analisis faktorr

8
 SUMMARY JOURNAL ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEN KASDI BURSA EFEK JAKARTA MARIA SAFRIANTI M. NUR FAJRI FAISAL UMAR S1 AKUNTANSI REG 2009

Upload: muhammad-nur-fajri

Post on 06-Jul-2015

74 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS FAKTORR

5/6/2018 ANALISIS FAKTORR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-faktorr 1/8

 

 

SUMMARY JOURNALANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEN KASDI

BURSA EFEK JAKARTA 

MARIA SAFRIANTI

M. NUR FAJRI

FAISAL UMAR 

S1 AKUNTANSI REG 2009

Page 2: ANALISIS FAKTORR

5/6/2018 ANALISIS FAKTORR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-faktorr 2/8

 

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

DIVIDEN KAS 

DI BURSA EFEK JAKARTA Oleh : Sunarto dan Andi Kartika

A.  Kebijakan Dividen

Menurut Brigham (1983) menyebutkan ada tiga teori dari preferensi investor yaitu:

1.  Devidend irrelevance theoryadalah suatu teori yang menyatakan bahwa kebijakan

deviden tidak mempunyai pengaruh baik terhadap nilai perusahaan maupun biaya

modalnya. Teori ini mengikuti pendapat Modigliani dan Miller (M-M) yang menyatakan

  bahwa nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya  Devidend Payout 

 Ratio (DPR) tetapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan risiko bisnis.

Dengan demikian kebijakan dividen sebenarnya tidak relevan untuk dipersoalkan.

2. Bird-in-the-hand theory, sependapat dengan Gordon dan Lintner yang menyatakan

 bahwa biaya modal sendiri akan naik jika Devidend Payout Ratio (DPR) rendah. Hal ini

dikarenakan investor lebih suka menerima deviden daripada capital gains.

3. Tax preference theory adalah suatu teori yang menyatakan bahwa karena adanya pajak 

terhadap keuntungan dividen dan capital gains maka para investor lebih menyukai capital 

 gains karena dapat menunda pembayaran pajak.

Penentuan besarnya  Devidend Payout Ratioakan menentukan besar kecilnya laba

yang ditahan. Setiap ada penambahan laba yang ditahan berarti ada penambahan modal

sendiri dalam perusahaan dengan biaya murah.

B.  Cash Dividend

Dividen konstan tidak bertumbuh merupakan pembayaran dividen dari periode ke

  periode relatif konstan. Perusahaan umumnya tidak melakukan pemotongan atau

  pengurangan dividen, sekalipun perusahaan mengalami sedikit kesulitan likuiditas. Hal ini

Page 3: ANALISIS FAKTORR

5/6/2018 ANALISIS FAKTORR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-faktorr 3/8

 

dilakukan oleh perusahaan untuk menjaga kesan para pemegang saham atas stabilitas

likuiditas perusahaan.

Robbert Ang (1997) juga menyatakan bahwa dividen tunai (cash dividend ) merupakan

dividen yang dibayarkan dalam bentuk uang tunai. Sedangkan dividen saham ( stock dividend )merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu. Nilai dari

suatu dividen tunai sesuai dengan nilai tunai yang diberikan, sedangkan nilai suatu dividen

saham dapat dihitung dengan rumusan sebagai berikut: Vd = (Ps / Rd); dimana Vd adalah

nilai suatu dividen saham per lembar saham (value of stock dividend per share), Ps

merupakan harga wajar dividen saham (declaration price), dan Rd adalah rasio dividen

saham ( stock dividend ratio). Harga wajar dividen saham merupakan harga yang diputuskan

di dalam rapat umum pemegang saham (RUPS), dan merupakan harga penutupan yang

tersedia sebelum RUPS yang akan memutuskan dividen saham (umumnya pada sesi terakhir 

hari bursa sebelumnya atau sesi terakhir sebelum RUPS dimulai).

C.  Hubungan Return on Investment (ROI) dan Cash Dividend

ROI merupakan ukuran efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan

dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan untuk operasi. Dengan demikian

meningkatnya ROI juga akan meningkatkan pendapatan dividen (terutamacash dividend ).

Sebagaimana lazimnya pengukuran ROI didapat dari earnings after tax (EAT) dan total

investasi aktiva operasi. Besarnya EAT diperoleh dari laporan laba rugi, sedangkan total

investasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah total aktiva tetap (bersih) yang

digunakan untuk aktivitas operasi perusahaan yang tercermin dalam laporan neraca (sisi

aktiva/ asset ).

 D.  Hubungan Cash Ratio dan Cash  Dividend 

C ash ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas (liquidity ratio) yang

merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya (current 

liability) melalui sejumlah kas (dan setara kas, seperti giro atau simpanan lain di bank yang

dapat ditarik setiap saat) yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi cash ratio menunjukkan

kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi (membayar) kewajiban jangka pendeknya.

Page 4: ANALISIS FAKTORR

5/6/2018 ANALISIS FAKTORR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-faktorr 4/8

 

 E  .  Hubungan Current Ratio dan Cash  Dividend 

C urrent ratio juga merupakan salah satu ukuran rasio likuiditas (liquidity ratios) yang

dihitung dengan membagi aktiva lancar (curent assets) dengan hutang/ kewajiban lancar 

(current liability). Semakin besar current ratio menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (termasuk di dalamnya kewajiban

membayar dividen kas yang terutang). Sebagaimana cash ratio, maka tingginya current 

ratio juga menunjukkan keyakinan investor terhadap terhadap kemampuan perusahaan

membayar dividen yang dijanjikan.

Kedua rasio likuiditas tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Dipisahkannya kedua rasio likuiditas ke

dalam cash ratio dan current ratio dimaksudkan untuk mengetahui mana yang lebih

 berpengaruh terhadap pendapatan dividen kas per lembar saham (cash dividend per share).

Partington (1989) tidak dilihat dari rasio likuiditasnya, tetapi didasarkan pada penting

tidaknya manajemen mempertimbangkan likuiditas dalam kebijakan dividen, sehingga tidak 

dapat ditemukan bagaimana hubungan antara besarnya current ratio dengan cash dividend.

F  .  Hubungan  Debt to Total Asset dan Cash  Dividend 

  Debt to total assetsmerupakan rasio antara total hutang (total debts) baik hutang

 jangka pendek (current liability) dan hutang jangka panjang (long term debt ) terhadap total

aktiva (total assets) baik aktiva lancar (current assets) maupun aktiva tetap ( fixed assets) dan

aktiva lainnya (other assets).

Rasio ini menunjukkan besarnya hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva

yang digunakan oleh perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas operasionalnya.

Semakin besar rasio DTA menunjukkan semakin besar tingkat ketergantungan perusahaan

terhadap pihak eksternal (kreditur) dan semakin besar pula beban biaya hutang (biaya bunga)

yang harus dibayar oleh perusahaan. Dengan semakin meningkatnya rasio DTA (dimana

 beban hutang juga semakin besar) maka hal tersebut berdampak terhadap profitablitas yang

diperoleh perusahaan, karena sebagian digunakan untuk membayar bunga pinjaman. Dengan

 biaya bunga yang semakin besar, maka profitabilitas (earnings after tax) semakin berkurang

(karena sebagian digunakan untuk membayar bunga), maka hak para pemegang saham

(dividen) juga semakin berkurang (menurun).

Page 5: ANALISIS FAKTORR

5/6/2018 ANALISIS FAKTORR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-faktorr 5/8

 

G.  Resume Analisis Hasil

Dari hasil perhitungan yang ditunjukkan dalam lampiran 1 menunjukkan bahwa C ash

 Ratio, C urrent Ratio, DTA, ROI dan EPS dapat digunakan untuk memprediksi besarnya

dividen kas yang akan diterima oleh para pemegang saham (investor) terutama pada periode

1999 ± 2000. Hal ini penting bagi para pemegang saham dalam rangka aktivitas investasinya

di pasar modal terutama bagi investor yang mempertimbangkan besarnya dividen yang akan

dibayarkan oleh perusahaan. 

 Namun secara parsial hanya variabel EPS yang berpengaruh sangat signifikan pada

level kurang dari 1% (sig.t 0,001), sedangkan empat variabel independen yang lain terbukti

tidak signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa EPS merupakan indikator yang penting

dipertimbangkan oleh para pemegang saham, karena terbukti EPS sangat berpengaruh

terhadap besarnya dividen per lembar saham. Para calon investor EPS dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan untuk investasi di pasar modal terutama hasil yang diharapkan

dari dividen yang akan dibayar oleh perusahaan publik.

Kemampuan prediksi kelima variabel tersebut (C ash Ratio, C urrent Ratio, DTA, ROI

dan EPS) secara bersama-sama terhadap C ash Dividend sebesar 0,444 seperti ditunjukkan

oleh adjusted R-square; sedangkan sisanya 0,556 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak 

masuk dalam model regresi.

Kemungkinan faktor lain tersebut adalah faktor fundamental lainnya (seperti rasio

solvabilitas atau leverage yang lain dan rasio aktivitas) serta variabel makro ekonomi (seperti

tingkat bunga, kurs rupiah terhadap valuta asing, neraca pembayaran, ekspor-impor dan

kondisi ekonomi lainnya) dan variabel non ekonomi (seperti kondisi politik ). Variabel-

variabel diluar kondisi perusahaan tersebut sangat mungkin mempengaruhi kinerja

  perusahaan terutama yang tercermin dalam besaran pembagian dividen terutamaC ash

 Dividend. 

Sisi positif dari hasil penelitian ini adalah memperluas hasil penelitian sebelumnya

terutama digunakannya variabel-variabel yang tercermin dalam laporan keuangan. Bahkan

dari hasil pengujian menunjukkan bahwa EPS sangat signifikan berpengaruh terhadapC ash

 Dividend  pada level kurang dari 1% yaitu sebesar 0,001.

Page 6: ANALISIS FAKTORR

5/6/2018 ANALISIS FAKTORR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-faktorr 6/8

 

Hasil ini bermanfaat bagi investor sebagai dasar investasinya terutama investor yang

mengharapkan besarnya dividen yang akan diterima. Dengan melihat besarnya rasio EPS,

maka investor dapat melakukan prediksi besarnya dividen yang akan diterima, terlebih

melihat besarnya  standardized coefficient Betadari variabel EPS ini menunjukkan angka

yang paling besar yaitu 0,669 (lihat lampiran 1). Hasil ini mengindikasikan bahwa dengan

kenaikan rasio EPS sebesar 1%, maka dividen kas juga diperkirakan akan naik sebesar 

0,669%.

Dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya terutama yang dilakukan oleh

Partingthon (1989) dan Surasmi (1998) menunjukkan bahwa hasil penelitian ini konsisten

terutama untuk variabel Earning (dalam penelitian ini dikonotasikan sebagai EPS). Namun

empat variabel yang lain tidak konsisten (bertentangan). Perbedaan hasil penelitian ini antara

lain disebabkan karena peneliti terdahulu (Partingthon, 1989) data yang digunakan adalah

data primer berdasarkan teknik kuesioner, sedangkan dalam penelitian ini didasarkan pada

data sekunder yang dipublikasikan oleh ICMD 2001. Sisi positif hasil penelitian ini

dibandingkan dengan Partingthon (1989) terletak pada jenis data yang digunakan. Hal ini

didasarkan pada alasan bahwa kebijakan apapun yang diambil oleh manajemen perusahaan,

hasil akhirnya adalah data yang dipublikasi kepada publik (dalam hal ini ICMD 2001).

Hasil penelitian ini juga didukung oleh Edi Susanto (2002) dimana Current Ratio dan

ROI tidak signifikan terhadap Dividen. Tetapi untuk variabel DTA masih menunjukkan hasilyang berbeda.

Berdasar hasil analisis tersebut mengindikasikan bahwa para manajemen perusahaan

di BEJ membagikan dividen dalam bentuk kas hanya didasarkan pada besarnya EPS. Pada

  periode berikutnya para pemegang saham (investor) dapat melakukan prediksi besarnya

dividen kas atas dasar EPS perusahaan.

Implikasi bagi penelitian selanjutnya adalah perlu dilakukan justifikasi metode

  penelitian terutama periode pengamatan yang diteliti. Bagaimanapun hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa rasio keuangan (terutama EPS) yang merupakan data sekunder dapat

digunakan untuk memprediksi besarnya C ash Dividend di BEJ.

Page 7: ANALISIS FAKTORR

5/6/2018 ANALISIS FAKTORR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-faktorr 7/8

 

DAFTAR PUSTAKA

Brigham. (1983). F undamental F inancial Management . Mc.Graw-Hill.

Edi Susanto (2002). "Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebijakan Dividen di BEJ

Periode 1999".

Fabozzi, Frank J. (1999).  Manajemen Investasi . Salemba empat dan Simon & Schuster 

(Asia)

Pte.Ltd.Prentice-hall.

Hair Joseph F; Anderson Rolph E; Tatham Ronald L; and Black William C.

(1998). Multivariate

 Data Analysis . Fifth Edition. Prentice-Hall International, Inc.

Jogiyanto. (1998). Teori Portofolio dan Analisis Investasi . BPFE UGM: Yogjakarta

Parthington. (1989). Dividend Policy: C ase Study Australian C apital Market.  J ournal of 

F inance: 155-176.

Pujiono. (2002). "Dampak Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham pada Waktu Ex-

dividend

Day".  J urnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5, No. 2: 148 ± 161.

Robbert Ang. (1997).  Buku Pintar : Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia

Sawidji Widoadmodjo. (1996). Cara Sehat Investasi di Pasar Modal . PT Jurnalindo Aksara

Grafika,Jakarta.

Singgih Santoso. (1999).  SPSS ( Statistical Product and Service Solutions) . Penerbit PT.

Elex

Media Komputindo-Kelompok Gramedia .Jakarta.

Page 8: ANALISIS FAKTORR

5/6/2018 ANALISIS FAKTORR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-faktorr 8/8

 

Suad Husnan. (1998).  Dasar- Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. UPP AMP

YKPN:

Yogjakarta

Surasmi (1998). "Beberapa Variabel yang mempengaruhi DPS pada Perusahaan-perusahaan

Manufaktur yang Listed di BEJ".