesar 83,24% lebih kecil

dibanding tahun 2014, dan tahun 2016 peningkatan realisasi cukup signifikan

yaitu sebesar 123,41% dari target anggaran.

Page 62: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

49

Adanya peningkatan penerimaan anggaran pada tahun 2013-2015 berada

pada kisaran 80-90% dipengaruhi daya Tarik wisata alam bira kurang di

promosikan, sehingga pada ketiga tahun tersebut realisasi sector pariwisata

seputan 80% saja, sedangkan pada tahun 2016 terjadi loncatan penerimaan

anggaran sebesar 123,41% karena adanya pembukaan wisata baru pantai

apparlang dan beberapa objek wisata lainnya. Hal ini sehingga mengakibatkan

loncatan pengunjung baik dari dalam daerah sendiri meningkat secara signifikan

di tambah dengan pengunjung luar daerah Secara umum pantai bira sudah dikenal

oleh masyarakat baik dalam lingkup provinsi Sulawesi maupun luar Sulawesi

bahkan mancanegara, namun hal ini tidak cukup membuat peningkatan

pengunjung secara signifikan di beberapa tahun sebelumnya yakni pada tahun

2000.

Tahun 2017 realisasi dari anggaran sebesar 83,31. besaran realisasi tidak

mencapai 100%, namun besaran anggaran meningkat menjadi 3 kali lipat dari

anggaran sebelumnya, sehingga untuk mencapai target anggaran yang di tetapkan,

Dinas Pariswisata membutuhkan waktu dan proses, seperti promosi pariwisata,

penambahan dan pengadaan fasilitas yang memadai, menghitung kembali jumlah

besarn pajak yang harus disetorkan, menata tempat-tempat wisata agar layak dan

menarik dikunjungi. Meninjau persentasi realisasi anggaran selama 5 tahun

terakhir diperoleh bahwa terjadi fluktuatif realisasi anggaran pada Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bulukumba.

Selanjutnya setelah pihak pemerintah Kabupaten Bulukumba melirik objek

wisata yang ada di Kabupaten Bulukumba dan menyediakan fasilitas yang

Page 63: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

50

memadai memberikan pengaruh pada peningkatan pengunjung, yang secara

otomatis membawa peningkatan pada pendapatan pariwisata bira.

Untuk menentukan efektif tidaknya Pendapatan Sektor Pariwisata

digunakan kriteria sebagai berikut:

1. Apabila kontribusi keluaran yang dihasilkan (realisasi Pendapatan Sektor

Pariwisata) semakin besar (>100%) terhadap nilai pencapaian sasaran

tersebut (target Pendapatan Sektor Pariwisata) maka dapat dikatakan

penerimaan Pendapatan Sektor Pariwisata semakin efektif.

2. Apabila kontribusi keluaran yang dihasilkan (realisasi Pendapatan Sektor

Pariwisata) semakin kecil (< 100%) terhadap nilai pencapaian sasaran

tersebut (target Pendapatan Sektor Pariwisata) maka dapat dikatakan

penerimaan Pendapatan Sektor Pariwisata kurang efektif.

Tabel 4.4 Efektivitas Pendapatan Pariwisata Kabupaten Bulukumba Tahun

2013 sampai dengan Tahun 2017

Tahun

Anggaran

Target dan Realisasi Efektif Keterangan

Target Realisasi

2013 1,305,000,000 1,185,660,000 90.88 Tidak efektif 2014 1,567,900,000 1,353,030,000 86.3 Tidak efektif 2015 1,901,000,000 1,582,310,000 83.24 Tidak efektif 2016 3,190,120,000 2,346,100,000 123.41 Efektif 2017 11,556,300,000 22,795,075,000 83.31 Tidak efektif

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bulukumba, Tahun 2018

Berdasarkan tabel diatas diperoleh bahwa realisasi pendapatan pariwisata

selama 5 tahun, terdapat 4 tahun yakni tahun 2013, 2014, 2015, dan 2017 berada

pada kategori tidak efektif dan hanya pada tahun 2016 realisasi pendapatan

Page 64: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

51

pariwisata Pantai Bira tergolong efektif. Selanjutnya untuk besaran pendapatan

asli daerah selama 5 tahun terakhir diuraikan sebagai berikut:

Tabel 4.5 Pendapatan Daerah Kabupaten Bulukumba Tahun 2013 sampai

dengan Tahun 2017

Tahun Anggaran Pendapatan Asli

Daerah Peningkatan

2013 22,277,799,164 -

2014 27,078,142,930 4,800,343,766

2015 33,549,822,148 6,471,679,218

2016 39,493,727,943 5,943,905,795

2017 52,110,860,092 12,617,132,149

Jumlah 34,902,070,455 5,966,612,186

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bulukumba, Tahun 2018

Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa realisasi pendapatan asli

daerah untuk Kabupaten Bulukumba setiap tahunnya mengalami peningkatan,

dimana tahun 2014 mengalami peningkatan realisasi PAD sebesar Rp.

4.800.343.766. Untuk tahun 2015 kenaikan realisasi PAD juga meningkat sebesar

Rp. 6.471.679.218.

Sedangkan untuk tahun 2016 mengalami penurunan dari Rp.6.471.679.218

menjadi Rp. 5.943.905.795. dan tahun 2017 peningkatan realisasi PAD meningkat

secara signifikan menjadi Rp. 12.617.132.149. dengan rata-rata peningkatan

selama 5 tahun adlaah sebesar Rp. 5.966.612.186.

Berikut analisis kontribusi realisasi pendapatan pariwisata terkhusus pantai

Bira Kabupaten Bulukumba diuraikan sebagai berikut:

Page 65: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

52

Tabel 4.6 Kontribusi Pendapatan Sektor Pariwisata terhadap Pendapatan

Asli Daerah Kabupaten Bulukumba Tahun 2013-2017

Tahun

Anggaran

Realisasi

Pendapatan Sektor

Pariwisata

Pendapatan Asli

Daerah Kontribusi

(Rp) (Rp) (%)

2013 1,185,660,000 22,277,799,164 5.32

2014 1,353,030,000 27,078,142,930 4.99

2015 1,582,310,000 33,549,822,148 4.71

2016 2,346,100,000 39,493,727,943 5.94

2017 22,795,075,000 52,110,860,092 43.74

Rata-rata 29,262,175,000 34,902,070,455 12.94

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bulukumba, Tahun 2018

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat dijelaskan bahwa

kontribusi Pendapatan Sektor Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah Kab.

Bulukumba terkhusus pantai bira hanya berkisar antara 4.71% sampai 43.74%.

pada tahun 2013 kontribusi pendapatan sector pariwisata terkhusus pantai bira

sebesar 5.32%, untuk 2014 sebesar 4.99%, tahun 2015 sebesar 4.71%, dan untuk

2016 sebesar 5.94%. Keempat tahun tersebut termasuk pada kategori kontribusi

yang cukup kecil terhadap PAD. Dari tingkat kontribusi dapat dilihat bahwa

Pendapatan Sektor Pariwisata memberikan kontribusi kecil terhadap Pendapatan

Asli Daerah di kab. Bulukumba. Sedangkan untuk tahun 2017 peningkatan

kontribusi cukup besar yaitu sebesar 43.74%.

Rata-rata kontribusi yang diberikan Pendapatan Sektor Pariwisata terhadap

Pendapatan Asli Daerah selama tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 adalah

12.94%. Sedangkan kontribusi Pendapatan Sektor Pariwisata terhadap Pendapatan

Page 66: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

53

Asli Daerah terbesar terjadi pada tahun 2017 dengan kontribusi 43.74% dan

kontribusi terkecil terjadi pada tahun 2015 dengan kontribusi 4.71 %.

C. Pembahasan

Potensi pendapatan asli daerah adalah kekuatan yang ada di suatu daerah

untuk menghasilkan sejumlah penerimaan PAD. Pemerintah daerah harus mampu

mengenali dan mengelola potensi daerah yang mereka miliki. Kejelian pemerintah

daerah untuk mencari dan mengenali potensi daerahnya akan sangat berpengaruh

kepada kapasitas daerah untuk mencari sumber-sumber pendapatan guna

memenuhi kebutuhan pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi

tanggung jawabnya. Sampai saat ini sektor pajak dan retribusi merupakan sektor

yang masih menjadi sumber utama pendapatan Pemerintah Daerah.

Rendahnya realisasi pariwisata khusus pantai bira terhadap PAD Kabupaten

Bulukumba dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu kualitas sumber

daya manusia, dimana salah satu kunci sukses pariwisata adalah human resources

development diberbagai subsistem pariwisata tersebut. Dari lima tahun

penerimaan realisasi kontribusi pantai bira tidak efektif dirasakan oleh pemerintah

kabuaten bulukumba karena besaran realisasi tidak mampu menghasilkan secara

penuh dari anggran yang ditetapkan. Adapun tahun 2016 kontrubusi pantai bira

berada pada kategori efektif karena adanya upaya pemerintah daerah kabupaten

bulukumba.

Beberapa faktor yang ikut mempergaruhi peningkatan di tahun 2016 yaitu

promosi kepariwisataan, upaya-upaya pengenalan potensi-potensi budaya dan

alam di daerah-daerah Provinsi Sulawesi Selatan khususnya Kabupaten

Page 67: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

54

Bulukumba dilakukan dengan jalan melakukan promosi kepariwisataan. Saat ini

dimana perkembangan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi demikian

pesat maka diperkirakan akan terjadi persaingan di pasar global khususnya

persaingan di bidang industri pariwisata. Oleh karenanya promosi kepariwisataan

merupakan suatu strategi jitu yang harus dilakukan secara berkesinambungan baik

di tingkat internasional maupun regional. Dalam hal ini aspek promosi merupakan

salah satu faktor penentu pengembangan potensi pariwisata khususnya di daerah

Kabupaten Bulukumba, sehingga dapat dikatakan bahwa promosi memainkan

peran kunci dalam kinerja masa mendatang sektor pariwisata Pantai Bira

Kabupaten Bulukumba.

Faktor yang tak kalah pentingnya adalah Sarana dan Prasarana

Kepariwisataan, motivasi yang mendorong orang untuk mengadakan perjalanan

akan menimbulkan permintaan-permintaan yang sama mengenai prasarana dan

sarana kepariwisataan seperti jaringan telekomunikasi, akomodasi dan lain

sebagainya. Dalam hal ini Pantai Bira Kabupaten Bulukumba dituntut

kesiapannya atas penyediaan sarana dan prasarana kepariwisataan yang

merupakan salah satu faktor penentu berhasilnya pengembangan sektor

pariwisata. Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata meliputi kegiatan

membangun dan mengelola obyek dan daya tarik wisata beserta prasarana dan

sarana yang diperlukan. Dengan demikian perlu adanya pembangunan dan

pengelolaan sarana prasarana wisata untuk mendukung penyelenggaraan

pariwisata. Apabila pembenahan dan pengelolaan sarana prasarana kepariwisataan

Page 68: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

55

ditelantarkan maka akan berakibat pada tidak tercapainya dampak positif sektor

pariwisata dalam upaya peningkatan PAD.

Implikasi dari rendahnya penerimaan sektor pariwisata akan mempengaruhi

jumlah penerimaan tenaga kerja dan jumlah pendapatan usaha menengah ke

bawah. Secara otomatis, ketika tingkat pendapatan menurun maka pendapatan

tingkat kesejahteraan masyarakat ikut terpengaruh.

Peningkatan peneriman sektor pariwisatan maupun PAD akan berdampak

pada pembangunan Infrastuktur. Infrastruktur dalam pariwisata merupakan salah

satu unsur penunjang yang sangat penting, karena jika tidak ada infrastruktur

yang memadai maka akses untuk ketempat destinasi pariwisata akan sulit

sehingga wisatawan jarang berkunjung. Dari destinasi yang ditargetkan harus

disertai peningkatan infrastruktur, seperti pembangunan sarana dan prasarana

transportasi, pembangunan fasilitas umum, pemeliharaan kawasan, penyediaan

BBM dan listrik, penyiapan daya tarik wisata, dan kelembagaan pengembangan

destinasi.

Potensi yang memantik naluri wisata ini harus bisa dikelola secara

maksimal sebab sarana dan prasarana penunjang menjadi salah satu faktor

pendukung peningkatan wisatawan untuk berkunjung. Pencanangan Bulukumba

untuk dijadikan destinasi wisata menumbuhkan harapan besar bagi masyarakat

Bulukumba. Karena akan berimplikasi pada tumbuhnya industri pariwisata dan

penyerapan tenaga kerja.

Pengembangan dan peningkatan pariwisata dalam suatu negara sangatlah

penting, karena dengan destinasi pariwisata yang terawat dan tertata baik akan

Page 69: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

56

semakin mendatangkan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara.

Untuk mewujudkan hal tersebut, maka diperlukannya regulasi yang dapat

mengatur dan mengontrol peningkatan kinerja pariwisata. Regulasi atau

kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk meningkatkan wisatawan,

diantaranya:

Kebijakan Pembebasan Visa terdapat pada Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 104 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan

Presiden Nomor 69 Tahun 2015 Tentang Bebas Visa Kunjungan. Kebijakan ini

bertujuan untuk meningkatkan hubungan Indonesia dengan negara lain dan

memberikan kemudahan bagi warga negara asing untuk berkunjung ke Indonesia.

Sebelumnya Kebijakan Bebas Visa tersebut berlaku untuk 45 negara

berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun 2015.

Pembangunan infrastruktur dapat menstimulasi terjadinya peningkatan

kinerja sektor pariwisata Indonesia sehingga dapat bersaing dengan negara

ASEAN lainnya. Pembangunan infrastruktur yang dilakukan seperti perbaikan

jalan, ketersediaan transportasi dan rambu-rambu jalan, peningkatan sarana

dan prasarana, serta peningkatan akses informasi melalui media internet

seperti media sosial dan website resmi destinasi, dan loket informasi. Hal

serupa juga dikemukakan Masyono dan Suhada (2015) dan Amalia (2016),

bahwa banyak hal yang harus dipersiapkan untuk menunjang peningkatan

kinerja sektor pariwisata. Itamar, dkk (2014) menyakan bahwa akses

infrastruktur yang terbatas dapat menjadi faktor penghambat pengembangan

sektor pariwisata.

Page 70: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

57

Mulyana (2012) dalam penelitiannya juga menerangkan bahwa

sebagian besar wisatawan mendapatkan informasi tentang objek wisata

melalui media elektronik dan internet, selain melalui rekomendasi dari

teman/keluarga/agen travel. Ketersebaran informasi akan mampu meningkatkan

minat berkunjung dari para wisatawan baik domestik maupu mancanegara.

Pemerintah penting pula kiranya melibatkan peran aktif masyarakat

dalam mengembangan sektor pariwisata. Hal ini akan berdampak signifikan

pada perekonomian masyarakat setempat (Resnawaty, 2016). Hal ini dapat

terlihat pada Kabupaten Banyuwangi yang mengembangkan pariwisata berbasis

masyarakat. Peningaktan kualitas sumber daya manusia menjadi hal yang tak

kalah pentingnya dalam pengembangan sektor pariwisata (Aripradana dan

Widayaningsih, 2006).

Pengaruh Sektor Pariwisata Terhadap Kinerja Keuangan Daerah,

Keberhasilan pengembangan sektor kepariwisataan yang direfleksikan oleh

meningkatnya kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran terhadap PDRB

dan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah dapat

meningkatkan kinerja keuangan daerah yang dicerminkan oleh meningkatnya

kinerja pemungutan pendapatan asli daerah, kemandirian keuangan daerah dan

meningkatnya alokasi belanja publik (keserasian belanja). Semakin

berkembangnya sektor pariwisata menyebabkan semakin besar potensi

penerimaan pendapatan asli daerah sehingga dapat menunjang kemandirian

keuangan daerah serta meningkatkan penerimaan pemerintah untuk

menyelenggarakan pemerintahan. Pengaruh positif sektor pariwisata terhadap

Page 71: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

58

kinerja keuangan daerah mendukung teori yang dikemukakan oleh Halim (2001)

yang menyatakan bahwa semakin berkembangnya kegiatan ekonomi suatu daerah,

misalnya sektor produksi, perdagangan, jasa, pariwisata serta sektor ekonomi

lainnya, maka semakin besarpotensi penerimaan pajak daerah dan retribusi

daerah. Hasil studi empiris Sudemen(2009) dan Rai Utama (2011) juga

menyatakan bahwa pengeluaran sektorpariwisata akan menyebabkan

perekonomian masyarakat lokal menggeliat, menjadi stimulus berinvestasi serta

menyebabkan sektor keuangan bertumbuh seiringbertumbuhnya sektor ekonomi

lainnya. Pitana dan Gayatri (2005) menyatakan bahwa pajak hotel dan restoran

sangat besar peranannya bagi pembangunan. Supriady (2002) dan Kuncoro (2004)

mengemukakan bahwa pendapatan aslidaerah yang diantaranya bersumber dari

pajak daerah dan retribusi daerah yangmerupakan komponen penyumbang

pendapatan pemerintah terbesar diharapkan menjadi salah satu sumber

pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan danpembangunan daerah.

Sedangkan pertumbuhan Sektor Pariwisata Terhadap Kesejahteran

Masyarakat. Semakin berkembangnya sektor pariwisata memberikan

dampakpositif terhadap kesejahteraan masyarakat. Dampak ekonomi yang

ditimbulkan oleh industri pariwisata pada suatu daerah tujuan wisata akan

menciptakan dampaklangsung terhadap sektor perdagangan, hotel dan restoran

sehingga dapat meningkatkan PDRB. Meningkatnya PDRB yang lebih cepat dari

pertumbuhan penduduk menyebabkan pendapatan per kapita masyarakat

meningkat, sehinggaakses terhadap kesehatan dan pendidikan masyrakat juga

meningkat.Pengaruh positif sektor pariwisata terhadap kesejahteraan masyarakat

Page 72: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

59

bahwa pajak hotel sampai saat inimasih merupakan primadona dalam struktur

pendapatan asli daerah. Kontribusi pajak hotel dan restoran Kabupaten mencapai

80 persen dari penerimaan PAD-nya. Dari sumber pendapatan itu, Pemerintah

bersama DPRD Kabupaten berupaya mengelola dan memanfaatkannya dengan

baik untuk pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana wilayah dan

kesejahteraan masyarakat (Fajar Bali, 2012). Adanya pengaruh positif

perkembangan pariwisata terhadap kesejahteraan masyarakat sesuai dengan

pandangan perspektif developmentalist yang dikemukanan oleh Pye dan Lin

(1983) yang menegaskan bahwa industri pariwisatatelah banyak menyumbangkan

kecepatan, percepatan, dan arah perkembangan dinegara-negara berkembang

sehingga dianggap sebagai “pintu masuk” bagike sejahteraan masyarakat.

Disamping itu, Travis pada tahun 1984 (dalam Pitana,2005) mengemukakan

mengenai dampak positif pariwisata diantaranya adalah dampak terhadap

peningkatan kesehatan masyarakat dan dampak terhadap peningkatan pendidikan

masyarakat serta peningkatan fasilitas sosial masyarakat.

Dengan demikian maka peningkatna penerimaan PAD dan penerimaan di

sector pariwisata akan saling berpengaruh satu sama lain, baik pada pembangunan

infrastruktur, kesejahteraan masyarakat, dan meningkatkan PDRB.

Page 73: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka dapat

disimpulkan bahwa kontribusi sektor pariwisata terkhusus Pantai Bira terhadap

pendapatan asli daerah dari hasil perhitungan menunjukkan kotribusi yang cukup

rendah. Hal ini banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor yang antara lain adalah

fasilitas, sarana dan prasarana, dan sumber daya manusia.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diambil penulis memberikan saran-saran

sebagai berikut:

1. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bulukumba lebih kreatif melalui

peningkatan dan memunculkan obyek pariwisata yang baru sehingga dapat

melengkapi obyek wisata yang selama ini telah ada dan perlunya mengadakan

penyuluhan ke masyarakat yang berada di daerah kawasan wisata tentang

kesadaran menjaga kawasan-kawasan wisata agar dapat terjaga kelestariannya

2. Perlunya melakukan diversifikasi pemanfaatan hotel dalam penyelenggaraan

konvensi, olah-raga, kesenian, peluang untuk peningkatan pengelolaan hotel

secara intensif dengan dukungan institusi pendidikan pariwisata dan

peningkatan angkutan wisata melalui kerjasama dengan biro perjalanan wisata.

3. Pemerintah harus lebih meningkatkan para investor swasta dalam melakukan

investasi baik dengan menciptakan situasi yang kondusif maupun peningkatan

Page 74: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

61

sarana dan prasarana, agar dengan meningkatnya tingkat investasi di wilayah

kawasan pariwisata pantai bira maka semua sektor penting pemerintah akan

ikut terdorong meningkat.

4. Sektor pariwisata pantai bira seharusnya lebih difokuskan untuk dilakukan

penelitian lebih mendalam sebab pendapatan pantai bira dapat dikatakan besar

terhadap pemerintahan daerah Bulukumba.

Page 75: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

62

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Pajak dan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia, Jakarta: Gramedia.

Ahmad Yani, Hubungan Keuangan Antara Pemertmuh Pusat Dim Daerah Dt

Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers, 2002.

Abdul Halim dan Gozalli ar rozzaq, 2009, Kontribusi Dan Efektifitas Retribusi

Jasa Umum Terhadap Penerimaan pendapatan Asli daerah. Surakarta. USM

Adrian Sutedi, 2008, Hukum Pajak dan retribusi Daerah, Bogor, Ghalia Indonesia.

Ahmad Yani, 2008, Hubungan Keuangan Antara Keuangan Pusat dan Daerah

di Indonesia, Ed. Revisi ke-4.PT. Jakarta. Raja Grapindo Persada.

Arsyad, Mujib. 2001, Problem Desentralisasi dan Perimbangan Keuangan

Pemerintah Pusat-Daerah, Peluang dan tantangan dalam Pengelolaan

Sumber Daya Daerah, Yogyakarta. Sekolah Pasca Sarjana UGM.

Abdullah. Pajak dan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia, Jakarta:

Gramedia.

Bagus Santoso, 2015, Retribusi Pasar Sebagai Pendapatan Asli Daerah, Prisma No.4, Jakarta : LP3ES.

Bohari, 1999, Cetakan Ketiga, Pengantar Hukum Pajak, Jakarta, PT. Grafindo Persada.

Depertemen AGAMA RI, Al-Hikmah Al-Quran dan Terjemahannya, Penerbit Diponigoro Bandung.

Darwin, Pajak Dan Retribusi Daerah. Jakarta : Mitra Wacana Media, 2010.

Edwin Swardana, 2012, tentang ‘Pelaksanaan Punguntan Retribusi Wisata Alam

di Kabupaten Bulukumba

Gamal Suwantoro, 2004, Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta. Andi.

Happy Marpaung dan Herman Bahar, Pengantar Pariwisata. Bandung : Alfabeta, 2002.

Page 76: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

63

Imam Soebechi, 2012, Judicial Review Perda Pajak dan Retribusi Daerah. Jakarta, Sinar Grafika.

Josef Riwu Kaho, 2007, Prosfek otonomi daerah di negara republik Indonesia

Indikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penyelenggaraan otonomi

daerah. Jakarta. PT Raja Grapindo

Karyono, Hari., 2011, Kepariwisataan. Jakarta: PT Grasindo

Kartimin, 2011 “Strategi Pengembangan Pantai Brawa Sebagai Daya Tarik

Wisata Berbasis Kerakyatan Di Kabupaten Bandung.

Khairul Muluk, 2009, Peta Konsep, Desentralisasi dan Pemerintah Daerah, Surabaya, ITS Press.

Laporan Dinas perindustrian dan Pariwisata, Seni Budaya Bulukumba

Laporan Keuangan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bulukumba

Marihot Pahala Siahaan, 2010, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.

Moleong, Lexy J., 2000, Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja. Rosdakarya, Bandung.

Pendit, Nyoman S, 1990, Ilmu Pariwisata, Jakarta: Pradnya Paramita

Rudy Badruddin, 2001, Pengaturan Perencanaan dan Promosi Industri

Pariwisata DIY. Dinas Pariwisata Provinsi, Statistik Kepariwisataan

2011-2012, Yogyakarta.

Rahmayanti, Strategi Peningkatan Retribusi (Jasa) Pasar Niaga Daya Di Kota

Makassar, UNHAS Makassar, 2013.

Suwardjoko p.warpani dan indira P. Warpai, Pariwisata Dalam Tata Ruang

Wilayah. Bandung : ITB,

Utang Rosidin, 2010, Otonomi Daerah dan Desentralisasi, Bandung. Pustaka Setia

Wirawan, 2009, dengan judul penelitian ”Pengembangan Daya Tarik Wisata

Bahari Secara Berkelanjutan Di Nusa Lembongan Kabupaten Klungkung

Page 77: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

DAFTAR

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 78: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan
Page 79: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan
Page 80: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan
Page 81: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan
Page 82: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan
Page 83: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan
Page 84: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan
Page 85: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan
Page 86: ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA PANTAI BIRA …repositori.uin-alauddin.ac.id/13369/1/ANALISIS... · multisektoral, yang meliputi hotel, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama DESI LESTARI, atau bisa dipanggil Desi, lahir

di Kabupaten Bulukumba pada Tanggal 31 Desember 1996,

merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara dari pasangan

Ayahanda Musakkar dan Ibunda Sadaria. Penulis Memulai

pendidikan di SDN 171 Loka Bulukumba dan lulus pada Tahun 2008, setelah itu

penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menegah Pertama SMPN 3 Pesisir

Bulukumba dan selesai pada tahun 2011, dan setelah itu penulis melanjutkan

Pendidikan Kesekolah Menengah Kejuruan SMKN 1 Bulukumba dan mengambil

Jurusan Tata Niaga dan selesai pada tahun 2014. Setelah melewati pendidikan

SMK dan lulus pada tahun 2014, Awal September 2014 telah tercatat sebagai

Mahasiswi disalah satu perguruan Tinggi Negeri di Kota Makassar yaitu

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Lulus di Jurusan Ilmu Ekonomi

study Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis islam. Dan pada akhirnya

Penulis menyelesaikan Pendidikan Strata 1 (satu) di Jurusan Ilmu Ekonomi Pada

tahun 2018.