analisis data anfisman

5
Analisis data Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa warna, pH, dan bau pada sampel uji berbeda-beda. Berdasarkan warna, orang yang berpuasa urinnya lebih berwarna putih benih sedangkan orang yang tidak berpuasa berwarna kuning bening. Urin yang diduga mengandung albumin berwarna putih keruh dan urin yang diduga mengandung glukosa berwarna putih bening. Berdasarkan pH, urin orang yang tidak berpusasa pH nya lebih rendah yaitu 6 dari orang yang berpuasa yaitu sebesar 8. Pada urin yang mengandung glukosa pH nya sebasar 8 samahalnya dengan orang yang berpuasa,sedangkan urin yang mengandung albumin sebesar 7. Pada uji kandungan glukosa pada urin, hasil negatif diperoleh dari sampel urin orang yang tidak berpuasa dan orang yang berpuasa. Hasil negatif ditunjukkan dengan tidak adanya perubahan warna dari sampel yang diuji cobakan. Pada sampel urin yang mengandung glukosa, sampel urin yang telah dicampur dengan fehling a dan b yang kemudian dipanaskan, menunjukkan perubahan warna dari biru menjadi merah bata. Adanya perubahan warna menjadi merah bata menunjukkan bahwa sam ini positif mengandung glukosa. Pada uji kandungan protein dalam urin, hasil negatif diperoleh dari sampel urin orang yang tidak berpuasa dan orang yang berpuasa. Hasil negatif ditunjukkan dengan tidak adanya endapan pada urin yang telah dipanaskan dan ditetesi asam glasial. Dilain pihak, sampel urin yang mengandung albumin, setelah diberi perlakuan menunjukkan respon terbentukknya endapan putih. Pada uji bilirubin menunjukkan bahwa pada semua sampel yang diujikan tidak megandung bilirubin.

Upload: iskhawatunamanah

Post on 03-Oct-2015

217 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

nnn

TRANSCRIPT

Analisis data Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa warna, pH, dan bau pada sampel uji berbeda-beda. Berdasarkan warna, orang yang berpuasa urinnya lebih berwarna putih benih sedangkan orang yang tidak berpuasa berwarna kuning bening. Urin yang diduga mengandung albumin berwarna putih keruh dan urin yang diduga mengandung glukosa berwarna putih bening. Berdasarkan pH, urin orang yang tidak berpusasa pH nya lebih rendah yaitu 6 dari orang yang berpuasa yaitu sebesar 8. Pada urin yang mengandung glukosa pH nya sebasar 8 samahalnya dengan orang yang berpuasa,sedangkan urin yang mengandung albumin sebesar 7. Pada uji kandungan glukosa pada urin, hasil negatif diperoleh dari sampel urin orang yang tidak berpuasa dan orang yang berpuasa. Hasil negatif ditunjukkan dengan tidak adanya perubahan warna dari sampel yang diuji cobakan. Pada sampel urin yang mengandung glukosa, sampel urin yang telah dicampur dengan fehling a dan b yang kemudian dipanaskan, menunjukkan perubahan warna dari biru menjadi merah bata. Adanya perubahan warna menjadi merah bata menunjukkan bahwa sam ini positif mengandung glukosa. Pada uji kandungan protein dalam urin, hasil negatif diperoleh dari sampel urin orang yang tidak berpuasa dan orang yang berpuasa. Hasil negatif ditunjukkan dengan tidak adanya endapan pada urin yang telah dipanaskan dan ditetesi asam glasial. Dilain pihak, sampel urin yang mengandung albumin, setelah diberi perlakuan menunjukkan respon terbentukknya endapan putih. Pada uji bilirubin menunjukkan bahwa pada semua sampel yang diujikan tidak megandung bilirubin.Pembahasan.Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa warna, pH, dan bau pada sampel uji berbeda-beda. Berdasarkan warna, orang yang berpuasa urinnya lebih berwarna putih benih sedangkan orang yang tidak berpuasa berwarna kuning bening.Menurut Gandasoebrata, (2006) dalam Anonim, (2014) warna urin yang dikeluarkan tergantung dari konsentrasi dan sifat bahan yang larut dalam urin. Warna urin dapat berubah oleh karena : obat obatan, makanan, serta penyakit yang diderita. Warna urin normal: Putih jernih, kuning muda atau kuning. Warna urin berhubungan dengan derasnya diuresis ( banyak kencing ), lebih besar diuresis lebih condong putih jernih. Warna kuning urin normal disebabkan antara lain oleh urocrom dan urobilin. Pada keadaan dehidrasi atau demam, warna urin lebih kuning dan pekat dari biasa ginjal normal. Suprida (2014) dalam penelitiannya juga mengungkapkan bahwa warna urin orang yang dehidrasi lebih kuning dibandingkan dengan urin orang normal.Bau urin menunjukkan bau yang khas akibat adanya amonia. Gandasoebrata, (2006 ) dalam Anonim, (2014) menerangkan bahwa bau urin biasanya spesifik dan normalnya tidak keras. Bau khusus pada urin dapat disebabkan oleh makanan misalnya : jengkol, pete, durian dan yang disebabkan obat obatan, misalnya : mentol, terpentin. Pada karsinoma saluran kemih, urin akan berbau amoniak karena adanya kuman yang menguraikan ureum dalam urin. Berdasarkan pH, urin orang yang tidak berpusasa pH nya lebih rendah yaitu 6 dari orang yang berpuasa yaitu sebesar 8. Pada urin yang mengandung glukosa pH nya sebasar 8 samahalnya dengan orang yang berpuasa,sedangkan urin yang mengandung albumin sebesar 7. Gandasoebrata, (2006 ) dalam Anonim, (2014) menyatakan bahwa derajat keasaman urin harus diukur pada urin baru, pH urin dewasa normal adalah 4,6 7,5. pH urin 24 jam biasanya asam, hal ini disebabkan karena zat zat sisa metabolisme badan yang biasanya bersifat asam. Penentuan pH urin berguna pada gangguan cairan badan elektrolit serta pada infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh kuman yang menguraikan ureum. Adanya bakteriurea urin akan bersifat alkalis.Pada uji kandungan glukosa pada urin, hasil negatif diperoleh dari sampel urin orang yang tidak berpuasa dan orang yang berpuasa. Hasil negatif ditunjukkan dengan tidak adanya perubahan warna dari sampel yang diuji cobakan. Pada sampel urin yang mengandung glukosa, sampel urin yang telah dicampur dengan fehling a dan b yang kemudian dipanaskan, menunjukkan perubahan warna dari biru menjadi merah bata. Adanya perubahan warna menjadi merah bata menunjukkan bahwa sampel ini positif mengandung glukosa. Perubahan warna ini disebabkan karena adanya reaksi antara glukosa yang merupakan gula pereduksi dengan larutan fehling a dan b. Adanya glukosa dalam urin disebabkan oleh rusaknya bagian nefron ginjal terutama glomerulus yang berfungsi sebagai penyaring plasma darah. Menurut Pratiwi, (2011) saat kadar glukosa darah melebihi ambang ginjal maka glukosa yang berlebihan ini akan dikeluarkan melalui urin. Adanya glukosa dalam urin disebut glukosuria. Bila kadar glukosa diatas 160 mg/dl, tubulus ginjal tidak mampu menyerap kembali semua glukosa yang difiltrasi oleh glomerulus sehingga ambang ginjal terlewat.Pada uji kandungan protein dalam urin, hasil negatif diperoleh dari sampel urin orang yang tidak berpuasa dan orang yang berpuasa. Hasil negatif ditunjukkan dengan tidak adanya endapan pada urin yang telah dipanaskan dan ditetesi asam glasial. Dilain pihak, sampel urin yang mengandung albumin, setelah diberi perlakuan menunjukkan respon terbentuknya endapan putih.Menurut (Darwindra, 2010) larutan yang bersifat asam akan mendonorkan proton H+. Ion H+ yang ditambahkan dalam larutan protein dapat mengganggu struktur tersiernya yang diakibatkan oleh ikatan elektrostatik. Jika ikatan elektrostatiknya terganggu, maka protein akan terdenaturasi. Protein yang terdenaturasi dapat dicirikan dengan terbentuknya gumpalan/endapan. Jika konsentrasi protein dalam larutan kecil atau asam yang digunakan bersifat lemah maka akan terbentuk koloid putih .Menurut Mann (2008), kerusakan endotel pada glomerulus ginjal mengakibatkan peningkatan permeabilitas kapiler glomerulus sehingga albumin dapat keluar membran glomerulus ke rongga bowman, sehingga kadar protein dalam plasma menurun. sehingga tekanan koloid osmotik koloid plasma menurun. Hal ini mengakibatkan edema pada tubulus ginjal (Vita, 2005).Pada uji bilirubin menunjukkan bahwa pada semua sampel yang diujikan tidak megandung bilirubin. Anonim, 2014 menyatakan bahwa bilirubin tidak larut dalam air, karenanya bilirubin tak terkojugasi ini transportnya dalam plasma terikat dengan albumin dan tidak dapat melalui membran gromerolus, karenanya tidak muncul dalam air seni.

Daftar pustakan Anonim, 2014. Tinjauan Pustaka [pdf]. Diakses melalui http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl-langgengse-5657-2-babii.pdf pada tanggal 28 februari 2015.Darwindra, HD. 2010. Hasil Pengamatan [pdf]. Online diakses melalui https://harisdianto.files.wordpress.com/2010/01/protein-com2.pdf pada tanggal 01 maret 2015.Mann, J. 2008. Chronic kidney disease and the cardiovascular system. Internist Berl. 4:413-4,Pramudanti DR, Padaga MC, Winarso D. 2014. Pengaruh Ekstrak Air Benalu Mangga (dendrophthoe pentandra) terhadap kadar albumin dan gambaran histopatologi ginjal hewan model tikus (rattus norvegicus) hiperkolesterolemia. jurnal. online diakses melalui http://pkh.ub.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/0911310037-deshintariskip.pdf pada tanggal 28 februari 2015.Pratiwi IY, 2011. Pengaruh Variasi Maltodekstrin Terhadap Kualitas Minuman Serbuk Instan Kayu Manis (cinnamomum burmanii bl.). Skripsi. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta Suprida, 2014. Perbandingan tingkat dehidrasi, kadar anti diuretik hormone (adh) dan karakteristik urine pada aktifitas fisik maksimal dan submaksimal. Jurnal. (Onlie) diakses melalui http://poltekkespalembang.ac.id/userfiles/files/perbandingan_tingkat_dehidrasi,_kadar_anti.pdf pada tanggal 28 februari 2015.Vita, J.A. 2005. Polyphenol And Cardiovascular Disease: Effect On Endothelial And Platelet Function. Journal Bioscience 81(1): 292s-297s.