analisis hubungan antara kondisi keuangan …eprints.undip.ac.id/35289/1/endah_adityaningrum.pdf ·...

94
1 ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Disusun Oleh: ENDAH ADITYANINGRUM NIM C2C 606 049 F A K U L T A S E K O N O M I K A D A N B I S N I S U N I V E R S I T A S D I P O N E G O R O S E M A R A N G 2 0 1 2

Upload: doannhi

Post on 14-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

1

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN

PERUSAHAAN DENGAN PENERIMAAN OPINI AUDIT

GOING CONCERN

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat

Untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)

Pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Diponegoro

Disusun Oleh:

ENDAH ADITYANINGRUM

NIM C2C 606 049

F A K U L T A S E K O N O M I K A D A N B I S N I S

U N I V E R S I T A S D I P O N E G O R O

S E M A R A N G

2 0 1 2

Page 2: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

2

Page 3: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

3

Page 4: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

4

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Endah Adityaningrum menyatakan

bahwa skripsi dengan judul : Analisis Hubungan Antara Kondisi Keuangan

Perusahaan dengan Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empirispada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI), adalah hasil tulisan saya sendiri.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat

keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau

meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau

pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya

sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau

yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.

Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut di atas,

baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya

ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya

melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran

saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya

terima.

Semarang, 26 Januari 2012

Yang membuat pernyataan,

(Endah Adityaningrum)

NIM : C2C606049

Page 5: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

5

ABSTRAKSI

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi

keuangan perusahaan terhadap pemberian opini audit going concern oleh auditor

independen. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa laporan auditor

independen dan laporan keuangan perusahaan diperoleh dari Indonesian Capital Market

Directory (ICMD) dari tahun 2007 sampai tahun 2009.

Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) tahun 2007-2009. Penentuan sampel dengan menggunakan

purposive sampling. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, diperoleh sampel

sebanyak 26 perusahaan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regression

logistic.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Current Ratio (CR), Gross Profit

Margin (GPM), Nett Profit Margin (NPM), Debt Equity, Leverage Ratio dan Operating

Profit Margin (OPM) berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit

going concern. Sedangkan variabel Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE),

Total Asset Turnover (TAT), Inventory turnover, Price Earning Ratio (PER) dan Price

Book Value (PBV) tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going

concern.

Kata kunci : Opini Audit Going Concern, Current Ratio (CR), Return on Investment

(ROI), Return on Equity (ROE), Gross Profit Margin (GPM), Nett Profit

Margin (NPM), Total Asset Turnover (TAT), Inventory Turnover, Debt

Equity, Leverage Ratio, Operating Profit Margin (OPM), Price Earning

Ratio (PER), Price Book Value (PBV).

Page 6: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

6

ABSTRACT

The study was done in order to determine the effect of granting the company's

financial condition going concern audit opinion by independent auditors. This study uses

secondary data in the form of the independent auditors' report and financial statements

obtained from the Indonesian Capital Market Directory (ICMD) from 2007 until 2009.

This study population is a manufacturing company listed on the Indonesia Stock

Exchange (BEI) in 2007-2009. Determination of the sample by using purposive sampling.

Based on predefined criteria, obtained a sample of 26 companies. Hypothesis testing is

done using logistic regression.

The results showed that the variables Current Ratio (CR), Gross Profit Margin

(GPM), Nett Profit Margin (NPM), Debt Equity, Leverage Ratio, Operating Profit

Margin (OPM) significantly affect revenues going concern audit opinion. While the

variable Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), Total Asset Turnover

(TAT), Inventory turnover, Price Earning Ratio (PER), Price Book Value (PBV) no

significant effect on revenues going concern audit opinion.

Keywords : Going Concern Audit Opinion, Current Ratio (CR), Return on Investment

(ROI), Return on Equity (ROE), Gross Profit Margin (GPM), Nett Profit

Margin (NPM), Total Asset Turnover (TAT), Inventory Turnover, Debt

Equity, Leverage Ratio, Operating Profit Margin (OPM), Price Earning

Ratio (PER), Price Book Value (PBV).

Page 7: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

7

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur atas rahmat Allah SWT, akhirnya penyusun dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul: “Analisis Hubungan Antara Kondisi Keuangan

Perusahaan dengan Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)”. Skripsi ini disusun dalam rangka

memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Akuntansi pada

Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Terselesaikannya

skripsi ini adalah salah satu contoh anugerah dan buah kenikmatan yang diberikan oleh

Allah SWT kepada penulis.

Penyusunan skripsi ini juga tidak lepas dari segala bantuan, pengarahan,

dorongan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan

terima kasih kepada:

1. Prof. Drs. H. Mohammad Nasir, M.Si., Akt. PhD selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Diponegoro.

2. Bapak Drs. H. Sudarno, M.Si., Ph.D., Akt., selaku dosen pembimbing dan ketua

penguji skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan, arahan, dan

motivasi demi terselesaikannya skripsi ini.

3. Bapak Anis Chariri, SE., M.Com., Ph.D., Akt., selaku dosen wali yang telah

berkenan memberikan arahan dan bimbingan selama masa perkuliahan.

4. Seluruh Dosen FE Undip, khususnya Dosen Jurusan Akuntansi atas segala ilmu yang

telah diberikan, semoga bermanfaat dan menjadi amal ibadah.

Page 8: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

8

Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada orang-orang terdekat penulis yang

telah memberikan dukungan baik moril maupun materil selama kuliah di jurusan

akuntansi FE UNDIP, terutama untuk:

1. Orang tua tercinta (Bpk. Bambang Ghiri Dwipragito dan Ibu Sri Murti), terima kasih

atas segala kasih sayang, pengertian, kesabaran serta dukungan dan do’a yang selalu

diberikan kepada penulis. Berjuta-juta ucapan terima kasih rasanya tak akan pernah

cukup bila dibandingkan dengan segala yang telah diberikan kepada penulis. Adit

sayang Papa dan Mama.

2. Kakakku satu-satunya (Endah Arum Anindita), Terimakasih untuk semua bantuan,

doa, motivasi, dan semangat yang diberikan pada penulis. Penulis selalu berdoa agar

nto makin sukses dan selalu diberikan yang terbaik oleh ALLAH. Semoga Allah

SWT senantiasa memberikan kebahagiaan dan kesuksesan kepada kita.

3. Kuda 1645 dan motor 2772 yang telah setia mengantarkan penulis dalam proses

penyusunan penelitian ini.

4. Sahabat-sahabat terbaik dalam hidupku : Meli, Dini, Dinoy, Ririn, Ayu, Lala, Maris,

Pipik, Rendro, Novel, Ape, Hana, Babe, Anin, Aji. Terimakasih untuk semua

bantuan, semangat, dukungan, dan untuk persahabatan indah yang kalian berikan,

beruntung bisa mengenal kalian. Meski sudah beda kota semoga semoga

persahabatan kita tidak hanya sampai disini. Terus berjuang untuk impian kita

masing-masing dan sukses untuk kita semua.

5. Teman-teman Akuntansi kelas A Reguler II UNDIP angkatan 2006 yang telah

berjuang bersama dalam menuntut ilmu, serta telah berbagi keceriaan dan berbagi

pengetahuan.

6. Teman-teman di Fakultas Ekonomi, teman-teman KKN, dan semua teman yang telah

mengukir kenangan bersama saya.

Page 9: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

9

7. Seluruh staf Tata Usaha dan Perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas

Diponegoro Semarang yang telah membantu kelancaran dalam segala proses

pengurusan administrasi penulis selama masa perkuliahan.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas segala bantuan dan

dukungannya. Terima kasih.

Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna yang disebabkan oleh

keterbatasan dan kekurangan yang penulis miliki. Oleh karena itu, apabila terdapat

kesalahan penulis mohon maaf. Akan tetapi, penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Amin.

Semarang, 26 Januari 2012

Penulis

Endah Adityaningrum

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Page 10: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

10

“Dibalik semua kesulitan pasti ada Kemudahan,

karena ALLAH tidak pernah memberikan ujian melebihi batas kemampuan hambaNYA.”

“Kekuatan Terbesar Adalah Mempercayai Diri Sendiri, Bila Kita Bisa Melakukan Itu,

Kita Bisa Melakukan Apapun”

“Berikanlah yang lebih dari apa yang orang harapkan”

Kupersembahkan skripsi ini sebagai bukti bakti sekaligus kado ulang tahun untuk kedua

orang tua saya.

(Bambang Ghiri Dwipragito dan Sri Murti)

Page 11: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Gejolak krisis keuangan global telah mengubah tatanan perekonomian

dunia. Krisis keuangan global yang berawal di Amerika Serikat pada tahun 2007,

semakin dirasakan dampaknya ke seluruh dunia, termasuk negara berkembang

pada tahun 2008. Krisis keuangan global tahun 2008 bermula dari krisis kredit

perumahan (suprime mortgage) di Amerika Serikat yang membawa implikasi

pada kondisi ekonomi global secara menyeluruh. Dampak tersebut terjadi karena

tiga permasalahan yaitu investasi langsung, investasi tidak langsung, dan

perdagangan. Hampir di setiap negara merasakan dampak krisis keuangan global

termasuk negara-negara di Asia seperti Indonesia membawa dampak yang

signifikan terhadap keberadaan entitas bisnis (Surbakti, 2011).

Krisis keuangan global berimbas kepada ekonomi Indonesia melalui dua

jalan yaitu efek terhadap sektor keuangan dan efek terhadap sektor ekspor.

Dampak krisis keuangan terhadap sektor keuangan sudah dirasakan selama tahun

2008, yaitu dengan anjloknya nilai tukar rupiah, turunnya indeks harga saham

karena larinya investor asing, pelarian modal baik dari bursa saham maupun pasar

obligasi Pemerintah. Akibatnya likuiditas sektor keuangan sangat ketat, inflasi

tinggi, tingginya risiko usaha, dan makin besarnya cost of money.

Ketika kondisi ekonomi merupakan sesuatu yang tidak pasti, para investor

mengharapkan auditor memberikan early warning akan kegagalan keuangan

Page 12: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

12

perusahaan (Chen dan Church 1996 dalam Januarti 2007). Oleh karena itu, auditor

sangat diandalkan dalam memberikan informasi laporan keuangan yang baik bagi

investor (Levitt, 1998 dalam Fanny dan Saputra, 2005). Auditor juga

bertanggungjawab untuk menilai apakah terdapat kesangsian besar terhadap

kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going

concern) dalam periode waktu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan

audit (SPAP seksi 341, 2001). Auditor harus mengemukakan secara eksplisit

apakah perusahaan klien akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya

sampai setahun kemudian setelah pelaporan (AICPA, 1988 dalam Januarti, 2007).

Auditor mempunyai peranan penting dalam menjembatani antara

kepentingan investor dan kepentingan perusahaan sebagai pemakai dan penyedia

laporan keuangan. Data-data perusahaan akan lebih mudah dipercaya oleh

investor dan pemakai laporan keuangan lainnya apabila laporan keuangan yang

mencerminkan kinerja dan kondisi keuangan perusahaan telah mendapat

pernyataan wajar dari auditor. Pernyataan auditor diungkapkan melalui opini

audit, opini wajar tanpa pengecualian dari auditor menjamin angka-angka

akuntansi dalam laporan keuangan yang telah diaudit bebas dari salah saji

material. Peran auditor diperlukan untuk mencegah diterbitkannya laporan

keuangan yang menyesatkan. Dengan menggunakan laporan keuangan yang telah

diaudit, para pemakai laporan keuangan dapat mengambil keputusan dengan benar

sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya (Dewi, 2009).

Salah satu yang mendapat sorotan adalah kelangsungan hidup perusahaan.

Perekonomian mengalami keterpurukan, sehingga banyak perusahaan yang

Page 13: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

13

mengalami kebangkrutan karena tidak dapat melanjutkan usahanya. Akibatnya

terjadi peningkatan jumlah perusahaan yang mendapatkan opini audit Qualified

Going Concern dan Disclaimer (Praptitorini dan Januarti, 2007).

Kelangsungan hidup usaha selalu dihubungkan dengan kemampuan

manajemen dalam mengelola perusahaan. Hal ini secara tidak langsung membuat

manajemen bertanggung jawab terhadap kelangsungan entitas. Namun

tanggungjawab tersebut juga berpotensi melebar ke auditor. Auditor memiliki

suatu tanggungjawab untuk mengevaluasi status kelangsungan hidup perusahaan

dalam setiap pekerjaan auditnya (Fanny dan Saputra, 2005). Auditor dapat

memberikan opini going concern (opini modifikasi) jika ada keraguan perusahaan

dalam menjalankan kelangsungan usahanya. Opini going concern merupakan bad

news bagi pemakai laporan keuangan. Masalah yang sering timbul adalah bahwa

sulit untuk memprediksi kelangsungan hidup suatu perusahaan, sehingga

menyebabkan auditor mengalami dilema antara moral dan etika dalam

memberikan opini going concern. Hal ini disebabkan adanya hipotesis self-

fulfilling propecy yang menyatakan bahwa jika auditor memberikan opini going

concern, maka perusahaan akan menjadi lebih cepat bangkrut karena akan

menyebabkan investor membatalkan investasinya atau kreditor menarik dananya

(Venuti, 2007). Penyebab lainnya adalah tidak terdapatnya prosedur penetapan

status going concern yang terstruktur (Joanna, 1994), pemberian going concern

pada perusahaan bukanlah suatu tugas yang mudah (Koh dan Tan, 1999).

Mutchler (1985) kriteria perusahaan akan menerima opini going concern apabila

mempunyai masalah pada pendapatan, reorganisasi, ketidakmampuan dalam

Page 14: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

14

membayar bunga, menerima opini going concern pada tahun sebelumnya, dalam

proses likuidasi, modal yang negatif, arus kas negatif, pendapatan operasi negatif,

modal kerja negatif, 2 sampai 3 tahun berturut-turut rugi, laba ditahan negatif.

Penelitian-penelitian mengenai opini going concern (unqualified opinion

with explanatory language) yang dilakukan di Indonesia antara lain dilakukan

oleh Hani dkk (2003) yang memberikan bukti bahwa rasio profitabilitas dan rasio

likuiditas berhubungan negatif terhadap penerbitan opini audit going concern.

Petronela (2004) dalam Setyarno, Januarti dan Faisal (2006) memberikan bukti

bahwa profitabilitas berhubungan negatif dan berpengaruh signifikan terhadap

penerbitan opini audit going concern. Penelitian oleh Komalasari (2004)

memberikan bukti bahwa profitabilitas perusahaan mempunyai koefisien negatif

yang menunjukkan bahwa semakin rendah ROA semakin tinggi profitabilitas

perusahaan untuk mendapat opini selain Unqualified Opinion. Sedangkan

penelitian Setyarno, Januarti dan Faisal (2006) tentang pengaruh kualitas audit

dalam pengambilan keputusan going concern, menunjukkan bahwa kualitas audit

berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern

(unqualified opinion with explanatory language).

Dalam hubungannya dengan likuiditas makin kecil likuiditas, perusahaan

kurang likuidiitas sehingga tidak dapat membayar para krediturnya maka auditor

kemungkinan memberikan opini audit dengan going concern. Tidak jarang

perusahaan yang secara konsisten mengalami kerugian operasi mempunyai

working capital yang sangat kecil bila dibandingkan dengan total assets (Altman,

1968) dalam Komalasari (2004). Sedangkan hubungan likuiditas dengan opini

Page 15: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

15

audit: Makin kecil likuiditas, perusahaan kurang likuid karena banyak kredit

macet sehingga opini audit harus memberikan keterangan mengenai going

concern.

Perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan

rasio-rasio yang tentu bermanfaat bagi pihak eksternal. Rasio-rasio tersebut yaitu

Current Ratio (CR), Return on Invesment (ROI), Return on Equity (ROE), Gross

Profit Margin (GPM), Nett Profit Margin (NPM), Total Asset Turnover (TAT),

Inventory Turnover, Debt Equity, Leverage Ratio, Operating Profit Margin

(OPM), Price Earning Ratio (PER), dan Price Book Value (PBV). Peneliti

terdahulu hanya melihat sebagian (maksimal 6 rasio) dari 12 rasio yang

ditampilkan perusahaan go publik. Untuk itu maka penelitian ini

menginvestasikan 12 rasio tersebut agar lebih jelas dan mudah dipahami dalam

pengaruhnya terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan

manufaktur.

Sehubungan dengan penjelasan di atas, maka penulis tertarik menganalisis

pengaruh kondisi keuangan terhadap penerimaan opini audit going concern yaitu

rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, rasio laverage, dan rasio pasar

terhadap penerimaan opini audit going concern. Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia

selama periode 2007-2009. Adapun alasan pemilihan perusahaan manufakur

karena transaksi perusahaan manufaktur lebih besar, lebih kompleks dan lebih

bervariasi dibanding sektor lainnya. Judul penelitian ini adalah “Analisis

Hubungan Antara Kondisi Keuangan Perusahaan dengan Penerimaan Opini

Page 16: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

16

Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka

penelitian ini difokuskan pada permasalahan mengenai:

1. Apakah rasio likuiditas berpengaruh terhadap pemberian opini audit going

concern oleh auditor?

2. Apakah rasio profitabilitas berpengaruh terhadap pemberian opini audit

going concern oleh auditor?

3. Apakah rasio aktivitas berpengaruh terhadap pemberian opini audit going

concern oleh auditor?

4. Apakah rasio laverage berpengaruh terhadap pemberian opini audit going

concern oleh auditor?

5. Apakah rasio pasar berpengaruh terhadap pemberian opini audit going

concern oleh auditor?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menemukan bukti empiris apakah rasio likuiditas berpengaruh

terhadap pemberian opini audit going concern oleh auditor.

2. Untuk menemukan bukti empiris apakah rasio profitabilitas berpengaruh

terhadap pemberian opini audit going concern oleh auditor.

Page 17: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

17

3. Untuk menemukan bukti empiris apakah rasio aktivitas berpengaruh

terhadap pemberian opini audit going concern oleh auditor.

4. Untuk menemukan bukti empiris apakah rasio laverage berpengaruh

terhadap pemberian opini audit going concern oleh auditor.

5. Untuk menemukan bukti empiris apakah rasio pasar berpengaruh terhadap

pemberian opini audit going concern oleh auditor.

1.3.1 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

Bagi pengembangan teori dan pengetahuan di bidang akuntansi, terutama

berkaitan dengan auditing, khususnya dalam bidang keputusan opini audit

penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur akuntansi mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian opini audit going concern oleh

auditor pada auditee.

2. Manfaat Praktis

a. Pemberi Pinjaman (Kreditur)

Informasi kebangkrutan bisa bermanfaat untuk mengambil keputusan siapa

yang akan diberi pinjaman dan kemudian bermanfaat untuk kebijakan

memonitor pinjaman yang ada.

b. Investor

Investor saham dan obligasi yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan

tentunya akan sangat berkepentingan melihat adanya kemungkinan

Page 18: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

18

bangkrut atau tidaknya perusahaan yang menjual surat berharga tersebut.

Investor yang menganut strategi aktif akan mengembangkan model

prediksi kebangkrutan untuk melihat tanda-tanda kebangkrutan seawal

mungkin dan kemudian mengantisipasi kemungkinan tersebut.

c. Akuntan

Akuntan mempunyai kepentingan terhadap informasi kelangsungan satuan

usaha karena akuntan akan melihat kemampuan going concern suatu

perusahaan.

d. Manajemen

Mengantisipasi timbulnya biaya-biaya yang berkaitan dengan

kebangkrutan.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan disusun sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, perumusan masalah,

tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.

Bab II Telaah pustaka, berisi tinjauan pustaka, hasil penelitan terdahulu,

kerangka pemikiran dan hipotesis. Tinjauan pustaka meliputi teori

agensi, opini audit, opini going concern, Rasio Likuiditas,

Profitabilitas, Rasio Aktivitas, Rasio Laverage, dan Rasio Nilai

Pasar Saham.

Page 19: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

19

Bab III Metode penelitian, berisi variabel penelitian dan definisi

operasional, penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode

pengumpulan data, dan metode analisis.

Bab IV Hasil penelitian, berisi deskripsi obyek penelitian, analisis data dan

pembahasan.

Bab V Penutup berisi kesimpulan, keterbatasan, dan saran.

Page 20: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Agensi

Jensen dan Meckling (1976) menggambarkan hubungan agen sebagai

suatu kontrak di bawah satu atau lebih prinsipal yang melibatkan agen untuk

melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan beberapa

pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Agen diberi

wewenang oleh pemilik untuk melakukan operasional perusahaan, sehingga agen

lebih banyak mempunyai informasi dibandingkan pemilik. Ketimpangan

informasi ini disebut asymetri informasi.

Agency cost adalah risiko yang terjadi ketika seseorang (prinsipal)

membayar seseorang (agen) untuk menjalankan sebuah tugas padahal kepentingan

agen bertentangan atau tidak selaras dengan kepentingan prinsipal (Purbarini,

2007). Contoh dari hubungan yang mengakibatkan agency cost adalah hubungan

antara pemegang saham yang memiliki saham publik dan manajer yang

menjalankan perusahaan tersebut. Pemilik tentu menghendaki manajer

menjalankan perusahaan dengan kaidah-kaidah yang memungkinkan

maksimalisasi nilai saham, sementara di sisi lain manajer berkepentingan

membangun kerajaan bisnis melalui ekspansi secara cepat namun kecenderungan

menurunkan harga saham perusahaan.

Page 21: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

21

Masalah timbul ketika banyak terjadi kegagalan audit (audit failures)

menyangkut opini going concern (Mayangsari, 2003). Beberapa penyebabnya

antara lain, masalah selffulfilling prophecy yang mengakibatkan auditor enggan

mengungkapkan status going concern dalam laporan audit. Hal ini terkait dengan

kekhawatiran auditor tentang akibat opini going concern yang justru dapat

mempercepat kegagalan perusahaan yang bermasalah. Namun dilain pihak, opini

going concern yang diungkapkan dengan segera dapat mempercepat upaya

penyelamatan perusahaan yang bermasalah. Masalah kedua yang menyebabkan

kegagalan audit (audit failures) adalah tidak terdapatnya prosedur penetapan

status going concern yang terstruktur (Joanna, 1994). Dengan demikian, hampir

tidak ada panduan yang jelas atau hasil penelitian yang tersedia untuk dapat

dijadikan acuan dalam menentukan opini going concern. Karena itu pemberian

status going concern bukanlah suatu tugas yang mudah. Mutchler et al. (1997)

menemukan bukti bahwa keputusan opini going concern sebelum terjadinya

kebangkrutan secara signifikan berkorelasi dengan: (i) probabilitas kebangkrutan

dan variabel lag laporan audit; serta (ii) adanya contrary information, seperti

default. Jika default ini telah terjadi atau proses negosiasi untuk menghindari

default tengah berlangsung, maka kecenderungan auditor untuk mengeluarkan

opini going concern akan meningkat.

Dalam kaitannya dengan penerimaan opini audit going concern, agen

(manajemen) bertanggung jawab secara moral terhadap kelangsungan hidup

perusahaan yang dipimpinnya. Pemilik memberi wewenang kepada agen untuk

melakukan operasional perusahaan, sehingga informasi lebih banyak diketahui

Page 22: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

22

oleh agen dibandingkan pemilik. Baik prinsipal maupun agen diasumsikan orang

ekonomi rasional dan semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi. Agen

mungkin akan takut mengungkapkan informasi yang tidak diharapkan oleh

pemilik, sehingga terdapat kecenderungan untuk memanipulasi laporan keuangan

tersebut. Maka dari itu diperlukan pihak ketiga yang independen yaitu auditor.

Auditor dianggap mampu menghubungkan kepentingan pemilik (prinsipal) dan

pihak agen (manajemen). Tugas dari auditor adalah memberikan jasa untuk

menilai laporan keuangan yang dibuat oleh agen, mengenai kewajaran laporan

keuangan tersebut. Auditor juga harus mempertimbangkan akan kelangsungan

hidup perusahaan.

2.1.2 Opini Audit

Dalam melakukan audit auditor harus mengumpulkan bukti-bukti

mengenai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan keuangan

perusahaan dengan cara memeriksa catatan akuntansi yang mendukung laporan

tersebut. Tugas umum dari auditor adalah memberikan opini atas laporan

keuangan perusahaan. Opini yang diberikan auditor merupakan pernyataan

kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha dan

arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (SPAP, 1994, alenia 1).

Dalam melaksanakan proses audit, auditor dituntut tidak hanya melihat pada hal-

hal yang ditampilkan dalam laporan keuangan tetapi juga harus lebih mewaspadai

kelangsungan hidup perusahaan dalam batas waktu tertentu. (SPAP SA 341).

Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingga auditor

Page 23: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

23

dapat memberikan kesimpulan pada opini yang harus diberikan atas laporan

keuangan yang diaudit.

Opini audit terdiri dari 5 jenis (Mulyadi, 2002) yaitu:

1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)

Dalam pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan bahwa laporan

keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai

dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum di Indonesia. Laporan audit yang

berisi pendapat wajar tanpa pengecualian adalah laporan audit yang paling

dibutuhkan semua pihak, baik oleh klien, pemakai informasi keuangan,

maupun oleh auditor. Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar

posisi keuangan dan hasil usaha suatu organisasi, sesuai dengan standar

akuntansi keuangan, jika memenuhi kondisi berikut:

a) Standar akuntansi keuangan digunakan sebagai pedoman untuk menyusun

laporan keuangan.

b) Perubahan standar akuntansi keuangan dari periode ke periode telah cukup

dijelaskan.

c) Informasi dalam catatan yang mendukungnya telah digambarkan dan

dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan sesuai dengan standar

akuntansi keuangan.

2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas (Unqualified

Opinion with Explanatory Language)

Saat keadaan tertentu, auditor menambahkan suatu paragraf penjelas (atau

bahasa penjelas lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi

Page 24: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

24

pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan yang diaudit.

Paragraf penjelas dicantumkan setelah paragraf pendapat. Keadaan yang

menjadi penyebab utama ditambahkannya suatu paragraf penjelas/ modifkasi

kata-kata dalam laporan audit baku adalah:

a) Ketidakkonsistenan Prinsip Akuntansi berterima Umum

b) Keraguan besar tentang kelangsungan hidup entitas

c) Auditor setuju dengan suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi yang

dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan.

d) Penekanan atas suatu hal.

e) Laporan audit yang melibatkan auditor lain.

3. Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualifield Opinion)

Jika auditor menemukan kondisi-kondisi berikut ini maka ia akan memberikan

pendapat wajar dengan pengecualian pada laporan audit:

a) Lingkup audit yang dibatasi oleh klien

b) Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting / tidak dapat

memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada di luar

kekuasaan klien maupun auditor.

c) Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan standar akuntansi

keuangan.

d) Standar akuntansi keuangan yang digunakan dalam penyusunan laporan

keuangan tidak diterapkan secara konsisten.

Page 25: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

25

4. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)

Pendapat tidak wajar diberikan oleh auditor apabila laporan keuangan auditee

tidak menyajikan secara wajar laporan keuangan sesuai dengan Prinsip

Akuntansi Berterima Umum.

5. Penyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion)

Apabila auditor tidak memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan,

maka laporan audit ini disebut laporan tanpa pendapat (adverse opinion).

Kondisi yang menyebabkan audit tidak memberikan pendapat adalah:

a) Pembatalan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkungan audit

b) Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya.

Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat dengan pendapat

tidak wajar adalah, pendapat tidak wajar ini diberikan dalam keadaan auditor tidak

memberikan pendapat (no opinion) karena ia tidak cukup bukti memperoleh bukti

mengenai kewajaran laporan keuangan auditan / karena ia tidak independen dalam

hubungannya dengan klien. Pada saat auditor menetapkan bahwa ada keraguan

yang pasti terhadap kemampuan klien untuk melanjutkan usahanya sebagai going

concern, auditor diijinkan untuk memilih apakah akan mengeluarkan opini wajar

tanpa syarat/opini disclaimer. PSA 29 paragraf 1 huruf d, menyatakan bahwa

keraguan yang besar tentang kemampuan suatu usaha dalam mempertahankan

kelangsungan hidunya merupakan keadaan yang mengharukan auditor menambah

paragraf penjelaan dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat

wajar tanpa pengecualian yang dinyatakan auditor.

Page 26: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

26

Arens (1996) menyatakan bahwa laporan audit adalah langkah terakhir

dari proses audit. Laporan audit merupakan media yang dipakai oleh auditor

dalam berkomunikasi dengan masyarakat lingkungannya (Mulyadi, 2002).

Laporan audit terdiri dari 3 paragraf antara lain: paragraf pengantar (introductury

paragraph), paragraf lingkup (scope paragraph), dan paragraf pendapat (opinion

paragraph) (Mulyadi,2002). Auditor memberikan opini harus didasarkan pada

keyakinan profesionalnya.

2.1.3 Going Concern

Going concern merupakan kelangsungan hidup entitas. Dengan adanya

going concern maka suatu entitas dianggap akan mampu mempertahankan

kegiatan usahanya dalam jangka panjang dan tidak akan dilikuidasi dalam jangka

pendek. Jika auditor merasa yakin bahwa terdapat kesangsian mengenai

kelangsungan hidup perusahaan maka auditor harus melakukan beberapa hal sbb,

(SPAP,2001): (1) memperoleh informasi mengenai rencana manajemen untuk

mengurangi dampak tersebut, dan (2) menetapkan kemungkinan bahwa rencana

tersebut akan dilaksanakan. Jika manajemen tidak memiliki rencana maka auditor

akan memberikan opini disclaimer.

Going concern menurut Berkaoui (1997 : 135) adalah suatu dalil yang

menyatakan bahwa kesatuan usaha akan menjalankan terus operasinya dalam

jangka waktu yang cukup lama untuk mewujudkan proyeknya, tanggung jawab

serta aktivitas-aktivitasnya yang tidak berhenti. Dalil ini memberikan gambaran

bahwa suatu entitas akan diharapkan untuk beroperasi dalam jangka waktu yang

tidak terbatas atau tidak diarahkan menuju ke arah likuidasi. Diperlukannya suatu

Page 27: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

27

operasi yang berlanjut dan berkesinambungan untuk menciptakan suatu

konsekuensi bahwa laporan keuangan yang terbit di suatu periode mempunyai

sifat sementara sebab masih merupakan satu rangkaian laporan keuangan yang

berkelanjutan.

PSA 30 menyatakan bahwa going concern dipakai sebagai asumsi dalam

pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan

hal yang berlawanan. Biasanya informasi yang secara signifikan dianggap

berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup suatu usaha adalah berhubungan

dengan ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi kewajibannya pada saat

jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar

secara bisnis biasa, restrukturiasi utang, perbaikan operasi yang diperlukan dari

luar atau kegiatan serupa lainnya. Going concern adalah kelangsungan hidup

suatu entitas. Dengan adanya going concern maka suatu entitas dianggap akan

mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka panjang atau tidak akan

dilikuidasi dalam jangka pendek. Suatu entitas dianggap going concern apabila

perusahaan dapat melanjutkan operasinya dan memenuhi kewajibannya. Apabila

perusahaan dapat melanjutkan usahanya dan memenuhi kewajibannya dengan

menjual aset dalam jumlah yang besar, perbaikan operasi yang dipaksakan dari

luar, merestukturisasi hutang, atau dengan kegiatan serupa yang lain. Hal yang

demikan akan menimbulkan keraguan besar terhadap going concern perusahaan.

2.1.4 Opini Audit Going Concern

Laporan audit dengan modifikasi going concern merupakan suatu

indikator bahwa dalam penilaian auditor terdapat resiko auditee tidak dapat

Page 28: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

28

bertahan dalam bisnis dari sudut pandang auditor, keputusan tersebut melibatkan

beberapa tahap analisis. Auditor harus mempertimbangkan hasil dari operasi,

kondisi ekonomi yang mempengaruhi perusahaan, kemampuan membayar utang,

dan kebutuhan likuiditas di masa yang akan datang.

SPAP Seksi 341 memberikan pedoman kepada auditor tentang dampak

kemampuan satuan usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya

terhadap opini auditor sebagai berikut:

1. Jika auditor yakin terdapat keraguan mengenai kemampuan satuan usaha

dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu yang

pantas, maka auditor harus:

a. Memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang

ditunjukkan untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa

tersebut.

b. Menetapkan kemungkinan bahwa rencana tersebut secara efektif

dilaksanakan.

2. Jika manajemen tidak memiliki rencana untuk mengurangi dampak

kondisi dan peristiwa terhadap kemampuan satuan usaha dalam

mempertahankan kelangsungan hidupnya, maka auditor mempertahankan

untuk memberikan pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer

opinion).

3. Jika manajemen memiliki rencana untuk mengurangi dampak kondisi dan

peristiwa di atas, maka auditor menyimpulkan (berdasarkan

pertimbangannya) atas efektivitas rencana tersebut, dan:

Page 29: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

29

6. Jika auditor berkesimpulan bahwa rencana tersebut tidak efektif,

maka auditor menyatakan tidak memberikan pendapat.

7. Jika auditor berkesimpulan rencana tersebut efektif dan klien

mengungkapkan dalam catatan laporan keuangan, auditor

menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian.

8. Jika auditor berkesimpulan rencana tersebut efektif akan tetapi

klien tidak mengungkapkan dalam catatan laporan keuangan,

auditor memberikan pendapat tidak wajar.

Bagaimanapun juga hampir tidak ada panduan yang jelas atau hasil

penelitian yang dapat dijadikan pemilihan tipe going concern report yang dipilih.

Karena pemberian status going concern bukanlah tugas yang mudah (Koh dan

Tan, 1999). Jika auditor menyimpulkan keragu-raguan atas kemampuan

perusahaan untuk melanjutkan usahanya, pendapat wajar dengan pengecualian

dengan paragraf penjelas perlu dibuat, terlepas dari pengungkapan dalam laporan

keuangan. PSA 30 mengijinkan tetapi tidak menganjurkan pernyataan tidak

memberikan pendapat karena adanya kesangsian atas kelangsungan hidup.

Mc Keown et al. (1991) berpendapat bahwa auditor mungkin saja gagal

untuk memberikan pendapat tentang adanya indikasi kebangkrutan pada suatu

perusahaan yang ternyata mengalami kebangkrutan dalam beberapa tahun ke

depan atau mendatang. Hal ini disebabkan karena perusahaan tersebut sedang

dalam posisi ambang batas antara kebangkrutan dengan kelangsungan usaha.

Signifikan atau tidaknya kondisi atau peristiwa tersebut akan bergantung

atas keadaan, dan beberapa diantaranya kemungkinan hanya menjadi signifikan

Page 30: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

30

jika ditinjau bersama-sama dengan kondisi atau peristiwa yang lain. Berikut ini

beberapa contoh, namun tidak terbatas pada kondisi dan peristiwa tersebut

(Tisnawati, 2008 dalam Fanny dan Saputra, 2005):

1. Tren negatif, sebagai contoh, kerugian operasi yang berulang terjadi,

kekurangan modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan usaha, rasio keuangan

penting yang buruk.

2. Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan, sebagai conctoh,

kegagalan dalam memenuhi kewajiban utang atau perjanjian serupa,

penunggakan pembayaran deviden, penolakan oleh pemasok terhadap

pengajuan permintaan pembelian kredit biasa, restrukturisasi utang, kebutuhan

untuk mencari sumber atau metode pendanaan baru, atau penjualan sebagian

besar aktiva.

3. Masalah intern, sebagi contoh, pemogokan kerja atau kesulitan hubungan

perburuhan yang lain, ketergantungan besar atas sukses proyek tertentu,

komitmen jangka panjang yang tidak bersifat ekonomis, kebutuhan untuk

secara signifikan memperbaiki operasi.

4. Masalah luar yang telah terjadi, sebagai contoh, pengaduan gugatan

pengadilan, keluarnya undang-undang atau masalah-masalah lain yang

kemungkinan membahayakan kemampuan entitas untuk beroperasi,

kehilangan franchise, lisensi atau paten penting, kehilangan pelanggan atau

pemasok utama, kerugian akibat bencana besar.

Beberapa faktor yang menimbulkan ketidakpastian mengenai

kelangsungan hidup (Arens, 2003):

Page 31: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

31

1. Kerugian usaha yang besar secara berulang atau kelangsungan modal kerja.

2. Ketidakmampuan perusahaan membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo

dalam jangka pendek.

3. Kehilangan pelanggan utama, terjadinya bencana yang tidak diasuransikan

seperti gempa bumi atau banjir atau masalah perburuhan yang tidak biasa, dan

perkara pengadilan, gugatan hukum atau masalah serupa yang sudah terjadi

dapat membahayakan kemampuan perusahaan untuk beroperasi.

2.1.5 Kondisi Keuangan

Kondisi keuangan perusahaan adalah keadaan atas keuangan perusahaan

selama periode waktu tertentu. Kondisi keuangan perusahaan menggambarkan

kinerja sebuah perusahaan. Media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi

kesehatan perusahaan adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca,

perhitungan laba-rugi, ikhtisar laba yang ditahan, dan laporan posisi keuangan.

Kondisi keuangan perusahaan menggambarkan kesehatan perusahaan

sesungguhnya (Ramadhany, 2004). Menurut Mc Keown (1991) semakin

memburuk kondisi perusahaan maka akan semakin besar kemungkinan

perusahaan menerima opini audit going concern. Sebaliknya perusahaan yang

tidak pernah mengalami kesulitan keuangan, auditor tidak pernah memberikan

opini audit going concern.

Penelitian mengenai kebangkrutan perusahaan diawali dari analisis rasio

keuangan, karena laporan keuangan lazimnya memiliki informasi-informasi

penting mengenai kondisi dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang

(Freser,1995 dalam Fanny dan Saputra, 2005). Beaver (1996) dalam Fanny dan

Page 32: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

32

Saputra (2005) telah melakukan studi tentang kerentanan perusahaan terhadap

kegagalan, lima tahun sebelum perusahaan dinyatakan mengalami kesulitan

keuangan. Altman (1968) dalam Fanny dan Saputra (2005) juga telah melakukan

studi serupa untuk menemukan suatu model prediksi kebangkrutan dalam

beberapa periode sebelum kebangkrutan benar-benar terjadi.

Mutchler (1985) dalam Santosa (2007) mengungkapkan beberapa

karakteristik dari suatu perusahaan yang mengalai kondisi keuangan yang sulit,

antara lain perusahan memiliki modal total negatif, arus kas negatif, pendapatan

operasi negatif, modal kerja negatif, kerugian pada tahun berjalan, dan defisit

saldo laba tahun berjalan. Altman dan McGough (1974) dalam Fanny dan Saputra

(2005) menemukan bahwa tingkat prediksi kebangkrutan dengan menggunakan

suatu model prediksi mencapai tingkat keakuratan 82% dan menyarankan

penggunaan model prediksi kebangkrutan sebagai alat bantu auditor untuk

memutuskan kemampuan perusahaan mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Fanny dan Saputra (2005) menemukan bahwa penggunaan model prediksi

kebangkrutan yang dikembangkan oleh Altman mempengaruhi ketepatan

pemberian opini audit. Penelitian yang dilakukan oleh Setyarno, dkk., (2006) juga

berhasil membuktikan bahwa model prediksi kebangkrutan Altman berpengaruh

terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini menunjukkan bahwa

perusahaan yang terancam bangkrut berpeluang mendapatkan opini audit going

concern dari auditor.

Page 33: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

33

2.1.5.1. Rasio Likuiditas

Likuiditas perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk

menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya atau menganalisa dan

menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek perusahaan (Munawir, 2002).

Tingkat likuiditas perusahaan dapat diukur melalui current ratio. Current ratio

dihitung dengan cara aktiva lancar dibagi hutang lancar. Rasio ini menunjukkan

sejauh mana aktiva lancar dengan hutang lancar menutupi kewajiban-kewajiban

lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin

tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini

dapat dibuat dalam bentuk berapa kali atau dalam bentuk persentasi. Apabila rasio

lancar ini 1:1 atau 100% ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua

hutang lancar. Rasio lancar yang lebih aman adalah jika berada diatas 1 atau

diatas 100%. Artinya aktiva lancar harus jauh diatas jumlah hutang lancar.

Rasio Likuiditas, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban financial jangka pendek. Rasio ini ditunjukkan pada besar kecilnya

aktiva lancar. Current Ratio, merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan

hutang lancar.

Jika perusahaan memiliki likuiditas (diproksi dengan current ratio) yang

baik, maka kemungkinan untuk dapat meneruskan aktivitas usahanya akan lebih

besar, sehingga kemungkinan untuk memperoleh opini going concern akan lebih

sedikit. Pernyataan tersebut diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Hani dkk. (2003), Eko (2006) menemukan bukti bahwa rasio likuiditas

berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini going concern.

Page 34: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

34

Sebagai parameter dari rasio likuiditas, penulis menggunakan Current

Ratio yang dirumuskan sebagai berikut :

2.1.5.2. Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan salah satu alat untuk mengukur kondisi

keuangan perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh

laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri

(Sartono, 1998). Profitabilitas dianggap sebagai alat yang valid dalam mengukur

hasil pelaksanaan operasi perusahaan, karena profitabilitas merupakan alat

pembanding pada berbagai alternatif investasi yang sesuai dengan tingkat risiko.

Jumlah laba bersih seringkali dibandingkan dengan ukuran kegiatan atau kondisi

keuangan lainnya seperti penjualan, aktiva, ekuitas pemegang saham untuk

menilai kinerja sebagai suatu persentase dari beberapa tingkat aktivitas atau

investasi. Perbandingan ini disebut rasio profitabilitas (profitability ratio).

Profitabilitas digunakan untuk mengukur seberapa efekif pengelolaan

perusahaan sehingga menghasilkan keuntungan:

1. Return on Invesment (ROI), perbandingan antara laba bersih setelah pajak

dengan total biaya guna mengukur tingkat pengembalian investasi total.

2. Return on Equity (ROE), perbandingan antara laba setelah pajak dengan

modal sendiri guna mengukur tingkat keuntungan investasi pemilik modal

sendiri.

Page 35: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

35

3. Gross Profit margin on sales (GPM), dihitung dengan cara membagi laba

setelah pajak dengan pendapatan operasional.

4. Net Profit Margin (NPM), dihitung dengan cara membagi laba bersih

dengan pendapatan operasional.

2.1.5.3. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas mengukur efektifitas dan efisiensi perusahaan dalam

mengelola aktiva yang dimiliki. Menurut Weston dan Copeland (1992) bahwa

harus ada keseimbangan antara penjualan dengan berbagai unsur aktive, yaitu

persediaan, piutang, aktiva tetap dan aktiva lain. Rasio aktivitas yang tinggi

mencerminkan bahwa perusahaan benar-benar dapat melakukan kegiatan operasi

utamanya, dengan demikian diharapkan kelangsungan usahanya dapat

dipertahankan. Penelitian Eko (2006) dengan proksi total asset turnover tidak

memberikan pengaruh yang signifikan atas opini audit going concern. Rasio

aktivitas dalam penelitian ini menggunakan total asset turnover (TAT) dan

Inventory Turnover yang dirumuskan sebagai berikut :

dan

2.1.5.4. Rasio Leverage

Rasio leverage merupakan tingkat penggunaan hutang sebagai sumber

pembiayaan perusahaan (Weston dan Copeland, 1992). Perusahaan yang memiliki

Page 36: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

36

aktiva yang lebih kecil daripada kewajibannya akan menghadapi bahaya

kebangkrutan (Chen dan Church, 1992). Namun penelitian Hani dkk. (2003) dan

Eko (2006) menyatakan bahwa rasio leverage tidak berpengaruh signifikan

terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern.

Semakin tinggi rasio leverage yang ditandai dengan meningkatnya total

utang terhadap total asset (debt to total assets) maka menunjukkan kinerja

keuangan perusahaan semakin buruk dan dapat menimbulkan ketidakpastian

mengenai kelangsungan hidup perusahaan (Rudyawan dan Badera, 2009). Pada

sisi lain, perusahaan dengan skala kecil lebih fleksibel dalam menghadapi

ketidakpastian, karena perusahaan kecil lebih cepat bereaksi terhadap perubahan

yang mendadak. Oleh karena itu, memungkinkan perusahaan besar tingkat

leveragenya akan lebih besar dari perusahaan yang berukuran kecil. Perusahaan

yang memiliki aktiva lebih kecil daripada kewajibannya, akan menghadapi bahaya

kebangkrutan (Chen dan Church, 1992, dikutip Januarti dan Fitrianasari, 2008).

Rasio Leverage dalam penelitian ini menggunakan debt equity yang

dirumuskan sebagai berikut :

2.1.5.5. Rasio Pertumbuhan Penjualan

Rasio pertumbuhan penjualan digunakan untuk mengukur efektifitas

perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonomisnya, baik dalam industri

maupun kegiatan ekonomi secara keseluruhan (Weston dan Copeland, 1992).

Page 37: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

37

Perusahaan Eko (2006) tidak berpengaruh signifikan terhadap kemungkinan

penerimaan audit going concern. Rasio pertumbuhan penjualan diproksi dengan

Operating Profit Margin (OPM):

2.1.5.6. Rasio Harga Pasar

Rasio nilai pasar digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan

melalui basis per saham. Solikah (2007) dikutip Wicaksono (2009) berpendapat

bahwa dengan adanya pengeluaran opini going concernakan berdampak

signifikan terhadap perusahaan yang menerimanya. Salah satu dampak tersebut

adalah kemunduran harga saham. Rasio harga pasar saham terhadap nilai bukunya

akan memberikan nilai lain mengenai pandangan investor terhadap perusahaan

(Januarti dan Fitrianasari 2008). Suatu perusahaan yang sehat dengan manajemen

dan organisasi yang kuat serta berfungsi secara efisien akan memiliki nilai pasar

yang lebih tinggi atau paling tidak sama dengan nilai buku dari harta fisiknya

(Weston dan Copeland, 1987).

Rasio harga pasar saham terhadap nilai bukunya akan memberikan nilai

lain mengenai pandangan investor terhadap perusahaan. Perusahaan yang

memiliki rasio profitabilitas tinggi yang ditandai dengan nilai ROE yang tinggi,

akan menjual sahamnya dengan nilai tinggi pula (Weston dan Copeland, 1992).

Semakin rendah rasio nilai pasar maka perusahaan memiliki tingkat pengembalian

Page 38: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

38

atas ekuitas yang rendah, sehingga akan semakin besar kemungkinan bagi auditor

untuk memberikan opini going concern.

Adapun rasio nilai pasar saham diproksi dengan price book value (PBV)

dan price earning ratio (PER) menggunakan rumus:

dan

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu tentang faktor-faktor yang menjadi pertimbangan

auditor dalam memberikan opini audit going concern pada perusahaan diringkas

dlam tabel 2.2 sebagai berikut:

Page 39: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

39

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

Peneliti

(Tahun)

Variabel Alat

Analisis

Hasil Penelitian

Dependen Independen

Hany, dkk

(2003)

Penerimaan

opini audit

going

concern

Quick ratio,

banking ratio,

return of

asset, interest

margin of

loans, capital

ratio, capital

adequency

ratio

Regresi

Logistik

Quick ratio, return

of asset, interset

margin of loans

berpengaruh

terhadap penerimaan

opini audit going

concern sedangkan

banking ratio,

capital ratio, capital

adeqency ratio tidak

berpengaruh

terhadap penerimaan

opini audit going

concern.

Page 40: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

40

Alexander

Ramadhany

(2005)

Penerimaan

opini audit

going

concern

komite audit,

default utang,

kondisi

keuangan,

opini audit

tahun

sebelumnya,

ukuran

perusahaan,

skala auditor

Regresi

Logistik

Kondisi keuangan,

default utang, dan

opini audit

sebelumnya

berpengaruh

signifikan terhadap

penerimaan opini

audit going concern

Sedangkan komite

audit, ukuran

perusahaan, dan

skala auditor tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

penerimaan opini

audit going concern.

Margaretta

Fanny dan

Sylvia

Saputra

(2005)

Pemberian

opini audit

going

concern

kondisi

keuangan

perusahaan,

pertumbuhan

perusahaan,

reputasi

Regresi

Logistik

Kondisi keuangan

berpengaruh

signifikan terhadap

penerimaan opini

audit going concern

sedangkan

Page 41: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

41

auditor pertumbuhan

perusahaan dan

reputasi auditor tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

penerimaan opini

audit going concern

Eko Budi

Setyarno,

dkk (2006)

Pemberian

opini audit

going

concern

kondisi

keuangan

perusahaan,

pertumbuhan

penjualan,

kualitas audit,

opini audit

tahun

sebelumnya

Regresi

Logistik

Kondisi keuangan

perusahaan dan opini

audit tahun

sebelumnya

berpengaruh

signifikan terhadap

penerimaan opini

audit going concern,

sedangkan kualitas

audit dan

pertumbuhan

perusahaan tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

penerimaan opini

Page 42: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

42

audit going concern

Mirna Dyah

Praptitorini,

dkk (2007)

Pemberian

opini audit

going

concern

debt default,

kualitas audit,

opinion

shopping

Regresi

Logistik

Debt default dan

opinion shopping

berpengaruh

signifikan terhadap

penerimaan opini

audit going concern,

sedangkan kualitas

audit tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

penerimaan opini

audit going concern

Santosa

(2007)

Pemberian

opini audit

going

concern

kondisi

keuangan,

pertumbuhan

perusahaan,

kualitas audit,

opini audit

tahun

sebelumnya,

ukuran

Regresi

Logistik

Kondisi keuangan,

opini audit tahun

sebelumnya, ukuran

perusahaan

berpengaruh

signifikan terhadap

penerimaan opini

audit going concern

sedangkan

Page 43: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

43

perusahaan pertumbuhan

perusahaan dan

kualitas audit tidak

berpengaruh

Indira

januarti dan

Ella fitriasari

(2008)

Pemberian

opini audit

going

concern

rasio

likuiditas,

rasio

profitabilitas,

rasio aktivitas,

rasio

leverage,

rasio

pertumbuhan,

rasio nilai

pasar, ukuran

perusahaan,

reputasi KAP,

opini audit

tahun

sebelumnya,

auditor client

tenure

Regresi

Logistik

Rasio leverage, opini

audit tahun

sebelumnya,

berpengaruh

signifikan terhadap

penerimaan opini

audit going concern

sedangkan rasio

likuiditas, rasio

profitabilitas, rasio

aktivitas, rasio

pertumbuhan, rasio

nilai pasar, ukuran

perusahaan, reputasi

KAP dan auditor

client tenure tidak

berpengaruh

Page 44: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

44

Setyarno

(2006)

opini audit

going

concern

rasio

likuiditas,

rasio

profitabilitas,

rasio aktifitas,

rasio leverage

dan rasio

pertumbuhan

penjualan),

ukuran

auditee, skala

auditor dan

opini audit

tahun

sebelumnya

Regresi

logistik

rasio likuiditas, rasio

profitabilitas, rasio

aktifitas, rasio

leverage dan rasio

pertumbuhan

penjualan), ukuran

auditee, skala

auditor dan opini

audit tahun

sebelumnya

2.3 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan urutan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu, maka

variabel independen penelitian adalah rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio

solvabilitas, rasio laverage, rasio pasar, dan variabel dependennnya adalah

penerimaan opini going concern. Hubungan antara rasio likuiditas, rasio

Page 45: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

45

profitabilitas, rasio solvabilitas, rasio laverage, rasio pasar, dan penerimaan opini

going concern dapat digambarkan dalam kerangka sebagai berikut:

2.4 Pengembangan Hipotesis Penelitian

2.4.1 Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Penerimaan Opini Audit Going

Concern

Rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan kemampuan perusahaan dalam

membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva

lancar yang dimiliki. Dalam hubungannya dengan likuiditas makin kecil

likluiditas, perusahaan kurang likuid sehingga tidak dapat membayar para

Page 46: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

46

krediturnya maka auditor kemungkinan memberikan opini audit dengan going

concern. Tidak jarang perusahaan yang secara konsisten mengalami kerugian

operasi mempunyai working capital yang sangat kecil bila dibandingkan dengan

total assets (Altman, 1968). Sedangkan hubungan likluiditas dengan opini audit:

Makin kecil likluiditas, perusahaan kurang likuid karena banyak kredit macet

sehingga opini audit harus memberikan keterangan mengenai going concern, dan

sebaliknya semakin besar likuiditas perusahaan, maka semakin mampu pula

perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan

tepat waktu.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:

H1 : Rasio Likuiditas berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini

audit going concern.

2.4.2 Rasio Profitabilitas terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern

Tujuan dari analisa rentabilitas/profitabilitas adalah untuk mengukur

tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan yang

bersangkutan. Analisa ini juga untuk mengetahui hubungan timbal balik antara 35

pos-pos yang ada pada neraca perusahaan yang bersangkutan guna mendapatkan

berbagai indikasi yang berguna untuk mengukur efisiensi dan profitabilitas

perusahaan yang bersangkutan.

ROE digunakan untuk mengukur efekivitas perusahaan didalam

menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimilkinya. ROE

merupakan rasio antara laba setelah pajak (EAT) dengan total ekuitas. Alat ukur

Page 47: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

47

kinerja suatu perusahaan yang paling popular antara penanam modal dan manajer

senior adalah hasil atas hak pemegang saham adalah return on equity (ROE).

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat dibuat hipotesis sebagai

berikut:

H2 : Rasio profitabilitas berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini

audit going concern

2.4.3 Rasio Aktivitas terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern

Rasio aktivitas (Sugiyarso dan Winarni, 2005) menunjukkan bagaimana

sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal dengan cara membandingkan

rasio aktivitas dengan standar industri dapat diketahui tingkat efisiensi perusahaan

dalam industri. Menurut Rangkuti (2004), rasio aktivitas bertujuan untuk

mengukur sampai seberapa jauh aktivitas perusahaan dalam menggunakan dana-

dananya secara efektif dan efesien.

Menurut Indira (2008) rasio ini dapat mengukur efektifitas dan efesiensi

perusahaan dalam mengelola aktiva yang dimiliki. Menurut Weston dan Copeland

(1992) dalam Indira (2008) bahwa harus ada keseimbangan antara penjualan

dengan berbagai unsur aktiva, yaitu persediaan piutang, aktiva tetap dan aktiva

lain. Rasio aktivitas yang tinggi mencerminkan bahwa perusahaan benar-benar

dapat melakukan kegiatan operasi utamanya, dengan demikian diharapkan

kelangsungan usahanya dapat dipertahankan. Berdasarkan penjelasan diatas, maka

dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:

Page 48: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

48

H3 : Rasio aktivitas berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini

audit going concern.

2.4.4 Pengaruh Rasio leverage terhadap Penerimaan Opini Audit Going

Concern

Rasio leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh

kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya. Leverage mengacu

pada jumlah pendanaan yang berasal dari utang perusahaan kepada kreditor. Rasio

leverage diukur dengan menggunakan rasio debt to total assets. Rasio leverage

yang tinggi dapat berdampak buruk bagi kondisi keuangan perusahaan. Semakin

tinggi rasio leverage, semakin menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang

buruk dan dapat menimbulkan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup

perusahaan. Hal ini menyebabkan perusahaan lebih berpeluang mendapatkan

opini audit going concern.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat dibuat hipotesis sebagai

berikut:

H4 : Laverage ratio berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini

audit going concern.

2.4.5 Pengaruh Rasio Nilai Pasar terhadap Penerimaan Opini Audit Going

Concern

Penelitian Chen dan Church (1992) dikutip Setyarno dkk (2006)

membuktikan bahwa rasio-rasio keuangan merupakan indikator yang penting

Page 49: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

49

untuk memprediksi penerimaan opini audit going concern. Rasio harga pasar

saham terhadap nilai bukunya akan memberikan nilai lain mengenai pandangan

investor terhadap perusahaan (Januarti dan Fitrianasari 2008).

Weston dan Copeland (1992) dikutip Januarti dan Fitrianasari (2008)

menyebutkan bahwa perusahaan yang memiliki rasio profitabilitas tinggi yang

ditandai dengan nilai ROE yang tinggi maka akan menjual sahamnya dengan nilai

yang tinggi pula. Semakin rendah rasio nilai pasar maka perusahaan memiliki

tingkat pengembalian ekuitas yang rendah sehingga akan semakin besar

kemungkinan bagi auditor untuk memberikan opini going concern.

Berdasarkan uraian tersebut dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai

berikut:

H5: Rasio pasar berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit

going concern.

Page 50: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

50

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Di dalam penelitian ini variabel-variabel penelitian diklasifikasikan

menjadi dua kelompok variabel, yaitu variabel terikat (dependent variable) dan

variabel bebas (independent variable). Variabel terikat pada penelitian ini adalah

opini audit going concern, dan yang menjadi variabel bebas adalah rasio

likuiditas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, rasio laverage, dan rasio pasar.

Beberapa variabel yang digunakan dan pengukurannya adalah sebagai

berikut:

3.1.1 Opini Audit Going Concern, yaitu salah satu konsep yang paling penting

yang menjadi dasar pelaporan keuangan (Gray & Manson, 2000). Direktur

bertanggung jawab untuk menentukan kelayakan dari persiapan laporan

keuangan menggunakan dasar going concern dan auditor bertanggung

jawab untuk meyakinkan dirinya bahwa penggunaan dasar going concern

oleh perusahaan layak dan diungkapkan secara memadai dalam laporan

keuangan (Setiawan, 2006). Opini audit going concern diberi kode 1,

sedangkan opini audit non going concern diberi kode 0.

3.1.2 Rasio likuiditas (liquidity ratio) menggambarkan kemampuan kemampuan

perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang telah jatuh

tempo. CR sendiri merupakan salah satu indikator dari rasio likuiditas. CR

merupakan rasio antara lancar dengan hutang lancar yang dimiliki oleh

Page 51: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

51

perusahaan. rasio ini mengukur aktiva yang dimiliki perusahaan dalam

hutang lancar perusahaan (Suad Husnan, 1994). Penelitian sebelumnya

dilakukan oleh Beaver (1996), perusahaan dapat mengalami kesulitan

keuangan baik dimulai dari yang sifatnya ringan (kesulitan likuiditas)

sampai kesulitan keuangan baik dimulai dari yang sifatnya parah

(kesulitan solvabilitas). Sedangkan menurut Weston (1985) bahwa CR

digunakan untuk mengukur penyelesaian jangka pendek. Sejauh mana

tagihan kreditur jangka pendek dapat dipenuhi oleh aktiva yang

diharapkan dapat dikonversi ke kas dalam jangka waktu yang kira-kira

sama dengan jatuh tempo tagihan. Current yang terlalu tinggi

menunjukkan kelebihan uang kas atau aktiva lancar lainnya di bandingkan

dengan yang dibutuhkan sekarang. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai

berikut, (Weston dan Copeland, 1995):

3.1.3 Rasio profitabilitas, penulis menggunakan metode analisis rasio

profitabilitas karena masyarakat, pada umumnya, berpandangan bahwa

pengukuran tingkat keberhasilan operasional dan efektivitas perusahaan

didasarkan pada tingkat profitabilitas yang dicapai perusahaan. Profitabilitas

adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan

memaksimalkan aktiva yang dimiliki.

Rasio profitabilitas dalam penelitian menggunakan proksi sebagai berikut :

Page 52: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

52

3.1.3.1 Return on Investment (ROI), dalam analisa keuangan mempunyai arti yang

sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat

menyeluruh/komprehensif. Analisa ROI ini sudah merupakan teknik analisa

yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas

dari keseluruhan operasi perusahaan. ROI itu sendiri adalah salah satu bentuk

dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan

perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang

digunakan untuk operasi perusahaan dengan keseluruhan dana yang

ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk

menghasilkan keuntungan atau profitabilitas (Munawir, 1995:89). Return on

Investment (ROI) dapat dirumuskan sebagai berikut :

3.1.3.2 Return on Equity (ROE), Menurut Agus Sartono (2001), ROE merupakan

pengembalian hasil atau ekuitas yang jumlahnya dinyatakan sebagai suatu

parameter dan diperoleh atas investasi dalam saham biasa perusahaan untuk

suatu periode waktu tertentu. Menurut Robert Ang (1997), bahwa

menggunakan modal sendiri untuk untuk menghasilkan laba atau keuntungan

bersih. Besarnya ROE sangat dipengaruhi oleh besarnya laba yang diperoleh

perusahaan, semakin tinggi laba yang diperoleh maka akan semakin

meningkatkan ROE. Sedangkan ROE merupakan rasio antara laba sesudah

pajak terhadap total modal sendiri (ekuitas) yang berasal dari setoran pemilik,

Page 53: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

53

laba tidak dibagi dan cadangan lain yang dimiliki oleh perusahaan. Return on

Equity (ROE) dapat dirumuskan sebagai berikut :

3.1.3.3 Gross Profit Margin (GPM), merupakan rasio atau perimbangan antara

laba kotor yang diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai

pada periode yang lama. GPM sangat dipengaruhi oleh harga penjualan,

semakin tinggi profitabilitas perusahaan berarti semakin baik. Apabila harga

pokok penjualan meningkat, maka GPM akan menurun, begitu pula

sebaiknya. GPM dapat dirumuskan sebagai berikut:

3.1.3.4 Net Profit Margin (NPM), menurut Robert Ang (1997) NPM

menunjukkan rasio antara laba bersih setelah pajak atau net income terhadap

total penjualan. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan meghasilkan

pendapatan bersih terhadap total penjualan yang dicapai. Sedangkan menurut

Agus Sartono (2000), NPM merupakan rasio antara EAT setelah pajak dengan

penjualan, yang mengukur EAT yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan.

Rasio ini juga dibandingkan dengan rata-rata industri. NPM dapat dirumuskan

sebagai berikut:

Page 54: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

54

3.1.4 Rasio Aktivitas, mengukur efektifitas dan efisiensi perusahaan dalam

mengelola aktiva yang dimiliki. Menurut Weston dan Copeland (1992) bahwa

harus ada keseimbangan antara penjualan dengan berbagai unsur aktiva, yaitu

persediaan, piutang, aktiva tetap dan aktiva lain. Rasio aktivitas yang tinggi

mencerminkan bahwa perusahaan benar-benar dapat dipertahankan. Rasio

aktivitas dapat diukur menggunakan:

3.1.4.1 Total Assets Turnover (TAT), merupakan rasio aktivitas yang digunakan

untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam

menggunakan sumber dayanya yang berupa asset. Semakin tinggi rasio ini

semakin efisien penggunaan asset dan semakin cepat pengembalian dana

dalam bentuk kas (Abdul Halim, 2007). TAT sendiri merupakan rasio antara

penjualan dengan total aktiva yang mengukur efisiensi penggunaan aktiva

secara keseluruhan. Apabila rasio rendah itu merupakan indikasi bahwa

perusahaan tidak beroperasi pada volume yang memadai bagi kapasitas

investasinya. Sedangkan menurut Weston dan Brigham (1989), TAT

merupakan rasio pongelolaan aktiva terakhir, mengukur perputaran atau

pemanfaatan dari semua aktiva perusahaan. Apabila perusahaan tidak

menghasilkan volume usaha yang cukup untuk ukuran investasi sebesar total

aktivanya, penjualan harus ditingakatkan. Beberapa aktiva harus dijual, atau

gabungan dari langkah-langkah tersebut harus dilakukan. TAT secara

sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut: (Arthur J Keown, John D.

Martin, J. William Petty, David. F. Scott. JR, 2008). TAT dapat dirumuskan

sebagai berikut :

Page 55: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

55

3.1.4.2 Inventory Turnover, menunjukkan seberapa efisien perusahaan mengatur

inventornya, yaitu dengan menunjukkan berapa kali turnover inventory selama

satu tahun. Jenis rasio ini sangat bergantung pada jenis industri dimana

perusahaan berada. Inventory Turnover dapat dirumuskan sebagai berikut:

3.1.5 Rasio laverage, merupakan tingkat penggunaan hutang sebagai sumber

pembiayaan perusahaan (Weston dan Copeland, 1992). Perusahaan yang

memiliki aktiva yang lebih kecil daripada kewajibannya akan menghadapi

bahaya kebangkrutan (Chen dan Church, 1992). Rasio laverage diproksi

dengan:

3.1.5.1 Rasio leverage, yaitu untuk menilai kemampuan perusahaan untuk

membayar hutang-hutangnya dari aktiva yang dimiliki perusahaan. Rasio ini

menunjukkan efektivitas perusahaan dalam penggunaan modal baik yang

berasal dari pinjaman atau yang berasal dari pemilik.

3.1.5.2 Debt Equity (DE), Untuk mengembangkan perusahaan dalam

mengahadapi persaingan, maka diperlukan adanya suatu pendanaan yang bisa

digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sumber-sumber pendanaan

perusahaan dapat diperoleh dari dalam perusahaan (internal) dan dari luar

perusahaan (eksternal). Pada prakteknya dana-dana yang dikelola perusahaan

harus dikelola dengan baik, karena masing-masing sumber dana tersebut

Page 56: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

56

mengandung kewajiban pertanggung jawaban kepada pemilik dana. Proporsi

antara modal sendiri (internal) dengan modal pinjaman (eksternal) harus

diperhatikan, sehingga dapat diketahui beban perusahaan terhadap para

pemilik modal tersebut. Dalam manajemen keuangan proporsi antara jumlah

dana dari luar lazim disebut sebagai struktur pendanaan atau struktur modal

(capital structure). Brigham (1983) menyatakan bahwa dalam mengembang-

kan target capital structure perlu dilakukan analisis dari banyak faktor dengan

mempertimbangkan kondisi keuangan perusahaan. Sumber dana dari pihak

luar diperoleh dari pinjaman atau utang (baik hutang jangka pendek maupun

hutang jangka panjang): sedangkan sumber dana dari pihak internal diperoleh

dari modal saham (equity) dan laba tak dibagi (retained earning). Rasio antara

sumber dana dari pihak eksternal (hutang) terhadap sumber dana pihak

internal (ekuitas) lazim disebut sebagai Debt to equity Ratio (Brigham,1983).

Menurut Riyanto (1998), rasio Debt to Equity Ratio dapat dirumuskan sebagai

berikut:

3.1.6 Rasio pasar, rasio harga pasar saham terhadap nilai bukunya akan

memberikan nilai lain mengenai pandangan investor terhadap perusahaan

(Januarti dan Fitrianasari 2008). Rasio pasar dalam penelitian ini diproksi

menggunakan:

3.1.6.1 Operating Profit Margin (OPM), merupakan alat untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Operating profit

Page 57: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

57

margin mengukur persentase dari profit yang diperoleh perusahaan dari tiap

penjualan sebelum dikurangi dengan biaya bunga dan pajak. Pada umumnya

semakin tinggi rasio ini maka semakin baik perusahaan. Operating Profit

Margin (OPM) dapat dirumuskan sebagai berikut:

3.1.6.2 Price Earning Ratio (PER), merupakan apresiasi pasar terhadap

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Darmaji, 2011: 139).

Sedangkan menurut Ang (1997: 24), “Price earning ratio” merupakan

perbandingan antara harga pasar saham dengan earning per share (EPS) dari

saham yang bersangkutan”. Price earning ratio merupakan hubungan antara

pasar saham dengan earning per share saat ini yang digunakan secara luas

oleh investor sebagai panduan umum untuk mengukur nilai saham (Garrison,

1997: 788). Price earning ratio yang tinggi menunjukkan bahwa investor

bersedia untuk membayar dengan saham premium untuk perusahaan. Price

earning ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:

3.1.6.3 Price Book Value (PBV), merupakan rasio pasar yang menjelaskan

seberapa kali seorang investor bersedia membayar sebuah saham untuk setiap

nilai buku per sahamnya. PBV dapat dirumuskan sebagai berikut:

Page 58: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

58

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 sampai dengan 2009 yang terlihat dari

Indonesia Capital Market Dictionary (ICMD) tahun 2007-2009, dengan alasan

perusahaan manufaktur cenderung tanggap dengan kondisi lingkungan serta

periode tahun yang diteliti cenderung mencerminkan kondisi perekonomian yang

relatif stabil. Metode yang digunakan dalam pemilihan objek pada penelitian ini

adalah purposive sampling, yaitu metode pemilihan objek dengan beberapa

kriteria tertentu. Kriteria yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan tersebut terdaftar di BEI pada tahun 2007 hingga tahun 2009

dan tidak sedang berada pada proses delisting pada periode tersebut.

2. Perusahaan sudah terdaftar di BEI sebelum 1 Januari 2007.

3. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan selama tahun 2007-2009

dalam Rupiah (Rp.).

4. Tidak mengalami laba bersih yang negatif sekurang-kurangnya tiga

periode laporan keuangan selama 2007-2009.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder.

Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan

oleh pihak pengumpul data primer maupun oleh pihak lain (Umar, 2001: 69). Data

penelitian yang meliputi laporan keuangan yang telah dipublikasikan yang diambil

dari database Bursa Efek Indonesia, data dari Indonesian Capital Market

Page 59: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

59

Directory (ICMD) selama tahun 2007 sampai 2009 yang meliputi laporan auditor

independen dan laporan keuangan perusahaan.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan untuk mengumpulkan data

yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain adalah dengan melakukan

dokumentasi dimana penulis mencari data langsung dari catatan-catatan atau

laporan keuangan yang ada pada BEI. Data sekunder yang diambil dari BEI ini

terdiri dari laporan auditor independen dan laporan keuangan perusahaan setiap

perusahaan manufaktur yang terdaftar dan sesuai dengan kriteria pemilihan

sampel.

3.5 Metode Analisis

Penyajian statistik deskriptif bertujuan agar dapat dilihat profil dari data

penelitian tersebut. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah rasio

likuiditas, provitabilitas, rasio aktivitas, rasio laverage, rasio pertumbuhan

penjualan, dan rasio nilai pasar.

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik

sampel yang digunakan dan menggambarkan variabel-variabel dalam penelitian.

Page 60: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

60

Analisis statistik deskriptif meliputi jumlah, sampel, nilai minimum, nilai

maksimum, nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi.

3.5.2 Analisis Statistik Inferensial

Analisis statistik inferensial digunakan untuk pengujian hipotesis yang

diajukan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis

multivariate dengan menggunakan regresi logistik (logistic regretion), yang

variabel bebasnya merupakan kombinasi antara metrik dan non metrik (nominal).

Regresi logistik adalah regresi yang digunakan sejauh mana probabilitas

terjadinya variabel dependen dapat diprediksi dengan variabel independen. Pada

teknik analisa regresi logistik tidak memerlukan lagi uji normalitas dan uji asumsi

klasik pada variabel bebasnya (Ghozali, 2006). Regresi logistik juga mengabaikan

heteroscedary, artinya variabel dependen tidak memerlukan untuk masing-masing

variabel independennya.

3.5.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan

tahapan sebagai berikut:

a. Menilai Model Fit

Teknik yang digunakan untuk menilai model fit menggunakan Hosmer

dan Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Data dikatakan memiliki model fit baik

apabila p-value Hosmer dan Lemeshow’s Goodness of Tit Test lebih besar dari

0,05, yang berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat

dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.

b. Menilai Kelayakan Model Regresi

Page 61: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

61

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Model ini untuk menguji hipotesis nol bahwa

data empiris sesuai dengan model ( tidak ada perbedaan antara model dengan data

sehingga model dapat dikatakan fit). Adapun hasilnya jika ( Ghozali, 2006):

1. Hal ini berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai

observasinya sehingga Goodness fit model tidak baik karena model tidak

dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Homer dan

Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05

maka hipotesis nol ditolak.

2. Jika nilai statistik Hosmer dan Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih

besar dari 0,05 , maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model

mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan bahwa

model dapat diterima karena sesuai dengan data observasinya.

c. Estimasi Parameter dan Interpretasinya

Estimasi parameter dapat dilihat melalui koefisien regresi dari tiap-tiap

variabel yang diuji menunjukkan bentuk hubungan antara variabel yang satu

dengan yang lainnya. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan

antara nilai probabilitas (sign). Apabila terlihat angka signifikan lebih kecil dari

0,05 maka koefisien regresi adalah signifikan pada tingkat 5% maka berarti Ho

ditolak dan H1 diterima, yang berarti bahwa variabel bebas berpengaruh secara

signifikan terhadap terjadinya variabel terikat. Begitu pula sebaliknya, jika angka

signifikansi lebih besar dari 0,05 maka berarti Ho diterima dan H1 ditolak, yang

Page 62: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

62

berarti bahwa variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

terjadinya variabel terikat.

Page 63: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

63

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

Sampel dalam penelitian ini diambil dari perusahaan manufaktur dan

dipilih secara purposive sampling. Berdasarkan kriteria sampel yang telah

ditetapkan maka diperoleh sebanyak 26 perusahaan dengan 146 laporan keuangan

dan laporan audit selama tahun 2007-2009 yang digunakan sebagai sampel.

Berikut ini disajikan dalam tabel.

Tabel 4.1

Purposive Sampling Berdasarkan Kriteria

No Kriteria Jumlah Akumulasi

1 Jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI

antara tahun 2007-2009. 146 438

2 Tidak mempublikasikan laporan keuangan

yang berakhir tanggal 31 Desember. (3) (9)

3

Perusahaan tidak mempublikasikan laporan

keuangan selama tahun 2007-2009 dalam

Rupiah (Rp).

(6) (18)

4

Tidak mengalami laba bersih yang negatif

minimal dua periode laporan keuangan selama

2007-2009.

(111) (333)

Jumlah Sample Untuk Periode Penelitian 26 78

Page 64: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

64

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah sampel dalam

penelitian ini berjumlah 26 perusahaan atau secara akumulasi selama 3 tahun

penelitian menjadi 78. Adapun nama-nama perusahaan yang dijadikan sampel

dalam penelitian ini adalah :

Tabel 4.2

Daftar Perusahaan Sampel

No. Nama Perusahaan No. Nama Perusahaan

1 Argo Pantes, Tbk 14 Mulia Industrindo, Tbk

2 Centex, Tbk 15 Tembaga Mulia Semanan, Tbk

3 Eratex Djaja, Tbk 16 Jakarta Kyoei Stell Work, Tbk

4 Panasia Filament Inti, Tbk 17 Itamaraya, Tbk

5 Tifaco Fiber Indonesia 18 Titan Kimia Nusantara, Tbk

6 Surya Intirindo Makmur, Tbk 19 Asiaplast Industries, Tbk

7 Aneka Kemasindo Utama, Tbk 20 Asia Pasific Fiber, Tbk

8 Siwani Makmur, Tbk 21 Sumallindo Lestari Jaya, Tbk

9 Myoh Tecnology, Tbk 22 Karwell Indonesia, Tbk

10 Prima Alloy Stell, Tbk 23 Ever Shine Tex, Tbk

11 Inter Delta, Tbk 24 Apac Citra Centratex, Tbk

12 Perdana Bangun Pusaka, Tbk 25 Davomas Abadi, Tbk

13 Sat Nusapersada, Tbk 26 Akasha Wira International, Tbk

Page 65: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

65

4.2 Analisis Data

4.2.1. Statistik Deskriptif

Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 26 perusahaan manufaktur.

Dengan periode pengamatan selama 3 tahun berturut-turut maka penelitian ini

menggunakan data dalam bentuk data pooled cross sectional yaitu dengan

menggabungkan data cross section selama 3 tahun berturut-turut. Jadi dengan

sampel sebanyak 26 perusahaan manufaktur maka data penelitian secara

pooled cross section akan berjumlah 78. Berdasarkan data dari perusahaan

manufaktur sampel diperoleh rata-rata, standar deviasi dari masing-masing

variabel sebagai berikut :

Tabel 4.3

Statistik Deskriptif

No. Variabel Min Max Mean Standar

deviasi

1. CR -0,12 113,71 2,7255 13,1425

2. ROI -86,62 44,53 -9,1245 18,3214

3. ROE -230,76 774,78 -4,6549 131,484

4. GPM -6,667 0,360 -0,2385 0,8369

5. NPM -5,833 1,170 -0,2728 0,8079

6. TAT 0,03 3,75 1,0031 0,7588

7. Inventory turnover 0,18 194,63 13,392 35,338

8. Debt to Equity -36,75 216,26 5,0458 26,8239

9. Leverage ratio 0,18 2,85 1,0005 0,6360

Page 66: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

66

10. OPM -9,417 6,240 -0,13811 1,3761

11. PER -412,86 143,52 -10,5377 56,0623

12. PBV -24,19 87,93 2,4169 13,2279

13. Opini Audit Going

Concern

0 1 0,73 0,446

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2011

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata CR adalah

sebesar 2,7255, artinya perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar adalah

sebesar 272,55 persen, atau setiap 1 rupiah dari hutang lancar dijamin oleh aktiva

lancar sebesar 2,7255 rupiah. Nilai maksimum sebesar 113,71 yang dimiliki oleh

PT. Davomas Abadi, Tbk pada tahun 2007, dan nilai minimum adalah sebesar -

0,12, yang dimiliki oleh PT. Mulia Investindo tahun 2009. Nilai standar deviasi

13,142 lebih besar dari nilai rata-rata (2,7255), maka penyebaran data CR dalam

penelitian tidak merata, artinya selisih data satu dengan data yang lainnya tinggi.

Nilai rata-rata ROI adalah sebesar -9,1245, artinya perbandingan laba

bersih dengan investasi adalah sebesar -912,45 persen, atau setiap satu rupiah dari

investasi menghasilkan kerugian bersih sebesar -9,1245 rupiah. Nilai maksimum

sebesar 44,53 yang dimiliki oleh PT. Mulia Industrindo, Tbk pada tahun 2008,

dan nilai minimum adalah sebesar -86,86, yang dimiliki oleh PT. Akasha Wira

International tahun 2007. Nilai standar deviasi 18,3214 lebih besar dari nilai rata-

rata (-9,1245), maka penyebaran data ROI dalam penelitian tidak merata, artinya

selisih data satu dengan data yang lainnya tinggi.

Page 67: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

67

Nilai rata-rata ROE adalah sebesar -4,6549, artinya perbandingan laba

bersih dengan equity adalah sebesar -4,6549, atau setiap satu rupiah dari equity

menghasilkan kerugian bersih sebesar -4,6549 rupiah. Nilai maksimum sebesar

774,78 yang dimiliki oleh PT. Titan Kimia Raya, Tbk pada tahun 2007, dan nilai

minimum adalah sebesar -230,76, yang dimiliki oleh PT. Akasha Wira

International tahun 2007. Nilai standar deviasi 131,484 lebih besar dari nilai rata-

rata (-4,6549), maka penyebaran data ROE dalam penelitian tidak merata, artinya

selisih data satu dengan data yang lainnya tinggi.

Nilai rata-rata GPM adalah sebesar -0,138, artinya perbandingan

laba kotor dengan penjualan adalah sebesar -13,80 persen, atau setiap satu

rupiah dari penjualan menghasilkan kerugian sebesar -0,138 rupiah. Nilai

maksimum sebesar 0,360 yang dimiliki oleh PT. Akasha Wira International,

Tbk pada tahun 2009, dan nilai minimum adalah sebesar -6,667, yang dimiliki

oleh PT. Siwani Makmur tahun 2009. Nilai standar deviasi 0,836 lebih besar

dari nilai rata-rata (-0,138), maka penyebaran data GPM dalam penelitian

tidak merata, artinya selisih data satu dengan data yang lainnya tinggi.

Nilai rata-rata NPM adalah sebesar -0,2728, artinya perbandingan

laba bersih dengan penjualan adalah sebesar -27,28 persen, atau setiap satu

rupiah dari penjualan menghasilkan kerugian bersih sebesar -0,2728 rupiah.

Nilai maksimum sebesar 1,170 yang dimiliki oleh PT. Karwell Indonesia, Tbk

pada tahun 2007, dan nilai minimum adalah sebesar -5,833, yang dimiliki oleh

PT. Siwani Makmur tahun 2009. Nilai standar deviasi 0,8079 lebih besar dari

Page 68: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

68

nilai rata-rata (-0,2728), maka penyebaran data NPM dalam penelitian tidak

merata, artinya selisih data satu dengan data yang lainnya tinggi.

Nilai rata-rata TAT adalah sebesar 1,0031, artinya perputaran

aktiva untuk kembali lagi menjadi aktiva adalah sebesar 1,0031 kali. Nilai

maksimum sebesar 3,75 yang dimiliki oleh PT. Tembaga Mulia Semanan, Tbk

pada tahun 2008, dan nilai minimum adalah sebesar 0,03 yang dimiliki oleh

PT. Siwani Makmur tahun 2008. Nilai standar deviasi 0,75887 lebih kecil dari

nilai rata-rata (1,0031), maka penyebaran data total aset turnover dalam

penelitian merata, artinya selisih data satu dengan data yang lainnya tidak

terlalu tinggi.

Nilai rata-rata inventory turnover adalah sebesar 13,3921, artinya

perputaran persediaan untuk kembali lagi menjadi persediaan adalah sebesar

13,3921 kali. Nilai maksimum sebesar 194,63 yang dimiliki oleh PT. Tembaga

Mulia Semanan, Tbk pada tahun 2007, dan nilai minimum adalah sebesar 0,18,

yang dimiliki oleh PT. Surya Intirindo Makmur tahun 2007. Nilai standar

deviasi 35,3386 lebih besar dari nilai rata-rata (13,3921), maka penyebaran

data inventory turnover dalam penelitian tidak merata, artinya selisih data satu

dengan data yang lainnya tinggi.

Nilai rata-rata Debt equity adalah sebesar 5,0458, artinya

perbandingan hutang dengan equity adalah sebesar 5045 persen, atau setiap

satu rupiah dari modal digunakan untuk menjamin hutang sebesar 5,0458

rupiah. Nilai maksimum sebesar 216,26 yang dimiliki oleh PT. Apac Citra

Page 69: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

69

Centratex, Tbk pada tahun 2008, dan nilai minimum adalah sebesar -36,75,

yang dimiliki oleh PT. Titan Kimia Raya tahun 2007. Nilai standar deviasi

26,823 lebih besar dari nilai rata-rata (5,0458), maka penyebaran data debt

equity dalam penelitian tidak merata, artinya selisih data satu dengan data

yang lainnya tinggi.

Nilai rata-rata Leverage ratio adalah sebesar 1,0005, artinya

perbandingan hutang dengan asset adalah sebesar 1000 persen, atau setiap satu

rupiah dari aktiva digunakan untuk menjamin hutang sebesar 1,0005 rupiah.

Nilai maksimum sebesar 2,85 yang dimiliki oleh PT. Asia Pasific Fiber, Tbk

pada tahun 2008, dan nilai minimum adalah sebesar 0,18, yang dimiliki oleh

PT. Mulia Industrindo tahun 2009. Nilai standar deviasi 0,63603 lebih rendah

dari nilai rata-rata (1,005), maka penyebaran data leverage ratio dalam

penelitian tidak merata, artinya selisih data satu dengan data yang lainnya tidak

terlalu tinggi.

Nilai rata-rata OPM adalah sebesar -0,2385, artinya perbandingan

laba operasi dengan penjualan adalah sebesar -23,85 persen, atau setiap satu

rupiah dari penjualan menghasilkan kerugian operasi sebesar -0,2385 rupiah.

Nilai maksimum sebesar 6,240 yang dimiliki oleh PT. Karwell Indonesia, Tbk

pada tahun 2007, dan nilai minimum adalah sebesar -9,417, yang dimiliki oleh

PT. Siwani Makmur tahun 2009. Nilai standar deviasi 1,376 lebih besar dari

nilai rata-rata (-0,2385), maka penyebaran data OPM dalam penelitian tidak

merata, artinya selisih data satu dengan data yang lainnya tinggi.

Page 70: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

70

Nilai rata-rata PER adalah sebesar -10,5377, tingkat pengembalian

investasi saham adalah sebesar -10,53 kali. Hal ini terjadi karena sampel dalam

penelitian ini adalah perusahaan yang mendapatkan laba negatif minimal 2

tahun, sehingga sahamnya kurang direspon positif oleh investor. Nilai

maksimum sebesar 143,52 yang dimiliki oleh PT. Sumalindo Lestari Jaya, Tbk

pada tahun 2007, dan nilai minimum adalah sebesar -412,86, yang dimiliki

oleh PT. Aneka Kemasindo Utama tahun 2007. Nilai standar deviasi 56,0623

lebih besar dari nilai rata-rata (-10,5377), maka penyebaran data PER dalam

penelitian tidak merata, artinya selisih data satu dengan data yang lainnya

tinggi.

Nilai rata-rata PBV adalah sebesar 2,4169, artinya perbandingan

nilai pasar dengan nilai buku adalah sebesar 241,69 persen. Nilai maksimum

sebesar 87,93 yang dimiliki oleh PT. Myoh Teknologi, Tbk pada tahun 2009,

dan nilai minimum adalah sebesar -24,19, yang dimiliki oleh PT. Titan Kimia

Raya tahun 2007. Nilai standar deviasi 13,2279 lebih besar dari nilai rata-rata

(2,4169), maka penyebaran data PBV dalam penelitian tidak merata, artinya

selisih data satu dengan data yang lainnya tinggi.

Jumlah perusahaan manufaktur yang mendapatkan opini audit

unqualified opinion dengan going concern audit report adalah sebanyak 73,10

%, sedangkan yang mendapatkan opini audit unqualified opinion tanpa going

concern audit report adalah sebanyak 26,90 %. Nilai maksimum opini audit

sebesar 1, dan nilai minimum opini audit adalah sebesar 0. Nilai standar deviasi

Page 71: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

71

0,446 lebih besar dari nilai rata-rata (0,73), maka penyebaran data merata,

artinya selisih data satu dengan data yang lainnya tidak terlalu tinggi.

4.2.2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan regresi

logistik. Regresi logistik adalah regresi yang digunakan untuk menguji apakah

probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya

(Ghozali, 2006). Regresi logistik digunakan untuk menguji hubungan rasio

likuiditas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, rasio laverage, dan rasio pasar

terhadap penerimaan opini audit going concern.

4.2.2.1 Model Fit

Penilaian model fit pada intinya untuk menilai overall fit model terhadap

data. Dalam hal ini digunakan uji Hosmer and Lemeshow Test. Output pada uji

Hasmer and Lemeshow Test dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut :

TABEL 4.4

HOSMER AND LEMESHOW TEST

Hosmer and Lemeshow Test

3,191 8 ,922

Step

1

Chi-square df Sig.

Sumber : Data sekunder yang diolah, tahun 2011

Page 72: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

72

Hasil pengujian didapatkan angka signifikansi pada uji Hosmer and

Lameshow Test sebesar 0,922 > tingkat signifikansi (=5%=0,05) sehingga model

data penelitian tergolong fit baik sehingga layak dalam menjelaskan variabel

penelitian.

4.2.2.2 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model pada variabel bebas yaitu rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio

aktivitas, rasiolaverage, dan rasio pasar secara bersama-sama dalam

menerangkan variasi variabel terikat (opini audit going concern). Hasil pengujian

dengan SPSS pada uji ini dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL 4.5

KOEFISIEN DETERMINASI

Model Summary

63,246a ,296 ,428

Step

1

-2 Log

likelihood

Cox & Snell

R Square

Nagelkerke

R Square

Est imat ion terminated at iterat ion number 9 because

parameter estimates changed by less than ,001.

a.

Sumber : Data sekunder yang diolah, tahun 2011

Dari hasil penelitian terlihat angka koefisien determinasi pada pengujian

Cox and Snell Square sebesar 0,296 dan Negelkerke R Square adalah 0,428 yang

berarti variabilitas variabel independen (rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio

aktivitas, rasiolaverage, dan rasio pasar) dapat menjelaskan variabilitas variabel

Page 73: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

73

dependen opini audit going concern sebesar 42,80 %, sedangkan sisanya

mempengaruhi variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini.

4.2.3. Uji Logistic Regresion

Untuk menguji hipotesis digunakan uji regresi logistik yang dilakukan

terhadap semua variabel yaitu rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas,

rasiolaverage, dan rasio pasar terhadap opini going concern. Hasil pengujian

sebagai berikut :

TABEL 4.6

HASIL PENGUJIAN MULTIVARIATE

Variables in the Equation

,002 ,005 ,125 1 ,723 1,002

-,009 ,099 ,009 1 ,927 ,991

-,623 ,423 2,169 1 ,041 ,536

,007 ,019 ,128 1 ,721 1,007

1,366 ,730 3,501 1 ,013 3,918

-4,059 3,033 1,791 1 ,018 ,017

,908 ,804 1,277 1 ,258 2,480

-4,214 3,813 1,222 1 ,027 ,015

-,022 ,025 ,826 1 ,363 ,978

-,146 ,487 ,089 1 ,765 ,865

,038 ,043 ,772 1 ,380 1,038

,004 ,007 ,302 1 ,583 1,004

,951 ,853 1,243 1 ,265 2,589

PER

PBV

CR

DebtEquity

Leveragerat io

GPM

OPM

NPM

InventoryTurnover

TAT

ROI

ROE

Constant

Step

1a

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Variable(s) entered on step 1: PER, PBV, CR, DebtEquity , Lev erageratio, GPM, OPM, NPM,

InventoryTurnover, TAT, ROI, ROE.

a.

Sumber : Data sekunder yang diolah, tahun 2011

Page 74: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

74

4.2.4. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan regresi logistik cukup dengan melihat

tabel hasil uji koefisien logistik pada kolom signifikan dibandingkan dengan nilai

signifikansi (£) yang digunakan yaitu 0,05 (5%). Apabila tingkat signifikansi <

0,05 maka HA diterima, jika tingkat signifikansi > 0,05 maka HA tidak dapat

diterima.

4.2.4.1 Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Penerimaan Opini Audit Going

Concern

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 13.

diperoleh hasil signifikasi CR sebesar 0,041, hal ini dapat diartikan bahwa

variabel CR berpengaruh terhadap going concern audit report, karena nilai

signifikasi CR = 0,041 < 0,05. Dengan demikian hipotesis 1 diterima, artinya

tinggi rendahnya CR terbukti secara signfikan berpengaruh terhadap going

concern audit report.

4.2.4.2 Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Penerimaan Opini Audit

Going Concern

4.2.4.2.1 Pengaruh ROI Terhadap Going Concern Audit Report

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 13.

diperoleh hasil signifikasi ROI sebesar 0,380, hal ini dapat diartikan bahwa

variabel ROI tidak berpengaruh terhadap going concern audit report, karena

nilai signifikasi ROI = 0,380 > 0,05. Dengan demikian hipotesis 2a ditolak,

Page 75: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

75

artinya tinggi rendahnya ROI tidak terbukti secara signfikan berpengaruh

terhadap going concern audit report.

4.2.4.2.2 Pengaruh ROE Terhadap Going Concern Audit Report

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 13.

diperoleh hasil signifikasi ROE sebesar 0,583, hal ini dapat diartikan bahwa

variabel ROE tidak berpengaruh terhadap going concern audit report, karena

nilai signifikasi ROE = 0,583 > 0,05. Dengan demikian hipotesis 2b ditolak,

artinya tinggi rendahnya ROE tidak terbukti secara signfikan berpengaruh

terhadap going concern audit report.

4.2.4.2.3 Pengaruh GPM Terhadap Going Concern Audit Report

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 13.

diperoleh hasil signifikasi GPM sebesar 0,018, hal ini dapat diartikan bahwa

variabel GPM berpengaruh terhadap going concern audit report, karena nilai

signifikasi GPM = 0,018 < 0,05. Dengan demikian hipotesis 2c diterima, artinya

tinggi rendahnya GPM terbukti secara signfikan berpengaruh terhadap going

concern audit report.

4.2.4.2.4 Pengaruh NPM Terhadap Going Concern Audit Report

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 13.

diperoleh hasil signifikasi NPM sebesar 0,027, hal ini dapat diartikan bahwa

variabel NPM berpengaruh terhadap going concern audit report, karena nilai

Page 76: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

76

signifikasi NPM = 0,027 < 0,05. Dengan demikian hipotesis 2d diterima, artinya

tinggi rendahnya NPM terbukti secara signfikan berpengaruh terhadap going

concern audit report.

4.2.4.3 Pengaruh Rasio Aktivitas Terhadap Penerimaan Opini Audit Going

Concern

4.2.4.3.1 Pengaruh TAT Terhadap Going Concern Audit Report

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 13.

diperoleh hasil signifikasi TAT sebesar 0,765, hal ini dapat diartikan bahwa

variabel TAT tidak berpengaruh terhadap going concern audit report, karena

nilai signifikasi TAT = 0,765 < 0,05. Dengan demikian hipotesis 3a ditolak,

artinya tinggi rendahnya TAT tidak terbukti secara signfikan berpengaruh

terhadap going concern audit report.

4.2.4.3.2 Pengaruh Inventory Turnover Terhadap Going Concern Audit

Report

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 13.

diperoleh hasil signifikasi inventory turnover sebesar 0,363, hal ini dapat

diartikan bahwa variabel inventory turnover tidak berpengaruh terhadap going

concern audit report, karena nilai signifikasi inventory turnover = 0,363 > 0,05.

Dengan demikian hipotesis 3b ditolak, artinya tinggi rendahnya inventory

turnover tidak terbukti secara signfikan berpengaruh terhadap going concern

audit report.

Page 77: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

77

4.2.4.4 Pengaruh Rasio Laverage Terhadap Penerimaan Opini Audit Going

Concern

4.2.4.4.1 Pengaruh Debt Equity Terhadap Going Concern Audit Report

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 13.

diperoleh hasil signifikasi debt equity sebesar 0,721, hal ini dapat diartikan

bahwa variabel debt equity tidak berpengaruh terhadap going concern audit

report, karena nilai signifikasi debt equity = 0,721 > 0,05. Dengan demikian

hipotesis 4a ditolak, artinya tinggi rendahnya debt equity belum dapat

membuktikan secara signfikan berpengaruh terhadap going concern audit report.

4.2.4.4.2 Pengaruh Leverage Ratio Terhadap Going Concern Audit Report

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 13.

diperoleh hasil signifikasi leverage ratio sebesar 0,013, hal ini dapat diartikan

bahwa variabel leverage ratio berpengaruh terhadap going concern audit report,

karena nilai signifikasi leverage ratio = 0,013 < 0,05. Dengan demikian hipotesis

4b diterima, artinya tinggi rendahnya leverage ratio terbukti secara signfikan

berpengaruh terhadap going concern audit report.

Page 78: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

78

4.2.4.5 Pengaruh Rasio Pasar Terhadap Penerimaan Opini Audit Going

Concern

4.2.4.5.1 Pengaruh OPM Terhadap Going Concern Audit Report

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 13.

diperoleh hasil signifikasi OPM sebesar 0,258, hal ini dapat diartikan bahwa

variabel OPM berpengaruh terhadap going concern audit report, karena nilai

signifikasi OPM = 0,258 > 0,05. Dengan demikian hipotesis 5a ditolak, artinya

tinggi rendahnya OPM terbukti secara signfikan berpengaruh terhadap going

concern audit report.

4.2.4.5.2 Pengaruh PER Terhadap Going Concern Audit Report

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 13.

diperoleh hasil signifikasi PER sebesar 0,723, hal ini dapat diartikan bahwa

variabel PER tidak berpengaruh terhadap going concern audit report, karena nilai

signifikasi PER = 0,723 > 0,05. Dengan demikian hipotesis 5b ditolak, artinya

tinggi rendahnya PER belum dapat membuktikan secara signfikan berpengaruh

terhadap going concern audit report.

4.2.4.5.3 Pengaruh PBV Terhadap Going Concern Audit Report

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 13.

diperoleh hasil signifikasi PBV sebesar 0,927, hal ini dapat diartikan bahwa

variabel PBV tidak berpengaruh terhadap going concern audit report, karena

nilai signifikasi PBV = 0,927 > 0,05. Dengan demikian hipotesis 5c ditolak,

Page 79: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

79

artinya tinggi rendahnya PBV belum dapat membuktikan secara signfikan

berpengaruh terhadap going concern audit report.

4.3 Interpretasi Hasil

Rasio likuiditas (Current Ratio atau CR) berpengaruh terhadap going

concern audit report , Kondisi ini terjadi karena rasio likuiditas menggambarkan

kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang telah jatuh

tempo. CR dapat digunakan untuk mejelaskan apakah perusahaan mengalami

kesulitan keuangan atau tidak. Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan

akan memiliki rasio likuiditas yang rendah, dalam arti perusahaan tidak mampu

melunasi kewajibannya yang jatuh tempo. Perusahaan yang mengalami kesulitan

keuangan tersebut akan memiliki kecenderungan untuk mendapatkan going

concern audit report, sebaliknya perusahaan yang tidak memiliki masalah

keuangan dan mampu memenuhi kewajiban yang jatuh tempo lebih kecil

kecenderungannya mendapatkan going concern audit report.

Rasio profitabilitas GPM dan NPM berpengaruh terhadap going concern

audit report. Kondisi ini terjadi karena rasio ini berhubungan dengan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba dari setiap penjualan yang telah dilakukan

oleh perusahaan, apabila kemampuan rasio ini baik, maka kemampuan pihak

manajemen dalam mengatur jalannya perusahaan masih bagus, dimana

pendapatan masih lebih besar dari pengeluaran, sehingga kecenderungan untuk

mendapatkan going concern audit report rendah. ROI dan ROE tidak berpengaruh

Page 80: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

80

secara signifikan terhadap going concern audit report. Kondisi ini terjadi karena

sebagian besar dalam penelitian ini memiliki laba negative dan ada pula yang

memiliki equity negatif, namun ada yang mendapatkan going concern audit

report dan ada yang tidak mendapat going concern audit report, sehingga kurang

bisa menjelaskan going concern audit report.

Rasio leverage DTA berpengaruh terhadap going concern audit report,

kondisi ini terjadi karena DTA adalah merupakan leverage operasi yang diguakan

perusahaan untuk mengukur kemampuan kekayaan perusahaan untuk menjamin

hutangnya. Apabila kekayaan perusahaan tidak bisa untuk menjamin hutangnya,

maka kondisi keuangan perusahaan dalam kondisi buruk dan akan mendapatkan

going concern audit report. Rasio leverage DER tidak berpengaruh terhadap

going concern audit report, kondisi ini terjadi karena equity dalam sampel

penelitian ini ada yang negatif, akan tetapi hal ini bukan berarti bahwa perusahaan

dalam kondisi ini tidak dapat diobati atau disembuhkan, bisa dikembalikan

kondisi keuangannya dengan cara meger atau akuisisi oleh perusahaan pemilik

modal dan dengan ketekunan bisa saja perusahaan tersebut bisa kembali menjadi

baik kondisi keuangannya, kondisi inilah yang menyebabkan mengapa DER tidak

berpengaruh terhadap going concern audit report.

Rasio aktivitas (TAT dan inventory turnover) tidak berpengaruh terhadap

going concern audit report. Kondisi ini terjadi karena ukuran aktivitas perusahaan

adalah berbeda-beda ada perusahaan yang memiliki rasio TAT dan inventory

turnover yang rendah akan tetapi kondisi keuangan baik, sehingga tidak

Page 81: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

81

mendapatkan DER tidak berpengaruh terhadap going concern audit report.

Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur, yang memiliki

banyak jenis spesialisasi industrinya, sehingga aktivitas perusahaan juga berbeda,

seperti perusahaan Food and Beverage, Farmasi, Consumer Good, karena bahan

bakunya ada tanggal kadaluarsanya, maka akan memiliki rasio aktivitas yang

lebih cepat jika dibandingkan dengan perusahaan kategori paper dan textile yang

bahan bakunya lebih tahan lama. kondisi inilah yang menyebabkan mengapa

rasio aktivitas tidak berpengaruh terhadap going concern audit report.

Rasio pasar OPM, PER dan PBV tidak berpengaruh terhadap going

concern audit report, kondisi ini terjadi karena pasar di Indonesia adalah pasar

setengah kuat, karena dalam proses pengambilan keputusan jual-beli saham

investor menggunakan data harga saham masa lalu, dan semua informasi yang

dipublikasikan seperti laporan keuangan tahunan, pengumuman bursa, informasi

keuangan international, peraturan perundangan pemerintah, peristiwa politik,

peristiwa hukum. Laporan keuangan yang dianalisis oleh investor adalah yang

behubungan dengan informasi-informasi yang sangat mempengaruhi pergerakan

harga saham, seperti pengumuman dividen. Dalam penelitian ini adalah

perusahaan yang memiliki laba negatif dan biasanya nilai pasarnya negatif,

sehingga apakah perusahaan tersebut akan mendapatkan going concern atau tidak

tetap saja nilai PER dan PBV tidak memiliki pengaruh terhadap opini audit

tersebut.

Page 82: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

82

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dibuat

kesimpulan sebagai berikut :

1. Perusahaan yang memiliki tingkat Likuiditas (current ratio atau CR) tinggi

maka semakin rendah kemungkinan auditor independen memberikan opini

audit going concern.

2. Perusahaan yang memiliki tingkat leverage tinggi maka semakin tinggi

kemungkinan auditor independen memberikan opini audit going concern.

3. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas (gros profit magin atau GPM

dan net profit margin atau NPM) tinggi maka semakin kecil kemungkinan

auditor independen memberikan opini audit going concern.

4. Kondisi keuangan seperti yang dicerminkan oleh return on investment (ROI),

return on equity (ROE), total asset turnover (TAT), inventory turnover, debt

equity, operating profit margin (OPM), price earning ratio (PER), dan price

book value (PBV) tidak berpengaruh terhadap kemungkinan auditor

independen memberikan opini audit going concern.

Page 83: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

83

5.2 Keterbatasan

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah :

1. Sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur, tidak keseluruhan

perusahaan yang berada di Indonesia.

2. Penelitian ini hanya menggunakan variabel keuangan.

5.3 Saran Penelitian Lanjutan

Saran dan implikasi penelitian selanjutnya adalah :

1. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor manufaktur, untuk penelitian

selanjutnya dapat dilakukan pada perusahaan sektor non-manufaktur.

2. Penelitian selanjutnya tidak terbatas pada variabel keuangan, bisa menambah

variabel non keuangan.

Page 84: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

84

DAFTAR PUSTAKA

Fanny, M. Dan Saputra, S. 2005. “Opini Audit Going Concern: Kajian

Berdasarkan Model Prediksi Kebrangkutan, Pertumbuhan Perusahaan,

dan Reputasi Kantor Auditor Akuntan Publik (Studi pada Emiten Bursa

Efek Jakarta)”. Simposium Nasional Akuntansi VII: pp/ 966-978.

Fitrianasari, Ella dan Indira Januarti, 2008. “Analisis Rasio Keuangan dan Rasio

Non Keuangan yang mempengaruhi Auditor dalam Memberikan Opini

Audit Going Concern pada Auditeee (Studi Empiris pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2000-2005)”.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS.

Edisi 4. Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.

Hani, C. dan Mukhlasin. 2003. “Going concern dan Opini Audit : Suatu Studi

pada Perusahaan Perbankan di BEJ”. Simposium Nasiional Akuntansi

VI. pp. 1221-1233.

Kurnia Susanto, Yulius. 2009. “Faktot-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan

Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Publik Sektor

Manufaktur”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi: Vol. 11, No. 3, Desember

2009, Hlm. 155-173.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Profesi Akuntan Publik. Jakarta:

Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:

Salemba Empat.

Indonesia Stock Exchange. 2007. Indonesian Capital Market Directory. Jakarta:

ECFIN.

Indonesia Stock Exchange. 2008. Indonesian Capital Market Directory. Jakarta:

ECFIN.

Page 85: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

85

Indonesia Stock Exchange. 2009. Indonesian Capital Market Directory. Jakarta:

ECFIN.

Januarti. 2000. “Profesi Akuntan Merespon Dampak Memburuknya Kondisi

Ekonomi”. Jurnal Akuntansi & Keuangan. Vol. 2, No. 2. Pp. 151-

161.

Joanna, L. Ho. 1994. “The Effect of Experience on Consensus of Going-Concern

Judgments”. Behavioral Research in Accounting Vol 6. pp 160-172.

Koh Hian Chye and Tan Sen Suan. 1999. “A Neural Network Approach to The

Prediction of Going Concern Status”. www.google.com.

Komalasari, Agriyanti. 2004. “Analisis Pengaruh Kualitas Auditor dan Proxi

Going Concern Terhadap Opini Audit Going Concern Terhadap Opini

Auditor”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 9. No. 2. H. 1-15.

Kweon, Arthur, et. Al. 2008. “Manajemen Keuangan (dialih bahasakan oleh

Marcus Prihminto Widodo)”. Jakarta: Mancanan Jaya Cemerlang.

Mulyadi. 2002. “Auditing”. Buku 1. Yogyakarta: Salemba Empat.

Munawir, S. 2002. “Analisis Laporan Keuangan”. Yogyakarta: Liberty.

Mayangsari, S. 2003. “Pengaruh Kualitas Audit, Independensi terhadap Integritas

Laporan Keuangan”. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya.

Noverio, Rezkhy. 2011. “Analisis pengaruh kualitas auditor, Likuiditas,

Profitabilitas dan Solvabilitas terhadap Opini Audit Going Concern

pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Skripsi, Universitas Diponegoro.

Praptorini, M. D. dan I. Januarti, 2007. “Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt

Default, dan Opinion Shopping terhadap Penerimaan Opini Audit

Going Concern”. Simposium Nasional Akuntansi X, pp. 1-25.

Page 86: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

86

Ramadhany, Alexander. 2004. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur

yang Mengalami Financial Distress di Bursa Efek Jakarta”. Tesis,

Universitas Diponegoro, Semarang. Tidak Dipublikasikan.

Santosa, Arga Fajar dan Linda K. Wedari. 2007. “Analisis Faktor yang

Mempengaruhi KecenderunganPenerimaan Opini Audit Going

Concern.” JAAI, Vol.11, No.2, Desember 2007:141-158.

Sertyarno, Eko Budi, Indira Januarti dan Faisal. 2006. “Pengaruh Kualitas Audit,

Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya,

Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern”,

Simposium Nasional Akuntansi Padang, h 1-25.

Siagian, Dewi A. Handayani, 2009. Pengaruh Proksi Going concern dan Opini

Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Tahun Berjalan pada

Bank Umum yang Go Publik di Indonesia. Medan. Jurnal Akuntansi

dan Keuangan.

Surbakti, Meliyanti Yosephine. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)”. Skripsi,

Universitas Diponegoro.

Page 87: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

87

Descriptives

Descriptive Statistics

78 -412,86 143,52 -10,5377 56,06232

78 -24,19 87,93 2,4169 13,22791

78 -,12 113,71 2,7255 13,14250

78 -36,75 216,26 5,0458 26,82393

78 ,18 2,85 1,0005 ,63603

78 -6,667055 ,360000 -,138116 ,836954145

78 -9,417493 6,240000 -,238529 1,376187008

78 -5,833236 1,170000 -,272841 ,807926833

78 ,18 194,63 13,3921 35,33867

78 ,03 3,75 1,0031 ,75887

78 -86,62 44,53 -9,1245 18,32144

78 -230,76 774,78 -4,6549 131,48428

78 0 1 ,73 ,446

78

PER

PBV

CR

Debt Equity

Leverage ratio

GPM

OPM

NPM

Inventory Turnov er

TAT

ROI

ROE

Opini_audit_

going_concern

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Logistic Regression

Case Processing Summary

78 100,0

0 ,0

78 100,0

0 ,0

78 100,0

Unweighted Casesa

Included in Analysis

Missing Cases

Total

Selected Cases

Unselected Cases

Total

N Percent

If weight is in ef f ect, see classif ication table for the total

number of cases.

a.

Page 88: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

88

Dependent Variable Encoding

0

1

Original Value

0

1

Internal Value

Block 0: Beginning Block

Iteration Historya,b,c

90,316 ,909

90,237 ,980

90,237 ,981

90,237 ,981

Iterat ion

1

2

3

4

Step

0

-2 Log

likelihood Constant

Coeff icients

Constant is included in the model.a.

Initial -2 Log Likelihood: 90,237b.

Est imat ion terminated at iterat ion number 4 because

parameter estimates changed by less than ,001.

c.

Classification Tablea,b

0 21 ,0

0 56 100,0

72,7

Observed

0

1

Opini_audit_

going_concern

Overall Percentage

Step 0

0 1

Opini_audit_going_

concern Percentage

Correct

Predicted

Constant is included in the model.a.

The cut v alue is ,500b.

Page 89: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

89

Variables in the Equation

,981 ,256 14,693 1 ,000 2,667ConstantStep 0

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Variables not in the Equation

,226 1 ,635

,040 1 ,842

4,626 1 ,031

,123 1 ,726

3,184 1 ,074

,920 1 ,338

,288 1 ,591

1,931 1 ,165

2,137 1 ,144

,322 1 ,570

1,342 1 ,247

,676 1 ,411

15,248 12 ,228

PER

PBV

CR

DebtEquity

Leverageratio

GPM

OPM

NPM

InventoryTurnover

TAT

ROI

ROE

Variables

Overall Statistics

Step

0

Score df Sig.

Block 1: Method = Enter

Iteration Historya,b,c,d

75,756 ,532 ,001 ,023 -,035 ,004 ,573 -,493 ,216 -,135 -,013 -,110 -,008 ,002

70,987 ,482 ,001 ,032 -,074 ,006 ,886 -1,246 ,308 -,145 -,018 -,133 -,012 ,002

66,993 ,540 ,001 ,026 -,152 ,007 ,986 -2,479 ,357 -,656 -,019 -,083 -,005 ,003

64,427 ,710 ,002 ,001 -,272 ,007 1,061 -3,446 ,632 -2,488 -,019 -,094 ,018 ,002

63,418 ,882 ,002 -,009 -,467 ,007 1,202 -3,895 ,826 -3,718 -,021 -,122 ,032 ,003

63,250 ,945 ,002 -,009 -,602 ,007 1,335 -4,025 ,896 -4,139 -,022 -,142 ,037 ,003

63,246 ,951 ,002 -,009 -,622 ,007 1,365 -4,058 ,908 -4,212 -,022 -,146 ,038 ,004

63,246 ,951 ,002 -,009 -,623 ,007 1,366 -4,059 ,908 -4,214 -,022 -,146 ,038 ,004

63,246 ,951 ,002 -,009 -,623 ,007 1,366 -4,059 ,908 -4,214 -,022 -,146 ,038 ,004

Iterat ion

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Step

1

-2 Log

likelihood Constant PER PBV CR DebtEquity Leveragerat io GPM OPM NPM

Inventory

Turnover TAT ROI ROE

Coeff icients

Method: Entera.

Constant is included in the model.b.

Initial -2 Log Likelihood: 90,237c.

Estimat ion terminated at iteration number 9 because parameter estimates changed by less than ,001.d.

Page 90: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

90

Omnibus Tests of Model Coefficients

26,990 12 ,008

26,990 12 ,008

26,990 12 ,008

Step

Block

Model

Step 1

Chi-square df Sig.

Model Summary

63,246a ,296 ,428

Step

1

-2 Log

likelihood

Cox & Snell

R Square

Nagelkerke

R Square

Est imat ion terminated at iterat ion number 9 because

parameter estimates changed by less than ,001.

a.

Hosmer and Lemeshow Test

3,191 8 ,922

Step

1

Chi-square df Sig.

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

7 6,869 1 1,131 8

3 3,457 5 4,543 8

2 3,015 6 4,985 8

4 2,410 4 5,590 8

2 2,070 6 5,930 8

1 1,619 7 6,381 8

1 ,964 7 7,036 8

1 ,480 7 7,520 8

0 ,115 8 7,885 8

0 ,001 5 4,999 5

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Step

1

Observed Expected

Opini_audit_going_

concern = 0

Observed Expected

Opini_audit_going_

concern = 1

Total

Page 91: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

91

Classification Tablea

7 14 33,3

1 55 98,2

80,5

Observed

0

1

Opini_audit_

going_concern

Overall Percentage

Step 1

0 1

Opini_audit_going_

concern Percentage

Correct

Predicted

The cut v alue is ,500a.

Variables in the Equation

,002 ,005 ,125 1 ,723 1,002 ,993 1,011

-,009 ,099 ,009 1 ,927 ,991 ,815 1,204

-,623 ,423 2,169 1 ,041 ,536 ,234 1,229

,007 ,019 ,128 1 ,721 1,007 ,970 1,045

1,366 ,730 3,501 1 ,013 3,918 ,937 16,378

-4,059 3,033 1,791 1 ,018 ,017 ,000 6,588

,908 ,804 1,277 1 ,258 2,480 ,513 11,984

-4,214 3,813 1,222 1 ,027 ,015 ,000 26,006

-,022 ,025 ,826 1 ,363 ,978 ,932 1,026

-,146 ,487 ,089 1 ,765 ,865 ,333 2,247

,038 ,043 ,772 1 ,380 1,038 ,955 1,129

,004 ,007 ,302 1 ,583 1,004 ,991 1,016

,951 ,853 1,243 1 ,265 2,589

PER

PBV

CR

DebtEquity

Leveragerat io

GPM

OPM

NPM

InventoryTurnover

TAT

ROI

ROE

Constant

Step

1a

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

95,0% C.I. for EXP(B)

Variable(s) entered on step 1: PER, PBV, CR, DebtEquity , Leverageratio, GPM, OPM, NPM, Inv entoryTurnov er, TAT, ROI, ROE.a.

Page 92: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

92

Correlation Matrix

1,000 ,131 -,123 -,191 -,076 -,338 -,324 -,079 ,098 ,041 -,607 -,101 ,231

,131 1,000 -,091 ,059 ,003 -,095 -,002 ,009 -,069 ,070 -,044 ,051 ,023

-,123 -,091 1,000 -,081 -,310 ,068 ,019 -,156 ,430 -,594 ,175 -,409 ,134

-,191 ,059 -,081 1,000 ,062 -,515 -,108 -,084 ,101 ,094 ,146 -,184 -,096

-,076 ,003 -,310 ,062 1,000 -,044 ,083 ,102 -,129 ,171 -,023 ,073 ,019

-,338 -,095 ,068 -,515 -,044 1,000 ,026 ,113 -,163 -,120 -,158 ,262 ,056

-,324 -,002 ,019 -,108 ,083 ,026 1,000 -,072 -,007 ,148 ,029 ,011 -,191

-,079 ,009 -,156 -,084 ,102 ,113 -,072 1,000 -,774 -,168 ,129 ,611 ,110

,098 -,069 ,430 ,101 -,129 -,163 -,007 -,774 1,000 ,062 -,133 -,862 -,072

,041 ,070 -,594 ,094 ,171 -,120 ,148 -,168 ,062 1,000 -,248 -,011 -,095

-,607 -,044 ,175 ,146 -,023 -,158 ,029 ,129 -,133 -,248 1,000 ,115 -,108

-,101 ,051 -,409 -,184 ,073 ,262 ,011 ,611 -,862 -,011 ,115 1,000 -,195

,231 ,023 ,134 -,096 ,019 ,056 -,191 ,110 -,072 -,095 -,108 -,195 1,000

Constant

PER

PBV

CR

DebtEquity

Leveragerat io

GPM

OPM

NPM

InventoryTurnover

TAT

ROI

ROE

Step

1

Constant PER PBV CR DebtEquity Leveragerat io GPM OPM NPM

Inventory

Turnover TAT ROI ROE

Step number: 1

Page 93: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

93

Observed Groups and Predicted Probabilities

16

F

R 12

E

1

Q

1

U

1

E 8

1

N

1

C 1

1

Y 1 1

1

4 11 11

11 1

0 01 111 1 1

11 1

00 101 1 1 110 11 1 11

1111 1

00 0 0 101 100 1100000 11 0011

110111

Predicted

Prob: 0 ,25 ,5 ,75

1

Page 94: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN …eprints.undip.ac.id/35289/1/Endah_Adityaningrum.pdf · Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi ... Data-data

94

Group:

000000000000000000000000000000111111111111111111111111111111

Predicted Probability is of Membership for 1

The Cut Value is ,50

Symbols: 0 - 0

1 - 1

Each Symbol Represents 1 Case.

Casewise Listb

S 0 ,410 0 -,410 -,834

S 1 ,874 1 ,126 ,380

S 0** ,748 1 -,748 -1,724

S 0** ,943 1 -,943 -4,063

Case

7

22

29

73

Selected

Statusa

Opini_audit_

going_

concern

Observed

Predicted

Predicted

Group Resid ZResid

Temporary Variable

S = Selected, U = Unselected cases, and ** = Misclassif ied cases.a.

Cases with studentized residuals greater than 2,000 are listed.b.