analisis dan pembuatan film dokumenter bike to...
TRANSCRIPT
ANALISIS DAN PEMBUATAN FILM DOKUMENTER BIKE TO WORK COMMUNITY
Naskah Publikasi
Diajukan oleh
Lalu Husni Muttaqien 05.12.1182
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA
2013
2
3
Analysis and Making of Documentary movies Bike to Work Community
Analisis dan Pembuatan Film Dokumenter Bike to Work Community
Lalu Husni Muttaqien Melwin Syafrizal
Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
Developments in information technology and communication technology contributed greatly to the progress and development of the media industry film. The use of increasingly sophisticated computer technology provides tremendous benefits for the development of media information.
When humans began distracted by the traffic and air pollution that endangers beaten and awareness for a healthier life, bicycles back sought to function initially as a means of transportation. That being pursued Bike to Work community. This community wants to restore the bike to socialize cycling as environmentally friendly.
Global warming resulting in widespread and serious impacts to the biophysical environment such as rising sea levels, expanding deserts, increasing rainfall and floods, climate change, extinction of some flora and fauna, fauna and pest migration, and so forth. While the impact on social and economic activities include disruption to the facilities and infrastructure such as roads, ports and airports, the disruption of settlements, reduced agricultural productivity, increased risk of cancer and disease.
Keywords : Information, Bike To Work, Global Warming
1
1. Pendahuluan
Saat manusia mulai terjepit kepadatan lalu lintas dan dikeroyok polusi udara
yang membahayakan serta kesadaran untuk hidup lebih sehat, sepeda kembali
diupayakan ke fungsi awalnya sebagai alat transportasi. Itulah yang tengah diupayakan
komunitas Bike to Work. Komunitas ini ingin mengembalikan sepeda dengan
mensosialisasikan bersepeda sebagai ramah lingkungan. Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan
biogeofisik seperti kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan
banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna penyakit, dan lain sebagainya.
Dampak bagi aktivitas sosial ekonomi masyarakat meliputi gangguan terhadap
fungsi sarana dan prasarana seperti jaringan jalan, pelabuhan dan bandara, gangguan
terhadap permukiman penduduk, pengurangan produktivitas lahan pertanian,
peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit.
2. Landasan Teori
2.1. Tinjauan Pustaka
Film tidak mungkin dipisahkan dari kehidupan masyarakat, karena film
merupakan bagian dari kehidupan. Sebuah skripsi yang ditulis oleh:
Nama : Puthut Eko Setyawan
Perguruan Tinggi : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
Jurusan : Sistem Informasi
Nim : 05.12.1171
Judul Skripsi : Analisis Proses Produksi Pembuatan Film Dokumenter dengan
judul ‘’Yang Tak Terlupakan’’
Terdapat persamaan skripsi ini dengan skripsi tersebut. Film ini sama-sama
jenis dokumenter yang merangsang pemikiran, memberikan dorongan, dan bisa
dianggap sebagai pendidik yang baik. Selain itu, film tidak selalu diwaspadai karena
mungkin pengaruh-pengaruhnya yang buruk.
Film Bike to Work Community terdapat perbedaan tema, latar/setting, alur
cerita dan proses pengambilan gambar. Proses editing dalam film ‘’Yang Tak
Terlupakan’’ hanya menggunakan satu software saja. Sedangakan film ‘’Bike To Work
Community’’ perangkat lunak dalam proses editingnya menggunakan beberapa software
yaitu Adobe Premiere Pro dan Pinnacle Studio yang memungkinkan proses editing film
yang berbeda.
2
2.2 Perangkat Lunak Multimedia Broadcasting
2.2.1 Adobe Premiere CS3
Adobe Premiere adalah program Editing Video Digital di dalam komputer
desktop. Adobe Premiere bekerja dengan aplikasi Microsoft video dan Quick Time for
Windows, selain dapat merekam, memotong, menggabungkan dan memainkan video,
suara, gambar, dan teks menggunakan fitur-fitur yang tersedia pada perangkat lunak
Adobe Premiere.
Gambar 2.1 Tampilan Adobe Premiere Pro CS3
2.2.2 Pinnacle Studio 14
Pinnacle Studio adalah sebuah program video editing yang memiliki
kemudahan dan fitur yang lengkap. Pinnacle Studio cukup populer untuk dipergunakan
karena kemudahan dan kelengkapan fiturnya.
Gambar 2.2 Tampilan Pinnacle Studio 14
3
3. Analisis Dan Perancangan Sistem
3.1 Analisis Sistem
Sukses dan tidaknya sebuah pembuatan video dokumenter tidak lepas dari
sistem perangkat yang digunakan dalam proses penggarapan. Beberapa pertimbangan
yang perlu dipikirkan tentunya ada pada alat dan jurnlah personil yang dibutuhkan.
Karena dengan alat yang baik pula akan dapat kwalitas video yang baik. Sedangkan
untuk personil yang dibutuhkan terbatas pada jumlah yang ada, penulis disini mencoba
merangkap beberapa posisi tanggung jawab dari seorang kameraman, sutradara, editing,
produser dan lain-lain. Untuk kekurangannya, penulis dibantu oleh kru yang lain.
3.2 Analisis SWOT (Strenght, Weak, Opportunity, Treat)
Metode dalam menganalisa masalah yang ada pada skripsi ini menggunakan
analisis SWOT, dimana titik letak kelebihan dan kekurangannya dapat secara nyata
dijelaskan dengan kondisi sebenarnya berkaitan dan cocok.
Tabel 3.1 Analisis SWOT
ANALISIS
PERMASALAHAN
DENGAN METODE
ANALISIS SWOT
STRENGHT
1. Perijinan penelitian
mudah.
2. Objek lokasi dekat
3. Kondisi lingkungan
cukup kondusif
4. Harga sewa alat murah
5. Menitik beratkan pada
daya tarik ramah
lingkungan.
WEAKNESS
1. Kekurangan personil
2. Keterbatasan alat
3. Peralatan tidak bekerja
dengan baik
4. Ilmu broadcast masih
sebatas belajar, belum
memenuhi standar
profesional produser.
1. Kesempatan untuk
unjuk diri sebagai
produser film
OPPORTUNITY
2. Kesempatan untuk
mencoba peralatan
broadcasting
3. Merupakan salah satu
jalur mengasah
kemampuan
menggunakan
1. Bisa mendapatkan
tawaran kerja sama
pembuatan video/film
2. Hasilnya bisa menjadi
arsip penting
dokumentasi untuk
komunitas Bike to Work
Yogyakarta dan
sebagai promosi ramah
lingkungan.
1. Hanya dipandang
sebelah mata sebagai
mahasiswa penelitian
2. Karena berupa video
dokumenter, sehingga
tidak perlu artis
4
teknologi yaitu
penggabungan
komputer dengan
sistem kamera.
1. Kondisi lokasi
pengambilan gambar
yang terbatas
THREATH
2. Kondisi cuaca yang
tidak mendukung.
3. Alat yang tidak bisa
bekerja dengan
maksimal.
4. Waktu perayaan yang
hanya 4 hari
membuat kru harus
bekerja keras
mengejar target.
1. Banyaknya rumah
produksi film, menjadi
tantangan serius dalam
berkompetisi menjadi
yang terbaik. Namun
dengan sedikit
sentuhan nilai seni dan
profesional serta
melobi yang cukup
diharapkan dapat
berjuang diketatnya
persaingan.
2. Biaya yang dikeluarkan
tidak banyak, namun
untuk memanajemen
dan memaintenance
tidak dapat dilakukan.
1. Apabila terjadi
kerusakan alat
menjadi kerugian
tersendiri
2. Cuaca hujan deras
sehingga menghambat
dalam pengambilan
gambar.
3. Waktu tempo habis
sehingga lokasi sudah
tidak ada.
33. Analisis Kondisi Lingkungan
Kota Yogyakarta mempunyai luas area sekitar 32,5 km2 dengan jumlah
penduduk 500.000 jiwa. Kepadatan penduduknya sekitar 14.000 jiwa/km2 yang selalu
meningkat. Selaras dengan pertumbuhan ekonominya, jumlah kendaraan bermotor di
kota ini meningkat 6% per tahun pada tahun 2010. Kota ini mempunyai 467 jalan, dengan
panjang total 441 km (DISHUB DIY, 2010). Kendaraan bermotor di Yogyakarta mencapai
8000 perbulan, bisa dipastikan permasalahan transportasi perkotaan ini akan menjadi
semakin parah dan polusi udara semakin bertambah. Kontribusi gas buang kendaraan
bermotor sebagai sumber polusi udara mencapai 60-70%. Sedangkan kontribusi gas
buang dari cerobong asap industri hanya berkisar 10-15%, sisanya berasal dari sumber
pembakaran lain, misalnya dari rumah tangga, pembakaran sampah, dan lain-lain. Untuk
menjadikan udara menjadi bersih, tentu tidak mudah. Banyak kegiatan perindustrian,
perekonomian dan rumah tangga yang harus dihentikan. Namun, jika banyak individu
yang melakukan langkah-langkah perbaikan secara pribadi mulai dari diri sendiri, niscaya
5
lingkungan bisa kembali segar. Beralih dari kendaraan bermotor, sepeda merupakan
cara paling mudah dan langsung untuk mengurangi emisi gas buang dari sektor
transportasi
3.3.1 Identifikasi Masalah
Inti permasalahan yang ada pada Bike to Work adalah :
a. polusi udara yang disebabkan oleh gas buang kendaraan bermotor (emisi
karbon) yang mengganggu kesehatan
b. Ancaman dipepet atau diseruduk dari belakang oleh kendaraan bermotor karena
belum adanya jalur khusus untuk pengendara sepeda.
c. Ingin membangkitkan kembali kota Yogyakarta sebagai kota bersepeda dan
ramah lingkungan
3.3.2 Pemecahan Masalah
Penulis mencoba memberikan media baru dalam penyampaian informasi kepada
masyarakat yaitu melalui film untuk mengatasi masalah tersebut,.Film ini akan
mengangkat dokumentasi tentang Bike to Work sebagai media penyampaian bagi
masyarakat untuk pengurangan polusi udara sehingga nantinya masyarakat akan bisa
membangkitkan kembali Yogyakarta sebagai kota bersepeda yang ramah lingkungan.
3.4 Pra Produksi
Pra produksi merupakan tahapan kerja terpenting atau utama dalam setiap
produksi film, baik fiksi maupun dokumenter. Produksi film mampu berjalan lancar karena
persiapan pra produksi yang mantap.
3.4.1. Ide
Sebuah ide tidak akan terlihat bagus jika cerita yang disuguhkan dalam film
tersebut juga tidak menarik. Untuk membuat suatu cerita yang bagus sangat dibutuhkan
struktur cerita yang jelas. Cerita tersebut harus memiliki awalan, nilai tengah dan akhiran.
Ide untuk film dokumenter ini adalah penyampaian informasi kepada masyarakat tentang
kepedulian lingkungan sosial.
3.4.2. Tema
Setelah ide terkumpul maka langkah selanjutnya adalah menentukan tema pada
suatu cerita. Tema pada suatu film biasanya mengerucut pada suatu konsep yang
telah direncanakan. Film ini bertema kepedulian terhadap lingkungan sosial dan
kampanye anti polusi.
3.4.3 Sinopsis
6
. Sinopsis merupakan gambaran keseluruhan cerita kasar dari cerita film. Dalam
mengembangkan cerita ada 7 pertanyaan dasar yang harus dijawab, yaitu:
i) Siapakah tokoh utama dalam fim tersebut?
Jawab: Bike to Work
ii) Apa yang diinginkan oleh tokoh utama?
Jawab: Kepedulian terhadap lingkungan sosial
iii) Siapa/Apa yang menghalangi tokoh utama untuk mendapatkan keinginannya? Jawab: Asap dari knalpot angkutan kota dan sepeda motor
iv) Bagaimana pada akhirnya tokoh utama berhasil mencapai apa yang dicita-citakan
dengan cara yang luar biasa, menarik dan unik?
Jawab: belajar dari lingkungan alam, berusaha keras peduli perhadap
lingkungan sekitar
v) Apa yang ingin Anda sampaikan dengan mengakhiri cerita seperti ini?
Jawab: Selalu berfikir positif, belajar dari kesalahan, dan selalu perduli terhadap lingkungan sosial
vi) Bagaimana Anda mengisahkan cerita Anda?
Jawab: Dengan sudut pandang orang ketiga, dengan narasi disertai musik untuk menentukan tema, adegan dan pola
vii) Bagaimana tokoh utama dan tokoh-tokoh pendukung lain mengalami perubahan
dalam cerita ini?
Jawab: Komunitas Bike to Work mampu yang mulanya mempunyai visi dan misi biasa saja, akan tetapi munculnya ide- ide dan kreativitas para
anggotanya mampu mengajak masyarakat sekitar berfikir positif
dengan peduli terhadap lingkungan bersih serta jauh dari polusi.
3.4.4. Logline
Menulis logline adalah sangat seringnya cerita dimulai dengan dua kata
“Bagaimana jika?” dan untuk membangun cerita ditambahkan dua kata lagi “Dan
Kemudian?”. Pada cerita Bike to Work Community logline dari cerita ini adalah
“Bagaimana jika masyarakat kurang peduli terhadap lingkungan sosial, polusi udara
semakin meningkat dengan kendaraan berknalpot Dan Kemudian Bike to Work
mempunyai penanggulangan yang tepat dalam mengurangi polusi udara dan
melestarikan alam sekitar.
3.5 Analisis Kebutuhan
3.5.1. Persiapan Kru
7
Kru dalam pembuatan video ini terdiri dari 5 orang, dimana tugas dan tanggung
jawabnya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.5 Tanggung Jawab Pekerjaan
No. Nama Tugas dan Tanggung Jawab
1. Andre Kameramen
2. Aqien Unit Manager, pencatat adegan, reporter
3. Tony Manager lokasi
4. Anwar Peralatan
3.5.2 Perlengkapan Peralatan
1. Kamera
2. Kaset MiniDV
3. Tripod
4. Kabel
5. Komputer
Komputer digunakan untuk proses editing yang dilakukan setelah proses
produksi pembuatan film selesai atau setelah pengambilan gambar tiap adegannya.
Adapun spesifikasi komputer yang dibutuhkan adalah :
a. Motherboard Gigabyte GA-MA69VM-S2
b. Processor AMD Athlon™ 64 X2 Dual Core Processor 4200+, MMX, 3D Now
(CPUs)
c. Hard Disk 500 Gb
d. Display NVidia GeForce 9500GT 1024Mb DDR2, 128 Bit, PCI-E.
e. Memory 1 Gb
3.5.3 Perencanaan Biaya
Proses pembuatan video dokumenter ini pastilah membutuhkan biaya,
estimasi biaya tersebut antara lain :
a. Sewa kamera handycam = Rp. 300.000
@Rp.100.000 x 3 hri
b. Kaset MiniDV = Rp. 60.000
@ Rp.30.000 x 2 buah
c. Sewa tripod = Rp. 60.000
@ Rp.20.000 x 3 hari
8
d. Konsumsi = Rp. 80.000,-
@. Rp 20.000,- x 4 orang
e. DVD finishing Editing = Rp. 20.000,-
@. Rp. 5.000,- x 4 keping
Jumlah rincian biaya = Rp. 520.000,-
3.6 Lokasi Shuting Lokasi shuting diadakan di Bunderan UGM, disekretariat Bike to Work dan lokasi-
lokasi lain seperti mengikuti event-event kegiatan bersepeda dan solidaritas Bike to
Work.
3.8 Perancangan Storyboard Tabel 3.8 Perancangan Storyboard
Video Storyboard Audio Timing Opening
instrument 00.00 - 00.10 scond
Suasana jalan raya Yogyakarta dipagi hari yang penuh dengan asap kendaraan bermotor
Obsesi Mesin Kota – The Brandals
00.11 - 00.47 scond
Reporter yang menerangkan keadaan keremaian jalan raya Yogyakarta
Original audio for video dan instrument
00.48 - 01.06 scond
Kemacetan dibeberapa ruas jalan Yogyakarta
01.07 – 01.43 scond
Keadaan jalan raya dan pertumbuhan ekonomi penduduknya
Audio dubbing dan instrument Shaaban Yahya - Return To Jogja
01.46- 03.42
Sepeda adalah cara mudah untuk mengurangi emisi gas buang dari sektor transportasi
Audio dubbing dan instrument Shaaban Yahya - Return To Jogja
03.45- 05.12 scond
9
Kampanye sepeda dengan anggota bike to work kalangan pekerja dan pelajar
Musik Queen- bicycle
05.14 - 00.17.00 scond
Pendapat pesepeda tentang peran pemuda dalam pelestarian lingkungan
Vokal dan audio SID – Kuat Kita Bersinar
05.37 – 06.31 scond
Even acara JLFR dengan anggota Bike to Work
SID – Kuat Kita Bersinar
06.33 – 08.25 scond
Pendapat anggota Bike to Work mengenai polusi
Vokal audio dan Shaaban Yahya - Return To Jogja
06.27 – 11.42 scond
Wawancara dengan mas Willy tentang Bike to Work
Vokal audio 11.45 – 12.59 scond
Mas Willy mau berangkat ke sekretariat Bike to Work
Yeah yeah yeahs - Shame and Fortune
13.01- 14.30 scond
Setiba disekretariat
Yeah yeah yeahs - Shame and Fortune
14.35 - 14.50 scond
Bertemu dengan mas Hafes selaku ketua Bike to Work rembol yogyakarta
Vokal Audio dan Kla Project _ Yogyakarta
14.51 – 15.28 scond
wawancara mengenai Bike to Work dengan para anggotanya
Vokal Audio dan Shaaban Yahya – Living in Jogja
15.29 - 25.08 scond
menggalang dana sosial yang akan diserahkan ke Panti Asuhan Sinar Melati
Audio dubbing dan Doc and Merle Watson-Sheeps In The Meadow Stoney Fork
25.09 – 26.34 scond
10
Perjalanan menuju Panti Asuhan Sinar Melati
Audio dubbing dan Shaaban Yahya – Living in Jogja
26.35 – 28.44 scond
Masuk di gang Panti Asuhan Sinar Melati
Doc and Merle Watson-Sheeps In The Meadow Stoney Fork
28.45 – 29.12 scond
Suasana Panti Asuhan Sinar Melati dari luar
Instrument memories
29.13 – 29.35 scond
Bertemu dengan ustad Budi ketua Panti Asuhan
Instrument memories
29.36 – 29.57 scond
Bincang- bincang dengan ustad Budi di Panti Asuhan Sinar Melati
Vokal dan Instrument memories
29.58 – 31.40 scond
Perjalana pulang dari panti menuju sekretariat Bike to Work
ACDC - For Those About To Rock
31.41– 34.14 scond
Istirahan dan bincang- bincang penutup
Vokal dan ACDC - For Those About To Rock
34.27 – 36.00
scond
48
Masyarakat yang kurang peduli dengan lingkungan hidup
Pesan singkat dari masyarakat sekitar
Setiap manusia harus berusaha keras peduli perhadap lingkungan sekitarnya
Semangat Bike to Work untuk mengajak semua orang mencintai alam dan sesama.
Memiliki mimpi dan harapan mewujudkan semua angan
Keadaan sepanjang jalan kota
Yogyakarta
Polusi udara semakin meningkat
Tindakan Bike to Work dalam menyadar kan masyarakat
Kepedulian lingkungan sangat penting dalam kehidupan ini
Perubahan terjadi pada sebagian masyarakat yang bisa peduli lingkungan
Tanpa polusi kita bisa bernapas dengan lebih lega dan hidup sehat akan terwujud
mengajak masyarakat sekitar berfikir positif dengan peduli terhadap lingkungan mereka
Semua masyarakat bisa peduli terhadap lingkungan nya
Judul Babak I Judul Babak II Judul Babak III
Kenyataan Kehidupan Kepedulian Lingkungan Mimpi, Harapan
Komunitas Bike to Work yang ramah lingkungan
Bike to Work Community
Karya: Lalu Husni Muttaqien
Tindakan kurang peduli terhadap lingkungan akan membahayakan diri
Namun semua akan terasa nyaman jika kepedulian itu terwujud
10 11
2
4. Implementasi Dan Pembahasan
4.1 Produksi
4.1.1 Proses Seting Kamera
Kamera Sony Dcr-Hc52 merupakan kamera handycam miniDV dengan optical
40x zoom, kualitas zoom yang besar mampu menangkap dan merekam gambar pada
objek yang jauh. Untuk mendapatkan hasil yang sempurna dan tidak merepotkan pada
pengambilan gambar tentu saja keseluruhan alat tersebut dilakukan cek terlebih dahulu
seperti kekuatan baterei dan jumlah kaset yang di bawa untuk bekal apabila proses
pengarnbilan gambar terjadi banyak noise atau gangguan karena objek berjalan yang
tidak di inginkan.
4.1.2 Teknik Pengamatan Gambar
Ada dua macam teknik pengamatan gambar dalam penggunaan video
handycam yaitu dengan menggunakan media menu LCD monitor pada kamera
handycam tersebut atau dengan menggunakan teropong lensa khusus mata untuk
menghindari pantulan cahaya maupun fokus koreksi. Kedua cara tersebut bisa
digunakan dari kemampuan mata masing-masing kameramen dan keahlian dalam
mengambil gambar secara teknik.
4.1.3 Teknik Pengambilan Gambar
Penempatan tinggi kamera sangat menentukan titik pandang mata penonton
dalam menyaksikan suatu adegan, sekaligus membangun kesan psikologis penonton
terhadap obyek tersebut ada beberapa kamera angel yang dapat digunakan yaitu :
a. High angle (pengambilan dari atas obyek)
b. Eye level (pengambilan gambar sejajar dengan obyek)
c. Low angle (pengambilan gambar dari bawah obyek)
4.1.4 Tata Setting Lokasi
Setting tidak terlalu berbentuk bangunan dekorasi tetapi lebih menekankan
bagaimana membuat suasana ruang mendukung dan mempertegas latar peristiwa
sehingga mengantarkan alur cerita secara menarik dan video dokumenter ini tidak
memerlukan tata setting seperti tersebut, karena ini menggambarkan cerita kehidupan
nyata dan kondisi asli.
12
3
4.2 Pasca Produksi
4.2.1 Mengcapture Video Dari Kamera
Klik icon Adobe Prerniere pada desktop atau melalui start menu, muncul
jendela welcome.
Gambar 4.2 Tarnpilan Awal Memulai Project Adobe Premiere
Pilih New Project, karena untuk memulai mengedit video. Kemudian akan muncul
jendela pengaturan new project. Pilih setting yaitu PAL dengan custom setting, yang
perlu diingat pada pengaturan mengguanakan custom setting adalah :
1. Atur pixel aspect rasionya menjadi square pixel
2. Beri tanda check pada scale clips to project dimension when adding
tosequence untuk menyesuaikan klip video dan gambar yang diimpor
sehingga muat dalam frame iika lebih besar atau lebih kecil frame. kemudian
pilih lokasi penyimpanan dengan klik tombol browse, kemudian tuliskan
nama file dengan contoh “video 1”
Setelah proses plug and play telah selesai, kemudian dilakukan proses capture
dengan menekan F5, maka akan muncul wizard setingan menu capture yang akan
digunakan.
4.2.2 Editing
Proses editing penulis menggunakan Pinnacle Studio 14. Kelebihan dari
Pinnacle Studio ini memudahkan dalam proses pemotongan video. Pinnacle Studio dapat
memainkan video dengan kualitas preview setiap saat selama proses editing
berlangsung dan disertai kemudahan drag and drop untuk meletakan adegan video
transisi, teks dan audio.
13
4
4.2.3 Rendering
Tahap ini merupakan tahap akhir dari keseluruhan pembuatan video
dokumenter. Karena hasil dari finishing inilah yang nantinya digunakan sebagai media
penyimpanan informasi oleh pihak yang membutuhkan. Format tersebut dapat berupa
VCD, DVD, maupun Blue-Ray.
4.2.4 Tampilan Video Bike to Work Community
Gambar 1 Tampilan judul Gambar 2 Tampilan video 1
Gambar 3 Tampilan video 2 Gambar 4 Tampilan video 3
Gambar 5 Tampilan video 3 Gambar 6 Tampilan video 5
Gambar 7 Tampilan video 12 Gambar 8 Tampilan video 13
14
5
Gambar 9 Tampilan video 16 Gambar 10 Tampilan video 17
4.2.5 Pengetesan Film Dokumenter Bike to Work Community
Film yang sudah dibuat perlu dilakukan pengetesan apakah film tersebut sudah
sesuai dengan yang diharapkan atau belum, sehingga nantinya akan menentukan
apakah ini layak untuk ditayangkan. Untuk itu maka dibuatkan semacam quisioner untuk
menilai apakah film tersebut sudah baik atau belum dimata audiens. Quisioner yang
dibuat sebagai tersebut.
Tabel 4.2.5 Quisioner Penilaian Dokumenter No Daftar Pertanyaan Keterangan
Baik (*) Cukup (*) Kurang (*) 1. Bagaimana dengan kualitas video film
tersebut ? 26 18 6
2. Bagaimana dengan kualitas audio tersebut ?
29 18 3
3. Bagaimana dengan jalan cerita film tersebut ?
22 22 6
4. Bagaimana dengan sisi persuasi, apakah sudah dapat mempengaruhi audiens ?
28 17 5
5. Bagaimana dengan penyampaian informasi kepada masyarakat mengenai kegiatan Bike to Work ?
37 13 0
Quisioner tersebut dicoba kepada 50 orang yang masing-masing terdiri dari 15
orang ahli multimedia, 20 orang dari komunitas sepeda, dan 15 masyarakat umum. Hasil
dari quisioner tersebut didapat data sebagai berikut :
Tabel 4.2.5 Hasil Penilaian Film Dokumenter No Daftar Pertanyaan Keterangan
Baik (*) Cukup (*) Kurang (*) 1. Bagaimana dengan kualitas video film
tersebut ? 52% 36% 12%
2. Bagaimana dengan kualitas audio tersebut ?
58% 36% 6%
3. Bagaimana dengan jalan cerita film tersebut ?
44% 44% 12%
15
6
4. Bagaimana dengan sisi persuasi, apakah sudah dapat mempengaruhi audiens ?
56% 34% 10%
5. Bagaimana dengan penyampaian informasi kepada masyarakat mengenai kegiatan Bike to Work ?
74% 26% 0%
Kualitas video 52% baik, 36% cukup baik dan 12% menyatakan kurang baik.
Artinya kualitas video masih memiliki kekurangan yaitu dari sisi pencahayaan. Ada
beberapa frame yang tampak lebih gelap kerena kurangnya cahaya pada saat
pengambilan gambar. Selain itu juga kurangnya pemakaian tripod pada saat
pengambilan gambar sehingga menyebabkan ada sebagian frame yang sedikit goyang.
Kualitas audio film 58% baik, 36% cukup baik dan 6% kurang baik. Ada sebagian
proses perekaman dilakukan ditepi jalan raya dengan kepadatan lalu lintas yang cukup
tinggi sehingga noise yang dihasilkan juga cukup besar. Hal ini juga mempengaruhi
penyampaian informasi dan persuasi yang hanya 56% baik.
5. Kesimpulan
Berdasar penjelasan dan uraian dari bab – bab sebelumnya sampai pada akhir
laporan ini dan rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan di lapangan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Tahapan demi tahapan yang detail dan teratur perlu dilakukan agar rangkaian
produksi tidak berantakan, untuk memproduksi Film Dokumenter “Bike to Work
Community”, penulis melakukan Analisis Masalah, Penentuan Ide Dasar, tema
dan synopsis video yang hendak dibuat, membuat synopsis, breakdown dan
storyboard. Riset dilakukan dengan observsi, survey lapangan dan wawancara.
Analisis SWOT dilakukan untuk peluang yang bisa diperoleh dan strategi yang
perlu diakukan. Penentuan biaya produksi, menentukan konsep dokumenter, dan
tujuan visual, penetapan strategi visual dan persiapan pra-produksi lainnya.
2. Produksi lebih menekankan pada proses perekaman / shooting, pengaturan /
penetapan lokasi, briefing kru dan preview untuk melihat dan mengevaluasi hasil
shooting. Bila hasil sudah sesuai dengan harapan, dilanjutkan dengan pasca
produksi dengan melakukan editing terhadap hasil shooting setelah dilakukan
import file dari kamera ke komputer. Hasil akhir video disimpan dalam format avi
dengan durasi film dokumenter 36 menit.
3. Dari hasil quesioner yang disebar secara acak kepada 50 orang, 15 orang ahli
multimedia, 20 orang dari komunitas sepeda, dan 15 masyarakat umum, Hasil
penilaian yang didapatkan 52% baik, 36% cukup, dan 12% kurang dalam kualitas
16
7
video. Kualitas audio 58% baik, 36% cukup dan 6% menyatakan masih kurang.
Sedangkan penyampaian informasi kepada masyarakat mencapai 74% baik.
Berdasarkan hasil parameter tersebut, film dokumenter ini dinyatakan baik oleh
masyarakat / audiens meskipun masih terdapat beberapa kekurangan. Dari
parameter tersebut dapat disimpulkan bahwa film dokumenter ini telah sesuai
dengan apa yang diharapkan.
6. Saran
Setelah melakukan berbagai proses tersebut, terlintas beberapa saran agar
produksi sebuah video menjadi lebih baik lagi :
1. Pemilihan perangkat keras yang tepat adalah hal yang sangat penting
karena akan menentukan kualitas video tersebut, baik dari visual maupun
audionya
2. Ide yang dipunyai juga harus dirancang sedemikian rupa agar kerja keras
yang dilakukan mendapat hasil yang memuaskan
3. Perangkat lunak juga perlu sekali untuk diperhatikan sebagai alat pendukung
untuk mendapatkan kualitas video yang bagus
4. Penjadwalan yang tertata rapi dan konseptual akan mempermudah jalannya
produksi
5. Pendanaan sebagai aspek pendukung yang tidak bisa diabaikan, walaupun
bukan masalah utama
7. Daftar Pustaka
Gerzon, R. Ayawaila. 2008. Dokumenter Dari Ide Sampai Produksi. Jakarta: FFTV-IKJ.
Marselli, Sumarno. 1996 Dasar – Dasar Apresiasi Film. Jakarta: Grasindo.
Suyanto, M. 2008. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Yogyakarta: Andi Offset.
Suyanto, M. 2007. Modul Teori Broadcast. Yogyakarta: Andi Offset.
78
17