analisis faktor-faktor yang mempengaruhi …/analisis... · kepahlawanan. kita,yang bukan tokoh...

86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN (Studi Kasus 35 Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011) Skripsi Dimaksudkan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh: ACHMAD KHABHIBI NIM. F 1110001 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Upload: ngokien

Post on 07-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

TINGKAT KEMISKINAN

(Studi Kasus 35 Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011)

Skripsi

Dimaksudkan Untuk Melengkapi

Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

ACHMAD KHABHIBI

NIM. F 1110001

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sapa wruha yen wus dadi, ingsun weruh pesti nora, ngarani namanireki

(Sunan Kalijaga)

Dalam hidup nyata dan dalam perjuangan yg tak mudah, kita bukan

tokoh dalam dongeng dan mitos yang gagah berani dan penuh sifat

kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, yang punya anak istri dan

keluarga, mengenal rasa takut.Tapi bahwa meskipun takut kita jalan

terus, dan berani melompati pagar batas ketakutan tadi,mungkin

disitu harga kita ditetapkan

(Gus Dur)

Sabar berarti siap menderita

(Mahatma Gandhi)

Hanya tahu saja tidak cukup, kita harus mempraktekkannya.

Menginginkan saja tidak cukup, kita harus berusaha

(Leonardo da Vinci)

Lebih baik jadi motivator, walaupun kita belum bisa seperti motivasi

yang kita berikan kepada orang lain.

(Astutie Dessy Saputri)

PERSEMBAHAN

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Allah SWT yang telah memberikan

karunia-Nya.

2. Simbah Kakung & Putri terima kasih atas

doanya.

3. Bapak & Ibu, terima kasih atas doa, dan

pengorbanannya.

4. Semua keluarga serta saudaraku kartasura

& solo terimakasih atas dukungannya.

5. Astutie Dessy Saputri terima kasih atas

motivasinya.

6. Semua teman-teman KP 2007 dan EP 2010

terima kasih telah membantu.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala karuniaNya

sehingga penulis selalu diberikan petunjuk, kesabaran dan ketekunan dalam

menyelesaikan skripsi yang berjudul ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN (Studi Kasus 35 Kabupaten/Kota Di

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011).

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh

gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulisan skripsi ini dapat selesai berkat

bantuan dari banyak pihak, maka pada kesempatan ini dengan rendah hati

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Guntur Riyanto, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan ilmu dan bimbingan serta motivasi dengan sabar kepada

penulis.

2. Bapak Drs. Wisnu Untoro, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret.

3. Bapak Drs.Sutanto, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

4. Bapak dan Ibu dosen serta para staf Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret yang telah memberikan bimbingan dan ilmu selama penulis

menuntut ilmu di Universitas Sebelas Maret.

5. Bapak & Ibu yang tak pernah lelah selalu berdoa dengan memberi

perhatian dan dukungan yang terbaik sehingga penulis dapat semangat

dalam perjuangan penyelesaian studi di Universitas Sebelas Maret.

6. Untuk Adek ku (Achmad Arif Husein / Genk) yang telah memberikan

bantuan dukungan dan motivasi kepada penulis.

7. Simbah Kakung & Putri terimakasih wejangan dan doanya, serta Saudara-

Saudara Kartasura dan Solo terimakasih atas perhatiannya.

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8. Buat semua Sahabat-Sahabatku Mahasiswa Ekonomi Pembangunan

transfer 2010 yang telah memberikan pelajaran berharga berupa solidaritas

yang sangat erat dan berkesan serta game-game tentang canda tawa yang

berawal dari rintisan kelas 207 (kelas paten) sejarah membuka meniti

waktu dan tak pernah lekang oleh waktu di benak serta pikiranku,

semuanya akan menjadi satu lagi Sahabat, setelah nama-nama kalian nanti

terkenal dan terkenang sukses dalam mengarungi waktu. Hidup EP New

Face in future!!

9. Untuk IPNU dan PMII ku, Jayalah selalu Engkau adalah buku

pendewasaanku sampai saat ini. Jaya selalu IPNU! Tangan terkepal maju

ke muka untuk PMII Ku!

10. Para sahabat-sahabat tercinta yang selalu ada dalam suka dan duka serta

setia, Sadhu (sang maha guru), Topik (100% sudah control), Agha

(sertifikasi playboy), Abdul (Gedhul), Arta (sudah kelar), Bang Jerri (guru

cinta), Setyawan (Thengkleng pelipur lara), Widi, Alvian (gonjang

ganjing), Nur Hadi (Tabis), Andre, Rinto, and the others.

11. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis

”Matur nuwun sanget”.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi

ini, maka penulis mengharapkan kritik dan saran demi kebaikan dan kesempurnaan

dalam skripsi ini. Akhir kata penulis mohon maaf atas semua kesalahan baik

disengaja maupun tidak dan semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat.

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Surakarta, Januari 2013

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ........................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv

ABSTRAK ......................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................. 11

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 13

D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 14

BAB II TINJUAN PUSTAKA .......................................................................... 15

A. Kemiskinan …………………………………………………………… 15

1. Definisi Kemiskinan …………………………………………….. 15

2. Sumber dan Sebab terjadinya Kemiskinan………………………… 17

3. Ciri-Ciri Kemiskinan ……………………………………………… 19

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan …………………. 21

1. Definisi Pertumbuhan Ekonomi …………………………….. 22

2. Hubungan Tingkat Kemiskinan Dengan Pertumbuhan

Ekonomi………………………………………………………. 28

3. Definisi Upah Minimum……………………………………… 29

4. Definisi Pengangguran ………………………………………. 34

B. Penelitian Terdahulu ………………………………………………… 39

C. Kerangka Pemikiran Teoritis ………………………………………… 46

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Hipotesis Penelitian ………………………………………………….. 48

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 49

A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ………………………… 49

B. Jenis dan Sumber Data ……………………………………………… 50

C. Metode Analisis Data ………………………………………………… 50

D. Pengujian Statistik……………………………………………………… 52

1. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) …………… 52

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) …………………………………. 53

3. Uji Koefisien Determinasi ( ) ……………………………….. 55

E. Pengujian Penyimpangan Asumsi Klasik …………………………….. 57

1. Uji Multikolinearitas …………………………………………….. 56

2. Uji Heteroskedastisitas …………………………………………… 57

3. Uji Normalitas …………………………………………………….. 57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………. 58

A. Deskripsi Objek Penelitian …………………………………………….. 58

B. Keadaan Geografis ……………………………………………………. 58

C. Kemiskinan …………………………………………………………… 59

D. Pertumbuhan Ekonomi ……………………………………………….. 63

E. Upah minimum ……………………………………………………….. 65

F. Pengangguran …………………………………………………………. 67

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

G. Analisis Data dan Pembahasan ……………………………………….. 69

1. Uji Pemilihan Model ……………………………………………… 69

2. Uji Statistik………………………………………………………… 70

3. Uji Asumsi Klasik ………………………………………………… 73

H. Interpretasi Ekonomi …………………………………………………. 74

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 78

A. Kesimpulan ........................................................................................... 80

B. Saran ....................................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 Tingkat Kemiskinan di Indonesia tahun 2010-2011........................ 3

Tabel 1.2 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Jawa

Tengah menurut Daerah Tahun 2010–2011 ................................... 4

Tabel 1.3 Tingkat Kemiskinan di Pulau Jawa 2010-2011 (Persen) ................ 6

Tabel 1.4 JumlahKabupaten/Kota di Jawa Tengah Berdasarkan Rata-Rata

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tingkat Kemiskinan Tahun 2010-2011 ........................................... 7

Tabel 1.5 Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2010- 2011 (persen) ............................................................. 7

Tabel 1.6 Perkembangan Upah Minimum Provinsi (UMP) Jawa Tengah

Tahun 2010-2011 (Rupiah) ............................................................. 10

Tabel 1.7 Tingkat Pengangguran terbuka di Jawa Tengah

Tahun 2010-2011 (persen)............................................................... 10

Tabel 4.1 Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2011 (persen) ........................................................................ 62

Tabel 4.2 Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2011 (persen) ........................................................................ 64

Tabel 4.3 Upah Minimum Kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2010-2011 (rupiah) ............................................................... 66

Tabel 4.4 Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2011 (persen) ........................................................................ 68

Tabel 4.5 Hasil Persamaan Regresi Pertumbuhan Ekonomi, Upah

Minimum dan Tingkat Pengangguran, Terhadap Tingkat

Kemiskinan di Jawa Tengah Tahun 2011 ........................................ 69

Tabel 4.6 Uji t ................................................................................................. 70

Tabel 4.7 Uji F ................................................................................................. 71

Tabel 4.8 Uji R² ............................................................................................... 72

Tabel 4.9 Uji Multikolonieritas ....................................................................... 73

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.10 Uji Glejser ................................................................................... 74

Tabel 4.11 Uji Kolmogrov – Smirnov .......................................................... 74

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ………………………………………… 47

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ABSTRAKSI

Achmad Khabhibi

F1110001

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

TINGKAT KEMISKINAN (Studi Kasus 35 Kabupaten/Kota Di Provinsi

Jawa Tengah Tahun 2011)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi (Y),

Upah Minimum Kabupaten/Kota (U) dan tingkat pengangguran (P) terhadap

tingkat kemiskinan 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011.

Diduga secara parsial variabel Upah Minimum Kabupaten/Kota dan tingkat

pengangguran berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kemiskinan dan

variabel Pertumbuhan Ekonomi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

tingkat kemiskinan 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu suatu penelitian yang

bertujuan untuk memperoleh pembuktian dari sebuah hipotesis. Pengumpulan

data diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS). Sampel yang digunakan

sebanyak 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah dengan metode ordinary

least square (OLS). Analisis data menggunakan pengujian statistik dengan

bantuan program SPSS 18. Dalam menganalisis digunakan teknik analisis

regresi linier berganda, dengan uji statistik (uji t, uji F, koefisien determinasi (R²),

serta uji asumsi klasik (uji multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan normalitas).

Hasil penelitian menunjukkan dengan uji terhadap koefisien regresi secara parsial

(uji t) dengan α = 5% menunjukan dua variabel Upah Minimum

Kabupaten/Kota dan tingkat pengangguran, berpengaruh signifikan terhadap

tingkat kemiskinan sedangkan variabel pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh

signifikan terhadap tingkat kemiskinan. Hasil Uji F dengan α = 5% menunjukkan

bahwa secara bersama-sama variabel Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum

Kabupaten/Kota dan tingkat pengangguran berpengaruh signifikan terhadap

tingkat kemiskinan 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah.

Kata Kunci : Tingkat kemiskinan (K), Pertumbuhan Ekonomi (Y), Upah

Minimum Kabupaten/Kota (U), tingkat pengangguran (P)

ordinary least square (OLS).

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan dan orang-orang miskin sudah dikenal dan selalu ada di setiap peradaban

manusia. Oleh karena itu beralasan sekali bila mengatakan bahwa kebudayaan umat manusia

dalam setiap zamannya tidak pernah lepas dari orang-orang miskin mulai dari awal

peradaban hingga sekarang ini (Samsubar Saleh, 2002).

Kemiskinan merupakan salah satu penyakit dalam ekonomi, sehingga harus

disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Permasalahan kemiskinan memang merupakan

permasalahan yang kompleks dan bersifat multidimensional. Oleh karena itu, upaya

pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara komprehensif, mencakup berbagai aspek

kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara terpadu (M. Nasir, dkk 2008).

Istilah kemiskinan muncul ketika seseorang atau sekelompok orang tidak mampu

mencukupi tingkat kemakmuran ekonomi yang dianggap sebagai kebutuhan minimal dari

standar hidup tertentu. Dalam arti proper, kemiskinan dipahami sebagai keadaan kekurangan

uang dan barang untuk menjamin kelangsungan hidup. Dalam arti luas, Chambers (dalam

Chriswardani Suryawati, 2005) mengatakan bahwa kemiskinan adalah suatu intergrated

concept yang memiliki lima dimensi, yaitu: 1) kemiskinan (proper), 2) ketidakberdayaan

(powerless), 3) kerentanan menghadapi situasi darurat (state of emergency), 4)

ketergantungan (dependence), dan 5) keterasingan (isolation) baik secara geografis maupun

sosiologis.

Dilihat dari sisi etimologis, “kemiskinan” berasal dari kata “miskin” yang artinya tidak

berharta benda dan serba kekurangan. Departemen Sosial dan Badan Pusat Statistik

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

mendefinisikan kemiskinan dari perspektif kebutuhan dasar. Kemiskinan didefinisikan

sebagai ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup

layak (BPS dan Depsos, 2002). Lebih jauh disebutkan kemiskinan merupakan sebuah

kondisi yang berada dibawah garis nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan

dan non-makanan yang disebut garis kemiskinan (poverty line) atau batas kemiskinan

(poverty treshold). Jadi, seseorang dikatakan miskin jika pendapatannya berada di bawah

garis kemiskinan.

Problematika kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah Indonesia

sebagai sebuah negara. Dalam negara yang salah urus, tidak ada persoalan yang lebih besar,

selain persoalan kemiskinan. Mengamati jumlah dan populasi di bawah garis kemiskinan

penduduk miskin di Indonesia pada periode tahun 2010-2011 (Tabel 1.1) tingkat kemiskinan

mengalami kecenderungan menurun. Berdasarkan laporan BPS, penduduk miskin tingkat

nasional dalam periode 2010-2011 tingkat kemiskinan turun dimana pada tahun 2010 sekitar

13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar 12,49 persen. peristiwa seperti ini bisa menjadi

tolak ukur bagi pemerintah, apakah realisasi dalam mengurangi kemiskinan berjalan dengan

berkelanjutan atau tidak, walaupun fenomena tingkat kemiskinan setiap tahun menurun,

pemerintah juga jangan merasa puas dengan hasil yang ada, tetapi berkelanjutan dalam

mengatasi kemiskinan adalah penting, karena apabila harga barang-barang kebutuhan pokok

naik di tahun mendatang maka akan terjadi inflasi dan berakibat kepada penduduk yang

tergolong tidak miskin dengan penghasilan disekitar garis kemiskinan dan berakibat

pergeseran posisi menjadi miskin.

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Tabel 1.1

Tingkat Kemiskinan di Indonesia tahun 2010-2011

Tahun

Jumlah Penduduk Miskin

(ribu orang)

Persentase Penduduk

Miskin (%)

Garis Kemiskinan

(rupiah)

Kota Desa

Kota +

Desa Kota Desa

Kota +

Desa Kota Desa

Kota +

Desa

2010 11.097,80 19.925,60 31.023,40 9,87 16,56 13,33 253.016 213.395 233.740

2011 11.046,75 18.972,18 30.018,93 9,23 15,72 12,49 232.988 192.354 211.726

Sumber : BPS (Badan Pusat Statistik) Tahun 2012, diolah

Dari hasil perhitungan di atas, usaha pemerintah dalam penanggulangan masalah

kemiskinan harus di upayakan terus secara berkelanjutan, agar supaya dapat di tekan lagi

tingkat kemiskinan di Indonesia pada umumnya dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

khususnya. Menurut ukuran jumlah penduduk miskin dan persentase penduduk miskin di

Provinsi Jawa Tengah dari periode tahun 2010-2011 (Tabel 1.2) yang terjadi juga

mengalami kecenderungan menurun dimulai pada tahun 2010 dengan jumlah persentase

penduduk miskin di Jawa Tengah sebesar 16,56 persen dan sampai pada tahun 2011 menjadi

16,21 persen. Keberhasilan Provinsi Jawa Tengah memperlihatkan pengaruh yang positif.

Hal ini terlihat dari tingkat kemiskinan yang mengalami pola yang menurun.

Tabel 1.2

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin

di Provinsi Jawa Tengah menurut Daerah Tahun 2010–2011

Tahun

Jumlah Penduduk Miskin

(ribu orang)

Persentase Penduduk

Miskin

Kota Desa Kota +

Desa Kota Desa

Kota +

Desa

2010 2.258,94 3.110,22 5.369,16 14,33 18,66 16,56

2011 2.175,82 3.080,17 5.255,99 14,67 17,50 16,21 Sumber BPS, Jawa Tengah Dalam Angka, Tahun 2011

Deklarasi Milenium Bangsa‐Bangsa, menyebutkan tujuan–tujuan Millenium

Development Goals (MDGs) di mana tujuannya itu adalah bahwa pada tahun 2015, 189

negara anggota Perserikatan Bangsa‐Bangsa berkomitmen untuk pertama, Memberantas

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

kemiskinan dan kelaparan. Kedua, Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan

(Ari muliana G. dan Rasbin, 2010).

Dengan deklarasi Milenium Bangsa-Bangsa di atas, bisa digunakan sebagai motivasi

pemerintah agar upaya penangggulangan kemiskinan di Jawa Tengah selalu di usahakan dan

berkelanjutan, jadi dengan upaya itu, program lima pilar “Grand Strategy” bisa berjalan

dengan baik dan berhasil. Pertama, perluasan kesempatan kerja, ditujukan untuk

menciptakan kondisi dan lingkungan ekonomi, politik, dan sosial yang memungkinkan

masyarakat miskin dapat memperoleh kesempatan dalam pemenuhan hak-hak dasar dan

peningkatan taraf hidup secara berkelanjutan. Kedua, pemberdayaan masyarakat, dilakukan

untuk mempercepat kelembagaan sosial, politik, ekonomi, dan budaya masyarakat dan

memperluas partisipasi masyarakat miskin dalam pengambilan keputusan kebijakan publik

yang menjamin kehormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak dasar. Ketiga,

peningkatan kapasitas, dilakukan untuk pengembangan kemampuan dasar dan kemampuan

berusaha masyarakat miskin agar dapat memanfaatkan perkembangan lingkungan. Keempat,

perlindungan sosial, dilakukan untuk memberikan perlindungan dan rasa aman bagi

kelomnpok rentan dan masyarakat miskin baik laki-laki maupun perempuan yang

disebabkan antara lain oleh bencana alam, dampak negatif krisis ekonomi, dan konflik

sosial. Kelima, kemitraan regional, dilakukan untuk pengembangan dan menata ulang

hubungan dan kerjasama lokal, regional, nasional, dan internasional guna mendukung

pelaksanaan ke empat strategi diatas (Bappeda Jateng, 2007).

Tujuan provinsi Jawa Tengah dalam keberhasilan menanggulangi kemiskinan juga

perlu ada perbandingan dengan Provinsi di Pulau Jawa yang lain, meskipun secara

perhitungan dari tahun 2010 sampai pada tahun 2011 mengalami penurunan. terlihat dari

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

tingkat kemiskinan yang masih relatif tinggi, yaitu angka diatas 10 persen. Tabel 1.3

menunjukkan rata-rata tingkat kemiskinan di enam provinsi di pulau Jawa. Rata-rata tingkat

kemiskinan Jawa Tengah masih tinggi dibanding dengan Provinsi lain di Pulau Jawa,

Provinsi Jawa Tengah menempati peringkat kedua yaitu sebesar 16,38 persen. Peringkat

pertama ditempati oleh DI Yogyakarta dengan rata-rata tingkat kemiskinan sebesar 16,45

persen.

Tabel 1.3

Tingkat Kemiskinan di Pulau Jawa 2010-2011

(Persen)

Sumber : BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2012, diolah

Tingkat kemiskinan di Jawa Tengah merupakan tingkat kemiskinan agregat dari 35

kabupaten/kota di Jawa Tengah. Tabel 1.4 menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan di 35

Kabupaten/Kota di Jawa Tengah masih tidak merata, dan sebagian besar tingkat

kemiskinannya masih tinggi. Ada tiga Kabupaten/Kota yang memiliki tingkat kemiskinan

dibawah 10 persen, yaitu Kabupaten Kudus, Kota Salatiga dan Kota Semarang sedangkan

yang lainya diatas 10 persen. Ini mengindikasikan usaha pemerintah dalam menurunkan

tingkat kemiskinan belum merata ke seluruh Kabupaten/Kota. Untuk itu perlu dicari faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan di seluruh Kabupaten/Kota, sehingga

dapat digunakan sebagai acuan bagi tiap Kabupaten/Kota dalam usaha mengatasi

kemiskinan.

Provinsi 2010 2011 Rata-rata

DKI Jakarta 3,48 3,75 3,61

Jawa Barat 11,27 10,65 10,96

Jawa Tengah 16,56 16,21 16,38

DI Yogyakarta 16,83 16,08 16,45

Jawa Timur 15,26 14,23 14,74

Banten 7,16 6,32 6,74

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Menurut penelitian yang dilakukan (Ravi Dwi Wijayanto, 2010) faktor-faktor yang

mempengaruhi kemiskinan adalah PDRB, pendidikan dan pengangguran. Dari ketiga faktor

tersebut memiliki hubungan yang negatif terhadap kemiskinan. Sedangkan penelitian yang

dilakukan (Adit Agus Prasityo, 2010) selain faktor-faktor tersebut, masih terdapat faktor lain

yaitu Upah Minimum Kabupaten/Kota (U).

Tabel 1.4

JumlahKabupaten/Kota di Jawa Tengah Berdasarkan Rata-Rata

Tingkat Kemiskinan Tahun 2010-2011

Sumber : BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2011, diolah

Permasalahan kemiskinan harus selalu diupayakan solusi yang tepat karena proses

pembangunan perlu memerlukan pendapatan nasional yang tinggi dan pertumbuhan

ekonomi yang cepat. Pembangunan nasional dilaksanakan merata di seluruh tanah air dan

tidak untuk satu golongan atau sebagian masyarakat, tetapi untuk seluruh masyarakat

Indonesia, serta harus benar-benar dapat dirasakan seluruh rakyat, (Suparmoko, 2006).

Pertumbuhan ekonomi memang tidak cukup untuk mengentaskan kemiskinan tetapi

biasanya pertumbuhan ekonomi merupakan sesuatu yang dibutuhkan, walaupun begitu

pertumbuhan ekonomi yang bagus pun menjadi tidak akan berarti bagi penurunan masyarakat

miskin jika tidak diiringi dengan pemerataan pendapatan (Wongdesmiwati, 2009).

Rata-Rata

Tingkat Kemiskinan

Jumlah

Kabupaten/Kota

0%-10% 7

11%-20% 20

21%-30% 8

31%-40% 0

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Tabel 1.5

PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000

Dan Laju Pertumbuhan Ekonomi

di Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2010- 2011 (persen)

Tahun

PDRB Atas Dasar Harga

Konstan 2000 (Juta Rupiah)

Pertumbuhan Ekonomi

(Persen)

2010 156.280.354 4,92

2011 164.295.954 4,91

Sumber BPS, Jawa Tengah Dalam Angka, Berbagai Tahun Terbitan

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Tengah memberikan gambaran

kinerja pembangunan ekonomi dari waktu ke waktu. Produk Domestik regional Bruto

(PDRB) atas dasar harga konstan digunakan untuk menunjukan laju pertumbuhan ekonomi

secara keseluruhan dari tahun ke tahun. Tabel 1.5 menunjukkan bahwa dari tahun 2010

sampai dengan tahun 2011 laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah mengalami

penurunan dari 4,92 persen di tahun 2010 menjadi 4,91 persen di tahun 2011.

Faktor lain yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan adalah Kebijakan upah

minimum. Di Indonesia adalah masalah upah yang rendah dan secara langsung dan tidak

langsung berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan. Gagasan upah minimum yang sudah

dimulai dan dikembangkan sejak awal tahun 1970-an bertujuan untuk mengusahakan agar

dalam jangka panjang besarnya upah minimum paling sedikit dapat memenuhi kebutuhan

hidup minimum (KHM), sehingga diharapkan dapat menjamin tenaga kerja untuk memenuhi

kebutuhan hidup beserta keluarga dan sekaligus dapat mendorong peningkatan produktivitas

kerja dan kesejahteraan buruh (Sonny Sumarsono, 2003). Hal tersebut disebabkan karena

pertambahan tenaga kerja baru jauh lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan

kerja yang dapat disediakan setiap tahunnya. Menurut (Mankiw, 2003), upah merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran. Selain itu, upah juga

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

merupakan kompensasi yang diterima oleh satu unit tenaga kerja yang berupa jumlah uang

yang dibayarkan kepadanya.

Penetapan tingkat upah yang dilakukan pemerintah pada suatu negara akan

memberikan pengaruh terhadap besarnya tingkat pengangguran yang ada. Semakin tinggi

besaran upah yang ditetapkan oleh pemerintah maka hal tersebut akan berakibat pada

penurunan jumlah orang yang bekerja pada negara tersebut (Kaufman dan Hotchkiss, 1999).

Menurut J.R. Hicks (dalam Kaufman dan Hotchkiss, 1999) Teori penetapan upah dalam

suatu pasar bebas sebenarnya merupakan kasus khusus dan teori nilai umum. Upah adalah

harga tenaga kerja.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Asep Suryahadi, dkk, 2003), peningkatan

pada upah minimum akan memiliki dampak yang buruk pada tenaga kerja sektor formal di

perkotaan, kecuali pada pekerja ”white-collar”. Jika peningkatan dalam upah minimum

mengurangi pertumbuhan tenaga kerja pada sektor modern di bawah pertumbuhan pada

populasi angkatan kerja, maka akan semakin banyak pekerja yang tidak terampil akan

dipaksa untuk menerima upah yang lebih rendah dengan kondisi kerja yang buruk dalam

sektor informal. Di samping itu, peningkatan upah juga dapat menyebabkan bertambahnya

pengangguran karena perusahaan mengambil kebijakan efisiensi pekerja. Perkembangan

upah minimum di Jawa Tengah mengalami kecenderungan meningkat, dari 660.000 rupiah

di tahun 2010 sampai 675.000 rupiah di tahun 2011.

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Tabel 1.6

Perkembangan Upah Minimum Provinsi (UMP) Jawa Tengah

Tahun 2010-2011 (Rupiah)

Sumber BPS, Jawa Tengah Dalam Angka, Berbagai Tahun Terbitan

Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan adalah pengangguran.

Besarnya tingkat pengangguran merupakan cerminan kurang berhasilnya pembangunan di

suatu negara. Pengangguran dapat mempengaruhi kemiskinan dengan berbagai cara

(Tambunan, 2001). Di Jawa Tengah besarnya tingkat pengangguran bergerak secara naik

turun di berbagai tahun. Tetapi, dapat diketahui bahwa tingkat pengangguran cenderung

mengalami penurunan. Tingkat pengangguran dari tahun 2010 sampai tahun 2011 menurun.

Pada tahun 2011 sebesar 6,21 persen menjadi 5,93 persen pada tahun 2010.

Tabel 1.7

Tingkat Pengangguran terbuka di Jawa Tengah

Tahun 2010-2011 (persen)

Sumber BPS, Jawa Tengah Dalam Angka, Berbagai Tahun Terbitan

Pada hakekatnya pembangunan daerah dianjurkan tidak hanya memusatkan perhatian

pada pertumbuhan ekonomi saja namun juga mempertimbangkan bagaimana kemiskinan

yang dihasilkan dari suatu proses pembangunan daerah tersebut. Menurut Esmara (dalam

Deni Tisna, 2008) dalam ilmu ekonomi dikemukakan berbagai teori yang membahas tentang

bagaimana pembangunan ekonomi harus ditangani untuk mengejar keterbelakangan. Sampai

akhir tahun 1960, para ahli ekonomi percaya bahwa cara terbaik untuk mengejar

keterbelakangan ekonomi adalah dengan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi setinggi-

tingginya, sehingga dapat melampaui tingkat pertumbuhan penduduk. Dengan cara tersebut

Tahun UMP

2010 660.000

2011 675.000

Tahun pengangguran

2010 6,21

2011 5,93

Page 24: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

angka pendapatan per kapita akan meningkat sehingga secara otomatis terjadi pula

peningkatan kemakmuran masyarakat.

Dalam penelitian ini, tingginya tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah menjadi

masalah yang akan diteliti, dimana diperlukan adanya analisis faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan 35

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah tersebut meliputi Pertumbuhan Ekonomi, Upah

Minimum Kabupaten/Kota dan Tingkat Pengangguran.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, Provinsi Jawa Tengah memiliki tingkat

kemiskinan peringkat kedua di antara Provinsi-Provinsi di Pulau Jawa. Rata-rata tingkat

kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah selama periode tahun 2010-2011 sebesar 16,38 persen.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi, yang ditunjukkan oleh nilai PDRB atas dasar harga

konstan selama periode tahun 2010-2011 mengalami penurunan dari 4,92 persen pada tahun

2010 dan 4,91 persen pada tahun 2011. Namun, tingkat upah minimum provinsi mengalami

kecenderungan naik dari mulai 660.000 rupiah pada tahun 2010, menjadi 675.000 rupiah

pada tahun 2011. Tingkat pengangguran yang tinggi mempengaruhi tingginya tingkat

kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah, memiliki kecenderungan menurun mulai dari tahun

2010 sekitar 6,21 persen menjadi 5,93 persen pada tahun 2011.

B. Rumusan Masalah

Kemiskinan merupakan salah satu tolok ukur sosio ekonomi dalam menilai

keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah di suatu daerah. Banyak sekali

masalah-masalah sosial yang bersifat negatif timbul akibat meningkatnya kemiskinan.

Page 25: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Di Provinsi Jawa Tengah pada periode tahun 2010-2011 menunjukkan bahwa

penduduk miskin tergolong masih cukup tinggi yaitu mencapai 16,38 persen. Hal tersebut

menunjukkan bahwa belum meratanya hasil usaha pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam

mengatasi masalah kemiskinan di seluruh Kabupaten/Kota, padahal dampak kemiskinan

sangat buruk terhadap perekonomian Indonesia. Untuk itu diperlukan penelitian lebih lanjut

mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan di seluruh

Kabupaten/Kota, sehingga dapat digunakan sebagai dasar kebijakan bagi tiap

Kabupaten/Kota dalam usaha mengatasi kemiskinan di Jawa Tengah.

Atas dasar permasalahan diatas maka persoalan penelitian yang ingin dipecahkan

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan secara parsial?

2. Bagaimana pengaruh upah minimum kabupaten/kota terhadap tingkat kemiskinan

secara parsial?

3. Bagaimana pengaruh tingkat pengangguran terhadap kemiskinan secara parsial?

4. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi, upah minimum kabupaten/kota dan tingkat

pengangguran secara bersama-sama?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas maka tujuan yang akan

dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan secara

parsial.

Page 26: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

2. Menganalisis pengaruh upah minimum kabupaten/kota terhadap tingkat kemiskinan

secara parsial.

3. Menganalisis pengaruh tingkat pengangguran terhadap tingkat kemiskinan secara

parsial.

4. Menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, upah minimum kabupaten/kota dan

tingkat pengangguran secara bersama-sama.

D. Kegunaan penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada:

1. Pengambil Kebijakan

Bagi pengambil kebijakan, penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi

yang berguna di dalam memberikan informasi yang berguna di dalam memahami

pengaruh pertumbuhan ekonomi, upah minimum kabupaten/kota dan tingkat

pengangguran, serta menjadi bahan masukan untuk merumuskan berbagai kebijakan di

masa yang akan datang.

2. Ilmu Pengetahuan

Secara umum hasil penelitian ini diharapkan menambah khasanah ilmu ekonomi

khususnya ekonomi pembangunan. Manfaat khusus bagi ilmu pengetahuan yakni dapat

melengkapi kajian mengenai tingkat kemiskinan dengan mengungkap secara empiris

faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Page 27: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kemiskinan

1. Definisi Kemiskinan

Secara etimologis, “kemiskinan” berasal dari kata “miskin” yang artinya tidak berharta

benda dan serba kekurangan. Departemen Sosial dan Badan Pusat Statistik mendefinisikan

kemiskinan dari perspektif kebutuhan dasar. Kemiskinan didefinisikan sebagai

ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak

(BPS dan Depsos, 2002). Lebih jauh disebutkan kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang

berada dibawah garis nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan dan non-

makanan yang disebut garis kemiskinan (poverty line) atau batas kemiskinan (poverty

treshold).

Hidup dalam kemiskinan bukan hanya hidup dalam ukuran kekurangan uang dan

tingkat pendapatan rendah, tetapi juga banyak hal lainnya seperti tingkat kesehatan dan

pendidikan rendah, perlakuan tidak adil dalam hukum. Pada umumnya terdapat dua indikator

untuk mengukur tingkat kemiskinan di suatu wilayah, yaitu kemiskinan absolut dan

kemiskinan relatif. Mengukur kemiskinan dengan mengacu pada garis kemiskinan disebut

kemiskinan absolut, sedangkan konsep kemiskinan yang pengukurannya tidak didasarkan

pada garis kemiskinan disebut kemiskinan relatif (Tambunan, 2001).

Page 28: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

a. Kemiskinan Absolut

Kemiskinan absolut merupakan ketidakmampuan seseorang dengan pendapatan

yang diperolehnya untuk mencukupi kebutuhan dasar minimum yang diperlukan untuk

hidup setiap hari. Kebutuhan minimum tersebut diterjemahkan dalam ukuran finansial

(uang). Nilai minimum tersebut digunakan sebagai batas garis kemiskinan. Garis

kemiskinan ditetapkan pada tingkat yang selalu konstan secara riil, sehingga dapat

ditelusuri kemajuan yang diperolah dalam menanggulangi kemiskinan pada level absolut

sepanjang waktu.

World bank menggunakan ukuran kemiskinan absolut ini untuk menentukan jumlah

penduduk miskin. Menurut world bank, penduduk miskin adalah mereka yang hidup

kurang dari US$1 per hari dalam dolar PPP (Purchasing Power Parity). Akan tetapi,

tidak semua negara mengikuti standar minimum yang digunakan world bank tersebut,

karena bagi negara-negara berkembang level tersebut masihlah tinggi, oleh karena itu

banyak negara menentukan garis kemiskinan nasional sendiri dimana kriteria yang

digunakan disesuaikan dengan kondisi perekonomian masing-masing negara.

Di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) menentukan kemiskinan absolut

Indonesia merupakan ketidakmampuan seseorang untuk mencukupi kebutuhan pokok

minimum energi kalori (2.100 kilo kalori per kapita per hari) yang dipergunakan tubuh

dan kebutuhan dasar minimum untuk sandang, perumahan, kesehatan, pendidikan,

transportasi, dan kebutuhan dasar lain.

Page 29: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

b. Kemiskinan Relatif

Kemiskinan relatif ditentukan berdasarkan ketidakmampuan untuk mencapai

standar kehidupan yang ditetapkan masyarakat setempat sehingga proses penentuannya

sangat subyektif. Mereka yang berada dibawah standar penilaian tersebut dikategorikan

sebagai miskin secara relatif. Kemiskinan relatif ini digunakan untuk mengukur

ketimpangan distribusi pendapatan.

2. Sumber dan Sebab terjadinya Kemiskinan

Menurut Nasikun dalam Chriswardani Suryawati (2005), beberapa sumber dan proses

penyebab terjadinya kemiskinan, yaitu:

a. Policy induces processes, yaitu proses pemiskinan yang dilestarikan, direproduksi

melalui pelaksanaan suatu kebijakan, diantaranya adalah kebijakan anti kemiskinan,

tetapi realitanya justru melestarikan,

b. Socio-economic dualism, negara bekas koloni mengalami kemiskinan karena pola

produksi kolonial, yaitu petani menjadi marjinal karena tanah yang paling subur dikuasai

petani skala besar dan berorientasi ekspor,

c. Population growth, perspektif yang didasari oleh teori Malthus, bahwa pertambahan

penduduk seperti deret ukur, sedangkan pertambahan pangan seperti deret hitung,

d. Resaurces management and the environment, adalah unsur mismanagement sumber

daya alam dan lingkungan, seperti manajemen pertanian yang asal tebang akan

menurunkan produktivitas,

e. Natural cycle and processes, kemiskinan terjadi karena siklus alam. Misalnya tinggal

dilahan kritis, dimana lahan itu jika turun hujan akan terjadi banjir, akan tetapi jika

Page 30: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

musim kemarau kekurangan air, sehingga tidak memungkinkan produktivitas yang

maksimal dan terus-menerus,

f. The marginalization of woman, peminggiran kaum perempuan karena masih dianggap

sebagai golongan kelas kedua, sehingga akses dan penghargaan hasil kerja yang lebih

rendah dari laki-laki,

g. Cultural and ethnic factors, bekerjanya faktor budaya dan etnik yang memelihara

kemiskinan. Misalnya pada pola konsumtif pda petani dan nelayan ketika panen raya,

serta adat istiadat yang konsumtif saat upacara adat atau keagamaan,

h. Exploatif intermediation, keberadaan penolong yang menjadi penodong, seperti rentenir,

i. Internal political fragmentation and civil stratfe, suatu kebijakan yang diterapkan pada

suatu daerah yang fragmentasi politiknya kuat, yang dapat menjadi penyebab kemiskinan,

j. International processe, bekerjanya sistem internasional (kolonialisme dan kapitalisme)

membuat banyak negara menjadi miskin.

3. Ciri-Ciri Kemiskinan

Menurut (Hartomo dan Aziz, 1997) mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan

memiliki beberapa ciri, yaitu :

a. Mereka umumnya tidak memiliki faktor produksi sendiri, seperti tanah yang cukup,

modal maupun keterampilan. Faktor produksi yang dimiliki sendiri sedikit sekali

sehingga kemampuan memperoleh pendapatan menjadi sangat terbatas,

b. Mereka tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh aset produksi dengan kekuatan

sendiri. Pendapatan tidak cukup untuk memperoleh tanah garapan maupun modal usaha,

sedangkan syarat tidak terpenuhi untuk memperoleh kredit perbankan seperti adanya

jaminan kredit dan lain-lain, sehingga mereka yang perlu kredit terpaksa berpaling

Page 31: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

kepada “lintah darat” yang biasanya meminta syarat yang berat dan memungut biaya

yang tinggi,

c. Tingkat pendidikan mereka yang rendah, tidak sampai tamat sekolah dasar. Waktu

mereka habis tersisa untuk mencari nafkah sehingga tidak tersisa lagi untuk belajar.

Anak-anak mereka tidak dapat menyelesaikan sekolah, karena harus membantu orang tua

mencari tambahan penghasilan atau menjaga adik-adik di rumah, sehingga secara turun-

temurun mereka terjerat dalam keterbelakangan garis kemiskinan,

d. Kebanyakan mereka tinggal di pedesaan. Banyak diantara mereka tidak memiliki tanah,

walaupun ada kecil sekali. Umumnya mereka menjadi buruh tani atau pekerja kasar di

luar petani, karena pertanian bekerja dengan musiman maka kesinambungan kerja kurang

terjamin. Banyak diantara mereka kemudian bekerja sebagai “pekerja bebas”, berusaha

apa saja. Dalam keadaan penawaran tenaga kerja yang besar maka tingkat upah menjadi

rendah sehingga mengurung mereka dibawah garis kemiskinan, di dorong dengan

kesulitan hidup di desa maka banyak diantara mereka mencoba berusaha di kota,

e. Kebanyakan diantara mereka yang hidup di kota masih berusia muda dan tidak

mempunyai keterampilan atau pendidikan, sedangkan kota di banyak negara sedang

berkembang tidak siap menampung gerak urbanisasi penduduk desa. Apabila di negara-

negara maju pertumbuhan industri menyertai urbanisasi dan pertumbuhan kota sebagai

penarik bagi masyarakat desa untuk bekerja di kota, maka urbanisasi di negara

berkembang tidak disertai proses penyerapan tenaga dalam perkembangan industri.

Bahkan, sebaliknya perkembangan teknologi di kota justru menarik pekerjaan lebih

banyak tenaga kerja, sehingga penduduk miskin yang pindah ke kota dalam kantong-

Page 32: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

kantong kemelaratan. Menurut (Todaro, 1997) masyarakat miskin mempunyai beberapa

ciri sebagai berikut :

1) perbedaan geografis, jumlah penduduk dan tingkat pendapatan,

2) perbedaan sejarah, sebagian dijajah oleh negara yang berlainan,

3) perbedaan kekayaan sumber daya alam dan kualitas sumber daya manusianya,

4) perbedaan peranan sektor swasta dan negara,

5) perbedaan struktur industri,

6) perbedaan derajat ketergantungan pada kekuatan ekonomi dan politik negara lain,

7) perbedaan pembagian kekuasaan, struktur politik dan kelembagaan dalam negeri.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan

Pengaruh kemiskinan dengan beberapa aspek ekonomi terdiri dari tiga komponen

utama sebagai penyebab kemiskinan masyarakat, faktor tersebut adalah tingkat pertumbuhan

ekonomi (PDRB), upah minimum, tingkat pengangguran, pendidikan, kesehatan dan bukan

hanya itu saja seperti Upah Minimum Kabupaten/Kota juga menjadi faktor yang

mempengaruhi tingkat kemiskinan. penelitian yang dilakukan (Ravi Dwi Wijayanto, 2010)

Dari ketiga faktor tersebut memiliki hubungan yang negatif terhadap kemiskinan. Sedangkan

penelitian yang dilakukan (Adit Agus Prasityo, 2010) selain faktor-faktor tersebut, masih

terdapat faktor lain yaitu Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK). Salah satu unsur yang

menentukan kemakmuran suatu masyarakat adalah tingkat pendapatan/upah. Pendapatan

masyarakat mencapai maksimum apabila kondisi tingkat penggunaan tenaga kerja penuh (full

employment) dapat terwujud. Pengangguran akan menimbulkan efek mengurangi pendapatan

masyarakat, dan itu akan mengurangi tingkat kemakmuran yang telah tercapai. Semakin

Page 33: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

turunnya tingkat kemakmuran akan menimbulkan masalah lain yaitu kemiskinan (Sadono

Sukirno, 2003).

a. Definisi Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Prof. Simon Kuznets (dikutip dari Budiono, 1999) pertumbuhan ekonomi

adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk

menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu

sendiri ditentukan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian teknologi, institusional

(kelembagaan), dan ideologi terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada. Hal tersebut

menjadikan pertumbuhan ekonomi dicirikan dengan 3 hal pokok, antara lain:

1) Laju pertumbuhan perkapita dalam arti nyata (riil),

2) Persebaran atau distribusi angkatan kerja menurut sektor kegiatan produksi yang

menjadi sumber nafkahnya,

3) Pola persebaran penduduk.

Menurut Todaro (dikutip dari Tambunan, 2001) sampai akhir tahun 1960, para ahli

ekonomi percaya bahwa cara terbaik untuk mengejar keterbelakangan ekonomi adalah

dengan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi setinggi-tingginya sehingga dapat

melampaui tingkat pertumbuhan penduduk. Dengan cara tersebut, angka pendapatan per

kapita akan meningkat sehingga secara otomatis terjadi pula peningkatan kemakmuran

masyarakat dan pada akhirnya akan mengurangi jumlah penduduk miskin. Akibatnya,

sasaran utama dalam pembangunan ekonomi lebih ditekankan pada usaha-usaha

pencapaian tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Akan tetapi, pembangunan yang

dilakukan pada negara yang sedang berkembang sering mengalami dilema antara

pertumbuhan dan pemerataan. Pembangunan ekonomi mensyaratkan pendapatan nasional

Page 34: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

yang lebih tinggi dan untuk itu tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi merupakan pilihan

yang harus diambil. Namun yang menjadi permasalahan bukan hanya soal bagaimana

cara memacu pertumbuhan, tetapi juga siapa yang melaksanakan dan berhak menikmati

hasilnya.

Robert Solow mengemukakan model pertumbuhan ekonomi yang disebut model

pertumbuhan Solow. Model tersebut berangkat dari fungsi produksi agregat sebagai

berikut:

Y = A . F (K,L)

Dimana Y adalah output nasional (kawasan), K adalah modal (kapital) fisik, L

adalah tenaga kerja dan A merupakan teknologi. Faktor yang mempengaruhi pengadaan

modal fisik adalah investasi. Y juga akan meningkat jika terjadi perkembangan dalam

kemajuan teknologi yang terindikasi dari kenaikan A. Oleh karena itu pertumbuhan

perekonomian nasional dapat berasal dari pertumbuhan input dan perkembangan

kemajuan teknologi yang disebut juga pertumbuhan total faktor produktivitas.

Model solow dapat diperluas sehingga mencakup sumberdaya alam sebagai salah

satu input. Dasar pemikirannya yaitu output nasional tidak hanya dipengaruhi K dan L

tapi juga dipengaruhi oleh lahan pertanian atau sumberdaya alam lainnya seperti

cadangan minyak. Perluasan model solow lainnya adalah dengan memasukkan

sumberdaya manusia sebagai modal (Human Capital). Dalam literatur, teori pertumbuhan

seperti ini terkategori sebagai pertumbuhan endogen dengan pionirnya Lucas dan Romer.

Lucas menyatakan bahwa akumulasi modal manusia, sebagaimana akumulasi modal fisik

Page 35: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

menentukan pertumbuhan ekonomi, sedangkan Romer berpandangan bahwa

pertumbuhan dipengaruhi oleh tingkat modal manusia melalui pertumbuhan teknologi.

Secara sederhana dengan demikian fungsi produksi agregat dapat dimodifikasi menjadi

sebagai berikut:

Y = A . F (K,H,L)

Pada persamaan diatas, H adalah sumberdaya manusia yang merupakan

akumulasi dari pendidikan dan pelatihan. Menurut (Mankiw et. Al, 1992) kontribusi dari

setiap input pada persamaan tersebut terhadap output nasional bersifat proporsional.

Suatu negara yang memberikan perhatian lebih kepada pendidikan terhadap

masyarakatnya ceteris paribus lebih baik daripada yang tidak melakukannya. Dengan

kata lain, investasi terhadap sumberdaya manusia melalui kemajuan pendidikan akan

menghasilkan pendapatan nasional atau pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Apabila

investasi tersebut dilaksanakan secara relative merata, termasuk terhadap golongan

berpendapatan rendah, maka kemiskinan akan berkurang. Sehingga dapat di simpulkan

bahwa apabila pertumbuhan ouput meningkat yang dipengaruhi investasi terhadap

sumberdaya manusia maka dapat menurunkan kemiskinan.

(Kuncoro, 2004) menyatakan bahwa pendekatan pembangunan tradisional lebih

dimaknai sebagai pembangunan yang lebih memfokuskan pada peningkatan PDRB suatu

provinsi, kabupaten, atau kota. Sedangkan pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari

pertumbuhan angka PDRB (Produk Domestik Regional Bruto). Saat ini umumnya PDRB

baru dihitung berdasarkan dua pendekatan, yaitu dari sisi sektoral / lapangan usaha dan

dari sisi penggunaan. Selanjutnya PDRB juga dihitung berdasarkan harga berlaku dan

Page 36: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

harga konstan. Total PDRB menunjukkan jumlah seluruh nilai tambah yang dihasilkan

oleh penduduk dalam periode tertentu.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Badan Pusat Statistik (BPS)

didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam

suatu wilayah, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan

oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah. Produk Domestik Regional Bruto atas dasar

harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan

harga pada setiap tahun, sedang Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga

konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga

pada tahun tertentu sebagai dasar dimana dalam perhitungan ini digunakan tahun 1993.

Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui

pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun (Sadono Sukirno, 2005), sedangkan menurut

BPS Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku digunakan untuk

menunjukkan besarnya struktur perekonomian dan peranan sektor ekonomi.

Untuk lebih jelas dalam menghitung angka-angka Produk Domestik Regional Bruto ada

tiga pendekatan yang cukup kerap digunakan dalam melakukan suatu penelitian :

1) Menurut pendekatan Produksi

Dalam pendekatan produksi, Produk Domestik Regional Bruto adalah menghitung

nilai tambah dari barang dan jasa yang diproduksikan oleh suatu kegiatan ekonomi di

daerah tersebut dikurangi biaya antara masing-masing total produksi bruto tiap

kegiatan sub sektor atau sektor dalam jangka waktu tertentu. Nilai tambah merupakan

Page 37: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

selisih antara nilai produksi dan nilai biaya antara yaitu bahan baku/penolong dari

luar yang dipakai dalam proses produksi (Robinson Tarigan, 2005).

2) Menurut pendekatan Pendapatan

Dalam pendekatan pendapatan, nilai tambah dari setiap kegiatan ekonomi

diperkirakan dengan menjumlahkan semua balas jasa yang diterima faktor produksi,

yaitu upah dan gaji dan surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung neto

pada sektor pemerintahan dan usaha yang sifatnya tidak mencari untung, surplus

usaha tidak diperhitungkan. Surplus usaha meliputi bunga yang dibayarkan neto,

sewa tanah, dan keuntungan. Metode pendekatan pendapatan banyak dipakai pada

sektor jasa, tetapi tidak dibayar setara harga pasar, misalnya sektor pemerintahan. Hal

ini disebabkan kurang lengkapnya data dan tidak adanya metode yang akurat yang

dapat dipakai dalam mengukur nilai produksi dan biaya antara dari berbagai kegiatan

jasa, terutama kegiatan yang tidak mengutip biaya (Robinson Tarigan, 2005).

3) Menurut pendekatan Pengeluaran

Pendekatan dari segi pengeluaran adalah menjumlahkan nilai penggunaan akhir dari

barang dan jasa yang diproduksi di dalam negri. Jika dilihat dari segi penggunaan

maka total penyediaan/produksi barang dan jasa itu digunakan untuk konsumsi rumah

tangga, konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung, konsumsi pemerintah,

pembentukan modal tetap bruto (investasi), perubahan stok dam ekspor neto.

Cara penyajian Produk Domestik Regional Bruto disusun dalam dua bentuk, yaitu :

1) Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan

Page 38: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Menurut BPS pengertian Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan

yaitu jumlah nilai produksi atau pengeluaran atau pendapatan yang dihitung menurut

harga tetap. Dengan cara menilai kembali atau mendefinisikan berdasarkan harga-

harga pada tingkat dasar dengan menggunakan indeks harga konsumen. Dari

perhitungan ini tercermin tingkat kegiatan ekonomi yang sebenarnya melalui Produk

Domestik Regional Bruto riilnya.

2) Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku

Pengertian Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku menurut BPS

adalah jumlah nilai tambah bruto yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di

suatu wilayah. Yang dimaksud nilai tambah yaitu merupakan nilai yang ditambahkan

kepada barang dan jasa yang dipakai oleh unit produksi dalam proses produksi

sebagai input antara. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa atas ikut

sertanya factor produksi dalam proses produksi.

b. Hubungan Tingkat Kemiskinan Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator untuk melihat keberhasilan

pembangunan dan merupakan syarat bagi pengurangan tingkat kemiskinan.

Pembangunan nasional dilaksanakan merata di seluruh tanah air dan tidak untuk satu

golongan atau sebagian masyarakat, tetapi untuk seluruh masyarakat Indonesia, serta

harus benar-benar dapat dirasakan seluruh rakyat, (Suparmoko, 2006). Pertumbuhan

ekonomi memang tidak cukup untuk mengentaskan kemiskinan tetapi biasanya

pertumbuhan ekonomi merupakan sesuatu yang dibutuhkan, walaupun begitu

pertumbuhan ekonomi yang bagus pun menjadi tidak akan berarti bagi penurunan

Page 39: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

masyarakat miskin jika tidak diiringi dengan pemerataan pendapatan (Wongdesmiwati,

2009).

Menurut (Sadono Sukirno, 2000), laju pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan

PDRB tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil. Selanjutnya

pembangunan ekonomi tidak semata-mata diukur berdasarkan pertumbuhan produk

domestik regional bruto (PDRB) secara keseluruhan, tetapi harus memperhatikan sejauh

mana distribusi pendapatan telah menyebar ke lapisan masyarakat serta siapa yang telah

menikmati hasil-hasilnya. Sehingga menurunnya PDRB suatu daerah berdampak pada

kualitas dan pada konsumsi rumah tangga dan apabila tingkat pendapatan penduduk

sangat terbatas, banyak rumah tangga miskin terpaksa merubah pola makanan pokoknya

ke barang paling murah dengan jumlah barang yang berkurang.

Menurut penelitian (Nurfitri Yanti, 2010) menyatakan bahwa PDRB sebagai

indikator pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap kemiskinan.

c. Definisi Upah Minimum

Upah minimum adalah usaha untuk mengangkat derajat penduduk berpendapatan

rendah, terutama pekerja miskin. Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Peraturan

Menteri Tenaga Kerja Nomor : Per-01/Men/1999 tentang Upah Minimum adalah upah

bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap. Yang dimaksud

dengan tunjangan tetap adalah suatu jumlah imbalan yang diterima pekerja secara tetap

dan teratur pembayarannya, yang tidak dikaitkan dengan kehadiran ataupun pencapaian

prestasi tertentu.

Page 40: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

1) Teori Upah Minimum

Dalam pasar tenaga kerja sangat penting untuk menetapkan besarnya upah yang

harus dibayarkan perusahaan pada pekerjanya. Undang-undang upah minimum

menetapkan harga terendah tenaga kerja yang harus dibayarkan (Mankiw, 2006).

Menurut (Kaufman, 2000), tujuan utama ditetapkannya upah minimum adalah

memenuhi standar hidup minimum seperti untuk kesehatan, efisiensi, dan

kesejahteraan pekerja. Kebijakan upah minimum di Indonesia tertuang dalam

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : Per-01/Men/1999 dan UU Ketenagakerjaan

No. 13 tahun 2003. Tujuan dari penetapan upah minimum adalah untuk mewujudkan

penghasilan yang layak bagi pekerja. Beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan

termasuk meningkatkan kesejahteraan para pekerja tanpa menafikkan produktifitas

perusahaan dan kemajuannya, termasuk juga pertimbangan mengenai kondisi ekonomi

secara umum. Menurut (Hasanuddin Rachman, 2005), Tujuan penetapan upah

minimum dapat dibedakan secara mikro dan makro. Secara mikro tujuan penetapan

upah minimum yaitu :

(a) Sebagai jaring pengaman agar upah tidak merosot,

(b) Mengurangi kesenjangan antara upah terendah dan tertinggi di perusahaan,

(c) Meningkatkan penghasilan pekerja pada tingkat paling bawah. Sedangkan secara

makro,

Secara makro tujuan penetapan upah minimum yaitu :

(a) Pemerataan pendapatan,

(b) Peningkatan daya beli pekerja dan perluasan kesempatan kerja,

(c) Perubahan struktur biaya industri sektoral,

Page 41: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

(d) Peningkatan produktivitas kerja nasional,

(e) Peningkatan etos dan disiplin kerja,

(f) Memperlancar komunikasi pekerja dan pengusaha dalam rangka hubungan

bipartite.

Pada awalnya upah minimum ditentukan secara terpusat oleh Departemen

Tenaga Kerja untuk region atau wilayah-wilayah di seluruh Indonesia. Dalam

perkembangan otonomi daerah, kemudian mulai tahun 2001 upah minimum ditetapkan

oleh masing-masing provinsi. Upah Minimum ini dapat dibedakan menjadi upah

minimum regional dan upah minimum sektoral.

(a) Upah Minimum Regional

Upah Minimum Regional adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari

upah pokok dan tunjangan tetap bagi seorang pekerja tingkat paling bawah dan

bermasa kerja kurang dari satu tahun yang berlaku di suatu daerah tertentu.

Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja : PER-01/MEN/1999 tentang upah

minimum, upah minimum regional (UMR) dibedakan menjadi dua, yaitu Upah

Minimum Regional Tingkat I (UMR Tk. I) dan Upah Minimum Regional Tingkat

II (UMR Tk. II). Namun sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi (KEP-226/MEN/2000) tentang perubahan pada pasal 1, 3, 4, 8, 11,

20 dan 21 PER-01/MEN/1999 tentang upah minimum, maka istilah Upah

Minimum Regional Tingkat I (UMR Tk. I) diubah menjadi Upah Minimum

Provinsi (UMP) dan Upah Minimum Regional Tingkat I I (UMR Tk. II) diubah

menjadi Upah Minimum Kabupaten /Kota (UM kab/kota).

Page 42: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

(b) Upah Minimum Sektoral

Upah minimum sektoral adalah upah yang berlaku dalam suatu provinsi

berdasarkan kemampuan sektor. Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja :

Per-01/MEN/1999 tentang upah minimum, upah minimum sektoral dibedakan

menjadi Upah Minimum Sektoral Regional Tingkat I (UMSR Tk. I) dan Upah

Minimum Sektoral Regional Tingkat I I (UMSR Tk. II).

Dalam perkembangan selanjutnya sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga

Kerja dan Transmigrasi (KEP-226/MEN/2000) tentang perubahan pada pasal 1, 3,

4, 8, 11, 20 dan 21 PER-01/MEN/1999 tentang upah minimum, maka terjadi

perubahan istilah Upah Minimum Sektoral Regional Tingkat I (UMSR Tk. I)

menjadi Upah Minimum Sektoral Provinsi (UMSP) dan Upah Minimum Sektoral

Regional Tingkat II (UMSR Tk. II) diubah menjadi Upah Minimum Sektoral

Kabupaten /Kota (UMS kab/kota).

Variabel-variabel yang mempengaruhi upah minimum regional (UMR)

Tingkat I dan II sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : Per-

01/Men/1999, adalah sebagai beriku : kebutuhan hidup minimum (KHM), indeks

harga konsumen (IHK), kemampuan, perkembangan dan kelangsungan

perusahaan, tingkat upah pada umumnya yang berlaku di daerah tertentu dan antar

daerah, kondisi pasar kerja, dan tingkat perkembangan perekonomian dan

pendapatan per kapita.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : Per-17/Men/VIII/2005 tentang

Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak serta

Page 43: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

sesuai UU Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 88 (4) tentang Ketenagakerjaan

menyebutkan bahwa besaran upah minimum antara lain didasarkan pada tahap

pencapaian KHL, pertumbuhan PDRB, produktivitas, dan mempertimbangkan

keberadaan sektor marjinal (usaha yang paling tidak mampu). Pada

pelaksanaannya, pertimbangan pada usaha tidak mampu ternyata belum dapat

dioperasionalkan.

2) Hubungan Tingkat Kemiskinan Dengan Upah Minimum

Tujuan utama ditetapkannya upah minimum adalah memenuhi standar hidup

minimum seperti untuk kesehatan, efisiensi, dan kesejahteraan pekerja. Penetapan

tingkat upah yang dilakukan pemerintah pada suatu negara akan memberikan

pengaruh terhadap besarnya tingkat pengangguran yang ada. Semakin tinggi besaran

upah yang ditetapkan oleh pemerintah maka hal tersebut akan berakibat pada

penurunan jumlah orang yang bekerja pada negara tersebut (Kaufman dan Hotchkiss,

1999).

Menurut (Mankiw, 2003), upah merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi tingkat pengangguran dan pengangguran berpengaruh kepada

kemiskinan. Selain itu, upah juga merupakan kompensasi yang diterima oleh satu unit

tenaga kerja yang berupa jumlah uang yang dibayarkan kepadanya.

d. Definisi Pengangguran

Pengangguran adalah seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja,

yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak

dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkan (Sadono Sukirno, 1999). Besarnya tingkat

Page 44: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

pengangguran merupakan cerminan kurang berhasilnya pembangunan di suatu negara.

Pengangguran dapat mempengaruhi kemiskinan dengan berbagai cara (Tambunan, 2001).

Jenis-jenis pengangguran:

1) Jenis-Jenis Pengangguran Berdasarkan Penyebabnya:

a) Pengangguran Alamiah

Pengangguran yang berlaku pada tingkat kesempatan kerja penuh. Kesempatan

kerja penuh adalah keadaan dimana sekitar 95 persen dari angkatan kerja dalam

suatu waktu sepenuhnya bekerja. Pengangguran sebanyak lima persen inilah yang

dinamakan sebagai pengangguran alamiah.

b) Pengangguran Friksional

Suatu jenis pengangguran yang disebabkan oleh tindakan seorang pekerja untuk

meninggalkan pekerjaannya dan mencari kerja yang lebih baik atau lebih sesuai

dengan keinginannya.

c) Pengangguran Struktural

Pengangguran yang diakibatkan oleh pertumbuhan ekonomi. Tiga sumber utama

yang menjadi penyebab berlakunya pengangguran stuktural adalah:

(1) Perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi yang semakin maju

membuat permintaan barang dari industri yang memproduksi barang-barang

yang kuno menurun dan akhirnya tutup dan pekerja di industri ini akan

menganggur. Pengangguran ini disebut juga sebagai pengangguran teknologi.

(2) Kemunduran yang disebabkan oleh adanya persaingan dari luar negeri atau

daerah lain. Persaingan dari luar negeri yang mampu menghasilkan produk

Page 45: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

yang lebih baik dan lebih murah akan membuat permintaan akan barang lokal

menurun. Industri local yang tidak mampu bersaing akan bangkrut sehingga

timbul pengangguran.

(3) Kemunduran perkembangan ekonomi suatu kawasan sebagai akibat dari

pertumbuhan yang pesat dikawasan lain.

d) Pengangguran Konjungtur

Penganguran yang melebihi pengangguran alamiah. Pada umumnya pengguran

konjungtur berlaku sebagai akibat pengurangan dalam permintaan agregat.

Penurunan permintaaan agregat mengakibatkan perusahaan mengurangi jumlah

pekerja atau gulung tikar, sehingga muncul pengangguran konjungtur.

2) Jenis-Jenis Pengangguran Berdasarkan Cirinya:

a) Pengangguran Terbuka

Pengguran ini tercipta sebagai akibat penambahan pertumbuhan kesempatan kerja

yang lebih rendah daripada pertumbuhan tenaga kerja, akibatnya banyak tenaga

kerja yang tidak memperoleh pekerjaan. Menurut Badan Pusat Stsatistik (BPS),

pengangguran terbuka adalah adalah penduduk yang telah masuk dalam angkatan

kerja tetapi tidak memiliki pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan,

mempersiapkan usaha, serta sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai

bekerja.

b) Pengangguran tersembunyi

Keadaan dimana suatu jenis kegiatan ekonomi dijalankan oleh tenaga kerja yang

jumlahnya melebihi dari yang diperlukan.

Page 46: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

c) Pengangguran Musiman

Keadaan pengangguran pada masa-masa tertentu dlam satu tahun. Penganguran

ini biasanya terjadi di sektor pertanian. Petani akan mengganggur saat menunggu

masa tanam dan saat jeda antara musim tanam dan musim panen.

d) Setengah Menganggur

Keadaan dimana seseorang bekerja dibawah jam kerja normal. Menurut Badan

Pusat Statistik (BPS), di Indonesia jam kerja normal adalah 35 jam seminggu, jadi

pekerja yang bekerja di bawah 35 jam seminggu masuk dalam golongan setengah

menganggur.

3) Dampak Pengangguran:

Salah satu faktor penting yang mementukan kemakmuran suatu masyarakat

adalah tingkat pendapatan. Pendapatan masyarakat mencapai maksimum apabila

tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dapat tercapai. Penganguran berdampak

mengurangi pendapatan masyarakat, sehingga akan menurunkan tingkat kemakmuran

yang mereka capai.

Ditinjau dari sudut individu, pengangguran menimbulkan berbagai masalah

ekonomi dan sosial kepada yang mengalaminya. Keadaan pendapatan menyebabkan

para penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya. Apabila pengangguran

di suatu negara sangat buruk, kekacauan politik dan social selalu berlaku dan

menimbulkan efek yang buruk bagi kepada kesejahteraan masyarakat dan prospek

pembangunan ekonomi dalam jangka panjang (Sadono Sukirno, 2004).

Page 47: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

4) Hubungan Tingkat Kemiskinan Dengan Pengangguran

Menurut (Sadono Sukirno, 2004), efek buruk dari pengangguran adalah

mengurangi pendapatan masyarakat yang pada akhirnya mengurangi tingkat

kemakmuran yang telah dicapai seseorang. Semakin turunnya kesejahteraan

masyarakat karena menganggur tentunya akan meningkatkan peluang mereka

terjebak dalam kemiskinan karena tidak memiliki pendapatan. Apabila pengangguran

di suatu negara sangat buruk, kekacauan politik dan sosial selalu berlaku dan

menimbulkan efek yang buruk bagi kepada kesejahteraan masyarakat dan prospek

pembangunan ekonomi dalam jangka panjang.

Menurut (Dian Octaviani, 2001) mengatakan bahwa sebagian rumah tangga di

Indonesia memiliki ketergantungan yang sangat besar atas pendapatan gaji atau upah

yang diperoleh saat ini. Hilangnya lapangan pekerjaan menyebabkan berkurangnya

sebagian besar penerimaan yang digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari.

Lebih jauh, jika masalah pengangguran ini terjadi pada kelompok masyarakat

berpendapatan rendah (terutama kelompok masyarakat dengan tingkat pendapatan

sedikit berada di atas garis kemiskinan), maka insiden pengangguran akan dengan

mudah menggeser posisi mereka menjadi kelompok masyarakat miskin. Yang artinya

bahwa semakin tinggi tingkat pengganguran maka akan meningkatkan kemiskinan.

B. Penelitian Terdahulu

a. Penelitian yang dilakukan (Ravi Dwi Wijayanto, 2010) dengan judul “Analisis Pengaruh

PDRB, Pendidikan dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan Di Kabupaten/Kota Jawa

Tengah Tahun 2005-2008. Penelitian tersebut menganalisis bagaimana pengaruh PDRB,

pendidikan dan pengangguran terhadap kemiskinan. Variabel independen dari penelitian

Page 48: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

ini adalah PDRB, pendidikan dan pengangguran, metode yang digunakan dalam analisis

penelitian ini adalah analisis panel data (kombinasi data cross section dan time series).

Dari hasil penelitian tersebut didapat nilai koefisien regresi sebesar 0,968 yang berarti

bahwa 96,8 persen variasi kemiskinan kabupaten/kota di Jawa Tengah dapat dijelaskan

oleh variasi tiga variabel independennya yakni PDRB, pendidikan dan pengangguran.

Dari hasil uji f nilai fhitung> ftabel, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa variabel

independen secara simultan atau bersama – sama mempengaruhi variabel kemsikinan.

Dari hasil uji t, variabel PDRB berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

kemiskinan, variabel pendidikan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

kemiskinan, sedangkan variabel pengangguran berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap kemiskinan.

b. Penelitian yang dilakukan (Adit Agus Prayitno, 2010) dengan judul “Analisis Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan (Studi Kasus 35 Kabupaten/Kota Di

Jawa Tengah Tahun 2003-2007)”. Penelitian tersebut menganalisis bagaimana pengaruh

pertumbuhan ekonomi, upah minimum, pendidikan dan tingkat pengangguran terhadap

tingkat kemiskinan. Variabel independen dari penelitian ini adalah pertumbuhan

ekonomi, upah minimum, pendidikan dan tingkat pengangguran, metode yang

digunakan dalam analisis penelitian ini adalah analisis panel data. Dari hasil penelitian

tersebut didapat nilai koefisien regresi sebesar 0,9826 yang berarti bahwa 98,27 persen

variasi tingkat kemiskinan kabupaten/kota di Jawa Tengah dapat dijelaskan oleh variasi

tiga variabel independennya yakni Pertumbuhan ekonomi, upah minimum, pendidikan

dan tingkat pengangguran. Dari hasil uji f nilai fhitung> ftabel, sehingga dapat diambil

kesimpulan bahwa variabel independen secara simultan atau bersama – sama

Page 49: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

mempengaruhi variabel kemsikinan. Dari hasil uji t, variabel pertumbuhan ekonomi

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan, variabel upah minimum

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan, variabel pendidikan

berpengaruh negatif dan signifikan serta variabel pengangguran berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kemiskinan.

c. Penelitian yang dilakukan (Nurfitri Yanti, 2010) dengan judul “Pengaruh Pertumbuhan

Ekonomi, Inflasi Dan Tingkat Kesempatan Kerja Terhadap Tingkat Kemiskinan Di

Indonesia Tahun 1999-2009. Penelitian tersebut menganalisis bagaimana pengaruh

pertumbuhan ekonomi, inflasi dan tingkat kesempatan kerja terhadap tingkat

kemiskinan. Variabel independen dari penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi,

inflasi dan tingkat kesempatan kerja, metode yang digunakan dalam analisis penelitian

ini adalah analisis regresi linier berganda adalah uji asumsi klasik. Dari hasil penelitian

tersebut didapat nilai koefisien regresi sebesar 0,6407 yang berarti bahwa 64,07 persen

variasi tingkat kemiskinan kabupaten/kota di Jawa Tengah dapat dijelaskan oleh variasi

tiga variabel independennya yakni pertumbuhan ekonomi, inflasi dan tingkat

kesempatan kerja. Dari hasil uji f nilai fhitung> ftabel, sehingga dapat diambil kesimpulan

bahwa variabel independen secara simultan atau bersama – sama mempengaruhi

variabel kemsikinan. Dari hasil uji t, variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif

dan tidak signifikan terhadap kemiskinan, variabel inflasi berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap kemiskinan, serta variabel tingkat kesempatan kerja berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap kemiskinan.

d. Penelitian yang dilakukan oleh (Dian Octaviani, 2001) dengan judul “Inflasi,

Pengangguran, dan Kemiskinan di Indonesia: Analisis Indeks Forrester Greer &

Page 50: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Horbecke”. Tulisannya menganalisis tentang pengaruh pengangguran terhadap tingkat

kemiskinan di Indonesia. Model yang digunakan adalah modifikasi model ekonometri

yang dikemukakan oleh (Cutler dan Katz, 1991), yaitu:

Pt = β0 + β1 (P/Y)T + β2 ρT + β3 μt + β4 Gt + εt

Dimana:

Pt = tingkat kemiskinan agregat pada tahun ke t diukur dengan indeks FGT

(P/Y)t = rasio garis kemiskinan terhadap pendapatan rata-rata

ρT = tingkat inflasi Gt = rasio gini

μt = tingkat pengangguran εt = error term

Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa kenaikan angka pengangguran

mengakibatkan peningkatan atas angka kemiskinan, sebaliknya semakin kecil angka

pengangguran akan menyebabkan semakin rendahnya tingkat kemiskinan di Indonesia.

e. Penelitian yang dilakukan oleh (Deny Tisna Amijaya, 2008) dengan judul “Pengaruh

ketidakmerataan distribusi pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengangguran

terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia tahun 2003-2004”. Tulisannya meneliti

tentang pengaruh ketidakmerataan distribusi pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan

pengangguran terhadap kemiskinan di Indonesia, dalam hal ini untuk seluruh Provinsi di

Indonesia dari tahun 2003–2004. Analisis yang dilakukan adalah analisis Deskriptif dan

ekonometrika dengan menggunakan metode Panel Data. Model yang digunakan adalah

modifikasi model ekonometri sebagi berikut:

MS = f (GR, PDRB, PG)

Page 51: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Y it = β0 + β1 X1it + β2 X2it + β3 X3it + Uit

dimana:

MS = jumlah kemiskinan.

GR = variabel ketidakmerataan distribusi pendapatan.

PDRB = variabel tingkat pertumbuhan ekonomi.

PG = variabel tingkat pengangguran.

i = cross section.

t = time series.

Β0 = konstanta.

Β1, Β2, Β3 = koefisien.

U = error.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel ketidakmerataan distribusi

pendapatan berpengaruh positif terhadap tingkat kemiskinan, variabel pertumbuhan

ekonomi berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan, sedangkan variabel

pengangguran berpengaruh positif terhadap tingkat kemiskinan.

f. Penelitian yang dilakukan oleh (Hermanto Siregar dan Dwi Wahyuniarti, 2006) dengan

judul “Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penurunan Jumlah Penduduk Miskin”.

Tulisannya menganalisis tentang pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat

kemiskinan di Indonesia. Analisis yang dilakukan adalah analisis Deskriptif dan

ekonometrika dengan menggunakan metode Panel Data. Hasil penelitiannya

menyimpulkan bahwa kenaikan PDRB mengakibatkan penurunan atas angka

kemiskinan, kenaikan Jumlah Penduduk mengakibatkan peningkatan atas angka

kemiskinan, kenaikan Inflasi mengakibatkan peningkatan atas angka kemiskinan,

Page 52: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

kenaikan Share pertanian dan industry mengakibatkan penurunan atas angka

kemiskinan, kenaikan tingkat pendidikan mengakibatkan penurunan atas angka

kemiskinan. Dimana pengaruh tingkat pendidik SMP lebih besar daripada pengaruh

share pertanian. Sedangkan kenaikan Dummy krisis mengakibatkan peningkatan atas

angka kemiskinan.

g. Penelitian yang dilakukan oleh (Wongdesmiwati, 2009) dengan judul “Pertumbuhan

Ekonomi dan Pengentasan Kemiskinan” Alat analisa yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan

digunakan metode analisis regresi berganda (multiple regression) dengan menentukan

variabel-variabel yang mempengaruhi masing-masing fungsi tersebut.

h. Penelitian yang dilakukan (Dadan Hudaya, 2009) dengan judul “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan Di Indonesia”. Penelitian tersebut menganalisis

bagaimana gambaran kemiskinan di Indonesia dan faktor apa saja yang berpengaruh

terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia. Variabel independen dari penelitian ini adalah

persentase dan jumlah penduduk miskin menurut provinsi, pendapatan perkapita, angka

melek huruf dan tingkat pengangguran, metode yang digunakan dalam analisis

penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis panel data. Dari hasil penelitian

tersebut didapat nilai koefisien regresi sebesar 0,999140 yang berarti bahwa 99,9587

persen variasi tingkat kemiskinan kabupaten/kota di Jawa Tengah dapat dijelaskan oleh

variasi empat variabel independennya yakni persentase dan jumlah penduduk miskin

menurut provinsi, pendapatan perkapita, angka melek huruf dan tingkat pengangguran.

Dari hasil uji f nilai fhitung> ftabel, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa variabel

independen secara simultan atau bersama – sama mempengaruhi variabel kemsikinan.

Page 53: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Dari hasil uji t, variabel persentase dan jumlah penduduk miskin menurut provinsi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan, variabel pendapatan perkapita

berpengaruh negatif dan signifikan, variabel angka melek huruf berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap kemiskinan, serta variabel tingkat pengangguran berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap kemiskinan.

i. Penelitian yang dilakukan oleh (Harlem Siahaan, 1995) dengan judul “Kemiskinan dan

Pertumbuhan Ekonomi: Pendekatan Teoritik Politik Indonesia 1945 – 1984”. Tulisannya

menganalisis tentang pertumbuhan ekonomi yang cepat (dipercepat) pada umumnya

berpotensi menciptakan berbagai bentuk kesenjangan dan permasalahan yang

menghasilkan kontradiksi sosial-politik. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa krisis

ekonomi yang terjadi di Indonesia maupun perbaikan ekonomi dan pertumbuhan

ekonomi untuk mengatasi krisis ekonomi tersebut, akan berpotensi menciptakan situasi

dan fenomena politik yang tidak menentu karena masalah-masalah ekonomi termasuk

pembangunan ekonomi tidaklah tepat jika dilihat dari sudut dan perspektif ekonomi.

j. Penelitian yang dilakukan oleh (Rasidin K. Sitepul dan Bonar M. Sinaga, 2009) dengan

judul “ Dampak Investasi Sumberdaya Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan

Kemiskinan Di Indonesia: Pendekatan Model Computable General Equilibrium”.

Tulisannya menganalisis tentang Bagaimana pengaruh investasi sumberdaya manusia

terhadap pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan di Indonesia dengan menggunakan

kombinasi model Komputasi Keseimbangan umum dan metode Foster-Greer-

Thorbecke. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa Peningkatan investasi sumberdaya

manusia secara langsung berdampak pada peningkatan produktivitas tenaga kerja yang

mendorong pada peningkatan Produk Domestik Bruto Riil, yang ditunjukkan oleh

Page 54: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

peningkatan stok kapital, neraca perdagangan dan konsumsi rumah tangga. Investasi

sumberdaya manusia untuk pendidikan dapat menurunkan poverty incidence, poverty

depth dan poverty severity kecuali untuk rumah tangga bukan pertanian golongan atas di

desa, bukan angkatan kerja di kota dan bukan pertanian golongan atas di kota.

C. Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah bahwa kemiskinan dipengaruhi oleh tiga

variabel antara lain pertumbuhan ekonomi, upah minimum kabupaten/kota dan tingkat

pengangguran. Kemudian variabel-variabel tersebut sebagai variabel independen (bebas) dan

bersama-sama, dengan variabel dependen (terikat) yaitu kemiskinan yang diukur dengan alat

analisis regresi untuk mendapatkan tingkat signifikansinya. Dengan hasil regresi tersebut

diharapkan mendapatkan tingkat signifikansi setiap variabel independen dalam

mempengaruhi kemiskinan. Selanjutnya tingkat signifikansi setiap variabel independen

tersebut diharapkan mampu memberikan gambaran kepada pihak yang terkait mengenai

penyebab kemiskinan di Jawa Tengah untuk dapat merumuskan suatu kebijakan di masa

mendatang dalam upaya pengentasan kemiskinan. Secara skema kerangka pemikiran dapat

digambarkan sebagai berikut pada gambar 2.1:

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Pertumbuhan Ekonomi (Y)

Upah Minimum (U)

Pengangguran (P)

Kemiskinan (K)

Page 55: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Dari kerangka pemikiran tersebut dapat dijelaskan bahwa Menurut Prof. Simon

Kuznets (dikutip dari Budiono, 1999) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas

dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang

ekonomi kepada penduduknya. Pertumbuhan ekonomi memang tidak cukup untuk

mengentaskan kemiskinan tetapi biasanya pertumbuhan ekonomi merupakan sesuatu yang

dibutuhkan, walaupun begitu pertumbuhan ekonomi yang bagus pun menjadi tidak akan

berarti bagi penurunan masyarakat miskin jika tidak diiringi dengan pemerataan pendapatan

(Wongdesmiwati, 2009).

Menurut (Mankiw, 2003), upah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

tingkat pengangguran dan pengangguran berpengaruh kepada kemiskinan. Selain itu, upah

juga merupakan kompensasi yang diterima oleh satu unit tenaga kerja yang berupa jumlah

uang yang dibayarkan kepadanya. Tujuan utama ditetapkannya upah minimum adalah

memenuhi standar hidup minimum seperti untuk kesehatan, efisiensi, dan kesejahteraan

pekerja. Upah minimum adalah usaha untuk mengangkat derajat penduduk berpendapatan

rendah, terutama pekerja miskin. Semakin meningkat tingkat upah minimum akan

meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga kesejahteraan juga meningkat dan sehingga

terbebas dari kemiskinan (Kaufman dan Hotchkiss, 1999).

Pengangguran adalah seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja, yang

secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat

memperoleh pekerjaan yang diinginkan (Sadono Sukirno, 1999). Besarnya tingkat

pengangguran merupakan cerminan kurang berhasilnya pembangunan di suatu negara.

Pengangguran dapat mempengaruhi kemiskinan dengan berbagai cara (Tambunan, 2001).

Page 56: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu pernyataan yang bersifat sementara tentang adanya suatu

hubungan tertentu antara variabel-variabel yang digunakan. Sifat sementara pada hipotesis

ini berarti bahwa hipotesis dapat diubah, diganti dengan hipotesis lain yang lebih tepat. Hal

ini dimungkinkan karena hipotesis yang diperoleh tergantung pada masalah yang diteliti dan

konsep yang digunakan.

Hipotesis ini membahas pengaruh variabel independen yaitu tingkat kemiskinan

terhadap variabel dependen yaitu pertumbuhan ekonomi, upah minimum, pengangguran.

Untuk pengujian hipotesis selengkapnya dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Diduga Pertumbuhan Ekonomi mempunyai pengaruh positif terhadap kemiskinan 35

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011.

2. Diduga upah minimum kabupaten/kota mempunyai pengaruh negatif terhadap

kemiskinan 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011.

3. Diduga tingkat pengangguran mempunyai pengaruh negatif terhadap kemiskinan 35

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011.

4. Diduga Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum Kabupaten/Kota dan tingkat

pengangguran secara bersama-sama mempunyai pengaruh negatif terhadap kemiskinan

35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011.

Page 57: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan konsep yang dapat diukur dengan berbagai macam

nilai untuk memberikan gambaran mengenai fenomena yang diteliti. Untuk memperjelas

dan memudahkan terhadap variabel-variabel yang akan di teliti, dalam penelitian ini

menggunakan satu variabel dependen (terikat) dan tiga variabel independen (bebas).

Variabel dependen yang digunakan yaitu Tingkat Kemiskinan (K). Sementara tiga

variabel independen yang digunakan antara lain: Pertumbuhan Ekonomi (Y), Upah

Minimum Kabupaten/Kota (U), dan Tingkat Pengangguran (P).

2. Definisi Operasional

Definisi opeasional merupakan langkah berikut setelah menspesifikasi variabel

penelitian. Hal ini bertujuan agar variabel penelitian yang telah ditetapkan dapat

dioperasionalkan, sehingga memberikan petunjuk tentang bagian suatu variabel dapat

terukur.

a. Tingkat kemiskinan (K) adalah persentase penduduk yang berada di bawah garis

kemiskian di masing-masing kabupaten/kota di Jawa Tengah tahun 2011 (dalam

satuan persen), data diambil dari BPS.

b. Pertumbuhan Ekonomi Regional (Y), adalah dinyatakan sebagai perubahan PDRB atas

dasar harga konstan di masing-masing kabupaten/kota di Jawa Tengah tahun 2011

(dalam satuan persen), data diambil dari BPS yang dihitung dengan menggunakan

rumus:

Page 58: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

X100%

Dimana:

Yit = Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/kota i, tahun t

PDRBtı = PDRB ADHK Kabupaten/kota i tahun t

PDRBt = PDRB ADHK Kabupaten/kota i tahun t-1

c. Upah minimum kabupaten/kota (U) adalah upah minimum yang berlaku di daerah

kabupaten/kota, yang diterima oleh pekerja per bulan (BPS, 2008). U yang digunakan

dalam penelitian ini adalah upah minimum yang berlaku di masing-masing

kabupaten/kota di Jawa Tengah tahun 2011 (dalam satuan rupiah), data diambil dari

BPS.

d. Tingkat pengangguran terbuka (P) adalah persentase penduduk dalam angkatan kerja

yang tidak memiliki pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan di masing-masing

kabupaten/kota di Jawa Tengah tahun 2011 yang diukur (dalam satuan persen), data

diambil dari BPS.

B. Jenis dan Sumber Data

Sumber data utama untuk penelitian ini adalah laporan, Badan Pusat Statistik (BPS).

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang

digunakan adalah data deret lintang (cross-section data) yang meliputi 35 kabupaten/kota di

Jawa Tengah pada tahun 2011. Secara umum data-data dalam penelitian ini diperoleh dari

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Informasi lain bersumber dari studi

kepustakaan lain berupa jurnal ilmiah dan buku-buku teks.

C. Metode Analisis Data

Page 59: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Studi ini menggunakan analisis uji Ordinary least square (OLS) sebagai alat

pengolahan data. Analisis regresi adalah studi mengenai ketergantungan suatu variable

dependen (tidak bebas) terhadap salah satu atau lebih variable independen (bebas atau

penjelas) untuk mengestimasi dan atau meramalkan nilai‐nilai populasi variabel dependen

berdasarkan nilai tetap variabel independen.

Berdasarkan kerangka pikir analisis yang dibangun dalam penelitian ini,

variabel‐variabel yang digunakan adalah tingkat kemiskinan sebagai variabel yang

dijelaskan (dependen variabel), sedangkan variabel yang menjelaskan (explanatory

variabels) adalah pertumbuhan ekonomi, upah minimum dan tingkat pengangguran. Analisis

regresi berganda yang digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh terhadap perubahan

suatu variabel lainnya yang ada hubungannya untuk menguji model tingkat kemiskinan 35

kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah yang dapat dinotasikan dalam model umum yang

akan dibangun dalam persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

K = β0 + β1 Y + β2 U + β3 P +μ

Variabel-variabel Y, U, P adalah variabel bebas (variabel independen). Sedangkan variabel

tidak bebas (variabel dependen) yang digunakan adalah K.

Dimana :

K = Tingkat Kemiskinan

Y = Perumbuhan Ekonomi

U = Upah Minimum Kabupaten/kota

P = Tingkat Pengangguran

β0 = Konstanta

Page 60: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

β1. . . . β3 = Koefisien Variabel Bebas

μ = Faktor Pengganggu

D. Pengujian Statistik

1. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji t pada dasarnya digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh masing –

masing variabel independen terhadap variabel dependen.

Tahapan dalam uji t adalah sebagai berikut :

a. Menentukan Hipotesis

(berarti variabel independen secara individu

tidak berpengaruh terhadap variabel dependen)

(berarti variabel independen secara individu

berpengaruh terhadap variabel dependen)

b. Menentukan nilai α

Nilai α yang dipilih adalah 0,05

c. Melakukan penghitungan nilai t

1) ttabel

Dimana :

Α = derajat signifikasi

N = banyak data yang digunakan

K = Banyaknya parameter atau koefisien regresi

Page 61: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

plus konstanta

2) thitung

Dimana

= Koefisien Regresi

= Standar error koefisien regresi

d. Kriteria Pengujian

Pada tingkat signifikansi 5 persen dengan pengujian yang digunakan adalah sebagai

berikut :

1) diterima jika –ttabel< thitung< ttabel.

Variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

2) ditolak jika –ttabel> thitung atau thitung> ttabel

Variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji f digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen secara bersama – sama.

Tahapan dalam uji F adalah sebagai berikut :

1) Menentukan Hipotesis

(berarti variabel independen

Page 62: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

secara simultan tidak

berpengaruh terhadap

variabel dependen)

(berarti variabel independen

secara simultan berpengaruh

terhadap variabel dependen)

2) Menentukan α

Nilai α yang dipilih adalah 0,05

3) Melakukan penghitungan nilai

a) tabel

Dimana :

Α = derajat signifikasi

N = banyak data yang digunakan

K = Banyaknya parameter atau koefisien regresi

plus konstanta

b) hitung

Dimana :

= Koefisien determinasi berganda

Page 63: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

K = Jumlah seluruh variabel

N = Jumlah seluruh observasi

4) Kriteria pengujian

Pada tingkat signifikansi 5 persen dengan pengujian yang digunakan adalah sebagai

berikut :

a) diterima jika hitung< tabel

Variabel independen secara bersama – sama tidak mempengaruhi variabel

dependen secara signifikan

b) ditolak jika hitung> tabel

Variabel independen secara bersama – sama mempengaruhi variabel dependen

secara signifikan

3. Uji Koefisien Determinasi ( )

Uji ini digunakan untuk mengetahui berapa persen variasi variable dependen dapat

dijelaskan oleh variable independen. R2 yang digunakan adalah R

2 yang telah

memperhitungkan jumlah variable independen dalam suatu model regresi atau disebut

dengan adjusted R2.

Rumusnya adalah :

Dimana :

Page 64: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

= Koefisien determinasi berganda

k = Jumlah seluruh variabel

N = Jumlah seluruh observasi

E. Pengujian Penyimpangan Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis data maka data diuji sesuai asumsi klasik, jika terjadi

penyimpangan akan asumsi klasik digunakan pengujian statistik non parametrik sebaliknya

asumsi klasik terpenuhi apabila digunakan statistik parametrik untuk mendapatkan model

regresi yang baik, agar model regresi yang diajukan menunjukkan persaman hubungan yang

valid atau BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), model tersebut harus memenuhi asumsi-

asumsi dasar klasik OrdinaryLeast Square (OLS). Asumsi-asumsi tersebut adalah: Pertama,

tidak terjadi multikolinearitas. Kedua, tidak ada heteroskedastisitas (adanya variance yang

tidak konstan dan variabel pengganggu). Ketiga, tidak terdapat autokorelasi (Gujarati, 2003).

Karena ini tidak memakai data time-series maka tidak menggunakan uji autokorelasi.

1. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas timbul karena satu atau lebih variable independen berkorelasi

secara linear dengan variable independen lainnya. Cara paling mudah untuk mendeteksi

ada tau tidaknya multikolinearitas adalah dengan regresi auxiliary, yaitu dengan melihat

nilai R dan nilai r. Apabila dari hasil pengujian statistic diperoleh r < R berarti tidak ada

multikolinearitas.

2. Uji Heteroskedastisitas

Page 65: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Uji Heteroskedasitas terjadi jika gangguan muncul dalam fungsi regresi yang

mempunyai varian yang tidak sama, sehingga penaksir Ordinary Least Square (OLS)

tidak efisien baik dalam sampel kecil maupun besar. Salah satu cara untuk mendeteksi

masalah heteroskedasitas adalah dengan Uji Glejser.

Uji Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolute residualterhadap variable

independen lainnya dengan persamaan regresi :

Jika β signifikan, maka mengindikasikan terdapat heteroskedasitas dalam model.

3. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, Seperti diketahui bahwa uji t dan F

mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Apabila asumsi ini

dilanggar maka uji statistik menjadi tidak berlaku.

Ada beberapa metode untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi residual

antara lain Kolmogorov – Smirnov (KS) Test dan metode grafik. Uji KS dilakukan

dengan hipotesis:

H0 : Residual terdistribusi normal

HA : Residual tidak terdistribusi normal

Page 66: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

Di dalam penelitian ini, objek yang digunakan adalah 35 Kabupaten/Kota di Provinsi

Jawa Tengah tahun 2011. Pembahasan ini akan menggambarkan kondisi makro ekonomi 35

Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah yang mencakup masalah tingkat kemiskinan,

petumbuhan ekonomi, upah minimum kabupaten/kota dan tingkat pengangguran.

B. Keadaan Geografis

Jawa Tengah sebagai salah satu provinsi di Pulau Jawa letaknya diapit oleh dua

provinsi besar yaitu Jawa Barat dan Jawa Timur. Secara geografis letaknya antara 5040’ dan

8030’ Lintang Selatan dan antara 108030’ dan 110030’ Bujur Timur (termasuk Pulau

Karimunjawa). Jarak terjauh dari barat ke timur adalah 263 km dan dari utara ke selatan

adalah 226 km (tidak termasuk Pulau Karimunjawa).

Luas wilayah Jawa Tengah tercatat sebesar 3.254.412 hektar atau sekitar 25,04 persen

dari luas Pulau Jawa dan 1,70 persen dari luas Indonesia. Luas wilayah tersebut terdiri dari

991 ribu hektar (30,45 persen) lahan sawah dan 2,26 juta hektar (69,55 persen) bukan lahan

sawah. Provinsi Jawa Tengah dengan pusat pemerintahan di Kota Semarang, secara

administratif terbagi dalam 35 kabupaten/kota (29 kabupaten dan 6 kota) dengan 565

kecamatan yang meliputi 7872 desa dan 622 kelurahan. Secara administratif Provinsi Jawa

Tengah berbatasan oleh :

Sebelah Utara : Laut Jawa

Page 67: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Sebelah Timur : Jawa Timur

Sebelah Selatan : Samudera Hindia

Sebelah Barat : Jawa Barat

C. Kemiskinan

Dalam arti proper, kemiskinan dipahami sebagai keadaan kekurangan uang dan barang

untuk menjamin kelangsungan hidup. Dalam arti luas. Chambers (dalam Chriswardani

Suryawati, 2005) mengatakan bahwa kemiskinan adalah suatu integrated concept yang

memiliki lima dimensi, yaitu: 1) kemiskinan (proper), 2) ketidakberdayaan (powerless), 3)

kerentanan menghadapi situasi darurat (state of emergency), 4) ketergantungan (dependence),

dan 5) keterasingan (isolation) baik secara geografis maupun sosiologis.

Masalah kemiskinan bagi provinsi Jawa Tengah merupakan isu strategis dan

mendapatkan prioritas utama untuk ditangani. Hai ini terbukti dalam Rencana Strategis

(Renstra) Jawa Tengah (Perda No. 11/2003), dan di dalam Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah (RPJPD) Jawa Tengah tahun 2005-2025. Upaya penanggulangan kemiskinan

telah diakukan melalui berbagai strategi.. Secara langsung diwujudkan dalam bentuk

pemberian dana bantuan stimulant sebagai modal usaha kegiatan ekonomi produktif dan

bantuan sosial. Bantuan secara tidak langsung dilakukan melalui penyediaan sarana dan

prasarana pendukung kegiatan sosial ekonomi dan pemberdayaan masyarakat.

Problematika kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah Indonesia

sebagai sebuah negara. Dalam negara yang salah urus, tidak ada persoalan yang lebih besar,

selain persoalan kemiskinan. Upaya penanggulangan kemiskinan yang dilakukan pemerinyah

Jawa Tengah program lima pilar “Grand Strategy” bisa berjalan dan berhasil dengan baik.

Pertama, perluasan kesempatan kerja, ditujukan untuk menciptakan kondisi dan lingkungan

Page 68: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

ekonomi, politik, dan sosial yang memungkinkan masyarakat miskin dapat memperoleh

kesempatan dalam pemenuhan hak-hak dasar dan peningkatan taraf hidup secara

berkelanjutan. Kedua, pemberdayaan masyarakat, dilakukan untuk mempercepat

kelembagaan sosial, politik, ekonomi, dan budaya masyarakat dan memperluas partisipasi

masyarakat miskin dalam pengambilan keputusan kebijakan publik yang menjamin

kehormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak dasar. Ketiga, peningkatan kapasitas,

dilakukan untuk pengembangan kemampuan dasar dan kemampuan berusaha masyarakat

miskin agar dapat memanfaatkan perkembangan lingkungan. Keempat, perlindungan sosial,

dilakukan untuk memberikan perlindungan dan rasa aman bagi kelomnpok rentan dan

masyarakat miskin baik laki-laki maupun perempuan yang disebabkan antara lain oleh

bencana alam, dampak negatif krisis ekonomi, dan konflik sosial. Kelima, kemitraan

regional, dilakukan untuk pengembangan dan menata ulang hubungan dan kerjasama lokal,

regional, nasional, dan internasional guna mendukung pelaksanaan ke empat strategi diatas.

Dari Tabel 4.1 menunjukkan tingkat kemiskinan 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah

tahun 2011, tingkat kemiskinan yang tertinggi adalah Kabupaten Wonosobo dengan

persentase 24,21 persen dan Kabupaten Kebumen sekitar 24,06 persen. Sedangkan tingkat

kemiskinan yang terendah di Jawa Tengah adalah Kota Semarang dengan persentase 5,68

persen dan Kota Salatiga sekitar 7,80 persen.

Page 69: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Tabel 4.1

Tingkat Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2011 (persen)

No Kabupaten/kota 2011

1 Kab. Cilacap 17,15

2 Kab. Banyumas 21,11

3 Kab. Purbalingga 23,06

4 Kab. Banjarnegara 20,38

5 Kab. Kebumen 24,06

6 Kab. Purworejo 17,51

7 Kab. Wonosobo 24,21

8 Kab. Magelang 15,18

9 Kab. Boyolali 14,97

10 Kab. Klaten 17,95

11 Kab. Sukoharjo 11,13

12 Kab. Wonogiri 15,74

13 Kab. Karanganyar 15,29

14 Kab. Sragen 17,95

15 Kab. Grobogan 17,38

16 Kab. Blora 16,24

17 Kab. Rembang 23,71

18 Kab. Pati 14,69

19 Kab. Kudus 9,45

20 Kab. Jepara 10,32

21 Kab. Demak 18,21

22 Kab. Semarang 10,30

23 Kab. Temanggung 13,38

24 Kab. Kendal 14,26

25 Kab. Batang 13,47

26 Kab. Pekalongan 15,00

27 Kab. Pemalang 20,68

28 Kab. Tegal 11,54

29 Kab. Brebes 22,72

30 Kab. Magelang 11,06

31 Kota Surakarta 12,90

32 Kota Salatiga 7,80

33 Kota Semarang 5,68

34 Kota Pekalongan 10,04

35 Kota Tegal 10,81

Page 70: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

D. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara

yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya.

Pertumbuhan ekonomi memang tidak cukup untuk mengentaskan kemiskinan tetapi biasanya

pertumbuhan ekonomi merupakan sesuatu yang dibutuhkan, walaupun begitu pertumbuhan

ekonomi yang bagus pun menjadi tidak akan berarti bagi penurunan masyarakat miskin jika

tidak diiringi dengan pemerataan pendapatan.

Dari Tabel 4.2 menunjukkan pertumbuhan ekonomi dari 35 kabupaten/kota di Jawa

Tengah tahun 2011, hal ini diukur berdasarkan kenaikan PDRB non migas atas dasar harga

konstan di masing-masing Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Kabupaten Sragen memiliki

pertumbuhan ekonomi tertinggi di Jawa Tengah, sekitar 6,53 persen kemudian di ikuti Kota

Semarang dengan persentase 6,41 persen. Sedangkan kabupaten yang memiliki pertumbuhan

ekonomi paling rendah adalah Kabupaten Klaten sekitar 1,96 persen dan Kabupaten

Wonogiri dengan persentase 2,03 persen.

Page 71: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Tabel 4.2

Pertumbuhan Ekonomi

di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 (persen)

No Kabupaten/kota 2011

1 Kab. Cilacap 5,78

2 Kab. Banyumas 5,86

3 Kab. Purbalingga 6,07

4 Kab. Banjarnegara 4,92

5 Kab. Kebumen 4,88

6 Kab. Purworejo 5,02

7 Kab. Wonosobo 4,52

8 Kab. Magelang 4,27

9 Kab. Boyolali 5,28

10 Kab. Klaten 1,96

11 Kab. Sukoharjo 4,59

12 Kab. Wonogiri 2,03

13 Kab. Karanganyar 5,50

14 Kab. Sragen 6,53

15 Kab. Grobogan 3,59

16 Kab. Blora 2,59

17 Kab. Rembang 4,40

18 Kab. Pati 5,43

19 Kab. Kudus 4,21

20 Kab. Jepara 5,49

21 Kab. Demak 4,48

22 Kab. Semarang 5,69

23 Kab. Temanggung 4,65

24 Kab. Kendal 5,99

25 Kab. Batang 5,26

26 Kab. Pekalongan 4,77

27 Kab. Pemalang 4,83

28 Kab. Tegal 4,81

29 Kab. Brebes 4,97

30 Kab. Magelang 5,48

31 Kota Surakarta 6,04

32 Kota Salatiga 5,52

33 Kota Semarang 6,41

34 Kota Pekalongan 5,45

35 Kota Tegal 4,58

Page 72: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

E. Upah minimum

Upah minimum adalah usaha untuk mengangkat derajat penduduk berpendapatan

rendah, terutama pekerja miskin. Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Peraturan

Menteri Tenaga Kerja Nomor : Per-01/Men/1999 tentang Upah Minimum adalah upah

bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap. Yang dimaksud

dengan tunjangan tetap adalah suatu jumlah imbalan yang diterima pekerja secara tetap dan

teratur pembayarannya, yang tidak dikaitkan dengan kehadiran ataupun pencapaian prestasi

tertentu.

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada tahun 2011, upah minimum kabupaten/kota di

Jawa Tengah diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan mendorong produktivitas

pekerja. Hal ini disebabkan karena kota Semarang merupakan ibu kota provinsi Jawa

Tengah, dimana biaya hidup lebih tinggi, sehingga upah minimum juga lebih tinggi. Melihat

upah minimum tertinggi dimiliki oleh kota Semarang sebesar 961.323 rupiah dan Kabupaten

Semarang sebesar 880.000 rupiah. Sedangkan upah minimum terendah dimiliki oleh

kabupaten Brebes sebesar 717.000 rupiah.

Page 73: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Tabel 4.3

Upah Minimum Kabupaten/Kota

di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 (rupiah)

No Kabupaten/kota 2011

1 Kab. Cilacap 718.666,67

2 Kab. Banyumas 750.000

3 Kab. Purbalingga 765.000

4 Kab. Banjarnegara 730.000

5 Kab. Kebumen 727.500

6 Kab. Purworejo 755.000

7 Kab. Wonosobo 775.000

8 Kab. Magelang 802.500

9 Kab. Boyolali 800.500

10 Kab. Klaten 766.022

11 Kab. Sukoharjo 790.500

12 Kab. Wonogiri 730.000

13 Kab. Karanganyar 801.500

14 Kab. Sragen 760.000

15 Kab. Grobogan 735.000

16 Kab. Blora 816.200

17 Kab. Rembang 757.600

18 Kab. Pati 769.550

19 Kab. Kudus 840.000

20 Kab. Jepara 758.000

21 Kab. Demak 847.987

22 Kab. Semarang 880.000

23 Kab. Temanggung 779.000

24 Kab. Kendal 843.750

25 Kab. Batang 805.000

26 Kab. Pekalongan 810.000

27 Kab. Pemalang 725.000

28 Kab. Tegal 725.000

29 Kab. Brebes 717.000

30 Kab. Magelang 795.000

31 Kota Surakarta 826.252

32 Kota Salatiga 843.469

33 Kota Semarang 961.323

34 Kota Pekalongan 810.000

35 Kota Tegal 735.000

Page 74: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

F. Pengangguran

Pengangguran adalah seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja, yang

secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat

memperoleh pekerjaan yang diinginkan (Sadono Sukirno, 1999).

Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

kabupaten/kota di Jawa Tengah tahun 2011. Tingkat pengangguran kabupaten/kota di Jawa

Tengah masih tinggi, kondisi ini menunjukkan usaha pemerintah dalam menurunkan tingkat

pengangguran masih belum berhasil. Daerah yang tercatat memiliki tingkat pengangguran

terbesar adalah Kabupaten Magelang sekitar 8,28 persen dan Kabupaten Pati sekitar 7,36

persen. Untuk daerah yang memiliki tingkat pengangguran terendah adalah Kabupaten

Wonogiri sekitar 3,41 persen dan Kabupaten Purworejo 4,57 persen.

Page 75: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Tabel 4.4

Tingkat Pengangguran Terbuka

di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 (persen)

No Kabupaten/Kota 2011

1 Kab. Cilacap 6,52

2 Kab. Banyumas 4,95

3 Kab. Purbalingga 5,54

4 Kab. Banjarnegara 5,57

5 Kab. Kebumen 5,18

6 Kab. Purworejo 4,57

7 Kab. Wonosobo 5,74

8 Kab. Magelang 5,98

9 Kab. Boyolali 5,24

10 Kab. Klaten 6,21

11 Kab. Sukoharjo 5,48

12 Kab. Wonogiri 3,41

13 Kab. Karanganyar 5,51

14 Kab. Sragen 5,69

15 Kab. Grobogan 5,20

16 Kab. Blora 6,11

17 Kab. Rembang 5,92

18 Kab. Pati 7,37

19 Kab. Kudus 6,21

20 Kab. Jepara 6,26

21 Kab. Demak 5,70

22 Kab. Semarang 6,12

23 Kab. Temanggung 5,24

24 Kab. Kendal 5,59

25 Kab. Batang 5,91

26 Kab. Pekalongan 6,12

27 Kab. Pemalang 6,33

28 Kab. Tegal 6,89

29 Kab. Brebes 6,63

30 Kab. Magelang 8,28

31 Kota Surakarta 6,36

32 Kota Salatiga 6,39

33 Kota Semarang 6,92

34 Kota Pekalongan 7,29

35 Kota Tegal 7,14

Page 76: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

G. Analisis Data dan Pembahasan

1. Uji Pemilihan Model

Untuk menguji hipotesis dari penelitian ini digunakan analisis ordinary least

square (OLS) atau regresi linier berganda , sehingga dapat mengetahui pengaruh

Pertumbuhan Ekonomi (Y), Upah Minimum Kabupaten/Kota (U) dan Pengangguran (P)

terhadap Kemiskinan (K). Berikut hasil penghitungan regresi linear berganda dengan

menggunakan SPSS 18 :

Tabel 4.5

Hasil Persamaan Regresi PDRB, Upah

Minimum dan Tingkat Pengangguran, Terhadap Tingkat Kemiskinan

di Jawa Tengah Tahun 2011

Sumber : Data diolah, 2013

Berdasarkan tabel diatas dapat diambil persamaan regresi sebagai berikut :

Dimana :

K = Tingkat Kemiskinan

Y = Pertumbuhan Ekonomi

U = Upah Minimum Kabupaten/Kota

P = Tingkat Pengangguran

Model Koefisien Regresi

C 63,934

Y 0,308

U -5,078

P -1,676

Page 77: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

2. Uji Statistik

a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing-

masing variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Dalam regresi pengaruh PDRB, Upah Minimum Kabupaten/Kota dan

pengangguran terhadap kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2011.

Tabel 4.6

Uji t

Sumber : Data diolah, 2013

1) Pengujian terhadap variabel Pertumbuhan Ekonomi

Variabel Pertumbuhan Ekonomi mempunyai koefisien regresi sebesar 0,308

dengan probabilitas 0,643 yang berarti tidak signifikan terhadap α = 5 persen,

variabel Pertumbuhan Ekonomi secara individual tidak berpengaruh terhadap

tingkat kemiskinan dan memiliki hubungan positif.

2) Pengujian terhadap variabel Upah Minimum Kabupaten/Kota

Variabel U mempunyai koefisien regresi sebesar -5,078 dengan probabilitas

0,000 yang berarti signifikan terhadap α = 5 persen, variabel U secara

Model Sig. Koefisien Regresi

C 0,000 63,934

Y 0,643 0,308

U 0,000 -5,078

P 0,041 -1,676

Page 78: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

individual berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan dan memiliki hubungan

negatif.

3) Pengujian terhadap variabel Pengangguran

Variabel P mempunyai koefisien regresi sebesar -1,676 dengan probabilitas

0,041 yang berarti signifikan terhadap α = 5 persen, variabel P secara

individual berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan dan memiliki hubungan

negatif.

b. Uji signifikansi simultan (Uji F)

Pengujian terhadap pengaruh semua variabel independen di dalam model

dapat dilakukan dengan uji simultan (uji F). Uji statistik F pada dasarnya

menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel Pertumbuhan Ekonomi,

Upah Minimum Kabupaten/Kota dan tingkat pengangguran secara simultan atau

bersama – sama mempengaruhi variabel dependen yaitu tingkat kemiskinan.

Tabel 4.7

Uji F

Sumber : Data diolah, 2013

Hasil dari tabel uji F memberikan nilai F statistic 8,073 dengan probabilitas

0,000. Karena probabilitas dibawah 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ketiga

variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan.

c. Uji Koefisien Determinasi (Uji R²)

Nilai F 8,073

Sig. 0,000

Page 79: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Koefisien determinasi (R ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

adalah nol dan satu.

Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu

berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Tabel 4.8

Uji R²

Uji R²

0,384

Sumber : Data diolah, 2013

Hasil tabel menunjukkan besarnya adjusted sebesar 0,384, hal ini brarti

38,4 persen variasi tingkat kemiskinan dapat dijelaskan oleh variasi dari tiga

variable independen, sedangkan sisanya sebesar 61,6 persen dijelaskan oleh sebab

– sebab yang lain di luar model.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikoliniearitas

Berikut hasil penghitungan uji asumsi klasik multikoliniearitas dengan

menggunakan SPSS 18 :

Page 80: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Tabel 4.9

Uji Multikolonieritas

Model P U Y

Corelations P

U

Y

1,000

-0,141

-0,266

-0,141

1,000

-0,217

-0,266

-0,217

1,000

Sumber : Data diolah 2013

Berdasarkan pada hasil matriks korelasi, tidak ada pair-wise korelasi antar

variable independen yang tinggi diatas 0,384, jadi dapat disimpulkan tidak terdapat

multikolinearitas antar variable independen.

b. Uji Heteroskedastisitas

Untuk menguji adanya Heteroskedastisitas dapat digunakan uji Glejser.

Tabel 4.10

Uji Glejser

Model Sig.

(constant) 0,009

Y 0,098

U 0,128

P 0,782

Sumber : Data diolah, 2013

Hasil dari output tabel menunjukkan keempat variable independen tidak

signifikan dengan 0.05, yang berarti tidak terdapat heteroskedastisitas.

c. Uji Normalitas

Untuk menguji normalitas dapat digunakan uji Kolmogrov-Smirnov.

Page 81: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Tabel 4.11

Uji Kolmogrov – Smirnov

Sumber : Data diolah, 2013

Hasil dari output tabel 4.9 menunjukkan tingkat signifikan > 0,05 yang berarti

terdistribusi secara normal.

H. Interpretasi Ekonomi

1. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum Kabupaten/Kota (U) dan

Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan di 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2011.

Dalam regresi pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum Kabupaten/Kota dan

Pengangguran terhadap kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2011 dengan menggunakan

metode Ordinary Least Square (OLS), diperoleh nilai koefisien regresi untuk setiap

variabel dalam penelitian, yang di tunjukkan tabel 4.5.

Interpretasi dari hasil regresi pengaruh PDRB, upah minimum kabupaten/kota dan

tingkat pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di 35 Kabupaten/Kota di Provinsi

Jawa Tengah tahun 2011 adalah sebagai berikut :

a. Pengaruh variabel Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan

Variabel Pertumbuhan Ekonomi menunjukkan tanda positif dan tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap Kemiskinan di Jawa Tengah. Hasil tersebut sesuai

dengan teori dan penelitian terdahulu yang menjadi landasan teori dalam penelitian

Kolmogrov-Smirnov Z 0,477

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,977

Page 82: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

ini. Menurut (Wongdesmiwati, 2009) Pertumbuhan ekonomi memang tidak cukup

untuk mengentaskan kemiskinan tetapi biasanya pertumbuhan ekonomi merupakan

sesuatu yang dibutuhkan, walaupun begitu pertumbuhan ekonomi yang bagus pun

menjadi tidak akan berarti bagi penurunan masyarakat miskin jika tidak diiringi

dengan pemerataan pendapatan. Selanjutnya menurut (Sadono Sukirno, 2000)

mengungkapkan laju pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan PDRB tanpa

memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil. Selanjutnya

pembangunan ekonomi tidak semata-mata diukur berdasarkan pertumbuhan produk

domestik regional bruto (PDRB) secara keseluruhan, tetapi harus memperhatikan

sejauh mana distribusi pendapatan telah menyebar ke lapisan masyarakat serta siapa

yang telah menikmati hasil-hasilnya. Sehingga menurunnya PDRB suatu daerah

berdampak pada kualitas dan pada konsumsi rumah tangga. Dan apabila tingkat

pendapatan penduduk sangat terbatas, banyak rumah tangga miskin terpaksa

merubah pola makanan pokoknya ke barang paling murah dengan jumlah barang

yang berkurang. Menurut penelitian (Nurfitri Yanti, 2010) variabel pertumbuhan

ekonomi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kemiskinan.

b. Pengaruh variabel Upah Minimum Kabupaten/Kota terhadap Kemiskinan

Dari hasil regresi ditemukan bahwa upah minimum memberikan pengaruh yang

negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan 35 kabupaten/kota di Provinsi

Jawa Tengah dengan koefisien sebesar -5,078. Hal ini berarti kenaikan upah

minimum sebesar 1 rupiah akan menyebabkan penurunan tingkat kemiskinan

sebesar 5,07 persen. Semakin tinggi upah minimum akan memicu penurunan

tingkat kemiskinan. Hasil ini sesuai dengan tujuan penetapan upah minimum yang

Page 83: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

disampaikan (Mankiw, 2003), upah merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi tingkat pengangguran dan pengangguran berpengaruh kepada

kemiskinan. Selain itu, upah juga merupakan kompensasi yang diterima oleh satu

unit tenaga kerja yang berupa jumlah uang yang dibayarkan kepadanya. Menurut

penelitian (Adit Agus Prayitno, 2010) variabel upah minimum berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap kemiskinan.

c. Pengaruh variabel Pengangguran terhadap Kemiskinan

Dari hasil regresi yang dihasilkan dalam penelitian ini menunjukan bahwa variabel

pengangguran menunjukkan tanda negatif dan berpengaruh secara signifikan

terhadap kemiskinan di Jawa Tengah dengan koefisien -1,676. Hal ini berarti

kenaikan tingkat pengangguran terbuka sebanyak 1 persen tidak menaikkan

kemiskinan tetapi dari hasil penelitian ini malah akan menurunkan kemiskinan

sebesar 1,67 persen. Hasil tersebut sesuai dengan teori dan penelitian terdahulu

yang menjadi landasan teori dalam penelitian ini. Menurut (Godfrey, 1993) yaitu

bahwa kemiskinan mungkin tidak selalu berhubungan dengan masalah

ketenagakerjaan. Selain itu juga diperkuat dengan pendapat (Lincolin Arsyad, 1997)

yang menyatakan bahwa salah jika beranggapan setiap orang yang tidak

mempunyai pekerjaan adalah miskin, sedang yang bekerja secara penuh adalah

orang kaya. Hal ini karena kadangkala ada pekerja di perkotaan yang tidak bekerja

secara sukarela karena mencari pekerjaan yang lebih baik yang lebih sesuai dengan

tingkat pendidikannya. Mereka menolak pekerjaan yang mereka rasakan lebih

rendah dan mereka bersikap demikian karena mereka mempunyai sumber lain yang

bisa membantu masalah keuangan mereka. Menurut penelitian (Ravi Dwi

Wijayanto, 2010) variabel pengangguran berpengaruh negatif dan signifikan

Page 84: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

terhadap kemiskinan. Menurut penelitian (Dian Octaviani, 2001) menyimpulkan

bahwa kenaikan angka pengangguran mengakibatkan peningkatan atas angka

kemiskinan, sebaliknya semakin kecil angka pengangguran akan menyebabkan

semakin rendahnya tingkat kemiskinan di Indonesia. Selanjutnya menurut

penelitian (dadan hudaya, 2009) variabel tingkat pengangguran berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap kemiskinan. Selain itu, bahwa tidak semua orang

menganggur itu selalu miskin. Karena seperti halnya penduduk yang termasuk

dalam kelompok pengangguran terbuka ada beberapa macam penganggur, yaitu

mereka yang mencari kerja, mereka yang mempersiapkan usaha, mereka yang tidak

mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan dan yang

terakhir mereka yang sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.

Page 85: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian terhadap Tingkat kemiskinan 35 Kabupaten/Kota di Provinsi

Jawa Tengah Tahun 2011 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dengan tingkat signifikasi 5 persen, variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh tidak

signifikan terhadap kemiskinan. Hal ini berarti hipotesis yang menyatakan bahwa

Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh tidak signifikan terhadap kemiskinan, telah terbukti.

2. Dengan tingkat signifikasi 5 persen, variabel Upah Minimum Kabupaten/Kota

berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan. Hal ini berarti hipotesis yang menyatakan

bahwa upah minimum kabupaten/kota berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan, telah

terbukti.

3. Dengan tingkat signifikasi 5 persen, variabel pengangguran berpengaruh signifikan

terhadap kemiskinan. Hal ini berarti hipotesis yang menyatakan bahwa pengangguran

berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan. Hal ini berarti hipotesis yang menyatakan

bahwa pengangguran berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan, telah terbukti.

4. Variabel Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum Kabupaten/Kota dan pengangguran

secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan, telah terbukti.

B. Saran

1. Upah minimum yang ditetapkan pemerintah juga berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap tingkat kemiskinan. Untuk itu kebijakan penetapan upah minimum harus tetap

dilakukan dan tingkat upahnya dinaikkan sesuai KHL (Kebutuhan Hidup Layak) untuk

Page 86: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kepahlawanan. Kita,yang bukan tokoh mitos, ... Tengah menurut Daerah Tahun 2010 ... 13,33 persen dan pada tahun 2011 sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

melindungi pekerja dari kemiskinan dengan catatan jangan terlalu memberatkan

perusahaan.

2. Pengangguran berdasarkan hasil penelitian berpengaruh Negatif dan signifikan terhadap

kemiskinan, tetapi dengan hasil tersebut diharapkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

lebih memperluas kesempatan kerja, pemberdayaan masyarakat, program pemerintah

(Inpres Daerah Tertinggal/IDT, Kredit Usaha Kecil/KUK, Kredit Modal Kerja

Permanen/KMKP, PNPM Mandiri) dan kemitraan regional. Karena pengangguran dalam

penelitian ini menggunakan data pengangguran terbuka, yang mana di dalamnya terdapat

golongan masyarakat yang sedang dalam tahap menyiapkan usaha atau mendapat

pekerjaan tetapi belum mulai bekerja yang dimasukkan dalam golongan pengangguran.

Sehingga pentingnya peningkatan kesempatan kerja, pemberdayaan masyarakat dan

kemitraan regional untuk menekan kemiskinan di Kabupaten/ Kota di Jawa Tengah.