analisis kation

15
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS Disusun Oleh: 1. Abdillah Prasetya (0614 4042 0813) 2. Anggi Andini Putri (0614 4042 0817) 3. Anindya Misdiantari (0614 4042 0818) 4. Astri Depiana (0614 4042 0819) 5. Dwi Indah Lestari (0614 4042 0821) 6. Wahyu Jati Kusuma (0614 4042 0836) Instruktur : Ir. Aisyah Suci Ningsih, MT Judul Percobaan : Analisis Kation Jurusan : Teknik Kimia Prodi : Teknologi Kimia Industri Kelas : 1 KI.A JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG 2014

Upload: abdillahprasetya

Post on 30-Sep-2015

74 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Politeknik Negeri Sriwijaya

TRANSCRIPT

  • LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

    KIMIA ANALISIS

    Disusun Oleh:

    1. Abdillah Prasetya (0614 4042 0813)

    2. Anggi Andini Putri (0614 4042 0817)

    3. Anindya Misdiantari (0614 4042 0818)

    4. Astri Depiana (0614 4042 0819)

    5. Dwi Indah Lestari (0614 4042 0821)

    6. Wahyu Jati Kusuma (0614 4042 0836)

    Instruktur : Ir. Aisyah Suci Ningsih, MT

    Judul Percobaan : Analisis Kation

    Jurusan : Teknik Kimia

    Prodi : Teknologi Kimia Industri

    Kelas : 1 KI.A

    JURUSAN TEKNIK KIMIA

    POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

    PALEMBANG

    2014

  • ANALISIS KATION

    A. TUJUAN PERCOBAAN

    1. Mengenal syarat-syarat unsur dan ion-ionnya dalam larutan melalui pengamatan.

    2. Melakukan analisis kation dalam suatu cuplikan melalui penentuan golongan dan tes

    khusus (specific test).

    B. DASAR TEORI

    Analisis kualitatif merupakan analisis yang dilakukan untukmengetahui keberadaan

    suatu zat dalam cuplikan sampel. Analisis kualitatif untuk zat anorganik terdiri dari analisis

    anion dan kation.

    Kation merupakan ion yang bermuatan positif karena kehilangan elektron untuk

    tujuan analisis sistematik, kation-kation tersebut terhadap beberapa reagen. Dengan

    memanfaatkan reaki kation dan reagen kita dapat menentukan golongan-golongan kation dari

    cuplikan yang dianalisa, karena tiap-tiap golongan memiliki karakteristik yang berbeda-beda

    jika direaksi dengan reagen tertentu. Reagen yang umum digunakan adalah asam klorida,

    hidrogen sulfida dan amonium karbonat.

    Klasifikasi golongan kation didasarkan pada apakah suatu kation beraksi dengan

    reagen dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi dapat dikatakan bahwa klasifikasi kation

    yang paling umum didasarkan oada perbedaan kelartan klorida, sulfida, dan karbonat dari

    kation tersebut. (Vogel, 1985)

    Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti

    prosedur kerja yanng khas. Zat yang diselidika harus disiapkan atau diubah dalam bentuk

    larutan terlebih dahulu. Untuk zat padat harus dipilih pelarut yang cocok. Pada analisis

    kation, kation yang akan dianalisis adalan sebagai berikut: NH4+, Na+, Ca+, Ba2+, Mg2+, Hg2+,

    Pb2+, Cu2+, Sn2+, Fe2+, Fe3+, CO2+, Mn2+, Ni2+, Al2+, K+, Ag2+, dan sebagainya. Pelarut

    merupakan tahap-tahap analisis anion:

    1. Analisis pendahuluan

    Pada tahap ini cuplikam diamati sifat fisiknya seperti warna, bau, bentuk kristal, dan

    kelarutan.

    2. Tes nyala

    Beberapa nyala mempunyai warna nyala tertentu jika dipanaskan dalam nyala bunsen

    dengan menggunakan kawat Ni-Cr.

    Nama Warna Spesifik Logam

    Merah

    Merah tua/padam

    Merah kirmizi

    Merah kuning

    Lithium (Li)

    Stronsium (S)

    Kalsium (Ca)

    Kuning - Natrium/sodium (Na)

    Putih Putih hijau Zink (Zn)

    Hijau

    Hijau zamrud

    Biru hijau

    Faint green

    Tembaga (Cu), Thalium (Ti)

    Pospat (P)

    NH4, Sb

  • Kunging hijau Barium (Ba), Molibenum (Mo)

    Biru

    Biru longit

    Biru muda

    Biru kehijauan

    Pb, Selenium, Bismut, (Bi), As

    Arsen

    CuBr2, Antimoni

    Ungu Ungu merah Potasium (K)

    Rubidium (Rb)

    3. Penentuan golongan kation

    Untuk identifikasi kation secara sistematis harus dilakukan pemisahan golongan.

    Setelah itu dilakukan uji spesifik setiap kation yang ada dalam golongan tersebut untuk

    mengidentifikasi keberadaan di dalam cuplikan. Dalam analisa kation terdapat lima

    golongan:

    a. Golognan I

    Kation ini membentuk endapan dengan asam klorida encer, menendap sebagai

    garamklor dalam kondisi asam yang kuat. Ion-ion golongan ini adalah Pb2+, Ag+, Hg+.

    b. Golongan II

    Kation ini membentuk endapan berupa garamsulfida atau hidroksida dala suasana

    sedikit basa. Ion-ion golongan ini adalah Pb2+, Hg2+, Cu2+, Sn2+.

    c. Golongan III

    Kation ini tidak akan beraksi dengan asam klorida encer ataupun dengan H2S dalam

    suasana asam mineral encer. Namun, kation ini membentuk endapan dengan amonium

    sulfida dengan suasana netral atau amoniakal. Ion-ion golongan ini adalah Fe2+, Fe3+,

    Co2+, Mn2+, Ni2+, Al3+, Cr3+, Zn+.

    d. Golognan IV

    Kation ini tidak beraksi dengan reagen golongan I, II, III. Kation ini membentuk

    endapan dengan amonium karbonat dengan adanya amnium klorida dalam suasana

    netral atas sedikit asam. Ion-ion golongan ini adalah Ca2+, Ba2+, Sr.

    e. Golognan V

    Kation-kation yang umum yang tidak beraksi dengan reagen golongan sebelumnya

    merupakan golongan kation terakhir. Golongan V dapat dipisahkan langsung dari

    golongan I-IV, karena gas H2S mempunyai bau tidak sedap dan juga berbahaya, maka

    digunakan tioasetamida sebaai pengganti. Reaksi tioasemtamida dengan air bila

    dipanaskan akan menghasilkan H2S juga, tetapi berupa larutan jenuh. Ion-ion

    golongan ini adalah NH4, Mg2+, K+, Na+, Li+.

    4. Analisis kation dengan reaksi spesifik.

    Tes spesifik digunakan untuk mengetahui adanya kation tertentu dalam suatu

    cuplikan.

  • Ag+

    Ag+ + Cl- AgCl putih

    Ag+ + OH AgOH hitam cokelat

    AgOH + 2NH+ Ag(NH3)2 larut dalam NH3

    Pb+

    Pb2+ + CrO42- PbCr4 putih

    Pb2+ + SO2- PbSO4 putih

    Pb2+ + OH- Pb(OH)2 putih. Tidak larut

    dalam NH3.

    Hg2+

    Hg2+ + 2OH- Hg(OH)2 kuning + H2O

    Hg2+ + 2I- HgI2 merah

    Cu2+

    2Cu2+ + SO42- + 2NH3 + 2H2O Cu(OH)2.CuSO4 + 2NH4+

    Cu2+ + 2OH- Cu(OH)2 biru

    Cu(OH)2 CuO hitam +H2O

    Sn2+

    Sn2+ + Hg2Cl2 Hg2Cl2 putih + Sn4+ + 2Cl-

    Jika ditambah Sn2+ berlebih:

    Sn2+ + H2Cl2 2Hg abu-abu + Sn4+ + 2Cl-

    Fe2+

    Fe2+ + 2OH- Fe(OH)2 putih

    4Fe(OH)2 + H2O + O2 4Fe(OH)3 cokelat merah

    Fe2+ + [Fe(CN)6]3- Fe3+ + [Fe(CN)6]4-

    4Fe3+ + 3[Fe(CN)6]4- Fe4[Fe(CN)6]3 biru turbull

    Fe3+

    Fe3+ + 3SCN- Fe(SCN)3 merah tua

    Fe3+ + [Fe(CN)6]3- Fe[Fe(CN)6] cokelat

    Dengan menambahkan H2O2 atau sedikit larutan timah(II) klorida menghasilkan

    endapan biru prusia.

  • Co2+

    Co2+ + 4SCN [Co(SCN)4]2- biru

    Mn2+

    Mn2+ SNaBiO3 + 14H+ 2MnO4+ + 5Bi3+ + 5Na+ + 7H2O

    menghasilkan ungu dari permanganat.

    Ni2+

    Al3+

    Al3+ + 3CH3COO- + 2H2O Al(OH)2CH3COO + 2CH3COOH

    Al3+ + 3OH- Al(OH)2 putih

    Ba2+

    Ba2+ + SO42- BaSO4 putih

    Ba2+ + CrO42- BaCrO4 kuning

    Ca2+

    Ca2+ + SO42- CaSO4 putih

    Ca + CrO42- ( Tidak terbentuk endapan )

    NH4+

    NH4 + OH- NH3 + H2O

    Timbul bau, kertas lakmus merah berubah menjadi biru.

    CH3 C = N OH

    N + 2

    CH3 C = N OH

  • Mg2+

    Mg2+ + NH3 + HPO42- Mg(NH4)PO4 kristalin putih

    K+ - 3K+ + [CO(NO2)6]3- K3[CO(NO2)6 ] kuning

    Na+

    Na+ + Mg2+ + 3 ClO22+ + 9 CH3COO- NaMg(ClO2)3(CH3COO)9

    kristalin kuning

    C. Alat dan Bahan

    1. Alat yang digunakan Jumlah

    Tabung reaksi dan rak 20 / 3

    Pipet tetes 8

    Kawat Ni-Cr 3

    Bunsen 1

    Labu takar 100 mL 1

    Penjepit kayu 1

    Gelas kimia 50 mL 4

    Kaca arloji 3

    Pengaduk kaca 4

    Spatula 4

    Botol aquades 1

    Pipet ukur 25 mL 1

    Bola karet 1

    Hot plate 1

    2. Bahan yang digunakan

    2.1 Reagen

    NH3 6 M dan 1 M

    N2SO4 6 M dan 2 M

    HNO3 6 M

    HCl 6 M dan 2 M

    Tioasetamida 1 M

    ( NH4 )2CO3 1 M

    NH4Cl 1M

  • 2.2 Cuplikan

    KI 0,1 M

    K2CrO4 0,1 M

    D. Keselamatan Kerja

    Gunakan alat pelindung diri seperti masker dan sarung tanga untuk menangani bahan

    berbahaya beracun (B3).

    E. Langkah Kerja

    1. Analisis Pendahuluan

    1.1 Pengamatan Fisik

    Sampel 1 cuplikan diamati warna, bau dan bentuk kristalnya.

    Hasil pengamatan dicatat dalam tabel.

    1.2 Tes Kelarutan

    Sebanyak 0,2 gr cuplikan diambil dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

    Sebanyak 2 mL air di mineral ditambahkan ke dalam tabung.

    Cuplikan dilarutkan.

    Kelarutan cuplikan diamati dan dicatat (bila cuplikan tidak larut dalam air dingin

    maka dilarutkan dalam air panas dan jika tetap tidak larut maka digunakan pelarut:

    1 mL, H2SO4 6 M/1 mL HCl 6 M/1 mL HNO3 6 M).

    2. Tes Nyala

    Sebanyak 0,1 gr cuplikan ditaruh pada kaca arloji.

    Ditambahkan sebanyak 3 tetes HCl 6 M pada cuplikan.

    Kawat Ni-Cr dibersihkan dengan cara dipijarkan pada nyala bunsen.

    Kawat Ni-Cr diperlukan pada campuran cuplikam dan HCl.

    Kawat dipijarkan pada nyala bunsen hingga warna konstan.

    Perubahan warna diamati dan dicatat.

    3. Penentuan Golongan Kation

    3.1. Langkah 1 (golongan I, II, III, IV, V)

    Sebanyak 1 mL cuplikan direaksikan dengan 1 mL (NH4)CO3. Bila terbentuk

    endapan maka kation golongan I V, bila tidak terbentuk endapan berarti

    golongan 5 dan dilanjutkan ke langkah 6.

    3.2 Langkah 2 (golongan I, II IV)

    Sebanyak 1 mL cuplikan direaksikan dengan 3 tetes HCl 6 M.

    Perubahan yang terjadi diamati (bila tidak terbentuk endapan dilanjutkan ke

    langkah 3, bila terbentuk endapan kemungkinan adalah Ag+, Hg+ atau Pb2+).

  • 3.3 Langkah 3 (golongan II, III, IV)

    Sebanyak 1 mL cuplikan direaksikan dengan tetes HCl 6 M dan 1 mL

    tioasetamida 1 M (pH 1) dalam tabung reaksi.

    Tabung reaksi diletakkan selama 5 menit ke dalam gelas kimia yang berisi air

    mendidih.

    Perubahan yang terjadi diamati sulfida yang mengendap dalam asam akan

    sempurna. Bila endapan berwarna hitam, kemungkinan adanya kation Pb2+, Mg2+,

    Cu2+. Bila endapan coklat, berarti kation Sn2+. Bila tidak mengendap dilanjutkan

    ke langkah 4. Bila terdapat zat pengoksi dari (Fe2+, CrC4 2-) maka zat-zat tersebut

    bereaksi dengan H2S membentuk koloid sulfur (kunig keruh).

    3.4. Langkah 4 (golongan III, IV)

    Sebanyak 1 mL cuplikan direaksikan dengan 3 tetes NH4Cl 1 M dan 1,5 mL NH3

    6 M dalam tabug reaksi.

    Sebanyak 1 mL Tioasetamida 1 M ditambahkan ke dalam tabung reaksi.

    Campuran dikocok dan dididihkan selama 5 menit.

    Perubahan yang terjadi diamati (bila terdapat endapan hitam berarti kemungkinan

    adanya kation Fe2+, Fe3+, CO2+. Bila terdapat endapan hijau berarti adanya Cr2+.

    Bila terdapat endapan merah berarti adanya Mn2+. Bila terdapat endapan putih

    berarti ada AI3+. Bila tidak ada endapan lanjut ke langkah 3).

    3.5. Langkah 5 (golongan IV)

    Dilakukan reaksi spesifik kation golongan 4.

    3.6. Langkah 6

    Dilakukan tes nyala terhadap kation golongan 5.

    4. Reaksispesifik untuk analisis kation

    4.1.Golongan 1

    Ag+

    a. 1 mL cuplikan + 5 tetes HCl 2 M menghasilkan endapan putih. Endapan larut

    bila ditambahkan 1,5 mL 6 M dan menjadi bening.

    b. 1 mL larutan cuplikan + 2 tetes NH3 1 M, menghasilkan endapan coklat.

    Endapan larut dan berubah bening jika ditambahkan 0,5 mL NH3 1 M.

    Pb2+

    a. 1 mL cuplikan + 4 tetes K2CrO4 0,1 M menghasilkan endapan merah keruh.

    b. 1 mL cuplikan + 2 tetes NH3 1 M menghasilkan endapan putih. Endapan tidak

    larut dalam NH3 berlebih.

    4.2.Golongan II

    Hg2+

    a. 1 mL cuplikan + 0,5 mL NH3 1 M, menghasilakn endapan kuning

  • b. 1 mL cuplikan + 1 mL K1 0,1 M, menghasilkan endapan merah keruh.

    Cu2+

    a. 1 mL cuplikan + 2 tetes NH3 1 M, menghasilkan larutan boru muda. Jika

    ditambahkan NH3 berlebih ( NH4ON ) M ) menjadi biru tua.

    Sn2+

    a. 1 mL cuplikan + 1 mL Hg(NO3) 2 0,1 M menghasilkan endapan putih.

    4.3 Golongan III

    Fe2+

    a. 1 mL cuplikan + tetes K3Fe(CN)6 menghasilkan endapan berwarna biru tua.

    Fe3+

    a. 1 mL cuplikan + 3 tetes KSCN 0,1 M, menghasilkan larutan berwarna merah tua.

    b. 1 mL cuplikan + 3 tetes K4Fe(CN)6 0,5 M menghasilkan endapan berwarna biru

    berlin.

    CO2+

    a. 2 mL cuplikan + 1 spatula KSCN menghasilkan larutan berwarna biru keunguan,

    jika ditambah Eter amil alkohol berubah menjadi biru.

    Mn2+

    a. 3 tetes cuplikan + seujung spatula Natrium bismutat + 5 tetes HNO3 6 M

    menghasilkan endapan berwarna ungu.

    Ni2+

    a. 1 mL cuplikan + 2 tetes NH3 1 M + 1 mL Dimetilglioksin, menghasilkan larutan

    berwarna merah.

    Al3+

    a. 1 mL cuplikan + 3 tetes CH3COOH + seujung spatula Natrium asetat + 1 mL

    larutan marin menghasilkan flouresence hijau.

    b. 1 mL cuplikam + 2 tetes NaCl 2 M menghasilkan endapan putih seperti gelatin

    yang dapat larut dalam kelebihan NaOH.

    4.4 Golongan 4

    Ba2+

    a. 1 mL cuplikan + 5 tetes H2SO4 2 M menghasilkan endapan putih yang tidak larut

    dalam asam kuat.

    b. 1 mL cuplikan + 5 tetes K2CrO4 0,1 M menghasilkan endapan kening muda.

    Ca2+

    a. 1 mL cuplikan + 4 tetes Oksalat, menghasilkan endapan putih.

    b. 1 mL cuplikan + 5 tetes K2CrO4 2 M menghasilakn larutan tanpa endapan.

  • 4.5 Golongan 5

    Na+

    a. Jika reaksi-reaksi untuk kation lain di dalam golongan 5 negatif dan warna nyala

    positif (dalam waktu 1 menit) berarti ada atom Na.

    K+/Na+

    a. Seujung spatula Na2(CO(NO2) + 0,5 mL air + 2 tetes CH3COOH 2 M

    menghasilkan endapan putih.

    Mg2+

    a. 1 mL cuplikan + 4 tetes NH4 U 1 M + NH4OH atau NH3 2 M + 1 mL NaHPO4 0,1

    M menghasilkan endapan putih.

    NH4+

    a. 1 sendok spatula cuplikan + 1 mL NaOH 6 M lalu dipanaskan, gas amonia akan

    dilepaskan dan dapat didefinisikan dengan baunya.

    F. Data Pengamatan

    1. Analisis Pendahuluan

    Sifat Fisik Cuplikan

    No. Cuplikan Warna Bau Bentuk Kristal

    1. Putih Tidak berbau Serbuk halus

    2. Biru Tidak berbau Serbuk halus

    3. Putih Tidak berbau Serbuk halus

    4. Putih kehijauan Tidak berbau Serbuk halus

    Kelarutan Cuplikan

    No.Cuplikan Air Dingin Air Panas H2SO4 6M HNO3 6 M HCI 6 M

    1. Larut - - - -

    2. Larut - - - -

    3. Larut - - - -

    4. Tidak larut Tidak larut Tidak larut Tidak larut Tidak larut

    2. IdentifikasiGolongan

    Cuplikan Reagen Pengamatan Golongan/kation

    1.

    (NH4)2CO3 HCl

    HCl dan tioasetamida

    NH4Cl dan NH3

    Terbentuk endapan

    Tidak terbentuk endapan

    Tidak terbentuk endapan

    Tidak terbentuk endapan

    I IV II IV III IV IV

    2.

    (NH4)2CO3 HCl

    HCl dan tioasetamida

    Terbentuk endapan

    Tidak terbentuk endapan

    Terbentuk endapan

    I IV II IV II (Pb2+, Mg2+, Cu2+)

    3. (NH4)2CO3 Tidak terbentuk endapan V

    4. (NH4)CO3 HCl

    Terbentuk endapan

    Terbentuk endapan

    I IV I (Ag+, Hg+, Pb2+)

  • 3. Reaksi Spesifik Analisa kation

    Cuplikan Pereaksi Pengamatan Kation

    1. H2SO4 Tidak ada endapan Ca2+

    2. NH3 Larutan berubah menjadi biru muda Cu2+

    3. Na(CO(NO2)6 dan CH3COOH Terbentuk endapan kuning K+ / Na+

    4. HCl

    NH3

    Endapan putih terbentuk

    Terbentuk endapan coklat

    Ag+

    Ag+

    4. Tes Nyala

    Cuplikan Warna Nyala Kation

    3. Kuning Na+

    G. Analisis Data

    Pada cuplikan 1 setelah dilakukan uji golongan didapati bahwa cuplikan 1 merupakan

    golongan IV dan setelah dilakukan uji spesifik diketahui cuplikan 1 terdapat kation Ca+. Pada

    cuplikan 2 setelah dilakukan uji golongan diketahui cuplikan 2 merupakan golongan II dan

    setelah dilakukan uji spesifik cuplikan 2 terdapat kation Cu2+. Pada cuplikan 3 setelah

    dilakukan uji golongan diketahui bahwa cuplikan 4 merupakan golongan 1 dan setelah

    dilakukan uji spesifik diketahui bahwa cuplikan 4 terdapat kation Ag+ di dalamnya.

    Sedangkan pada cuplikan 3 setelah dilakukan uji golongan diketahui cuplikan 3 merupakan

    golongan 1 dan setelah dilakukan uji spesifik di ketahui bahwa kemungkinan kation yang ada

    adalah K+/Na+ namun setelah uji nyala dilakukan pada cuplikan 3 diketahui mengandung

    kation Na+.

    H. Kesimpulan

    Cuplikan 1 mengandung kation Ca2+

    Cuplikan 2 mengandung kation Cu2+

    Cuplikan 3 mengandung kation Na+

    Cuplikan 4 mengandung kation Ag+

  • PERTANYAAN

    1. Apakah perbedaan antara analisis kualitatif dengan analisis kuantitatif?

    2. Tuliskan sifat-sifat fisik kimia dari cuplikan yang anda analisa!

    3. Tuliskan reaksi kation Al2+, Cr3+, Mn2+ dengan larutan Natrium hidroksida! Apa

    warna endapan yang di hasilkan?

    JAWAB

    1. Analisis kuantitatif analisis merupakan analisis yang digubakan untuk menentukan

    keberadaan suatu zat dalam cuplikan.

    Analisis kuantitatif analisis merupakan analisis yang digunakan untuk menentukan

    kadar suatu zat dalam cuplikan.

    2. Cuplikan I - Warna putih

    - Tidak berbau

    - Serbuk halus

    Cuplikan 2 - Berwarna biru

    - Tidak berbau

    - Berupa serbuk halus

    Cuplikan 3 - Berwarna putih

    - Tidak berbau

    - Berupa serbuk halus

    Cuplikan 4 - Berwarna putih kehijauan

    - Tidak berbau

    - Berupa serbuk putih

    3. Al3+ + NaOH Al(OH)3 + Na+ ( Putih )

    Cr3+ + NaOH Cr(OH)3 + Na + C

    Mn2+ + NaOH Mn(OH)2 + Na + C

  • + (NH4)2CO3

    Terdapat kation dari

    golongan 1 - 4

    Golongan 5 + HCl 6 M

    Golongan 1 Golongan 2 4 + Tioasetomida

    + HCl

    Golongan 2 Golongan 3 dan 4 + NH3 / NH4Cl

    + Tioasetomida

    Golongan 3 Golongan 4

    Sistematika Pemisahan Golongan Untuk Kation

    Larutan yang tidak diketahui

    Larutan

    Endapan

    Endapan

    Larutan

    Endapan

    Larutan

    Endapan

    Larutan

  • Gambar Alat:

    Tabung Reaksi + Rak Kawat Ni Cr Botol Aquades

    Pipet Tetes Bunsen Pipet Ukur

    Gelas Kimia Kaca Arloji Bola Karet

    Pengaduk Spatula

  • DAFTAR PUSTAKA

    Anzar, Erniati dan Yulisman. Penuntun Praktikum Kimia Analisis 2014 Palembang:

    Politeknik Negeri Sriwijaya.