klasifikasi flora dan fauna

23
TUGAS GEOGRAFI KLARIFIKASI FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA DISUSUN OLEH : NAMA : ROHMAD SAEBUDIN NO. Abs : 21 Kelas : XI IIS 1

Upload: adicahblora

Post on 11-Jan-2016

310 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Klasifikasi flora fauna di dunia dan di indonesia

TRANSCRIPT

TUGAS GEOGRAFI

KLARIFIKASI FLORA DAN FAUNA

DI INDONESIA

DISUSUN OLEH :

NAMA : ROHMAD SAEBUDIN

NO. Abs : 21

Kelas : XI IIS 1

SMAN 1 JEPONTH. AJARAN 2014/2015

DAFTAR ISI

1. Klasifikasi Flora dan Fauna di Indonesia ................................................................

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi persebaran Flora dan Fauna .......................

3. Sebaran Flora dan Fauna di Indonesia ..................................................................

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA

Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa persebaran flora dan fauna di muka bumi

dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu :

1. Dilihat dari Penyebab Persebaran

a. Tekanan Populasi, semakin banyak /bertambahnya populasi akan menyebabkan

kebutuhan akan persediaan bahan makanan menjadi semakin sulit dipenuhi sehingga

menyebabkan migrasi.

b. Persaingan, ketidakmampuan fauna dalam bersaing dalam memperebutkan wilayah

kekuasaan dan bahan makanan yang dibutuhkan juga mendorong terjadinya migrasi

ke daerah lain

c. Perubahan Habitat, berubahnya lingkungan tempat tinggal dapat menyebabkan

ketidakmampuan dalam beradaptasi terhadap perubahan tersebut dan menjadi

merasa tidak cocok untuk terus menempati daerah asal.

2. Dilihat dari Sarana Persebaran

a. Udara, dengan media udara fauna dapat bermigrasi dari kekuatan terbang sedangkan

flora dapat menggunakan angin untuk bermigrasi dari berat-ringannya benih.

b. Air, kemampuan fauna dalam berenang terutama hewan-hewan air menyebabkan

perpindahan mudah terjadi. Benih tumbuhan dapat terangkut dan berpindah tempat

dengan menggunakan media aliran air sungai atau arus laut.

c. Lahan, hampir semua fauna daratan menggunakan lahan sebagai media untuk

berpindah tempat.

d. Pengangkutan Manusia, baik secara sengaja ataupun tidak manusia dapat

menyebabkan perpindahan flora dan fauna.

3. Dilihat dari Hambatan (barier) Persebaran

a. Hambatan Iklim, keadaan iklim terutama yang bersifat ekstrim dapat dapat

menghambat persebaran misalnya kondisi temperatur, kelembaban udara dan curah

hujan.

b. Hambatan Edafik (tanah), tanah sangat berpengaruh bagi tanaman/tumbuhan karena

sangat memerlukan unsur-unsur penting dalam tanah yaitu unsur hara, udara,

kandungan air yang cukup. Lapisan tanah yang tipis dan keras membuat hewan-hewan

yang terbiasa menggali tanah dan bertempat tinggal di dalam tanah memilih mencari

daerah yang lapisan tanahnya tebal dan gembur.

c. Hambatan Geografis, bentang alam muka bumi dapat menghambat persebaran flora

dan fauna seperti samudera, padang pasir, sungai dan pegunungan.

d. Hambatan Biologis, kondisi lingkungan yang cocok untuk hidup serta persediaan

bahan makanan yang melimpah menjadi faktor penghambat flora dan fauna dalam

bermigrasi. Hal ini berkaitan dengan kecocokan dengan kondisi alam.

Dijelaskan lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan

fauna adalah :

A. FAKTOR ABIOTIK

Faktor abiotik terdiri dari faktor klimatik (iklim), faktor edafik (tanah), dan faktor

fisiografi (ketinggian tempat dan bentuk lahan).

FAKTOR KLIMATIK/IKLIM,

yang mempengaruhi kehidupan antara lain yaitu suhu, kelembapan, angin, dan

curah hujan. Kondisi iklim merupakan salah satu faktor dominan yang mempengaruhi

pola persebaran flora dan fauna. Wilayah-wilayah dengan pola iklim yang ekstrim, seperti

daerah kutub yang senantiasa tertutup salju dan lapisan es abadi, atau gurun yang

gersang, sudah tentu sangat menyulitkan bagi kehidupan suatu organisme.

Oleh karena itu, persebaran flora dan fauna pada kedua wilayah ini sangat minim

baik dari jumlah maupun jenisnya. Sebaliknya, daerah tropis merupakan wilayah yang

optimal bagi kehidupan flora dan fauna. Faktorfaktor iklim yang berpengaruh terhadap

persebaran makhluk hidup di permukaan bumi ini, antara lain suhu, kelembapan udara,

angin, dan tingkat curah hujan.

1) Suhu

Permukaan bumi mendapatkan energi panas dari radiasi matahari dengan

intensitas penyinaran yang berbeda-beda di setiap wilayah. Daerah-daerah yang

berda pada zona lintang iklim tropis, menerima penyinaran matahari setiap tahunnya

relatif lebih banyak jika dibandingkan dengan wilayahwilayah lainnya. Selain posisi

lintang, faktor kondisi geografis lainnya yang mempengaruhi tingkat intensitas

penyinaran matahari antara lain kemiringan sudut datang sinar matahari, ketinggian

tempat, jarak suatu wilayah dari permukaan laut, kerapatan penutupan lahan

dengan tumbuhan, dan kedalaman laut. Perbedaan intensitas penyinaran matahari

menyebabkan variasi suhu udara di muka bumi.

Kondisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap kehidupan hewan dan

tumbuhan, karena berbagai jenis spesies memiliki persyaratan suhu lingkungan

hidup ideal atau optimal, serta tingkat toleransi yang berbedabeda di antara satu dan

lainnya. Misalnya, flora dan fauna yang hidup di kawasan kutub memiliki tingkat

ketahanan dan toleransi yang lebih tinggi terhadap perbedaan suhu yang tajam

antara siang dan malam jika dibandingkan dengan flora dan fauna tropis.

Pada wilayah-wilayah yang memiliki suhu udara tidak terlalu dingin atau

panas merupakan habitat yang sangat baik atau optimal bagi sebagian besar

kehidupan organisme, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Hal ini disebabkan

suhu yang terlalu panas atau dingin merupakan salah satu kendala bagi makhluk

hidup. Khusus dalam dunia tumbuhan, kondisi suhu udara adalah salah satu faktor

pengontrol persebaran vegetasi sesuai dengan posisi lintang, ketinggian tempat, dan

kondisi topografinya. Oleh karena itu, sistem penamaan habitat flora seringkali sama

dengan kondisi iklimnya, seperti vegetasi hutan tropis, vegetasi lintang sedang,

vegetasi gurun, dan vegetasi pegunungan tinggi.

Berdasarkan faktor suhu, maka kita mengenal dua kelompok vegetasi, yaitu :

a) Kelompok vegetasi annual,

yaitu kelompok tumbuhan yang hanya berkembang pada saat-saat tertentu saja

terutama pada musim panas. Sedangkan dimusim dingin, tumbuhan jenis ini tidur

karena berada dibawah lapisan es yang ketebalannya bervariasi. Umumnya

tumbuhan annual adalah tumbuhan kecil atau bunga-bungaan di daerah beriklim

dingin.

b) Kelompok vegetasi perennial,

yaitu kelompok tumbuhan yang mempunyai mekanisme melindungi diri dari suhu

yang sangat rendah di musim dingin secara bergantian, sehingga dapat

berkembang terusmenerus. Kemampuan inilah menyebabkan kelompok vegetasi

perennial dapat berumur lebih dari satu tahun.

2) Kelembapan Udara

Selain suhu, faktor lain yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup di

muka bumi adalah kelembapan. Kelembapan udara yaitu banyaknya uap air yang

terkandung dalam massa udara. Tingkat kelembapan udara berpengaruh langsung

terhadap pola persebaran tumbuhan di muka bumi. Beberapa jenis tumbuhan sangat

cocok hidup di wilayah yang kering, sebaliknya terdapat jenis tumbuhan yang hanya

dapat bertahan hidup di atas lahan dengan kadar air yang tinggi. Berdasarkan tingkat

kelembapannya, berbagai jenis tumbuhan dapat diklasifikasikan ke dalam empat

kelompok utama, yaitu sebagai berikut.

1) Xerofit,

berasal dari kata xero yang artinya kering dan phytos yang berarti tumbuhan.

Jadi xerofit merupakan kelompok tumbuhan yang dapat beradaptasi engan

lingkungan yang kekurangan air atau kering. Daerah persebarannya terutama

dikawasan gurun ( kawasan arid ).

Contohnya kaktus.

2) Hidrofit,

berasal dari kata hydros yang artinya basah atau berair. Jadi hidrofit adalah

kelompok tumbuhan yang khusus beraaptasi pada lingkungan yang berair

atau basah. Ciri khas vegetasi ini adalah cenderung mempunyai sistem

perakaran yang dangkal, namun daunnya lebar-lebar dengan ruang renik

( stomata ), mempunyai lapisan-lapisan kulit luar dan daun-daunnya

mengarah kearah datangnya sinar matahari.

Contohnya teratai, enceng gondok, pakupakuan, selada air, kangkung dan

sebagainya.

3) Mesofit,

berasal dari kata meso yang artinya antara atau pertengahan. Jadi mesofit

merupakan kelompok vegetasi yang hidup pada daerahdaerah lembab tetapi

tidak sampai tergenang air. Tumbuhan kelompok ini banyak terdapat di daerah

lintang rendah ( tropis ) dengan curah hujan yang tinggi dan relatif merata

sepanjang tahun,

Contohnya anggrek dan beberapa jenis jamur

4) Tropofit

yaitu kelompok tumbuh-tumbuhan yang mampu beradaptasi pada lingkungan

dengan kondisi yang berubah-ubah ( menguntungkan dan tidak

menguntungkan ) . Vegetasi kelompok ini dapat hidup dengan perubahan musim

yang jelas yaitu musim panas dan musim dingin. Pada umumnya tumbuhan

tropofit berupa tumbuhan yang besar-besar, berdaun lebat dengan cabang-

cabang yang banyak dan dikategorikan sebagai belukar atau pohon-pohon.

Berdasarkan ciri tersebut, maka kelompok vegetasi ini merupakan vegetasi khas

daerah tropis, seperti pohon jati.

3) Angin

Di dalam siklus hidrologi, angin berfungsi sebagai alat transportasi yang dapat

memindahkan uap air atau awan dari suatu tempat ke tempat lain. Gejala alam ini

menguntungkan bagi kehidupan makhluk di bumi, karena terjadi distribusi uap air di

atmosfer ke berbagai wilayah. Akibatnya, secara alamiah kebutuhan organisme akan

air dapat terpenuhi. Gerakan angin juga membantu memindahkan benih dan

membantu proses penyerbukan beberapa jenis tanaman tertentu.

4) Curah Hujan

Air merupakan salah satu kebutuhan vital bagi makhluk hidup. Tanpa sumber

daya air, tidak mungkin akan terdapat bentuk-bentuk kehidupan di muka bumi.Bagi

makhluk hidup yang menempati biocycle daratan, sumber air utama untuk

memenuhi kebutuhan hidup berasal dari curah hujan.

Melalui curah hujan, proses pendistribusian air di muka bumi akan berlangsung

secara berkelanjutan. Sebagaimana telah Anda pelajari di kelas X, bahwa titik-titik air

hujan yang jatuh ke bumi dapat meresap pada lapisan- lapisan tanah dan menjadi

persediaan air tanah, atau bergerak sebagai air larian permukaan, kemudian mengisi

badan-badan air, seperti danau atau sungai.

Begitu pentingnya air bagi kehidupan mengakibatkan pola penyebaran dan

kerapatan makhluk hidup antarwilayah pada umumnya bergantung dari tinggi-

rendahnya curah hujan. Wilayah-wilayah yang memiliki curah hujan tinggi pada

umumnya merupakan kawasan yang dihuni oleh aneka spesies dengan jumlah dan

jenis jauh lebih banyak dibandingkan dengan

wilayah yang relatif lebih kering. Sebagai contoh daerah tropis ekuatorial

dengan curah hujan tinggi merupakan wilayah yang secara alamiah tertutup oleh

kawasan hutan hujan tropis (belantara tropis) dengan aneka jenis flora dan fauna

dan tingkat kerapatan yang tinggi. Tingkat intensitas curah hujan pada suatu wilayah

akan membentuk karakteristik yang khas bagi formasi-formasi vegetasi (tumbuhan)

di muka bumi.

Karakter vegetasi yang menutupi hutan hujan tropis sangat jauh berbeda

dengan vegetasi yang menutupi kawasan muson, stepa, atau gurun. Karakter

vegetasi di wilayah muson didominasi oleh tumbuhan gugur daun untuk menjaga

kelembapan saat musim kemarau.

Wilayah gurun didominasi oleh jenis tumbuhan yang sangat tahan terhadap

kekeringan. Kekhasan pola dan karakteristik vegetasi ini tentunya mengakibatkan

adanya hewan-hewan yang khas pada lingkungan vegetasi tertentu. Pada dasarnya

tumbuhan merupakan salah satu sumber bahan makanan (produsen) bagi hewan.

FAKTOR TANAH/ EDAFIK,

faktor tanah disebut pula faktor edafik yang berasal dari kata edapos yang artinya

tanah atau lapangan. Melihat pola persebaran vegetasi dengan faktor edafik berarti

meninjau tanah dari sudut tumbuhan atau kemampuan menumbuhkan vegetasi. Faktor fisik

dan kimiawi tanah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman antara lain tekstur, struktur,

dan keasaman tanah.

1. Tekstur tanah.

Tekstur tanah adalah perbandingan relatif berbagai partikel tanah dalam suatu

massa tanah terutama perbandingan antara pasir, debu dan lempung. Tekstur tanah

sangat penting dalam kaitannya dengan kapasitas menampung air dan udara tanah.

Tanah dengan proporsi partikel –partikel yang lebih besar dapat mempunyai tata air yang

baik. Tanah yang halus biasanya memiliki potidak tersebar merata. Selain itu alirannya

juga sangat lambat sehingga tidak menguntungkan bagi tumbuh-tumbuhan.

2. Struktur tanah

Struktur tanah adalah susunan atau pengikatan butir-butir tanah dan membentuk

agregat tanah dalam berbagai kemantapan bentuk dan ukuran. Struktur tanah

menyebabkan perbedaan tingkat kemampuan tanah dalam meloloskan air ( porositas )

dan besar pori-pori antara butir-butir tanah ( permeabilitas ). Porositas dan pemeabilitas

mempengaruhi penyaluran air, unsur hara dan udara keseluruh bagian tanah.

3. Keasaman tanah

Kesuburan tanah sangat dipengaruhi oleh proses-proses kimia dan pertukaran

unsur kimia antara tumbuhan. Tumbuhan tidak mampu menyerap unsur-unsur hara

tanpa diubah dalam bentuk cairan. Jika keasaman tanah berkurang sampai beberapa

tingkat, maka air akan mempunyai kemampuan yang kecil dalam menahan mineral-

mineral untuk diubah menjadi unsur-unsur hara. Akibatnya sekalipun unsur-unsur hara

ada di dalam tanah tumbuhan tidak mungkin hidup dengan baik disana.

a) Faktor topografi

Faktor topografi meliputi ketinggian dan kemiringan lahan. Ketinggian suatu

tempat erat kaitannya dengan perbedaan suhu yang akhirnya menyebabkan pula

perbedaan kelengasan udara. Diantara daerah yang mempunyai ketinggian yang

berbeda, akan ditumbuhi oleh vegetasi yang jenisnya berbeda pula karena vegetasi

tumbuhan maupun hewan mempunyai tingkat adaptasi yang berlainan. Oleh sebab

itu kita mengenal jenis-jenis tumbuhan dan hewan yang khas untuk daerah-daerah

dengan ketinggian tertentu.

Faktor topografi yang lain adalah kemiringan permukaan tanah. Permukaan

tanah yang miring menyebabkan air cepat menyusuri lereng. Semakin terjal

permukaan semakin besar kekuatan air mengikis permukaan tanah yang subur,

sehingga ketebalan tanah menjadi berkurang. Biasanya tanah yang miring setiap

unitnya mempunyai jumlah flora dan fauna lebih sedikit dari pada tanah yang relatif

rata. Hal ini disebabkan oleh cadangan air cepat hilang karena bergerak kebawah

secara cepat.

B. FAKTOR BIOTIK

Faktor biotik yang sangat berpengaruh terhadap persebaran flora dan fauna yaitu

manusia. manusia dapat membudidayakan beberapa jenis flora dan fauna.

C. FAKTOR SEJARAH GEOLOGI

Diperkirakan 200 juta tahun yang lalu, di bumi ini hanya terdapat satu benua saja,

kemudian benua itu mengalami keretakan dan bergeser. Pergeseran itu berlangsung

secara lambat dan akhirnya terjadilah lima benua seperti yang kita alami sekarang ini

yang berlangsung kira-kira dalam waktu 135 juta tahun.

Jadi pergeseran dimulai pada zaman Mesozoikum sampai awal Kenozoikum hingga

bentuknya yang sekarang. Pada zaman itu bumi telah dihuni oleh berbagai jenis ikan,

reptile, burung sampai binatang-binatang menyusui serta hewan atau tumbuhan

didaratan. Pergeseran menjadi anak benua itu, mengakibatkan makhluk hidup yang

dibawanya mengalami perubahan lingkungan hidup, misalnya iklim yang berbeda

menyebabkan hanya makhluk hidup yang tahan terhadap kondisi ini akan tetap bertahan

hidup dan menyesuaikan diri, sehingga tidak musnah. Jadi, sejarah geologi ikut

menentukan geografi kehidupan di bumi baik ditinjau dari persamaan maupun

perbedaan makhluk hidup.

PEMANFAATAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

Keberadaan flora dan fauna tak dapat dipisahkan didalam kehidupan manusia.

Tumbuhan dan hewan mempunyai manfaatnya yang besar bagi kehidupan manusia. Ada

saling ketergantungan antara tumbuhan, hewan dan manusia untuk kelangsungan hidup

mereka masing-masing. Sebagian hewan mempunyai andil bagi pertumbuhan dan

persebaran tumbuhan.

Hewan pun hidup dari tetumbuhan juga. Bahkan hewan karnivora, seperti harimau

misalnya, sesungguhnya bergantung pada tumbuhan karena makanannya terdiri dari

binatang herbivora yang hidupnya dari tetumbuhan Ketergantungan flora dan fauna pada

manusia adalah dalam upaya perkembangbiakan, persebaran, dan pelestariannya.

Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia memanfaatkan flora dan

fauna untuk berbagai tujuan. Pemanfaatan flora dan fauna oleh manusia antara lain adalah

untuk :

a. Dikonsumsi

Manusia membutuhkan makanan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan untuk keperluan

tubuhnya agar tetap hidup dan sehat. Oleh sebab itu beberapa jenis tumbuhan dan

hewan tertentu dikonsumsi oleh manusia

b. Tujuan/pendidikan/dan/penelitian

Suaka margasatwa dan cagar alam merupakan tempat yang sangat ideal untuk tujuan

pendidikan dan penelitian karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan jenis-jenis

tumbuhan, hewan dan ekosistemnya.

c. Sarana/rekreasi

Keanekaragaman flora dan fauna digunakan pula untuk tujuan rekreasi sehingga dapat

menghasilkan devisa bagi pemerintah. Contohnya Kebon Raya Bogor dan Kebon Raya

Cibodas, di Jawa Barat, Pulau Komodo di P. Komodo, Tanjung Puting di Kalimantan, dan

Ujung

Kulon di Jawa Barat dijadikan tempat wisata dan banyak diminati oleh turis domestik dan

luar negeri.

KONSERFASI FLORA DAN FAUNA

Beberapa jenis flora dan fauna kini semakin sulit ditemui karena banyak diburu untuk

tujuan tertentu (dimakan, untuk obat, perhiasan) maupun tempat hidupnya dirusak

manusia misalnya untuk dijadikan lahan pertanian, perumahan, industri, dan sebagainya.

Flora dan fauna yang jumlahnya sangat terbatas tersebut dinyatakan sebagai flora dan fauna

langka.

Untuk mencegah semakin punahnya flora dan fauna ini maka dilakukan upaya-upaya

sebagai berikut:

1. Ditetapkan tempat perlindungan bagi flora dan fauna agar perkembangbiakannya tidak

terganggu. Tempat-tempat perlindungan ini berupa cagar alam bagi flora dan suaka

margasatwa bagi fauna.

Sebelum membicarakan tentang fungsi suaka margasatwa dan cagar alam, terlebih

dahulu Anda harus mengerti apa yang dimaksud dengan suaka alam, suaka margasatwa,

dan cagar alam.

Suaka alam merupakan kawasan di daratan dan perairan yang mempunyai fungsi

utama sebagai kawasan perlindungan dan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan

hewan serta tata lingkungannya. Suaka alam merupakan usaha konservasi flora dan

fauna yang mencakup cagar alam dan suaka margasatwa.

Suaka margasatwa adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ekosistem asli,

memiliki ciri khas berupa keanekaragaman dan keunikan jenis satwanya. Suaka

margasatwa bertujuan untuk melindungi dan melestarikan kelangsungan hidup satwa

tertentu agar tidak punah. Selain itu dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu

pengetahuan,pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.

Cagar alam merupakan kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya

mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan tata lingkungannya. Kawasan ini untuk

melindungi dan melestarikan flora dan fauna yang hidup di dalamnya yang mempunyai

nilai tertentu agar dapat berkembang sesuai dengan kondisi aslinya. Selain itu cagar alam

juga dipergunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan rekreasi

Keterangan :

1. Cagar Biosfer Siberut

2. Cagar Biosfer Gunung Leuser

3. Cagar BiosferTanjung Putting

4. Cagar Biosfer Cibodas

5. Cagar Biosfer Lorelindu

6. Cagar Biosfer Komodo

7. Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi dari suaka margasatwa dan

cagar alam adalah sebagai berikut:

• melindungi flora dan fauna dari ancaman kepunahan.

• menjaga kesuburan tanah.

• mengatur tata air.

• menjadi tempat/obyek wisata.

• menambah sumber devisa negara.

• menjadi tempat belajar di lapangan (praktek).

• menjadi tempat penelitian.

2. Membangun beberapa pusat rehabilitasi dan tempat-tempat penangkaran bagi hewan-

hewan tertentu, seperti:

• Pusat rehabilitasi orang utan di Bohorok dan Tanjung Putting di Sumatera.

• Daerah hutan Wanariset Samboja di Kutai, Kalimantan Timur.

• Pusat rehabilitasi babi rusa dan anoa di Sulawesi.

3. Pembangunan yang berwawasan lingkungan, berarti pembangunan harus

memperhatikan keseimbangan yang sehat antara manusia dengan lingkungannya.

4. Menetapkan beberapa jenis binatang yang perlu dilindungi seperti: Soa-soa (biawak),

Komodo, Landak Semut Irian, Kanguru Pohon, Bekantan, Orang Utan (Mawas), Kelinci

liar, bajing terbang, bajing tanah, Siamang, macan Kumbang, beruang madu, macan

dahan kuwuk, Pesut, ikan Duyung, gajah, tapir, badak, anoa, menjangan, banteng,

kambing hutan, Sarudung, owa, Sing Puar, Peusing.

5. Melakukan usaha pelestarian hutan, antara lain:

• mencegah pencurian kayu dan penebangan hutan secara liar.

• perbaikan kondisi lingkungan hutan.

• menanam kembali di tempat tumbuhan yang pohonnya di tebang.

• sistem tebang pilih.

6. Melakukan usaha pelestarian hewan, antara lain:

• melindungi hewan dari perburuan dan pembunuhan liar.

• mengembalikan hewan piaraan ke kawasan habitatnya.

• mengawasi pengeluaran hewan ke luar negeri.

7. Melakukan usaha pelestarian biota perairan, antara lain:

• mencegah perusakan wilayah perairan.

• melarang cara-cara penangkapan yang dapat mematikan ikan dan biota lainnya,

misalnya dengan bahan peledak.

• melindungi anak ikan dari gangguan dan penangkapan.

PEDULI TERHADAP LINGKUNGAN SEKITAR

Apakah Anda peduli terhadap lingkungan? Berikut adalah cara Anda dapat ikut terlibat dan

membuat suatu perubahan. Di artikel lingkungan hidup ini Anda akan menemukan tips cara

mengurangi limbah, menemukan produk ramah lingkungan, dan mendukung upaya

masyarakat, pemerintah dan perusahaan untuk membantu melindungi dan melestarikan

lingkungan.

1. Hidup Hijau

Mau buat hidup Anda lebih “hijau” dengan menghemat uang dan mengurangi limbah?

Berikut adalah informasi praktis tentang makanan, minum, mode, mobil dan produk

pembersih yang ramah lingkungan. Buatlha pilihan gaya hidup yang ramah lingkungan

dan putuskan untuk membeli barang-barang yang ramah lingkungan sehingga dapat

membantu mempertahankan lingkungan dari pada menguranginya.

2. Mengurangi Pemanasan Global

Mengurangi pemanasan global mungkin tampak seperti tugas yang menakutkan, tapi

jika setiap dari kita membuat komitmen untuk mengambil langkah-langkah sekarang,

kita dapat membuat pernahan. Sebagai contoh, jika setiap keluarga di Indonesia

mengganti satu bola lampu biasa dengan neon kompak, milyaran pon gas rumah kaca

akan dihilangkan. Lihat di sini untuk langkah lagi, besar dan kecil, yang akan membantu

untuk mengurangi pemanasan global.

3. Menghemat Energi

Salah satu cara yang dapat Anda lakukan untuk melindungi lingkungan adalah buatlah

komitmen setiap hari yang memungkinkan Anda menggunakan energi lebih sedikit.

Dalam siklus kehidupan baik hewan maupun tumbuhan selalu terjadi evolusi, seleksi

alam, dan adaptasi. Evolusi adalah perubahaan makluk hidup secara perlahan-lahan dari

sederhana ke bentuk yang lebih sempurna dalam jangka waktu yang sangat lama. Jadi

makluk hidup selalu mengalami perubahaan sehingga timbul spesies baru. Perlu diketahui

bahwa tumbuhan dan hewan berasal dari makluk hidup masa lampau yang telah mengalami

perubahaan dalam waktu yang sangat lama.

Seleksi alam adalah penyaringan suatu lingkungan hidup sehingga hanya makluk

hidup tertentu yang dapat bertahan dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan

hidup yang baru. Makluk hidup yang tidak mampu bertahan dan menyesuaikan dengan

lingkungan yang telah berubah akan mati atau pindah kelingkungan lain. Dengan adanya

seleksi alam ini, banyak hewan dan tumbuhan yang dulu hidup, sekarang telah punah

karena tidak mampu untuk survival menyesuaikan dengan lingkungan atau habitat yang ada.

Contoh kerusakan flora dan fauna yang terjadi di Indonesia akibat kegiatan manusia,

misalnya :

1. Hutan menjadi gundul

Dalam prakteknya tebang pilih juga mengorbankan pohon lain yang tertimpa sehingga

banyak pohon kecil yang mati. Apabila penebangan dilakukan secara serampangan maka

akan menghabiskan pohonpohon dihutan.

2. Tanah Longsor

Akar-akar pohon di hutan berfungsi sebagai penahan tanah agar tidak tererosi dan

longsor. Karena pohon sudah mati maka fungsi tersebut juga tidak dapat berlangsung.

3. Banjir

Pohon-pohon di hutan dapat berfungsi sebagai penahan air hujan sehingga air meresap

kedalam tanah. Namun, karena fungsi hutan berubah maka akar tidak mampu lagi

menahan air akibatnya di dahilir atau di daerah yang lebih rendah akan banjir.

4. Rusaknya hutan habitat hewan dan makluk hidup lain.

Rusaknya hutan berarti rusaknya tempat hidup hewan. Oleh karena itu. Kelestarian

hewan di hutan juga terancam, begitu juga dengan makluk hidup lainnya.

Faktor-faktor yang menyebabkan kemusnahan fauna adalah sebagai berikut:

1) Faktor kematian merupakan faktor yang langsung mematikan atau mengurangi populasi.

Misalnya pemangsaan, perburuan, penyakit, kelaparan dan kecelakaan.

2) Faktor kesejahteraan merupakan faktor yang menyangkut kuantitas dan kualitas

lingkungan hidup fauna. Misalnya makanan, air dan tempat hidup.

3) Faktor manusia merupakan kegiatan-kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi

kuantitas dan kualitas makanan, air dan tempat hidup.