analisis ketelitian data pengukuran menggunakan … file31 forum manajemen vol. 05 no. 2 analisis...

13
31 FORUM MANAJEMEN Vol. 05 No. 2 ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN GPS DENGAN METODE DIFERENSIAL STATIK DALAM MODA JARING DAN RADIAL Oleh : Syafril Ramadhon ABSTRAK Ketelitian data Global Positioning Systems (GPS) dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Kebutuhan pengguna dalam hal ini adalah terkait dengan ketelitian posisi yang diinginkan, apakah teliti, sedang, atau untuk keperluan navigasi. Ketelitian posisi GPS tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor dan parameter yang antara lain adalah ketelitian data, geometri satelit, metode penentuan posisi, dan strategi pemrosesan data. Metode yang umum digunakan untuk mendapatkan ketelitian data yang tinggi adalah metode diferensial statik. Survei penentuan posisi secara diferensial dengan metode GPS statik dapat dilaksanakan dalam moda jaring dan moda radial. Pemilihan kedua moda tersebut akan mempengaruhi ketelitian posisi titik yang diperoleh, waktu penyelesaian survei, serta biaya operasional survei. Permasalahan yang muncul adalah berapakah perbedaan ketelitian posisi, jumlah baseline, sesi dan waktu pengukuran dalam penentuan posisi menggunakan GPS dengan metode diferensial statik dalam moda jaring dan radial. Dari hasil pengukuran didapat perbandingan ketelitian rata-rata koordinat tiga dimensi antara moda jaring dan radial dalam penentuan posisi menggunakan GPS dengan metode statik adalah 9.1 mm untuk sumbu easting, 2.7 mm untuk sumbu northing, 2.3 cm untuk tinggi dan 1 cm untuk beda jarak setiap titik. Perbandingan jumlah baseline, sesi dan waktu pengukuran antara moda jaring dan radial dalam penentuan posisi menggunakan GPS dengan metode statik adalah moda radial lebih membutuhkan jumlah baseline, sesi dan waktu pengukuran yang lebih sedikit (56%) apabila dibandingkan dengan moda jaring. Kata Kunci : GPS, Diferensial, Statik, Jaring, Radial, Ketelitian. BAB I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ketelitian data Global Positioning Systems (GPS) dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Kebutuhan pengguna dalam hal ini adalah terkait dengan ketelitian posisi yang diinginkan, apakah teliti, sedang, atau untuk keperluan navigasi. Posisi yang teliti biasanya digunakan untuk penentuan titik ikat di bidang survey dan pemetaan. Ketelitian posisi GPS tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor dan parameter yang antara lain adalah ketelitian data, geometri satelit, metode penentuan posisi, dan strategi pemrosesan data. Metode yang umum digunakan untuk mendapatkan ketelitian data yang tinggi (kisaran cm sampai dengan mm) adalah metode diferensial statik. Hal tersebut dikarenakan data pengukuran yang didapatkan pada suatu titik pengamatan lebih banyak apabila dibandingkan dengan metode diferensial kinematik. Dalam metode penentuan posisi dengan GPS menggunakan metode diferensial statik tersebut terdapat dua jenis moda, yaitu moda radial dan moda jaring. Perbedaan mendasar dari moda tersebut adalah jumlah sesi pengamatan yang dilakukan, dimana untuk moda radial, untuk setiap titik

Upload: lethu

Post on 16-Apr-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN … file31 forum manajemen vol. 05 no. 2 analisis ketelitian data pengukuran menggunakan gps dengan metode diferensial statik dalam

31

FORUM MANAJEMEN Vol. 05 No. 2

ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN GPSDENGAN METODE DIFERENSIAL STATIK DALAM MODA JARING

DAN RADIALOleh : Syafril Ramadhon

ABSTRAK

Ketelitian data Global Positioning Systems (GPS) dapat disesuaikan dengan kebutuhanpengguna. Kebutuhan pengguna dalam hal ini adalah terkait dengan ketelitian posisi yangdiinginkan, apakah teliti, sedang, atau untuk keperluan navigasi. Ketelitian posisi GPStersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor dan parameter yang antara lain adalah ketelitiandata, geometri satelit, metode penentuan posisi, dan strategi pemrosesan data. Metode yangumum digunakan untuk mendapatkan ketelitian data yang tinggi adalah metode diferensialstatik. Survei penentuan posisi secara diferensial dengan metode GPS statik dapatdilaksanakan dalam moda jaring dan moda radial. Pemilihan kedua moda tersebut akanmempengaruhi ketelitian posisi titik yang diperoleh, waktu penyelesaian survei, serta biayaoperasional survei. Permasalahan yang muncul adalah berapakah perbedaan ketelitianposisi, jumlah baseline, sesi dan waktu pengukuran dalam penentuan posisi menggunakanGPS dengan metode diferensial statik dalam moda jaring dan radial. Dari hasil pengukurandidapat perbandingan ketelitian rata-rata koordinat tiga dimensi antara moda jaring danradial dalam penentuan posisi menggunakan GPS dengan metode statik adalah 9.1 mmuntuk sumbu easting, 2.7 mm untuk sumbu northing, 2.3 cm untuk tinggi dan 1 cm untukbeda jarak setiap titik. Perbandingan jumlah baseline, sesi dan waktu pengukuran antaramoda jaring dan radial dalam penentuan posisi menggunakan GPS dengan metode statikadalah moda radial lebih membutuhkan jumlah baseline, sesi dan waktu pengukuran yanglebih sedikit (56%) apabila dibandingkan dengan moda jaring.

Kata Kunci : GPS, Diferensial, Statik, Jaring, Radial, Ketelitian.

BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Ketelitian data Global Positioning Systems(GPS) dapat disesuaikan dengankebutuhan pengguna. Kebutuhanpengguna dalam hal ini adalah terkaitdengan ketelitian posisi yang diinginkan,apakah teliti, sedang, atau untuk keperluannavigasi. Posisi yang teliti biasanyadigunakan untuk penentuan titik ikat dibidang survey dan pemetaan. Ketelitianposisi GPS tersebut dipengaruhi olehberbagai faktor dan parameter yang antaralain adalah ketelitian data, geometri satelit,metode penentuan posisi, dan strategi

pemrosesan data.

Metode yang umum digunakan untukmendapatkan ketelitian data yang tinggi(kisaran cm sampai dengan mm) adalahmetode diferensial statik. Hal tersebutdikarenakan data pengukuran yangdidapatkan pada suatu titik pengamatanlebih banyak apabila dibandingkan denganmetode diferensial kinematik. Dalammetode penentuan posisi dengan GPSmenggunakan metode diferensial statiktersebut terdapat dua jenis moda, yaitumoda radial dan moda jaring. Perbedaanmendasar dari moda tersebut adalahjumlah sesi pengamatan yang dilakukan,dimana untuk moda radial, untuk setiap titik

Page 2: ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN … file31 forum manajemen vol. 05 no. 2 analisis ketelitian data pengukuran menggunakan gps dengan metode diferensial statik dalam

32

FORUM MANAJEMEN Vol. 05 No. 2

pengamatan hanya diukur satu kali,sedangkan dalam moda jaring setiap titikpengamatan diukur lebih dari satu kali.Secara metode tentunya moda radial akanlebih efisien dari segi waktu pengukurandibandingkan dengan moda jaring.

Secara sepintas, tentunya metodediferensial statik dengan moda jaring akanmemberikan ketelitian yang lebih tinggidibandingan dengan moda radial, karenajumlah data pengukuran dalam satu titikpengamatan lebih banyak. Akan tetapiberapakah kisaran ketelitian antara metodepengukuran GPS dalam moda jaring danradial, sehingga pengguna GPS dalammenentukan posisi suatu titik dapatmenghitung secara ekonomis kebutuhanketelitian data yang dibandingkan denganwaktu pengukuran yang berdampak padapengeluaran biaya pengukuran.

I.2 Identifikasi Masalah

Permasalahan yang dikedepankan dalampenelitian ini adalah berapakah perbedaanketelitian posisi dalam penentuan posisimenggunakan GPS dengan metodediferensial statik dalam moda jaring danradial.

I.3 Rumusan Masalah

Masalah yang dikedepankan dalampenelitian ini adalah untuk memberikananalisis ketelitian posisi antara dalam

penentuan posisi menggunakan GPSdengan menggunakan metode diferensialstatik dalam moda jaring dan radial.

I.4 Tujuan Penulisan

Memberikan analisis ketelitian posisi,jumlah baseline, sesi dan waktupengukuran yang diperlukan dalamkegiatan penentuan posisi menggunakanGPS dengan menggunakan metodediferensial statik dalam moda jaring danradial.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Metode Differensial Statik ModaJaring dan Radial

Dalam penggunaannya GPS dapatdigunakan secara absolut, yaitu metodepenentuan posisi dengan hanyamenggunakan satu buah receiverGPS/GNSS. Namun metode ini hanyamemberikan ketelitian dengan kisaran 3 s.d10 m (Abidin, 2006). Ketelitian tersebutdapat ditingkatkan dengan menggunakanmetode diferensial. Pada penentuan posisisecara diferensial, posisi suatu titik (rover)ditentukan relatif terhadap titik lainnya yangtelah diketahui koordinatnya (stasiunreferensi/base) seperti yang diilustrasikanpada gambar 2.1.

Gambar 2.1. Prinsip pengukuran diferensial

Page 3: ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN … file31 forum manajemen vol. 05 no. 2 analisis ketelitian data pengukuran menggunakan gps dengan metode diferensial statik dalam

33

FORUM MANAJEMEN Vol. 05 No. 2

Pada metode diferensial, dilakukanpengurangan data yang diamati oleh duareceiver GPS pada waktu yang sama(bertampalan) yang bertujuan untukmereduksi dan menghilangkan beberapajenis kesalahan dan bias data GPS.Pereduksian dan pengeliminasiankesalahan dan bias ini akan meningkatkanakurasi dan presisi data sehingga akanmeningkatkan tingkat akurasi dan presisiposisi yang diperoleh dengan kisaran mmsampai dengan sentimeter.

Metode penentuan posisi secara diferensialstatik adalah penentuan posisi titik-titikyang diam (statik) dalam jangka waktutertentu tergantung jarak antara base danrover sehingga ukuran lebih pada suatutitik pengamatan yang diperoleh denganpenentuan posisi statik biasanya lebihbanyak. Hal ini menyebabkan tingkatketelitian posisi yang didapatkan umumnyarelatif tinggi (dapat mencapai orde mm).Pada prinsipnya, Metode GPS statikdilakukan dengan menggunakan metodepenentuan posisi statik secara diferensialdengan menggunakan data fase. Dalamhal ini pengamatan satelit GPS umumnyadilakukan baseline per baseline selamaselang waktu tertentu (beberapa puluhmenit sampai beberapa jam tergantungtingkat ketelitian yang diinginkan) dalamsuatu jaringan (kerangka) dari titik-titikyang akan ditentukan posisinya. Aplikasiutama dari survey GPS adalah untukpenentuan titik-titik ikat pemetaanberketilitian tinggi. Berikut diberikankarakteristik tentang survey GPS

diferensial statik (Abidin, 2006):

1. Metode penentuan posisi yangdigunakan adalah metode penentuanposisi secara diferensial.

2. Diperlukan minimal dua buah receiverGPS tipe geodetik (diutamakan dualfrekuensi)

3. Penentuan posisi sifatnya statik (titik-titik yang akan ditentukan posisinyatidak bergerak).

4. Data pengamatan yang digunakanuntuk penentuan posisi adalah datafase.

5. Pengolahan data umumnya dilakukansecara post-processing.

6. Antar titik tidak perlu untuk saling “bisaterlihat”, yang terpenting adalah setiaptitik bisa “melihat” satelit.

7. Umumnya jaringan dibangun sesi persesi dari pengamatan baseline selamaselang waktu tertentu.

8. Pelaksanaan sesi pengamatan suatubase line sifatnya berdiri sendiri.

Survei penentuan posisi dengan metodeGPS statik dapat dilaksanakan dalammoda jaring dan moda radial. Pemilihankedua moda tersebut akan mempengaruhiketelitian posisi titik yang diperoleh, waktupenyelesaian survei, serta biayaoperasional survei. Moda radial umumnyamenghasilkan tingkat ketelitian posisi yangrendah, namun waktu survei lebih cepatyang berdampak pada biaya operasionalyang lebih rendah dibandingkan denganmoda jaringan. Gambar 2.2 berikutmemberikan ilustrasi moda jaringan danradial dalam survei GPS statik.

Page 4: ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN … file31 forum manajemen vol. 05 no. 2 analisis ketelitian data pengukuran menggunakan gps dengan metode diferensial statik dalam

34

FORUM MANAJEMEN Vol. 05 No. 2

Gambar 2.2. Moda jaringan dan moda radial dalam survei statik GPS (Abidin, 2006)

Dalam moda jaringan, perlu diperhatikantentang baseline trivial. Baseline trivialadalah baseline yang dapat diturunkan daribaseline-baseline lainnya dari satu sesipengamatan. Baseline yang bukan trivialdinamakan sebagai baseline bebas(independent). Pada satu sesipengamatan, jika ada sejumlah n receiveryang beroperasi secara simultan, maka

akan ada sebanyak (n-1) baseline bebasyang dapat terdiri dari beberapa kombinasi.Set dari (n-1) baseline bebas yang akandigunakan dapat mempengaruhi kualitasdari posisi titik yang diperoleh. Baselinetrivial dan baseline bebas apabiladigunakan empat receiver GPS secarasimultan diilustrasikan pada gambar 2.3.

Gambar 2.3. Ilustrasi Baseline bebas dan trivial

Dalam pengolahan data, baseline trivialtidak boleh disertakan dalam prosespengolahan. Oleh karena itu ketikapengamatan, apabila terdapat baselinetrivial, maka pengukuran terhadap baselinetersebut harus diulang. Dasar penyebabbaseline trivial tidak boleh disertakandalam pengolahan data adalah:

1. Spesifikasi geometris jaring menjaditidak terpenuhi.

2. Informasi yang masuk ke dalamperataan jaringan menjadi berkurang.

3. Tingkat ketelitian dari titik yangdiperoleh secara teoritis akanberkurang.

4. Hasil yang diberikan oleh hitungperataan jaring tidak mencerminkankondisi yang sebenarnya, atau dengankata lain tidak realistis.

5. Pengikutsertaan baseline trivial dalamperataan jaringan akan memberikanhasil perataan yang terkesan lebihpresisi dibandingkan kondisi yangsebenarnya.

Page 5: ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN … file31 forum manajemen vol. 05 no. 2 analisis ketelitian data pengukuran menggunakan gps dengan metode diferensial statik dalam

35

FORUM MANAJEMEN Vol. 05 No. 2

6. Karena pada dasarnya tidak adainformasi tambahan, maka tingkatketelitian titik yang diperoleh relatif tidakakan berubah.

7. Karena semakin banyaknya baselineyang terlibat, maka beban pengolahandata semakin bertambah.

Apabila dibandingkan antara moda radialdan jaring, moda radial membutuhkanwaktu dan jumlah sesi pengukuran yanglebih sedikit (30 s.d 40%) dibandingdengan metoda jaring. Terkait denganketelitian data, moda jaringan lebih teliti,karena setiap titik diamati lebih dari satu

kali, sehingga data ukuran lebih lebihbanyak. Berbeda halnya dengan metoderadial, dimana satu titik hanya diukur satukali, sehingga tidak ada ukuran lebih padatitik tersebut. Terkait dengan efisiensiwaktu, moda radial tentunya secara tidaklangsung memberikan efisiensi pulaterhadap biaya survey atau pengukuran.Dari ilustrasi tersebut, maka dapatdisimpulkan penggunaan moda radial danjaringan pada tiga titik yang akanditentukan posisinya dengan menggunakandua buah receiver GPS pada tabel 2.1berikut.

Tabel 2.1 Perbandingan metode radial dan jaring

Metode Radial Metode Jaring

Tiga sesi pengukuran untuk menghasilkan tiga

baseline bebas

Lima sesi pengukuran untuk menghasilkan

lima Baseline bebas

Geometri untuk penentuan posisi relatif lebih

lemah

Geometri untuk penentuan posisi relatif lebih

kuat

Waktu akuisisi dan pengolahan data relatif

lebih cepat

Waktu akusisi dan pengolahan data relatif

lebih lama

Biaya logistik, transportasi, dan akomodasi

lebih murah

Biaya logistik, transportasi, dan akomodasi

lebih mahal

Kontrol kualitas relatif lemah Kontrol Kualitas relatif kuat

II.2 Pengolahan Data Survey GPSDiferensial Statik

Pada metode GPS static, pemrosesan data

GPS untuk menentukan koordinat dari titik-titik dalam jaringan umumnya terdiri daritiga tahapan perhitungan, yaitu:

Page 6: ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN … file31 forum manajemen vol. 05 no. 2 analisis ketelitian data pengukuran menggunakan gps dengan metode diferensial statik dalam

36

FORUM MANAJEMEN Vol. 05 No. 2

a. Pengolahan data dari setiap baselinedalam jaringan,

b. Perataan jaringan yang melibatkansemua baseline untuk menentukankoordinat dari titik-titik dalam jaringan,

c. Transformasik koordinat titik-titiktersebut dari datum WGS 1984 kedatum yang diperlukan oleh penggunaapabila diperlukan.

Pengolahan data dari setiap baseline GPSpada dasarnya bertujuan untukmenentukan nilai estimasi vektor baselineatau koordinat relatif (dX, dY, dZ). Prosesestimasi yang digunakan untuk pengolahanbaseline umumnya berbasiskan metodekuadrat terkecil. Diagram alir dari prosespengolahan baseline GPS diberikan padagambar 2.4.

Gambar 2.4. Diagram Alir pengolahan baseline GPS (Abidin, 2006)

Untuk mengolah data GPS, terdapatperangkat lunak yang sudah merupakanbawaan dari receiver GPS sesuai merkyang biasa disebut perangkat lunakkomersial, dan juga perangkat lunak ilmiahyang dibuat oleh suatu lembaga atauinstitusi ilmiah. Perangkat lunak komersialbiasanya ditujukan untuk melayanipengolahan data survey GPS statik untukkeperluan pengadaan titik kontrolpemetaan, dan relatif mudah dioperasikan.Perangkat lunak ilmiah umumnya lebihcanggih, baik dalam strategi pengolahandata dan dalam strategi penanganan

kesalahan dan bias dan digunakan untukmengolah data survei geodesi yangmenuntuk ketelitian tinggi dan memilikicakupan jaringan yang umumnya berskalaregional atau bahkan global.

BAB III. METODOLOGI

Dalam penelitian ini dibahas tahapan-tahapan kegiatan yang dilakukan untukdapat mangakomodir kegiatan analisisdata. Secara umum metodologi daripenelitian terkait analisis ketelitian dataantara moda jaring dan radial diberikanpada gambar 3.1.

Page 7: ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN … file31 forum manajemen vol. 05 no. 2 analisis ketelitian data pengukuran menggunakan gps dengan metode diferensial statik dalam

37

FORUM MANAJEMEN Vol. 05 No. 2

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

Secara detil tahapan-tahapan penelitiandijelaskan sebagai berikut:

1. Identifikasi MasalahDalam penelitian ini, masalah yangdikedepankan adalah berapakahperbedaan ketelitian posisi dalampenentuan posisi menggunakan GPSdengan metode diferensial statik dalammoda jaring dan radial.

2. Studi LiteraturUntuk memberikan dasar solusi atasmasalah tersebut maka dilakukankajian literatur terkait metode diferensialstatik dalam moda jaring dan radial.Melalui studi literatur didapatkan bahwaketelitian data dengan metode GPSmetode diferensial statik dengan modajaring lebih baik dibandingkan denganmoda radial, meskipun secara waktupengamatan lebih lama. Akan tetapi

kisaran ketelitian yang diberikan tidakdimunculkan.

3. Identifikasi Faktor-Faktor PendukungSolusi MasalahUntuk mengetahui tingkat ketelitiandata maka dilakukan pengukuran untukmenentukan koordinat 3-dimensiterhadap lima titik denganmenggunakan metode diferensial statikdalam moda jaring dan moda radialdengan lama pengukuran untukmasing-masing baseline adalah selama30 menit. Dalam hal ini hasil koordinat3-dimensi menggunakan metodediferensial statik menggunakan metodejaring adalah sebagai data yangdianggap benar. Hasil tersebutkemudian dibandingkan dengan hasilpengukuran kelima titik tersebut dalammoda radial.a. Pengukuran dengan Metode

Page 8: ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN … file31 forum manajemen vol. 05 no. 2 analisis ketelitian data pengukuran menggunakan gps dengan metode diferensial statik dalam

38

FORUM MANAJEMEN Vol. 05 No. 2

Diferensial Statik Dengan ModaJaringPenentuan posisi titik-titik denganmetode ini dilakukan denganmenggunakan tiga buah receiverGPS Geodetik merk Topcondengan titik ikat yang sudahdiketahui koordinatnya. Kegiatan

pengukuran dilakukan di Jl.Kaliurang kilometer 14 DaerahIstimewa Yogyakarta. Jumlahbaseline bebas dalam pengukuranini berjumlah 10 buah. Gambar 3.2memberikan peta titik-titik yangakan diukur dengan denganbaseline bebas pengukuran.

Gambar 3.2 Peta Pengukuran GPS Metode Diferensial Statik Dalam Moda Jaring

Karena receiver GPS yangdigunakan berjumlah tiga buah,maka dibagi 3 tim untuk mengukurbaseline dengan waktupengukuran untuk setiap sesiadalah 30 menit, sehingga untukmengukur seluruh baseline

tersebut dengan tiga receiver GPSdiperlukan lima sesi pengukuran.Tabel 3.1 memberikan ilustrasikegiatan pengukuran denganMetode Diferensial Statik DalamModa Jaring.

Tabel 3.1 Ilustrasi Kegiatan Pengukuran Dalam Moda Jaring

Tim Sesi 1 Moving Sesi 2 Moving Sesi 3

(09.00 – 09.30 ) (09.30 – 09.45 ) (09.45 – 10.15 ) (10.15 – 10.30 ) (10.30 – 11.00 )

Tim 1 B B 4

Tim 2 1 5 5

Tim 3 3 3 3

Baseline yangDiukur

B-1B-3

B-53-5

4-53-4

Page 9: ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN … file31 forum manajemen vol. 05 no. 2 analisis ketelitian data pengukuran menggunakan gps dengan metode diferensial statik dalam

39

FORUM MANAJEMEN Vol. 05 No. 2

Tim Sesi 4 Moving Sesi 5

(11.15 – 11.45 ) (11.45 – 12.00 ) (12.00 – 12.30 )

Tim 1 4 1

Tim 2 2 2

Tim 3 3 3

Baseline yangDiukur

2-42-3

1-21-3

b. Pengukuran dengan MetodeDiferensial Statik Dengan ModaRadial

Penentuan posisi titik-titik denganmetode ini dilakukan denganmenggunakan tiga buah receiverGPS Geodetik merk Topcon

dengan titik ikat yang sudahdiketahui koordinatnya. Jumlahbaseline dalam pengukuran iniberjumlah 5 buah. Gambar 3.2memberikan peta titik-titik yangakan diukur dengan dalam modaradial.

Gambar 3.3 Peta Pengukuran GPS Metode Diferensial Statik Dalam Moda Jaring

Karena receiver GPS yangdigunakan berjumlah tiga buah,maka dibagi 3 tim untuk mengukurbaseline dengan waktupengukuran untuk setiap sesiadalah 30 menit, sehingga untukmengukur seluruh baseline

tersebut dengan tiga receiver GPSdiperlukan tiga sesi pengukuran.Tabel 3.2 memberikan ilustrasikegiatan pengukuran denganMetode Diferensial Statik DalamModa radial.

Page 10: ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN … file31 forum manajemen vol. 05 no. 2 analisis ketelitian data pengukuran menggunakan gps dengan metode diferensial statik dalam

40

FORUM MANAJEMEN Vol. 05 No. 2

Tabel 3.2 Ilustrasi Kegiatan Pengukuran Dalam Moda Radial

Tim Sesi 1 Moving Sesi 2 Moving Sesi 3

(13.00 – 13.30 ) (13.30 – 13.45 ) (13.45 – 14.15 ) (14.15 – 14.30 ) (14.30 – 15.00 )

Tim 1 B B B

Tim 2 1 3 5

Tim 3 2 4 -

Baseline yangDiukur

B-1B-2

B-3B-4

B-5

Setelah dilakukan kegiatanpengukuran, baik dalam moda jaringdan moda radial, maka langkahselanjutnya adalah pengolahan datadengan menggunakan perangkatlunak SKI PRO. Pengolahan datauntuk moda jaring terdiri dari duatahapan, yaitu proses pengolahan

baseline dan pengolahan jaring.Sedangkan proses pengolahan datauntuk moda radial hanya terdiri darisatu tahapan, yaitu pengolahanbaseline. Hasil keluaran dari tahapanpengolahan data adalah datakoordinat 3-dimensi titik-titik yangditentukan koordinatnya

BAB IV. HASIL

IV.1 Hasil Koordinat 3-dimensi Menggunakan Metode Diferensial Statik Dengan ModaJaring

Tabel 4.1 Hasil Pengolahan Data Koordinat Menggunakan Metode Diferensial Statik Dengan Moda

Jaring

Titik Easting (m) Northing (m)Tinggi

Ellipsoid (m)Sd. Easting

(m)Sd. Northing

(m)Sd. Tinggi

(m)

BASE 436072.7540 9159096.0000 807.3710 0 0 0

PM1 436121.6815 9159137.1044 811.6392 0.0058 0.004 0.0128

PM2 436079.7658 9159157.3809 811.8741 0.0052 0.0035 0.0089

PM3 436037.9132 9159137.3408 808.8246 0.0032 0.0023 0.0051

PM4 436002.8495 9159163.1997 810.4082 0.0052 0.0032 0.0091

PM5 435991.8613 9159118.6195 806.6470 0.0043 0.0028 0.0076

Page 11: ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN … file31 forum manajemen vol. 05 no. 2 analisis ketelitian data pengukuran menggunakan gps dengan metode diferensial statik dalam

41

FORUM MANAJEMEN Vol. 05 No. 2

IV.2 Hasil Koordinat 3-dimensi Menggunakan Metode Diferensial Statik Dengan ModaRadial

Tabel 4.2 Hasil Pengolahan Data Koordinat Menggunakan Metode Diferensial Statik Dengan ModaRadial

Titik Easting (m) Northing (m)Tinggi

Ellipsoid (m)Sd. Easting

(m)Sd. Northing

(m)Sd. Tinggi

(m)

BASE 436072.754 9159096.000 807.3710 0 0 0

PM1 436121.6854 9159137.0997 811.6181 0.0005 0.0008 0.0016

PM2 436079.7815 9159157.3781 811.8469 0.0006 0.0004 0.0015

PM3 436037.9121 9159137.3430 808.8115 0.0003 0.0002 0.0007

PM4 436002.8661 9159163.1960 810.3699 0.0006 0.0004 0.0017

PM5 435991.8696 9159118.6198 806.6318 0.0004 0.0002 0.0011

BAB V. ANALISIS

V.1 Analisis Koordinat HasilPengukuran Metode DiferensialStatik Moda Jaring dan Moda Radial

Dalam kegiatan ini dilakukan perbandingandata koordinat dari lima titik berdasarkandata dari titik ikat base yang sudahdiketahui koordinatnya menggunakanmoda jaring dan radial. Selisih perbedaanuntuk sumbu easting, secara rata-rataadalah sebesar 9 mm, dengan selisihterkecil di titik PM1 sebesar 3.9 mm danterbesar di titik PM 4 sebesar 1.6 cm.Selisih perbedaan untuk sumbu northing,

secara rata-rata adalah sebesar 2.7 mm,dengan selisih terkecil di titik PM5 sebesar0.3 mm dan terbesar di titik PM 1 sebesar4.7 mm. Selisih perbedaan untuk datatinggi, secara rata-rata adalah sebesar 2.3cm, dengan selisih terkecil di titik PM3sebesar 1.3 cm dan terbesar di titik PM 4sebesar 3.8 cm. Selisih perbedaan untukjarak antar titik, secara rata-rata adalahsebesar 1 cm, dengan selisih terkecil di titikPM1 sebesar 6 mm dan terbesar di titik PM4 sebesar 1.7 cm. Gambar 4.1 memberikanilustrasi selisih koordinat tiga dimensi danjarak antar titik dalam moda jaring danradial.

Gambar 4.1 Perbandingan Koordinat 3D dan Jarak Antar Titik Dalam Moda Jaring dan Radial

Page 12: ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN … file31 forum manajemen vol. 05 no. 2 analisis ketelitian data pengukuran menggunakan gps dengan metode diferensial statik dalam

42

FORUM MANAJEMEN Vol. 05 No. 2

Selisih jarak terbesar di titik PM 4 terjadidikarenakan obstruksi disekitar titikpengamatan yang terdiri dari bangunandan pepohonan yang lebih banyakdibandingkan dengan lokasi-lokasi titikyang lain. Hal tersebut mengakibatkan datapengamatan GPS yang masuk menjadilebih sedikit karena data dari satelit GPSbanyak terputus-putus (cycle slip) karenasinyal pengamatan GPS yang diterima olehreceiver GPS terhalang oleh pepohonan.Selain cycle slip, terjadi fenomenamultipath yang diakibatkan oleh sinyal GPSyang masuk ke receiver GPS terpantulterlebih dahulu oleh bangunan yang ada disekeliling lokasi pengukuran.

Apabila dilihat dari segi ketelitian datatinggi yang diperlihatkan dalam kolomstandar deviasi tinggi, rata-rata ketelitiantinggi besarnya dua sampai tiga kali lebihbesar apabila dibandingkan denganketelitian horisontal. Hal tersebutdiakibatkan karena satelit-satelit GPS yangbisa diamati hanya berada di atas horison(on-side Geometry) sehingga apabiladilihat secara geometris menjadi tidakoptimal dan tidak ada pengeliminirankesalahan di komponen tinggi sebagaiakibat dari posisi satelit yang terdapat diatas geometri satelit yang hanya dapatmelakukan penghilangan kesalahansebagaimana untuk posisi horisontal.

V.2 Analisis Jumlah Baseline, Sesi dan

Waktu Pengukuran

Analisis jumlah baseline, sesi dan waktupengukuran dilakukan denganmembandingkan antara jumlah sesi danwaktu pengukuran antara moda jaring danradial. Untuk jumlah baseline yangdigunakan dalam menentukan posisi darilima titik dibutuhkan 10 buah baselineuntuk moda jaring dan lima buah baselineuntuk moda radial, sehingga jumlahbaseline di moda radial 50% lebih sedikitdibandingkan dengan moda jaring. Terkaitjumlah sesi, dibutuhkan lima sesi untukmoda jaring dan tiga sesi untuk modaradial, sehingga jumlah sesi di moda radial60% lebih sedikit dibanding dengan modajaring. Adapun waktu pengukuran danperpindahan alat dibutuhkan 3.5 jam untukmoda jaring dan dua jam untuk modaradial, sehingga jumlah waktu pengukuranuntuk moda radial 57% lebih sedikitdibanding dengan moda jaring. Apabiladiambil nilai rata-rata antara jumlahbaseline, jumlah sesi dan jumlah waktupengukuran maka moda radial 56% lebihefisien dibandingkan moda jaring. Perludiingat, bahwa untuk penelitian ini, jarakantar titik kesemuanya di bawah 300 m.Apabila dilakukan penelitian dengan jarakantar titik yang lebih jauh tentunya jumlahwaktu pengukuran akan berbeda. Gambar4.2 memberikan ilustrasi perbandinganjumlah baseline, sesi dan waktupengukuran antara moda jaring dan radial.

Page 13: ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN … file31 forum manajemen vol. 05 no. 2 analisis ketelitian data pengukuran menggunakan gps dengan metode diferensial statik dalam

43

FORUM MANAJEMEN Vol. 05 No. 2

Gambar 4.2 Perbandingan Antara Jumlah Baseline, Sesi dan Waktu Pengukuran Moda Jaringdan Radial

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Perbandingan ketelitian rata-ratakoordinat tiga dimensi antara modajaring dan radial dalam penentuanposisi menggunakan GPS denganmetode statik adalah 9.1 mm untuksumbu easting, 2.7 mm untuk sumbunorthing, 2.3 cm untuk tinggi dan 1 cmuntuk beda jarak setiap titik.

Perbandingan jumlah baseline, sesidan waktu pengukuran antara modajaring dan radial dalam penentuanposisi menggunakan GPS denganmetode statik adalah moda radial lebih

membutuhkan jumlah baseline, sesidan waktu pengukuran yang lebihsedikit (56%) apabila dibandingkandengan moda jaring.

Saran

Dilakukan penelitian terkait denganperbandingan ketelitian antara moda jaringdan radial dalam penentuan posisimenggunakan GPS dengan metode statikdengan panjang baseline yang lebih besar,sehingga dapat diketahui pengaruhbaseline yang panjang terhadap ketelitiankoordinat dan jumlah waktu pengukuranyang dibutuhkan.

DAFTAR PUSTAKAAbidin, H.Z. (2006). Penentuan Posisi Dengan GPS dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Pradnya

Paramita

Abidin, H.Z. (1994). Penentuan Posisi Dengan GPS. Bandung: Penerbit ITB.

Abidin, HZ. (2007). GPS Positioning. Bandung : Teknik Geodesi dan Geomatika FTSL ITB.