analisis kesulitan pembelajaran kanji enshu …lib.unnes.ac.id/42389/1/2302415015.pdf · 2020. 12....
TRANSCRIPT
ANALISIS KESULITAN PEMBELAJARAN KANJI
ENSHU MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN BAHASA
JEPANG UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SKRIPSI
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang
oleh
Sahlina Dewi
NIM 2302415015
PRODI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ASING
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya...”
(QS. Al-Baqarah:286)
“..Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama
kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan),
tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmu lah
engkau berharap.” (QS. Al-Insyirah:5-8)
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Ibu Mamah Salamah, Bapak
(Alm) Tri Agus Purwanto, Kakak
Iskandar Seno Aji, dan Adik
Muhammad Iqbal Permana
Dosen Prodi Pendidikan Bahasa
Jepang Universitas Negeri
Semarang
Sahabat-sahabat tercinta dan
teman-teman PBJ 2015
Kalian yang membaca karya ini
vi
PRAKATA
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan karunia-Nya
sehingga skripsi yang berjudul “Analisis Kesulitan Pembelajaran Kanji Enshu
Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Semarang”
berhasil penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun dan diajukan dalam
rangka penyelesaian studi strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang, Jurusan Bahasa dan Sastra Asing,
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.
Penyusunan skripsi ini tentu tidak mungkin terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih dan rasa hormat
kepada:
1. Dr. Sri Rejeki Urip, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni yang telah
memberikan izin atas penulisan skripsi ini.
2. Dra. Rina Supriatnaningsih, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Asing dan
selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing,
mengoreksi, serta memberikan masukan dan arahan sehingga skripsi
terselesaikan dengan baik.
3. Silvia Nurhayati, S.Pd.,M.Pd., Koordinator Prodi Pendidikan Bahasa Jepang
dan selaku dosen penguji I, yang telah memberikan fasilitas serta menguji dan
memberi masukan atas penulisan skripsi ini.
4. Dyah Prasetiani, S.S., M.Pd., selaku dosen penguji II, yang telah menguji dan
memberi masukan atas penulisan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Prodi Pendidikan Bahasa Jepang yang selalu mendukung
dan memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang angkatan 2016 yang telah bersedia
menjadi responden penelitian ini.
7. Sahabat base camp kos pink yang senantiasa memberikan semangat dan
motivasi untuk mengerjakan revisi serta melakukan bimbingan.
vii
8. Teman-teman PPL Mamo 2018 yang selalu memberikan energi positif
sehingga dapat meningkatkan mood untuk mengerjakan skripsi di segala
kondisi.
9. Semua pihak yang tidak dapat di tuliskan satu persatu dalam kontribusi yang
telah diberikan sehingga terselesaikannya skripsi ini.
Semoga semua bimbingan, dukungan, dan bantuan yang telah diberikan
kepada penulis mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat sebagai referensi bagi mahasiswa yang
akan menyusun skripsi.
Semarang, 23 Juli 2019
Sahlina Dewi
NIM. 2303415015
viii
ABSTRAK
Dewi, Sahlina. 2019. Analisis Kesulitan Pembelajaran Kanji Enshu Mahasiswa
Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Semarang. Skripsi.
Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang. Jurusan Bahasa dan Sastra
Asing. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing: Dra. Rina Supriatnaningsih, M.Pd.
Kata Kunci: kesulitan pembelajaran Kanji Enshu, Kanji Enshu, dan faktor
penyebab
Program studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Semarang
memiliki mata kuliah untuk mempelajari huruf dalam bahasa Jepang yaitu kanji.
Pentingnya mempelajari kanji untuk menunjang pembelajaran bahasa Jepang, hal
tersebut menjadikan kanji sebagai salah satu mata kuliah prodi yang wajib diambil
oleh mahasiswa bahasa Jepang. Kanji Enshu adalah mata kuliah prodi yang
ditawarkan pada semester enam. Materi yang diberikan sekitar 849 kosakata Kanji
Enshu dalam satu semester.
Pada studi pendahuluan angkatan 2016, dihasilkan data bahwa hampir
sebagian besar mahasiswa atau 32,6% mengalami kesulitan dalam mempelajari
Kanji Enshu dan sisanya memilih mata kuliah yang lain seperti Bunpou Enshu yaitu
26,1%; Dokkai Enshu yaitu 8,7%; Chokkai Enshu yaitu 15,2%; Kaiwa Enshu yaitu
2,2%; dan Sakubun Enshu yaitu 15,2%. Berdasarkan hasil prosentase, kesulitan
pada Kanji Enshu tergolong tinggi diantara yang lain sehingga melatarbelakangi
penelitian ini.
Penelitian ini mendeskripsikan kesulitan dalam pembelajaran Kanji Enshu
serta faktor penyebabnya. Metode penelitian yang digunakan yaitu menggunakan
angket. Teknik pengambilan sampel digunakan teknik purposive sampe dengan 33
mahasiswa sebagai responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan pembelajaran Kanji Enshu
yaitu mahasiswa kurang memperhatikan cara penulisan kosakata kanji enshu
(jumlah coretan dan urutan coretan) dan mahasiswa jarang bisa membaca kosakata
Kanji Enshu sesuai dengan on’yomi dan kun’yomi. Kesulitan tersebut dipengaruhi
oleh faktor ekstern dan intern diantara lain adalah cara belajar mahasiswa yaitu
rendahnya tingkat kesadaran mahasiswa dalam cara belajar mahasiswa karena tidak
mempelajari terlebih dahulu kosakata Kanji Enshu sebelum diajarkan dosen,
kurang berlatih setiap hari menulis kosakata dalam materi Kanji Enshu, jarang
mempelajari kembali materi diluar jam perkuliahan, dan sering belajar semalaman
suntuk ketika ada tes Kanji Enshu; faktor pengajar yaitu metode yang digunakan
dosen kurang menarik; faktor materi yaitu Banyaknya materi Kanji Enshu yang
diberikan, sehingga sulit untuk dipelajari pada saat perkuliahan; dan faktor
lingkungan yaitu mahasiswa jarang berdiskusi dengan teman di luar perkuliahan.
ix
RANGKUMAN
Dewi, Sahlina. 2019. Analisis Kesulitan Pembelajaran Kanji Enshu Mahasiswa
Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Semarang. Skripsi.
Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang. Jurusan Bahasa dan Sastra
Asing. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing: Dra. Rina Supriatnaningsih, M.Pd.
Kata Kunci: kesulitan pembelajaran Kanji Enshu, Kanji Enshu, dan faktor
penyebab
1. Latar Belakang
Keterampilan berbahasa mempunyai empat aspek yang harus dikuasai yaitu
mendengar, berbicara, menulis, dan membaca. Program studi Pendidikan Bahasa
Jepang Universitas Negeri Semarang memiliki mata kuliah yang mewakili keempat
aspek tersebut, diantaranya chokkai, kaiwa, bunpou, kanji, dan dokkai. Mata kuliah
ini mempunyai tingkatan berjenjang dari semester satu sampai semester enam,
dengan level tingkatan shokyu (rendah), chukyu (menengah) dan enshu (tinggi).
Seiring meningkatnya level mata kuliah, materi yang dipelajari semakin sulit.
Pada studi pendahuluan peneliti menyebarkan angket tentang kesulitan mata kuliah
kepada 46 mahasiswa Program studi Pendidikan Bahasa Jepang angkatan 2016,
dihasilkan data bahwa hampir sebagian besar mahasiswa atau 32,6% mengalami
kesulitan dalam mempelajari kanji pada mata kuliah Kanji Enshu dan sisanya
memilih mata kuliah yang lain seperti Bunpou Enshu yaitu 26,1%; Dokkai Enshu
yaitu 8,7%; Chokkai Enshu yaitu 15,2%; Kaiwa Enshu yaitu 2,2%; dan Sakubun
Enshu yaitu 15,2%.
Berdasarkan penjelasan yang tertulis pada RPS Kanji Enshu Tahun 2018,
Kanji Enshu adalah mata kuliah prodi yang ditawarkan pada semester enam. Materi
yang diberikan yaitu tentang huruf kanji dan kosakata dasar tingkat lanjutan yang
berbobot 2 sks. Dalam satu minggu diberikan satu kali pertemuan jumlahnya 100
menit. Pentingnya mempelajari kanji untuk menunjang pembelajaran bahasa
Jepang, hal tersebut menjadikan kanji sebagai salah satu mata kuliah prodi yang
wajib diambil oleh mahasiswa bahasa Jepang.
x
Berdasarkan hasil dari studi pendahuluan, mahasiswa angkatan tahun 2016
mengalami kesulitan dalam mempelajari materi Kanji Enshu. Penulis merasa perlu
melakukan penelitian lebih lanjut tentang kesulitan pembelajaran pada mata kuliah
Kanji Enshu, untuk mengetahui apa saja kesulitan yang dialami dan faktor
penyebab kesulitan mahasiswa dalam mata kuliah Kanji Enshu.
2. Kajian Pustaka dan Landasan Teori
a) Kajian Pustaka
Penelitian-penelitian tentang kanji yang sebelumnya pernah di teliti agar
diketahui keterkaitannya dengan penelitian ini. Berikut beberapa penelitian
terdahulu yang relevan dan dapat dijadikan kajian pustaka dalam penelitian ini yang
dikutip dari skripsi dan jurnal internasional maupun nasional. Jurnal internasional
yang dijadikan tinjauan pustaka dalam penelitian ini yaitu Toyoda (2009) dan
Ivarsson (2016). Adapun jurnal nasional dan skripsi yang dijadikan untuk tinjauan
pustaka dalam penelitian ini adalah A Nahidlul (2010), Sary (2014), Prasetiani dan
Diner (2014).
b) Landasan Teori
1. Sejarah Kanji
Menurut Adimihardja (2003:1), Huruf Jepang berasal dari negeri
Cina pada jaman dinasti Han (藩). Bersamaan dengan masuknya seni
budaya serta agama Budha dari negeri Cina, serta merta Kanji pun masuk
secara bergelombang dalam periode dua dinasti yaitu Dinasti Sui (随-
589~618), Dinasti Tang (唐-618~907).
2. Definisi Kanji
Kanji merupakan huruf yang memegang peranan yang sangat
penting, seperti yang diuraikan oleh Takebe dalam Renariah (2004:3),
bahwa dalam bahasa Jepang banyak sekali kata yang memiliki ucapan
yang sama tetapi memiliki arti yang berbeda, dalam bahasa Jepang hal
tersebut dikenal dengan istilah dookun igigo atau doon igigo. Oleh karena
itu, akan sangat membingungkan dan akan sering terjadi kesalahpahaman
xi
arti apabila dalam bahasa Jepang tidak digunakan huruf kanji, karena
dengan huruf kanji arti suatu kata dapat difahami dengan pasti selain itu
kesalahan makna dapat dihindari.
3. Jumlah Huruf Kanji
Pada Daikanwa Jiten dalam Sudjianto dan Dahidi (2004:57) yang
merupakan kamus (Kanwa Jiten) terbesar yang disusun di Jepang
terdapat kira-kira 50.000 huruf kanji.
4. Cara Baca Kanji
Menurut Sudjianto dan Dahidi (2004:69) menjelaskan bahwa dalam
daftar-daftar kanji (termasuk Jooyoo Kanji) dan dalam buku-buku
pelajaran huruf kanji biasanya on’yomi ditulis dengan huruf katakana,
sedangkan kun’yomi ditulis dengan huruf hiragana. Namun dalam
pemakaiannya sehari-hari on’yomi pun (misalnya untuk menulis
furigana) biasanya menggunakan huruf hiragana. Jumlah on’yomi dan
kun’yomi yang ada pada sebuah kanji sangat bervariasi.
5. Bushu Kanji
Sudjianto dan Dahidi (2004:59) berpendapat bahwa manfaat dengan
adanya ketentuan bushu ialah dapat diperoleh kemudahan-kemudahan
ketika mencari (arti) suatu kanji pada sebuah kamus baik kamus kanji,
Kokugo Jiten, atau kamus-kamus lainnya. Sesuai dengan letaknya bushu
pada kanji di kelompokkan menjadi tujuh macam yaitu 偏 (hen), 旁
(tsukuri), 冠 (kanmuri), 脚 (ashi), 垂 (tare), 繞 (nyoo), 構 (kamae).
6. Mata Kuliah Kanji di Universitas Negeri Semarang
Program studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri
Semarang dalam pembelajaran menyediakan mata kuliah kanji. Mata
kuliah ini diberikan mulai dari semester satu hingga semester enam
dengan bobot masing-masing 2 sks. Pada penelitian Prasetiani dan Diner
(2014:18) menjelaskan tingkatan mata kuliah kanji terbagi menjadi tiga
yaitu, tingkatan yaitu tingkatan dasar pada semester satu dan dua (Hyoki
dan Kanji Shokyu), tingkatan terampil pada semester tiga dan empat
xii
(Kanji Shochukyu dan Kanji Chukyu Zenhan), dan tingkatan mahir pada
semester lima dan enam (Kanji Chukyu Kohan dan Kanji Enshu).
Pembelajaran kanji dilakukan secara bertahap dan masing masing
tahapan mempunyai materi dan capaian yang berbeda.
7. Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Mata Kuliah Kanji Enshu
Berdasarkan dengan RPS Mata Kuliah Kanji Enshu pada tahun 2018,
buku ajar yang digunakan dalam mata kuliah Kanji Enshu adalah Teema
Betsu: Chukyuu kara Manabu Nihongo. Materi yang dipelajari dimulai
dari bab 14 sampai bab 25 dan total kosakata kanji sekitar 849.
8. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Belajar
Kingsley dalam Ahmadi dan Supriyono (2004:127) mengungkapkan,
“Learning is the process by which behavior (in the broader sense) is
originated or changed through practice or training. (Belajar adalah
proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah
melalui praktek atau latihan)”.
Pembelajaran
Pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam
memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar
dalam diri peserta didik (Arief dalam Khuluqo, 2017:51).
9. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Anni (2007:14) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
ada dua yaitu faktor intern (fisologis, psikologis dan cara belajar) dan
ekstern (keluarga, pengajar, dan lingkungan).
10. Kesulitan Dalam Pembelajaran Kanji
Faktor yang menyebabkan kesulitan dalam mempelajari kanji yaitu
bahwa kanji mempunyai cara tulis yang rumit dan cara baca yang
bervariasi, seperti yang dikemukakan oleh Adimiharja (2003:VIII)
bahwa kanji selalu dituduh sebagai penghambat keberhasilan proses
pembelajaran bahasa Jepang, karena jumlahnya terlalu banyak, bentuk
tulisannya yang rumit dan memiliki berbagai cara baca.
xiii
3. Metode Penelitian
a) Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, dimana
penulis akan mendeskripsikan hal yang benar terjadi di lapangan tentang apa saja
kesulitan dan faktor penyebab kesulitan mahasiswa dalam pembelajaran Mata
Kuliah Kanji Enshu. Penggunaan statistik sebagai alat ukur yang digunakan juga
dapat menjaga keobjektifitan hasil penelitian.
b) Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Pendidikan
Bahasa Jepang angkatan 2016 yang mengikuti Mata Kuliah Kanji
Enshu pada tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah 53 mahasiswa
Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah 33 mahasiswa Prodi Pendidikan
Bahasa Jepang angkatan 2016. Teknik pengambilan sampel yang
peneliti gunakan yaitu menggunakan teknik purposive sample. Teknik
penyampelan secara purposif atau purposive sample yaitu
pengambilan sampel yang didasarkan atas pertimbangan peneliti itu
sendiri, dengan maksud atau tujuan tertentu yang bisa dipertanggung
jawabkan secara ilmiah (Sutedi, 2009:181).
c) Variabel Penelitian
Variabel pada penelitian ini adalah kesulitan pembelajaran dan
faktor penyebab kesulitan pada Mata Kuliah Kanji Enshu yang dialami
oleh mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang
d) Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode angket. Bentuk angket yang
digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup atau sudah
diberikan alternatif jawabannya yang menggunakan skala likert sehingga
responden tinggal memilih dengan cara memberi centang () di kolom
alternatif jawaban yang telah disediakan (Sutedi, 2009:164).
xiv
e) Uji Coba Instrumen Penelitian
Validitas
Validitas yang digunakan untuk menguji kesahihan instrumen dalam
penelitian ini adalah validitas konstruk. Validitas konstruk yaitu
berhubungan dengan pemikiran apakah tes yang dibuat sudah sesuai
konsep ilmu yang akan diukurnya, atau belum (Sutedi, 2009:159).
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data
dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas
instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran validitas yang di maksud.
Reliabilitas
Peneliti menggunakan rumus Alpha Cronbach untuk uji reliabilitas
instrumen dimaksudkan agar mengetahui sejauh mana kebenaran dan
kelayakan alat ukur. Hasil reliabilitas instrumen angket sebesar 0,819.
Diketahui bahwa r tabel adalah 0,602, sehingga r hitung ≥ r tabel yaitu
0,819 ≥ 0,602. Dapat disimpulkan bahwa instrumen angket reliabel
serta layak untuk digunakan.
f) Teknik analisis data
Dalam menganalisis data instrumen angket langkah-langkahnya yaitu
mengecek kelengkapan data, tabulasi, menjumlahkan skor tiap butir
pertanyaan dengan rumus P = 𝐹/𝑁 x100%, menghitung prosentase
jawaban dari tiap butir pertanyaan, dan interprestasi hasil analisis data.
4. Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil penelitian berupa angket dapat disimpulkan bahwa
kesulitan mahasiswa terhadap pembelajaran Kanji Enshu yaitu kesulitan dalam
menulis kosakata Kanji Enshu karena kurang memperhatikan cara penulisan kanji
(jumlah coretan, urutan coretan) serta kesulitan membaca kosakata Kanji Enshu
sesuai on’yomi dan kun’yomi, keduanya sama yaitu memiliki prosentase sebesar
54,55%.
xv
Faktor penyebab kesulitan yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor
intern yang tertinggi adalah 78,79% mahasiswa jarang mempelajari kembali
kosakata Kanji Enshu diluar jam perkuliahan; mahasiswa kurang dalam
membiasakan diri untuk berlatih menulis kosakata yang terdapat pada materi Kanji
Enshu mempunyai prosentase sebesar 63,34%; rendahnya kesadaran mahasiswa
dalam mempelajari terlebih dahulu sebelum diajarkan oleh dosen yaitu sebesar
51,52%; dan 51,52% mahasiswa mempunyai kebiasaan belajar semalam suntuk
apabila akan menghadapi tes,
Selain itu, faktor ekstern yang dialami sebanyak 75,76% mahasiswa adalah
kurang menariknya penjelasan dosen; setengah dari jumlah mahasiswa atau 57,58%
materi Kanji Enshu yang diberikan banyak pada perkuliahan; sedangkan 54,55%
mahasiswa jarang melakukan diskusi dengan teman mengenai materi Kanji Enshu
di luar jam perkuliahan; kemudian 51,52% mahasiswa merasa materi Kanji Enshu
yang diberikan sulit pada perkuliahan; dan mahasiswa jarang menanyakan ke orang
yang lebih mengerti tentang materi Kanji Enshu yaitu 51,52%.
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari angket yang
disebarkan kepada mahasiswa angkatan 2016, ditemukan dua buah kesulitan dalam
pembelajaran Kanji Enshu, yaitu kesulitan dalam tata cara penulisan Kanji Enshu
dan kesulitan saat membaca kosakata Kanji Enshu sesuai dengan on’yomi dan
kun’yomi nya. Penyebab kesulitan tersebut disebabkan oleh faktor intern dan faktor
ekstern sebagai berikut:
a. Faktor intern
Rendahnya tingkat kesadaran mahasiswa dalam cara belajar mahasiswa
karena tidak mempelajari terlebih dahulu kosakata Kanji Enshu sebelum
diajarkan dosen, kurang berlatih setiap hari menulis kosakata dalam materi
Kanji Enshu, jarang mempelajari kembali materi diluar jam perkuliahan,
dan sering belajar semalaman suntuk ketika ada tes Kanji Enshu.
xvi
b. Faktor ekstern
Banyaknya materi Kanji Enshu yang diberikan, sehingga sulit untuk
dipelajari pada saat perkuliahan
Metode yang digunakan dosen kurang menarik.
Mahasiswa jarang berdiskusi dengan teman di luar perkuliahan.
xvii
まとめ
スマラン国立大学の日本語教育プログラムの漢字演習科目で学生の
学習困難 分析
キーワード: 漢字演習の学習困難、漢字演習、原因因子
1. 研究の背景
日本語は四種類の文字がある、それはローマ字、ひらがな、カタカ
ナ、漢字である。ローマ字はアルファベットと同じインドネシア語でも使
う文字である。ひらがなは日本語の言語を書くための文字、一方カタカナ
は日本語の言語以外の単語または外来語を書くための文字である。漢字は
一つの日本語で使う文字で、特徴的な読み方と書き方を持つ文字である。
スマラン国立大学で日本語教育プログラムは日本語の文字を勉強す
る科目がある、それは漢字である。日本語の学習に必要から、日本語の学
生にとって漢字は参加しなければならない科目である。この科目は、学期
ごとに異なる漢字数で段階的に行われて、1 学期にはじめ科目名は表記で
あり、中間テストのあと少し漢字の数を勉強した。2 学期は漢字初級と言
い、3 学期と 4 学期は漢字初中級と漢字中級前半であって、続きは 5 学期
と 6学期は漢字中級後半と漢字演習と言う。
レベルが上がって、漢字の数が多くなり、漢字の理解に難しくなっ
ている。研究者は 2016 年の学生を選んだ理由は 6 学期は段階的な科目の
ため高レベルから、研究者はアンケートを配って、難しいと思われる科目
xviii
を知るため、予備調査を行う。アンケートの結果は 2016 年の学生は漢字
演習の勉強に困難するということである。漢字演習 2018 年の RPS によっ
て、漢字演習は 6 学期のためのプログラムの科目である。教材は 2 単位を
持つ漢字と上級レベルの基本語彙である。一週で一回 100 分の授業である。
研究者は 46 人の学生に予備調査のアンケートを配って、結果は
32,6%の学生は漢字演習に困難していて、他は文法演習は 26,1%の学生;
読解演習は 8,7%の学生;聴解演習は 15,2%の学生;会話演習は 2,2%の学
生;作文演習は 15,2%の学生ということである。
上記の予備調査の結果によって、研究者は日本語教育プログラムの
学生は漢字に問題があると思っている。研究者は漢字演習の科目で学習困
難に関する研究を行う必要があると感じているので、研究者は漢字演習の
科目をたどることで学生の困難を引き起こす難しさと要因を調べるよう奨
励される。
2. Kajian pustaka と基礎的な理論
A. Kajian pustaka
本研究に関連を調べるに過去の漢字についての研究を探す。以下は、
関連性があり、本研究の文学研究として使用できる過去のいくつかの研究
であり、これらは国際と国内の論文やジャーナルから引用されている。本
研究に引用した国際ジャーナルは Toyoda (2009)と Ivarsson (2016)である。
それから、引用した国内ジャーナルと論文は A Nahidlul (2010)、 Sary
(2014)、 Prasetianiと Diner (2014)である.
xix
B. 基礎的な理論
1. 漢字の歴史
Adimihardja (2003:1)は「日本の文字はもともと藩王朝の時代中国か
らである。中国からの文化芸術と仏教の参入とともに、漢字も随王朝(589
-618)と唐王朝(618-907)の 2期に参入した。」と説明してる。
2. 漢字の定義
漢字は重要な役目を持つ文字である、Takebe(Renariah 2004:3)は「日本
語は同じ読み方を持つ文字はたくさんあったのに、意味は違う、日本語に
おけるそれは同訓異義語と同音異義語である。」と説明してる。だから、
漢字を使わないと混乱と誤解は起こりやすいである。漢字で単語の意味を
分かって、間違いは回避できる。
3. 漢字の数
大漢和辞典 (Sudjianto と Dahidi 2004:57) は日本最大の辞典で約 5万漢
字がある。
4. 漢字の読み方
SudjiantoとDahidi (2004:69)は「漢字リストで(常用漢字を含め)と漢字
科目の教科書に音読みはカタカナで、訓読みはひらがなで書いてある」と
述べている。しかし、日常で音読み(ふりがなを書くとき)もひらがなで書
く場合もある。一漢字で音読みと訓読みの数は多様である。
xx
5. 漢字の部首
Sudjianto と Dahidi (2004:59)は「部首は漢字辞典でも国語辞典でもな
ど漢字(意味)を探すときやすくなるという長所がある。」と述べている。
位置によると、部首は7種類がある、それは偏(へん)、旁(つくり)、
冠(かんむり)、脚(あし)、垂(たれ)、繞(にょう)、構(かまえ)
である。
6. スマラン国立大学の漢字科目
スマラン国立大学の日本語教育プログラムは漢字の科目がある。こ
の科目は1学期から6学期まで各学期は2単位がある。Prasetiani と
Diner(2014:18)の研究によると、漢字科目のレベルは 3つに分けられる、そ
れは 1学期と 2学期は基本レベル(表記と漢字初級)、3学期と 4学期は中級
レベル(漢字初中級と漢字中級前半)、5 学期と 6 学期は上級レベル(漢字中
級後半と漢字演習)。漢字学習は段階的に行われ、各段階は異なる素材と
成果を持っている。
7. 漢字演習科目の学期授業計画(RPS)
漢字演習科目 2018 年の RPS によると、漢字演習の教科書はテーマ別:中
級から学ぶ日本語である。教材は第 14 課から第 25 課まで、849 語彙があ
る。
xxi
8. 勉強と学習とは
勉強
Kingsley (Ahmadiと Supriyono 2004:127)は「Learning is the process by
which behavior (in the broader sense)is originated or changed through
practice or training」(勉強は、〈広い意味で〉行動が実践または練習
を通じて生み出された変化したりプロセスである。)と述べている。
学習
Arief (Khuluqo 2017:51)は「学習は、勉強プロセスが学生で起こるよ
うに学習資源を操作することで計画された努力である。」と述べて
いる。
9. 学習に影響を与える要因
Anni (2007:14)は「学習に影響を与える要因は二つある、それは内部
要因(生理的、心理的、勉強し方)と外部要因(家族、教師、環境)である。」
と述べている。
10. 漢字に学習困難
漢字の学習が困難になる要因は、漢字には複雑な書き方があり、さ
まざまな読み方もあることである、Adimiharja (2003:VIII)は「漢字は数が多
くて、文字の形が複雑でさまざまな読み方を持つからよく日本語学習プロ
セスの成功への障壁であると常に非難せれる。」
xxii
3. 研究の方法
a) 研究のアプローチ
本研究は定量的記述アプローチを使用する、研究者は漢字演習の学
習において学生が困難になる要因となる要因について、現場で起こった正
しいことを説明する。使用される測定機器としての統計の使用はまた、研
究結果の客観性を維持することができる。
b) 人口、サンプル、サンプリング技術
人口
本研究の人口は 2018/2019 学年日本語教育プログラムの漢字演習科
目が参加する 53人 2016年の学生。
サンプルとサンプリング技術
本研究のサンプルは 33 人の日本語教育プログラムの 2016 年の学生。
研究者が使ったサンプリング技術は Purposive sample。Sutedi
(2009:181)は「目的サンプリング技術または Purposive sampleは科学
的に説明できる特定の目的を持つ、研究者自身の検討に基づいたサ
ンプリングである。」と述べている。
c) 研究変数
本研究の変数は日本語教育プログラムの学生の漢字演習科目で経験
した学習困難とその原因要因である。
xxiii
d) データ回収技術
本研究はアンケートを使う。Sutedi (2009:164)は「この調査で使用
されるアンケートの形式は非公開アンケートであるか、または回答者が提
供された代替回答列をチェック(✓)して選択するように Likert 尺度を使
用して代替回答が与えられている。」と述べている。
e) 研究機器の試験
妥当性
本研究で機器の有効性をテストするために使用される有効性は、構
成概念の有効性である。Sutedi (2009:159)は「行われたテストが測
定対象の科学の概念に従っているかどうかという考えに関連する妥
当性を構築する。」と述べている。適切に検査された変数データを
明らかにできる場合、その機器は有効性であると言われる。機器の
有効性の高低は、収集されたデータが意図した有効性の説明からど
の程度逸脱していないかを示している。
信頼性
研究者は、Alpha Cronbach を使用して、測定機器の真実性と実現
可能性の範囲を判断することを目的とした機器の信頼性をテスト
した。アンケートの信頼性は 0,819 である。R tabel は 0,602 で、R
hitung ≥ R tabelは 0,819 ≥ 0,602 である。結論は、アンケートは信頼
性があり、使用可能であるということである。
xxiv
f) データ分析技術
機器データアンケートの分析では、データの完全性をチェックし、
表を作成し、P = F/Nx100%という算式で各質問のスコアを合計し、各質問
からの回答の割合を計算し、そしてデータ分析の結果の解釈が行われる。
4. 研究結果
アンケートの結果より、漢字演習の学生の困難は漢字の書き方が集
中が足りない(画数と画順)と漢字演習の語彙の読み方の音読みと訓読みは
読みにくいという困難割合は 54,55%であり、という結論である。
困難の原因要因は内部要因と外部要因である。78,79%の学生は授業以外
に漢字演習を復習しない;63,64%の学生は漢字演習の書く練習が足りな
い;51,52%の学生は先生が教える前に予習をしない;51,52%の学生はテ
ストがあったら徹夜で勉強する、という内部要因の割合である。
それから、75,76%の学生は教師の説明は面白くないと思っている;
57,58%の学生は漢字演習の教材は多すぎると思っている;54,55%の学生
は授業以外に漢字演習の教材について友達と相談しない;51,52%の学生
は漢字演習の授業は難しすぎると思っている;51,52%の学生は漢字演習
について分かる人に聞かない、という外部要因である。
xxv
5. 結論
2016 年の学生に配ったアンケートの結果によると、漢字演習に学
習困難は二つあった、それは漢字演習の書き方と漢字演習の音読みと訓読
みの読み方である。内部要因と外部要因の困難原因はこちら:
A. 内部要因
学生は先生が漢字演習を教える前に予習をしない、漢字演習の教材
は毎日練習を足りない、授業以外に漢字演習を復習しない、テストがあっ
たら徹夜で勉強するから学生の学習方法の意識は低いということである
B. 外部要因
漢字演習の教材は多すぎて、勉強に難しいということ
教師の教える方は面白くないということ
学生は授業以外に友だちと相談しないということ
xxvi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ ii
PENGESAHAN KELULUSAN.......................................................................... iii
PERNYATAAN ................................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v
PRAKATA ......................................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
RANGKUMAN .................................................................................................. ix
まとめ ............................................................................................................. xvii
DAFTAR ISI .................................................................................................. xxvi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xxix
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xxx
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xxxi
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 3
1.5 Sistematika Penulisan ............................................................................ 4
BAB II ................................................................................................................. 5
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ........................................... 5
xxvii
2.1 Tinjauan Pustaka.................................................................................... 5
2.2 Landasan Teori ...................................................................................... 8
2.2.1 Sejarah Kanji .................................................................................. 8
2.2.2 Definisi Kanji ................................................................................. 9
2.2.3 Jumlah Huruf Kanji ...................................................................... 10
2.2.4 Cara Baca Kanji ............................................................................ 10
2.2.5 Bushu Kanji .................................................................................. 12
2.2.6 Mata Kuliah Kanji di Universitas Negeri Semarang ...................... 13
2.2.7 Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Mata Kuliah Kanji Enshu 14
2.2.8 Pengertian Belajar dan Pembelajaran ............................................ 22
2.2.9 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ........................................ 24
2.2.10 Kesulitan Dalam Pembelajaran Kanji ............................................ 27
2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................... 29
BAB III.............................................................................................................. 31
METODE PENELITIAN ................................................................................... 31
3.1 Pendekatan Penelitian .......................................................................... 31
3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel.............................. 31
3.2.1 Populasi ........................................................................................ 31
3.2.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ...................................... 31
3.3 Variabel Penelitian............................................................................... 32
3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 32
3.5 Uji Coba Instrumen Penelitian ............................................................. 36
3.5.1 Validitas ....................................................................................... 36
3.5.2 Reliabilitas.................................................................................... 36
3.6 Teknik Analisis Data ........................................................................... 40
xxviii
BAB IV ............................................................................................................. 41
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................... 41
4.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 41
4.2 Analisis Data ....................................................................................... 41
4.2.1 Tabel Hasil Perhitungan Angket Tentang Kesulitan ...................... 42
4.2.2 Tabel Hasil Perhitungan Angket Tentang Faktor Intern ................. 46
4.2.3 Tabel Hasil Perhitungan Angket Tentang Faktor Ekstern .............. 50
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian................................................................ 60
BAB V ............................................................................................................... 62
PENUTUP ......................................................................................................... 62
5.1 Simpulan ............................................................................................. 62
5.2 Saran ................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 64
LAMPIRAN ...................................................................................................... 66
xxix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Cara Baca Kanji (On’yomi dan Kun’yomi)............................................11
Tabel 3.1 Kisi-kisi Bahan Angket..........................................................................33
Tabel 3.2 Tabel Penafsiran Angka Korelasi..........................................................38
Tabel 4.1 Hasil Penelitian Angket.........................................................................55
xxx
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kesulitan Pembelajaran Kanji Enshu....................................................30
xxxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Hasil Uji Reliabilitas.................................................................67
Lampiran 2. Instrumen Penelitian Angket..............................................................69
Lampiran 3. Identitas Responden Penelitian...........................................................72
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keterampilan berbahasa mempunyai empat aspek yang harus dikuasai yaitu
mendengar, berbicara, menulis, dan membaca. Program studi Pendidikan Bahasa
Jepang Universitas Negeri Semarang memiliki mata kuliah yang mewakili keempat
aspek tersebut, diantaranya chokkai, kaiwa, bunpou, kanji, dan dokkai. Mata kuliah
ini mempunyai tingkatan berjenjang dari semester satu sampai semester enam,
dengan level tingkatan shokyu (rendah), chukyu (menengah) dan enshu (tinggi).
Seiring meningkatnya level mata kuliah, materi yang dipelajari semakin sulit.
Pada studi pendahuluan peneliti menyebarkan angket tentang kesulitan mata
kuliah kepada 46 mahasiswa Program studi Pendidikan Bahasa Jepang angkatan
2016, dihasilkan data bahwa hampir sebagian besar mahasiswa atau 32,6%
mengalami kesulitan dalam mempelajari kanji pada mata kuliah Kanji Enshu dan
sisanya memilih mata kuliah yang lain seperti Bunpou Enshu yaitu 26,1%; Dokkai
Enshu yaitu 8,7%; Chokkai Enshu yaitu 15,2%; Kaiwa Enshu yaitu 2,2%; dan
Sakubun Enshu yaitu 15,2%.
Berdasarkan penjelasan yang tertulis pada RPS Kanji Enshu Tahun 2018,
Kanji Enshu adalah mata kuliah prodi yang ditawarkan pada semester enam. Materi
yang diberikan yaitu tentang huruf kanji dan kosakata dasar tingkat lanjutan yang
berbobot 2 sks. Dalam satu minggu diberikan satu kali pertemuan jumlahnya 100
menit. Pentingnya mempelajari kanji untuk menunjang pembelajaran bahasa
2
Jepang, hal tersebut menjadikan kanji sebagai salah satu mata kuliah prodi yang
wajib diambil oleh mahasiswa bahasa Jepang.
Berdasarkan hasil dari studi pendahuluan, mahasiswa angkatan tahun 2016
mengalami kesulitan dalam mempelajari materi Kanji Enshu. Penulis merasa perlu
melakukan penelitian lebih lanjut tentang kesulitan pembelajaran pada mata kuliah
Kanji Enshu, untuk mengetahui apa saja kesulitan yang dialami dan faktor
penyebab kesulitan mahasiswa dalam mata kuliah Kanji Enshu, maka ju
penelitian menjadi “Analisis Kesulitan Pembelajaran Kanji Enshu Prodi
Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Semarang”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1) Apa saja kesulitan mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas
Negeri Semarang angkatan 2016 dalam pembelajaran pada mata kuliah
Kanji Enshu ?
2) Apa saja faktor penyebab mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang
Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 dalam kesulitan pembelajaran
pada mata kuliah Kanji Enshu?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian pada rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin
dicapai pada penilitian ini adalah:
3
1) Mendeskripsikan kesulitan mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang
Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 dalam pembelajaran pada mata
kuliah Kanji Enshu.
2) Mendeskripsikan faktor penyebab kesulitan mahasiswa Prodi Pendidikan
Bahasa Jepang Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 dalam
pembelajaran pada mata kuliah Kanji Enshu.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitan ini adalah sebagai berikut:
1) Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat menjadi pertimbangan atau masukan di bidang
pendidikan tentang faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan
mahasiswa dalam mengikuti mata kuliah Kanji Enshu, sehingga nantinya
diharapkan hasil belajar akan lebih baik lagi. Selain itu juga dapat menjadi
referensi untuk penelitian selanjutnya.
2) Manfaat Praktis
Bagi pengajar (dosen), dapat memberikan gambaran mengenai
kesulitan mahasiswa dalam mengikuti mata kuliah Kanji Enshu serta faktor
penyebabnya, sehingga menjadi acuan atau referensi bagi dosen untuk
mencari metode belajar yang bisa meminimalisasi kesulitan tersebut, agar
kesulitan dapat diatasi dan tujuan pembelajaran tercapai.
4
1.5 Sistematika Penulisan
Secara garis besar skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu awal, pokok,
dan akhir. Bagian awal berisi halaman judul, persetujuan pembimbing, lembar
pengesahan, pernyataan, motto dan persembahan, prakata, abstrak, rangkuman,
matome, dan daftar isi. Pada bagian pokok dibagi menjadi lima bagian, yaitu
pendahuluan, landasan teori, metode penulisan, hasil penelitian, pembahasaan,
kesimpulan, dan saran. Serta bagian akhir yang berisi lampiran.
BAB I Pada bab ini akan dikemukakan tentang pendahuluan yang berisi
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian dam sistematika penulisan.
BAB II Pada bab ini akan membahas tinjauan pustaka dan menjabarkan
landasan teori yang menguraikan tentang definisi kanji, mata kuliah
kanji, dan pembelajaran serta faktor yang mempengaruhinya.
BAB III Pada bab ini akan dijelaskan tentang metode penelitian yang
meliputi, pendekatan penelitian, populasi, sampel dan teknik
pengambilannya, variabel penelitian, teknik pengumpulan data,
validitas, reabilitas, dan teknik analisis data.
BAB IV Merupakan penjelasan yang berisi analisis dan pembahasan dari
hasil penelitian.
BAB V Merupakan penutup yang berisi simpulan dan saran
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Penelitian-penelitian tentang kanji yang sebelumnya pernah di teliti agar
diketahui keterkaitannya dengan penelitian ini. Berikut beberapa penelitian
terdahulu yang relevan dan dapat dijadikan kajian pustaka dalam penelitian ini yang
dikutip dari skripsi dan jurnal internasional maupun nasional. Jurnal internasional
yang dijadikan tinjauan pustaka dalam penelitian ini yaitu Toyoda (2009) dan
Ivarsson (2016). Adapun jurnal nasional dan skripsi yang dijadikan untuk tinjauan
pustaka dalam penelitian ini adalah A Nahidlul (2010), Sary (2014), Prasetiani dan
Diner (2014).
Penelitian Toyoda (2009) meneliti tentang kanji yang berjudul “A Study of L2
Readers’ Comments on Kanji Recognition”. Kesamaan penelitian Toyoda dengan
penelitian ini adalah sampel yang digunakan yaitu mahasiswa. Mahasiswa yang
belajar bahasa jepang dari mahasiswa yang bukan berlatar belakang budaya kanji,
karena bahasa yang biasa mereka gunakan sehari-hari adalah bahasa inggris.
Demikian halnya pada penelitian ini yaitu sampel yang digunakan adalah
mahasiswa yang memakai bahasa Indonesia dan bukan berlatar belakang budaya
kanji (bukan orang Cina dan Jepang). Perbedaan penelitian Toyoda dengan
penelitian ini yaitu sampel Toyoda menambahkan mahasiswa Pasca Sarjana, tetapi
6
dalam penelitian ini hanya mahasiswa S1 atau Sarjana saja. Selain itu perbedaan
yang lainnya, pada penelitian Toyoda meneliti tentang bagaimana L2 (pembelajar
bahasa kedua/bahasa jepang) mengembangkan kesadaran membaca kanji dalam
empat aspek yaitu posisi dan kombinasi kanji, fungsi semantik kanji, fungsi
fonologis kanji dan keterbatasan komponen fungsi kanji, sedangkan penelitian ini
mengkaji tentang kesulitan pembelajaran pada Mata Kuliah Kanji Enshu. Penelitian
lain yaitu Ivarsson (2016) yang berjudul “A Study of L2 Kanji Learning Process:
Analysis of Reading and Writing Errors of Swedish Learners in Comparison with
Level-matched Japanese Schoolchildren”. Persamaan penelitian Ivarsson dengan
penelitian ini adalah sampel yang digunakan yaitu mahasiswa Swedia. Mahasiswa
Swedia yang belajar bahasa Jepang sama-sama dari orang yang bukan berlatar
belakang budaya kanji, karena bahasa yang biasa mereka gunakan sehari-hari
adalah bahasa Swedia, seperti sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
mahasiswa yang memakai bahasa Indonesia dan bukan berlatar belakang budaya
kanji. Perbedaannya yaitu penelitian Ivarsson, selain menggunakan sampel
mahasiswa yang sedang belajar bahasa Jepang juga siswa Sekolah Dasar,
sedangkan penelitian ini hanya menggunakan sampel mahasiswa saja. Perbedaan
lainnya yaitu penelitian Ivarsson meneliti tentang kesalahan membaca kanji yang
diklasifikasikan ke dalam tipe fonologis, keadaan, ortografi dan semantik, dan
kesalahan penulisan ke dalam empat jenis yang sama dan tipe pseudokanji
tambahan, sedangkan penelitian ini membahas kesulitan Kanji Enshu dari
pembelajar mahasiswa semester enam.
7
Penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian A
Nahidlul (2010) yang berjudul “Analisis Kesulitan Mahasiswa Bahasa Jepang
Unnes Dalam Menguasai Kanji”. Kesamaan penelitian A Nahidlul dengan
penelitian ini yaitu membahas kesulitan kanji dan faktor penyebab dalam kesulitan
belajar kanji. Perbedaan penelitian A Nahidlul dengan penelitian ini yaitu sampel
yang digunakan. Penelitian A Nahidlul menggunakan sampel mahasiswa semester
III pada Mata Kuliah Kanji Shochukyu, sedangkan penulis menggunakan sampel
mahasiswa semester VI Angkatan 2016 pada Mata Kuliah Kanji Enshu.
Penelitian selanjutnya yang meneliti tentang kanji yaitu penelitian Sary
(2014) yang berjudul “Analisis Kesalahan Kanji Pada Mahasiswa Semester VI
Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Angkatan 2011”. Persamaan penelitian
Sary yaitu pada sampel. Pada penelitian Sary dan penelitian ini yaitu sama-sama
menggunakan sampel mahasiswa semester VI. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian Sary yakni menganalisis kesalahan cara membaca kanji.
Penelitian lain yaitu penelitian Prasetiani dan Diner (2014) yang berjudul
“Meningkatkan Kemampuan Kanji Mahasiswa Melalui Media Kartu Huruf Kanji”.
Persamaan penelitian Prasetiani dan Diner yaitu dari hasil observasi dan wawancara
informal dengan mahasiswa semester II Prodi Pendidikan Bahasa Jepang
Universitas Negeri Semarang, diketahui bahwa mahasiswa mengalami kesulitan
dalam cara penulisan, menghafal makna, dan membaca huruf kanji yang
menyebabkan kesulitan tersebut adalah karakteristik kanji yang unik yaitu memiliki
bushu (radikal), kakusuu (jumlah coretan), hitsujun (urutan menulis), serta
yomikata (cara baca). Perbedaan penelitian Prasetiani dan Diner adalah meneliti
8
tentang kartu kanji sebagai media dalam pembelajaran kanji dan sampel yang
digunakan yaitu mahasiswa semester II Prodi Pendidikan Bahasa Jepang
Universitas Negeri Semarang, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan
sampel mahasiswa semester VI.
Dari penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa belum ada yang sama
meneliti tentang kesulitan pembelajaran pada Mata Kuliah Kanji Enshu sehingga
penelitian ini dapat dilakukan.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Sejarah Kanji
Menurut Adimihardja (2003:1), Huruf Jepang berasal dari negeri Cina pada
jaman dinasti Han (藩). Bersamaan dengan masuknya seni budaya serta agama
Budha dari negeri Cina, serta merta Kanji pun masuk secara bergelombang dalam
periode dua dinasti yaitu Dinasti Sui (随-589~618), Dinasti Tang (唐-618~907).
Iwabuchi dalam Sudjianto (2004:56) memaparkan, Huruf-huruf seperti 大、
人、子、小, dan sebagainya adalah huruf kanji. Huruf-huruf tersebut sebagian
besar dibuat di Cina untuk penulisan bahasa Cina. Huruf kanji disampaikan ke
Jepang kira-kira pada abad 4 pada waktu negeri Cina merupakan zaman Kan. Oleh
sebab itulah maka huruf tersebut dinamakan kanji yang berarti huruf negeri Kan.
Pada penelitian Srikandi (2012:2) mengemukakan bahwa, Kanji secara
harfiah berarti “aksara han” yaitu aksara Cina yang diadopsi oleh bangsa Jepang
pada abad ke 4. Dahulu sebelum memiliki aksara sendiri, orang Jepang meminjam
9
huruf dan pola kalimat dari Cina. Baik cara baca maupun cara tulis mengikuti cara
baca dan cara tulis bangsa Cina. Tulisan kanji pertama kali diperkenalkan di Jepang
karena adanya pertukaran perdagangan dan pembelajar diantara kedua negara.
Seiring berkembangnya Jepang, tulisan kanji pun dibuat lebih sederhana, dengan
memakai cara baca dan cara tulis bangsa Jepang.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat di simpulkan bahwa kanji merupakan
huruf yang berasal dari Cina dan dibawa ke Jepang sekitar abad ke-4 pada zaman
Kan.
2.2.2 Definisi Kanji
Kanji merupakan huruf yang memegang peranan yang sangat penting,
seperti yang diuraikan oleh Takebe dalam Renariah (2004:3), bahwa dalam bahasa
Jepang banyak sekali kata yang memiliki ucapan yang sama tetapi memiliki arti
yang berbeda, dalam bahasa Jepang hal tersebut dikenal dengan istilah dookun igigo
atau doon igigo. Oleh karena itu, akan sangat membingungkan dan akan sering
terjadi kesalahpahaman arti apabila dalam bahasa Jepang tidak digunakan huruf
kanji, karena dengan huruf kanji arti suatu kata dapat difahami dengan pasti selain
itu kesalahan makna dapat dihindari.
Menurut Saito (1998), (1999); Chikamatsu, (2005); Saito (2006) dalam
Ivarsson (2016:37), Kanji is a writing system represented by characters consisting
of the three elements 形 kei “form,” 音 on “sound” and 義 gi “meaning”, and
processing of these three elements is interlocked and coordinated. For example, a
character depicted as 花 (the “form” element) is pronounced hana in kunreading
10
and ka in on-reading (the “sound” element), and stands for “flower” (the
“meaning” element).
Sistem Penulisan kanji dapat dilambangkan berdasarkan karakter yang
terdiri dari tiga elemen yaitu, 形 kei ‘bentuk’, 音 on ‘bunyi’, dan 義 gi ‘arti’, dan
proses dari ketiga elemen adalah saling bertautan dan terkoordinasi. Contohnya,
karakter yang digambarkan sebagai 花 (elemen ‘bentuk’) diucapkan hana apabila
dibaca kunyomi dan ka apabila dibaca onyomi (elemen ‘bunyi’), dan artinya ‘bunga’
(elemen ‘arti’)
Dari uraian di atas dapat di deskripsikan bahwa kanji adalah huruf Jepang
yang mempunyai karakteristik unik dibandingkan huruf lain. Sistem penulisan kanji
dibagi menjadi 3 elemen yaitu bentuk, bunyi dan arti atau makna.
2.2.3 Jumlah Huruf Kanji
Jumlah huruf kanji sangat banyak. Itulah mengapa hal ini menjadi salah satu
alasan sulitnya mempelajari huruf kanji. Adimihardja (2003:vii) berpendapat
bahwa kanji yang digunakan secara resmi berjumlah 1945 buah, sedangkan
menurut Ishida dalam Sudjianto dan Dahidi (2004:57) memaparkan bahwa hampir
semua benda yang ada di dunia ini dapat ditulis dengan kanji. Pada Daikanwa Jiten
dalam Sudjianto dan Dahidi (2004:57) yang merupakan kamus (Kanwa Jiten)
terbesar yang disusun di Jepang terdapat kira-kira 50.000 huruf kanji.
2.2.4 Cara Baca Kanji
Kanji mempunyai 2 cara baca yaitu 訓読み (kun’yomi) dan 音読み
(on’yomi). Kun’yomi adalah cara baca kanji secara ucapan asli bahasa jepang,
11
sedangkan On’yomi merupakan cara baca kanji dengan meniru pengucapan dalam
bahasa Cina.
Menurut Sudjianto dan Dahidi (2004:69) menjelaskan bahwa dalam daftar-
daftar kanji (termasuk Jooyoo Kanji) dan dalam buku-buku pelajaran huruf kanji
biasanya on’yomi ditulis dengan huruf katakana, sedangkan kun’yomi ditulis
dengan huruf hiragana. Namun dalam pemakaiannya sehari-hari on’yomi pun
(misalnya untuk menulis furigana) biasanya menggunakan huruf hiragana. Jumlah
on’yomi dan kun’yomi yang ada pada sebuah kanji sangat bervariasi. Tidak sedikit
huruf kanji yang memiliki banyak on’yomi dan kun’yomi, contohnya sebagai
berikut:
Tabel 2.1 Cara Baca Kanji (On’yomi dan Kun’yomi)
No Kanji On’yomi Kun’yomi
1. 生 セイ、ショウ い.きる、う.む、う.まれる、な
ま、い.かす、い.ける、お.う、
は.える、は.やす、き。
2. 明 メイ、ミョウ あか.るい、あ.ける、あき.らか
だ、あ.く、あ.くる、あ.かす、
あ.かり、あか.らむ、あか.るむ。
Kanji memiliki cara baca on’yomi dan kun’yomi, tetapi juga ada kanji yang
hanya memiliki cara baca on’yomi tetapi tidak memiliki kun’yomi, misal huruf kanji
絵 (エ/カイ), 愛 (アイ), 菊 (キク), dan sebagainya. Sebaliknya juga ada kanji yang
12
hanya memiliki cara baca kun’yomi dan tidak memiliki cara baca on’yomi, misalnya
huruf-huruf kanji 畑 (はたけ/はた), 扱 (あつかう), 峠 (とうげ), dan sebagainya.
Dengan demikian maka jumlah on’yomi tidak selalu sama dengan kun’yomi yang
dipakai pada seluruh huruf kanji. Pada Joyoo Kanji terdapat 1945 huruf kanji yang
di dalamnya terdapat 2187 on’yomi dan 1900 kun’yomi sehingga jumlah keduanya
mencapai 4087.
2.2.5 Bushu Kanji
Dalam Jurnal Renariah (2002:7) menjelaskan bahwa bushu adalah salah
satu bentuk bagian dasar kanji yang menunjukkan arti. Bushu juga mempunyai
beberapa manfaat untuk pembelajar kanji seperti yang dipaparkan oleh Sudjianto
dan Dahidi (2004:59) manfaat lain dengan adanya ketentuan bushu ialah dapat
diperoleh kemudahan-kemudahan ketika mencari (arti) suatu kanji pada sebuah
kamus baik kamus kanji, Kokugo Jiten, atau kamus-kamus lainnya.
Sesuai dengan letaknya bushu pada kanji di kelompokkan menjadi tujuh
macam menurut Katoo dalam Sudjianto dan Dahidi (2004:59) antara lain yaitu:
1. 偏 (Hen) adalah bushu yang terletak di sebelah kiri pada sebuah kanji.
2. 旁 (Tsukuri) adalah bushu yang terletak di sebelah kanan pada sebuah kanji.
3. 冠 (Kanmuri) adalah bushu yang terletak di sebelah atas pada sebuah kanji.
4. 脚 (Ashi) adalah bushu yang terletak di sebelah bawah pada sebuah kanji.
5. 垂 (Tare) adalah bushu yang terletak di bagian atas dan menyambung ke
sebelah kiri pada sebuah kanji.
6. 繞 (Nyoo) adalah bushu yang terletak di sekeliling kanji.
13
7. 構 (Kamae) adalah bushu yang terletak di sebelah kiri dan menyambung ke
bagian bawah kanji seperti bentuk sudut siku-siku.
2.2.6 Mata Kuliah Kanji di Universitas Negeri Semarang
Program studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Semarang
dalam pembelajaran menyediakan mata kuliah kanji. Mata kuliah ini diberikan
mulai dari semester satu hingga semester enam dengan bobot masing-masing 2 sks.
Pada penelitian Prasetiani dan Diner (2014:18) menjelaskan tingkatan mata kuliah
kanji terbagi menjadi tiga yaitu, tingkatan yaitu tingkatan dasar pada semester satu
dan dua, tingkatan terampil pada semester tiga dan empat, dan tingkatan mahir pada
semester lima dan enam.
Pada Program studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri
Semarang, mata kuliah kanji tingkat dasar diajarkan pada semester satu dan dua
dengan nama mata Hyoki dan Kanji Shokyu. Pada mata kuliah Hyoki mempelajari
hiragana dan katakana. Kanji yang dipelajari masih sangat sedikit. Barulah
menginjak semester dua kanji semakin bertambah sekitar 150 huruf kanji yang
dipelajari. Materi perkuliahan mencakup kosakata keseharian umum, kata sifat, dan
kata kerja.
Pada tingkat terampil, Mata kuliah Kanji Shochukyu dan Kanji Chukyu
Zenhan diajarkan pada semester tiga dan empat. Materi perkuliahan mencakup
pengetahuan kosakata dan istilah yang berkaitan dengan pelabuhan, geografi,
perasaan, kata kerja jidoushi dan tadoushi serta kehidupan akademik kampus. Buku
yang digunakan adalah basic kanji book vol 2 dan kanji yang dipelajari dalam tiap
semester sekitar 150 kanji.
14
Pada semester lima dan enam, Mata kuliah kanji yang diambil adalah Kanji
Chukyu Kohan dan Kanji Enshu. Buku yang dipakai dalam dua semester sama,
yaitu Teema Betsu: Chukyuu kara Manabu Nihongo. Berbeda dengan semester
sebelumnya, materi yang diajarkan sama seperti tema pembelajaran Mata kuliah
dokkai.
Dari penjelasan diatas menunjukkan bahwa pembelajaran kanji dilakukan
secara bertahap. Pada masing masing tahapan mempunyai materi dan capaian yang
berbeda. Level paling akhir atau tinggi merupakan yang paling sulit.
2.2.7 Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Mata Kuliah Kanji Enshu
Rencana Pembelajaran Semester (RPS) merupakan proyeksi kegiatan
(aktivitas) yang dilakukan oleh dosen dengan mahasiswa dalam proses
pembelajaran/perkuliahan di kelas. Oleh karenanya, Rencana Pembelajaran
Semester (RPS) merupakan bagian integral yang tidak dapat dilepaskan dari
"pembelajaran/perkuliahan". Ini berarti, bahwa setiap dosen yang akan
melaksanakan pembelajaran (perkuliahan) terlebih dahulu harus membuat RPS
(Nurdin, 2018:131).
Berdasarkan dengan RPS Mata Kuliah Kanji Enshu pada tahun 2018
didapatkan informasi bahwa buku ajar yang digunakan dalam mata kuliah Kanji
Enshu adalah Teema Betsu: Chukyuu kara Manabu Nihongo. Materi yang dipelajari
dimulai dari bab 14 sampai bab 25 dan total kosakata kanji sekitar 849 dengan
rincian sebagai berikut:
a. Tema 14 yang berjudul ‘であう ’ terdiri dari 65 kosakata kanji yang
diantaranya yaitu:
15
(お)放さん、自然、動植物、母校、自然科学、教師、祖父、代、
寺、さらに、勧める、仏教、苦い、平和、体験、気が弱い、活動ス
ル、まさか、衛星、添える、文字、目に留まる、文章、出会い、変
える、宇宙、地球、美しい、夜空、浮かぶ、ばかばかしい、民族、
種、生き物、宇宙飛行士、周り、ちっぽけナ.ニ、思い立つ、環境、
移る、アイデア、提供スル、種、分ける、道具、
次々に、反応スル、気を良くする、援助スル、週末、大喜びスル、
懐かしい、ふるさつ、栽培スル、夢、どんなに、おかげ、協力スル、
~うちに、汗、現れる。
b. Tema 15 yang berjudul ‘ありがとう’ terdiri dari 65 kosakata kanji yang
diantaranya yaitu:
旅の恥はかき捨て、ことわざ、少々、非常ナ.ニ、困難な、限る、
その上、厳しい、上下関係、定める、枠、無礼講、表現スル、現在、
会議、個人的ナ.ニ、目上、目下、述べる、しっかり(と)スル、
決める、壊れる、息抜きスル、支える、現在、全体ニ、集団、秩序、
出来上がる、相変わらず、課長、平社員、身分、(~に)したがっ
て、縦、乱す、かかわり、気にかける、~以外、無関心ナ.ニ、
気付く、ふり、取り引きスル、(取り引き)先、慌てる、譲る、
態度、属する、利益、規律正しい、一方、関心、意識スル、扱い、
嘆き、丁寧ナ.ニ、ただし、明らかナ.ニ、受け入りる、理解スル、
決して(~ない)、よそ者、なかなか、作り上げる、~まい。
16
c. Tema 16 yang berjudul ‘がんばる’ terdiri dari 71 kosakata kanji yang
diantaranya yaitu:
市内、向かう、道路、通勤スル、込む、ソロソロ運転、信号、焦る、
そろにしても、バックミラー、映る、渋滞スル、たまる、胃、トー
スト、朝食、済ませる、朝刊、さっと、目を通す、大事ナ.ニ、週
日、~までもない、レポート、書類、昼食、契約スル、済む、打ち
合わせ、勤務スル、(中小)企業、青年、経営、(経営)者、セミ
ナー、出席スル、代理、ぎりぎり、間に合う、最後ニ、アポイント、
部下、カラオケ、うまくやる、潤滑油、一部、ひどい、零時、別ニ、
一戸建て、都心、ローン、社宅、物価高、世の中、リストラスル、
対象、倍、宝くじ、当たる、茶漬け、すする、一息つく、十分ナ.
ニ、解消スル、おっと、居眠りスル、クラクション、鳴らす、(~
た)ところで、痛む。
d. Tema 17 yang berjudul ‘わける ’ terdiri dari 66 kosakata kanji yang
diantaranya yaitu:
~通り、性格、タイプ、例の~、血液、以外ナ.ニ、人気、こる、
というもの、思い浮かべる、(あいさつ)代わりニ、一般、公ナ.
ニ、ルール、重んじる、何事も、慎重ナ.ニ、準備スル、行動スル、
傾向、性質、なぜ、神経質ナ.ニ、一目で、反映スル、対照的ナ.ニ、
縛る、自由奔放ナ.ニ、楽天的、同僚、気まぐれナ.ニ、印象、与え
る、芸術、(芸術)家、実は、典型的ナ.ニ、リーダーシップ、事
17
実、一見スル、客観的ナ.ニ、批評スル、相性、冷静ナ.ニ、感情、
はっきり(と)スル、様々ナ.ニ、、科学的ナ.ニ、何の~も(~な
い)、根拠、いいかげんナ.ニ、わずかナ.ニ、分類スル、職業、当
てはめる、危険ナ.ニ、反論スル、~上で、初対面、より~近道。
e. Tema 18 yang berjudul ‘かこむ ’ terdiri dari 70 kosakata kanji yang
diantaranya yaitu:
表紙、中心、家計簿、姿、団らんスル、光景、リビングルーム、記
事、当然、通じる、したがって、結び付き、現に、はやる、~べき、
もっとも、以前ニ、とても(~ない)、居間、兼ねる、食卓、食後、
場、活躍スル、替わる、こたつ、登場スル、~にもかかわらず、柔
らかい、ほのぼの(と)スル、暖める、和やかナ.ニ、いっそう、
役割、果たす、作り出す、戦後、経済、高度成長スル、~とともに、
余裕、欧米、生活様式、自立スル、反省スル、習慣、そこで、教育
スル、せめて、個室、別々ニ、携帯電話、気ままナ.ニ、コミュニ
ケーション、極端ナ.ニ、ばらばらナ.ニ、結果、いわゆる~、断絶
スル、(家庭)ない、暴力、起きる、おそらく、青少年、犯罪、増
加スル、なくす、シンボル、取り返す。
f. Tema 19 yang berjudul ‘おもいだす’ terdiri dari 67 kosakata kanji yang
diantaranya yaitu:
職場、まれナ.ニ、当時、市役所、(十五年)ばかり、市、住宅、
必ず、よほど、~限り、退職スル、ふく、庭いじり、唯一、夕飯、
18
~ふうナ.ニ、抜く、土、耳にする、こっそり(と)、コックリス
ル、うなずぐ、ようやく、解放スル、陽、生き返る、それとも
乾く、(乾き)切る、ゴクゴク(と)、のど、どちらにしても、夕
涼み、~かてる、花火、機嫌、連れ出す、あるいは、仲良く、(ご)
ほうび、線香花火、打ち上げ花火、通りかかり、やけど、役目、お
気に入り、浴衣、ゆったり(と)スル、腰掛ける、うちわ、バケツ、
そっと、競争スル、見つめる、一瞬、辺り、暗やみ、瞬間、(十年)
余り、ベランダ、眺める。
g. Tema 20 yang berjudul ‘しらせる’ terdiri dari 68 kosakata kanji yang
diantaranya yaitu:
進歩スル、伴う、マスメディア、目覚ましい、発展スル、遂げる、
取って代わる、今や、マスコミ、王様、普及スル、発達スル、日常、
いかがらにしても、出来事、間をおく、歴史、劇的ナ.ニ、目の当
たりにする、おたかも、(自分)自身、映す、怒る、悲しむ、胸、
映像、刻々と、クイズ、見知らぬ、話題、感動スル、~同仕、
(~を)通して、共通スル、存在スル、とんでもない、~かねない、
報道スル、事件、あらかじめ、計画、手を加える、可能ナ、携わる、
部分、切り取る、画、作品、とはいえ、使命、今後、娯楽、学習、
ますます、重要ナ.ニ、生かす、点、受ける、(受け)手、すなわ
ち、立場、多様ナ.ニ、(多様)化スル、~だけに、内容、適切ナ.
ニ、見守る。
19
h. Tema 21 yang berjudul ‘まもる ’ terdiri dari 82 kosakata kanji yang
diantaranya yaitu:
第(一回)、開催スル、参加スル、~以来、(~に)関する、定期
的ナ.ニ、抱える、人類、とらえる、解決スル、取り組む、取り巻
く、フロンガス、オゾン層、破壊スル、二酸化炭素、音質効果、引
き起こす、温暖化スル、酸性雨、砂漠、森林、洪水、取り上げる、
早急ナ.ニ、効果的ナ.ニ、対策、立てる、深刻ナ.ニ、状況、どんど
ん、広がる、各(国)、立ち上がる、向ける、国際的ナ.ニ、進め
る、先進国、暮らし、資源、エネルギー、消費スル、汚す、
ほかでもない、そのもの、問う、空気、汚染スル、減らす、節約、
拡大スル、、手遅れ、手を打つ、歩む、急速ナ.ニ、比べものにな
らない、都合、もたらす、恵、目指す、生み出す、命、共有スル、
共生スル、商品、製造スル、NGO、NPO、誕生スル、未来、誇る、
~次第。
i. Tema 22 yang berjudul ‘ふれあう’ terdiri dari 74 kosakata kanji yang
diantaranya yaitu:
すれ違う、真(っ暗)ナ、小高い、丘、太陽、容赦ない、
照りつける、早朝、薄着スル、さすが二、寝ぼけ眼、目覚める、
誘う、口数、染まる、(休む)間もない、けたたましい、スケッチ
ブック、取り出す、文字通り、世紀、気論スル、真剣ナ.ニ、日の
出、地平線、(地平線)上、歓声、わき上がる、(理解し)難い、
20
一斉に、振り返る、あっという間に、半分、現す、気を取られる、
流れる、涙、届く、光、あふれる、心地よい、気を悪くする、遠慮
スル、(遠慮)がちナ.ニ、何で、視覚、障害、へえつ、こぼれる、
異文化、テーマ、(異文化)間、都心、訪れる、現地、触れ合う、
友好、深める、研修スル、効率スル、一役、欲張りナ.ニ、せい、
スケジュール、人種、言語、国境、性別、隔てる、衝突スル、もめ
る、絶える、語る、(場所.川の名前)イラワジ川 ミャンマーマ
ンダレー。
j. Tema 23 yang berjudul ‘うたう ’ terdiri dari 69 kosakata kanji yang
diantaranya yaitu:
シャボン玉、屋根、飛ばす、はしゃぐ、詩、テンポ、軽快ナ.ニ、
曲、かつて、口ずさむ、童謡、七色、輝く、舞う、事情、故郷、後
にする、作者、まなざし、詩人、歌詞、表面、およそ(~ない)、
考え付く、奥、叫び、隠す、我が子、自ら、不安ナ.ニ、やむを得
ない、か弱い、間引く、貧困ナ.ニ、吹き散らす、託す、鎮魂歌、
人知れず、貧しい、農民、代わる、講う、涙、両手、祈る、悲痛ナ.
ニ、徐々に、~以上、最低、底、震える、ぶつける、無邪気ナ.ニ、
ふくらます、思い付く、虹、光り輝く、願う、作物、実る、不要ナ.
ニ、抜き取る、空ける、農村、定義スル、応じる、死語、ついてい
く、団体。
21
k. Tema 24 yang berjudul ‘なおす ’ terdiri dari 73 kosakata kanji yang
diantaranya yaitu:
長生きスル、かなえる、目標、医療、助かる、器具、導入スル、
ケース、がん、~をはじめ、先天的、心臓、治療スル、直す、腎
臓、肝臓、患者、移植スル、臓器、手術スル、数年、ドナーカー
ド、注目スル、生前、本人、意思、表明スル、制度、(~を)め
ぐる、専門、必ずしも~ない、順調ナ.ニ、特に、脳死、場合、~
ことから、関連スル、議論スル、脳波、人工呼吸スル、取り付け
る、横たわる、外す、第三者、言い切る、身内、割り切る、もし
かして、認める、~わけにはいかない、平均寿命、年々、伸びる、
現実ナ.ニ、通院スル、寝たきり、植物人間、負担スル、可能性、
果たして、本来、最大限ニ、取り除く、成す、現場、現状、多量、
最新、(最新)式、延命スル、~ばかりか、高齢、考え直す。
l. Tema 25 yang berjudul ‘のびる ’ terdiri dari 79 kosakata kanji yang
diantaranya yaitu:
おやじ、口をはさむ、不景気ナ、見失う、握る、次第に、熱が入る、
交える、資本、~たびニ、対応スル、克服スル、奇跡的、(~に)
わたる、石油、危機、乗り切る、有数、大国、(~に)おける、
(~を)挙げて、かけ声、(~の)下、市場、(競争)力、優秀ナ、
人材、確保スル、幅広い、独特ナ、終身雇用、保障スル、年功序、
雇用スル、帰属意識、貿易スル、摩擦スル、株式会社、(冗談)交
22
じり、一体、業績、伸ばす、表情、(父親)役、従業スル、(従業)
員、全員、物語る、(その)辺、目先、しかしながら、とらわれる、
ふと、価値、見いだす、公害、はかない、バブル景気、崩壊スル、
不況、倒産スル、失業スル、(失業)率、新卒、(就職)難、週休
二日制、余暇、生涯、キーワード、目を向ける、~つつある、長期
的ナ.ニ、視野、揺らぐ、基礎、築く、注文スル、皮肉ナ、地道ナ.
ニ。
2.2.8 Pengertian Belajar dan Pembelajaran
1. Belajar
Belajar adalah suatu proses dan bukan suatu hasil. Karena itu,
belajar berlangsung secara aktif dan integratif menggunakan berbagai
bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan seperti yang telah dijelaskan
oleh Kingsley dalam Ahmadi dan Supriyono (2004:127), “Learning is the
process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed
through practice or training. (Belajar adalah proses dimana tingkah laku
(dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan)”.
Sudjana dalam Rusman (2012:1) juga mengungkapkan bahwa
belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang
ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang
diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman.
Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu.
23
Belajar juga dimaknai sebagai menuju ke arah yang lebih baik secara
sistematis seperti yang diungkapkan oleh Brunner dalam Iskandarwassid
dan Sunendar (2008:4) yaitu, “Proses belajar yang terdiri atas tiga tahapan,
yaitu tahap informasi, transformasi, dan evaluasi. Yang dimaksud dengan
tahap informasi adalah proses penjelasan, penguraian, atau pengarahan
mengenai prinsip-prinsip struktur pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Tahap transformasi adalah proses peralihan atau perpindahan prinsip-
prinsip struktur tadi ke dalam diri peserta didik. Proses transformasi
dilakukan melalui informasi. Namun, informasi harus dianalisis, diubah,
atau ditransformasikan ke dalam bentuk yang lebih abstrak atau konseptual
agar dapat digunakan dalam konteks yang lebih luas. Dalam hal ini peranan
dan bantuan pengajar sangat diperlukan”.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan
proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia
melakukan perubahan-perubahan. Semua aktivitas dan prestasi hidup tidak
lain adalah hasil dari belajar.
2. Pembelajaran
Menurut Gagne dalam Huda (2013:3) memaparkan pembelajaran
dapat diartikan sebagai proses modifikasi dalam kapasitas manusia yang
bisa dipertahankan dan ditingkatkan levelnya. Huda (2013:3) juga
menambahkan, bahwa selama proses pembelajaran seseorang bisa memilih
untuk melakukan perubahan atau tidak sama sekali terhadap apa yang ia
lakukan.
24
Dalam pengertian lain, pembelajaran adalah usaha-usaha yang
terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses
belajar dalam diri peserta didik (Arief dalam Khuluqo, 2017:51). Dimyati
dan Mudjiono dalam Khuluqo (2017:51) mengartikan pembelajaran sebagai
kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan peserta didik.
Dari beberapa pengertian pembelajaran tersebut, dapat disimpulkan
bahwa inti dari pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh
pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik.
2.2.9 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan perubahan atau
pembaharuan dalam tingkah laku. Berhasil atau tidaknya perubahan itu bergantung
pada macam-macam faktor. Menurut Anni (2007:14) faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar ada dua yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern yang
mempengaruhi kesulitan belajar dari dalam diri siswa meliputi:
1. Sebab-sebab yang bersifat fisiologis
Faktor yang bersifat fisik/fisiologis berkenaan dari fungsi organ-organ tubuh.
Penyebab kesulitan belajar fisiologis dapat dikarenakan sakit, kurang sehat,
maupun cacat tubuh.
2. Sebab-sebab yang bersifat psikologis
Faktor psikologis atau kejiwaan merupakan faktor yang berhubungan dengan
jiwa atau kondisi mental seseorang.
25
3. Cara belajar
Keberhasilan studi siswa dipengaruhi oleh cara belajar siswa. Cara belajar
yang efisien memungkinkan mencapai prestasi lebih tinggi dibandingkan
dengan cara belajar yang tidak efisien.
Faktor ekstern yaitu keadaan atau hal-hal yang datang dari luar diri siswa, seperti:
1. Faktor keluarga
Kesulitan belajar dilihat dari faktor keluarga dapat disebabkan karena
interaksi orang tua dengan anak kurang baik, suasana keluarga yang tidak
harmonis, dan keadaan ekonomi yang kekurangan
2. Faktor sekolah
Faktor ekstern yang bersumber dari lingkungan sekolah meliputi:
a) Guru
Guru dapat menyebabkan munculnya kesulitan apabila:
Guru kurang berkualitas.
Hubungan guru dengan siswa kurang baik atau kurangnya interaksi
guru dengan siswa.
Guru menuntut standar pelajaran maupun hasil belajar di atas
kemampuan siswa.
Guru tidak memiliki kecakupan dalam mendiagnosis kesulitan
belajar.
Metode belajar yang tidak sesuai.
26
b) Faktor alat
Kurangnya alat dan sarana pendukung pengajaran menyebabkan
munculnya kesulitan belajar.
c) Kondisi gedung
Kondisi gedung yang kumuh dan tidak nyaman menyebabkan siswa
kurang berkonsentrasi dalam belajar.
d) Kurikulum
Ketidaksesuaian pemberlakuan kurikulum dan materi pelajaran serta
ketidaksiapan dalam pemberlakuan kurikulum dapat menyebabkan
munculnya kesulitan belajar bagi siswa.
e) Waktu belajar
Alokasi waktu atau jam pelajaran yang tidak sesuai dapat menyebabkan
munculnya kesulitan belajar bagi siswa.
f) Faktor mass media dan lingkungan sosial
Kesulitan belajar dapat ditimbulkan karena pemberitaan media masa
yang kurang berkualitas. Dalam lingkungan sosial, kesulitan belajar
dapat timbul dari pergaulan teman sebaya, aktifitas dalam masyarakat,
maupun lingkungan tetangga.
Gejala adanya kesulitan belajar di antaranya:
1) Menunjukkan prestasi yang rendah atau di bawah rata-rata yang dicapai
oleh kelompok kelas.
2) Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan.
27
3) Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar, contohnya dalam
mengerjakan soal pekerjaan rumah.
4) Menunjukkan sifat kurang wajar.
5) Tingkah laku yang berlainan, contoh mudah tersinggung, sering bingung,
dsb.
Kesulitan belajar tidak hanya terjadi dalam pembelajar, tetapi juga hal-hal
yang ada disekitarnya. Penanganan dan pengkondisian yang tepat sangat penting
agar proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik sehingga diperoleh hasil
belajar yang baik pula.
2.2.10 Kesulitan Dalam Pembelajaran Kanji
Kanji merupakan huruf yang paling sulit untuk dipelajari diantara huruf
yang digunakan dalam bahasa Jepang seperti huruf hiragana, katakana dan romaji.
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Sudjianto dan Dahidi (2004:56) bahwa
Kanji adalah huruf yang sulit bagi para siswa terutama bagi siswa yang tidak
mempunyai latar belakang ‘budaya kanji’.
Faktor yang menyebabkan kesulitan dalam mempelajari kanji yaitu bahwa
kanji mempunyai cara tulis yang rumit dan cara baca yang bervariasi, seperti yang
dikemukakan oleh Adimiharja (2003:VIII) bahwa kanji selalu dituduh sebagai
penghambat keberhasilan proses pembelajaran bahasa Jepang, karena jumlahnya
terlalu banyak, bentuk tulisannya yang rumit dan memiliki berbagai cara baca. Di
pihak lain Hinata (2000:93) berpendapat bahwa dalam bahasa jepang memiliki
kesulitan lain pada selain keigo (bahasa sopan dalam bahasa jepang) yaitu cara
membaca kanji yang ada dua yaitu cara baca kunyomi dan onyomi.
28
Lain halnya dengan pendapat Kamermans (2010:17), A major problem with
kanji is that without a knowledge of the kanji in question, it is not always clear when
to use which reading. There are no rules that state that certain kanji are read in a
particular way when used on their own, or when part of a word, and so the only
real way to make sure you are using the right reading for a kanji is to look it up
and then remember the reading for the context the kanji was used in.
Masalah utama dengan kanji adalah bahwa tanpa sepengetahuan kanji yang
dimaksud, tidak selalu jelas kapan harus menggunakan bacaan yang mana (on’yomi
dan kun’yomi). Tidak ada aturan yang menyatakan bahwa kanji tertentu dibaca
dengan cara tertentu ketika digunakan sendiri atau ketika bagian dari sebuah kata,
dan satu-satunya cara nyata untuk memastikan untuk menggunakan bacaan yang
tepat untuk kanji adalah dengan melihatnya dan kemudian ingat bacaan untuk
konteks yang digunakan kanji.
Lebih jelas Sutedi (2011:44) menyatakan beberapa kesulitan dalam
mempelajari huruf kanji sebagai berikut:
a) Pada saat belum menguasai huruf kana, sudah dijejali dengan materi huruf
kanji secara terus-menerus karena tuntutan kurikulum. Sementara huruf
kanji selain jumlahnya banyak, cara baca dan artinya pun beraneka ragam.
b) Kebanyakan dari pembelajar berusaha menghafal huruf kanji hanya dengan
menggunakan ingatan dengan cara melihat bentuk huruf kanji satu persatu
dan hanya membacanya secara berulang-ulang, sedangkan cara lain seperti
menulisnya berkali-kali dalam bentuk kosakata yang menarik dan mudah
diingat baginya jarang dilakukan.
29
c) Umumnya upaya untuk menghafal huruf kanji hanya dilakukan menjelang
ada tes (ujian) saja, sementara keterbatasan daya ingat dan kejenuhan pasti
datang sehingga bisa membuat dirinya frustasi.
d) Jarang sekali mahasiswa yang mempunyai perencanaan dalam mempelajari
huruf kanji, misalnya secara disiplin dan teratur menargetkan lima buah
huruf kanji dalam sehari, sehingga dalam setahun ia bisa menguasai lebih
dari 1000 huruf.
e) Jarang mahasiswa yang kreatif untuk menulis huruf kanji dalam bentuk
kartu agar bisa dibawa ke mana-mana dan dipelajarinya kapan saja dalam
berbagai kondisi.
f) Inovasi dari pengajar masih kurang, padahal latihan dapat disajikan lebih
menarik lagi seperti dalam bentuk TTS dan sejenisnya.
g) Lembaga atau pengajar kurang berinisiatif untuk mengadakan kontes kanji
bagi para siswanya dalam rangka meningkatkan motivasi belajar.
Dari kesulitan-kesulitan yang tertulis di atas, dapat diketahui bahwa
pembelajar bahasa jepang kesulitan dengan kanji karena beberapa faktor
diantaranya cara tulis dan cara baca yang bervariasi. Kebanyakan pembelajar juga
hanya mengandalkan ingatan dalam mempelajari kanji, tanpa mau mengulang
dengan cara menulis kanji setiap hari.
2.3 Kerangka Berpikir
Terdapat kesulitan pada pembelajaran Kanji Enshu pada mahasiswa
angkatan 2016 Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Semarang.
30
Kesulitan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor intern dan ekstern.
Selanjutnya akan dijelaskan pada bagan berikut.
Bagan 2.1 Kesulitan Pembelajaran Kanji Enshu
Faktor Intern
• Fisik
• Cara belajar
Faktor Ekstern
• Materi
• Pengajar
• Lingkungan
Pembelajaran Kanji Enshu
Kesulitan pembelajaran
pada Kanji Enshu
Faktor yang mempengaruhi
31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, dimana
penulis akan mendeskripsikan hal yang benar terjadi di lapangan tentang apa saja
kesulitan dan faktor penyebab kesulitan mahasiswa dalam pembelajaran Mata
Kuliah Kanji Enshu. Penggunaan statistik sebagai alat ukur yang digunakan juga
dapat menjaga keobjektifitan hasil penelitian.
3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
3.2.1 Populasi
Sugiyono (2015) menyatakan populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang
yang mengikuti Mata Kuliah Kanji Enshu pada tahun ajaran 2018/2019 yang
berjumlah 53 mahasiswa
3.2.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2015). Sampel dalam penelitian ini adalah 33
mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang angkatan 2016 . Teknik pengambilan
sampel yang peneliti gunakan yaitu menggunakan teknik purposive sample. Teknik
32
penyampelan secara purposif atau purposive sample yaitu pengambilan sampel
yang didasarkan atas pertimbangan peneliti itu sendiri, dengan maksud atau tujuan
tertentu yang bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah (Sutedi, 2009:181)
3.3 Variabel Penelitian
Variabel pada penelitian ini adalah kesulitan pembelajaran dan faktor
penyebab kesulitan pada Mata Kuliah Kanji Enshu yang dialami oleh mahasiswa
Prodi Pendidikan Bahasa Jepang
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting
yang mempengaruhi hasil penelitian, karena dengan pemilihan metode yang tepat
akan diperoleh data yang tepat, relevan, dan akurat. Penelitian ini menggunakan
metode angket, didasarkan pada kemudahan dan kepercayaan peneliti bahwa
responden mengetahui tentang dirinya dan dapat memberikan jawaban yang jujur
sesuai keadaan dirinya. Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah
angket tertutup atau sudah diberikan alternatif jawabannya sehingga responden
tinggal memilih dengan cara memberi centang () di kolom alternatif jawaban yang
telah disediakan (Sutedi, 2009:164). Hal ini akan memudahkan responden dalam
menjawab.
Angket ini disediakan empat alternatif jawaban yang menggunakan skala
likert (Sugiyono:135). Setiap soal diberi skor masing-masing sebagai berikut:
1. Jawaban Selalu (SL) = 4
33
2. Jawaban Sering (SR) = 3
3. Jawaban Kadang-kadang (KK) = 2
4. Jawaban Tidak Pernah (TP) = 1
Setelah angket disusun, kemudian di uji cobakan kepada mahasiswa untuk
mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen yang telah dibuat, sehingga dengan
kriteria tertentu dapat ditemukan butir instrumen yang dapat digunakan dan butir
instrumen mana yang tidak dapat digunakan.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Bahan Angket
No Tujuan/masalah
penelitian
Variabel yang
diukur
Indikator
pengukurnya
No soal
1 Kesulitan
pembelajaran
Mata Kuliah
Kanji Enshu
yang dihadapi
oleh mahasiswa
angkatan 2016
Kendala pada
individu
(mahasiswa)
Untuk
mengetahui
kendala pada
individu
(mahasiswa)
7, 8, 9, 15, 20
Kendala pada
penulisan
kosakata Kanji
Enshu
Untuk
mengetahui
kendala pada
penulisan
5
34
kosakata Kanji
Enshu
Kendala pada
cara baca
(on’yomi dan
kun’yomi)
kosakata Kanji
Enshu
Untuk
mengetahui
kendala pada cara
baca (on’yomi
dan kun’yomi)
kosakata Kanji
Enshu
6
2 Faktor yang
mempengaruhi
mahasiswa
angkatan 2016
dalam
pembelajaran
Mata Kuliah
Kanji Enshu
Faktor Intern
Kondisi fisik
Untuk
mengetahui
kondisi fisik
mahasiswa dalam
mengikuti mata
kuliah Kanji
Enshu
1
Cara belajar Untuk
mengetahui
bagaimana cara
belajar
mahasiswa dalam
mempelajari
3, 13, 16, 19
35
materi Kanji
Enshu
Faktor
Ekstern
Faktor sekolah
(pengajar)
Untuk
mengetahui cara
mengajar dan
interaksi dosen
pada perkuliahan
Kanji Enshu
2, 4, 10, 14
Materi Untuk
mengetahui
materi Kanji
Enshu yang
diberikan apakah
terlalu sulit atau
terlalu banyak
11, 12
Lingkungan Untuk
mengetahui
apakah
mahasiswa
melakukan
diskusi atau
bertanya dengan
temannya tentang
17, 18
36
materi Kanji
Enshu
3.5 Uji Coba Instrumen Penelitian
Pengukuran kualitas instrumen dilakukan dengan melaksanakan uji
instrumen. Pengujian instrumen meliputi pengujian kesahihan atau validitas dan
pengujian reliabititas angket yang bersangkutan.
3.5.1 Validitas
Validitas yang digunakan untuk menguji kesahihan instrumen dalam
penelitian ini adalah validitas konstruk. Validitas konstruk yaitu berhubungan
dengan pemikiran apakah tes yang dibuat sudah sesuai konsep ilmu yang akan
diukurnya, atau belum (Sutedi, 2009:159). Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi
rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul
tidak menyimpang dari gambaran validitas yang di maksud.
3.5.2 Reliabilitas
Uji reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
kebenaran dan kelayakan alat ukur. Dalam mengujicobakan kelayakan alat ukur
(angket), peneliti menggunakan rumus Alpha Cronbach yaitu:
𝑟11 = 𝑘
𝑘 − 1 (1 −
∑ 𝑆𝑖2
𝑆𝑡2)
37
Keterangan:
r = angka koefisien reliabilitas yabg dicari
k = jumlah butir soal
∑Si² = jumlah varian seluruh butir soal
St² = varian total
Selanjutnya perlu mencari varian seluruh butir soal dan varian total dengan
menggunakan rumus-rumus berikut.
a. Rumus untuk mencari varian seluruh butir soal
𝑆𝑖2 = ∑ 𝑋2 −
(∑ 𝑋)²𝑁
𝑁
Keterangan:
Si² = varian seluruh butir soal
∑X² = jumlah kuadrat soal X
∑X = jumlah soal X dikuadratkan
N = jumlah responden
b. Rumus varians total
𝑆𝑡2 = ∑ 𝑆𝑇2 −
(∑ 𝑆𝑇)²𝑁
𝑁
38
Keterangan:
St² = varian total
∑ST² = jumlah kuadrat skor
∑ST = skor total dikuadratkan
N = jumlah responden
Setelah di dapatkan nilai reliabilitas (r) maka nilai tersebut disesuaikan
dengan tabel penafsiran angka korelasi (Sutedi, 2009:220), yaitu:
Tabel 3.2 Tabel Penafsiran Angka Korelasi
Rentang angka korelasi Tafsiran
0,00 ~ 0,20 Sangat rendah
0,20 ~ 0,40 Rendah
0,40 ~ 0,60 Sedang
0,60 ~ 0,80 Kuat
0,80 ~ 1,00 Sangat kuat
Peneliti melakukan uji reliabilitas instrumen sebanyak dua kali. Uji
reliabilitas instrumen angket pertama dilakukan pada 4 Juli 2019 kepada 10
mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Semarang
angkatan 2016, di dapatkan hasil reliabilitas 0,56 ≤ 0,602. Hal ini menunjukkan
bahwa r hitung ≤ r tabel yaitu 0,56 ≤ 0.602 sehingga instrumen tidak dapat
dikatakan reliabel dan tidak layak untuk digunakan.
39
Seperti yang dinyatakan oleh Arikunto (2010:229), Apabila harga r hitung
dibandingkan r product moment (r tabel), diketahui lebih kecil dari harga tabel yang
ada, maka instrumen tidak reliabel. Instrumen dikatakan reliabel jika r hitung ≥ r
tabel. Penulis menghilangkan sebanyak dua soal, karena dianggap tidak reliabel dan
hampir mirip dengan soal yang lain.
Setelah itu, uji reliabilits instrumen angket yang kedua dilakukan pada 8 Juli
2019 kepada 10 mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri
Semarang angkatan 2016. Dari hasil uji coba, diperoleh data berupa varian seluruh
butir soal (Si²) sebesar 9,84 dan varian total (St²) berjumlah 43,36 sehingga jika
dimasukkan dalam rumus reliabilitas (𝑟11), didapatkan hasil sebagai berikut:
𝑟11 = 20
20 − 1 (1 −
9,84
43,36)
1,05 (1 – 0,22)
1,05 (0,78)
0,819
Hasil reliabilitas instrumen angket sebesar 0,819. Berdasarkan tabel korelasi
hasil tersebut termasuk kategori sangat kuat dan r hitung ≥ r tabel yaitu 0,819 ≥
0,602. Dapat disimpulkan bahwa instrumen angket reliabel serta layak untuk
digunakan.
40
3.6 Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka langkah
selanjutnya yaitu menganalisis data. Dalam menganalisis data instrumen angket
langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Persiapan, yaitu mengecek kelengkapan data, baik jumlah angket yang
diberikan maupun isi angket itu sendiri.
2) Tabulasi, yaitu pemberian skor nilai pada tiap butir pertanyaan pada masing-
masing jawaban.
3) Menjumlahkan skor tiap butir pertanyaan dari seluruh jawaban responden.
4) Menghitung prosentase jawaban dari tiap butir pertanyaan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
P = 𝐹
𝑁x100%
Keterangan:
P = Prosentase jawaban
F = Frekuensi jawaban
N = Jumlah responden
5) Interpretasi hasil analisis data.
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan menyebarkan angket kepada responden,
yaitu 33 mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri
Semarang angkatan 2016 yang dilaksanakan pada 10 Juli 2019. Angket berisi 20
butir pertanyaan berskala likert, kemudian responden diminta untuk memberikan
jawaban sesuai dengan keadaan yang dialami mahasiswa pada kesulitan
pembelajaran mata kuliah Kanji Enshu serta faktor penyebabnya.
4.2 Analisis Data
Hasil penelitian diperoleh dari pengolahan data angket prosentase jumlah
jawaban responden. Tabulasi hasil jawaban angket dari responden adalah sebagai
berikut:
Keterangan:
SL : Selalu
SR : Sering
KK : Kadang-kadang
TP : Tidak Pernah
F : Frekuensi
42
N : Jumlah sampel
P : Prosentase
4.2.1 Tabel Hasil Perhitungan Angket Tentang Kesulitan
1) Kendala pada individu mahasiswa
Untuk mengetahui kendala pada individu (mahasiswa) terdapat pada pertanyaan
nomor 7, 8, 9, 15, 20.
No Pertanyaan Pilihan
jawaban
F N
P
5 Apakah dalam menulis kosakata
Kanji Enshu Anda memperhatikan
cara penulisan kanji (jumlah
coretan, urutan coretan)?
SL
SR
KK
TP
5
6
18
4
33
33
33
33
15,15%
18,18%
54,55%
12,12%
Kendala mahasiswa dalam penulisan (jumlah coretan, urutan coretan)
kosakata pada materi Kanji Enshu dapat dilihat dari hasil angket nomor 5, diperoleh
hasil bahwa 12,12% mahasiswa tidak pernah memperhatikan bentuk dan cara
penulisan kosakata dalam materi Kanji Enshu; sebagian kecil mahasiswa menjawab
selalu memperhatikan bentuk dan cara penulisan kosakata dalam materi Kanji
Enshu yaitu 15,15%; sedangkan mahasiswa yang menjawab sering memperhatikan
bentuk dan cara penulisan kosakata dalam materi Kanji Enshu yaitu 18,18%; dan
sebanyak 54,55% mahasiswa yang menjawab kadang-kadang memperhatikan
bentuk dan cara penulisan kosakata dalam materi Kanji Enshu. Prosentase ini
menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa kurang memperhatikan cara
penulisan kosakata pada materi Kanji Enshu.
43
2) Kendala pada penulisan kosakata Kanji Enshu
6 Apakah Anda bisa membaca
kosakata Kanji Enshu yang diajarkan
sesuai dengan on’yomi dan kun’yomi
nya?
SL
SR
KK
TP
1
6
18
8
33
33
33
33
3,03%
18,18%
54,55%
24,24%
Dari hasil angket nomor 6 menunjukkan bahwa cara baca (on’yomi dan
kun’yomi) pada kosakata Kanji Enshu cukup mempengaruhi mahasiswa dalam
pembelajaran Kanji Enshu, diketahui dari hasil pertanyaan “Apakah Anda bisa
membaca kosakata Kanji Enshu yang diajarkan sesuai dengan on’yomi dan
kun’yomi nya?”, hampir tidak ada mahasiswa yang menjawab selalu bisa membaca
kosakata Kanji Enshu yang diajarkan sesuai dengan on’yomi dan kun’yomi nya
yaitu 3,03%; sebanyak 54,55% atau setengah dari mahasiswa menjawab kadang-
kadang bisa membaca kosakata Kanji Enshu yang diajarkan sesuai dengan on’yomi
dan kun’yomi nya; sedangkan mahasiswa yang menjawab sering bisa membaca
kosakata Kanji Enshu yang diajarkan sesuai dengan on’yomi dan kun’yomi nya
hanya sedikit yaitu 18,18%; dan tidak pernah bisa membaca kosakata Kanji Enshu
yang diajarkan sesuai dengan on’yomi dan kun’yomi nya adalah 24,24%.
7 Apakah Anda mengerti makna dari
setiap kosakata Kanji Enshu yang
diajarkan?
SL
SR
KK
TP
0
15
17
1
33
33
33
33
0%
45,45%
51,52%
3,03%
44
Pada pertanyaan nomor 7 tentang pemahaman makna dari setiap kosakata Kanji
Enshu yang diajarkan, diketahui bahwa setengah dari jumlah responden atau
51,52% menjawab kadang-kadang mengerti makna dari setiap kosakata Kanji
Enshu; sebagian lagi menjawab sering mengerti makna dari setiap kosakata Kanji
Enshu yaitu 45,45%; sedangkan mahasiswa yang menjawab tidak pernah mengerti
makna dari setiap kosakata Kanji Enshu hampir tidak ada yaitu 3,03%; dan tidak
ada mahasiswa yang menjawab selalu mengerti makna dari setiap kosakata Kanji
Enshu. Dari hasil angket tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
mahasiswa kurang mengerti makna dari setiap kosakata Kanji Enshu yang diajarkan
ketika perkuliahan.
8 Apakah Anda memperhatikan dosen
ketika perkuliahan Kanji Enshu di
kelas?
SL
SR
KK
TP
7
18
7
1
33
33
33
33
21,21%
54,55%
21,21%
3,03%
Hasil angket nomor 8 tentang mahasiswa memperhatikan dosen ketika
perkuliahan Kanji Enshu di kelas, setengah dari mahasiswa menjawab sering
memperhatikan dosen yaitu 54,55%; sedangkan sebagian kecil mahasiswa
menjawab selalu dan kadang-kadang memperhatikan dosen berjumlah sama yaitu
21,21%; dan sedikitnya 3,03% mahasiswa yang menjawab tidak pernah
memperhatikan dosen. Mahasiswa sudah memiliki kesadaran yang tinggi untuk
memperhatikan dosen, sehingga tidak ada masalah dalam pembelajaran Kanji
Enshu.
9 Apakah Anda memahami materi
Kanji Enshu yang diberikan dosen?
SL
SR
0
14
33
33
0%
42,42%
45
KK
TP
17
2
33
33
51,52%
6,06%
Pada pertanyaan angket nomor 9 “Apakah Anda memahami materi Kanji Enshu
yang diberikan dosen?”. Hampir sebagian besar mahasiswa menjawab kadang-
kadang memahami materi Kanji Enshu yang diberikan dosen yaitu 51,52%;
berbeda sedikit dengan yang sebelumnya, mahasiswa yang menjawab sering
memahami materi Kanji Enshu yang diberikan dosen sebesar 42,42%; sedangkan
hampir tidak ada mahasiswa yang menjawab tidak pernah memahami materi Kanji
Enshu yang diberikan dosen yaitu 6,06%; dan tidak ada mahasiswa yang memilih
selalu mengerti materi Kanji Enshu yang diberikan dosen. Pemahaman mahasiswa
terhadap materi Kanji Enshu dapat dikatakan rendah.
15 Apakah Anda mengerjakan tugas
Kanji Enshu yang diberikan oleh
dosen?
SL
SR
KK
TP
7
18
5
3
33
33
33
33
21,21%
54,55%
15,15%
9,09%
Selanjutnya pada pertanyaan angket nomor 15 “Apakah Anda mengerjakan
tugas Kanji Enshu yang diberikan oleh dosen?”, hasil yang paling tinggi adalah
mahasiswa menjawab sering mengerjakan tugas Kanji Enshu yaitu 54,55%;
sedangkan mahasiswa yang menjawab selalu mengerjakan tugas Kanji Enshu yaitu
21,21%; sebagian kecil mahasiswa menjawab kadang-kadang mengerjakan tugas
Kanji Enshu yaitu 15,15%; dan sedikit mahasiswa yang menjawab tidak pernah
mengerjakan tugas Kanji Enshu yang diberikan oleh dosen yaitu 9,09%. Hasil
angket diatas membuktikan bahwa pengaruh mengerjakan tugas Kanji Enshu
46
terhadap kesulitan pembelajaran Kanji Enshu sangat rendah, karena mahasiswa
rajin dalam mengerjakan tugas Kanji Enshu yang diberikan oleh dosen.
20 Apakah Anda mendapatkan hasil
baik dalam tes Kanji Enshu?
SL
SR
KK
TP
5
10
17
1
33
33
33
33
15,15%
30,30%
51,52%
3,03%
Dalam tes Kanji Enshu mahasiswa menjawab bahwa kadang-kadang
mendapatkan nilai tes yang baik, hal ini dapat dilihat dari hasil angket pada nomor
20 yaitu 30,30% mahasiswa menjawab sering mendapatkan nilai baik dalam tes
Kanji Enshu; sedangkan 3,03% mahasiswa menjawab tidak pernah mendapatkan
nilai baik dalam tes Kanji Enshu; lalu sebagian kecil mahasiswa yang menjawab
selalu mendapatkan nilai baik dalam tes Kanji Enshu yaitu 15,15%; dan sebanyak
51,52% atau setengah dari jumlah mahasiswa menjawab kadang-kadang
mendapatkan nilai baik dalam tes Kanji Enshu. Jika dilihat dari hasil prosentase,
mahasiswa mempunyai kesulitan pada pembelajaran Kanji Enshu sehingga
menyebabkan nilai yang didapat kurang baik.
4.2.2 Tabel Hasil Perhitungan Angket Tentang Faktor Intern
No Pertanyaan Pilihan
jawaban
F N
P
1 Apakah kondisi fisik Anda
mempengaruhi dalam pemahaman
materi pada perkuliahan Kanji
Enshu?
SL
SR
KK
5
11
17
33
33
33
15,15%
33,33%
51,52%
47
TP 0 33 0%
Faktor dari kondisi fisik mahasiswa dapat diketahui pada pertanyaan angket
nomor 1 yaitu “Apakah kondisi fisik Anda mempengaruhi dalam pemahaman
materi pada perkuliahan Kanji Enshu?”. Dari pertanyaan tersebut hasil yang
didapatkan yaitu sebagian kecil mahasiswa yang memilih selalu mempengaruhi
adalah 15,15%; setengah dari mahasiswa menjawab kadang-kadang mempengaruhi
yaitu 51,52; sedangkan 33,33% mahasiswa menjawab kondisi fisik sering
mempengaruhi; dan tidak ada mahasiswa yang menjawab tidak pernah
mempengaruhi dalam pemahaman materi pada perkuliahan Kanji Enshu. Hasil
diatas menunjukkan bahwa faktor kondisi fisik terkadang mempengaruhi
mahasiswa dalam pembelajaran Kanji Enshu.
3 Apakah Anda mempelajari kosakata
Kanji Enshu terlebih dahulu sebelum
diajarkan oleh dosen?
SL
SR
KK
TP
3
3
17
10
33
33
33
33
9,09%
9,09%
51,52%
30,30%
Pada pertanyaan nomor 3 yaitu “Apakah Anda mempelajari kosakata Kanji
Enshu terlebih dahulu sebelum diajarkan oleh dosen?”. Setengah dari mahasiswa
menjawab kadang-kadang mempelajari kosakata Kanji Enshu terlebih dahulu
sebelum diajarkan oleh dosen yaitu 51,52%; hampir setengah lagi menjawab tidak
pernah mempelajari kosakata Kanji Enshu terlebih dahulu sebelum diajarkan oleh
dosen yaitu 30,30%; sedangkan mahasiswa yang menjawab selalu dan sering
mempelajari kosakata Kanji Enshu terlebih dahulu sebelum diajarkan oleh dosen
mempunyai prosentase yang sama yaitu 9,09%. Dari prosentase tersebut dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa sudah mempunyai inisiatif untuk
48
mempelajari terlebih dahulu materi Kanji Enshu sebelum diajarkan oleh dosen,
maka sedikit mempengaruhi dalam pembelajaran Kanji Enshu.
13 Apakah setiap hari Anda berlatih
menulis kosakata yang terdapat pada
materi Kanji Enshu?
SL
SR
KK
TP
0
3
21
9
33
33
33
33
0%
9,09%
63,64%
27,27%
Berlatih setiap hari menulis kosakata Kanji Enshu mempunyai hasil yang
cukup mempengaruhi mahasiswa dalam pembelajaran Kanji Enshu, dapat dilihat
dari hasil pertanyaan nomor 13 yaitu mahasiswa tidak ada yang memilih selalu
berlatih setiap hari menulis kosakata Kanji Enshu; lebih dari setengah mahasiswa
menjawab kadang-kadang berlatih setiap hari menulis kosakata Kanji Enshu yaitu
63,64%; dan yang menjawab sering berlatih setiap hari menulis kosakata Kanji
Enshu adalah sebagian kecil mahasiswa yaitu 9,09%; sedangkan hampir sebagian
mahasiswa menjawab tidak pernah berlatih setiap hari menulis kosakata Kanji
Enshu yaitu 27,27%.
16 Apakah Anda mempelajari kembali
kosakata kanji yang telah diajarkan
di luar jam perkuliahan Kanji
Enshu?
SL
SR
KK
TP
0
5
26
2
33
33
33
33
0%
15,15%
78,79%
6,06%
Selanjutnya pada pertanyaan nomor 16 tentang mempelajari kembali kosakata
Kanji Enshu yang telah diajarkan di luar jam perkuliahan, diketahui bahwa hampir
49
tidak ada mahasiswa yang memilih tidak pernah mempelajari kembali kosakata
Kanji Enshu yang telah diajarkan di luar jam perkuliahan yaitu 6,06%; hanya
sebagian kecil mahasiswa memilih sering mempelajari kembali kosakata Kanji
Enshu yang telah diajarkan di luar jam perkuliahan yaitu 15,15%; dan tidak ada
sama sekali mahasiswa yang memilih selalu mempelajari kembali kosakata Kanji
Enshu yang telah diajarkan di luar jam perkuliahan; sedangkan hampir semua
mahasiswa menjawab kadang-kadang mempelajari kembali kosakata Kanji Enshu
yang telah diajarkan di luar jam perkuliahan yaitu 78,79%. Prosentase diatas
menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa sesekali mempelajari kembali
kosakata Kanji Enshu yang telah diajarkan di luar jam perkuliahan, dengan kata lain
hal ini cukup mempengaruhi mahasiswa dalam pembelajaran Kanji Enshu.
19 Apakah ketika ada ujian Kanji Enshu
Anda belajar semalam suntuk?
SL
SR
KK
TP
4
17
8
4
33
33
33
33
12,12%
51,52%
24,24%
12,12%
Pertanyaan nomor 19 yaitu “Apakah ketika ada ujian Kanji Enshu Anda belajar
semalam suntuk?”. Hasil yang didapatkan adalah sebagian kecil mahasiswa
menjawab selalu dan tidak pernah belajar semalam suntuk ketika ada ujian Kanji
Enshu yaitu 12,12%; sedangkan setengah dari jumlah mahasiswa atau 51,52%
menjawab sering belajar semalam suntuk ketika ada ujian Kanji Enshu; dan 24,24%
mahasiswa menjawab kadang-kadang belajar semalam suntuk ketika ada ujian
Kanji Enshu. Dari hasil di atas, terlihat mahasiswa mempunyai mempunyai
semangat belajar tinggi, sehingga hanya sedikit mempengaruhi mahasiswa dalam
pembelajaran Kanji Enshu.
50
4.2.3 Tabel Hasil Perhitungan Angket Tentang Faktor Ekstern
No Pertanyaan Pilihan
jawaban
F N
P
2 Apakah interaksi antara dosen
dengan mahasiswa baik?
SL
SR
KK
TP
8
21
4
0
33
33
33
33
24,24%
63,64%
12,12%
0%
Interaksi antara dosen dan mahasiswa dapat dilihat pada pertanyaan nomor
2, dimana 24,24% mahasiswa menjawab selalu interaksi dengan baik antara dosen
dan mahasiswa; sedangkan sebagian besar mahasiswa menjawab sering interaksi
dengan baik antara dosen dan mahasiswa yaitu 63,64%; kemudian sebagian kecil
mahasiswa menjawab kadang-kadang interaksi dengan baik antara dosen dan
mahasiswa yaitu 12,12%; dan tidak ada mahasiswa yang menjawab tidak pernah
interaksi dengan baik antara dosen dan mahasiswa. Dapat dikatakan bahwa
hubungan interaksi antara dosen dan mahasiswa terjalin dengan baik dalam kelas,
sehingga faktor pengajar atau dosen mempunyai pengaruh yang sedikit terhadap
pembelajaran Kanji Enshu.
4 Apakah metode pengajaran Kanji
Enshu yang digunakan dosen
menarik?
SL
SR
KK
TP
0
6
25
2
33
33
33
33
0%
18,18%
75,76%
6,06
51
Pertanyaan nomor 4 tentang menarik nya metode pengajaran yang digunakan
oleh dosen. Hasilnya yaitu tidak ada mahasiswa yang menjawab dosen selalu
menggunakan metode yang menarik; dan hampir tidak ada mahasiswa yang
menjawab dosen tidak pernah menggunakan metode yang menarik yaitu 6,06;
sedangkan 18,18% mahasiswa memilih dosen sering menggunakan metode yang
menarik; kemudian lebih dari setengah mahasiswa menjawab dosen kadang-kadang
menggunakan metode yang menarik yaitu 75,76%. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar mahasiswa menyatakan metode pengajaran yang digunakan dosen
kurang menarik, sehingga mempengaruhi dalam pembelajaran Kanji Enshu.
10 Apakah dosen menerangkan dengan
cepat dalam penyampaian materi
perkuliahan Kanji Enshu?
SL
SR
KK
TP
1
12
17
3
33
33
33
33
3,03%
36,36%
51,52%
9,09%
Hasil angket nomor 10 tentang cara dosen dalam menyampaikan materi Kanji
Enshu dengan cepat dan mahasiswa setuju akan hal tersebut. Sehingga
mempengaruhi dalam pembelajaran Kanji Enshu. Diketahui bahwa setengah dari
jumlah mahasiswa menjawab kadang-kadang dosen menyampaikan materi Kanji
Enshu dengan cepat yaitu 51,52%; sedangkan sedikit sekali mahasiswa yang
memilih dosen selalu menyampaikan materi Kanji Enshu dengan cepat yaitu
3,03%; dan dosen tidak pernah menyampaikan materi Kanji Enshu dengan cepat
yaitu 9,09%; kemudian 36,36% mahasiswa menjawab dosen sering menyampaikan
materi Kanji Enshu dengan cepat.
52
11 Apakah dosen dalam setiap
pertemuan memberikan materi Kanji
Enshu yang banyak?
SL
SR
KK
TP
3
19
10
1
33
33
33
33
9,09%
57,58%
30,30%
3,03%
Pada pertanyaan angket nomor 11 yaitu “Apakah dosen dalam setiap pertemuan
memberikan materi Kanji Enshu yang banyak?”, didapatkan hasil bahwa hampir
setengah dari jumlah mahasiswa menjawab kadang-kadang dalam setiap pertemuan
dosen memberikan materi Kanji Enshu yang banyak yaitu 30,30%; sedangkan
9,09% mahasiswa menjawab dosen selalu memberikan materi Kanji Enshu yang
banyak dalam setiap pertemuan; dan hampir tidak ada mahasiswa yang menjawab
dosen tidak pernah memberikan materi Kanji Enshu yang banyak dalam setiap
pertemuan yaitu 3,03%; kemudian sebagian besar mahasiswa menjawab dosen
sering memberikan materi Kanji Enshu yang banyak yaitu 57,58%. Banyaknya
materi Kanji Enshu yang diberikan dosen dalam setiap pertemuan membuat
mahasiswa merasa terbebani atas banyaknya kosakata Kanji Enshu yang harus
dipelajari dalam perkuliahan, sehingga faktor banyaknya materi mempunyai
pengaruh yang kuat dalam pembelajaran Kanji Enshu.
12 Apakah materi Kanji Enshu yang
diberikan sulit?
SL
SR
KK
TP
9
17
7
0
33
33
33
33
27,27%
51,52%
21,21%
0%
Tingkat kesulitan materi Kanji Enshu yang diberikan dosen kepada mahasiswa
dapat dilihat dari pertanyaan angket nomor 12, hasilnya adalah setengah dari jumlah
53
mahasiswa menjawab materi Kanji Enshu yang diberikan dosen sering sulit yaitu
51,52%; dan tidak ada mahasiswa yang menjawab materi Kanji Enshu yang
diberikan dosen tidak pernah sulit; sedangkan hampir sebagian mahasiswa
menjawab materi Kanji Enshu yang diberikan dosen selalu sulit yaitu 27,27%;
kemudian 21,21% mahasiswa menjawab materi Kanji Enshu yang diberikan dosen
kadang-kadang sulit. Hasil angket diatas membuktikan bahwa sulitnya materi Kanji
Enshu yang diberikan menjadi salah satu faktor kesulitan mahasiswa dalam
pembelajaran Kanji Enshu.
14 Apakah dosen memberikan tugas
dalam perkuliahan Kanji Enshu?
SL
SR
KK
TP
1
6
21
5
33
33
33
33
3,03%
18,18%
63,64%
15,15%
Pada pertanyaan angket nomor 14 tentang pemberian tugas Kanji Enshu oleh
dosen dimana sebagian besar mahasiswa menjawab kadang-kadang dosen
memberikan tugas Kanji Enshu yaitu 63,64%; dan sangat sedikit mahasiswa yang
menjawab dosen selalu memberikan tugas Kanji Enshu yaitu 3,03%; sedangkan
18,18% mahasiswa menjawab dosen sering memberikan tugas Kanji Enshu; dan
sedikit mahasiswa yang menjawab dosen tidak pernah memberikan tugas Kanji
Enshu yaitu 15,15%. Tidak setiap pertemuan atau sesekali saja dosen memberikan
tugas Kanji Enshu kepada mahasiswa.
17 Apakah Anda menanyakan pada
orang yang lebih mengerti jika ada
kanji di materi Kanji Enshu yang
SL
SR
4
5
33
33
12,12%
15,15%
54
tidak diketahui arti atau cara
membacanya?
KK
TP
17
7
33
33
51,52%
21,21%
Pertanyaan angket nomor 17 yaitu “Apakah Anda menanyakan pada orang yang
lebih mengerti jika ada kanji di materi Kanji Enshu yang tidak diketahui arti atau
cara membacanya?”. Dari pertanyaan tersebut didapatkan hasil bahwa 15,15%
mahasiswa menjawab sering menanyakan pada orang yang lebih mengerti jika ada
kanji di materi Kanji Enshu yang tidak diketahui arti atau cara membacanya; dan
sebagian besar mahasiswa menjawab kadang-kadang menanyakan pada orang yang
lebih mengerti jika ada kanji di materi Kanji Enshu yang tidak diketahui arti atau
cara membacanya yaitu 51,52%; sedikitnya atau 12,12% mahasiswa yang
menjawab selalu menanyakan pada orang yang lebih mengerti jika ada kanji di
materi Kanji Enshu yang tidak diketahui arti atau cara membacanya; sedangkan
21,21% mahasiswa menjawab tidak pernah menanyakan pada orang yang lebih
mengerti jika ada kanji di materi Kanji Enshu yang tidak diketahui arti atau cara
membacanya Prosentase diatas menunjukkan bahwa mahasiswa kadang-kadang
bertanya kepada orang yang lebih mengerti, sehingga mempengaruhi pada
pembelajaran Kanji Enshu.
18 Apakah Anda melakukan diskusi
dengan teman mengenai materi
Kanji Enshu di luar jam
perkuliahan?
SL
SR
KK
TP
1
3
18
11
33
33
33
33
3,03%
9,09%
54,55%
33,33%
Pertanyaan selanjutnya tentang melakukan diskusi dengan teman mengenai
materi Kanji Enshu di luar jam perkuliahan terdapat pada pertanyaan angket nomor
18 dimana sebagian besar atau 54,55% mahasiswa memilih kadang-kadang
melakukan diskusi dengan teman mengenai materi Kanji Enshu di luar jam
55
perkuliahan; sedangkan hampir setengah dari jumlah mahasiswa memilih tidak
pernah melakukan diskusi dengan teman mengenai materi Kanji Enshu di luar jam
perkuliahan yaitu 33,33%; kemudian 3,03% mahasiswa yang menjawab sering
melakukan diskusi dengan teman mengenai materi Kanji Enshu di luar jam
perkuliahan; dan selalu melakukan diskusi dengan teman mengenai materi Kanji
Enshu di luar jam perkuliahan yaitu 9,09%. Dapat diambil kesimpulan bahwa
mahasiswa terkadang melakukan diskusi dengan teman mengenai materi Kanji
Enshu di luar jam perkuliahan, sehingga hal tersebut mempengaruhi dalam
pembelajaran Kanji Enshu.
Berikut adalah hasil dari penelitian angket:
Tabel 4.1 Hasil Penelitian Angket
No Pertanyaan Pilihan
jawaban
F N
P
1 Apakah kondisi fisik Anda
mempengaruhi dalam pemahaman
materi pada perkuliahan Kanji
Enshu?
SL
SR
KK
TP
5
11
17
0
33
33
33
33
15,15%
33,33%
51,52%
0%
2 Apakah interaksi antara dosen
dengan mahasiswa baik?
SL
SR
KK
TP
8
21
4
0
33
33
33
33
24,24%
63,64%
12,12%
0%
56
3 Apakah Anda mempelajari
kosakata Kanji Enshu terlebih
dahulu sebelum diajarkan oleh
dosen?
SL
SR
KK
TP
3
3
17
10
33
33
33
33
9,09%
9,09%
51,52%
30,30%
4 Apakah metode pengajaran Kanji
Enshu yang digunakan dosen
menarik?
SL
SR
KK
TP
0
6
25
2
33
33
33
33
0%
18,18%
75,76%
6,06
5 Apakah dalam menulis kosakata
Kanji Enshu Anda memperhatikan
cara penulisan kanji (jumlah
coretan, urutan coretan)?
SL
SR
KK
TP
5
6
18
4
33
33
33
33
15,15%
18,18%
54,55%
12,12%
6 Apakah Anda bisa membaca
kosakata Kanji Enshu yang
diajarkan sesuai dengan on’yomi
dan kun’yomi nya?
SL
SR
KK
1
6
18
33
33
33
3,03%
18,18%
54,55%
57
TP 8 33 24,24%
7 Apakah Anda mengerti makna dari
setiap kosakata Kanji Enshu yang
diajarkan?
SL
SR
KK
TP
0
15
17
1
33
33
33
33
0%
45,45%
51,52%
3,03%
8 Apakah Anda memperhatikan
dosen ketika perkuliahan Kanji
Enshu di kelas?
SL
SR
KK
TP
7
18
7
1
33
33
33
33
21,21%
54,55%
21,21%
3,03%
9 Apakah Anda memahami materi
Kanji Enshu yang diberikan dosen?
SL
SR
KK
TP
0
14
17
2
33
33
33
33
0%
42,42%
51,52%
6,06%
10 Apakah dosen menerangkan
dengan cepat dalam penyampaian
materi perkuliahan Kanji Enshu?
SL
SR
1
12
33
33
3,03%
36,36%
58
KK
TP
17
3
33
33
51,52%
9,09%
11 Apakah dosen dalam setiap
pertemuan memberikan materi
Kanji Enshu yang banyak?
SL
SR
KK
TP
3
19
10
1
33
33
33
33
9,09%
57,58%
30,30%
3,03%
12 Apakah materi Kanji Enshu yang
diberikan sulit?
SL
SR
KK
TP
9
17
7
0
33
33
33
33
27,27%
51,52%
21,21%
0%
13 Apakah setiap hari Anda berlatih
menulis kosakata yang terdapat
pada materi Kanji Enshu?
SL
SR
KK
TP
0
3
21
9
33
33
33
33
0%
9,09%
63,64%
27,27%
14 Apakah dosen memberikan tugas
dalam perkuliahan Kanji Enshu?
SL
1
33
3,03%
59
SR
KK
TP
6
21
5
33
33
33
18,18%
63,64%
15,15%
15 Apakah Anda mengerjakan tugas
Kanji Enshu yang diberikan oleh
dosen?
SL
SR
KK
TP
7
18
5
3
33
33
33
33
21,21%
54,55%
15,15%
9,09%
16 Apakah Anda mempelajari kembali
kosakata kanji yang telah diajarkan
di luar jam perkuliahan Kanji
Enshu?
SL
SR
KK
TP
0
5
26
2
33
33
33
33
0%
15,15%
78,79%
6,06%
17 Apakah Anda menanyakan pada
orang yang lebih mengerti jika ada
kanji di materi Kanji Enshu yang
tidak diketahui arti atau cara
membacanya?
SL
SR
KK
TP
4
5
17
7
33
33
33
33
12,12%
15,15%
51,52%
21,21%
60
18 Apakah Anda melakukan diskusi
dengan teman mengenai materi
Kanji Enshu di luar jam
perkuliahan?
SL
SR
KK
TP
1
3
18
11
33
33
33
33
3,03%
9,09%
54,55%
33,33%
19 Apakah ketika ada ujian Kanji
Enshu Anda belajar semalam
suntuk?
SL
SR
KK
TP
4
17
8
4
33
33
33
33
12,12%
51,52%
24,24%
12,12%
20 Apakah Anda mendapatkan hasil
baik dalam tes Kanji Enshu?
SL
SR
KK
TP
5
10
17
1
33
33
33
33
15,15%
30,30%
51,52%
3,03%
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian berupa angket dapat disimpulkan bahwa
kesulitan mahasiswa terhadap pembelajaran Kanji Enshu dan faktor penyebabnya
yaitu:
61
1) Kesulitan
Mahasiswa kesulitan dalam menulis kosakata Kanji Enshu karena kurang
memperhatikan cara penulisan kanji (jumlah coretan, urutan coretan)
(54,55%).
Mahasiswa kesulitan dalam membaca kosakata Kanji Enshu sesuai
on’yomi dan kun’yomi (54,55%)
2) Faktor penyebab (intern dan ekstern)
a. Faktor Intern
Jarang mempelajari kembali kosakata Kanji Enshu diluar jam
perkuliahan (78,79%).
Kurangnya membiasakan diri untuk berlatih menulis kosakata yang
terdapat pada materi Kanji Enshu (63,64%).
Rendahnya kesadaran mahasiswa dalam mempelajari terlebih dahulu
materi Kanji Enshu sebelum diajarkan oleh dosen (51,52%).
Kebiasaan belajar semalam suntuk menyebabkan mahasiswa kesulitan
dalam menghadapi tes (51,52%).
b. Faktor Ekstern
Penjelasan dosen kurang menarik (75,76%).
Materi Kanji Enshu yang diberikan banyak pada perkuliahan (57,58%).
Jarang melakukan diskusi dengan teman mengenai materi Kanji Enshu
di luar jam perkuliahan (54,55%).
Materi Kanji Enshu yang diberikan sulit pada perkuliahan (51,52%).
Mahasiswa jarang menanyakan ke orang yang lebih mengerti (51,52%).
62
62
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari angket yang
disebarkan kepada mahasiswa angkatan 2016, ditemukan dua kesulitan dalam
pembelajaran Kanji Enshu, yaitu kesulitan dalam tata cara penulisan Kanji Enshu
dan kesulitan saat membaca kosakata Kanji Enshu sesuai dengan on’yomi dan
kun’yomi nya.
Penyebab kesulitan tersebut disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. Faktor Intern
Rendahnya tingkat kesadaran mahasiswa dalam cara belajar mahasiswa
karena tidak mempelajari terlebih dahulu kosakata Kanji Enshu sebelum
diajarkan dosen, kurang berlatih setiap hari menulis kosakata dalam materi
Kanji Enshu, jarang mempelajari kembali materi diluar jam perkuliahan,
dan sering belajar semalaman suntuk ketika ada tes Kanji Enshu.
2. Faktor Ekstern
Banyaknya materi Kanji Enshu yang diberikan, sehingga sulit untuk
dipelajari pada saat perkuliahan
Metode yang digunakan dosen kurang menarik.
Mahasiswa jarang berdiskusi dengan teman di luar perkuliahan.
63
5.2 Saran
a. Bagi mahasiswa
Mahasiswa perlu meningkatkan cara belajar mandiri yaitu dengan sering berlatih
menulis kosakata pada materi Kanji Enshu yang jumlahnya banyak, sehingga ketika
ada tes tidak perlu menghafal kanji dengan waktu yang tidak terlalu singkat. Selain
itu, diskusi dengan teman di luar jam perkuliahan sangat penting agar bisa bertanya
dan saling mengingatkan kanji yang tidak dimengerti atau lupa maknanya.
a. Bagi pengajar
Mahasiswa mengharapkan agar dosen dalam mengajarkan Kanji
Enshu menggunkan metode yang menarik seperti membuat game dengan
kertas kecil berisikan arti dari kosakata Kanji Enshu lalu mahasiswa
menuliskan artinya kedalam bahasa jepang (kosakata Kanji Enshu) ke papan
tulis. Hal ini dapat membuat mahasiswa mandiri dalam memahami makna
serta melatih mahasiswa dalam menulis kosakata Kanji Enshu.
b. Bagi peneliti selanjutnya
Untuk penelitian selanjutnya bisa dihubungkan dengan variabel lain
misalnya pengaruh Kanji Enshu terhadap kemampuan pembelajaran Dokkai
Enshu.
64
DAFTAR PUSTAKA
A, Nahidlul F. (2010). Analisis Kesulitan Mahasiswa Semester III Prodi
Pendidikan Bahasa Jepang Unnes. Skripsi Pendidikan Bahasa Jepang
Universitas Negeri Semarang.
Adimihardja, M. (2003). Ragam Kanji. Bandung: Penerbit Pustaka.
Ahmadi, A., & Supriyono W. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Anni, C.T. (2007). Psikologi Belajar. Semarang: UPT UNNES Press.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Hakim, T. (2000). Belajar Secara Efektif. Cimanggis: Puspa Swara.
Hinata, S. (2000). 敬語の練習帳. 東京都千代田区.
Huda, M. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu Metodis
dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Iskanarwarssid & Sunendar, D. (2008). Srategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Ivarsson, F. (2016). A Study of L2 Kanji Learning Process: Analysis of Reading and
Writing Errors of Swedish Learners in Comparison with Level-matched
Japanese Schoolchildern. Doctoral dissertation in Japanese University of
Gothenburg. http://hdl.handle.net/2017/41585.
Kamermans, M. (2010). An Introduction to Japanese-Syntax Grammar &
Language. Draft copy-based on grammar.nihongoresources.com.
Kano, C., Shimizu, Y., Takenaka, H., & Ishii, E. (1990). Basic Kanji Book Vol. 1.
Japan: Bonjinsha Co., LTD.
Khuluqo, I.E. (2017). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Nurdin, S. (2018). Pengembangan Kurikulum dan Rencana Pembelajaran
Semester (RPS) Berbasis KKNI di Perguruan Tinggi. Jurnal Pendidikan
Islam UIN Imam Bonjol Padang. (e-ISSN: 2622-4712) Doi:
https://10.15548/mrb.v1i2.305.
Nurgiyantoro, B. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis
Kompetensi (Edisi Pertama). Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
65
Prasetiani, D., & Diner, L. (2014). Meningkatkan Kemampuan Kanji
Mahasiswa Melalui Media Kartu Huruf Kanji. Jurnal Izumi Universitas
Diponegoro, (e-ISSN: 2502-3535). Doi:
https://doi.org/10.14710/izumi.3.2.15-21.
Renariah. (2002). Bahasa Jepang dan Karakteristiknya. Jurnal Program
Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia. Diunduh dari
http://file.upi.edu/browse.php?dir=Direktori/FPBS/.
Renariah. (2004). Kanji Bahasa Jepang itu Menyenangkan. Jurnal Program
Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia. Diunduh dari
http://file.upi.edu/browse.php?dir=Direktori/FPBS/.
Rusman. (2012). Seri Manajemen Sekolah Bermutu Edisi Kedua: Model-Model
Pembelajaran. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Sary, K.M. (2014). Analisis Kesalahan Kanji Pada Mahasiswa Semester VI
Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Angkatan 2011. Skripsi
Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Semarang.
Srikandi, L. (2012). Media Interaktif Oboeyasui Kanji 4 Sebagai Media
Pembelajaran Kanji N4. Jurnal Ilmiah Program Studi Sastra Jepang
Unikom. Diunduh dari http://janarusaja.sj.unikom.ac.id/volume/v1/.
Sudjianto dan Ahmad, D. (2004). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta:
Kesaint Blanc.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Bandung.
Sutedi, D. (2009). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: UPI Press.
Toyoda, E. (2009). A Study of L2 Readers’ Comments on Kanji Recognition.
Electronic Journal of Foreign Language Teachers. http://e-flt.nus.edu.sg/.
LAMPIRAN
67
Lampiran 1. Tabel Hasil Uji Reliabilitas
Butir
Soal Si² St²
P1
𝑆𝑖2 = ∑ 𝑋2 −
(∑ 𝑋)²𝑁
𝑁
𝑆𝑖2 = ∑ 76 −
(26)²10
10
𝑆𝑖2 = 76 − 67,6
10
𝑆𝑖2 = 0,84
𝑆𝑡2 = ∑ 𝑆𝑇2 −
(∑ 𝑆𝑇)²𝑁
𝑁
𝑆𝑡2
= ∑ 24248 −
(∑ 488)²10
10
𝑆𝑡2
= ∑ 24248 − 23814,4
10
𝑆𝑡2 = 433,6
10
𝑆𝑡2 = 43,36
P2 0,29
P3 0,65
P4 0,36
P5 0,44
P6 0,49
P7 0,41
P8 0,29
P9 0,41
P10 0,76
P11 0,81
P12 0,64
P13 0,21
P14 0,41
P15 0,56
P16 0,4
P17 0,61
P18 0,21
P19 0,64
P20 0,41
∑Si² 9,84
68
Selanjutnya, untuk menghitung reliabilitas menggunakan rumus Alpha
yaitu:
𝑟11 = 𝑘
𝑘 − 1 (1 −
∑ 𝑆𝑖2
𝑆𝑡2)
𝑟11 = 20
20 − 1 (1 −
9,84
43,36)
𝑟11 = 20
19 (1 −
∑ 9,84
43,36)
𝑟11 = 1,05 (1 − 0,22)
𝑟11 = 1,05 (0,78)
𝑟11 = 0,819
Didapatkan hasil r hitung = 0,89 dan diketahui r tabel = 0,602 , sehingga r
hitung ≥ r tabel yaitu 0,89 ≥ 0,602 maka instrumen angket ini reliabel dan layak
digunakan.
Lampiran 2. Instrumen Penelitian Angket
69
Lampiran 2. Instrumen Penelitian AngkeT
ANGKET PENELITIAN
NIM:
A. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah terlebih dahulu pertanyaan dengan teliti sebelum menjawab.
2. Berilah tanda () pada jawaban yang berada di sebelah kanan dari setiap
pertanyaan yang tersedia.
3. Jawablah dengan jujur sesuai keadaan diri anda.
*Keterangan:
SL : Selalu
SR : Sering
KK : Kadang-kadang
TP : Tidak Pernah
No. Pertanyaan Jawaban
SL SR KK TP
1. Apakah kondisi fisik Anda mempengaruhi dalam
pemahaman materi pada perkuliahan Kanji Enshu?
2. Apakah interaksi antara dosen dengan mahasiswa
baik?
3. Apakah Anda mempelajari kosakata Kanji Enshu
terlebih dahulu sebelum diajarkan oleh dosen?
4. Apakah metode pengajaran Kanji Enshu yang
digunakan dosen menarik?
5. Apakah dalam menulis kosakata Kanji Enshu Anda
memperhatikan cara penulisan kanji?
70
6. Apakah Anda bisa membaca kosakata Kanji Enshu
yang diajarkan sesuai dengan on’yomi dan kun’yomi
nya?
7. Apakah Anda mengerti makna dari setiap kosakata
Kanji Enshu yang diajarkan?
8. Apakah Anda memperhatikan dosen ketika
perkuliahan Kanji Enshu di kelas?
9. Apakah Anda memahami materi Kanji Enshu yang
diberikan dosen?
10. Apakah dosen menerangkan dengan cepat dalam
penyampaian materi perkuliahan Kanji Enshu?
11. Apakah dosen dalam setiap pertemuan memberikan
materi Kanji Enshu yang banyak?
12. Apakah materi Kanji Enshu yang diberikan sulit?
13. Apakah setiap hari Anda berlatih menulis kosakata
yang terdapat pada materi Kanji Enshu?
14. Apakah dosen memberikan tugas dalam perkuliahan
Kanji Enshu?
15. Apakah Anda mengerjakan tugas Kanji Enshu yang
diberikan oleh dosen?
16. Apakah Anda mempelajari kembali kosakata kanji
yang telah diajarkan di luar jam perkuliahan Kanji
Enshu?
17. Apakah Anda menanyakan pada orang yang lebih
mengerti jika ada kanji di materi Kanji Enshu yang
tidak diketahui arti atau cara membacanya?
18. Apakah Anda melakukan diskusi dengan teman
mengenai materi Kanji Enshu di luar jam
perkuliahan?
71
19. Apakah ketika ada ujian Kanji Enshu Anda belajar
semalam suntuk?
20. Apakah Anda mendapatkan hasil baik dalam tes
Kanji Enshu?
ありがとうございました
72
Lampiran 3. Identitas Responden Penelitian
Kode Responden Konsentrasi/Tahun
R02 Pendidikan Bahasa Jepang/2016
R03 Pendidikan Bahasa Jepang/2016
R04 Pendidikan Bahasa Jepang/2016
R05 Pendidikan Bahasa Jepang/2016
R08 Pendidikan Bahasa Jepang/2016
R09 Pendidikan Bahasa Jepang/2016
R11 Pendidikan Bahasa Jepang/2016
R12 Pendidikan Bahasa Jepang/2016
R15 Pendidikan Bahasa Jepang/2016
R17 Pendidikan Bahasa Jepang/2016
R19 Pendidikan Bahasa Jepang/2016
R20 Pendidikan Bahasa Jepang/2016
R21 Pendidikan Bahasa Jepang/2016
R22 Pendidikan Bahasa Jepang/2016
R23 Pendidikan Bahasa Jepang/2016
R24 Pendidikan Bahasa Jepang/2016
R26 Pendidikan Bahasa Jepang/2016
R28 Pendidikan Bahasa Jepang/2016
R29 Pendidikan Bahasa Jepang/2016
R30 Pendidikan Bahasa Jepang/2016
R31 Pendidikan Bahasa Jepang/2016
R32 Pendidikan Bahasa Jepang/2016
73
R35 Pendidikan Bahasa Jepang/2016
R38 Pendidikan Bahasa Jepang/2016
R40 Pendidikan Bahasa Jepang/2016
R41 Pendidikan Bahasa Jepang/2016
R44 Pendidikan Bahasa Jepang/2016
R45 Pendidikan Bahasa Jepang/2016
R46 Pendidikan Bahasa Jepang/2016
R48 Pendidikan Bahasa Jepang/2016
R49 Pendidikan Bahasa Jepang/2016
R54 Pendidikan Bahasa Jepang/2016
R61 Pendidikan Bahasa Jepang/2016