analisis faktor-faktor yang mempengaruhieprints.undip.ac.id/35911/1/jurnal_aldii.pdf · auditing...

14
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1 Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 1 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEPENDENSI AUDITOR (Persepsi Manajer Keuangan di Perusahaan Perbankan di Semarang) Rinaldi Suryo Prakoso , Imam Ghozali 1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang, Semarang 50239, Phone: +622476486851 ABSTRACT This study is a replication of the research conducted by Nur Barizah Abu Bakar (2005) and Kasidi (2007). This study aims to determine the factors affecting auditor independence because of the many companies large and medium enterprises into bankruptcy although it has been audited by independent auditors. The purpose of this study was to obtain empirical evidence about: the magnitude of the effect of the size factor accounting firm (KAP), the length of the relationship audit, the audit fee and the amount of auditor independence in terms of perceptions of the banking company's financial manager in Semarang. This study population is a banking company in Semarang, namely banks and bank BNI Central Java, while the sample is manager of finance / accounting staff totaling 44 people who represent them. Data collection techniques used in this study with the method of interviewing to financial managers / staff accounting firm representing banks in Semarang. From the research hypothesis can be concluded that: First Instance public accounting firm (KAP) is a positive effect on auditor independence, the two long relationships negatively affect audit to auditor independence, and the third the amount of audit fee affects negatively to auditor independence. From the results of this study are expected to contribute empirical perception indenpendensi auditor, and can also be used to motivate in order to have high integrity, so much to indeenden Keywords: Public Accounting Firm Size, length of relationship Audit, Audit Fees, Auditor Independence PENDAHULUAN Semakin memburuknya independensi auditor akhir-akhir ini menjadi penyebab utama terjadinya kebangkrutan dan skandal korporasi di berbagai perusahaan di dunia. Hal ini dikarenakan pihak auditor (akuntan publik) sebagai pemeriksa laporan keuangan klien yang akan dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pihakpihak eksternal menyangkut dana yang ditanamkan pada suatu perusahaan ditengarahi berperilaku secara tidak profesional. Penilaian tersebut didasarkan pada kesangsian dalam diri auditor itu sendiri terhadap kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Terjadinya kasuskasus kegagalan auditor berskala besar telah menimbulkan sikap skeptis masyarakat menyangkut ketidakmampuan profesi akuntansi publik dalam menjaga independensi. Sorotan tajam diarahkan pada perilaku auditor dalam berhadapan dengan klien yang dipersepsikan gagal dalam menjalankan perannya sebagai auditor independen. Perspektif dari sudut psikologi mengenai independensi auditor ini mengemukakan bahwa upaya mencapai independensi adalah mustahil dan pendekatanpendekatan profesi auditing yang ada sekarang ini adalah naif dan tidak realistis (Bazerman et al. 1997). Kerangka audit yang ada mengimplikasikan tujuan independensi adalah mencoba menghilangkan bias 1 Rinaldi Suryo Prakoso, Imam Ghozali

Upload: dinhdiep

Post on 20-Jun-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhieprints.undip.ac.id/35911/1/jurnal_aldii.pdf · auditing yang ada sekarang ini adalah naif dan tidak realistis (Bazerman et al. 1997). Kerangka

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1 Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 1

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEPENDENSI

AUDITOR (Persepsi Manajer Keuangan di Perusahaan Perbankan di Semarang)

Rinaldi Suryo Prakoso , Imam Ghozali1

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro

Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang, Semarang 50239, Phone: +622476486851

ABSTRACT This study is a replication of the research conducted by Nur Barizah Abu Bakar (2005)

and Kasidi (2007). This study aims to determine the factors affecting auditor independence

because of the many companies large and medium enterprises into bankruptcy although it has

been audited by independent auditors. The purpose of this study was to obtain empirical

evidence about: the magnitude of the effect of the size factor accounting firm (KAP), the length of the relationship audit, the audit fee and the amount of auditor independence in terms of

perceptions of the banking company's financial manager in Semarang.

This study population is a banking company in Semarang, namely banks and bank BNI Central Java, while the sample is manager of finance / accounting staff totaling 44 people who

represent them. Data collection techniques used in this study with the method of interviewing to

financial managers / staff accounting firm representing banks in Semarang. From the research hypothesis can be concluded that: First Instance public accounting

firm (KAP) is a positive effect on auditor independence, the two long relationships negatively

affect audit to auditor independence, and the third the amount of audit fee affects negatively to

auditor independence. From the results of this study are expected to contribute empirical perception indenpendensi auditor, and can also be used to motivate in order to have high

integrity, so much to indeenden

Keywords: Public Accounting Firm Size, length of relationship Audit, Audit Fees, Auditor

Independence

PENDAHULUAN Semakin memburuknya independensi auditor akhir-akhir ini menjadi penyebab utama

terjadinya kebangkrutan dan skandal korporasi di berbagai perusahaan di dunia. Hal ini

dikarenakan pihak auditor (akuntan publik) sebagai pemeriksa laporan keuangan klien yang

akan dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pihak–pihak eksternal menyangkut

dana yang ditanamkan pada suatu perusahaan ditengarahi berperilaku secara tidak profesional.

Penilaian tersebut didasarkan pada kesangsian dalam diri auditor itu sendiri terhadap

kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Terjadinya kasus–kasus kegagalan auditor berskala besar telah menimbulkan sikap

skeptis masyarakat menyangkut ketidakmampuan profesi akuntansi publik dalam menjaga

independensi. Sorotan tajam diarahkan pada perilaku auditor dalam berhadapan dengan klien

yang dipersepsikan gagal dalam menjalankan perannya sebagai auditor independen.

Perspektif dari sudut psikologi mengenai independensi auditor ini mengemukakan

bahwa upaya mencapai independensi adalah mustahil dan pendekatan–pendekatan profesi

auditing yang ada sekarang ini adalah naif dan tidak realistis (Bazerman et al. 1997). Kerangka

audit yang ada mengimplikasikan tujuan independensi adalah mencoba menghilangkan bias

1 Rinaldi Suryo Prakoso, Imam Ghozali

Page 2: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhieprints.undip.ac.id/35911/1/jurnal_aldii.pdf · auditing yang ada sekarang ini adalah naif dan tidak realistis (Bazerman et al. 1997). Kerangka

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 2

2

oleh auditor sehingga dapat mencapai obyektifitas, padahal auditor menurut mereka,

berdasarkan posisi pekerjaan dalam hubunganya dengan klien tidak mungkin luput dari bias

yang tidak disadari (unconsious bias).

Menurut Bazerman et al. (1997) seringkali akuntan bersifat subyektif dan ada hubungan

yang erat antara kantor akuntan publik (KAP) dan kliennya, auditor yang paling jujur dan

cermat sekalipun akan secara tidak sengaja mendistorsi angka–angka sehingga dapat menutupi

keadaan keuangan yang sebenarnya dari suatu perusahaan yang dapat menyesatkan investor,

regulator atau manajemen itu sendiri.

Argumen Bazerman et al. (1997), dilandasi oleh bukti–bukti penelitian psikologi yang

menunjukkan bahwa keinginan kita dengan kuat mempengaruhi cara kita menginterprestasikan

informasi, sekalipun cara kita mencoba untuk bersikap obyektif dan tidak memihak.

Dikemukakan juga adanya self serving bias, yaitu meski diperlengkapi dengan informasi yang

sama, orang yang berbeda akan mencapai kesimpulan yang berbeda, yaitu kesimpulan yang

cenderung mendukung kepentingannya sendiri. Bias yang tidak disadari ini tidak bisa dikurangi.

Bias ini bekerja dengan mendistorsi bagaimana seseorang menginterprestasikan informasi.

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Teori sikap dan perilaku (Theory of Attitude and Behaviour) yang dikembangkan oleh

Triandis (1971) dalam Janti Soegiastuti (2005), dipandang sebagai teori yang dapat mendasari

untuk menjelaskan independensi. Teori tersebut menyatakan, bahwa perilaku ditentukan untuk

apa orang-orang ingin lakukan (sikap), apa yang mereka pikirkan akan mereka lakukan (aturan-

aturan sosial), apa yang mereka bisa lakukan (kebiasaan) dan dengan konsekuensi perilaku yang

mereka pikirkan. Sikap menyangkut komponen kognitif berkaitan dengan keyakinan, sedangkan

komponen sikap afektif memiliki konotasi suka atau tidak suka.

Sikap adalah pernyataan evaluatif mengenai seluruh tendensi tindakan, baik yang

menguntungkan atau tidak menguntungkan mengenai obyek, orang atau peristiwa. Sikap

merupakan kecenderungan dalam merespon sesuatu. Sikap bukanlah perilaku, namun sikap

menghadirkan suatu kesiapsiagaan untuk tindakan yang mengarah pada perilaku, sehingga sikap

merupakan wahana dalam membimbing perilaku. Fenomena sikap timbulnya tidak saja

ditentukan oleh keadaan obyek yang sedang dihadapi, tetapi juga oleh kaitanya dengan

pengalaman-pengalaman, oleh situasi pada saat ini, dan oleh harapan untuk masa yang akan

datang.

Seseorang membentuk sikap dari pengalaman pribadi, orang tua, panutan masyarakat,

dan kelompok sosial. Ketika pertama sekali seseorang mempelajarinya sikap menjadi suatu

bentuk bagian dari pribadi individu yang membantu konsistensi perilaku. Para akuntan harus

memahami sikap dalam rangka memahami dan memprediksikan perilaku.

Sikap memiliki fungsi: pemahaman, kebutuhan akan kepuasan, defense ego dan

ungkapan nilai. Pemahaman berfungsi membantu seseorang dalam memberikan maksud atau

memahami situasi atau peristiwa baru. Sikap juga melayani suatu hal yang bermanfaat atau

sebagai fungsi kebutuhan yang memuaskan. Sikap juga melayani fungsi defensif ego dengan

melakukan pengembangan guna melindungi manusia dari pengetahuan yang berlandaskan

kebenaran mengenai dasar manusia itu sendiri atau dunianya, dan akhirnya sikap juga melayani

fungsi nilai ekpresi untuk mencapai kepuasan.

Teori sikap dan perilaku ini dapat menjelaskan independensi auditor dalam penampilan.

Seorang auditor yang memiliki sikap independen akan berperilaku independen dalam

penampilanya, artinya seorang auditor dalam menjalankan tugasnya tidak dibenarkan memihak

terhadap kepentingan siapapun. Auditor mempunyai kewajiban untuk bersikap jujur baik

kepada pihak manajemen maupun pihak-pihak lain seperti pemilik, kreditor, investor.

Page 3: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhieprints.undip.ac.id/35911/1/jurnal_aldii.pdf · auditing yang ada sekarang ini adalah naif dan tidak realistis (Bazerman et al. 1997). Kerangka

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 3

3

Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap Independensi Auditor

Penggolongan ukuran besar kecilnya kantor akuntan publik, dikatakan besar jika kantor

akuntan publik tersebut berafiliasi atau mempunyai cabang dan klienya perusahaan-perusahaan

besar mempunyai tenaga profesional diatas 25 orang. Kantor Akuntan Publik dikatakan kecil

jika tidak berafiliasi, tidak mempunyai kantor cabang dan klienya perusahaan kecil dan jumlah

profesionalnya kurang dari 25 orang (Arens, et al,2003). Kantor akuntan publik yang besar lebih

independen dibandingkan dengan kantor akuntan publik yang lebih kecil, alasanya bahwa

kantor akuntan publik yang besar hilangnya satu klien tidak begitu berpengaruh terhadap

pendapatnya, sedangkan kantor akuntan publik yang kecil hilangnya satu klien adalah sangat

berarti karena klienya sedikit.

Mayoritas studi empiris yang ada berusaha untuk menemukan hubungan antara ukuran

besarnya kantor akuntan publik dengan independensi audoitor, ternyata terdapat hubungan

positif antara keduanya (Shockley,1981, Gul,1989). Adanya hubungan positif antara keduanya

berarti, bahwa semakin besar kantor akuntan publik akan semakin besar pula independensi

auditor. Mereka membuktikan, bahwa kantor akuntan publik yang berukuran besar lebih tahan

terhadap tekanan klien, sehingga mereka tetap dapat mempertahankan independensinya,

walaupun pada kenyataanya ada bantahan, bahwa karena ukuran kantor akuntan publik yang

besar mereka mungkin mampu dan termotivasi untuk memberikan laporan audit yang lebih

baik. Namun seperti ditunjukkan oleh hasil studi dari Goldman dan Barlev (1974) seseorang

tidak seharusnya menyimpulkan bahwa KAP yang berukuran besar akan kebal terhadap tekanan

dari klien, persaingan antara KAP dalam mencari klien mungkin sama besarnya dengan

persaingan yang terjadi antara KAP independen yang berukuran kecil. Lebih lanjut masih

sedikit pengadilan yang membahas kasus yang menentang asumsi, bahwa KAP bertindak secara

mandiri memberikan indikasi bahwa kegunaan dari KAP bukan jaminan dari kemampuannya

untuk bertahan atas tekanan yang ditimbulkan dari pihak klien, seperti yang terjadi dalam

skandal Athur, Anderson dan Enron. Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis :

H1: Ukuran besarnya KAP berpengaruh positif terhadap independensi auditor.

Pengaruh Lama Hubungan Audit terhadap Independensi Auditor

AICPA (American Institute of Certified Publik Accountants) menggolongkan lamanya

penugasan audit seorang partner kantor akuntan publik pada klien ditentukan menjadi : (1) lima

tahun atau kurang; (2) lebih dari lima tahun. Shockley (1981), menyatakan bahwa seorang

partner yang memperoleh penugasan audit lebih dari lima tahun pada klien tertentu dianggap

terlalu lama, sehingga dimungkinkan memiliki pengaruh yang negatif terhadap independensi

auditor, karena semakin lama hubungan auditor dengan klien akan menyebabkan timbulnya

ikatan emosional yang cukup kuat. Jika ini terjadi, maka seorang auditor yang seharusnya

bersikap independen dalam memberikan opininya menjadi cenderung tidak independen.

Lamanya hubungan antara KAP dalam memberikan jasa guna memenuhi kebutuhan

dari perusahaan klien akan memberikan pengaruh berupa hilangnya independensi auditor.

Sebagian besar peneliti membahas lamanya hubungan KAP dalam memberikan layanan jasa

terhadap perusahaan klien dengan independensi auditor mendukung sudut pandang ini.

Hubungan yang terlalu lama dapat mengakibatkan identifikasi yang erat dari kantor audit yang

sesuai dengan kepentingan perusahaan klien yang merupakan indikasi, bahwa independensi

akan semakin sulit untuk ditegakkan. Dalam beberapa kasus, ancaman kuat terhadap

independensi auditor adalah timbulnya pengikisan yang berjalan pelan dan bertahap terhadap

obyektivitas yang jujur. Arogansi, kurangnya inovasi, prosedur audit yang kurang tegas dan

kepercayaan intelektual pihak klien akan membuat hubungan itu berlangsung. Beberapa kritik

menyatakan, bahwa terdapat kepentingan terselubung yang mendukung pernyataan, bahwa

Page 4: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhieprints.undip.ac.id/35911/1/jurnal_aldii.pdf · auditing yang ada sekarang ini adalah naif dan tidak realistis (Bazerman et al. 1997). Kerangka

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 4

4

auditor mungkin mengkompromikan independensinya untuk mendapatkan keuntungan, yaitu

dengan melakukan hubungan langsung guna meningkatkan biaya audit yang diterima, jika

perusahaan klien memberikan peluang mendapatkan jasa (Hoyle,1978). Dari uraian di atas

dapat dirumuskan hipotesis :

H2 : Lamanya hubungan audit dengan klien berpengaruh secara negatif terhadap

independensi auditor.

Pengaruh Besarnya Biaya Jasa Audit terhadap Independensi Auditor

Normalnya, saat membicarakan tentang hubungan antara besarnya biaya jasa audit dan

independensi auditor, biaya jasa audit yang besar berhubungan dengan makin tingginya risiko

melemahnya independensi auditor. Accountant International Study Group (1976)

merekomendasikan, bahwa auditor harus menahan diri dari menerima pemberian apapun

dengan jumlah ongkos jasa audit sebesar 10 per sen atau melebihi total pendapatan audit. Selain

itu IFAC (International Federation of Accountant,1996, 8.7) Code of Ethics for Professional

Accountants dan EFAA (European Federation of Accountants and Auditor, 1998) menyatakan,

bahwa ukuran atau besarnya perusahaan klien (yang diukur dari besarnya biaya audit) dapat

meningkatkan perhatian terhadap independensi auditor, namun tidak menyebutkan berapa total

biaya yang dapat diterima oleh auditor. EFFA (1998,4) dengan jelas menyatakan, bahwa total

biaya dari seorang klien kepada auditor sebaiknya tidak melebihi persentase total perputaran

uang dalam kantor akuntan publik.

Suyatmini (2002), berpendapat bahwa biaya jasa audit yang besar dapat mempengaruhi

independensi auditor, dengan alasan : (1) kantor akuntan publik yang menerima audit fee yang

besar merasa tergantung pada klien, meskipun laporan keuangan klien mungkin tidak sesuai

dengan prinsip akuntansi berterima umum; (2) kantor akuntan publik yang menerima audit fee

yang besar dari seorang klien takut kehilangan klien tersebut, karena akan kehilangan sebagian

besar pendapatanya, sehingga perilaku mereka cenderung tidak independen.

Supriyono (1988) memberikan bukti empiris, bahwa besarnya audit fee mempengaruhi

independensi auditor, sedangkan Suyatmini (2002) memberikan bukti empiris, bahwa besarnya

audit fee tidak berpengaruh terhadap independensi auditor. Dari uraian di atas dapat dirumuskan

hipotesis:

H3: Biaya jasa audit (audit fee) berpengaruh secara negatif terhadap independensi

auditor.

METODE PENELITIAN Didalam penelitian ini digunakan 3 variabel antara lain variabel dependen , variable

independen dan variabel kontrol.

1. Variabel Dependen :

Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu Independensi Auditor

2. Variabel Independen :

Penelitian ini menggunakan 3 variabel independen yaitu variabel Ukuran besarnya

KAP, Lama hubungan audit, audit fee.

Variabel Dependen

a) Ukuran besarnya kantor akuntan publik (KAP)

Ukuran besarnya kantor akuntan publik (KAP) dalam penelitian ini adalah,

kantor akuntan publik dikatakan besar jika kantor akuntan publik tersebut berafiliasi

dengan kantor akuntan publik the big four. Pengukuran indicator ukuran besarnya

kantor akuntan publik dilakukan dengan menggunakan dasar instrumen yang

Page 5: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhieprints.undip.ac.id/35911/1/jurnal_aldii.pdf · auditing yang ada sekarang ini adalah naif dan tidak realistis (Bazerman et al. 1997). Kerangka

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 5

5

dikembangkan oleh Lavin (1976) dan Shockly (1981) dengan memodifikasi dengan

menanyakan kepada manajer keuangan mengenai persepsi mereka berkaitan dengan

ketahanan terhadap tekanan klien yang diperiksa dan obyektivitas dalam pemeriksaan

laporan keuangan klien bagi kantor akuntan publik yang berafiliasi dengan the big four.

Pengukuran indikator besarnya kantor akuntan publik ini dengan menggunakan skala

Likert lima poin, yaitu dari angka satu (1) sangat tidak setuju sampai dengan angka lima

(5) sangat setuju, dengan makna semakin tinggi skala semakin tinggi tingkat

independensi.

b) Lama Hubungan Audit

Lamanya hubungan audit dengan klien yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah : lamanya penugasan audit seorang partner kantor akuntan publik kepada klien.

Shockley (1981), menyatakan bahwa seorang partner yang memperoleh penugasan

audit lebih dari lima tahun pada klien tertentu dianggap terlalu lama, sehingga

dimungkinkan memiliki pengaruh yang negatif terhadap indpendensi auditor, karena

semakin lama hubungan auditor dengan klien akan menyebabkan timbulnya ikatan

emosional yang cukup kuat. Jika hal ini terjadi, maka seorang auditor yang seharusnya

bersikap independen dalam memberikan opininya menjadi cenderung tidak

independen. Di Indonesia lamanya penugasan audit seorang partner kantor akuntan

publik terhadap klien yang sama dibatasi berturut-turut maksimal hanya sampai lima

(5) tahun. Indikator variabel ini yang ditanyakan kepada responden diukur melalui

persepsi para manajer keuangan tentang lamanya penugasan audit seorang partner

kantor akuntan publik selama tiga (3) tahun berturut-turut terhadap klien yang sama.

Indikator variabel ini diukur dengan menggunakan skala Likert 5 (lima) poin, yaitu dari

angka satu (1) sangat tidak setuju sampai dengan angka lima (5) sangat setuju.

c) Besarnya Biaya Jasa Audit

Biaya jasa audit (audit fee) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

pendapatan yang diterima oleh kantor akuntan publik dari klien tertentu sesuai

dengan luas dan lingkup pemeriksaan serta tingkat kesulitan yang dihadapi oleh

auditor sebagaimana disepakati dalam kontrak audit. Indikator untuk mengukur

variabel ini adalah tingkatan audit fee yang diterima oleh kantor akuntan publik dalam

satu periode pemeriksaan tertentu terhadap klien tertentu serta penerimaan fee selain

fee yang sudah disepakati dalam kontrak audit. Variabel ini diukur dengan

menggunakan skala Likert lima (5) poin, dari angka satu (1) sangat tidak setuju sampai

dengan angka lima (5) sangat setuju.

Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah manajer keuangan perusahaan perbankan di Semarang.

Mereka dipilih sebagai populasi dari penelitian ini, karena mereka mempunyai akses dan dapat

berhubungan langsung dengan auditor yang mengaudit laporan keuangan perusahaan yang

disusun oleh pihak manajemen. Disamping itu manajer keuangan adalah bagian dari manajemen

sebagai pihak internal perusahaan yang menggunakan laporan keuangan tersebut dalam rangka

pengambilan keputusan.

Page 6: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhieprints.undip.ac.id/35911/1/jurnal_aldii.pdf · auditing yang ada sekarang ini adalah naif dan tidak realistis (Bazerman et al. 1997). Kerangka

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 6

6

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengujian Validitas

No Variabel / Indikator Korelasi r tabel keterangan

1 Kantor Akuntan Publik

1 0.757 0,297 Valid

2 0.802 0,297 Valid

3 0.859 0,297 Valid

2 Lama Hubungan Audit

1 0.789 0,297 Valid

2 0.869 0,297 Valid

3 0.871 0,297 Valid

3 Besar Jasa yang diberikan Kepada

Auditor

1 0.663 0,297 Valid

2 0.740 0,297 Valid

3 0.793 0,297 Valid

4 0.801 0,297 Valid

5 0.903 0,297 Valid

4 Independensi Auditor

1 0.838 0,297 Valid

2 0.896 0,297 Valid

3 0.788 0,297 Valid

Hasil pengujian validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator yang digunakan

untuk mengukur semua variabel dalam penelitian ini dinyatakan sebagai item yang valid.

Diperoleh bahwa dari indikator-indikator variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki

nilai korelasi yang lebih besar dari 0,297 yaitu r tabel untuk sampel sebanyak 44.

Hasil Pengujian Reliabilitas

Variabel Cronbach Alpha Keterangan

Kantor Akuntan Publik 0,720 Reliabel

Lama Hubungan Audit 0,796 Reliabel

Besar Jasa yang diberikan Kepada Auditor 0,842 Reliabel

Independensi Auditor 0,731 Reliabel

Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai koefisien Alpha

yang lebih besar dari 0,60 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur variabel-variabel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel.

Deskripsi Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, data-data yang digunakan dibuat dengan skala likert, yaitu skala

pengukuran yang dikuantitatifkan dengan memberikan skor atau angka dimana angka tersebut

menunjukkan suatu posisi, dengan ketentuan angka yang terkecil menunjukan nilai yang rendah.

Hasil statistik deskriptif akan disajikan dalam tabel di bawah ini.

Page 7: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhieprints.undip.ac.id/35911/1/jurnal_aldii.pdf · auditing yang ada sekarang ini adalah naif dan tidak realistis (Bazerman et al. 1997). Kerangka

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 7

7

Hasil Statistik Deskriptif

Variabel Teoritis Empiris Median

Teoritis

Rata-rata

Empiris Min Maks Min Maks

Kantor Akuntan Publik

3 15 6 14 9 10,59

Lama Hubungan Audit

3 15 8 15 9 10,32

Besar Jasa yang diberikan

Kepada Auditor

5 25 9 21 15 13,79

Independensi Auditor 3 15 6 12 9 9,23

Berdasarkan Tabel diatas dapat disajikan hasil statistik deskriptif tentang variabel-

variabel penelitian sebagai berikut:

1. Kantor Akuntan Publik

Menurut data pada hasil statistik deskriptif yg di tunjukkan di tabel 4.4, bahwa untuk

variabel karakteristik Kantor Akuntan Publik menunjukkan rata-rata empiris sebesar 10,59.

Dengan menggunakan 3 item kuesioner, maka skor rata-rata tersebut berada di atas rata-rata

teoritis (median teoritis) dari skala pengukurannya yaitu sebesar 9. Hal ini menunjukkan bahwa

secara umum responden penelitian telah memiliki persepsi yang relatif tinggi mengenai Kantor

Akuntan publik. Jika diposisikan dalam 3 rentang kategori nilai adalah sebagai berikut :

Rendah Sedang Tinggi

3 7,00 11,0 15

Hasil menunjukkan bahwa persepsi megenai Kantor Akuntan Publik rata-rata sebesar 10,59

berada pada kategori Sedang.

2. Lama Hubungan Audit

Menurut data pada hasil statistik deskriptif yg di tunjukkan di tabel bahwa untuk

variabel karakteristik Lama Hubungan Audit menunjukkan rata-rata empiris sebesar 10,32.

Dengan menggunakan 3 item kuesioner, maka skor rata-rata tersebut berada di atas rata-rata

teoritis (median teoritis) dari skala pengukurannya yaitu sebesar 9. Hal ini menunjukkan bahwa

secara umum responden penelitian telah memiliki persepsi yang baik mengenai Lama hubungan

dengan Klien. Jika diposisikan dalam 3 rentang kategori nilai adalah sebagai berikut :

Rendah Sedang Tinggi

3 7,00 11,0 15

Hasil menunjukkan bahwa persepsi mengenai Lama Hubungan dengan klien rata-rata sebesar

10,32 berada pada kategori Sedang.

10,59

10,32

Page 8: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhieprints.undip.ac.id/35911/1/jurnal_aldii.pdf · auditing yang ada sekarang ini adalah naif dan tidak realistis (Bazerman et al. 1997). Kerangka

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 8

8

3. Besar Jasa Audit

Menurut data pada hasil statistik deskriptif yg di tunjukkan di tabel bahwa untuk

variabel Besar jasa Audit rata-rata empiris sebesar 13,79. Dengan menggunakan 5 item

kuesioner, maka skor rata-rata tersebut berada di bawah rata-rata teoritis (median teoritis) dari

skala pengukurannya yaitu sebesar 15. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum manajer

keuangan memeiliki hubungan dengan klien yang relatif rendah. Jika diposisikan dalam 3

rentang kategori nilai adalah sebagai berikut :

Rendah Sedang Tinggi

5 11,67 18,3 25

Hasil menunjukkan bahwa Besar jasa yang diberikan kepada auditor rata-rata sebesar

13,79 berada pada kategori Sedang.

4. Independensi Auditor

Menurut data pada hasil statistik deskriptif yg di tunjukkan di table bahwa untuk

variabel Persepsi atas Independensi Auditor menunjukkan rata-rata empiris sebesar 9,23.

Dengan menggunakan 3 item kuesioner, maka skor rata-rata tersebut berada di atas rata-rata

teoritis (median teoritis) dari skala pengukurannya yaitu sebesar 9. Hal ini menunjukkan bahwa

secara umum beberapa responden manajer memberikan persepsi mengenai independensi

akuntan publik yang relatif tinggi. Jika diposisikan dalam 3 rentang kategori nilai adalah sebagai

berikut :

Rendah Sedang Tinggi

3 7 11 15

Hasil menunjukkan bahwa pesepsi mengenai Indpendensi auditor terhadap pekerjaannya dengan

rata-rata sebesar 9,23 berada pada kategori Sedang.

Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Pengujian asumsi normalitas dilakukan untuk variabel secara individual dan juga

pengujian untuk model regresi. Pengujian akan dilakukan dengan menggunakan PP Plot

dan diperkuat dengan Uji Kolmogorov Smirnov. Hasil pengujian normalitas secara dapat

dilihat pada gambar pengujian berikut ini.

9,23

13,79

Page 9: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhieprints.undip.ac.id/35911/1/jurnal_aldii.pdf · auditing yang ada sekarang ini adalah naif dan tidak realistis (Bazerman et al. 1997). Kerangka

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 9

9

Uji normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 44

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.24446513

Most Extreme Differences Absolute .117

Positive .117

Negatif -.102

Kolmogorov-Smirnov Z .779

Asymp. Sig. (2-tailed) .578

a. Test distribution is Normal.

Hasil pengujian tersebt menunjukkan residual (kesalahan pengganggu) yang

berdistribusi normal karena hasil uji PP Plot menunjukkan nilai residual yang dekat dengan

garis diagonal. Nilai Kolmogorov Smirnov juga menunjukkan lebih besar dari 0,05.

2) Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan nilai VIF. Pengujian

multikolinieritas dilakukan pada model regresi. Hasil pengujian diperoleh sebagai berikut :

Hasil Pengujian Multikolinieritas

Variabel Uji

Keterangan Tolerance VIF

Kantor Akuntan Publik 0.975 1.026 Bebas multikolinieritas

Lama Hubungan Audit 0.514 1.944 Bebas multikolinieritas

Besar Jasa yang diberikan

Kepada Auditor 0.510 1.960

Bebas multikolinieritas

Page 10: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhieprints.undip.ac.id/35911/1/jurnal_aldii.pdf · auditing yang ada sekarang ini adalah naif dan tidak realistis (Bazerman et al. 1997). Kerangka

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 10

10

Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa semua variabel bebas mempunyai nilai VIF

yang berada jauh di bawah angka 10 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur

variabel-variabel yang digunakan tidak mengandung masalah multikolinieritas.

3) Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Scatter Plot. Jika

terdapat hasil pola yang menyebar, maka disimpulkan bahwa model regresi tidak

mengandung adanya gejala heteroskedastisitas.

Uji Heteroskedastisitas

Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan bahwa tidak terdapat pola yang

menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara predictor dengan nilai residualnya.

Hal ini berarti bahwa model regresi tidak memiliki gejala adanya heteroskedastisitas.

Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (adjusted R²) untuk mengukur seberapa besar kemampuan

variabel bebas dalam menerangkan variabel terikat.

Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .785a .617 .588 1.29029

a. Predictors: (Constant), Besar Jasa yang diberikan Kepada Auditor,

Kantor Akuntan Publik, Lama Hubungan Audit

b. Dependent Variable: Independensi Auditor

Hasil perhitungan regresi dapat diketahui bahwa koefisien determinasi (adjusted R2)

yang diperoleh sebesar 0,588. Hal ini berarti 58,8% independensi auditor dapat dipengaruhi

Page 11: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhieprints.undip.ac.id/35911/1/jurnal_aldii.pdf · auditing yang ada sekarang ini adalah naif dan tidak realistis (Bazerman et al. 1997). Kerangka

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 11

11

kantor akuntan publik , lama hubungan audit, dan fee audit dan 41,2% dipengaruhi oleh variable

lain.

Uji F

Untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama diuji dengan

menggunakan uji F. Hasil perhitungan regresi secara simultan diperoleh sebagai berikut :

Hasil analisis regresi secara simultan

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 107.133 3 35.711 21.450 .000a

Residual 66.594 40 1.665

Total 173.727 43

a. Predictors: (Constant), Besar Jasa yang diberikan Kepada Auditor, Kantor Akuntan Publik,

Lama Hubungan Audit

b. Dependent Variable: Independensi Auditor

Pengujian pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya

dilakukan dengan menggunakan uji F. Hasil perhitungan statistik menunjukkan nilai F hitung =

21,450 dengan signifikansi sebesar 0,000. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, maka

diperoleh nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa 3 variable bebas

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap independensi auditor.

Uji t

Perhitungan statistik dalam analisis regresi linier berganda yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan bantuan program komputer SPSSversi 16.0. Hasil

pengolahan data dengan menggunakan program SPSS selengkapnya ada pada lampiran dan

selanjutnya diringkas sebagai berikut

Hasil analisis regresi linier berganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 14.836 1.893 7.838 .000

Kantor Akuntan Publik .225 .108 .206 2.081 .044

Lama Hubungan Audit -.394 .182 -.295 -2.161 .037

Besar Jasa yang diberikan

Kepada Auditor -.285 .080 -.489 -3.568 .001

a. Dependent Variable: Independensi Auditor

Model persamaan regresi yang dapat dituliskan dari hasil tersebut dalam bentuk

persamaan regresi bentuk standard adalah sebagai berikut :

Y = 0,206 X1 – 0,295 X2 – 0,489 X3

Page 12: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhieprints.undip.ac.id/35911/1/jurnal_aldii.pdf · auditing yang ada sekarang ini adalah naif dan tidak realistis (Bazerman et al. 1997). Kerangka

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 12

12

Koefisien regresi pada semua variabel bebas X1 diperoleh memiliki tanda koefisien positif,

sedangkan X2 dan X3 bertanda negatif. Namun demikian kemaknaan pengaruh prediktor

sebagaimana pada model tersebut selanjutnya dibuktikan dengan pengujian hipotesis.

Pengujian Hipotesis

1. Pengujian Hipotesis 1

Hasil pengujian pengaruh Persepsi mengenai Kantor Akuntan Publik terhadap

independensi Auditor diperoleh nilai t = 2,081 dengan signifikansi 0,044 (p < 0,05). Dengan

signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 dan arah koefisien positif, maka diperoleh bahwa

Hipotesis 1 diterima. Hal ini berarti bahwa Persepsi positif mengenai KAP akan memberikan

independensi auditor yang lebih baik.

2. Pengujian Hipotesis 2

Hasil pengujian pengaruh Lama Hubungan auditor dengan klien terhadap Independensi

auditor diperoleh nilai t = -2,161 dengan signifikansi 0,037 (p < 0,05). Dengan signifikansi yang

lebih kecil dari 0,05 maka diperoleh bahwa Hipotesis 2 diterima. Arah koefisien negatif berarti

bahwa lama hubungan auditor dengan klien yang lebih lama auditor akan memberikan

independensi auditor yang lebih rendah.

3. Pengujian Hipotesis 3

Hasil pengujian pengaruh Fee audit (besar jasa) terhadap independensi auditor audit

diperoleh nilai t = -3,568 dengan signifikansi 0,001 (p < 0,05). Dengan signifikansi yang lebih

kecil dari 0,05, maka diperoleh bahwa Hipotesis 3 dierima. Dengan arah koefisien negatif,

berarti bahwa persepsi mengenai fee audit yang lebih besar justru akan memberikan

independensi auditor yang lebih rendah.

KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisis yang dilakukan pada penelitian ini,

maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Pengujian pengaruh variabel Kantor akuntan publik terhadap independensi auditor

menunjukkan bahwa Kantor akuntan publik memiliki pengaruh positif yang signifikan

terhadap independensi auditor.

2. Pengujian pengaruh variabel Lama hubungan audit terhadap independensi auditor

menunjukkan bahwa Lama hubungan audit memiliki pengaruh negatif yang signifikan

terhadap independensi auditor.

3. Pengujian pengaruh variabel Audit fee terhadap independensi auditor menunjukkan bahwa

Audit fee memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap independensi auditor.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu :

1. Instrumen penelitian yang diadopsi dari jurnal-jurnal penelitian terdahulu dimungkinkan

terdapat kelemahan dalam penerjemahan dan pemahaman arti sebenarnya

2. Sampel Penelitian Hanya Mengambil di beberapa tempat saja sehingga sangat mungkin

bersifat subjektif dikarenakan sempitnya sampel penelitian

Page 13: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhieprints.undip.ac.id/35911/1/jurnal_aldii.pdf · auditing yang ada sekarang ini adalah naif dan tidak realistis (Bazerman et al. 1997). Kerangka

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 13

13

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan berikut adalah saran yang dapat diberikan

adalah sebagai berikut :

1. Disarankan untuk menambah sampel penelitian

2. Disarankan untuk menambahkan variabel lain yang dapat meningkatkan

keterbandingan hasil dengan penelitian terdahulu.

REFERENSI

Abu Bakar, N.B., Abdul Rahman, A. and Abdul Rashid, H.M. (2005), “Factors influencing

auditor independence: Malaysian loan officers’ perceptions”, Managerial Auditing

Journal, Vol. 21, pp. 621-35.

Al-Ajmi, J. (2010), “Perceptions of auditors and financial-statement users regarding auditor

independence in Bahrain”, Advances in Accounting, Incorporating Advances in

International Accounting, Vol. 25, pp. 64-74.

Arens, Alvin A and Loebbecke, James, 1995, Auditing: Suatu Pendekatan Terpadu

Edisi ke empat, Jakarta: Erlangga.

Bazerman, M.H and Loewenstein G, 2001, Taking The Bias Out of Be An Accounting, Harvard

Business Review, January: 28.

Burton, John C and Robert Williams, 1967, “A Study of Auditor Change: An Examination”.

The Journal of Accountancy, April.

Firth M, 1980, Perception of Auditor Independence and Official Ethical Guidelines,

The Accounting Review, pp. 451-66, July.

Goldman and Barlev, 1974, The Auditor Firm Conflict of Interest: its Implication for

Independence, The Accounting Review, pp.707-17, October.

Gul, F, 1989, Bankers` Perceptions of Factors Affecting Auditor Independence,

Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 2 No. 3, pp. 40-51.

Hadibroto, S. 1982, Studi Perbandingan Antara Akuntansi Amerika dan Belanda dan

Pengaruhnya Terhadap Profesi di Indonesia, Jakarta, Pt. Ichtiar Baru van Hoeve.

Hoyle, J, 1978, Mandatory Auditor Rotation: the Argumens and an Alternative, The

Journal of Accountancy, pp. 69-78, May.

Imam Ghozali, 2006, Analisa Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang: Badan Penerbit

UNDIP.

Jalaluddin Rakhmat, 1993; Psikologi Komunikasi, Edisi revisi, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Janti Soegiastuti, 2005, Persepsi Masyarakat Terhadap Independensi Auditor Dalam

Penampilan (Studi Empiris Pada Analis Kredit BKK Jawa Tengah), Tesis Program

Pasca Sarjana Magister Sains Akuntansi UNDIP.

Kadir Moh. N, 1993, Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan di Indonesia Berpindah

KAP, Tesis Program Pasca Sarjana Magister Sains Akuntansi,UGM.

Page 14: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhieprints.undip.ac.id/35911/1/jurnal_aldii.pdf · auditing yang ada sekarang ini adalah naif dan tidak realistis (Bazerman et al. 1997). Kerangka

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 14

14

Kasidi, 2007, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Independensi Auditor (Persepsi Manajer

Keuangan Perusahaan Perbankan di Jawa Tengah), Tesis Program Pasca Sarjana

Magister Sains Akuntansi UNDIP

Knapp, MC, 1985, Audit Conflict: An Empirical Study of the Percieved Ability of

Auditor to Resist Management Pressure, The Accounting Review, Vol. LX No.2,

pp.202-11.

Lavin, David (1976), “Perception of the Independence of The Auditor” The Accounting Review,

January.

Mulyadi, 2002; Auditing, Edisi 6 Jakarta: Salemba Empat.

Nadirsyah, 1993, Persepsi Pemakai Informasi Akuntansi, Akuntan dan Masyarakat Umum

Terhadap Independensi Akuntan Publik , Tesis Program Pasca Sarjana Magister Sains

Akuntansi, UGM.

Noordin, H. 1990, Ethical Standards in The Accountancy Profession, National

Acountant (Malaysia), pp. 3-9, July.

Nur Barizah Abu Bakar, Abdul Rahim Abdul Rahman et al, 2005 Factors Influencing Auditor

Independence: Malaysian Loan Officers` Perceptions Manajerial Auditing Journal Vol.

20, No. 8, pp. 804-822.

Pany and Reckers, 1980, The Effects of Gifts, Discounts and Client Size on Percieved Auditor

Independence, The Accounting Review, Vol. LV No. 1 pp. 50-61.

Ruchjat Kosasih, 2000, Akuntan Publik Tidak Independen Bila Terlalu Lama Menjadi

Auditor Suatu Entitas ?, Juni, Media Akuntansi, pp. 47 – 48.

Shockley, Randolph A, 1981, “Perceptions of Independence: An Empirical Analysis”, The

Accounting Review, October, pp. 785 – 800.

Sihwahjoeni dan Gudono, 2000, Persepsi Akuntan Terhadap Kode Etik Akuntan, Jurnal Riset

Akuntan Indonesia, Juli, pp. 168-184.

Sugiyono, 2001, Metode Penelitian Administrasi, ALFABETA, Bandung

Supriyono, R.A 1988, Pemeriksaan Akuntan: Faktor-Faktor yang mempengaruhi Independensi

Penampilan Akuntan Publik, Suatu Hasil Penelitian Empiris di

Indonesia. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Sains Akuntansi UGM.

Suyatmini,2002, Studi Empiris Faktor-faktor yang Mempengaruhi Independensi

Penampilan Akuntan Publik. Tesis Program Magister Sains Akuntansi UNDIP.

Teoh and Lim, 1996, An Empirical Study of the Effects of Audit committees, Disclosure of non

Audit Fees and Other Issuees on Audit Independence: Malaysian Evidence, Journal of

International Accounting, Auditing and Texation, Vol. 5 No. 2 pp. 231-4