analisis kasus transjakarta

9
TUGAS HUBUNGAN INTERNASIONAL “ANALISIS KASUS TRANSJAKARTA (INDONESIA-CHINA)” Disusun Oleh : 1. Ahmat Sugianto (124 154 222) 2. Nasria Ika Nitasari (124 254 240) 3. Yeni Agus Tri Puryanti (124 254 243) 4. Elfira Rabbani Hafinur (124 254 244) 5. Ari Tri Maria (124 254 245) 6. Nur Hidayati (124 254 249) ANGKATAN 2012 KELAS C PRODI S1 PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN JURUSAN PMP-KN

Upload: nasria-ika

Post on 22-Jun-2015

1.227 views

Category:

Data & Analytics


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: analisis kasus Transjakarta

TUGAS

HUBUNGAN INTERNASIONAL

“ANALISIS KASUS TRANSJAKARTA (INDONESIA-CHINA)”

Disusun Oleh :

1. Ahmat Sugianto (124 154 222)

2. Nasria Ika Nitasari (124 254 240)

3. Yeni Agus Tri Puryanti (124 254 243)

4. Elfira Rabbani Hafinur (124 254 244)

5. Ari Tri Maria (124 254 245)

6. Nur Hidayati (124 254 249)

ANGKATAN 2012 KELAS C

PRODI S1 PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

JURUSAN PMP-KN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2014

Page 2: analisis kasus Transjakarta

A. Latar Belakang

Keadaan perdagangan luar negeri dan kerjasama ekonomi kedua negara China dan

Indonesia mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Setelah pemulihan hubungan

diplomatik kedua negara telah sepakat menandatangani kesepakatan militer angkatan

udara, melalui mekanisme Perjanjian Perlindungan Investasi. Selain itu juga, kedua negara

China dan Indonesia telah menandatangani nota untuk mengadakan kerjasama di bidang

pertambangan, kehutanan, pariwisata, perikanan, transportasi, pertanian dan keuangan, dll.

Indonesia dan Cina merupakan dua negara yang memiliki kepentingan politik di kawasan

Asia-Pasifik, kedua negara ini telah menikmati kepentingan bersama yang luas dan saling

menguntungkan.

Dengan adanya pemulihan hubungan diplomatik antara Indonesia dengan China dan

juga ditambah karena banyak negara-negara didunia yang sudah mengakui dan menaruh

kepercayaan pada negara China yang dianggap sebagai negara penghasil produksi terbaik,

maka Indonesia mempercayai negara China sebagai negara yang dapat untuk

menghasilkan serta memproduksi salah satu transportasi yang khusus ada di ibukota

Indonesia (Jakarta) yaitu bus transjakarta. Akan tetapi, kenyataannya bus-bus Tranjakarta

yang didatangkan dari China tersebut baru tapi bekas dan cacat. Padahal, anggaran senilai

Rp 848 miliar digelontorkan untuk mendatangkan bus-bus tersebut. Pemerintah Provinsi

Jakarta mengadakan 300 unit bus Transjakarta. 90 bus gandeng sudah beroperasi, namun

sebagian besar bermasalah. Bahan baku bus berkarat dan banyak yang rusak. Tabung oli

dan turbo sensor dalam keadaan berkarat meski bus baru dibeli.

Rencana Pemprov DKI Jakarta memberikan pelayanan terbaik, ternoda dengan

hadirnya bus Transjakarta dan Bus Kota Terintegrasi Busway yang cacat saat baru dibeli

membuat kepercayaan masyarakat terhadap keseriusan Pemprov memudar karena kasus

pembelian bus tersebut. Di saat Pemprov giat dalam mengajak masyarakat pengguna

kendaraan pribadi berpindah menjadi pengguna transportasi massal jenis bus  tiba - tiba

muncul kasus pembelian bus yang tidak dalam kondisi mulus seratus persen. Kemampuan

Pemprov dalam membongkar kasus bus cacat ini sangat ditunggu masyarakat. Pemprov

harus bisa membuktikan siapa pihak yag bertanggung jawab dalam pengadaan bus

Transjakarta dan BKTB yang pada saat didatangkan ternyata kondisinya tidak seperti

baru. Pemprov harus membangun kepercayaan masyarakat bahwa moda transportasi

massal jenis bus memang layak dan memadai untuk digunakan masyarakat.

Page 3: analisis kasus Transjakarta

Di sisi lain, ketika Pemprov membeli bus, dikarenakan mereka menggunakan aturan

main lelang pengadaan barang dan jasa, hampir selalu bus yang akhirnya dibeli merupakan

bus dengan harga termurah. Sudah jadi pengetahuan umum bahwa produk Cina lebih

unggul dalam hal harga dari produk-produk negara lain.  Memang betul, harga termurah

belum tentu buruk. Namun dengan model pengadaan ini, dimana Pemprov DKI Jakarta

membeli 'putus' (setelah beli selesai urusan), akan sangat sulit bagi TransJakarta, apalagi

operator, untuk menagih janji si penjual bus. Contoh yang paling sering terjadi adalah

kurangnya layanan purna jual, ketersediaan suku cadang atau juga kurangnya dukungan

teknis dari para produsen bus. Beberapa berdalih bahwa dalam kontrak mereka pada saat

pembelian bus, layanan purna jual tersebut tidak dicantumkan.

Pada pengadaan bus koridor 2-8, termasuk juga saat penggantian armada di koridor 1

tahun lalu, seluruh busnya dibeli oleh operator. Pada saat operator membeli bus, mereka

akan memilih produk yang sudah terbukti, banyak pengalaman dan daya tahan tinggi,

sehingga bus dapat terus digunakan tanpa banyak waktu perbaikan. Operator akan

berusaha agar setiap hari, setiap jam, dan setiap detik, bus mereka dapat menghasilkan

uang, karena di satu sisi mereka pun harus membayar angsuran bus ke bank. Sehingga jika

bus tidak beroperasi, mereka akan kesulitan menutupi pembayaran angsuran mereka.

Berbeda kasusnya jika operator hanya mengoperasikan bus yang dibeli oleh Pemprov DKI

Jakarta. Di koridor 9, di mana operator menggunakan bus Pemprov secara gratis dan tanpa

ada kewajiban angsuran, cukup banyak bus gandeng dan juga bus single yang tidak

beroperasi, bahkan sebagian sudah tidak beroperasi cukup lama.

Page 4: analisis kasus Transjakarta

B. Kasus

Transjakarta merupakan sebuah kasus antara negara Indonesia dengan negara China. Di

Indonesia terdapat 5 dari 90 bus transjakarta 10 dari 18 BKTB semuanya bus baru yang

mengalami kerusakan pada beberapa komponennya. Misalnya, banyak komponen

berkarat, berjamur, dan beberapa instalasi tampak tidak dibaut. Bahkan, ada bus yang

tidak dilengkapi dengan fanbelt. Kondisi itu memicu tidak beroperasinya sejumlah bus.

Banyak mesin bus yang cepat panas, sulit dinyalakan, dan proses pelistrikan sulit karena

korosi di kepala aki. Bahkan, ada bus yang tabung apar pendingin mesinnya tiba-tiba

meledak, serta persoalan lainnya. Ternyata setelah diteliti dan dibenarkan adanya rupanya

ditemukan juga kejanggalan dalam proses pengadaan bus. Pihak yang mendatangkan bus,

yakni PT San Abadi, bukan pemenang tender. Terungkap bahwa PT San Abadi merupakan

subkontraktor PT Saptaguna Dayaprima, satu dari lima pemenang tender.

Wakil Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku Inspektorat Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta telah menginventarisasi kerusakan pada bus-bus baru. Basuki

mengaku akan mengandalkan tim ahli yang digandeng Inspektorat untuk membuktikan

apa kerusakan itu akibat ketidaksesuaian spesifikasi bus atau tidak. Dalam isi kontrak

kerja antara Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan pemenang tender, disebutkan bahwa bus-

bus yang didatangkan bertaraf internasional. Yang mesti dibuktikan oleh tim ahli ialah

apakah bus baru yang diketahui dari China dengan lisensi Australia termasuk dalam taraf

internasional atau tidak. Jika tim ahli menyimpulkan bus baru itu bertaraf internasional,

Basuki mengaku tidak bakal menyerah. Basuki akan menggandeng Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk mengaudit proses tender bus itu. Adapun

temuan kerusakan itu bakal menjadi bekal untuk laporan ke aparat penegak hukum, bisa di

kepolisian atau Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuka peluang untuk mengusut pengadaan

bus gandeng dan bus kota terintegrasi busway (BKTB) di DKI Jakarta. Apalagi

Inspektorat DKI Jakarta telah menemukan indikasi kecurangan dalam prosedur lelang

pengadaan bus gandeng dan BKTB yang dilakukan oleh negara China terhadap negara

Indonesia. Inspektorat DKI Jakarta tidak hanya menemukan indikasi kecurangan dalam

prosedur lelang pengadaan bus gandeng dan BKTB. Inspektorat juga menemukan

kejanggalan di antaranya pintu otomatis macet, tutup filter oli berkarat, dan speedometer

tidak jalan. Padahal penggunaanya belum sampai seminggu. 

Kasus transjakarta ini sekarang sudah ditangani oleh KPK (Komisi Pemberantasan

Korupsi). Ternyata. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah melakukan koordinasi

Page 5: analisis kasus Transjakarta

dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Koordinasi ini

terkait dengan kasus pengadaan TransJakarta. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan

menelaah laporan Forum Warga Kota (Fakta) tentang pengadaan 656 bus Transjakarta

tahun anggaran 2013. Proyek yang dikerjakan Dinas Perhubungan Pemerintah Provinsi

DKI Jakarta itu diduga berbau korupsi. Karena ada empat masalah serius di bus

Transjakarta. Salah satunya adalah bus Transjakarta yang didatangkan seperti terlihat

bekas dan banyak karat. 

Beritanya wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera, Fahri Hamzah

mempertanyakan sikap lembek KPK terhadap dugaan kasus korupsi yang melibatkan para

kader PDI Perjuangan. Karena menurut Fahri, dalam kasus suap Akil Mochtar, dimana

salah satu tersangka Hambit Bintih terkesan ditutup-tutupi oleh KPK. Dan yang terbaru

adalah KPK juga tidak proaktif menangani kasus impor bus TransJakarta dan BKTB dari

Cina yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta. Khusus mengenai kasus impor bus Cina

itu, KPK harus segera memeriksa karena semua unsur kejahatan sudah lengkap. Kasus bus

Cina itu sudah sangat nyata segala unsur kejahatan lengkap, tapi KPK tetap tidak bergerak

untuk memeriksanya. Hanya mengumbar-ngumbar usut saja untuk segera menangani

kasus bus buatan dari China tersebut. Kasus bus berkarat telah menghambat program

pengadaan bus tahun 2014. Tetapi itu tidak akan menjadi masalah, karena masih banyak

negara yang tidak seperti negara China. Pemprov DKIJ akarta akan

merampungkan electronic catalog dan electronicpurchasing demi pengadaan barang dan

jasa. Dengan begitu, dia dapat leluasa secara terbuka menentukan spesifikasi apa yang

dikehendaki.

Page 6: analisis kasus Transjakarta

C. Analisis Kasus

Kasus ini terjadi antara dua negara yaitu negara indonesia dan negara china. Mulanya

terjadi karena negara indonesia menginginkan sebuah bus yang bertaraf internasional.

Tetapi keinginan negara indonesia telah kandas setelah negara china melakukan

penggadaan bus. Kasus yang sekarang disebut dengan transjakarta ini telah merajalela

dikalangan kpk. Kasus ini awalnya dimulai tahun 2013 yang sampai tahun 2014 ini masih

sering diperbincangkan oleh kpk. Kasus transjakarta ini merupakan kasus penipuan yang

dilakukan oleh negara china kepada negara indonesia karena bus yang dikirim melalui PT

San Abadi tersebut tidak menjadi pemenang tender dan ternyata bus yang dikirimkan

hanyalah bus bekas yang dijadikan bus baru bertaraf internasional. Dengan kasus

transjakarta seperti ini seharusnya pemerintah sebelum menerima barang harus terlebih

dahulu dicek kualitasnya dan untuk anggota KPK seharusnya tidak mengulur-ngulur

waktu untuk menangani kasus ini karena kalau kasus ini lama-kelamaan ditangani maka

kasus ini tidak akan cepat terselesaikan . Anggota KPK haruslah cepat tanggap dalam

menangani kasus transjakarta tersebut agar tidak menimbulkan banyak fitnah seperti yang

dilontarkan oleh para pejabat-pejabat seperti wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan

Sejahtera. Seharusnya dari pihak China tidak melakukan hal seperti ini karena bisa

menyebabkan kerusakan hubungan internasional antara negara Indonesia dengan negara

China tersebut. Apalagi negara China sudah dipercaya oleh negara Indonesia dengan

barang-barang yang dikirimkan ke Indonesia misalnya saja HP yang saat ini banyak orang

Indonesia yang menggunakan HP buatan China. Serta dari pihak PT San Abadi yang

dimiliki oleh China tersebut haruslah tidak memalsu adanya kemenangan tender yang

diraihnya serta tidak mengaku-ngaku kalau bus buatan China tersebut adalah bus yang

bertaraf Internasional. Karena ketidak jujuran tersebut akan menyebabkan kerusakan

dalam hubungan Internasional terutama negara Indonesia dan China.