analisis implementasi green banking sustainability dan

12
Analisis Implementasi Green Banking Sustainability dan Kinerja Keuangan Terhadap Profitabilitas Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2018 Christy Siahaan * , Amlys Syahputra Silalahi, Syahyunan, Aryanti Sariartha Sianipar Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia *[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari green banking dan kinerja keuangan terhadap profitabilitas bank. Green banking dalam penelitian ini dibagi menjadi dua dimensi yakni, transaksi non tunai (e-banking) dan kebijakan green banking. Kinerja keuangan dalam penelitian ini adalah ukuran bank, kecukupan modal, kredit bermasalah, efisiensi bank dan tingkat likuiditas bank. Populasi pada penelitian ini adalah 43 perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2018. Sampel pada penelitian ini adalah 9 bank terpilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode analisis pada penelitian ini adalah analisis regresi data panel. Hasil menunjukkan bahwa Transaksi Non Tunai, Kecukupan Modal, Kredit Bermasalah dan Tingkat Likuiditas bank masingmasing berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas bank. Kebijakan Green banking berpengaruh secara positif dan tidak signifikan. Ukuran Bank dan Efisiensi Bank masing-masing berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap profitabilitas bank. Kata Kunci: Transaksi Non-Tunai, Green Banking, Kecukupan Modal, Kredit Bermasalah, Efisiensi Bank, Tingkat Likuiditas Bank, Profitabilitas Bank ABSTRACT This study aims to determine the impact of green banking and financial performance on bank profitability. Green banking in this study is divided into two dimensions namely, non-cash transactions (e-banking) and green banking policy. Financial performance in this study are bank size, capital adequacy ratio, non-performing loans, bank efficiency and bank’s liquidity.The population of the research are 43 companies from banking sector that listed in Indonesia Stock Exchange with period 2012-2018. The sample of this research are 9 banks that choosed using purposive sampling method that listed in Indonesia Stock Exchange with period 2012-2018. The method of analysis in this study is panel data regression analysis. The results show that Non-Cash Transactions, Capital Adequacy, Non-performing Loans and Bank’s Liquidity have a negative and not significant effect on bank profitability. Meanwhile, Green Banking Policy has a positive and insignificant effect, and Bank Size and Bank Efficiency has a negative and significant effect on profitability bank. Keywords: Non-Cash Transactions, Green Banking, Capital Adequacy, Problem Loans, Bank Efficiency, Bank Liquidity Levels, Bank Profitability PENDAHULUAN Green Banking merupakan issue baru di dunia keuangan. Ini adalah bentuk perbankan dengan mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan. Dimana motif utamanya adalah untuk melindungi dan melestarikan lingkungan. Bank-bank yang berada di negara asing, seperti Bangladesh dan Kenya sedang mempraktikkan green banking dengan sangat serius. Beberapa bank seperti di Kenya telah memperkenalkan kebijakan risiko Lingkungan dan Sosial (E&S) resmi untuk mengatur kegiatan pemberian pinjaman pada tahun 1997. Mereka juga menandatangani Equator’s Principle (EP), dan bergerak maju dalam membangun kinerja bank untuk mengukur sosial dan dampak ekonomi dari pinjaman, mengurangi konsumsi kertas tahunan dari karyawan penuh waktu dan terus mengurangi konsumsi energi dan air, dll (Sinha, 2013). Dewasa ini, melihat profitabilitas perbankan melalui issue mengenai green banking, dapat dilihat dari kegiatan operasional harian yang dilakukan oleh perbankan. Operasional harian dalam konteks ini mengacu pada operasional harian yang dilakukan

Upload: others

Post on 20-May-2022

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Implementasi Green Banking Sustainability dan

Analisis Implementasi Green Banking Sustainability dan Kinerja Keuangan Terhadap

Profitabilitas Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2018

Christy Siahaan*, Amlys Syahputra Silalahi, Syahyunan, Aryanti Sariartha Sianipar Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia

*[email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari green banking dan kinerja keuangan

terhadap profitabilitas bank. Green banking dalam penelitian ini dibagi menjadi dua dimensi yakni,

transaksi non tunai (e-banking) dan kebijakan green banking. Kinerja keuangan dalam penelitian ini

adalah ukuran bank, kecukupan modal, kredit bermasalah, efisiensi bank dan tingkat likuiditas

bank. Populasi pada penelitian ini adalah 43 perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2012-2018. Sampel pada penelitian ini adalah 9 bank terpilih dengan

menggunakan metode purposive sampling. Metode analisis pada penelitian ini adalah analisis

regresi data panel. Hasil menunjukkan bahwa Transaksi Non Tunai, Kecukupan Modal, Kredit

Bermasalah dan Tingkat Likuiditas bank masingmasing berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap profitabilitas bank. Kebijakan Green banking berpengaruh secara positif dan tidak

signifikan. Ukuran Bank dan Efisiensi Bank masing-masing berpengaruh secara negatif dan

signifikan terhadap profitabilitas bank.

Kata Kunci: Transaksi Non-Tunai, Green Banking, Kecukupan Modal, Kredit Bermasalah,

Efisiensi Bank, Tingkat Likuiditas Bank, Profitabilitas Bank

ABSTRACT

This study aims to determine the impact of green banking and financial performance on bank

profitability. Green banking in this study is divided into two dimensions namely, non-cash

transactions (e-banking) and green banking policy. Financial performance in this study are bank

size, capital adequacy ratio, non-performing loans, bank efficiency and bank’s liquidity.The

population of the research are 43 companies from banking sector that listed in Indonesia Stock

Exchange with period 2012-2018. The sample of this research are 9 banks that choosed using

purposive sampling method that listed in Indonesia Stock Exchange with period 2012-2018. The

method of analysis in this study is panel data regression analysis. The results show that Non-Cash

Transactions, Capital Adequacy, Non-performing Loans and Bank’s Liquidity have a negative and

not significant effect on bank profitability. Meanwhile, Green Banking Policy has a positive and

insignificant effect, and Bank Size and Bank Efficiency has a negative and significant effect on

profitability bank.

Keywords: Non-Cash Transactions, Green Banking, Capital Adequacy, Problem Loans, Bank

Efficiency, Bank Liquidity Levels, Bank Profitability

PENDAHULUAN

Green Banking merupakan issue baru di dunia keuangan. Ini adalah bentuk perbankan dengan

mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan. Dimana motif utamanya adalah untuk melindungi

dan melestarikan lingkungan. Bank-bank yang berada di negara asing, seperti Bangladesh dan Kenya

sedang mempraktikkan green banking dengan sangat serius. Beberapa bank seperti di Kenya telah

memperkenalkan kebijakan risiko Lingkungan dan Sosial (E&S) resmi untuk mengatur kegiatan

pemberian pinjaman pada tahun 1997. Mereka juga menandatangani Equator’s Principle (EP), dan

bergerak maju dalam membangun kinerja bank untuk mengukur sosial dan dampak ekonomi dari

pinjaman, mengurangi konsumsi kertas tahunan dari karyawan penuh waktu dan terus mengurangi

konsumsi energi dan air, dll (Sinha, 2013). Dewasa ini, melihat profitabilitas perbankan melalui issue

mengenai green banking, dapat dilihat dari kegiatan operasional harian yang dilakukan oleh

perbankan. Operasional harian dalam konteks ini mengacu pada operasional harian yang dilakukan

Page 2: Analisis Implementasi Green Banking Sustainability dan

perbankan dalam kinerja sehari-hari dan mengubah praktiknya ke arah yang lebih ramah lingkungan

sesuai dengan konsep yang diterapkan green banking. Praktik green banking merekomendasikan

bahwa dalam hal operasional perbankan jauh lebih baik menerapkan online banking, mobile banking

serta green card yang bahannya bisa kembali didaur ulang sehingga lebih paperless (Nath , N, & A,

2014). Dalam penelitian ini, kebijakan green banking dianalisis melalui komponen penggunaan kertas

yang lebih paperless dalam kegiatan operasional kantor. perbankan.Menurut (Sari, 2017), kebijakan

green banking adalah gagasan yang membuat perusahaan tidak hanya bertanggung jawab dalam hal

keuangan saja, tetapi juga dampaknya terhadap sosial dan lingkungan sekitar perusahaan agar

perusahaan dapat tumbuh secara berkelanjutan. Gosshling S & Voucht (2019) mengatakan bahwa

kebijakan green banking dapat dipandang sebagai kewajiban dunia bisnis untuk menjadi akuntabel

terhadap seluruh stakeholder, bukan hanya terhadap salah satu stakeholder saja.

TINJAUAN LITERATUR

Profitabilitas

Menurut Alifah (2014) profitabilitas adalah keuntungan yang dihasilkan melalui kegiatan usahanya

dalam periode tertentu. Profitabilitas adalah keuntungan yang didapat perbankan dari kegiatan yang

dilakukan oleh perbankan tersebut, mulai dari investasi, pemberian pinjaman dan lain-lainnya.

Profitabilitas sangat penting bagi perusahaanperusahaan termasuk perbankan, karena profitabilitas

menunjukkan pertumbuhan sebuah lembaga, dan menggambarkan nilai dari perusahaan atau

perbankan tersebut. Semakin tinggi profitabilitasnya maka semakin tinggi nilai dari perbankan

tersebut. Nilai dari perbankan akan memengaruhi harga saham, ataupun obligasinya. Menurut

Prasanjaya A, A.Yogi, & Ramantha (2013) dalam penelitiannya yang menyebutkan bahwa sangat

penting untuk mengukur tingkat profitabilitas karena untuk menjamin sudah tercapai atau belum laba

yang telah ditargetkan satu periode yang ditentukan.

Operasional Harian

Operasional harian dalam konteks ini mengacu pada operasional harian yang dilakukan perbankan

dalam kinerja sehari-hari dan mengubah praktiknya ke arah yang lebih ramah lingkungan sesuai

dengan konsep yang diterapkan green banking. Praktik green banking merekomendasikan bahwa

dalam hal operasional perbankan jauh lebih baik menerapkan online banking, mobile banking serta

green card yang bahannya bisa kembali didaur ulang sehingga lebih paperless (Nath, et. Al., 2014).

Bank Size

Ukuran perusahaan dalam penelitian ini dilihat berdasarkan dari besarnya total aktiva yang dimiliki

perusahaan. Aktiva merupakan suatu komponen yang penting dari suatu perusahaan (Nazir et. Al.,

2009). Bank yang lebih besar ukuran asetnya lebih menguntungkan dari pada bank yang ukuran

asetnya kecil, karena ukuran bank yang lebih besar mempunyai tingkat efisiensi yang lebih tinggi

(Kosmidou, et. al., 2008).

Bank Size = LnTotalSize

Kebijakan Green Banking

Pada kebijakan green banking, terkat dengan kegiatan operasional perusahaan yang seminimun

mungkin dalam melakukan kegiatan operasional harian perbankan menjadi lebih paperless. Hal ini

dimaksudkan, dengan kegiatan yang lebih paperless mendorong perbankan Indonesia untuk lebih

mengerti dan ikut dalam upaya implementasi penerapan kebijakan Green Economic melalui kegiatan

Green Banking pada perbankan yang sedang digalakkan oleh Baik Indonesia.

Kecukupan Modal

Modal merupakan salah satu hal penting dalam melakukan perkembangan usaha, baik itu melalui

investasi, pendanaan atau pun pemberian pinjaman kepada pelaku usaha. CAR merupakan salah satu

proksi utama dalam permodalan bank.CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan

modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko

(Dendawijaya, 2001).

CAR = 𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍 (𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍 𝑰𝒏𝒕𝒊+𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍 𝑷𝒆𝒍𝒆𝒏𝒈𝒌𝒂𝒑)

𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 𝑻𝒆𝒓𝒕𝒊𝒎𝒃𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒖𝒓𝒖𝒕 𝑹𝒊𝒔𝒊𝒌𝒐x 100%

Page 3: Analisis Implementasi Green Banking Sustainability dan

Kredit Bermasalah

Risiko kredit merupakan risiko yang terjadi akibat kegagalan pihan lawan dalam memenuhi

kewajibannya (Rizal, 2007). Menurut (Siamat, 2004) risiko kredit adalah risiko yang ditimbulkan

akibat ketidakmampuan nasabah dalam mengembalikan jumlah pinjaman dan bunga yang telah

ditetapkan bank berdasarkan waktu yang telah ditentukan. Menurut Yogianta (2013), NPL

menggambarkan risiko kredit, dimana jika NPL semakin rendah maka semakin rendah juga risiko

kredit yang dihadapi oleh bank tersebut. Namun, ketika kredit bermasalah semakin tinggi cenderung

akan menurunkan profitabilitas perbankan akibat pendapatan bunga yang macet.

NPL = 𝑲𝒓𝒆𝒅𝒊𝒕𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒎𝒂𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑲𝒓𝒆𝒅𝒊𝒕x 100%

Efisiensi Bank

Kemampuan bank dalam menekan biaya dalam menghasilkan laba dari aktivitas bisnisnya disebut

dengan efisiensi biaya. Jika efisiensi bank semakin tinggi makan menunjukkan biaya yang

dikeluarkan bank dalam aktivitas operasionalnya semakin rendah, sehingga profitabilitas bank akan

meningkat. Dalam penelitian ini efisiensi bank digambarkan dimana biaya yang dikeluarkan bank

dalam melakukan aktivitasnya diukur dengan rasio beban operasional terhadap pendapatan

operasional (BOPO). Rasio BOPO sering disebut sebagai rasio efisiensi yang digunakan untuk

mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap

pendapatan operasional .

BOPO = 𝑩𝒆𝒃𝒂𝒏 𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊𝒐𝒏𝒂𝒍

𝑷𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊𝒐𝒏𝒂𝒍x 100%

Loan to Deposit Ratio (LDR)

Loan to Deposit Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit

yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan

(Kasmir, 2010). LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank untuk membayar kembali

penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber

likuiditasnya. Untuk menjaga tingkat likuiditas maka Bank Indonesia menetapkan standar nilai LDR

sebesar 78-92 persen dalam Peraturan Bank Indonesia No. 15/15/PBI/2013, apabila tingkat LDR

berada pada rentang tersebut maka bank dianggap sehat. Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin

riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah LDR menunjukkan kurangnya efektivitas

bank dalam menyalurkan kredit. rasio Loan To Deposit Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:

LDR = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑲𝒓𝒆𝒅𝒊𝒕

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑫𝒂𝒏𝒂 𝑫𝒊𝒕𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂× 100 persen

METODE

Populasi dalam penelitian ini adalah 43 perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta Bank

Indonesia periode 2012-2018. Sampel pada penelitian ini adalah 9 bank yang memenuhi kriteria.

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini antara lain:

1. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel

bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah profitabilitas bank. 2. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau

timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independen dalam penelitian ini adalah

operasional harian green banking, kebijakan green banking, bank size, kecukupan modal, kredit

bermasalah, efisiensi bank dan likuiditas.

Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan

yang diunduh dari situs Bursa Efek Indonesia dan situs resmi setiap bank. Data yang diperoleh adalah

data kuantitatif. Sifat data ini adalah pooling data atau combined model, yaitu gabungan antara data

time-series dan data cross section. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui

studi pustaka dan studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan laporan keuangan masing-masing

perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bank Indonesia tahun 2012-2018.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel.

Page 4: Analisis Implementasi Green Banking Sustainability dan

HASIL

Analisis Deskriptif

Tabel 1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Variable Minimun Maximun Mean Std.Deviasi

ROA (Y) 0.000800 0.055000 0.022968 0.013510

TNT 979415.0 7.90E+08 99151833 1.57E+08

KGB 1005000. 40168509 13649937 10363789

TA 333304.0 1.30E+09 3.29E+08 3.82E+08

CAR 0.113500 0.297200 0.182743 0.031479

NPL 0.113500 0.061100 0.024235 0.012647

BOPO 0.582000 0.997700 0.783000 0.122028

LDR 0.353000 1.030700 0.865329 0.098736

Sebanyak 9 perusahaan yang akhirnya diteliti dalam penelitian dikarenakan adanya perbankan yang

tidak menampilkan laporan secara lengkap serta belum melakukan kebijakan green banking. Adapun

perusahaan yang termasuk dalam penelitian ini adalah: Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BCA, Bank

BRI, Bank BJB, Bank BRI Syariah, Bank OCBC NISP, Bank CIMB Niaga, Bank Artha Graha

Internasional. Berikut ini adalah analisis deskriptif yang diperoleh dari Tabel 1:

1. Variabel ROA (Y) memiliki nilai minimun dari ROA adalah 0,000800 yang dimiliki oleh PT

Bank BRI Syariah, sementara nilai maksimun dari ROA adalah 0,55000 yang dimiliki oleh

PT.Bank Mandiri. Rata-rata ROA adalah 0,022968 dengan standar deviasi 0,013510.

2. Variabel Transaksi Non Tunai (TNT) memiliki nilai minimum dari TNT adalah 979415,0

dimiliki oleh PT.OCBC NISP, sementara nilai maksimum dari TNT adalah 7,90E+08 dimiliki

oleh PT. Bank Mandiri. Rata-rata TNT adalah 99151833 dengan standar deviasi 1,57E+08.

3. Variabel Kebijakan Green Banking (KGB) memiliki nilai minimum dari KGB adalah 1005000

dimiliki oleh PT.Bank Jawa Banten , sementara nilai maksimum dari KGB adalah 40168509

diperoleh dari PT. Bank Central Asia. Rata-rata KGB adalah 13649937, dengan standar deviasi

10363789. 4. Variabel Total Asset memiliki nilai minimum dari Total Aset adalah 333304,0 juta dimiliki oleh

PT.Bank Artha Graha Internasional, sementara nilai maksimum dari Total Asset adalah

1,30E+08juta diperoleh dari PT.Bank Mandiri. Rata-rata Total Asset adalah 3,29 E+08 juta,

dengan standar deviasi 3.82E+08 juta.

5. Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki nilai minumum dari CAR adalah 0,113500

persen diperoleh dari PT.Bank Negara Indonesia, sementara nilai maksimum dari CAR adalah

0,297200 persen diperoleh dari PT.Bank CIMB Niaga.Rata-rata CAR adalah 0,182743

persen,dengan standar deviasi 0,031479 persen. 6. Variabel Non Performing Loan (NPL) memiliki nilai minimun dari NPL adalah 0,113500 persen

dimiliki oleh PT. Bank Rakyat Indonesia, sementara nilai maksimun dari NPL adalah 0,061100

persen diperoleh dari PT.Bank Central Asia. Rata-rata NPL adalah 0,024235 persen, dengan

standar deviasi 0.012647 persen. 7. Variabel BOPO memiliki nilai minimun dari BOPO adalah 0,582000 persen diperoleh dari

PT.Bank OCBC NISP, sementara nilai maksimun dari BOPO adalah 0,997700 persen diperoleh

dari PT.Bank Mandiri. Rata-rata BOPO adalah 0,783000 persen, dengan standar deviasi

0,098736 persen.

8. Variabel Loan to Deposit Ratio memiliki nilai minimun dari LDR adalah 0,3530000 persen

dimiliki oleh PT.Bank Artha Graha Internasioal, sementara nilai maksimun dari LDR adalah

1,030700 persen diperoleh dari PT. Bank Jawa Banten. Rata-rata LDR adalah 0,865329 persen,

dengan standar deviasi 0,098736 persen.

Analisis Regresi Data Panel

Analisis regresi data panel digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel Transaksi Non

Tunai (X1, Kebijakan Green Banking (X2), Bank Size (X3), CAR (X4), NPL (X5), BOPO (X6) dan

LDR (X7) terhadap ROA (Y) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan

Page 5: Analisis Implementasi Green Banking Sustainability dan

Bank Indonesia. Pengujian regresi data panel ini dilakukan untuk mencari hubungan antara variabel

independent dengan variabel dependen. Tabel 2 menyajikan nilai koefisien regresi, nilai statistik F,

nilai statistik t, dan koefisien determinasi (R2).

Tabel 2. Nilai Statistik dari Uji Koefisien Determinasi (R2), Uji t, dan Uji F

Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui persamaan regresi data panel yang digunakan sebagai berikut:

Y = 0,09 – 5,71E-13X1 + 2,47E-11X2 - 1,06E-11X3 – 0,007X4 + 0,007X5 – 0,004X6 – 0,086X7

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Konstanta (β0) = 0.095619 Ini menunjukkan tingkat konstanta, dimana jika variabel Operasional

Harian (X1), Kebijakan Green Banking (X2), Bank Size (X3), Capital Adequacy Ratio (X4),

Non Performing Loan (X5), Belanja Operasional terhadap Pendapatan Operasional (X6), Loan to

Deposit Ratio (X7) adalah 0, maka Return on Asset (Y) akan tetap sebesar 0.095619, dengan

asumsi variabel lain tetap.

2. Koefisien Transaksi Non Tunai (β1) = -5,71E-13 < 0. Ini menunjukkan bahwa variabel Transaksi

Non Tunai (X1) berpengaruh secara negatif terhadap ROA. Jika variabel Transaksi Non Tunai

ditingkatkan, maka Return On Asset akan menurun dengan asumsi variabel lain tetap, demikian

sebaliknya.

3. Koefisien KGB (β2) = 2,47E-11 > 0. Ini menunjukkan bahwa variabel KGB (X2) berpengaruh

secara positif terhadap Return on Asset . Jika variabel KGB ditingkatkan, maka Return On Asset

akan meningkat dengan asumsi variabel lain tetap, demikian sebaliknya

4. Koefisien TA (β3) = -1,06E-11 < 0. Ini menunjukkan bahwa variabel TA (X3) berpengaruh

secara negatif terhadap Return On Asset. Jika variabel TA ditingkatkan, maka Return on Asset

akan menurung dengan asumsi variabel lain tetap, demikian sebaliknya.

5. Koefisien CAR (β4) = -0.007225 < 0. Ini menunjukkan bahwa variabel CAR (X4) berpengaruh

secara negatif terhadap ROA. Jika variabel CAR ditingkatkan, maka ROA akan menurun dengan

asumsi variabel lain tetap, demikian sebaliknya.

Page 6: Analisis Implementasi Green Banking Sustainability dan

6. Koefisien NPL (β5) = 0,007106 > 0. Ini menunjukkan bahwa variabel NPL (X5) berpengaruh

secara positif terhadap ROA. Jika variabel NPL ditingkatkan, maka ROAakan meningkat dengan

asumsi variabel lain tetap, demikian sebaliknya.

7. Koefisien BOPO (β) = -0,000404 < 0. Ini menunjukkan bahwa variabel BOPO (X6) berpengaruh

secara negatif terhadap ROA. Jika variabel BOPO ditingkatkan, maka ROA akan menurun

dengan asumsi variabel lain tetap, demikian sebaliknya.

8. Koefisien LDR (β7) = -0,086762 < 0. Ini menunjukkan bahwa variabel LDR (X7) berpengaruh

secara negatif terhadap ROA. Jika variabel LDR ditingkatkan, maka ROA akan menurun dengan

asumsi variabel lain tetap, demikian sebaliknya.

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) diketahui bahwa nilai Adjusted R-Square adalah 0,983986,

berarti sebesar 98,3986 persen variabel Return On Asset (ROA) dapat dijelaskan oleh variabel

Operasional Harian, Kebijakan Green Banking, Bank Size, Capital Adequacy Ratio, Non Performing

Loan, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional dan Loan to Deposit Ratio. Sedangkan

sisanya, sebesar 1,0614 persen dapat dijelaskan oleh faktorfaktor lain yang tidak dapat dijelaskan pada

penelitian ini.

Uji Signifikansi Pengaruh Serempak (Uji F)

Berdasarkan Tabel 4.7, diketahui nilai F hitung (254,9677) > F tabel (2,0582) dan nilai Probabilitas

(0,000000) < 0,05. Maka dapat disimpulkan Transaksi Non Tunai, Kebijakan Green Banking, Total

Asset, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Biaya Operasional Pendapatan Operasional,

Loan to Deposit Ratio terhadap Return On Asset.

Uji Parsial (t-test)

Berdasarkan Tabel 2 hasil uji signifikansi secara parsial dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Diketahui nilai koefisien TNT adalah -5,71E-13, yakni bernilai negatif dengan thitung (-

0,246920) < ttabel (2,262157) dan Prob (0,8060) > . Hal ini berarti TNT berpengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap ROA. Berdasarkan hasil di atas, nilai koefisien TNT sebesar -5,71E-13

artinya setiap kenaikan TNT sebesar Rp.1.000.000,-, maka ROA akan menurun tidak signifikan

sebesar -5,71E-13 persen., demikian sebaliknya.

2. Diketahui nilai koefisien KGB adalah 2,47E-11, yakni bernilai positif dengan thitung (0,442815)

> ttabel (2,262157) dan Prob (0,6599) > α (0,05). Hal ini berarti KGB berpengaruh positif dan

tidak signifikan terhadap ROA.Berdasarkan hasil di atas, nilai koefisien KGB sebesar 2,47E-11

artinya setiap kenaikan KGB sebanyak 1 RIM, maka ROA akan meningkat tidak signifikan

sebesar 2,47E-11 persen., demikian sebaliknya.

3. Diketahui nilai koefisien TA adalah -1,06E-11, yakni bernilai negatif dengan thitung (-

4,479632) < ttabel (2,262157) dan Prob (0,0000) < α (0,05). Hal ini berarti TA berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap ROA.Berdasarkan hasil di atas, nilai koefisien TA sebesar -

1,06E-11 artinya setiap kenaikan TA sebesar 1 Juta, maka ROA akan menurun signifikan sebesar

-1,06E-11 persen, demikian sebaliknya

4. Diketahui nilai koefisien CAR adalah -0,007225, yakni bernilai negatif dengan thitung (-

0,885286) < ttabel (2,262157) dan Prob (0,3805) > α (0,05). Hal ini berarti CAR berpengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Berdasarkan hasil di atas, nilai koefisien CAR

sebesar -0,007225 artinya setiap kenaikan CAR sebesar 1 persen, maka ROA akan menurun tidak

signifikan sebesar -0,007225 persen, demikian sebaliknya.

5. Diketahui nilai koefisien NPL adalah 0,007106, yakni bernilai positif dengan thitung (0,237748)

> ttabel (2,262157) dan Prob (0,8131) > α (0,05). Hal ini berarti NPL berpengaruh positif dan

tidak signifikan terhadap ROA. Berdasarkan hasil di atas, nilai koefisien NPL sebesar 0,007106

artinya setiap kenaikan NPL sebesar 1 persen, maka ROA akan meningkat tidak signifikan

sebesar 0,007106 persen, demikian sebaliknya.

6. Diketahui nilai koefisien BOPO adalah -0,08675, yakni bernilai negatif dengan thitung (-

13,47883) < ttabel (2,262157) dan Prob (0,000) < α (0,05). Hal ini berarti BOPO berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap ROA. Berdasarkan hasil di atas, nilai koefisien BOPO sebesar -

0,08675 artinya setiap kenaikan BOPO sebesar 1 persen, maka ROA akan menurun signifikan

sebesar -0,08675 persen, demikian sebaliknya

Page 7: Analisis Implementasi Green Banking Sustainability dan

7. Diketahui nilai koefisien LDR adalah -0,000404, yakni bernilai negatif dengan thitung (-

0,139805) < ttabel (2,262157) dan Prob (0,8894) > α (0,05). Hal ini berarti LDR berpengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Berdasarkan hasil di atas, nilai koefisien LDR

sebesar -0,086762 artinya setiap kenaikan LDR sebesar 1 persen, maka ROA menurun tidak

signifikan sebesar -0,86762 persen, demikian sebaliknya

DISKUSI

H1: Pengaruh TNT terhadap ROA

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, nilai koefisien TNT adalah -5,71E-13, yakni bernilai

negatif dengan thitung (-0,246920) < ttabel (2,262157) dan Prob (0,8060) > . Hal ini berarti TNT

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Perkembangan transaksi non tunai di

Indonesia kini semakin semarak. Terlihat dari terus bertambahnya jenis pembayaran non tunai yang

telah diterbitkan dan meningkatnya nilai transaksi dalam empat tahun terakhir (2014-2017).

Kemudahan yang diberikan oleh fasilitas pembayan non tunai dapat meningkatkan konsumsi yang

berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi. Menurut Prayudi (dalam Diyanti, 2012) banyaknya

kredit tidak meningkatkan rasio NPL dimungkinkan karena kredit yang disalurkan oleh pihak bank

lebih selektif dengan menilik kualitas calon debitur (kriteria 5C) sehingga dapat menurunkan risiko

kredit macet. Penelitian kali ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kharawish HA & AL

Sa'Di NM (2011) serta Acharya S & Locke S (2016). Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Rauf and Qiang (2014).

H2: Pengaruh KGB terhadap ROA

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, nilai koefisien KGB adalah 2,47E-11, yakni bernilai

positif dengan thitung (0,442815) > ttabel (2,262157) dan Prob (0,6599) > α (0,05). Dari hasil tersebut

maka semakin besar KGB maka akan semakin besar kecenderungan perusahaan untuk meningkatkan

ROA dan semakin kecil KGB semakin kecil kecenderungan perusahaan meningkatkan ROA.

Kegiatan operasional harian green banking berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap

profitabilitas bank. Hal tersebut menunjukkan bahwa perbankan yang menerapkan green banking

dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dalam aktivitasnya dapat menjadi lebih efisien, yang mana

penggunaan energinya yang menjadi lebih sedikit dan lebih paperless. Sehingga beban yang akan

mengurangi pendapatan bank menurun dan profit bank akan meningkat. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh 0yewole et. Al (2013), Margaretha (2015) . Namun, hasil

penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nurdin & Diana (2016), Kurniawati,

Sahroni dan Dedeh (2018) dan Rohani & Elizar (2018).

H3: Pengaruh Bank Size terhadap ROA

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, nilai koefisien TA adalah -1,06E- 11, yakni

bernilai negatif dengan thitung (-4,479632) < ttabel (2,262157) dan Prob (0,0000) < α (0,05). Dari

hasil tersebut maka menunjukkan bahwa semakin besar TA suatu perusahaan maka akan semakin

kecil kecenderungan perusahaan untuk melakukan peningkatan ROA dan semakin kecil TA suatu

perusahaan maka akan semakin besar kecenderungan perusahaan untuk melakukan peningkatan ROA.

Menurut Machfud (1994) bahwa ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan

besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan

lain-lain. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi menjadi 3 kategori yaitu perusahaan besar

(large firm),perusahaan menengah (medium size) dan perusahaan kecil (small firm). Penentuan

ukuran ini didasarkan kepada total asset perusahaan. Perusahaan yang memiliki asset yang besar

berkesempatan memperoleh profit yang lebih besar. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil

penelitian Deelchand dan Padgett (2009) dan Anom Purbawangsa (2015) ,Manuaba (2012), dan Raj

Bhattarai (2016) dan Antonio, Ponce (2013). Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan Baskara dan Kadek (2019) serta Filzah, Ridwan & Anan (2016).

H4: Pengaruh CAR Terhadap Profitabilitas Bank

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan nilai koefisien CAR adalah -0,007225, yakni bernilai

negatif dengan thitung (-0,885286) < ttabel (2,262157) dan Prob (0,3805) > α (0,05). Dari hasil

Page 8: Analisis Implementasi Green Banking Sustainability dan

tersebut maka semakin besar nilai CAR maka semakain kecil kecenderungan perusahaan untuk

melakukan peningkatan ROA dan semakin kecil nilai CAR maka semakin besar kecenderungan

perusahaan untuk melakukan peningkatan ROA. Tidak siginifikannya CAR dikarenakan adanya

peraturan BI yang mewajibkan bank menjaga CAR dengan ketentuan minimal 8%. CAR yang tinggi,

bila tidak diimbangi dengan investasi dan penyaluran dana yang baik, CAR tidak akan berpengaruh

banyak terhadap profitabilitas. Rasio CAR yang baik harus berada di atas ketentuan minimum yaitu

sebesar 8 %. Namun demikian kondisi dimana rasio CAR yang terlalu tinggi juga kurang baik bagi

bank. Hal ini dikarenakan CAR yang terlalu tinggi misalnya 100%, menunjukkan bahwa bank tidak

memutarkan dana dari pihak lain. Bank yang tidak menyalurkan dananya akan mengalami kerugian.

CAR yang terlalu tinggi menunjukkan bahwa modal yang dimiliki bank terlalu besar sehingga

mencerminkan bahwa bank kurang efisien dalam menyalurkan dananya. Sebaiknya BI perlu mengkaji

dan menetapkan peraturan terbaru terkait CAR sehingga bank memiliki acuan berapa titik tertinggi

yang ideal untuk rasio CAR. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Defri

(2012), Hutagalung, dkk. (2013) dan Wicaksono (2016) serta Yogianta (2013). Namun, penelitian ini

tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Prastiyaningtyas (2010) dan Alifah (2014).

H5: Pengaruh NPL Terhadap Profitabilitas Bank

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, nilai koefisien NPL adalah 0,007106, yakni bernilai

positif dengan thitung (0,237748) > ttabel (2,262157) dan Prob (0,8131) > α (0,05). Dari hasil tersebut

maka semakin besar nilai NPL maka semakain kecil kecenderungan perusahaan untuk melakukan

peningkatan ROA dan semakin kecil nilai NPL maka semakin besar kecenderungan perusahaan untuk

melakukan peningkatan ROA. Pada saat ini tingkat NPL perusahaan perbankan masih tergolong

rendah. Kualitas kredit yang buruk akan meningkatkan risiko, terutama bila pemberian kredit

dilakukan dengan tidak menggunakan prinsip kehati-hatian dan ekspansi dalam pemberian kredit yang

kurang terkendali sehingga bank akan menanggung risiko yang lebih besar pula. Risiko tersebut

berupa kesulitan pengembalian kredit oleh debitur yang apabila jumlahnya cukup besar dapat

mempengaruhi kinerja perbankan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Raharjo et al.

(2014), Sri (2017) serta Joy, Sri & Natalia (2019). .Namun, hasil ini berbeda dengan penelitian yang

dilakukan oleh Wicaksono (2016), Sedana & Ida (2018) serta Yusriani (2018).

H6: Pengaruh BOPO Terhadap Profitabilitas Bank

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, nilai koefisien BOPO adalah -0,08675, yakni

bernilai negatif dengan thitung (-13,47883) < ttabel (2,262157) dan Prob (0,000) < α (0,05). Dari hasil

tersebut maka menunjukkan bahwa semakin besar BOPO suatu perusahaan maka akan semakin kecil

kecenderungan perusahaan untuk melakukan peningkatan ROA dan semakin kecil BOPO suatu

perusahaan maka akan semakin besar kecenderungan perusahaan untuk melakukan peningkatan ROA.

BOPO berpengaruh negatif artinya jika BOPO meningkat yang berarti efisiensi menurun, maka

profitabilitas (ROA) akan menurun. Semakin efisien suatu bank maka kinerjanya meningkat. Kinerja

bank yang meningkat akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank. Peningkatan

kepercayaan masyarakat dapat meningkatkan jumlah DPK yang dihimpun suatu bank, selain itu

masyarakat juga terdorong untuk menggunakan jasa dan produk bank seperti pinjaman atau kredit.

Tingginya DPK dan kontribusi masyarakat pada produk-produk bank diharapkan akan meningkatkan

profitabilitas. Bank Indonesia menetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO yaitu di bawah 85%,

karena jika rasio BOPO melebihi 85% hingga mendekati angka 100% maka bank tersebut dapat

dikategorikan tidak efisien dalam menjalankan operasinya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan hasil penelitian yang dilakukan Alifah (2014) , Sumiati (2009), Prastiyaningtyas (2010),

Hutagalung, dkk. (2013) dan Wicaksono (2016). Namun hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian

yang dilakukan oleh Pratiwi (2014), Yusriani (2018) serta Bambang & Joko (2009).

H7 : Pengaruh LDR Terhadap Profitabilitas

Berdasakan penelitian yang telah dilakukan, nilai koefisien LDR adalah -0,000404, yakni bernilai

negatif dengan thitung (-0,139805) < ttabel (2,262157) dan Prob (0,8894) > α (0,05). Dari hasil

tersebut maka semakin besar nilai LDR maka semakain kecil kecenderungan perusahaan untuk

melakukan peningkatan ROA dan semakin kecil nilai LDR maka semakin besar kecenderungan

perusahaan untuk melakukan peningkatan ROA. LDR merupakan rasio antara kredit yang diberikan

kepada nasabah dibandingkan dengan dana yang masuk dari masyarakat. Bank Indonesia telah

Page 9: Analisis Implementasi Green Banking Sustainability dan

menentukan batas bawah LDR adalah sebesar 78% dan batas atas yang dapat ditoleransi adalah 92%.

Untuk menjaga rasio LDR bank harus senantiasa menjaga atau meningkatkan jumlah kredit yang

diberikan kepada masyarakat, disamping menghimpun dana dari masyarakat. Kondisi dimana bank

tidak dapat menyalurkan kredit ke masyarakat, hal ini akan mempengaruhi perolehan profitabilitas

bank tersebut. Penyaluran kredit dalam jumlah besar berpotensi meningkatkan jumlah kredit macet

yang dapat berdampak pada penurunan laba, disamping itu jika kredit dapat disalurkan secara efektif

akan mendatangkan laba bagi bank. LDR yang tinggi akan menimbulkan dua dampak yaitu bila kredit

disalurkan secara efektif maka akan mendatangkan laba, sedangkan bila ekspansi kredit kurang

terkendali dan disalurkan secara kurang hati-hati maka akan menimbulkan risiko yang lebih besar.

Kondisi ini menyebakan pengaruh LDR tidak signifikan terhadap profitabilitas bank. Hal ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan Putri (2015) ,Bilian and Purwanto (2017), Prastiyaningtyas (2010),

Hutagalung, dkk. (2013) dan Wicaksono (2016). Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan Pertiwi (2014) dan Sedana & Ida (2018).

KESIMPULAN

Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut: Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah

dilakukan, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Transaksi Non Tunai (TNT), Kebijakan Green Banking (KGB), Total Aset (TA), Capital Adequacy

Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Beban Operasional Terhadap Pendapatn Operasional

(BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) secara serempak berpengaruh signifikan terhadap Return on

Asset pada Perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2012- 2018.

2. Transaksi Non Tunai secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA pada

Perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2018.

3. Kebijakan Green banking secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA

pada Perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2018.

4. Total Asset secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA pada Perbankan

yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2018.

5. CAR secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA pada Perbankan yang

tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2018.

6. NPL secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA pada Perbankan yang

tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2018.

7. BOPO secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA pada Perbankan yang

tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2018

8. LDR secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA pada Perbankan

yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2018.

Saran

1. Bagi Perbankan Bagi perusahaan yang hendak melakukan kebijakan green banking sebaiknya

dapat memastikan apakah melakukan kebijakan green bankinh merupakan keputusan yang

efektif atau tidak karena dalam melakukan kebijakan green banking memerlukan modal atau

sumber daya yang cukup besar.

2. Bagi Peneliti Bagi Peneliti diharapkan dapat menambah ilmu dan wawasan yang baru mengenai

kebijakan green banking yang sedang diimplementasikan oleh pihak perbankan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambah rentang

waktu observasi penelitian, meningkatkan jumlah sampel perusahaan atau dengan

menggunakan industri perusahaan yang lain seperti perusahaan sector berbeda, sehingga

mendapatkan kesimpulan dan cakupan yang lebih luas. Selain itu, peneliti selanjutnya juga

dapat menambah variabel lainnya yang berpotensi menghasilkan penelitian dan wawasan

yang lebih banyak.

REFERENSI

Acharya S, & Locke S. (2016). Green Banking And Banks Performance In India. . International

Page 10: Analisis Implementasi Green Banking Sustainability dan

Conference On Green Banking For Green Industry and Green, 0-14.

Andreas HH, Sucahyo US, & Elisabeth D. (2015). Corporate Social Responsibility Dan Profitabilitas.

Jurnal Manajemen, Vol 14, 119-136. Ayuning, F. (2014). Inisiasi Praktek Perbankan Hijau

Pada Bank BUMN. Jurnal Manajemen Dan Akuntansi, 45.

Bahl. (2012). The Role of Green Banking in Sustainable Growth. International Journal of Marketing,

Financial Service & Management Research, Vol.3, 3-45.

Bai, Y. (2012). Financing a Green Future An examination of China's banking sector for green finance.

IIIEE Theses. Bank, I. (2014). Menuju Green Banking Berkelanjutan. Responsi Bank

Indonesia.

Bank, W. G. (2016). Greening the Banking System - Experiences from the Sustainable Banking

Network (SBN). International Finance Coproration.

Bessong K, & Tappang A. (2012). Social Responsibility Cost and Its Influence on the Nigerian Bank.

International Journal of Financial Research,, Vol 2, 33-45.

Bihari. (2011). Green banking – socially Responsible banking in India. India Banker,. 32-37.

Chandra, & Sudeepta. (2014). The relationship between pollution control record Sand financial

indicators revisited. The Accounting Review, Vol. 55, No. 1, pp.168–177. Dahlan, S. (2001).

Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia.

Dahlan, S. (2005). Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan Perbankan. Jakarta:

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Damayanti. (2014). Analisis Kinerja Keuangan Terhadap Profitabilitas Perbankan. Jurnal Manajemen

Dan Perbanjan . Defri. (2012). Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Likuiditas Dan Efisiensi

Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia. Thesis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.

Dewi L, Herawati N T, Erni L G, & Sulindawati. (2015). Analisis Pengaruh NIM,BOPO, LDR, dan

NPL Terhadap Profitabilitas. e-Journal S1 Ak. Universitas Pendidikan Ganesha, Volume 3.

Dharwal, & Agarwal. (2013). Green banking: An innovative initiative for sustainable development.

ACCMAN Institute of Management Article, 2(3).

Dietrich, Andreas, & Gabrielle Wanzeried. (2009). What Determines The Profitability Of Commercial

Banks? New Evidence From Switzerland. SRSN.

Dr.Sumanto, M. (2014). Statistika Deskriptif Untuk Mahasiswa, Dosen dan Umum. Yogyakarta:

CAPS. E, D., T, H. N., & Sulindawati. (2015). Analisis Pengaruh NIM,BOPO, LDR, dan NPL

Terhadap Profitabilitas. E-Journal S1 Ak. Universitas Pendidikan Ganesha, Volume 3.

Egan, R., & Prawoto, H. (2013). Pengaruh Internet Banking Terhadap Kinerja Perbankan di Indonesia

(Studi Empiris Pada Bank Yang Listing Di BEI). Jurnal Akuntansi Bisnis, Vol. XI No. 22.

Fajari, & Sunarto. (2017). Pengaruh CAR, LDR, NPL Dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank (Studi

Kasus Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2011-2015). Proceeding Sendi_U,

853-862.

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariete. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gittman, & Zutter. (2015). Principle of Managerial Finance 13th Edition. Pearson.

Gosshling S, & Voucht. (2019). How to Face Green Banking In This Era? A Empirical Study in India

Bank. Journal Of Management And Finance, Vol 4 (Issue 3), 125-200.

Hossain, D. M., & Tarique, K. M. (2016). Disclosure of Green Banking Issues in The Annual Report :

A study on Bangladeshi Bank. Journal Finance and Management.

Inge, E. (2015). Pengaruh Kebijakan E-Banking Pada ROA Bank BUMS Dan BUMNM. Jurnal

Page 11: Analisis Implementasi Green Banking Sustainability dan

Perbankan dan Akuntansi, 23-30.

Islam, M.S, & P.C, Daas. (2013). Green Banking Practices in Bangladesh. Journal of Business

Management, 8 (3) : 39-44 .

Kharawish HA, & AL Sa'Di NM. (2011). The Impact of E-Banking on Bank Profitability:Evidence

From Jordan. Middle Eastern Finance and Economics, (ISSUE 13),142-158.

Khoirunnisa. (2019). Pengaruh CAR, NPL, BOPO Terhadap ROA Perbankan Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2018. Journal Of Finance And Management.

Lukman, D. (2001). Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Manuaba. (2012). Pengaruh Capital Adequacy Ratio,Non Performing Loan, Ukuran Perusahaan dan

Struktur Kepemilikan Terhadap Profitabilitas Bank Yang Terdaftar Di BEI 2008 - 2011. E-

Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 1 (1).

Mukrahomam, W. (2018). Pengaruh E-Banking Pada Profitabiltas Bank BUMN. Universitas

Indonesia, Jurnal, 45-68.

Nath , N, N., & A, G. (2014). Green Banking Practices-A Review. International Journal of Research

in Business and Management, Vol 2(Issue 4), 46-61.

Nistantya D, S. (2010). Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Profitabilitas. Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, 1-15.

Nusantara A, B. (2009). Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR, dan BOPO Terhadap Profitabilitas

Bank. Universitas Diponegoro.

Oyewole, M, A., El-Maude, J, G., Arikpo, & I, A. (2013). E-banking and Bank Performance:

Evidence from Nigeria. International Journal of Scientific Engineering and Technology, Vol

2(Issue 8), 766-771.

Prasanjaya A, A.Yogi, & Ramantha, I. W. (2013). Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO,LDR Dan

Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Bank Yang Terdaftar Di BEI. E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana, 4 (1), 230-245.

Priyanto, F. (2015). Kebijakan Branchless Banking Pada Perbankan Indonesia, Studi Komparatif.

Universitas Gajah Mada.

Ragupathi M, & Sujatha S. (2015). Green banking initiatives of commercial banks in India.

International Research Journal of Business and Management, 8(2), 74-81.

Raharjo, Setiaji, & Syamsudin. (2014). Pengaruh Rasio CAR, NPL, LDR,BOPO, dan NIM terhadap

Kinerja Bank Umum Di Indonesia. BTPN Solo, 7-12.

Rajput, Aurora, & Khanna. (2013). An Empirical Study of Impact of Environmental Performance on

Financial Performance in Indian Banking Sector. . International Journal of Business and

Management Invention, Vol 2 (Issue 9), 19-24.

Ramilla, & Gurusamy. (2015). Impact of Green Banking Initiatives Adopted by Public. Journal of

Management Research, Vol 5(Issue 2), 60-68.

Rayu, W. (2018). Pengaruh Green Economic Dalam Kajian Perbankan Indonesia. Jurnal Ilmu

Ekonomi , Vol 2: 76-90.

Rizal. (2015). Analisis Kinerja Keuangan Terhadap Profitabilitas Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2011-2014. Jurnal Akuntansi Dan Manajemen.

Sari. (2017). Kebijakan Green Banking Dalam Perbankan Indonesia. Jurnal Manajemen Dan

Perbankan, Vol 2 (Issue 3), 17-28.

Seftianne. (2013). Pengaruh Size, NIM, LDR dan BOPO Terhadap ROA. Jurnal Manajemen.

Sinha, A. (2013). Green Banking. Institution for Development and Research in Banking Technology.

India.

Page 12: Analisis Implementasi Green Banking Sustainability dan

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sumiati.

(2009). Analisis Pengaruh CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO Terhadap Tingkat Profitabilitas

(ROA) Pada Bank Muamalat. Fakultas Ekonomi Dan Sosial Universitas Padjajaran, 113.

Sundas, R., Qiang, F., & Sajid, K. U. (2014). Electronic Debit Card Used and Their Impact on

Profitability of Pakistan Banking Sector. European Journal Of Business and Management,

Vol 6, no 4.

Syahnaz, M. (2018). Kebijakan Green Economic Dan Green Building Pada Arsitektur Perbankan

Indonesia. Journal Of Finance And Management, Vol 3 (Issue 8), 65-80.

Wardana, Wisnu Kadek, & Sri Harta Mimba. (2014). Tingkat Perputaran Kas, Efektivitas Pengelolaan

Hutang Dan Tingkat Kredit Yang Disalurkan Pada Profitabilitas BPR Di Kabupaten Buleleng.

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 390 - 399.

Yapto, M. (2017). Analisis Green Economic Pada Era Industri 4.0. Jurnal Ilmu Ekonomi Dan

Perbankan, 35-60.

Yogi. (2013). Pengaruh Bank Size Dan Kecukupan Modal Terhadap Profitabilitas Perbankan. Jurnal

Akuntansi Dan Manajemen.

Yogianta CW, E. (2013). Analisis Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL Dan BOPO Terhadap

Profitabilitas. Jurnal Bisnis Strategi, Vol 2, 94-111.

Yusriani. (2018). Pengaruh CAR,NPL, BOPO dan LDR terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum

Milik Negara Persero Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Riset Edisi XXV, Vol 004, No 002