ANALISIS KELAYAKAN USAHA PRODUK MAINAN EDUKATIF NEO-HEXA
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar
sarjana dalam bidang ilmu Teknik Industri
Disusun oleh : Nama : Siti Maryam
NPM : 2015610105
PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
BANDUNG 2019
Program Studi Sarjana Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik Parahyangan
Pernyataan Tidak Mencontek atau Melakukan Tindakan Plagiat
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Nama : Siti Maryam NPM : 2015610105 dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: “ANALISIS KELAYAKAN USAHA PRODUK MAINAN EDUKATIF NEO-HEXA” adalah hasil pekerjaan saya dan seluruh ide, pendapat atau materi dari sumber lain telah dikutip dengan cara penulisan referensi yang sesuai. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan jika pernyataan ini tidak sesuai dengan kenyataan, maka saya bersedia menanggung sanksi yang akan dikenakan kepada saya. Bandung, 29 Juli 2019 Siti Maryam NPM : 2015610105
i
ABSTRAK
Pada saat ini, industri mainan merupakan industri yang menjanjikan, karena permintaannya yang terus naik setiap tahunnya, ditambah lagi Indonesia merupakan Negara yang memiliki penduduk yang banyak hingga berpotensi menjadi pasar mainan anak terbesar di Asia Tenggara. Penjualan mainan yang terus meningkat setiap tahunnya membuat investor tertarik untuk menanamkan uangnya pada bisnis mainan anak. Mainan edukatif yang semakin hari semakin diminati membuat investor mengganggap bahwa memulai bisnis di industri mainan akan mendatangkan keuntungan yang banyak. Dari pemikiran itulah akhirnya investor ingin mengembangkan sebuah mainan edukatif bernama Neo-Hexa. Neo-Hexa merupakan sebuah mainan edukatif untuk anak usia 10 tahun keatas. Mainan ini merupakan permainan merangkai rangkaian listrik yang dapat dikategorikan sebagai mainan puzzle dan konstruksi. Mainan ini dinilai sangat menarik dan berbeda dari mainan yang berada di pasaran saat ini, oleh sebab itu mainan ini dirasa dapat laku terjual di pasaran. Penjualan mainan yang terus meningkat dan produk mainan yang unik tidak serta merta membuat bisnis mainan ini akan lancar, karena terdapat faktor - faktor yang perlu dianalisis untuk dapat mengatakan bahwa usaha tersebut layak. Apabila suatu bisnis dikatakan tidak layak, maka memulai bisnis tersebut hanya akan membawa kerugian semata, tidak hanya kerugian materi tetapi juga kerugian waktu yang digunakan untuk merintis bisnis tersebut. Maka dari itu diperlukan sebuah analisis kelayakan usaha, sebelum memulai sebuah usaha.
Terdapat 4 aspek yang akan di analisis terhadap usaha mainan Neo-Hexa ini, yaitu aspek hukum, aspek pasar, aspek operasional, dan aspek finansial. Aspek hukum akan membahas mengenai perizinan yang diperlukan dalam memulai usaha mainan. Aspek pasar akan membahas mengenai permintaan mainan, penentuan target pasar dan penempatan perusahaan dalam pasar tersebut, serta menganalisis persaingan industri yang ada pada industri mainan. Pada aspek operasional akan dibahas mengenai proses produksi, penentuan kapasitas dan jumlah mesin, serta perancangan tata letak pabrik. Pada aspek finansial akan dibahas mengenai harga pokok produksi, laporan laba rugi, laporan arus kas, serta analisis kelayakan investasi.
Berdasarkan hasil penelitian, aspek hukum dinyatakan layak karena segala persyaratan yang ada untuk membuat perizinan dapat dipenuhi. Aspek pasar dinyatakan layak karena terdapat permintaan untuk mainan anak dan persaingan di industri mainan tidak terlalu ketat. Aspek operasional dinyatakan layak karena mesin baru dan kebutuhan ruang untuk membuat pabrik dapat diperoleh. Aspek finansial dinyatakan tidak layak karena modal yang dikeluarkan untuk usaha ini tidak dapat kembali pada akhir masa investasi. Maka dari keempat aspek tersebut, dapat disimpulkan bahwa usaha pengembangan mainan edukatif Neo-Hexa dapat dinyatakan tidak layak karena tidak memenuhi syarat kelayakan pada aspek finansial.
ii
ABSTRACT At present, the toy industry is a promising industry, because the demand continues
to increase every year, plus Indonesia is a country that has a large population that has managed to reach the largest children's toy market in Southeast Asia. Toy sales that continue to increase every year make investors interested in investing their money in the children's toys business. Educational toys that are increasingly in demand make investors work on who start a business in the toy industry will bring more profits. From thinking, eventually investors wanted to develop an educational toy called Neo-Hexa. Neo-Hexa is an educational toy for children aged 10 years and over. This toy is a game of assembling electrical circuits that can be categorized as puzzle and construction toys. This interesting toy is very interesting and different from the toys on the market today, therefore this toy can be sold on the market. Toy sales that continue to increase and unique toy products do not include making these business toys better, because there are factors that need to be improved to be able to say that the business is feasible. If a business is approved that is not feasible, then starting this business will only bring losses, not only material losses but also the loss of time used to start the business. Therefore we need a business feasibility analysis, before starting a business.
There are 4 aspects that will be analyzed on the Neo-Hexa toy business, namely legal aspects, market aspects, operational aspects, and financial aspects. Legal aspects will discuss licensing needed to start a toy business. The market aspect will discuss the demand for toys, determine the target market and place the company in the market, and analyze industry competition in the toy industry. In the operational aspects, we will discuss the production process, determine the capacity and number of machines, and design the factory layout. In the financial aspects will be discussed about the cost of production, earnings reports, cash flow reports, and analysis of investment feasibility.
Based on the results of the research, the legal aspects that were approved were like all the conditions available to make permits approved. Approved market aspects are feasible because there is a demand for children's toys and competition in the toy industry is not too tight. Operational aspects are approved like new machines and need space to make factories can be obtained. The financial aspect is declared unfeasible because capital expended for this business cannot be returned at the end of the investment period. Therefore, it can be concluded that the development of Neo-Hexa educational toys can be considered inappropriate because it does not meet the financial requirements.
iii
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkah dan
Rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul “Analisis
Kelayakan Usaha Produk Mainan Edukatif Neo-Hexa”. Laporan ini dibuat untuk
memenuhi syarat guna mencapai gelar sarjana dalam bidang ilmu Teknik Industri.
Pada proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan pengalaman, bantuan,
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan kali ini, saya
ingin mengucapkan rasa terima kasih saya kepada:
1. Ibu Inge Barlian, Dra., Akt., M.Sc. selaku dosen pembimbing pertama yang
telah memberikan bimbingan dan arahan pada saat penyusunan laporan
skripsi.
2. Bapak Arip Budiono, S.T., MBA., M.Kom. selaku dosen pembimbing
pertama yang telah memberikan bimbingan dan arahan pada saat
penyusunan laporan skripsi.
3. Tim pengembangan produk Neo-Hexa yang telah menuangkan ide dan
waktunya untuk produk yang dikembangkan.
4. Bapak Dr. Paulus Sukapto, Ir., M.B.A. selaku dosen penguji proposal yang
telah memberikan kritik dan masukan dalam penyusunan laporan skripsi.
5. Bapak Yansen Theopilus S.T., M.T. selaku dosen penguji proposal yang
telah memberikan kritik dan masukan dalam penyusunan laporan skripsi.
6. Bapak Y.M. Kinley Aritonang, Ph.D. selaku dosen penguji siding skripsi
yang telah memberikan kritik dan masukan dalam penyusunan laporan
skripsi.
7. Ibu Titi Iswari, S.T., MBA., M.Sc. selaku dosen penguji siding skripsi yang
telah memberikan kritik dan masukan dalam penyusunan laporan skripsi.
8. Orang tua dan saudara penulis yang telah memberikan berbagai dukungan
agar penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi.
9. Nur Putri Bella, Louisa Idealia, Moza Ghina, Chatreen Antonius, Olivia
Oktaviani, Alifia Diandra, dan Johanes Handjaja selaku teman dekat
penulis yang telah memberikan dukungan dan bantuan untuk penulis
dalam penyelesaian laporan skripsi ini.
iv
10. Mario Viegar, M. Suryo Prabowo, dan Syella Merlin selaku teman penulis
yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan laporan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa laporan skripsi ini belum sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan masukan dari pembaca, agar penulis dapat
membuat laporan yang lebih baik lagi di masa mendatang.
Bandung, 30 Juli 2019
Siti Maryam
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i ABSTRACT ............................................................................................................ ii KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii DAFTAR ISI ........................................................................................................... v DAFTAR TABEL ................................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... I-1 I.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... I-1
I.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ............................................... I-3
I.3 Latar Belakang Masalah Besar Tarif Penyusutan ............................ I-6
I.4 Pembatasan Masalah dan Asumsi ................................................... I-8
I.5 Tujuan Penelitian .............................................................................. I-8
I.6 Manfaat Penelitian ............................................................................ I-9
I.7 Metodologi Penelitian ...................................................................... I-1
I.7 Sistematika Penulisan .................................................................... I-11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... II-1 II.1 Definisi Studi Kelayakan Bisnis ...................................................... II-1
II.2 Aspek Hukum ................................................................................. II-1
II.2.1 Pembentukan Badan Usaha dan Wajib Daftar Perusahaan II-2
II.2.1.1 Perserikatan Komanditer (CV) ................................. II-2
II.2.2 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) ................................ II-3
II.2.3 Surat Izin Lokasi ................................................................... II-3
II.2.4 Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) ................................ II-4
II.2.5 Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk Mainan ................. II-4
II.3 Aspek Pasar ................................................................................... II-4
II.3.1 Estimasi Pasar ..................................................................... II-5
II.3.2 Segmenting dan Targeting ................................................... II-6
II.3.3 Marketing Mix ....................................................................... II-7
vi
II.3.4 Porter’s Five Force Analysis ................................................. II-7
II.4 Aspek Operasional ......................................................................... II-9
II.4.1 Perhitungan Jumlah Kebutuhan Mesin ................................. II-9
II.4.2 Struktur Organisasi ............................................................. II-10
II.4.3 Perancangan Tata Letak Pabrik ......................................... II-12
II.5 Aspek Finansial ............................................................................ II-13
II.5.1 Investasi .............................................................................. II-13
II.5.2 Harga Pokok Produksi (HPP) ............................................. II-13
II.5.3 Pajak ................................................................................... II-14
II.5.3.1 Pajak Penghasilan Usaha ...................................... II-14
II.5.3.2 Pajak Bumi Bangunan ............................................ II-14
II.5.4 Depresiasi ........................................................................... II-15
II.5.5 Arus Kas ............................................................................. II-16
II.5.6 Analisis Kelayakan Investasi .............................................. II-16
BAB III DATA DAN PENGOLAHAN DATA ..................................................... III-1 III.1 Gambaran Produk ........................................................................ III-1
III.2 Aspek Hukum ............................................................................... III-2
III.2.1 Bentuk Badan Usaha .......................................................... III-2
III.2.2 Perizinan Umum ................................................................. III-4
III.2.3 Perizinan Khusus ................................................................ III-7
III.3 Aspek Pasar ............................................................................... III-12
III.3.1 Segmenting dan Targeting ............................................... III-12
III.3.1.1 Segmenting Pasar ................................................ III-12
III.3.1.2 Targeting Pasar .................................................... III-13
III.3.2 Marketing Mix ................................................................... III-14
III.3.3 Keadaan Pasar ................................................................. III-15
III.3.4 Analisis Porter ................................................................... III-20
III.3.4.1 Hambatan Bagi Pendatang Baru .......................... III-20
III.3.4.2 Daya Tawar Pemasok .......................................... III-22
III.3.4.3 Daya Tawar Pembeli ............................................ III-23
III.3.4.4 Hambatan Bagi Produk Pengganti ....................... III-24
III.3.4.5 Persaingan Dalam Industri yang Sama ................ III-24
III.4 Aspek Operasional ..................................................................... III-26
III.4.1Proses Produksi ................................................................. III-26
vii
III.4.1.1 Komponen Mainan Neo-Hexa .............................. III-26
III.4.1.2 Pembuatan komponen ......................................... III-27
III.4.1.3 Assembly .............................................................. III-29
III.4.2 Penentuan Kapasitas Produksi ........................................ III-31
III.4.3 Penentuan Kebutuhan Mesin ........................................... III-32
III.4.4 Struktur Organisasi ........................................................... III-35
III.4.5 Penentuan Jumlah Tenaga Kerja ..................................... III-36
III.4.6 Luas dan Tata Letak Pabrik ............................................. III-37
III.5 Aspek Finansial .......................................................................... III-38
III.5.1 Harga Pokok Produksi ...................................................... III-38
III.5.2 Laporan Arus Kas ............................................................. III-46
III.5.3 Analisis Kelayakan Investasi ............................................ III-50
BAB IV ANALISIS ............................................................................................ IV-1 IV.1 Analisis Pemilihan Aspek ............................................................. IV-2
IV.2 Analisis Aspek Hukum ................................................................. IV-2
IV.3 Analisis Aspek Pasar ................................................................... IV-3
IV.4 Analisis Aspek Operasional ......................................................... IV-3
IV.5 Analisis Aspek Finansial .............................................................. IV-4
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. V-1 V.1 Kesimpulan .................................................................................... V-1
V.2 Saran ............................................................................................. V-1
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
viii
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Perbedaan Studi Kelayakan Bisnis & Perencanaan Bisnis .......... II-1
Tabel II.2 Kelebihan dan Kekurangan CV ..................................................... II-2
Tabel II.3 4P dan 4C ..................................................................................... II-7
Tabel II.4 Besar Tarif Penyusutan ............................................................... II-16
Tabel III.1 Kelengkapan Persyaratan Pembuatan Akta Pendirian
Perusahaan .................................................................................. III-3
Tabel III.2 Persyaratan Pengajuan NPWP Perusahaan ................................ III-4
Tabel III.3 Kelengkapan Persyaratan Pembuatan SIUP ............................... III-5
Tabel III.4 Tanda Daftar Perusahaan ............................................................ III-5
Tabel III.5 Persyaratan Izin Lokasi ................................................................ III-6
Tabel III.6 Persyaratan Surat IMB ................................................................. III-7
Tabel III.7 Syarat Pengajuan Surat Pendaftaran Merek ................................ III-9
Tabel III.8 Persyaratan Administrasi Standarisasi Nasional ........................ III-10
Tabel III.9 Syarat Teknis SNI ...................................................................... III-11
Tabel III.10 Rekapitulasi Perizinan ................................................................ III-11
Tabel III.11 Jumlah Penduduk Kota Bandung ............................................... III-16
Tabel III.12 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia ......................................... III-16
Tabel III.13 Proyeksi Pertumbuhan Permintaan Estimator Pessimistic ........ III-18
Tabel III.14 Proyeksi Pertumbuhan Permintaan Estimator Most Likely ........ III-19
Tabel III.15 Proyeksi Pertumbuhan Permintaan Estimator Optimistic ........... III-20
Tabel III.16 Tabel Jumlah Kebutuhan Mesin ................................................. III-34
Tabel III.17 Rekapitulasi Jumlah Pegawai dan Operator Proporsi Pasar 5% III-37
Tabel III.18 Biaya Material Estimator Most Likely Tahun Ke-1 Proporsi
Pasar 5% .................................................................................... III-39
Tabel III.19 Gaji Tenaga Kerja Langsung ...................................................... III-40
Tabel III.20 Investasi Tanah dan Bangunan .................................................. III-40
Tabel III.21 Investasi Mesin ........................................................................... III-40
Tabel III.22 Investasi Peralatan Produksi ...................................................... III-41
Tabel III.23 Depresiasi Bangunan ................................................................. III-41
Tabel III.24 Depresiasi Mesin ........................................................................ III-42
ix
Tabel III.25 Depresiasi Peralatan Produksi ................................................... III-42
Tabel III.26 Rekapitulasi Depresiasi .............................................................. III-43
Tabel III.27 Biaya Listrik ................................................................................ III-43
Tabel III.28 Biaya Perawatan ......................................................................... III-44
Tabel III.29 Pajak Bumi dan Bangunan ......................................................... III-45
Tabel III.30 HPP Estimator Most Likely Tahun ke-1 Proporsi Pasar 5% ....... III-45
Tabel III.31 Rekapitulasi HPP Estimator Most Likely Proporsi Pasar 5% ..... III-46
Tabel III.32 Pendapatan Pada Estimator Most Likely Proporsi Pasar 5% ..... III-46
Tabel III.33 Gaji Pegawai Tidak Langsung .................................................... III-47
Tabel III.34 Investasi Peralatan Kantor dan Transportasi ............................. III-47
Tabel III.35 Biaya Perawatan Peralatan Kantor dan Transportasi ................ III-48
Tabel III.36 Biaya Listrik Kantor ..................................................................... III-48
Tabel III.37 Laporan Arus Kas Estimator Most Likely .................................... III-49
Tabel III.38 Faktor Bunga Nilai Sekarang ...................................................... III-50
Tabel III.39 NPV Estimator Most Likely Proporsi Pasar 5% .......................... III-50
Tabel III.40 Perhitungan PP Estimator Most Likely ....................................... III-51
Tabel IV.41 Perhitungan NPV dengan Harga Mainan yang Dinaikkan ............ IV-5
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1 Minat Pembelian Mainan .............................................................. I-3
Gambar I.2 Metodologi Penelitian ................................................................. I-11
Gambar II.1 Alur Pengajuan Sertifikasi SNI .................................................... II-5
Gambar II.2 Lima Kekuatan Industri ............................................................... II-9
Gambar II.3 Struktur Organisasi Fungsional ................................................. II-11
Gambar II.4 Struktur Organisasi Divisional ................................................... II-11
Gambar II.5 Struktur Organisasi Matriks ....................................................... II-12
Gambar III.1 Produk Mainan Neo-Hexa .......................................................... III-2
Gambar III.2 Proses 3D Printing ................................................................... III-28
Gambar III.3 Proses Drilling .......................................................................... III-28
Gambar III.4 Contoh Pemasangan Dinamo .................................................. III-29
Gambar III.5 Komponen Pasar Malam .......................................................... III-30
Gambar III.6 Komponen Buzzer .................................................................... III-31
Gambar III.7 Mesin Cutting Laser ................................................................. III-32
Gambar III.8 Mesin Drilling ............................................................................ III-33
Gambar III.9 Mesin 3D Printer ...................................................................... III-33
Gambar III.10 Struktur Organisasi .................................................................. III-35
xi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A : HASIL SURVEY
LAMPIRAN B : KOMPONEN MAINAN NEO-HEXA
LAMPIRAN C : HASIL SURVEY HARGA
LAMPIRAN D : REKAPITULASI KEBUTUHAN MATERIAL
LAMPIRAN E : REKAPITULASI HPP
LAMPIRAN F : REKAPITULASI PENDAPATAN
LAMPIRAN G : REKAPITULASI LAPORAN ARUS KAS
LAMPIRAN H : REKAPITULASI PP
I-1
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, identifikasi, dan
perumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Bab ini juga berisi
tentang penjelasan batasan masalah dan asumsi penelitian, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan yang
digunakan dalam penulisan skripsi ini. Bahasan – bahasan tersebut terbagi
kedalam tujuh subbab yang masing – masing membahas bahasan yang
berbeda.
I.I. Latar Belakang Masalah Mainan merupakan sebuah alat kesenangan yang biasanya ditujukan
untuk anak – anak. Melalui mainan ini, diharapkan agar anak dapat bermain
tanpa perlu mebuat orang tua merasa khawatir. Terdapat berbagai macam jenis
mainan yang telah diciptakan seperti boneka, puzzle, dan sebagainya. Menurut
Asosiasi Industri Mainan, mainan anak terbagi menjadi 20 kategori, yaitu action
figures, seni dan kerajinan, mainan pertempuran, mainan membangun dan
konstruksi, koleksi kartu dan mainan, permainan mendandani, boneka, mainan
edukasi, puzzle, mainan balita, mainan keuangan, models, music dan instrument,
mainan luar ruangan, plush, mainan anak pra-sekolah, mainan yang bisa dinaiki,
mainan olahraga, mainan kendaraan, dan elektronik. Banyaknya kategori mainan
menunjukan adanya sebuah kebutuhan mainan untuk anak dan minat anak
terhadap mainan. Kebutuhan mainan yang terus menerus ada, membuat
perkembangan mainan makin pesat, sehingga terciptalah sebuah mainan
edukasi. Mainan edukasi merupakan mainan yang dirancang untuk memiliki
fungsi mendidik didalamnya. Mainan edukasi memungkinkan anak untuk
mendapatkan pelajaran dengan cara menyenangkan. Permainan pada mainan
edukasi biasanya disesuaikan dengan umur pengguna, jadi terdapat berbagai
macam mainan edukasi yang ditujukan untuk anak dari berbagai umur, tidak
hanya untuk balita saja. Menurut Asosiasi Industri Mainan, kategori mainan
edukasi dapat dibagi lagi kedalam lima sub-kategori, yaitu sistem belajar
BAB I PENDAHULUAN
I-2
elektronik yang dibuat untuk anak usia lima tahun keatas, pembelajaran
elektronik bayi yaitu untuk anak usia 0-3 tahun, pembelajaran elektronik pra-
sekolah yaitu untuk anak usia 3-5 tahun, peta dan globe, serta sub-kategori
terakhir adalah mainan yang mengajarkan anak tentang science (astronomi,
kimia, arkeologi, dll).
Industri mainan merupakan industri yang memiliki potensi yang
menjanjikan jika dilihat dari peluang usahanya. Menurut Kementrian
Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin), industri mainan merupakan
salah satu sektor manufaktur andalan di Indonesia karena berorientasi ekspor.
Maka dari itu, kinerja dari sektor ini sedang dipacu oleh pemerintah. Bahkan
pemerintah sudah mulai membantu industri mainan Indonesia dengan cara
memberikan peraturan yang lebih mudah dan proses administrasi yang tidak
begitu sulit, karena diharapkan pada tahun 2030 nanti Indonesia dapat masuk 10
besar ekonomi global. Industri mainan di Indonesia bahkan menjadi salah satu
industri yang dapat menyelamatkan Indonesia dari defisit. Hal ini dibuktikan
dengan meningkatnya nilai ekspor dari sektor mainan sebanyak 12% pada tahun
2017. Nilai ekspor mainan pada tahun 2017 mencapai USD 302,42 juta
sedangkan pada tahun 2016 nilai ekspor mainan hanya mencapai USD 270,36
juta. Selain pada pasar global, industri mainan Indonesia juga sangat berpotensi
pada pasar domestik. Pasar mainan di Indonesia terbilang luas karena faktor
penduduk Indonesia yang banyak. Setiap tahun, jumlah kelahiran anak di
Indonesia mencapai 4,5 juta orang, artinya terdapat permintaan mainan
sebanyak 4,5 juta mainan setiap tahunnya.
Pasar yang besar tidak dapat langsung disimpulkan bahwa bisnis dapat
berjalan dengan lancar, karena terdapat tantangan berupa kompetitor. Terdapat
banyak perusahaan mainan yang terbilang besar di Indonesia, mulai dari
perusahaan lokal ataupun perusahaan asing. Menurut Kementrian
Perindustrian RI salah satu perusahaan yang memiliki pasar yang besar di
Indonesia yaitu PT Mattel Indonesia. Menurut Kementrian Perindustrian Republik
Indonesia, pada tahun 2017 PT Mattel tersebut memiliki nilai ekspor sekitar USD
150 juta dan perkiraan penjualan di Indonesia sebesar USD 20 juta. Banyaknya
kompetitor dan perkembangan yang pesat dari kompetitor juga tidak dapat
langsung dikatakan bahwa bisnis mainan tidak akan berjalan lancar, karena
produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut berbeda dari produk yang akan
BAB I PENDAHULUAN
I-3
dikembangkan. Produk dari PT Mattel misalnya, produk yang paling banyak
dijual oleh perusahaan tersebut merupakan sebuah boneka yang tidak termasuk
dalam mainan edukatif, sangat berbeda dengan produk yang akan
dikembangkan, baik dalam jenis mainan maupun dalam cara bermainnya.
Gambar I.1 Minat Pembelian Mainan
Berdasarkan survey yang dilakukan kepada 65 orang tua (dapat dilihat
pada Gambar I.1), terdapat 89% atau sebanyak 58 orang tua yang lebih memilih
untuk membelikan mainan edukasi dibandingkan mainan lain kepada anaknya.
Maka dari hasil survey tersebut dapat disimpulkan bahwa pada saat ini banyak
orang tua yang lebih memilih membelikan anaknya sebuah mainan yang edukatif
dibandingkan mainan yang biasa saja. Mainan edukatif lebih banyak dipilih
karena mainan edukatif memiliki manfaat lebih banyak seperti menambah
wawasan anak, melatih konsentrasi, dan untuk sebagian mainan edukatif dapat
melatih kemampuan anak. Manfaat – manfaat ini tentu mulai disadari oleh
kebanyakan orang tua dan mereka tentu akan lebih memilih untuk membeli
mainan edukatif dibandingkan mainan biasa. Melalui mainan edukatif ini, anak
tidak hanya dapat merasakan kesenangan dari memainkan mainan tersebut,
tetapi juga dapat memperluas wawasan anak. Selain para orang tua, beberapa
sekolah di Indonesia juga telah memakai mainan sebagai alat dalam pengajaran,
contohnya seperti scrabble dan lego. Pengajaran melalui mainan tersebut tentu
lebih menyenangkan daripada murid harus mendengarkan gurunya menjelaskan
didepan, selain itu murid juga akan lebih antusias dan konsentrasi dengan
11%
89%
Mainan biasa (tidakmengandung edukasi)seperti boneka, bola, dll
Mainan edukasi
BAB I PENDAHULUAN
I-4
penggunaan mainan tersebut. Manfaat dari mainan edukatif ini juga bukan hanya
dirasakan oleh anak atau murid yang memainkannya, tetapi pengajar juga dapat
mendapatkan manfaatnya seperti tidak perlu mengalami kesulitan dalam
mendapatkan perhatian anak untuk dapat mengajar dan tidak perlu menjelaskan
pelajaran secara terus menerus agar anak dapat memahami materinya.
Menurut Eko Wibowo Utomo, selaku Sekretaris Jenderal Asosiasi
Mainan Indonesia (AMI) pada wawancaranya kepada suara.com di tanggal
November 2018, mengatakan bahwa mainan favorit anak pada tahun 2018
merupakan mainan edukatif dan mainan kejutan. Hal ini dapat membuktikan
bahwa mainan edukatif semakin digemari oleh anak – anak. Menurutnya peran
orang tua sangat penting dalam pertumbuhan mainan edukatif ini, karena orang
tua harus menyadari manfaat dari mainan edukatif dan dapat memilih mainan
edukatif dibanding mainan biasa.
Selain dari jenisnya yang merupakan mainan edukatif, mainan yang
akan dikembangkan juga merupakan mainan yang mengusung tema kelistrikan
yang masih jarang ditemukan pada mainan edukatif. Pada Juli 2018, Sutjiadi
Lukas selaku ketua AMI dalam wawancaranya dengan Koran Sindo
mengungkapkan bahwa Indonesia masih tertinggal dalam mainan teknologi. Hal
tersebut meunjukan bahwa mainan teknologi yang beredar di Indonesia masih
sedikit dan hal tersebut dapat membuka peluang besar bagi bisnis mainan
bertema teknologi. Selain temanya yang unik, produk mainan yang akan
dikembangkan juga memiliki keunggulan lain yaitu memiliki banyak project yang
membuat anak dapat merangkai listrik dengan berbagai macam bentuk dan
komponen. Banyaknya project tersebut memungkinkan anak tidak cepat bosan
dengan mainan tersebut. Melalui produk ini juga anak dapat lebih kreatif dan juga
dapat meningkatkan rasa penasaran anak.
Tantangan lain yang dapat dihadapi dalam memasarkan suatu produk
adalah dari ketentuan penjualannya yang diatur oleh pemerintah. Mainan anak
yang dipasarkan haru mengantongi Standar Nasional Indonesia (SNI) sesuai
dengan Peraturan Menteri Perindustrian No. 24/M-IND/PER/4/2013. Kewajiban
memenuhi SNI ini diwajibkan karena mempertimbangkan bahaya yang dapat
ditimbulkan dari mainan tersebut kepada anak – anak. Adanya peraturan
tersebut merupakan sebuah tantangan dalam mengembangkan sebuah produk
mainan, karena mainan tersebut harus memenuhi syarat – syarat yang ada.
BAB I PENDAHULUAN
I-5
Selain itu proses administrasi sebuah mainan untuk menjadi mainan bersertifikat
SNI, harus memenuhi syarat dokumen yang harus dibawa pada saat
mendaftarkan produknya untuk memenuhi SNI, seperti surat pendaftaran merek,
sertifikat sistem manajemen mutu, dan yang lainnya. Syarat – syarat dan
ketentuan dari sertifikasi SNI ini tidak langsung membuat pendaftaran sertifikat
SNI dikatakan sulit, karena pemerintah juga pada saat ini sudah memudahkan
perusahaan dalam administrasi sertifikasi – sertifikasinya telebih lagi dalam
industri mainan yang saat ini sedang sangat didukung oleh pemerintah seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya.
Terlepas dari tantangan yang ada, mainan edukatif yang semakin hari
semakin digemari membuat investor merasa bahwa peluang bisnis dalam produk
mainan edukatif tersebut menjanjikan. Oleh karena itu, investor tersebut
berencana untuk mengembangkan produk mainan edukatif yang diharapkan
dapat memberikan keuntungan pada saat produk tersebut dipasarkan. Produk
yang akan dikembangkan merupakan mainan edukatif yang bertema kelistrikan
dan ditujukan untuk anak usia 10 tahun keatas. Mainan tersebut termasuk
kedalam mainan edukasi dengan kategori sistem belajar elektronik. Cara
memainkan mainan tersebut adalah dengan cara merangkai rangkaian listrik
menjadi bentuk berbeda – beda dengan berbagai macam komponen. Mainan
tersebut akan dilengkapi buku panduan yang berisi proyek – proyek merangkai
rangkaian listrik dengan berbagai komponen dan bentuk, sehingga anak dapat
merangkai rangkaian listrik dengan mengerjakan proyek – proyek tersebut.
Melalui mainan ini, anak – anak diharapkan dapat mengenal komponen –
komponen listrik dan dapat merangkai komponen tersebut menjadi sebuah
rangkaian listrik.
Mainan edukatif bertema kelistrikan diharapkan menjadi daya tarik bagi
masyarakat mengingat masih jarang ditemukan mainan bertema kelistrikan.
Kelebihan atau keunikan produk yang ditawarkan tidak lantas menunjukkan
bahwa pemasaran mainan tersebut akan membawa keuntungan, banyak hal
yang harus diperhatikan sebelum dapat mengatakan penjualan sebuah produk
akan memberikan keuntungan. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, terdapat
tantangan – tantangan yang ada dalam pengembangan produk ini seperti
kompetitor dan harus adanya sertifikat yang menyatakan bahwa mainan tersebut
memenuhi standar. Selain itu perlu dianalisis lebih lanjut mengenai pasar mainan
BAB I PENDAHULUAN
I-6
edukasi ini untuk mengetahui hal apa yang diinginkan konsumen dan bagaimana
minat konsumen. Maka dari itu diperlukan analisis lebih lanjut untuk dapat
mengetahui kelayakan dari pengembangan produk tersebut.
I.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah Fenomena mainan yang menjadi sebuah kebutuhan membuat
permintaan mainan terus ada dan menjadi salah satu sektor yang dinilai
berpotensi karena berorientasi ekspor. Mellihat perkembangan mainan saat ini
dan permintaan mainan yang terus ada membuat investor ingin
menginvestasikan uangnya untuk mengembangkan sebuah produk yaitu mainan
edukasi bertema listrik. Investasi dilakukan karena melihat bahwa peluang
menjual mainan edukasi akan besar dan mainan edukasi bertema listrik masih
sangat jarang ditemukan. Melalui investasi tersebut, investor mengharapkan
keuntungan yang didapat pada saat produk dipasarkan. Tetapi pada
kenyataannya, pengembangan dari sebuah produk tidak dapat dilakukan dengan
hanya didasarkan pada keunikan dari produk tersebut. Banyak aspek yang harus
dipertimbangkan dalam mengembangkan sebuah produk agar peluncuran
produk tersebut dapat memberikan keuntungan. Produk mainan tersebut harus
dinilai juga berdasarkan biaya operasional, demand, produk saingan, dan
sebagainya. Maka dari itu untuk mengurangi resiko gagalnya produk dipasarkan,
dilakukan analisis kelayakan terlebih dahulu untuk dapat membantu investor
dalam mengambil keputusan dalam pengembangan produk tersebut.
Produk mainan yang mengusung tema pembelajaran mengenai
rangkaian listrik ini memiliki produk saingan yaitu snap circuits yang telah
beredar di pasaran dan telah memiliki nama yang cukup besar. Produk saingan
tersebut juga sudah mengeluarkan berbagai jenis edisi yang telah laku di
pasaran dan diminati oleh berbagai negara. Rancangan dari produk yang akan
dikembangkan ini tidak jauh berbeda dari produk saingan tersebut dari segi
material dan bentuknya, hanya saja komponen yang diberikan lebih sedikit dari
produk saingan. Maka biaya operasional yang akan dikeluarkan juga tidak akan
jauh berbeda, bahkan mungkin dapat menjadi lebih mahal karena terdapat
komponen yang rencananya akan diganti. Dengan biaya operasional yang tidak
jauh berbeda ini, dapat diperkirakan bahwa harga produk yang dikembangkan
BAB I PENDAHULUAN
I-7
tidak akan jauh berbeda dari produk saingannya yang memiliki harga yang mahal
untuk sejenis mainan edukasi yaitu diatas satu juta rupiah. Melihat dari harga
tersebut, tentu hanya golongan masyarakat menengah keatas yang dapat
membelinya. Produk saingan yang sudah terkenal dan harga yang cukup mahal
menjadikan aspek pasar menjadi salah satu aspek yang penting untuk dianalisis
sebelum melakukan pengebangan produk.
Pada rancangan produk yang akan dikembangkan, terdapat komponen
– komponen yang bentuknya unik, seperti akrilik berbentuk segi enam yang
terdapat lubang pada setiap sisinya. Bentuk – bentuk komponen yang unik
tersebut tentu didapatkan dengan proses operasi yang lebih sulit dan akan
membutuhkan waktu yang lebih lama. Pembuatan komponen – komponen
produk tersebut rencananya akan dilakukan dengan cara subkontrak, sementara
supplier untuk pengadaan subkontrak ini belum tentu dapat memproduksi
komponen yang diinginkan setiap waktu, maka dari itu dibutuhkan analisis lebih
lanjut untuk mengetahui mengenai ketersediaan supplier saat ini. Tidak hanya
supplier, kesulitan dari proses – proses pembuatan komponen juga menjadikan
aspek operasional sebagai aspek penting yang harus dianalisis dalam
pengembangan sebuah produk.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 24/M-
IND/PER/4/2013, semua mainan wajib memiliki sertifikasi SNI. Maka dari itu,
produk yang dipasarkan harus sesuai dengan ketentuan yang ada agar produk
tersebut dapat dikatakan sudah sesuai standar. Salah satu syarat yang harus
dibawa untuk mengajukan sertifikasi SNI adalah membawa surat izin usaha
industri mainan. Maka, surat izin usaha harus dikantongi terlebih dahulu sebelum
dapat mengajukan sertifikasi SNI. Pengajuan surat izin usaha juga harus
memenuhi ketentuan – ketentuan yang ada tentunya. Banyaknya persyaratan
atau ketentuan – ketentuan yang harus dipenuhi tersebut membuat aspek hukum
penting untuk dianalisis dalam mengembangkan sebuah produk, karena jika SNI
tidak dapat dikantongi maka produk tidak dapat dipasarkan dan tentu akan
mengakibatkan pengembangan produk yang telah dilakukan menjadi sia-sia.
Tujuan utama dari pengembangan produk ini tentunya untuk mendapat
keuntungan saat produk telah dipasarkan. Terdapat tingkat pengembalian
tertentu yang diharapkan investor dalam berinvestasi pada pengembangan
produk ini. Tidak tercapainya tingkat pengembalian tersebut atau kerugian yang
BAB I PENDAHULUAN
I-8
didapat tentu sangat ingin dihindari. Oleh karena itu analisis aspek finansial
dibutuhkan sebelum melakukan pengembangan produk, jika saat produk
dipasarkan hanya menghasilkan uang untuk mengganti biaya investasi atau
bahkan menyebabkan kerugian maka sebaiknya pengembangan produk tidak
perlu dilakukan.
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka terdapat
empat masalah yang dapat dirumuskan, yaitu :
1. Bagaimana kelayakan pengembangan produk mainan rangkaian listrik
bila dilihat dari aspek pasar?
2. Bagaimana kelayakan pengembangan produk mainan rangkaian listrik
bila dilihat dari aspek operasional?
3. Bagaimana kelayakan pengembangan produk mainan rangkaian listrik
bila dilihat dari aspek hukum?
4. Bagaimana kelayakan pengembangan produk mainan rangkaian listrik
bila dilihat dari aspek finansial?
I.3. Pembatasan Masalah dan Asumsi Pada pelaksanaan analisis kelayakan pengembangan produk, terdapat
batasan - batasan yang diterapkan pada penelitian, agar masalah yang diteliti
dapat lebih terfokus dan mendalam. Adapun batasan - batasan masalah tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Aspek kelayakan usaha yang dibahas yaitu aspek pasar, aspek
operasional, aspek hukum, dan aspek finansial.
2. Jangka waktu investasi dilakukan selama lima tahun kedepan.
Selain pembatasan masalah, ditambahkan juga asumsi - asumsi untuk
penelitian ini. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam
melakukan penelitian karena adanya keterbatasan informasi saat melakukan
pengambilan data. Asumsi yang digunakan adalah kondisi perekonomian yang
stabil selama masa perhitungan investasi dilakukan.
I.4. Tujuan Penelitian Terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai dari dilakukannya analisis
kelayakan pengembangan produk. Berikut merupakan tujuan-tujuan tersebut.
1. Mengetahui kelayakan pengembangan produk dari aspek pasar.
BAB I PENDAHULUAN
I-9
2. Mengetahui kelayakan pengembangan produk dari aspek operasional.
3. Mengetahui kelayakan pengembangan produk dari aspek hukum.
4. Mengetahui kelayakan pengembangan produk dari aspek finansial.
I.5. Manfaat Penelitian Terdapat beberapa manfaat yang didapatkan dalam pembuatan
penelitian analisis kelayakan pengembangan produk ini. Manfaat-manfaat
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memberi kemampuan menelaah suatu topik terbatas dalam bidang
program studi terkait dan menyelesaikannya di bawah bimbingan
Dosen Pembimbing untuk kemudian menuliskannya dalam bentuk
karya ilmiah. 2. Memberikan kontribusi dalam rangka meningkatkan efisiensi,
produktivitas, kualitas, efektivitas, ataupun utilitas sistem dalam lingkup
industri.
I.6. Metodologi Penelitian Cara-cara, rumusan kegiatan, dan prosedur yang digunakan dalam
melakukan analisis kelayakan pengembangan produk akan dijelaskan melalui
subbab ini. Terdapat 6 tahapan dalam melakukan penelitian ini, yaitu penentuan
topik penelitian, studi lapangan, identifikasi dan perumusan masalah,
pengumpulan data, analisis kelayakan bisnis, dan kesimpulan saran. Urutan
tahapan tersebut dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar VII.1. Tahapan
– tahapan tersebut kemudian dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut.
1. Penentuan Topik Penelitian
Penentuan topik penelitian merupakan dasar penelitian lebih lanjut
dilakukan. Topik penelitian dipilih berdasarkan masalah yang sedang
dihadapi oleh pengambil keputusan dalam hal ini adalah investor.
2. Studi Lapangan
Studi lapangan dilakukan dengan cara observasi langsung dari
rancangan produk yang akan dibuat dan cara pembuatan produk
tersebut, serta dengan melakukan wawancara kepada narasumber
yang dibutuhkan.
BAB I PENDAHULUAN
I-10
3. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Identifikasi masalah dilakukan untuk mencari akar masalah setelah
dilakukan studi lapangan. Hasil dari identifikasi masalah ini akan
dihasilkan rumusan masalah dari penelitian yang hendak dilakukan.
4. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara yaitu memberikan
kuesioner yang akan menghasilkan data primer, pengambilan data
sekunder yang merupakan jenis data yang sudah ada dan dapat
diakses secara bebas seperti data jumlah penduduk, data persentase
pendapatan masyarakat Indonesia dan pengambilan data dari buku
referensi.
5. Analisis Kelayakan Bisnis
Pada tahap ini, dilakukan analisis kelayakan bisnis dari data – data
yang sudah terkumpul. Analisis tersebut terdiri dari empat aspek yaitu
aspek pasar, aspek operasional, aspek hukum, dan aspek finansial.
Analisis aspek pasar digunakan dengan membuat proyeksi permintaan,
melakukan segmenting dan targeting, membuat marketing mix, dan
menganalisis persaingan industri berdasarkan Porter’s Five Force
Analysis. Analisis aspek operasional dilakukan dengan menganalisis
perencanaan proses produksi, jumlah kebutuhan mesin, perencanaan
tenaga kerja, dan perencanaan tata letak. Analisis aspek hukum
dilakukan dengan menganalisis dapat dipenuhi atau tidaknya syarat
pengajuan SNI dan SIUP. Analisis aspek finansial dilakukan dengan
menganalisis perhitungan NPV, payback period, dan IRR.
6. Kesimpulan Saran
Tahap terakhir dalam penelitian ini adalah mengambil kesimpulan yang
dilakukan setelah dilakukan pengolahan data dan analisis. Kesimpulan
ini yang diharapkan dapat menjawab layak atau tidaknya usaha
pengembangan produk yang akan dilakukan berdasarkan aspek pasar,
operasional, hukum, dan finansial, sesuai dengan masalah yang telah
dirumuskan.
BAB I PENDAHULUAN
I-11
Gambar I.2 Metodologi Penelitian
I.7 Sistematika Penulisan Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai sistematika penulisan pada
hasil penelitian analisis kelayakan pengembangan produk mainan edukatif Neo-
Hexa. Penyusunan hasil penelitian tersebut dilakukan secara sistematis untuk
memudahkan pembaca dalam memahami isi penelitian. Sistematika penulisan
tersebut dapat dilihat sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi
masalah, perumusan masalah, batasan masalah dan asumsi, tujuan penelitian,
manfaat peenelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
Start
Penentuan Topik Penelitian
Studi Lapangan
Identifikasi dan Perumusan Masalah
Pengumpulan Data
Analisisis Kelayakan Bisnis
Kesimpulan dan Saran
End
BAB I PENDAHULUAN
I-12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas mengenai teori – teori yang digunakan pada
pengolahan data dan analisis. Teori – teori tersebut merupakan pedoman dalam
melakukan penelitian ini.
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini membahas mengenai pengumpulan data yang dilakukan melalui
observasi, wawancara, dan studi literatur. Bab ini juga membahas mengenai
penilaian terhadap data yang telah dikumpulkan tersebut.
BAB IV ANALISIS
Bab ini membahas mengenai analisis terhadap pengolahan data yang
telah dilakukan untuk dapat mengetahui layak atau tidakna suatu gagasan
usaha.
BAB V KESIMPULAN
Bab ini membahas mengenai kesimpulan yang ditarik berdasarkan
analisis yang telah dilakukan. Pada bab ini juga membahas mengenai saran
yang dapat berguna dalam pembukaan usaha mainan dan untuk membantu
penelitian selanjutnya.