analisis keselamatan dan kesehatan kerja (k3) … · surat pernyataan : saya menyatakan dengan...

114
ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA INDUSTRI PENGOLAHAN TEH (STUDI KASUS PADA BAGIAN PRODUKSI PT. SINAR INESCO, TASIKMALAYA) Oleh: YENI ROHAENI F34050071 2010 DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Upload: vodat

Post on 03-Mar-2019

308 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA

INDUSTRI PENGOLAHAN TEH

(STUDI KASUS PADA BAGIAN PRODUKSI PT. SINAR INESCO,

TASIKMALAYA)

Oleh:

YENI ROHAENI

F34050071

2010

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

Page 2: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA

INDUSTRI PENGOLAHAN TEH

(STUDI KASUS PADA BAGIAN PRODUKSI PT. SINAR INESCO,

TASIKMALAYA)

Oleh :

YENI ROHAENI

F34050071

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

2010

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

Page 3: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Yeni Rohaeni F34050071. Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Industri Pengolahan Teh (Studi Kasus Pada Bagian Produksi PT. Sinar Inesco, Tasikmalaya). Di bawah bimbingan Tajuddin Bantacut dan Andes Ismayana. 2009

RINGKASAN

Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Berdasarkan data yang tercatat di PT. Jamsostek menunjukkan bahwa untuk tahun 2007 terdapat 83,714 kasus kecelakaan kerja di Indonesia. Angka ini mencakup 6,506 cacat dan 1,883 meninggal. Menurut ILO (2000), pertanian adalah salah satu pekerjaan yang paling penuh resiko di seluruh dunia. Di beberapa negara-negara tingkat kecelakaan fatal dalam pertanian adalah dua kali lipat dari rata-rata untuk semua industri lain. PT. Sinar Inesco sebagai salah satu industri pertanian tidak terlepas dari aktivitas yang melibatkan tenaga kerja, alat, metode, biaya dan material serta waktu yang cukup besar. Kondisi yang demikian memiliki kemungkinan terjadinya bahaya atau resiko bahkan kecelakaan dalam pelaksanaan kegiatan ataupun aktivitasnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi bahaya di lingkungan kerja, mengetahui tingkatan resiko pada setiap bahaya dan mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Penilaian resiko akan dilakukan menggunakan analisis kualitatif yaitu dengan menggunakan 2D model, dimana tingkat resiko didapatkan dari perkalian Kemungkinan dan Konsekuensi yang dicocokkan dengan tabel matriks analisis resiko 2D model. Matriks tersebut akan menunjukkan tingkat resiko sehingga dapat ditentukan cara pengendalian berdasarkan literatur dan kondisi di lokasi.

Identifikasi bahaya pada kegiatan produksi pengolahan teh diklasifikasikan menjadi 4 bagian yaitu prapelayuan dan pelayuan, penggilingan dan fermentasi, pengeringan, serta sortasi dan pengepakan. Bahaya dengan tingkat resiko rendah adalah terperosok, terkena panas dari fan, terbentur kursi monorail, kebisingan (pada prapelayuan dan pelayua), tergelincir (pada unit penggilingan dan fermentasi), terjepit pintu pengering (pada unit pengeringan), terhirup pernapasan (dust), kebisingan dan terbentur (pada unit sortasi dan pengepakan). Bahaya dengan tingkat resiko sedang meliputi tergores (pada unit prapelayuan dan pelayuan), terjatuh, tersetrum, kebisingan (pada unit penggilingan dan fermentasi), terpapar panas, tergelincir (pada unit pengeringan), terjepit rantai, mata terkena debu dan tersetrum (pada unit sortasi dan pengepakan). Tingkat resiko yang terakhir yaitu resiko yang bersifat tinggi. Resiko ini harus direduksi sebelum pekerjaan dilanjutkan. Bahaya dengan resiko tinggi terdiri dari tertarik baling-baling dan tersetrum (pada unit prapelayuan dan pelayuan), terjepit dan terpotong (pada unit penggilingan dan fermentasi), terjatuh, terbakar, kebisingan (pada unit pengeringan) dan tertarik baling-baling (pada unit sortasi dan pengepakan).

Pengamatan menunjukkan bahwa penyebab terjadinya bahaya secara garis besar dapat kelompokkan menjadi dua yaitu tindakan tidak aman yang dilakukan oleh pekerja dan kondisi tidak aman. Tindakan tidak aman dilakukan karena minimnya pengetahuan pekerja mengenai Keselamatan dan Kesehatan kerja.

Page 4: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Kondisi tidak aman banyak yang disebabkan karena rusaknya peralatan seperti mesin-mesin produksi dan peralatan keselamatan kerja

Masing-masing bahaya mempunyai tingkat resiko yang berbeda, oleh karena itu penentuan pengendalian pun berbeda. Pengendalian yang dapat dilakukan secara umum adalah pembuatan Standard Operation Procedure, penggunaan Alat Pelindung Diri, display, serta perbaikan terhadap mesin dan peralatan yang rusak. Pengendalian tersebut dapat digunakan oleh semua bahaya baik yang beresiko rendah, sedang, ataupun tinggi, sedangkan untuk resiko ekstrim harus dihilangkan.

Page 5: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Yeni Rohaeni F34050071. Analysis of Occupational Safety and Health at Tea Processing Industry (Case Study of Production Division PT. Sinar Inesco, Tasikmalaya). Under Guidance of Tajuddin Bantacut And Andes Ismayana. 2009.

SUMMARY The problems in Occupational Safety and Health frequently still are

ignored. This matter is shown with the number of work accident remain high. Based on data recorded in PT. Jamsostek, there were 83,714 work accident cases in Indonesia within year 2007. This number includes 6,506 handicaps, and 1.883 deaths. Agriculture is one of the most hazardous occupations in worldwide. In several countries the fatal accident rate in agriculture is two times higher than the average for all other industries. PT. Sinar Inesco as one of agro industry has quite intense activity involving labors, appliance, method, expense, and the material and also full time daily work. That condition owns the possibility of the happening of risk or hazard even accident in activity execution.

This research was aimed to study potential hazard in working environment, to know the risk level in each hazard, and to identify the factors dealing with Occupational Safety and Health. Risk assessment used qualitative analysis which generally known as 2D model, where risk level was calculated from multiplication of Likelihood with Consequence which was reconciled with matrix table of risk analysis 2D model. Risk level showed by the matrix was then used define control techniques in accordance with literature and condition of location.

Identification resulted that hazards at production activity of tea processing were classified into 4 units e.g. pre-withering and withering, hulling and fermentation, drying, sorting and packing. Hazards with low risk levels are slumped, incurred by heat from fan, collided by chair monorail, the noise (at pre withering and withering unit), slipped (at hulling and fermentation unit), clamped in drying door (at drying unit), dust breathed by respiration, noise and collided (at sorting and packing unit). Hazard with medium risk level was included scratches (at pre withering and withering unit), fallen down, electricity shocked, noise (at hulling and fermentation unit), hot exposure and slipped (at drying unit), clamped in enchain, eye incurred by dust and electricity shocked (at sorting and packing unit). The last level is high risk. This kind of risk has to be reduced before continuing work. Hazard with high risk level consist of pulled by propeller, and electricity shocked (at pre withering and withering unit), clamped, cut (at hulling and fermentation unit), fallen down, burned, noise (at drying unit) and pulled by propeller (at sorting and packing unit).

Observations indicate that the cause of hazard can be grouped into two, that is, unsafe action done by worker and unsafe condition. Unsafe action done because the workers have less knowledge about Occupational Safety and Health. Unsafe condition commonly caused by destroying equipments such as production machines and the working safety equipments

Each hazard has different risk levels; therefore, different control techniques are suggested. Control which can be done in general is to frame Standard Operation Procedure (SOP), to use personal protection, display, as well as to repair damaged equipments and machine. Control can be used by all hazards for low, medium and high risk while the extreme risk has to be eliminated.

Page 6: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Judul Skripsi : Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Industri Pengolahan Teh (Studi Kasus Pada Bagian Produksi PT. Sinar Inesco, Tasikmalaya)

Nama : Yeni Rohaeni

NIM : F34050071

Menyetujui :

Dosen Pembimbing I,

Dr. Ir. Tajuddin Bantacut, M.Sc.

(NIP : 19590503 198703 1 001)

Dosen Pembimbing II,

Ir. Andes Ismayana, M.T.

(NIP : 19701219 199802 1 001)

Mengetahui :

Ketua Departemen,

Prof. Dr. Ir. Nastiti Siswi Indrasti

(NIP : 19621009 198903 2 001)

Tanggal Lulus :

Page 7: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul

“Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Industri Pengolahan

Teh (Studi Kasus Pada Bagian Produksi PT. Sinar Inesco, Tasikmalaya)”

hasil karya sendiri, dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di

bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Januari 2010

Yeni Rohaeni

F34050071

Page 8: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ciamis pada tanggal 10 Juli 1987, merupakan anak pertama

dari pasangan Bapak Sahroji dan Ibu Rohimah. Penulis memulai studinya di SD

Negeri Bojong Malang 2 pada tahun 1993. Pada tahun 1999 penulis dinyatakan

lulus dari sekolah tersebut. Kemudian penulis melanjutkan studinya di SLTP

Negeri 1 Cimaragas dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun yang sama penulis

mendaftarkan diri di SMA Negeri 1 Ciamis. Setelah itu, pada tahun 2005 penulis

diterima menjadi salah satu mahasiswa di Institut Pertanian Bogor melalui

Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan pada tahun 2006 diterima di

Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian. Selama

kuliah penulis pernah menjadi Kepala Departmen Keputrian DKM Al-Fath dari

tahun 2007-2009.

Pada bulan Juni-Agustus tahun 2008, penulis melaksanakan praktek lapang di PT.

Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya dengan judul “Penanganan dan Pengolahan

Limbah Industri di PT. Raya Sugarindo Inti, Tasikmalaya”. Tahun 2009

penulis melaksanakan penelitian di PT. Sinar Inesco, Tasikmalaya dengan judul

“Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Industri Pengolahan

Teh (Studi Kasus Pada Bagian Produksi PT. Sinar Inesco, Tasikmalaya)”.

Page 9: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) Pada Industri Pengolahan Teh (Studi Kasus Pada Bagian

Produksi PT. Sinar Inesco, Tasikmalaya). Skripsi ini disusun untuk memenuhi

persyaratan tugas akhir di Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas

Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyadari bahwa dalam proses pembuatan skripsi ini tidak luput dari

bantuan berbagai pihak. Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Tajuddin Bantacut, M.Sc., sebagai dosen pembimbing I yang

senantiasa memberikan bimbingan dan saran kepada penulis.

2. Ir. Andes Ismayana, M.T., sebagai dosen pembimbing II yang senantiasa

memberikan bimbingan dan saran kepada penulis.

3. Bapak Dede Cahlidar selaku manajer administratur PT. Sinar Inesco yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian

di PT. Sinar Inesco.

4. Dr. Ono Suparno, S.TP, M.T., selaku dosen dosen penguji yang telah

memberikan kritik dan saran dalam memperbaiki skripsi ini.

5. Bapak dan ibu tercinta yang telah memberikan semangat dan mendukung

setiap langkah penulis.

6. Bapak Dana, Bapak Ma’mun dan seluruh karyawan PT. Sinar Inesco yang

telah membantu penulis dalam penelitian ini.

7. Bapak dan ibu dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama

kuliah di IPB.

8. Staf administrasi Departemen Teknologi Industri Pertanian yang telah

banyak membantu penulis selama proses administrasi penyusunan skripsi.

Page 10: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

9. Bapak/Ibu serta rekan-rekan yang ada di milist K3_LH khususnya pak

Subagja dan Mr. Jack Matatula. Terima kasih atas materi-materi K3 yang

telah diberikan.

10. Teman-teman TIN 42 yang telah bersama-sama selama ± 3 tahun

khususnya Ai, Novi PY, Dewi dan Alin.

11. Teman-teman seperjuangan di dakwah kampus khusunya di DKM Al-Fath,

Fateta.

12. Teman-teman di wisma Al-kautsar Mba Lesi, Rina, Teh Pera, Mba Maria,

Mba Nazly, Mba Aris dan Kittun yang telah memberikan semangat dan

bantuannya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dari skripsi ini,

sehingga kritik dan saran yang dapat menyempurnakan skripsi ini sangat

diharapkan oleh penulis. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat dalam

pengembangan pengetahuan di masa depan.

Bogor, Januari 2010

Penulis

Page 11: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ..…………………………................................. viii

DAFTAR ISI ……………………......................................................... x

DAFTAR TABEL ……………………………………………………. xii

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………… xiii

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………. xiv

I. PENDAHULUAN....................................................……………... 1

1.1. Latar Belakang …………………………………………….... 1

1.2. Tujuan Penelitian …………………………………………… 2

1.3. Ruang Lingkup Penelitian …………………………............... 3

1.4. Manfaat Penelitian ………………………………………….. 3

II. TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………. 4

2.1. Keselamatan dan Kesehatan kerja …………………………... 4

2.2. Kecelakaan kerja …………………………............................. 5

2.3. Landasan Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja ............ 8

2.4. Jenis – Jenis Bahaya …………………………........................ 9

2.5. Pengendalian Bahaya …………………………...................... 11

2.6. Metode Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko ................. 15

2.7. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) …………………………...........................................

16

III. METODOLOGI …………………………..................................... 19

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian…………………………....... 19

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ………..................................... 21

3.3. Tahapan Penelitian ………………………….......................... 21

3.4. Analisis Data ........................................................................... 23

3.4.1. Uji Validitas …………………………......................... 23

3.4.2. Uji Reliabilitas …………………………...................... 23

3.4.3. Analisis Penilaian Resiko …………………………..... 24

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………….................. 27

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ……………………………... 27

4.1.1. Sejarah Perusahaan ........................................................ 27

4.1.2. Lokasi, Letak Geografi, dan Iklim …………………… 27

x

Page 12: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

. 4.13. Ketenagakerjaan ………………………….................... 28

. 4.1.4. Jenis Produk ………………………….......................... 29

. 4.1.5. Proses Produksi ………………………….................... 29

4.2. Karakteristik Responden …………………………................. 33

4.3. Analisis Data Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ..................... 34

4.3.1. Uji Validitas …………………………........................... 34

4.3.2. Uji Reliabilitas …………………………....................... 35

4.4. Identifikasi Bahaya ................................................................. 35

4.4.1. Pra Pelayuan dan Pelayuan ........................................... 35

4.4.2. Penggilingan dan Fermentasi ………………………… 37

4.4.3. Pengeringan ………………………….......................... 39

4.4.4. Sortasi dan Pengepakan …………………………......... 41

4.5. Penilaian Resiko dan Pengendalian Bahaya ………………... 43

4.5.1. Pra Pelayuan dan Pelayuan ........................................... 45

4.5.2. Penggilingan dan Fermentasi ………………………… 46

4.5.3. Pengeringan ………………………….......................... 48

4.5.4. Sortasi dan Pengepakan …………………………......... 49

4.6. Faktor – Faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Safety Psychology)…………………………......................................

51

4.6.1. Pendidikan dan Pelatihan K3 ......................................... 51

4.6.2. Publikasi K3 .................................................................. 53

4.6.3. Kontrol Lingkungan kerja ............................................. 56

4.6.4. Pengawasan dan Disiplin ............................................... 59

4.6.5. Peningkatan Kesadaran K3 ............................................ 61

V. KESIMPULAN DAN SARAN ………………………….............. 64

5.1. Kesimpulan …………………………..................................... 64

5.2. Saran …………………………...…………………………..... 65

DAFTAR PUSTAKA …………………………............................ 67

LAMPIRAN …………………………........................................... 70

xi

Page 13: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Bobot nilai jawaban responden …………………………... 22

Tabel 2. Pengukuran kualitatitif kemungkinan/frekuensi …………. 24

Tabel 3. Pengukuran kualitatitif keseriusan/konsekuensi ………….. 25

Tabel 4. Matriks analisis resioko-tingkatan resiko dengan 2D model....................................................…………………….

25

Tabel 5. Ketentuan tindak lanjut ………………………………….... 26 Tabel 6. Rekapitulasi karyawan PT. Sinar Inseco periode bulan Mei

2009 ……………………………………………………….. 28

Tabel 7. Karakteristik Responden ………………………………….. 33 Tabel 8. Daftar bahaya pada unit prapelayuan dan pelayuan dengan

tingkat resiko serta pengendaliannya………………………

46 Tabel 9. Daftar bahaya pada unit penggilingan dan fermentasi

dengan tingkat resiko serta pengendaliannya……………...

47 Tabel 10. Daftar bahaya pada unit pengeringan dengan tingkat resiko

serta pengendaliannya……………………………………...

48 Tabel 11. Daftar bahaya pada unit sortasi dan pengepakan dengan

tingkat resiko serta pengendaliannya………………………

50 Tabel 12. Hasil jawaban responden mengenai pelatihan dan

pendidikan K3 .....................................................................

52 Tabel 13. Hasil jawaban responden mengenai publikasi K3 .............. 54

Tabel 14. Hasil jawaban responden mengenai kontrol lingkungan kerja ......................................................................................

56

Tabel 15. Hasil jawaban responden mengenai pengawasan dan disiplin ..................................................................................

59

Tabel 16. Hasil jawaban responden mengenai peningkatan kesadaran K3 .........................................................................................

62

xii

Page 14: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Safety psychology dan industrial clinical psychology…. 12

Gambar 2. Diagram pengendalian bahaya ………………………... 14

Gambar 3. Lima langkah identifikasi bahaya, pengukuran dan pengendalian resiko ………………………....................

14

Gambar 4.

Prinsip penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja berdasarkan Permenaker No. Per 05/Men/1996 pasal 4 …………………………………..

17 Gambar 5 Diagram kerangka pemikiran penilitian ......................... 20

Gambar 6. Diagram alir proses produksi teh hitam ………………. 30

Gambar 7. Kemasan yang digunakan dan teh yang sudah dikemas ...........................................................................

32

Gambar 8. Suasana di unit prapelayuan dan pelayuan …………... 36 Gambar 9. Kipas untuk mengalirkan udara segar dan udara panas.. 37 Gambar 10. Mesin yang digunakan pada unit penggilingan dan

fermentasi ……………………………………………...

38 Gambar 11. Mesin pengering ………………………………………. 39

Gambar 12. Tungku untuk menghasilkan udara panas untuk mesin pengering ………………………………………………

40

Gambar 13. Mesin yang digunakan pada unit sortasi dan pengepakan (vibro mesh) ……………………………...

41

Gambar 14. Blower ………………………………………………… 42

Gambar 15. Publikasi K3 yang Ada di ruang pelayuan ……………. 55

Gambar 16. Alat Pemadam Api Ringan yang ada di ruang prapelayuan dan pelayuan ……………………………..

58

xiii

Page 15: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ………………………………... 70

Lampiran 2. Peta Lokasi PT. Sinar Inesco ....................................... 77

Lampiran 3. Lay Out Ruangan ……………………………………. 78

Lampiran 4. Perhitungan Uji Validitas Safety Psychology .............. 81

Lampiran 5. Perhitungan Uji Validitas Peluang Terjadinya Bahaya ..........................................................................

82

Lampiran 6. Perhitungan Uji Validitas Konsekwensi Terjadinya Bahaya ………………………………………………..

84

Lampiran 7. Perhitungan Uji Reliabilitas Safety Psychology……… 86 Lampiran 8. Perhitungan Uji Reliabilitas Peluang Terjadinya

Bahaya ..........................................................................

89 Lampiran 9. Perhitungan Uji Reliabilitas Konsekwensi Terjadinya

Bahaya ………………………………………………..

92 Lampiran 10. Display untuk Bahaya Terbentur ……………………. 93

Lampiran 11. Display untuk Bahaya Terjatuh ……………………... 94

Lampiran 12. Display untuk Bahaya Terbakar/Kebakaran ………… 95

Lampiran 13. Display untuk Bahaya Tersetrum ……………………. 96

Lampiran 14. Standard Operating Procedure (SOP) Berdasarkan Unit …………………………………………………..

97

Lampiran 15. Kotak (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)P3K Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No:Per-15/Men/VIII/2008 ……………………………………

98 Lampiran 16. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(P2K3) …………………..............................................

99

xiv

Page 16: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan aspek yang penting dalam

suatu perusahaan. Salah satu yang berkaitan erat dengan K3 adalah kecelakaan

kerja. Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi

kelangsungan sebuah perusahaan. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa

kerugian materi yang cukup besar, namun lebih dari itu adalah timbulnya korban

jiwa yang tidak sedikit jumlahnya. Kehilangan sumber daya manusia ini

merupakan kerugian yang sangat besar, karena manusia adalah satu-satu nya

sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apa pun.

Kerugian yang langsung yang nampak dari timbulnya kecelakaan kerja adalah

biaya pengobatan dan kompensasi kecelakaan, sedangkan biaya tak langsung yang

tidak nampak ialah kerusakan alat-alat produksi, penataan manajemen

keselamatan yang lebih baik, penghentian alat produksi dan hilangnya waktu

kerja.

Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja masih sering terabaikan. Hal ini

ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Berdasarkan data

yang tercatat di PT. Jamsostek menunjukkan bahwa untuk tahun 2007 terdapat

83.714 kasus kecelakaan kerja di Indonesia. Angka ini mencakup 6.506 cacat dan

1.883 meninggal (Ansori, 2008).

Menurut ILO (2000), pertanian adalah salah satu pekerjaan yang paling penuh

resiko di seluruh dunia. Di beberapa negara-negara tingkat kecelakaan fatal dalam

pertanian adalah dua kali lipat dari rata-rata untuk semua industri lain. Menurut

perkiraan ILO, para pekerja yang menderita kecelakaan kerja sebanyak 250 juta

setiap tahun. Berasal dari total 335.000 tempat kerja kecelakaan fatal di seluruh

dunia, kira-kira ada 170.000 kematian di tengah para pekerja di bidang pertanian.

Markkanen (2004) menjelaskan juga bahwa sektor pertanian merupakan sektor

yang dapat menimbulkan seluruh spektrum keselamatan kerja dan resiko bahaya

kesehatan. Pestisida dapat menyebabkan keracunan atau penyakit yang serius.

Page 17: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Mesin-mesin dan alat-alat berat yang digunakan untuk pertanian merupakan

sumber bahaya yang dapat menyebabkan cedera dan kecelakaan kerja yang

berakibat fatal. Selain itu, hampir 44% dari total angkatan kerja bekerja di sektor

pertanian. Dengan demikian, pemikiran mengenai keselamatan dan kesehatan

kerja bagi para pekerja yang bekerja di sektor pertanian menjadi relevan.

PT. Sinar Inesco sebagai industri pengolahan teh tidak terlepas dari aktivitas

pertanian mulai dari perkebunan sampai pada pengolahannya. Selain itu, PT. Sinar

Inesco tidak terlepas dari aktivitas yang melibatkan tenaga kerja, alat, metode,

biaya, dan material serta waktu yang cukup besar. Kondisi yang demikian

memiliki kemungkinan terjadinya bahaya atau resiko bahkan kecelakaan dalam

pelaksanaan kegiatan ataupun aktivitasnya. Karena adanya potensi masalah yang

cukup signifikan berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam

kegiatan produksi di industri pengolahan teh, maka perlu dilakukan analisis

terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1) Mengkaji potensi bahaya di lingkungan kerja pada industri pengolahan teh.

2) Mengetahui tingkatan resiko pada setiap bahaya yang terdapat pada industri

pengolahan teh.

3) Mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan aspek Keselamatan

dan Kesehatan Kerja pada industri pengolahan teh.

2

Page 18: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1.3. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup masalah dalam penelitian ini mencakup masalah :

1) Penelitian dilakukan di PT. Sinar Inesco, Tasikmalaya yang difokuskan pada

kegiatan produksi (pabrikasi).

2) Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dianalisis meliputi potensi bahaya

dan tingkatan resiko dengan menggunakan 2D model (Analisis Kualitatif).

3) Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mencatat data yang ada pada

arsip perusahaan dari tahun 2007-2009.

4) Pengumpulan data primer menggunakan kuesioner dan wawancara yang

dilakukan kepada pekerja di setiap bagian produksi (pabrikasi).

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan tingkat Keselamatan dan

Kesehatan Kerja pada industri pengolahan teh khususnya di PT. Sinar Inesco,

mengevaluasi tingkat kecelakaan kerja yang terjadi di perusahaan serta

memberikan rekomendasi cara pengendalian.

3

Page 19: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Berdasarkan pendapat Megginson (1981) yang dikutip oleh Mangkunegara

(2001), istilah keselamatan mencakup kedua istilah resiko keselamatan dan resiko

kesehatan. Keselamtan kerja menunjukkan kondisi yang aman atau selamat dari

penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja. Resiko keselamatan

merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan

kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang,

kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran. Semua itu sering dihubungkan

dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan fisik dan mencakup tugas-tugas

kerja yang membutuhkan pemeliharaan dan latihan, sedangkan kesehatan kerja

menunjukkan kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa

sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Resiko kesehatan merupakan faktor-

faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang

ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres emosi atau gangguan fisik.

Kesehatan kerja adalah usaha untuk menciptakan keadaan lingkungan kerja yang

aman dan sehat dari bahaya kecelakaan. Keselamatan kerja merupakan

keselamatan yang berhubungan dengan mesin, alat kerja, bahan dan proses

pengolahannya, tempat kerja serta kondisi lingkungannya (Sabdoadi, 1979).

Sementara itu, keselamatan kerja menurut American Society of Safety Engineers

(ASSE) yang dikutip oleh Sugeng (2005) diartikan sebagai bidang kegiatan yang

ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan

lingkungan dan situasi kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja menunjukkan kondisi-kondisi fisiologis, fisikal

dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang

disediakan oleh perusahaan. Kondidi fisiologis - fisikal meliputi penyakit-

penyakit dan kecelakaan kerja seperti cedera, kehilangan nyawa atau anggota

badan. Kondisi-kondisi psikologis diakibatkan oleh stres pekerjaan dan kehidupan

kerja yang berkualitas rendah. Hal ini meliputi ketidakpuasan, sikap menarik diri,

4

Page 20: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

kurang perhatian, mudah marah, selalu menunda pekerjaan dan kecenderungan

untuk mudah putus asa terhadap hal-hal yang remeh (Rivai, 2006).

Tujuan keselamatan kerja menurut Sabdoadi (1979) adalah :

1) Melindungi tenaga kerja atas hak dan keselamatan dalam melakukan

pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi.

2) Menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja.

3) Sumber-sumber produksi terpelihara dan dipergunakan secara aman dan

efisien.

Lebih lanjut Sabdoadi (1999) menyatakan tujuan utama kesehatan kerja ada dua

yaitu :

1) Sebagai alat untuk mencapai derjat kesehatan yang setinggi-tingginya untuk

kesejahteraan tenaga kerja.

2) Sebagai alat untuk meningkatkan produksi yang berlandaskan pada

meningginya efisiensi dan daya produktivitas faktor manusia dalam produksi.

Menurut Rivai (2006), tujuan dan pentingnya keselamatan kerja meliputi :

1) Meningkatnya produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang

hilang.

2) Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen.

3) Menurunkan biaya-biaya kesehatan dan asuransi.

4) Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah

karena menurunnya pengajuan klaim.

5) Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari

meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan.

6) Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra

perusahaan.

2.2. Kecelakaan Kerja

Menurut International Labor Organization (ILO), kecelakaan kerja adalah suatu

kejadian yang timbul akibat atau selama pekerjaan yang mengakibatkan

5

Page 21: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

kecelakaan kerja yang fatal atau kecelakaan kerja yang tidak fatal. Kecelakaan

kerja menurut Sulaksmono yang dikutip oleh Santoso (2004) adalah sutau

kejadian tak terduga dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses suatu

aktivitas yang telah teratur. Kecelakaan terjadi tanpa disangka-sangka dalam

sekejap mata dan mungkin terjadi dalam setiap aktivitas.

Menurut Suma’mur (1994), kecelakaan kerja adalah bagian yang tak terduga dan

tidak diharapkan, yang dapat menghentikan aktivitas seseorang atau proses

produksi. Tidak terduga karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur

kesengajaan apalagi bentuk perencanaan, tidak diharapkan karena peristiwa

kecelakaan itu biasanya disertai dengan kerugian material maupun fisik.

Suatu kecelakaan termasuk kecelakaan berhubung dengan hubungan kerja dapat

dilihat dari apakah ada perintah dari perusahaan/majikan dan apakah berkaitan

dengan kepentingan perusahaan majikan (Ansori, 2008). Kecelakaan kerja

menurut Henrich (1980) yang dikutip oleh Hamzah (2005), merupakan suatu

kejadian yang tidak direncanakan dan tidak dikehendaki yang mengakibatkan luka

dan cedera, sedangkan insiden diartikan sebagai suatu kejadian yang tidak

dikehendaki yang mengakibatkan turunnya efisiensi dari suatu kegiatan atau

aktivitas.

Ada beberapa sebab yang memungkinkan terjadinya kecelakaan dan ganguan

kesehatan pegawai (Mangkunegara, 2001) diantaranya yaitu : (1) Keadaan tempat

lingkungan kerja, (2) Pengaturan udara, (3) Pengaturan penerangan, (4)

Pemakaian peralatan kerja, dan (4) Kondisi fisik dan mental pegawai. Dari uraian

beberapa pakar kecelakaan kerja dapat dicegah, pada intinya perlu memperhatikan

4 faktor yakni faktor: (1) Lingkungan, (2) Manusia, (3) Peralatan dan(4) Bahaya

(hal-hal yang membahayakan).

Menurut Notoatmodjo (2003), kecelakaan kerja disebabkan oleh 2 faktor utama

yakni faktor fisik dan faktor manusia. Oleh sebab itu, kecelakaan kerja juga

merupakan bagian dari kesehatan kerja. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang

tidak terduga dan tidak diharapkan akibat dari kerja. Suma’mur (1989) membuat

batasan bahwa kecelakaan kerja adalah suatu kecelakaan yang berkaitan dengan

6

Page 22: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

hubungan kerja dengan perusahaan. Hubungan kerja disini berarti kecelakaan

terjadi karena pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Oleh sebab itu,

kecelakaan akibat kerja ini mencakup 2 permasalahan pokok, yakni a) kecelakaan

adalah akibat langsung pekerjaan b) kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang

dilakukan. Dalam perkembangan selanjutnya ruang lingkup kecelakaan ini

diperluas lagi sehingga mencakup kecelakaan-kecelakaan tenaga kerja yang

terjadi pada saat perjalanan atau transpor ke dan dari tempat kerja. Dengan kata

lain kecelakaan lalu lintas yang menimpa tenaga kerja dalam perjalanan ke dan

dari tempat kerja atau dalam rangka menjalankan pekerjaannya juga termasuk

kecelakaan kerja.

Penyebab munculnya kecelakaan kerja menurut Cascio (1998) yang dikutip oleh

Ilham (2002) dapat berasal dari dua hal, yaitu kondisi kerja yang tidak sehat (fisik

dan lingkungan kerja) serta perilaku kerja yang tidak sehat. Kurangnya peralatan

pengaman, adanya suara yang bising, radiasi, debu, dan bahan-bahan berbahaya

dan beracun (B3) merupakan contoh dari kondisi kerja yang tidak sehat.

Walaupun begitu, banyak kecelakaan kerja merupakan interaksi dari kondisi kerja

yang tidak sehat.

Faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja menurut Henrich (1980) yang dikutip

oleh Hamzah (2005), penyebab dasar dari terjadinya kecelakaan kerja yaitu

tindakan tidak aman (unsafe action), kondisi tidak aman (unsafe condition) dan

faktor nasib atau kejadian yang tidak bisa diramalkan (unsafe of god). Tindakan

tidak aman (unsafe action) meliputi : (1) Tidak mengindahkan peraturan, (2)

Bekerja tanpa kewenangan, (3) Tidak memakai peralatan pengaman, dan (4)

Tidak aman dalam mengangkat, menarik atau mendorong. Kondisi tidak aman

(unsafe condition) terdiri atas : (1) Layout pekerjaan, (2) Penggunaan peralatan,

(3) Kebisingan dan (4) Kondisi atmosfir kerja.

7

Page 23: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Side (1998) penyebab kecelakaan dapat diklasifikasikan menjadi 3

faktor, yaitu :

a) Faktor manusia yang terdiri dari pelatihan/kemampuan yang tidak memadai,

tidak mengikuti prosedur, bekas latihan yang tidak aman, penyimpangan dari

peraturan keselamatan, dan bahaya yang tidak terdeteksi.

b) Faktor keadaan seperti pengaruh rancangan perlengkapan, konstruksi yang

tidak memenuhi syarat, penyimpanan bahan atau peralatan bahaya yang

tidak layak, serta tata letak fasilitas yang tidak cukup.

c) Faktor lingkungan yang terdiri dari faktor fisik, paparan kimia, faktor

biologis dan faktor ergonomi. Faktor fisika seperti kebisingan, penerangan,

atau getaran. Paparan kimia yang berbentuk debu, gas, uap, asap atau kabut.

Faktor biologis seperti sensitivitas, usia, jenis kelamin, kekuatan atau

kondisi. Faktor ergonomi seperti gerakan berulang, pengangkatan dan

rancangan stasiun kerja.

2.3. Landasan Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Landasan hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Indonesia telah banyak

diterbitkan, baik dalam bentuk undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan

Presiden, Keputusan Menteri dan surat edaran (Sugeng, 2005).

Landasan hukum yang berlaku di Indonesia adalah sebagai berikut :

1) Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003

2) UUD 1945 pasal 27 ayat 1

3) Undang-undang Keselamatan Kerja No.1/1970

4) Undang-undang tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja No. 3/1992

5) Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

No. 14/1993

6) Keputusan Presiden tentang Penyakit yang timbul karena Hubungan Kerja

No. 22/1993

7) Peraturan Menteri Perburuhan tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan serta

Penerangan dalam tempat Kerja No.7/1964

8

Page 24: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

8) Peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga

Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja No.2/1980

9) Peraturan Menteri Tenega Kerja tentang Kewajiban melaporkan Penyakit

Akibat Kerja No. 1/1981

10) Peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang Pelayanan Kesehatan Kerja

No.3/1982

11) Keputusan Menteri Tenaga Kerja tentang NAB faktor fisika di Tempat Kerja

No.51/1999

12) Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja tentang NAB Faktor Kimia di Udara

Lingkungan Kerja No.1/1997.

2.4. Jenis-Jenis Bahaya

Hazard didefinisikan sebagai suatu potensi bahwa dari suatu urutan kejadian

berlangsung (event) akan timbul suatu kerusakan atau dampak yang merugikan.

Hazard merupakan satu kesatuan kombinasi dari tiga variabel yang terdiri dari

frekuensi (kekerapan), duration (lama waktu) dan severity (keparahan dampak)

yang ditimbulkan akibat paparan terhadap suatu subtansi/energi (Nasri,2002).

Hazard (bahaya) adalah kondisi biologis, kimia, atau fisik yang berpotensi

menyebabkan kerusakan terhadap manusia, harta benda atau lingkungan. Hazard

bisa terdapat pada peralatan dan bahan berbahya (Stricoff dan Walters, 1995).

Hazard (bahaya) adalah sesuatu yang berpotensi membahayakan hidup,

kesehatan atau harta benda. Adanya hazard menunjukkan adanya ancaman,

dimana hazard bisa terjadi dalam keadaan tidak mungkin, dengan resiko minimal.

Bahaya kimia berhubungan dengan sifat bahan kimia dan ada hubungannya antara

bahaya dan resiko ketika pemaparan berlangsung (Anonim, 2007).

9

Page 25: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Hazard atau bahaya dapat dikelompokkan menjadi lima yaitu :

1) Bahaya fisika. Yang termasuk kedalam bahaya ini adalah kebisingan, getaran,

panas dan tekanan. Kebisingan merupakan masalah yang sering timbul dalam

dunia industri. Kebisingan dapat diartikan sebagai segala bunyi yang tidak

dikehendaki yang dapat memberi pengaruh negatif terhadap kesehatan dan

kesejahteraan seseorang maupun suatu populasi. Menurut Soemanegara

(1975) yang dikutip Herdiyanto (2003) menyatakan bahwa pengaruh-

pengaruh bising dalam industri terhadap jasmani para pekerja terbagi atas dua

bagian, yaitu pengaruh-pengaruh non-auditor atau pengaruh bukan terhadap

indera pendengaran dan pengaruh auditor atau pengaruh terhadap indera

pendengaran.

2) Bahaya kimia dapat menyebabkan kerusakan barang dan mengganggu

kesehatan. Bahan kimia tersebut mempunyai sifat eksplosif, mudah terbakar,

korosif, mudah teroksidasi, toksik, beracun serta karsinogenik. Bahan kimia

dapat masuk ke dalam tubuh dengan beberapa cara diantaranya pernapasan

(inhalation), kulit (skin absorption ) dan tertelan ( ingestion ).

3) Bahaya biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari

sumber-sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein

dari binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan seperti produk serat alam yang

terdegradasi. Contoh bahaya biologi adalah AIDS atau hepatitis B,

tuberculosis, anthrax, brucella, tetanus, salmonella, clamidhya dan psittaci.

4) Bahaya ergonomi berasal dari rancangan kerja, tata letak tempat serta

aktivitas yang buruk. Contoh dari bahaya ergonomi diantaranya masalah

penanganan secara manual, tata letak dan rancangan tempat kerja.

5) Bahaya psychology diantaranya stres dan jam kerja yang lama. Stres

merupakan tanggapan tubuh (respon) yang sifatnya non-spesifik terhadap

setiap tuntutan atasnya. Manakala tuntutan terhadap tubuh itu berlebihan,

maka hal ini dinamakan stres. Gangguan emosional yang ditimbulkan seperti

cemas, gelisah, gangguan kepribadian, penyimpangan seksual, ketagihan

alkohol dan psikotropika.

10

Page 26: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2.5. Pengendalian Bahaya

Miner (1992) yang dikutip oleh Ilham (2002) mengemukakan dua aspek yang

disebut dengan Safety Psychology dan Industrial Clinical Psychology, yang dapat

digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan dan keselamatan kerja. Safety

Psychology memfokuskan pada usaha untuk mencegah kecelakaan terjadi, dengan

meneliti mengapa dan bagaimana kecelakaan itu muncul, sedangkan Industrial

Clinical Psychology memfokuskan pada karyawan-karyawan yang tingkat

kerjanya menurun, hal-hal yang menyebabkan serta apa yang bisa dilakukan untuk

mengatasi masalah tersebut. Persamaan dari Safety Psychology dan Industrial

Clinical Psychology adalah sama-sama meneliti untuk pencegahan dan mengatasi

masalah-masalah tertentu yang berkaitan dengan keselamatan kerja dan motivasi

kerja karyawan. Safety Psychology terdiri dari enam faktor, yaitu laporan dan

statistik kecelakaan, pelatihan keselamatan, publikasi dan kontes keselamatan

kerja, kontrol terhadap lingkungan kerja, inspeksi dan disiplin, dan peningkatan

kesadaran K3. Industrial Clinical Psychology terdiri dari atas dua faktor, yaitu

konseling dan employee assistance programe. Faktor-faktor yang terdapat dalam

kedua aspek tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

Silalahi ( 1991) yang dikutip oleh Silaban (2003) menyatakan bahwa ada beberapa

perbuatan yang mengusahakan keselamatan, antara lain:

a. Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pedoman dan penuntun yang

diberikan.

b. Setiap kecelakaan atau kejadian yang merugikan harus segera dilaporkan

kepada atasan.

c. Setiap peraturan dan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja harus dipatuhi

secermat mungkin.

d. Semua karyawan harus bersedia saling mengisi atau mengingatkan akan

perbuatan yang dapat menimbulkan bahaya.

e. Peralatan dan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja dipakai

(digunakan) bila perlu.

11

Page 27: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Gambar 1. Safety psychology dan industrial clinical psychology

Menurut Suma’mur (1994), kecelakaan-kecelakaan akibat kerja dapat dicegah

dengan 12 hal berikut:

1. Peraturan Perundangan, yaitu ketentuan-ketentuan yang diwajibkan mengenai

kondisi kerja pada umumnya. Perencanaan, konstruksi, perawatan dan

pemeliharaan, pengawasan, pengujian dan cara kerja peralatan industri,

tugas-tugas pengusaha dan buruh, latihan, supervisi medis, P3K (Pertolongan

Pertama Pada Kecelakaan) dan pemeriksaan kesehatan.

2. Standarisasi yang ditetapkan secara resmi, setengah resmi atau tidak resmi

mengenai masalah syarat-syarat keselamatan sesuai intruksi peralatan

industri dan Alat Pelindung Diri (APD).

3. Pengawasan, agar ketentuan UU wajib dipatuhi.

4. Penelitian bersifat teknik, misalnya tentang bahan-bahan yang berbahaya,

pagar pengaman, pengujian APD, pencegahan ledakan dan peralatan lainnya.

5. Riset medis, terutama meliputi tentang pola-pola kewajiban yang

mengakibatkan kecelakaan.

6. Penelitian psikologis, meliputi penelitian tentang pola-pola kewajiban yang

mengakibatkan kecelakaan.

7. Penelitian secara statistik, untuk menetapkan jenis-jenis kecelakaan yang

terjadi.

8. Pendidikan.

9. Latihan-latihan.

12

Page 28: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

10. Penggairahan, pendekatan lain agar bersikap yang selamat.

11. Asuransi, yaitu insentif finansial untuk meningkatkan pencegahan

kecelakaan.

12. Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan.

Upaya-upaya pengendalian bahaya dapat dilakukan dengan cara : (1) Subtitusi

bahan-bahan kimia yang bahaya, (2) Proses isolasi, (3) Pemasangan local

exhauster, (4) Vertilasi umum, (5) Pemakaian alat pelindung diri, (6)

Ketatarumahtanggaan perusahaan, (7) Pengadaan fasilitas saniter, (8) Pemeriksaan

kesehatan sebelum kerja dan berkala, (9) Penyelenggaraan latihan/penyuluhan

keapada semua karyawan dan pengusaha, serta (10) Kontrol administrasi.

Hirarki pengendalian menurut Suardi (2005) adalah sebagai berikut :

1) Eliminasi atau menghilangkan bahaya merupakan langkah ideal yang dapat

dilakukan dan harus menjadi pilihan pertama dalam melakukan pengendalian

resiko.

2) Substitusi atau mengganti mempunyai prinsip menggantikan sumber resiko

dengan sarana/peralatan lain yang tingkat resikonya lebih rendah/tidak ada.

3) Engineering atau rekayasa merupakan langkah dengan mengubah desain

tempat kerja, peralatan atau proses kerja dalam mengurangi tingkat resiko.

Ciri khas dari tahap ini adalah melibatkan pemikiran yang lebih mendalam

bagaimana membuat lokasi kerja yang lebih aman dengan melakukan

pengaturan ulang lokasi kerja, memodifikasi peralatan, melakukan kombinasi

kegiatan, perubahan prosedur, dan mengurangi frekuensi dalam melakukan

kegiatan berbahaya.

4) Pengendalian administratif adalah tahap pengendalian dengan menggunakan

prosedur standar operasi kerja (SOP) atau panduan sebagai langkah untuk

mengurangi resiko. Akan tetapi, pengendalian administratif tetap

membutuhkan sarana pengendali resiko lainnya.

5) Alat pelindung diri merupakan pilihan terakhir yang dapat kita lakukan untuk

mencegah bahaya dengan pekerja. Penggunaan APD bukanlah pengendali

dari sumber bahaya itu. Sebaiknya alat pelindung diri tidak digunakan

sebagai pengganti dari sarana pengendali resiko lainnya.

13

Page 29: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Gambar 2. Diagram pengendalian bahaya (Santoso, 2004)

Identifikasi bahaya (hazard), pengukuran dan pengendalian resiko pada suatu

organisasi atau industri dapat menggunakan lima langkah sebagaimana

diilustrasikan pada Gambar 3.

Gambar 3. Lima langkah identifikasi bahaya, pengukuran dan pengendalian resiko

(Suardi, 2005).

14

Page 30: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2.6. Metode Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko

Analisis resiko merupakan suatu analisis yang mengerjakan berbagai tingkat dari

kemurnian dalam mempercayai informasi resiko dari data yang didapatkan.

Analisis resiko bisa jadi menggunakan kualitatif, semi kuantitatif, kuantitatif atau

kombinasi dari ketiganya. Tingkat kerumitan dan biaya dari ketiga analisis

tersebut meningkat yaitu analisis kualitatif, semi kuantitatif dan kuantitatif. Dalam

prakteknya, analisis kualitatif sering pertama digunakan untuk mendapatkan

petunjuk umum dari level resiko. Analisis kualitatif bisa jadi digunakan untuk

keperluan untuk mengerjakan analisis kuantitatif yang lebih spesifik. Secara

terperinci analisis tersebut sebagai berikut :

a) Analisis kualitatif

Analisis kualitatif menggunakan bentuk kata atau skala deskriptif untuk

menggambarkan besarnya potensi konsekuensi dan peluang konsekuensi yang

akan terjadi. Skala ini dapat diadaptasi atau disesuaikan dengan kondisi

lingkungan sekitarnya, dan mungkin deskripsi yang berbeda digunakan untuk

resiko yang berbeda. Analisis kualitatif digunakan untuk (1) Sebagai aktivitas

penyaringan pertama untuk mengidentifikasi resiko-resiko yang

membutuhkan analisis lebih rinci; (2) Ketika tingkat resiko tidak

membenarkan waktu dan upaya yang diperlukan untuk sebuah analisis penuh;

(3) Ketika data numerik tidak mencukupi untuk analisis kuantitatif.

b) Analisis semi kuantitatif

Dalam analisis semi kuantitatif, skala kualitatif seperti yang digambarkan di

atas diberi nilai. Nomor yang ditentukan untuk setiap deskripsi tidak harus

memperlihatkan sebuah hubungan yang teliti untuk besarnya akibat atau

kemungkinan yang sesungguhnya. Nomor bisa dikombinasikan oleh siapa

saja dari sebuah rentang formula dengan ketentuan bahwa sistem yang

digunakan untuk memprioritaskan memenuhi sistem yang dipilih untuk

menugaskan kombinasi dan angka-angka tersebut. Tujuannya adalah untuk

menunjukkan sebuah prioritas yang lebih rinci daripada hasil dari analisis

15

Page 31: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

kualitatif, tidak menyarankan nilai praktis apa saja untuk resiko-resiko seperti

dalam analisis kuantitatif.

Harus hati-hati dalam mengambil analisis semi kuantitatif, sebab nomor yang

dipilih mungkin tidak sepantasnya menunjukkan relativitas kedudukan yang

hasilnya tidak konsisten. Analisis semi kuantitatif mungkin tidak sepantasnya

berbeda antara resiko-resiko, terutama ketika salah satu akibat atau

kemungkianan bersifat ekstrim.

c) Analisis kuantitatif

Analisis kuantitatif menggunakan nilai numerik (lebih baik daripada skala

deskriptif yang digunakan dalam analisis kualitatif dan semi kuantitatif) untuk

konsekuensi dan peluang menggunakan data dari sebuah keberagaman

sumber. Kualitas dari analisis tergantung pada ketepatan dan kesempurnaan

pada nilai numerik yang digunakan.

Konsekuensi diestimasikan dengan pemodelan hasil dari kejadian atau

rangkaian kejadian atau perhitungan berdasarkan studi terhadap percobaan

atau data yang lalu. Konsekuensi mungkin ditunjukkan dalam bentuk uang,

teknik atau kriteria kemanusiaan atau kriteria yang lainnya. Dalam beberapa

kasus, lebih dari satu nilai numerik untuk menetapkan konsekuensi pada

beberapa waktu yang berbeda, kelompok, tempat atau situasi. Kemungkinan

biasanya diungkapkan sebagai salah satu peluang, frekuensi atau kombinasi

dari paparan dan peluang.

2.7. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Menurut Markkanen (2004), diantara negara-negara Asia, Indonesia termasuk

negara yang telah memberlakukan undang-undang yang paling komprehensif

(lengkap) tentang sistem manajemen K3, khususnya bagi perusahaan-perusahaan

yang beresiko tinggi. Peraturan tersebut menyebutkan bahwa “setiap perusahaan

yang mempekerjakan 100 karyawan atau lebih atau yang sifat proses atau bahan

produksinya mengandung bahaya karena dapat menyebabkan kecelakaan kerja

16

Page 32: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

berupa ledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja diwajibkan

menerapkan dan melaksanakan sistem manajemen K3”.

Secara normatif sebagaimana terdapat pada PER.05/MEN/1996 pasal 1, Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem

manajemen keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan,

tanggungjawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan

bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan

kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam rangka pengendalian resiko

yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,

efisien dan produktif (Mangkuprawira dan Vitalaya, 2007).

Tujuan sistem manajemen K3 adalah terciptanya sistem K3 di tempat kerja yang

melibatkan segala pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan

dan penyakit akibat kerja dan terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan

produktif. Prinsip dasar dari Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Prinsip penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (SMK3) berdasarkan Permenaker No. Per 05/Men/1996 pasal 4

17

Page 33: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Sasaran penerapan SMK3 :

1) Menempatkan tenaga kerja sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai

manusia.

2) Meningkatkan komitmen pimpinan dalam melindungi tenaga kerja.

3) Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja untuk menghadapi globalisasi.

4) Proteksi terhadap industri dalam negeri.

5) Meningkatkan daya saing dalam perdagangan internasional.

6) Mengeliminir boikot LSM internasional terhadap produk ekspor nasional.

7) Meningkatkan pencegahan kecelakaan melalui pendekatan sistem.

8) Pencegahan terhadap masalah sosial dan ekonomi terkait dengan penerapan

K3.

Audit merupakan alat untuk mengukur besarnya keberhasilan pelaksanaan dan

penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di

tempat kerja. Audit K3 secara sistematis, yang dianjurkan Pemerintah, diperlukan

untuk mengukur praktek sistem manajemen K3. Perusahaan yang mendapat

sertifikat sistem manajemen K3 adalah perusahaan yang telah mematuhi

sekurang-kurangnya 60 persen dari 12 elemen utama, atau 166 kriteria. Dewasa

ini PT Sucofindo merupakan badan yang telah diberi wewenang oleh

DEPNAKERTRANS untuk melakukan audit dan sertifikasi sistem manajemen K3

terhadap perusahaan-perusahaa (Topobroto, 2002).

18

Page 34: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Suardi (2005) mengutip laporan ILO tahun 2003, kecelakaan dan sakit di tempat

kerja membunuh dan memakan lebih banyak korban jika dibandingkan dengan

perang dunia. Riset yang dilakukan badan dunia ILO menghasilkan kesimpulan,

setiap hari rata-rata 6.000 orang meninggal, setara dengan satu orang setiap 15

detik, atau 2,2 juta orang per tahun akibat sakit atau kecelakaan yang berkaitan

dengan pekerjaan mereka. Jumlah pria yang meninggal dua kali lebih banyak

dibandingkan wanita, karena kecelakaan di tempat kerja telah menewaskan

350.000 orang. Sisanya meninggal karena sakit yang diderita dalam pekerjaan

seperti membongkar zat kimia beracun.

Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di tempat kerja merupakan upaya

utama dalam mewujudkan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan sehat serta

melindungi dan meningkatkan pemberdayaan pekerja yang sehat, selamat dan

berkinerja tinggi. Secara sistematik dilakukan pengendalian potensi bahaya serta

resiko dalam proses produksi melalui aktivitas :

1) Identifikasi potensi bahaya.

2) Penilaian risiko sebagai akibat manifestasi potensi bahaya.

3) Penentuan cara pengendalian untuk mencegah atau mengurangi kerugian.

4) Penerapan teknologi pengendalian.

5) Pemantauan dan pengkajian selanjutnya.

Dalam melakukan identifikasi bahaya, pertama-tama harus dapat mengenali

sumber yang dapat menimbulkan bahaya di tempat kerja. Sumber-sumber tersebut

dapat berasal dari : (1) Tindakan tidak aman, (2) Bahan / material, (3) Proses kerja

/ cara kerja, (4) Alat kerja, (5) Lingkungan kerja, (6) Metode kerja, dan (7)

Produk.

Setelah dapat mengenali sumber-sumber bahaya, beberapa cara untuk

mengidentifikasi bahaya dengan melakukan : (a) Inspeksi, (b) Pemantuan /

survey, (c) Audit, (d) Melakukan interview dengan pekerja, serta (e) Melihat data

19

Page 35: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

statistik kecelakaan. Setelah dapat mengenali sumber bahaya, maka langkah

selanjutnya dengan menentukan resiko/evaluasi resiko. Evaluasi resiko dapat

ditentukan dengan rumus :

R = Peluang x Konsekuensi

Setelah itu, dilakukan analisis tingkatan resiko. Diagram kerangka pemikiran

penilitian dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Diagram kerangka pemikiran penilitian

20

Page 36: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

3.2. Waktu dan Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di pabrik pengolahan teh hitam, PT. Sinar Inesco

Tasikmalaya dengan pertimbangan bahwa PT. Sinar Inesco, Tasikmalaya

merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang agroindustri.

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2009.

3.3. Tahapan Penelitian

Secara umum penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu :

1) Pengambilan data sekunder yang meliputi gambaran umum perusahaan.

2) Identifikasi bahaya yang ada di lingkungan kerja dengan metode observasi.

3) Pembuatan kuesioner dengan merujuk pada hasil observasi di lapang.

4) Uji coba kuesioner oleh beberapa pekerja dan penyebaran kuesioner kepada

para pekerja di bagian produksi.

Data dikumpulkan melalui pengamatan terhadap masing-masing kegiatan yang

berlangsung, serta wawancara jika diperlukan. Seluruh kegiatan akan dicatat dan

dikelompokkan per lini. Data yang diambil berupa data primer dan data sekunder.

Data primer didapat dengan cara penyebaran kuesioner, wawancara dan observasi,

sedangkan data sekunder berupa data jumlah karyawan serta data-data lain yang

menunjang.

Tahap pertama dari penelitian ini adalah pengambilan data sekunder. Data

sekunder yang diambil meliputi gambaran umum perusahaan serta data

kecelakaan kerja. Tahap yang kedua adalah pengambilan data primer yang

meliputi identifikasi bahaya dan persepsi pekerja mengenai faktor-faktor

Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta tingkat resiko akibat dari bahaya yang

ada. Jenis-jenis bahaya yang ada didapatkan dengan cara observasi langsung di

setiap bagian produksi. Selain itu, observasi juga dilakukan unutk melihat

pelaksanaan K3 di lingkungan kerja.

Tahap selanjutnya adalah menyusun kuesioner berdasarkan hasil observasi di

lingkungan kerja. Kemudian untuk mendapatkan data mengenai faktor-faktor

21

Page 37: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta tingkat resiko akibat dari bahaya yang ada

didapat dengan cara menyebarkan kuesioner yang disebarkan pada karyawan PT.

Sinar Inesco Tasikmalaya khususnya bagian produksi. Menurut Gay (1976) yang

dikutip Sevilla et al. (1993), menyatakan bahwa untuk penelitian deskriptif ukuran

sampel yang ditawarkan dengan populasi yang kecil diperlukan minmum 20%.

Pada penelitian ini, jumlah responden yang digunakan sebesar 30% dari jumlah

karyawan bagian produksi yaitu sekitar 24 orang.

Menurut Mardalis (1989), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data melalui

formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis

pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau

tanggapan informasi yang diperlukan oleh peneliti. Begitu pun dengan wawancara

digunakan untuk melihat pelaksanaan dan penerapan K3. Kuesioner penelitian

dapat dilihat pada Lampiran 1.

Skala pengukuran yang digunakan pada setiap jawaban responden menggunakan

skala likert. Pernyataan pendapat disajikan kepada responden yang memberikan

indikasi pernyataan setuju atau tidak setuju. Responden memberi tanda pada skala

1 sampai 5, apakah obyek sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, atau

sangat tidak setuju (Sevilla et al., 1993). Cara penilaian terhadap hasil jawaban

kuesioner dengan skala Likert dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Bobot nilai jawaban responden

Jawaban Responden Bobot nilai

Sangat setuju 5

Setuju 4

Ragu-ragu 3

Tidak setuju 2

Sangat tidak setuju 1

22

Page 38: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

3.4. Analisis Data

3.4.1. Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang

ingin diukur (Singarimbun dan Effendi, 1989). Selain itu, uji validitas digunakan

untuk mengetahui tingkat valid suatu butir pertanyaan dalam kuesioner.

Perhitungan korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan menggunakan

Product Moment (Hasan, 2002). Rumus korelasi product moment yaitu :

Dimana :

X : skor masing-masing pertanyaan

Y : skor total

n : jumlah total

r : angka korelasi

3.4.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui reliabilitas suatu butir pertanyaaan

dalam kuesioner. Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi

suatu alat mengukur gejala yang sama. Pengujian reliabilitas menggunakan

analisis Cronbach’s Alpha (Umar, 2002).

Rumus Cronbach’s Alpha adalah :

Dimana :

r11 : keandalan instrumen

k : jumlah butir pertanyaan

: jumlah ragam butir

: ragam total

23

Page 39: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Rumus ragam yang digunakan :

Dimana :

n: jumlah responden

X: nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)

3.4.2. Analisis Penilaian Resiko

Variabel yang akan dievaluasi, diukur menggunakan metode identifikasi dan

pengendalian resiko kecelakaan atau Hazard Identification and Risk Assessment

(HIRA). Metode analisis penilaian resiko yang digunakan adalah metode kualitatif

atau biasa disebut dengan 2D model.

Menurut Suardi (2005), level atau tingkatan resiko ditentukan oleh hubungan

antara nilai kemungkinan terjadinya bahaya dan konsekuensi. Pengukuran

kualitatif kemungkinan terjadinya bahaya (frekuensi) dapat dilihat pada Tabel 2,

sedangkan untuk pengukuran kualitatif keseriusan/konsekuensi dapat dilihat pada

Tabel 3.

Tabel 2. Pengukuran kualitatitif kemungkinan/frekuensi

Level Kategori kemungkinan/frekuensi Keterangan

A Hampir pasti Kejadian akan terjadi, atau sangat mungkin terjadi dalam semua aktivitas.

B Mungkin terjadi Kejadian diperkirakan akan dapat terjadi. C Mungkin Kejadian akan terjadi dalam beberapa

keadaan tertentu (kadang-kadang). D Kecil kemungkinan Kejadian dapat kecil kemungkinan

terjadi, namun dapat terjadi dalam kondisi tertentu.

E Jarang terjadi Kejadian yang jarang terjadi dan terjadi dalam kondisi luar biasa.

Sumber : AS/NZS 4360 : 1999

24

Page 40: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tabel 3. Pengukuran kualitatitif keseriusan/konsekuensi

Level Kategori Keseriusan/Konsekuensi Keterangan

1 Tidak Signifikan Tidak ada cedera dan kehilangan material kecil.

2 Minor Memerlukan bantuan pertolongan pertama, pada tempat kejadian dengan segera, dan kerugian material sedang.

3 Sedang Memerlukan perawatan medis, pada tempat kejadian memerlukan bantuan dari luar dan kerugian material tinggi.

4 Mayor/Bencana Cidera yang mengakibatkan cacat/hilang fungsi tubuh secara total, off-site release tanpa efek merusak dan kerugian material besar (utama).

5 Katastropik/Bencana Besar

Menyebabkan kematian, off-site release bahan toksik dan efeknya merusak dan kerugian material sangat besar.

Sumber : AS/NZS 4360 : 1999

Hubungan antara konsekuensi dan peluang kemungkinan terjadinya resiko dapat

digambarkan dalam matriks berikut :

Tabel 4. Matriks analisis resiko kualitatif atau metode 2D model

Konsekuensi

Peluang Tidak signifikan

1

Minor 2

Sedang 3

Bencana 4

Bencana Besar

5 A (Sangat Sering) H H E E E

B (Sering) M H H E E

C (Sedang) L M H E E

D (Jarang) L L M H E

E (Sangat Jarang) L L M H H

Sumber : AS/NZS 4360 : 1999 Keterangan :

L : Low risk (resiko rendah)

M : Moderate risk (resiko sedang)

H : High risk (resiko tinggi)

E : Extreme risk (resiko ekstrim)

25

Page 41: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tingkatan resiko akan menunjukkan tindak lanjut yang harus dilakukan.

Ketentuan tindak lanjut terhadap tingkat resiko dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Ketentuan tindak lanjut

Tingkat Resiko Tindak Lanjut

Resiko Rendah

Pengendalian tambahan tidak diperlukan. Hal yang perlu diperhatikan adalah jalan keluar yang lebih menghemat biaya atau peningkatan yang tidak memerlukan biaya tambahan besar. Pemantauan diperlukan untuk memastikan bahwa pengendalian dipelihara dan diterapkan dengan baik dan benar.

Resiko Sedang

Perlu tindakan untuk mengurangi resiko, tetapi biaya pencegahan yang diperlukan perlu diperhitungkan dengan teliti dan dibatasi. Pengukuran pengurangan resiko perlu diterapkan dengan baik dan benar.

Resiko Tinggi

Pekerjaan tidak dilaksanakan sampai resiko telah direduksi. Perlu dipertimbangkan sumber daya yang akan dialokasikan untuk mereduksi resiko. Bilamana resiko ada dalam pelaksanaan pekerjaan, maka tindakan segera dilakukan.

Resiko Ekstrim

Pekerjaan tidak dilaksanakan atau dilanjutkan sampai resiko telah direduksi. Jika tidak memungkinkan untuk mereduksi resiko dengan sumber daya yang terbatas, maka pekerjaan tidak dapat dilaksanakan

Sumber : Suardi (2005)

26

Page 42: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah Perusahaan

PT. Sinar Inesco merupakan perusahaan yang bergerak dalam pengolahan teh

dengan bahan baku sebagian besar berasal dari perkebunan sendiri yaitu

perkebunan Sambawa. Pada mulanya perkebunan Sambawa mulai dibuka dan

diusahakan oleh N.V. Cultur My Sambawa yaitu pada tahun 1909-1940. Setelah

itu, sampai tahun 1949 digarap oleh rakyat setempat dan ditanami palawija.

Kemudian pada tahun 1950-1951 diusahakan kembali oleh N.V. Cultur My

Sambawa dengan juru kuasa Rorrisondan Crossfield. Pada tahun 1951-1954

perkebunan Sambawa diusahakan oleh pemerintah c.q. Bank Industri Negara.

Setelah Bank Industri Negara, yaitu tahun 1954-1968 diusahakan oleh

B.P.U.P.P.N Aneka Tanaman sampai tahun 1973. PT. Sinar Inesco memegang

usaha secara penuh sejak tahun 1973 sampai sekarang.

Pada awal berdiri, PT. Sinar Inesco hanya memproduksi teh hijau. Kemudian

memproduksi teh hitam untuk memenuhi permintaan pasar dan bahan baku yang

melebihi kapasitas teh hijau. PT. Sinar Inesco mempunyai dua fasilitas pabrik

pengolahan yaitu pabrik 1 untuk pengolahan teh hijau dengan kapasitas terpasang

2.000.000 Kg Kering/Tahun dan pabrik 2 untuk pengolahan teh hitam dengan

kapasitas terpasang 2.400.000 Kg Kering/Tahun. Pabrik 2 dibangun pada tahun

1986 dan mulai berproduksi pada tahun 1988. Namun, untuk saat ini PT. Sinar

Inesco hanya memproduksi teh hitam karena berkurangnya jumlah bahan baku.

4.1.2. Lokasi, Letak Geografi, dan Iklim

PT. Sinar Inesco terletak di Kabupaten Tasikmalaya tepatnya di Kecamatan

Taraju. Selain itu, terdapat juga kantor perwakilan yaitu di Jalan Batununggal

Permai V Bandung, sedangkan untuk lokasi perkebunannya terletak di tiga

kecamatan yaitu Taraju, Sodong Hilir dan Bojong Gambir dengan elevasi kebun

rata-rata 952 m.d.p.l dan emplasement 872 m.d.p.l. Luas perkebunan yang

dimiliki oleh PT. Sinar Inesco mencapai 728.4307 Ha. Perkebunan Sambawa

27

Page 43: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

berjarak 22 Km ke jalan provinsi dan 45 Km ke kota Daerah Tingkat II

Tasikmalaya serta 54 Km ke kota Daerah Tingkat II Garut. Secara lengkap peta

lokasi PT. Sinar Inesco dan Perkebunan Sambawa dapat dilihat pada Lampiran 2.

Perkebunan Sambawa ini mempunyai iklim tipe B, dimana hujan turun sekitar

bulan Oktober sampai Mei, musim kemarau sekitar bulan Juni sampai September,

berangin sedang dan hawa dingin di malam hari. Temperatur rata-rata pada siang

hari berkisar antara 22-26 ºC, sedangkan pada malam hari berkisar antara 18-20

ºC. Curah hujan rata-ratanya 3.797 mm/tahun dan termasuk daerah tipe curah

hujan basah. Kelembaban udara pada siang hari berkisar antara 60-70%,

sedangkan pada malam hari berkisar antara 80-90%.

4.1.3. Ketenagakerjaan

Secara umum karyawan PT. Sinar Inesco dibagi menjadi lima bagian yaitu kantor,

garapan, pemetikan, pabrik dan kendaraan, serta kantor dan umum. Karyawan

dibagi ke dalam karyawan bulanan, karyawan harian tetap, dan karyawan harian

lepas. Rata-rata jam kerja karyawan sekitar 8 jam. Jumlah karyawan PT. Sinar

Inesco dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rekapitulasi karyawan PT. Sinar Inseco periode bulan Mei 2009

Karyawan No Bagian Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Kantor 15 2 17 2 Garapan 131 0 131 3 Pemetikan 31 448 479 4 Pabrik dan Kendaraan 74 32 106 5 Kantor dan Umum 28 2 30

Sub Total 279 484 763 Sumber : Data Kantor Induk PT. Sinar Inesco

Karyawan PT. Sinar Inesco mendapatkan beberapa fasilitas diantaranya

perumahan bagi karyawan yang membutuhkan dan berada di lokasi perkebunan,

sarana ibadah dan pendidikan ruhani seperti mesjid dan madrasah, sarana olah

raga seperti bola voli, sepak bola, tenis meja, tenis lapangan serta sarana kesenian

seperti degung, pencak silat dan karoke. Selain itu, perusahaan juga menyediakan

28

Page 44: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

balai pengobatan dan dokter. Apabila ada yang dirujuk ke rumah sakit, seluruh

biaya ditanggung oleh perusahaan.

Guna meningkatkan kesejahteraan karyawan, didirikan koperasi karyawan dengan

nama PRAKARSA pada tanggal 9 Oktober 1980 dengan badan hukum No.

7249/BH/DK-10/23. Selain itu dibentuk pula organisasi pekerja yaitu SBPP-SPSI

Basis Sambawa.

4.1.4. Jenis Produk

PT. Sinar Inesco memproduksi teh hitam secara orthodox rotorvane yang

diklasifikasikan dalam dua tingkat mutu yaitu grade I dan Grade II. Grade I terdiri

dari BOP (Broken Orange Peko), BOPF (Broken Orange Peko Funning), PF

(Peko Funning), Dust, BT (Broken Tea) dan BP (Broken Peko). Grade II terdiri

dari PF 2, Dust 2, Dust 3, BT 2, PF 3, Dust 4, BM (Broken Mix) dan BMF

(Broken Mix Funning). Produk yang dihasilkan berupa teh hitam kering yang

dipasarkan untuk wilayah lokal dan diekspor ke luar negeri.

4.1.5. Proses Produksi

Kegiatan produksi di PT. Sinar Inesco dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu :

penerimaan bahan baku, pembeberan, pelayuan, penggilingan, fermentasi,

pengeringan, sortasi dan pengepakan. Diagram alir proses produksi dapat dilihat

pada Gambar 6, sedangkan lay out ruangan dapat dilihat pada Lampiran 3. Tahap

pertama dari kegiatan produksi adalah penerimaan pucuk dari afdeling di pabrik

sekitar pukul 10.00 WIB. Bahan baku yang berupa pucuk basah setelah ditimbang

di kebun ditimbang kembali di pabrik. Penimbangan tersebut bertujuan untuk

menentukan rendemen produk dan untuk memantau kebun.

Setelah ditimbang, pucuk dipindahkan ke withering trough dengan menggunakan

carier yang digerakkan oleh monorail. Withering trough tersebut mempunyai

kapasitas sekitar 1,5 ton. Setelah pucuk ada di dalam withering trough dilakukan

pembeberan. Pembeberan tersebut bertujuan agar pucuk teh tidak berdempetan

sehingga udara dapat menembus secara merata ke seluruh pucuk dan

mempercepat proses penguapan air pada pucuk.

29

Page 45: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Gambar 6. Diagram alir proses produksi

Proses berikutnya pelayuan yang bertujuan untuk mengurangi kadar air dan

mengkondisikan pucuk teh agar siap untuk digiling. Pelayuan merupakan proses

pengeringan lambat sekali untuk mengurangi kadar air dengan menggunakan

udara segar dan udara panas. Penggunaan udara tersebut dapat mempermudah

proses pelemasan pucuk sehingga memudahkan dalam proses penggilingan. Suhu

udara yang digunakan berkisar antara 26-27 ºC. Jika suhu yang digunakan lebih

dari itu, akan mengakibatkan daun kering. Pucuk dikatakan layu apabila diremas

tidak pecah atau pucuk akan kembali seperti semula.

Setelah proses pelayuan, pucuk yang sudah lemas dipindahkan ke ruang

penggilingan. Tujuan dari proses penggilingan adalah untuk membentuk mutu

secara fisik maupun kimia. Pembentukan mutu secara fisik berlangsung dengan

adanya pengulungan pucuk layu dan juga pemotongan, sedangkan pembentukan

mutu secara kimia berlangsung ketika terjadi pemerasan cairan sel daun, sehingga

ketika cairan sel daun keluar akan menempel pada gulungan pucuk tersebut.

Dalam proses penggilingan cairan sel daun yang terperas akan terurai dan bereaksi

dengan oksigen dari udara sekitar yang lembab. Pada tahap ini sudah dimulai

proses fermentasi atau oksidasi enzimatis. Proses penggilingan akan berjalan

30

Page 46: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

dengan baik jika kondisi ruangan lembab yaitu sekitar 91-95% dan suhu yang

digunakan adalah 24 °C. Untuk mengkondisikan ruangan tersebut agar sesuai

dengan kelembaban dan suhu yang diinginkan, di ruang penggilingan dipasang

humidifier.

Pada proses penggilingan ini terdiri dari tiga tahapan yaitu penggulungan,

penggilingan, dan sortasi basah. Proses penggulungan menggunakan mesin open

top roller selama ± 45 menit. Proses ini terjadi karena adanya gerakan lumbung

open top roller yang berlawanan dengan arah beatten-nya sehingga pucuk akan

tergulung. Pucuk yang sudah tergulung kemudian ditampung dalam tong untuk

diproses kembali. Jika ada pucuk teh yang masih besar, maka pucuk tersebut

digiling kembali oleh mesin press cup roller. Penggunaan mesin tersebut

bertujuan agar pucuk teh yang masih kasar menjadi lebih halus. Setelah digiling

dengan menggunakan open top roller dan press cup roller, pucuk teh tersebut

dipotong kembali dengan menggunakan rotorvane. Kemudian bubuk tersebut

diayak menggunakan rotary roll breaker sampai didapat teh yang sesuai dengan

mutunya.

Setelah digiling, bubuk teh difermentasikan selama 3,5 jam. Proses fermentasi

bisa disebut juga sebagai proses oksidasi enzimatis. Proses ini merupakan reaksi

oksidasi antara enzim dengan senyawa polifenol (katekin) yang terdapat dalam

daun teh dengan bantuan oksigen yang ada di udara bebas. Tujuan dari proses ini

adalah untuk mengendalikan reaksi enzimatis dalam bubuk teh sehingga diperoleh

cita rasa yang khas. Fermentasi dilakukan dengan cara mendiamkan bubuk teh

basah di dalam ruangan lembab yaitu dengan Relative Humidity (RH) 91-95% dan

suhu 23 °C.

Tahap selanjutnya adalah pengeringan. Tujuan dari pengeringan adalah untuk

menghentikan proses oksidasi enzimatis senyawa polifenol dalam teh dan untuk

menurunkan kadar air bubuk teh menjadi 3-4% supaya bubuk teh menjadi lebih

tahan lama saat dilakukan penyimpanan. Proses pengeringan bubuk teh di PT.

Sinar Inesco menggunakan alat pengering yang berjenis trays drier yang dengan

tipe ECP (Endless Chain Pressure). Suhu yang digunakan untuk proses ini adalah

31

Page 47: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

100-110 °C. Suhu ini disebut dengan suhu masuk (inlet), sedangkan suhu keluar

(outlet) dari mesin pengering sekitar 45 °C. Panas yang digunakan oleh alat

pengering tersebut berasal dari tungku yang berbahan bakar kayu bakar.

Bubuk teh yang telah dikeringkan kemudian masuk ke bagian sortasi untuk

dilakukan pemisahan jenis mutu. Selain itu juga akan dipisahkan dari benda-benda

asing. Tujuan dari sortasi kering adalah untuk memisahkan teh kering menjadi

beberapa grade yang sesuai dengan standar perdagangan teh. Prinsip utama dari

sortasi kering adalah memisahkan butiran teh berdasarkan ukuran, bentuk, dan

berat jenis teh. Pada proses ini ada beberapa mesin yang digunakan antara lain,

middleton, vibro blank, vibro mesh, vibro shifter, crusher dan winower.

Tahap akhir dari kegiatan produksi adalah proses pengepakan. Pengepakan

bertujuan untuk mencegah kerusakan selama proses penyimpanan dan

pengangkutan sampai ke tangan konsumen. Selain itu, pengepakan juga berfungsi

untuk menjaga mutu teh yang telah dihasilkan agar tetap baik. Pengemasan yang

dilakukan di PT. Sinar Inesco biasanya menggunakan karung plastik. Teh yang

sudah disortasi, dikemas langsung ke dalam karung plastik yang sebelumnya

dilapisi dengan kantong plastik. Teh yang dikemas dipisahkan sesuai dengan jenis

dan kualitasnya. Kemasan yang digunakan dan teh yang sudah dikemas dapat

dilihat pada Gambar 7.

a. Kemasan yang digunakan untuk

mengemas teh

b. Teh yang sudah dikemas

Gambar 7. Kemasan yang digunakan dan teh yang sudah dikemas

32

Page 48: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

4.2. Karakteristik Responden

Kelompok usia yang mengisi kuesioner merupakan kelompok usia yang ada di

bagian produksi PT. Sinar Inesco. Jumlah karyawan yang bekerja di bagian

produksi berada pada rentang usia lebih dari 20 tahun. Pada penelitian ini rentang

usia yang paling banyak berada pada rentang 20-30 tahun, 31-40 tahun dan 41-50

tahun. Pada rentang usia 31-40 tahun, karyawan berada pada rentang produktif

serta karyawan telah mempunyai pengalaman bekerja. Rekapitulasi karakteristik

Responden dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Karakteristik responden

Karakteristik Jumlah (Orang) Persentase (%) A. Usia 7 29,17

20-30 Tahun 7 29,17 31-40 Tahun 7 29,17 41-50 Tahun 7 29,17 > 50 Tahun 3 12,50

B. Jenis Kelamin Laki-laki 15 62,50 Perempuan 9 37,50

C. Pendidikan Terakhir SD/Sederjat 16 66,67 SMP/Sederajat 7 29,17 SMA/Sederajat 1 4,17

D. Massa kerja 1-5 Tahun 2 8,33 6 -10 Tahun 3 12,50 11-15 Tahun 6 25,00

Karyawan berjenis kelamin laki-laki sangat mendominasi pada bagian produksi.

Karyawan perempuan hanya ada pada bagian sortasi dan prapelayuan. Banyaknya

karyawan laki-laki di bagian produksi karena laki-laki dinilai lebih waspada

dibandingkan dengan perempuan. Selain itu, pekerjaan yang ada di bagian

produksi merupakan pekerjaan berat dan berbahaya seperti di bagian

penggilingan, pengeringan dan pelayuan.

Pendidikan terakhir untuk karyawan PT. Sinar Inesco khususnya bagian produksi

sebagian besar adalah lulusan Sekolah Dasar (SD) dan sederajat. Hal ini

dikarenakan PT. Sinar Inesco merupakan perusahaan yang pertama berdiri di

33

Page 49: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

daerah setempat sehingga membutuhkan karyawan banyak, sedangkan penduduk

yang ada di sekitanya taraf pendidikannya masih rendah.

Masa kerja karyawan PT. Sinar Inesco sebagian besar lebih dari 15 tahun.

Karyawan yang mempunyai masa kerja lebih dari 15 tahun mendominasi bagian

produksi. Lamanya masa kerja karyawan menyebabkan para pekerja

berpengalaman dibidang tersebut. Bagian produksi merupakan bagian yang

membutuhkan karyawan yang berpengalaman.

4.3. Analisis Data Uji Validitas Dan Reliabilitas

4.3.1. Hasil Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk melihat apakah pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan dapat memberikan jawaban yang sesuai dan dapat mengukur aspek-

aspek yang ingin diukur. Uji valiliditas dilakukan dengan menggunanakan rumus

korelasi Pearson Product Moment dan hasilnya akan dibandingkan dengan angka

kritik tabel korelasi nilai r.

Kuesioner yang disebar menggunakan pertanyaan tertutup. Pertanyaan pada

bagian pertama digunakan untuk analisis identitas responden. Bagian kedua

merupakan pertanyaan yang berhubungan dengan safety psychology yang terdiri

dari 5 sub bagian yaitu pendidikan dan pelatihan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja, publikasi K3, kontrol lingkungan kerja, pengawasan dan disiplin, serta

peningkatan kesadaran K3. Bagian selanjutnya merupakan pertanyaan yang

berhubungan dengan identifikasi bahaya yang meliputi peluang terjadinya bahaya

dan konsekuensi terjadinya bahaya.

Setelah dilakukan uji validitas dengan menggunakan software Microsoft Excel

2007, pada beberapa bagian pernyataan semua responden memberikan jawaban

yang sama sehingga secara statistik pernyataan tersebut menunjukkan

keseragaman. Data tersebut akan tetap digunakan dalam analisis data sebagai data

informatif. Data mengenai uji validitas dapat dilihat pada Lampiran 4, 5 dan 6.

34

Page 50: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

4.3.2. Hasil Uji Reliablitas Kuesioner

Uji reliablitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur atau

kuesioner dapat dipercaya atau diandalkan apabila kuesioner digunakan dua kali

untuk mengukur gejala yang sama. Dengan kata lain reliabilitas merupakan

tingkat ketepatan, ketelitian atau keakuratan sebuah instrumen. Pengujian

reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik cronbach’s alpha.

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan software SPSS for Windows 16.0,

didapatkan bahwa nilai cronbach’s alpha untuk setiap bagian kuesioner pada

safety psychology lebih dari 0,6. Menurut Nugroho (2005), reliabilitas suatu

susunan variabel dikatakan baik jika memiliki nilai cronbach’s alpha lebih dari

0,6. Dalam penelitian ini reliabilitas yang diukur merupakan reliabilitas internal

dimana ukuran atau kriterianya berada dalam instrumen. Reliabilitas internal

dimaksudkan bahwa pengujian dilakukan dengan menganalisis konsistensi butir-

butir instrumen yang ada (Hasan, 2002). Untuk bagian peluang bahaya dan

konsekuensi bahaya ada beberapa butir pertanyaan yang tidak konsisten, namun

data tersebut akan tetap digunakan dalam analisis dan digunakan sebagai data

informatif. Tidak konsisten yang dimaksud di sini adalah tidak konsisten secara

internal (berhubungan dengan butir-butir pertanyaan) bukan tidak konsisten dari

segi jawabannya. Perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 7, 8 dan

9.

4.4. Identifikasi Bahaya

4.4.1. Prapelayuan dan Pelayuan

Identifikasi potensi bahaya pada proses prapelayuan dan pelayuan terdapat bahaya

tergores, terperosok, terkena panas, terbentur, tertarik baling-baling, tersetrum

listrik dan kebisingan. Suasana di tempat prapelayuan dan pelayuan dapat dilihat

pada Gambar 8. Bahaya tergores bisa terjadi ketika pekerja melakukan

pembeberan daun teh di withering trough. Hal tersebut dikarenakan alas withering

trough menggunakan kawat sebelum dilapisi oleh nilon. Kondisi withering trough

yang ada di PT. Sinar Inesco ada beberapa yang sudah rusak karena sudah tua.

35

Page 51: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Withering trough tersebut ada yang kawatnya terputus sehingga potongannya

timbul ke atas.

Bahaya terperosok dapat terjadi karena ruangan prapelayuan dan pelayuan berada

di lantai dua dan lantai tersebut terbuat dari lapisan kayu. Ada beberapa bagian

yang kondisi lapisan kayunya sudah lapuk. Selain itu, terperosok dapat juga

terjadi di withering trough. Penyebab terjadinya kecelakaan yang diakibatkan oleh

terperosok berasal dari tindakan tidak aman yang dilakukan oleh pekerja seperti

naik ke withering trough serta kondisi lantai yang sudah tua.

Bahaya lain pada proses prapelayuan dan pelayuan adalah terkena panas. Suhu

panas berasal dari exhaust fan yang digunakan untuk proses pelayuan daun teh.

Suhu yang berasal dari exhaust fan berkisar antara 26-27 ºC. Rentang suhu

tersebut masih normal sehingga tidak terlalu mempengaruhi aktivitas pekerja.

Gambar 8. Suasana di unit prapelayuan dan pelayuan

Bahaya selanjutnya adalah terbentur kursi monorail. Terbentur dapat terjadi ketika

monorail sedang berjalan dan para pekerja sibuk memeberkan atau membalikkan

daun teh. Bahaya yang lain adalah tertarik baling-baling exhaust fan. Kecelakaan

yang disebabkan oleh bahaya ini dapat terjadi karena di ruang prapelayuan dan

pelayuan terdapat exhaust fan untuk mengalirkan udara panas dan udara segar ke

withering trough. Kondisi dari exhaust fan tersebut ada beberapa yang tidak

memiliki pengaman sehingga ketika pekerja menyalakan exhaust fan atau berjalan

disekitar exhaust fan ada kemungkinan tertarik baling-baling tersebut.

36

Page 52: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Bahaya berikutnya adalah bahaya tersetrum listrik. Bahaya tersebut terjadi karena

exhaust fan dioperasikan dengan menggunakan listrik. Bahaya tersetrum dapat

terjadi jika kabel atau instalasi listrik yang ada di sekitar ruangan tersebut ada

yang bocor. Bahaya yang terakhir adalah kebisingan. Kebisingan berasal dari

kipas yang digunakan untuk mendorong udara segar dan udara panas ke dalam

withering trough. Kipas tersebut digunakan sekitar 10-12 jam perhari. Kipas

untuk mengalirkan udara segar dan udara panas dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Kipas untuk mengalirkan udara segar dan udara panas

4.4.2. Penggilingan dan Fermentasi

Identifikasi bahaya pada proses penggilingan dan fermentasi meliputi terjepit,

tergelincir, tersetrum, kebisingan, terpotong dan terjatuh. Bahaya terjepit dapat

terjadi karena pada bagian ini menggunakan mesin seperti press cup roller dan

open top roller. Terjepit dapat terjadi ketika pekerja merapikan bahan baku (daun

teh layu) yang dimasukkan ke dalam mesin penggilingan.

Bahaya lain yang ada di bagian penggilingan adalah terjatuh. Pekerja dapat

terjatuh karena terdapat dua tangga yang menghubungkan antara ruang

penggilingan dan ruang pelayuan serta tangga yang menghubungkan antara ruang

penggilingan dan ruang kantor. Bahaya terjatuh dapat terjadi jika tangga tersebut

licin atau faktor dari kecerobohan pekerja seperti sikap ketidakhati-hatian. Selain

itu, terjatuh juga dapat terjadi karena ruangan yang gelap sehingga pekerja tidak

bisa melihat secara jelas.

37

Page 53: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Bahaya selanjutnya yang ada di bagian penggilingan adalah tersetrum listrik,

karena hampir semua mesin yang ada dioperasikan menggunakan listrik.

Tersetrum dapat terjadi jika instalasi listrik yang ada di ruangan tersebut bocor.

Bahaya berikutnya adalah kebisingan. Kebisingan berasal dari mesin penggilingan

dan mesin rotorvane. Dalam satu hari, mesin penggilingan beroperasi selama 7-8

jam. Pada bagian penggilingan ini ada beberapa macam mesin yaitu press cup

roller, open top roller dan rotorvane. Press cup roller dan open top roller yang

digunakan sebanyak 3 unit, sedangkan rotorvane yang digunakan sebanyak 2 unit.

Para pekerja yang ada di bagian ini tidak terganggu dengan kebisingan yang ada

karena mereka sudah terbiasa dengan kondisi tersebut. Mesin yang digunakan

pada unit penggilingan dan fermentasi dapat dilihat pada Gambar 10.

a. Mesin press cup roller b. Mesin open top roller

Gambar 10. Mesin yang digunakan pada unit penggilingan dan fermentasi

Selain kebisingan, bahaya lain yang ditimbulkan dari penggunaan mesin tersebut

salah satunya adalah terpotong. Pada umumnya terpotong dapat terjadi pada mesin

press cup roller dan open top roller ketika memasukkan bahan baku,

mengeluarkannya atau merapikan bahan baku yang ada pada mesin. Bahaya

terpotong terjadi ketika pekerja sedang lengah atau lalai. Lengahnya atau lalainya

pekerja tersebut dapat disebabkan karena pekerja kewalahan dalam menangani

mesin atau kondisi fisiknya sedang tidak sehat.

Bahaya tergelincir dapat terjadi karena lantai di bagian penggilingan licin. Hal itu

dikarenakan di sekitar mesin press cup roller terdapat pipa air untuk mengatur RH

38

Page 54: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

agar sesuai dengan kondisi proses. Kondisi dari pipa tersebut ada beberapa yang

bocor sehingga lantai di sekitarnya menjadi basah atau licin.

4.4.3. Pengeringan

Identifikasi bahaya pada proses pengeringan meliputi terjepit pintu mesin

pengering, tergelincir, terbakar, kebisingan, terpapar panas dan terjatuh. Bahaya

terjepit pintu mesin pengering dapat terjadi ketika pekerja membuka pintu tungku

untuk memasukkan kayu bakar atau membalikkan bara api. Biasanya untuk

melakukan hal itu pekerja menggunakan alat bantu berupa tongkat yang terbuat

dari kayu dengan bagian ujungnya terbuat dari lempeng besi.

Bahaya selanjutnya dari proses pengeringan adalah bahaya terjatuh. Adanya

bahaya ini dikarenakan ketika memasukkan bubuk teh basah ke pengering,

pekerja menggunakan tangga. Pekerja dapat terjatuh ketika beban yang diangkat

terlalu berat. Mesin pengering dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Mesin pengering

Pada proses ini menggunakan suhu yang tinggi yang berasal dari tungku yang

berbahan bakar kayu. Selain itu, teh kering yang dihasilkan memiliki karakteristik

mudah terbakar sehingga jika ada percikan api dapat menimbulkan kebakaran.

Bahaya terbakar selain dapat membakar produk dan barang, dapat juga membakar

organ tubuh manusia. Organ tubuh manusia dapat terbakar ketika sedang

memasukkan kayu bakar ke dalam tungku.

39

Page 55: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Bahaya lain pada unit pengeringan adalah kebisingan. Kebisingan ini berasal dari

alat pengering, mesin penggilingan serta mesin-mesin yang ada di bagian sortasi.

Letak ruangan pengeringan berada diantara ruang sortasi dan penggilingan. Hal

tersebut menyebabkan tingkat kebisingan di ruang pengeringan cukup tinggi

dibandingkan dengan ruangan lainnya. Kebisingan harus diperhatikan karena

dampak yang ditimbulkan cukup berbahaya yaitu dapat menyebabkan gangguan

pendengaran, baik sementara maupun permanen.

Proses pengeringan termasuk tahapan proses yang menggunakan suhu yang cukup

tinggi. Suhu yang digunakan cukup tinggi yaitu sekitar 95-110 °C dan suhu outlet

sekitar 45 °C sehingga ada kemungkinan suhu lingkungan mengalami kenaikan.

Suhu yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan jaringan pada kulit bahkan

kerusakan permanen pada kulit. Lingkungan kerja dengan suhu yang tinggi dapat

menyebabkan tidak optimalnya pekerjaan yang dilakukan. Dari kondisi tersebut

dapat muncul bahaya terpapar panas. Tungku untuk menghasilkan udara panas

dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Tungku untuk menghasilkan udara panas untuk mesin pengering

Pada proses pengeringan produk yang dihasilkan berupa teh bubuk kering

walaupun masih dalam keadaan tercampur. Teh tersebut setelah dikeringkan

dalam alat pengering dikumpulkan di lantai sehingga di lantai tersebut banyak

debunya, hal tersebut dapat menyebabkan lantai menjadi licin dan jika tidak

berhati-hati dapat tergelincir.

40

Page 56: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Bahaya yang terakhir dari proses pengeringan adalah mata terkena debu. Pada

proses pengeringan bahan yang dikeringkan berupa teh bubuk yang terdiri dari

berbagai macam ukuran salah satunya yang berukuran sangat kecil yang pada

akhirnya akan menjadi debu karena mudah diterbangkan oleh angin. Jika tidak

dilindungi, mata dapat terkena debu dan dapat menimbulkan iritasi. Selain itu, ada

beberapa tindakan pekerja yang tidak aman seperti pekerja masuk ke dalam alat

pengering untuk membersihkan teh kering yang tersisa. Teh yang tersisa di dalam

alat pengering jumlahnya cukup banyak, hal itu dikarenakan trays-nya banyak

yang sudah rusak.

4.4.4. Sortasi dan Pengepakan

Unit yang terakhir yaitu sortasi dan pengepakan. Pada unit ini terdapat delapan

bahaya yang meliputi terjepit, terhirup (debu), kebisingan, tertarik baling-baling,

terbentur, mata terkena debu, tertusuk dan tersetrum listrik. Unit ini merupakan

unit yang banyak menggunakan mesin dan jumlah pekerja yang paling banyak

dengan sebagian besar pekerjanya perempuan. Bahaya yang pertama adalah

terjepit. Terjepit ada beberapa macam diantaranya terjepit rantai, van belt, atau

terjepit oleh alat penghalus. Kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh bahaya ini

biasanya terjadi ketika pekerja membetulkan konveyor atau rantai yang macet.

Salah satu mesin yang digunakan pada unit sortasi dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Mesin yang digunakan pada unit sortasi dan pengepakan (vibro mesh)

41

Page 57: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Bahaya lain yang ada di unit sortasi dan pengepakan adalah mata terkena debu.

Pekerja yang ada pada unit ini, matanya dapat terkena debu, karena pada bagian

ini banyak debu yang berupa partikel teh yang berasal dari teh jenis dust.

Banyaknya debu yang beterbangan diakibatkan oleh sistem sirkulasi udara yang

ada di ruangan tersebut tidak baik. Salah satu penyebab sirkulasi udara kurang

baik adalah tidak beroperasinya beberapa blower yang ada di ruangan tersebut.

Blower tesebut dapat membantu mengeluarkan debu yang beterbangan di ruangan.

Selain mengenai mata, debu juga dapat terhirup. Pekerja yang ada di unit ini

merasa bahaya debu terhirup tidak signifikan karena dampaknya tidak terlihat.

Padahal dalam jangka panjang, jika debu tersebut terhirup secara terus-menerus

dapat menimbulkan gangguang pernafasan seperti gangguan paru-paru.

Adanya blower juga dapat menimbulkan bahaya. Bahaya yang dapat terjadi

tertarik baling-baling. Ada dua hal yang dapat menyebabkan kecelakaan terjadi

dengan bahaya ini. Pertama tindakan tidak aman yang dilakukan oleh pekerja

seperti membersihkan pakaian yang terkena debu di depan blower. Penyebab yang

kedua adalah alat yang rusak atau tidak diberi pengaman. Blower yang ada di unit

sortasi dan pengepakan dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Blower

Bahaya selanjutnya adalah terbentur; dan penyebab terjadinya kecelakaan akibat

terbentur adalah tindakan tidak aman yang dilakukan oleh pekerja seperti

melewati bawah konveyor ketika akan memindahkan teh ke mesin lain yang

42

Page 58: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

letaknya cukup jauh. Tindakan tidak aman tersebut dipicu karena tata letak mesin

yang kurang rapi sehingga menyulitkan mobilitas pekerja.

Pada unit sortasi hampir semua aktivitasnya menggunakan mesin. Mesin tersebut

dalam sehari beroperasi sekitar 8 jam. Adanya mesin yang dijalankan secara

bersama-sama menimbulkan kebisingan. Pekerja tidak merasa terganggu dengan

kebisingan yang ditimbulkan karena sudah merasa terbiasa. Kebisingan yang ada

pada unit sortasi maupun unit yang lainnya perlu diukur intensitasnya agar dapat

diketahui seberapa besar tingkat bahayanya. Berdasarkan Kepetusan Menteri

Tenaga Kerja Nomor KEP. 51/MEN/1999 nilai ambang batas kebisingan untuk

waktu pemajanan 8 jam per hari intensitas kebisingannya 85 dBA.

Bahaya selanjutnya adalah tertusuk. Jenis tertusuk yang dapat terjadi di unit ini

adalah tertusuk lidi atau tertusuk jarum ketika menjahit karung atau kemasan teh

kering. Bahaya ini dapat terjadi pada unit sortasi dan pengepakan karena pada unit

banyak menggunakan sapu lidi untuk membersihkan lantai dan konveyor serta

jarum untuk menjahit karung teh. Bahaya yang terakhir adalah tersetrum. Bahaya

tersebut dapat muncul karena semua mesin yang digunakan pada proses sortasi

menggunakan listrik. Tersetrum biasanya terjadi jika ada kabel yang bocor.

4.5. Penilaian Resiko dan Pengendalian Bahaya

Penilaian resiko adalah proses untuk menentukan prioritas pengendalian terhadap

tingkat resiko kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Tujuan dari langkah ini

adalah untuk menentukan prioritas untuk tindak lanjut, karena tidak semua aspek

bahaya potensial dapat ditindaklanjuti. Tingkatan resiko didapatkan dengan cara

mengalikan antara kemungkinan terjadinya bahaya dengan konsekuensi terjadinya

bahaya. Selanjutnya disesuaikan dengan matriks analisis kualitatif.

Bahaya pada proses produksi teh hitam mempunyai tingkatan resiko yang

beragam yaitu rendah, sedang dan tinggi. Jumlah tingkat resiko tersebut hampir

merata. Tingkat resiko rendah tidak memerlukan pengendalian tambahan, namun

hal yang perlu diperhatikan adalah jalan keluar yang lebih menghemat biaya atau

peningkatan yang tidak memerlukan biaya tambahan besar. Pemantauan

43

Page 59: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

diperlukan untuk memastikan bahwa pengendalian dipelihara dan diterapkan

dengan baik dan benar. Tingkat resiko sedang memerlukan tindakan untuk

mengurangi resiko tersebut, tetapi biaya pencegahan yang diperlukan perlu

diperhitungkan dengan teliti dan dibatasi. Pengukuran pengurangan resiko perlu

diterapkan dengan baik dan benar, sedangkan tingkat resiko tinggi pekerjaan tidak

dilaksanakan sampai resiko telah direduksi. Perlu dipertimbangkan sumber daya

yang akan dialokasikan untuk mereduksi resiko. Bilamana resiko ada dalam

pelaksanaan pekerjaan, maka tindakan segera dilakukan (Suardi, 2005).

Dalam melakukan pengendalian, hal yang harus dilakukan adalah memulai dari

tindakan yang terbesar. Jika tidak dapat dilakukan, maka kita menurunkan tingkat

pengendaliannya ke tingkat yang lebih rendah atau mudah. Tahapan-tahapan yang

disajikan pada bagian ini didasarkan pada pertimbangan biaya. Semakin tinggi

tingkat kendali yang dipilih, semakin tinggi pula biaya yang dibutuhkan, tetapi

tingkat resiko yang besar semakin besar pula.

Lebih lanjut Suardi (2005) menyatakan bahwa tahap pertama dalam melakukan

pengendalian adalah dengan menghilangkan penyebab bahaya. Jika tidak

memungkinkan dilakukan tindakan pencegahan atau mengurangi peluang terkena

resiko dapat dilakukan salah satu atau kombinasi dari tahap berikut:

a) Mengganti peralatan tersebut (substitusi).

b) Melakukan desain ulang perangkat kerja (engineering).

c) Melakukan isolasi sumber bahaya.

Jika ketiga alternatif tersebut tidak dapat dilakukan, maka dapat dilakukan dua

alternatif berikut ini:

a) Pengendalian secara administratif seperti prosedur, instruksi kerja, supervisi

pekerjaan.

b) Penggunaan Alat Pelindung Diri atau perlengkapan K3.

PT. Sinar Inesco sebagai industri pengolahan teh yang sudah cukup lama dengan

peralatan dan mesin yang sudah lama digunakan mempunyai peluang untuk

bertambahnya tingkat resiko bahaya, tetapi untuk saat ini perusahaan memiliki

44

Page 60: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

sumber daya yang terbatas sehingga penghilangan penyebab bahaya sangat sulit

dilakukan karena membutuhkan investasi yang tinggi. Oleh karena itu,

pengendalian yang dilakukan untuk mengurangi resiko bersifat sementara. Di

bawah ini merupakan pengendalian bahaya pada PT. Sinar Inseco sesuai dengan

urutan tingkat bahaya.

4.5.1. Prapelayuan dan Pelayuan

Berdasarkan hasil penilaian resiko, unit prapelayuan dan pelayuan terdiri dari 4

bahaya dengan tingkat resiko rendah, 1 bahaya beresiko sedang dan 2 bahaya

beresiko tinggi. Penyebab terjadinya bahaya tersebut sebagian besar diakibatkan

oleh rusaknya peralatan seperti withering trough, tindakan tidak aman yang

dilakukan oleh pekerja serta kondisi lingkungan kerja, seperti panas dan

kebisingan. Daftar bahaya pada unit prapelayuan dan pelayuan dengan tingkat

resiko serta pengendaliannya dapat dilihat pada Tabel 8.

Dari sumber bahaya tersebut dirumuskan beberapa pengendalian yaitu

pengendalian yang bersifat engineering/rekayasa dan pengendalian yang bersifat

administratif. Pengendalian yang bersifat engineering/rekayasa meliputi perbaikan

dan penggantian peralatan seperti withering trough, lantai, dan kawat penghalang

untuk baling-baling kipas. Pengendalian yang bersifat administratif meliputi

penggunaan Alat Pelindung Diri seperti sarung tangan, safety shoes dan ear plug

serta pemasangan display yang berisi pesan keselamatan kerja dan pemberlakuan

sistem sanksi. Display untuk bahaya terbentur dapat dilihat pada Lampiran 10.

45

Page 61: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tabel 8. Daftar bahaya pada unit prapelayuan dan pelayuan dengan tingkat resiko serta pengendaliannya

Bahaya P K Tingkat resiko

Pengendalian

Tergores S TS Sedang Penggunaan sarung tangan Terperosok J M Rendah Perbaikan lantai yang ada di

ruang pelayuan, perbaikan kawat withering trough, safety shoes, pemberlakuan sistem sanksi bagi yang melanggar peraturan

Terkena panas dari exhaust fan

SJ TS Rendah Penggunaan indikator suhu (termometer) pada ruangan

Terbentur kursi monorel

J TS Rendah Pemasangan display

Tertarik baling-baling kipas

SJ B Tinggi Pemasangan dan perbaikan kawat penghalang pada sisi baling-baling

Tersetrum listrik SJ B Tinggi Sumber listrik diletakkan pada tempat tertutup, pemasangan tanda bahaya disekitar area (display)

Kebisingan J TS Rendah Penggunaan ear plug, meredam, menyekat, pemindahan, pemeliharaan, penanaman pohon, peninggian tembok dan membuat bukit buatan

Keterangan : P : Peluang/kemungkinan terjadinya bahaya; K : Konsekuensi terjadinya bahaya; SJ : Sangat jarang; J : Jarang; TS : Tidak signifikan; M : Minor; B : Bencana.

4.5.2. Penggilingan dan fermentasi

Unit penggilingan dan fermentasi terdiri dari 6 bahaya dengan 1 bahaya beresiko

rendah, 3 bahaya beresiko sedang dan 2 bahaya beresiko tinggi. Pada unit bahaya

yang paling banyak adalah bahaya yang beresiko sedang dan beresiko tinggi.

Banyaknya resiko yang sedang dan tinggi disebabkan karena pada unit ini banyak

menggunakan mesin yang cukup berbahaya serta kondisi lingkungan kerja yang

kurang baik. Daftar bahaya pada unit penggilingan dan fermentasi dengan tingkat

resiko serta pengendaliannya dapat dilihat pada Tabel 9.

Pengendalian yang dapat dilakukan pada unit ini meliputi pengendalian yang

bersifat adminstraif. Pengendalian tersebut diantaranya berupa pembuatan

standard operation procedure, penggunaan APD, serta pemasangan display.

46

Page 62: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Display untuk bahaya terjatuh dapat dilihat pada Lampiran 11. Salah satu

penyebab terjadinya bahaya terjatuh adalah kurang baiknya penerangan sehingga

perlu diperbaiki. Berdasarkan Keputusan Menteri No. 1405/Menkes/SK/XI/2002

Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, agar

pencahayaan memenuhi persyaratan kesehatan perlu dilakukan tindakan sebagai

berikut :

a) Pencahayaan alam maupun buatan diupayakan agar tidak menimbulkan

kesilauan dan memilki intensitas sesuai dengan peruntukannya.

b) Kontras sesuai kebutuhan, hindarkan terjadinya kesilauan atau bayangan.

c) Untuk ruang kerja yang menggunakan peralatan berputar dianjurkan untuk

tidak menggunakan lampu neon.

d) Penempatan bola lampu dapat menghasilkan penyinaran yang optimum dan

bola lampu sering dibersihkan dan bola lampu yang mulai tidak berfungsi

dengan baik segera diganti.

Tabel 9. Daftar bahaya pada unit penggilingan dan fermentasi dengan tingkat resiko serta pengendaliannya

Bahaya P K Tingkat resiko

Pengendalian

Terjepit J B Tinggi Pembuatan SOP

Terjatuh J Sd Sedang Penggunaan safety shoes, display, perbaikan penerangan dan tangga

Tersetrum J Sd Sedang Sumber listrik diletakkan pada tempat tertutup, display tanda peringatan berbahaya

Kebisingan J Sd Sedang

Penggunaan ear plug, meredam, menyekat, pemindahan, pemeliharaan, penanaman pohon, peninggian tembok, membuat bukit buatan

Terpotong J B Tinggi Pembuatan SOP Tergelincir J TS Rendah Penggunaan Safety shoes

Keterangan : P : Peluang/kemungkinan terjadinya bahaya; K : Konsekuensi terjadinya bahaya; J : Jarang; TS : Tidak signifikan; Sd : Sedang; B : Bencana

47

Page 63: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

4.5.3. Pengeringan

Unit pengeringan terdiri dari 7 bahaya dengan 1 bahaya beresiko rendah, 3 bahaya

beresiko sedang dan 3 bahaya beresiko tinggi. Tidak jauh berbeda dengan unit

penggilingan dan fermentasi, bahaya yang banyak terjadi di unit pengeringan

merupakan bahaya yang beresiko sedang dan tinggi. Banyaknya resiko sedang dan

tinggi pada unit ini dikarenakan peralatan yang ada di ruangan pengeringan

banyak yang sudah rusak sehingga dari kondisi tidak aman tersebut pekerja

banyak melakukan tindakan tidak aman. Daftar bahaya pada unit pengeringan

dengan tingkat resiko serta pengendaliannya dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Daftar bahaya pada unit pengeringan dengan tingkat resiko serta pengendaliannya

Bahaya P K Tingkat resiko

Pengendalian

Terjepit pintu pengering J TS Rendah Pembuatan SOP

Terjatuh J B Tinggi Penggunaan sepatu boot (safety shoes), display

Terbakar J B Tinggi

Pemasangan APAR, display, penggunaan indikator suhu (termometer) pada ruangan dan pembuatan SOP

Kebisingan J B Tinggi

Penggunaan ear plug, meredam, menyekat, pemindahan, pemeliharaan, penanaman pohon, peninggian tembok dan membuat bukit buatan

Terpapar panas J Sd Sedang

Penggunaan indikator suhu (termometer) pada ruangan, penggunaan sarung tangan anti panas dan pembuatan SOP

Tergelincir J Sd Sedang Penggunaan safety shoes Mata terkena debu J Sd Sedang pemakaian eye protection,

Keterangan : P : Peluang/kemungkinan terjadinya bahaya; K: Konsekuensi terjadinya bahaya; J : Jarang; TS : Tidak signifikan; Sd : Sedang; B : Bencana; APAR : Alat Pemadam Api Ringan

Pengendalian yang dapat dilakukan pada unit ini pengendalian yang berupa

engineering control, pengendalian administratif seperti penggunaan APD, SOP

serta display. Display untuk bahaya terbakar dapat dilihat pada Lampiran 12.

Idealnya pada unit ini dilakukan pengendalian yang berupa substitusi yaitu

48

Page 64: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

mengganti peralatan yang menjadi sumber bahaya, namun untuk saat ini

perusahaan belum bisa melakukan hal tersebut karena pengendalian tersebut

membutuhkan biaya yang besar.

Salah satu bahaya yang beresiko tinggi adalah kebisingan. Kebisingan di unit ini

beresiko tinggi hal itu dikarenakan ruangan pengeringan berada diantara ruang

sortasi dan penggilingan. Sehingga ketika semua mesin berjalan ruangan

pengeringan lebih bising dibandinkan dengan ruangan lainnya. Berdasarkan

Keputusan Menteri No. 1405/Menkes/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan

Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, agar kebisingan tidak

mengganggu kesehatan atau membahayakan perlu diambil tindakan sebagai

berikut :

a) Pengaturan tataletak ruang harus sedemikian rupa agar terhindar dari

kebisingan.

b) Sumber bising dapat dikendalikan dengan beberapa cara antara lain:

meredam, menyekat, pemindahan, pemeliharaan, penanaman pohon,

peninggian tembok, membuat bukit buatan dan lain-lain.

c) Rekayasa peralatan (engineering control).

4.5.4. Sortasi dan Pengepakan

Sortasi dan pengepakan merupakan bagian produksi yang banyak menggunakan

mesin. Pada unit terdapat 8 bahaya dengan 4 bahaya beresiko rendah, 3 bahaya

beresiko sedang serta 1 bahaya beresiko tinggi. Pada unit bahaya yang paling

banyak mempunyai tingkat resiko rendah. Bahaya tersebut berasal dari kebiasaan

pekerja seperti melewati bagian bawah konveyor dan bahaya yang ditimbulkan

oleh mesin seperti kebisingan. Daftar bahaya pada unit sortasi dan pengepakan

dengan tingkat resiko serta pengendaliannya dapat dilihat pada Tabel 11.

Pengendalian yang dapat dilakukan pada bagian sortasi dan pengepakan secara

garis besar hampir sama dengan bagian yang lainnya. Pengendalian tersebut

dengan menggunakan subtitusi dengan mengganti peralatan yang rusak seperti

kawat penghalang rantai atau van belt dan pengendalian secara administratif

49

Page 65: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

seperti SOP, penggunaan APD dan display. Display untuk bahaya tersetrum dapat

dilihat pada Lampiran 13, sedangkan SOP secara keseluruhan dapat dilihat pada

Lampiran 14.

Tabel 11. Daftar bahaya pada unit sortasi dan pengepakan dengan tingkat resiko serta pengendaliannya

Bahaya P K Tingkat resiko

Pengendalian

Terjepit rantai J Sd Sedang Pembuatan SOP dan pemasangan kawat penghalang pada sisi rantai dan van belt

Terhirup/pernapasan (dust) J TS Rendah

Perbaikan sistem blower (kipas) untuk membuang debu dan penggunaan masker

Mata terkena debu S TS Sedang Perbaikan dan penambahan sistem blower danpemakaian eye protection

Tertarik baling-baling blower SJ B Tinggi

Pemasangan dan perbaikan kawat penghalang pada sisi baling-baling

Terbentur J TS Rendah Pemasangan display

Kebisingan Sd TS Rendah

Penggunaan ear plug, meredam, menyekat, pemindahan, pemeliharaan, penanaman pohon, peninggian tembok dan membuat bukit buatan

Tertusuk J TS Rendah Penggunaan sarung tangan

Teresetrum J Sd Sedang

Sumber listrik diletakkan pada tempat tertutup dan pemasangan display tanda bahaya disekitar area

Keterangan : P : Peluang/kemungkinan terjadinya bahaya; K: Konsekuensi terjadinya bahaya; SJ : Sangat jarang; J : Jarang; Sd : Sedang; TS : Tidak signifikan; Sd : Sedang; B Bencana;

Salah satu penyebab bahaya adalah timbulnya debu. Berdasarkan Keputusan

Menteri No. 1405/Menkes/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan

Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, agar kandungan debu di dalam udara

ruang kerja industri memenuhi persyaratan kesehatan maka perlu dilakukan

upaya-upaya sebagai berikut :

50

Page 66: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

a) Pada sumber dilengkapi dengan penangkap debu (dust enclosure).

b) Untuk menangkap debu yang timbul akibat proses produksi, perlu dipasang

ventilasi lokal (local exhauster) yang dihubungkan dengan cerobong dan

dilengkapi dengan penyaring debu (filter).

c) Ruang proses produksi dipasang dilusi ventilasi (memasukkan udara segar).

4.6. Faktor-Faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Safety Psychology)

4.6.1. Pelatihan dan Pendidikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pelatihan dan pendidikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan salah satu

faktor yang diperlukan oleh para pekerja untuk melakukan tugasnya dengan baik

dan aman. Adanya pelatihan dan pendidikan K3 yang diberikan oleh pihak

perusahaan akan membuat para pekerja bekerja lebih berhati-hati serta mereka

dapat melindungi diri dari bahaya-bahaya yang ada sehingga kecelakaan kerja

dapat dihindari.

Menurut Notoatmodjo (2003), pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk

mengembangkan sumberdaya manusia terutama untuk mengembangkan

kemampuan intelektual dan kepribadian manusia. Pendidikan pada umumnya

berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga profesional yang diperlukan oleh

suatu instansi atau organisasi, sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan

peningkatan kemampuan atau keterampilan karyawan yang sudah menduduki

suatu pekerjaan atau tugas tertentu.

Pelatihan dan pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan

dan pelatihan yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Pendidikan dan pelatihan tersebut meliputi pelatihan K3 untuk pekerjaan-

pekerjaan yang berbahaya, pelatihan penggunaan alat keselamatan kerja dan

pelatihan mengenai Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan. Hasil jawaban

responden mengenai pelatihan dan pendidikan K3 dapat dilihat pada Tabel 12.

Pernyataan No. 1, 2, 3 dan 5 merupakan macam-macam pelatihan dan pendidikan

yang dilakukan oleh perusahaan, sedangkan pernyataan No. 4 merupakan

pernyataan tentang manfaat dari adanya pelatihan dan pendidikan. Dari Tabel 12.

51

Page 67: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Dapat dilihat bahwa sebagian responden yaitu sekitar kurang dari 55% menyetujui

bahwa perusahaan telah melakukan pelatihan dan pendidikan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3). Sementara itu, sekitar 42% dari responden menyatakan

bahwa perusahaan tidak pernah mengadakan pendidikan dan pelatihan K3.

PT. Sinar Inesco pernah mengadakan pendidikan dan pelatihan mengenai K3.

Hanya saja waktunya tidak kontinyu dan jarang dilakukan sehingga tidak semua

pekerja mengetahui pernah diadakan pelatihan dan pendidikan tentang

keselamatan kerja. Karena jarangnya dilakukan, ada kemungkinan para pekerja

yang baru tidak mengetahui program tersebut.

Tabel 12. Hasil jawaban responden mengenai pelatihan dan pendidikan K3 Persentase Skor Nilai (%) No Pernyataan

STS TS N S SS

1 Perusahaan mengadakan pendidikan dasar bagi para pegawai

20,83 12,50 12,50 33,33 20,83

2 Perusahaan mengadakan pelatihan K3 untuk pelaksanaan pekerjaan yang berpotensi bahaya

16,67 25,00 12,50 29,17 16,67

3 Perusahaan mengadakan pelatihan khusus untuk para mandor 16,67 16,67 25,00 29,17 12,50

4 Anda merasakan manfaat dari pendidikan dan pelatihan K3 0,00 4,17 20,83 54,17 20,83

5 Perusahaan mengadakan pelatihan mengenai pertolongan pertama saat kecelakaan (P3K)

16,67 25,00 4,17 27,50 16,67

Keterangan : STS : Sangat tidak setuju; TS : Tidak setuju; N : Netral; S : Setuju; SS : Sangat setuju.

Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden, dapat diketahui sebanyak 75%

responden menyatakan menyetujui bahwa mereka merasakan manfaat dari

pendidikan dan pelatihan yang diadakan oleh perusahaan. Manfaat yang

didapatkan oleh para pekerja adalah timbulnya rasa ketenangan dalam bekerja

karena mereka sudah mempunyai pengetahuan tentang Keselamatan dan

Kesehatan Kerja sehingga tahu apa yang harus dilakukan ketika ada bahaya yang

menimpa para pekerja.

52

Page 68: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Cascio (1998) yang dikutip oleh Ilham (2002) mengatakan bahwa kecelakaan

kerja sering terjadi karena para pekerja tidak memiliki alat vital untuk melindungi

diri mereka yaitu informasi dan pengetahuan. Dengan adanya pendidikan dan

pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diadakan oleh perusahaan,

diharapakan mampu memberikan informasi dan pengetahuan kepada para pekerja

sehingga mereka dapat melindungi diri mereka dari setiap bahaya serta

kecelakaan kerja dapat dihindari.

4.6.2. Publikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

PT. Sinar Inesco merupakan industri pengolahan teh yang mempunyai tingkat

bahaya dan resiko kecelakaan yang bervariasi pada kegiatan produksinya. Tingkat

resiko yang dimiliki oleh PT. Sinar Inesco meliputi resiko rendah, sedang, dan

tinggi. Publikasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hal-hal yang

berkenaan dengan pemberian informasi mengenai keselamatan kerja. Adanya

tanda-tanda atau display mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja di

lingkungan kerja bertujuan untuk melindungi para pekerja agar terhindar dari

bahaya dan kecelakaan kerja. Publikasi K3 yang terdapat di PT. Sinar Inesco

berupa larangan-larangan, seperti larangan merokok, membuang sampah

sembarangan, naik ke atas trough, serta peringatan bahaya tegangan tinggi pada

instalasi listrik. Hasil dari jawaban responden mengenai Publikasi Keselamatan

dan Kesehatan Kerja dapat dilihat pada Tabel 13.

Berdasarkan hasil jawaban responden mengenai publikasi K3 sekitar 66,67%

responden menyatakan bahwa perusahaan telah melakukan sosialisasi program

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian

besar karyawan mengetahui bahwa perusahaan telah melakukan sosialisasi

program K3 nya. Responden yang menyatakan ragu-ragu serta yang menyatakan

perusahaan tidak melakukan sosialisasi program K3, kemungkinan besar

responden tersebut merupakan karyawan baru. Selain itu, PT. Sinar Inesco

melakukan sosialisasi program K3 tidak secara berkala sehingga ada

kemungkinan para pekerja lupa.

53

Page 69: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tabel 13. Hasil jawaban responden mengenai publikasi K3

Persentase Skor Nilai (%) No Pernyataan STS TS N S SS

1 Perusahaan telah melakukan sosialisasi tentang program K3 0,00 16,67 16,67 54,17 12,50

2 Perusahaan telah melakukan sosialisasi tentang penggunaan Alat perlindungan Diri

4,17 8,33 12,50 45,83 29,17

3 Perusahaan telah melakukan sosialisasi tentang penggunaan alat pemadam kebakaran (APAR)

0,00 12,50 12,50 37,50 37,50

4

Perusahaan telah melakukan sosialisasi tentang prosedur keselamatan kerja untuk pelaksanaan pekerjaan yang berpotensi bahaya

4,17 8,33 8,33 54,17 25,00

5 Pemasangan tanda peringatan di tempat yang berpotensi bahaya 4,17 0,00 4,17 66,67 25,00

6 Di lingkungan perusahaan terdapat pesan-pesan tentang keselamatan kerja

4,17 4,17 4,17 66,67 20,83

7 Perusahaan memberikan informasi tentang tingkat bahaya pekerjaan 4,17 20,83 12,50 29,17 33,33

Keterangan : STS : Sangat tidak setuju; TS : Tidak setuju; N : Netral; S : Setuju; SS : Sangat setuju

Sebanyak 75% responden menyatakan bahwa perusahaan telah melakukan

sosialisasi tentang penggunaan Alat pelindung Diri. Berdasarkan data tersebut

dapat dilihat bahwa sebagian besar karyawan mengetahui adanya sosialisasi

tentang penggunaan APD. Perusahaan melakukan sosialisasi penggunaan Alat

Pelindung Diri pada waktu karyawan masuk kerja pertama kali. Alat Pelindung

Diri yang banyak digunakan oleh karyawan adalah masker dan sarung tangan.

Hampir sebagian besar responden yaitu sekitar 75% menyatkan bahwa perusahaan

telah melakukan sosialisasi tentang penggunaan APAR. PT. Sinar Inesco

melakukan sosialisasi tentang penggunaan APAR karena dalam kegiatan

produksinya ada resiko kebakaran. Alat Pemadam Api Ringan ditempatkan di

beberapa tempat yang mempunyai resiko terjadi kebakaran seperti di ruang

generator, ruang pelayuan, ruang pengeringan, penggilingan dan sortasi. Hanya

54

Page 70: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

saja untuk ruang pengeringan, penggilingan, serta sortasi APAR-nya belum

dipasang kembali karena telah digunakan.

Berdasarkan tabulasi hasil jawaban responden juga dapat dilihat bahwa 79,17%

responden menyatakan bahwa perusahaan telah melakukan sosialisasi tentang

prosedur keselamatan kerja untuk pelaksanaan pekerjaan yang berpotensi bahaya.

Pekerjaan yang berpotensi bahaya tinggi pada umumnya pekerjaan yang

menggunakan mesin. Pekerja yang mengoperasikan mesin merupakan pekerja

yang sudah berpengalaman karena massa kerjanya sudah lama. Kecelakaan terjadi

biasanya diakibatkan oleh kelalaian pekerja ketika mengoperasikan mesin.

Lebih dari 90% responden menyatakan bahwa di lingkungan kerja ada

pemasangan tanda-tanda peringatan di tempat yang berpotensi bahaya, sedangkan

untuk pesan-pesan tentang keselamatan kerja 87,5% responden menyatakan ada.

Tanda-tanda peringatan dan pesan keselamatan kerja tersebut dipasang di

beberapa tempat seperti ruang pelayuan, sortasi, penggilingan, dan pengeringan.

Pada awalnya PT. Sinar Inesco banyak memasang tanda-tanda peringatan, namun

saat ini tanda-tanda tersebut sudah banyak yang tidak terpasang karena ada

beberapa pekerja yang mencopot tanda tersebut. Salah satu tanda peringatan yang

digunakan di ruang pelayuan dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15. Publikasi K3 yang Ada di ruang pelayuan

Sekitar 62,50% responden menyatakan bahwa perusahaan memberikan informasi

tentang tingkat bahaya pekerjaan. Perusahaan telah memberikan informasi

mengenai tingkat bahaya pekerjaan untuk setiap bagian produksi. Hal tersebut

dapat dilihat dengan adanya beberapa publikasi K3 yang menyatakan tentang

55

Page 71: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

tingkat bahaya. Adanya responden yang ragu-ragu dan tidak tahu kemungkinan

besar tidak mengikuti pelatihan yang diadakan oleh perusahaan dan tidak

memperhatikan publikasi K3 yang ada.

4.6.3. Kontrol Lingkungan Kerja

Adanya kontrol lingkungan kerja bertujuan agar lingkungan kerja tersebut aman

dan nyaman sehingga tingkat kecemasan dari karyawan akan menurun serta

karyawan dapat bekerja secara optimal. Kontrol lingkungan kerja yang dibahas di

sini meliputi suhu ruangan, kondisi ventilasi, pendingin, penerangan dan

ketersediaan alat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K). Selain itu,

pemeriksaan APD, perbaikan instalasi/peralatan kerja serta pemeriksaan

kesehatan. Hasil jawaban responden mengenai kontrol lingkungan kerja dapat

dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Hasil jawaban responden mengenai kontrol lingkungan kerja Persentase Skor Nilai (%) No Pernyataan

STS TS N S SS 1 Suhu ruangan cukup baik 0,00 4,17 16,67 54,17 25,00

2 Kondisi ventilasi, pendingin, penerangan cukup baik 0,00 0,00 12,50 58,33 29,17

3 Pemeriksaan kesehatan secara berkala 8,33 16,67 12,50 41,67 20,83

4 Pemeriksaan kondisi APD, APAR, sistem hidrant secara berkala 4,17 4,17 20,83 41,67 29,17

5 Perusahaan menyediakan P3K 0,00 8,33 12,50 50,00 29,17

6 Kontrol sumber resiko di tempat kerja dan lingkungan 0,00 4,17 16,67 58,33 20,83

7

Perbaikan/mengganti instalasi, ruang kerja, dan peralatan kerja yang menimbulkan bahaya jika teridentifikasi memiliki potensi bahaya

0,00 0,00 12,50 58,33 29,17

Keterangan : STS : Sangat tidak setuju; TS : Tidak setuju; N : Netral; S : Setuju; SS : Sangat setuju.

Berdasarkan Tabel 14, didapat bahwa 79,17% responden menyatakan suhu

ruangan yang ada di lingkungan kerja cukup baik. Suhu ruangan yang ada di

lingkungan kerja PT. Sinar Inesco dapat dikategorikan cukup baik. Hal tersebut

56

Page 72: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

dikarenakan ada beberapa bagian ruangan yang terbuka sehingga udara dari luar

dapat masuk. Selain itu, letak pabrik yang berada di pegunungan membuat suhu

ruangan di sekitar lingkungan kerja berkisar antara 24-25 °C. Suhu tersebut masih

dalam kategori normal berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 261

Tahun 1998 yang mensyaratkan lingkungan kerja harus mempunyai rentang suhu

18-30 °C. Tetapi ada juga ruangan yang bersuhu lebih dari 25 °C yaitu ruangan

pengeringan.

Sekitar 87,50% responden menyatakan bahwa ventilasi, pendingin, serta

penerangan yang ada di lingkungan kerja cukup. Adanya ventilasi, pendingin dan

penerangan yang baik dapat memberikan perasaan yang aman dalam melakukan

pekerjaan serta dapat menghindari timbulnya kecelakaan kerja. Ventilasi,

pendingin, dan penerangan yang ada di lingkungan kerja masih berfungsi dengan

baik sehingga para karyawan tidak mengeluh tentang kondisi tersebut.

Sebanyak 62,50% responden berpendapat bahwa perusahaan melakukan

pemeriksaan secara berkala. Bervariasinya jawaban responden tersebut

dikarenakan para pekerja tidak dapat membedakan pemerikasaan kesehatan yang

merupakan program perusahaan dan pemeriksaan kesehatan yang merupakan

fasilitas yang disediakan oleh perusahaan bagi karyawan yang sakit atau

mengalami kecelakaan kerja.

Berdasarkan hasil jawaban responden mengenai pemeriksaan kondisi APD,

APAR serta sistem hidrant diketahui bahwa 70,84 % menyatakan perusahaan

melakukan pemeriksaan terhadap alat tersebut. PT. Sinar Inesco melakukan

pengecekan terhadap alat-alat keselamatan kerja khususnya alat keselamatan kerja

yang vital seperti APAR. Perusahaan juga melakukan pemeriksaan terhadap Alat

Perlindungan Diri yang dipakai oleh karyawan, namun jika ada APD yang rusak

terkadang karyawan sendiri yang membelinya. APAR yang digunakan di PT.

Sinar Inesco dapat dilihat pada Gambar 16.

Sebagian besar responden yaitu sekitar 79,10 % menyatakan bahwa perusahaan

menyediakan perlengkan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan. Perlengkapan

P3K sangat diperlukan sebagai alat bantuan pertama atau pertolongan minimalis

57

Page 73: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

ketika terjadi kecelakan kerja di tempat kerja. Idealnya perlengkapan P3K ada di

setiap ruangan, namun PT. Sinar Inesco hanya menyediakan perlengkapan P3K di

kantor yaitu di atas ruang produksi. Perlengkapan P3K yang disediakan meliputi

kapas, kain kasa, betadine, obat gosok, serta obat-obatan ringan lainnya.

Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik

Indonesia No: Per-15/Men/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada

Kecelakaan di tempat kerja, jenis kotak P3K yang harus disediakan untuk tenaga

kerja 100 orang atau lebih adalah 1 kotak jenis C atau 2 kotak B, atau 4 kotak A,

atau 1 kotak B dan 2 kotak A. Setiap jenis kotak P3K dapat dilihat pada Lampiran

15.

Gambar 16. Alat Pemadam Api Ringan yang ada di ruang pelayuan

Mayoritas responden yaitu sekitar 79,16% menyatakan bahwa ada kontrol sumber

resiko di lingkungan kerja. Alat kontrol sumber resiko yang ada di lingkungan

kerja meliputi termometer dan higrometer. Termometer merupakan alat untuk

mengukur suhu, sedangkan higrometer digunakan untuk mengukur kelembaban

ruangan atau Relative Humidity. Selain sebagai alat kontrol lingkungan kerja,

termometer dan higrometer juga berfungsi sebagai pengontrol proses khususnya

untuk bagian penggilingan dan pelayuan.

Sekitar 87,50 % responden menyatakan bahwa perusahaan melakukan perbaikan

atau mengganti instalasi ruang kerja, dan peralatan kerja yang menimbulkan

bahaya jika teridentifikasi memiliki potensi bahaya. Perusahaan senantiasa

mengecek peralatan-peralatan kerja khususnya mesin agar tidak menimbulkan

bahaya bagi para pekerja. Bahkan untuk mengecek dan perbaikan peralatan ada

58

Page 74: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

bagian khusus yang ditunjuk yaitu bagian teknik. Adanya responden yang

menjawab ragu-ragu dikarenakan responden tersebut kurang memperhatikan atau

responden tersebut tidak puas dengan perbaikan yang telah dilakukan oleh

perusahaan.

4.6.4. Pengawasan dan Disiplin

Pengawasan keselamatan kerja (safety inspection) sangat penting dilakukan secara

teratur untuk mengetahui sedini mungkin sumber-sumber bahaya potensial yang

mungkin dapat menyebabkan kecelakaan kerja dan menggangu kesehatan kerja.

Selain pengawasan, disiplin juga merupakan hal penting yang harus diperhatikan

oleh perusahaan. Adanya pengawasan terhadap lingkungan kerja serta perilaku

kerja dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Pengawasan dan disiplin yang

dibahas disini meliputi pengecekan terhadap alat-alat yang digunakan seperti

APD, alat-alat K3, pemberlakuan peraturan dan sistem sanksi, serta mengenai

kelembagaan K3 dan audit internal maupun eksternal untuk penerapan K3 yang

ada di PT. Sinar Inesco. Hasil jawaban responden mengenai pengawasan dan

disiplin dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Hasil jawaban responden mengenai pengawasan dan disiplin Persentase Skor Nilai (%) No Pernyataan

STS TS N S SS

1 Pengecekan terlebih dahulu alat-alat sebelum digunakan 4,17 4,17 0,00 66,67 20,83

2 Kewajiban penggunaan APD 4,17 4,17 25,00 41,67 25,00

3 Pengecekan alat-alat K3 secara berkala 4,17 8,33 8,33 58,33 20,83

4 Pemberlakuan peraturan dan pemberian sanksi 16,67 12,50 16,67 41,67 8,33

5 Memberikan pengawasan terhadap bahan-bahan berbahaya 4,17 4,17 16,67 54,17 20,83

6 Perusahaan mempunyai peraturan 4,17 4,17 12,50 54,17 25,00

7 Ada departemen khusus yang menangani K3 4.17 16,67 8,33 45,83 25,00

8 Ada audit internal dan eksternal terhadap pelaksanaan K3 0,00 25,00 20,83 41,67 12,50

Keterangan : STS : Sangat tidak setuju; TS : Tidak setuju; N : Netral; S : Setuju; SS : Sangat setuju.

59

Page 75: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Sebagian besar responden yaitu sekitar 87,50% menyatakan bahwa perusahaan

senantiasa mengecek terlebih dahulu alat-alat sebelum digunakan. Pengecekan

alat-alat sangat diperlukan agar ketika alat tersebut beroperasi tidak ada masalah

sehingga proses produksi berjalan dengan lancar dan potensi kecelakaan kerja

dapat dikurangi. Pengecekan tersebut biasanya dilakukan oleh pekerja di

bagiannya masing-masing.

Sebanyak 66,67% responden menyatakan bahwa di lingkungan kerjanya terdapat

kewajiban menggunakan APD. Alat Pelindung Diri berfungsi untuk melindungi

para pekerja dari berbagai macam bahaya dan polusi sehingga dapat mengurangi

penyakit akibat kerja. Untuk mendukung program tersebut perusahaan

menyediakan APD bagi para pekerja, namun jika ada APD yang rusak tidak

semuanya diganti oleh perusahaan. Hal itu tergantung dari usaha pekerja untuk

melobi pihak manajemen perusahaan. APD yang disediakan oleh perusahaan

sebagian besar berupa masker dan sarung tangan.

Sebagai bentuk dari tanggung jawab perusahaan terhadap keselamatan dan

kesehatan kerja karyawan, perusahaan melakukan pengecekan tehadap alat-alat

K3 seperti Alat Pemadam Api Ringan dan Alat Perlindungan Diri. Dari Tabel 15.

dapat dilihat sekitar 79,16% dari responden menyatakan bahwa perusahaan

melakukan pengecekan terhadap alat-alat K3. PT. Sinar Inesco melalui bagian

teknik telah melakukan pengecekan terhadap alat-alat K3, namun pengecekan

tersebut belum terjadwal sehingga ada beberapa alat K3 yang belum diperbaiki

sampai sekarang.

Berdasarkan Tabel 15, diketahui bahwa 50% responden menyatakan bahwa ada

pemberlakuan peraturan dan pemberian sanksi. Demikian juga dengan pernyataan

No. 6 yang menyatakan bahwa perusahaan mempunyai peraturan, hampir

sebagian responden yaitu sekitar 79,17% menyatakan perusahaan mempunyai

peraturan. PT. Sinar Inesco mempunyai peraturan mengenai Keselamatan dan

Kesehatan Kerja karyawan, namun peraturan tersebut tidak banyak diketahui oleh

para pekerja dan belum tersosialisasi dengan baik. Separuh dari para pekerja tidak

mengetahui adanya peraturan tersebut, hal itu dikarenakan sebagian besar dari

peraturan tersebut tidak secara tertulis. Pemberian sanksi terhadap para pekerja

60

Page 76: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

yang melanggar peraturan juga tidak tegas sehingga banyak pekerja yang

melakukan pelanggaran peraturan dan mengulanginya kembali.

PT. Sinar Inesco belum mempunyai departemen khusus yang menangani

Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Selain itu, dari segi manajemennya pun belum

ada kelembagaannya. Berdasarkan jawaban responden, 70,83% menyatakan

bahwa perusahaan mempunyai departemen khusus yang menangani K3. Sebagian

responden menganggap bahwa balai kesehatan karyawan merupakan departemen

khusus yang menangani K3.

Pernyataan yang terakhir, mengenai adanya audit internal dan eksternal terhadap

pelaksanaan K3 sebagian responden yaitu sekitar 54,17% menyatakan ada. Audit

eksternal pelaksanaan K3 pada PT. Sinar Inesco dilakukan oleh Dinas

Ketenagakerjaan dan Transmigrasi pemerintah setempat. Hanya saja audit tersebut

terkadang hanya sebatas pemberian laporan dari pihak perusahaan dan tidak

sampai ke tahap evaluasi program, sedangkan untuk audit internalnya belum

terjadwal secara berkala. Sehingga sampai saat ini PT. Sinar Inesco belum

mempunyai sertifikat K3.

4.6.5. Peningkatan Kesadaran K3

Program-program Keselamatan dan Kesehatan Kerja akan bekerja sangat baik jika

didukung dengan iklim yang positif. Adanya iklim yang mendukung ini akan

sangat membantu pelaksanaan program K3 di perusahaan. Salah satu iklim yang

mendukung adalah terbentuknya kesadaran di setiap komponen perusahaan untuk

melaksanakan K3. Hasil jawaban responden mengenai faktor peningkatan

kesadaran K3 dapat dilihat pada Tabel 16.

Sebagian besar responden yaitu 91,67% berpendapat bahwa perusahaan

memberikan perhatian yang besar terhadap masalah K3. Salah satu bentuk

perhatian perusahaan terhadap masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah

dengan disediakannya berbagai macam alat keselamatan kerja seperti APD dan

APAR. Selain itu, perusahaan juga menyediakan fasilitas kesehatan berupa Balai

Kesehatan beserta dokter yang siap melayani pekerja jika ada yang mengalami

61

Page 77: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

kecelakaan kerja atau sakit. Bentuk perhatian lain yang diberikan oleh perusahaan

adalah dengan menawarkan Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK) bagi pekerja yang

berminat.

Tabel 16. Hasil jawaban responden mengenai peningkatan kesadaran K3 Persentase Skor Nilai (%) No Pernyataan

STS TS N S SS

1 Perusahaan memberikan perhatian yang besar terhadap masalah K3 0,00 0,00 8,33 66,67 25,00

2 Perusahaan menempatkan K3 sebagai prioritas utama 0,00 0,00 16,67 58,33 25,00

3 Perusahaan sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja anda

0,00 0,00 8,33 62,50 29,17

4 Memiliki motivasi yang baik untuk melaksanakan K3 0,00 4,17 0,00 66,67 29,17

5 Perusahaan menginginkan masukan-masukan dari anda terkait dengan masalah K3

4,17 12,50 8,33 54,17 20,83

Keterangan : STS : Sangat tidak setuju; TS : Tidak setuju; N : Netral; S : Setuju; SS : Sangat setuju.

Berdasarkan Tabel 16. diketahui bahwa 83,33% responden berpendapat bahwa

perusahaan menempatkan K3 sebagai prioritas utama. Begitupun dengan

pernyataan perusahaan sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja,

91,69% responden menyatakan setuju. Salah satu alasan sebagian responden

menyatakan setuju adalah dengan melihat fasilitas kesehatan yang disediakan oleh

perusahaan. Responden berpendapat bahwa fasilitas tersebut merupakan bukti

perusahaan memprioritaskan dan memberikan perhatian terhadap K3 para

pekerjanya.

Hampir seluruh responden yaitu sekitar 95,84% menyatakan bahwa mereka

memiliki motivasi yang baik untuk melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja. Pekerja memahami bahwa dengan melaksanakan K3 akan mencegah

terjadinya kecelakaan kerja sehingga motivasi yang baik perlu ditumbuhkan.

Adanya responden yang tidak memiliki motivasi dalam melaksanakan K3

kemungkinan dalam bekerjanya ceroboh sehingga peluang terjadinya kecelakaan

kerja tinggi. Tidak adanya motivasi untuk melaksanakan K3 bisa disebabkan

62

Page 78: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

karena pekerja tersebut tidak memahami pentingnya Keselamatan dan Kesehatan

Kerja baik bagi dirinya maupun bagi orang lain. Untuk menumbuhkan motivasi

tersebut, perusahaan dapat memberikan pendidikan dan pelatihan mengenai K3

bagi para pekerja.

Sebanyak 75% responden berpendapat bahwa perusahaan menginginkan adanya

masukan-masukan dari pekerja terkait masalah K3. Masukan-masukan mengenai

K3 sangat diharapkan oleh perusahaan agar program K3 yang dibuat sejalan

dengan kebutuhan pekerja. Perusahaan menerima masukan dari pekerja baik

secara tertulis maupun secara lisan. Selain itu, untuk menyalurkan aspirasi pekerja

baik dalam masalah K3 ataupun yang lainnya dapat menggunakan serikat pekerja

yang ada di perusahaan.

63

Page 79: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Proses produksi teh kering skala industri terdiri dari beberapa tahap yaitu

prapelayuan, pelayuan, penggilingan, fermentasi, pengeringan serta sortasi dan

pengepakan. Proses pengolahan teh memungkinkan adanya resiko kecelakaan

yang terjadi kepada para pekerja. Pada proses prapelayuan dan pelayuan terdiri

dari 7 macam bahaya. Bahaya tersebut meliputi bahaya terperosok, terkena panas,

terbentur dan kebisingan dengan resiko rendah. Tergores dengan resiko sedang

serta tertarik baling-baling dan tersetrum listrik dengan resiko tinggi.

Pada proses penggilingan dan fermentasi bahaya yang muncul terdiri dari

tergelincir dengan resiko rendah, sedangkan bahaya terjatuh, tersetrum dan

kebisingan beresiko sedang. Bahaya terpotong dan terjepit mempunyai resiko

tinggi. Proses selanjutnya yaitu pengeringan mempunyai bahaya terjepit pintu

pengering dengan resiko rendah dan bahaya terpapar panas serta tergelincir

dengan resiko sedang. Bahaya lainnya yaitu terjatuh, terbakar serta kebisingan

yang termasuk ke dalam kategori resiko tinggi.

Proses yang terakhir adalah sortasi dan pengepakan yang terdiri dari debu

terhirup, terbentur, tertusuk serta kebisingan yang beresiko rendah. Bahaya yang

beresiko sedang terdiri dari bahaya terjepit, mata terkena debu dan tersetrum,

sedangkan bahaya tertarik baling-baling blower merupakan bahaya yang beresiko

tinggi.

Penyebab terjadinya bahaya secara garis besar dapat kelompokkan menjadi dua

yaitu tindakan tidak aman yang dilakukan oleh pekerja dan kondisi tidak aman.

Tindakan tidak aman dilakukan karena minimnya pengetahuan pekerja mengenai

Keselamatan dan Kesehatan kerja. Kondisi tidak aman banyak yang disebabkan

karena rusaknya peralatan seperti mesin-mesin produksi dan peralatan

keselamatan kerja.

Secara umum pengendalian yang dapat dilakukan untuk mereduksi bahaya-bahaya

tersebut adalah dengan engineering atau rekayasa yaitu penggantian mesin dan

64

Page 80: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

peralatan yang rusak serta perubahan tata letak mesin. Pengendalian yang bersifat

administratif seperti penggunaan standard operation procedure. Pengendalian

yang terakhir adalah penggunaan Alat Pelindung Diri. Pengendalian tersebut

masih bersifat sementara.

Faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diamati merupakan bagian dari

safety psychology yang terdiri dari pendidikan dan pelatihan K3, publikasi dan

kontes K3, kontrol lingkungan kerja, pengawasan dan disiplin serta peningkatan

kesadaran K3. Bagian-bagian tersebut terdiri dari beberapa pernyataan yang

berhubungan dengan manajemen dan lingkungan kerja. Hampir seluruh

pernyataan tersebut diketahui oleh responden dengan tingkat pengetahuan diatas

50%. Hal tersebut menunjukkan bahwa pekerja serta manajemen perusahaan

sudah cukup baik dalam upaya melaksanakan K3. Hanya saja diantara bagian

safety psychology yang diamati, bagian pendidikan dan pelatihan mempunyai

persentase yang lebih kecil dibandingkan dengan bagian yang lain. Ini berarti

bagian tersebut penerapannya masih kurang sehingga perlu diperbaiki.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa saran yang dapat diberikan antara

lain :

1. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja baik

berdasarkan OHSAS 18001:2008 maupun Permenaker No. 05/1996. Selain

itu, perlu ada evaluasi terhadap pengendalian bahaya yang telah dilakukan

agar memberikan hasil terbaik untuk pengendalian bahaya yang sesuai pada

setiap unit. Salah satu langkah awal penerapan SMK3 adalah dengan

membentuk organisasi K3 atau membentuk P2K3 (Panitia Pembina

Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Rekomendasi struktur P2K3 dapat dilihat

pada Lampiran 16.

2. Perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif agar

penilaian resiko yang dilakukan lebih spesifik sehingga cara pengendaliannya

tepat.

65

Page 81: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

3. Untuk meningkatkan pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

diperlukan pendidikan dan pelatihan mengenai K3. Adanya pendidikan dan

pelatihan K3 tersebut diharapkan dapat mengubah pola sikap pekerja

sehingga pelaksanaan K3 dapat berjalan secara sempurna.

66

Page 82: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Modul Kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja. www.safesci.unsw.edu.au/gens8003/module5/hazardnrisk.htm. Diakses pada tanggal 8 Juni 2007.

Ansori, A. 2008. Trend Kecelakaan Kerja dan Klaim Jaminan Kecelakaan Kerja . www.apindonesia.com. Diakses pada tanggal 30 Desember 2009

Hamzah, S. 2005. Evaluasi Jenis dan Area Potensi Kecelakaan Kerja Pada Industri Pabrik ”X” [skripsi]. Makassar: Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Hasanudin.

Hasan, M.I. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Herdiyanto, A. 2003. Tingkat kebisingan Mesin pada Industri Penggergajian (di PT. Perhutani Unit II Jawa Timur) [skripsi]. Bogor: Jurusan Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Ilham, R.N. 2002. Analsis Hubungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dengan Motivasi kerja Karyawan di PT. Goodyear Indonesia [kripsi]. Bogor: Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertania, Institut Pertanian Bogor.

International Labour Organization. 2000. Safety and Health in Agriculture. Geneva: International Labour Organization.

Departemen Kesehatan. 1998. Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Jakarta: Kerja. Departemen Kesehatan.

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 1992. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No/Per-02/Men/1992 tentang Tata Cara Penunjukkan Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 1999. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja. Jakarta: Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 2008. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No:Per-15/Men/VIII/2008. tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja. Jakarta: Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Malau, H. 2007. Mempelajari Pola Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Kegiatan Produksi di PT. Toba Pulp Lestari Tbk [skripsi]. Bogor:

67

Page 83: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Mangkunegara, A.A. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Reamaja Rosda Karya.

Mardalis. 2004. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.

Markkanen, P.K. 2004. Keselamatan dan kesehatan kerja di Indonesia. Manila: International Labor Organization Sub regional Officer for South East Asia and the Pacific.

Nasri, S.M. 2002. Resiko Tinggi di Tempat Kerja Rumah sakit Kumpulan Makalah Seminar K3 Rumah Sakit Persahabatn Tahun 2000 dan 2001. Hastuti, Tjandra.Y.A, editor. Jakarta: UI Press.

Notoatmodjo, S. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugroho, B.A. 2005. Strategi jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: Andi.

Prihardany, D. 2004. Hubungan Antara Motivasi, Pengetahuan dan Keterampilan Karyawan Tentang Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) dengan Persepsi Terhadap Risiko di PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk, Citeureup, Bogor [tesis]. Jakarta: Magister Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

Rivai, V. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik. Jakarta: PT. Raja Grafondo Persada.

Sabdoadi. 1979. Pencegahan Kecelakaan Kerja di Industri. Surabaya: Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

Santoso, G. 2004. Manajemen Keselamtan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Sevilla, C.G, Ochave, J.A, Punsalan, T.G, Regala, B.P dan Gabriel G.U. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Tuwu, Alimuddin (Penerjemah). Jakarta: UI Press.

Side, G.W. 1998. Environmental, Health, and Safety. Mc. Graw Hill, New York.

Silaban, G. 2003. Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja Karyawan PT. Industri Sandang II Unit Patal Secang [skripsi]. Medan: Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara.

Singarimbun, M dan Effendi, S. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.

68

Page 84: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Standards of Australia. 1999. No. AS/NZS 4360:1999 Mengenai Risk Management. Standards Association of Australia, Strathfield NSW.

Stricoff, R. dan Walters, D.B. 1995. Hand Book of Laboratory Health and Safety Second Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Suardi, R. 2005. Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PPM.

Sugeng, A.M et al. 2005. Bunga Rampai Hiperkes & KK Edisi kedua. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Suma’mur. 1994. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Haji Masagung.

Topobroto, H.S. 2002. Kebijakan dan Kondisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Indonesia (Policy and Condition of Occupational Safety and Health in Indonesia); Jakarta: International Labor Organization.

Umar, H. 2002. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

69

Page 85: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lampiran 1. Kuesioner penelitian

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA

INDUSTRI PENGOLAHAN TEH

(Studi Kasus Bagian produksi PT. Sinar Inesco, Tasikmalaya)

Oleh: Yeni Rohaeni (F34050071)

Di bawah bimbingan Dr. Ir. Tajuddin Bantacut, M.Sc

dan Ir. Andes Ismayana, MT.

Pengantar

Kuesioner ini disusun untuk melihat dan mengetahui penerapan K3 serta bahaya

yang terjadi dalam kegiatan produksi. Kuesioner semata-mata ditujukan untuk

keperluan ilmiah dan penyelesaian tugas skripsi, oleh karena itu jawaban yang

bapak/ibu/saudara berikan tidak akan berkaitan dengan penilaian kinerja anda.

Untuk itu saya mohon kesediaan bapak/ibu/saudara untuk mengisi kuesioner ini

dengan lengkap, jujur, sesuai dengan keadaan sebenarnya agar informasi ilmiah

yang disajikan nantinya dapat dipertanggungjawbakan.

Terima kasih

Berilah tanda silang (X) pada kolom jawaban sesuai dengan pilihan anda!

BAGIAN 1. IDENTITAS RESPONDEN

Nama :…………..............................

Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan

Usia :……….Tahun

Pendidikan Terakhir :………………………………

Masa Kerja :………..Tahun

Bagian/Departemen :……………………………...

70

Page 86: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

BAGIAN II. SAFETY PSYCHOLOGY

A. Pendidikan dan Pelatihan

No Pernyataan STS (1)

TS (2)

Netral (3)

S (4)

SS (5)

1 Perusahaan mengadakan pendidikan dasar bagi para pegawai

2 Perusahaan mengadakan pelatihan K3 untuk pelaksanaan pekerjaan yang berpotensi bahya

3 Perusahaan mengadakan pelatihan khusus untuk para mandor

4 Anda merasakan manfaat dari pendidikan dan pelatihan K3

5 Perusahaan mengadakan pelatihan mengenai pertolongan pertama saat kecelakaan (P3K)

B. Publikasi K3

No Pernyataan STS (1)

TS (2)

Netral (3)

S (4)

SS

(5)

1 Perusahaan telah melakukan sosialisasi tentang program K3

2 Perusahaan telah melakukan sosialisasi tentang penggunaan Alat perlindungan Diri

3 perusahaan telah melakukan sosialisasi tentang Penggunaan alat pemadam kebakaran (APAR)

4

Perusahaan telah melakukan sosialisasi tentang prosedur keselamtan kerja untuk pelaksana pekerjaan yang berpotensi bahaya

5 Pemasangan tanda peringatan di tempat yang berpotensi bahaya

6 Di lingkungan perusahaan terdapat pesan-pesan tentang keselamatan kerja

7 Perusahaan memberikan informasi tentang tingkat bahaya pekerjaan

71

Page 87: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

C. Kontrol Lingkungan Kerja

No Pernyataan STS (1)

TS (2)

Netral (3)

S (4)

SS (5)

1 Suhu ruangan cukup baik

2 Kondisi ventilasi, pendingin, penerangan cukup baik

3 Pemeriksaan kesehatan secara berkala

4 Pemeriksaan kondisi APD, APAR, sistem hidrant secara berkala

5 Perusahaan menyediakan P3K

6 Kontrol sumber resiko di tempat kerja dan lingkungan

7

Perbaikan/mengganti instalasi, ruang kerja, dan peralatan kerja yang menimbulkan bahaya jika teridentifikasi memiliki potensi bahaya

D. Pengawasan dan Disiplin

No Pernyataan STS (1)

TS (2)

Netral (3)

S (4)

SS (5)

1 Pengecekan terlebih dahulu alat-alat sebelum digunakan

2 Kewajiban penggunaan APD 3 Pengecekan alat-alat K3 secara berkala

4 Pemberlakuan peraturan dan pemberian sanksi

5 Memberikan pengawasan terhadap bahan-bahan berbahaya

6 Perusahaan mempunyai peraturan

7 Ada departemen khusus yang menangani K3

8 Ada audit internal dan eksternal terhadap pelaksanaan K3

72

Page 88: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

E. Peningkatan Kesadaran K3

No Pernyataan STS (1)

TS (2)

Netral (3)

S (4)

SS (5)

1 Perusahaan memberikan perhatian yang besar terhadap masalah K3

2 Perusahaan menempatkan K3 sebagai prioritas utama

3 Perusahaan sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja anda

4 Memiliki motivasi yang baik untuk melaksanakan K3

5 Perusahaan menginginkan masukan-masukan dari anda terkait dengan masalah K3

Keterangan STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju Netral : Netral S : Setuju SS : Sangat Setuju

BAGIAN III. Peluang Terjadinya Bahaya

1. Unit Pra Pelayuan dan Pelayuan

No Bahaya potensial SJ (1)

J (2)

Sd (3)

S (4)

SS (5)

1 Tergores 2 Terperosok

3 Terkena panas (lingkungan pada suhu tinggi)

4 Terbentur kursi monorel 5 Tertarik baling-baling exhaust fan 6 Tersetrum listrik 7 Kebisingan

73

Page 89: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2. Unit Penggilingan dan Fermentasi

No Bahaya Potensial SJ (1)

J (2)

Sd (3)

S (4)

SS (5)

1 Terjepit 2 Tergelincir 3 Tersetrum 4 Kebisingan 5 Terpotong 6 Terjatuh

3. Pengeringan

No Bahaya Potensial SJ (1)

J (2)

Sd (3)

S (4)

SS (5)

1 Terjepit pintu pengering 2 Tergelincir 3 Terbakar 4 Kebisingan 5 Terpapar panas 6 Terjatuh 7 Mata terkena debu

4. Sortasi dan Pengepakan

No Bahaya Potensial SJ

(1)J

(2)Sd (3)

S (4)

SS (5)

1 Terjepit 2 Terhirup/pernapasan (dust) 3 Kebisingan 4 Tertarik baling-baling blower 5 Terbentur 6 Mata terkena debu 7 Tertusuk 8 Tersetrum

74

Page 90: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keterangan :

SJ : Sangat jarang, memungkinkan tidak pernah terjadi

J : Jarang, dapat terjadi tetapi jarang

Sd : Sedang, dapat terjadi pada kondisi tertentu

S : Sering, dapat terjadi secara berkala

SS : Sangat sering, dapat terjadi kapan saja

BAGIAN IV. KONSEKWENSI TERJADINYA BAHAYA

1. Unit Pra Pelayuan dan Pelayuan

No Bahaya potensial TS (1)

M (2)

Sd (3)

B (4)

BB (5)

1 Tergores kawat rak pelayuan/trough 2 Terperosok 3 Terkena panas dari exhaust fan 4 Terbentur kursi monorel 5 Tertarik baling-baling exhaust fan 6 Tersetrum listrik 7 Kebisingan

2. Penggilingan dan Fermentasi

No Bahaya Potensial TS (1)

M (2)

Sd (3)

B (4)

BB (5)

1 Terjepit 2 Tergelincir 3 Tersetrum 4 Kebisingan 5 Terpotong 6 Terjatuh

75

Page 91: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

3. Unit Pengeringan

No Bahaya Potensial TS (1)

M (2)

Sd (3)

B (4)

BB (5)

1 Terjepit pintu pengering 2 Tergelincir 3 Terbakar 4 Kebisingan 5 Terpapar panas 6 Terjatuh 7 Mata terkena debu

4. Unit Sortasi dan Pengepakan

No Bahaya Potensial TS (1)

M (2)

Sd (3)

B (4)

BB (5)

1 Terjepit rantai 2 Terhirup/pernapasan (dust) 3 Kebisingan 4 Tertarik baling-baling blower 5 Terbentur 6 Mata terkena debu 7 Tertusuk 8 Tersetrum

Keterangan :

TS : Tidak Signifikan, memungkinkan tidak ada konsekuensi yang terjadi

M : Minor, mengakibatkan luka kecil dan tidak permanen

Sd : Sedang, mengakibatkan luka atau cacat minor

B : Bencana, mengakibatkan kematian atau cacat permanen

BB : Bencana Besar, mengakibatkan kematian dan atau kerugian finansial dalam jumlah yang tinggi

76

Page 92: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

77

Lampiran 2. Peta Lokasi PT. Sinar Inesco

Sumber : www.bpkp.go.id

Sumber : www.geocities.com Keterangan : : PT. Sinar Inesco

Keterangan : Nama Kecamatan 1. Pagerageung 2. Ciawi 3. Rajapolah 4. Cisayong 5. Cigalontang 6. Leuwisari 7. Indihiang 8. Cipedes 9. Salawu 10. Singaparna 11. Cihideung 12. Tawang 13. Kawalu 14. Cibeureum 15. Manonjaya 16. Cineam 17. Taraju 18. Sodonghilir 19. Sukaraja 20. Salopa 21. Bojonggambir 22. Bantarkalong 23. Cibalong 24. Cipatujah 25. Karangnunggal 26. Cikatomas 27. Pancatengah 28. Cikalong

Page 93: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lampiran 3. Lay Out Ruangan

70

Page 94: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

71

Lay out ruangan bagian bawah

Page 95: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keterangan : Ruang Bagian Atas (Pra Pelayuan dan Pelayuan)

Arah Monorail dan arah pergerakan pucuk teh Withering Trough

Tempat menjatuhkan pucuk teh yang sudah layu Ruangan Bagian Bawah No 1, 2, 3, 4, 5, : Mesin Penggilingan (Open Top Roller) No 6, 7,8, 9, 10 : Mesin Press Cup Roller No 11 : Ayakan RRB No 12, 13 : Rotorvane No 14 : Ayakan No 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22 : Rak Fermentasi No 23, 24, 25, 26 : Alat Pengering (Drier) No 27, 28, 29, 30 : Tungku (Pemasok panas untuk drier) No 31, 32 : Middleton No 33 : Crusher No 34 : Vibro Mesh No 35 : Vibro Blank No 36 : Mesin Chota Shifter No 37 : Crusher No 38 : Vibro Mesh No 39 : Vibro Blank No 40 : Mesin Chota Shifter No 41 : Winower No 42 : Tea Bulker

80

Page 96: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lampiran 4. Perhitungan Uji Validitas Safety Psychology

Faktor Item Pertanyaan Nilai Korelasi

R tabel α = 10% Tingkat validitas

1 0,841 0,344 Valid 2 0,648 0,344 Valid 3 0,533 0,344 Valid 4 0,663 0,344 Valid

Pendidikan dan Pelatihan K

3

5 0,534 0,344 Valid 1 0,345 0,344 Valid 2 0,853 0,344 Valid 3 0,702 0,344 Valid 4 0,796 0,344 Valid 5 0,681 0,344 Valid 6 0,354 0,344 Valid

Publikasi K3

7 0,739 0,344 Valid 1 0,580 0,344 Valid 2 0,490 0,344 Valid 3 0,814 0,344 Valid 4 0,725 0,344 Valid 5 0,779 0,344 Valid 6 0,872 0,344 Valid

Kontrol lingkungan

kerja

7 0,554 0,344 Valid 1 0,630 0,344 Valid 2 0,535 0,344 Valid 3 0,784 0,344 Valid 4 0,456 0,344 Valid 5 0,710 0,344 Valid 6 0,787 0,344 Valid 7 0,274 0,344 Tidak Valid

Pengawasan dan

Disiplin

8 0,246 0,344 Tidak Valid 1 0,656 0,344 Valid 2 0,740 0,344 Valid 3 0,816 0,344 Valid 4 0,679 0,344 Valid

Peningkatan K

esadaran K3 5 0,781 0,344 Valid

81

Page 97: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lampiran 5. Perhitungan Uji Validitas Peluang Terjadinya Bahaya 1. Pelayuan dan Pra Pelayuan

Item Pertanyaan Nilai Korelasi

R tabel α = 10%

Tingkat Validitas

Tergores 0,458 0,729 Tidak valid Terperosok 0,054 0,729 Tidak valid Terkena panas dari exhaust fan 0,772 0,729 Valid Terbentur kursi monorel 0,946 0,729 Valid Tertarik baling-baling exhaust fan -0,170 0,729 Tidak Valid Tersetrum listrik Tak

hingga 0,729

Tidak Valid Kebisingan 0,188 0,729 Tidak valid

2. Penggilingan dan Fermentasi

Item pertanyaan Nilai Korelasi

R tabel α = 10% Tingkat validitas

Terjepit 0,802 0,805 Tidak valid Tergelincir Tak

hingga 0,805

Tidak valid Tersetrum 0,345 0,805 Tidak valid Kebisingan 0,175 0,805 Tidak valid Terpotong 0,873 0,805 Valid Terjatuh 0,873 0,805 Valid

3. Pengeringan

Item Pertanyaan Nilai Korelasi

R tabel α = 10% Tingkat validitas

Terjepit pintu pengering Tak hingga

0,988 Tidak valid

Terjatuh Tak hingga

0,988 Tidak valid

Terbakar Tak hingga

0,988 Tidak valid

Kebisingan 1 0,988 Valid Terpapar panas 1 0,988 Valid Tergelincir 1 0,988 Valid Mata terkena debu 1 0,988 Valid

82

Page 98: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lanjutan 4. Sortasi dan Pengepakan

Item pertanyaan Nilai Korelasi

R tabel α = 10%

Tingkat validitas

Terjepit rantai 0,053 0,549 Tidak Valid Terhirup/pernapasan (dust) 0,265 0,549 Tidak Valid Kebisingan 0,613 0,549 Valid Tertarik baling-baling blower Tak

hingga 0,549

Tidak Valid Terbentur 0,634 0,549 Valid Mata terkena debu 0,389 0,549 Tidak Valid Tertusuk 0,454 0,549 Tidak Valid Teresetrum Tak

hingga 0,549

Tidak Valid

83

Page 99: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lampiran 6. Perhitungan Uji Validitas Konsekwensi Terjadinya Bahaya

1. Pelayuan dan Pra Pelayuan

Item Pertanyaan Nilai Korelasi

R tabel α = 10% Tingkat Validitas

Tergores -0,333 0,729 Tidak valid Terperosok 0,190 0,729 Tidak valid Terkena panas dari exhaust fan 0,331 0,729 Tidak valid Terbentur kursi monorel 0,331 0,729 Tidak valid Tertarik baling-baling fan (kipas) 0,746 0,729 Valid Tersetrum listrik 0,683 0,729 Tidak valid Kebisingan 0,692 0,729 Tidak valid

2. Penggilingan dan Fermentasi

Item pertanyaan Nilai Korelasi

R tabel α = 10% Tingkat validitas

Terjepit -0,129 0,805 Valid Tergelincir 0,902 0,805 Valid Tersetrum 0,766 0,805 Tidak Valid Kebisingan 0,902 0,805 Valid Terpotong 0,705 0,805 Tidak Valid Terjatuh 0,935 0,805 Valid

3. Pengeringan

Item Pertanyaan Nilai Korelasi

R tabel α = 10% Tingkat validitas

Terjepit pintu pengering 0,885 0,988 Tidak valid Terjatuh 0,846 0,988 Tidak valid Terbakar 0,846 0,988 Tidak valid Kebisingan 0,846 0,988 Tidak valid Terpapar panas 0,363 0,988 Tidak valid Tergelincir 0,885 0,988 Tidak valid Mata terkena debu 0,885 0,988 Tidak valid

84

Page 100: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lanjutan 4. Sortasi dan Pengepakan

Item pertanyaan Nilai Korelasi

R tabel α = 10% Tingkat validitas

Terjepit rantai 0.610 0,549 Valid Terhirup/pernapasan (dust) 0.670 0,549 Valid Kebisingan -0.039 0,549 Tidak Valid Tertarik baling-baling blower 0.224 0,549 Tidak Valid Terbentur Tak hingga 0,549 Tidak Valid Mata terkena debu 0.167 0,549 Tidak Valid Tertusuk 0.636 0,549 Valid Teresetrum 0.566 0,549 Valid

85

Page 101: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lampiran 7. Perhitungan Uji Reliabilitas Safety Psychology

1. Pendidikan dan Pelatihan K3

Case Processing Summary N %

Valid 24 100.0Excludeda 0 .0

Cases

Total 24 100.0a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.626 5

Nilai cronbach’s alpha > 0,6 sehingga kuesioner tersebut reliable.

2. Publikasi K3

Case Processing Summary N %

Valid 24 100.0Excludeda 0 .0

Cases

Total 24 100.0a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.767 7

Nilai cronbach’s alpha > 0,6 sehingga kuesioner tersebut reliable.

86

Page 102: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lanjutan

3. Kontrol Lingkungan Kerja

Case Processing Summary N %

Valid 24 100.0Excludeda 0 .0

Cases

Total 24 100.0a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.814 7

Nilai cronbach’s alpha > 0,6 sehingga kuesioner tersebut reliable.

4. Pengawasan dan Disiplin

Case Processing Summary N %

Valid 24 100.0Excludeda 0 .0

Cases

Total 24 100.0a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.650 8

Nilai cronbach’s alpha > 0,6 sehingga kuesioner tersebut reliable.

87

Page 103: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

5. Peningkatan Kesadaran K3

Case Processing Summary N %

Valid 24 100.0Excludeda 0 .0

Cases

Total 24 100.0a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items .762 5

Nilai cronbach’s alpha > 0,6 sehingga kuesioner tersebut reliable.

88

Page 104: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lampiran 8. Perhitungan Uji Reliabilitas Peluang Terjadinya Bahaya 1. Pelayuan dan Pra Pelayuan

Case Processing Summary

N % Valid 6 100.0

Excludeda 0 .0Cases

Total 6 100.0a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.148 7

Nilai cronbach’s alpha < 0,6 sehingga kuesioner tersebut tidak reliable.

2. Penggilingan dan Fermentasi

Case Processing Summary

N % Valid 5 100.0

Excludeda 0 .0Cases

Total 5 100.0a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.400 6

Nilai cronbach’s alpha < 0,6 sehingga kuesioner tersebut tidak reliable

89

Page 105: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lanjutan

3. Pengeringan

Case Processing Summary N %

Valid 3 100.0Excludeda 0 .0

Cases

Total 3 100.0a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.843 7

Nilai cronbach’s alpha > 0,6 sehingga kuesioner tersebut reliable.

4. Sortasi dan Pengepakan

Case Processing Summary N %

Valid 10 100.0Excludeda 0 .0

Cases

Total 10 100.0a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's Alphaa N of Items

-.032 8a. The value is negative due to a negative average

covariance among items. This violates reliability model

assumptions. You may want to check item codings.

Nilai cronbach’s alpha < 0,6 sehingga kuesioner tersebut tidak reliable

90

Page 106: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lampiran 9. Perhitungan Uji Reliabilitas Konsekwensi Terjadinya Bahaya 1. Pelayuan dan Pra Pelayuan

Case Processing Summary N %

Valid 6 100.0Excludeda 0 .0

Cases

Total 6 100.0a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items .359 7

Nilai cronbach’s alpha < 0,6 sehingga kuesioner tersebut tidak reliable 2. Penggilingan dan Fermentasi

Case Processing Summary N %

Valid 5 100.0Excludeda 0 .0

Cases

Total 5 100.0a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items .830 6

Nilai cronbach’s alpha > 0,6 sehingga kuesioner tersebut reliable

91

Page 107: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lanjutan 3. Pengeringan

Case Processing Summary N %

Valid 3 100.0Excludeda 0 .0

Cases

Total 3 100.0a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items .856 7

Nilai cronbach’s alpha > 0,6 sehingga kuesioner tersebut reliable 4. Sortasi dan Pengepakan

Case Processing Summary N %

Valid 10 100.0Excludeda 0 .0

Cases

Total 10 100.0a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items .260 8

Nilai cronbach’s alpha < 0,6 sehingga kuesioner tersebut tidak reliable

92

Page 108: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lampiran 10. Display untuk Bahaya Terbentur

Sumber: Milist K3(K3_LH@yahoogroups. Com)

Sumber: Milist K3(K3_LH@yahoogroups. Com)

93

Page 109: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lampiran 11. Display untuk Bahaya Terjatuh

94

Page 110: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lampiran 12. Display untuk Bahaya Terbakar/Kebakaran

Sumber : http://www.indonetwork.co.id/

95

Page 111: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lampiran 13. Display untuk Bahaya Tersetrum

Sumber: Milist K3(K3_LH@yahoogroups. Com)

96

Page 112: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lampiran 14. Standard Operating Procedure (SOP) Berdasarkan Unit

No Unit Bahaya SOP

1. Pengeringan Terjepit pintu drier

Gunakan tongkat kayu untuk

membalikkan kayu bakar,

ketika membuka pintu drier

menggunakan tongkat dan

ditahan oleh penyangga.

Selain itu, potongan kayu

bakarnya juga diusahakan

panjang agar tidak terlalu

dekat dengan pintu.

2. Pengeringan Terpapar panas

Menggunakan sarung tangan

anti panas ketika

memasukkan kayu bakar dan

ketika memasukkan atau

mengambil teh bubuk.

3. Sortasi Terjepit rantai Menggunakan sarung tangan

ketika rantai/van belt macet.

4. Penggilingan dan

fermentasi Terjepit

Satu mesin minimal 2 orang,

menggunakan sapu lidi ketika

merapikan pucuk teh yang

keluar dari mesin.

5. Penggilingan dan

fermentasi Terpotong

Satu mesin minimal 2 orang,

menggunakan sapu lidi ketika

merapikan pucuk teh yang

keluar dari mesin.

6. Pengeringan Terbakar

Kontrol suhu menggunakan

indikator suhu (termometer)

dan sediakan APAR yang siap

untuk digunakan.

97

Page 113: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lampiran 15. Kotak (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)P3K

Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik

Indonesia No:Per-15/Men/VIII/2008

98

Page 114: ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) … · SURAT PERNYATAAN : Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lampiran 16. P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja )

Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No/Per-02/Men/1992 tentang tata

cara penunjukkan kewajiban dan wewenang ahli keselamatan dan kesehatan kerja

menyatakan bahwa suatu tempat kerja dimana pengurus memperkerjakan tenga

kerja lebih dari 100 maka harus ditunjuk ahli keselamatan dan kesehatan kerja

serta dibentuk P2K3.

Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) ialah suatu badan

yang dibentuk disuatu perusahaan untuk membantu melaksanakan dan menangani

usaha-usaha keselamatan dan kesehatan kerja yang keanggotaannya terdiri dari

unsur pengusaha dan tenaga kerja. Struktur dari P2K3 sangat sederhana hanya

terdiri dari ketua, sekretaris dan anggota. Ketua P2K3 diusahakan pimpinan

tertitingi di Human Resources Development (HRD). Sekretaris P2K3 harus

seorang ahli K3 umum/spesialis, sedangkan untuk anggota dapat dipilih orang-

orang dari perwakilan setiap divisi yang bisa menghadiri rapat P2K3 setiap

bulannya. Diusahakan orang yang menjadi anggota mempunyai jabatan yang

tinggi seperti mandor untuk kasus PT. Sinar Inesco. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja No/Per-02/Men/1992 tentang tata

cara penunjukkan kewajiban dan wewenang ahli keselamatan dan kesehatan kerja.

99