analisis dan perancangan manajemen …repository.amikom.ac.id/files/publikasi_07.11.1427.pdf ·...
TRANSCRIPT
SAMPUL
ANALISIS DAN PERANCANGAN MANAJEMEN BANDWIDTH
MENGGUNAKAN MIKROTIK DI TELECENTER
KERTONEGORO NGAWI
Naskah Publikasi
disusun oleh
Abdullah Miftah Faridl
07.11.1427
kepada
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM
YOGYAKARTA
2011
ii
Lembar Pengesahan Naskah Publikasi
ANALYSIS AND DESIGN OF BANDWIDTH MANAGEMENT USING MIKROTIK IN TELECENTER KERTONEGORO NGAWI
ANALISA DAN PERANCANGAN MANAJEMEN BANDWIDTH MENGGUNAKAN
MIKROTIK DI TELECENTER KERTONEGORO NGAWI
Abdullah Miftah Faridl
Jurusan Teknik Informatika
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
The use of the internet connection collectively on a computer network needs a
certifiable gateway and router for the optimal network. MikroTik RouterOS is an operation System that can be relied on to operate as gateway and router, it supports to QoS (Quality of Service), so it be able to make computer as a reliable and stabil router network. The operating system has many features for networking and wireless, one of them is bandwidth management.
Bandwidth management is needed to guarantee the users getting fair bandwidth and they feel satisfied, to keep data traffic in network, so it doesn't occur congestion because of overloaded access request. MikroTik RouterOS can be applied many bandwidth management technique. Offered bandwidth management technique are simple queue and queue tree of bandwidth control. This research is carried out by means of applying the bandwidth control to the internet router, setting user activity of using bandwidth, and giving information how the quality of network connection by analyze the level of QoS (Quality of Service).
From the research result can be concluded that clients/users will get the provided minimum bandwidth although while the using traffic of bandwidth resources in network is high. And if the provided bandwidth isn't used, so it can be used by the others. Keywords: Mikrotik, MikroTik RouterOS, Router, Bandwidth, PCQ (Per Connection Queue), QoS (Quality of Service), simple queue, queue tree
1. Pendahuluan
Telecenter Kertonegoro merupakan media pemberdayaan komunitas dengan
menggunakan teknologi dan komunikasi yang dibentuk oleh Dinas Perhubungan
Komunikasi & Informatika (Dishubkominfo) kabupaten Ngawi. Telecenter Kertonegoro
dibentuk untuk menghindari kesenjangan informasi, keberadaan Telecenter Kertonegoro
dapat digunakan oleh masyarakat sebagai media pembelajaran, pelatihan, diskusi
maupun kegiatan pemberdayaan lain dengan menggunakan fasilitas teknologi informasi
dan komunikasi. Dengan berbagai fasilitas yang disediakan oleh Telecenter Kertonegoro
masyarakat dapat menikmati fasilitas tersebut secara gratis. Salah satu fasilitas yang
disediakan oleh Telecenter Kertonegoro yaitu akses internet gratis yang bisa di akses
melalui komputer – komputer yang telah disediakan maupun menggunakan wifi.
Telecenter Kertonegoro menyediakan bandwidth sebesar 2Mbps dengan ISP
TelkomSpeedy untuk akses internet secara keseluruhan, baik untuk karyawan dan yang
disediakan gratis. Masalah yang timbul adalah pembagian bandwidth yang tidak stabil
ketika semua menggunakan askses internet, sebagai contoh ketika salah satu client
melakukan download terutama menggunakan download accelelator/ download manager
yang sangat mungkin bisa menghabiskan bandwidth, karena bandwidth akan tersedot
pada client tersebut, sehingga client yang lain akan merasakan koneksi yang lambat.
Manajemen bandwidth yang baik diperlukan untuk menjamin para pengguna
jaringan mendapatkan bandwidth yang adil dan memuaskan, menjaga lalu lintas data
dalam jaringan agar tidak terjadi kemacetan akibat dari permintaan akses yang overload.
Salah satu sistem operasi yang dapat digunakan untuk manajemen bandwidth adalah
MikroTik RouterOS. Dengan MikroTik RouterOS dapat diterapkan berbagai teknik
manajemen bandwidth. Diantara beberapa teknik manajemen bandwidth yang
ditawarkan adalah bandwidth kontrol jenis Peer Connection Queue.
2. Landasan Teori
Penelitian skripsi Donise Rusdiyanto 05.11.0756 yang berjudul “Analisis Penjadwalan
Bandwidth Secara Otomatis Pada Mikrotik 2.9.27” Strata 1 jurusan Teknik Informatika
STMIK AMIKOM Yogyakarta, dimana membahas mengenai penjadwalan bandwidth
menggunakan mikrotik 2.9.27.
Penelitian skripsi Tafaul Mujahidin 09.21.0431 yang berjudul “OS Mikrotik Sebagai
Manajemen Bandwidth Dengan Menerapkan Metode Peer Connection Queue” Strata 1
Transfer Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, dimana membahas
mengenai manajemen bandwidth menggunakan metode peer connection queue.
Penelitian tesis Anwar 2317/I-4/1914/05 yang berjudul “Implementasi Manajemen
Bandwidth Dengan Menggunakan MikroTik RouterOS” Program Studi Ilmu Komputer
Program Pascasarjana Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta, dimana membahas mengenai manajemen bandwidth.
Perbedaan tulisan ini dengan penulis diatas yaitu penulis langsung
mengimplementasikan dan menganalisa manajemen bandwidth dengan menggunakan
MikroTik RouterOS type RB450G di dalam jaringan obyek penelitian atau di Telecenter
Kertonegoro Ngawi dengan menggunakan jaringan kabel dan wirreless dan langsung
menganalisis hasil dari implementasi di sesuaikan dengan kebutuhan instansi tersebut.
2.1 Jaringan Komputer
Jaringan komputer adalah sekumpulan komputer yang paling sedikit terdiri dari dua
komputer yang saling terhubung dengan sebuah media sehingga komputer tersebut
dapat saling berbagi resource yang terhubung satu dengan lainnya melalui media
komunikasi baik kabel atau tanpa kabel sehingga dapat saling berkomunikasi. Pada
umumnya sebuah jaringan biasanya terdiri dari banyak komputer.
2.2 Jenis Jaringan
Secara umum jaringan komputer dapat dikelompokkan berdasarkan luas area yang
dapat dijangkau atau dilayani, yaitu :
2.2.1 Local Arean Network (LAN)
LAN merupakan jaringan komputer dengan ruang lingkup terbatas, dengan jarak
maksimal 100 meter. Tipe ini banyak digunakan untuk perkantoran, warnet, rental
komputer, laboratorium komputer, pabrik dan lain - lian.
2.2.2 Metropolitan Area Network (MAN)
Jenis jaringan komputer ini adalah jaringan komputer yang memungkinkan jarak yang
cukup jauh. Tipe ini digunakan untuk membangun jaringan komputer antar gedung dalam
satu kota, atau antarkota.
2.2.3 Wide Area Network (WAN)
Jaringan jenis ini merupakan jaringan terbesar karena mencakup radius antar negara
bahkan benua tanpa batasan geografis seperti jenis jaringan yang lain.
2.3 Komponen Jaringan
Suatu jaringan baik itu bersifat Local Area Network (LAN) , Metropolitan Area
Network (MAN) maupun Wide Area Network (WAN), dibutuhkan media baik hardware
maupun software. Beberapa komponen hardware yang penting dalam membangun suatu
jaringan diantaranya :
2.3.1 Kabel
Setiap kabel mempunyai kemampuan dan spesifikasi yang berbeda. Beberapa jenis
kabel yang menjadi standar dalam penggunaan untuk komunikasi data dalam jaringan
komputer .
2.3.2 Network Interface Card (NIC)
Network Interface Card (NIC) berfungsi sebagai interface fisik atau penghubung
antar komputer menggunakan kabel jaringan ke peralatan penghubung.
2.3.4 HUB dan Switch (Konsentrator)
Hub adalah komponen jaringan sebagai pusat konsentrator dari kabel, yang
digunakan untuk menghubungkan kabel agar dapat menjangkau jarak yang relatif jauh.
Hub berfungsi untuk mengatur komunikasi data antar server dengan client dan juga untuk
memperkuat sinyal
Perbedaannya, switch merupakan konsentrator yang memiliki kemampuan
manajemen trafik data lebih baik dibanding hub.
2.3.4 Repeater
Berfungsi untuk memperkuat sinyal dengan cara menerima sinyal dari suatu segmen
kabel lalu memancarkan kembali sinyal tersebut dengan kekuatan yang sama dengan
sinyal asli pada segmen kabel lain. Dengan demikian, jarak antara kabel dapat
diperpanjang.
2.3.5 Bridge
Fungsi bridge meneruskan paket dari satu segmen LAN ke segmen lain tapi bridge
lebih fleksibel dan lebih cerdas dibandingkan repeater.
2.3.6 Router
Router merupakan komponen yang dikhususkan untuk menangani koneksi antara
dua atau lebih jaringan yang terhubung melalui packet switching. Tugas utama dari router
adalah melewatkan data antar segment yang memiliki alamat network yang berbeda,
selain itu masih banyak yang bisa dikonfigurasi di dalam router sesuai dengan
kebutuhan.
2.4 Pengertian Mikrotik
MikroTik RouterOS™, adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang mampu
membuat PC mampu melakukan fungsi Router, Bridge, Firewall, Bandwidth
Management,Web-Proxy, Wireless AP & Client dan masih banyak fungsi lainnya.
MikroTik RouterOS dapat melakukan hampir semua fungsi networking dan juga beberapa
fungsi server. Selain itu MikroTik RouterOS juga mempunyai beberapa keunggulan.
2.5 Jenis Mikrotik
2.5.1 MikroTik RouterOS
Internetwork Operating System (IOS) MikroTik dalam bentuk file image yang dapat
diinstal pada komputer. File image MikroTik RouterOS dapat di download di web site
resminya www.mikrotik.com atau www.mikrotik.go.id.. Namun file image ini merupakan
versi trial MikroTik yang hanya dapat digunakan dalam waktu 24jam saja. Untuk dapat
menggunakan secara full time harus membeli lisensi key dengan catatan lisensi key
hanya untuk satu hardisk.
2.5.2 Disk on Module Mikrotik
Disk On Module (DOM) memiliki daya tahan yang jauh lebih baik dibanding dengan
harddisk. Dikarenakan Mikrotik RouterOS mengikat pada harddisk, sehingga jika terdapat
kerusakan pada harddisk maka kita membutuhkan lisensi yang baru untuk menginstall
pada harddisk yang baru.
2.5.3 Build in Hardware MikroTik RouterOS
MikroTik dalam bentuk perangkat keras yang khusus dikemas dalam board router
yang di dalamnya sudah terinstal MikroTik RouterOS. Untuk versi ini lisensi sudah
termasuk dalam harga router board MikroTik.
2.6 Pengertian Manajemen Bandwidth
Manajement Bandwith digunakan untuk mengatur dan mengoptimalkan layanan
Quality Of Service (QoS). Quality of Service atau Kualitas Pelayanan pada Mikrotik
Router OS berarti bahwa router harus memprioritaskan dan membentuk lalu lintas
jaringan. QoS tidak membatasi, namun ini lebih pada penyediaan kualitas.
2.6.1 Queues
Quality of Service (QoS) berarti router harus melakukan prioritas dan mengatur
traffik jaringan. QoS tidak hanya sebatas membatasi saja tetapi lebih bertujuan untuk
menjaga kualitas.
Queuing digunakan saat trafik meninggalkan router menuju interface fisik atau
menuju ke interface virtual (global-in, global-out, dan global-total). Masing-masing virtual
interface tersebut berfungsi sebagai berikut:
1. Global–in merupakan informasi semua trafik yang diterima semua interface
router sebelum melelui paket filter. Global-in queuing dieksekusi setelah mangle
dan dst-nat.
2. Global-out merupakan informasi semua trafik yang keluar dari interface router.
Queue yang dipasang disini akan mengatur trafik sebelum meninggalkan router.
3. Global-total merupakan informasi semua trafik yang keluar dan masuk interface
router. Jika queuing dipasang maka akan membatasi total kecepatan pada kedua
arah. QoS dapat beroperasi dengan cara drop paket, data tidak akan
berpengaruh pada paket TCP karena setiap paket yang didrop akan dikirimkan
ulang.
4. Queuing disipline (qdisc) merupakan algoritma yang digunakan untuk mengatur
paket didalam queue dan membuang paket tersebut jika tidak ada tempat di
dalam queue.
5. CIR (Committed Information Rate) kecepatan access yang digaransi. Traffic yang
tidak melewati nilai CIR akan selau dikirim.
6. MIR (Maximal Information Rate) kecepatan alir data maksimum yang disediakan.
7. Priority adalah urutan prioritas paket untuk diproses. Prioritas yang lebih tinggi
diproses lebih dahulu.
8. Contention Ratio merupakan rasio kecepatan data yang dibagi kepada pemakai.
Pengaturan queueing default bisa dilihat di /queue interface, sedang untuk virtual
interface secara default tidak tersedia. Jika tidak ada pengaturan queue atau
tidak ada kriteria yang terpenuhi maka paket yang melewati interface tersebut
mendapatkan kecepatan dan prioritas yang tertinggi. Mikrotik mempunyai jenis
pengaturan queueing berdasarkan pengaruh aliran paket.
9. Scheduler adalah pengaturan queue cara ini menggunakan algoritma reschedul
dan mendrop paket yang tidak muat didalam queue. Cara yang digunakan dalam
mode ini adalah PFIFO, BFIFO, SFQ, PCQ, RED.
3. Analisis dan Perancangan Sistem
3.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
Dalam rangka mencerdaskan masyarakat Kabupaten Ngawi melalui teknologi
informasi dan komunikasi, Pemerintah Pusat melalui Pemerintah Provinsi Jawa Timur
dan berbagi dengan Pemerintah Kabupaten Ngawi untuk menyiapkan perangkat untuk
pusat telematika. Adapun pusat TIK tersebut bernama “TELECENTER KERTONEGORO
NGAWI“. Lokasi berada di Kantor Terminal Kertonegoro Ngawi Lantai 2 di Jalan Suryo
No 37 Ngawi dengan nomor telepon (0351) 746612. Tepat di Desa Grudo Kecamatan
Ngawi Kabupaten Ngawi.
Telecenter merupakan fasilitas bagi masyarakat sebagai tempat berinteraksi dengan
dunia luar yang sangat luas, belajar, bekerja serta hiburan. Dimana dalam telecenter ini
mereka bisa memanfaatkan komputer, internet dan berbagai Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK). Kata Telecenter sendiri terdiri dari dua kata, yaitu tele yang
mempunyai arti media informasi komunikasi. Sedangkan kata center yang berarti pusat,
jadi telecenter merupakan istilah singkat dari “Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Multifungsi Berbasis Telecenter” (Multipurpose Community Development Telecenter /
MCDT).
Masyarakat dapat mengakses informasi di telecenter dan berkomunikasi dengan
sarana yang tersedia, melek internet dan berbagai teknologi yang sudah menjadi hal
biasa untuk mengakses informasi di perkotaan. Serta diharapkan pula dapat mendukung
masyarakat dalam pengelolaan usahanya.
Memberikan pelayanan publik yang prima suatu unit pelayanan publik dituntut dapat
menyediakan ruang tunggu yang nyaman, waktu yang cepat, tepat, mudah dan murah
serta efisien. Dibalik kemudahan dalam menyediakan informasi secara cepat, tepat dan
akurat, sudah tentu kondisi semacam ini tidak mungkin lagi hanya mengandalkan
kemampuan manusia secara manual, akan tetapi diperlukan sarana pembantu yakni
teknologi informasi dan komunikasi.
Perubahan sikap dan perilaku baik aparat maupun masyarakat mempunyai peran
besar terhadap keberhasilan penerapan teknologi informasi dan komunikasi, karena
perangkat yang canggih dan mahal tetapi tidak diimbangi dengan kesiapan manusia
yang akan memanfaatkannya justru menimbulkan kondisi yang tidak produktif. Oleh
karena itu aspek non teknis berupa rekayasa sosial (social engineering) menjadi salah
satu unsur penting yang semestinya diupayakan mengiringi aspek teknis (technical
engineering) yang sedang dikembangkan dalam implementasi kegiatan telecenter ini.
Telecenter dapat berjalan dengan baik melalui dukungan dan partisipasi sebesar –
besarnya dari seluruh lapisan masyarakat.
Pendirian telecenter di daerah pedesaan merupakan program pengembangan
komunitas lokal dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, untuk itu
sebagaimana maksud dan tujuan umum dibangunnya telecenter mampu :
1. Memberdayakan masyarakat dengan kemudahan akses terhadap informasi
dasar seperti informasi pasar, pertanian, perdagangan, pendidikan, kesehatan
dan lain-lain.
2. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam hal mengakses informasi
penggunaan komputer, manajemen telecenter dan lain-lain melalui pelatihan-
pelatihan.
3. Mendorong masyarakat untuk meningkatkan perekonomian setempat dengan
kegiatan pembangunan komunitas melalui pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi.
4. Mengembangkan kerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk membangun
komunitas lokal.
3.2 Analisis Masalah
3.2.1 Permasalahan yang Dihadapi
Telecenter Kertonegoro Ngawi menggunakan jasa Internet Service Provider Telkom
Speedy dengan bandwidth UpStream 512Kbps dan DownStream 2Mbps, dengan
kapasitas bandwidth tersebut client bisa menggunakan tanpa batasan, dimana secara
keseluruhan bandwith tersebut akan didistrbusikan kejaringan lokal sesuai jumlah client
yang aktif tanpa menggunakan manajemen bandwidth.
Permasalahan muncul ketika salah satu client melakukan download terutama
menggunakan download accelelator/ download manager yang sangat mungkin bisa
menghabiskan bandwidth, karena bandwidth akan tersedot pada client tersebut,
sehingga client yang lain akan merasakan koneksi yang lambat atau bahkan tidak
mendapatkan bandwidth.
3.2.2 Solusi Permasalahan
Berdasarkan permasalahan tersebut, untuk mngatasi dan memberikan pelayanan
yang optimal terhadap masyrakat Telecenter Kertonegoro Ngawi dengan memberi
alokasi bandwidth menggunakan metode PCQ pada router mikrotik.
Managemen bandwidth dengan menerapkan metode PCQ memberikan kemampuan
untuk mengatur bandwidth serta memberi layanan sesuai dengan kebutuhan dan
prioritas dari masing – masing client secara dinamis sesuai dengan kebutuhan, sehingga
bandwidth yang diperoleh client bisa dipergunakan secara merata dan optimal.
3.3 Analisis Kebutuhan
Untuk melakukan implementasi dan pengujian terhadap sistem menajemen
bandiwidth apakah sudah sesuai dengan kebutuhan penulis menggunakan peralatan
baik hardware maupun software, disini dilakukan pengujian di Telecenter Kertonegoro
Ngawi dengan peralatan milik pribadi maupun milik instansi, adapun spesifikasi
kebutuhan sebagai berikut :
3.3.1 Kebutuhan Hardware
3.3.1.1 Router
Telecenter Kertonegoro Ngawi menggunakan MikroTik Router Board dengan
spesifikasi sebagai berikut:
Spesifikasi RB450G :
1. CPU AR7161 680 MHz Atheros CPU
2. Memory 256MB DDR onboard memory chip
3. Data storage 512MB onboard NAND memory chip
4. Ethernet ports 5 buah 10/100/1000 Mbit/s Gigabit Ethernet port supporting Auto-
MDI/X
5. Serial ports One DB9 RS232C asynchronous serial port
6. Operating System MikroTik RouterOS v3, Level5 licens
3.3.1.2 Modem ADSL
Telecenter Kertonegoro Ngawi menggunakan modem ADSL merk TP-Link type TD-
W8960N dengan spesifikasi sebagai berikut:
Spesifikasi TD-W8960N :
1. Data Rates Downstream Up to 24Mbps,Upstream Up to 3.5Mbps (With Annex M
enabled)
2. Wireless Features Complies with IEEE802.11n, IEEE 802.11g, IEEE802.11b
3. Ports 4 10/100M LAN Ports(RJ45), 1 Line Port(RJ11)
4. PPP Features PPP over ATM (RFC 2364), PPP over Ethernet (RFC 2516)
3.3.1.3 Acces Point
Pengujian dan implementasi sistem menggunakan Access Point dengan spesifikasi
sebagai berikut:
Spesifikasi Linksys WRT54G :
1. CPU Broadcom BCM4702 @ 125 MHz
2. RAM 16 MB
3. Flash Memory 4 MB
3.3.1.4 Switch HUB
Pengujian dan implementasi sistem menggunakan switch HUB dengan spesifikasi
sebagai berikut:
1. Spesifikasi SMC-EZ1024DT :
2. PHYSICAL PORTS 24 x 10/100 BASE-TX
3. NETWORK INTERFACE 100BASE-TX (IEEE 802.3u), Fast Ethernet
4. BUFFER MEMORY 160KB/ deviceSWITCH
3.3.1.5 Komputer
Pengujian dan implementasi sistem menggunakan beberapa komputer dengan
spesifikasi sebagai berikut:
Komputer client dan billing menggunakan komputer Lenovo ThinkCentre M58 :
1. Intel Core 2 Duo E7500 Processor (2.93GHz 1066MHz 3MB L2)
2. Memory 2048MB 1066MHz PC8500 (2x1024MB)
3. HDD 320GB(7200RPM)SATA
4. DVD Multi burner
5. DVMT Intel GMA 4500 Integrated + DVI Connector
6. Intel 82566 DM Gigabit Ethernet
Laptop Lenovo ThinkPad SL410, dengan spesifikasi sebagai berikut :
1. Intel T5870 (2.0 GHz, FSB 800, Cache 2 MB)
2. Memory 2 GB DDR3 SDRAM PC-8500
3. Hard Drive 250 GB Serial ATA 5400 RPM
4. Network Integrated, Speed 10 / 100 / 1000 Mbps
5. Wifi Integrated
3.3.2 Kebutuhan Software
3.3.2.1 Kebutuhan Komputer Billing
Komputer Billing di Telecenter Kertonegoro Ngawi menggunakan beberapa software,
antara lain :
1. Microsoft windows vista bussines
2. Microsoft office 2007 prof
3. Billing manager
4. Winbox
5. Download manager (Internet Download Manager)
6. Web browser (IE, Mozzila, chrome, opera)
3.3.2.2 Kebutuhan Komputer Client
Komputer client yang disediakan di Telecenter Kertonegoro Ngawi menggunakan
beberapa software, antara lain :
1. Microsoft windows vista bussines
2. Microsoft office 2007 prof
3. Billing manager
4. Download manager (Internet Download Manager)
5. Web browser (IE, Mozzila, chrome, opera)
Komputer client yang digunakan untuk merancang konfigurasi, implementasi dan
pengujian sistem ini menggunakan beberapa software, antara lain :
1. Microsoft windows XP Sp 3
2. Microsoft office 2007 (excel,word,power point, visio)
3. Web browser (IE,mozzila,opera,chrome)
4. Download manager (Internet Download Manager)
5. Winbox
3.4 Perancangan Topologi
3.4.1 Topologi Sebelum Menggunakan Manajemen Bandwidth
Topologi sebelum menerapkan manajemen bandwidth, sehingga pembagian
bandwidth yang diperoleh client tidak bisa merata. Bandwidth yang di dapat dari ISP
langsung sidistribusikan kepada client dan client bisa memonopoli bandwidth
dikarenakan tidak ada suatu sistem yang digunakan untuk mengatur distribusi bandwidth
tersebut
3.4.2 Topologi Setelah Menggunakan Manajemen Bandwidth
Topologi diatas (Gambar 3.14) merupakan suatu rancangan dimana topologi
jaringan yang menerapkan manajemen bandwidth, sebagai contoh terdapat 10 client
yang aktif dan bandwitdh yang tersedia UpStream 512Kbps dan DownStream 2M, dari
quota badwidth yang tersedia maka jatah tiap client adalah UpStream 51,2Kbps dan
DownStream 204Kb.
4. Implementasi dan Pembahasan
4.1 Implementasi
4.1.1 Perintah pada Mikrotik
Perintah dasar pada mikrotik sebenarnya hampir sama degan perintah yang ada di
linux, sebab pada dasarnya mikrotik ini merupakan kernel linux yaitu hasil pengolahan
kembali dari distribusi debian. Pemakaian perintah shellnya sama, seperti penghematan
perintah, cukup menggunakan tombol TAB di keyboard maka perintah yang
panjang/sepenuhnya akan keluar, hanya diketikkan awal nama perintahnya, nanti secara
otomtis shell akan menampilkan sendiri perintah yang berkenaan. Namun sekarang
disediakan aplikasi yang berbasis GUI yang bernama winbox, dengan aplikasi bantu
tersebut konfigurasi pada mikrotik bisa dilakukan dengan cara yang relatif mudah.
4.1.1.1 Setting IP Address Interface
Konfigurasi untuk interface yang ada pada router.
4.1.1.2 Setting IP Gateway
Konfigurasi router untuk ip gateway.
4.1.1.3 Setting DNS
Konfigurasi DNS.
4.1.1.4 Setting Masqureade
IP masquerade adalah salah satu network address translation yang memungkinkan
multi host dalam sebuah jaringan private untuk dapat terkoneksi ke internet melalui
sebuah ip public tunggal, masquerade berfungsi untuk mentranslasikan ip address port
dalam local area secara realtime.
4.1.1.5 Setting IP Client
Konfigurasi IP Address pada client yang dilakukan secara manual.
4.1.1.6 Setting IP DHCP
Sebelum konfigurasi DHCP Server kita menentukan range IP yang akan diberikan
pada client, dalam router mikrotik lebih dikenal dengan sebutan IP Pool. Untuk
implementasi ini penulis mengalokasikan alamat IP 192.168.4.3 – 192.168.4.30 dan
192.168.5.3 - 192.168.5.30 .
4.1.1.7 Setting IP Access Point
Konfigurasi IP Address pada Access Point dilakukan untuk meremote dan mengatur
konfigurasi Access Point.
4.1.1.8 Setting NTP
Network Time Protocol (NTP) digunakan untuk sinkronisasi waktu dalam sebuah
jaringan, untuk mendapatkan waktu secara realtime dan update kita bisa menggunakan
NTP Server yaitu dengan memasukkan alamat id.pool.ntp.org maka secara langsung
akan berubah menjadi alamat IP server NTP.
4.1.1.9 Setting Web Proxy
Disini web proxy digunakan untuk mengalihkan dan memblokir koneksi sesuai
dengan kebijakan instansi dan tidak untuk menjalankan cache (penyimpanan data proxy),
sebagai contoh web site jejaring sosial yang tidak diperbolehkan untuk dibuka
dibeberapa client dan memblokir pencarian web site menggunakan keyword.
4.1.1.10 Setting PPOE
Digunakan untuk proses Dial-Up dari router ke server ISP Telkom Speedy melalui
modem ADSL yang di setting mode bridge.
4.1.1.11 Setting Hotspot
Pengertian hotspot dalam mikrotik adalah sebuah system yang digunakan untuk
memberikan layanan akses jaringan (internet/intranet) di Public Area dengan media kabel
maupun wirelless. Hotspot menggunakan autentikasi untuk menjaga jaringan tetap dapat
dijaga walaupun bersifat public, sistem hotspot ini merupakan gabungan atau kombinasi
dari beberapa fungsi dan fitur RouterOS menjadi sebuah sistem yang sering disebut „Plug
n Play‟ Acces. Dalam pembahasan ini penulis mengalokasikan dua interface pada router
untuk digunakan sebagai hotspot server yaitu ether4 dan ether5.
4.1.2 Konfigurasi Queue
4.1.2.1 Konfigurasi PCQ
PCQ (Per Connection Queue) adalah jenis queue yang dapat digunakan untuk
membagi atau membatasi traffic untuk multi-users secara dinamis sesuai dengan client
yang sedang aktif.
4.1.2.2 Konfigurasi Mangle
Mangle adalah cara untuk menandai paket – paket data tertentu. Tanda mangle ini hanya
bisa digunakan pada router yang sama, dan tidak terbaca pada router lainnya.
Pembancaan rule mangle akan dilakukan dari atas ke bawah secara berurutan.
1. Konfigurasi mangle untuk download
2. Konfigurasi magle untuk upload
4.1.2.3 Konfigurasi Queue Tree
Queue tree adalah jenis queue yang dapat digunakan untuk membagi atau
membatasi traffic untuk multi-users secara dinamis. Dari hasil analisa penulis pengguna
internet di Telecenter Kertonegoro Ngawi bekisar antara 10 – 20 client tiap harinya, maka
pembagian badwidth dalam penelitian kali ini dengan rata – rata client 20. Dengan
perhitungan rata – rata client yang aktif maka perhitungan limit bandwith adalah
DownStream 2048Kb / 20 client /8 = 12k sedangkan untuk UpStream 512Kb / 20 client /
8 = 3k.
4.2 Pengujian Sistem
Pada bagian ini penuis menguji kinerja dari router mikrotik yang telah dikonfigurasi
sebagai menajemen bandwidth menggunakan metode PCQ di Telecenter Kertonegoro
Ngawi.
Ada beberapa kemungkinan yang terjadi dalam jaringan dimana client mungkin saja
melakukan aktiftas yang sama yaitu download atau upload serta mungkin juga
melakukan aktiftas yang berbeda dimana client melakukan aktiftas upload sedangkan
cliet yang lain melakukan download baik secara default dari web browser maupun
menggunakan download manager.
Dalam pengujian sistem penulis melakukan sebanyak 2 kali dengan kasus yang
berbeda, yaitu :
1. Pengujian Pertama.
Terdapat dua client yang secara bersamaan download file iso linux I-GOS dengan
kapasitas 582MB dengan alamat url http://repo.ugm.ac.id/iso/igos/IGN_2006_R5-
LiveCD.iso, keduanya tidak menggunakan download manager. Client pertama
mendapatkan downstream 66,9KB/s sedangkan client kedua mendapatkan downstream
79,4KB/s. Dari pengujian pertama dapat disimpulkan bahwa diantara client pertama dan
client kedua bandwidth terdistribusi secara merata.
2. Pengujian Kedua.
Terdapat tiga client yang secara bersamaan download file iso linux I-GOS dengan
kapasitas 582MB dengan alamat url http://repo.ugm.ac.id/iso/igos/IGN_2006_R5-
LiveCD.iso, client pertama dan kedua tidak menggunakan download manager,
sedangkan client ketiga menggunakan download manager. Client pertama mendapatkan
downstream 53,5KB/s sedangkan client kedua mendapatkan downstream 57,4 KB/s dan
client ketiga mendapatkan downstream 56,103KB/s. Dari pengujian pertama dapat
disimpulkan bahwa diantara client pertama kedua dan client ketiga bandwidth
terdistribusi secara merata, walaupun salah satu client menggunakan download
manager.
4.3 Analisa Kerja Sistem
4.3.1 Analisa Kerja PCQ
PCQ (Per Connection Queue) merupakan jenis queue yang dapat digunakan untuk
membagi atau membatasi traffic untuk multi-users secara dinamis sesuai dengan client
yang sedang aktif, maka pembagian badwidth disesuaikan dengan client yang aktif, jika
ada penambahan client aktif maka PCQ akan menghitung dan mengalokasikan
bandwidth seseuai dengan jumlah total client yang aktif.
4.3.2 Analisa Kerja Mangle
Mangle disini berfungsi sebagai pembelah IP trafik dan memberi tanda pada paket –
paket data (mark) pada suatu traffic yang nanti akan diproses sesuai kebutuhan. Mangle
terdiri dari beberapa komponen, yaitu :
1. Chain :Chain digunakan dalam rangkaian traffic yang akan kita proses sesuai
kebutuhan kita.
2. Action : Action digunakan dalam proses chain yang sudah kita ditandai
4.3.3 Analisa Kerja Queue
Quality of Service (QOS) tidak selalu berarti pembatasan badwidth, QOS merupakan
salah satu cara yang digunakan untuk mengatur penggunaan bandwidth yang ada
secara rasional, QOS bisa digunakan untuk mengatur prioritas berdasarkan parameter
yang diberikan dan menghindari terjadinya trafik yang memonopoli seluruh bandwidth
yang tersedia.
4.4 Evaluasi Sistem
Mikrotik router yang digunakan sebagai manajemen banwdith terbukti dapat
berfungsi sacara maksimal. Dalam pengaturan queue sebaiknya yang dilimit/diatur pada
paket data atau yang sering disebut mangle dan menggunakan queue jenis queue tree
ketika limit yang digunakan adalah simple queue ketika sistem hotspot berfungsi dan aktif
maka sistem hotspot itu akan secara otomatis membuat queue baru.
5. Penutup
Berdasarkan latarbelakang dan masalah yang diahadapi dan setelah dilakukan
analisis dan perancangan manajemen banwidth dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai beikut:
1. Merancang topologi jaringan dengan alokasi ip address yang tepat sehingga
mudah untuk menerapkan manajemen bandwith dan pengembangan jaringan.
2. Soulsi yang tepat untuk pengaturan bandwidth setelah dilakukan analisa dan
implementasi yaitu menggunakan metode Peer Connection Queue (PCQ)
sehingga Bandwidth yang diperoleh client bisa terlimit dengan baik ketika client
melakukan upload maupun download, baik saat client secara bersamaan
melakukan download menggunakan download manager/accllelator.
3. Jika pada saat hanya terdapat satu client yang aktif maka akan memperoleh
keseluruhan bandwith yang ada, sedangkan pada saat client lain yang masuk
maka router akan secara dinamis melakukan pembagian bandwidth dari jumlah
bandwidth dan client yang ada.
4. Client akan mendapatkan bandwidth batas minimum yang telah disediakan
walaupun pada saat bandwidth dalam jaringan sedang tinggi trafik
pemakaiannya.
5.2 Saran
Mengingat tidak ada yang sempurna di dunia ini, maka penulis masih perlu banyak
masukan baik dari pembaca maupun orang yang berkepentingan. Untuk perbaikan dan
pengembangan lebih lanjut ada beberapa saran dari penulis diantaranya sebagi berikut:
1. Pemisahan bandwidth lokal dan internasional.
2. Menggunakan RADIUS untuk user manager.
3. Mengoptimalkan system log untuk mengamati aktifitas yang sangat penting pada
router.
4. Sesering mugkin melakukan backup konfigurasi sistem, terutama backup untuk
setiap langkah ketika konfigurasi.
5. Untuk web proxy yang bersifat menjalankan chace (penyimpanan data proxy)
lebih baik menggunakan PC router terpisah karena web proxy membutuhkan
storage yang cukup besar.
6. Untuk router type RB450G terdapat beberapa kelemahan terutama pada adaptor
dan IC yang berhubungan pada supply power, maka lebih baik di pasang
stabilizer dan UPS.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. PCQ Examples. http://wiki.mikrotik.com/wiki/Manual:Queues_-_PCQ_Examples,
di akses pada Rabu 6 April 2011
Anonim. 2010. Burst. http://wiki.mikrotik.com/wiki/Manual:Queues_-_Burst, di akses pada Rabu
6 April 2011
Anonim. 2010. MikroTik Wiki. http://wiki.mikrotik.com/wiki/Category:Manual, akses pada Rabu
6 April 2011
Anonim. 2010. Ngawi Sekarang Punya Telecenter . http://kertonegoro.tc.jatimprov.go.id/, di
akses pada Kamis 31 Maret 2011
Anonim. 2010. Queue Tree with more than two interfaces .
http://wiki.mikrotik.com/wiki/Queue_Tree_with_more_than_two_interfaces, di akses
pada Rabu 6 April 2011
Anonim. 2011. Internetworking Technology Handbook.
http://cisco.com/univercd/cc/td/doc/cisintwk/ito_doc/routing, di akses pada Rabu 6
April 2011
Budhi, I. 2005. Jaringan Komputer. Yogyakarta : Graha ilmu
Faridl. 2011. PCQ Examples. http://faridl.web.id/2011/03/30/pcq-examples/, di akses pada Rabu
6 April 2011
Faridl. 2010. Sekilas Telecenter Kertonegoro Ngawi. http://faridl.web.id/2010/02/04/sekilas-
telecenter-kertonegoro-ngawi/, di akses pada Rabu 6 April 2011
Faridl. 2011. Queue Tree. http://faridl.web.id/2011/03/30/queue-tree/, di akses pada Rabu 6
April 2011
Fourozan, A. 2007. Data Communication and Networking. USA: McGraw Hill
Goncalves, M.1998. Firewall Complete. USA: McGraw-Hill
Kathleen, J. A. 1999. Intrusion Detection System (IDS) Product Survey. Mexico : Los Alamos
National Laboratory
Lammle, T. 2007. CCNA Cisco Certified Network Associate Study Guide. Canada: Willy Publishing
Loshin, P. 1998. Extranet Design and Implementation. Jakarta : PT.Elex Media Komputindo
Mansfield, N. 2004. Practical TCP/IP Jilid 1. Yogyakarta : ANDI
Mansfield, N. 2004. Practical TCP/IP Jilid 2. Yogyakarta : ANDI
Maria, A. 2005. Cara Cepat Menyusun Skripsi. Yogyakarta : ANDI
Puji, H. 2006. Sistem Pencegahan Penyusupan pada Jaringan berbasis Snort IDS dan IPTables
Firewall. Tugas Kuliah : Institut Teknologi Bandung.
Riyadi, V. 2011. Mikrotik Certified Training Essentials. Modul MikroTik Certified Network
Administration (MTCNA). Yogyakarta : Citraweb Nusa Infomedia
Soehandoko. 2010. Telecenter Kertonegoro Ngawi. http://dinas.hubkominfo-ngawi.net, di akses
pada Kamis 31 Maret 2011
Syafrizal, M. 2005. Pengantar Jaringan Komputer. Yogyakarta: ANDI
William, S. 2002. Komunikasi Data dan Jaringan Kompuer. Jakarta: Salemba Teknika