analisis kebijakan luar negeri arab saudi dalam intervensi terhadap yaman

4
Analisis Kebijakan Luar Negeri Arab Saudi dalam Intervensi terhadap Yaman Ahmad Khusairi/201310360311217 A. Latar Belakang Sekitar sebulan yang lalu tepatnya Kamis (26/3) pukul 23.00 GMT atau pukul 06.00 WIB telah terjadi konflik hebat antara pasukan koalisi negara-negara teluk yang dipimpin Saudi Arabia melakukan intervensi militer ke negara Yaman. Operasi militer ini dimaksudkan untuk membantu memerangi pemberontak Syiah Houthi (loyalis mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh) yang ingin menumbangkan rezim Presiden Abd Rabbuh Mansour Hadi. Sebelumnya, masalah ini merupakan masalah domestik Yaman dimana para pemberontak Syiah Houthi ini sebagai loyalis mantan presiden Yaman sebelumnya dijanjikan oleh Presiden Hadi akan mendapat kedudukan atau posisi dalam pemerintahan setelah pemilu yang baru saja dilakukan dg hasilnya Mansour Hadi terpilih sebagai presiden. Namun, karena janji yang diberikan kepada Houthi tidak kunjung direalisasikan oleh presiden dengan tidak memberi tempat politis di pemerintahannya. Hal ini memicu awal konflik yang ditandai dari demonstrasi oleh Syiah Houthi menuntut agar presiden segera membuktikan janji memberikan jabatan politis. Sehingga kemudian presiden memberikan janji yang akhirnya juga tidak ditepati. Segera setelah itu terjadi demonstrasi kedua yang berujung menjadi pemberontakan menuntut mundurnya presiden Hadi.

Upload: andrei-supra-sumeringah

Post on 18-Dec-2015

24 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

hi punya

TRANSCRIPT

Analisis Kebijakan Luar Negeri Arab Saudi dalam Intervensi terhadap YamanAhmad Khusairi/201310360311217A. Latar BelakangSekitar sebulan yang lalu tepatnya Kamis (26/3) pukul 23.00 GMT atau pukul 06.00 WIB telah terjadi konflik hebat antara pasukan koalisi negara-negara teluk yang dipimpin Saudi Arabia melakukan intervensi militer ke negara Yaman. Operasi militer ini dimaksudkan untuk membantu memerangi pemberontak Syiah Houthi (loyalis mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh) yang ingin menumbangkan rezim Presiden Abd Rabbuh Mansour Hadi. Sebelumnya, masalah ini merupakan masalah domestik Yaman dimana para pemberontak Syiah Houthi ini sebagai loyalis mantan presiden Yaman sebelumnya dijanjikan oleh Presiden Hadi akan mendapat kedudukan atau posisi dalam pemerintahan setelah pemilu yang baru saja dilakukan dg hasilnya Mansour Hadi terpilih sebagai presiden. Namun, karena janji yang diberikan kepada Houthi tidak kunjung direalisasikan oleh presiden dengan tidak memberi tempat politis di pemerintahannya. Hal ini memicu awal konflik yang ditandai dari demonstrasi oleh Syiah Houthi menuntut agar presiden segera membuktikan janji memberikan jabatan politis. Sehingga kemudian presiden memberikan janji yang akhirnya juga tidak ditepati. Segera setelah itu terjadi demonstrasi kedua yang berujung menjadi pemberontakan menuntut mundurnya presiden Hadi.Presiden Hadi, menurut saya tidak ingin melepaskan jabatannya sebagai presiden dengan melarikan diri ke Riyadh untuk meminta bantuan kepada Saudi Arabia dalam menghadapi pemberontak Houthi. Disinilah kemudian melalui Dewan Kerjasama Teluk, Presiden Yaman melalui Menlu Riad Yassin memohon agar Saudi Arabia dan pasukan koalisi melakukan intervensi militer. Tidak lama setelah permohonan tersebut, operasi militer pasukan koalisi yang dipimpin Saudi Arabia menggempur Kota Sanaa yang dimana banyak pemberontak Houthi telah menguasai pusat pemerintahan yang kemudian dipindah ke Kota Aden.Menariknya disini adalah keterlibatan dari negara-negara tetangga mencampuri urusan rumah tangga Yaman terutama Saudi Arabia yang kemudian menimbulkan pertanyaan-pertanyaan mengenai keterlibatannya pada masalah tersebut. Dimana Saudi Arabia menjadi negara Core dalam kawasan Timur Tengah bersama Iran dan Mesir. Hal ini memungkinkan adanya kepentingan nasional yang hendak dicapai oleh Saudi Arabia.B. Rumusan MasalahMengapa Saudi Arabia melakukan intervensi terhadap urusan dalam negeri Yaman ditinjau dari konsep national interest ?C. Pendekatan atau PerspektifDalam menguak atau meneliti kasus diatas, konsep yang akan digunakan adalah national interest dimana fokus daripada analisis terhadap kasus ini menekankan pada kepentingan nasional Saudi Arabia dalam intervensi militer yang dilakukan kepada Yaman. Disamping itu, peneliti juga menggunakan pendekatan realisme neoklasik untuk membantu penjelasan mengenai kepentingan nasional Saudi Arabia. Dimana pendekatan ini memetakan variabel analisa menjadi tiga yakni independent variable, intervening variable, and dependence variable. Variabel independen disini menitik-beratkan pada analisa terhadap distribusi power dalam sistem internasional, dalam kasus ini adalah pengaruh Saudi Arabia dalam regional Timur Tengah yang kita tahu bahwa Saudi Arabia merupakan salah satu negara Core di kawasan disamping Iran dan Mesir yang juga selama ini mempunyai penngaruh yang cukup signifikan dalam kawasan. Saudi Arabia ingin menjadi negara core yang paling dominan pengaruhnya di kawasan Timur Tengah.Variabel analisa kedua dalam pendekatan teori realisme neoklasik adalah intervening variabel yang menganalisa pengaruh persepsi domestik terhadap sistem internasional, dalam kasus ini kebetulan persepsi domestik Saudi Arabia lebih kepada persepsi Raja Salman daripada national barrier. Dimana raja Saudi Arabia beranggapan bahwa distribusi material power di kawasan begitu penting. Karena itu dia ingin menjadikan Saudi paling berpengaruh di kawasan, agar apa yang menjadi kepentingan nasionalnya dapat dicapai dengan mudah apabila sudah mendapatkan legitimasi dalam kawasan.Ketiga, variabel dependen yang merupakan analisa terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Dimana kebijakan yang dikeluarkan merupakan hasil pengaruh oleh variabel independen dan intervening variabel. Dalam kasus ini adalah dikeluarkannya kebijakan luar negeri Saudi Arabia dalam intervensi militer terhadap Yaman.