analisis gugus fungsional.docx

Upload: apriyanti-tindage

Post on 08-Mar-2016

219 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kimor

TRANSCRIPT

LAPORAN RESMI KIMIA ORGANIK II

Nama/Nim: 1. Apriyanti Tindage(652014007) 2. Putri Prajna Paramitha(652014015)Tanggal Praktikum : 23 September 2015Judul: ANALISIS GUGUS FUNGSIONAL

I. TUJUAN1. II. DATA FISIKBahanMwBp (C)Mp (C)dSifat khas

Metanol

32,04

64,7

-97,8

0,7866 Larut dalam air, etanol, eter, benzene, keton dan pelarut organik lain Beracun Merupakan cairan yang tidak stabil Berbau tajam Mudah menguap dan terbakar Merupakan hasil oksidasi hidrokarbon

Etanol

46,07

78,5

-130

0,798 Larutan tidak berwarna Mudah menguap Mudah terbakar Dibentuk dari fermentasi gula, tepung dan karbohidrat lain Larut dalam air, etanol dan benzene Sangat reaktif Berasa panas Berbau enak Menyerap air dengan cepat dari udara

Tersier Butyl alkohol79,282,41-0,7805 Berbentuk kristal Larut dalam air, alkohol, eter, benzene Bersifat racun

Kalium bikromat294,4-3952,676-

Asam asetat60,0511816,71,049 Berwujud cairan Berbau tajam Merupakan pelarut yang baik untuk banyak senyawa organik Dapat melarutkan fosfor, sulfur, asam halida Larut dalam air, alkohol, gliserol, eter, dan karbon tetraklorida Pada praktek tidak larut dalam karbon disulfid Ka = 1,8 x 10-5

Aseton

58,08

56,2

-95,35

0,7899 Larutan tidak berwarna Mudah menguap Mudah terbakar Dibentuk dari fermentasi Berbau tajam dan menyengat Kelarutan dalam air, alkohol, eter, benzene dan kloroform

Formaldehida

30,03

96

-

1,081s/d1,085 Mudah teebakar Tidak berwarna Sangat reaktif Larut dalam air, alkohol, aseton dan benzene Berbau tajam dan menyengat Teroksidasi lambat di udara membentuk asam formiat Uapnya berbahaya jika dihirup Sangat reaktif

Benzaldehid

106,12

179

-56,5

1,043 Cairan yang refraktif kuat Larut dalam 350 Larut dalam alkohol, eter, minyak dan air Berupa cairan Bebas alkohol, kloroform, eter

Asetofenon120,1520220,51,033-

Na2CO3106-8512,53 Higroskopis Berbau khas Dapat larut dalam 3,5 bagian air pada suhu kamar Tidak larut dalam alkohol

NaHCO384----

NaOH40,01-3182,13 Menyerap air dan CO2 dengan cepat dari udara Sangat korosif terhadap jaringan tubuh hewan dan tumbuhan Larut dalam air, alkohol, metanol, gliserol Disebut soda kausatik (soda api) Reaksi dengan air atau asam bersifat endoterm

Kalium permanganat192,277463,650,862-

Fenol94,1118240,851,071 Tidak berwarna Beracun Zat padat berbentuk hablur Berbau khas Mudah menguap Larut dalam air, alkohol, eter, benzene, kloroform, gliserol, karbon disulfid Bersifat menggigit

Isopropanol60,0982,5-85,80,7808 Larut dalam air, alkohol, eter Mudah menguap

HCl36,47-85,03-114,191,097 Tidak berwarna Korosif Tidak mudah terbakar Berbau tajam (berbau khas) Berasap Larut dalam air, metanol, etanol, eter Membentuk azeotrop dengan air dimana BP azeotropnya = 110 C (komposisi 20,24 % HCl dalam campuran)

FeCl3162,223163,72,9 Larut dalam air, alkohol, eter, aseton Berbentuk kristal heksagonal Sangat higroskopis

Amina71,1265---

Asam Formiat46,02100,58,41,220 Tidak berwarna Cairan berbahaya Larut dalam air

Anilin

93,12

184-186

-6

1,022 Tidak berwarna Cairan berminyak dan beracun Mudah menguap

Difenil amin169,2230253-541,16 Tidak berwarna Berbentuk kristal Tidak larut dalam air

Hidroksi napthalene

144,16

288

96

1,0954

Mudah menguap Larut dalam air Peka terhadap cahaya Beracun

Air (Aquades)

18,016

100

0

0,988

Merupakan pelarut universal yang paling sering digunakan Cairan jernih, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna Tidak menguap dan tidak mudah terbakar

Asam Sulfat

98,08

290101,84 Jernih, tidak berwarna Merupakan asam anhidrat Mudah terbakar Dapat bercampur dengan air dan alkohol

Iodine

126,904113,5184,44,93 Berbentuk cairan berwarna cokelat kemerahan

- naphtol

144,16288961,0954 Berbau fenol Rasanya tidak enak Mudah menyublim Mudah menguap Menjadi berwarna kehitaman jika terkena cahaya Dapat mereduksi perak amonium nitrat Sedikit larut dalam air, larut dalam alkohol, benzen, kloroform, eter, alkali hidroksida

III. ALAT DAN BAHANA. Alat1. 16 | ANALISIS GUGUS FUNGSIONAL

2. Tabung Reaksi3. Kaki Tiga4. Pembakar Bunsen5. Spatula6. Pipet Tetes7. Korek Gas8. B. Bahan1. 2. Metanol3. Etanol4. Tersier Butil Alkohol5. K2Cr2O76. HCl7. KMnO48. Na2CO39. Asam Asetat10. Asam Formiat11. H2SO4 pekat12. DNP13. Aeton14. Asetofenon15. Benzaldehid16. Formalin17. AgNO318. NH319. NaOH20. I221. Isopropanol22. KI23. HNO324. KBr25. Urea26. Fenol27. NaHCO328. Air29. FeCl330. Anilin31. Difenilamin32. NaNO233. -Naphtalen34. KClIV. METODE1. Alkohol Diteteskan 3 tetes metanol ke dalam tabung reaksi yang sudah diisi 0,5 ml larutan K2Cr2O7 dan HCl 1 tetes Diamati perubahan yang terjadi Diulangi langkah 1 dengan K2Cr2O7 diganti dengan KMnO4 Diamati perubahan yang terjadi Diulangi langkah 1-4 untuk menguji Etanol dan Tersier Butil Alkohol2. KarbonilPercobaan A Dimasukkan setetes aseton ke dalam tabung reaksi yang sudah diisi 0,5 ml reagen DNP Diamati warna zat padat yang terbentuk Diulangi langkah 1-2 dengan menggunakan asetofenon, benzaldehida, dan formalinPercobaan B Dimasukkan 1 pipet AgNO3 dan 1 pipet NH3 ke dalam tabung reaksi Ditambahkan 1 pipet Formalin lalu dipanaskan Diamati perubahan yang terjadi sebelum dan setelah dipanaskanPercobaan C Dimasukkan 5 tetes aseton ke dalam tabung reaksi 3. Asam Karboksilat4. Ikatan Tidak Jenuh5. Halida6. Fenol7. Amina8. Amida PrimerV. HASIL PENGAMATAN1. Alkohol K2Cr2O7 + HCl + etanol oranye kuning kecoklatan + K2Cr2O7 + HCl + metanol oranye kuning kecoklatan K2Cr2O7 + HCl + tersier butil alkohol oranye oranye KMnO4 + HCl + etanol coklat coklat KMnO4 + HCl + metanol ungu kecoklatan coklat KMnO4 + HCl + tersier butil alkohol ungu ungu2. KarbonilPercobaan A DNP + asetontidak ada zat padat DNP + asetofenon padatan oranye +++ DNP + benzaldehid padatan oranye ++ DNP + formalin padatan kuningPercobaan B AgNO3 + NH3 +formalin coklat cermin perak, larutan warna hitamPercobaan C Aseton + NaOH + I2 terbentuk Kristal iodoform ++ Etanol + NaOH + I2 terbentuk Kristal iodoform Isopropanol + NaOH + I2 terbentuk Kristal iodoform +3. Asam KarboksilatPercobaan A Na2CO3 + asam asetat gelembung ++++ NaHCO3 + asam asetat gelembung +++Percobaan B Asam formiat + etanol + H2SO4 pekat gelembung++ dan berbau tajam4. Ikatan Tidak Jenuh(percobaan tidak dilakukan)5. Halidaa. KI NaOH + KI tidak ada perubahan warna NaOH + KI + HNO3 larutan berwarna kuning NaOH + KI + HNO3 + AgNO3 putih kekuningan larut sebagian NaOH + KI + HNO3 + AgNO3 + NH3 larutan berwarna banyak pb. KBr NaOH + KBr tidak ada perubahan warna NaOH + KBr + HNO3 tidak ada perubahan, gas tidak berwarna NaOH + KBr + HNO3 + AgNO3 putih kekuningan larut sebagian NaOH + KBr + HNO3 + AgNO3 + NH3 keruh p larut sebagianc. KCl NaOH + KCl tidak ada perubahan warna NaOH + KCl + HNO3 tidak ada perubahan, gas tidak berwarna NaOH + KCl + HNO3 + AgNO3 p larut sebagian NaOH + KCl + HNO3 + AgNO3 + NH3 larutan warna putih larut 6. Fenola. Uji Daya Larut Fenol + NaOH larut Fenol + Na2CO3 tidak larut, gelembung gas ++ Fenol + NaHCO3 tidak larut, gelembung gas +++b. Uji FeCl3 Air + fenol + FeCl3larutan berwarna ungu7. Aminaa. Uji Daya Larut Anilin + HCl agak keruh keruh + NaOH tidak larut Difenilamin + HCl keruh agak keruh + NaOH larutb. Reaksi dengan Asam Nitrous Anilin + HCl + NaNO2 + -naphtalen + NaOH gas tidak berwarna, banyak minyak berwarna kuning Difenilamin + HCl + NaNO2 + -naphtalen + NaOH gas berwarna putih, tidak ada minyak8. Amida Primer Urea + NaOH kertas lakmus merah menjadi biru, berbau seperti NH3VI. PEMBAHASAN1. AlkoholDari hasil percobaan, metanol dan etanol dioksidasi dengan K2Cr2O7 dalam suasana asam akan memberikan perubahan warna dari oranye menjadi kuning kecoklatan. Sedangkan pada saat tersier butil alkohol direaksikan dengan K2Cr2O7 dalam suasana asam tidak terjadi perubahan warna. hal ini berarti tersier butil alkohol tidak dapat dioksidasi. Jika metanol dan etanol direaksikan dengan KMnO4 dalam suasana asam, maka akan memberikan perubahan warna dari coklat menjadi coklat untuk etanol dan ungu kecoklatan menjadi coklat untuk metanol. Sedangkan saat tertier butil alkohol dan KMnO4 direaksikan dalam suasana asam tidak memberikan perubahan warna. Hal ini menunjukkan bahwa yang dapat dioksidasi hanyalah alkohol primer dan sekunder. Oksidasi alkohol primer menghasilkan aldehida sedangkan alkohol sekunder menghasilkan keton. Sedangkan alkohol tersier tidak teroksidasi. 2. Karbonil Gugus aldehida dan keton dapat diidentifikasi dengan menambahkan reagen d.n.p (2,4-dinitrofenilhydrazin) dan akan menghasilkan endapan padat berwarna oranye yang disebut 2,4-Dinitrofenil Hidrazon. Dari percobaan didapatkan hasil : DNP + aseton tidak ada zat padat DNP + asetofenon padatan oranye +++ DNP + benzaldehid padatan oranye ++ DNP + formalin padatan kuningPada aseton adalah tidak terbentuk endapan padat. Padahal seharusnya terbentuk padatan berwarna jingga, karena aseton mengandung gugus keton. Sedangkan pada asetofenon terbentuk padatan oranye(+++), dari warna padatan yang terbentuk, berarti asetofenon mengandung gugus keton.Pada benzaldehid terbentuk padatan oranye(++) dan pada formalin/formaldehid terbentuk padatan kuning. Hal ini dapat disimpulkan bahwa benzaldehid dan formaldehid mengandung gugus aldehid.Untuk analisa gugus aldehida digunakan K2CrO4/H+ dan reagen Tollen. Reaksi fomaldehida dengan reagen Tollen menyebabkan warna larutan menjadi coklat dan setelah dilakukan pemanasan menghasilkan cemin perak sehingga sering juga disebut reaksi cermin perak. Gugus asetil dapat diketahui dengan terbentuknya Iodoform jika direaksikan dengan Iodium dalam lingkungan basa. Dari percobaan didapat hasil : Aseton + NaOH + I2 terbentuk Kristal iodoform ++ Etanol + NaOH + I2 terbentuk Kristal iodoform Isopropanol + NaOH + I2 terbentuk Kristal iodoform +Pada aseton, etanol, dan isopropanol membentuk kristal iodoform. Hal ini berarti aseron, etanol, dan isopropanol mengandung gugus asetil.3. Asam KarboksilatAsam karboksilat dapat bereaksi dengan larutan Na2CO3 dan NaHCO3 lalu akan melepaskan CO2. Dari percobaan ini didapatkan hasil : Na2CO3 + asam asetat gelembung ++++ NaHCO3 + asam asetat gelembung +++Dari hasil keduanya dapat diketahui jika kedua reaksi menghasilkan gas CO2. Dan dapat disimpulkan bahwa asam asetat mengandung gugus asam kaboksilat.Salah satu turunan dari asam karboksilat yang dibahas dalam percobaan ini adalah ester yaitu senyawa yang diturunkan dari asam dengan mengganti gugus OH dengan gugus OR. Dalam percobaan ini, senyawa ester yaitu etil asetat disintesis dengan berdasarkan reaksi esterifikasi.. Sebuah asam karboksilat mengandung gugus -COOH, dan pada sebuah ester hidrogen di gugus ini digantikan oleh sebuah gugus hidrokarbon dari beberapa jenis. Suatu asam akan membentuk ester jika direaksikan dengan etanol/alkohol. Senyawa etil asetat yang dibuat dalam percobaan ini adalah ester dari etanol dan asam formiat, dengan wujud berupa cairan tak berwarna dan memiliki aroma khas. Esterifikasi pada dasarnya adalah reaksi yang bersifat reversibel (dapat balik) karena ketika asam karboksilat yaitu asam formiat dan alkohol yaitu etanol dipanaskan untuk bereaksi maka akan terjadi reaksi kesetimbangan antara ester dan air. Artinya bahwa ester dan air yang terbentuk dapat kembali menghasilkan reaktan-reaktannya yaitu asam asetat maupun etanol. Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil reaksi yang banyak maka diusahakan agar reaksi cenderung bergeser ke arah produk yaitu dengan cara reaktan dibuat berlebih yang dalam percobaan ini etanol dibuat berlebih ketika direaksikan dengan asam asetat.Pada praktikum didapatkan bau ester yang khas, yaitu bau balon. Yang berarti menandakan terjadinya rekasi antara etanol dengan asam sulfat pekat dan as.formiat yang membentuk suatu uap akibat dari pemanasan dari asam dan alcohol,sehingga menimbulkan bau ester yang khas, persamaannya adalah :CH3CH2OH + HCOOH H2SO4 HCOOCH2CH3 + H2O(etanol + as.formiat)(etil etanoat/etil asetat)4. Ikatan Tidak Jenuh(percobaan tidak dilakukan)5. Halida Pada percobaan ini senyawa halida yang digunakan yaitu: KCl,KBr,KI. Persenyawaan halida alifatis dapat disubtitusikan dengan ion hidroksida. Biasanya persenyawaan halida alifatis dipanaskan dengan larutan natrium hidroksida[NaOH] yang mendidih sehingga menghasilkan alkohol dan ion halida. Ion halida yang dilepaskan tersebut dapat diketahui dengan pembentukan garam peraknya.Sukar-mudahnya subtitusi dengan ion hidroksida itu tergantung pada jenis persenyawaan halidanya (primer,sekunder atau tersier).Percobaan pertama digunakan KI. Larutan KI yang ditambahkan NaOH dan dipanaskan, lalu didinginkan dan diasamkan dengan HNO3, larutan berubah warna menjadi kuning. Kemudian ditambah juga AgNO3 setetes demi-tetes, terbentuk endapan putih yang larut sebagian, lalu endapan ini ditambah NH3 ,larutan berubah warna menjadi kuning dan terdapat banyak endapan putih. Dari percobaan pertama, ternyata endapan perak Iodida tidak larut dalam larutan ammonia pekat.Percobaan kedua digunakan KBr, larutan KBr yang ditambahkan NaOH yang dipanaskan, didinginkan, kemudian diasamkan dengan HNO3, terbentuk gas tidak berwarna dan tidak terjadi perubahan warna. Ketika ditambah AgNO3 terbentuk endapan hijau yang larut sebagian , lalu endapan ini ditambah NH3,terbentuk larutan berwarna keruh dan endapan putih yang larut sebagian. Dari percobaan kedua, ternyata endapan perak Bromida sedikit larut dalam larutan amonia pekat. percobaan pertama KCl, larutan KCl ditambahkan NaOH yang kemudian dipanaskan dan didinginkan lalu diasamkan dengan HNO3,terbentuk gas tidak berwarna, kemudian ditambahkan AgNO3 terbentuk endapan putih yang larut sebagian. Ketika endapan ini ditambah NH3 ,larutan menjadi bening dan endapan putih larut. Dari percobaan ketiga, ternyata endapan perak klorida ini larut dalam larutan amonia pekat.Menurut reaksi : KI + NaOH HNO3 KOH + I- dan AgNO3 + I- AgI KBr + NaOH HNO3 KOH + Br- dan AgNO3 + Br- AgBr KCl + NaOH HNO3 KOH + Cl- dan AgNO3 + Cl- AgCl6. Fenola). Uji Daya LarutPada percobaan ini digunakan 3 tetes fenol yang kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi NaOH, ternyata fenol dapat larut dalam NaOH, yang reaksinya :C6H6O + NaOH C6H5O- Na+ + H2OKemudian fenol direaksikan dengan Na2CO3 dan NaHCO3. Dari hasil percobaan, fenol bereaksi baik dengan larutan Na2CO3 maupun NaHCO3 dan melepaskan gas CO2. Produksi gas paling banyak saat bereaksi dengan Na2CO3, ditandai dengan banyaknya gelembung gas yang dilepaskan. Reaksi fenol dengan ion CO32- lebih banyak menghasilkan gelembung gas dibandingkan reaksi dengan ion HCO3-.Fenol dengan Na2CO3, reaksinya : C6H6O + Na2CO3 C6H5O- Na+ + CO2 + H2OFenol dengan NaHCO3,reaksinya :C6H6O +NaHCO3 C6H5O- Na+ + CO2 + H2Ob). Saat fenol direaksikan dengan FeCl3 dan air menghasilkan warna ungu. Warna ungu yang terbentuk merupakan ion kompleks yang terbentuk antara fenol dan kation Fe3+, reaksinya :C6H5OH + H2O + FeCl3 C6H5O- Fe3+ + CO2Pada saat percobaan diperoleh hasil berupa warna larutan menjadi ungu. Hal ini disebabkan karena pada saat larutan FeCl3 bereaksi dengan fenol yangmemiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O- yang dapat dilarutkan dalam air. Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H+. Fenol lebih asam karena ikatan kuat cincin aromatik dengan oksigen sementara ikatan antara oksigen dan hidrogen lebih lemah. Selain itu, keasaman fenol disebabkan oleh stabilitas ion feroksida yang mempunyai banyak struktur resonansi sehingga agak stabil (dibandingkan dengan alkohol yang tidak mempunyai sifat asam). Ka fenol adalah sekitar 1,3x10-10 . Jadi, fenol kira kira di antara etanol dan asam asetat (pKa = 4,75). Fenol yang dicampur dengan air akan membentuk 2 lapisan : satu lapisan mengandung air dan satu lapisan lain larutan fenol dalam air. Cara klasik untuk menunjukan senyawa fenol sederhana adalah dengan menggunakan larutan FeCl3 dalam air atau dalam alkohol. Reaksi besi (III) klorida (FeCl3) digunakan untuk mengetahui adanya gugus fenolik bebas. Senyawa yang mengandung gugus fenolik bebas dengan reaksi besi (III) klorida memberikan warna merah sampai ungu. Itulah sebabnya jika larutan fenol dalam air ditetesi dengan FeCl3 terbentuk larutan berwarna ungu.7. AminaDari hasil percobaan ini, anilin yang direaksikan dengan HCl menyebabkan warna larutan menjadi agak keruh. Dan setelah dilakukan pemanasan, warna larutan menjadi keruh. Sedangkan saat direaksikan dengan NaOH endapan tidak larut, hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya reaksi pada saat penambahan NaOH. Sehingga dapat disimpulkan bahwa anilin mengandung gugus amina. Untuk difenil amin, saat direaksikan dengan HCl, warna larutan berubah menjadi keruh, kemudian saat dipanaskan warna larutan berubah menjadi agak keruh. Dan saat direaksikan dengan NaOH tidak terjadi endapan (larut). Amina primer bereaksi dengan asam nitrit menghasilkan ion diazonium, amina sekunder bereaksi menghasilkan nitrosamina yang sering merupakan minyak yang warnanya kuning, sedangkan amina tertier tidak bereaksi dengan asam nitrit.Anilin yang merupakan amina primer saat direaksikan dengan NaNO2 dan HCl dengan penambahan es menghasilkan gelembung-gelembung gas dan ion diazonium. Sedangkan difenil amin yang merupakan amina sekunder saat direaksikan dengan NaNO2 dan HCl dengan penambahan es tidak menghasilkan minyak yang berwarna kuning dan gelembung-gelembung gas. Minyak yang berwarna kuning tesebut adalah nitrosamin.Amina (anilin) merupakan amina primer aromatis, karena pada akhir reaksi menghasilkan zat warna azo. Hal ini membuktikan bahwa anilin ketika ditambah Es batu ditambah HCl kemudian NaNO2 dapat membentuk ion diazonium. Sedangkan amina (difenilamin) warna larutan yang dihasilkan putih keruh dan tidak menghasilkan warna azo. Hal ini membuktikan berarti difenilamin tidak membentuk ion diazonium. 8. Amida PrimerAmida primer yang dianalisa dalam percobaan ini adalah urea yang direaksikan dengan NaOH. Gas yang dihasilkan dari reaksi ini berbau menyengat dan saat mulut tabung ditutup dengan kertas lakmus merah, warnanya berubah menjadi biru. Hal ini menunjukkan bahwa gas tesebut bersifat basa yaitu gas ammonia.VII. KESIMPULANVIII. JAWAB PERTANYAANIX. Beri 3 contoh yang berbeda kegunaan analisa gugus fungsional di dunia industri beserta penjelasannya.a. Aldehid misalnya, formaldehida. Formaldehida digunakan sebagai reagensia, sebagai bahan penghilang bau untuk sumbu lampu dan lilin, dan sebagai pengawet untuk contoh-contoh biologi (mayat). Dipakai untuk vaksinasi juga, larutan formaldehida dipakai untuk mengeringkan kulit, misalnya mengangkat kutil.Dalam industri, formaldehida kebanyakan dipakai dalam produksi polimer dan rupa-rupa bahan kimia. Jika digabungkan dengan fenol, urea, atau melamina, formaldehida menghasilkan resin termoset yang keras. Resin ini dipakai untuk lem permanen, misalnya yang dipakai untuk kayulapis/tripleks atau karpet. Juga dalam bentuk busa-nya sebagai insulasi. Lebih dari 50% produksi formaldehida dihabiskan untuk produksi resin formaldehida.b. Keton misalnya aseton. Aseton merupakan komponen utama dari cairan pelepas cat kuku. Aseton juga digunakan sebagai pelepas lem super. Digunakan juga untuk mengencerkan dan membersihkan resin kaca serat dan epoksi dan dapat melarutkan berbagai macam plastik dan serat sintesis. Dapat digunakan untuk mengencerkan resin kaca serat, membersihkan peralatan kaca gelas.c. Aromatik misalnya, fenol. Fenol merupakan komponen utama pada antiseptik dan merupakan bagian dari komposisi anestitika oral, contohnya semprotan kloralseptik. Berfungsi untuk pembuatan obat-obatan (aspirin).

3. ASAM KARBOKSILATPercobaan A 1. Ditambah masing-masing 5 tetes CH3COOH ke dalam tabung reaksi yang masing-masing berisi Na2CO3 dan NaHCO3.2. Diamati apa yang terjadi.Percobaan B 1. Dimasukkan 1ml Etanol dan 5 tetes H2SO4 (pekat) ke dalam tabung reaksi yang berisi 15 tetes asam formiat.2. Dipanaskan dengan penangas air.3. Diamati apa yang terjadi.4. HALIDA1. Ditambahkan 3 tetes KI ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan NaOH.2. Larutan dididihkan hanya unruk diamati perubahan yang terjadi.3. Larutan didinginkan.4. Lalu diasamkan dengan ditambah HNO3 pekat.5. Ditambahkan setetes demi setetes larutan AgNO3.6. Diamati apa yang terjadi, dicatat warna endapannya.7. Lalu ditambah NH3 dan diamati apa yang terjadi.8. Percobaan (1-6) diulangi dengan menggunakan KBr dan KCl.5. FENOLA Uji Daya Larut1. Ditambahkan 3 tetes fenol ke dalam tabung reaksi berisi 0,5 ml larutan NaOH.2. Diamati apa yang terjadi pada larutan.3. Percobaan (1-2) diulangi dengan menggunakan larutan Na2CO3 dan larutan NaHCO3.4. Diamati gelembung-gelembung gas CO2 yang terbentuk.B Uji FeCl31. Ditambahkan 3 tetes fenol ke dalam tabung reaksi berisi 2 ml air.2. Kemudian ditambahkan 4 tetes FeCl3.3. Larutan dihomogenisasikan hingga tercampur. Diamati warna larutan yang terbentuk.C Uji BromTIDAK DILAKUKAN

6. AMINAA. Uji Daya Larut1. Ditambahkan 3 tetes Anilin ke dalam tabung reaksi yang berisi 0,5 ml larutan HCL 1M.2. Jika diperlukan lakukan pemanasan.3. Ditambahkan larutan NaOH 2M berlebihan.4. Diamati apa yang terjadi.5. Percobaan (1-4) diulangi dengan menggunakan Difenilamin.B. Reaksi terhadap Asam Nitrorus1. Diisi tabung reaksi I dengan 5 tetes Anilin.2. Ditambahkan 2 gram es dan larutan HCL encer.3. Ditambahkan 5 tetes larutan NaNO2 dengan perlahan-lahan.4. Diperhatikan jika terjadi gelembung-gelembung gas atau minyak yang warnanya kuning.5. Percobaan (1-4) diulangi dengan diisi tabung reaksi II dengan Difenilamin.6. Pada tabung reaksi I dan II ditambahkan -Naphtol dan larutan NaOH.7. Diamati perubahan yang terjadi dan dicatat hasilnya.C. Uji BromTIDAK DILAKUKAN