analisis kelayakan usaha produk mainan edukatif neo …

26
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PRODUK MAINAN EDUKATIF NEO-HEXA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar sarjana dalam bidang ilmu Teknik Industri Disusun oleh : Nama : Siti Maryam NPM : 2015610105 PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN BANDUNG 2019

Upload: others

Post on 02-Nov-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PRODUK MAINAN EDUKATIF NEO …

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PRODUK MAINAN EDUKATIF NEO-HEXA

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar

sarjana dalam bidang ilmu Teknik Industri

Disusun oleh : Nama : Siti Maryam

NPM : 2015610105

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

BANDUNG 2019

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PRODUK MAINAN EDUKATIF NEO …
Page 3: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PRODUK MAINAN EDUKATIF NEO …

Program Studi Sarjana Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik Parahyangan

Pernyataan Tidak Mencontek atau Melakukan Tindakan Plagiat

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Nama : Siti Maryam NPM : 2015610105 dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: “ANALISIS KELAYAKAN USAHA PRODUK MAINAN EDUKATIF NEO-HEXA” adalah hasil pekerjaan saya dan seluruh ide, pendapat atau materi dari sumber lain telah dikutip dengan cara penulisan referensi yang sesuai. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan jika pernyataan ini tidak sesuai dengan kenyataan, maka saya bersedia menanggung sanksi yang akan dikenakan kepada saya. Bandung, 29 Juli 2019 Siti Maryam NPM : 2015610105

Page 4: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PRODUK MAINAN EDUKATIF NEO …

i

ABSTRAK

Pada saat ini, industri mainan merupakan industri yang menjanjikan, karena permintaannya yang terus naik setiap tahunnya, ditambah lagi Indonesia merupakan Negara yang memiliki penduduk yang banyak hingga berpotensi menjadi pasar mainan anak terbesar di Asia Tenggara. Penjualan mainan yang terus meningkat setiap tahunnya membuat investor tertarik untuk menanamkan uangnya pada bisnis mainan anak. Mainan edukatif yang semakin hari semakin diminati membuat investor mengganggap bahwa memulai bisnis di industri mainan akan mendatangkan keuntungan yang banyak. Dari pemikiran itulah akhirnya investor ingin mengembangkan sebuah mainan edukatif bernama Neo-Hexa. Neo-Hexa merupakan sebuah mainan edukatif untuk anak usia 10 tahun keatas. Mainan ini merupakan permainan merangkai rangkaian listrik yang dapat dikategorikan sebagai mainan puzzle dan konstruksi. Mainan ini dinilai sangat menarik dan berbeda dari mainan yang berada di pasaran saat ini, oleh sebab itu mainan ini dirasa dapat laku terjual di pasaran. Penjualan mainan yang terus meningkat dan produk mainan yang unik tidak serta merta membuat bisnis mainan ini akan lancar, karena terdapat faktor - faktor yang perlu dianalisis untuk dapat mengatakan bahwa usaha tersebut layak. Apabila suatu bisnis dikatakan tidak layak, maka memulai bisnis tersebut hanya akan membawa kerugian semata, tidak hanya kerugian materi tetapi juga kerugian waktu yang digunakan untuk merintis bisnis tersebut. Maka dari itu diperlukan sebuah analisis kelayakan usaha, sebelum memulai sebuah usaha.

Terdapat 4 aspek yang akan di analisis terhadap usaha mainan Neo-Hexa ini, yaitu aspek hukum, aspek pasar, aspek operasional, dan aspek finansial. Aspek hukum akan membahas mengenai perizinan yang diperlukan dalam memulai usaha mainan. Aspek pasar akan membahas mengenai permintaan mainan, penentuan target pasar dan penempatan perusahaan dalam pasar tersebut, serta menganalisis persaingan industri yang ada pada industri mainan. Pada aspek operasional akan dibahas mengenai proses produksi, penentuan kapasitas dan jumlah mesin, serta perancangan tata letak pabrik. Pada aspek finansial akan dibahas mengenai harga pokok produksi, laporan laba rugi, laporan arus kas, serta analisis kelayakan investasi.

Berdasarkan hasil penelitian, aspek hukum dinyatakan layak karena segala persyaratan yang ada untuk membuat perizinan dapat dipenuhi. Aspek pasar dinyatakan layak karena terdapat permintaan untuk mainan anak dan persaingan di industri mainan tidak terlalu ketat. Aspek operasional dinyatakan layak karena mesin baru dan kebutuhan ruang untuk membuat pabrik dapat diperoleh. Aspek finansial dinyatakan tidak layak karena modal yang dikeluarkan untuk usaha ini tidak dapat kembali pada akhir masa investasi. Maka dari keempat aspek tersebut, dapat disimpulkan bahwa usaha pengembangan mainan edukatif Neo-Hexa dapat dinyatakan tidak layak karena tidak memenuhi syarat kelayakan pada aspek finansial.

Page 5: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PRODUK MAINAN EDUKATIF NEO …

ii

ABSTRACT At present, the toy industry is a promising industry, because the demand continues

to increase every year, plus Indonesia is a country that has a large population that has managed to reach the largest children's toy market in Southeast Asia. Toy sales that continue to increase every year make investors interested in investing their money in the children's toys business. Educational toys that are increasingly in demand make investors work on who start a business in the toy industry will bring more profits. From thinking, eventually investors wanted to develop an educational toy called Neo-Hexa. Neo-Hexa is an educational toy for children aged 10 years and over. This toy is a game of assembling electrical circuits that can be categorized as puzzle and construction toys. This interesting toy is very interesting and different from the toys on the market today, therefore this toy can be sold on the market. Toy sales that continue to increase and unique toy products do not include making these business toys better, because there are factors that need to be improved to be able to say that the business is feasible. If a business is approved that is not feasible, then starting this business will only bring losses, not only material losses but also the loss of time used to start the business. Therefore we need a business feasibility analysis, before starting a business.

There are 4 aspects that will be analyzed on the Neo-Hexa toy business, namely legal aspects, market aspects, operational aspects, and financial aspects. Legal aspects will discuss licensing needed to start a toy business. The market aspect will discuss the demand for toys, determine the target market and place the company in the market, and analyze industry competition in the toy industry. In the operational aspects, we will discuss the production process, determine the capacity and number of machines, and design the factory layout. In the financial aspects will be discussed about the cost of production, earnings reports, cash flow reports, and analysis of investment feasibility.

Based on the results of the research, the legal aspects that were approved were like all the conditions available to make permits approved. Approved market aspects are feasible because there is a demand for children's toys and competition in the toy industry is not too tight. Operational aspects are approved like new machines and need space to make factories can be obtained. The financial aspect is declared unfeasible because capital expended for this business cannot be returned at the end of the investment period. Therefore, it can be concluded that the development of Neo-Hexa educational toys can be considered inappropriate because it does not meet the financial requirements.

Page 6: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PRODUK MAINAN EDUKATIF NEO …

iii

KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkah dan

Rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul “Analisis

Kelayakan Usaha Produk Mainan Edukatif Neo-Hexa”. Laporan ini dibuat untuk

memenuhi syarat guna mencapai gelar sarjana dalam bidang ilmu Teknik Industri.

Pada proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan pengalaman, bantuan,

dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan kali ini, saya

ingin mengucapkan rasa terima kasih saya kepada:

1. Ibu Inge Barlian, Dra., Akt., M.Sc. selaku dosen pembimbing pertama yang

telah memberikan bimbingan dan arahan pada saat penyusunan laporan

skripsi.

2. Bapak Arip Budiono, S.T., MBA., M.Kom. selaku dosen pembimbing

pertama yang telah memberikan bimbingan dan arahan pada saat

penyusunan laporan skripsi.

3. Tim pengembangan produk Neo-Hexa yang telah menuangkan ide dan

waktunya untuk produk yang dikembangkan.

4. Bapak Dr. Paulus Sukapto, Ir., M.B.A. selaku dosen penguji proposal yang

telah memberikan kritik dan masukan dalam penyusunan laporan skripsi.

5. Bapak Yansen Theopilus S.T., M.T. selaku dosen penguji proposal yang

telah memberikan kritik dan masukan dalam penyusunan laporan skripsi.

6. Bapak Y.M. Kinley Aritonang, Ph.D. selaku dosen penguji siding skripsi

yang telah memberikan kritik dan masukan dalam penyusunan laporan

skripsi.

7. Ibu Titi Iswari, S.T., MBA., M.Sc. selaku dosen penguji siding skripsi yang

telah memberikan kritik dan masukan dalam penyusunan laporan skripsi.

8. Orang tua dan saudara penulis yang telah memberikan berbagai dukungan

agar penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi.

9. Nur Putri Bella, Louisa Idealia, Moza Ghina, Chatreen Antonius, Olivia

Oktaviani, Alifia Diandra, dan Johanes Handjaja selaku teman dekat

penulis yang telah memberikan dukungan dan bantuan untuk penulis

dalam penyelesaian laporan skripsi ini.

Page 7: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PRODUK MAINAN EDUKATIF NEO …

iv

10. Mario Viegar, M. Suryo Prabowo, dan Syella Merlin selaku teman penulis

yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan laporan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa laporan skripsi ini belum sempurna. Oleh karena

itu, penulis mengharapkan kritik dan masukan dari pembaca, agar penulis dapat

membuat laporan yang lebih baik lagi di masa mendatang.

Bandung, 30 Juli 2019

Siti Maryam

Page 8: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PRODUK MAINAN EDUKATIF NEO …

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................... i ABSTRACT ............................................................................................................ ii KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii DAFTAR ISI ........................................................................................................... v DAFTAR TABEL ................................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... I-1 I.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... I-1

I.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ............................................... I-3

I.3 Latar Belakang Masalah Besar Tarif Penyusutan ............................ I-6

I.4 Pembatasan Masalah dan Asumsi ................................................... I-8

I.5 Tujuan Penelitian .............................................................................. I-8

I.6 Manfaat Penelitian ............................................................................ I-9

I.7 Metodologi Penelitian ...................................................................... I-1

I.7 Sistematika Penulisan .................................................................... I-11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... II-1 II.1 Definisi Studi Kelayakan Bisnis ...................................................... II-1

II.2 Aspek Hukum ................................................................................. II-1

II.2.1 Pembentukan Badan Usaha dan Wajib Daftar Perusahaan II-2

II.2.1.1 Perserikatan Komanditer (CV) ................................. II-2

II.2.2 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) ................................ II-3

II.2.3 Surat Izin Lokasi ................................................................... II-3

II.2.4 Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) ................................ II-4

II.2.5 Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk Mainan ................. II-4

II.3 Aspek Pasar ................................................................................... II-4

II.3.1 Estimasi Pasar ..................................................................... II-5

II.3.2 Segmenting dan Targeting ................................................... II-6

II.3.3 Marketing Mix ....................................................................... II-7

Page 9: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PRODUK MAINAN EDUKATIF NEO …

vi

II.3.4 Porter’s Five Force Analysis ................................................. II-7

II.4 Aspek Operasional ......................................................................... II-9

II.4.1 Perhitungan Jumlah Kebutuhan Mesin ................................. II-9

II.4.2 Struktur Organisasi ............................................................. II-10

II.4.3 Perancangan Tata Letak Pabrik ......................................... II-12

II.5 Aspek Finansial ............................................................................ II-13

II.5.1 Investasi .............................................................................. II-13

II.5.2 Harga Pokok Produksi (HPP) ............................................. II-13

II.5.3 Pajak ................................................................................... II-14

II.5.3.1 Pajak Penghasilan Usaha ...................................... II-14

II.5.3.2 Pajak Bumi Bangunan ............................................ II-14

II.5.4 Depresiasi ........................................................................... II-15

II.5.5 Arus Kas ............................................................................. II-16

II.5.6 Analisis Kelayakan Investasi .............................................. II-16

BAB III DATA DAN PENGOLAHAN DATA ..................................................... III-1 III.1 Gambaran Produk ........................................................................ III-1

III.2 Aspek Hukum ............................................................................... III-2

III.2.1 Bentuk Badan Usaha .......................................................... III-2

III.2.2 Perizinan Umum ................................................................. III-4

III.2.3 Perizinan Khusus ................................................................ III-7

III.3 Aspek Pasar ............................................................................... III-12

III.3.1 Segmenting dan Targeting ............................................... III-12

III.3.1.1 Segmenting Pasar ................................................ III-12

III.3.1.2 Targeting Pasar .................................................... III-13

III.3.2 Marketing Mix ................................................................... III-14

III.3.3 Keadaan Pasar ................................................................. III-15

III.3.4 Analisis Porter ................................................................... III-20

III.3.4.1 Hambatan Bagi Pendatang Baru .......................... III-20

III.3.4.2 Daya Tawar Pemasok .......................................... III-22

III.3.4.3 Daya Tawar Pembeli ............................................ III-23

III.3.4.4 Hambatan Bagi Produk Pengganti ....................... III-24

III.3.4.5 Persaingan Dalam Industri yang Sama ................ III-24

III.4 Aspek Operasional ..................................................................... III-26

III.4.1Proses Produksi ................................................................. III-26

Page 10: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PRODUK MAINAN EDUKATIF NEO …

vii

III.4.1.1 Komponen Mainan Neo-Hexa .............................. III-26

III.4.1.2 Pembuatan komponen ......................................... III-27

III.4.1.3 Assembly .............................................................. III-29

III.4.2 Penentuan Kapasitas Produksi ........................................ III-31

III.4.3 Penentuan Kebutuhan Mesin ........................................... III-32

III.4.4 Struktur Organisasi ........................................................... III-35

III.4.5 Penentuan Jumlah Tenaga Kerja ..................................... III-36

III.4.6 Luas dan Tata Letak Pabrik ............................................. III-37

III.5 Aspek Finansial .......................................................................... III-38

III.5.1 Harga Pokok Produksi ...................................................... III-38

III.5.2 Laporan Arus Kas ............................................................. III-46

III.5.3 Analisis Kelayakan Investasi ............................................ III-50

BAB IV ANALISIS ............................................................................................ IV-1 IV.1 Analisis Pemilihan Aspek ............................................................. IV-2

IV.2 Analisis Aspek Hukum ................................................................. IV-2

IV.3 Analisis Aspek Pasar ................................................................... IV-3

IV.4 Analisis Aspek Operasional ......................................................... IV-3

IV.5 Analisis Aspek Finansial .............................................................. IV-4

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. V-1 V.1 Kesimpulan .................................................................................... V-1

V.2 Saran ............................................................................................. V-1

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

Page 11: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PRODUK MAINAN EDUKATIF NEO …

viii

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Perbedaan Studi Kelayakan Bisnis & Perencanaan Bisnis .......... II-1

Tabel II.2 Kelebihan dan Kekurangan CV ..................................................... II-2

Tabel II.3 4P dan 4C ..................................................................................... II-7

Tabel II.4 Besar Tarif Penyusutan ............................................................... II-16

Tabel III.1 Kelengkapan Persyaratan Pembuatan Akta Pendirian

Perusahaan .................................................................................. III-3

Tabel III.2 Persyaratan Pengajuan NPWP Perusahaan ................................ III-4

Tabel III.3 Kelengkapan Persyaratan Pembuatan SIUP ............................... III-5

Tabel III.4 Tanda Daftar Perusahaan ............................................................ III-5

Tabel III.5 Persyaratan Izin Lokasi ................................................................ III-6

Tabel III.6 Persyaratan Surat IMB ................................................................. III-7

Tabel III.7 Syarat Pengajuan Surat Pendaftaran Merek ................................ III-9

Tabel III.8 Persyaratan Administrasi Standarisasi Nasional ........................ III-10

Tabel III.9 Syarat Teknis SNI ...................................................................... III-11

Tabel III.10 Rekapitulasi Perizinan ................................................................ III-11

Tabel III.11 Jumlah Penduduk Kota Bandung ............................................... III-16

Tabel III.12 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia ......................................... III-16

Tabel III.13 Proyeksi Pertumbuhan Permintaan Estimator Pessimistic ........ III-18

Tabel III.14 Proyeksi Pertumbuhan Permintaan Estimator Most Likely ........ III-19

Tabel III.15 Proyeksi Pertumbuhan Permintaan Estimator Optimistic ........... III-20

Tabel III.16 Tabel Jumlah Kebutuhan Mesin ................................................. III-34

Tabel III.17 Rekapitulasi Jumlah Pegawai dan Operator Proporsi Pasar 5% III-37

Tabel III.18 Biaya Material Estimator Most Likely Tahun Ke-1 Proporsi

Pasar 5% .................................................................................... III-39

Tabel III.19 Gaji Tenaga Kerja Langsung ...................................................... III-40

Tabel III.20 Investasi Tanah dan Bangunan .................................................. III-40

Tabel III.21 Investasi Mesin ........................................................................... III-40

Tabel III.22 Investasi Peralatan Produksi ...................................................... III-41

Tabel III.23 Depresiasi Bangunan ................................................................. III-41

Tabel III.24 Depresiasi Mesin ........................................................................ III-42

Page 12: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PRODUK MAINAN EDUKATIF NEO …

ix

Tabel III.25 Depresiasi Peralatan Produksi ................................................... III-42

Tabel III.26 Rekapitulasi Depresiasi .............................................................. III-43

Tabel III.27 Biaya Listrik ................................................................................ III-43

Tabel III.28 Biaya Perawatan ......................................................................... III-44

Tabel III.29 Pajak Bumi dan Bangunan ......................................................... III-45

Tabel III.30 HPP Estimator Most Likely Tahun ke-1 Proporsi Pasar 5% ....... III-45

Tabel III.31 Rekapitulasi HPP Estimator Most Likely Proporsi Pasar 5% ..... III-46

Tabel III.32 Pendapatan Pada Estimator Most Likely Proporsi Pasar 5% ..... III-46

Tabel III.33 Gaji Pegawai Tidak Langsung .................................................... III-47

Tabel III.34 Investasi Peralatan Kantor dan Transportasi ............................. III-47

Tabel III.35 Biaya Perawatan Peralatan Kantor dan Transportasi ................ III-48

Tabel III.36 Biaya Listrik Kantor ..................................................................... III-48

Tabel III.37 Laporan Arus Kas Estimator Most Likely .................................... III-49

Tabel III.38 Faktor Bunga Nilai Sekarang ...................................................... III-50

Tabel III.39 NPV Estimator Most Likely Proporsi Pasar 5% .......................... III-50

Tabel III.40 Perhitungan PP Estimator Most Likely ....................................... III-51

Tabel IV.41 Perhitungan NPV dengan Harga Mainan yang Dinaikkan ............ IV-5

Page 13: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PRODUK MAINAN EDUKATIF NEO …

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Minat Pembelian Mainan .............................................................. I-3

Gambar I.2 Metodologi Penelitian ................................................................. I-11

Gambar II.1 Alur Pengajuan Sertifikasi SNI .................................................... II-5

Gambar II.2 Lima Kekuatan Industri ............................................................... II-9

Gambar II.3 Struktur Organisasi Fungsional ................................................. II-11

Gambar II.4 Struktur Organisasi Divisional ................................................... II-11

Gambar II.5 Struktur Organisasi Matriks ....................................................... II-12

Gambar III.1 Produk Mainan Neo-Hexa .......................................................... III-2

Gambar III.2 Proses 3D Printing ................................................................... III-28

Gambar III.3 Proses Drilling .......................................................................... III-28

Gambar III.4 Contoh Pemasangan Dinamo .................................................. III-29

Gambar III.5 Komponen Pasar Malam .......................................................... III-30

Gambar III.6 Komponen Buzzer .................................................................... III-31

Gambar III.7 Mesin Cutting Laser ................................................................. III-32

Gambar III.8 Mesin Drilling ............................................................................ III-33

Gambar III.9 Mesin 3D Printer ...................................................................... III-33

Gambar III.10 Struktur Organisasi .................................................................. III-35

Page 14: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PRODUK MAINAN EDUKATIF NEO …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A : HASIL SURVEY

LAMPIRAN B : KOMPONEN MAINAN NEO-HEXA

LAMPIRAN C : HASIL SURVEY HARGA

LAMPIRAN D : REKAPITULASI KEBUTUHAN MATERIAL

LAMPIRAN E : REKAPITULASI HPP

LAMPIRAN F : REKAPITULASI PENDAPATAN

LAMPIRAN G : REKAPITULASI LAPORAN ARUS KAS

LAMPIRAN H : REKAPITULASI PP

Page 15: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PRODUK MAINAN EDUKATIF NEO …

I-1

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, identifikasi, dan

perumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Bab ini juga berisi

tentang penjelasan batasan masalah dan asumsi penelitian, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan yang

digunakan dalam penulisan skripsi ini. Bahasan – bahasan tersebut terbagi

kedalam tujuh subbab yang masing – masing membahas bahasan yang

berbeda.

I.I. Latar Belakang Masalah Mainan merupakan sebuah alat kesenangan yang biasanya ditujukan

untuk anak – anak. Melalui mainan ini, diharapkan agar anak dapat bermain

tanpa perlu mebuat orang tua merasa khawatir. Terdapat berbagai macam jenis

mainan yang telah diciptakan seperti boneka, puzzle, dan sebagainya. Menurut

Asosiasi Industri Mainan, mainan anak terbagi menjadi 20 kategori, yaitu action

figures, seni dan kerajinan, mainan pertempuran, mainan membangun dan

konstruksi, koleksi kartu dan mainan, permainan mendandani, boneka, mainan

edukasi, puzzle, mainan balita, mainan keuangan, models, music dan instrument,

mainan luar ruangan, plush, mainan anak pra-sekolah, mainan yang bisa dinaiki,

mainan olahraga, mainan kendaraan, dan elektronik. Banyaknya kategori mainan

menunjukan adanya sebuah kebutuhan mainan untuk anak dan minat anak

terhadap mainan. Kebutuhan mainan yang terus menerus ada, membuat

perkembangan mainan makin pesat, sehingga terciptalah sebuah mainan

edukasi. Mainan edukasi merupakan mainan yang dirancang untuk memiliki

fungsi mendidik didalamnya. Mainan edukasi memungkinkan anak untuk

mendapatkan pelajaran dengan cara menyenangkan. Permainan pada mainan

edukasi biasanya disesuaikan dengan umur pengguna, jadi terdapat berbagai

macam mainan edukasi yang ditujukan untuk anak dari berbagai umur, tidak

hanya untuk balita saja. Menurut Asosiasi Industri Mainan, kategori mainan

edukasi dapat dibagi lagi kedalam lima sub-kategori, yaitu sistem belajar

Page 16: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PRODUK MAINAN EDUKATIF NEO …

BAB I PENDAHULUAN

I-2

elektronik yang dibuat untuk anak usia lima tahun keatas, pembelajaran

elektronik bayi yaitu untuk anak usia 0-3 tahun, pembelajaran elektronik pra-

sekolah yaitu untuk anak usia 3-5 tahun, peta dan globe, serta sub-kategori

terakhir adalah mainan yang mengajarkan anak tentang science (astronomi,

kimia, arkeologi, dll).

Industri mainan merupakan industri yang memiliki potensi yang

menjanjikan jika dilihat dari peluang usahanya. Menurut Kementrian

Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin), industri mainan merupakan

salah satu sektor manufaktur andalan di Indonesia karena berorientasi ekspor.

Maka dari itu, kinerja dari sektor ini sedang dipacu oleh pemerintah. Bahkan

pemerintah sudah mulai membantu industri mainan Indonesia dengan cara

memberikan peraturan yang lebih mudah dan proses administrasi yang tidak

begitu sulit, karena diharapkan pada tahun 2030 nanti Indonesia dapat masuk 10

besar ekonomi global. Industri mainan di Indonesia bahkan menjadi salah satu

industri yang dapat menyelamatkan Indonesia dari defisit. Hal ini dibuktikan

dengan meningkatnya nilai ekspor dari sektor mainan sebanyak 12% pada tahun

2017. Nilai ekspor mainan pada tahun 2017 mencapai USD 302,42 juta

sedangkan pada tahun 2016 nilai ekspor mainan hanya mencapai USD 270,36

juta. Selain pada pasar global, industri mainan Indonesia juga sangat berpotensi

pada pasar domestik. Pasar mainan di Indonesia terbilang luas karena faktor

penduduk Indonesia yang banyak. Setiap tahun, jumlah kelahiran anak di

Indonesia mencapai 4,5 juta orang, artinya terdapat permintaan mainan

sebanyak 4,5 juta mainan setiap tahunnya.

Pasar yang besar tidak dapat langsung disimpulkan bahwa bisnis dapat

berjalan dengan lancar, karena terdapat tantangan berupa kompetitor. Terdapat

banyak perusahaan mainan yang terbilang besar di Indonesia, mulai dari

perusahaan lokal ataupun perusahaan asing. Menurut Kementrian

Perindustrian RI salah satu perusahaan yang memiliki pasar yang besar di

Indonesia yaitu PT Mattel Indonesia. Menurut Kementrian Perindustrian Republik

Indonesia, pada tahun 2017 PT Mattel tersebut memiliki nilai ekspor sekitar USD

150 juta dan perkiraan penjualan di Indonesia sebesar USD 20 juta. Banyaknya

kompetitor dan perkembangan yang pesat dari kompetitor juga tidak dapat

langsung dikatakan bahwa bisnis mainan tidak akan berjalan lancar, karena

produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut berbeda dari produk yang akan

Page 17: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PRODUK MAINAN EDUKATIF NEO …

BAB I PENDAHULUAN

I-3

dikembangkan. Produk dari PT Mattel misalnya, produk yang paling banyak

dijual oleh perusahaan tersebut merupakan sebuah boneka yang tidak termasuk

dalam mainan edukatif, sangat berbeda dengan produk yang akan

dikembangkan, baik dalam jenis mainan maupun dalam cara bermainnya.

Gambar I.1 Minat Pembelian Mainan

Berdasarkan survey yang dilakukan kepada 65 orang tua (dapat dilihat

pada Gambar I.1), terdapat 89% atau sebanyak 58 orang tua yang lebih memilih

untuk membelikan mainan edukasi dibandingkan mainan lain kepada anaknya.

Maka dari hasil survey tersebut dapat disimpulkan bahwa pada saat ini banyak

orang tua yang lebih memilih membelikan anaknya sebuah mainan yang edukatif

dibandingkan mainan yang biasa saja. Mainan edukatif lebih banyak dipilih

karena mainan edukatif memiliki manfaat lebih banyak seperti menambah

wawasan anak, melatih konsentrasi, dan untuk sebagian mainan edukatif dapat

melatih kemampuan anak. Manfaat – manfaat ini tentu mulai disadari oleh

kebanyakan orang tua dan mereka tentu akan lebih memilih untuk membeli

mainan edukatif dibandingkan mainan biasa. Melalui mainan edukatif ini, anak

tidak hanya dapat merasakan kesenangan dari memainkan mainan tersebut,

tetapi juga dapat memperluas wawasan anak. Selain para orang tua, beberapa

sekolah di Indonesia juga telah memakai mainan sebagai alat dalam pengajaran,

contohnya seperti scrabble dan lego. Pengajaran melalui mainan tersebut tentu

lebih menyenangkan daripada murid harus mendengarkan gurunya menjelaskan

didepan, selain itu murid juga akan lebih antusias dan konsentrasi dengan

11%

89%

Mainan biasa (tidakmengandung edukasi)seperti boneka, bola, dll

Mainan edukasi

Page 18: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PRODUK MAINAN EDUKATIF NEO …

BAB I PENDAHULUAN

I-4

penggunaan mainan tersebut. Manfaat dari mainan edukatif ini juga bukan hanya

dirasakan oleh anak atau murid yang memainkannya, tetapi pengajar juga dapat

mendapatkan manfaatnya seperti tidak perlu mengalami kesulitan dalam

mendapatkan perhatian anak untuk dapat mengajar dan tidak perlu menjelaskan

pelajaran secara terus menerus agar anak dapat memahami materinya.

Menurut Eko Wibowo Utomo, selaku Sekretaris Jenderal Asosiasi

Mainan Indonesia (AMI) pada wawancaranya kepada suara.com di tanggal

November 2018, mengatakan bahwa mainan favorit anak pada tahun 2018

merupakan mainan edukatif dan mainan kejutan. Hal ini dapat membuktikan

bahwa mainan edukatif semakin digemari oleh anak – anak. Menurutnya peran

orang tua sangat penting dalam pertumbuhan mainan edukatif ini, karena orang

tua harus menyadari manfaat dari mainan edukatif dan dapat memilih mainan

edukatif dibanding mainan biasa.

Selain dari jenisnya yang merupakan mainan edukatif, mainan yang

akan dikembangkan juga merupakan mainan yang mengusung tema kelistrikan

yang masih jarang ditemukan pada mainan edukatif. Pada Juli 2018, Sutjiadi

Lukas selaku ketua AMI dalam wawancaranya dengan Koran Sindo

mengungkapkan bahwa Indonesia masih tertinggal dalam mainan teknologi. Hal

tersebut meunjukan bahwa mainan teknologi yang beredar di Indonesia masih

sedikit dan hal tersebut dapat membuka peluang besar bagi bisnis mainan

bertema teknologi. Selain temanya yang unik, produk mainan yang akan

dikembangkan juga memiliki keunggulan lain yaitu memiliki banyak project yang

membuat anak dapat merangkai listrik dengan berbagai macam bentuk dan

komponen. Banyaknya project tersebut memungkinkan anak tidak cepat bosan

dengan mainan tersebut. Melalui produk ini juga anak dapat lebih kreatif dan juga

dapat meningkatkan rasa penasaran anak.

Tantangan lain yang dapat dihadapi dalam memasarkan suatu produk

adalah dari ketentuan penjualannya yang diatur oleh pemerintah. Mainan anak

yang dipasarkan haru mengantongi Standar Nasional Indonesia (SNI) sesuai

dengan Peraturan Menteri Perindustrian No. 24/M-IND/PER/4/2013. Kewajiban

memenuhi SNI ini diwajibkan karena mempertimbangkan bahaya yang dapat

ditimbulkan dari mainan tersebut kepada anak – anak. Adanya peraturan

tersebut merupakan sebuah tantangan dalam mengembangkan sebuah produk

mainan, karena mainan tersebut harus memenuhi syarat – syarat yang ada.

Page 19: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PRODUK MAINAN EDUKATIF NEO …

BAB I PENDAHULUAN

I-5

Selain itu proses administrasi sebuah mainan untuk menjadi mainan bersertifikat

SNI, harus memenuhi syarat dokumen yang harus dibawa pada saat

mendaftarkan produknya untuk memenuhi SNI, seperti surat pendaftaran merek,

sertifikat sistem manajemen mutu, dan yang lainnya. Syarat – syarat dan

ketentuan dari sertifikasi SNI ini tidak langsung membuat pendaftaran sertifikat

SNI dikatakan sulit, karena pemerintah juga pada saat ini sudah memudahkan

perusahaan dalam administrasi sertifikasi – sertifikasinya telebih lagi dalam

industri mainan yang saat ini sedang sangat didukung oleh pemerintah seperti

yang telah dijelaskan sebelumnya.

Terlepas dari tantangan yang ada, mainan edukatif yang semakin hari

semakin digemari membuat investor merasa bahwa peluang bisnis dalam produk

mainan edukatif tersebut menjanjikan. Oleh karena itu, investor tersebut

berencana untuk mengembangkan produk mainan edukatif yang diharapkan

dapat memberikan keuntungan pada saat produk tersebut dipasarkan. Produk

yang akan dikembangkan merupakan mainan edukatif yang bertema kelistrikan

dan ditujukan untuk anak usia 10 tahun keatas. Mainan tersebut termasuk

kedalam mainan edukasi dengan kategori sistem belajar elektronik. Cara

memainkan mainan tersebut adalah dengan cara merangkai rangkaian listrik

menjadi bentuk berbeda – beda dengan berbagai macam komponen. Mainan

tersebut akan dilengkapi buku panduan yang berisi proyek – proyek merangkai

rangkaian listrik dengan berbagai komponen dan bentuk, sehingga anak dapat

merangkai rangkaian listrik dengan mengerjakan proyek – proyek tersebut.

Melalui mainan ini, anak – anak diharapkan dapat mengenal komponen –

komponen listrik dan dapat merangkai komponen tersebut menjadi sebuah

rangkaian listrik.

Mainan edukatif bertema kelistrikan diharapkan menjadi daya tarik bagi

masyarakat mengingat masih jarang ditemukan mainan bertema kelistrikan.

Kelebihan atau keunikan produk yang ditawarkan tidak lantas menunjukkan

bahwa pemasaran mainan tersebut akan membawa keuntungan, banyak hal

yang harus diperhatikan sebelum dapat mengatakan penjualan sebuah produk

akan memberikan keuntungan. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, terdapat

tantangan – tantangan yang ada dalam pengembangan produk ini seperti

kompetitor dan harus adanya sertifikat yang menyatakan bahwa mainan tersebut

memenuhi standar. Selain itu perlu dianalisis lebih lanjut mengenai pasar mainan

Page 20: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PRODUK MAINAN EDUKATIF NEO …

BAB I PENDAHULUAN

I-6

edukasi ini untuk mengetahui hal apa yang diinginkan konsumen dan bagaimana

minat konsumen. Maka dari itu diperlukan analisis lebih lanjut untuk dapat

mengetahui kelayakan dari pengembangan produk tersebut.

I.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah Fenomena mainan yang menjadi sebuah kebutuhan membuat

permintaan mainan terus ada dan menjadi salah satu sektor yang dinilai

berpotensi karena berorientasi ekspor. Mellihat perkembangan mainan saat ini

dan permintaan mainan yang terus ada membuat investor ingin

menginvestasikan uangnya untuk mengembangkan sebuah produk yaitu mainan

edukasi bertema listrik. Investasi dilakukan karena melihat bahwa peluang

menjual mainan edukasi akan besar dan mainan edukasi bertema listrik masih

sangat jarang ditemukan. Melalui investasi tersebut, investor mengharapkan

keuntungan yang didapat pada saat produk dipasarkan. Tetapi pada

kenyataannya, pengembangan dari sebuah produk tidak dapat dilakukan dengan

hanya didasarkan pada keunikan dari produk tersebut. Banyak aspek yang harus

dipertimbangkan dalam mengembangkan sebuah produk agar peluncuran

produk tersebut dapat memberikan keuntungan. Produk mainan tersebut harus

dinilai juga berdasarkan biaya operasional, demand, produk saingan, dan

sebagainya. Maka dari itu untuk mengurangi resiko gagalnya produk dipasarkan,

dilakukan analisis kelayakan terlebih dahulu untuk dapat membantu investor

dalam mengambil keputusan dalam pengembangan produk tersebut.

Produk mainan yang mengusung tema pembelajaran mengenai

rangkaian listrik ini memiliki produk saingan yaitu snap circuits yang telah

beredar di pasaran dan telah memiliki nama yang cukup besar. Produk saingan

tersebut juga sudah mengeluarkan berbagai jenis edisi yang telah laku di

pasaran dan diminati oleh berbagai negara. Rancangan dari produk yang akan

dikembangkan ini tidak jauh berbeda dari produk saingan tersebut dari segi

material dan bentuknya, hanya saja komponen yang diberikan lebih sedikit dari

produk saingan. Maka biaya operasional yang akan dikeluarkan juga tidak akan

jauh berbeda, bahkan mungkin dapat menjadi lebih mahal karena terdapat

komponen yang rencananya akan diganti. Dengan biaya operasional yang tidak

jauh berbeda ini, dapat diperkirakan bahwa harga produk yang dikembangkan

Page 21: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PRODUK MAINAN EDUKATIF NEO …

BAB I PENDAHULUAN

I-7

tidak akan jauh berbeda dari produk saingannya yang memiliki harga yang mahal

untuk sejenis mainan edukasi yaitu diatas satu juta rupiah. Melihat dari harga

tersebut, tentu hanya golongan masyarakat menengah keatas yang dapat

membelinya. Produk saingan yang sudah terkenal dan harga yang cukup mahal

menjadikan aspek pasar menjadi salah satu aspek yang penting untuk dianalisis

sebelum melakukan pengebangan produk.

Pada rancangan produk yang akan dikembangkan, terdapat komponen

– komponen yang bentuknya unik, seperti akrilik berbentuk segi enam yang

terdapat lubang pada setiap sisinya. Bentuk – bentuk komponen yang unik

tersebut tentu didapatkan dengan proses operasi yang lebih sulit dan akan

membutuhkan waktu yang lebih lama. Pembuatan komponen – komponen

produk tersebut rencananya akan dilakukan dengan cara subkontrak, sementara

supplier untuk pengadaan subkontrak ini belum tentu dapat memproduksi

komponen yang diinginkan setiap waktu, maka dari itu dibutuhkan analisis lebih

lanjut untuk mengetahui mengenai ketersediaan supplier saat ini. Tidak hanya

supplier, kesulitan dari proses – proses pembuatan komponen juga menjadikan

aspek operasional sebagai aspek penting yang harus dianalisis dalam

pengembangan sebuah produk.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 24/M-

IND/PER/4/2013, semua mainan wajib memiliki sertifikasi SNI. Maka dari itu,

produk yang dipasarkan harus sesuai dengan ketentuan yang ada agar produk

tersebut dapat dikatakan sudah sesuai standar. Salah satu syarat yang harus

dibawa untuk mengajukan sertifikasi SNI adalah membawa surat izin usaha

industri mainan. Maka, surat izin usaha harus dikantongi terlebih dahulu sebelum

dapat mengajukan sertifikasi SNI. Pengajuan surat izin usaha juga harus

memenuhi ketentuan – ketentuan yang ada tentunya. Banyaknya persyaratan

atau ketentuan – ketentuan yang harus dipenuhi tersebut membuat aspek hukum

penting untuk dianalisis dalam mengembangkan sebuah produk, karena jika SNI

tidak dapat dikantongi maka produk tidak dapat dipasarkan dan tentu akan

mengakibatkan pengembangan produk yang telah dilakukan menjadi sia-sia.

Tujuan utama dari pengembangan produk ini tentunya untuk mendapat

keuntungan saat produk telah dipasarkan. Terdapat tingkat pengembalian

tertentu yang diharapkan investor dalam berinvestasi pada pengembangan

produk ini. Tidak tercapainya tingkat pengembalian tersebut atau kerugian yang

Page 22: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PRODUK MAINAN EDUKATIF NEO …

BAB I PENDAHULUAN

I-8

didapat tentu sangat ingin dihindari. Oleh karena itu analisis aspek finansial

dibutuhkan sebelum melakukan pengembangan produk, jika saat produk

dipasarkan hanya menghasilkan uang untuk mengganti biaya investasi atau

bahkan menyebabkan kerugian maka sebaiknya pengembangan produk tidak

perlu dilakukan.

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka terdapat

empat masalah yang dapat dirumuskan, yaitu :

1. Bagaimana kelayakan pengembangan produk mainan rangkaian listrik

bila dilihat dari aspek pasar?

2. Bagaimana kelayakan pengembangan produk mainan rangkaian listrik

bila dilihat dari aspek operasional?

3. Bagaimana kelayakan pengembangan produk mainan rangkaian listrik

bila dilihat dari aspek hukum?

4. Bagaimana kelayakan pengembangan produk mainan rangkaian listrik

bila dilihat dari aspek finansial?

I.3. Pembatasan Masalah dan Asumsi Pada pelaksanaan analisis kelayakan pengembangan produk, terdapat

batasan - batasan yang diterapkan pada penelitian, agar masalah yang diteliti

dapat lebih terfokus dan mendalam. Adapun batasan - batasan masalah tersebut

adalah sebagai berikut.

1. Aspek kelayakan usaha yang dibahas yaitu aspek pasar, aspek

operasional, aspek hukum, dan aspek finansial.

2. Jangka waktu investasi dilakukan selama lima tahun kedepan.

Selain pembatasan masalah, ditambahkan juga asumsi - asumsi untuk

penelitian ini. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam

melakukan penelitian karena adanya keterbatasan informasi saat melakukan

pengambilan data. Asumsi yang digunakan adalah kondisi perekonomian yang

stabil selama masa perhitungan investasi dilakukan.

I.4. Tujuan Penelitian Terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai dari dilakukannya analisis

kelayakan pengembangan produk. Berikut merupakan tujuan-tujuan tersebut.

1. Mengetahui kelayakan pengembangan produk dari aspek pasar.

Page 23: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PRODUK MAINAN EDUKATIF NEO …

BAB I PENDAHULUAN

I-9

2. Mengetahui kelayakan pengembangan produk dari aspek operasional.

3. Mengetahui kelayakan pengembangan produk dari aspek hukum.

4. Mengetahui kelayakan pengembangan produk dari aspek finansial.

I.5. Manfaat Penelitian Terdapat beberapa manfaat yang didapatkan dalam pembuatan

penelitian analisis kelayakan pengembangan produk ini. Manfaat-manfaat

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Memberi kemampuan menelaah suatu topik terbatas dalam bidang

program studi terkait dan menyelesaikannya di bawah bimbingan

Dosen Pembimbing untuk kemudian menuliskannya dalam bentuk

karya ilmiah. 2. Memberikan kontribusi dalam rangka meningkatkan efisiensi,

produktivitas, kualitas, efektivitas, ataupun utilitas sistem dalam lingkup

industri.

I.6. Metodologi Penelitian Cara-cara, rumusan kegiatan, dan prosedur yang digunakan dalam

melakukan analisis kelayakan pengembangan produk akan dijelaskan melalui

subbab ini. Terdapat 6 tahapan dalam melakukan penelitian ini, yaitu penentuan

topik penelitian, studi lapangan, identifikasi dan perumusan masalah,

pengumpulan data, analisis kelayakan bisnis, dan kesimpulan saran. Urutan

tahapan tersebut dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar VII.1. Tahapan

– tahapan tersebut kemudian dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut.

1. Penentuan Topik Penelitian

Penentuan topik penelitian merupakan dasar penelitian lebih lanjut

dilakukan. Topik penelitian dipilih berdasarkan masalah yang sedang

dihadapi oleh pengambil keputusan dalam hal ini adalah investor.

2. Studi Lapangan

Studi lapangan dilakukan dengan cara observasi langsung dari

rancangan produk yang akan dibuat dan cara pembuatan produk

tersebut, serta dengan melakukan wawancara kepada narasumber

yang dibutuhkan.

Page 24: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PRODUK MAINAN EDUKATIF NEO …

BAB I PENDAHULUAN

I-10

3. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Identifikasi masalah dilakukan untuk mencari akar masalah setelah

dilakukan studi lapangan. Hasil dari identifikasi masalah ini akan

dihasilkan rumusan masalah dari penelitian yang hendak dilakukan.

4. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara yaitu memberikan

kuesioner yang akan menghasilkan data primer, pengambilan data

sekunder yang merupakan jenis data yang sudah ada dan dapat

diakses secara bebas seperti data jumlah penduduk, data persentase

pendapatan masyarakat Indonesia dan pengambilan data dari buku

referensi.

5. Analisis Kelayakan Bisnis

Pada tahap ini, dilakukan analisis kelayakan bisnis dari data – data

yang sudah terkumpul. Analisis tersebut terdiri dari empat aspek yaitu

aspek pasar, aspek operasional, aspek hukum, dan aspek finansial.

Analisis aspek pasar digunakan dengan membuat proyeksi permintaan,

melakukan segmenting dan targeting, membuat marketing mix, dan

menganalisis persaingan industri berdasarkan Porter’s Five Force

Analysis. Analisis aspek operasional dilakukan dengan menganalisis

perencanaan proses produksi, jumlah kebutuhan mesin, perencanaan

tenaga kerja, dan perencanaan tata letak. Analisis aspek hukum

dilakukan dengan menganalisis dapat dipenuhi atau tidaknya syarat

pengajuan SNI dan SIUP. Analisis aspek finansial dilakukan dengan

menganalisis perhitungan NPV, payback period, dan IRR.

6. Kesimpulan Saran

Tahap terakhir dalam penelitian ini adalah mengambil kesimpulan yang

dilakukan setelah dilakukan pengolahan data dan analisis. Kesimpulan

ini yang diharapkan dapat menjawab layak atau tidaknya usaha

pengembangan produk yang akan dilakukan berdasarkan aspek pasar,

operasional, hukum, dan finansial, sesuai dengan masalah yang telah

dirumuskan.

Page 25: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PRODUK MAINAN EDUKATIF NEO …

BAB I PENDAHULUAN

I-11

Gambar I.2 Metodologi Penelitian

I.7 Sistematika Penulisan Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai sistematika penulisan pada

hasil penelitian analisis kelayakan pengembangan produk mainan edukatif Neo-

Hexa. Penyusunan hasil penelitian tersebut dilakukan secara sistematis untuk

memudahkan pembaca dalam memahami isi penelitian. Sistematika penulisan

tersebut dapat dilihat sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi

masalah, perumusan masalah, batasan masalah dan asumsi, tujuan penelitian,

manfaat peenelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

Start

Penentuan Topik Penelitian

Studi Lapangan

Identifikasi dan Perumusan Masalah

Pengumpulan Data

Analisisis Kelayakan Bisnis

Kesimpulan dan Saran

End

Page 26: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PRODUK MAINAN EDUKATIF NEO …

BAB I PENDAHULUAN

I-12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas mengenai teori – teori yang digunakan pada

pengolahan data dan analisis. Teori – teori tersebut merupakan pedoman dalam

melakukan penelitian ini.

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini membahas mengenai pengumpulan data yang dilakukan melalui

observasi, wawancara, dan studi literatur. Bab ini juga membahas mengenai

penilaian terhadap data yang telah dikumpulkan tersebut.

BAB IV ANALISIS

Bab ini membahas mengenai analisis terhadap pengolahan data yang

telah dilakukan untuk dapat mengetahui layak atau tidakna suatu gagasan

usaha.

BAB V KESIMPULAN

Bab ini membahas mengenai kesimpulan yang ditarik berdasarkan

analisis yang telah dilakukan. Pada bab ini juga membahas mengenai saran

yang dapat berguna dalam pembukaan usaha mainan dan untuk membantu

penelitian selanjutnya.