analisis faktor penentu kebijakan dividen pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek indonesia...
DESCRIPTION
Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : ERFAN DWI RENDRA GRAHA, NI NYOMAN ALIT TRIA,TRANSCRIPT
1
ANALISIS FAKTOR PENENTU KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2008-2012
Erfan Dwi Rendra Graha
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri [email protected]
ABSTRACT
Dividends are payments made by the company to shareholders, either in the form of cash or stock. Payment of dividends to shareholders showed capital income directly and indirectly invested by shareholders in the company.
This study aims to determine what are the factors could affect dividend policy. The sample of this study are companies that listed in the Indonesian Stock Exchange and continuously distribute dividend from 2008 to 2012. The number of samples are 60 companies with number of observations are 300 items. This study using profitability variable, leverage, cash flow, growth, taxes and market ratio with using multiple linear regression on IBM SPPS 20.
The results showed that leverage variable and ratio of the market affect dividend policy. However, profitability variable, cash flow, growth, and the tax have no effect on dividend policy
Keyword : Dividend Policy, Leverage, Ratio of the Market
PENDAHULUAN
Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan pihak
yang membutuhkan dana dengan pihak yang menyediakan dana sesuai dengan aturan
yang ditetapkan oleh lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal
merupakan salah satu alternatif sumber pembiayaan ekstern yang menghimpun dana
masyarakat melalui emisi saham yang dapat dimanfaatkan untuk ekspansi,
memperbaiki struktur permodalan, meningkatkan investasi di anak perusahaan,
melunasi sebagian utang, menambah modal kerja, dan manfaat lainnya (Darmadji dan
Fakhruddin 2006: 79).
2
Salah satu tujuan utama masyarakat (investor) bersedia menanamkan dananya
melalui pasar modal adalah memperoleh return atau keuntungan dari investasi yang
dilakukan. Return atau keuntungan yang nantinya akan didapat investor ada dua
macam, yaitu dividen dan capital gain (Marlina dan Clara, 2009). Dividen disini
merupakan bentuk distribusi laba yang diperoleh perusahaan kepada pemegang saham
sesuai dengan proporsi lembar saham yang dimilikinya (Handayani dan Bambang,
2009), sedangkan capital gain adalah pendapatan dari selisih harga jual saham
terhadap harga belinya (Utama, 2012).
Kebijakan pembagian laba berupa dividen merupakan hal yang sangat sulit
bagi perusahaan. Selain menimbulkan konflik keagenan, masalah lainnya adalah
penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan oleh perusahaan. Bagi seorang
investor, mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi pertimbangan dalam
penentuan besarnya pembagian dividen sangat penting agar dividen yang dibagikan
nantinya bisa sesuai dengan apa yang diharapkan investor. Oleh karena itu,
manajemen dituntut untuk mengambil keputusan yang optimal. Berbagai
pertimbangan dilakukan oleh manajemen untuk menetapkan kebijakan dividen yang
optimal agar keuangan pada perusahaan tidak terganggu.
Sehubungan dengan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah: untuk menguji dan mendapatkan bukti empiris
bahwa terdapat pengaruh Profitabilitas, Cash Flow, Tax, Rasio Pasar, Growth, dan
Leverage terhadap kebijakan dividen.
3
KAJIAN PUSTAKA
Dividend irrelevance theory
Teori dividend irrelevance yang mengikuti pendapat Modigliani dan Miller
menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai
perusahaan tetapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan risiko bisnis.
Brigham (2001:198)
Bird in the Hand Theory
Teori ini terinspirasi bahwa investor merasa lebih aman untuk memperoleh
pendapatan berupa pembayaran dividen dibandingkan menunggu capital gains yang belum
pasti. Artinya kita hendaknya lebih realistis apa yang ada didepan mata itu lebih pasti.
Kamaludin (2011:332).
Tax Preference Theory
Dasar berpijak teori ini bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen
dan capital gains maka para investor lebih menyukai capital gains daripada dividen karena
dapat menunda pembayaran pajak. Capital gains hanya dikenakan pajak ketika investor
menjual saham dan memperoleh keuntungan atas penjualan saham.
Dividen
Dividen merupakan pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan kepada pemegang
saham, baik berupa kas maupun saham. Dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham
menunjukkan pendapatan atas modal yang secara langsung atau tidak langsung
diinvestasikan pemegang saham di perusahaan. Pembayaran dividen merupakan
kewenangan dewan direksi. Sudana (2009:146)
Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen adalah mencakup keputusan mengenai apakah laba akan
dibagikan kepada pemegang saham atau akan ditahan untuk reinvestasi dalam perusahaan.
4
Apabila perusahaan memilih membagi laba sebagai dividen, tentunya akan mengurangi laba
yang akan ditahan. Dampak selanjutnya akan mengurangi kemampuan sumber dana
internal, demikian sebaliknya apabila perusahaan memilih menahan laba, maka akan
memperkuat atau memperbesar sumber dana internal. Kamaludi (2011:329).
Profitabilitas
Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan, seperti aktiva, modal atau
penjualan perusahaan. Perusahaan yang dapat menciptakan profit atau laba besar berarti
perusahaan dapat menciptakan pendanaan internal bagi perusahaan sendiri. Menurut
Sudana (2009:25) menyatakan terdapat beberapa cara untuk mengukur besar kecilnya
profitabilitas ialah menggunakan Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Net
Profit Margin (NPM).
Arus Kas
Arus kas melaporkan dampak dari aktivitas-aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan oleh perusahaan pada arus kas selama satu periode akuntansi (Brigham
dan Houston, 2006:59). Laporan arus kas adalah laporan yang mengikhtisarkan
penerimaan dan pengeluaran kas dari sebuah kesatuan usaha untuk suatu periode
waktu tertentu. Laporan arus kas melaporkan nilai bersih arus kas dari aktivitas
operasional, investasi, dan pendanaan perusahaan. Selain itu juga menunjukkan arus
kas masuk dan arus kas keluar dari masing masing aktivitas tersebut (Kieso et. al,
2010:197).
Pajak (Tax)
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
5
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat IAI (2013:1).
Pertumbuhan (Growth)
Rasio pertumbuhan, bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
mempertahankan kedudukanya dalam pertumbuhan ekonomi dan dalam industri
(Sugiono dan Untung, 2008:60). Sebuah perusahaan yang mengalami pertumbuhan
atau growth berarti aktivitas operasi perusahaan tinggi. Hal ini menyebabkan
pendanaan perusahaan lebih difokuskan untuk mengembangkan pertumbuhan atau
dana perusahaan lebih difokuskan untuk kegiatan operasi. (Daljono,2013)
Rasio Pasar
Rasio pasar atau penilaian bertujuan menjadi tolok ukur yang mengaitkan
hubungan antara harga saham biasa dengan pendapatan perusahaan dan nilai buku
saham atau mencerminkan performance perusahaan secara keseluruhan. (Sugiono dan
Untung, 2008:73). Rasio penilaian ini terdiri dari price earning ratio dan price book
to value.
Leverage
Rasio Leverage, yaitu rasio untuk mengukur sejauh mana pembelanjaan
dilakukan dengan hutang dibandingkan dengan modal dan kemampuan untuk
membayar bunga serta beban tetap lainnya. (Sugiono dan Untung, 2008:60)
Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan variabel
kebijakan dividen, antara lain :
6
1. Hardiatmo dan Daljono (2013) melakukan penelitian dengan judul Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen.. Hasil penelitian variabel
profitabiltas, likuiditas dan Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap
kebijakan dividen. Sedangkan variabel leverage berpengaruh negatif terhadap
kebijakan dividen
2. Marietta dan Sampurno (2013) melakukan penelitian dengan judul Analisis
Pengaruh Cash Ratio, Return On Assets, Growth, Firm Size, Debt to Equity Ratio
Terhadap Dividend Payout Ratio. Hasil penelitian variabel ROA, size, dan DER
berpengaruh positif dan signifikan terhadap devidend payout ratio. Metode
analisis menggunakan regresi berganda.
3. Pribadi dan Sampurno (2012) melakukan penelitian dengan judul Analisis
Pengaruh Cash Position, Firm Size, Growth Opportunity, Ownership, dan Return
On asset.. Hasil penelitian variabel ownership dan ROA berpengaruh positif dan
signifikan terhadap devidend payout ratio, sedangkan variabel firms size dan
cash position berpengaruh negatif dan signifikan terhadap devidend payout ratio.
Metode analisis menggunakan regresi linier berganda.
4. Utama (2012) melakukan penelitian dengan judul Dividend Payout Ratio dan
Faktor yang Mempengaruhinya.. Hasil penelitian variabel ukuran perusahaan dan
cash ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
Metode analisis menggunakan regresi linier berganda.
5. Gill el.al (2010) melakukan penelitian dengan judul Determinants of Dividend
Payout Ratios: Evidence from United States. Hasil penelitian variabel
profitabiltas berpengaruh positif terhadap dividen payout ratio, cash flow tidak
signifikan terhadap deviden payout ratio, tax berpengaruh positif terhadap
deviden payout ratio pada perusahaan manufaktur, sales growth berpengaruh
7
negatif terhadap dividend payout ratio pada perusahaan jasa, market to book
value berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio, debt to
equity ratio berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio pada perusahaan
jasa dan manufaktur.
2.14 Kerangka Pemikiran Teoritis
Berdasarkan landasan teori, dalam penelitian ini variabel independen yang
diduga memiliki hubungan dengan kebijakan dividen adalah Profitabilitas, Cash
Flow, Rasio Pasar, Growth, Tax dan Leverage.
H1 : Profitabilitas mempunyai pengaruh positif terhadap kebijakan dividen.
H2 : Cash Flow mempunyai pengaruh positif terhadap kebijakan dividen
H3 : Growth mempunyai pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen
H4 : Rasio Pasar mempunyai pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen
H5 : Tax mempunyai pengaruh positif terhadap kebijakan dividen.
H6 : Leverage mempunyai pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen
METODE PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan secara
kuantitatif karena memerlukan pendekatan yang bersifat sistematis tentang hubungan
antar variabel yang menitikberatkan pada pengujian hipotesis dengan menggunakan
alat statistik untuk melakukan pengujiannya.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode studi
pustaka dan metode dokumentasi. Data dalam penelitian ini yaitu diperoleh melalui
dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan mencatat data-data perusahaan terkait
penelitian. Data bersifat sekunder yaitu berupa laporan keuangan perusahaan yang
8
terdapat Bursa Efek Indonesia. Data penelitian diperoleh melalui website Laporan
Keuangan Tahunan Perusahaan yang dirilis idx.co.id, Pengumuman BEI tentang
Saham Emiten Yang Masuk dan Keluar LQ45, IDX Fact Book tahun 2009-2012,
Bursa Efek Indonesia (BEI), buku, artikel, jurnal ilmiah
Populasi dan Sampel
Beberapa kriteria yang dijadikan bahan pertimbangan dalam penentuan sampel
penelitian ini antara lain:
Pemilihan Sampel
Kriteria Sampel
Perusahaan yang terdaftar di BEI (2008-2012) 460
Perusahaan yang tidak membagikan dividen kas berturut-
turut (2008-2012)
(400)
Jumlah 60
Teknik Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
melakukan analisis kuantitatif yang dalam perhitungannya menggunakan metode
statistik yang dibantu dengan program pengolah data statistik yaitu SPSS 20.0 for
windows. Metode-metode yang digunakan adalah analisis deskriptif, uji asumsi klasik,
uji signifikansi simultan (uji statitik F), uji signifikansi parameter individual (uji
statistik t). dan koefisien determinasi R2.
DPR = β0 + β1 ROA + β2 DER + β3 ARUSKAS + β4 GROWTH + β5 PAJAK + β6
PBV + Ɛ
Keterangan :
DPR = Dividend Payout Ratio PAJAK = Pajak Badan
ROA = Return On Asset PBV = Price Book Value
9
DER = Debt to Equity Ratio β0 = Konstanta
ARUSKAS= Arus Kas Operasi β1 – cβ7 = Koefisien regresi
GROWTH= Pertumbuhan Penjualan Ɛ = Error
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Objek Penelitian
Objek penelitian pada penelitian ini yaitu perusahaan yang terdaftar di bursa
efek indonesia dan secara berturut-turut membagikan dividen pada tahun 2008 sampai
2012. Sampel yang dipilih menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria-
kriteria yang telah ditentukan sebelumnya pada tabel 3.1. Perusahaan yang menjadi
objek penelitian ini sebanyak 60 perusahaan selama 5 tahun yang terdiri dari
perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa, total sampel yang akan diteliti sebesar
300.
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Uji statistik deskriptif disini akan mendeskripsikan data masing-masing
variabel penelitian pada tahun 2008-2012. Statistik deskriptif memberikan gambaran
atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), minimum,
maksimum, dan standar deviasi masing-masing variabel. Nilai rata-rata (mean) adalah
nilai rata-rata dari setiap variabel penelitian. Nilai minimum adalah nilai terendah
untuk setiap variabel penelitian, sedangkan nilai maksimum adalah nilai tertinggi
untuk setiap variabel penelitian. Standar deviasi merupakan variasi data atau sebaran
data penelitian yang mana mencerminkan data tersebut heterogen atau homogen.
10
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DPR 300 ,00 105,26 33,9802 19,29251
ROA 300 ,00 35,94 11,0195 8,48713
DER 300 ,00 10,63 1,5322 1,87572
ARUSKAS
(Juta)300 -1098934 30553000 1129352,7 3551434,46
GROWTH 300 -1,53 ,63 ,1226 ,21124
PAJAK 300 ,00 ,51 ,2317 ,10044
PBV 300 ,00 10,09 2,0077 1,58894
Valid N
(listwise)300
Sumber: Hasil olah di SPSS
Analisis Data
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan uji regresi
berganda. Untuk memperoleh model regresi yang terbaik, maka model regresi harus
memenuhi sifat Best Linear Unbiassed Estimator (BLUE). Serangkaian pengujian
berikut ini dapat dilakukan agar persamaan regresi yang terbentuk dapat memenuhi
sifat BLUE tersebut.
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang dilakukan
pada penelitian ini. Model yang baik yaitu model regresi yang bebas dari asumsi
klasik. Adapun uji asumsi klasik pada penelitian ini yaitu uji normalitas, uji
heteroskedastisitas, uji multikolinearitas dan uji autokorelasi.
Uji Normalitas
11
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara
visual kelihatan normal. Oleh sebab itu uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji
statistik pada penelitian ini juga menggunakan analisis statistik non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji ini dilihat dari nilai Asymp.Sig.(2-tailed). Apabila
nilainya > 0.05 maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal dan sebaliknya.
Pengujian Normalitas StatistikOne-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 300
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 18,50657060
Most Extreme Differences
Absolute ,055
Positive ,055
Negative -,042
Kolmogorov-Smirnov Z ,945
Asymp. Sig. (2-tailed) ,334
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil olah di SPSS
Besarnya nilai Kolmogorof-Smirnov adalah 0,945 dan signifikan pada 0,334.
Hal ini berarti data terdistribusi secara normal karena nilai Asymp.Sig.(2-tailed) >
0,05. Sekali lagi hasilnya konsisten dengan uji grafik.
Uji Multikoliniaritas
Model PBV PAJAK DER GROWTH ARUSKAS ROA
1Correlations PBV 1,000 ,022 -,105 -,011 -,104 -,395
PAJAK ,022 1,000 -,072 -,084 ,030 -,047
DER -,105 -,072 1,000 -,013 -,088 ,375
12
GROWTH -,011 -,084 -,013 1,000 ,039 -,060
ARUSKAS -,104 ,030 -,088 ,039 1,000 -,152
ROA -,395 -,047 ,375 -,060 -,152 1,000
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standard
ized
Coefficie
nts
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Toleranc
e
VIF
1
(Constant) 35,700 3,409 10,473 ,000
ROA ,014 ,152 ,006 ,094 ,926 ,703 1,423
DER -1,274 ,624 -,124 -2,043 ,042 ,854 1,171
ARUSKAS 9,366E-014 ,000 ,017 ,299 ,765 ,944 1,060
GROWTH -6,133 5,152 -,067 -1,190 ,235 ,987 1,013
PAJAK -18,713 10,838 -,097 -1,727 ,085 ,986 1,014
PBV 2,519 ,754 ,207 3,340 ,001 ,814 1,229
a. Dependent Variable: DPR
Sumber: Hasil olah di SPSS
Melihat hasil besaran korelasi antar variabel independen tampak bahwa hanya
variabel NPF yang mempunyai korelasi cukup tinggi dengan variabel wealth dengan
tingkat korelasi sebesar -0,395 atau sekitar 39,5%. Oleh karena korelasi ini masih
dibawah 95%, maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolonieritas yang serius.
Hasil perhitungan nilai Tolerance juga menunjukkan tidak ada variabel
independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada
korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan
13
nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu
variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi.
Uji Heteroskedastisitas
Pengujian Heteroskedastisitas
Dari grafik scatterplots diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak
serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga
model regresi layak dipakai untuk memprediksi kebijakan dividen berdasarkan
masukan variabel dependen profitabilitas, leverage, arus kas, growth, pajak, dan rasio
pasar.
Uji Autokorelasi
14
Pengujian AutokorelasiModel Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,283a ,080 ,061 18,69510 2,103
Nilai DW sebesar 2,103 nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel
dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel 300 (n) dan jumlah
variabel independen 6 (k=6). Berdasarkan tabel DW dengan derajat kepercayaan 5%
diketahui bahwa nilai batas bawah (dL) adalah sebesar 1,77689 dan nilai batas atas
(dU) sebesar 1,84463. Oleh karena nilai DW 2,103 berada diantara [Du – (4-dU)]
maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi.
Analisis Regresi
Persamaan regresi akan memberikan hasil yang Best Linear Unbiased
Estimator (BLUE) jika memenuhi uji asumsi klasik. Pada model regresi penelitian ini
dengan persamaan: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e. Setelah diuji
asumsi klasik ternyata sudah memenuhi semua uji asumsi klasik mulai dari uji
normalitas, uji multikoloniritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Sehingga
model regresi dalam penelitian ini akan memberikan hasil yang Best Linear Unbiased
Estimator (BLUE).
Pengujian Hipotesis
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktua dapat diukur dari
Goodness of fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien
determinasi, nilai statistik F, dan nilai statistik t (Ghozali,2009:87).
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian Koefisien Determinasi (R2)Model Summaryb
15
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,283a ,080 ,061 18,69510 2,103
Dari tampilan output SPSS model summary besarnya adjusted R2 adalah
0,061, hal ini berarti 6,1% variasi pembiayaan dapat dijelaskan oleh variasi dari ke
lima variabel independen yaitu ROA, DER, Arus Kas, Growth, Pajak, PBV
sedangkan sisanya (100% - 6,1% = 93,9%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain
diluar model.
Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Pengujian Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 8882,604 6 1480,434 4,236 ,000b
Residual 102405,453 293 349,507
Total 111288,058 299
a. Dependent Variable: DPR
b. Predictors: (Constant), PBV, PAJAK, DER, GROWTH, ARUSKAS, ROA
Sumber: Hasil olah di SPSS
Dari uji F di dapat nilai F hitung sebesar 4,236 dengan probabilitas 0.000.
karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0.05, maka model regresi dapat dikatakan
bahwa ROA, DER, Arus Kas, Growth, Pajak, dan PBV secara bersama-sama
berpengaruh terhadap DPR.
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
16
Uji t pada dasarnya dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen.
Pengujian Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std.
Error
Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 35,700 3,409 10,473 ,000
ROA ,014 ,152 ,006 ,094 ,926 ,703 1,423
DER -1,274 ,624 -,124 -2,043 ,042 ,854 1,171
ARUSKAS 9,366E-014 ,000 ,017 ,299 ,765 ,944 1,060
GROWTH -6,133 5,152 -,067 -1,190 ,235 ,987 1,013
PAJAK -18,713 10,838 -,097 -1,727 ,085 ,986 1,014
PBV 2,519 ,754 ,207 3,340 ,001 ,814 1,229
a. Dependent Variable: DPR
Berdasarkan hasil perhitungan uji t tersebut diketahui bahwa:
1. Nilai signifikan ROA lebih dari α (0,926 > 0,05). Jadi, ROA secara parsial tidak
berpengaruh terhadap DPR
2. Nilai signifikan DER kurang dari α (0,042 < 0,05). Jadi, DER secara parsial
berpengaruh terhadap DPR
3. Nilai signifikan Arus Kas lebih dari α (0,765 > 0,05). Jadi, Arus kas secara parsial
tidak berpengaruh terhadap DPR
17
4. Nilai signifikan Growth lebih dari α (0,235 > 0,05). Jadi, Growth secara parsial
tidak berpengaruh terhadap DPR
5. Nilai signifikan Pajak lebih dari α (0,085 > 0,05). Jadi, pajak secara parsial tidak
berpengaruh terhadap DPR
6. Nilai signifikan PBV kurang dari α (0,001 < 0,05). Jadi, PBV secara parsial
berpengaruh terhadap DPR
Pembahasan
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen
Pada penelitian ini variabel Profitabilitas diproksikan dengan ROA. Variabel
ROA secara parsial tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hal ini bisa dilihat
dari nilai signifikan 0,926 > 0.05. Nilai signifikan diatas 0,05. Sehingga dapat
dikatakan bahwa kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aset yang
dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak tidak akan mempengaruhi besar
kecilnya dividen atau proporsi laba yang akan diberikan kepada pemilik saham.
Apabila perusahaan memilih laba sebagai dividen, tentunya akan mengurangi
laba yang akan ditahan. Dengan berkurangnya laba yang akan ditahan maka
kemampuan sumber dana internal juga akan semakin berkurang. Hal ini dapat
berakibat berkurangnya laba yang akan diperoleh perusahaan karena laba yang
ditahan merupakan salah satu modal internal untuk menghasilkan laba di masa yang
akan datang. Hal ini dapat dibuktikan pada beberapa perusahaan seperti SMGR yang
memiliki ROA tertinngi yaitu 35,94 pada tahun 2009 dan perusahaan tersebut hanya
membagi DPR sebesar 55%, akan tetapi pada perusahaan POOL yang memilki hanya
mampu menghasilkan ROA sebesar 5,99 pada tahun 2009 akan tetapi DPR yang
diberikan sangatlah besar yaitu 83,29%. Dengan kata lain dengan laba yang besar
18
pada perusahaan tidak selalu diikuti meningkatnya DPR karena manajer lebih
memperhatikan faktor lain seperti utang perusahaan dan harga pasar.
Hasil sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Utama (2012)
bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen yang diprosikan
Dividend Payout Ratio. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan
oleh Gill et.al (2010) bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kebijakan dividen, dimana ketika kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dengan menggunakan aset yang ada semakin meningkat maka dividen yang akan
diberikan akan semakin meningkat.
Pengaruh Leverage Terhadap Kebijakan Dividen
Pada penelitian ini variabel leverage diproksikan dengan DER. Nilai
signifikan DER lebih kecil dari α (0,042 > 0.05). Jadi, DER secara parsial
berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pembelanjaan yang dilakukan dengan hutang akan mengurangi dividen perusahaan
yang akan diberikan. Hal ini dikarenakan ketika utang suatu perusahaan tinggi maka
beban bunga yang harus dibayarkan kepada kreditur juga semakin tinggi sehingga
akan mempengaruhi besar kecilnya laba yang tersedia untuk dijadikan dividen.
Menurut Rozeff (1982) perusahaan yang leverage operasi atau keuangannya
tinggi akan memberikan dividen yang rendah. Pernyataan sesuai dengan pandangan
bahwa perusahaan yang berisiko akan membayar dividen rendah, dengan maksud
untuk megurangi ketergantungan akan pendanaan secara eksternal. Peningkatan utang
pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi
para pemegang saham termasuk dividen yang diterima karena kewajiban untuk
membayar hutang lebih diutamakan daripada pembagian dividen.
19
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Daljono (2013) dan Handayani dan Bambang (2009) bahwa leverage berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen, dimana ketika perusahaan memiliki
utang yang tinggi atau banyak maka perusahaan akan cenderung melunasi utang
tersebut daripada memberikan dividen
Pengaruh Arus Kas Terhadap Kebijakan Dividen
Pada penelitian ini variabel arus kas diproksikan dengan arus kas operasi. Arus
kas operasi secara parsial tidak berpengaruh berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
Hal ini bisa dilihat dari nilai signifikan 0,765 > 0,05. Nilai signifikan diatas 0.05.
Sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus
kas (dari operasi sehari-hari) untuk melunasi utang, pembiayaan operasi perusahaan,
pembiayaan dividen dan melakukan investasi tidak akan mempengaruhi besar
kecilnya dividen yang akan diberikan kepada para pemegang saham.
Perusahaan yang memiliki kas yang besar, tetapi laba bersih yang dihasilkan
kecil, maka perusahaan akan cenderung untuk menahan laba. Hal ini bisa dilihat pada
perusahaan TLKM yang memiliki arus kas tertinggi yaitu 30.553 juta memperoleh
laba sebesar 15.470 juta, akan tetapi pada tahun berikunya arus kas pada perusahaan
ini mengalami penurunan yaitu 27.941 juta tetapi mengalami peningkatan pada laba
sebesar 18.362 juta. Peningkatan arus kas operasi tidak selalu diikuti dengan naiknya
dividen yang diambil melalui laba sehingga semakin tinggi arus kas operasi
menunjukkan bahwa semakin besar jumlah kas yang dihasilkan perusahaan dari
aktifitas operasi tetapi tidak dipergunakan untuk dibagikan dalam bentuk dividen
20
melainkan akan dipergunakan untuk melunasi hutang. Beberapa manajer perusahaan
lebih senang ketika perusahaan tidak bergantung terhadap modal melalui utang.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Amidu dan
Abor (2006) bahwa arus kas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan
dividen, dimana ketika kemampuan arus kas perusahaan meningkat, maka laba yang
akan diterima perusahaan akan semakin tinggi. Meningkatnya laba ini diharapkan
akan meningkatkan dividen yang akan diberikan kepada para pemilik saham.
Perbedaan ini dimungkinkan karena pada penelitian Amidu dan Abor (2006)
menggunakan objek yang berada di Ghana.
Pengaruh Growth Terhadap Kebijakan Dividen
Pada penelitian ini variable pertumbuhan (growth) diproksikan dengan
pertumbuhan penjualan (sales growth). Variabel Growth secara parsial tidak
berpengaruh berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hal ini bisa dilihat dari nilai
signifikan 0,235 > 0.05. Nilai signifikan diatas 0.05. Sehingga dapat dikatakan bahwa
pertumbuhan penjualan tidak akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan
diberikan kepada para pemegang saham.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hardiatmo
dan Daljono (2013) bahwa growth tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen, Hal
ini dimungkinkan bahwa pada tahun 2008 dan 2012 terjadi krisis ekonomi global
yang berimbas ke negara indonesia. Pada tahun 2008 terjadi krisis di negara Amerika
yang berdampak ke negara indonesia mencapai 11,06 dan pada tahun 2010 terjadi
krisis juga di negara yunani yang berimbas pula ke negara indonesia mencapai 6,96.
Kekacauan ini mengakibatkan dimungkinkan mengganggu pertumbuhan di Indonesia
menjadi kacau.
Pengaruh Pajak Terhadap Kebijakan Dividen
21
Variabel pajak secara parsial tidak berpengaruh berpengaruh terhadap
kebijakan dividen. Hal ini bisa dilihat dari nilai signifikan 0,085 > 0.05. Nilai
signifikan diatas 0.05. Sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah pajak yang dibayarkan
kepada pemerintah tidak akan mempengaruhi jumlah dividen yang akan diberikan
kepada para pemegang saham
Pajak yang semakin tinggi disebabkan dengan semakin tingginya
profitabilitas, dengan tingginya profitabilitas maka semakin tinggi pula pembagian
dividen. Hal ini tidak sesuai dengan teori, dimungkinkan beberapa perusahaan
menggunakan keuntungan yang diperoleh untuk meningkatkan laba ditahan, karena
dengan cara tersebut dana internal meningkat sehingga perusahaan dapat menunda
penggunaan utang. Utama (2012)
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rehman
dan Takumi (2012) bahwa pajak yang semakin tinggi disebabkan dengan semakin
tingginya laba perusahaan, dengan semakin tinggi laba perusahaan maka dividen yang
diberikan akan semakin tinggi, hal ini dikarenakan dividen diambil dari laba setelah
pajak dan pihak manajer harus melunasi kewajiban yang ada seperti utang dan bunga.
Pengaruh Rasio Pasar Terhadap Kebijakan Dividen
Pada penelitian ini variabel rasio pasar diproksikan dengan Price Book Value.
Variabel rasio pasar secara parsial berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.
Hal ini bisa dilihat dari nilai signifikan 0,001 > 0.05. Nilai signifikan diatas 0.05.
Sehingga dapat dikatakan bahwa.ketika pasar menghargai nilai buku perusahaan lebih
tinggi, maka dividen yang akan diberikan kepada pemegang saham juga semakin
tinggi. Hal ini sesuai dengan teori birth in the hand yang menyatakan bahwa investor
lebih senang dividen daripada capital gain.
22
Bird in the hand theory juga menjelaskan bahwa kebijakan dividen
berpengaruh positif terhadap harga pasar saham. Artinya, jika dividen yang dibagikan
perusahaan semakin besar, maka harga pasar saham perusahaan tersebut akan
semakin tinggi dan sebaliknya
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Amidu dan
Abor (2006) bahwa rasio pasar berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.
Ketika harga pasar lebih tinggi daripada harga buku akan menyebabkan investor lebih
senang capital gain daripada nilai buku. Hal ini akan mempengaruhi manajer untuk
mengurangi dividen yang akan diberikan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam bab
sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen.
2. Leverage berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
3. Arus kas tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen.
4. Pertumbuhan (Growth) tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen..
5. Pajak (Tax) tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen..
6. Rasio pasar berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
Saran
1. Penelitian ini menunjukkan bahwa Rasio Pasar berpengaruh positif terhadap
kebijakan dividen dan Leverage berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen
pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek indonesia, maka disarankan
23
sebaiknya investor memperhatikan Profitabilitas dan Leverage dalam
pengambilan keputusan mengenai kebijakan dividen.
2. Peneliti selanjutnya diharapkan menambahkan variabel independen dari faktor
eksternal misalnya inflasi sehingga peneliti tidak hanya mengambil faktor
internal saja.
DAFTAR PUSTAKA
Abor, Joshua Dan Godfred A. Bokpin. 2010. Investment Opportunities, Corporate Finance, And Dividend Payout Policy Evidence From Emerging Markets. Studies in Economics and Finance. Vol. 27, No. 3, pp 180-194.
Amidu, Mohammed dan Abor, Joshua.2006.Determinants of Devidend Payout Ratio in Ghana. Vol. 7, No.2, pp 136-145
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan Edisi Kedelapan Buku 2. Jakarta: Erlangga
Daljono, Budi Hardiatmo. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen., Vol. 2, No. 1 hal 1-13
Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhrudin. 2006. Pasar modal Indonesia pendekatan tanya jawab. Edisi kedua. Jakarta: Salemba empat
Dewi, Sisca Christianty. 2008. Pengaruh Kepemilikan Managerial, Kepemilikan Institusional, Kebijkan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 10, No. 1, pp 47-58.
Fadah, Isti dan Dodik Rian. 2007. Analisis Faktor-Faktor Penentu Kebijakan Dividen (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di BEJ). Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 1, No. 1, pp 14-29.
Gill, et.al.2010.Determinants of Devidend Payout Ratio : Evidance from United States. The Open Business Journal, No.3 ,8-14
Hanafi. M.M. 2004. Manajemen Keuangan. Edisi 2004/2005. Cetakan pertama. Yogyakarta: BPFE
Handayani, Dwi R. dan Bambang Hadinugroho. 2009. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang, ROA, Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2001-2005. Fokus Manajerial, Vol. 7, No.1, pp 64-71.
24
Hardiatmo, Budi dan Daljono. 2013. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 – 2010). Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 2, No. 1, pp 1-13
Horne, James C. Van dan JR, John M.Wachowicz. 2009. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta. Salemba Empat
Horne, James C. Van dan JR, John M.Wachowicz. 2010. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta. Salemba Empat
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2013. Susunan Dalam Satu Naskah Undang-Undang Perpajakan. Jakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia
John, Franklin dan Muthusamy.2010.Leverage, Growth and Profitability as Determinants of Devidend Payout Ratio-Evidance from Indian Paper Industry. Vol.1, No.1, pp 26-30
Kamaludin. 2011. Manajemen Keuangan : Konsep Dasar dan Penerapannya. Bandung. Mandar Maju.
Lopolusi, Ita. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Sektor Manufaktur Yang Terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol. 2, No. 1.
Marlina, Lisa dan Clara Danica. 2009. Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio, Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Manajemen Bisnis, Vol. 2, No. 1, pp 1-6.
Martono dan Agus Harjito. 2008. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia
Pourheydari, Omid. 2009. “A Survey Of Management Views On Dividend Policy In Iranian Firms”. International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and Management. Vol. 2, No. 1, pp 20-31.
Sudana, I Made. 2009. Manajemen Keuangan : “Teori Dan Praktik”. Surabaya. Pusat Penerbitan dan Percetakan Unair (AUP)
Sugiono, Arief dan Untung, Edy. 2008. Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan. Jakarta. Grasindo
Sumarto. 2007. Anteseden dan Dampak dari Kebijakan Dividen Beberapa Perusahaan Manufaktur. Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis, Vol. 7, No. 1
Sutrisno. 2001. Manajemen Keuangan: Teori, Konsep, dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia UII
Takumi, Haruto dan Rehman, Abdul. 2012. Determinants of Devidend Payout Ratio: Evidance From Karachi Stock Exchange (KSE). Vol. 1, No.1, pp 20-27
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi. Yogyakarta. Kanisus
25
Utama, I Made Karya. 2012. “Dividend Payout Ratio Dan Faktor Yang Mempengaruhinya (Studi Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010)”. Manajemen Bisnis Syariah, No. 1