analisis filsafat
TRANSCRIPT
1
PERKEMBANGAN ILMU, ILMU KEALAMAN DAN ILMU SOSIAL
Sebelum menelaah perkembangan ilmu, perlu lebih
dahulu anda pahami apakah pengetahuan dan apakah ilmu itu.
Bila anda pernah mengunjungi kota paris dan melihat sendiri
menara eifel, tentu anda akan dapat bercerita kepada teman
anda bahwa menara Eifel itu mengagumkan dan kota paris itu
kota yang indah. Pengetahuan tentang kota paris dengan
menara Eifelnya anda peroleh melalui pengalaman anda.
Pengalaman tersebut anda miliki karena anda melihat atau
mengamati sendiri melalui indera anda.
Seorang anda balita bersama ayahnya mengunjungi
kebun binatang yang terdapat di kota tempat tinggalnya . Si
anak memperoleh pengetahuan tentang kebun binatang melalui
inderanya dan ia tahu bahwa di kebun binatang terdapat
macam-macam binatang. Ayahnya memperoleh pengetahuan
tentang kebun binatang melalui pengamatannya juga, bahwa
kebun binatang di kotanya lebih kecil dan dan jenis
binatangnya pun tidak begitu banyak bila di bandingkan
dengan kebun binatang yang pernah ia lihat di kota lain. Anda
tentu dapat memahami bahwa pengetahuan yang diperoleh
ayahnya, meskipun mereka mengamati objek yang sama.
2
Dari contoh-contoh tadi, anda dapat menyimpulkan
bahwa pada dasarnya pengetahuan itu merupakan hasil tahu
tentang sesuatu yang diperoleh melalui usaha. Selain itu anda
juga dapat menyimpulkan bahwa pengetahuan yang terbentuk
pada diri masing-masing individu bergantung kepada
pengetahuan dan pengalaman individu tersebut sebelumnya.
Pengetahuan juga dapat diperoleh dari informasi yang
diberikan oleh orang lain kepada kita. Yang dimaksud dengan
informasi di sini adalah wacana yang dapat berbentuk lisan
atau tulisan. Dengan demikian, pembentukan pengetahan akan
berbeda-beda bagi tiap individu sebagaimana di kemukakan
oleh pandangan kontruktivisme . Sesuai dengan pandangan di
atas, kecepatan seseorang membentuk pengetahuan pun
berbeda-beda pula. Jadi, meskipun informasi atau stimulusnya
sama, berbagai individu akan membentuk pengetahuan yang
berbeda dengan kecepatan yang tidak sama pula. Bagi seorang
guru misalnya, hal yang sangat penting untuk diperhatikan
adalah bahwa dalam kegiatan mengajar harus diusahakan agar
wacana yang dilakukan tidak mudah disalahartikan oleh
peserta didiknya. Pengetahuan yang anda kenal pada contoh-
conto di atas merupakan pengetahuan inderawi, yaitu
pengetahuan yang di peroleh dari suatu objek tertentu dan yang
ingin kita hayati melalui indera dan pemikiran. Pengetahuan ini
3
biasa disebut pengetahuan saja atau dalam bahasa inggris di
sebut knowledge.
Pengetahuan ini dapat pula di peroleh melalui
pengalaman yang tidak hanya melalui indera, tetapi pula
diperoleh melalui eksperimen. Seorang peserta didik di Jakarta
memperoleh informasi dari guru bahwa air mendidih pada suhu
100 derajat celcius pada tekanan udara 760 mmHg atau 1
atmosfer. Makin rendah tekanan udara terhadap suatu zat cair,
makin rendah titik didihnya. Dari informasi tersebut ia
berhipotesis, apabila air dididihkan di daerah
pegunungan(misalnya di daerah puncak Jawa Barat ) titik
didihnya akan lebih rendah dari 100 derajat celcius karena di
daerah tersebut tekanan udara kurang dari 760 mmHg.
Kemudian ia mencoba mendidihkan air di daerah puncak dan
mengamati titik didih air tersebut. Dari percobaan atau
eksperimen yang dilakukan ia memperoleh kesimpulan atau
pengetahuan baru bahwa titik didih air di daerah puncak lebih
rendah daripada titik didih air di jakarta. Pengetahuan jenis ini
disebut pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang diperoleh
seseorang secara logis,sistematis, melalui penelitian dengan
metode ilmiah yang hasilnya dapat di pertanggungjawabkan.
Pengetahuan ilmiah ini di sebut ilmu atau sains yang berasal
4
dari kata science (inggris) yang kemudian berkembang menjadi
disiplin-disiplin ilmu tertentu.
Anda tentu masih ingat tentang apa yang dilakukan oleh
para ahli filsuf. Mereka senantiasa di tantang untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang sangat mendasar tentang segala
sesuatu yang mereka amati atau peristiwa yang mereka alami.
Pengetahuan yang mereka peroleh sebagai hasil pemikiran yang
rasional dan mendasar, kritis dan logis., analitis dan sistematis
untuk menjawab pertanyaan tentang hakikat, asas atau prinsip
dari seluruh realitas, disebut pengetahuan filsafati atau filsafat.
Dengan mengetahui adanya tiga macam pengetahuan
tersebut, anda diharapkan dapat menentukan jenis atau
macam pengetahuan yang anda peroleh dari pengalaman anda
sehari-hari.
Anda tentu telah memahami bahwa filsafat ilmu itu pada
awalnya membahas hakikat segala hal dan dimulai dengan
pemikiran manusia mengenai alam dan segala peristiwa yang
ada yang kemudian berkembang lebih luas lagi. Jadi, bidang
bahasannya amat luas, yaitu mencakup semua ilmu yang
dikenal orang pada masa tertentu.
Dengan rendah hati Sokrates pernah berkata “ Yang saya
ketahui ialah bahwa saya tidak mengetahui apa-apa “ .
Pernyataan ini menjelaskan bahwa dalam filsafat selalu ada
5
keinginan untuk mengetahui sesuatu dengan lebih luas dan
mendasar. Dengan berkembangnya pengetahuan manusia
terhadap alam, trhadap sesama manusia, serta bertambahnya
kemampuan manusia memanfaatkan alam bagi kesejahteraan
masyarakat, berkembang pula filsafat menjadi ilmu-ilmu.
Untuk memberikan gambaran mengenai perkembangan
ilmu kepada anda, lebih dalam pembahasan dikemukakkan
contoh bahwa hingga abad ke 18 fisika masih disebut sebagai
“filsafat alam”. Demikian pula yang sekarang kita kenal sebagai
ilmu ekonomi, dahulu disebut sebagai filsafat moral.
Sejakpertengahan abad ke 19, fisika, kimia, biologi disebut
sebagai “ ilmu kealaman” dan bukan bagian dari filsafat alam.
Dalam perkembangan selanjutnya pada abad ke 20 fisika,
kimia, biologi, psikologi dan ilmu-ilmu social seperti ilmu
ekonomi, ilmu pendidikan,sosiologi, ilmu hokum, serta ilmu
politik telah dinyatakan sebagai ilmu-ilmu empiris. Dengan
berjalannya waktu, ilmupun berkembang menjadi lebih banyak
dan lebih dan lebih luas sehinga banyak pula cabang ilmu yang
lebah dalam pembahasannya. Dengan demikian , ilmu-ilmu itu
lahir , berdiri sendiri sebagai disiplin –disiplin ilmu yang
terlepas dari filsafat sebagai induknya. Pada dasarnya, ilmu itu
lahir dan berkembang sebagai produk dari upaya manusia
untuk memahami realitas alam serta kehidupan di dalamnya
6
serta upaya mengembangkan produk-produk yang telah di
hasilkan oleh manusia sebelumnya.
Disiplin-disiplin ilmu yang telah lepas tadi berkembang
terus dengan pesat dan banyak menghasilkan produk-produk
berupa teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat, disamping
ada pula dampak negative yang timbul dari perkembangan ilmu
tersebut. Anda tentu masih ingat betapa dahsyatnya letusan
bom atom yang di jatuhkan di kota Hirosima dan Nagasaki di
negeri jepang pada tahun 1945. Akibat dari pemboman ini
sebagian besar dari kedua kota itu hancur dan penduduknya
pun musnah. Sebagian dari mereka menderita luka dan cacat
tubuh seumur hidupnya.Sebuah tragedi kemanusiaan yang
diakibatkan oleh penggunaan ilmu tentang energi nuklir dengan
produk teknologinya.
Kisah ini menyadarkan kita akan perlunya
mempersoalkan pengembangan ilmu pada aspek moralitas,
norma etika, serta spiritualitasnya. Aspek-aspek ini tidaklah
dapat kita temukan pada teori, hukum-hukum ataupun
eksperimen yang mendasari perkembangan ilmu tertentu.
Meskipun dalam perkembangannya filsafat telah
melahirkan ilmu-ilmu yang bersifat mendiri, tidak berarti
bahwa hubungan antara ilmu dengan filsafat telah putus.
Hubungan itu masih tetap ada dan perlu ada interaksi antara
7
keduanya. Sebagai contoh, filsafat bertugas antara lain untuk
membuat analisis tentang konsep-konsep dan asumsi-asumsi
ilmu dalam arti dan validasinya. Selain itu, filsafat juga
mengatur hasil berbagai ilmu dalam suatu pendangan hidup
yang terintegrasi, komprehensif, dan konsisten. Sebaliknya,
sikap ilmiah yang merupakan landasan perkembangan ilmu
dirasakan amat bermanfaat pula bagi perkembangan filsafat.
Dengan demikian, dapat Anda ketahui bahwa filsafat dan
ilmu saling membutuhkan. Filsafat ilmu, yang salah satu tugas
pokoknya ialah menilai hasil ilmuditinjau dari aspek eksistensi
manusia seutuhnya, merupakanjembatan penghubung antara
filsafat dengan ilmu.
Hingga saat ini dalam buku-buku teks atau dalam
percakapan sehari-hari, istilah sains memiliki dua arti yaitu
ilmu pada umumnya dan IPA (ilmu pengetahuan alam) atau
ilmu kealaman. Istilah IPA merupakan terjemahan dari bahasa
belanda natuurwetwnschap. Istilah sains, ilmu kealaman dan
IPA sering digunakan sebagai sinonim.
Filsafat yang menelaah manusia dan hubungan antar
manusia disebut moral philosophy atau filosofi saja. Dalam
perkembangannya, kelompok ilmu-ilmu ini menjadi ilmu-ilmu
social yang dalam bahasa jerman disebut
geisteswissensschaften.
8
Sains telah berkembang secara cepat sejalan dengan
perkembangan teknologi. Misalnya, ilmu kealaman secara
berangsur memiliki banyak cabang ilmu yang masing-masing di
telaah, diteliti, dan dikembangkan oleh kelompok-kelompok
ilmuwan yang berminat terhadap cabang ilmu tertentu.
Pembagian ini di sebabkan oleh keterbatasan manusia yang
tidak mampu mempelajari beberapa bidang ilmu sekaligus
secara mendalam. Ilmu social atau ilmu kemasyarakatan
meliputi berbagai cabang yang pada dasarnya mengkaji
hubungan antar manusia, baik antar individu maupun
kelompok. Bahasa, selain merupakan ilmu juga merupakan
sarana komunikasi antarmanusia, baik dalam wacana tulis
maupun lisan. Matematika, disamping merupakan ilmu juga
membantu ilmu-ilmu lain, misalnya untuk kuantifikasi data
atau untuk menyimpulkan hasil penelitian melalui statistik.
B. ILMU KEALAMAN DAN ILMU SOSIAL
1. Beberapa pandangan tentang science
Dari berbagai ilmu yang ada dalam pembicaraan ini
hanya akan di bahas kelompok ilmu social saja. Hal ini di
sebabkan oleh beberapa hal misalnya, proses pendidikan
termasuk interaksi belajar mengajar juga merupakan
interaksi antarmanusia yang termasuk dalam ilmu
9
social.Ilmu kealaman sangat erat hubungannya dengan
teknologi karena konsep-konsep dalam ilmu kealaman
digunakan untuk membuat produk teknologi. Selanjutnya
produk teknologi seperti OHP (overhead projector), peralatan
laboratorium, media elektronika seperti radio, televise dan
computer banyak digunakan dalam proses
pendidikan.Akibatnya, teknologi pendidikan berkembang
sangat pesat seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
Berikut ini diberikan beberapa pandangan tentang
science atau sains, yang dapat berarti pengetahuan ilmiah
pada umumnya, tetapi dapat pula berarti ilmu yang
mempelajari alam saja. Dengan mencermati pandangan-
pandangan ini , anda dapat mengelompokkan mana yang
termasuk dalam ilmu pada umumnya, dan mana yang
termasuk dalam ilmu kealaman.
Connant dalam Science, Man, and Society, menyatakan
bahwa masyarakat awam memandang science sebagai
aktivitas manusia yang bekerja dalam laboratorium dan yang
penemuannya memungkinkan berjalannya industri modern
dan pembuatan obatplbatan secara besar-besaran. Connant
juga mengemukakan bahwa science merupakan serangkaian
konsep dan skema konseptual yang dikembangkan sebagai
10
hasil eksperimen dan observasi yang berguna bagi observasi
selanjutnya.
Suppe, seorang ahli fisika, berpendapat bahwa science
adalah pengetahuan tentang alam (natural world) yang
diperoleh dari interaksi indera dengan dunia tersebut,
dengan keterangan bahwa :
a. observasi dilakukan melalui indera,
b. proses observasi mengandung interaksi dua arah antara
orang yang mengobservasi dan yang diobservasi.
Kemeny, seorang ahli filsafat, mendifinisikan science
sebagai semua pengetahuan yang diperoleh dengan
metode ilmiah. Metode ilmiah itu sendiri merupakan
siklus induksi, deduksi, verifikasi dan pencarian terus-
menerus untuk memperbaiki teori yang pada dasarnya
dikemukakan secara tentative.
Dampier, seorang ahli sejarah ilmu kealaman,
berpendapat bahwa science merupakan fenomena yang
teratur tentang alam dan studi rasional tentang kaitan
antara konsep-konsep fenomena tersebut.
11
M. Goldstein dan I.F Goldstain menyatakan bahwa science
merupakan aktivitas yang di tandai oleh tiga hal :
a. Suatu penelusuran untuk mencapai pengertian, untuk
memperoleh jawaban yang memuaskan tentang beberapa
aspek realitas.
b. Pengertian itu di peroleh dengan cara mempelajari
prinsip-prinsip dan hokum-hukum yang berlaku bagi
sebanyak mungkin fenomena.
c. Hukum dan prinsip dapat diuji dengan eksperimen.
Dalam encyclopedia Americana dikemukakkan bahwa
science merupakan pengetahuan positif yang sistematis.
Adapun yang dimaksud dengan pengetahuan positif
adalah pengetahuan yang dipahami oleh manusia melalui
inderanya. Dengan demikian science atau sains adalah
pengetahuan yang diperoleh melalui indera dan tersusun
secara sistematis.
2. ILMU KEALAMAN
Sejarah telah menunjukkan bahwa pada mulanya yang
dipelajari orang hanyalah pengetahuan tentang alam, yakni
lingkungan fisik individu yang ada diluar ataupun di dalam
diri manusia itu sendiri. Ilmu kealaman mencakup ilmu-ilmu
12
fisik (physical sciences) dan ilmu-ilmu biologi (biological
sciences atau life sciences). Ilmu kealaman tersebut
mencakup antara lain astronomi, fisika, kimia, biologi,
geofisika, mineralogy,geografi’ oseanografi,
biokimia,mikrobiologi, biofisika, botani zoology.
Selanjutnya akan dikemukakan pandangan tentang
sains yang berarti ilmu kealaman sebagai berukut. Sains
merupakan sekelompok pengetahuan tentang objek atau
fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemekiran dan
penelitian para ilmuwan yang dilakukan dengan
keterampilan bereksperimen, menggunakan metode ilmiah.
Objek dan fenomena alam tersebut yang berada dalam
keteraturan dan mengikuti hokum-hukum Tuhan sebagai
pencipta melibatkan konsep-konsep yang berkaitan,
. Di samping itu, hasil atau kesimpulan yang diperoleh para
ilmuwan bersifat sementara.
Perlu anda ketahui pula bahwa pembagian sains dalam
disiplin-disiplinnya terjadi karena keterbatasan kemampuan
seseorang untuk mempelajari segala aspek dari fenomena
alam secara mendalam.
Para ilmuwan mensyaratkan adanya eksperimen atau
pengamatan dan pengukuran dalam ilmu kealaman.
13
Kegiatan ini dapat digunakan untuk menguji hokum atau
teori yang berlaku dan apabila hasil eksperimen tidak
mendukung hokum atau teori tersebut, hokum atau teori itu
tidak berlaku lagi, sehingga akan timbyl hokum dan teori-
teori baru. Kenyataan ini menunjukkan kepada anda bahwa
teori dan hokum dalam ilmu kealaman itu bersifat tentative
atau sementara.
Di muka anda telah mengetahui bahwa sainssangat erat
hubungannya dengan teknologi. Hubungan tersebut bahkan
bersifat timbale balik. Sebagai contoh produk teknologi yang
makin modern dewasa ini memungkinkan penelitian di
bidang sains lebih berkembang. Misalnya, dengan ditemukan
mikroskop electron, bagia-bagian dari suatu sel dapat
diamati dan dipelajari, sehingga ilmu biologi lebih
berkembang. Di lain pihak dengan ditemukannya konsep-
konseo sains yang mutakhir dapat dihasilkan produk
teknologi tingkat tinggi (hi-tech).
3. Ilmu Sosial
Pengetahuan tentang masyarakat dan tingkah laku
timbul kemudian dan dalam perkembangannya pengetahuan
ini juga dipelajari menggunakan langkah yang ilmiah pula.
Dengan demikian, pengetahuan tentang masyarakat
dipandang sebagai ilmu juga.
14
Sebagai mahluk jasmani rohani, manusia memiliki
berbagai macam kebutuhan yang pemenuhannya
kebanyakan harus dilakukan bersama orang lain secara
kerja sama. Kebutuhan tersebut di samping berupa
kebutuhan biologis juga berwujud kebutuhan emosional
antara lain kasih sayang, pengakuan, penghargaan,
pengertian, rasa aman, dan aktualisasi diri. Sebagai mahluk
social ia memiliki interelasi, interaksi dengan anggota lain
dalam masyarakat. Hubungan yang kompleks antar individu
dan kelompok dibahas dalam studi ilmu-ilmu sosial yang
antara lain meliputi sosiologi, ekonomi, psikologi, ilmu
politik, antropologi budaya, sejarah, hukum, geografi.
Dalam mengembangkan ilmu-ilmu ini dapat dilakukan
penelitian dengan menggunakan eksperimen, tetapi tidak
disyaratkan bahwa eksperimen dilaksanakan karena
susahnya mengontrol variable dalam penelitian sosial. Untuk
memperoleh data kuantitatif perlu digunakan statistic
dengan berbagai persyaratan tertentu dan jumlah semple
yang besar.
Daftar kualitatif, disamping diperoleh dari observasi
perlu digunakan angket atau wawancara. Misalnya,
wawancara harus dilakukan terhadap responden yang
mewakili kelompok masyarakat pengunjung Puskesmas
15
tertentu untuk mewakili kualitas pelayanan kepada para
pasien. Di lain pihak, metode wawancara dan angket tidak
dapat digunakan dalam penelitian bidang kimia atau fisika.
4. Ilmu Pendidikan
Dalam uraian ini Anda melihat bahwa pendidikan
merupakan bagian dari ilmu sosial, yang dalam hal ini
mendapat uraian tersendiri, karena pada modul-modul
selanjutnya Anda akan menjumpainya dalam kaitannya
dengan filsafat pendidikan. Filsafat pendidikan yang
merupakan bagian dari filsafat ilmu akan dibahas dalam
modul selanjutnya mengingat bahwa filsafat pendidikan
mendasari pelaksanaan pendidikan atau praktik pendidikan.
Dengan demikian, Anda memahami bahwa bagi para guru
filsafat pendidikan merupakan bekal yang penting dalam
melaksanakan tugasnya.
Isi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional mengisyaratkan bahwa pendidikan
berusaha menyiapkan individu-individu yang bermoral,
berjiwa Pancasila, berkepribadian dan berkebudayaan
Indonesia di samping mengembangkan segi kognitif individu
peserta didik tersebut. Literatur-literatur pendidikan
umumnya menyebutkan bahwa pendidikan bertujuan untuk
menghasilkan manusia Indonesia seutuhnya dengan
16
mengembangkan segi mental, spiritual, dan intelektual
seseorang secara seimbang.
Dalam ilmu pendidikan dibahas antara lain evaluasi
pendidikan kurikulum, metode pendekatan, administrasi
pendidikan, serta bimbingan dan konseling. Adapun disiplin
pendidikan fisika, pendidikan biologi, pendidikan kimia,
pendidikan bahasa dan lain-lainnya juga termasuk dalam
cakupan ilmu pendidikan tetapi memiliki bidang kajian yang
spesifik.
(dikutip dari buku Filsafat Ilmu, Anna Poedjiadi , Suwarma, Universitas terbuka, Jakarta 2007 )
17
ANALISIS
“PERKEMBANGAN ILMU, ILMU KEALAMAN DAN ILMU
SOSIAL”
Dari uraian diatas dapat kita katakana bahwa
pengembangan ilmu itu tidak dapat hanya kita rumuskan
atau ditentukan oleh ilmu itu sendiri. Tetapi perlu dikaitkan
dengan dasar budaya masyarakat atau bangsa. Hal ini
terjadi karena pada dasarnya nilai suatu pengembangan itu
perlu ditinjau sejauh mana ilmu itu dapat menyumbangkan
nilai tambah untuk kesejahteraan masyarakat tanpa harus
mengorbankan nilai-nilai budaya mereka.
Kita sebagai makhluk jasmani, rohani memiliki berbagai
macam kebutuhan yang pemenuhannya kebanyakan harus
dilakukan bersama orang lain secara kerjasama. Kebetuhan
tersebut disamping berupa kebutuhan biologis juga
berwujud kebutuhan emosional antara lain kasih sayang,
penghargaan, rasa aman, pengertian. Dan sebagai makhluk
sosial kita harus memiliki interaksi dengan anggota lain
dalam masyarakat.
18