analisis ekonomi kayu jabon sibung

13
ANALISIS EKONOMI KAYU JABON Lahan kritis yang tersedia saat ini sangatlah luas dengan kondisi sangat memprihatinkan, MASALAH semak belukar, rumput ilalang yang tinggi ataupun gundulnya lahan menjadi kesulitan untuk dijadikan lahan produktif. Perlu sentuhan dari berbagai pihak yang peduli, sehingga lahan tersebut menjadi produktif dan dapat menjadi saluran berkah bagi banyak orang, khususnya petani penggarap setempat. POTENSI yang sangat besar terkandung dilahan kritis tersebut , dan itu dapat menjadi sebuah sumber pendapatan bagi banyak orang. Tanpa adanya uluran tangan kesadaran dari pihak yang peduli, potensi itu tidak akan muncul bahkan akan terkubur sangat dalam, seiring dengan semakin bertambahnya perjalanan waktu. Tanah, udara, air, api, tumbuhan, binatang serta semua yang terkandung di bumi ini adalah di peruntukan untuk kebutuhan hidup makhluk Tuhan yang bernama MANUSIA. Hubungan yang Terbentuk dari rasa saling membutuhkan dan berakibat pada keuntungan secara bersama menjadi dasar kebersamaan yang terlahir dari ungkapan hati “PEDULI ”. Yang lemah membutuhkan yang kuat, yang kuat membutuhkan yang lemah, yang kecil membutuhkan yang besar, yang besar membutuhkan yang kecil, dan lain sebagainya. Adapun Nilai ekonomi yang timbul hasil dari hubungan kebersamaan tersebut adalah dampak positip dari kepedulian. Besar atau kecilnya nilai ekonomi yang didapat tergantung pada seberapa besar keikhlasan ataupun keseriusan dari kepedulian itu. Seiring bertambahnya waktu dan semakin berkurangnya keseimbangan bumi beserta alam lingkungan ini, sebagai akibat dari kegiatan – kegiatan manusia, sadar ataupun tidak sadar kegiatan-kegiatan manusia menyebabkan perubahan keseimbangan bumi dan merusak alam lingkungan. Seperti : Penipisan lapisan Atmosfir Bumi yang memicu pemanasan Global (Global Warming), pencemaran udara, air dan tanah,

Upload: ameersabry

Post on 25-Jul-2015

528 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Ekonomi Kayu Jabon Sibung

ANALISIS EKONOMI KAYU JABON

Lahan kritis yang tersedia saat ini sangatlah luas dengan  kondisi sangat memprihatinkan, MASALAH   semak belukar, rumput ilalang yang tinggi ataupun gundulnya lahan menjadi kesulitan untuk dijadikan lahan produktif. Perlu sentuhan dari berbagai pihak yang peduli, sehingga lahan tersebut menjadi produktif dan dapat menjadi saluran berkah bagi banyak orang, khususnya petani penggarap setempat.

            POTENSI yang sangat besar terkandung dilahan kritis tersebut , dan itu dapat menjadi sebuah sumber pendapatan bagi banyak orang. Tanpa adanya  uluran tangan kesadaran dari pihak yang peduli, potensi itu tidak akan muncul bahkan  akan terkubur sangat dalam, seiring dengan semakin bertambahnya perjalanan waktu.

Tanah, udara, air, api, tumbuhan, binatang serta semua yang terkandung di bumi ini adalah di peruntukan untuk kebutuhan hidup makhluk Tuhan yang bernama MANUSIA. Hubungan yang Terbentuk dari rasa saling membutuhkan dan berakibat pada keuntungan secara bersama menjadi dasar kebersamaan yang terlahir  dari ungkapan hati “PEDULI ”. Yang lemah membutuhkan yang kuat, yang kuat membutuhkan yang lemah, yang kecil membutuhkan yang besar,  yang besar membutuhkan yang kecil, dan lain sebagainya. Adapun Nilai ekonomi yang timbul hasil dari  hubungan kebersamaan tersebut adalah dampak positip dari kepedulian. Besar atau kecilnya nilai ekonomi yang didapat tergantung pada seberapa besar keikhlasan ataupun keseriusan dari kepedulian itu.

Seiring bertambahnya waktu dan semakin berkurangnya keseimbangan bumi beserta alam lingkungan ini, sebagai akibat dari kegiatan – kegiatan manusia, sadar ataupun tidak sadar kegiatan-kegiatan manusia menyebabkan perubahan keseimbangan bumi dan merusak alam lingkungan. Seperti : Penipisan lapisan Atmosfir Bumi yang memicu pemanasan Global (Global Warming), pencemaran udara, air dan tanah, menimbulkan berbagai macam bencana terjadi, keterbatasan ketersediaan kebutuhan manusia yang ada di alam, kesulitan memenuhi kebutuhan hidup, bahkan menimbulkan karakter-karakter moral calon generasi penerus yang jauh dari kecintaan akan alam lingkungan ini.

PENGHIJAUAN adalah salah satu yang utama untuk penanggulangi semua permasalahan tersebut di atas. Penghijauan mempunyai manfaat sangat banyak “ MULTI EFEK ” . kesejukan udara terjaga karena adanya produksi oksigen dan penyerapan karbon oleh pohon, ketersediaan air bersih untuk kebutuhan masyarakat terpenuhi karena pohon dapat menyerap, menyimpan dan menyalurkan air dengan baik,, terhindar dari banjir dan erosi, pencegahan global Warming, Meningkatkan perekonomian Rakyat, DLL.

  Tidak sedikit Program penghijauan yang diluncurkan  Pemerintah bahkan dunia international, sangat gencar meluncurkan program, seperti program Indonesia Menanam,

Page 2: Analisis Ekonomi Kayu Jabon Sibung

Kampanye Indonesia Menanam, Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN), Gerakan Bakti Penghijauan Pemuda (GBPP), Kecil Menanam Dewasa Memanen (KMDN), Kota Hijau (Green City), Penyerapan dan penyimpanan Karbon, DLL.

Oleh karena itu, Kami CV. Tuturubus tersentuh untuk dapat menjadi salah satu sosok yang ikut berperan aktiv dalam menyelesaikan permasalahan dan pencerah baru dalam dunia Penghijauan, berbasis pada Pelestarian hutan yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan hidup, dengan meluncurkan  kepedulian Melalui penjalinan kerjasama saling menguntungkan di bidang Penanaman pohon Kayu Jabon disetiap lahan Kritis. Penjalinan Kerjasama antara Pemilik lahan, Investor (Penanam Modal), Petani Penggarap dan Pengelola serta Tim Keamanan. Oleh karena kami menawarkan Kerjasama Penanaman Tanaman Kayu Jabon kepada Perorangan, Pemerintah, BUMN maupun Swasta Nasional untuk menjadi INVESTOR (penanam Modal) dalam program ini.

 

Sentuhan kepedulian atas dasar kesadaran bahwa menjaga keseimbangan bumi kita ini adalah tanggung jawab bersama, dan itu sangatlah di perlukan guna merealisasikan keberhasilan program ini. Peran serta kita dalam  program ini, secara otomatis melahirkan kepercayaan, kebersamaan, kekuatan yang selama ini pudar karena rasa egoisme, kapitalisme, individualisme, dll, dan kita tahu semua bahwa rasa itulah yang menyebabkan terjadinya sebuah kehancuran. Terjadinya pemisahan antara yang kaya dan yang miskin, yang lemah dan yang kuat, yang salah dikatakan benar, yang benar dikatakan salah, dan lain sebagainya. Insya Allah dengan Program penjalinan kerjasama Penanaman Pohon Kayu Jabon yang kami luncurkan ini menjadi perantara terjadinya kepercayaan, kebersamaan dan kekuatan yang dapat terlahirnya suatu kondisi yang lebih baik dari sebelumnya. Amin.

 

CV. TUTURUBUS

 

Wawan Setiawan

Direktur

Page 3: Analisis Ekonomi Kayu Jabon Sibung

A. Kebutuhan Kayu

Kebutuhan kayu untuk pasar global pada tahun 2001 saja mengalami kekurangan

yang semakin meningkat tajam sementara pada saat yang bersamaan terjadi proses

penyempitan kawasan hutan. Kenyataan tersebut telah membuka pasar yang lebar bagi

siapapun yang melakukan investasi dalam bidang perkayuan ini. Kawasan hutan tropis

mengalami kerusakan yang cukup parah. Penebangan tanpa diimbangi dengan upaya

regenerasi serius menjadi penyebab utama masalah ini. Kerusakan hutan di kawasan

tropis meningkatkan suhu bumi dan menipiskan kadar oksigen bumi. Kenyataan tersebut

telah ikut mendorong organisasi international perkayuan (ITTO) untuk ikut serta

menentukan masa depan perdagangan kayu tropis. Organisasi ITTO (International

Tropical Timber Organization) telah mengumumkan beberapa langkah untuk melindungi

hutan tropis yang telah dilaksanakan mulai tahun 2002. Menjelang abad yang mendatang,

ITTO menggunakan syarat bahwa kayu-kayu tropis tidak boleh diekspor kecuali kayu

tersebut merupakan hasil pengolahan. Oleh karena itu sangat diperlukan program

pembudidayaan kayu secara komersial untuk menghasilkan kayu bermutu dengan nilai

yang lebih tinggi. Dibandingkan dengan jenis-jenis kayu yang lain, kayu jabon

merupakan jenis kayu yang pertumbuhannya sangat cepat, berbatang silinder dan lurus,

kayunya berwarna putih kekuningan tanpa terlihat serat, yang sangat baik dipergunakan

untuk pembuatan kayu lapis maupun kayu gergajian.

B. Apa itu jabon? Mengapa jabon?

Jabon atau dalam bahasa latinnya disebut Anthocephalus cadamba merupakan

tanaman kayu y ang sebenarnya tumbuh liar di hutan. Tumbuhan ini sebenarnya dulu di

tahun 1970 - an sangat terkenal namun karena perkembangan eksploitasi hutan dan

beralih fungsinya hutan menjadi ladang atau kebun menjadikan tanaman ini sulit

ditemukan. Tanaman jabon sebenarnya merupakan tanaman yang dapat menjadi

konservasi bagi tanah dan hutan karena sifatnya yang memiliki akar serabut dan banyak

sekali menyerap air. Sebagai tanaman hutan, jabon jarang sekali dibudidayakan karena

Page 4: Analisis Ekonomi Kayu Jabon Sibung

karakteristik tanamannya membuat budidaya jabon menjadi unik dan sangat bergantung

pada alam sehingga tidak dapat direkayasa. Tanaman jabon mulai dilirik oleh pelaku

ekonomi semenjak bahan baku industri perkayuan memiliki keterbatasan sumber daya

sehingga memerlukan alternatif bahan baku. Ketersediaan bahan baku industri perkayuan

seperti jati, , mahoni, dll sangat terbatas karena memang umur tebang pohon yang relatif

lama (lebih dari 8 tahun).

C. K arakteristik Tanaman jabon yang unik :

1.      Jabon mudah tumbuh tanpa perlakuan khusus dan ekstrim.

2.      Batang jabon memiliki karakteristik yang unik yaitu silinder dan tegak luru s.

3.      Cabang jabon dapat rontok dengan sendirinya sesuai dengan umur dan iklim

sehin gga dapat mengoptimalkan tumbuh kembang batangnya secara mandiri.

4.      Warna kayu jabon putih kekuning-kuningan sehingga memenuhi syarat

karakteristik   bahan baku furniture.

5.      Serat kayu jabon padat halus , sangat sesuai untuk produk plywood atau

furniture.

6.      Jabon memiliki ekologi tumbuh pada ketinggian 0 sampai 1000 dpl sehingga

memiliki cakupan kesesuaian tanam yang lebih luas dibanding tanaman kayu

yang lain

7.      Tanaman jabon dapat tumbuh pada pH tanah antara 4,5 sampai 7,5.

8.      Tanaman jabon dapat tumbuh di daerah dengan curah hujan 1500 s.d 3000

mm/th.

9.      Suhu lingkungan tempat tanaman jabon tumbuh berkisar antara 14 sampai 40°

C

10.  Usia tebang jabon relatif singkat yaitu berkisar antara 5 sampai 8 tahu n

11.  Secara ekonomis, jabon merupakan bahan baku untuk pembuatan industri

multipleks,

12.  kertas, furniture, kerajinan tangan, pensil, dll.

 

Page 5: Analisis Ekonomi Kayu Jabon Sibung

D.      Menanam Jabon Bagaikan Menanam Emas

Jabon (Anthocephalus cadamba), adalah salah satu jenis kayu yang

pertumbuhannya sangat cepat dan dapat tumbuh subur di hutan tropis dengan ketinggian

0– 2 000 m dpl (di atas permukaan laut). Saat ini jabon menjadi andalan industri

perkayuan, termasuk kayu lapis, karena jabon memiliki beberapa keunggulan

dibandingkan dengan tanaman kayu lainnya termasuk sengon / albasia.   Dari hasil uji

coba yang telah dilakukan, keunggulan tanaman jabon dapat diuraikan dari beberapa sisi,

diantaranya adalah:

1.      Diameter batang dapat tumbuh berkisar 10 cm/th.

2.      Masa produksi jabon yang singkat, hanya 4–5 tahun.

3.      Berbatang silinder dengan tingkat kelurusan yang sangat bagus.

4.      Tidak memerlukan pemangkasan karena pada masa pertumbuhan cabang akan rontok

sendiri (self prunning).

E.       Nilai Ekonomi

Budidaya tanaman jabon akan memberikan keuntungan yang sangat menggiurkan apabila

dikerjakan secara serius dan benar. Perkiraan dari penjualan dari pola tanam 3x3m atau

1100 pohon /ha, berumur 5 tahun sebanyak 770 – 88 0 m3 atau rata-rata 825 m3 per ha.

Prediksi harga jabon pada 5 tahun mendatang Rp1,2-juta/m3. Dengan harga jual Rp1,2

juta per m3 dan produksi 8 25 m3, maka omset dari penanaman jabon mencapai Rp 9 9 0

juta per ha. Saat ini harga per m3 jabon berdiameter 25cm up Rp. 1.000.000,- , kalau

seandainya saja harga jualnya tak terkerek naik pun, hasilInvestasi nya masih sangat

menguntungkan. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan pada tanaman jabon setelah

dipanen pada usia 5 - 8 tahun (asumsi harga terendah, dan batang terkecil) pada setiap

batang kayu jabon diperoleh : Tinggi batang yg bisa terjual rata- rata 12 m.   Diameter

batang rata-rata 3 0 cm.   Maka dari tiap batang pohon jabon menghasilkan kayu yang

Page 6: Analisis Ekonomi Kayu Jabon Sibung

bisa dijual sebanyak 0,85 m³, sedangkan harga per kubik saat ini Rp 1.000.000,-

Sehingga harga terendah 1 batang pohon jabon usia 5 - 8 tahun minimal seharga Rp

850 .000,- /pohon. Bila dalam satu hektar lahan di tanam 1100 pohon (pola tanam 3x3m),

maka akan menghasilkan omzet Rp. 850.000,- x 1100 pohon/ha = Rp. 935.000.000,-.  

Informasi Harga kayu jabon per kubik pada tahun 2009 :

1.      Diameter 30-39 cm, Rp 1.000.000,-

2.      Diameter 40-49 cm, Rp 1.100.000,-

3.      Diameter > 50 cm, Rp 1.200.000,-.

Harga ini diprediksi akan mengalami kenaikan seiring dengan tingkat

kebutuhan/permintaan yang semakin bertambah tiap tahunnya, sedangkan persediaan

kayu jabon semakin lama semakin terbatas. Dalam 1 Ha lahan,  dapat ditanam 1 1 00

batang bibit jabon dengan jarak tanam 3 m x 3 m, dapat ditanam   2500 batang bibit jabon

dengan jarak tanam 2 m x 2   m .

PELUANG INVESTASI

Dengan gambaran mengenai pohon kayu Jabon diatas, menimbulkan sebuah

peluang bisnis yang sangat menjanjikan, dengan kondisi persaingan dibidang tersebut

saat ini masih sangat sedikit, sehingga ketika saat ini kita ikut andil dalam peluang bisnis

ini maka adalah pelopor atau orang yang pertama merasakan kesuksesan dibidang

Penanaman Pohon kayu Jabon. Adapun nilai besaran Investasinya adalah sebagai

berikut :1.      Pola Tanam 2x2 m (2500 pohon) adalah sebesar     Rp. 35.000.000,-

2.      Pola Tanam 2x2,5 m (2000 pohon) adalah sebesar  Rp. 32.500.000,-

3.      Pola Tanam 2x3 m (1600 pohon) adalah sebesar     Rp. 30.000.000,-

4.      Pola Tanam 3x3 m (1100 pohon) adalah sebesar     Rp. 27.500.000,-

5.      Pola Tanam 4x4 m (625 pohon) adalah sebesar       Rp. 25.000.000,-

 

Page 7: Analisis Ekonomi Kayu Jabon Sibung

Dengan Sistem pembayaran secara bertahap :

1.        Pembayaran pertama sebesar 75%, dibayarkan pada saat penandatanganan Buku

perjanjian kerjasama Penanaman pohon kayu Jabon di depan Notaris

2.        Pembayaran selanjutnya yang sisa 25%, dibayarkan secara angsuran per 3 bulan

satu kali selama 3 tahun.

RINCIAN ANALISA USAHA BUDIDAYA JABON

1.   Investasi Tanaman Kayu Jabon

1.1.            Analisa Anggaran Biaya

Pada Luasan 1 Hektar Lahan dengan pola Tanam 2x2 m (2500 pohon

1. Pembelian Bibit 2.500/batang x Rp. 2.500,-                   : Rp.   6.250.000,-

2. Pembelian Bibit Penyulam 625/batang x Rp. 2.500,-               : Rp.   1.562.500,-

3. Peralatan Rp. 2.500.000,-/set                                                   : Rp.   2.500.000,-

4. Pembelian Pupuk  (NPK,  Urea, Pupuk Kompos)                    : Rp.   9.687.500,-

5. Biaya Tenaga Kerja

   a. Pengolahan Lahan 50.000/HOK x 50 HOK/Hektar              : Rp.   2.500.000,-

   b. Lubang Tanam 50.000/HOK x 75 HOK/Hektar                  : Rp.   3.750.000,-

   c. Penanaman 50.000/HOK x 25 HOK/Hektar                          : Rp.   1.250.000,-

6. Biaya Perawatan/pemeliharaan selama 5 tahun                       : Rp.   5.000.000,-

7. Pestisida

   a. Insektisida Kondisional  Rp.250.000,-/tahun x 5 tahun         : Rp.   1.250.000,-

    b. Fungisida Kondisional Rp.250.000,-/tahun x 5 tahun                     : Rp.     1.250.000,-

JUMLAH              : Rp. 35.000.000,-

Page 8: Analisis Ekonomi Kayu Jabon Sibung

1.2. Penerimaan Dalam Investasi Jabon

  Pada Luasan 1 Hektar Lahan Pola Tanam 2x2m (2500 Pohon)

1. Penjarangan

Estimasi  0,3 m3/pohon  di usia 3-4 tahun  x 1250 pohon  = 375 m3

Hitungan : 375 m3 x Rp. 1.000.000,- (diameter 30-39 cm)        : Rp.    375.000.000,-

2. Pemanenan akhir

Estimasi  0,75 m3/pohon  di usia 5 tahun  x 1250 pohon  = 937,5 m3

Hitungan : 937,5 m3 x Rp. 1.100.000,- (diameter 40-49 cm)       : Rp. 1.031.250.000,-

Page 9: Analisis Ekonomi Kayu Jabon Sibung

1.3. Analisis Keuntungan Investasi Jabon

Pada Luasan 1 Hektar Lahan Pola Tanam 2x2m (2500 Pohon)

I. KEUNTUNGAN Penerimaan (penjarangan+Panen akhir)        : Rp. 1.406.250.000,-

Biaya Operasional Panen :

1.    Biaya tebang Rp.150.000,-/m3 x 1.312,5 m3                           : Rp.    196.875.000,-

2.    Biaya transport   Log kayu dari kebun Rp. 50.000,-/m3 x 1.312,5 m3  : Rp.     

65.625.000,-

3.    Biaya transport Log kayu ke Pabrik Rp.100.000,-/m3 x 1.312,5 m3    : Rp.   

131.250.000,-

4.    Zakat/Infak 2,5%                                                                                                        :

Rp.       32.812.500,-

5.    Retribusi (surat jalan dari pemerintah setempat)                 : Rp.         13.125.000,-

JUMLAH  :  Rp.   439.687.500,-