analisis data ekstensibilitas dan elastisitas

Upload: alifa-rizki-np

Post on 07-Jan-2016

222 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Ekstensibilitas dan elastisitas otot

TRANSCRIPT

Analisis Data Praktikum ekstensibilitas dan elastisitas otot dilakukan dengan menggunakan potongan dari otot lurik (otot rectus abdominalis) dan otot polos yang berasal dari usus katak. Kedua otot tersebut dipotong dengan ukuran panjang yang sama, yaitu sepanjang 3 cm. Untuk kegiatan perlakuan pada otot rangka yang di ambil dari otot rectus abdominalis, didapatkan hasil bahwa ketika ditambahkan beban 10 gr, otot mengalami pemanjangan menjadi 4 cm (P10). Kemudian untuk penambahan beban 10 gr kedua, otot mengalami pemanjangan menjadi 4,3 cm (P20). Lalu untuk penambahan beban 10 gr ketiga, otot mengalami pemanjangan menjadi 4,5 cm (P30). Selanjutnya untuk penambahan beban 10 gr ke empat otot mengalami pemanjangan menjadi 4,7 cm (P40), dan yang terakhir adalah ketika penambahan beban 10 gr yang ke lima, otot mengalami pemanjangan menjadi 5 cm. Selanjutnya perlakuan dilakukan dengan mengukur panjang otot rectus abdominalis pada setiap kali pengurangan beban 10 gr. Pada pengurangan 10 gr beban pertama panjang otot berkurang menjadi 4,4 cm (P40). Pengurangan 10 gr beban kedua panjang otot berkurang menjadi 4,3 cm (P30). Pengurangan 10 gr beban ketiga panjang otot bertambah menjadi 4,9 cm (P20). Pengurangan 10 gr beban keempat panjang otot berkurang menjadi 4,7 cm (P10). Ketika dilakukan pengurangan beban 10 gr terakhir hingga menjadi tanpa beban, panjang otot berkurang menjadi 3,5 cm. Pada perlakuan dengan penambahan beban, dapat dilihat bahwa sebagian besar hasil pengamatan menunjukkan adanya pertambahan panjang otot tiap kali dilakukan penambahan beban, namun pertambahan panjang otot tersebut tidak konstan. Sedangkan pada perlakuan dengan pengurangan beban, dapat dilihat bahwa sebagian besar hasil pengamatan menunjukkan adanya pengurangan panjang otot. Untuk perlakuan pada otot polos yang kami ambil dari saluran pencernaan katak dengan panjang awal otot 3 cm (p01), didapatkan hasil bahwa ketika penambahan beban 10 gr pertama panjang otot bertambah menjadi 4,5 cm (P10). Untuk penambahan beban 10 gr kedua, panjang otot bertambah menjadi 6,1 cm (P20). Untuk penambahan beban 10 gr ke ketiga, panjang otot bertambah menjadi 7,8 cm (P30). Untuk penambahan beban 10 gr ke empat, panjang otot bertambah menjadi 10 cm (P40). Selanjutnya untuk penambahan beban 10 gr kelima, panjang otot bertambah menjadi 12 cm (P50). Dalam pengukuran panjang usus pada setiap kali pengurangan beban 10 gr, panjang otot polos pada usus berkurang menjadi 9,8 cm dalam pengurangan beban 10 gr pertama (P40). Untuk pengurangan beban yang kedua, panjang otot polos bertambah menjadi 10 cm (P30). Untuk pengurangan beban 10 gr yang ketiga, panjang otot polos berkurang menjadi 8,7 cm (P20). Untuk pengurangan beban 10 gr yang kedua, panjang otot polos berkurang menjadi 8,5 cm (P10). Selanjutnya untuk pengurangan beban yang terakhir, dimana otot tidak di beri beban sama sekali, panjang otot polos berkurang menjadi 8 cm (P02). Pada perlakuan dengan penambahan beban, dapat dilihat bahwa sebagian besar hasil pengamatan menunjukkan adanya pertambahan panjang otot tiap kali dilakukan penambahan beban, namun pertambahan panjang otot tersebut tidak konstan. Sedangkan pada perlakuan dengan pengurangan beban, dapat dilihat bahwa sebagian besar hasil pengamatan menunjukkan adanya pengurangan panjang otot. Berikut ini hitungan ekstensibilitas dan elastisitas otot berdasarkan hasil percobaan:

Ekstensibilitas otot rectus abdominalisEkstensibilitas= P50-P01 X 100P01

= 5 - 3 X 1003= 2 X 100 3= 66,6 %

Ekstensibilitas otot polosEkstensibilitas= P50-P01 X 100P01= 12 - 3 X 100 3= 9 X 1003=300 % (wulan tolong cek ini lagi, aku bingung kok 300%) Elastisitas otot rectus abdominalisElastisitas= P50-P02 X 100 P50-P01 = 5 3,5 X 100 5 3 = 1,5 X 100 2 = 75 % Elastisitas otot polos

Elastisitas= P50-P02 X 100 P50-P01= 12 8 X 100 12 - 3= 4 X 1009= 44,4 %

Pembahasan ekstensibilitas otot polos Otot polos adalah otot dengan dengan bentuk seperti gelendong dan strukturnya tidak memiliki garis melintang seperti otot skeletal (otot lurik). Otot polos banyak dijumpai di organ viseral sehingga sering disebut dengan otot viseral (Tenzer, dkk: 1998 ). Struktur internal sel-sel otot polos tampak kurang terorganisasi dengan baik jika dibandingkan dengan otot lurik dan otot jantung. .Otot polos berdasarkan aktivitasnya dibedakan menjadi dua yaitu otot polos unit tunggal (single unit) dan otot polos unit jamak (multiple unit). Otot polos pada usus yang kami gunakan untuk percobaan merupakan otot polos unit tunggal (single unit), karena menurut Isnaeni, W (2006), otot polos unit tunggal atau disebut juga otot polos viseral dijumpai pada dinding-dinding organ berongga atau visera, misalnya saluran pencernaan, saluran reproduksi, saluran kencing, dan pembuluh darah kecil. Otot polos unit tunggal mampu membangkitkan stimulus pada selnya sendiri tanpa stimulus melalui saraf. Sel otot polos unit tunggal juga tidak memiliki potensial istirahat yang konstan dan fluktuasi potensial membrannya tanpa pengaruh eksternal sama sekali. Depolarisasi spontan pada otot polos unit tunggal terjadi akibat adanya pacemaker dan potensial gelombang lambat (slow-wave potentials). Kemampuan otot polos unit tunggal untuk berkontraksi tanpa stimulus dari saraf disebut sebagai aktivitas miogenik (Soewolo: 1999). Sel-sel otot memiliki sifat khusus yang tidak dimiliki oleh sel-sel lain yaitu sifat ekstensibilitas, elastisitas dan kontraktilitas. Ekstensibilitas artinya sel-sel dapat meregang (memanjang) sampai batas tertentu apabila kepadanya diberikan gaya (beban/tarikan). Suratun (2008), juga menjelaskan bahwa ekstensibilitas adalah kesanggupan sel untuk merespons stimulus dengan memperpanjang dan memperpendek serat otot saraf saat relaksasi ketika berkontraksi dan memanjang jika rileks. Sifat ekstensibilitas ini juga dimiliki oleh otot polos. Setelah dilakukan analisis data dengan cara perhitungan menggunakan rumus, diperoleh hasil bahwa ekstensibilitas otot polos lebih besar dibandingkan dengan otot lurik. Otot dikatakan memiliki ekstensibilitas yang lebih besar apabila ketika diberi beban yang sama, otot mampu meregang lebih panjang. Otot polos memiliki ekstensibilitas yang lebih besar dibanding otot lurik karena ketika diberi beban yang sama, ternyata otot polos mampu meregang lebih panjang dibanding otot lurik. Selain itu, adanya perbedaan struktur antara otot polos dan otot lurik juga berpengaruh terhadap ekstensibilitas. Otot polos tidak memiliki sarkomer, sedangkan otot lurik memiliki sarkomer yang merupakan unit fungsional dasar dari otot lurik. Daftar Rujukan Tenzer, Amy, dkk. 1998. Struktur Perkembangan Hewan Bagian I. Malang : IKIP Malang.Soewolo, dkk. 1999. Fisiologi Manusia. Malang: IMSTEP-JICA FMIPA UMIsnaeni, W. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius