analisis ekonomi kreatif dalam pengembangan bumdes …

98
ANALISIS EKONOMI KREATIF DALAM PENGEMBANGAN BUMDES UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN DESA LAMBUR I KECAMATAN MUARA SABAK TIMUR KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: PARJIYEM NIM: 501171712 PEMBIMBING: Drs. H. Fathuddin Abdi, SM.Hk.MM Bambang Kurniawan, S.P., M.E PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN 2021 M/1442 H

Upload: others

Post on 22-Mar-2022

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS EKONOMI KREATIF DALAM PENGEMBANGAN BUMDES

UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN DESA LAMBUR I

KECAMATAN MUARA SABAK TIMUR KABUPATEN TANJUNG

JABUNG TIMUR

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Meraih

Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

PARJIYEM

NIM: 501171712

PEMBIMBING:

Drs. H. Fathuddin Abdi, SM.Hk.MM

Bambang Kurniawan, S.P., M.E

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

TAHUN 2021 M/1442 H

ii

iii

iv

v

MOTTO

ه ذ كـمه عمم صانح ـ ا م ا مؤ ـوش س ا حيج هى مه ى ـم اجسم تاحسه طيثـح حييىـ نىجز يى

ن ا يعمه ‎مـا كـاو

Artinya: “Barang siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun

perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan kami berikan kepadanya

kehidupan yang baik dan kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik

dari apa yang telah mereka kerjakan”.(Q.S An- Nahl : 97)1

1Al-Qur’anul Karim dan Terjemahannya, Departemen Agama Republik Indonesia,

(Diponegoro, 2011), Surah An-Nahl Juz 17 ayat 97

vi

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’aalamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT karena

atas segala nikmat yang telah diberikan kesehatan jasmani maupun rohani.

Shalawat beriring salam juga di panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW yang

telah membawa umat manusia dari zaman zahiliyah menuju zaman yang penuh

dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini. Sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini dalam rangka memenuhi tugas dan sebagian syarat memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi.

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Bapak dan Ibuku tersayang (Kasio dan Tusilah), yang telah

membesarkanku, mengajariku arti kehidupan yang senantiasa mendoakan,

memberikan motivasi, dukungan dan semangat yang tulus kepadaku.

2. Kakak-kakakku (Teguh Wangsid, Sarimin, dan Triyati), yang selalu

memberikan dukungan serta do’a demi terselesainnya pendidikanku.

3. Keluarga, sahabat dan teman-teman yang selalu mendengarkan keluh

kesahku, serta memberikan do’a dan semangat yang begitu luar biasa,

terima kasih untuk selalu ada dalam suka maupun duka hingga skripsi ini

selesai.

Semoga kita semua dalam Ridho-Nya dan menjadi amal baik dan mendapat

ganjaran yang setimpal dari Allah SWT. Amin yaarobbal’aalamiin.

vii

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh pengembangan usaha dalam pedesaan, yang

menjadi masalah utama dalam proses pengembangan pada Badan Usaha Milik

Desa (BUMDES). Hal ini sesuai dengan instruksi Presiden No. 6 Tahun 2009

tentang dukungan pengembangan ekonomi kreatif, dukungan ini diharapkan untuk

lebih berkembang kearah bisnis dalam ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif

merupakan konsep ekonomi baru yang mengedepankan informasi dan kreatifitas

yang mengandalkan ide, gagasan, dan pengetahuan dari sumber daya manusia

sebagai faktor produksi. Hal tersebut tentunya akan berdampak pada kinerja yang

ditimbulkan dalam suatu pekerjaan yaitu dengan mendapatkan pendapatan.

Permasalahan dalam skripsi ini mengarah pada analisis ekonomi kreatif dalam

pengembangan BUMDES untuk meningkatkan pendapatan Desa Lambur I

Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Sebagai

tujuan antaranya adalah untuk mengetahui perkembangan BUMDES pada bisnis

ekonomi kreatif di Desa Lambur I, untuk mengetahui literasi masyarakat terhadap

pengembangan BUMDES di desa Lambur I, dan untuk mengetahui hasil

pendapatan BUMDES pada bisnis IKM Batik yang dikelola oleh Desa Lambur I.

Skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, manfaatkan sumber data

primer dan data skunder. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data

menggunkan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai berikut:

pertama, berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan bapak Kepala Desa

Lambur I, adanya bisnis ekonomi kreatif IKM Batik Desa dapat berkembang,

melalui pelatihan-pelatihan yang diadakan pada desa setempat. Kedua, literasi

masyarakat terhadap bisnis ekonomi kreatif di Desa Lambur I sangat mendukung

dan sangat termotivasi, sehingga masyarakat Desa memiliki pengetahuan untuk

lebih mengembangkan usaha-usaha kreatif yang baru tentunya kepada muda-mudi

Karang Taruna Desa Lambur I. Ketiga, dilihat dari hasil pendapatan BUMDES

yang diperoleh IKM Batik usahanya mengalami peningkatan pendapatan dan

bisnis tersebut mendapatkan penghargaan dan dukungan dari pemerintah sekitar

agar tetap berkembang berjangka panjang.

Kata Kunci: Ekonomi Kreatif, Pengembangan, Pengrajin Batik, dan Pendapatan.

viii

KATA PENGANTAR

Allhamdulillahirobil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan bimbingan-Nya yang mana dalam

penyelesaian skripsi dengan judul Analisis Ekonomi Kreatif Dalam

Pengembangan BUMDES Untuk Meningkatkan Pendapatan Desa Lambur I

Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Shalawat dan

salam semoga tetap senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW.

Skripsi ini diberi judul “Analisis‎Ekonomi‎Kreatif‎Dalam‎Pengembangan‎

BUMDES Untuk Meningkatkan Pendapatan Desa Lambur I Kecamatan

Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur”

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari bantuan segala pihak,

pada kesempatan ini dengan setulus hati penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Dr. A. A. Miftah, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Ibu Dr. Rafidah, SE., M.E.I dan Ibu Titin Agustin Nengsih, M.Si., Ph.D

dan Bapak Dr. Sucipto, M.A selaku pembantu Dekan I, II, dan III di

lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

3. Bapak Ambok Pangiuk, M.Si selaku ketua Jurusan Ekonomi Syariah dan

Bapak M. Yunus, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

4. Bapak Drs. Fathuddin Abdi, SM.Hk.MM dan Bapak Bambang

Kurniawan, S.P., M.E, selaku Pembimbing I dan Pembimbing II, terima

kasih atas arahan dan bimbingannya semoga Allah SWT senantiasa

membalas kebaikkannya.

5. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan materi perkuliahan di

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

ix

6. Seluruh Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Di samping itu, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Maka dari itu, apabila terdapat kesalahan mohon dimaafkan.

Sangat diharapkan kritik dan saran yang membangun supaya bisa menjadi catatan

untuk kedepan yang lebih baik.

Jambi, 06 Juli 2021

Penulis,

PARJIYEM

NIM: 501171712

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................................... ii

NOTA DINAS .............................................................................................................iii

PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................................ v

PERSEMBAHAN ........................................................................................................ vi

ABSTRAK .................................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ................................................................................................ viii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................................... 9

C. Batasan Masalah ..................................................................................................... 9

D. Rumusan Masalah .................................................................................................. 9

E. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 10

F. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 10

G. Sistematika Penulisan ........................................................................................... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN STUDI RELEVAN

A. Kajian Pustaka ..................................................................................................... 12

B. Studi Relevan ........................................................................................................ 29

BAB III METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian ................................................................................................... 33

B. Metode Penelitian ................................................................................................. 33

xi

C. Jenis dan Sumber Data ......................................................................................... 36

D. Metode Analisa Data ............................................................................................ 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian ............................................................. 39

B. Hasil Penelitian .................................................................................................... 50

C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................................... 61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 68

B. Implikasi ............................................................................................................... 69

C. Saran ..................................................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURIRICULUM VITAE

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Industri Kecil Menengah Non Formal di Kabupaten Tanjung

Jabung Timur .................................................................................................................

Tabel 2. Pendapatan Bisnis Ekonomi Kreatif di Desa Lambur I Muara Sabak

Timur .............................................................................................................................

Tabel 3. Penelitian Terdahulu ........................................................................................

Tabel 4. Perkembangan Kepemimpinan Desa Lambur I ..................................................

Tabel 5. Letak Geografis ................................................................................................

Tabel 6. Jarak Desa .........................................................................................................

Tabel 7. Komposisi Penggunaan Lahan Desa Lambur I ..................................................

Tabel 8. Harga Bahan Kain ................................................................................

Tabel 9. Harga Jual Produk Bisnis IKM Batik ...................................................

Tabel 10. Fluktuasi Pendapatan Bisnis kreatif Tahun 2018-2020.......................

Tabel 11. Daftar Pendapatan Bisnis Ekonomi Kreatif di Desa Lambur I ..........

Tabel 12. Produk lain yang di tampung di BUMDES IKM Batik ................................... .

Tabel 13. Pembagian hasil usaha BUMDES IKM Batik ....................................

4

7

29

40

41

42

44

52

53

58

59

59

60

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Lambur I Kecamatan

Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur

..........................................................................................................................

Gambar 2. Struktur Organisasi Badan Usaha Milik Desa Lambur I Kecamatan

Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur ....................................

Gambar 3. Struktur Organisasi IKM Batik Desa Lambur I Kecamatan Muara

Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur ...............................................

47

48

49

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia salah satu Negara yang berkembang, dengan terus

bertambahnya jumlah penduduk Indonesia dan membaiknya tingkat ekonomi,

maka kebutuhan masyarakat akan fasilitas juga semakin meningkat, seperti

pusat komersial di bidang kesehatan, pendidikan, perkantoran dan

perdagangan. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat

tercermin dalam bisnis ekonomi, yang pada awalnya diarahkan pada

pertumbuhaan ekonomi sekala besar yang berkelanjutan dan kini menjadi

pioritas pembangunan di masa depan. Dimulai pada tahun 2006 ketika

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengintruksikan pengembangan

ekonomi kreatif di Indonesia. Proses perkembangan ini dengan dibentuknya

angkatan Desain Indonesia oleh Kementrian Perdagangan untuk membantu

pengembangan ekonomi kreatif Indonesia, tujuan ini untuk pertama kalinya

tercapai. Hal ini akan berdampak besar pada pemulihan ekonomi Indoneseia.2

Ekonomi kreatif merupakan sebuah konsep bidang perekonomian di era

ekonomi yang baru dengan mengutamakan kreativitas dan informasi. Dalam

ekonomi kreatif ini mengedepankan sumber daya manusia yang memiliki ide,

gagasan, dan pengetahuan.3

UNCTAD dan UNDP dalam summary creative Economics Report,

secara potensial ekonomi kreatif berperan dalam menggerakkan pertumbuhan

ekonomi, dimana ekonomi kreatif dapat mendorong penciptaan pendapatan,

penciptaan lapangan kerja, dan penerimaan ekspor. Selain itu, ekonomi

kreatif juga dapat mempromosikan aspek-aspek sosial, ragam budaya, dan

2 Helda Ibrahim, Analisis keberlanjutan usaha pengrajin ekonomi kreatif kerajinan sutera

di provinsi Sulawesi Selatan, (Jurnal: Teknologi Industri Pertanian,2013), hlm. 21

3 Nasrudin Ali, Peran ekonomi kreatif dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat di desa

Tulung Agung Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu, (Lampung: Universitas Islam

Negeri Raden Intan Lampung, 2018), hlm. 25.

2

pengembangan sumber daya manusia. Inti atau jantungnya ekonomi kreatif

adalah industri kreatif.4

Pengertian dari Industri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan

peralatan. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa industri

adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk mengolah

suatu bahan menjadi sesuatu yang mempunyai nilai ekonomi yang lebih

tinggi.5 Industri kreatif menurut United Kingdom Departement Culture,

Media and Sport adalah berbagai hal yang memerlukan kreativitas,

keterampilan, dan bakat yang dilakukan untuk penciptaan kesempatan kerja

dan kesejahteraan melalui eksploitasi property intelektual.6

Sampai saat ini pemerintah Indonesia telah mengidentifikasi lingkup

perdagangan RI pada tahun 2016, terdapat beberapa macam subsektor dari

industri ekonomi kreatif yang tumbuh dalam perekonomian Indonesia, yaitu

antara lain: Kuliner, Fashion, Kriya, TV/Radio, Penerbitan, Arsitektur,

Aplikasi/Game, Periklanan, Musik, Fotografi, Seni Pertunjukan, Desain, Seni

Rupa, Filem/Animasi Video, Desain Interior, Desain Komunikasi. Badan

ekonomi kreatif saat ini terus bertumbuh bahkan setiap tahunnya.7

Pengembangan ekonomi kreatif adalah suatu proses yang menyebabkan

pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

panjang. Salah satu tujuan penting dalam pengembangan bisnis ekonomi

kreatif adalah penyediaan lapangan kerja yang cukup untuk mengejar

pertumbuhan angkatan kerja lebih-lebih bagi negara berkembang terutama

Indonesia dimana pertumbuhan angkatan kerja lebih cepat dari pertumbuhan

kesempatan kerja. Pemanfaatan sumber daya manusia yang ada pada sektor

4Suryana, Ekonomi Kreatif, ekonomi baru mengubah ide dan menciptakan peluang,

(Bandung: Selemba Empat, 2012), hlm. 31. 5Aisyah Nurul Fitriana dkk, Pengembangan Industri Kreatif di Kota Batu Studi tentang

Industri Kreatif Sektor Kerajinan di Kota Batu, (Jurnal Administrasi Publik JAP, Vol. 2 No.2),

hlm. 283. 6 Artiningsih dkk, Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat di Wilayah

Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif, Riptek, (Jurnal Industri Kreatif, Vol.4,

No.11 2011), hlm. 12. 7 www.bekraf.go.id/22:31/20112020 (Badan Pusat Statistik Ekonomi Kreatif Indonesia)

industri, merupakan kunci keberhasilan pencapaian tujuan pada sektor

industri tersebut.

Sebagaimana penelitian Fitriyani, Strategi pengembangan bisnis UKM

guna meningkatkan pendapatan karyawan pada usaha Toko Roti Futry Maros

di Maros Sulawesi Selatan.8 Dimana pada penelitian ini memiliki peran

penting dalam menerapkan strategi pengembangan ekonomi, sehingga perlu

adanya kerja sama satu sama lain untuk dapat menciptakan suatu hubungan

timbal balik, sehingga bisnis pun dapat berkembang dengan cepat.

Selain itu, ekonomi kreatif juga dapat mempromosikan aspek-aspek

sosial, ragam budaya, dan pengembangan sumber daya manusia. Ekonomi

kreatif saat ini mulai tumbuh dan berkembang menjadi sektor ekonomi yang

memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia.

Ekonomi kreatif berperan dalam perekonomian suatu bangsa terutama

dalam menghasilkan pendapatan, menciptakan lapangan kerja, dan

meningkatkan penerimaan hasil dari konsumen. Kreativitas ekonomi

merupakan proses dinamis yang mengarah pada inovasi teknologi, praktik

bisnis, pemasaran, dan usaha lain untuk meraih keunggulan dalam bersaing

ekonomi.9 Pada saat ini ekonomi kreatif yang sedang berkembang pesat salah

satunya ialah pada sektor kerajinan desain.

Desain sendiri dapat disimpulkan bahwa suatu kegiatan kreatif yang

menyusun rencana dan rancangan untuk suatu benda, gambar atau objek

lainnya sebelum direalisasikan menjadi nyata agar memiliki nilai lebih,

kenyamanan yang lebih baik dan diterima oleh penggunanya.10

Dalam

ekonomi kreatif desain telah dijadikan sebuah produk serba guna baik dalam

kebutuhan rumah tangga maupun sebagai kebutuhan lainnya.

8 Fitriyani, Strategi pengembangan bisnis UKM guna meningkatkan pendapatan karyawan

pada usaha Toko Roti Futry Maros di Maros Sulawesi Selatan, (Jurnal: ekonomi, Vol.2 No1,

2011), hlm. 216 9Suryana, Ekonomi Kreatif, ekonomi baru mengubah ide dan menciptakan peluang, hlm.

22. 10 Wikipedia, Pengertian Desain, (On-line), Tersedia di; https://serupa.id/pengertian-

desain/ekonomikreatif, diakses (19 Maret 2021)

Kota Jambi adalah salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki

berbagai macam ekonomi kreatif, salah satu khas Jambi yaitu kain batik. Pada

masa kesultanan Melayu Jambi, batik mulai muncul pada zaman orde baru,

terutama pada era tahun 80-an oleh Ibu Lily Abdurahman Sayoeti selaku

pembina kesenian dan pembina Dharmawanita Provinsi Jambi. Sehingga hasil

batik ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat pengguna dalam berbagai

bentuk kegiatan dan aktifitas baik di Desa maupun Kota.11

Seperti halnya jenis-jenis usaha di Kabupaten Tanjung Jabung Timur

yang terdapat di Provinsi Jambi. Kabupaten ini memiliki luas 5.445 KM yang

terbagi menjadi 11 Kecamatan dan 93 desa/kelurahan. Dengan jumlah IKM

non formal pada tahun 2019 sebanyak 658 bidang industri.

Tabel 1.1

Jumlah Industri Kecil Menengah Non Formal di Kabupaten Tanjung

Jabung Timur

No Kecamatan IKM Non Formal

1. Mendahara 58

2. Mendahara Ulu 14

3. Geragai 83

4. Dendang 49

5. Muara Sabak Barat 52

6. Muara Sabak Timur 93

7. Kuala Jambi 16

8. Rantau Rasau 134

9. Berbak 26

10. Nipah Panjang 78

11. Sadu 55

Jumlah 658

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten TanjungJabung Timur 12

11 Novita Sari, Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Kerajinan Tradisional Jambi,

(Jurnal: Ekonomi Kreatif, 2013), hlm. 139 12 Dokumen Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tanjung Jabung Timur,

Senin 05 April 2021.

Di Kecamatan Muara Sabak Timur terdapat 11 Desa atau Kelurahan

yaitu: Alang- Alang, Kota Harapan, Kota Raja, Kuala Simbur, Lambur I,

Lambur II, Muara Sabak Ilir, Muara Sabak Ulu, Siau Dalam, Simbur Naik,

dan Sungai Ular. Menurut hasil per-survei salah satu pedesaan yang aktif

dalam bisnis ekonomi kreatif yakni pada Desa Lambur I.

Desa Lambur I termasuk desa yang sebelumnya berkembang, yang

disebut sebagai Desa Pertanian. Sedangkan masyarakat Desa Lambur I

merupakan Desa transmigran maka sebagian besar mata pencaharian

penduduknya adalah bercocok tanam. Pada awalnnya tanaman tumbuh subur

walaupun tanpa pupuk. Sehingga masyarakat tidak kekurangan pangan.

Namun pada tahun 1997 terjadi kemarau panjang yang menyebabkan

kekeringan, sehingga mengubah kondisi tanah yang menyebabkan

penghasilan petani menurun. Hasil panen yang tidak memuaskan ini dialami

oleh sebagian besar petani hingga waktu yang cukup lama. Sehingga banyak

petani yang beralih keperdagangan dan perkebunan (karet dan kelapa sawit).

Pada tahun 2000 pemerintah Desa Lambur I mengadakan pelatihan-

pelatihan berbagai jenis usaha kreatif yang diikuti oleh muda-mudi, Karang

Taruna dan beberapa warga masyarakat setempat. Tujuan dari pelatihan

adalah untuk mengembangkan skil dan pengetahuan masyarakat. Hal ini

terlihat dari antusiasnya masyarakat dalam mengikuti kegiatan pelatihan dan

dari tanya jawab juga tampak bahwa masyarakat termotivasi untuk membuka

usaha dan mengembangkan kreatifitas usahannya, demikian juga masyarakat

yang hanya mengandalkan pekerjaannya sebagai petani tampak tertarik untuk

mencoba memulai usaha dan mengembangkan kreatifitasnya. Setelah 3 tahun

berjalan kegiatan pelatihan-platihan kerajinan kreatif tersebut sudah tidak

aktif, karena masing-masing anggota Karang Taruna sibuk dengan

pekerjaannya. Namun hal ini tidak mempengaruhi masyarakat Desa, karena

seiring berjalannya pelatihan, masyarakat sudah mempraktikannya dengan

memulai berdasarkan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki.

Sebagaimana penelitian Dino Loenandri, Sinegritas Desa Wisata dan

Industri Kreatif dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.13

Dimana

pada penelitian sebelumnya membahas seluruh indutri kecil yang berada di

Desa wisata Palalangon dengan adanya pembinaan khusus. Karena menurut

penelitian Dino Loenandri sebuah pembinaan sangat penting untuk

pengembangan bisnis. Namun penelitian kali ini bisnis hanya menerapkan

pembinaan beberapa kali dalam setahun. Adapun pembinaan yang diikuti

melalui program yang diadakan seperti program pelatihan yang dibuka oleh

Pemda, PKK, dan pelatihan antar Desa.

Dengan berkembangnya zaman, masyarakat Desa Lambur I sudah

mulai kreatif dengan membuat beraneka ragam kerajinan, dan usaha kreatif

desain batik adalah salah satunya. Pada tahun 2018 Desa Lambur I berhasil

meraih predikat Desa paling kreatif. Dimana salah satu Desa yang unggul di

Kabupaten Tanjung Jabung Timur dalam bisnis kreatif. Selain itu Desa

Lambur I juga meraih penghargaan di salah satu bidang usaha yang dikelola

oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) yaitu Industri Kecil Menengah

(IKM Batik).14

Berdasarkan grand tour di lapangan diperoleh informasi dari

Bapak Sutar selaku Kepala Desa lambur I mengatakan bahwa:

“Ya, gedung IKM Batik ini didirikan oleh Pemda untuk Desa Lambur I,

mengapa terpilih di Desa Lambur I karena saat itu pertama, lokasi yang

strategis, kedua terdapat beberapa masyarakat yang memiliki

pengetahuan dibidang desain batik sekaligus telah memiliki usaha kecil

membatik, ketiga memang masyarakat Desa mengajukan permohonan

kepada Pemerintah untuk mendirikan gedung usaha batik. Sehingga

dikatakan BUMDES (Badan Usaha Milik Desa), sampai saat ini IKM

Batik dikelola oleh beberapa masyarakat Desa. Dapat dilihat saat ini

IKM Batik sudah mendapatkan apresiasi berupa penghargaan yaitu dari

hasil karya IKM Batik sendiri.

IKM Batik adalah satu-satunya bisnis kreatif yang dimiliki oleh Desa

Lambur I yang diresmikan pada tahun 2016 oleh H. Romi Hariyanto, S.E

(Bupati Kabupaten Tanjung Jabung Timur). Usaha IKM Batik ini memiliki

13

Dino Loenandri, Sinegritas Desa Wisata dan Industri Kreatif dalam meningkatkan

perekonomian masyarakat, (Jurnal: Industri kreatif, Vol.1 No.2 ,2018), hlm. 13 14

Wawancara dengan Bapak Sutar, Selaku Ketua Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak

Timur, Jum’at 09 april 2021.

ciri khas tersendiri yaitu batik tradisional dengan bermotif batik yang

memiliki makna ciri khas daerah Tanjung Jabung Timur dan desain batiknya

dapat dibuat dengan beraneka ragam pola dan corak pada umunya, seperti

corak batik berbentuk tumbuhan, garis-garis, rangkaian bunga, dan lain

sebagainnya. Selain itu, Usaha IKM Batik dapat membuat beraneka ragam

jenis batik yaitu: batik tulis, batik cap, batik abstrak, dan batik kontemporer.

Sehingga usaha IKM Batik ini dapat menerima pesanan sesuai dengan jenis

corak yang diminta oleh konsumen.15

Selain dari kekreativitasan usahanya lokasi BUMDES pada usaha IKM

Batik pun strategis yaitu padat dengan rumah penduduk desa, dekat dengan

pemukiman pasar dan jalan lintas umum. Sehingga Usaha IKM Batik pun

cepat dikenal oleh masyarakat. Berikut terdapat beberapa produk ekonomi

kreatif yang dihasilkan oleh bisnis IKM Batik diantaranya adalah: kain batik,

pakaian batik, kain tengkuluk, dompet, slempang batik, tas, lacak/tanjak, syal

batik, taplak meja, teluk blango/sarung, dan hiasan dinding.

Tabel 1.2

Jumlah Hasil Pendapatan BUMDES IKM Batik di Desa Lambur I

No. Tahun Pendapatan

1. 2018 Rp. 75.550.000

2. 2019 Rp. 82.900.000

3. 2020 Rp. 90.590.000

Sumber: Dokumen usaha IKM Batik Desa Lambur I.16

Berdasarkan tabel 1.2 di atas diketahui bahwa pada tahun 2018 sampai

ke tahun 2020 IKM Batik mengalami peningkatan, disini terbukti bahwa

BUMDES mampu mengelola dan menjalankan usaha IKM Batik dengan

maksimal. Sehingga usaha tersebut mampu mengurangi tingkat pengangguran

dan menciptakan lapangan kerja.

15

Dokumen Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung

Timur, Senin 05 April 2021. 16

Dokumen usaha IKM Batik Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak Timur, Jum’at 09

April 2021.

Sebagaimana menurut penelitian Pratiwi Esti Palupi, Peran ekonomi

kreatif dalam meningkatkan pendapatan pedagang, studi kasus pada pasar

Yosomulyo Pelangi.17

Persamaan pada penelitian ini yaitu sama-sama

membahas tentang meningkatkan pendapatan. Pada penelitian Pratiwi Esti

Palupi, ekonomi kreatif sangat berpengaruh terhadap tingkat pendapatan.

Dilihat dari hasil pendapatan yang diperoleh BUMDES usaha IKM

Batik pun mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hasil bisnis IKM

Batik Desa Lambur I telah terbukti yaitu meraih penghargaan salah satunya

prestasi yang di dapat yaitu menjadi juara umum kategori Desa kreatif pada

tahun 2019 Tingkat Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Peran ekonomi kreatif

yang dilakukan oleh pengrajin pada BUMDES IKM Batik Desa Lambur I

adalah dengan terus meningkatkan inovasi baru yang diinginkan konsumen

agar produknya tidak tertinggal oleh pengrajin yang lain.

Usaha IKM batik dikelola oleh 10 orang pengurus, dan dibantu oleh

masyarakat sekitar (Muda-mudi Karang Taruna dan beberapa aparatur Desa).

Dalam usaha IKM Batik tidak hanya produk batik saja yang dijual, namun

terdapat beberapa kerajinan lainnya. Fungsi IKM Batik yaitu khususnya

pembuatan batik, namun dari segi penjualan tidak hanya batik, tetapi juga

kerajinan lainnya yang dijual digedung IKM Batik. Karena pada dasarnya

fungsi IKM Batik menerima dan menampung hasil kerajinan dari masyarakat

yang kreatif dari seluruh Kabupaten Tanjung Jabung Timur untuk dijual dan

dipasarkan.

Namun sampai saat ini, banyak masyarakat yang belum mengetahui

tentang fungsi dari IKM Batik itu sendiri, yaitu yang dapat menampung

berbagai macam kerajinan kreatif yang dihasilkan dari kalangan masyarakat.

Dalam pemahamannya IKM Batik hanya memproduksi dan memasarkan

hasil karya batik itu sendiri. Sehingga sampai saat ini IKM Batik belum

banyak menerima hasil kerajinan-kerajinan kreatif dari masyarakat.

17 Pratiwi Esti Palupi, Peran ekonomi kreatif dalam meningkatkan pendapatan pedagang,

studi kasus pada pasar Yosomulyo Pelangi (Lampung: Universitas Muhammadiyah Metro, Vol.2

No.1, 2017), hlm.256

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dengan ini penulis tertarik

melakukan penelitian tentang ekonomi kreatif dalam meningkatkan

pendapatan yang kemudian direflesikan melalui sebuah penelitian yang

berjudul “Analisis Ekonomi Kreatif Dalam Pengembangan BUMDES

Untuk Meningkatkan Pendapatan Desa Lambur I Kecamatan Muara

Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka

dapat di identifikasikan beberapa permasalah sebagai berikut:

1. Pendapatan dari hasil penjualan yang di terima BUMDES dari produk

kerajinan pada bisnis usaha IKM Batik tanpa adanya pelatihan-

pelatihan yang rutin.

2. perkembangan BUMDES pada bisnis IKM Batik dengan mendapatkan

penghargaan.

C. Batasan Masalah

Batasan masalah merupakan salah satu langkah untuk memberikan arah

yang hendak di teliti menjadi jelas dan mudah dipahami. Selain itu, batasan

masalah dalam penelitian juga diperlukan untuk lebih memusatkan perhatian

pada permasalahan yang hendak diteliti, batasan masalah digunakan untuk

menghindari suatu penyimpangan, agar tidak meluas ke pokok pembahasan

yang lain penulis perlu membatasi permasalahan yang akan diteliti. Agar

pembahasan ini tepat sasaran dan tidak terlalu meluas serta tidak keluar dari

jalur judul maka penulis membatasi masalah pada penelitian ini yaitu sebatas

pengembangan BUMDES pada bisnis IKM Batik dalam meningkatkan

pendapatan Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten

Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dari

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana perkembangan BUMDES pada bisnis IKM Batik Desa

Lambur I Kecamatan Muara Sabak Timur?

2. Bagaimana literasi masyarakat terhadap pengembangan BUMDES pada

bisnis IKM Batik Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak Timur?

3. Bagaimana pendapatan BUMDES bisnis IKM Batik Desa Lambur I

Kecamatan Muara Sabak Timur?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perkembangan BUMDES pada bisnis IKM Batik

Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak Timur.

2. Untuk mengetahui literasi masyarakat terhadap pengembangan

BUMDES pada bisnis IKM Batik Desa Lambur I Kecamatan Muara

Sabak Timur.

3. Untuk mengetahui pendapatan BUMDES bisnis IKM Batik Desa

Lambur I Kecamatan Muara Sabak Timur.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

pihak-pihak yang terkait, antara lain:

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan informasi atau referensi untuk pengembangan ilmu

bagi pihak pihak yang membutuhkan.

b. Sebagai bahan pertimbangan, landasan empiris maupun kerangka

acuan bagi peneliti.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan acuan bagi penelitian berikutnya untuk meneliti

permasalahan dengan objek dan periode yang berbeda pula.

b. Adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan tambahan

pengetahuan bagi mahasiswa ekonomi islam.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu informasi

yang berguna bagi manajemen bisnis keluarga untuk melaksanakan

fungsi-fungsinya dengan lebih baik lagi.

G. Sistematika Penulisan

Penulisan proposal skripsi ini direncanakan dibagi menjadi lima (5)

bab, di dalamnya terdapat sub-sub seperti berikut :

BAB I : Pendahuluan, yaitu mengenai pembahasan latar belakang masalah,

identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : Kajian pustaka dan studi relevan.

BAB III : Objek penelitian, metode penelitian, jenis dan sumber data, metode

analisis data

BAB IV : Gambaran umum dan objek penelitian, hasil penelitian dan

pembahasan hasil penelitian.

BAB V : Terdiri dari kesimpulan, implikasi dan saran.

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN STUDI RELEVAN

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Ekonomi Kreatif

Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai individu-individu dan

masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang,

dengan menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas tetapi dapat

digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis

barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi,

sekarang dan dimasa depan, kepada berbagai individu dan golongan

masyarakat.18

Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai cara-cara yang

ditempuh oleh masyarakat untuk menggunakan sumber daya yang langka

guna memproduksi komoditas atau barang-barang yang bermanfaat serta

mendistribusikannya kepada semua orang.19

Secara etimologi, kata kreativitas yang dalam bahasa Inggris

“creativity” asal mulanya diambil dari bahasa Latin “creo” yang artinya

menciptakan atau membuat.20

Konsep kreativitas memiliki bahasa yang

luas yaitu menyangkut hubungan antara kreativitas dengan inteligensi,

mental, tipe, dan kemampuan personal, kesehatan mental, pendidikan,

dan pelatihan, teknologi, proses pembelajaran, dan mengajar. Untuk

melahirkan kreativitas, diperlukan cara berfikir kreatif. Berfikir kreatif

adalah imajinatif, abstrak, dan berobsesi. Hasil dalam berpikir kreatif

adalah ide-ide, gagasan- gagasan, inspirasi, dan khayalan- khayalan atau

mimpi- mimpi untuk menghasilkan produk- produk berupa kekayaan

intelektual, seperti desain dan lain sebagainnya.

18 Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2013), hlm. 8-9. 19 Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan kepada Ekonomi Mikro dan

Makro, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 9. 20Suryana, Ekonomi Kreatif, ekonomi baru mengubah ide dan menciptakan peluang, hlm.

18.

13

Kreativitas muncul apabila seseorang berkata, mengerjakan, dan

membuat sesuatu yang baru, baik dalam pengertian menciptakan sesuatu

dari yang tadinya tidak ada maupun dalam pengertian

memberikan/karakter baru pada sesuatu.21

Hasil dari kreativitas adalah produk kreatif yang di devinisikan

sebagai barang-barang dan jasa-jasa yang memiliki nilai ekonomi yang

dihasilkan dari kreativitas. Hasil dari kreativitas bisa diamati dari segi

produk, proses, strategi, metode, usaha, model, dan desain baru yang

dihasilkan. Kreativitas muncul apabila seseorang berkata, mengerjakan,

dan membuat sesuatu yang baru, baik dalam pengertian menciptakan

sesuatu yang tadinya tidak ada maupun dalam pengertian memberikan

karakter baru pada sesuatu. Orang yang kreatif, sering disebut “creator”,

yaitu setiap orang yang menciptakan atau menemukan sesuatu yang baru.

Definisi yang hampir sama dikemukakan oleh UNCTAD dan UNDP,

bahwa kreativitas sebagai proses di mana ide- ide di hasilkan,

terinterelasi, dan ditransformasikan ke dalam sesuatu yang bernilai. Dari

definisi tersebut, kreativitas memerlukan pasar, penjual, dan pembeli

yang aktif, perlindungan hukum, aturan, dan kontrak.22

Apabila hanya ide- ide, gagasan- gagasan, imajinasi dan mimpi-

mimpi, hal tersebut baru disebut sebagai proses berfikir kreatif, maka

hasil berfikir tersebut harus diwujudkan dalam kata-kata, tindakan, dan

membuat sesuatu yang baru. “Kreativitas dalam bentuk gagasan, ide-ide,

mimpi- mimpi saja tidak memiliki nilai ekonomi, dan akan memiliki nilai

ekonomi bila diwujudkan dalam bentuk produk- produk yang dapat

diperdagangkan atau dikomersialisasikan”.23

Ekonomi kreatif merupakan suatu penciptaan nilai tambah

(ekonomi, sosial, budaya, lingkungan) berbasis ide yang lahir dari

21 Suryana, Ekonomi Kreatif, ekonomi baru mengubah ide dan menciptakan peluang, hlm.

21 22Suryana, Ekonomi Kreatif, ekonomi baru mengubah ide dan menciptakan peluang hlm.

20. 23Afni Regita Cayani Muis, Ekonomi Kreatif Indonesia dalam Dinamika perdagangan

Internasional, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2019), hlm. 18.

14

kreativitas sumber daya manusia (orang kreatif) dan berbasis

pemanfaatan ilmu pengetahuan, termasuk warisan budaya dan teknologi.

Kreativitas tidak sebatas pada karya yang berbasis ilmu pengetahuan dan

teknologi dan ilmu telekomunikasi. Nilai ekonomi dari suatu produk atau

jasa di era kreatif tidak lagi ditentukan oleh bahan baku atau sistem

produksi seperti di era industri, tetapi lebih kepada pemanfaatan

kreativitas dan penciptaan inovasi melalui perkembangan teknologi yang

semakin maju. Industri tidak dapat lagi bersaing di pasar dengan hanya

mengandalkan harga atau kualitas produk saja, tetapi harus bersaing

berbasiskan kreativitas, inovasi dan imajinasi.

Ekonomi kreatif adalah kegiatan ekonomi yang mengutamakan

pada kreativitas berpikir untuk menciptaakan sesuatu yang baru dan

berbeda yang memiliki nilai dan bersifat komersial.24 Ekonomi kreatif

berperan dalam perekonomian suatu bangsa terutama dalam

menghasilkan pendapatan, menciptakan lapangan kerja, dan

meningkatkan penerimaan hasil dari konsumen. Kreativitas ekonomi

merupakan proses dinamis yang mengarah pada inovasi teknologi,

praktik bisnis, pemasaran, dan usaha lain untuk meraih keunggulan

dalam bersaing ekonomi.

Secara potensial ekonomi kreatif berperan dalam menggerakan

pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh hal- hal sebagai berikut.

a. Ekonomi kreatif dapat mendorong penciptaan pendapatan,

penciptaan lapangan kerja, dan penerimaan ekspor. Selain itu

ekonomi kreatif juga dapat mempromosikan aspek-aspek sosial,

ragam budaya, dan perkembangan sumber daya manusia.

b. Ekonomi kreatif memupuk ekonomi, budaya dan aspek- aspek

sosial yang saling berhubungan dengan teknologi, kekayaan

intelektual, dan tujuan tujuan wisata.

24Afni Regita Cayani Muis, Ekonomi Kreatif Indonesia dalam Dinamika perdagangan

Internasional, hlm. 32

15

c. Merupakan seperangkat ilmu pengetahuan yang berbasis aktivis

ekonomi dengan suau dimensi perkembangan dan keterkaitan

antara tingkat makro dan mikro untuk ekonomi secara keseluruhan.

d. Salah satu pilihan pengembangan yang layak untuk mengunggah

inovasi yang multidisiplin, respon kebijakan, dan tindakan antar

kementrian.

e. Di dalam jantung ekonomi kreatif terdapat industri-industri

kreatif.25

Inti atau jantungnya ekonomi kreatif adalah industri kreatif, yang

melakukan proses penciptaan melalui penelitian dan pengembangan.

Kekuatan industri kreatif terletak pada riset dan pengembangan untuk

menghasilkan barang-barang dan jasa baru yang bersifat komersial yang

dimiliki para intelektual melahirkan ide-ide, gagasan, inspirasi dan

khayalan yang diwujudkan dalam bentuk kekayaan intelektual seperti

dalam ekonomi kreatif fashion.26

2. Tujuan Ekonomi Kreatif

Tujuan ekonomi kreatif adalah meningkatkan kualitas hidup,

toleransi, dan menciptakan nilai tambah.27

Ekonomi kreatif dalam

sumber daya yang ada akan sangat membantu masyarakat untuk

mengelola sumber daya yang ada dalam meningkatkan pendapatan atau

kesenjangan hidup.

Berdasarkan teori di atas, peneliti memahami bahwa ekonomi

kreatif adalah pengembangan konsep berdasarkan modal kreatifitas atau

ide dari pemikiran untuk dapat menginovasi atau menciptakan suatu hal

yang dapat berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

25Suryana, Ekonomi Kreatif, ekonomi baru mengubah ide dan menciptakan peluag, hlm.

23 26Suryana, Ekonomi Kreatif, ekonomi baru mengubah ide dan menciptakan peluang, hlm.

37-38 27 Nham Nngahang, Ekonomi Kreatif- Pemanfaatan Ekonomi Digital Dioptimalkan,

dalam www.enews1st.blogspot.com, diunduh pada 14 April 2021.

16

3. Pokok-pokok Ekonomi Kreatif

Kreasi adalah penciptaan dimana daya kreasi merupakan faktor

dalam industri kreatif dengan melibatkan segala hal yang berhubungan

dengan cara-cara mendapatkan input, menyimpannya dan mengolahnya.

Sehingga daya kreativitas, keterampilan dan bakat, orisinalitas ide adalah

faktor suplai yang paling penting.

Dengan produk yang unik dan berbeda serta orisinil, produk

tersebut mampu berkompetisi dengan produk-produk lawannya dengan

lebih baikdan berpotensi menciptakan lapangan kerja serta

memakmurkan bagi yang memilikinya, demikian juga sebaliknya.

Daya kreasi adalah kekuatan yang unik dan berbeda serta orisinil,

produk tersebut mampu berkompetisi modal dasar yang sama, namun

ada yang mengasahnya dan menjadikan sebagai pekerjaan. Industri

berbasis kreativitas menjadi industri yang maju pesat sehingga daya

kreasi tidak boleh dianggap sebagai hal yang remeh dan hanya menjadi

sambilan belaka.28

Terdapat 3 hal pokok yang menjadi dasar dari ekonomi kreatif

antara lain kreativitas, inovasi dan penemuan.29

a. Kreativitas

Dapat dijabarkan sebagai suatu kapasitas atau kemampuan untuk

menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang unik dan dapat

diterima umum. Bisa juga menghasilkan ide baru atau praktis

sebagai solusi dari suatu masalah, atau melakukan sesuatu yang

berbeda dari yang sudah ada. Seseorang yang memiliki kreativitas

dan dapat memaksimalkan kemampuan itu, bisa menciptakan dan

menghasilkan sesuatu yang berguna bagi dirinya sendiri atau orang

lain.

28Mari Elka Pangestu, Studi Industri Kreatif Indonesia, (Dapartemen Perdagangan RI,

2008), hlm. 69-70. 29Suryana, Ekonomi Kreatif, ekonomi baru mengubah ide dan menciptakan peluang, hlm.

24

17

b. Inovasi

Suatu transformasi dari ide atau gagasan dengan dasar

kreativitas dengan memanfaatkan penemuan yang sudah ada untuk

menghasilkan suatu produk ataupun proses yang lebih baik, bernilai

tambah, dan bermanfaat. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam

surat Hud, ayat 37.

غزقىن واصىع الفلك بأعيىىا ووحيىا ولاتخاطبىي في الذيه ظلمىا إوهم م

Artinya: “Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk

wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku perihal

orang-orang yang zalim itu. Sesungguhnya mereka nanti akan

ditenggelamkan.” (QS. Hud, ayat 37).30

c. Penemuan

Istilah ini lebih menekankan pada menciptakan sesuatu yang

belum pernah ada sebelumnya dan dapat di akui sebagai karya yang

mempunyai fungsi yang unik atau belum pernah diketahui

sebelumnya.31

Ekonomi kreatif lahir dari sektor industri kreatif.

Dalam hal ini dalam setiap negara memiliki kategori kreatifnya

masing-masing berdasarkan daya saing krativitas masyarakatnya.

Ekonomi kreatif mampu mengangkat nation branding suatu negara,

hal inilah yang dicapai negara dalam memperoleh soft power, karena

mampu mengangkat citra bangsa melalui ciri khas dalam negara

tersebut. Masyarakat pun diperhadapkan dengan ketergantungan

ketergantungan pemakaian barang dan jasa yang kedatangannya

borderless. Pola hidup masyarakat berkembang menjadikan

pemilihan barang dan jasa semakin kritis, karena perkembangan

30 Al-Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama Republik Indonesia, Surah Hud

Juz 11 ayat 37 31 Afif Faisal, Pilar pilar ekonomi kreatif, (Jakarta: Universitas Bina Nusantara, 2012),

hlm. 9

18

masyarakat tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhannya,

namun bagaimana menciptakan pola hidup yang berkualitas.32

4. Macam- macam Kreativitas dan Karakteristiknya

Dilihat dari sisi usaha manusia, ada beberapa karakteristik kreativitas

sebagai berikut:33

a. Kreativitas artistic

Kreativitas artistik berkenaan dengan imajinasi dan

kemampuan untuk menghasilkan ide- ide baru dan cara-cara baru

tentang menginterpretasikan sesuatu, kemudian diekspresikan ke

dalam bentuk teks, suara dan imajinasi. Kreativitas artistik dilakukan

oleh seniman dalam bentuk karya seni, baik berupa seni rupa, seni

drama, seni tari, seni lukis, seni patung, seni foto maupun seni suara.

b. Kreativitas ilmu pengetahuan

Kreativitas ilmu pengetahuan berkenaan dengan keingintahuan

dan kemauan untuk melakukan uji coba dan membuat

keterhubungan baru dalam pemecah masalah. Beberapa kegiatan

diantaranya penelitian dan uji coba yang dilakukan oleh mahasiswa,

dosen dan para peneliti di laboratorium untuk menemukan sesuatu

model dan pemecahan masalah serta percobaan-percobaan yang

dilakukan oleh perusahaan pada bagian peneliti dan pengembangan.

c. Kreativitas ekonomi

Kreativitas ekonomi merupakan suatu proses dinamis yang

memegang peran penting atau membawa ke arah inovasi teknologi,

praktik bisnis, pemasaran, dan lain sebagainya untuk meraih

keunggulan bersaing dalam ekonomi. Kreativitas ekonomi dapat

dilakukan dengan cara menciptakan dan mengubah karakter produk

proses untuk menciptakan nilai tambah baru.

32Afni Regita Cayani Muis, Ekonomi Kreatif Indonesia dalam Dinamika perdagangan

Internasiona, hlm. 31 33Suryana, Ekonomi Kreatif, ekonomi baru mengubah ide dan menciptakan peluang, hlm.

26

19

Banyak cara untuk melakukan perubahan karakter suatu produk

atau proses, misalnya dengan mengubah, mengombinasikan,

mengembangkan, mentransformasikan, seperti input, proses teknik,

metode penyajian, pelayanan, pemasaran, dan seterusnya hingga

barang atau jasa tersebut sampai pada konsumen.

Kreativitas adalah berpikir sesuatu yang baru. Hakikat

kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari yang tidak ada atau

memperbarui kembali dari sesuatu yang telah ada.34 Hal yang sama

mengenai hakikat kreativitas juga dikemukakan oleh West bahwa

esensi dari kreatifitas terletak pada kemampuan menghasilkan

gagasan baru, mengerjakan sesuatu dengan cara yang berbeda, dan

memiliki pendekatan alternatif. Banyak hal yang dapat dijadikan

sesuatu yang baru, misalnya tentang cara pemecahan masalah baru,

metode, dan cara- caraa baru, teknik baru, teknologi baru, model

baru, desain baru, barang dan jasa baru, pemasaran baru, usaha baru,

penampilan baru, dan karakter baru yang bernilai tambah dan

komersial.

Agar kreativitas menghasilkan sesuatu (produk kreatif) yang

baru dan bernilai ekonomis, maka tidak cukup hanya berpikir dan

berkata, tetapi harus berbuat atau melakukan sesuatu hingga

menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Misalnya menggagas

untuk menggali, menemukan dan mengembangkan barang atau jasa

yang baru yang belum pernah ada sebelumnya, atau menambah sifat

atau karakteristik barang yang sudah ada sebelumnya sehinga

melahirkan keistimewaan baru.

5. Pengembangan Bisnis Ekonomi Kreatif

Pengembangan bisnis adalah suatu proses yang menyebabkan

pendapatan perkapita keluarga atau masyarakat meningkat dalam jangka

panjang. Salah satu penting dalam pengembangan bisnis adalah

34Suryana, Ekonomi Kreatif, ekonomi baru mengubah ide dan menciptakan peluang, hlm.

22

20

penyediaan lapangan kerja yang cukup untuk mengajar pertumbuhan

angkatan kerja, dimana pertumbuhan kerja lebih cepat dari pertumbuhan

kesempatan kerja.

Pengembangan konsep bisnis ekonomi kreatif di Indonesia yang

berjalan saat ini merupakan alur lanjut dari penerapan pada tahap

penguatan (2008-2014). Mulai tahun 2015 lalu, tahapan ekonomi kreatif

sudah pada arah akselerasi, yang memiliki sasaran utama yaitu

tercapainya pendapatan perkapita pada tahun 2025 yang setara dengan

negara berpendapatan menengah.35

Perkembangan ekonomi kreatif sangat bergantung pada berbagai

faktor dan komponen, seperti faktor modal, komponen inti, komponen

pendukung, aktor penggerak, dan faktor pendorong. Pengembangan

ekonomi kreatif di dasarkan pada fungsi, peran, dan kontribusi ekonomi

kreatif terhadap aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.36

Dengan pengembangan bisnis ekonomi kreatif banyak manfaat yang

dapat dihasilkan, seperti penggalian potensi- potensi lokal dan pemberian

manfaat non-ekonomi lain, seperti pemeliharaan dan pengembangan nilai

budaya serta warisan budaya, peningkatan kualitas hidup, dan toleransi

sosial, sumber daya terbuka serta meningkatkan terhadap citra dan

identitas bangsa. Untuk mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia,

Departemen perdagangan RI (2008)37 mengemukakan, ada empat aspek

yang harus diperhatikan dan dikembangkan yaitu:

a. Ekonomi kreatif dengan menemukan ide-ide, seni, dan teknologi.

b. Keunggulan produk ekonomi berbasiskan seni budaya dan kerajinan.

c. Ekonomi warisan.

d. Ekonomi keperwisataan yang berbasiskan keindahan alam.

35Afif Faisal, Pilar pilar ekonomi kreatif, hlm. 41 36 Suryana, Ekonomi Kreatif, ekonomi baru mengubah ide dan menciptakan peluang, hlm.

194 37 Suryana, Ekonomi Kreatif, ekonomi baru mengubah ide dan menciptakan peluang, hlm.

196

21

Beberapa hal yang perlu diperhatikan upaya peningkatan

pengembangan daya saing ekonomi kreatif daerah, (provinsi, kabupaten

dan kota) yaitu:

a. Perlu mengidentifikasi dan menginventarisasi usaha- usaha dan jenis

produk ekonomi kreatif yang ada dan berkembang di wilayah

provinsi, kabupaten ataupun kota.

b. Mengkaji ulang mental kembali, dan mencabut regulasi/kebijakan

yang menghambat peningkatan daya saing daerah melalui hasil

produk- produk ekonomi kreatif, khususnya dalam hal penyediaan

bahan baku, impor, dan ekspor.

c. Melakukan pengembangan kapisitas, khususnya bagi para pemangku

kepentigan ekonomi kreatif dari berbagai jenis komoditas

perdagangan yang dihasilkan melalui ide dan pemikiran kreatif.

d. Mendorong dan memfasilitasi pemberian kredit untuk

pengembangan usaha di bidang ekonomi kreatif melalui sekema

pendanaan bergulir yang murah, mudah dan aman.

e. Mempromosikan dan memfasilitasi pemasaran produk- produk

ekonomi kreatif di daerahnya melalui kerjasama daerah dan

optimalisasi jaringan usaha di daerah, serta mendorong para pelaku

ekonomi kreatif untuk mendaftarkan produk kreatifnya agar

mendapatkan paten atau hak kekayaan intelektual, sehingga dapat

memberikan nilai tambah.38

6. Produksi

Produksi adalah segala aktivitas dalam mentransformasikan input

menjadi output, baik berupa barang maupun jasa. Oleh sebab itu, produksi

merupakan rantai nilai industri kreatif. Aktivitas dominan dalam produksi

adalah mereplikasi dan memproduksi. Faktor penting dalam memproduksi

adalah teknologi, jaringan alih daya jasa, dan skema pembiayaan.39

38Carunia Mulya Firdausy, Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia,

(Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2017). hlm. 4 39 Carunia Mulya Firdausy, Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia, hlm.

88

22

Dalam teori konvensional, Adiwarman disebutkan bahwa teori

produksi ditujukan untuk memberikan pemahaman tentang perilaku

perusahaan dalam membeli dan menggunakan masukan (input) untuk

produksi dan menjual keluaran atau produk. Lebih lanjut ia menyebutkan

teori produksi juga memberikan penjelasan tentang perilaku produsen

dalam memaksimalkan keuntungannya maupun mengoptimalkan efesiensi

produksinya.

Tri Pracoyo dan Antyo Pracoyo mendefinisikan bahwa produksi

sebagai suatu proses mengubah kombinasi berbagai input menjadi output.

Pengertian produksi tidak hanya terbatas sebagai proses pembuatan saja

tetapi hingga pemasarannya.40

Usaha produktif (al-iktisab) adalah usaha untuk menghasilkan harta

melalui cara-cara yang diperbolehkan atau dihalalkan syariatnya.41

Berproduksi merupakan ibadah, karena suatu aktivitas seorang muslim

ketika ada perintah dari Allah SWT dan ada contoh atau persetujuan dari

Rasulullah SAW, Maka aktivitas tersebut termasuk kategori “ibadah”.

Sebagai seorang muslim, berproduksi sama artinya dengan

mengaktualisasi salah satu ilmu Allah yang telah diberikan kepada

manusia. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-qur’an surat An-

Naba ayat 11:

ها رمـعا شا وجعـلـىا الىـ

Artinya: “Dan Kami jadikan siang (sebagai) untuk mencari

penghidupan” (QS. An-Naba ayat 11).42

Islam menganjurkan dan mendorong proses produksi mengingat

pentingnya kedudukan produksi dalam menghasilkan sumber-sumber

kekayaan.43

40Fordebi, Ekonomi dan bisnis islam seri konsep dan aplikasi ekonomi dan bisnis islam,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 249 41Fordebi, Ekonomi dan bisnis islam seri konsep dan aplikasi ekonomi dan bisnis islam,

hlm. 250 42Al-Qur’anul Karim dan Terjemahannya, Departemen Agama Republik Indonesia,

(Bandung: 2011), Surah An-Naba Juz 78 ayat 11 43 Lukman Hakim, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, (Jakarta: Erlangga, 2012), hlm. 66.

23

7. Pengertian Pendapatan

Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh

penduduk atas prestasi kerajinan selama satu priode tertentu, baik harian,

mingguan, bulanan ataupun tahunan. Berdasarkan uraian diatas dapat kita

tarik kesimpulan bahwa pendapatan merupaka hasil dari suatu pekerjaan

atau perdagangan yang memberikan hasil atau keuntungan dari kegiatan

baik dilakukan secara rutin maupun tidak. Jika merujuk dari aspek

ekonomi maka pendapatan dapat dikategorikan sebagai modal hidup atau

modal menjalani kehidupan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia

yaitu baik sandang maupun pangan, kebutuhan pendidikan dan kebutuhan

lainnya. Guna memenuhi kebutuhan manusia yang semakin hari semakin

meningkat maka dibutuhkan peningkatan pendapatan keluarga ataupun

masyarakat.44

Istilah ekonomi islam berasal dari dua kata ekonomi (terjemahan

economic dan economy) dan Islam (terjemahan Islamic). Islam berarti

penyerahan diri kepada Allah SWT.

a. Jenis- Jenis Pendapatan

Teori konsumsi dengan hipotesis pendapatan permanen dari

Milton Friedman, pendapatan masyarakat dapat digolongkan

menjadi dua yaitu:

1) Pendapatan permanen (permanent Income) yaitu pendapatan

yang selalu diterima pada periode tertentu dan dapat

diperkirakan sebelumnya. Misalnya pendapatan dari gaji atau

upah atau pendapatan permanen dapat disebut juga pendapatan

yang diperoleh dari semua faktor yang menentukan kekayaan.

Secara garis besar pendapatan permanen ini dibagi menjadi tiga

golongan yaitu gaji dan upah.45

2) Pendapatan dari usaha sendiri. Merupakan nilai total dari hasil

produksi yang dikurangi dari biaya-biaya yang dibayar dan

44Sukirno, Metode Peningkatan Pendapatan, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), hlm. 12 45Raharja dkk, Pengantar Ilmu Ekonomi, ( Jakarta: FEUI, 2008), hlm. 258

24

usaha ini merupakan usaha milik sendiri atau keluarga sendiri,

nilai sewa capital milik sendiri dan semua biaya ini biasanya

tidak diperhitungkan.

3) Pendapatan dari usaha lain. Pendapatan yang diperoleh tanpa

mencurahkan tenaga kerja dan ini merupakan pendapatan

sampingan antara lain pendapatan dari hasil menyewakan asset

yang dimiliki, bunga dari uang, sumbangan dari pihak lain,

pendapatan pension dan lain-lain.

4) Pendapatan sementara yaitu pendapatan yang tidak dapat

diperkirakan sebelumnya, yang termasuk dalam kategori

pendapatan ini adalah dana sumbangan, hibah dan lain

sebagainya yang sejenis.

Teori konsumsi John Maynard Keynes menjelaskan bahwa

konsumsi saat ini sangat dipengaruhi oleh pendapatan disposable

saat ini. Menurut Keynes ada batas konsumsi minimal yang tidak

tergantung tingkat pendapatan. Artinya tingkat konsumsi tersebut

harus dipenuhi, walaupun tingkat pendapatan sama dengan nol.

Itulah yang disebut dengan konsumsi otonomus. Jika pendapatan

disposable meningkat, maka konsumsi juga meningkat, hanya saja

peningkatan konsumsi tersebut tidak sebesar peningkatan

pendapatan disposable. Pendapatan lain yang dilakukan oleh Keynes

dalam fungsi konsumsinya adalah pendapatan yang terjadi yaitu

bukan pendapatan yang diperoleh sebelumnya, dan bukan pula

pendapatan yang diperkirakan terjadi dimasa yang akan datang.46

b. Sumber Pendapatan

Adapun sumber-sumber pendapatan masyarakat atau rumah tangga

yaitu:

1) Dari upah atau gaji yang diterima sebagai ganti tenaga kerja.

2) Dari hak milik seperti modal dan tanah

46 Raharja dkk, Pengantar Ilmu Ekonomi, hlm. 259

25

3) Dari pemerintah.47

Perbedaan dalam pendapatan upah dan gaji diseluruh rumah

tangga disebabkan oleh perbedaan dalam karakteristik pekerjaan

(keahlian, pelatihan, pendidikan, pengalaman dan seterusnya) dan

dari perbedaan jenis pekerjaan. Pendapatan rumah tangga juga

beragam menurut jumlah anggota rumah tangga yang bekerja.

Adapun jumlah property yang dihasilkan oleh rumah tangga

bergantung pada jumlah dan jenis hak milik yang dimilikinya.

Sedangkan pendapatan transfer dari pemerintah mengalir secara

substansial, tapi tidak secara eksklusif ditujukan pada masyarakat

yang berpendapatan lebih rendah. Kecuali untuk jaminan sosial,

pembayaran transfer dirancang secara umum untuk memberikan

pendapatan pada orang yang membutuhkan.

Pada dasarnya, perekonomian secara keseluruhan itu merupakan

gabungan dari sekian banyak rumah tangga dan perusahan di

dalamnya, yang satu sama lain terus berinteraksi diberbagai pasar.

Seseorang yang memiliki pendapatan tinggi tentunya akan relatif

mudah mencukupi berbagai kebutuhan hidupnya, bahkan cenderung

untuk menikmati kemewahan.48

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

1) Kesempatan kerja yang tersedia, dengan semakin tinggi atau

semakin besar kesempatan kerja yang tersedia berarti banyak

penghasilan yang bisa diperoleh dari hasil kerja tersebut.

2) Kecakapan dan keahlian kerja, dengan bekal kecakapan dan

keahlian yang tinggi akan dapat meningkatkan efisiensi dan

efektifitas yang pada akhirnya berpengaruh pula terhadap

penghasilan.

47Karl E dkk, Prinsip-Prinsip Ekonomi Edisi Kedelapan, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm.

445 48Karl E dkk , Prinsip-Prinsip Ekonomi Edisi Kedelapan, hlm. 124

26

3) Keuletan kerja, pengertian keuletan dapat disamakan dengan

ketekunan dan keberanian untuk menghadapi segala macam

tantangan. Bila suatu saat mengalami kegagalan, maka

kegagalan tersebut dijadikan sebagai bekal untuk meniti ke arah

kesuksesan dan keberhasilan.

4) Banyak sedikitnya modal yang digunakan, suatu usaha yang

besar akan dapat memberikan peluang yang besar pula terhadap

penghasilan yang diperoleh.49

Berdasarkan pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa

pendapatan merupakan jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari

aktifitas yang dijalankan. Pendapatan juga merupakan salah satu tolak ukur

bagi manajemen dalam mengelola industri mikro.

8. Ekonomi Islam

Istilah ekonomi islam berasal dari dua kata ekonomi (terjemahan

economics, economic dan economy) dan Islam (terjemahan Islamic).

Islam berarti penyerahan diri kepada Allah SWT. Jadi Islam adalah suatu

ajaran yang bersifat penyerahan tunduk dan patuh, terhadap perintah-

perintah untuk dilaksanakan oleh setiap manusia. Dari kata tersebut

terbentuk suatu istilah baru yaitu ekonomi islam.50

Ekonomi Islam ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-

masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.51

Menurut Muhammad Nejatullah Ash-Sidiqy menyatakan ekonomi Islam

adalah respon pemikiran muslim terhadap tentang ekonomi pada manusia

tertentu. Dalam usaha keras ini mereka dibantu oleh Al-Qur’an dan

Sunnah, akal (Ijtihad) dan pengalaman.52

49Karl E dkk, Prinsip-Prinsip Ekonomi Edisi Kedelapan, hlm. 6 50 Abdul Aziz, Ekonomi Islam Analisis Mikro dan Makro, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2008), hlm. 2 51 Mustafa Edwin, dkk, Pengenalan Eklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Prenadamedia Group,

2006), hlm. 16. 52Abdul Aziz, Ekonomi Islam Analisis Mikro dan Makr, hlm. 17.

27

Ekonomi Islam adalah suatu ilmu yang multidimensi/interdisiplin,

komprehensif, dan saling terintegrasi, meliputi ilmu islam yang

bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah, dan juga ilmu rasional (hasil

pemikiran dan pengalaman manusia), dengan ilmu ini manusia dapat

mengatasi masalah- masalah keterbatasan sumber daya untuk mencapai

kebahagian.53

Tujuan yang ingin dicapai dalam suatu sisitem ekonomi

islam berdasarkan konsep dasar dalam Islam, yaitu tauhid dan

berdasarkan rujukan pada Al- Qur’an dan Sunnah seperti memenuhi

kebutuhan dasar manusia, meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan,

dan pendidikan untuk setiap lapisan masyarakat. Memastikan kesetaraan

kesempatan untuk semua orang dan memastikan kepada setiap orang

kebebasan untuk mematuhi nilai-nilai moral.54

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

ekonomi Islam adalah ekonomi yang berlandaskan pada unsur Ketuhanan

berlandaskan pada Al-Qur’an dan Sunnah dan pedoman pada prinsip-

prinsip Islam dengan berdasarkan syariat Islam yaitu Al-Qur’an dan

Sunnah.

Prinsip-prinsip ekonomi Islam secara garis besar dapat dijabarkan

sebagai berikut:

a. Sumber daya dipandang sebagai amanah Allah kepada manusia,

sehingga pemanfaatannya haruslah bisa dipertanggung jawabkan di

akhirat kelak. Implikiasinya adalah manusia harus menggunakan

dalam kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.

b. Bekerja adalah kekuatan penggerak utama kegiatan ekonomi Islam.

Islam mendorong manusia untuk bekerja dan berjuang untuk

mendapatkan materi/harta dengan berbagai caraasalkan mengikuti

aturan yang telah ditetapkan. Hal ini dijamin Allah telah menetapkan

rizki setiap makhluk yang diciiptakan-Nya.

53 Veithzal Rivai, Islamic Economics Ekonomi Syariah Bukan Opsi, Tetapi Solusi, (Jakarta:

PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 91. 54 M. Nur Rianto, Pengantar Ekonomi Syariah teori dan Peraktik, (Bandung: CV. Pustaka

Setia, 2015), hlm. 18- 23.

28

c. Kepemilikan kekayaan tidak boleh hanya dimiliki oleh segelintir

orang-orang kaya, harus berperan sebagai kapital produktif yang

akan meningkatkan besaran produk nasional dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

d. Islam menjamin kepemilikan masyarakat dan penggunaannya

dialokasikan untuk kepentingan orang banyak. Prinsip ini didasari

oleh Sunah Rasulullah yang menyatakan bahwa masyarakat

mempunyai hak yang sama atas air, padang rumput, dan api.

e. Kepemilikan pribadi diakui dalam batas-batas tertentu yang

berhubungan dengan kepentingan masyarakat dan tidak mengakui

pendapatan yang diperoleh secara tidak sah.

f. Seorang muslim harus tunduk pada Allah dan hari pertanggung

jawaban di akhirat. Kondisi ini akan mendorong seorang muslim

akan menjauhkan diri dari hal-hal yang berhubungan dengan maisir,

gharar, dan berusaha dengan cara yanhg batil, melampaui batas, dan

sebagainya.55

Dalam sistem ekonomi Islam, kegiatan ekonomi dilakukan oleh

individu atau kolektivitas manusia hanya dapat bernilai guna jika

diarahkan untuk kemaslahatan manusia dan didesikasikan untuk

memuaskan kebutuhan spripitual (taqwa) kepada allah SWT.56

Ekonomi sebagai suatu usaha mempergunakan sumber-sumber daya

secara rasional untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang

sesungguhnya melekat pada watak manusia. Tanpa disadari, kehidupan

manusia sehari- hari didominasi kegiatan ekonomi.

Dalam kitab suci Al-Qur’an talah begitu jelas bahwa langit dan apa

yang terdapat dibumi (baik didaratan maupun dilaut) adalah (mutlak)

milik Allah yang diperuntuhkan untuk dimanfaatkan, dilestarikan dan

diberdayakan demi kepentingan manusia. selain diperuntuhkan untuk

kepentingan manusia, langit dan bumi juga bisa “ditundukkan”

55

Eko Suprayitno, Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), hlm. 2-3. 56

Muhammad Paradigma, Metodologi dan Aplikas: Ekonomi Syariah, (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2008), hlm. 142.

29

berdasarkan kemampuan yang telah diperoleh manusia. Jadi Allah telah

memberikan “fadhilah-Nya”, juga menunjukkan bagaimana cara

memanfaatkan dan melastariaknnya yaitu dengan kemampuan manusia

melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.57

Berdasarkan teori di atas, peneliti memahami bahwa prinsip- prinsis

dalam ekonomi Islam diatas dapat dijadikan pedoman suatu bisnis

ekonomi yang dijalankan oleh manusia akan selalu berorientasi tidak

hanya kepada dunia saja, namun juga kepada akhirat sehingga membuat

manusia selalu ingat kepada Allah dalam setiap langkah-Nya. Dengan

begitu bisnis jauh dari kezaliman antar sesama manusia baik itu dibidang

sosial ataupun ekonomi.

B. Studi Relevan

Dalam penelitian ini, penulis juga mengacu pada referensi terhadap

penelitian-penelitian sebelumnya. Selain sebagai acuan, tinjauan pustaka juga

ini untuk kesamaan terhadap penelitian yang telah dilakukan sebelumnya

diantaranya yaitu:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti

Judul

Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan dan

perbedaan

1. Umi

Rohmah,

2017.

Analisis peran

ekonomi kreatif

dalam

peningkatan

pendapatan

pengrajin di

Kota

Lampung.58

Penelitian ini membahas

tentang ekonomi kreatif

di bidang usaha

keterampilan (pengrajin).

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

prioritas dari pelatihan

dalam ekonomi kreatif

menjadi factor penentu

dalam keberlangsungan

usaha industri kerajinan

didalam perekonomian

keluarga. Pada sekripsi

ini lebih memfokuskan

Persamaan

penelitian ini

terletak pada

sama-sama

mengkaji

mengenai

ekonomi kreatif

dalam

meningkatkan

pendapatan. Dan

perbedaannya

terletak pada

objek dan

masalah yang

57

Abdul Aziz, Ekonomi Islam Analisis Mikro dan Makro, hlm. 17-18. 58Umi Rohmah, “Analisis peran ekonomi kreatif dalam peningkatan pendapatan pengrajin

di Kota Lampung, (skripsi: Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2017).

30

pada langkah-langkah

dan kebijakan

pengembangan usaha

ekonomi kreatif dan

integritas pelaksanaan

program dan berbagai

instansi dalam ekonomi

kreatif.

berkaitan

dengan

kebijakan

pengembangan

usaha pengrajin.

2. Nasrudin

Ali, 2018

Peran ekonomi

kreatif dalam

pemberdayaan

ekonomi

masyarakat di

desa Tulung

Agung

Kecamatan

Gading Rejo

Kabupaten

Pringsewu di

Kota

Lampung.59

Penelitian ini membahas

tentang proses kalaborasi

perencanaan program

perubahan yang

signifikan dalam

pemberdayaan ekonomi

masyarakat, diantaranya

menerapkan pelatihan-

pelatihan usaha ekonomi

kreatif dalam

meningkatkan

pendapatan masyarakat

dan dapat menciptakan

lapangan kerja baru bagi

masyarakat, melalui

strategi pemberdayaan

yang telah diterapkan

pengrajin.

Persamaan

penelitian ini

terletak pada

sama-sama

mengkaji

mengenai

ekonomi kreatif

dalam

meningkatkan

pendapatan.

Dan

perbedaannya

terletak pada

objek dan

masalah proses

program

perencanaan

pemberdayaan

serta kalaborasi

terhadap para

pengrajin

ekonomi kreatif.

3. Murni

Retiwira

nti, 2018

Analisis peran

ekonomi kreatif

pada masyarakat

dalam

meningkatkan

pendapatan

rumah tangga

melalui

budidaya

tanaman

Biofarmaka di

Penelitian ini membahas

tentang pengembangan

ekonomi kreatif dalam

program tata cara

pengolahan kencur

menjadi gaplek kencur

dan minuman jamu yang

dapat meningkatkan

pendapatan rumah

tangga, dan dapat

menimbulkan nilai

Persamaan

penelitian ini

terletak pada

sama-sama

mengkaji

mengenai

ekonomi kreatif

dalam

meningkatkan

pendapatan.

Dan

59 Nasrudin Ali, Peran ekonomi kreatif dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat di desa

Tulung Agung Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu, (skripsi: Universitas Islam Negeri

Raden Intan Lampung, 2018)

31

Kota

Lampung.60

tambah sehingga

pendapatan terus

meningkat sesuai dengan

nilai-nilai dasar

ekonomi. Partisipasi

yang dilakukan adalah

partisipasi dalam

perencanaan, pelatihan

dan partisipasi dalam

pemanfaatanya.

perbedaannya

terletak pada

masalah

program kerja

dan pada objek

penelitian.

4. Heny

Febria

Sari,

2017

Pemberdayaan

Usaha Ekonomi

Kreatif Dalam

Meningkatkan

Pendapatan

Ekonomi

Keluarga Dalam

Perspektif

Ekonomi Islam,

Studi Pada

Usaha Kecil

Dodol Lele Di

Desa Adiwarno

Batanghari

Lampung

Timur.61

Penelitian ini membahas

tentang pemberdayaan

usaha ekonomi kreatif,

serta meningkatkan

potensi yang dimiliki

masyarakat sehingga

dapat mencegah

terjadinya persaingan

yang tidak seimbang

dalam bisnis. Pada

sekripsi ini lebih

memfokuskan pada

upaya pemberdayaan

usaha ekonomi kreatif

dalam meningkatkan

pendapatan pada usaha

kecil dodol lele di Desa

Adiwarno Batanghari

Lampung Timur.

Persamaan

penelitian ini

terletak pada

sama-sama

mengkaji

mengenai

ekonomi kreatif

dalam

meningkatkan

pendapatan.

Dan

perbedaannya

terletak pada

objek dan

strategi

pemberdayaan

yang berkaitan

dengan

pengrajin

ekonomi kreatif.

5. Fila

Fitriani,

2020

Peran Ekonomi

Kreatif Dalam

Meningkatkan

Pendapatan

Kriya Kayu

Ditinjau Dari

Persektif Etika

Bisnis Islam,

Studi Kasus Di

Desa Wonosari

Penelitian ini membahas

tentang bagaimana peran

ekonomi untuk

meningkatkan

pendapatan, serta prinsip

etika yang diterapkan

oleh pengrajin .

Pendapatan yang

diterima berpengaruh

terhadap inovasi baru

Persamaan

penelitian ini

terletak pada

sama-sama

mengkaji

mengenai

ekonomi kreatif

dalam

meningkatkan

pendapatan.

60Murni Retiwiranti, Analisis peran ekonomi kreatif pada masyarakat dalam meningkatkan

pendapatan rumah tangga melalui budidaya tanaman biofarmaka dalam perspektif ekonomi

islam, (skripsi: Universitas islam negeri raden intan lampung, 2018) 61 Heny Febria Sari, Pemberdayaan Usaha Ekonomi Kreatif Dalam Meningkatkan

Pendapatan Ekonomi Keluarga Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Studi Pada Usaha Kecil Dodol

Lele Di Desa Adiwarno Batanghari Lampung Timur, (skripsi: IAIN Metro, 2017).

32

Kecamatan

Pekalongan

Kabupaten

Lampung

Timur.62

yang kreatif, sehingga

pada sekripsi ini lebih

memfokuskan pada hasil

pendapatan serta etika

bisnis islam di Desa

Wonosari Kecamatan

Pekalongan Kabupaten

Lampung Timur.

Dan

perbedaannya

terletak pada

objek dan

proses

pengembangan

ekonomi kreatif

yang berkaitan

dengan

pengrajin

62 Fila Fitriani, Peran Ekonomi Kreatif Dalam Meningkatkan Pendapatan Kriya Kayu

Ditinjau Dari Persektif Etika Bisnis Islam, Studi Kasus Di Desa Wonosari Kecamatan Pekalongan

Kabupaten Lampung Timur, (skripsi: IAIN Metro, 2020).

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Penelitian yang berkenaan dengan ekonomi kreatif dalam

pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) pada bisnis IKM Batik.

Penelitian ini mengambil studi di Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak

Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Pertimbangan rasional adalah

melalui usaha IKM Batik Desa Lambur I telah menciptakan desa yang dapat

mensejahterakan perekonomian masyarakat.

Desa Lambur I memiliki luas wilayah 13,3 KM2 dengan jumlah

penduduk 2.665 jiwa. Saat ini Desa Lambur I telah menjadikan kawasan

perdesaan yang berkembang, dengan pertumbuhan pertanian dan

perdagangan.63

BUMDES di Lambur I merupakan bisnis yang membuka lapangan

pekerjaan bagi masyarakat tentunya dari ide, pengetahuan dan kreatifitas

yang dimiliki untuk menciptakan suatu karya atau keterampilan yang baru, di

samping itu peneliti juga merupakan tetangga dari Desa Lambur I, sehingga

dengan demikian data yang berkenaan dengan penelitian mudah di peroleh

oleh peneliti. Sementara waktu yang di berikan dalam penyelesaian penelitian

adalah 6 bulan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Meski begitu,

tidak menutup kemungkinan melenceng atau sebaliknya dari jadwal tersebut.

B. Metode Penelitian

Metode dapat diartikan sebagai suatu langkah atau cara yang digunakan

untuk mencapai sesuatu. Sedang penelitian merupakan suatu kegiatan yang

ditujukan untuk mengetahui seluk beluk sesuatu. Kegiatan ini biasanya

muncul dan dilakukan karena adanya suatu masalah yang memerlukan

jawaban atau ingin membuktikan sesuatu yang telah lama ingin mengetahui

latar belakang yang nantinya menemukan solusi dari masalah tersebut.

63 Dokumen Profil Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak Timur.

34

Jadi dapat diartikan bahwa metode penelitian adalah cara yang digunakan

dalam aktivitas penelitian yang menggunakan metode tertentu.64

Berdasarkan kajian pustaka di atas, maka penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif deskriptif. Sebuah pendekatan yang mengunakan latar

belakang ilmiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dengan

BUMDES melibatkan berbagai metode yang ada. Penggunaan metode ini

dimaksudkan untuk mengetahui fenomena tentang apa yang dialami oleh

subyek penelitian secara holistik dan deskriptif dalam bentuk kata-kata dan

bahasa, pada suatu konteks khusus alamiah dan dengan memanfaatkan

metode ilamiah. Kemudian metode deskriptif dimaksudkan di sini adalah

bertujuan untuk menggambarkan atau menjelaskan seteliti mungkin tentang

suatu hal atau fenomena. Penelitian ini berusaha menjelaskan tentang

ekonomi kreatif dalam pengembangan BUMDES pada bisnis IKM Batik

untuk meningkatkan pendapatan Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak

Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Ada dua cara yang di tempuh untuk metode penelitian pengumpulan data

dalam penelitian ini.

a. Riset Lapangan (field research)

Dalam riset lapangan ini, penelitian mencoba menggunakan data primer

dengan menggunakan tiga metode yaitu observasi, wawancara dan

dokumentasi:

1) Observasi merupakan suatu kegiatan untuk mendapatkan informasi

yang diperlukan untuk menyajikan gambaran riil suatu peristiwa atau

kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian, untuk membantu

mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan

pengukuran terhadap aspek tertentu.65

Observasi dilakukan sendiri oleh

peneliti di Desa Lambur I pada BUMDES IKM Batik dengan

mengamati gejala-gejala aktifitas yang dilakukan masyarakat untuk

64 Beni Ahmad Saebani, “Metode Penelitian”, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2008), hlm.

43. 65

Wirata Sujarweni, Metode Penelitian Bisnis dan Ekonomi, (Yogyakarta: Pustaka Baru

Pers, 2015), hlm. 32.

35

memperoleh data riil dan signifikan yaitu dengan melihat keadaan

pengrajin, bahan baku yang digunakan, proses produksi dan pemasaran.

2) Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan dalam

suatu data tertentu.66

Pada praktiknya penulis menyiapkan daftar

pertanyaan untuk mendapatkan data yang akurat maka penelitian ini

melakukan wawancara dengan beberapa pihak di antaranya Pemerintah

Desa, muda-mudi Karang Taruna, pengurus IKM Batik serta beberapa

masyarakat Desa Lambur I.

3) Dokumentasi adalah setiap bahan yang tertulis atau film dan

pengumpulan data dilakukan dengan meneliti catatan-catatan tertulis,

seperti dokumentasi, buku, dan catatan maupun media sosial. Cara ini

dilakukan terutama pada studi awal penelitian yang memperjelas

masalah yang akan diteliti. Teknik ini merupakan penelaahan terhadap

referensi-referensi yang berhubungan dengan fokus permasalahan

penelitian, dokumen pribadi, dokumen resmi, dan foto.67

Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan teknik penggumpulan data

dokumetasi dengan meneliti catatan-catatan tertulis dan dokumen yang

berkaitan dengan BUMDES Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak

Timur.

b. Riset Kepustakaan

Dalam riset kepustakaan ini peneliti membaca, meneliti dan

mempelajari bahan-bahan tertulis seperti majalah, buku-buku artikel, jurnal

dan informasi tertulis lainnya, khususnya yang berhubungan dengan

partisipasi masyarakat.

Melalui riset ini akan di dapatkan konsep, teori dan definisi-definisi

yang akan penulis pergunakan sebagai landasan berfikir dan analisa melalui

data ini merupakan data sekunder.

66

Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, hlm. 190. 67 Sugiyono, Metode Kualitatif dan RNB, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 137.

36

C. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Secara umum jenis data dapat diklarifikasikan menjadi dua bagian, yaitu

data primer dan data sekunder.

1) Data primer adalah data pokok yang diperlukan dalam penelitian,

yang diperoleh secara langsung dari sumbernya ataupun dari lokasi

objek penelitian, atau keseluran data hasil hasil yang diperoleh

dilapangan. Data primer tidak diperoleh melalui sumber prantara

atau pihak kedua dan seterusnya. Adapun sumber data primernya

adalah wawancara dan observasi.68 Data Primer yaitu data yang

langsung diperoleh oleh peneliti dilapangan dari sumber aslinya.69

Dalam hal ini yang dimaksud dengan data primer adalah data yang

diperoleh secara langsung melalui observasi lapangan dan melalui

hasil wawancara terhadap instansi di Dinas Perindustrian

perdagangan, wawancara kepada Bapak Kepala Desa Lambur I,

wawancara terhadap muda-mudi Karang Taruna Desa Lambur I dan

wawancara terhadap pengurus bisnis IKM Batik Desa Lambur I yang

menjadi objek penelitian.

2) Data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang diperoleh

secara tidak langsung atau melalui sumber perantara. Data ini

diperoleh dengan cara mengutip dari sumber lain, sehingga tidak

bersifat authentik, karena sudah diperoleh dari tangan kedua, ketiga

dan seterusnya. Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia

sehingga penelitian tinggal mencari dan mengumpulkan. Data

sekunder dapat diperoleh dengan lebih muda dan cepat karena sudah

tersedia, misalnya diperpustakaan, organisasi-organisasi

perdagangan dan kantor-kantor pemerintah.70

68Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif ,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2018),

hlm. 2-3 69Sugiono, Metode Penelitian Kebijakan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi,

R&D Dan Penelitian Evaluasi, (Bandung: Alfabeta, 2017) , hlm. 208 70Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm.3

37

b. Sumber Data

Sumber data merupakan tempat dimana data itu berasal. Menurut

Suharsini Arikunto sumber data yang di maksud dalam penelitian adalah

subjek dari mana data dapat diperoleh.71 Sumber data dalam penelitian

disesuaikan dengan focus dan tujuan penelitian. Maka sumber data dalam

penelitian ini meliputi:

1) Pemerintah Desa Lambur I.

2) Pengurus BUMDES pada bisnis IKM Batik di Desa Lambur I.

3) Masyarakat Karang Taruna Desa Lambur I.

4) Masyarakat Pengrajin di Desa Lambur I.

D. Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang telah didapat tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan metode

kualitatif. Kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain

sehingga dapat dengan mudah dipahami dan temuannya dapat di

informasikan kepada orang lain.72 Kemudian dianalisis dengan berbagai teori

yang berkaitan dengan pokok permasalahan dalam penelitian ini. Dalam

analisis data penelitian ini dilaksanakan tiga tahapan yang harus dikerjakan

yaitu: (1) meredukasi data (data reduction), (2) penyajian/paparan data (data

display), dan (3) penarik kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/

verifying).73

a. Mereduksi data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok,

menfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya.74

Tujuan dilakukan proses ini adalah untuk lebih menajamkan,

71Tim Penyusun, Jurnal Riset Akutansi, Universitas Komputer Indonesia: Vol.VII, No. 2,

SUMMER 2016, hlm. 23. 72Sugiyono, Metode Kualitatif dan RNB, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 137 73Imam Gunawan, Metode penelitian kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: PT. Bumi

Aksara, 2013), hlm. 3. 74Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, hlm. 201.

38

menggolongkan, mengarahkan, serta mengorganisasikan data. Dalam

penelitian ini, peneliti mereduksi data yang diambil dari hasil data yang

berkaitan tentang ekonomi kreatif dalam pengembangan BUMDES untuk

meningkatkan pendapatan Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak

Timur.

b. Penyajian data

Penyajian data dilakukan untuk dapat melihat gambaran keseluruhan

atau bagian-bagian tertentu dari gambaran keseluruhan. Pada tahap ini

peneliti berupaya mengklasifikasikan dan menyajikan data sesuai dengan

pokok permasalahan, data disajikan secara sistematis agar lebih

mudah memahami karya ilmiah tentang ekonomi kreatif dalam

pengembangan BUMDES pada bisnis IKM Batik untuk meningkatkan

pendapatan Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak Timur.

c. Penarikan kesimpulan

Langkah terakhir yaitu membuat kesimpulan dari data yang

terkumpul, sehingga dapat di ambil langkah-langkah awal untuk

penelitian lanjutan dan mengecek kembali data asli yang diperoleh.

Kesimpulan dalam skripsi ini merupakan data yang bersangkutan dengan

ekonomi kreatif dalam pengembangan BUMDES pada bisnis IKM Batik

untuk meningkatkan pendapatan Desa Lambur I Kecamatan Muara

Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian

1. Sejarah Desa Lambur I

Desa Lambur I merupakan Daerah Tranmigrasi, sedangkan asal kata

Lambur itu sendiri belum diketahui begitu jelas dari mana asalnya, namun

ada sebagian masyarakat yang menjelaskan bahwa Lambur berasal dari

kata “Lambo” (Bahasa Melayu) yang maksudnya adalah Lambung Kapal.

Diperkirakan dulunya wilayah Lambur I sebagai lalu lintas perniagaan

kapal-kapal besar. Terbukti pada tahun 1993 ada seorang warga yang

menemukan “Perahu Kuno”. Sedangkan angka 1 (Satu) merupakan

pengelompokan wilayah daerah transmigrasi yang pada saat itu terbagi

menjadi dua wilayah yaitu Lambur I dan Lambur II.

Pemukiman penduduk pertama kali adalah para transmigran dari

Pulau Jawa (Suku Jawa dan Sunda) sekitar tahun 1980an, setelah daerah

Lambur I terbentuk menjadi sebuah desa, maka berdatangan pula

kelompok keluarga berasal dari suku lainnya yaitu Bugis, Kerinci, Batak,

Melayu dan lainnya.

Karena Desa Lambur I merupakam desa yang transmigran maka

sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah bercocok tanam.

Pada awalnnya tanaman tumbuh subur walaupun tanpa pupuk. Sehingga

masyarakat tidak kekurangan pangan. Namun pada tahun 1997 terjadi

kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan, sehingga mengubah

kondisi tanah yang menyebabkan penghasilan petani menurun. Hasil

panen yang tidak memuaskan ini dialami oleh sebagian besar petani

hingga waktu yang cukup lama. Sehingga banyak petani yang beralih

ketanaman karet dan kelapa sawit.

Sesuai perkembangan sistem administrasi pemerintah di Indonesia

sebelum terbentuk menjadi sebuah Desa, para transmigran itu dipimpin

oleh KUPT (Kepala Unit Pemukiman Transmigran). Setelah diberlakukan

UU No. 5 tahun 1979 tentang pemerintahan desa, setelah 3 tahun

40

transmigran bermukim, maka pada tahun 1983 mulailah dibentuk suatu

sistem kepemerintahan Desa yang dikepalai oleh Kepala Desa. Sejak

berdirinya sampai sekarang tercatat beberapa kali pengertian pemimpin

desa yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.1

Perkembangan Kepemimpinan Desa Lambur I

No Nama Tahun Menjabat Sebutan

1 Mulyanto 1980-1981 KUPT

2 Sunardi 1981-1983 KUPT

3 Sujadi 1983-1992 Kepala Desa

4 Alwi Tarjono 1992-1993 Pjs. Kepala Desa

5 Sunardi 1993-1998 Kepala Desa

6 Sunardi 1999-2002 Pjs. Kepala Desa

7 Hj. Rahayu 2003-2008 Kepala Desa

8 M. Nurka 2008 Pjs. Kepala Desa

9 Larno Karno 2009-2014 Kepala Desa

10 Larno Karno 25-11-2014 s.d 31-

12-2014 Pjs. Kepala Desa

11 Purwanto, SP 01-01-2015 s.d

maret 2015 Pjs. Kepala Desa

12 Idris, SE April 2015-Mai

2015 Pjs. Kepala Desa

13 Sutriyo Mei 2005-

September 2016 Pjs. Kepala Desa

14 Sutar Desember 2016 s.d

Sekarang Kepala Desa

Sumber: Dokumen Desa Lambur I75

Pimpinan pertama desa secara adminitratif pada tahun 1980 dengan

kepala KUPT Mulyanto yang berstatus Pegawai Sipil. Satu tahun menjabat

75 Dokumen Profil Desa Lambur I, Sejarah Desa, hlm. 1

41

beliau dipindah tugaskan kedaerah lain, sehingga digantikan oleh Sunardi

sebagai KUPT. Pada tahun 1983 sesuai dengan perkembangan peraturan

tentang Pemerintahan Desa dengan sebutan Kepala Desa hingga sekarang.

Pada tahun 2016 (sampai bulan Desember 2016) penduduk di Desa ini

adalah sebanyak 2.957 orang (923 KK) yaitu sebanyak 1.509 laki-laki dan

1.448 perempuan. Penduduk berasal dari 4 (empat) suku yaitu suku jawa

85%, suku Bugis 15%, yang hidup berdampingan secara damai dengan

komposisi dan Desa Lambur I hanya memeluk agama islam 100%. Mata

pencaharian utama penduduk adalah petani dan perkebun yang

menunjukan sebagai desa pertanian dengan perkebunan. Lebih dari

separuh (80%) merupakan petani (kelapa sawit dan padi sawah), dan

sekitar 3% bekerja sebagai pegawai negeri dan 7% guru honorer.

2. Letak Geografis Desa Lambur I

Desa Lambur I terletak di Pesisir Pantai Timur Provinsi Jambi, secara

geografis desa ini berada pada Muara Sungai Siau dengan Koordinat

geografis BT sampai BT dan antara LS sampai LS. Secara administratif

Desa Lambur I berada di Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten

Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi. Desa Lambur I terdiri dari 27 RT

dan 4 Dusun. Desa ini memiliki luas wilayah 16.000 ha atau 16 Km2 yang

berbatasan langsung dengan:

Tabel 4.2

Letak Geografis

No Letak Geografis Nama Desa

1 Sebelah Utara Desa Lambur II

2 Sebelah Selatan Sungai Kota Kandis

3 Sebelah Barat Desa Siau Dalam

4 Sebelah Timur Desa Trimulya

Sumber: Dokumen Desa Lambur I76

76 Dokumen Desa Lambur I, hlm. 4

42

Sedangkan Jarak Desa Lambur I ke Pasar terdekat, Kecamatan,

Kabupaten, dan Provinsi Jambi, adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Jarak Desa

No Jarak Desa dari Jarak

(km)

Waktu

(Jam)

Biaya

(Rp)

Alat

Transportasi

1 Pasar Terdekat 16,5 1 50.000 Ojek Motor

2 Kecamatan Muara

Sabak Timur 16,5 1 50.000 Ojek Motor

Jalur Darat 16,5 1,5 100,000 Ojek Motor

3 Kabupaten Tanjab

Timur 26,5 1,45 100,000

Ojek Motor /

Angkot

4 Propinsi 135 3 50,000 Angkot

Sumber: Dokumen Desa Lambur I

Untuk mencapai Desa Lambur I ini dapat ditempuh baik melalui jalan

darat maupun jalur sungai. Untuk pengunjung yang berasal dari Jambi,

perjalanan darat terdekat adalah melalui jalan Kumpeh. Selanjutnya dari

Sabak Ulu ke Sabak Ilir, dan sesampainya dijembata panjang kota raja

kemudian kurang lebuh 15 menit maka sampailah Desa Lambur I hanya

dapat dilakukan dengan kendaran roda dua maupun roda empat. Jarak

tempuhnya lebih kurang 16,5 Km dari kecamatan.

Angkutan darat untuk umum yang ada di sini berupa ojek dengan

ongkos mencapai Rp 50.000. Untuk perjalanan secara berombongan akan

lebih nyaman dilakukan melalui kendaraan roda empat, jalur perairan

(sungai) hanya biasa digunakan mengangkut hasil tani/perkebunan yang

lebih lama dan memerlukan waktu 2 sampai 3 jam. Ongkos charter

pompong/Speed Boatdari Lambur I ke Kampung Laut lebih kurang Rp

500.000.

Sebagai desa yang merupakan desa tranmigrasi yang mayoritas

penduduknya dari Pulau Jawa maka adat budaya dan tradisi Desa Lambur

43

I cenderung kearah kebudayaan dan tradisi Jawa, sehingga mengakibatkan

timbulnya berbagai tradisi tahunan yang berasal dari Pulau Jawa. Kawasan

pemukiman Desa Sepucuk Nipah meliputi luas lebih kurang 172 Ha

(2,0%) dari luas total desa. Secara Administratif wilayah Desa Lambur I

terbagi dalam 4 (empat) Dusun dan 27 RT, keempat dusun tersebut

meliputi:

a. Dusun I bernama SUMBEREJO terdiri dari 8 (Delapan) RT.

b. Dusun II bernama SRIMULYO I terdiri dari 5 ( Empat) RT.

c. Dusun III bernama MARGOREJO terdiri dari 8 (Delapan) RT.

d. Dusun IV bernama SRIMULYO II terdiri dari 6 (Empat) RT.

Kawasan pemukiman pusat meliputi lokasi Dusun 1 yang meliputi RT

1 sampai dengan RT 8 dan Dusun II yang terdiri dari RT 9 sampai dengan

RT 11 dan RT 27, Kawasan pemukiman Dusun III yang terdiri dari RT 18

sampai dengan RT 25, dan Dusun IV terdiri dari RT 13 Sampai dengan RT

17 dan RT 26 Merupakan kelompok pemukiman penduduk yang terdekat

dengan stara Pemerintahan Desa Lambur I. Rumah penduduk di lokasi ini

umumnya dibangun di jalana aspal dengan posisi dengan menghadap

kejalan. Beberapa penduduk di kawasan pemukiman ini membuka toko

kebutuhan pokok dan toko manisan, adapun terdapat Masjid, sumur umum

(bor), sementara bangunan sekolah hanya terdapat di beberapa Dusun

yaitu Dusun II terdapat bangunan SD 101/X, TK dan Dusun III terdapat

bangunan SD 102/X dan Paud. Meskipun jarak antara pusat desa dan

pemukiman Dusun pemberdayaan dan Dusun masyarakat ini relatif dekat

(di seberang sungai) namun belum ada jembatan yang menghubungkan

kedua lokasi. Sarana penyebrangan dari kawasan Pemukiman Dusun

Pemberdayaan dan Dusun Masyarakat kepusat desa atau sebaliknya

dilakukan dengan menggunakan kendaraan roda 2 dan 4.

Berdasarkan kondisi keruangan Desa dengan luas wilayah daratan

1.600 Ha atau 16 Km2 Desa Lambur I banyak memiliki Potensi Sumber

Daya Alam Daratan, yang merupakan peralihan dari perorangan yaitu ciri

pertanian yang utama yang dapat dipergunakan baik untuk pengembangan

44

pemukiman, pertanian dan perkebunan yang dapat menjadi daya dukung

peningkatan kesejahteraan masyarakat. Komposisi penggunaan dan luas

masing-masing pengguna lahan di Desa Lambur I tertera pada tabel

berikut:

Tabel 4.4

Komposisi Penggunaan Lahan Desa Lambur I

No Penggunaan Lahan Luas (ha)

1 Pemukiman 500

2 Kebun kelapa Sawit dan Pinang 918

3 Sawah 60

4 Karet 90

5 Rawa -

6 Mangrove -

7 Lain-Lain 32

Jumlah 1.600

Sumber: Dokumen Desa Lambur I77

Kepemilikan lahan di desa Lambur I masih belum merata dalam artian

bahwa tidak semua masyarakat desa memiliki lahan yang cukup untuk

usaha pengembangan pertanian pangan maupun perkebunan ditambah lagi

dengan kepemilikan lahan yang cukup luas oleh beberapa orang di desa.

Status kepemilikan lahan di desa kebanyakan berdasarkan warisan

keluarga dan sedikit sekali yang merupakan hasil jual beli. Dari tahun

ketahun semakin menurunnya produksi lahan pangan maka banyak yang

mengalih fungsikan untuk pengembangan perkebunan rakyat.

Kondisi tofografi wilayah daratan Desa Lambur I secara umum berada

didataran rendah yang terdiri dari rawa, liat dan gambut dengan ketinggian

diatas permukaan laut ditandai dengan permukaan tanah yang banyak

dialiri pasang surut air laut. Desa Lambur I beriklim tropis basah dengan

curah hujan rata-rata pertahun berkisar antara 500-1000 mililiter, suhu

udara rat-rata 22-27 ⁰C.

77 Dokumen Profil Desa Lambur I, hlm. 6

45

Disamping mengandalkan hasil potensi perkebunan, disektor

pertanian terdapat area yang dapat dimanfaatkan untuk kawasan tanaman

pangan, dengan potensi lahan yang dimiliki oleh Desa Lambur I sampai

dengan Tahun 2016 seluas 120 Ha. Sektor Desa Lambur I dapat menjadi

potensi unggulan karena masih memungkinkan untuk dikembangkan

melalui ekstensifikasi maupun intensifikasi lahan, dengan jenis tanaman

kelapa dan palawija.

Seiring dengan berbagai dinamika perkembangan aktivitas ekonomi

masyarakat, pola penggunaan tanah telah mengalami perubahan dari waktu

ke waktu. Selain terkait dengan fluktuasi harga berbagai jenis hasil

pertanian dipasaran juga berkaitan dengan meningkatnya kebutuhan lahan

untuk penggunaan lainnya seperti pembangunan area pemukiman

penduduk, sarana dan prasarana umum, infrastruktur jalan dan abrasi/

pengikisan daerah tepian sungai yang dipengaruhi derasnya arus pasang

surut air laut.

3. Visi dan Misi Desa Lambur I

Visi:

Visi adalah pandangan ideal masa depan yang inginkan Desa Lambur

I melihat dari potensi dan kebutuhan desa yang penyusunan Visi ini

melibatakan semua pihak yang berkepentingan di Desa Lambur I dalam

upaya mewujudkan harapan dan aspirasi Stakholder serta melaksanakan

tugas pokok dan fungsinya, maka pernyataan Visi Desa Lambur I adalah :

“Terwujudnya Masyarakat Desa Lambur I yang Baik dan Bersih Guna

Mewujudkan Kehidupan Masyarakat Desa yang Adil, Makmur, Sejahtera

Dan Agamis”.

Misi:

Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan instansi

pemerintah dan sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan ini membawa

organisasi kepada suatu focus. Misi menjelaskan mengapa organisasi itu

ada, apa yang dilakukannya, dan bagaimana melakukannya. Misi adalah

suatu yang dilaksanakan/diemban oleh Instansi pemerintah, sebagai

46

penjabaran dari Visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi

diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat

mengenal instani pemerintah dan mengetahui peran dan programnya serta

hasil yang diperoleh dimasa mendatang. Pernyataan visi yang jelas, akan

memberikan arahan jangka panjang dan stabiltas dalam manajemen dan

kepemimpinan Desa Lambur I.78

Beberapa hal yang menjadi arahan

kebijakan pembangunan Desa Lambur I:

a. Melanjutkan sistem kerja aparatur Pemerintahan Desa guna

meningkatkan kwalitas layanan kepada masyarakat Desa Lambur I.

b. Menyelenggarakan Pemerintahan yang bersih, terbebas dari Korupsi,

serta bentuk-bentuk penyalahgunaan/ penyelewengan wewenang.

c. Menyelenggarakan urusan Pemerintahan Desa secara terbuka, dan

bertanggung jawab sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

d. Meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pendampingan

berupa penyuluhan khusus kepada UKM, Wiraswasta, Petani dan

Pemuda.

e. Meningkatkan mutu kesejahteraan masyarakat untuk mencapai taraf

kehidupan yang lebih baik dan layak sehingga menjadi Desa yang

maju dan mandiri.

f. Meningkatkan rasa kebersamaan antar warga Desa Lambur I dalam

bidang kerukunan umat beragama dan jiwa sosial yang tinggi, serta

menumbuh kembangkan kebudayaan dan adat-istiadat yang terdapat

di Desa Lambur I khususnya dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Lambur I adalah desa yang bisa menjanjikan kehidupan yang nyaman

dan sejahtera untuk semua jika pemerintah desa dan masyarakat sepakat

untuk secara optimal menjawab tantangan, menyelesaikan permasalahan,

serta memanfaatkan potensi dan peluang yang ada. Kebersamaan adalah

sebuah kata kunci. Kepemimpinan adalah jawaban terhadap setiap

tantangan. Tata kelola Pemerintahan Desa yang baik adalah titik tolak

78 Profil Desa Lambur I, Rancangan pembangunan jangka menengah, hlm. 8

47

untuk menyelesaikan berbagai permasalahan. Dengan modal kebersamaan,

kepemimpinan dan tata kelola yang baik, Insya Allah pemerintah Desa

Lambur I dan masyarakat Muara Sabak Timur kelakakan lebih mampu

memanfaatkan segala potensi dan peluang yang tersedia. Lambur I Menuju

Terwujudnya Masyarakat Desa yang Adil, Makmur, Sejahtera dan

Agamais adalah visi dalam menjalankan roda pemerintahan Desa Lambur

I periode 2017-2022.

4. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Lambur I

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Lambur I Kecamatan Muara

Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Sumber: Dokumen Desa Lambur I.79

79 Dokumen Profil Desa Lambur I, hlm. 5

Kepala Desa

SUTAR

Sekertaris Desa

PURWANTO, SP

KASI

KESRA

SRI MURNIATI

KASI

PEMERINTAHAN

SYERLI EVINA

KAUR

PRENCANAAN

MUSLIKUN

KAUR

KEUANGAN

MUKLIS

STAF

KEUANGAN

MUSLIMIN

DUSUN

Margo Rejo

TRI JOKO

DUSUN

Sri Mulyo I

SUMIYATI

DUSUN

Sumber Rejo

SISWANTO

DUSUN

Sri Mulyo II

ASOP DEDI

STAF

PERENCANAAN

SUPRIYONO

48

Berdasarkan data di atas Desa Lambur I merupakan tempat yang di

jadikan penelitian yaitu salah satu Desa yang memiliki Badan Usaha Milik

Desa pada bisnis IKM Batik.

5. Sruktur organisasi BUMDES Lambur I

Gambar 4.2

Struktur Organisasi Badan Usaha Milik Desa Lambur I Kecamatan

Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Sumber: Dokumen BUMDES Desa Lambur I.80

80 Dokumen Profil BUMDES Lambur I Kecamatan Muara Sabak Timur.

PENASEHAT

Kepala Desa Lambur I

DEWAN

PENGAWAS

PELAKSANAAN

OPRASIONAL

M. TOHA DIREKTUR

Supriyono

Sekretaris

Jumarna

Bendahara

Siti Hafifah

KETUA

Sarju

WAKIL KETUA

Sinto Pranoto

Anggota

1. Asop Dedi

2. Siswanto

3. Tuyadi

4. Marsum

Sekretaris

Muslikun KEPALA UNIT USAHA

Manajer Pengelolaan Pasar

Sumarno

Staf Pasar

M. Amin

49

Pada prinsipnya, pendirian BUMDES merupakan salah satu pilihan Desa

dalam gerakan usaha ekonomi Desa Pasal 87 ayat (1) UU Desa, Pasal 132

ayat (1) PP Desa dan Pasal 4 Permendesa PDTT No.4/2015 tentang

Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran BUMDES. Dalam

peraturan perundang-undangan tentang Desa tersebut menunjukkan

pengakuan dan penghormatan terhadap prakarsa Desa dalam gerakan usaha

ekonomi.81

6. Struktur organisasi IKM Batik

Gambar 4.3 Struktur Organisasi IKM Batik Desa Lambur I Kecamatan Muara

Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Sumber: Dokumen IKM Batik Desa Lambur I.82

Setelah melakukan penelitian dan observasi kepada Bapak Kepala Desa

Lambur I dan Pengelola bisnis IKM Batik terdapat hasil sebuah penelitian.

81 Undang-Undang Desa, Pasal 132 ayat (1) PP Desa dan Pasal 4 Permendesa PDTT

No.4/2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran BUMDES. 82 Dokumen Profil IKM Batik Desa Lambur I.

KETUA

DEDDY ARIFIN

BENDAHARA

RATNA SARI

SEKRETARIS

M. TOHA

Anggota

II

Ro’at

SUMIYAT

I

Anggota

I

Yondi P

Anggota

III

Sukmaya

Anggota

IV

Mugiyati

Anggota

V

Sofia R

Anggota

VII

Cucu Wina

Anggota

VI

Maryati

50

Dapat kita lihat dari gambar di atas IKM Batik saat ini dipimpin oleh Bapak

Deddy Arifin dan dibantu oleh para anggota. Bapak Deddy Arifin adalah

seorang warga Desa Lambur I yang pernah menggeluti bisnis batik. Namun

setelah adanya IKM Batik, beliau memilih untuk mengebangkan ilmunya di

IKM Batik.

IKM Batik didirikan pada tahun 2016 oleh Pemerintah Daerah (Pemda)

dibawah naungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan

diserahkan kepada Desa Lambur I, sehingga IKM Batik menjadi Badan Milik

Usaha Desa (BUMDES) yang memproduksi beberapa macam varian produk

yang dihasilkan antara lain: kain batik, pakaian batik, kain tengkuluk,

dompet, tas, selempang, lacak/lanjak, taplak meja, syal, teluk blango/sarung,

hiasan dinding dan kreasi produk lainnya yang merupakan salah satu sub

sektor ekonomi kreatif. Selain itu, IKM Batik juga menampung semua

kerajinan yang ada di seluruh Kabupaten Tanjung Jabung Timur seperti

kerajinan daur ulang dari bahan bekas yang dibuat menjadi produk pot/vas

bunga.

Bisnis IKM Batik ini melibatkan pengrajin dari daerah sendiri yaitu

Desa Lambur I. Hasil produksi dengan pemasaran batik ini sudah sampai di

luar Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Ditambahkan IKM Batik

menerima orderan/pesanan jarak jauh, bagi yang berminat terhadap batik

tersebut, baik dari masyarakat lokal maupun masyarakat luar daerah.

B. Hasil penelitian

Hasil penelitian yang di dapat peneliti mengenai pengembangan

BUMDES pada bisnis IKM Batik Desa Lambur I yaitu:

Awal mulanya Desa Lambur I terkenal dengan sebutan desa pertanian.

Pada tahun 2000 pemerintah desa mengadakan pelatihan-pelatihan berbagai

jenis usaha kreatif yang di adakan oleh Karang Taruna setempat. Tujuan dari

pelatihan tersebut adalah untuk mengembangkan skil dan pengetahuan

masyarakat. Setelah 3 tahun berjalan kegiatan pelatihan-platihan kerajinan

kreatif tersebut sudah tidak aktif, karena masing-masing anggota Karang

Taruna sibuk dengan pekerjaannya. Namun sebelumnya beberapa masyarakat

51

desa telah mempraktikan dan mengembangkan kreatifitasnya dalam bentuk

bisnis usaha yang berjangka panjang. Selain itu terdapat beberapa masyarakat

transmigrasi yang memiliki pengetahuan dalam ekonomi kreatif dan

berpindah ke Desa untuk membuka usaha dan mengembangkannya di Desa

Lambur I.

Modal usaha BUMDES terdiri dari penyertaan modal Desa dan

penyertaan modal masyarakat Desa. Penyertaan modal Desa dimaksud dalam

pasal 6 ayat 1 terdiri atas bantuan pemerintah, pemerintah provinsi/

pemerintah Kabupaten yang disalurkan melalui mekanisme APB Desa dan

aset yang diserahkan kepada APB Desa sesuai dengan ketentuan peraturan

Perundang-undangan.

Dalam usaha bisnisnya terdapat beberapa masyarakat Desa yang

memanfaatkan peluang yang ada, seperti kerajinan tangan menggunakan

bahan daur ulang, ekonomi alam, dan alat-alat tradisional yang digunakan

untuk membuat beraneka ragam kerajinan. Namun setelah didirikan IKM

Batik Pemerintah Desa sangat memanfaatkan peluang tersebut dan

mengelolanya hingga sampai saat ini usaha bisnis kreatif di desa Lambur I

berkembang.

Perkembangan bisnis adalah setiap usaha yang dapat memperbaiki

pelaksanaan pekerjaannya yang sekarang maupun yang akan datang dapat

berkembang atau lebih meningkat dari sebelumnya. Bisnis IKM Batik

berkembang pesat melalui karakteristik produk yang dihasilkannya tentunya

dengan menghasilkan produk yang berkualitas, sehingga memiliki daya saing

yang dapat diandalkan oleh BUMDES. Selain itu dalam bisnis IKM Batik

membentuk tim kerja yang baik, selalu mengukur standar kinerja dan

pendapatan yg diperoleh dari setiap tahun, dan dapat bekerja sama untuk

memperluas jaringan bisnis.

BUMDES pada bisnis IKM Batik saat ini dapat dibuktikan dari hasil

produksi bahwa IKM Batik telah banyak mendapatkan penghargaan atau

apresiasi dari Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Keberlangsungan dari

ekonomi kreatif usaha ini dapat dilihat dari:

52

1. Produksi

Produksi sebagai suatu proses mengubah kombinasi berbagai input

menjadi output. Pengertian produksi tidak hanya terbatas sebagai proses

pembuatan saja tetapi hingga pemasarannya.

Pada praktiknya di desa Lambur I IKM Batik mengelola bahan

baku yang digunakan untuk pembuatan produk, kemudian di olah dengan

berbagai pola atau desain unik sesuai dengan usaha yang ditekuninnya

dan dijual langsung kepada para masyarakat. Kemudahan dalam

mendapatkan bahan baku dalam menjalankan usaha, menjadikan bisnis

IKM Batik dapat melakukan aktifitas pemproduksian sesuai dengan

harapan.

Dalam produksi batik memiliki tahap proses pengelolaan yang

berbeda-beda, tahap ini dilakukan sesuai jenis kain dan model batik yang

akan dibuat, namun pada praktiknya penggelolaan batik dimulai dari

memotong kain, pengecapan batik/melukis batik, memberikan lilin di

batik, pewarnaan batik, pengeringan batik, hingga menjadi potongan kain

yang siap dipakai.

Pembelian bahan baku kain serta alat-alat pengrajin juga mudah

diperoleh pengrajin, yaitu dengan cara memesan atau membeli secara

langsung ke Kota Jambi pada toko yang sudah tersedia khusus untuk

pengrajin batik, dan bahan yang sudah dipesan kemudian dapat

diambil/diantarkan ke IKM Batik.83

Tabel 4.5

Harga Bahan Kain

Kain Primisima

Mori

(Per Meter)

Kain Katun

Prima Lampion

(Per Meter)

Kain

Santung

(Per Meter)

Kain Semi

Sutra Polos

(Per Meter)

Kain Songket

Katun Polos

(Per Meter)

28.000 30.000 25.000 62.000 67.000

Sumber: Data diolah dari BUMDES IKM Batik Desa Lambur I.

83

Wawancara Dengan Bapak Deddy Arifin, Selaku Ketua IKM Batik, Jum’at 09 April

2021.

53

Informasi yang di dapat dari Ibu Ratna selaku Sekretaris IKM

Batik bahwasanya kain yang sering digunakan untuk membuat batik

adalah bahan kain katun prima lampion, dan bahan kain primisima mori.

Karena menurut Ibu Ratna Sari bahan mudah didapatkan harga pun

terjangkau sehingga konsumen lebih banyak membeli produk batik

tersebut. Sedangkan bahan kain lainnya tidak banyak diperoduksi, karena

harga yang relatif mahal dan kurangnya peminat dari konsumen.

Selain itu harga bahan kain dapat berubah- ubah dari setiap

panjang ukuran kain, sehingga tidak dapat dipastikan naik turun harga

tersebut. Namun, harga bahan kain tidak jauh dari harga sebelumnya.

Selain itu bahan baku lain seperti lilin, benang dan jarum mudah di

temukan ataupun dapat dibeli di warung atau pasar-pasar terdekat yang

berada di Desa Lambur I.84

Tabel 4.6

Harga Jual Produk Bisnis IKM Batik

Nama Produk Harga Satuan (Pcs)

Kain Batik Cap 140.000

Kain Batik Tulis 300.000

Kain Batik Abstrak 250.000

Kain Batik Kontemporer 350.000

Pakaian Batik 150.000

Kain Tengkuluk 85.000

Dompet 170.000

Slempang Batik 120.000

Tas 100.000

Lacak/Tanjak 100.000

Syal Batik 120.000

Taplak Meja 70.000

Teluk Blango/Sarung 95.000

Hiasan Dinding 250.000

Sumber: Dokumen IKM Batik Desa Lambur I.

Informasi yang di dapat dari Bapak Deddy Arifin selaku Ketua

IKM Batik bahwasanya jika dihitung dalam Rata-rata dari setiap 1 Bulan

84 Wawancara Dengan Ibu Ratna Sari, Selaku Sekretaris IKM Batik, Jum’at 09 April

2021.

54

IKM Batik dapat menjual Kain Batik sebanyak 100 pcs. Selain itu

adapun pendapatan lain dari berbagai produk yang telah diproduksi.

Sehingga dalam 1 bulan IKM Batik menghasilkan pendapatan bersih

senilai Rp 6.000.000 sampai Rp 7.000.000. Bisnis IKM Batik juga

memberikan potongan harga kepada konsumen yang membeli produk

dalam jumlah yang banyak. Selain itu, IKM Batik memberikan

kemudahan kepada konsumen yang mengalami kekurangan dana untuk

mendapatkan produknya, yaitu dengan cara memberikan produknya

terlebih dahulu, selanjutnya pembayarannya diberikan secara berangsur,

namun itu berlaku dengan masyarakat terdekat saja.85

2. Pemasaran

Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang

dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi,

medistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan

mencapai pasar sasaran serta tujuan pada bisnis.

BUMDES IKM Batik dalam menjalankan usahanya menggunakan

setrategi dalam promosi yaitu: a) periklanan, diantaranya media sosial (

Whatsapp, Instagram, Facebook, Twitter, Telegram dan Shopee)

pamplet, spanduk dan lain sebagainnya, b) personal selling, merupakan

bentuk promosi secara personal atau secara lisan melalui percakapan

dengan calon pelanggan, c) publishing, dilakukan dengan para pemilik

bisnis guna untuk mendukung citra usaha dengan baik dan membina

hubungan dengan masyarakat, yaitu berupa bimbingan kepada beberapa

masyarakat setempat, d) direc marketing berkomunikasi langsung dengan

pelanggan dan costumer, guna untuk dapat menghasilkan transaksi dalam

penjualan yang baik.

Transaksi dalam penjualan maupun pendistribusian pendapatan

pada BUMDES IKM Batik ini pun terlihat sederhana, dimana pada

85

Wawancara Dengan Bapak Deddy Arifin, Selaku Ketua IKM Batik, Jum’at 09 April

2021.

55

pengelolaannya memiliki pembukuan maupun pencatatan pada aktifitas

usaha yang dilakukan.

Ekonomi Islam menjelaskan adanya kerelaan dalam jual beli tidak

dapat dilihat sebab kerelaan berhubungan dengan hati, kerelaan dapat

diketahui melalui tanda-tanda lahirnya, tanda yang jelas menunjukkan

kerelaan adalah ijab dan Kabul, sesuai hadis:

عه أتي سيسجزضي الل عى عه انىثي صم الل عـهي سهم قهم لا يفـتسقه اشىا ن

الاعه تساض

Artinya: “Dari Abi Hurairah. r.a. dari Nabi Saw. Bersabda: janganlah dua

orang yang jual beli berpisah, sebelum saling meridhai” (Riwayat Abu

Daud dan Tirmidzi).86

Dengan adanya proses tawar menawar yang dilakukan diantara

Penjual batik dengan pembeli, menjadikan adanya keputusan dalam

penentuan harga. Dengan harapan keridhaan kedua belah pihak, selain itu

dengan adanya kesepakatan dalam harga yang ditentukan bersama maka

dalam hal ini meminimalisir adanya salah satu pihak yang dirugikan.

3. Manajemen dan Keuangan

Manajemen keuangan merupakan penggabungan dari ilmu dan seni

yang membahas, mengkaji dan menganalisis tentang bagaimana seorang

manajer keuangan dengan mempergunakan seluruh sumber daya

perusahaan/ usaha untuk mencari dana, mengelola dana, dan membagi

dana dengan tujuan mampu memberikan profit atau kemakmuran bagi para

pemegang saham dan sustainability (keberlanjutan) usaha bagi perusahaan.

IKM Batik adalah salah satu BUMDES Desa Lambur I, dalam

praktiknya pengelolaan usaha IKM Batik sudah sesuai dengan strukur

manajemen yang telah diterapkan. Hal ini terlihat dari pengelolaan,

pemproduksian yang dilakukan oleh pengurus dan para anggota BUMDES

IKM Batik.

86 Qomarul Huda, Fiqh Muamalah, Hlm. 55

56

Dari hasil wawancara para pengurus, BUMDES IKM Batik selalu

membukukan keuangan baik dalam bulanan maupun tahunan dari hasil

penjualan produk batik. Maka pendapatan usaha BUMDES IKM batik

dapat dilihat dari data yang telah dimiliki baik turun dan naiknnya hasil

yang telah didapatkan.

Ekonomi Islam membahas adanya sebuah perniagaan dengan

adanya sebuah pencatatan. Berdasarkan Firman Allah Swt. Surat Al-

Baqarah ayat 282.

ى اكتثـي يآيـا انر يه امىا اذا تـدا يـىتم تـد يـه انى اجـم م نيـكتـة تـيىكـم كـا •سـم

مـ تـة تانعـ لآ يؤ ب كـا تـة ان يكـتة كمـا عهـ الل هيـكتـة د ل

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak

secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu

menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu

menuliskannya dengan benar. (QS. Al-Baqarah: 282)87

Menjelaskan bahwa dengan adanya jual beli diharapkan dapat

melakukan pencatatan. Hal tersebut perlu dilakukan guna mengantisipasi

adanya kelalaian dalam menjalankan usaha. Selain itu digunakan agar

pengrajin dalam menjalankan usaha dapat lebih memperinci kebutuhan

dalam pengeluaran pendapatan yang diterima yang digunakan untuk

memproduksi batik serta pengalokasian pendapatan dari adanya usaha

yang dijalankan.

Hasil penelitian mengenai literasi masyarakat dalam pengembangan

BUMDES pada bisnis IKM Batik Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak

Timur yaitu:

Masyarakat Desa sejauh ini telah mendukung keberlangsung ekonomi

kreatif pada BUMDES yaitu bisnis IKM Batik. Hal tersebut terlihat dari

adanya kekompakan pada desa, yaitu saling tolong menolong satu sama lain

sehingga beberapa masyarakat mendapatkan peluang baru untuk bekerja.

Perkembangan ekonomi, dengan adanya bisnis kreatif di Desa Lambur I

sedikit banyak dapat dirasakan oleh masyarakat dan muda-mudi setempat.

87

Al-Qur’anul Karim dan Terjemahannya, Departemen Agama Republik Indonesia,

(Diponegoro, 2011), Surah Al-Baqarah Juz 3 ayat 282

57

Hal tersebut dapat dilihat dari adanya penambahan tenaga kerja lokal dalam

mengikat produk dalam bisnis dan pemburuhan menjadikan peluang kerja

yang tentunya menambah jumlah pendapatan untuk masyarakat sekitar.

Adapun masyarakat juga ikut serta mempromosikan hasil usaha tersebut,

seperti pada acara-acara yang diadakan pemerintah setempat yaitu adanya

pameran berbagai kerajinan kreatif pada ulang tahun Kabupaten Tanjung

Jabung Timur.

Namun sampai saat ini, banyak masyarakat yang belum mengetahui

tentang fungsi dari IKM Batik itu sendiri, yaitu yang dapat menampung

berbagai macam kerajinan kreatif yang dihasilkan dari kalangan masyarakat.

Dalam pemahamannya IKM Batik hanya memproduksi dan memasarkan

hasil karya batik itu sendiri. Sehingga sampai saat ini IKM Batik belum

banyak menerima hasil kerajinan-kerajinan kreatif dari masyarakat.

Hasil penelitian mengenai pendapatan BUMDES IKM Batik Desa

Lambur I Kecamatan Muara Sabak Timur yaitu:

Pembangunan ekonomi daerah pada masa yang akan datang harus

berbeda dari wujud perekonomian daerah sebelum terjadinya krisis. Wujud

perekonomian yang akan datang hendaknya dibangun lebih adil dan merata,

mencerminkan peningkatan pendapatan pada daerah dan pemberdayaan

seluruh rakyat, berdaya saing dengan basis efisiensi, serta menjamin

keberlanjutan pemanfaatan sumber daya alam dan linkungan hidup.

Kondisi ekonomi pada bisnis di desa Lambur I terlihat dengan adanya

pendapatan yang diterima dari hasil penjualan. Dalam hal ini kondisi ekonomi

pada pendapatan dari tahun ketahun semakin meningkat, bahkan semakin

berkembang. Dari adanya keberlangsungan ekonomi kreatif pada bisnis IKM

Batik Desa Lambur I maka di dapati adanya sebuah peran yang di hasilkan

yakni pendapatan. Pendapatan merupakan pendapatan yang diterima oleh

bisnis usaha IKM Batik.

Dari hasil riset didapati bahwa bisnis ekonomi kreatif di Desa Lambur I

dapat meningkatkan pendapatan dilakukan setiap hari. Seperti pengakuan dari

58

salah satu pengurus pengrajin batik Ibu Ratna yang mengatakan bahwa hasil

dari desain batik merupakan pendapatan segalanya.

Hasil usaha BUMDES merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil

transaksi dikurangi dengan pengeluaran biaya dan kewajiban pada pihak

lainnya, serta penyusutan atas barang-barang investaris dalam satu tahun

buku, dan dinyatakan punya keuntungan.88

Tabel 4.7

Fluktuasi Pendapatan Bisnis kreatif Tahun 2018-2020

Nama bisnis Total Produksi (Kodi)

Fluktuatif 2018 – 2019 2019 – 2020

Kain Batik 48 50 Naik

Pakaian Batik 34 41 Naik

Kain Tengkuluk 12 15 Naik

Dompet 5 5 Tetap

Slempang Batik 11 12 Naik

Tas 5 5 Tetap

Lacak/Tanjak 3 3 Tetap

Syal Batik 1.5 2 Naik

Taplak Meja 5 5 Tetap

Teluk

Blango/Sarung 25 45 Naik

Hiasan Dinding 2 5 Naik

Sumber : Data diolah dari BUMDES IKM Batik Desa Lambur I.89

Berdasarkan tabel di atas, dapat di jelaskan bahwa dalam 1 kodi ada 20

pcs produk. Sedangkan tingkat produksi akan mempengaruhi pendapatan

yang diperoleh, dalam bisnis IKM Batik memperoleh hasil pendapatan dari

tahun 2018 sampai tahun 2020 terus naik dari tahun sebelumnya. Adapun

pendapatan tetap namun hal tersebut tidak mengakibatkan turun dalam suatu

88

Dokumen BUMDES Lambur I Kecamatan Muara Sabak Timur. 89

Wawancara Dengan Bapak Deddy Arifin, Selaku Ketua IKM Batik, Jum’at 09 April

2021.

59

hasil usaha. Kualitas yang menjadi komponen pembeda dari harga yang

ditentukan, maka penghasilan dari penjualan batik yang didapat pengrajin

berbeda-beda. Sehingga dapat kita lihat adanya pendapatan usaha yang

meningkat maka Desa Lambur I pun berkembang. Berikut terdapat hasil

pendapatan yang diperoleh90

peneliti yaitu:

1. Pendapatan Bisnis ekonomi kreatif pada Tahun 2018-2020

Tabel 4.8

Daftar Pendapatan Bisnis IKM Batik Tahun 2018-2020

Nama Bidang

Bisnis

Pendapatan

Tahun 2018

(Rp)

Pendapatan

Tahun 2019

(Rp)

Pendapatan

Tahun 2020

(Rp)

Pendapatan

dari usaha

lain

IKM Batik 75.550.000 82.900.000 90.590.000 1.500.000

Sumber : Dokumen IKM Batik Desa Lambur I.

Dari tabel di atas, dapat di jelaskan bahwa bisnis usaha IKM Batik

memiliki hasil pendapatan dari tahun 2018 samapai tahun 2020 didapati nilai

pendapatannya semakin tinggi dari tahun sebelumnya. Dilihat dari tabel

pendapatan dari lain, bisnis IKM Batik memiliki pendapatan dalam per tahun,

diantarannya pendapatan dari kerajinan-kerajinan yang ditampung dari

kalangan masyarakat setempat.

Tabel 4.9

Produk lain yang di tampung di BUMDES IKM Batik

Nama Produk Bahan Dasar Kisaran Harga (Rp)

Vas Bunga Ban Motor Bekas 40.000 – 75.000

Pot Bunga Botol Bekas 10.000 – 35.000

Asbak Tanah Liat dan

Tempurung kelapa

5.000 – 35.000

Bunga Plastik Plastik Minyak 25.000 – 50.000

Sumber : Data diolah dari BUMDES IKM Batik Desa Lambur I.91

90

Dokumen BUMDES IKM Batik Desa Lambur I. 91

Wawancara Dengan Bapak Deddy Arifin, Selaku Ketua IKM Batik, Jum’at 09 April

2021.

60

Dari data di atas terbukti bahwa terdapat beberapa masyarakat saja yang

menampung hasil kerajinan kreatifnya di IKM Batik. Meskipun ini adalah

peluang besar untuk meningkatkan hasil pemasaran kerajinan masyarakat.

2. Pendapatan Sementara

Pendapatan sementara merupakan pendapatan yang tidak dapat

diperkirakan, seperti adanya bantuan dana maupun hadiah/hibah. Pada

bisnis kreatif di Desa Lambur I berdasarkan hasil wawancara kepada para

responden menyebutkan bahwa pada tahun 2019 dan tahun 2020 bisnis

IKM Batik pernah mendapatkan Penghargaan berupa Piala dalam

perlombaan kerajinan tingkat Kabupaten, sehingga mendapatkan hadiah

dan tambahan dana dan perlengkapan alat-alat kerajinan dari Bupati

Tanjung Jabung Timur.

Gambar 4.10

Pembagian hasil usaha BUMDES IKM Batik

Pembagian pokok Jumlah

Penambahan modal usaha 25%

Bagi hasil kepada usaha kepada pemilik modal secara

proporsional 30%

Pendapatan asli Desa 25%

Bantuan sosial/CSR 5%

Bonsus/ tunjangan pengurus BUMDES 15%

Sumber : Data diolah dari BUMDES Desa Lambur I

Dari data di atas adalah jumlah pembagian hasil usah BUMDES, hal

tersebut masih berlaku hingga saat ini. Sehingga tidak ada perselisihan antara

pengurus IKM Batik dan pengurus BUMDES, selain itu disetiap (1) satu

tahun pengurus BUMDES memberikan LPJ keuangan (Laporan pertanggung

jawaban) terhadap hasil pendapatan usaha yang telah didapatkan dan

diberikan oleh BUMDES.

61

C. Pembahasan hasil penelitian

Pembahasan hasil penelitian yang peneliti temukan mengenai analisis

ekonomi kreatif dalam pengembangan BUMDES pada bisnis IKM Batik

untuk meningkatkan pendapatan di Desa Lambur I yaitu:

1. Bagaimana Perkembangan BUMDES pada bisnis ekonomi kreatif IKM

Batik Desa Lambur I?

Kesejahteraan masyarakat Desa Lambur I tercermin pada sasaran

pengembangan ekonomi yang semula berorientasi pada pertumbuhan

yang berkelanjutan dari ekonomi skala besar kini menjadi perioritas

pengembangan kedepan. Hal ini sesuai dengan intruksi presiden no. 6

Tahun 2009 tentang dukungan pengembangan ekonomi kreatif.

Dukungan ini diharapkan untuk lebih berkembang kearah ekonomi

kreatif, sehingga akan berpengaruh secara nyata terhadap pemulihan

ekonomi Indonesia.

UNTAC dan UNDP dalam summary creative Ekonomics Report,

secara potensial ekonomi kreatif berperan dalam menggerakkan

pertumbuhan ekonomi, dimana ekonomi kreatif dapat mendorong

penciptaan pendapatan dan penciptaan lapangan kerja.

Ekonomi kreatif merupakan kegiatan ekonomi yang digerakkan

dalam bisnis kreatif, yang memerlukan kreatifitas dalam intelektual, dan

selanjutnya dipadukan dalam sebuah wadah usaha untuk menjadikan

barang lebih komersil.

Hasil wawancara dengan Bapak Sutar selaku Kepala desa Lambur I

pada tanggal 09 April 2021 mengenai perkembangan bisnis IKM Batik

ekonomi kreatif pada desa, narasumber mengatakan bahwa:

“Alhamdulilah Desa Lambur I sekarang sudah banyak kemajuan,

mulai dari faktor ekonomi, teknologi, dan kekeluargaan antar

masyarakat pun semakin erat. Masyarakat sekarang lebih banyak

aktif, terutama pada muda-mudi Karang Taruna yang memiliki

banyak wawasan dalam memajukan desa ini, terutama dalam

pemanfaatan IKM Batik yang terus berkembang dengan berbagai

macam produk-produk yang dihasilkan. Tentunnya yang memiliki

62

ide, dan pengetahuan yang kreatif sehingga timbul dari minat bakat

untuk selalu berkarya”.92

Di sisi lain Ibu Ratna Sari selaku Sekretaris IKM Batik juga

berpendapat yang sama, seperti yang di kutip dari hasil wawancara pada

tanggal 10 April 2021 sebagai berikut:

“ya, Desa Lambur l sekarang banyak perkembangannya, mulai dari

warga masyarakat sendiri sekarang banyak atusias dalam

menjalankan bisnis. Saya lihat muda-mudi Karang Taruna Desa pun

semakin aktif, selain itu dari bisnis kreatif sendiri sudah terbukti

banyak penghargaan yang telah dicapai, buktinya seperti bisnis IKM

Batik Desa ini sudah alhamdulillah lumayan ya, dilihat dari hasil

pendapatan, pemasaranya, dan penilaian dari konsumennya. Jadi

IKM Batik ini memang terus harus dikembangkan”.93

Kutipan hasil wawancara di atas di dukung oleh pernyataan dari

informan atau narasumber lainnya yaitu Bapak Muslikun selaku Kaur

Pembangunan Desa Lambur I yang ikut berpatisipasi dalam

perkembangan Desa pada tanggal 09 April 2021 yang dikutip sebagai

berikut:

“betul, masyarakat sekarang sangat bersemangat untuk memajukan

Desa ini. Bisa kita lihat perkembangan Desa ini awal mulanya

penghasilan masyarakat hanya di pertanian saja, namun untuk

sekarang sudah banyak penghasilan yang dicapai dari berbagai

sumber salah satu IKM Batik. Tentu Desa sekarang jauh makin

berkembang.”94

Berdasarkan kutipan hasil wawancara dari ketiga informan penelitian

tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Desa Lambur I saat ini sudah

banyak perkembangan. Dari awal mulanya masyarakat hanya

berpenghasilan dari pertanian kini bertambah menjadi berbagai sumber

pendapatan, salah satunya adanya bisnis IKM Batik yang termasuk dalam

ekonomi kreatif. Bisnis IKM Batik di Desa Lambur I saat ini dapat

memberikan contoh terhadap masyarakat setempat, mulai dari segi

92 Wawancara Dengan Bapak Sutar, Selaku Kepala Desa Lambur I, Jum’at 09 April 2021. 93

Wawancara Dengan Ibu Ratna Sari, Selaku Sekretaris IKM Batik, Sabtu 10 April 2021. 94

Wawancara Dengan Bapak Muslikun, Selaku Kaur Pembangunan Desa Lambur I,

Jum’at 09 April 2021.

63

keterampilan, ide, pengetahuan, skil, maupun kreativitas lainnya,

sehingga masyarakat Desa banyak terinspirasi, menambah daya

pemikiran yang luas dan dapat mengembangkan potensi yang dimiliki.

2. Bagaimana literasi masyarakat terhadap pengembangan BUMDES pada

bisnis IKM Batik Desa Lambur I?

Literasi masyarakat adalah suatu pemahaman masyarakat di Desa

Lambur I dimana dengan adanya bisnis ekonomi kreatif ini masyarakat

ikut serta mendukung dan mengembangkannya dengan pengetahuan dan

skil masing-masing yang dimiliki.

Hasil wawancara dengan bapak Purwanto selaku Sekretaris Desa

Lambur I pada tanggal 09 April 2021 narasumber mengatakan bahwa:

Ya, untuk sementara bahwasannya ada beberapa kegiatan yang

menunjang adanya ekonomi kreatif yang ada di Desa Lambur I yang

salah satu diantarannya adalah berdirinnya tempat kerajinan batik.

Saat ini IKM Batik memang sudah nampak hasil jika dilihat dari

perkembangannya, namun harus tetap semangat dan harus tetap

memiliki ide-ide baru lagi untuk mendapatkan hasil karya yang baru.

Karena melihat kondisi saat ini sudah banyak kemajuan, salah

satunya itu teknologi, jadi saya sendiri sangat mendukung atas

pengembangan bisnis di desa ini”.95

Di sisi lain menurut saudara Jajang Kurniawan selaku Ketua Karang

Taruna juga berpendapat, hasil wawancara diperoleh pada tanggal 11

April 2021 sebagai berikut:

Bisnis IKM Batik Desa Lambur I sekarang sudah banyak

peningkatan di banding pada tahun sebelumnya, itu saya rasakan dari

tahun 2000 sampai sekarang. Saya sendiri sangat mendukung itu,

apalagi jika Desa menerapkan pelatihan-pelatihan rutin kembali,

pasti banyak warga masyarakat yang minat ikut serta pelatihan

tersebut. Karena dari hasil saat ini saja tidak cukup, kan kita juga

perlu adanya didikan-didikan kembali untuk generasi selanjutnya”.96

95

Wawancara Dengan Bapak Purwanto, Selaku Sekretaris Desa Lambur I, Jum’at 09

April 2021. 96

Wawancara Dengan Saudara Jajang Kurniawan, Selaku Ketua Karang Taruna Desa

Lambur I, Minggu 11 April 2021.

64

Kutipan hasil wawancara di atas di dukung oleh pernyataan dari

informan atau narasumber lainnya yaitu Saudara Ersan selaku Sekretaris

Muda-mudi Karang Taruna Desa Lambur I. Pada tanggal 11 April 2021

yang dikutip sebagai berikut:

“ya, bisnis IKM Batik di Desa ini semakin berkembang walaupun

tidak ada pelatihan-pelatihan yang rutin lagi dalam pengelolaan,

memang dapat kita lihat sekarang tidak hanya petani saja yang

memiliki hasil tapi dalam bisnis IKM Batik pun sekarang tidak kalah

hasilnnya terutama pada kerajinan-kerajinan yang sudah diproduksi,

saya sebagai muda-mudi warga masyarakat Desa ikut turut

mendukung adanya bisnis ini, karena semakin banyak perkembangan

di desa semakin bagus. Saya yakin jika sudah berkembang kerajinan

bisnis di desa ini pasti akan terus berlanjut dengan turun temurun ke

anak cucu nya nanti”.97

Adapun wawancara kepada Bapak Rujuk selaku warga masyarakat

Desa Lambur I, diperoleh pada tanggal 10 April 2021 sebagai berikut:

“ya, saya lihat IKM Batik itu bagus, mulai dari pengelolaan sampai

ke hasil sudah banyak perkembangan. Tapi alangkah bagusnya jika

IKM Batik juga menjual kerajinan-kerajinan lain, karena saya lihat

gedung IKM Batik itu luas ya, jadi bagus itu untuk dimanfaatkan”.98

Berdasarkan hasil wawancara dari tiga informan maka dapat

disimpulkan bahwa literasi masyarakat terhadap pengembangan bisnis

IKM Batik Desa Lambur I sangat didukung oleh warga masyarakat

setempat. Di sisi lain masyarakat pun ingin ikut serta mengembangkan

kegiatan bisnis kreatif tersebut. Tujuannya agar dapat menambah

pengalaman serta dapat menambah penghasilan.

Namun di Desa Lambur I saat ini tidak mengadakan pelatihan-

pelatihan kerajinan kreatif secara rutin kembali. Padahal disitu salah satu

peluang baru untuk meningkatkan perkembangan masyarakat Desa

Lambur I. Dari pelatihan-pelatihan tersebut masyarakat bisa

mendapatkan ide, pengetahuan, dan dapat menumbuhkan skil atau bakat

97

Wawancara Dengan Saudara Ersan, Selaku Sekretaris Karang Taruna Desa Lambur I,

Minggu 11 April 2021. 98

Wawancara Dengan Bapak Rujuk, Selaku warga masyarakat Desa Lambur I, Sabtu 10

April 2021.

65

yang dimliki, jadi perlu adanya kegiatan pelatihan-pelatihan kembali

dalam desa, agar masyarakat bisa lebih aktif.

Selain itu, banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang

fungsi dari IKM Batik itu sendiri, yaitu IKM Batik yang dapat

menampung berbagai macam kerajinan kreatif yang dihasilkan dari

kalangan masyarakat. Dalam pemahamannya IKM Batik hanya

memproduksi dan memasarkan hasil karya batik itu sendiri.

3. Bagaimana ekonomi kreatif dapat meningkatan pendapatan pada bisnis

IKM Batik di Desa Lambur I?

Keberlangsungan ekonomi kreatif menghasilkan sebuah nilai yaitu

adanya pendapatan yang diterima oleh para pemilik bisnis kreatif di Desa

Lambur I. Selain itu, dengan melihat kondisi masyarakat saat ini, Desa

Lambur I adalah desa yang sejahtera, dapat dilihat dari perekonomian

masyarakat yang di rasakan melalui peningkatan pendapatan yang telah

dicapai.

Hasil wawancara dengan Bapak Dedy Arifin selaku Ketua bisnis

IKM Batik Desa Lambur I, pada tanggal 10 April 2021 narasumber

mengatakan bahwa:

“tentu, dari bisnis IKM Batik yang kreatif ini kita bisa menerapkan

skil, pengalaman yang kita punya, kita dapat membuat apa yang kita

inginkan, lalu kita juga dapat mempraktikan dengan hati yang tulus

dan ikhlas untuk mencapai suatu keberhasilan. Tentu dalam menjalin

suatu usaha banyak mengalami rintangan, tapi harus tetap yakin, dan

terus tekuni, maka nanti akan terlihat hasilnya. Seperti IKM Batik ini

sekarang alhamdulilah hasilnya terus meningkat. Apalagi jika kita

bekerja dengan baik, pasti banyak pelanggan yang datang kembali,

ya walaupun memang kita tidak mendapatkan pelatihan yang rutin

tetapi kita tetap bekerja keras untuk tetap menghasilkan produk yang

baik”.99

Disisi lain menurut Saudari Ibu Maryati selaku pengurus bisnis IKM

Batik juga berpendapat, hasil wawancara diperoleh pada tanggal 10 April

2021 sebagai berikut:

99

Wawancara Dengan Bapak Deddy Arifin, Selaku Ketua IKM Batik Desa Lambur I,

Sabtu 10 April 2021.

66

“ya, sampai saat ini bisnis IKM Batik alhamdulilah mengalami

peningkatan pendapatan dari tahun ke tahun. Dapat saya rasakan

karena saya sendiri sebagai pengurus sekaligus yang membuat dari

kerajinan-kerajinan disini. Tentu saya lalui dengan niat, do’a dan

bekerja keras dengan sungguh-sungguh, apapun yang kita dapat kita

syukuri. Saya membuat kerajinan batik ini dengan pola, lurik, desain

sekreatif mungkin, karena saya tidak ingin mengecewakan

pelanggan, itu prinsip saya sendiri. Karena dari situ saya gigih bisa

bertanggung jawab atas apa yang sudah saya kerjakan”.100

Adapun wawancara kepada Saudari Ibu Sukmaya selaku pengurus

bisnis IKM Batik di Desa Lambur I, diperoleh pada tanggal 10 April 2021

sebagai berikut:

“betul, bisnis IKM Batik mengalami peningkatan pendapatan,

awalnya bisnis IKM Batik ini memang berpendapatan rendah,

namun jika dibandingkan dari tahun ke tahun itu sangat cepat

peningkatannya. Dapat kita ketahui ternyata kekreatifitasan juga

mempengaruhi dari pendapatan. Jadi, setelah kita coba dan kita buat

desain pola yang berbeda ternyata alhamdulillah sampai sekarang

pendapatan IKM Batik terus naik sehingga gaji pun ikut naik”.101

Diungkapkan juga oleh pengurus bisnis IKM Batik Saudara Yondi

Prasdiantoro bahwasannya:

“ya, kan dengan adanya kreatifitas kita bisa mengubah suatu bahan

yang biasa menjadi bernilai. Seperti bisnis IKM Batik ini, berawal

dari bahan mentah, namun bisa mengubahnya menjadi bentuk

produk yang memiliki nialai kreatifitas yang di inginkan.

Alhamdulillah hasilnya dapat meningkatkan pendapatan, tentunya

banyak pembeli, bahkan sampai bertambah terus pelanggan yang

datang. Biasanya kita menaruk harga itu sesuai dengan kualitas hasil

yang di buat, bisa di lihat dari model polannya dan dari bentuk kreasi

desain tampilannya. Karena kita ketahui pelanggan itu adalah raja,

jadi setiap orang itu berbeda macam permintaannya dan kita pun

harus bisa memberikan yang terbaik untuk pelanggan itu”.102

100 Wawancara Dengan Ibu Maryati, Selaku Pengurus IKM Batik Desa Lambur I, Sabtu

10 April 2021. 101

Wawancara Dengan Ibu Sukmaya, Selaku Pengurus IKM Batik Desa Lambur I, Sabtu

10 April 2021. 102

Wawancara Dengan Saudara Yondi Prasdiantoro, Selaku Pengurus IKM Batik Desa

Lambur I, Sabtu 10 April 2021.

67

Menjalankan sebuah bisnis dalam ekonomi kreatif merupakan

sebuah usaha yang dilakukan untuk dapat meningkatkan taraf hidup yaitu

dengan tercapainya sebuah hasil atau pendapatan.

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Judul Skripi: Analisis Ekonomi Kreatif Dalam Pengembangan BUMDES

Untuk Meningkatkan Pendapatan Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak

Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur

2. Rumusan masalah: a) Bagaimana perkembangan BUMDES pada bisnis

IKM Batik Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak Timur. b) Bagaimana

literasi masyarakat terhadap pengembangan BUMDES pada bisnis IKM

Batik Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak Timur. c) Bagaimana

pendapatan bisnis IKM Batik Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak

Timur.

3. Kesimpulan: Bisnis ekonomi kreatif di Desa Lambur I yaitu, ekonomi

kreatif yang berada di Desa Lambur I sudah baik terlihat dari hasil

penelitian diketahui BUMDES pada bisnis IKM Batik termasuk dalam

ekonomi kreatif dengan penghasilan yang semakin naik dari tahun 2018

sampai tahun 2020, adapun pendapatan kerajinan tetap namun hal tersebut

tidak mengakibatkan turun dalam suatu hasil usaha. Sehingga dapat kita

lihat adanya pendapatan usaha yang meningkat maka Desa Lambur I pun

berkembang. Literasi masyarakat Desa Lambur I sangat didukung oleh

warga masyarakat setempat tentunya pada Desa Lambur I sendiri. Disisi

lain masyarakat pun ingin ikut serta membantu dalam kegiatan bisnis

kreatif tersebut, tujuannya agar dapat menambah pengalaman serta dapat

menambah penghasilan. Seperti mengadakan pelatihan yang rutin di Desa

Lambur I, baik pada masyarakat maupun pengrajin-pengrajin batik yang

ada di Desa. Namun hal tersebut belum diadakan oleh pemerintah,

sehingga masyarakat belum banyak membantu, untuk saat ini masyarakat

hanya membantu dalam pemasarannya saja. Pendapatan BUMDES pada

bisnis IKM Batik di Desa Lambur I mengalami peningkatan pendapatan

dari tahun ke tahun tanpa mengikuti pelatihan-pelatihan yang rutin.

Peningkatan pendapatan pada bisnis IKM Batik sudah terbukti yaitu

mendapatkan penghargaan dan juga pernah memenangkan lomba desain

batik terkreatif dari beberapa daerah. Seperti penghargaan pada acara

ajang pameran ulang tahun Kabupaten Tanjung Jabung Timur untuk

terkhusus batik kreatif, dan bisnis IKM Batik meraih penghargaan

tersebut. Sehingga saat ini BUMDES dapat mensejahterakan

perekonomian masyarakat Desa.

B. Implikasi

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat, baik bagi pihak penulis

maupun bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan secara akademik. Secara

lebih rinci penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

a. Teoritis

1. Untuk menambah wawasan teori bagi Mahasiswa Ekonomi Syariah.

2. Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pengembangan

penelitian serupa dimasa mendatang.

b. Praktis

1. Sebagai bahan masukan bagi instansi dalam hal ini pengembangan

BUMDES pada IKM Batik Desa Lambur I.

2. Menjadi bahan masukan bagi masyarakat desa pada bisnis ekonomi

kreatif yang ada dan dapat meningkatkan pendapatan.

C. Saran

Sebagai akhir dari uraian, kiranya penulis memberikan beberapa saran

sebagai sumber pemikiran sebagai berikut:

1. Untuk para bisnis ekonomi kreatif diharapkan dapat memproduksi dengan

bentuk-bentuk lain, dengan kreasi-kreasi selain yang sudah ada, tentunya

dengan nuansa yang lebih modern. Sehingga produksi yang dihasilkan

dapat lebih menambah harga jual, yang tentunya akan menambah

peningkatan pendapatan.

2. Untuk pemerintah Desa Lambur I, harapannya mampu memanfaatkan

peluang sebagai pusat bisnis ekonomi kreatif yang lebih maksimal dan

lebih berkembang, dengan melakukan pelatihan yang berkelanjutan dan

dapat membimbing, membina serta mengarahkan untuk generasi

selanjutnya suatu bisnis kreatif baru pada masyarakat, koperasi maupun

BMT atau lembaga finansial lainnya guna membantu masyarakat lain yang

mengalami kekurangan dana.

3. Dalam rangka meningkatkan perekonomian daerah khususnya usaha IKM

Batik hendaknya Pemerintah Desa Lambur I khususnya Dinas yang terkait

perlu melakukan pembenahan pada beberapa hal, misalnya pengembangan

mutu SDM dari pengusaha-pengusaha pengrajin Batik di Desa Lambur I

melalui pelatihan terpadu baik pelatihan internal dari instansi terkait

maupun mendatangkan pakar dari luar atau lingkungan akademis.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’anul Karim dan Terjemahannya, Departemen Agama Republik Indonesia,

(Bandung: 2011), Surah An-Naba Juz 78 ayat 11

Undang-Undang Desa, Pasal 132 ayat (1) PP Desa dan Pasal 4 Permendesa PDTT

No.4/2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan

Pembubaran BUMDES.

Abdul Aziz, Ekonomi Islam Analisis Mikro dan Makro, (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2008).

Afif Faisal, Pilar pilar ekonomi kreatif , (Jakarta: Universitas Bina Nusantara,

2012).

Afni Regita Cayani Muis, M.A, Ekonomi Kreatif Indonesia dalam Dinamika

perdagangan Internasional, (Yogyakarta: Cv Budi Utama, 2019).

Aisyah Nurul Fitriana dkk, Pengembangan Industri Kreatif di Kota Batu ( Studi

tentang Industri Kreatif Sektor Kerajinan di Kota Batu). Jurnal

Administrasi Publik (JAP), Vol. 2 No.2

Arina Romarina, Economic Resilience Industri Kreatif Guna menghadapi

Globalisasi dalam rangka ketahanan Nasional, (Jurnal: Ilmu Sosial, Vol.

15, No. 1, Febuari 2016).

Artiningsih dkk, Analisis Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat di

Wilayah Kota Semarang dalam Pengembangan Industri Kreatif, Riptek,

Vol.4, No.11, Tahun 2011

Beni Ahmad Saebani, “Metode Penelitian”, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2008).

Carunia Mulya Firdausy, Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia,

(Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2017).

Dino Loenandri, Sinegritas Desa Wisata dan Industri Kreatif dalam

meningkatkan perekonomian masyarakat, (Jurnal: Industri kreatif, Vol.1

No.2 ,2018).

Eko Suprayitno, Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005).

Fila Fitriani, Peran Ekonomi Kreatif Dalam Meningkatkan Pendapatan Kriya

Kayu Ditinjau Dari Persektif Etika Bisnis Islam, Studi Kasus Di Desa

Wonosari Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur, (skripsi:

IAIN Metro, 2020).

Fitriyani, Strategi pengembangan bisnis UKM guna meningkatkan pendapatan

karyawan pada usaha Toko Roti Futry Maros di Maros Sulawesi Selatan,

(Jurnal: ekonomi, Vol.2 No1, 2011).

Fordebi, Ekonomi dan bisnis islam seri konsep dan aplikasi ekonomi dan bisnis

islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016).

Heny Febria Sari, Pemberdayaan Usaha Ekonomi Kreatif Dalam Meningkatkan

Pendapatan Ekonomi Keluarga Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Studi

Pada Usaha Kecil Dodol Lele Di Desa Adiwarno Batanghari Lampung

Timur, (Skripsi: IAIN Metro, 2017).

Helda Ibrahim, Analisis keberlanjutan usaha pengrajin ekonomi kreatif kerajinan

sutera di provinsi Sulawesi Selatan, (Jurnal: Teknologi Industri Pertanian,

2013).

Imam Gunawan, Metode penelitian kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: PT.

Bumi Aksara, 2013).

Irham Fahmi, Manajemen Risiko Teori, Kasus, dan Solusi, (Bandung: CV

Alfabeta, 2015).

Karl E dkk, Prinsip-Prinsip Ekonomi Edisi Kedelapan, (Jakarta: Erlangga, 2007)

Mari Elka Pangestu, Studi Industri Kreatif Indonesia, (Dapartemen Perdagangan

RI, 2008).

M. Nur Rianto, Pengantar Ekonomi Syariah teori dan Peraktik, (Bandung: CV.

Pustaka Setia, 2015).

Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif ,(Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,

2018).

Muhammad Paradigma, Metodologi dan Aplikas: Ekonomi Syariah, (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2008).

Murni Retiwiranti, Analisis peran ekonomi kreatif pada masyarakat dalam

meningkatkan pendapatan rumah tangga melalui budidaya tanaman

biofarmaka dalam perspektif ekonomi islam, (skripsi: Universitas islam

negeri raden intan lampung, 2018).

Mustafa Edwin, dkk, Pengenalan Eklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Prenadamedia

Group, 2006).

Nasrudin Ali, Peran ekonomi kreatif dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat

di desa Tulung Agung Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu,

(Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2018).

Nham Ngahang, Ekonomi Kreatif- Pemanfaatan Ekonomi Digital Dioptimalkan,

dalam www.enews1st.blogspot.com, diunduh pada 14 April 2021.

Novita Sari, Pengembangan Ekonomi Kreatif Bidang Kerajinan Tradisional

Jambi, (Jurnal: Ekonomi Kreatif, 2013).

Pratiwi Esti Palupi, Peran ekonomi kreatif dalam meningkatkan pendapatan pedagang, studi kasus

pada pasar Yosomulyo Pelangi, (Lampung: Universitas Muhammadiyah Metro, Vol.2 No.1,

2017).

Raharja dkk, Pengantar Ilmu Ekonomi, ( Jakarta: FEUI 2008).

Rochmat Aldy Purnomo, Ekonomi Kreatif Pilar Pembangunan Indonesia, (Jurnal:

Ekonomi Kreatif, 2016).

Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2013).

Sugiono, Metode Penelitian Kebijakan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

Kombinasi, R&D Dan Penelitian Evaluasi, (Bandung: Alfabeta, 2017).

Sugiyono, Metode Kualitatif dan RNB, (Bandung: Alfabeta, 2013).

Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan kepada Ekonomi Mikro

dan Makro, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011).

Sukirno, Metode Peningkatan Pendapatan, (Jakarta: Selemba Empat, 2006).

Suryana, Ekonomi Kreatif, ekonomi baru mengubah ide dan menciptakan

peluang, (Bandung: Selemba Empat, 2012).

Umi Rohmah, Analisis peran ekonomi kreatif dalam peningkatan pendapatan

pengrajin, (Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2017).

Veithzal Rivai, Islamic Economics Ekonomi Syariah Bukan Opsi, Tetapi Solusi, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2009).

Voni Darmita Efendi, Makna ekonomi kreatif bagi pelaku ekonomi pada destinasi

wisata pantai di Kota Padang, (Skripsi: Sekolah tinggi keguruan dan ilmu

pendidikan Kota Padang, 2019).

Wirata Sujarweni, Metode Penelitian Bisnis dan Ekonomi, (Yogyakarta: Pustaka

Baru Pers, 2015).

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Dokumen profil Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak Timur.

Dokumen IKM Batik Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak Timur.

Dokumen Desa Lambur I Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung

Jabung Timur.

Wawancara Dengan Bapak Deddy Arifin, Selaku Ketua IKM Batik Desa Lambur

I, Sabtu 10 April 2021.

Wawancara Dengan Bapak Muslikun, Selaku Kaur Pembangunan Desa Lambur I,

Jum’at 09 April 2021.

Wawancara Dengan Bapak Purwanto, Selaku Sekretaris Desa Lambur I, Jum’at

09 April 2021.

Wawancara Dengan Bapak Sutar, Selaku Kepala Desa Lambur I, Sabtu 10 April

2021.

Wawancara Dengan Ibu Maryati, Selaku Pengurus IKM Batik Desa Lambur I,

Sabtu 10 April 2021.

Wawancara Dengan Ibu Ratna Sari, Selaku Sekretaris IKM Batik, Sabtu 10 April

2021.

Wawancara Dengan Ibu Sukmaya, Selaku Pengurus IKM Batik Desa Lambur I,

Sabtu 10 April 2021.

Wawancara Dengan Saudara Ersan, Selaku Sekretaris Karang Taruna Desa

Lambur I, Minggu 11 April 2021.

Wawancara Dengan Saudara Jajang Kurniawan, Selaku Ketua Karang Taruna

Desa Lambur I, Minggu 11 April 2021.

Wawancara Dengan Saudara Yondi Prasdiantoro, Selaku Pengurus IKM Batik

Desa Lambur I, Sabtu 10 April 2021.

LAMPIRAN

A. RANCANGAN DAFTAR WAWANCARA DAN OBSERVASI

1. Bagaimana sejarah Desa Lambur I?

2. Visi dan misi Desa Lambur I?

3. Bagaimana sejarah BUMDES di Desa lambur 1?

4. Apa saja yang diproduksi bisnis IKM Batik ekonomi kreatif di Desa

Lambur 1?

5. Sejak kapan bisnis IKM Batik tersebut berkembang?

6. Siapa saja yang terlibat dalam bisnis IKM Batik tersebut?

7. Berapa pengurus/pekerja dalam bisnis IKM Batik tersebut?

8. Apa faktor pendorong BUMDES pada bisnis IKM Batik tersebut?

9. Apa tujuan BUMDES pada bisnis IKM Batik tersebut?

10. Bagaimana sistem pengembangan BUMDES dalam bisnis IKM Batik

tersebut?

11. Apa risiko yang sering dihadapi dalam proses produksi?

12. apa program usaha untuk kedepan pada bisnis IKM Batik tersebut?

13. Bagaimana sistem kerjanya, jika mendapatkan pesanan dari konsumen

yang relatif banyak?

14. Berapa gaji dari setiap Pengrus IKM Batik ?

15. Apakah bisnis tersebut dapat membantu dan meningkatkan pendapatan?

16. Berapa harga satuan dari setiap produknya?

17. Berapa pendapatan yang diterima setiap bulannya pada bisnis tersebut?

18. Berapa pendapatan yang diterima setiap tahunnya pada bisnis tersebut?

B. WAWANCARA

NO NAMA JABATAN HASIL WAWANCARA

1 Bapak Sutar Kepala Desa

Lambur I

Sangat mendukung terhadap

perkembangan Desa Lambur I

diantarannya:

a. Mendukung kegiatan-kegiatan

dalam desa, yang diajukan oleh

masyarakat.

b. Ikut serta berpartisipasi secara

langsung.

2 Bapak

Purwanto

Sekretaris

Desa Lambur I

Tetap setia mendukung dalam proses

pengembangan desa kedepan. Lebih

menekankan pada perkembangan

teknologi yang mengikuti zaman.

3 Bapak

Muslikun

Kaur

Pembangunan

Desa Lambur I

Bisnis Ekonomi Kreatif di Desa Lambur

I sangat didukung, untuk menciptakan

peluang usaha yang baru, dan dapat

menumbuhkan daya skil yang dimiliki

oleh masyarakat.

4 Jajang

Kurniawan

Ketua Karang

Taruna Desa

Lambur I

Pemanfaatan ekonomi kreatif untuk

kegiatan bisnis dalam sehari-hari

sebenarnya tidaklah mudah, namun

perlu adanya pelatihan/pembelajaran,

jadi perlu adanya didikan. Sehingga

masyarakat dapat antusias

mengembangkannya dengan cepat.

5 Bapak Dedy

Arifin

Ketua

Pengelola

Bisnis IKM

Batik Desa

Lambur I

Lebih terfokus dengan usaha yang

ditekuni, dan berusaha menghasilkan

barang-barang yang di inginkan dengan

motif yang beraneka ragam dan selalu

mengutamakan dalam bertanggung

jawab.

6 Yondi

Prasdiantoro

Pengurus

Bisnis IKM

Batik Desa

Meningkatkan barang pesanan untuk

kebutuhan masyarakat dengan kualitas

yang terjamin dan memanfaatkan suatu

Lambur I barang yang dapat diolah kembali

menjadi barang yang bernilai.

7 Ibu Ratna Pengurus

Bisnis IKM

Batik Desa

Lambur I

Mengutamakan pesanan terhadap

pelanggan, dan berusaha menghasilkan

barang pesanan yang berkualitas dari

daya tarik, pola, bentuk, ukiran maupun

model.

8 Ibu Sukmaya Pengurus

Bisnis IKM

Batik Desa

Lambur I

Memanfaatkan peluang yang ada,

mengutamakan pelanggan dalam

pemesanan dan mempraktikan skil yang

dimiliki.

9 Ersan Sekretaris

Karang Taruna

Desa Lambur I

Mendukung perkembanga desa. Lebih

mengutamakan masyarakat muda-mudi

desa untuk lebih aktif dalam suatu

kegiatan.

10 Ibu Maryati Pengurus IKM

Batik

Menciptakan hasil yang beraneka

ragam, dengan mempertahankan

keindahan produk yang diolah, dengan

pola dan bentuk yang berbeda-beda.

11. Bapak Rujuk Warga

Masyarakat

Desa Lambur I

Pengelolaan IKM Batik sampai ke hasil

sudah banyak perkembangan.

C. DOKUMENTASI PENELITIAN DI LAPANGAN

Gambar 1 : Foto bersama Bapak Kepala Desa Lambur I Kecamatan Muara

Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Gambar 2 : Foto tempat lokasi bisnis IKM Batik Desa Lambur I Kecamaan

Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Gambar 3 : Foto Proses pembuatan kerajinan IKM Batik Desa Lambur I

Kecamaan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Gambar 4 : Foto Proses pengeringan kain Batik Desa Lambur I Kecamaan Muara

Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Gambar 5 : Foto Hasil kain Batik Desa Lambur I Kecamaan Muara Sabak Timur

Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

CURRICULUM VITAE

A. Identitas Diri

Nama : Parjiyem

Nim : 501171712

Tempat, Tanggal Lahir : Lambur 1, 10-02-1997

Alamat : Jln. Radja Yamin, Lorong

Gotong Royong No.21,

RT.26, Kel. Selamet, Kec.

Telanaipura, Kota Jambi

No HP : 0822-7878-5475

E-Mail : [email protected]

Nama Ayah : Kasio

Nama Ibu : Tusilah

B. Latar Belakang Pendidikan

1. 2005 – 2010 : SD N 102/X Tanjung Jabung Timur

2. 2011 – 2013 : SMP N 29 Tanjung Jabung Timur

3. 2014 – 2016 : SMK N 6 Tanjung Jabung Timur

C. Pengalaman Organisasi

1. 2019 s/d 2021 : Bendahara Umum Kapema Tanjab Timur (Kesatuan

Pembaharu Mahasiswa Tanjung Jabung Timur)

2. 2020 s/d 2021 : Wakil Bendahara Umum Kohati HMI (Himpunan

Mahasiswa Islam)

Moto‎ Hidup:‎ “Bercita-cita dan berusaha mewujudkannya adalah ciri-ciri

orang‎sukses”