analisis isi pesan dakwah dalam siaran kajian...
TRANSCRIPT
ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM SIARAN KAJIAN MALAM DI 107 FM RADIO DAKTA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
oleh: Rusydiana
NIM: 106051001754
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1431 H/2010
ABSTRAK
Dakwah sebagai aktifitas transformasi ajaran-ajaran Islam harus dilakukan dengan cara yang efektif agar mampu mencapai hasil yang diinginkan. Kemampuan menjangkau hasil yang luar biasa tidak terlepas dari peran sarana yang ada. Satu diantara sekian banyak sarana itu adalah radio. Eksistensi radio sebagai sarana penyampai pesan telah teruji kemampuannya. Ketika keberadaan radio diperkirakan akan ditinggalkan orang dengan munculnya media televisi, radio tetap eksis hingga kini sebagai hasil kemampuannya beradaptasi dengan perkembangan dan saling melengkapi dengan media-media yang ada. Keunggulannya terletak pada kemampuannya menjangkau audiens dimanapun mereka berada. Hal inilah yang dijadikan peluang oleh para da’i dan aktifis dakwah untuk memanfaatkan radio sebagai salah satu media alternatif dalam menyiarkan Islam melalui siaran Kajian Malam yang disiarkan melalui Radio Dakta 107 FM. Kenyataan ini dapat dipahami dari antusiasme pendengar yang meminta kepada penyelenggara siaran agar menambah atau memperpanjang waktu siarannya. Kemudian antusiasme pendengar ini didorong oleh kesesuaian pesan-pesan dakwah yang disiarkan dengan realita kehidupan mereka sehari-hari. Dan narasumber selalu memberikan pencerahan Islami secara mendalam disertai dengan dalil-dalil yang berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadits serta mendiskusikan masalah tersebut sampai pendengar merasa puas dengan solusi yang diberikan oleh narasumber. Oleh karena itu, suatu hal yang sangat menarik untuk diteliti adalah isi pesan dakwah yang disiarkan melalui siaran Kajian Malam di Radio Dakta ini. Metodologi penelitian menggunakan Content Analysis atau analisis isi berdasarkan metode deskriptif dan melalui pendekatan kuantitatif dengan memakai rumus Holsti menggunakan alat bantu berupa Table Coding dan menggunakan tiga orang juri dalam menganalisisnya. Maka, dapat diketahui kerangka kategori yang digunakan adalah pesan dakwah yang merupakan materi ajaran Islam yang terdiri dari Aqidah, Syari’ah, dan Akhlak. Jadi, berdasarkan hasil analisis terhadap data-data yang terkumpul, peneliti menyimpulkan bahwa pesan dakwah kategori aqidah adalah pesan dakwah yang mempunyai nilai prosentase yaitu sebesar 17,9%, kemudian pesan dakwah kategori syariah mempunyai nilai prosentase yaitu sebesar 30,8% sedangkan pesan dakwah yang mengandung kategori akhlak merupakan pesan yang mendominasi dengan nilai tertinggi diantara lainnya yaitu 51,3/%.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil ‘Aalamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT atas limpahan taufik dan HidayahNya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah
kepada junjungan kita baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para
sahabatnya yang menjadi tauladan bagi umatnya menuju jalan yang di ridhoi oleh
Allah.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dan memberi dukungan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. Jumroni, M.Si dan Ibu Umi Musyarofah, MA selaku Ketua
dan sekretaris Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI).
3. Bapak Drs. Masran, MA selaku pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan dan waktunya bagi penulis dengan segala
profesionalitas dan kesabaran, semoga segala kebaikan dan keikhlasan
yang Bapak berikan menjadi amal sholeh.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas dakwah dan komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan
memberikan ilmunya kepada penulis, semoga ilmu yang diberikan
menjadi ilmu yang bermanfaat.
5. Bapak Wahab Habieby selaku Manager Program Radio Dakta yang telah
memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian dan telah
memberikan data-data yang diperlukan dalam penelitian selama proses
penulisan skripsi ini.
6. Bapak Ustad. Murhali Barda selaku Narasumber program acara Kajian
Malam Samara yang telah meluangkan waktunya untuk wawancara
dengan penulis.
7. Salam Ta’zim dan Terima Kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda H.
Nur Ali dan Ibunda Hj. Arsyidah yang telah memberikan banyak hal yang
berarti dalam hidup penulis. Cinta, kasih sayang, do’a dan dukungan baik
moril maupun materil yang semuanya itu tidak dapat tergantikan dengan
apapun.
8. Kakakku tersayang k’Lutfi, k’Dede, k’Dhila, k’Lili, dan k’ Ita yang selalu
memberikan dukungan dan menjadi inspirasi dalam melewati setiap
langkah kehidupanku dan selalu menghiasi hari-hari penulis dengan
keceriaan.
9. Adikku Anis, Arsyad dan Thomi, Terima kasih telah menjadi motivasi
bagi penulis untuk tetap semangat dalam menyelesaikan skripsi, lulus
kuliah dan kita sama-sama meraih cita-cita untuk kebahagiaan bapak dan
umi yah!!
10. Keisyazka Fathaya Putri dan Rachel Aqila Syah yang selalu menjadi
penghilang duka dan selalu memberikan keceriaan.
11. Fiqri Balweel (Lovely PupuhQu) Terima kasih atas motivasi dan do’anya
serta waktunya, telah mendampingi dalam suka maupun duka serta
kesabarannya yang luar biasa untuk membuatku lebih baik lagi.
12. Teman-temanku seangkatan, senasib seperjuangan Komunikasi Penyiaran
Islam 2006 khususnya KPI A yang membuat aku mengerti indahnya
kebersamaan dan untuk Shofie, Lia, Anne, Nuri, Ami, Eka, dan Bi’ah
yang meberikan hari-hari indah, selalu berbagi dalam suka dan duka, dan
selalu siap membantu penulis ketika dalam kesulitan, Terima kasih untuk
do’a dan semangat yang diberikan kepada penulis. Semoga kebersamaan
kita tak hilang seiring bergulirnya waktu.
13. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian
skripsi ini dan tidak dapat disebutkan satu persatu.
Kesempurnaan adalah milik Allah, oleh karena itu penulis mohon maaf
apabila masih banyak kesalahan dalam skipsi ini.
Akhir kata, semoga Allah membalas kebaikan mereka yang telah
membimbing dan membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini dan
semoga skripsi ini bermanfaat untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
Jakarta, Juni 2010
Penulis
Rusydiana
DAFTAR ISI
ABSTRAK..............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................1
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah.............................5
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian....................................5
D. Metodologi Penelitian...................................................................7
E. Sistematika Penulisan...................................................................11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Ruang Lingkup Dakwah..............................................................12
B. Materi atau Pesan Dakwah...........................................................18
C. Media Dakwah.............................................................................31
D. Bedakwah Melalui Radio.............................................................33
BAB III PROFIL RADIO DAKTA 107 FM DAN LATAR BELAKANG
SIARAN KAJIAN MALAM
A. Profil Radio Dakta 107 FM..........................................................36
1. Sejarah Berdirinya Radio Dakta..............................................36
2. Visi dan Misi Radio Dakta.......................................................38
3. Struktur Organisasi Radio Dakta 107 FM...............................38
4. Latar Belakang Siaran Kajian Malam Samara.........................40
5. Tema Acara Siaran Kajian Malam Samara..............................41
6. Profil Narasumber atau Penceramah........................................43
BAB IV PESAN DAKWAH DALAM SIARAN KAJIAN MALAM
SAMARA DI RADIO DAKTA 107 FM
A. Deskripsi Pesan Dakwah yang Terdapat di Dalam Siaran Kajian
Malam Samara di Radio Dakta....................................................44
B. Pesan Aqidah yang Terdapat di Dalam Siaran Kajian Malam
Samara di Radio Dakta.................................................................51
C. Pesan Syari’ah yang Terdapat di Dalam Siaran Kajian Malam
Samara di Radio Dakta.................................................................54
D. Pesan Akhlak yang Terdapat di Dalam Siaran Kajian Malam
Samara di Radio Dakta.................................................................58
E. Kecendrungan Isi Pesan Dalam Siaran Kajian Malam Samara di
Radio Dakta..................................................................................61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................62
B. Saran-saran...................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................64
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1........................................................................................................ 31
Tabel 2........................................................................................................ 39
Tabel 3........................................................................................................ 47
Tabel 4........................................................................................................ 47
Tabel 5........................................................................................................ 48
Tabel 6........................................................................................................ 49
Tabel 7........................................................................................................ 50
Tabel 8........................................................................................................ 51
Tabel 9........................................................................................................ 52
Tabel 10...................................................................................................... 53
Tabel 11...................................................................................................... 54
Tabel 12...................................................................................................... 54
Tabel 13...................................................................................................... 55
Tabel 14...................................................................................................... 56
Tabel 15...................................................................................................... 57
Tabel 16...................................................................................................... 58
Tabel 17...................................................................................................... 59
Tabel 18...................................................................................................... 62
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini teknologi sudah semakin maju. Dimana orang dalam
memerlukan berita atau informasi sudah sangat mudah memperolehnya. Dari
sekian banyak kemajuan teknologi salah satu diantaranya adalah Radio. Radio
merupakan media auditif (hanya bisa didengar), tetapi murah, merakyat, dan bisa
dibawa atau didengarkan dimana-mana. Radio juga berfungsi sebagai media
ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan, dan hiburan dan memiliki kekuatan
terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media yang buta, radio
menstimulasi begitu banyak suara, dan berupaya memvisualisasikan suara penyiar
ataupun informasi faktual melalui telinga pendengarnya.1
Perkembangan media massa saat ini mengalami kemajuan yang sangat
pesat. Ini terbukti dari banyaknya teknologi canggih yang kerap muncul setiap
harinya. Batasan manusia dalam berkomunikasi saat ini menjadi kian mudah dan
memungkinkan. Ketatnya persaingan di dunia informasi saat ini menjadikan
media massa dituntut untuk lebih kreatif dan lebih berkualitas. Media massa
adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada
khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti
surat kabar, film, radio, dan televisi.2 Diantara media massa elektronik yang
cukup berhasil menurut perhatian orang adalah radio.
1 Masduki, Jurnalistik Radio. (Yogyakarta:LkiS), h. 9 2 Prof. Dr. H. Hafied Cangara, M. Sc, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 126
Hal ini karena radio memiliki peranan yang sangat signifikan sebagai
sarana komunikasi yang mempunyai pengaruh luas. Sebagai media elektronik,
radio mempunyai kekuatan besar sebagai sarana pendidikan serta agen perubahan
sosial.3 Radio siaran mendapat julukan kekuatan kelima atau the fifth estate. Hal
ini di sebabkan radio siaran juga dapat melakukan fungsi kontrol sosial seperti
surat kabar, di samping empat fungsi lainnya yakni memberi informasi,
menghibur, mendidik, dan melakukan persuasi. Kekuatan radio siaran dalam
mempengaruhi khalayak sudah dibuktikan dari masa ke masa di berbagai negara.4
Dakwah merupakan suatu kegiatan komunikasi keagamaan yang
dihadapkan kepada perkembangan dan kemajuan teknologi komunikasi yang
semakin canggih serta memerlukan suatu adaptasi terhadap kemajuan itu. Media
massa radio juga merupakan sarana yang cukup efektif dalam menyampaikan
pesan-pesan dakwah kepada khalayak, dampak radio sendiri saat ini semakin
terasa, seiring dengan fungsinya sebagai penyampai informasi. Kini radio
memiliki peranan yang cukup besar salah satunya sebagai media dakwah yang
baru, karena banyak dilirik dan dikembangkan oleh praktisi dakwah sebagai salah
satu media alternatif penyampaian dakwah. Pada dasaranya materi dakwah
hanyalah al-Qur’an dan hadist yang menjadi sumber utamanya, pesan dakwah
yang akan disampaikan harus dengan bahasa yang dimengerti oleh masyarakat.
Jadi suatu keharusan bagi seorang narasumber sebelum menyampaikan
dakwahnya hendaknya ia memahami dengan matang materi yang akan
disampaikannya. Walaupun banyak para da’i dan para aktifis dakwah menjadikan
3 Antonio Darmanto, Teknik Penulisan Naskah Siaran Radio, (Yogyakarta: Universitas Atmajaya, 1998), cet. Ke-1. h. 8 4 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. 2003), cet. Ke-3.
teknologi komunikasi sebagai peluang sekaligus untuk menyiarkan Islam. Namun,
pesan yang disampaikannya itu haruslah tepat sasarannya. Artinya, bahwa pesan
dakwah yang disampaikannya tidak berpihak pada satu perspektif atau satu faham
tertentu tetapi pesan yang disampaikan haruslah universal. Karena dengan melihat
semakin beragamnya media komunikasi dan semakin praktis serta efisiennya
seorang komunikator (para da’i atau para aktifis dakwah) berhubungan dengan
komunikan (mad’u) maka para pelaku dakwah harus mampu memanfaatkan
komunikasi massa tersebut seefektif mungkin sebagai sarana dakwah yang akan
mempercepat proses penyampaian dakwah.5 Di Indonesia terdapat banyak pilihan
media massa baik cetak maupun elektronik yang menginformasikan dan
menayangkan kegiatan-kegiatan dakwah. Baik melalui acara-acara ceramah
agama, diskusi, tadarusan, dan sebagainya, dengan radio kita dapat mendengarkan
acara keagamaan Siraman Rohani, sehingga media massa elektronik radio
memiliki banyak kelebihan, ia memiliki kesederhanaan bentuk (Probability) dan
kemampuan menjangkau setiap pendengarnya. Oleh sebab itu alangkah
bermanfaatnya jika radio-radio yang diputar selalu membawa pesan dakwah.
Dari sekian banyak radio siaran yang ada, Radio Dakta 107 FM adalah
stasiun radio swasta lokal di Bekasi, Jawa Barat, yang merupakan radio muslim
yang menyuguhkan berbagai siaran informasi, hiburan, dan sajian ke Islaman
salah satunya adalah siaran keagamaan Kajian Malam. Kajian Malam adalah salah
satu program unggulan di 107 FM radio Dakta. Program ini menjadikan waktu
istirahat lebih bermakna bersama kajian tematik yang mendalam agar lebih
memahami Islam secara keseluruhan, dengan narasumber-narasumber yang
5 Aep Kusnawan et All, Komunikasi dan Penyiaran Islam, (Bandung: Benang Merah Press, 2004), cet-ke-1, Pengantar Penulis h.x.
terpilih antara lain mengkaji Samara (Sakinah, Mawaddah,Warrahmah), Aqidah,
Hadist, Dunia Ghaib dan Tafsir Al-Quran. Program ini menjadi program unggulan
di radio Dakta karena banyaknya pendengar yang tertarik mendengarkan program
ini. Program ini disiarkan dari hari Senin-Jum’at dengan berbagai topik yang
menarik dan berbeda di setiap harinya.
Salah satu dari sekian banyak siaran yang ada di 107 FM Radio Dakta,
program. Kajian Malamlah yang selalu dinanti-nanti oleh pendengarnya
khususnya Kajian Malam Samara. Program siaran Kajian Malam ini memberikan
informasi yang lebih interaktif dan solutif untuk segmen kelompok pendengar
dewasa menengah keatas dan program siaran ini juga menjadi mediator atau ajang
diskusi terbuka untuk kalangan masyarakat, pemerintahan, dan praktisi
profesional dalam membahas berbagai masalah keagamaan yang sedang hangat
terjadi di masyarakat. Program ini menyorot dunia Islam yang merangkum
informasi seputar aktifitas dan problematika umat Muslim saat ini. Program yang
menarik ini juga berorientasi menjadi referensi Muslim untuk meningkatkan
wawasan keIslaman yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Dalam catatan perjalanan Radio Dakta telah banyak memberikan
kontribusi dan melayani masyarakat luas khususnya masyarakat di wilayah Kota
dan Kabupaten Bekasi dengan menyajikan format yang terbuka dengan motto
radio “Lebih Bijak dan Makin Cerdas” yang berarti dengan dialog dengan
masyarakat menjadi bijak dengan informasi masyarakat menjadi cerdas dengan
memiliki tujuan menjadi radio pemersatu umat, jembatan bagi masyarakat dalam
pelayanan fasilitas publik. Selain itu Radio Dakta juga menjadi “citizen
jurnalistik” yakni membangun image subjektif pemberdayaan bagi masyarakat.6
Sebagai radio terkemuka di wilayah Bekasi dan sekitarnya Radio Dakta
memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan radio-radio lainnya. Dimana informasi-
informasi umum dapat dipadukan dengan informasi keIslaman salah satunya
adalah program siaran Kajian Malam ini yang menjadi kebutuhan umat Islam
pada khususnya.
Oleh sebab itu, penulis menampilkan persoalan dakwah melalui Radio
Dakta yang dikemas dalam acara Kajian Malam melalui Judul Skripsi “Analisis
Isi Pesan Dakwah Dalam Siaran Kajian Malam di 107 FM Radio Dakta”
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini peneliti
membatasi ruang lingkupnya pada isi pesan dakwah yang disiarkan selama bulan
Februari-April 2010 dalam siaran “Kajian Malam” khususnya yang mengkaji
Samara (Sakinah, Mawaddah, Warrahmah) di 107 FM Radio Dakta. Sedangkan
unit analisisnya ditetapkan berdasarkan tema yang ditampilkan pada setiap kali
siaran dalam hal ini terdapat 10 tema yang disiarkan selama 10 minggu
2. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah adalah:
6 www.Dakta.com
Apa saja isi pesan dakwah yang terdapat dalam siaran Kajian Malam di
107 FM Radio Dakta?
Dalam bentuk kategorisasi dari masalah umum tersebut dapat dirinci pesan
dakwah sebagai berikut:
1. Bagaimana pesan Aqidah dalam siaran Kajian Malam di 107 FM Radio
Dakta?
2. Bagaimana pesan Syari’ah dalam siaran Kajian Malam di 107 FM Radio
Dakta?
3. Bagaimana pesan Akhlak dalam siaran Kajian Malam di 107 FM Radio
Dakta?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui pesan Aqidah yang terkandung dalam siaran Kajian
Malam di 107 FM Radio Dakta.
b. Untuk mengetahui pesan Syari’ah yang terkandung dalam siaran Kajian
Malam di 107 FM Radio Dakta.
c. Untuk mengetahui pesan Akhlak yang terkandung dalam siaran Kajian
Malam di 107 FM Radio Dakta.
d. Untuk mengetahui pesan yang lebih dominan dalam siaran Kajian Malam
di 107 FM Radio Dakta.
b. Manfaat Penelitian ini adalah :
1. Manfaat Akademik
Untuk menambah wawasan pengetahuan, pengalaman penulis dengan
konsep dan metodologi pada penelitian ini, juga memberikan masukan bagi
pengembangan wacana keilmuan dalam hal ini media sebagai sarana penyampaian
syiar Islam terutama dalam dunia penyiaran radio, Khususnya analisis isi pesan
dakwah siaran keagamaan di radio. Penelitian ini juga diharapkan dapat menarik
perhatian peneliti lainnya, khususnya dari kalangan akademis untuk melanjutkan
atau mengembangkan penelitian tentang masalah ini.
2. Manfaat Praktis
Untuk menambah wawasan tentang pentingnya pemanfaatan media radio
sebagai media dakwah di era komunikasi global seperti sekarang ini. Khususnya
bagi seseorang yang tertarik dan terjun ke dalam dunia penyiaran agar dapat
memanfaatkannya dengan baik.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan analisi isi (Content Analysis) berdasarkan
metode deskriptif yaitu menggambarkan secara cermat kenyataan sebagaimana
adanya.7 Melalui pendekatan kuantitatif, karena pendekatan kuantitatif merupakan
salah satu pendekatan yang banyak digunakan dalam menganalisis isi pesan dalam
komunikasi untuk mendapatkan data yang objektif dan akurat.
7 Suharsimi Arikuntoro, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rhineka Cipta, 1998), h.10.
Agar penelitian ini lebih relevan dengan masalah yang dirumuskan dan
sistematik. Maka peneliti dibantu dengan tiga orang juri, yaitu:
1. Ustadzah.Hj. Arsyidah, aktifis dakwah pendiri MT. Al- Irsyad
2. Ustd. Murhali Barda, aktifis dakwah Narasumber Kajian Malam
Samara
3. Luthfiaty Noer. S.Ag. Guru SDI Al-hayatiddiniyah dan pendengar
setia program acara tersebut.
Peneliti memilih ketiga juri tersebut, karena dinilai memahami
pembahasan mengenai ajaran Islam dan mengetahui di bidang agama Islam.
2. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Gedung Radio Dakta di Jl. KH.Agus Salim 77
Bekasi, 17112 Telp. 8807426, 8807427 Fax. 021 8807539.
3. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber utama dari penelitian ini adalah aktifitas obyek di lapangan yang
merupakan data primer. Selain itu bisa juga didapat dari data tambahan yang
merupakan dokumen file serta dukungan dengan bahan-bahan kepustakaan
lainnya.
Adapun teknik penelitian yang di ambil penulis meliputi penelitian
lapangan dengan analisis kuantitatif. Untuk memperoleh data dan informasi yang
akurat dalam penelitian lapangan, penulis melakukan teknik sebagai berikut:
a. Dokumentasi, yakni dengan cara mencari data berupa data-data,
catatan, arsip dan foto sesuai dengan apa yang bisa dijadikan
informasi tambahan bagi penelitian ini.
b. Wawancara, yaitu teknik tanya jawab dalam upaya mengumpulkan
data yang akurat untuk keperluan melaksanakan proses pemecahan
masalah tertentu yang sesuai dengan data.8 Dalam hal ini penulis
menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara (Interview
guide). Wawancara dilakukan dengan General Manager dan
Narasumber Kajian Malam di 107 FM Radio Dakta yaitu Ustad.
Murhali Barda.
c. Observasi, peneliti mengamati isi pesan atau materi yang
disampaikan oleh narasumber dan mendengarkan secara tidak
langsung siaran Kajian Malam melalui Tape Radio. Kemudian
peneliti menjadikannya kedalam bentuk transkrip data siaran yang
digunakan sebagai alat bantu dalam menganalisisnya.
4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Setelah peneliti mendapatkan rekaman siaran yang telah ditentukan
sebagai sample penelitian. Kemudian, rekaman siaran tersebut dijadikan ke dalam
bentuk transkrip data. Dalam pengolahan data ini, peneliti melakukannya dalam
bentuk Codding Sheet atau lembar koding yaitu berupa tabel daftar cek yang
berisi kategori-kategori subjek yang hendak diukur.9 Kemudian unit analisis yang
8 Wardi Bakhtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997), cet. Ke-1, hal. 72 9 Jomroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 75.
digunakan dalam penelitian ini adalah isi pesan dakwah, rekaman siaran Kajian
Malam edisi bulan Februari-April 2010 selama 10 minggu yang menjadi pokok
persoalan dan unit pengamatan adalah persatuan unit tema pesan dakwah yang
menjadi pokok pembahasan.
Kategori dibuat berdasarkan pesan dakwah yang menjadi pokok
pembahasan. Kategori dibuat berdasarkan pesan dakwah yang terdapat dalam
siaran Kajian Malam diantaranya: Aqidah, Syari’ah, Akhlak. Peneliti
menggunakan rumus dari Holsti (1969) yang menjadi salah satu acuan dalam
analisis isi secara kuantitatif untuk mencari koefisien realibilitas kategori antar
juri dan untuk mengukur rata-rata perbandingan nilai keputusan antar juri yaitu
sebagai berikut:
Koefisien Realibitas : 2M
N1 + N2
Keterangan:
2M : Nomor keputusan yang sama antar juri
N1, N2 : Jumlah item yang dibuat oleh tim juri.
a. Komposit Realibilitas: N (X antar juri)
1+ (N-1)(X antar Juri)
Keterangan :
N : Jumlah Juri
X : Rata-rata koefisien realibilitas antar juri.10
10 Jumroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi, h. 76-77
Pada penelitian ini data akan dianalisis berdasarkan rekaman siaran Kajian
Malam setelah data terkumpul kemudian menginterpretasikan secara apa adanya
untuk kemudian disimpulkan menjadi data yang valid dan realibel.
6. Tinjauan Pustaka
Dalam menentukan judul skripsi ini, penulis sudah mengadakan tinjauan
pustaka diperpustakaan yang terdapat di fakultas Dakwah dan Komunikasi
maupun diperpustakaan UIN. Dari siaran-siaran yang telah peneliti temukan
berkenaan dengan penelitian ini, yaitu program cahaya sore yang mengudara pada
stasiun radio Alaikassalam 95,5 FM (RAS FM), dan program Lentera Hati di
stasiun radio El-Mizan Cakrawala Cemerlang 93,6 FM (EMC) Serta Oase Halal
dan Thoyib yang mengudara pada radio Alaikasalam Jakarta.
Pembahasan Kajian Malam, lebih penulis fokuskan pada isi materi atau
pesan Kajian Malam pada hari Senin yaitu mengkaji kajian Samara (Sakinah,
Mawaddah,Warrahmah) . Aktivitas dakwah siaran Kajian Malam ini sangat pantas
untuk di kaji untuk menambah informasi dan wawasan bagi masyarakat muslim.
E. Sistematika Penulisan
Untuk menggambarkan dan menguraikan secara jelas mengenai hal-hal
yang terkandung dalam skripsi ini, maka penulis membagi sistematika
penyusunannya kedalam lima bab, dan masing-masing bab dibagi kedalam sub-
sub bab, dengan perincian sebagai berikut :
Pada Bab I (bagian Pendahuluan), penulis menguraikan sekitar latar
belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tinjauan dan manfaat
penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
Pada Bab II (bagian landasan teori), dalam hal ini penulis memaparkan
mengenai pengertian dakwah, tujuan dakwah, subjek dakwah, objek dakwah,
materi atau pesan dakwah, media dakwah, dan berdakwah melalui radio.
Pada Bab III (mengenai gambaran umum Radio Dakta 107 FM), dalam
hal ini penulis menjelaskan sejarah dan perkembangan, visi dan misi, struktur
organisasi, latar belakang siaran Kajian Malam Samara, Tema acara siaran Kajian
Malam Samara, dan Profil pengisi acara atau narasumber.
Pada Bab IV (mengenai hasil penelitian siaran Kajian Malam Samara yang
mencakup tentang), deskripsi pesan atau isi materi, temuan data, pengolahan data,
analisis siaran sampai pada kecendrungan isi dalam siaran Kajian Malam
Samaradi 107 FM Radio Dakta
Pada Bab V (merupakan bagian penutup), meliputi kesimpulan dan saran,
kemudian secara keseluruhan penulisan skripsi ini di awali dengan kata pengantar
dan daftar isi, serta di akhiri dengan daftar pustaka dan lampiran.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Ruang Lingkup Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Dakwah secara etimologis berasal dari kata da’aa-yad’u-da’watun;
artinya : “menyeru, mengajak atau memanggil11. Didalam alqur’an terdapat ayat-
ayat yang menunjukkan kata tersebut antara lain QS.AnNahl:125
☺
☺
☺
☺
Artinya : ”Serulah (manusia) Kepada Jalan Tuhan-mu Dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya tuhan-mu, Dialah yang lebih mengetahui Orang-Orang yang mendapat Petunjuk”.
13
Sedangkan dakwah dalam pengertian terminologis dakwah adalah
mengajak ummat manusia supaya masuk kedalam jalan Allah (sistem Islam)
secara menyeluruh baik dengan lisan maupun dengan perbuatan sebagai ikhtiar
muslim mewujudkan ajaran Islam menjadi kenyataan dalam kehidupan syahsiyah,
usrah, jama’ah, dan ummat dalam semua segi kehidupan secara berjamaah
sehingga terjadi khairu ummah.12 Banyak ahli Ilmu Dakwah dalam memberikan
pengertian atau definisi terhadap istilah dakwah terdapat beraneka ragam
pendapat. Di sini penulis akan menyebutkan sebagian dari definisi itu.
11 Drs. Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, Jakarta: Amza, 2009, h. 1 12 Drs. Hasanudin. Manajemen Dakwah. Jakarta:UIN Jakarta Press, 2005.cet 1
Yang pertama, Toha Yahya Omar menegaskan bahwa dakwah berasal dari
bahasa arab yang berarti : “seruan, panggilan, atau undangan adapun dakwah
didalam Islam dimaksudkan adalah mengajak dengan cara bijaksana kepada jalan
yang benar sesuai dengan perintah Allah untuk kemashalatan dan kebahagiaan
mereka dunia dan di akhirat”.13
Yang kedua, Quraish Shihab dakwah adalah seruan atau ajakan kepada
keinsyafan, atau usaha mengubah situasi yang lebih baik dan sempurna baik
terhadap pribadi maupun masyarakat.14
13
Yang ketiga, definisi dakwah menurut Asmuni Syukir adalah bahwa istilah
dakwah itu dapat di artikan dari dua segi atau dua sudut pandang, yaitu pengertian
dakwah yang bersifat pembinaan dan pengertian dakwah yang bersifat
pengembangan.
a. Pengertian dakwah yang bersifat pembinaan adalah suatu usaha
mempertahankan, melestarikan dan menyempurnakan umat manusia
agar mereka tetap beriman kepada Allah SWT, dengan menjalankan
syari’atnya sehingga mereka menjadi manusia yang hidup bahagia di
dunia maupun di akhirat.
b. Pengertian dakwah yang bersifat pengembangan adalah usaha
mengajak umat manusia yang belum beriman kepada Allah SWT.
c. Agar mentaati syari’at Islam (memeluk agama Islam) supaya nantinya
dapat hidup bahagia dan sejahtera di dunia maupun di akhirat.15
13 Prof. Toha Yahya Omar, Ilmu Dakwah, Jakarta: Wijaya, 1979, h. 1 14 Quraisy Shihab, Memumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan 1993), h 191 15 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 18
Yang ke empat, Syeikh Ali Mahfudz dakwah adalah mendorong manusia
untuk mengikuti kebenaran dan petunjuk, menyeru mereka berbuat kebajikan dan
melarang mereka dari perbuatan munkar agar mereka mendapat kebahagian di
dunia dan di akhirat.16
Yang kelima, Ibnu Taimiyah dakwah merupakan suatu proses usaha untuk
mengajak agar orang beriman kepada Allah, percaya dan mentaati apa yang telah
diberitakan oleh Rasul serta mengajak agar dalam menyembah kepada Allah
seakan-akan melihat-Nya.17
Dengan demikian dakwah merupakan bagian yang sangat esensial dalam
kehidupan seorang muslim, dimana esensinya berada pada ajakan dorongan
(motivasi), rangsangan serta bimbingan terhadap orang lain untuk menerima
ajaran agama Islam dengan penuh kesadaran demi keuntungan dirinya dan bukan
untuk kepentingan pengajaknya. Dari beberapa pengertian diatas, dapat ditarik
kesimpulan, dakwah yaitu mengajak manusia untuk mematuhi perintah Allah dan
menjauhi larangan-Nya atau kembali kepada Islam dengan cara tertentu yang
mencerminkan suatu perubahan pada perilaku kehidupan terhadap orang yang di
ajak.
2. Tujuan Dakwah
Dakwah Islam berupaya agar ummat manusia selalu berubah, dalam
makna selalu meningkatkan situasi dan kondisinya baik lahir maupun batinnya.
Tujuan dilaksanakan dakwah adalah mengajak manusia ke jalan Allah SWT, jalan
yang benar yaitu Islam. Di samping itu, dakwah juga bertujuan untuk
16 Rafi’udin, S. Ag. Drs. Maman Abd. Djaliel, Prinsip Dan Strategi Dakwah, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997), h. 24 17 Ibnu Taimiyah, Majmu Al-Fatawa, Juz 15, Riyadh: Mathabi Ar-Riyadh, 1985, hlm 185.
mempengaruhi cara berpikir manusia, cara merasa, cara bersikap dan bertindak,
agar manusia bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.18
Dakwah merupakan suatu rangkaian kegiatan atau proses dalam rangka
mencapai suatu tujuan. Tujuan ini dimaksudkan untuk memberikan arah atau
pedoman bagi gerak langkah kegiatan dakwah. Sebab tanpa tujuan yang jelas
seluruh aktivitas dakwah akan sia-sia, tujuan dakwah adalah mengajak ummat
manusia kepada jalan yang benar yang diridhoi Allah SWT agar hidup bahagia
dan sejahtera di dunia dan akhirat. 19
3. Subyek Dakwah
Subjek dakwah adalah orang yang melakukan kegiatan dakwah, yaitu
orang yang berusaha mengubah situasi yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan
Allah SWT, baik secara individu atau kelompok (organisasi) sekaligus sebagai
pemberi informasi dan pembawa misi, atau lebih jelas disebut dengan da’i.20 Da’i
artinya orang yang mengajak atau mubaligh yaitu orang yang mengajak kesuatu
tujuan. Menurut HSM Nasarudin Latief, yang dimaksud da’i adalah orang
muslimin yang menjadikan dakwah sebagai suatu tugas amaliah pokok baginya,
selaku ulama, ahli dakwah, juru dakwah, muballigh atau mustami’in (juru
penerang agama) yang menyeru, megajak dan memberi pengajaran dan pelajaran
agama Islam. Dengan demikian da’i adalah orang yang mengajak kepada orang
lain baik secara langsung atau tidak langsung dengan kata-kata, perbuatan atau
tingkah laku ke arah kondisi yang baik atau lebih baik menurut syari’at Al Qur’an
18 Rafi’udin, S. Ag. Drs. Maman Abd. Djaliel, Prinsip Dan Strategi Dakwah, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997), h. 32 19 Drs. Hasanudin. Manajemen Dakwah. Jakarta:UIN Jakarta Press 2005.cet 1 20Anshari, Pemahaman dan Pengalaman Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), cet. Ke-1. H. 179
dan sunnah.21 Didalam al Qur’an dan sunnah juga terdapat penjelasan mengenai
amar ma’ruf nahi munkar dan perintah terhadap mereka yang layak untuk
membawa bendera dakwah Islam. Merekalah yang mampu mengajarkan agama,
baik melalui tulisan, ceramah maupun pengajaran sehingga individu dan
masyarakat dapat memahaminya.22
Setiap orang yang menjalankan aktivitas dakwah, hendaklah memiliki
kepribadian yang baik sebagai seorang da’i. Hal ini karena seorang da’i adalah
figur yang dicontoh dalam segala tingkah laku dan geraknya. Oleh karenanya, ia
hendaklah menjadi uswatun hasanah bagi masyarakatnya. Dari kedudukannya
yang sangat penting ditengah masyarakat, seseorang da’i harus mampu
menciptakan jalinan komunikasi yang erat antara dirinya dan masyarakat. Ia harus
mampu bertindak dan bertingkah laku yang semestinya dilakukan oleh seorang
pemimpin. Ia harus mampu berbicara dengan masyarakatnya dengan bahasa yang
di mengerti. Oleh karena itu, seorang da’i juga harus mengetahui dengan pasti
tentang latar belakang dan kondisi masyarakat yang dihadapinya.23
4.Obyek Dakwah
Mad’u adalah obyek dakwah baik individual ataupun kolektif atau
masyarakat secara umum. Masyarakat sebagai obyek dakwah atau sasaran dakwah
adalah salah satu unsur yang penting didalam sistem dakwah yang tidak kalah
peranannya dibandingkan dengan unsur-unsur dakwah yang lain. Obyek dakwah
adalah manusia, baik seorang atau lebih, yaitu masyarakat. Pemahaman mengenai
masyarakat itu bisa beragam, tergantung dari cara memandangnya. Dipandang
21 Drs. Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah , (Jakarta, Amza, 2009), h. 68 22 Mustofa Ar-Rafi’i, Potret Juru Dakwah, (Jakarta: Pustaka al-Kausar, 2002), h. 51, dalam Moh. Ali Aziz, h. 77 23 Drs. Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah , (Jakarta, Amza, 2009), h. 69
dari bidang sosiologi, masyarakat itu mempunyai struktur dan mengalami
perubahan-perubahan. Di dalam masyarakat terjadi interaksi antara satu orang
dengan orang lain, antara satu kelompok dengan kelompok lain, individu dengan
kelompok.24 Mad’u atau obyek dakwah terdiri dari berbagai macam golongan
manusia. Oleh karena itu menggolongkan mad’u sama dengan menggolongkan
manusia itu sendiri, profesi, ekonomi, dan seterusnya. Penggolongan mad’u
tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Dari segi sosiologis, masyarakat terasing, pedesaan, perkotaan, kota kecil, serta masyarakat didaerah marjinal dari kota besar.
2. Dari struktur kelembagaan, ada golongan priyayi, abangan dan santri, terutama pada masyarakat Jawa.
3. Dari segi tingkat usia, ada golongan anak-anak, remaja, dewasa, dan golongan orang tua.
4. Dari segi profesi, ada golongan petani, pedagang, seniman, buruh, pegawai negeri dan swasta serta karyawan.
5. Dari segi tingkatan sosial ekonomi, ada golongan kaya, menengah, dan miskin.
6. Dari jenis kelamin, ada golongan pria dan wanita. 7. Dari segi khusus, ada masyarakat tunasusila, tuna wisma, tuna karya,
narapidana, dan sebagainya.25
M. Natsir dalam bukunya Fiqhud Dakwah mengatakan bahwa sasaran
dakwah yaitu:
a. Ada golongan cerdik-cendikiawan yang cinta kebenaran, berfikir kritis dan
cepat tanggap. Mereka ini harus dihadapi dengan Hikmah, yakni dengan alasan-
alasan, dalil dan hujjah yang dapat diterima oleh kekuatan akal mereka.
b. Ada golongan awam, orang yang belum dapat berpikir kritis dan mendalam.
Belum menangkap pengertian tinggi-tinggi. Mereka ini dipanggil dengan sebutan
24 Dr Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997), cet. Ke-1, hal.35 25 M. Arifin, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), h. 13-14, dalam Moh. Ali Aziz, h.91.
mau’idzotul hasanah, dengan ajaran dan didikan yang baik-baik. Dengan ajaran-
ajaran yang mudah dipahami.
c. Ada golongan yang tingkat kecerdasannya di antara kedua golongan tersebut.
Mereka ini yang dipanggil dengan wajadilhum billati hiya ahsan, yakni dengan
bertukar pikiran, guna mendorong supaya berpikir secara sehat.26
B. Materi atau Pesan Dakwah
Unsur lain selalu ada dalam proses dakwah maddah atau pesan dakwah.
Maddah dakwah adalah masalah isi pesan atau materi yang disampaikan da’i pada
mad’u. Dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi pesan dakwah adalah
ajaran Islam itu sendiri. Oleh karena itu, membahas yang menjadi pesan dakwah
adalah membahas ajaran Islam itu sendiri, sebab semua ajaran Islam yang sangat
luas itu bisa dijadikan pesan dakwah Islam.27 Keseluruhan ajaran Islam yang
menjadi materi dakwah bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits. Oleh karena itu,
panggilan terhadap pesan atau materi dakwah berarti panggilan terhadap Al-
Qur’an dan Hadits. Karena luasnya ajaran Islam itu maka setiap da’i harus selalu
berusaha dan tidak bosan-bosannya mempelajari Al-Qur’an dan Hadits dan kitab-
kitab lainnya serta mempelajari keadaan sosial dimana pun da’i itu berada
sehingga tidak menjenuhkan para mad’unya. Semakin kaya seorang da’i dengan
materi atau pesan dakwahnya. Semakin segar dan mempesona pesan yang
disampaikan.28
Menurut Toto Tasmara pesan dakwah adalah semua pernyataan yang
bersumber, amanat yang harus dilakukan atau disampaikan oleh komunikator,
lambang yang dimaksud disini adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain 26 M. Natsir, Fiqhud Dakwah, (Solo: Ramadhani, 1978), h.7 27 Moh Ali Azis, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004), cet. Ke-1, h. 94. 28 Moh Ali Azis, Ilmu Dakwah, cet. Ke-1, h, 104.
sebagainya yang secara langsung menterjemahkan pikiran atau perasaan
komunikator kepada komunikasi bahasa yang lain, banyak digunakan dalam
komunikasi adalah jelas, karena hanya bahasalah yang mampu menterjemahkan
pikiran seseorang kepada orang lain.29
Menurut Quraish Shihab materi dakwah adalah Al-Islam yang bersumber
dari Al-Qur’an dan Hadits. Sebagai sumber utama yang meliputi aqidah, syari’ah,
dan akhlak.30 Dasar dari pembagian tersebut merujuk pada tujuan pokok
diturunkannya Al-Qur’an. Kemudian tujuan pokok tersebut yaitu:
a. Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus di anut oleh manusia
yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Tuhan dan kepercayaan
akan kepastian adanya hari pembalasan.
b. Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan
norma-norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia
dalam kehidupannya secara individual atau kolektif.
c. Petunjuk mengenai syariat dan hukum dengan jalan menerangkan
dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam
hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Atau dengan kata lain
yang lebih singkat, ” Al-Qur’an adalah petunjuk bagi seluruh manusia
ke jalan yang harus ditempuh demi kebahagiaan hidup di dunia dan di
akhirat.31
29 TOnong Uchjana Efendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), cet. Ke-8, h. 18 30 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an; Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyaraka, (Bandung: Mizan,1996), cet ke-13 31 http://media.isnet.org/Quraish/Membumi/Sejarah.htm1#Dakwah pkl 6.21 AM.
Menurut Asmuni Syukir, materi dakwah secara umum dapat
diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok, yaitu budi pekerti (akhlak), keimanan
(aqidah), dan syari’at.32
a. Budi Pekerti (Akhlak)
Akhlak dalam aktifitas dakwah (sebagai materi dakwah) di artikan sebagai
penyempurnaan keimanan dan ke-Islaman. Materi kajian akhlak yang terpuji atau
dengan kata lain akhlak mahmudah, termasuk akhlak kepada Allah, akhlak kepada
orang lain maupun akhlak diri pribadi adalah pesan yang mengandung unsur:
sabar, qona’ah, berkata sopan, menepati janji, jujur, amanah, dan sebagainya.
Sedangkan akhlak yang buruk juga termasuk dalam kajian akhlak atau dengan
kata lain akhlak madzmumah, seperti dendam, dengki, ingkar janji, khianat,
membangkang kepada Allah dan sebagainya.
b. Keimanan (Aqidah)
Dalam Islam, aqidah bersifat bathiniyah yang mencakup masalah-masalah
yang erat hubungannya dengan rukun iman. Dibidang aqidah ini bukan saja
pembahasannya tertuju pada masalah-masalah yang wajib diimani, akan tetapi
materi dakwah meliputi juga masalah-masalah yang dilarang sebagai lawannya,
misalnya syirik (menyekutukan Allah), ingkar dengan adanya Allah sebagainya.
c.Syari’at
Menurut Yusuf Qordhowi, kata syari’at mempunyai arti ”jalan”, dapat kita
jumpai dalam firman Allah Swt dalam surat Al Jatsiyah ayat 18
32 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas. 1993), h. 60-62.
Artinya:
”kemudian Kami jadikan kamu berada diatas satu syari’at (jalan) atau peraturan dari (urusan) agama itu, maka itulah syari’at dan jangan kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui”.33 Syari’at Islam adalah berhubungan dengan erat dengan amal lahir (nyata)
dalam rangka mentaati semua peraturan atau hukum Allah guna mengatur
hubungan antara manusia dengan sesamanya.
Menurut H. Endang Syaefudin Anshari, garis besar agama Islam terdiri
atas: aqidah, syari’ah, dan akhlak. Ketiga hal inilah yang dijadikan materi utama
dalam menyampaikan pesan dakwah yang dikaitkan dengan persoalan kehidupan
sehari-hari didunia.
1. Aqidah Islam
Aqidah secara etimologis berarti ikatan, sangkutan; secara teknis berarti
kepercayaan, keyakinan, iman.34
Aqidah secara harfiah berarti “sesuatu yang terbuhul atau tersimpul secara
erat atau kuat”. Wacana tersebut lalu dipakai dalam istilah agama Islam, yang
mengandung pengertian “pandangan, pemahaman, atau ide (tentang realitas) yang
diyakini kebenarannya oleh hati”. Yakni diyakini kesesuaiannya dengan realitas
itu sendiri. Apabila suatu pandangan, pemahaman atau ide diyakini kebenarannya
oleh hati seseorang. Maka berarti pandangan paham atau ide itu telah terikat
didalam hati. Dengan demikian hal itu disebut aqidah bagi pribadinya. Hubungan
33 Muhammad Fu’ad Abdul Baqi, Terjemah Al-lu’lu Wal Marjan jilid 2, (Semarang: Al-Ridha, 1993), h. 9-10 34 Endang Syaefudin Anshari, Wawasan Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993), cet. Ke-IV, hal 25
apa yang diyakini oleh hati seseorang dan apa yang diperbuat (amalnya) bersifat
kualitas, aqidah menjadi sebab dan amal perbuatan menjadi akibat.
Aqidah mengikat kalbu manusia dan menguasai batinnya. Dari aqidah
inilah yang akan membentuk moral (akhlak) mausia. Oleh karena itu, yang
pertama kali dijadikan materi atau pesan dalam dakwah Islam adalah aqidah atau
keimanan. Dengan iman yang kukuh akan lahir keteguhan dan pengorbanan yang
selalu menyertai setiap langkah dakwah.
Pembahasan mengenai aqidah Islam pada umumnya berkisar pada
Arkanu’l- Iman ( rukun iman yang enam). Yaitu :
1. Iman kepada Allah 2. Iman kepada Malaikatnya 3. Iman kepada Kitab-kitab-Nya 4. Iman kepada Rasul-rasul-Nya 5. Iman kepada hari akhir 6. Iman kepada qadha-qadhar.
Ciri-ciri yang membedakan kepercayaan dengan agama lain, yaitu:
1. Keterbukaan melalui bersaksian (syahadat). Dengan demikian seorang
muslim selalu jelas identitasnya dan bersedia mengakui identitas agama
lain.
2. Cakrawala pandangan yang luas dengan memperkenalkan bahwa Allah
adalah Tuhan seluruh Alam, bukan Tuhan kelompok atau bangsa tertentu.
Dan soal kemanusiaan juga diperkenalkan kesatuan asal-usul manusia. Hal
ini dapat kita lihat dalam surah An-Nissa ayat 1 dan surah al-Hujurat ayat
13:
⌧ ☯
⌧
Artinya : “ Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya: dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak dan bertakwlah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu” (Q.S An-Nissa: 1).35
⌧
Artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal” (Q.S. Al-Hujurat: 13).36
3. Kejelasan dan kesederhanaan diartikan bahwa seluruh ajaran Aqidah baik
soal ketuhanan, kerasulan ataupun alam ghaib sangat mudah untuk
dipahami.
4. Ketahanan antara iman dan Islam atau antara iman dan amal perbuatan.
Dalam ibadah-ibadah pokok yang merupakan manifestasi dan iman
dipadukan dengan segi-segi pengembangan diri dan kepribadian seseorang
35 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 114. 36 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 874.
dengan kemashalatan masyarakat yang menuju pada kesejahteraannya.
Karena aqidah memiliki keterlibatan dengan soal-soal kemasyarakatan.37
Inti dari materi atau pesan Aqidah ini adalah keyakinan tentang keEsaan
Allah SWT dan hari akhir, sedangkan selebihnya merupakan elemen-elemen yang
mengukuhkan kedua inti aqidah itu, akan tetapi materi atau pesan dakwah
meliputi juga masalah-masalah yang dilarang sebagai lawannya, misalnya syirik
(menyekutukan Allah), ingkar dengan adanya Allah dan sebagainya.38
2. Syari’ah
Syari’ah, secara etimologis berarti jalan. Syari’at Islam ialah satu sistema
norma Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia
dengan alam lainnya.
Materi dakwah yang bersifat syari’ah ini sangat luas dan mengikat seluruh
umat Islam. Ia merupakan jantung yang tak terpisahkan dari kehidupan umat
Islam di berbagai penjuru dunia dan sekaligus merupakan hal yang patut
dibanggakan. Kelebihan dari materi atau pesan syari’ah Islam antara lain adalah
bahwa ia tidak dimiliki oleh ummat-ummat yang lain. Dan syari’ah ini bersifat
sangatlah universal, yang menjelaskan hak-hak umat muslim dan non-muslim,
bahkan hak seluruh umat manusia. Dengan adanya materi atau pesan syari’ah ini,
maka tatanan sistem dunia akan teratur dan sempurna. Disamping syari’ah ini
mengandung dan mencakup kemashalatan sosial dan moral yang meliputi:
a. Ibadah. Yaitu tata aturan Ilahi yang mengatur hubungan ritual
langsung antara hamba dengan Tuhannya, yang tata caranya telah
37 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah. h. 109-110 38 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h. 112.
ditentukan secara terperinci dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasul.
Pembahasan mengenai ‘Ibadah dalam arti khas ini yaitu:
- Thaharah (bersuci) - Sholat - Zakat - Shaum (Puasa) - Haji
b. Muamallah, dalam arti luas yaitu tata aturan Ilahi yang mengatur
hubungan manusia dengan sesama manusia dan hubungan manusia
dengan benda. Mu’amalah dalam arti luas ini pada garis besarnya terdiri
atas dua bagian yaitu:
1. Al-Qununul Khas (hukum perdata): - Muamalah (hukum niaga) - Munakahat (hukum nikah)
- Waratsah (hukum waris) - Dan lain sebagainya. 2. Al-Qanunul’am (hukum publik); - Jinayah (hukum pidana) - Khilafah (hukum negara) - Jihad (hukum perang dan damai) - Dan lain-lain. Materi atau pesan dakwah dalam bidang syari’ah ini dimaksudkan untuk
memberikan gambaran yang benar, pandangan yang jernih, kejadian secara cermat
terhadap hujjah atau dalil-dalil dalam melihat setiap persoalan yang baru,
sehingga umat tidak terperosok kedalam kejelekan, sementara yang diinginkan
dalam dakwah adalah kebaikan. Karena kesalahan dalam meletakkan posisi yang
benar dan seimbang di antaranya, sebab syari’ah sebagaimana yang telah
ditetapkan oleh Islam akan menimbulkan satu hal yang sangat membahayakan
terhadap agama dan kehidupan.
Namun demikian syari’ah Islam itu sangatlah luas dan luwes (fleksibel).
Akan tetapi tidak berarti Islam selalu menerima setiap persoalan yang baru, tanpa
harus difilter terlebih dahulu. Dan inilah yang akan dijadikan materi atau pesan
dakwah sebagaimana da’i mampu mengemas masalah syari’ah ini ke dalam
permasalahan umat era sekarang yang dapat menjawab dan memberikan solusi
terhadapnya. Dan yang lebih penting lagi bahwa materi atau pesan syari’ah ini
tidak bertentangan dengan sumber utamanya yaitu Al-Qur’an dan Hadits.
Karena Islam menggambarkan hukum lengkap yang meliputi segenap
kehidupan manusia. Kelengkapan ini mengalir dari konsepsi Islam tentang
kehidupan manusia yang diciptakan untuk memenuhi ketentuan yang membentuk
kehendak Ilahi. Dan materi atau pesan dakwah yang menyajikan unsur syari’ah
harus dapat menggambarkan atau memberikan informasi yang jelas dalam bidang
hukum yang bisa wajib, mubah (dibolehkan), dianjurkan (mandub), makruh
(dianjurkan supaya tidak dilakukan) dan haram (dilarang). Karena masalah
syari’ah ini selain mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya juga
mengatur hubungan manusia dengan sesamanya yang berkenaan dengan
pergaulan hidup untuk mencapai kesuksesan baik dalam kehidupan di dunia
maupun di akhirat.
3. Akhlak
Kata ”Akhlak”, secara etimologi berasal dari bahasa Arab jama’ dari dari
”khuluqun” yang diartikan sebagai budi pekerti, perangai dan tingkah laku atau
tabi’at. Kalimat-kalimat tersebut memiliki segi-segi persesuaian dengan perkataan
”khuluqun” yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan khalik yang
berarti pencipta dan ”makhluk” yang berarti yang diciptakan. Adapun pengertian
terminologi yang dikemukakan ulama akhlak anatara lain sebagai berikut:
1. Akhlak adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk,
menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada
yang lainnya menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam
perbuatan mereka yang menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang
harus diperbuat.
2. Ibnu Maskawih dalam kitabnya ”Tanzid al-akhlak”, akhlak diartikan
sebagai keadaan jiwa yang mendorong seseorang untuk melakukan
suatu perbuatan tanpa memerlukan pemikiran.
3. Al-Ghazali menyebutkan bahwa akhlak diartikan sebagai suatu sifat
yang tetap pada seseorang, yang mendorong untuk melakukan
perbuatan yang mudah tanpa membutuhkan sebuah pemikiran.39
Salah satu materi atau pesan dakwah Islam dalam rangka
memanifestasikan penyempurnaan martabat manusia serta membuat harmonis
tatanan hidup masyarakat, disamping aturan legal formal yang terkandung dalam
syari’ah. Salah satu ajaran etis dalam Islam adalah akhlak. Oleh karena itu,
wilayah akhlak Islam memiliki cakupan yang sangat luas dengan keseluruhan
ajaran Islam dan memiliki objek yang luas pula, sama luasnya dengan perilaku
dan sikap manusia yang disadarinya. Karena ajaran Islam yang disampaikan oleh
Nabi Muhammad SAW. Secara total mengandung nilai akhlak terhadap Tuhan,
diri sendiri, sesama manusia dan alam sekitar yang didalamnya terdapat akhlak
mahmudah dan lawannya akhlak madzmumah.
Dari materi akhlak ini sangat luas sekali yang tidak saja bersifat lahiriyah
tetapi juga sangat melibatkan pikiran. Akhlak dunia (agama) mencakup pada
39 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah. h. 117-118.
berbagai aspek, dimulai dari akhlak kepada Allah SWT, hingga sesama akhlak
meliputi:
a. Akhlak kepada Allah AWT, akhlak ini bertolak pada pengakuan dan
kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah.
b. Akhlak terhadap sesama manusia.
c. Akhlak terhadap lingkungan, lingkungan disini adalah segala sesuatu yang
berada disekitar manusia, baik yang binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun
benda-benda yang tak bernyawa.40
Sedangkan menurut H. Endang Syaefudin Anshari, pada garis besarnya Akhlak
Islam terdiri atas:
a. Akhlak manusia terhadap Khaliq b. Akhlak manusia terhadap makhluk, yang meliputi: 1.Akhlaq terhadap manusia
a. Diri sendiri b. Tetangga c. Masyarakat lainnya
2. Akhlak terhadap bukan manusia a. Flora b. Fauna c. Dan lain sebagainya.41
Dari keseluruhan message atau pesan-pesan dakwah Islam diatas yang
meliputi aqidah, syari’ah dan akhlak, harus disampaikan secara menarik tidak
monoton sehingga merangsang objek dakwah untuk ingin mengkaji tema-tema
Islam yang pada gilirannya objek dakwah ingin mengkaji materi atau pesan agama
Islam dan meningkatkan kualitas pengetahuan keIslaman untuk pengalaman
keagamaan objek dakwah.
40 M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 2000), h. 261-272 41 Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam Pokok-pokok Tentang Islam Dan Ummatnya, (Jakarta: Rajawali, 1986), h. 27-30
Pesan-pesan dakwah harus disampaikan secara aktual untuk
membangkitkan, memahami dan menjalankan ajaran-ajaran Islam. Pesan-pesan
dakwah yang selama ini disampaikan secara normatif yang hanya menekankan
halal dan haram, perlu diimbangi dengan pesan-pesan yang aplikatif termasuk
untuk membangkitkan sumber daya sasaran dakwah.42 Serta pesan dakwah yang
disampaikan disini terutama melalui media radio harus disesuaikan dengan para
pendengarnya secara konseptual dan realitas.
Menurut Dr. Quraish Shihab, mengatakan bahwa pokok-pokok materi
dakwah itu tercermin dalam tiga hal, yaitu:
1. Memaparkan ide-ide agama sehingga dapat mengembangkan gairah
generasi muda untuk mengetahui hakikatnya melalui partisipasi positif
mereka.
2. Sumbangan agama ditujukan kepada masyarakat luas yang sedang
membangun, khususnya dibidang sosial, ekonomi, dan budaya.
3. Studi tentang pokok-pokok agama yang menjadikan landasan bersama
demi mewujudkan kerjasama antar agama tanpa mengabaikan identitas
masing-masing.
Pada dasarnya materi dakwah dapat disesuaikan ketika seorang da’i
menyampaikan materi dakwahnya kepada mad’u (objek). Pokok-pokok materi
dakwah yang disamapaikan, juga harus melihat situasi dan kondisi mad’u sebagai
penerima dakwah. Dengan demikian, pesan-pesan dakwah yang berisi materi
dakwah tersebut dapat diterima dengan baik oleh penerima dakwah. Dan pada
42 Samsul Munir Amin, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, (Jakarta: Amzah, 2008), h. 28
akhirnya materi dakwah yang disampaikan tersebut, bisa diamalkan dan
dipraktekan oleh penerima dakwah dalam kehidupan sehari-hari.
Tabel 1
Skema Pesan Dakwah43
Islam
43 Endang Syaefudin Anshari, Wawasan Islam, h. 29.
2. Syari’ah
1. Ibadah (D. A. Khas)
1. Thaharah 2. Shalat 3. Zakat 4. Shaum 5. Haji
a. Mu’amalah D.A. Khas = Hukum Niaga b. Munakahah = Hukum Nikah c. Waratsah = Hukum Waris d. dsb.
a. Jinayah = Hukum Pidana b. Khilafah = Hukum Negara c. Jihad = Hukum Perang Dan damai d. dsb.
2. Al-Qanunu = Hukum Publik
1. Mu’amalah (D. A. Agak Luas) = Al-Qanunu ‘I-khas = Hukum Perdata
2. Mu’amalah (D.A Luas)
1. Iman Kepada Allah SWT 2. Iman Kepada Malaikat-Nya 3. Iman Kepada Kitab-kitab-Nya 4. Iman Kepada Rasul-rasul-Nya 5. Iman Kepada Hari Kiamat 6. Iman Kepada Qadha dan Qadar
1. Aqidah
Islam
1. Akhlak Tehadap Khalik
3. Akhlak
a. Flora b. Fauna c. dsb.
2. Akhlak Terhadap Bukan Manusia
a. Diri Sendiri b. Tetangga c.Masyarakat
1. Akhlak Terhadap Manusia
2. Akhlak Terhadap Makhluk
C. Media Dakwah
Media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
perantara, tengah atau pengantar. Sedangkan menurut istilah, media adalah alat
yang menjadi perantara penyampaian pesan dakwah kepada mitra dakwah.44
Media dalam kamus istilah Komunikasi berarti sarana yang digunakan
oleh komunikator sebagai saluran untuk menyampaikan suatu pesan kepada
komunikan apabila komunikan jauh tempatnya, banyaknya atau keduanya.45
Secara lebih spesifik, yang dimaksud dengan media adalah alat-alat fisik
yang menjelaskan isi pesan atau pengajaran, seperti buku, film, video kaset, slide,
dan sebagainya46. Berdasarkan pengertian diatas, maka media dakwah adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah
yang telah ditentukan. Media yang dimaksud bisa berupa barang (material), orang,
tempat, kondisi tertentu dan sebagainya.
Dalam ilmu komunikasi, media dapat juga diklasifikasikan menjadi tiga
macam yaitu:
44 Prof. Dr. Moh, Ali Aziz, Ilmu Dakwa ed. Revisi, (Jakarta: Kencana, 2009), cet. Ke-2, h. 403-404 45 BC. TT. Ghozali, Kamus Istilah Komunikasi, (Jakarta: Djembatan, 1992), h.227 46 Drs. Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amza, 2009), h. 113
1. Media Terucap (The Spoken Words) yaitu alat yang bisa mengeluarkan
bunyi seperti radio, telepon, dan sejenisnya.
2. Media Tertulis (The Printed Writing) yaitu media berupa tulisan atau
cetakan seperti majalah, surat kabar, buku, pamflet, lukisan, gambar, dan
sejenisnya.
3. Media Dengar Pandang (The Audio Visual) yaitu media yang berisis
gambar hidup yang bisa dilihat dan didengar yaitu film, video, televisi, dan
sejenisnya.47
Jika dilihat dari segi sifatnya, media dakwah dapat digolongkan menjadi dua
golongan, yaitu:
a. Media Tradisional, yaitu berbagai macam seni dan pertunjukkan yang
secara tradisional dipentaskan di depan umum terutama sebagai hiburan
yang memiliki sifat komunikasi seperti: drama, pewayangan, ketoprak
humor dan lain-lain.
b. Media Modern, yaitu media yang dihasilkan dari teknologi yang antara
lain seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain sebagainya.48
Menurut Hamzah Ya’qub membagi Wasilah (media) dakwah menjadi lima
macam yaitu:
1. Lisan, inilah wasilah dakwah yang paling sederhana yang
menggunakan lidah dan suara, dakwah dengan wasilah ini dapat
berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan
sebagainya.
47 Prof. Dr. Moh, Ali Aziz, Ilmu Dakwah ed. Revisi, (Jakarta: Kencana, 2009), cet. Ke-2, h. 406-407 48 Adi Sasono, Solusi Islam atas Problematika Umat Ekonomi, Pendidikan dan Dakwah, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), cet. Ke-1, h. 154
2. Tulisan, buku majalah, surat kabar, surat menyurat (korespondensi)
spanduk, flash card, dan sebagainya.
3. Lukisan, gambar, karikatur, dan sebagainya.
4. Audio visual, yaitu alat dakwah yang merangsang individu
pendengaran atau penglihatan dan kedua-duanya, televisi, film, slide,
ohap, internet, dan sebagainya.
5. Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran
Islam dapat dinikmati serta didengarkan oleh mad’u.49
Dengan banyaknya media yang ada maka da’i harus dapat memilih media
yang paling efektif untuk mencapai tujuan dakwah. Tentunya dengan pemilihan
yang tepat atau dengan menetapkan prinsip-prinsip pemilihan media.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada waktu memilih media adalah
sebagai berikut:50
a. Tidak ada satu media pun yang paling baik untuk keseluruhan masalah atau tujuan. Sebab setiap media memiliki karakteristik (kelebihan, kekurangan, keserasian) yang berbeda-beda.
b. Media yang dipilih sesuai dengan tujuan dakwah yang hendak dicapai. c. Media yang dipilih sesuai dengan kemampuan sasaran dakwahnya. d. Media yang dipilih sesuai dengan materi dakwahnya. e. Pemilihan media hendaknya dilakukan dengan cara objektif, artinya
pemilihan media bukan atas dasar kesukaan da’i. f. Kesempatan dan ketersediaan media perlu mendapat perhatian. g. Efektivitas dan efisiensi harus diperhatikan.
Keberhasilan dakwah tidak semata-mata terletak pada isi (pesan) serta
peran da’i berikut kepada mad’unya, tetapi juga tergantung pada media yang
dipergunakan. Dakwah akan berhasil dicerna mad’unya jika da’i menggunakan
metode dan media yang tepat. Maka jelaslah bahwa media menduduki peran yang
sangat penting dan menentukan dalam kehidupan masyarakat.
49 Moh. Ali Azis, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004), cet. Ke-1, h. 120 50 Drs. Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, Jakarta: Amzah, 2009, h. 114
B. Berdakwah Melalui Radio
Dakwah melalui radio itu cukup efektif karena sifatnya yang umum,
serempak, jumlah pendengarnya banyak tanpa membatasi didaerah perkotaan
maupun pedesaan dapat menikmatinya serta bentuk acaranya yang bersifat dialog.
Sehingga tidak hanya mendengarkan saja, tetapi mampu berinteraksi dengan
pendengar dengan mendiskusikan pesan dakwah yang disampaikan oleh da’i yang
berperan sebagai komunikator.
Kelebihan-kelebihan media radio sebagai wasilah dakwah adalah :
a. Bersifat Langsung
Untuk menyampaikan dakwah melalui radio, tidak harus melalui proses
yang kompleks sebagaimana penyampaian materi dakwah lewat pers, majalah
umpamanya. Dengan mempersiapkan secarik kertas, tetapi melalui radio da’i
dapat secara langsung menyampaikan dakwah didepan mikrofon dan pesan
dakwah langsung diterima dimana saja.
b. Siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan
Faktor lain yang menyebabkan radio di anggap memiliki kekuasaan ialah
bahwa siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan selain waktu, ruang pun
bagi radio siaran tidak merupakan masalah, bagaimanapun jauhnya sasaran yang
dituju. Daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau dakwah dengan media lain
dapat diatasi dengan wasilah radio ini.
c. Radio siaran mempunyai daya tarik yang kuat
Faktor lain yang menyebabkan radio memiliki kekuasaan adalah daya tarik
yang kuat yang dimilikinya. Daya tarik ini ialah disebabkan sifatnya yang serba
hidup berkat tiga unsur yang ada padanya, yakni:
- musik
- kata-kata
- efek suara
Disaat ini siaran-siaran dakwah yang dikemas sedemikian rupa melalui
radio mempunyai daya tarik tersendiri bagi pendengarnya.
d. Biaya yang relatif murah
Dibanyak negara di dunia ketiga Asia, Afrika, dan Amerika Latin, radio
umumnya telah menjadi media utama yang dimiliki setiap penduduk, baik yang
kaya maupun yang miskin. Bedanya, Cuma kecanggihan dari radio itu sendiri.
e. Mampu menjangkau tempat-tempat terpencil
Di beberapa negara, radio bahkan merupakan satu-satunya alat komunikasi
yang efektif untuk menghubungi tempat-tempat terpencil.
f. Tidak terhambat oleh kemampuan baca dan tulis
Di samping keuntungan-keuntungan di atas radio juga memiliki
keuntungan lain. Siaran radio tidak terhambat oleh kemampuan baca dan tulis
khalayak.51
51 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 151-152
BAB III
GAMBARAN UMUM SIARAN KAJIAN MALAM
A. Latar Belakang Siaran Kajian Malam Samara
Program siaran Kajian Malam Samara adalah sebuah program siaran
Islami yang memang sudah ada sejak radio ini mengudara pada frekuensi 107 FM.
Kajian Malam Samara didirikan sejak 8 tahun yang lalu sekitar tahun 2002.
Dahulu banyak narasumber yang mengisi acara siaran ini mulai dari ustad.
Abullah lalu ustad Abdurrahman, ustad Syaikhu dan kemudian Ustad. Murhali
Barda sampai saat ini. Kajian Malam Samara ini mendapatkan polling yang begitu
banyak dari para pendengar mulai dari sms dan pertanyaan karena memang
banyak peminat yang mendengarkan program siaran ini.
Samara adalah kata singkatan dari kata Sakinah, Mawaddah, dan Warrahmah
diberikan nama ini karena program ini membahas dan mengkaji tentang masalah
pernikahan dan fenomena yang membahas berbagai masalah keagamaan yang
sedang hangat terjadi di masyarakat dan siaran ini menyorot dunia Islam yang
merangkum informasi seputar aktifitas dan problematika umat Muslim saat ini.
yang bertujuan agar pendengar mendapat pencerahan untuk lebih menciptakan
kehidupan yang harmonis dan tetap berprilaku sesuai dengan syari’at agama.
Berbagai topik yang menarik dan berbeda disetiap harinya. Salah satu dari
sekian banyak siaran yang ada di 107 FM Radio Dakta, program Kajian Malam
Samaralah yang selalu di nanti-nanti oleh pendengarnya. Program yang menarik
ini juga berorientasi menjadi referensi Muslim untuk meningkatkan wawasan
keIslaman yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Dan program ini tidak hanya
membahas materi-materi keagamaan tetapi program ini juga memberikan
kesempatan kepada ikhwan dan akwat yang belum mempunyai pasangan untuk
mencari pasangan lewat program ini dengan cara ta’aruf. Banyak sekali ikhwan
dan akhwat yang mengikuti ajang ini dan radio dakta memperlihatkan kerjasama
ini untuk mensukseskan program ini. Sampai saat ini, kerjasama itu masih
berjalan meskipun pengurus program ini sudah berganti tetapi masih tetap
menyampaikan program keislaman dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab
terhadap perkembangan ummat, karena media radio masih sangat efektif untuk
menyampaikan dakwah dengan jangkauan yang luas.
B. Tema Acara Siaran Kajian Malam Samara
Program siaran yang mengudara pada hari Senin pukul 20.00-22.00 WIB
ini memiliki tema-tema yang sangat menarik dan inovatif baik hukum ibadah,
ekonomi, pendidikan budaya hingga politik. Semua tema program siaran ini
adalah harus sama dengan isu terbaru yang ada di masyarakat. Misalnya tentang
berita Poligami dan Nikah Mut’ah yang akan dipidanakan sangat hangat
dibicarakan dimasyarakat, maka materi program siaran Kajian Malam Samara
juga akan membahas tentang Poligmi dan Nikah Mut’ah yang dipidanakan itu.
Karena itulah salah satu ciri khas dari program siaran ini, membahas apa yang
sedang terjadi pada masyarakat dan memberikan pemahaman Islam tentang
kejadian tersebut. Jadi, semua materi harus up to date dengan pemahaman Islam
yang baik, maka semua permasalahan apapun akan dapat diselesaikan dengan
tuntas secara syar’i.
Adapun tema-tema yang disiarkan pada program siaran Kajiam Malam
Samara di 107 FM setiap hari Senin malam pada bulan Febuari-April 2010 adalah
sebagai berikut :
Tabel 2
Tema acara siaran
No Pembahasan Narasumber Waktu
1 Jangan Meniru Tanpa Ilmu
Tentang Valentine days
Ustd. Murhali Barda
1/02/2010
Jam 20.00-22.00
2
Pria Pesolek (Ketika pria
semakin cantik)
Ustd. Murhali Barda
8/02/2010
Jam 20.00-22.00
3
Fenomena Pelaku Nikah Sirri,
Nikah Mut’ah, dan Poligami.
Ustd. Murhali Barda
15/02/2010
Jam 20.00-22.00
4
Mengindari Perbuatan Ghibah
Ustd. Murhali Barda
22/02/2010
Jam 20.00-22.00
5
Mempererat Tali Persaudaraan
Ustd. Murhali Barda
1/03/2010
Jam 20.00-22.00
6
Keutamaan Sifat Sabar
Ustad. Murhali Barda
8/03/2010
Jam 20.00-22.00
7
Membina Rumah Tangga yang Baik
Ustd. Murhali Barda
15/03/2010
Jam 20.00-22.00
8
Hakekat Taqwa
Ustad. Murhali Barda
22/03/2010
Jam 20.00-22.00
9
Berdzikir Untuk Mendekatkan
diri kepada Allah SWT
Ustd. Murhali Barda
29/03/2010
Jam 20.00-22.00
10
Menjaga Diri dari Perbuatan Tercela
Ustd. Murhali Barda
05/04/2010
Jam 20.00-22.00
C. Sejarah Berdirinya Radio Dakta 107 FM Bekasi
Radio Dakta yang berlokasi di Jl. KH. Agus Salim 77 Bekasi Timur, mulai
mengudara pada bulan September 1992 di Bekasi.52 Pada awalnya radio ini
berada di Bandung kemudian pindah ke Bekasi. Radio ini terdaftar dengan
menggunakan Badan Hukum PT. Radio Nada Komunikasiutama.53
Dibentuknya Radio Dakta atas ide bapak Andi Lubis dengan maksud
sebagai radio berita yang dapat menginformasikan kepada umat Islam. Pada awal
berdiri Radio Dakta ini menginginkan radio informasi berita, tetapi berubah
52 Situs Dakta di www. Dakta. com 53 www. Dakta. com
menjadi radio yang khusus untuk ibu-ibu saja dan selanjutnya menjadi radio
komersial yang multi segmen.54
Radio dakta awalnya mengudara dengan identitas stasiun (Stasiun ID)
92.15 FM, namun pada bulan Agustus 2004 berubah frekuensi menjadi 107 FM
berdasarkan keputusan menteri komunikasi dan informatika. Dengan power out
put sebesar 10.000 watt radio siaran ini dapat menjangkau para pendengar yang
berada di wilayah dalam radius kurang lebih 60 Km. Radio Dakta menjadi
anggota Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) pada tahun
1995 dengan nomor anggota 013-1/1975. Dakta 107 FM adalah radio informasi
yang telah dikenal di seluruh masyarakat Bekasi, terutama dikalangan menengah
kota yang sedang berkembang pesat saat ini.
Saat ini Dakta menajamkan format siaran menjadi sebuah radio informasi
Bekasi. Sebuah program siaran informasi yang dikemas secara interaktif dan
solutif, dengan kelompok pendengar dewasa menengah ke atas sebagai segmen
yang terlayani dalam porsi terbesar siaran Radio Dakta. Memaparkan
perkembangan dinamika masyarakat khususnya di Bekasi, dari sudut pandang
politik, ekonomi, sosial, budaya, religi dan lainnya. Menjadi sebuah mediator atau
ajang diskusi terbuka dikalangan masyarakat, pemerintahan dan praktisi
profesional.
Dakta 107 FM memiliki pendengar dengan loyalitas cukup tinggi. Hal ini
terlihat dari partisipasi dan respon mereka yang sangat antusias dengan format
baru acara Radio Dakta. Pada program Dakta pagi, Dakta siang, hingga Dakta
Sore, berbagai informasi seputar pelayanan masyarakat di Bekasi, seperti
54 www. Dakta.com
kerusakan, fasilitas umum, info lalu lintas, pelayanan di kantor pemerintahan dan
instansi swasta.
Radio Dakta kini mempunyai motto yang resmi, yakni ”Bijak Dengan
Dialog Cerdas dengan Informasi” dan ”Tepat Akurat dan Bermanfaat”. Radio
Dakta juga memiliki Audience Call, yaitu (Rekan Dakta). Pendanaan Radio Dakta
100% bersumber dari biro iklan dengan sasaran pendengar orang dewasa di atas
20 sampai dengan 45 tahun.55
Disamping melalui udara radio, Radio Dakta juga melaksanakan program-
program off air yang dirancang dengan apik dan aspiratif, sehingga kemashalatan
pendengar tetap terjaga dan dapat respon yang positif dari para pendengarnya.
Kegiatan off air yang berhasil di gelar dalam upaya selalu mendekatkan
Radio Dakta dengan masyarakat seantero Jabodetabek, antara lain:
39
PILKADA Kab. Bekasi 2007, sensasi Biru Indonesia Bekasi 2003,
Festival Abang dan Mpok Kota Bekasi 2003-2005, Indonesia Syariah Expo JHCC
2006, Honda For Student 2006, Pekan Lingkungan Hidup JCC 2007, Corporate
Social Responsibility JCC 2007, Islamic Book Fair 2007, Pameran Produksi Halal
2004, Konser Warna IM3, dll. Menyelenggarakan taklim mingguan dan bualanan
yang dihadiri oleh 100 samapai 1000 orang, Sensasi Biru Indonesia 2002 di Kota
Bekasi yang dihadiri 1000 orang, Fun Bike I dan II yang diikuti 5000 orang.
D. Visi dan Misi Radio Dakta 107 FM
1. Visi
55 www. Dakta. com
Menjadi radio (Islam) terbaik yang menyampaikan kebenaran, sehingga
menjadi aset yang bermanfaat bagi pendengarnya, dan umat Islam pada umumnya
2. Misi
• Membangun image sebagai radio pemersatu umat Islam
• Radio yang memberi referensi ke-Islaman yang lengkap dan baik
• Mengantarkan kepada kemaslahatan umat.
E. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan elemen yang penting untuk
mempertahankan kelanggengan dan perkembangan sebuah stasiun radio,
karena aspek ini akan menjadi dasar dari pembagian dan mekanisme tugas
serta tanggung jawab dari personel yang terlibat selanjutnya akan sangat
berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas yang dihasilkan, baik program on
air maupun off air.
Radio Dakta memiliki struktur organisasi sebagai berikut:
Penanggung Jawab/Direktur Utama :Drs. Andi Kosala, M.M
General Manger :Suyanti, SE
Senior Account Executive :Ria Komara
Traffic :Ahmad Harahap
HRD Manager :Karyadi
Financial Manager :Edi
Program :Danny Wahab Habieby
Resource Division Manager
Business Devt Division Manager
General Affair FinanceHuman Resource
Sales
Coordinator
Off Air
Officer
Account
Executive
Traffic &
Adm
Cashier
Book Keeper
Collection
Technician
EDP Reception
Security
Driver
Office Boy
Announcer
Reporter
Web Dev’t
Administration
Production
Operator
Programme Division Manager
General Manager
Director
F. Profil Narasumber atau Penceramah
Ustad Murhali Barda lahir di Bekasi pada tanggal 20 Juni 1973. Beliau
dibesarkan di Bekasi dalam keluarga yang sederhana, Orang Tuanya bekerja
sebagai guru mengaji dilingkungannya. Pendidikan beliau adalah di Pesantren
Modern Darussalam Gontor, beliau belajar banyak ilmu agama disana dan
hingga saat ini diterapakan dilingkungannya. Murhali Barda muda sangat
berbeda dengan kaum remaja seusianya pada saat itu. Ia taat beribadah,
disamping mempunyai karakter dan akhlaq yang mulia. Hari-harinya dihabiskan
untuk belajar, membaca dan membaca. Bahkan di usianya yang sangat muda, ia
telah memposisikan dirinya sebagai guru ditempat ia menuntut ilmu.Dunia ilmu
adalah dunia yang sangat melekat dalam dirinya.
Dan beliau aktif di masyarakat contohnya sebagai ketua FPI (Front
Pembela Islam) Bekasi Raya, kemudian pembina yayasan Darul Ihsan Babelan
dan sebagai penyiar dan narasumber di Radio Dakta hingga saat ini. Saat ini
beliau banyak menghabiskan waktunya di Radio Dakta baik Dakta off air maupun
Dakta on air, beliau ditetapkan untuk terus mengisi acara Kajian Malam
khususnya Kajian Malam Samara yang disiarkan setiap hari Senin. Dan beliau di
Radio Dakta juga membuat acara semacam biro jodoh untuk ikhwan dan akhwat
yang belum mempunyai jodoh dengan mencari jodoh lewat ajang ini dengan cara
ta’aruf. Beliau juga membuat banyak buku salah satunya adalah buku Samara dan
banyak lainnya.
46
BAB IV
PESAN DAKWAH DALAM SIARAN KAJIAN MALAM SAMARA DI
RADIO DAKTA 107 FM
A. Deskripsi Pesan Dakwah Siaran Kajian Malam Samara di Radio Dakta
Dalam bab IV ini penulis mencoba menganalisa isi pesan dakwah yang
terdapat pada siaran Kajian Malam Samara di Radio Dakta 107 FM selama 4
minggu di bulan Februari 2010. namun, sebelumnya penulis akan memaparkan
satu persatu isi pesan dakwah yang terdapat dalam siaran Kajian Malam yang
berbentuk transkip data siaran. Kemudian juri memberikan penilaian terhadap isi
pesan dakwah yang disampaikan sesuai dengan kategorinya hal ini dilakukan
untuk memudahkan dalam menganalisis isi pesan dakwah tersebut.
1. Jangan Meniru Tanpa Ilmu Tentang Valentine Days Disiarkan : 1 Februari 2010 Narasumber : Ustad. Murhali Barda
Setiap manusia berkewajiban untuk menjauhi kemungkaran, yaitu dengan cara mentaati segala perintahnya dan menjauhi segala laranganNya Barang siapa yang melihat kemunkaran hendaklah ia rubah dengan tangannya jika tidak bisa hendaklah dengan lisannya dan jika tidak bisa hendaklah dengan hatinya itulah selemah-lemahnya iman. Ketika Aqidah sudah merosot dengan meniru-niru gaya Barat pasti lambat laun akan menimbulkan keburukan-keburukan. Islam mengajarkan kita agar berbuat baik kepada sesama manusia bukan hanya itu Islam juga mengajarkan kita agar berbuat baik kepada sesama makhluk Allah. 14 Februari atau hari Valentine adalah tanggal kematian Santo Valentaine seorang pemimpin gereja, sehingga dia meresmikan perayaan ini sebagai perayaan hari kasih sayang. Dalam Islam tidak ada istilah hari kasih sayang atau Valentine Days, itu adalah perayaan umat Nasrani barang siapa yang merayakannya berarti mereka mengikuti umat Nasrani, karena manusia yang mengikuti suatu kaum dia termasuk kaum itu jika tidak disertai dengan ilmu. Dan memakai moment Valentine Days untuk bakti sosial misalnya sebaiknya tidak dilakukan karena akan mengkhawatirkan adanya prasangka yang tidak baik (suudzon) dan penolakan terhadap Valentine Days harus di tegakkan karena perayaan ini akan merusak moral bangsa kita saat ini dan orang yang menolak kebenaran dalam Islam disebut kafir.56
56 Transkirip Data Siaran Rekaman Dalam Siaran Kajian Malam Samara, Tanggal 1 Februari 2010, di Jakarta
Tabel 3
Penilaian Juri terhadap Tema 1
Jangan meniru tanpa Ilmu tentang Valentine days
No.
Juri
Kategorisasi Pesan Dakwah
Aqidah Syari’ah Akhlak
1 Juri I √ - -
2 Juri II √ - -
3 Juri III √ - -
Kesimpulan dari tabel diatas dapat di simpulkan bahwa ketiga Juri
menyepakati tema ke-1 berisi pesan dakwah tentang Aqidah
2. Pria Pesolek (Ketika Pria Semakin Cantik) Disiarkan : 8 Februari 2010 Narasumber : Ustad. Murhali Barda
Cinta dunia dan takut mati adalah virus bagi remaja saat ini, setiap manusia diwajibkan untuk mensucikan diri atau membersihkan diri. Rasulullah Saw menganjurkan manusia untuk memperbaiki keadaan, tetapi pria-pria saat ini memperbaiki keadaannya sudah berlebihan seperti Facial, memakai pemutih atau cream, kemudian melentikkan jari-jarinya, memakai perhiasan dan lain sebagainya. Dengan kata lain mereka menyerupai wanita. Pria yang sering bersolek kerojulannya (kelaki-lakiannya) akan semakin terkikis atau hilang dan Allah SWT melaknat pria yang berprilaku seperti wanita.
Dan pria-pria pesolek yang semakin cantik adalah perkara-perkara yang harus dihindari karena akan menimbulkan kemunkaran. Saat ini pria pesolek dinamakan pria metroseksual yaitu pria yang sangat memperhatikan penampilannya sehari-hari, pria yang sangat peduli terhadap kesempurnaan dan merawat tubuhnya yang tidak mau kalah dengan perempuan. Perkara-perkara ini adalah yang menyebabkan keburukan-keburukan dan sangat dibenci Allah SWT, seharusnya apa yang ada ditubuh kita harus disyukuri karena itu adalah suatu anugrah dari Allah SWT .57
57 Transkirip Data Siaran Rekaman Dalam Siaran Kajian Malam Samara, Tanggal 8 Februari 2010, di Jakarta
Tabel 4
Penilaian Juri terhadap Tema 2
Pria Pesolek (Ketika Pria Semakin Cantik)
No.
Juri
Kategorisasi Pesan Dakwah
Aqidah Syari’ah Akhlak
1 Juri I - - √
2 Juri II - - √
3 Juri III - - √
Kesimpulan dari tabel diatas dapat di simpulkan bahwa ketiga Juri
menyepakati tema ke-2 berisi pesan dakwah tentang Akhlak
3. Fenomena Pelaku Nikah Sirri, Nikah Mut’ah, dan Poligami Disiarkan : 15 Februari 2010 Narasumber : Ustad. Murhali Barda Kini di masyarakat sedang hangat-hangatnya isu tentang poligami, nikah siri dan nikah mut’ah atau kawin kontrak. Nikah Sirri adalah nikah di bawah tangan yaitu nikah yang dirahasiakan atau diam-diam dan hanya diketahui pihak yang terkait dan pernikahan ini juga tidak dicatatkan secara resmi di KUA. Kemudian Nikah mut’ah adalah sebuah bentuk pernikahan yang dibatasi dengan perjanjian waktu dan upah tertentu tanpa memperhatikan perwalian dan saksi, untuk kemudian terjadi perceraian apabila telah habis masa kontraknya tanpa terkait hukum perceraian dan warisan. Dan Poligami menurut kaidah Islam adalah salah satu upaya untuk menyelamatkan kaum wanita yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan jumlah perempuan dengan laki-laki yang lahir dalam kurun waktu tertentu.
Dalam Islam pernikahan tidak boleh ada paksaan, mereka harus mempunyai tujuan untuk membangun keluarga yang Sakinah, mawaddah dan warahmah kemudian nikah Sirri sah menurut syari’at Islam, meski dianggap sah menurut agama, karena telah memenuhi syarat dan rukun nikah, tapi pernikahan ini masih menyisakan persoalan karena secara diam-diam atau dirahasiakan. Sehingga pelaku dianggap berdosa karena mengabaikan perintah Alquran untuk mengikuti aturan pemerintah (ulil amri) yang tidak tercatatnya di KUA. Kemudian nikah Mut’ah dalam Islam adalah hukumnya haram karena dalam perkawinannya tidak mengikuti syari’at Islam dan mengandung perzinahan. Dan Poligami adalah
sebagaian dari syari’at agama yang dihalalkan oleh Allah SWT karena adanya ketentuan-ketentuan tertentu..58
Tabel 5
Penilaian Juri terhadap Tema 3
Fenomena Pelaku Nikah Sirri, Nikah Mut’ah dan Poligami.
No.
Juri
Kategorisasi Pesan Dakwah
Aqidah Syari’ah Akhlak
1 Juri I - √ -
2 Juri II - √ -
3 Juri III - √ -
Kesimpulan dari tabel diatas dapat di simpulkan bahwa ketiga Juri
menyepakati tema ke-3 berisi pesan dakwah tentang Syari’ah
4. Menghindari Perbuatan Ghibah Disiarkan : 22 Februari 2010 Narasumber : Ustad. Murhali Barda Ghibah adalah menyebut kekurangan atau aib seseorang yang tidak disukai oleh orang tersebut. Kekurangan atau aib itu bisa terdapat dalam badan, pakaian, rumah, tindakan, agama, dan sebagainya. Dalam lisan, Allah SWT mengibaratkan orang yang yang melakukan ghibah sama saja dengan pemakan bangkai manusia. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika kita menghindari perbuatan tersebut. Jika kita ingin terhindar dari perbuatan ini maka merenunglah dan lihatlah pada diri masing-masing apakah diri kita mempunyai aib, baik yang tampak secara lahiriyah maupun yang tersembunyi. Ghibah dipandang sebagai kemaksiatan yang besar, betapa pun seringnya orang yang melakukan ghibah memohon ampun kepada Allah SWT, Allah tidak akan mengampuninya sebelum orang yang dibongkar aibnya itu meridhoinya. 59
Tabel 6
Penilaian Juri terhadap Tema 4
Menghindari Perbuatan Ghibah. 58 Transkirip Data Siaran Rekaman Dalam Siaran Kajian Malam Samara, Tanggal 15 Februari 2010, di Jakarta 59 Transkirip Data Siaran Rekaman Dalam Siaran Kajian Malam Samara, Tanggal 22 Februari 2010, di Jakarta
No.
Juri
Kategorisasi Pesan Dakwah
Aqidah Syari’ah Akhlak
1 Juri I - - √
2 Juri II - - √
3 Juri III √ - -
Kesimpulan dari tabel diatas dapat di simpulkan bahwa ketiga Juri menyepakati
tema ke-4 berisi pesan dakwah tentang Akhlak.
5.Mempererat Tali Persaudaraan Disiarkan : 1 Maret 2010 Narasumber :Ustd. Murhali Barda Sebagai orang mukmin tentu berkeinginan agar teman atau sahabatnya ikut memperoleh kebahagiaan. Oleh karena itu, ia harus suka menyuruh mengerjakan yang ma’ruf. Ia tentu tidak ingin membiarkan temannya terjerumus kedalam kemaksiatan, sebab itulah ia harus mengingatkannya agar tidak berbuat kemungkaran. Karena pada hakekatnya, orang mukmin yang satu dengan yang lain adalah bersaudara. Perbedaan warna kulit, bahasa, dan tempat berpijak bukanlah merupakan penghalang untuk saling kenal mengenal menuju persaudaraan. Sudah lazimnya, orang-orang yang bersaudara tidak akan menghendaki adanya perpecahan. Oleh sebab itu, satu dengan yang lain tidak boleh saling mencari kemenangannya sendiri-sendiri. Kita harus dapat menerima nasehat dari orang lain, jika berharap nasehat kita juga dihargai oleh orang. Dengan demikian kita harus menumbuhkan kesadaran untuk memelihara persaudaraan serta menjauhkan diri dari perpecahan. Karena yang demikian itu merupakan realisasi pengakuan bahwa hidup bermasyarakat adalah saling membutuhkan satu sama lain.60
60 Transkirip Data Siaran Rekaman Dalam Siaran Kajian Malam Samara, Tanggal 1 Maret 2010, di Jakarta
Penilaian Juri terhadap Tema 5
Mempererat Tali Persaudaraan
No.
Juri
Kategorisasi Pesan Dakwah
Aqidah Syari’ah Akhlak
1 Juri I - - √
2 Juri II - - √
3 Juri III - - √
Kesimpulan dari tabel diatas dapat di simpulkan bahwa ketiga Juri menyepakati
tema ke-5 berisi pesan dakwah tentang Akhlak.
6.Keutamaan Sifat Sabar Disiarkan : 8 Maret 2010 Narasumber : Ustd. Murhali Barda
Didalam perjalanan hidup, sering kita dihadapkan kepada bermacam-macam keadaan, suka dan duka, lega dan kecewa, sehat dan sakit, bahagia dan dan derita semuanya datang silih berganti. Menghadapi keadaan yang demikian, memerlukan ketabahan dan kesabaran. Sabar dalam arti tabah dan tahan uji menerima segala yang menimpa kepadanya, serta berupaya melepaskan diri dari kesulitan yang dihadapinya dan Sabar adalah sifat mulia yang disukai Allah.
Dengan bersabar kita akan memperoleh keberhasilan, kemudahan, dan kemenangan. Kita menyadari bahwa tak ada keberhasilan tanpa jerih payah, tak ada kebahagiaan tanpa penderitaan. Penderitaan lahir maupun batin harus kita hadapi dengan kesabaran, karena dibalik penderitaan itu Allah menjanjikan kemudahan dan kegembiraan. Orang yang sabar tidak mudah putus asa di waktu mendapat kesulitan, tetapi menerima semuanya itu sebagai suatu kenyataan, disamping berusaha untuk memecahkan problem yang dihadapinya.61
Penilaian Juri terhadap Tema 6
Keutamaan Sifat Sabar
61 Transkirip Data Siaran Rekaman Dalam Siaran Kajian Malam Samara, Tanggal 8 Maret 2010, di Jakarta
No.
Juri
Kategorisasi Pesan Dakwah
Aqidah Syari’ah Akhlak
1 Juri I - - √
2 Juri II - - √
3 Juri III - - √
Kesimpulan dari tabel diatas dapat di simpulkan bahwa ketiga Juri menyepakati
tema ke-6 berisi pesan dakwah tentang Akhlak.
7.Membina Rumah Tangga Yang Baik Disiarkan : 15 Maret 2010 Narasumber : Ustd. Murhali Barda Rumah Tangga akan tercipta karena adanya perkawinan yang dilakukan oleh dua orang yang berlainan jenis, yakni laki-laki dan perempuan, dimana keduanya ingin hidup bersama dalam satu atap dan satu cita-cita dengan memegang peranan dan tanggung jawab menurut posisi dan fitrahnya masing-masing. Dengan seperti itu sebuah Rumah Tangga bisa menjadi bahagia dan baik tergantung dari pelakunya, yaitu suami dan isteri. Kalau keduanya bisa memegang peranan dan tanggung jawab masing-masing sesuai dengan posisi dan fitrahnya, niscaya rumah tangga itu akan baik dan bahagia dan sebaliknya. Untuk menuju kearah itu suami isteri harus memiliki “Mawaddah Warrahmah”. Mawaddah berarti cinta , sedangkan rahmah bermakna kasih sayang. Hal seperti itulah yang akan mengikat keduanya dalam mengarungi kehidupan bersama dalam suasana tentram dan damai sebab timbulnya kasih sayang itu bukan karena adany bentuk jasmani yang menarik, melainkan datang secara ghaib dan harus terus dibina karena adanya ikatan batin yang erat. 62
Penilaian Juri terhadap Tema 7
Membina Rumah Tangga yang Baik
No. Kategorisasi Pesan Dakwah 62 Transkirip Data Siaran Rekaman Dalam Siaran Kajian Malam Samara, Tanggal 15 Maret 2010, di Jakarta
Juri Aqidah Syari’ah Akhlak
1 Juri I - √ -
2 Juri II - √ -
3 Juri III - - √
Kesimpulan dari tabel diatas dapat di simpulkan bahwa ketiga Juri menyepakati
tema ke-7 berisi pesan dakwah tentang Syari’ah.
8.Hakekat Taqwa Disiarkan : 22 Maret 2010 Narasumber : Ustd. Murhali Barda
Takwa adalah mengikuti atau memenuhi segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya. Memang tidak mudah melaksanakan takwa yang sebenarnya. Sebab menjalankan semua perintah sudah merupakan tugas tersendiri yang amat berat, belum lagi harus menjauhi segala larangannya, tentu beban bertambah berat,. Namun keduanya harus saling terkait, sebab percuma apabila hanya menjalankan perintah saja, atau menjauhi larangan-Nya saja. Untuk menanamkan rasa ketakwaan hingga mendarah daging dan terpatri di dalam hati, harus lebih dahulu membiasakan untuk memenuhi perintah-perintah Allah sejak dini atau semenjak kecil. Karena dengan seperti itu ketakwaan akan terus bertambah. Untuk itu kita harus senantiasa terus berusaha meningkatkan ketakwaan itu, disamping harus selalu memohon kepada Allah agar diberi kekuatan dan ketenangan.63
Penilaian Juri terhadap Tema 8
Hakekat Taqwa
No.
Juri
Kategorisasi Pesan Dakwah
Aqidah Syari’ah Akhlak
1 Juri I - - √
2 Juri II √ - -
3 Juri III √ - -
63 Transkirip Data Siaran Rekaman Dalam Siaran Kajian Malam Samara, Tanggal 22 Maret 2010, di Jakarta
Kesimpulan dari tabel diatas dapat di simpulkan bahwa ketiga Juri menyepakati
tema ke-8 berisi pesan dakwah tentang Aqidah.
9.Berdzikir Untuk Mendekatkan Diri kepada Allah SWT Disiarkan : 29 Maret 2010 Narasumber : Ustd. Murhali Barda Kita yang senantiasa menyebut nama Allah SWT, baik diwaktu pagi atau sore, siang atau malam, telah membuktikan bahwa kita betul-betul cinta kepada Allah SWT. Maka Dia-pun juga akan cinta kepada kita. Ucapan-ucapan kalimat dzikir yang paling disukai sebagai pendekatan diri kepada Allah SWT adalah dengan ucapan tasbih, tahmid, dan takbir, artinya mensucikan, memuji dan membesarkan nama Allah SWT. Berdzikir dengan menyebut dan mengingat Allah SWT. Itu dapat menenangkan jiwa dan menentramkan hati kita, yang berarti dzikir kepada Allah SWT, itu merupakan obat yang sangat mujarab bagi kita umat Islam yang jiwanya sedang gelisah. Segala problem hidup akan mudah kita pecahkan dan mudah kita selesaikan dengan baik jika kita tenang dan jiwa kita tentram. Karena itu bagi kita umat Islam yang sedang menghadapi problem berat dan sulit dipecahkan, maka jalan keluarnya yang terbaik adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT, dengan berdzikir mengingat Allah SWT agar persoalan yang sedang kita hadapi itu mudah terpecahkan. Walaupun bagaimana sibuk karena banyaknya urusan duniawi dan problema keluarga yang kita hadapi, kita harus tetap menghadap Allah SWT dengan shalat dan dzikir.64
Penilaian Juri terhadap Tema 9
Berdzikir Untuk Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT
No.
Juri
Kategorisasi Pesan Dakwah
Aqidah Syari’ah Akhlak
1 Juri I - √ -
2 Juri II - √ -
3 Juri III - √ -
Kesimpulan dari tabel diatas dapat di simpulkan bahwa ketiga Juri menyepakati
tema ke-9 berisi pesan dakwah tentang Syari’ah.
64 Transkirip Data Siaran Rekaman Dalam Siaran Kajian Malam Samara, Tanggal 29 Maret 2010, di Jakarta
10.Menjaga Diri dari Perbuatan Tercela Disiarkan : 1 April 2010 Narasumber : Ustd. Murhali Barda
Hati yang baik adalah hati yang bersih dan selamat dari pengaruh hawa nafsu jahat dan hawa nafsu Syaithaniyah yang suka mengajak manusia untuk berbuat dosa, karena itu jika kita terhindar dan selamat dari pengaruh jahat tersebut, maka hidup kita akan selamat dan bahagia di hari akhirat nanti. Kita wajib menjaga, memperhatikan dan membersihkannya dari kotoran-kotoran batin, supaya ia bersih dari segala penyakit, misalnya penyakit dengki dan hasud, penyakit riya, sombong, dan lainnya. Kemudian lidah senantiasa selalu berkata yang baik-baik, jujur dan benar. Tidak sedikit lidah yang mengucapkan kata-kata kotor, larut dalam ghibah dan namimah, membicarakan keburukan dan mengadu domba orang lain yang seharusnya ditutup-tutupi supaya tidak timbul fitnah dimana-mana. Dan terakhir menjaga mata dari perbuatan-perbuatan durhaka dan maksiat, agar jiwa kita terhindar atau terbebas dari noda dan dosa yang disebabkan oleh penglihatan mata kita. itulah pentingnya mata yang kita miliki sebagai bagian dari anggota tubuh kita agar kita gunakan sebagai alat untuk membuktikan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT.65
Penilaian Juri terhadap Tema 10
Menjaga Diri dari Perbuatan Tercela
No.
Juri
Kategorisasi Pesan Dakwah
Aqidah Syari’ah Akhlak
1 Juri I - - √
2 Juri II - - √
3 Juri III - - √
Kesimpulan dari tabel diatas dapat di simpulkan bahwa ketiga Juri menyepakati
tema ke-10 berisi pesan dakwah tentang Akhlak.
B. Pengolahan Data
65 Transkirip Data Siaran Rekaman Dalam Siaran Kajian Malam Samara, Tanggal 1 April 2010, di Jakarta
Tabel 11 Rekapitulasi Penilaian Dewan Juri
No. Hari/Tanggal
Tema
Penilaian Juri Juri I Juri II Juri III
Aq Sy Ak Aq Sy Ak Aq Sy Ak
Keterangan Kode Penilaian
1 Senin 01 Feb 10
Jangan Meniru Tanpa IlmuTentang Valentine Days
√ √ √ Aq Kesepakatan
2 Senin 08 Feb 10
Pria Pesolek (Ketika Pria Semakin Cantik)
√ √ √ Ak Kesepakatan
3 Senin 15 Feb 10
Fenomena Pelaku Nikah Mut’ah. Sirri dan Poligami
√ √ √ Sy Kesepakatan
4 Senin 22 Feb 10
Menghindari Perbuatan Ghibah
√ √ √ Ak Kesepakatan
5 Senin 01 Mar 10
Mempererat Tali Persaudaraan √ √ √ Ak Kesepakatan
6 Senin 08 Mar 10
Keutamaan Sifat Sabar √ √ √ Kesepakatan
7 Senin 15 Mar 10
Membina Rumah Tangga Yang Baik
√ √ √ Sy Kesepakatan
8 Senin 22 Mar 10
Hakekat Taqwa √ √ √ Aq Kesepakatan
9 Senin 29 Apr10
Berdzikir untuk Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT
√ √ √ Sy Kesepakatan
10 Senin 01 Apr 10
Menjaga Diri dari Perbuatan Tercela
√ √ √ Ak Kesepakatan
Jumlah 1 3 6 2 3 5 3 2 5
Tabel 12
Hasil Jawaban Kesepakatan Juri
Antar Juri item Kesepakatan Ketidaksepakatan Nilai
Ke 1 dan 2 10 9 1 0.9
Ke 1 dan 3 10 7 3 0.7
Ke 2 dan 3 10 8 2 0.8
Berdasarkan table di atas koefisien realibilitas antar juri 1 dan 2 yaitu 0.9,
antar juri 1 dan 3 sebesar 0.7, sedangkan antar juri 2 dan 3 yaitu sebesar 0,8 dapat
disimpulkan bahwa koefisien realibilitas antar dewan juri mencapai nilai yang
akurat.
Berdasarkan table di atas, menunjukkan bahwa hasil kesepakatan juri yaitu
sebesar 2,4. hasil ini di dapat dari jumlah semua nilai kesepakatan antar dewan
juri.
Nilai Rata-rata (X)~ 2,4 : 3 = 0,8
Komposit Realibilitas : 3 X 0,8 = 2, 4 = 0,14
1+ 2 X 0,8 17
Dari hasil yang ditemukan penulis bahwa yang terjadi makna rata-rata
tingkat kesepakatan antar juri sebesar 0,14 itu berarti tingkat kesepakatan yang
cukup tinggi antarjuri.
Setelah penulis melakukan perhitungan reliabilitas kepada 3 juri terhadap
kategori-kategori yang penulis buat, selanjutnya akan ditampilkan mengenai
ungkapan atau pernyataan yang mengandung pesan dakwah yang kemudian akan
dihitung untuk mencari jumlah frekuensi. Kemudian dapat ditarik kesimpulan
kecendrungan isi siaran Kajian Malam di 107 FM Radio Dakta.
Berikut ini adalah tabel yang mengandung rincian kategori Aqidah
Tabel 13
Rincian Kategori aqidah
No Uraian Keterangan
1.
2.
3. 4. 5 6. 7.
Setiap manusia berkewajiban untuk menjauhi kemungkaran,
yaitu dengan cara mentaati segala perintahnya dan menjauhi
segala laranganNya.
Dalam Islam Tidak ada istilah hari kasih sayang karena itu
perayaan umat Nasrani.
Barangsiapa yang merayakannya berarti mereka mengikuti kaum
itu
14 Februari adalah tanggal kematian Santo Valentine seorang
pemimpin gereja.
Orang yang menolak kebenaran dalam Islam disebut kafir
Takwa adalah mengikuti perintah Allah dan menjauhi segala
laranganNya
Untuk menanamkan rasa ketaqwaan hingga mendarah daging
dan terpatri didalam hati harus lebih dahulu membiasakan untuk
memenuhi perintah-perintah Allah
Iman Kepada
Allah
Iman Kepada
Allah
Iman Kepada
Allah
Iman Kepada
Allah
Iman Kepada
Allah
Iman Kepada
Allah
Iman Kepada
Allah
Kemudian berikut ini adalah tabel rincian mengenai pernyataan atau
ungkapan yang mengandung kategori Syariah:
Tabel 14
Rincian Kategori Syariah
No Uraian Keterangan
1.
2.
3. 4. 5 6. 7. 8. 9.
Nikah Sirri adalah nikah dibawah tangan yaitu nikah yang
dirahasiakan dan hanya diketahui pihak yang terkait.
Nikah mut’ah adalah sebuah bentuk pernikahan yang dibatasi
dengan perjanjian waktu dan upah tertentu.
Poligami menurut kaidah Isalam adalah salah satu upaya untu
menyelamatkan kaum wanita dari dekadensi moral.
Dalam Islam Pernikahan tidak boleh ada paksaan.
Pelaku dianggap berdosa karena mengabaikan perintah Al-
Qur’an.
Rumah Tangga akan tercipta karena adanya perkawinan yang
dilakukan oleh dua orang yang berlainan jenis, yakni laki-laki
dan perempuan.
Keduanya ingin hidup bersama dalam satu atap dan satu cita-cita
dengan memegang dan tanggung jawab masing-masing sesuai
dengan posisi dan fitrahnya.
Untuk menuju kearah itu suami isteri harus memiliki
“Mawaddah Warrahmah”
Kita yang senantiasa menyebut nama Allah SWT, baik diwaktu
pagi atau sore, siang atau malam.
Mu’amalah
Mu’amalah Mu’amalah Ubudiyah Ubudiyah Mu’amalah Ubudiyah Ubudiyah Ubudiyah
10.
.
11. 12. .
Ucapan-ucapan kalimat dzikir yang paling disukai sebagai
pendekatan diri kepada Allah SWT adalah dengan ucapan tasbih,
tahmid, dan takbir.
Berdzikir dengan menyebut dan mengingat Allah SWT itu dapat
menenangkan jiwa dan mententramkan hati
Walaupun bagaimana sibuk karena banyaknya urusan duniawi
dan problem keluarga yang kita hadapi, kita harus tetap
menghadap Allah SWT dengan shalat dan dzikir
Ubudiyah Ubudiyah Ubudiyah
Selanjutnya berikut ini adalah tabel rincian mengenai pernyataaan atau
ungkapan yang mengandung kategori Akhlak:
Tabel 15
Rincian Kategori Akhlak
No Uraian Keterangan
1.
2. 3. 4
Cinta dunia dan takut mati adalah virus bagi remaja saat ini.
Setiap Manusia diwajibkan untuk mensucikan diri atau
membersihkan diri.
Rasulullah SAW menganjurkan manusia untuk memperbaiki
keadaan.
Tetapi pria-pria saat ini memperbaiki keadaan sudah berlebihan
Akhlak Tercela
Kepada Diri sendiri
Akhlak Terpuji
Kepada Diri sendiri
Akhlak Terpuji
Akhlak Tercela
5. 6. 7. 8. 9. 10 11. 12. 13. 14.
Seperti facial, memakai pemutih atau cream dll
Pria Yang sering bersolek kerojulannya akan semakin terkikis
atau hilang. Dan Allah SWT melaknat pria yang berprilaku
seperti wanita.
Seharusnya apa yang ada ditubuh kita harus disyukuri karena itu
adalah suatu anugrah dari Allah SWT.
Ghibah adalah menyebut kekurangan atau aib seseorang yang
tidak disukai oleh orang tersebut.
Allah SWT mengibaratkan orang yang melakukan ghibah sama
saja degan pemakan bangkai manusia.
Jika kita ingin terhindar dari perbuatan ini maka merenunglah
dan lihatlah pada diri masing-masing apakah diri kita
mempunyai aib, baik secara lahiriyah maupun yang tersembunyi.
Sebagai orang mukmin tentu berkeinginan agar teman atau
sahabatnya ikut memperoleh kebahagaiaan.
Oleh karena itu ia harus suka menyuruh mengerjakan yang
ma’ruf.
Perbedaan warna kulit, bahasa, dan tempat berpijak bukanlah
merupakan penghalang untuk saling mengenal menuju
persaudaraaan.
Kita harus dapat menerima nasehat dari orang lain, jika berharap
nasehat kita juga dihargai oleh orang.
Dengan demikian kita harus menumbuhkan kesadaran untuk
memelihara persaudaraan serta menjauhkan diri dari perpecahan.
Kepada Diri Sendiri
Akhlak Tercela
Kepada Diri sendiri
Akhlak Terpuji
Kepada Allah.
Akhlak Tercela
Kepada Manusia
Akhlak Tercela
Terhadap Manusia
Akhlak Terpuji
Kepada Diri sendiri
Akhlak Terpuji
Terhadap Manusia
Akhlak Terpuji
Terhadap Manusia
Akhlak Terpuji
Terhadap Manusia
Akhlak Terpuji
Terhadap Manusia
Akhlak Terpuji
Terhadap Manusia
15 16. 17. 18. 19. 20.
Sabar dalam arti tabah dan tahan uji menerima segala yang
menimpa kepadanya serta berupaya melepaskan diri dari
kesulitan yang dihadapinya.
Dengan bersabar kita akan memperoleh keberhasilan,
kemudahan, dan kemenangan.
Penderitaan lahir maupun batin harus kita hadapi dengan
kesabaran, karena dibalik penderitaan itu Allah menjanjikan
kemudahan dan kegembiraan
Hati yang baik adalah hati yang bersih dan selamat dari
pengaruh hawa nafsu jahat dan hawa nafsu Syaithaniyah yang
suka mengajak manusia untuk berbuat dosa.
Lidah senantiasa selalu berkata yang baik-baik, jujur dan benar.
tidak sedikit lidah yang mengucapkan kata-kata kotor, larut
dalam ghibah dan namimah.
Menjaga mata dari perbuatan-perbuatan durhaka dan maksiat,
agar jiwa kita terhindar atau terbebas dari noda dan dosa yang
disebabkan oleh peglihatan mata.
AkhlakTerpuji
Terhadap Diri
Sendiri
Akhlak Terpuji
Terhadap Diri
sendiri
Akhlak Terpuji
Terhadap Diri
Sendiri
Akhlak Terpuji
Terhadap Diri
Sendiri
Akhlak Terpuji
Terhadap Diri
sendiri
Akhlak Terpuji
Terhadap Diri
Sendiri
Berdasarkan rekapitulasi di atas dapat disimpulkan prosentasi kategori
pesan dakwah yang disiarkan program siaran Kajian Malam Samara sebagaimana
tabel berikut yang akan dihitung rician hasil penelitian dengan rumus:
P = F — X 100% N
P = Prosentase
F = Frekuensi
N = Jumlah Populasi
Tabel 12
Prosentasi Kategori Pesan Dakwah
No. Kategori F Prosentase (%)
1 Aqidah 7 17,9%
2 Syari’ah 12 30,8%
3 Akhlak 20 51,3%
Jumlah 39 100%
Berdasarkan hasil temuan diatas menunjukkan bahwa pesan dakwah yang
mengandung nilai aqidah lebih rendah yaitu sebesar 17.9%, sedangkan untuk
pesan dakwah yang mengandung nilai syari’ah juga masih sama rendah yaitu
sebesar 30.8% dan pesan dakwah yang mengandung nilai akhlak lebih
mendominasinya dibandingkan dengan yang lainnya yaitu sebesar 51.3%.
C. Analisis Data
Setelah melakukan pengolahan data untuk memperoleh koefisien dan
jumalah frekuensi isi siaran Kajian Malam Samara hari Senin di 107 FM Radio
Dakta, maka dapat ditemukan pesan-pesan dakwah yang terdapat dalam siaran
Kajian Malam Samara ini seperti tertulis dalam uraian berikut ini.
1. Isi Pesan Dakwah Tentang Aqidah
Dalam siaran Kaian Malam di 107 FM Radio Dakta ini pesan yang
mengandung unsur aqidah salah satunya yaitu pada ungkapan:
”Setiap manusia berkewajiban untuk menjauhi kemungkaran, yaitu
dengan cara mentaati segala perintahnya dan menjauhi segala
laranganNya”.
Pesan dakwah yang terkandung dalam ungkapan di atas adalah tentang
keimanan seseorang kepada Allah SWT, yaitu bagi siapa yang selalu melakukan
perintah-perintah Allah dan menjauhi segala perintahnya dialah orang-orang yang
beruntung di akhirat kelak
Pada siaran Kajian Malam Samara ini juga narasumber mengajak para
pendengar untuk menjadikan Allah SWT sebagai satu-satunya tumpuan harapan
dan larangan menyukutukan-Nya. Pesan ini dapat kita lihat pada ungkapan
“Orang yang menolak kebenaran dalam Islam disebut kafir”.
Dalam ungkapan di atas, narasumber ini mengajak para pendengar untuk
percaya sepenuhnya kepada Allah dan menilai sesuatu hanya berdasarkan Allah
SWT semata dan Islam adalah agama yang paling benar.
Selanjutnya pesan dakwah yang di angkat mengenai aqidah adalah tentang
perayaan hari kasih sayang “Valentine Day” yang menurut Islam tidak ada
dasarnya sama sekali. Hal tersebut senada dengan ungkapan.
“Dalam Islam Tidak ada istilah hari kasih sayang karena itu
perayaan umat Nasrani”.
Dan selanjutnya narasumber menegaskan hanya agama Islamlah yang
sebenar-benarnya agama disisi Allah. Kemudian narasumber mengungkapkan
kembali.
“Barangsiapa yang merayakannya berarti mereka mengikuti kaum
itu”.
Narasumber menegaskan sungguh sangat merugi apabila ada di antara
umat Islam yang ikut-ikutan dengan cara Valentine Day. Bukanlah prinsip dasar
Valentine Day adalah peringatan yang didasarkan atas pesta jamuan kasih sayang
orang-orang Nasrani yang dikaitkan dengan kematian St. Valentine.
Dan kemudian dakwah yang di angkat mengenai aqidah adalah tentang
hakekat taqwa yang menurut Islam sangat dianjurkan dimiliki oleh setiap umat
Islam.
”Untuk menanamkan rasa ketaqwaan hingga mendarah daging dan
terpatri didalam hati harus lebih dahulu membiasakan untuk memenuhi
perintah-perintah Allah”.
Dalam ungkapan tersebut, narasumber memberikan pesan untuk mengajak
pendengar untuk selalu membiasakan menjalankan perintah Allah agar rasa
ketaqwaan kepada Allah tumbuh didalam hati kita masing-masing.
2. Isi Pesan Dakwah Tentang Syari’ah
Selanjutnya pesan dakwah dalam siaran Kajian Malam Samara di 107 FM
Radio Dakta ini yang mengandung unsur Syariah ada pada ungkapan:
“Dalam Islam Pernikahan tidak boleh ada paksaan”.
Pada ungkapan di atas narasumber memberitahukan bahwa pernikahan itu
harus didasarkan suka sama suka tidak ada boleh paksaan dalam pernikahan
karena Islam menghararamkan jika pernikahan itu dipaksakan.
Kemudian narasumber juga mengajak para pendengar untuk tidak
mengabaikan Al-Qur’an dalam masalah pernikahan. Hal itu terlihat dalam
ungkapan dibawah ini:
“Pelaku dianggap berdosa karena mengabaikan perintah Al-Qur’an”.
Selain masalah syariah yang berkaitan tentang muamalah di atas,
narasumber juga menerangkan masalah syariah yang berkaitan tentang ubudiyah,
seperti ungkapan dibawah ini
“Keduanya ingin hidup bersama dalam satu atap dan satu cita-cita
dengan memegang dan tanggung jawab masing-masing sesuai dengan posisi
dan fitrahnya”.
Maksudnya, mengajak kepada pendengar bahwa tujuan pernikahan adalah
keduanya ingin hidup bersama dan mereka mempunyai cita yang sama sesuai
dengan posisi dan fitrahnya agar dapat menuju keluarga yang sakinah mawaddah
warrahmah.
Selanjutnya pesan dakwah yang di angkat mengenai syariah adalah tentang
Berdzikir mendekatkan diri kepada Allah SWT seperti ungkapan dibawah ini:
“Ucapan-ucapan kalimat dzikir yang paling disukai sebagai
pendekatan diri kepada Allah SWT adalah dengan ucapan tasbih, tahmid,
dan takbir”.
Narasumber ingin memberitahukan bahwa Allah sangat menyukai orang-
orang yang berdzikir. Dan mengajak pendengar untuk senantiasa mendekatkan
diri kepada Allah dengan ucapan tasbih, tahmid dan takbir.
“Berdzikir dengan menyebut dan mengingat Allah SWT itu dapat
menenangkan jiwa dan mententramkan hati”.
Pada ungkapan-ungkapan di atas narasumber memberitahukan kepada
pendengar untuk selalu berdzikir kepada Allah karena dengan mengingat Allah
jiwa dan hati akan tentram. Walaupun banyak problem dalam kehidupan kita
sehari-hari dengan berdzikir pastI Allah akan memberikan ketenangan kepada
kita.
3. Pesan dakwah yang mengandung akhlak
Kemudian yang terakhir, pesan dakwah dalam siaran Kajian Malam di 107
FM Radio Dakta yang mengandung pesan akhlak terlihat pada ungkapan:
“Setiap Manusia diwajibkan untuk mensucikan diri atau
membersihkan diri”.
Pada ungkapan di atas, Narasumber ingin mengajak para pendengar untuk
berakhlak mulia kepada diri sendiri yaitu dengan cara mensucikan diri atau
membersihkan diri kita agar terhindar dari najis karena Allah swt dan Rasul
sangat mencintai akan keindahan.
Kemudian narasumber menjelaskan bahwa zaman sekarang manusia
khususnya laki-laki berprilaku tidak sesuai dengan kodratnya yaitu seperti dalam
ungkapan:
“Tetapi pria-pria saat ini memperbaiki keadaan sudah berlebihan
Seperti facial, memakai pemutih atau cream dan lain sebagainya”.
Saat ini sebagian pria sudah sangat berlebihan perilaku dan akhlaknya
tidak baik yaitu dengan melakukan hal-hal yang tidak sewajarnya bagi laki-laki
dan seharusnya dilakukan oleh perempuan. Dan Allah sangat membenci perilaku
yang seperti ini seperti ungkapan narasumber sebagai berikut
“Pria Yang sering bersolek kerojulannya akan semakin terkikis atau
hilang. Dan Allah SWT melaknat pria yang berprilaku seperti wanita”.
Dari ungkapan di atas narasumber ingin menyampaikan kepada seorang
Muslim khususnya laki-laki untuk selalu tetap berprilaku dan berakhlak baik
kepada diri kita sendiri agar Allah tidak membenci kita dan melaknat kita karena
prilaku yang tidak baik yang kita lakukan.
Selanjutnya pesan dakwah yang di angkat mengenai akhlak adalah tentang
Ghibah yaitu akhlak terhadap manusia seperti ungkapan dibawah ini:
“Allah SWT mengibaratkan orang yang melakukan ghibah sama saja
degan pemakan bangkai manusia”.
Narasumber menegaskan kepada pendengar ghibah adalah salah satu
akhlak yang tercela karena dengan ghibah akan menimbulkan perpecahan dan
permusuhan didalam lingkungan kita masing-masing. Sehingga Allah
mengibaratkan orang yang melakukan ghibah sama dengan pemakan bangkai
manusia. Seharusnya kita tetap menjaga aib seseorang agar kita terhindar dari
perbuatan tercela itu. Seperti ungkapan narasumber sebagai berikut:
“Jika kita ingin terhindar dari perbuatan ini maka merenunglah dan
lihatlah pada diri masing-masing apakah diri kita mempunyai aib, baik
secara lahiriyah maupun yang tersembunyi”.
Dalam menjalani hidup ini, pastilah kita akan mengalami berbagai
persoalan yang muncul. Dalam ungkapan di atas narasumber menjelaskan bahwa
agar terhindar dari perbuatan tercela seperti ghibah kita harus berkaca pada diri
kita sendiri apakah kita mempunyai aib baik secara lahiriyah maupun yang
tersembunyi sehingga kita akan malu jika ingin berbuat membuka aib seseorang
Kemudian narasumber menjelaskan tentang memperat tali persaudaraan.
Hal tersebut terlihat dalam ungkapan
“Perbedaan warna kulit, bahasa, dan tempat berpijak bukanlah
merupakan penghalang untuk saling mengenal menuju persaudaraaan”.
Dan narasumber menjelaskan Allah tidak akan membeda-bedakan manusia
untuk saling mengenal menuju persaudaraan. Allah tidak menyukai permusuhan
dan perpecahan sehingga Allah menyuruh hambanya untuk selalu mempererat tali
persaudaraan di antara sesama. Sesuai dengan ungkapan ini.
“Dengan demikian kita harus menumbuhkan kesadaran untuk
memelihara persaudaraan serta menjauhkan diri dari perpecahan”.
Perpecahan dan perselisihan datang tanpa kita ketahui. Tetapi kita harus
menjaga keharmonisan dengan cara menumbuhkan kesadaran untuk memelihara
persaudaraan.
Selanjutnya narasumber menjelaskan tentang hakekat sabar seperti dalam
ungkapan dibawah ini.
“Penderitaan lahir maupun batin harus kita hadapi dengan
kesabaran, karena dibalik penderitaan itu Allah menjanjikan kemudahan
dan kegembiraan”.
Dari ungkapan di atas narasumber ingin menyampaikan bahwa sabar
adalah sifat yang disukai ole Allah dan Allah tidak selamanya memberikan
penderitaan kepada hambanya di balik penderitaan yang kita hadapi Allah
menjanjikan kemudahan dan kegembiraan.
Kemudian orang yang selalu sabar hatinya selalu baik dan terhindar dari
dosa seperti ungkapan dibawah ini.
“Hati yang baik adalah hati yang bersih dan selamat dari pengaruh
hawa nafsu jahat dan hawa nafsu Syaithaniyah yang suka mengajak manusia
untuk berbuat dosa”.
Ungkapan ini menjelaskan bahwa manusia tidak akan terpengaruh hawa
nafsu jika hatinya baik dan terhindar dari perbuatan tercela dan dosa. Narasumber
senantiasa mengajak kepada pendengar untuk selalu menghindari perbuatan
tercela sma halnya dengan ungkapan dibawah ini.
“Lidah senantiasa selalu berkata yang baik-baik, jujur dan benar.
tidak sedikit lidah yang mengucapkan kata-kata kotor, larut dalam ghibah
dan namimah”.
D. Kecenderungan isi pesan dalam siaran Kajian Malam Samara di 107 FM
Radio Dakta
Untuk mencari kecendrungan isi pesan dalam Siaran Kajian Malam
Samara di 107 FM Radio Dakta penulis menggunakan rumus:
P = F — X 100% N Berdasarkan pengolahan data dan analisis, penulis menyimpulkan bahwa
kecendrungan atau pesan yang lebih dominan dalan siaran Kajian Malam Samara
di 107 FM Radio Dakta adalah pesan Akhlak dengan prosentase 51,3%.
Kemudian dilanjutkan dengan pesan Aqidah sebesar 17,9% dan terakhir juga
Syari’ah sebesar 30,8%.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menganalisis dan menjelaskan mengenai isi pesan dakwah dalam
siaran Kajian Malam Samara di Radio Dakta 107 FM , maka peneliti dapat
merumuskan kesimpulan bahwa isi pesan dakwah tersebut mengandung tiga
kategori ajaran Islam yaitu: Aqidah, Syari’ah, dan Akhlak. Selanjutnya ketiga
kategori tersebut dapat dirinci lagi sebagai berikut:
1. Pesan aqidah yang terdapat di dalam siaran Kajian Malam Samara terdapat
pada tema-tema telah mengandung masalah keimanan yang terdapat pada
rukun iman. Karena pengetahuan tentang ketauhidan ini merupakan inti
dari ajaran Islam. Pesan aqidah ini sebesar 17,9%
2. Sedangkan pesan kategori Syari’ah dalam Siaran Kajian Malam sudah
menunjukkan pembahasan mengenai pembagian syari’at yang merupakan
pendorong kita untuk meningkatkan ketaatan pada perintah-Nya serta
sebagai kekuatan untuk menjauhi segala sesuatu yang dilarangnya. Pesan
syari’ah ini sama dengan aqidah yaitu sebesar 30,8%.
3. Dan pesan dakwah tentang akhlak dalan siaran Kajian Malam Samara ini
sebagai bahan perenungan bagi seorang muslim dan seorang mu’min agar
berprilaku sesuai dengan yang di amanatkan oleh Allah SWT dan yang
telah dijelaskan serta dipraktekan oleh Rasulullah SAW yaitu harus
mencontoh perangainya. Dan pesan akhlak mendominasi dengan
prosentase terbesar sebesar 51,3%.
72
B. Saran-saran
1. Peneliti berharap kepada Radio Dakta 107 FM melalui siaran Kajian
Malam Samara ini mampu meningkatkan pesan aqidah yang
merupakan inti dari ajaran Islam. Karena hal ini berkenaan dengan
keyakinan. Sehingga dapat memberikan kesadaran bagi umat Islam
dalam menjalani kehidupan.
2. Begitu juga untuk pesan Syari’ah lebih diperici lagi masalah-masalah
yang berkaitan dengan ibadah ritual baik yang dilakukan dengan
perbuatan maupun dengan lisan untuk mendekatkan diri kepada
Allah SWT.
3. Dan untuk pesan Akhlak, peneliti mengharapkan agar diperbanyak
kisah-kisah mengenai akhlak Rasulullah SAW, para sahabatnya, dan
orang-orang shaleh lainnya yang dapat dijadikan contoh dan bahan
renungan bagi umat Islam dalam bersikap.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, Jakarta: Amza, 2008. Anshari, Endang Saifuddin, Wawasan Islam, Jakarta: PT. Raja Garfindo Persada, 1993. -------------------------------, Wawasan Islam, Jakarta: Rajawali, 1996. Anshari, Pemahaman dan Pengalaman Dakwah, Surabaya: Al-Ikhlas, 1993. Ar-Rafi’i, Mustofa, Potret Juru Dakwah, Jakarta: Pustaka Al-Kausar, 2002. Arifin, M, Psikologi Dakwah, Jakarta: Bulan Bintang, 1997. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rhineka Cipta, 1998 Azis, Moh, Ali, Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana, 2004. Badruttamam, Nurul, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2005. Bakhtiar, Wardi, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos, 1997. Darmanto, Antonio, Teknik Penulisan Naskah Siaran Radio, Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, 1998. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemanya, Jakarta: PT. Serajaya Santra, 1988. Effendi, Onong Uchyana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Rosda Karya, 1994. ------------------------------, Ilmu, Teori dan Praktek Filsafat Komunikasi, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2003. Hasannudin, Manajemen Dakwah, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005. Jumroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi, Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2004. Kusnawan et All, Komunikasi dan Penyiaran Islam, Bandung: Benang Merah Press, 2004.
Lenggogeni, Sari, The beuty Of Metrosexual, Padang: Universitas Andalas, 2009 Misbahul Anam, Syaikh, Asfari, Syahrillah, Menjaga Cinta dan Ridha Allah Yang Abadi, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005. Mohd. Fachruddin, Fuad, Kawin Mut’ah Dalam Pandangan Islam, Jakarta: Pedoman Ilmu, 1992. Munir Amin, Samsul, Ilmu Dakwah, Jakarta: Amza, 2009. Natsir, M, Fiqhud Dakwah, Solo: Ramadhani, 1978. Nashih U’lwan, Abdullah, Hikmah Poligami Dalam Islam, Jakarta:Studia Press, 1997. Oemar, Toha Yahya, Islam dan Dakwah, Jakarta: Al-Muwardi Prima, 2004. Shihab, M. Quraish, Wawasan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 2000 -----------------------, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1993. Syamsul M. Romli, Asep, Dasar-dasar Siaran Radio, Bandung: Nuansa, 2009. Syukir, Asmuni, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1993.
Lampiran
Berita Acara Wawancara
Wawancara Dengan Narasumber Kajian Malam Samara Radio Dakta
dengan Ustd. Murhali Barda
Nama Interviewer : Rusydiana
Nama Narasumber : Ustd. Murhali Barda
Waktu : 14 Febuari 2010- Pukul 15.00 WIB
Tempat : Radio Dakta
T : Kapan dan berapa lama Kajian Malam Samara mengudara?
J : Program ini ada dan dibuat sejak 8 tahun yang lalu kira-kira dari tahun 2002
yang berawal penyiarnya adalah ustd. Abdurrahman, ustd. Syaikhu dan kemudian
ustd. Murhali Barda samapai sekarang ini. Kajian Malam Samara ini mempunyai
rating yang sangat baik mulai dari poling sms dan pertanyaan kajian ini adalah
yang paling banyak dari program-program lainnya.
T : Apa alasan Ustad menamakan siaran ini dengan sebutan Kajian Malam
Samara?
J : Samara adalah kata singkatan dari kata Sakinah Mawaddah Warrahmah
alasannya dinamakan Samara karena untuk memberikan pengetahuan bagi remaja
dan keluarga agar bisa terus menjaga keharmonisan dalam berkeluarga dan
berprilaku sehari-hari.
T : Apa sajakah isi materi yang disampaikan pada acara Kajian Malam Samara?
J : Isi materi yang dibahas dalam Kajian Malam Samara ini adalah lebih banyak
pernikahan dari tata cara ta’aruf, nadzhor, tata cara bagaimana perempuan boleh
dilihat oleh laki-laki, tata cara bagaimana hubungan yang harmonis dan segala
sesuatu yang berkaitan dengan kekeluargaan serta fenomena remaja muslim saat
ini.
T : Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat acara siaran Kajian Malam
Samara ini?
J : Pendukungnya lumayan banyak karena memang banyaknya peminat atau
masyarakat yang mendengarkan acara siaran ini dan program ini didukung oleh
radio Dakta sebagai program tetap. Kemudian penghambatnya menurut saya
jelasnya tidak ada penghambatnya dalam mengisi Kajian Malam Samara ini.
T : Siapa sajakah yang menjadi narasumber yang mengisi materi siaran Kajian
Malam Samara ini?
J : Yang mengisi materi pada Kajian Malam Samara ini adalah ustad sendiri
(Ustd. Murhali Barda) dahulu banyak yang mengisi materi di siaran ini tetapi
karena kesibukan mereka maka ditetapkan hanya saya (Ustd. Murhali Barda) yang
mengisi acara siaran ini.
T : Apa maksud dan tujuan diadakannya Kajian Malam Samara ini?
J : Tujuan dan maksudnya adalah untuk penyampaian informasi mengenai
syari’at-syari’at Islam khhususnya mengenai pernikahan dan pergaulan kemudian
sebagai pencerahan bagi masyarakat untuk menghindari perkara-perkara yang
tidak sesuai dengan dengan syari’at agama.
T : Siapa target yang ingin dicapai pada acara siaran Kajian Malam Samara ini?
J : Target pendengar yang ingin dicapai dalam acara ini adalah pelajar dan
mahasiswa dan seluruh masyarakat Bekasi, terutama kaum muslimah yang
kebanyakan ibu-ibu rumah tangga.
Jakarta,14 Februari 2010
Mengetahui Narasumber
Interviewer Ustad. Murhali Barda
Rusydiana