analisis kebijakan praktis: bdtbt.esdm,.go · pdf fileitulah kondisi kegiatan analisis...
TRANSCRIPT
ANALISIS KEBIJAKAN PRAKTIS:
DELAPAN LANGKAH EFEKTIF UNTUK MEMECAHKAN MASALAH,
PENDEKATAN OLEH EUGENE BARDACH
(Langkah ke 1 Rumusan Masalah)
Analisis kebijakan merupakan aktivitas sosial dan politik. Pada dasarnya seorang analis
bertanggung jawab secara moral dan intelektual atas kualitas analisis kebijakan yang dibuatnya.
Hanya, analis kebijakan melampaui teknik pengambilan keputusan biasa. Pertama, karena
subyeknya berkaitan dengan kepentingan sejumlah besar warga negara. Kedua, proses dan hasil
analisis kebijakan selalu melibatkan selalu melibatkan banyak profesional dan para pihak yang
berkepentingan: sehingga umumnya dilakukan secara tim yang melibatkan banyak instansi.
Klien biasanya merupakan organisasi yang secara hirarki superior, para pengamat bisa berasal
dari berbagai sub-group yang mempunyai dukungan politik tertentu serta lawan dari analis yang
dibuat. Itulah kondisi kegiatan analisis kebijakan, dan membuat cukup sulit menentukan kualitas
analisis.
Eugene Bardach, seorang pengajar analis kebijakan sejak 1973 di Goldman School of Public
Policy, University of California, Berkeley membuat sebuah pendekatan yang dia sebut sebagai
“Eightfold Path to More effective problem solving”. Buku yang tidak terlalu tebal ini sangat
berguna memberikan arahan baik untuk analis kebijakan atau siswa dalam usahanya melihat
dunia melalui kacamata seorang praktisioner.
Delapan Langkah
Analisis kebijakan lebih merupakan seni daripada sains. Ia membutuhkan banyak intuisi
disamping juga metode. Sebagian besar pemula lebih merasa nyaman menggunakan banyak
metode untuk pekerjaanya. Berikut delapan langkah yang dibuat oleh Eugene Bardach:
Rumuskan masalah
Kumpulkan sejumlah bukti
Bangun alternatif
Pilih kriteria
bdtb
t.esd
m,.g
o.id
Buat outcome-nya
Konfrontasikan kelebihan dan kekurangannya
Ambil keputusan
Ceritakan
Langkah-langkah tersebut tidak harus dibuat persis berurutan, juga tidak semuanya penting untuk
semua masalah. Tetapi usaha untuk menentukan masalah selalu menjadi langkah awal dan
menceritakan hasil selalu menjadi bagian akhir proses. Kedelapan langkah pendekatan tersebut
lebih merupakan pengingat akan tugas-tugas penting yang harus dilakukan oleh seorang analis.
Proses Pemecahan Masalah
Proses pemecahan masalah- adalah proses trial and error – merupakan proses yang terus
berulang, sehingga biasanya harus mengulang langkah-langkah tersebut, kadang lebih dari
sekali. Semakin kita terlibat dalam proses pemecahan masalah, semakin sering terjadi perubahan
perumusan masalah, juga alternatif yang dibangun, kriteria evaluasi, dan bukti-bukti yang
diperlukan. Dengan pengulangan analis akan lebih percaya diri bahwa dia berada di jalur yang
benar. Proses ini cukup melelahkan tetapi juga berharga – jika kita menyukai tantangan untuk
menelusuri, menemukan dan menciptakan.
Konsep analisis yang digunakan di dunia nyata.
Pada kehidupan nyata, masalah kebijakan selalu muncul dalam wujud banyak data detil: berupa
kepribadian, grup-grup berkepentingan, figur penganggaran, hukum dan interpretasinya,
birokrasi, perilaku warga dan sebagainya. Analis kebijakan harus mampu menggunakan konsep
analisis yang tepat untuk menelaah manifestasinya di dunia nyata.
Kelebihan Metode
Delapan langkah pendekatan ini dimaksudkan untuk memperekonomis dan meningkatkan
proses. Hal ini karena menganalisis kebijakan publik adalah aktivitas kompleks. Sangat mudah
kehilangan arah, menghabiskan banyak waktu, dan menyebabkan demoralisasi. Banyak metode
analisis kebijakan lebih berusaha mengarahkan agar tidak tersesat. Itu hal yang penting, tetapi
metode delapan langkah ini akan membantu analisis secara lebih efisien dengan seminimum
mungkin kebingungan.
bdtb
t.esd
m,.g
o.id
Akhirnya, analisis kebijakan sebagaimana asalnya dari politik, juga akan berakhir di politik.
Kehidupan politik pada dasarnya mempunyai dua sisi: menyalurkan konflik dan membangun
komunitas. Analisis kebijakan melayani kedua sisi tersebut. Ia menyalurkan konflik dengan
membangun berbagai argumen, dengan data dukungnya, mengalahkan lawannya dan akan keluar
sebagai pemenang. Tetapi ia juga membangun komunitas dengan meletakkan dasar yang kuat.
Dasar yang kuat ini ditentukan oleh sejumlah aturan dan konvensi berdasar diskursus rasional.
Lawan argumen dimungkinkan untuk melakukan prosedur analisis untuk menciptakan
ketidaksepakatan, atau mungkin mereka hanya menemukan suatu potensi konflik atas masalah
teknis seperti misalnya seberapa besar keuntungan Kebijakan A dibanding Kebijakan B untuk
memitigasi masalah M.
LANGKAH I : RUMUSKAN MASALAH
Perumusan masalah adalah langkah yang paling penting. Ini akan memberikan kita alasan kuat
untuk mengerjakan semua pekerjaan untuk menyelesaikan proyek dan memberikan arah aktivitas
untuk mengumpulkan bukti-bukti.
Pikirkan Kekurangan dan Kelebihan
Seringkali – tetapi tidak selalu – sangat membantu untuk berfikir dalam kerangka kekurangan
dan kelebihan. Sebagai contoh:
“Terdapat banyak warga tidak mempunyai tempat tinggal di Indonesia.”
“Permintaan air irigasi tumbuh lebih cepat dari kemampuan pemerintah memenuhinya baik
secara finansial dan lingkungan.”
Kerangka kelebihan dan kekurangan tidak akan membantu jika masalah yang dihadapi sudah
terstruktur pilihan pemecahannya – sebagai contoh, “pencemaran air di Sungai Citarum”. Juga
tidak akan membantu jika tantangan kita adalah menemukan solusi apapun untuk menyelesaikan
masalah yang sudah terumuskan secara nyata – sebagai contoh, “mendapatkan pembiayaan untuk
mengantisipasi kesenjangan antara pendapatan dan pengeluaran.”
Buat Rumusan Dapat Dievaluasi
bdtb
t.esd
m,.g
o.id
“Masalah” ada jika manusia berpikir ada sesuatu yang “salah” dalam kehidupan, tetapi harus
dicermati bahwa “salah” adalah sesuatu yang bisa diperdebatkan. Tidak semua orang akan setuju
dengan fakta yang anda kemukakan sebagai masalah, karena setiap orang akan menggunakan
kerangka pikir yang berbeda atas fakta tersebut. Sayangnya belum ada cara yang disepakati
untuk menyelesaikan berbedaan filosofis tersebut.
Sebuah pertanyaan filosofis sekaligus praktis: “Masalah privat apa yang membuatnya bisa
dinyatakan sebagai masalah publik dan legitimasi apa sehingga memungkinkan klaim untuk
pemecahannya menggunakan sumber daya publik?”. Biasanya akan sangat membantu untuk
melihat situasi dalam kerangka “kegagalan pasar”, market failure (Wemer and Vining 2004, bab
5). Secara sederhana, kegagalan pasar terjadi pada barang atau jasa yang mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut:
Sangat sulit untuk menetapkan pembayaran dari semua pihak yang mendapatkan
keuntungan darinya, sebagai contoh, terdapat banyak orang yang mendapatkan manfaat
dari ilmu sains dasar.
Sangat sulit menetapkan nilai ekonomis yang tepat dari semua pihak yang diuntungkan
dalam penggunaannya. Seperti para pemilik mobil yang membuang polusinya ke udara
bebas.
Sangat sulit bagi konsumen atau suplaier untuk menetapkan kuantitas sebenarnya
penggunaan barang atau jasa yang dilakukan. Sebagai contoh jasa perbaikan.
Membuat biaya produksi lebih rendah dari rata-rata biaya dalam jumlah permintaan yang
relevan. Misalnya artikel yang didistribusikan lewat internet.
Pada situasi umum, walau tidak selalu, situasi saat tidak terdapat kegagalan pasar dapat
diidentifikasi, masalah privat tidak dapat dikategorikan untuk mendapat intervensi pemerintah.
Selain masalah kegagalan pasar, situasi umum yang menyebabkan masalah privat yang dapat
digaransi menjadi masalah publik adalah:
Kegagalan sistem, seperti hubungan keluarga, yang terjadi secara umum di luar kriteria
pasar.
bdtb
t.esd
m,.g
o.id
Standar hidup yang rendah yang timbul karena justru pasar berfungsi secara baik dan
tidak memberi individu imbalan yang layak karena mereka tidak mempunyai skill dan
keahlian yang dibutuhkan pasar.
Terdapatnya diskriminasi rasa atau minoritas.
Kegagalan pemerintah untuk berfungsi di sektor yang secara tradisional pemerintah
diharapkan mampu bertindak secara efektif (seperti menyediakan sekolah umum).
Isu Retorika
Isu retorika dapat digunakan untuk merumuskan masalah. Tetapi pergunakan secara hati-hati.
Umumnya isu retorika menunjukkan suatu kondisi yang oleh warga dinyatakan tidak disukai
atau buruk, seperti “kekerasan media” atau “global-warming”. Isu retorika sering memuat
kepentingan kelompok atau ideology tertentu. Seperti perbedaan cara pandang “liberal” dan
“konservatif” dalam menyikapi mekanisme pasar. Juga isu-isu menyangkut lingkungan hidup.
Analis kebijakan umumnya menjembatani semua ideologi politik dengan berdasar dengan
standar normatif “memaksimumkan kesejahteraan”. Jadi anda tidak boleh sertamerta mengulangi
isu retorika dalam rumusan masalah, tetapi gunakan sebagai materi dasar untuk perumusan
masalah yang diharapkan akan berguna untuk analisis.
Kuantifikasi Jika Memungkinkan
Perumusan masalah sebaiknya memunculkan fitur kuantitatif. Jangan memunculkan kata-kata
yang sulit diukur, seperti “terlalu besar”? , “terlalu sedikit”?.Seperti dalam kasus perumahan,
“seberapa banyak warga yang tidak mempunyai rumah di Indonesia?”. Atau dalam kasus irigasi
pertanian, berapa hektar meter air yang digunakan sekarang, dan berapa banyak jika
dibandingkan dengan permintaan dalam jangka waktu sekian tahun ke depan? Dengan
menuliskan secara kuantitatif, lebih mudah mengukur tingkat kemampuan pemerintah
membangun fasilitas fisik irigasi, dan bagaimana harapan pertumbuhannya selama sekian waktu
tertentu.
Dalam beberapa kasus tertentu, dimungkinkan untuk membuat perkiraan, jika angka pasti tidak
mudah didapatkan. Perkiraan harus dibuat range-nya dan poin estimasinya. Sebagai contoh,
bdtb
t.esd
m,.g
o.id
“perkiraan terbaik jumlah warga yang tidak memiliki rumah mencapai 250.000 jiwa, nilai
pastinya adalah antara 100.000 sampai 400.000 jiwa.
Lebih baik mengatakan “banyak warga dengan pendapatan di atas Rp. 5.000.000,- tinggal di
apartemen bersubsidi”, daripada “terlalu banyak warga berpenghasilan menengah ke atas yang
mendapatkan keuntungan dari perumahan bersewa rendah.” Nilai 5.000.000 berfungsi sebagai
batas yang akan menjadi tolok ukur pada analisis yang dibangun.
Identifikasi Peluang Laten
Suatu masalah pada dasarnya adalah karena adanya peluang yang diabaikan. “Jika tidak rusak,
jangan perbaiki”, adalah pernyataan yang menjebak, dan sejumlah analis kebijakan, pengambil
kebijakan , dan pelayan public secara tidak sadar menerapkkannya, dengan membatasi dari
pencarian kemungkinan-kemungkinan peluang pemecahan masalah. Lebih parah lagi, sebagian
besar agenda professional kebijakan diarahkan oleh sejumlah komplain, ancaman, kekhawatiran,
dan masalah. Sehingga mereka kehabisan energi untuk berfikir tentang perbaikan atas hal-hal
yang terabaikan. Jika adal peluang laten untuk perbaikan, jangan diabaikan.
Dimana kita dapat melihat peluang untuk perbaikan kebijakan secara kreatif tanpa didahului oleh
complain, dan sebagainya? Sejumlah akademisi dan teoritis memberikan beberapa rumusan
generic seperti di bawah ini:
Beberapa Peluang Generik untuk Menciptakan Perbaikan Sosial
Strategi Operasi
Dengan menyusun ulang, membuat kerangka waktu, prioritas, pemaduan,
pengelompokkan, dan penataan rasional lainnya bisa dimungkinkan untuk menggunakan
sumber daya yang sudah ada untuk mencapai produktivitas yang lebih tinggi dari
sebelumnya.
Pricing berdasar biaya (cost-based pricing)
Perbedaan antara harga dan biaya menunjukkan peluang untuk menguatkan kesejahteraan
sosial dengan mengatur ulang harga agar sesuai dengan kondisi riilnya. Misalnya,
menghapus subsidi untuk periode beban puncak listrik.
bdtb
t.esd
m,.g
o.id
Aspirasi Pribadi Berdasar Produk (By-product of personal aspirations)
Dimungkinkan untuk membuat insentif baru atau menciptakan peluang baru untuk
kelebihan yang diciptakan oleh seorang pribadi yang dapat secara tidak langsung
memberikan keuntungan untuk masyarakat. Sebagai contoh, pemerintah dapat
mengurangi biaya inovasi dengan memberi insentif bagi para penemu atau saintis yang
berkerja di penemuan tersebut.
Saling Melengkapi
Dua atau lebih aktivitas berpeluang untuk digabungkan sehingga satu sama lain bisa lebih
produktif. Sebagai contoh, meningkatkan pembangunan public dapat mengurangi
pengangguran.
Input substitusi
Terdapat banyak peluang substitusi yang lebih hemat secara biaya dalam suatu proses
yang memberikan hasil lebih kurang sama. Sebagai contoh, pemerintah kota dapat
menyewa tenaga sipil bergaji rendah untuk tugas-tugas administrasi dibanding
menggunakan pegawai negara yang bergaji lebih tinggi.
Pengembangan
Sejumlah aktivitas yang berurutan atau operasi dapat diatur untuk mendapatkan
keuntungan berupa proses pengembangan. Sebagai contoh, dinas kesejahteraan dapat
mengases klien untuk mendapatkan peluang pekerjaan daripada hanya memberikan
pelatihan dan menyuruh mereka mencari pekerjaan sndiri.
Pertukaran
Kemungkinan pertukaran dapat meningkatkan nilai sosial. Perumus kebijakan sering kali
mendesain kebijakan agar tercipta stimulus pasar.
Fungsi jamak (multiple function)
Suatu sistem dapat didesain agar satu fitur berpotensi menciptakan dua atau lebih fungsi.
Sebagai contoh, dinas pajak dapat menciptakan situasi sedemikan rupa sehingga dapat
mencegah pengemplang pajak sekaligus menyakinkan warga taat pajak bahwa mereka
tidak dirugikan atas kejujurannya.
bdtb
t.esd
m,.g
o.id
Nontradisional partisipan
Pegawai garis depan pemerintah - demikian juga konsumen, klien atau pihak yang diatur
regulasi – sering mempunyai pengetahuan atas peluang perbaikan program yang dapat
bermanfaat bagi pengambil keputusan di kantor tersebut.
Kapasitas yang kurang dimanfaatkan
Pemerintah seringkali secara sistematis kurang memanfaatkan sumber daya yang mereka
kuasai. Misalnya, fasilitas sekolah yang hanya dimanfaatkan sebagian hari dan sebagian
waktu selama satu tahun. Tetapi patut diperhatikan bahwa memanfaatkan kapasitas
sekolah untuk tujuan lain tanpa mengganggu fungsi asal sekolah bukan sesuatu yang
mudah.
Kondisi yang menciptakan masalah bisa menjadi masalah tersendiri. Tetapi harus ditekankan
bahwa, penyebab harus nyata, jangan diasumsikan. Anda harus mengevaluasi mata rantai
penyebab sampai akibat buruk yang ditimbulkan oleh penyeban tersebut dan harus diyakini
bahwa keterhubungan sebab akibatnya adalah nyata. Bukti-bukti atas masalah tersebut harus
dievaluasi secara hati-hati sebelum kita memutuskan bahwa rumusan masalah kebijakan tersebut
sduah benar.
Ulangi
Perumusan masalah adalah langkah terpenting. Karena sangat sulit meendapatkan secara benar,
jika perlu ulangi langkah-langkahnya secara berulang. Selama itu, pemahaman konseptual dan
empriris akan menguat dalam analisis. Sebagai contoh, pada awalnya anda berpikir bahwa
masalah utamanya adalah “terlalu banyak rumah singgah di kota kita”, tetapi pada akhirnya
disimpulkan bahwa masalah utamanya adalah “buruknya manajemen rumah singgah”.
bdtb
t.esd
m,.g
o.id