analisis dampak positif pembelajaran ppkn terhadap
TRANSCRIPT
ANALISIS DAMPAK POSITIF PEMBELAJARAN PPKN TERHADAP PENGUATAN KARAKTER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4
BISSAPPU KAB. BANTAENG KEC. BISSAPPU
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi salah Satu syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
OLEH
FERIAL ARFAN SURANTA
10543007114
JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (QS. Ar Ra’d: 11)
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya” (QS. An Najm: 39)
PERSEMBAHAN:
Skripsi ini adalah bagian dari ibadahku kepada Allah SWT, karena kepada-
Nyalah kami menyembah dan kepada-Nyalah kami memohon pertolongan.
Sekaligus sebagai ungkapan terima kasihku kepada:
Bapak dan Ibuku yang selalu memberikan motivasi dalam hidupku
Kakak-kakkakku yang selalu memberikan inspirasi dalam hidupku, Teman-teman
PPKN B 2014 terima kasih atas doa dan dukungannya.
iii
iv
v
vi
vii
ABSTRAK Ferial Arfan Suranta. 2019. Analisis dampak positif pembelajaran PPKn terhadap penguatan karakter pada siswa SMP NEGERI 4 Bissappu. Skripsi. Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Andi Sugiarti, dan pembimbing II Jumiati Nur,
Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui dampak positif pembelajaran PPKn terhadap penguatan karakter pada siswa SMP NEGERI 4 Bissappu (2) untuk mengetahui hambatan apasaja yang ada dalam proses dampak positif pembelajaran PPKn terhadap penguatan karakter pada siswa SMP NEGERI 4 Bissappu (3) untuk mengetahui solusi yang dapat diberikan terhadap hambatan dalam proses dampak positif pembelajaran PPKn terhadap penguatan karakter pada siswa SMP NEGERI 4 Bissappu.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 4 Bissappu. Adapun informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian yaitu kapala sekolah, guru PPKN & guru BK serta siswa SMP NEGERI 4 Bissappu. Adapun fokus penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam proposal ini adalah bagaimana perencanaan, pelaksanaan dan penyelesaian implementasi pendidikan karakter melalui pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan serta pencapaian karakter yang diinginkan seperti disiplin, santun, kerja keras, bertanggung jawab dan jujur pada kelas SMP NEGERI 4 Bissappu.Sumber data yang digunakan yaitu sumber data primer berupa hasil wawancara dan sumber data sekunder berupa dokumen-dokumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) dampak positif pembelajaran PPKn terhadap penguatan karakter pada siswa SMP NEGERI 4 Bissappu. dilaksanakan oleh guru melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian (2) adapun factor penghambat yang dialami guru dalam pendidikan karakter yaitu seperti, kurangnya kesadaran siswa dalam: menaati peraturan, motivasi siswa untuk belajar dan kesadaran siswa terhadap tugas dan tanggung jawab (3) upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi hambatan tersebut yaitu dengan cara, memberi teladan untuk disiplin waktu dan menaati peraturan, memberi perhatian yang sama kepada semua siswa serta memberi hukuman kepada siswa yang melanggar peraturan. Kata kunci: Dampak Positif Pembelajaran PPKn, Pendidikan Karakter, Penguatan Karakter Kewarganegaraan
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun proposal ini
dengan baik, sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana
pendidikan. Sholawat serta salam tetap tercurah kepada keharibaan pemimpin
sang Ilahi Rabbi Nabi Besar Muhammad SAW, Sang revolusioner sejati, Sosok
pemimpin yang terpercaya, jujur, dan berakhlak karimah yang telah bersusah
payah mengeluarkan manusia dari kungkungan kebiadaban, sehingga sampai saat
ini manusia mampu memposisikan diri sebagai warga negara yang senantiasa
beriman dan bertaqwa dijalan Allah SWT.
Dengan segala keterbatasan dan kekurangan penulis, proposal ini lahir dan
tampil sebagai manifestasi dari suatu usaha yang tak mengenal lelah dan pantang
menyerah. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa mulai dari penyusunan, hingga
selesai proposal ini ditulis, tidak sedikit hambatan dan tantangan yang dialami
penulis. Namun, hambatan dan tantangan tersebut dapat diatasi berkat adanya
bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, tidak berlebihan kalau sekiranya pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-
tingginya dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM. Selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
ix
2. Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Muhajir, S.Pd., M.Pd. Selaku Ketua Prodi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) sekaligus sebagai Penasehat Akademik dan
Dosen Pembimbing II yang telah dengan tulus ikhlas meluangkan waktunya
memberikan arahan selama proses penyusunan proposal ini.
4. Dr. Andi Sugiati, M.Pd Selaku Dosen Pembimbing I yang dengan penuh
kesabaran dan keikhlasan membimbing penulis dalam menyelesaikan
proposal ini.
5. Dra. Jumiati Nur, M.Pd. Selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Seminar
PPKn yang telah memberikan ilmu dan pengalaman selama perkuliahan
sebagai bekal dimasa sekarang dan masa yang akan datang.
6. Teristimewa Kedua Orang Tua saya tercinta , Ayahanda Komisi dan Ibunda
Kartini atas segala doa dan dukungan tak terhingga yang selalu tercurah
untuk keberhasilan ananda.
7. Teman teman seperjuanganku khususnya teman kelas PPKn B Angkatan
2014 yang selalu memberi motivasi dan dukungan dalam pembuatan
proposal ini.
8. Serta semua pihak yang telah ikut serta memberikan bantuannya, yang tidak
sempat disebutkan namanya satu per satu.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas amal ibadah dan bantuan
yang diberikan dengan tulus ikhlas serta limpahan rahmat dan karunia-Nya
senantiasa tercurah kepada kita. Amin .
x
Sebagai seseorang yang masih dalam taraf belajar, tentu saja proposal ini
masih banyak kekurangan dan kesalahan. Untuk itu penulis dengan hati terbuka
menerima segala kritik dan saran yang bersifat konstruktif, guna perbaikan dan
peningkatan kualitas penulis dimasa yang akan datang, karena penulis yakin
bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan.
Mudah-mudahan proposal ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca,
terutama bagi diri pribadi penulis. Amin.
Makassar, September 2019
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... v
SURAT PERJANJIAN .................................................................................. vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... 6
A. Kajian Pustaka ............................................................................ 6
1. Pengertian Penguatan ............................................................. 6
2. Pengertian Karakter ................................................................ 7
xii
3. Perbedaan Pengertian Karakter dan Pengertian Perbedaan ... 8
4. Contoh Program Pendidikan Karakter ................................... 11
5. Pendidikan Karakter Untuk Membangun Keberadaban
Bangsa .................................................................................... 13
6. Pendidikan Karakter Yang Berhasil ....................................... 16
7. Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan .. 18
8. Sejarah PPKn di Inddonesia ................................................... 19
9. Tujuan Pembelajaran PPKN .................................................. 20
10. Karakteristik Pembelajaran PPKn .......................................... 23
B. Penelitian yang Relevan ............................................................. 25
C. Kerangka Pikir ............................................................................ 27
D. Defenisi Operasional ................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 30
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ................................................. 30
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 30
C. Sumber Data ............................................................................... 30
D. Populasi dan Sampel ................................................................... 31
E. Instrumen Penelitian ................................................................... 33
F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 33
G. Teknik Analisis Data .................................................................. 35
H. Teknik Keabsahan Data .............................................................. 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ....................................................... 39
xiii
B. Hasil penelitian ........................................................................... 44
C. Pembahasan ................................................................................ 50
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 55
B. Saran .......................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 57
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Populasi Penelitian berdasarkan Jenis Kelamin ................................... 31
3.2 Absen kelas VII SMP Negeri 4 Bissappu ............................................. 32
3.4 Klasifikasi Data Pengumpulan Data .................................................... 34
4.1 Profil Sekolah ........................................................................................ 39
4.2 Nama-nama pimpinan sekolah SMP Negeri 4 Bissappu ...................... 41
4.3 Daftar Guru Dan Tenaga Honorer SMP Negeri 4 Bissappu ................. 42
4.4 Jumlah Siswa berdasarkan Jenis Kelamin............................................. 43
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Pikir ...................................................................................... 28
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Hasil penelitian relevan dan tidak relevan
2. Pedoman observasi
3. Pedoman Wawancara
4. Daftar data Informan
5. Catatan Harian Kegiatan Penelitian
6. Dokumentasi
7. Persuratan
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 3 menjelaskan fungsi Pendidikan nasional adalah
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa; dan tujuan
pendidikan nasional untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Implikasi dari Undang-
Undang tersebut bahwa, pendidikan di setiap jenjang, termasuk Sekolah
Menengah Atas (SMA) harus diselenggarakan secara terprogram dan
sistematis mengarah kepada pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Bila kita melihat Undang-Undang Bab II Pasal 3 No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mana pendidikan bertujuan
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Dan Pasal 1 UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan di
antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta
didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian, dan akhlak mulia. Berangkat
dari undang-undang ini, dapat kita temukan bahwa garis besar dari tujuan
1
2
pendidikan nasional adalah selain mencerdaskan peserta, juga terciptanya
karakter peserta yang beriman, mandiri, dan berahklak mulia. Bila demikian,
dengan melihat potret-potret dunia pendidikan saat ini, bisa dikatakan sistem
pendidikan nasional sudah gagal memenuhi tujuan undang-undang di atas.
Namun pada kenyataan yang ada di pendidikan masih banyak siswa
sering kali di temukan merokok di area sekolah, masih banyak yang terdapat
siswa terlambat memasuki kelas, tidak menhormati guru di dalam kelas, serta
masih banyak penyakit menyimpan, sehingga biasanya tujuan dari pendidikan
karakter ini tidak tidak begitu berhasil karena masih banyaknya siswa yang
melanggar peraturan-peraturan di sekolah. Hal ini menyebabkan mutu
pendidikan sulit untuk meningkat.
Terlepas dari semua faktor yang ada, sebesar apa pun dampaknya,
kurangnya pendidikan karakter telah membuat peserta didik dan sekaligus
bangsa seakan kehilangan martabatnya. Memang dari satu sisi pendidikan
nasional berhasil mencerdaskan anak bangsa, akan tetapi hal itu tidak cukup,
mengingat keberhasilan seseorang tidak hanya diukur dari kecerdasannya,
tetapi juga sikap dan karakternya. Sikap dan karakter merupakan suatu yang
tidak kalah penting dari kecerdasan bagi anak-anak, bahkan sebagian orang
menganggapnya lebih penting. Buktinya terdapat sebagian orang yang gagal
ketika di sekolah, akan tetapi di masa tuanya mereka begitu berhasil
disebabkan pendidikan karakter yang dialaminya. Sebut saja Albert Einstein,
siapa yang menyangka kalau penemu teori “relativitas” ini dikeluarkan dari
sekolah semasa kecilnya, tetapi saat sekarang, siapa yang tidak mengakui
3
keberhasilannya dan masuk dalam daftar orang berpengaruh di dunia. Di
sinilah pentingnya mengutamankan pendidikan karakter, keberhasilan
seseorang bahkan suatu bangsa bukan hanya dengan dibekali kecerdasan yang
mempuni, akan tetapi juga pembentukan karakter yang berjiwa mandiri,
penuh tanggung jawab, dan berahklak mulia seperti yang tercantum dalam
undang-undang.
Membangun karakter yang mandiri dan bijaksana harus melibatkan kerja
sama dan dukungan dari semua kompenan bangsa, dalam hal ini lembaga
pendidikan memiliki peran besar untuk menjadi motor penggerak dengan
menyosialisasikan pendidikan karakter tersebut, dibarengi dengan segenap
upaya sekolah agar memasukkan nilai-nilai moral dalam setiap mata
pelajarannya. Tidak cukup dengan itu, kita membutuhkan cara yang tepat
untuk mendidik para anak bangsa.
Cara itu dapat melalui dua kategori. Pertama, secara formal, yaitu dengan
memasukkan bahan pelajaran yang dapat menunjang karakter anak, seperti
mata pelajaran budi pekerti atau akhlak sebagai pedoman bagi peserta didik.
Dan secara tegas memberi punishment kepada siswa yang terbukti melanggar
dan penghargaan bagi yang berprestasi. Kedua hal ini tidak bisa dipisahkan,
maka tidak akan efektif bila hanya menjalankan salah satunya. Dengan
catatan punishment tersebut adalah punishment yang tidak memberi dampak
psikologis bagi siswa, seperti dengan menggunakan kekerasan yang
keterlaluan.
4
Kedua, secara informal, yaitu pendidikan karakter dilaksanakan melalui
membiasakan kebiasaan-kebiasaan yang positif pada siswa, seperti
menjadwalkan kerohanian, upacara kebangsaan dan pramuka dan lain
sebagainya. Strategi yang keduan ini sangat diperlukan mengingat aktivitas
siswa tidak selalu berada di sekolah. Oleh sebab itu, perlunya pendidikan
dengan kebiasaan-kebiasaan seperti di atas.
Dengan dibarengi upaya mencerdaskan peserta didik, bukan mustahil
tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam undang-undang akan
tercapai. Dan menjadi solusi yang mujarab untuk mengatasi dinamika
pendidikan nasional.
Bertitik tolak dari apa yang telah dikemukakan di atas, maka penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ANALISIS DAMPAK
POSITIF PEMBELAJARAN PPKN TERHADAP PENGUATAN
KARAKTER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 BISSAPPU”.
B. Rumusan Masalah
“Bagaimana pembelajaran PPKn memberi dampak positif terhadap
penguatan karakter pada siswa kelas VII SMP NEGERI 1 BISSAPPU”
C. Tujuan Penelitian
“Untuk mengetahui dampak positif pembelajaran PPKn terhadap
penguatan karakter pada siswa kelas VII SMP NEGERI 1 BISSAPPU”
5
D. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat
sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi
untuk penelitian yang lebih lanjut mengenai Analisis dampak positif
pembelajaran PPKn terhadap penguatan karakter pada siswa.
2. Manfaat praktis
a. Menambah wawasan penulis tentang ruang lingkup pendidikan,
khususnya yang berhubungan dengan Pendidikan dan pembelajaran
dalam upaya meningkatkan dampak positif pembelajaran pada
pelajaran PPKn terhadap penguatan karakter pada siswa.
b. Dapat mengembangkan profesionalitas guru karena guru mampu
menilai dan memperbaiki pembelajaran yang di kelolanya dan
membantu siswa meningkatkan dampak positif pembelajaran pada
pelajaran PPKn terhadap penguatan karakter pada siswa.
c. Membantu siswa dalam hal pembentukan karakter yang berjiwa
mandiri, penuh tanggung jawab, dan berahklak.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian penguatan.
Penguatan adalah respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan
kemungkinan berulangnya kemb ali perilaku itu. Dalam rangka pengelolaan
kelas, dikenal penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif
adalah penguatan yang bertujuan untuk mempertahankan dan memelihara
perilaku positif, sedangkan penguatan negatif merupakan penguatan perilaku
dengan cara menghentikan atau menghapus rangsangan yang tidak
menyenangkan. Misalnya dalam penguatan negatif, guru memberikan sindiran
kepada siswa yang tidak memperhatikan saat guru tersebut menerangkan suatu
materi pelajaran. Manfaat penguatan bagi siswa, antara lain.
1. Meningkatnya perhatian dalam belajar.
2. Membangkitkan dan memelihara perilaku.
3. Menumbuhkan rasa percaya diri.
4. Memelihara suasana belajar yang kondusif.
Menurut Moh. Uzer Usman, penguatan (reinforcement) adalah
“segala bentuk respon, apakah bersifat verbal maupun nonverbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi si penerima (siswa) atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan maupun koreksi.” Keterampilan memberikan penguatan merupakan keterampilan yang harus
dikuasai oleh guru karena penguatan yang diberikan kepada siswa akan
7
membangkitkan semangat dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Semangat
siswa yang tinggi akan meningkatkan daya tangkap ilmu sehingga nantinya
tujuan yang ingin dicapai oleh guru dapat diraih dengan baik.
Penguatan harus dilakukan secara merata kepada siswa yang baik ataupun
kurang baik perilakunya. Guru tidak boleh membeda-bedakan dalam
memberikan penguatan.
2. Pengertian Karakter
Menurut Koesoema (2010:3) mengemukakan pengertian pendidikan
karakter bahwa:
“Karakter merupakan struktur antropologis manusia, di sanalah manusia menghayati kebebasan dan menghayati keterbatasan dirinya. Dalam hal ini karakter bukan hanya sekedar tindakan saja, melainkan merupakan suatu hasil dan proses. Untuk itu suatu pribadi diharapkan semakin menghayati kebebasannya, sehingga ia dapat bertanggung jawab atas tindakannya silabus.org, baik untuk dirinya sendiri sebagai pribadi atau perkembangan dengan orang lain dan hidupnya”
Sedangkan menurut Kertajaya (2010) mengemukakan bahwa:
“menurutnya karakter ialah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda
atau individu. Ciri khas tersebut asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, serta merupakan “mesin” yang mendorong bagaimana
seseorang itu bertindak, bersikap, berucap dan merespon sesuatu.”
Karakter adalah jawaban mutlak untuk menciptakan kehidupan yang lebih
baik didalam masyarakat. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia
yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap,
perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum,
tata krama,budaya,dan ada tistiadat. Pendidikan karakter adalah suatu sistem
penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen
8
pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-
nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri,
sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan
kamil. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders)
harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu
isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan,
penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah,
pelaksanaan aktivitas atau kegiatanko-kurikuler, pemberdayaan sarana,
prasarana, dan, pembiayaan, dan, ethos kerja seluruh warga dan lingkungan
sekolah. “Pendidikan karakter yang utuh dan menyeluruh tidak sekedar
membentuk anak-anak muda menjadi pribadi yang cerdas dan baik, melainkan
juga membentuk mereka menjadi pelaku baik bagi perubahan dalam hidupnya
sendiri, yang pada gilirannya akan menyumbangkan perubahan dalam tatanan
sosial kemasyarakatan menjadi lebih adil, baik, dan manusiawi.”(Doni
Koesoema A.Ed)
3. Perbedaan Pengertian Karakter Dengan Pengertian Kepribadian.
a. Karakter / watak merupakan sifat batin yang akan memengaruhi segenap
pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang ada pada manusia maupun
pada makhluk hidup lainnya.
Menurut Soemarno Soedarsono,
”karakter adalah sebuah nilai yang telah terpatri di dalam diri seseorang melalui pengalaman, pendidikan, pengorbanan, dan percobaan, serta juga pengaruh lingkungan yang kemudian dipadukan dengan nilai nilai yang terdapat pada diri seseorang dan menjadi nilai intrinsik yang dinyatakan di dalam sistem daya juang yang kemudian melandasari sikap dan perilaku, serta pemikiran seseorang.”
9
Saat setiap manusia belajar untuk mengatasi dan memperbaiki
kelemahannya, serta memunculkan kebiasaan positif yang baru, inilah yang
disebut dengan Karakter. Misalnya, seorang dengan kepribadian Sanguin
yang sangat suka bercanda dan terkesan tidak serius, lalu sadar dan belajar
sehingga mampu membawa dirinya untuk bersikap serius dalam situasi yang
membutuhkan ketenangan dan perhatian fokus, itulah Karakter. Pendidikan
Karakter adalah pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup,
seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian dan lain-lainnya. Dan itu adalah
pilihan dari masing-masing individu yang perlu dikembangkan dan perlu di
bina, sejak usia dini (idealnya).
Karakter tidak bisa diwariskan, karakter tidak bisa dibeli dan
karakter tidak bisa ditukar. Karakter harus dibangun dan dikembangkan
secara sadar hari demi hari dengan melalui suatu proses yang tidak instan.
Karakter bukanlah sesuatu bawaan sejak lahir yang tidak dapat diubah lagi
seperti sidik jari.Banyak kami perhatikan bahwa orang-orang dengan
karakter buruk cenderung mempersalahkan keadaan mereka. Mereka sering
menyatakan bahwa cara mereka dibesarkan yang salah, kesulitan keuangan,
perlakuan orang lain atau kondisi lainnya yang menjadikan mereka seperti
sekarang ini. Memang benar bahwa dalam kehidupan, kita harus
menghadapi banyak hal di luar kendali kita, namun karakter Anda tidaklah
demikian. Karakter Anda selalu merupakan hasil pilihan Anda.Ketahuilah
bahwa Anda mempunyai potensi untuk menjadi seorang pribadi yang
berkarakter, upayakanlah itu. Karakter, lebih dari apapun dan akan
10
menjadikan Anda seorang pribadi yang memiliki nilai tambah. Karakter
akan melindungi segala sesuatu yang Anda hargai dalam kehidupan
ini.Setiap orang bertanggung jawab atas karakternya. Anda memiliki kontrol
penuh atas karakter Anda, artinya Anda tidak dapat menyalahkan orang lain
atas karakter Anda yang buruk karena Anda yang bertanggung jawab penuh.
Mengembangkan karakter adalah tanggung jawab pribadi Anda.
b. Kepribadian adalah hadiah dari Tuhan Sang Pencipta saat manusia
dilahirkan dan setiap orang yang memiliki kepribadian pasti ada
kelemahannya dan kelebihannya di aspek kehidupan sosial dan masing-
masing pribadi. Kepribadian manusia secara umum ada 4, yaitu :
1). Koleris : tipe ini bercirikan pribadi yang suka kemandirian, tegas,
berapi-api, suka tantangan, bos atas dirinya sendiri.
2). Sanguinis : tipe ini bercirikan suka dengan hal praktis, happy dan ceria
selalu, suka kejutan, suka sekali dengan kegiatan social dan bersenang-
senang.
3). Phlegmatis : tipe ini bercirikan suka bekerjasama, menghindari konflik,
tidak suka perubahan mendadak, teman bicara yang enak, menyukai hal
yang pasti.
4). Melankolis : tipe ini bercirikan suka dengan hal detil, menyimpan
kemarahan, Perfection, suka instruksi yang jelas, kegiatan rutin sangat
disukai.
11
Menurut Theodore M. Newcomb
“kepribadian ialah suatu kelompok sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang dari perilakunya. Hal ini berarti bahwa kepribadian itu bertujuan untuk menunjukkan kelompok dari tingkah-tingkah seorang indivindu untuk dapat berbuat, mengetahui, berfikir dan merasakan dengan secara khsusu jika ia berhubungan dengan orang lain atau juga pada saat ia menghadapi suatu masalah/keadaan.”
4. Contoh Program Pendidikan karakter.
a). Lingkungan Sekolah:
1). Training Guru
Terkait dengan program pendidikan karakter disekolah, bagaimana
menjalankan dan melaksanakan pendidikan karakter disekolah, serta
bagaimana cara menyusun program dan melaksanakannya, dari gagasan ke
tindakan.
Program ini membekali dan memberikan wawasan pada guru tentang
psikologi anak, cara mendidik anak dengan memahami mekanisme pikiran
anak dan 3 faktor kunci untuk menciptakan anak sukses, serta kiat praktis
dalam memahami dan mengatasi anak yang “bermasalah” dengan
perilakunya.
2) Program Bimbingan Mental
Program bimbingan mental ini terbagi menjadi dua sesi program :
(1) Sesi Workshop Therapy, yang dirancang khusus untuk siswa usia
12 -18 tahun. Workshop ini bertujuan mengubah serta
membimbing mental anak usia remaja. Workshop ini bekerja
sebagai “mesin perubahan instant” maksudnya setelah mengikuti
12
program ini anak didik akan berubah seketika menjadi anak yang
lebih positif.
(2) Sesi Seminar Khusus Orangtua Siswa, membantu orangtua
mengenali anaknya dan memperlakukan anak dengan lebih baik,
agar anak lebih sukses dalam kehidupannya. Dalam seminar ini
orangtua akan mempelajari pengetahuan dasar yang sangat bagus
untuk mempelajari berbagai teori psikologi anak dan keluarga.
Memahami konsep menangani anak di rumah dan di sekolah,
serta lebih mudah mengerti dan memahami jalan pikiran anak,
pasangan dan orang lain.
b). Lingkungan Keluarga
1) Membangun Karakter Anak Sejak Usia Dini.
Karakter akan terbentuk sebagai hasil pemahaman tiga (3):
hubungan yang pasti dialami setiap manusia (triangle relationship),
yaitu:
(a). Hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal),
(b). Dengan lingkungan (hubungan sosial dan alam sekitar), dan
(c). Hubungan dengan Tuhan YME (spiritual).
Setiap hasil hubungan tersebut akan memberikan
pemaknaan/pemahaman yang pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan
anak. Cara anak memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan
cara anak memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan berimbas
pada perlakuan yang negatif dan pemahaman yang positif akan
13
memperlakukan dunianya dengan positif. Untuk itu, Tumbuhkan
pemahaman positif pada diri anak sejak usia dini, salah satunya dengan
cara memberikan kepercayaan pada anak untuk mengambil keputusan
untuk dirinya sendiri, membantu anak mengarahkan potensinya dengan
begitu mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dengan sendirinya, tidak
menekannya baik secara langsung atau secara halus, dan seterusnya.
Biasakan anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan
sekitar. Ingat pilihan terhadap lingkungan sangat menentukan
pembentukan karakter anak. Seperti kata pepatah bergaul dengan penjual
minyak wangi akan ikut wangi, bergaul dengan penjual ikan akan ikut
amis. Seperti itulah, lingkungan baik dan sehat akan menumbuhkan
karakter sehat dan baik, begitu pula sebaliknya. Dan yang tidak bisa
diabaikan adalah membangun hubungan spiritual dengan Tuhan Yang
Maha Esa. Hubungan spiritual dengan Tuhan YME terbangun melalui
pelaksanaan dan penghayatan ibadah ritual yang terimplementasi pada
kehidupan sosial.
5. Pendidikan Karakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa.
Dunia pendidikan diharapkan sebagai motor penggerak untuk
memfasilitasi perkembangan karakter, sehingga anggota masyarakat
mempunyai kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis
dan demokratis dengan tetap memperhatikan sendi-sendi Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) dan norma-norma sosial di masyarakat yang
telah menjadi kesepakatan bersama. "Dari mana asalmu tidak penting,
14
ukuran tubuhmu juga tidak penting, ukuran Otakmu cukup penting, ukuran
hatimu itulah yang sangat penting” karena otak (pikiran) dan kalbu hati
yang paling kuat menggerak seseorang itu ”bertutur kata dan bertindak”.
Simak, telaah, dan renungkan dalam hati apakah telah memadai ”wahana”
pembelajaran memberikan peluang bagi peserta didik untuk multi
kecerdasan yang mampu mengembangkan sikap-sikap: kejujuran,
integritas, komitmen, kedisipilinan, visioner, dan kemandirian. Sejarah
memberikan pelajaran yang amat berharga, betapa perbedaan,
pertentangan, dan pertukaran pikiran itulah sesungguhnya yang
mengantarkan kita ke gerbang kemerdekaan. Melalui perdebatan tersebut
kita banyak belajar, bagaimana toleransi dan keterbukaan para Pendiri
Republik ini dalam menerima pendapat, dan berbagai kritik saat itu.
Melalui pertukaran pikiran itu kita juga bisa mencermati, betapa kuat
keinginan para Pemimpin Bangsa itu untuk bersatu di dalam satu identitas
kebangsaan, sehingga perbedaan-perbedaan tidak menjadi persoalan bagi
mereka.
Karena itu pendidikan karakter harus digali dari landasan nilai
Pancasila, dan landasan konstitusional UUD 1945. Sejarah Indonesia
memperlihatkan bahwa pada tahun 1928, ikrar “Sumpah Pemuda”
menegaskan tekad untuk membangun nasional Indonesia. Mereka
bersumpah untuk berbangsa, bertanah air, dan berbahasa satu yaitu
Indonesia. Ketika merdeka dipilihnya bentuk negara kesatuan. Kedua
peristiwa sejarah ini menunjukan suatu kebutuhan yang secara sosio-politis
15
merefleksi keberadaan watak pluralisme tersebut. Kenyataan sejarah dan
sosial budaya tersebut lebih diperkuat lagi melalui arti simbol “Bhineka
Tunggal Ika” pada lambang negara Indonesia.
Dari mana memulai dibelajarkannya nilai-nilai karakter bangsa,
dari pendidikan informal, dan secara pararel berlanjut pada pendidikan
formal dan nonformal. Tantangan saat ini dan ke depan bagaimana kita
mampu menempatkan pendidikan karakter sebagai sesuatu kekuatan
bangsa. Oleh karena itu kebijakan dan implementasi pendidikan yang
berbasis karakter menjadi sangat penting dan strategis dalam rangka
membangun bangsa ini. Hal ini tentunya juga menuntut adanya dukungan
yang kondusif dari pranata politik, sosial, dan, budaya bangsa“Pendidikan
Karakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa” adalah kearifan dari
keaneragaman nilai dan budaya kehidupan bermasyarakat. Kearifan itu
segera muncul, jika seseorang membuka diri untuk menjalani kehidupan
bersama dengan melihat realitas plural yang terjadi. Oleh karena itu
pendidikan harus diletakan pada posisi yang tepat, apalagi ketika
menghadapi konflik yang berbasis pada ras, suku dan keagamaan.
Pendidikan karakter bukanlah sekedar wacana tetapi realitas
implementasinya, bukan hanya sekedar kata-kata tetapi tindakan dan
bukan simbol atau slogan, tetapi keberpihak yang cerdas untuk
membangun keberadaban bangsa Indonesia. Pembiasaan berperilaku
santun dan damai adalah refreksi dari tekad kita sekali merdeka, tetap
merdeka.
16
6. Pendidikan Karakter yang Berhasil.
Keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui melalui
pencapaian indikator oleh peserta didik sebagaimana tercantum dalam
Standar Kompetensi Lulusan SMP, yang antara lain meliputi sebagai
berikut:
1. Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap
perkembangan remaja.
2. Memahami kekurangan dan kelebihan dirisendiri.
3. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang
lebih luas.
4. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan
sosial ekonomi dalam lingkup nasional.
5. Menunjukkan sikap percaya diri.
6. Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan
sumber-sumber lain secara logis, kritis,dankreatif.5
7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif.
8. Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan
potensi yang dimilikinya.
9. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari.
10. Mendeskripsikan gejala alam dan social.
11. Memanfaatkan lingkungan secara bertanggungjawab.
17
12. Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya
persatuan dalam Negara kesatuan Republik Indonesia.
13. Menghargai karyaseni dan budayanasional.
14. Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk
berkarya.
15. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan -
waktu luang dengan baik.
16. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dansantun.
17. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan
di masyarakat; Menghargai adanya perbedaan pendapat.
18. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek
sederhana.
19. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan -
menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana.
20. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti
pendidikan menengah.
21. Memiliki jiwa kewirausahaan.
22. Menunjukkan sikap percaya diri.
Pada tataran sekolah, kriteria pencapaian pendidikan karakter
adalah terbentuknya budaya sekolah, yaitu perilaku, tradisi, kebiasaan
keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga
18
sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah harus berlandaskan nilai-nilai
tersebut.
7. Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
a. Hakekat Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Hakikat pndidikan kewarganegaraan merupakan sebuah metode
pendidikan yang bersumber pada nilai nilai Pancasila sebagai kepribadian
bangsa demi meningkatkan serta melestarikan keluhuran moral dan
perilaku masyarakat yang bersumber pada budaya bangsa yang ada sejak
dahulu kala. Dengan hal tersebut diharapkan dapat mencerminkan jati diri
yang terwujud dalam berbagai tingkah laku di dalam kehidupan keseharian
masyarakat. Hakikat pendidikan kewarganegaraan sebagai sebuah mata
pelajaran ialah memiliki sebuah tujuan penting dalam membentuk jati diri
individu yang hidup dalam kehidupan masyarakat yang majemuk. Baik
dalam kemajemukan suku, agama, ras dan budaya serta bahasa demi
membangun karakter bangsa sebagai bangsa yang cerdas, cakap dan
memiliki karakter yang berlandaskan UUD 1945 dan Pancasila sebagai
filsafat bangsa. Menurut Kurikulum 2013;
b. Pancasila, sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa;
c. UUD 1945 sebagai hukum dasar yang menjadi landasan
konstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;
d. Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud keberagaman kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam keberagaman yang
kohesif dan utuh;
19
e. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk
negara Indonesia
8. Sejarah PPKn Di Indonesia
Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia dimulai pada
tahun 1957 saat pemerintahan Sukarno atau yang lebih dikenal dengan
istilah civics. Penerapan Civics sebagai pelajaran di sekolah-sekolah
dimulai pada tahun 1961 dan kemudian berganti nama menjadi pendidikan
Kewargaan negara pada tahun 1968.
Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan resmi masuk dalam
kurikulum sekolah di Indonesia pada tahun 1968. Saat terjadi pergantian
tahun ajaran yang awalnya Januari – Desember dan diubah menjadi Juli –
Juni pada tahun 1975, nama pendidikan kewarganegaraan diubah oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia menjadi Pendidikan
Moral Pancasila (PMP). Nama mata pelajaran PMP diubah lagi pada tahun
1994 menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Pada
masa Reformasi PPKn diubah menjadi PKn dengan menghilangkan kata
Pancasila yang dianggap sebagai produk Orde Baru.
“Djahiri (1994/1995:10) menyebutkan bahwa pendidikan
kewarganegaraan memiliki dua tujuan yang utama, yakni tujua secara
umum juga khusus. Tujuan umum, pendidikan kewarganegaraan memiliki
tujuan untuk memberi dukungan supaya pencapaian Pendidikan Nasional
mencapai sebuh keberhsilan dan ajeg (tetap).Tujuan khusus, pendidikan
20
kewarganegaraan secara khusus bertujuan untuk membentuk moral yang
diharapkan dapat terwujud dalam kehidupan sehari-hari.’
“Branson (1999:7) berpendapat tujuan pedidikan kewarganegaraa
(civic education) ialah keikut sertaan yang memiliki tanggung jawab serta
mutu yang berkualitas dalam kehidupan masyarakat maupun politik baik
secara lokal, negara bagian, dan nasional.”
“Menurut Depdiknas (2006:49), pendidikan kewarganegaraan
memiliki tujuan sebagai sebuah pembelajaran yang dapat meningkatkan
kompetensi, berikut diantaranya: Memiliki pemikiran yang kritis dan
kreatif serta rasional dalam menghadapi adanya isu Kewarganegaraan. Ikut
serta dengan cerdas dan bijak juga bertanggung jawab, dalam bertindak
secara sadar dalam setiap kegiatan, baik dalam bermasyarakat dan
berbangsa maupun bernegara. Maju kearah yang lebih positif dan
demokratis demi mewujudkan individu yang berdasar pada nilai-nilai
pendidikan karakter yang terdapat di masyarakat supaya dapat hidup rukun
dan berdampingan sebagai upaya menjaga keutuhan NKRI. Memiliki
hubungan yang baik dengan bangsa lain dan berpartisipasi dalam menjaga
ketertiban dunia secara langsung melalui teknologi informasi di era
globalisasi saat ini.
9. Tujuan Pembelajaran PPKn
a. Tujuan Pembelajaran Ppkn Menurut UU
Tujuannya pendidikan kewarganegaraan (PPKn) dalam UU adalah
untuk bisa menumbuhkan pengetahuan atau wawasan serta juga
21
kesadaran dalam bernegara, sikap dan juga perilaku yang cinta tanah
air dan bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta
juga ketahanan nasional di dalam diri para tiap-tiap calon-calon
penerus bangsa yang sedang juga yang mengkaji dan juga yang akan
menguasai imu pengetahuaan serta teknologi dan juga seni.
b. Tujuan Pembelajaran Ppkn Menurut K13
Ada pandangan bahwa nomenklatur Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan dalam Kurikulum 2013 hendak menghidupkan
kembali Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) di era
Orde Baru ke dalam kebijakan Kurikulum 2013. Pada bagian lain,
pemunculan kembali nomenklatur ini merupakan reaksi terhadap
kondisi kebangsaan yang makin tidak menentu sehubungan dengan
perilaku kehidupan berbangsa dan bernegara yang terasa jauh dari
nilai-nilai Pancasila. Melalui program Empat Pilar Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara‖ yang diusung oleh MPR sejak 2009, maka
materi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Kurikulum
2013 memuat program tersebut. Empat Pilar Kehidupan Berbangsa
dan Bernegara‖ meliputi Pancasila, 6 UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) menjadi materi pokok Pendidikan
Kewarganegaraan (lihat Peraturan Pemerintah RI No. 32 Tahun 2013
Penjelasan Pasal 77I, 77J dan 77K masing-masing ayat (1) Huruf b
sebagaimana dilampirkan dalam makalah ini).
22
”Branson (1999:7) menyatakan bahwa pendidikan kewarganegaraan
(civic education) bertujuan untuk partisipasi yang bermutu serta
bertanggung jawab di dalam kehidupan berpolitik dan bermasyarakat baik
di tingkat lokal, negara bagian, maupun nasional.”
“Somantri (2001:279) mengungkapkan sebuah tujuan pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan secara umum yaitu demi mendidik warga
negara supaya menjadi seorang warga negara yang baik. Yang dapat
Terlukis dengan “warga negara yang patriotik, toleran, setia terhadap
bangsa dan negara, beragama, demokratis, dan Pancasila sejati”.
“Maftuh dan Sapriya (2005:30) berpendapat bahwa, pendidikan
kewarganegaraan yang dikembangkan oleh negara memiliki sebuah tujuan
supaya setiap warga negara menjadi seorang warga negara yang baik (to
be good citizens). Yang dapat diartikan sebagai seorang warga negara
yang mempunyai civics inteliegence yakni kecerdasan dalam
kewarganegaraan secara intelektual, sosial dan emosional serta kecerdasan
kewargaan secara spiritual. Yang tentunya mempunyai civics
responsibility;yakni rasa bangga serta bertanggung jawab dalam bernegara
serta mampu ikutserta di dalam kehidupan masyarakat.”
“Depdiknas Pembelajaran materi Pedidikan Kewarganegaraan menurut
Depdiknas (2006:49) ialan bertujuan guna memberikan kompetensi
sebagaimana berikut ini:
(1) Memiliki kemampuan untuk berpikir secara kritis dan rasional serta
kreatif berkenaan mengenai isu tentang Kewarganegaraan.
23
(2) Berperanserta secara cerdas serta memiliki tanggung jawab, maupun
berperilaku secara sadar didalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
(3) Agar dapat berkembang secara positif juga demokratis demi
membentuk individu yang berkarakter Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat di Indonesia supaya tercipta kehidupan
berbangsa dan bernegara yang baik bersama-sama dengan bangsa-
bangsa lainnya.
(4) Dalam berhubungan dengan bangsa lain dalam berbagai peraturan
dunia yang secara langsung memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.”
10. Karakteristik Pembelajaran Ppkn
Sejalan dengan uraian pada hakikat bidang studi Pendidikan
Kewarganegaraan maka berikut ini akan diuraikan pula tentang
karakteristik atau ciri-ciri/sifat umum bidang studi Pendidikan
Kewarganegaraan. Melalui matapelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
menuntut lahirnya warga negara dan warga masyarakat yang Pancasila,
beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang mengetahui
dan memahami dengan baik hak-hak dan kewajibannya yang didasari oleh
kesadaran dan tanggungjawabnya sebagai warga negara. Dapat membuat
keputusan secara cepat dan tepat, baik bagi dirinya maupun bagi orang
lain. Warga negara yang yang dimaksud adalah warga negara dan warga
masyarakat yang juga mandiri, bertanggungjawab, mampu berfikir kritis
24
dan kreatif atau yang secara umum oleh Lawrence Senesh seperti yang
dikemukakan oleh Murphy dengan sebutan desitable socio-civic behavior
atau warga negara yang mampu tink globally while act locally kata Rene
Dubois.
Pendidikan kewarganegaraan sebagai muatan kurikuler termasuk
dalam kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.
Sebagaimana lazimnya suatu bidang setudi yan diajarkan di sekolah,
materi keilmuan mata pelajaran PKn mencakup dimensi pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skill) dan nilai (value) berupa watak
kewarganegaraan. Sejalan dengan ide pokok mata pelajaran PKKn yang
ingin membentuk warga negara yang ideal yaitu yang memiliki
pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang sesuai dengan konsep dan
prinsip-prinsip PPKn.
Dilihat dari standar kompetensi pembelajaran, ”pendidikan
kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri beragam dari segi agama, bahasa, usia, suku bangsa
untuk warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang dilandasai
oleh Pancasila dan UUD 1945” (Depdiknas , 2003).
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan degan
hubungan antara warganegara dengan negara serta Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara (PPBN) agar menjadi warga negara yang dapat
diandalkan oleh bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
25
Pelajaran PKKn mencakup dimensi pengetahuan, keterampilan, dan
nilai-nilai kewarganegaraan. Mata pelajaran PKKn merupakan bidang
kajian interdisipliner, artinya materi keilmuan kewarganegaraan dijabarkan
dari anatara lain: disiplin ilmu, politik, hukum, sejarah, ekonomi, moral
dan filsafat. Dengan memperhatikan visi dan misi mata pelajaran PKn
yaitu membentuk warganegara yang baik, maka selain mencakup dimensi
penegetahuan, mata pelajaran PKn ditandai dengan pemberian penekanan
pada dimensi sikap dan keterampilan berpartisipasi dalam kehidupan
berbagsa dan bernegara serta keterampilan menentukan posisi diri,
keterampilan hidup dan sebagainya.
Warganegara yang memahami dan menguasai pengetahuan
kewarganegaraan serta nilai-nilai kewarganegaraan akan menjadi seorang
warganegara yang memiliki rasa percaya diri, kemudian warga negara
yang memahami dan menguasai pengetahuan kewarganegaraan,
keterampilan, dan nilai-nilai kewarganegaraan akan menjadi seorang
warga negara yang berpengetahuan dan berkepribadian.
B. Penelitian yang Relevan
Untuk mengetahui sejauh mana keaslian dan faktualitas penelitian ini, maka
penelti mengadakan telaah pustaka dari peneliti-peneliti sebelumnya yang
berkaitan dengan judul dan permasalahan dengan mempertimbangkan kedekatan
variabel-variabel yang digunakan. Adapun telaah pustaka yang di gunakan yakni :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Alfajrin Dharma Pertiwi dalam skripsi yang
berjudul “Pengaruh prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan terhadap
26
moralitas siswa SMP Negeri 2 Patuk gunungkidul”. Program studi
Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas ilmu sosial Universitas Negeri
Yogyakarta.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Candra Arif dalam skripsi yang berjudul
“Hubungan motivasi berprestasi dan kontiniutas belajar dengan prestasi
belajar PPKn” Program studi Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas ilmu
sosial Universitas Yogyakarta.
Dalam usaha untuk mencapai prestasih belajar pendidikan
kewarganegaraan yang diinginka, hal-hal yang mempengaruhi proses belajar
perlu mendapat perhatian yang serius. Bukan hanya metode mengajar dari
guru terhadap kondisi peserta yang sadar akan belajar, karena ini sangat
menentukan hasil belajar siswa tersebut.
Di samping itu keispan intelektual peserta didik dalam menerima
materi pelajaran yang perlu dimiliki. Keberadaan motivasi prestasi pada diri
siswa perlu ada, karena tidak sedikit perta didik yang gagal dalam pelajaran
tertentu disebabkan oleh keinginan atau dorongan untuk mengetahui pelajaran
tidak dimiliki oleh siswa tersebut.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
motivasi berprestasi seorang anak turut menentukan prestasih yang ingin di
capai. Makin tinggi motivasinya untuk berprestasi, maka akan baik hasil
belajarnya. Dengan kaa lain prestasih belajarnya akan makin tinggi. Dengan
motivasi berprestasi yang timbul dari dalam diri anak, maka pengaruh positif
pada peningkatan prestasi belajar anak didik pada umumnya dan prestasi
belajar khususnya.
27
C. Kerangka Pikir
Pendidikan Karakter juga sering diasosiasikan dengan istilah apa yang
disebut dengan temperamen yang lebih memberi penekanan pada definisi
psikososial yang dihubungkan dengan pendidikan dan konteks lingkungan.
Sedangkan karakter dilihat dari sudut pandang behaviorial lebih menekankan
pada unsur somatopsikis yang dimiliki seseorang sejak lahir. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa proses perkembangan pendidikan karakter pada
seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor yang khas yang ada pada orang yang
bersangkutan yang juga disebut faktor bawaan (nature) dan lingkungan
(nurture) dimana orang yang bersangkutan tumbuh dan berkembang. Faktor
bawaan boleh dikatakan berada di luar jangkauan masyarakat dan individu
untuk mempengaruhinya. Sedangkan faktor lingkungan merupakan faktor yang
berada pada jangkauan masyarakat dan ndividu. Jadi usaha pengembangan atau
pendidikan karakter seseorang dapat dilakukan oleh masyarakat atau individu
sebagai bagian dari lingkungan melalui rekayasa faktor lingkungan.
Namun pada kenyataan yang ada di lapangan masih banyak siswa sering
kali di temukan merokok di area sekolah, masih banyak yang terdapat siswa
terlambat memasuki kelas, tidak menhormati guru di dalam kelas, serta masih
banyak penyakit menyimpan, sehingga biasanya tujuan dari pendidikan
karakter ini tidak tidak begitu berhasil karena masih banyaknya siswa yang
melanggar peraturan-peraturan di sekolah. Hal ini menyebabkan mutu
pendidikan sulit untuk meningkat.
28
Oleh karena itu, disinilah peran pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan sebagai salah satu mata pelajaran dalam lingkup pendidikan
formal yang berperan sebagai wadah pembentuk moral peserta didik.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dapat membentuk siswa
menjadi warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil,
dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Dengan adanya pembelajaran PPKn ini yang juga merupakan salah satu
bagian dari pendidikan karakter diharapkan bisa membentuk standar moral
peserta didik yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
D. Defenisi Operasional Untuk menghindari terjadinya multitafsir terhadap variabel-variabel yang
menjadi fokus penelitian ini, dikembangkan operasional variabel sebagai
berikut:
1. Dalam penelitian ini adalah suatu proses interaksi antara peserta didik
dengan pendidik dalam lingkup pendidikan formal.
PPKN
AKTIFITAS SISWA AKTIFITAS GURU
PEMBETUKAN KARAKTER
29
2. PKn adalah salah satu mata pelajaran di sekolah yang berperan sebagai
wadah pembentuk moral peserta didik di era globalisasi yang kian hari
semakin merosot sesuai dengan perkembangan zaman saat ini.
3. Karakter adalah jawaban mutlak untuk menciptakan kehidupan yang lebih
baik didalam masyarakat. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia
yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap,
perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama,
hukum, tata krama,budaya,dan ada tistiadat.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti akan
menggambarkan tentang analisis dampak positif pembelajaran ppkn terhadap
penguatan karakter pada siswa.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP 4 Bissappu, Kelurahan Bonto Jaya,
Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng
2. Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus 2019.
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data
sekunder. Adapun data yang diperoleh dari sumber data tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti,
yang diperoleh melalui wawancara secara intensif terhadap beberapa
informan yang ditetapkan sebagai subjek penelitian.
31
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen, catatan-
catatan, laporan-laporan, maupun arsip-arsip resmi.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah wakil Kepala sekolah, Guru Bk, Guru
PPKn, dan juga Siswa Sekolah, SMP 4 Bissappu.
Tabel 3.1 Populasi Penelitian berdasarkan Jenis Kelamin
NO
Responden
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
1 ARJ L
2 AS L
3 IH L
4 SK P
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto,2002:109), sedangkan menurut Sugiyono (2009:81) sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilikioleh populasi tersebut.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah proporsional random
sampling yaitu dari jumlah populasi ditentukan jumlah sampel sebagai obyek
penelitian, pengambilan sampel dilakukan secara merata di sekolah sehingga
32
semua responden mempunyai kesempatan yang sama sebagai sampel
penelitian.
Sampel yang diambil adalah Kepala Sekolah, Guru BK, Guru PKn dan juga
Siswa di SMP Negeri 4 Bissappu. Adapun teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Purposive yang dimana peneliti
menentukan pengembilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus
yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga di harapkan dapat menjawab
permasalahan penelitian.Sehingga sampel dalam penelitian ini terdiri dari 1
orang kepala sekolah, 1 orang wakil kepa;a sekolah, 1 orang guru BK, 1 orang
guru PKn, dan 3 orang siswa SMP Negeri 4 Bissappu.
Tabel : 3.2 absen kelas VII SMP Negeri 4 Bissappu
No Responden Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan
1 AKBAR L
2 BASMAWATI P
3 DETI P
4 DIRA P
5 FADEL NUR L
6 FAIS ALMUHAJIRIN L
7 FITRI SAGINA P
8 KIKI P
9 MUH. ARIS MUNANDAR L
10 NURLINDA P
33
11 NURWAHYUNI P
12 SAHRUL L
13 SERLI P
14 TIWI P
15 YUSRAN L
16 ZULKIFLI L
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
instrumen pokok dan instrumen penunjang. Instrumen pokok dalam penelitian
ini adalah peneliti sendiri. Peneliti sebagai instrumen dapat berhubungan
langsung dengan informan dan mampu memahami serta menilai berbagai
bentuk dari interaksi di lapangan. Sedangkan instrumen penunjang penelitian
ini adalah pedoman observasi dan wawancara.
F. Teknik Pengumpulan Data
Langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Observasi
Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan memantau kegiatan siswa
maupun guru yang ada dalam lingkungan sekolah SMA Jaya Negara Makassar
lebih spesifik lagi dalam proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas
khususnya pada saat mata pelajaran Pedidikan Pancasila dan kewarganegaraan.
2. Wawancara
34
Peneliti akan melakukan wawancara mendalam terkait dengan judul
penelitian di SMA Jaya Negara Makassar sehingga nantinya peneliti dapat
benar-benar memperoleh data yang diperlukan..
3. Dokumentasi
Pada tahap dokumentasi peneliti melakukan pengamatan terhadap benda mati
seperti foto (gambar), film, sumber tertulis terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan implementasi pendidikan karakter melalui pembelajaran Pedidikan
Pancasila dan kewarganegaraan.
Tabel 3.3 Klasifikasi Data Pengumpulan Data
NO Teknik Pengumpulan Data Aspek yang ingin dicapai
1 Observasi 1. Pendataan guru mata pelajaran
Pedidikan Pancasila dan
kewarganegaraan.
2. Proses Pelaksanaan Kegiatan belajar
mengajar mata Pelajaran Pedidikan
Pancasila dan kewarganegaraan.
3. Proses pembuatan RPP mata
pelajaran Pedidikan Pancasila dan
kewarganegaraan.
4. Karakter-karakter siswa.
2 Wawancara 1. Peran guru mata pelajaran Pedidikan
Pancasila dan kewarganegaraan
35
dalam implementasi pendidikan
karakter.
2. Isi RPP mata pelajaran Pedidikan
Pancasila dan kewarganegaraan
3. Implementasi Pendidikan Karakter
melalui mata Pelajaran Pedidikan
Pancasila dan kewarganegaraan.
3 Dokumentasi 1. Profil Sekolah
2. Foto Kegiatan belajar mengajar dan
aktifitas sehari-hari siswa di sekolah
baik di dalam maupun di luar kelas
3. Sarana dan Prasarana Sekolah
4. Data Jumlah guru, staf dan guru
G. Tekni Analisis Data
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti untuk menganalisis
data yaitu:
1. Peneliti berupaya mengamati objek terkait dengan subjek studinya
semenjak mencatat di lapangan. Berbagai data dicatat dengan pandangan
bahwa catatan-catatan itu akan menjadi bahan, tema atau kerangka
laporannya.
2. Peneliti mengkategorikan semua data yang telah ia peroleh di lapangan.
36
3. Berbagai data yang telah dikelompokkan menjadi bahan untuk di analisis
secara lebih mendalam.
H. Tekhnik Keabsahan Data
Keabsahan suatu data dapat di analisis dengan tekhnik pemeriksaan yang
didasarkan atas criteria tertentu. Menurut Lexy J. Moleong (2009: 327)
mengatakan bahwa ada empat criteria dalam tekhnik pemeriksaan data, yaitu
kreadibilitas (derajat kepercayaan), keteralihan, kebergantungan, dan kepastian.
Untuk mengecek keabsahan data pada penelitian ini menggunakan
kreadibiltas. Criteria ini dipergunakan untuk membuktikan bahwa data atau
informasi yang diperoleh benar-benar mengandung nilai kebenaran. Adapun
tekhnik yang dilakukan antara lain :
1. Pengamatan secara seksama
Pengamatan secara seksama dilakukan secara terus menerus untuk
memperoleh gambaran nyata tentang implementasi pendidikan karakter
melalui mata pelajaran Pedidikan Pancasila dan kewarganegaraan di SMA
Negeri 4 Bissappu.
2. Trianggulasi
Trianggulasi merupakan suatu tekhnik pemeriksaan data dengan
membandingkan data yang diperoleh dari satu sumber ke sumber lainnya
pada saat yang berbeda atau membandingkan data yang diperoleh dari
sumber ke sumber lainnya dengan pendekatan yang berbeda. Hal ini
dilakukan untuk mengecek atau membandingkan data penelitian yang
ditemukan sehingga informasi yang didapat memperoleh kebenaran.
37
a. Trianggulasi sumber, adalah untuk menguji kredibilitas data yang di
lakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui
beberapa sumber.
b. Trianggulasi tehnik, adalah untuk menguji krebilitas data yang di
lakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan
tehnik yang berbeda,yaitu yang awalnya menggunakan tehnik
observasi, maka di lakukan lagi tehnik pengumpulan data dengan tehnik
wawancara kepada sumber data yang sama dan juga melakukan tehnik
dokumentasi.
c. Trianggulasi waktu, adalah untuk melakukan pengecekan data dengan
cara wawancara dalam waktu dan situasi yang berbeda.
d. Trianggulasi Peneliti, adalah membandingkan hasil pekerjaan seorang
peneliti dengan penelitian lainya (peneliti yang berbeda) tidak lain
untuk mengecek kembali tingkat kepercayaan data.
3. Mengadakan memberhack
Memberhack dimaksudkan untuk memeriksa keabsahan data. Memberhack
dilakukan setiap akhir kegiatan wawancara. Dalam hal ini, peneliti
berusaha mengulang kembali garis besar hasil wawancara berdasarkan
catatan yang dilakukan peneliti agar informasi yang diperoleh dapat
digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh
sumber data.
Dapat disimpulkan bahwa dalam mengecek keabsahan suatu data peneliti
akan melakukan pengamatan secara terus menerus kepada subjek dan objek
38
penelitian demi mendapatkan data yang akurat selain itu Triangulasi digunakan
untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data.
Triangulasi juga membagi teknik yang perlu di perhatikan oleh peneliti agar
dapat terstruktur secara sistimatis dan peneliti juga harus memperhatikan
susunan mulai dari Triangulasi sumber sampai Triangulasi peneliti dan yang
terakhir untuk mengecek keabsahan data yaitu menggunakan tekhnik
memberheck yaitu dengan mengulang kembali garis besar hasil wawancara agar
informasi yang diperoleh dapat digunakan dalam penulisan laporan sesuai
dengan apa yang dimaksud oleh sumber data.
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
1. Sejarah singkat SMP Negeri 4 Bissappu
Sejarah SMP Negeri 4 Bissappu di dirikan sebagai wujud keperihatinan
terhadap warga masyarakat di lingkungan sekitar terutama warga Bonto Jaya,
dimana kondisi masyarakat pada umumnya menengah kebawah, sehingga anak-
anak mereka yang banyak putus sekolah, atau tidak lagi melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi.
Dengan dasar itulah sehingga keluarga besar masyarakat bonto jaya,
campagaloe, kecamatan bissappu, kabupaten bantaeng berinisiatif untuk
mendirikan sekolah menengah pertama (SMP) agar biasa menampung dan
menerima siswa tamatan SD atau siswa yang putus sekolah karena kondisi
ekonomi orang tua. Sekolah ini diberi nama SMP Negeri 4 Bissappu
Profil SMP Negeri 4 Bissappu yaitu:
Tabel 4.1 Profil Sekolah
1 Nama Sekolah
SMP Negeri 4 Bissappu 24 NPSN
607246560
3 Jenjang Pendidikan
SMP 4 Status Sekolah Negeri 5 Alamat Sekolah
Campagaloe
RT / RW
0 / 0
Kode Pos
924451
Kelurahan
Bonto Jaya
Kecamatan
Kec. Bissappu
Kabupaten/Kota
Kab. Bantaeng
Provinsi
Prov. Sulawesi Selatan
40
Negara
Indonesia
6 Posisi Geografis
Lintang
Bujur
(Sumber: SMP Negeri 4 Bissappu, Tahun 2019)
2. Fasilitas Sekolah
Untuk memenuhi kebutuhan dalam proses belajar mengajar SMP Jaya Negara
Makassar dilengkapi berbagai fasilitas antara lain :
a. Gedung ruang belajar ada 6
b. Ruangan kepala sekolah 1
c. Ruangan tata usaha 1
d. Ruangan para guru 1
e. Ruangan lab. Computer 1
f. Ruangan perpustakaan 1
g. Kamar kecil (toilet) 4
h. Kantin 2
3. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi Sekolah SMP Negeri 4 Bissappu
1.) Terbinanya peserta didik yang beriman, berakhlak muliah, cerdas,
kreatif dan berwawasan lingkungan.
b. Misi Sekolah SMP Negeri 4 Bissappu
1.) Menciptakan kehidupan yang agamais dalam upaya meningkatkan
imtaq kepada TYME.
2.) Melaksanakan bimbingan kerohanian dan pembelajaran yang efektif,
kreatif, humanis, serta berkelanjutan.
41
3.) Melaksanakan peningkatan kualitas sumbetr daya tenaga pendidik dan
kependidikan.
4.) Melaksanakan sholat dhuhur berjamaah, latihan ceramah dan bekti
sosial.
4. Profil Sekolah
SMP Negeri 4 Bissappu merupakan salah satu sekolah menengah pertama
negeri yang terletak di Kelurahan Bonto Jaya, Kecamatan Bissappu,
Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan. Profil SMP Negeri 4
Bissappu mencakup daftar pendidik dan tenaga kependidikan, peserta didik
serta sarana dan prasarana sekolah.
a. Daftar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Table 4.4 Nama-nama pimpinan sekolah SMP Negeri 4 Bissappu
No Nama/Nip L/P
Tempat
tanggal
lahir
Jabatan Alamat Ijazah
terakhir Ket.
1.
Abd. Rahman Jarre, S.Pd. MM.
L Bantaeng ,
24-4-1970
Kepala
Sekolah Bantaeng
Bahasa
Indonesia /S2 PTY/GTY
2. Idar Laila, S.Pd
P Bantaeng ,
2-07-1984
Wakil
kepala
sekolah
Gowa Sastra
Daerah/S1 PTY/GTY
3. Sohra, S.Pdi P
Bantaeng ,
15-10-
1989
Kepala
Laborato
rium
Makassa
r
Agama
Islam/S1
Guru Honorer
sekolah
42
Table 4.3 Daftar Guru Dan Tenaga Honorer SMP Negeri 4 Bissappu
No. Nama/Nip L/P Mata Pelajaran yang
Diajarkan
1. Abd. Rahman Jarre, S.Pd. MM.
L Bahasa Indonesia
2 Idar Laila, S.Pd
P Sastra Daerah
3. Sohra, S.Pdi
P Agama islam
4. Ratnawati. R, S.Pd, M.Pd
P Bahasa Inggris
5. Saharuddin, S.Pd
L Biologi
6. Anwar, S. Pd
L Matematika
7. St. Hajar. S. Pd
P Ekonomi
8. Ahmad Sufardi, S.Pd
L Fisika
9. Mukhsinah Saleh,S.Pd
P Sosiologi
10. Inche Hairul,S.Pd
L Matematika
11. Wahyuni, S.Pd
P Sejarah
12. Suherman, S.Pd
L Geografi
13. Abdul Jabbar, Spd
L Bahasa Inggris
14. Rusdi Efendi, S. Pd
L Bahasa Indonesia
43
b. Data Peserta Didik SMP Negeri 4 Bissappu
Tabel 4.4 Jumlah Siswa berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Total
26 30 56
c. Sarana dan Prasarana SMP Negeri 4 Bissappu
1. BP/BK
2. KT
3. Laboratorium IPA
4. Laboratorium Komputer
5. Ruang Osis
6. Perpustakaan
7. Ruang Guru
8. WC Guru PA
9. WC Guru PI
10. WC murid PA
11. WC murid PI
12. Ruang Kelas
13. Mushollah
14. Ruang ozi
44
B. HASIL PENELITIAN
Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter
peserta didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional dalam pasal 3 yang isinya adalah “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.
Saat ini telah banyak sekolah yang menerapkan pendidikan
karakter melalui berbagai macam cara salah satunya yang paling banyak
dilakukan adalah dengan memadukan antara pembentukan karakter dengan
pembelajaran.
Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu konsep
pendidikan yang berfungsi untuk membentuk siswa sebagai warga Negara
yang mempunyai karakter.
Keterkaitan pendidikan kewarganegaraan terhadap pengembangan
karakter dikemukakan oleh Samsuri (2011:20) yang menyatakan bahwa
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki dimensi-dimensi yang tidak bisa
dilepaskan dari aspek pembentukan karakter dan moralitas publik warga
Negara. Pendidikan kewarganegaraan membantu peserta didik untuk
45
membentuk pola pikir dan pola sikap sebagai warga Negara yang
mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan. Termasuk dalam pembentukan
watak atau karakter, karena pendidikan kewarganegaraan mencakup nilai-
nilai hidup yang khas dari masyarakat sekitarnya.
1. Bagaimana pembelajaran PPKn memberi dampak positif terhadap
penguatan karakter pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Bissappu.
Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini bahwa
pembelajaran PPKn terdapat dampak positif yang tertanam pada diri
siswa. Beberapa dampak positif yang peneliti dapatkan pada hasil
wawancara dengan terhadap informan yaitu sebagai berikut:
Sesuai dengan pernyataan ARJ selaku kepala sekolah yang
mengatakan bahwa;
“Dampak positif yang saya lihat pada kepribadian siswa di SMP Negeri 4 Bissappu cukup bagus meskipun masih ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam menemukan jati dirinya. Di dalam pembelajaran PPKn siswa di ajari untuk menemukan kepribadiannya dalam Berbangsa dan Negara”(Wawancara ARJ, 24 juli 2019)
Pernyataan AS selaku Guru PPKn yang mengatakan bahwa;
“ Dampat positif yang saya lihat terhadap siswa di SMP Negeri 4
Bissappu sangat luar biasa berkembangnya, diantara 56 jumlah siswa keseluruhan hanya ada 6 orang siswa yang masih dalam kesulitan menemukan kepribadiannya sebagai siswa”(wawancara AS, 24 juli 2019).
Pernyataan IH selaku Guru BK mengatakan bahwa;
“Memberikan penanaman karakter kepada siswa seperti disiplin,
akhlak mulia, selalu memberi nasehat kepada siswa, memperlihatkan cara berpakaian yang baik, menekankan saling menghargai sesame siswa dan menghormati guru-guru yang ada di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat serta menanamkan sikap tanggun jawab dalam berbangsa dan bernegara”(Wawancara IH, 24 juli 2019).
46
Pernyataan SK selaku siswa yang mengatakan bahwa;
“Dampak positif yang saya dapatkan dalam pembelajaran PPKn
adalah timbulnya rasa percaya diri dan tanggun jawab dalam mengerjakan tugas baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat”
(Wawancara SK, 24 juli 2019).
2. Kegiatan apa saja yang dilakukan guru untuk menguatkan
kerakter siswa SMP Negeri 4 bissappu dalam mengawali
pembelajaran PPKn?
Peneliti melakukan wawancara untuk memperoleh data dari
persiapan guru untuk memulai pembelajaran. Data wawancara oleh AS
seluku guru mata pelajaran PPKn mengatakan bahwa:
“Biasanya untuk memulai pembelajaran sejak awal sudah mampu
menarik perhatian siswa maka selanjutnya siswa-siswa kita lebih bersemangat lagi memulai pembelajaran yang kita akan lakukan, selain menarik perhatian, guru harus mampu memotivasi siswanya agar bergairah dalam mengikuti pembelajaran.”( Wawancra AS 24 juli 2019)
“Untuk membuat siswa tertarik terhadap konsep yang ingin kita
sampaikan memang bukanlah sesuatu yang mudah. Butuh yang namanya kreatifitas guru dalam memainkan kata dan penyampaian. Saran saya, cobalah untuk menyampaikan sesuatu bentuk pembukaan materi yang memicu siswa untuk berfikir. Dalam prakteknya guru bisa memberikan beberapa pertanyaan menantang yang sekiranya ada hubungannya dengan kehidupan sehari-hari.”( Wawancara IH 24 juli 2019).
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh
peneliti tersebut peneliti menyimpulkan bahwa memang guru harus
menyatuh dengan siswa agar siswa nyaman dengan mata pembelajaran
dan bisa patuh dan taat pada guru.
Pertanyaan menantang dan ada korelasinya terhadap kehidupan
sangat bagus untuk memancing siswa untuk memaksimalkan kemampuan
berfikirnya terhadap pertanyaan yang guru berikan, jelas ini adalah sesuatu
47
yang baik, siswa akan secara cepat memfamiliarkan fikiran mereka
terhadap konsep baru yang akan guru berikan. Dengan begitu, ketika guru
masuk ke materi inti peserta didik sudah tidak canggung lagi untuk
melahap materi baru dari gurunya. Dalam hal ini ada 2 cara untuk merubah
karakter siswa menjadi karakter disiplin dan pintar yaitu memberi motivasi
dan memberi contih.
a. Guru memotivasi siswanya.
Belajar meman merupakan salah satu hal yang paling penting.
Apalagi bagi pelajar inilah masalahnya pelajar sekarang cenderung
malas untuk belajar dan memilih untuk melakukan aktifitas lain yang
menuruk mereka lebih menarik para siswa yang memilih kegiatan lain
tentu memiliki alasan yang berbeda , ada yang merasah lelah terhadap
pelajaran, ada yang tidak bersemangat untuk belajar, dan ada pulah
berkonsentrasi ketikah disuru belajar,
Adapun data wawancara guru AS selaku guru PPKn (AS 24 juli
2019) mengatahkan bahwa :
“biasanya sih saya dalam meningkatkan motivasih pelajar dalam mengikuti mata pelajaran PKN ada tiga cara 1. Tidak pelit akan pujian 2. Gunakan media belajar yang baik dan sesuai 3. Memberi dorongan siswa unrtuk semangat dalam mengikuti pembelajaran.”(AS 24 Juli 2019).
Menurut IH sebagai guru BK Mengatakan bahwa:
“sesekali membuat pembagian peran, studi kasus, simulasi,
debat, transferpengetahuan dengan singkat , itu saja menurut saya,( IH 24 Juli 2019).
48
Yang saya liat memang sangat berperan penting dalam memberikan
motivasi pada siswanya karna guru adalah motivasi bagi siswa.
b. Guru memberi contoh pada siswanya
Seorang guru diteladani karena kekuatan pribadi atau karisma
melalui integritasnya, dan dihormati karena tindakannya, bukan karena
status atau pangkatnya. Seorang guru yang ingin menularkan
"karakternya" mampu mengambil inisiatif dalam perilaku. Bukan hanya
memerintah tetapi mulai melakukan dari dirinya sendiriselanjutnya
memastikan bahwa siswanya dapat mencontoh dan melaksanakan nilai-
nilai yang dilakukannya.
Sebagai guru harus membri contoh pada siswanya agar bisa jadi
panutan bagi siswanya baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Berdasarkan hasil wawancara saya dengan guru AS selaku guru
mata pelajaran PPKN
“Menerapkan program K3 (kebersihan, keindahan, dan ketertiban) secara kontinyu dan terus menerus hingga K3 menjadi kebiasaan yang membudaya di sekolah. Bukan hanya menghafal ketika siswa dihadapkan pada konsep kebersihan, keindahan, dan ketertiban tetapi proses pembelajarannya lebih kepada praktik langsung dengan memperhatikan lingkungan sekitar kelas atau sekolah.”(AS 24 Juli 2019).
Selain itu narasumber lain yang ku wawancarai ARJ selaku
kepalah sekolah mengatakan bahwa:
“Guru membiasakan untuk mengelola kondisi kelas
sebelum memulai pembelajaran. Mengkondisikan kelas dapat dilakukan dengan cara mengatur kesiapan belajar anak didik, mengamati ketertiban (kondisi/penampilan) anak didk, mengatur posisi dan ketertiban tempat duduk, mengecek kebersihan kelas, dan sebagainya.”(ARJ 24 Juli 2019).
49
Narasumber yang lain IH mengatakan bahwa:
“Guru berusaha untuk menjadi teladan bagi siswa. Guru
mampu memberi contoh nyata yang baik (uswatun hasanah) bagi siswa. Dengan demikian, yang diperoleh siswa tidak hanya materi pelajaran saja, tetapi juga mengedepankan akhlak, yang selanjutnya membangun mental manusia sebagai pembelajar.”
(IH 24 Juli 2019).
Dari hasil wawancara di atas saya dapat simpulkan, Guru berusaha
untuk menjadi sahabat dan teman curhat bagi siswanya. Efektifitas evalusai
karakter siswa tidak hanya soal buku laporan perilaku siswa, melainkan
mereka melakukan pendekatan dari hati ke hati.
3. Bagaimana cara menanamka karakter pada siswa kelas VII
SMP Negeri 4 Bissappu ?
Sebagai orang tua kedua bagi murid di sekolah, guru tentu
mempunyai peranan besar dalam memberikan bekal ilmu. Terlebih lagi,
guru dinilai sebagai sosok yang berpendidikan yang diharapkan mampu
mendidik anak bangsa untuk masa depan.
Tetapi harapannya, tidak sekedar mendidik dan memberikan materi
akademik saja di sekolah. Peran guru lebih dari itu. Guru diharapkan
juga dapat menanamkan nilai-nilai positif pada murid, karena guru
adalah role model bagi para murid. Maka, dari itulah mengapa guru
memiliki peran yang besar dalam pembentukan karakter murid.
Hal tersebut disampaikan oleh AS selaku guru mata pelajaran
PPKn mengatakan bahwa:
” Dengan mengingat diri sendiri sebagai contoh, maka guru akan lebih berhati-hati dalam bersikap sehingga lebih bijak dari setiap tindakan yang akan diambil. Dari memberikan contoh,
50
diharapkan murid bisa mengikuti sisi positif yang dimiliki guru.”(AS 24 Juli 2019). Hal tersebut juga di sampaikan oleh IH mengatakan bahwa:
“Sebagai pengajar, fokus untuk menilai murid dari segi akademis. Tetapi perlu diingat juga untuk menghargai kebaikan yang dilakukan murid. Caranya dengan mengapresiasi usaha murid tanpa selalu membandingkan dengan nilai yang didapatkan. Misalnya dengan memberikan pujian bagi murid yang tepat waktu, rajin mengerjakan tugas, atau bersikap baik selama di sekolah. Dengan membiasakan ini, murid pun juga dapat mengapresiasi diri atas usaha yang telah dilakukan sehingga akan terbangun karakter yang terus mau belajar dan memperbaiki diri untuk lebih baik.”( IH
24 Juli 2019). Kalau sekadar materi pelajaran, mungkin semua bisa saja tahu
karena tertulis dalam buku pelajaran. Tetapi bagaimana dengan nilai
moral? Ada baiknya dalam pelajaran yang diajarkan juga menanamkan
nilai moral yang bisa dijadikan bahan pelajaran hidup
Berhasilkan wawancara dan observasi di atas di lakukan di atas,
peneliti dapat menyimpilkan bahwa Mungkin kadang ada rasa gengsi,
tetapi ini bisa menjadi pelajaran yang baik pada murid. Bahwa sebagai
manusia kita harus berani jujur sama diri sendiri dan mau mengakui
kesalahan yang telah diperbuat. Dari situ, murid bisa belajar bagaimana
cara untuk memperbaiki kesalahan dan berani bertanggung jawab atas
kesalahan yang diperbuat.
C. PEMBAHASAN
1. Analisis dampak positif pembelajaran PPKn terhadap penguatan
karakter pada siswa SMP Negeri 4 Bissappu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak positif pembelajaran
PPKn terhadap penguatan karakter siswa SMP Negeri 4 Bissappu. Hasil dari
51
penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran PPKn sangat memiliki pengaruh
terhadap penguatan karakter siswa. Dimana hal ini dapat dilihat adanya nilai nilai
moral ataupun norma yang dilakukan oleh siswa baik dalam kelas maupun
lingkungan sekolah. Seperti halnya juga pada percaya diri dan mandiri pada
pembelajaran, menyelesaikan tugas serta memiliki rasa tanggung jawab yang
tinggi dalam melakukan atau melaksanakan sesuatu.
Pembentukan serta penguatan karakter sangat penting pemuda/pemudi
penerus bangsa agar dapat menjadi manusia yang memiliki rasa saling
menghargai sesama siswa dan menghormati orang yang lebih tua. Karena dimana
dalam pembelajaran PPKn memiliki materi dan bertujuan agar siswa dapat
memiliki nilai-nilai dan norma yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
Peran guru juga harus memberi contoh yang baik kepada siswa, menjadi
sebagai contoh teladan yang baik sebelum mereka memberi pembelajaran kepada
siswa. Serta gurupun harus mengetahui perubahan atau kemajuan diluar seperti di
zaman sekarang ini agar memiliki penyesuaian terhadap pola kehidupan siswa.
Karena harus kita sadari bahwa siswa dapat terjerumus dengan kondisi
perkembangan zaman, akibatnya dapat merusak karakter yang baik dalam diri
siswa.
Hal ini menunjukkan semua harus berperan aktif dan bekerja sama dalam
membina generasi muda. Sehingga dapat menciptakan generasi yang berkarakter
baik, bertanggung jawab, mandiri, religius, serta baik dalam pikiran, perkataan
dan perbuatan. Pentingnya pembentukan karakter siswa sejak dini dimana agar
52
dapat menciptakan generasi yang dapat menjadi penerus dan berguna bagi bangsa
dan Negara.
Kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran
merupakan modal utama penyampaian bahan ajar dan menjadi indikator
suskesnya pelaksanaan pembelajaran. Pentingnya keterampilan sosial akan sangat
berpengaruhh terhadap karakter siswa, dengan memiliki keterampilan yang baik
mereka dapat berkomunikasi dengan efektif dan efesien dengan lingkungan
sekitar.
Keterampilan sosial tersebut terwujud dalam perilaku kegiatan siswa,
kegiatan tersebut lebih menekankan pada pembentukan karakter siswa. Karakter
tersebut adalah mereka yang mampu untuk mengatur dan dapat mengelola emosi,
karena pada usia inilah emosi mereka mudah bergejolak sehingga perlu adanya
pengarahan dan bimbingan. Realitas yang sama juga terjadi di SMP Negeri 4
Bissappu, pembelajaran disini adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat
terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik.
Pentingnya pelaksanaan pembelajaran yang baik akan sangat berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa, maka dari itu perlu adanya koordinasi yang baik
seluruh elemen sekolah untuk mengelola dan mengatur proses pembelajaran agar
53
dapat berjalan dengan lancar yang sesuai diharapkan kurikulum. Kooordinasi
tersebut adalah hasil komunikasi antara Kepala sekolah dengan guru-guru untuk
mengatasi berbagai kendala yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran. Di
SMP Negeri 4 Bissappu yang baik selalu dijaga oleh Kepala Sekolah dengan para
guru lainnya.
Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang
ada di sekolah, yang memiliki tugas untuk membentuk warga negara yang baik.
Warga negara yang baik adalah orang yang memiliki jiwa toleransi dan tenggang
rasa antar sesama warga negara. Tujuannya yaitu mewujudkan warga negara sadar
bela negara berlandaskan pemahaman politik kebangsan, kepekaan
mengembangkan jati diri bangsa dalam perikehidupan bangsa. Berdasarkan hal
tersebut, pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMP Negeri 4 Bissappu
ini mengembangkan pembelajarannya tidak hanya didalam kelas. Akan tetapi juga
melalui berbagai kegiatan diluar kelas maupun diluar sekolah. Karena standar
didalam pelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah mengembangkan nilai-
nilai demokrasi, HAM, lingkungan hidup, serta kerelaan berkorban untuk
masyarakat, bangsa, dan negara.
2. Kegiatan apa saja yang dilakukan guru untuk menguatkan kerakter
siswa SMP Negeri 4 Bissappu dalam mengawali pembelajaran PPKn?
Yang dilakukan sebagai guru PPKn untuk penguatan karakter adalah sebelum
memulai pembelajaran guru harus bisa mencuri perhatia siswa dan guru harus
mampu memotivasi siswanya agar bergairah dalam mengikuti pembelajaran. Dan
guru harus juga membuat siswa tertarik terhadap konsep yang ingin di sampaikan
54
memang namung bukanlah sesuatu yang mudah. Butuh yang namanya kreatifitas
guru dalam memainkan kata dan penyampaian. Saran saya, cobalah untuk
menyampaikan sesuatu bentuk pembukaan materi yang memicu siswa untuk
berfikir. Dalam prakteknya guru bisa memberikan beberapa pertanyaan
menantang yang sekiranya ada hubungannya dengan kehidupan sehari-hari,
intinya guru harus berinteraksi dengan siswa. Pada penguatan karakter dilakukan
guru pada dua komponen yaitu:
a. Memberi motivasi
b. Memberi contoh
3. Bagaimana cara menanamka karakter pada siswa kelas VII SMP
Negeri 4 Bissappu
Dengan cara memberikan bekal ilmu bukan sekedar mendidik dan
memberikan materi akademik saja di sekolah. Peran guru lebih dari itu. Guru
diharapkan juga dapat menanamkan nilai-nilai positif pada murid, karena guru
adalah role model bagi para murid. guru memiliki peran yang besar dalam
pembentukan karakter murid. Dengan mengingat diri sendiri sebagai contoh,
maka guru akan lebih berhati-hati dalam bersikap sehingga lebih bijak dari setiap
tindakan yang akan diambil. Dari memberikan contoh, diharapkan murid bisa
mengikuti sisi positif yang dimiliki guru.
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka diperoleh
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan rumusan masalah dan analisis data yang diperoleh selama
penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PPKn memiliki
dampak positif dalam penguatan karakter siswa SMP Negeri 4 Bissappu
yang dapat dilihat dari berbagai sikap dan tingkah laku siswa SMP Negeri
4 Bissappu dalam kelas maupun dalam lingkungan sekitar sekolah. Peran
guru PPKn dalam sekolah sangat penting agar dapat menciptakan generasi
muda yang beragama, mandiri, percaya diri, bertanggung jawab dan dapat
dipercaya. Karena itulah yang akan menjadi dasar untuk menciptakan
generasi yang dapat berguna bagi bangsa dan Negara.
2. Kegiatan yang dilakukan guru dalam penguatan karakter dalam proses
pembelajaran pensdidikan pancasila dan kewarganegaraan.
a. Memberi teladan dengan menaati aturan
b. Memberi perhatian yang sama kepada semua siswa
c. Memberi teguran atau sangsi kepada siswa yang melanggar peraturan
56
B. Saran
1. Bagi Guru PPKn
Guru PPKn dapat mempertahankan dan meningkatkan pola pola
pembelajaran agar siswa SMP Negeri 4 Bissappu menjadi manusia yang
berguna bagi Orang tua, bangsa dan Negara.
2. Bagi Guru Lain
Guru lain juga harus berperan dalam penguatan karakter siswa SMP
Negeri 4 Bissappu untuk mengoptimalkan dan mengembangkan nilai nilai
dan moral dalam diri siswa, perlu adanya kerja sama semua guru serta
seluruh bagian yang ada pada lingkungan sekolah SMP Negeri 4 Bissappu
3. Bagi Siswa
Untu siswa agar dapat menemukan jati dirinya agar menjadi bekal
kehidupan sehari-hari dan bekal untuk masa depan.
57
DAFTAR PUSTAKA
shttp://www.pendidikankarakter.com/peran-pendidikan-karakter-dalam-melengkapi-kepribadian/
http://www.pendidikankarakter.com/kurikulum-pendidikan-karakter/
http://www.pendidikankarakter.com/peran-pola-asuh-dalam-membentuk-karakter-anak/
http://www.pendidikankarakter.com/membangun-karakter-sejak-pendidikan-
anak-usia-dini/ Branson, M. S. (1999). Belajar “Civic Education” dari Amerika (Terjemahan
Syarifudin dkk). Yogyakarta: LKIS Djahiri, Ahmad Kosasih. 1994/1995. Dasar-Dasar Umum Metodologi dan
Pengajaran Nilai-Moral VCT. Bandung: IKIP Bandung. Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia,
Nomor 23 tahun 2006, tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta; Depdiknas.
Sumantri, Numan. (2001). Pembaruan pendidikan IPS. Bandung: Rosda karya
Moh. Uzer, Usman, Menjadi Guru Profesional,(Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008),hal. 80
Kertajaya, 2010. Grow Whit Chracter: The Model Marketing. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama. Doni Koesoema. (2010). Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman
Global.Jakarta : Grasindo Alfajrin Dharma Pertiwi dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh prestasi belajar
Pendidikan Kewarganegaraan terhadap moralitas siswa SMP Negeri 2 Patuk gunungkidul”. Program studi Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas ilmu sosial Universitas Negeri Yogyakarta.
Candra Arif dalam skripsi yang berjudul “Hubungan motivasi berprestasi dan
kontiniutas belajar dengan prestasi belajar PPKn” Program studi Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas ilmu sosial Universitas Yogyakarta.
Soemarno Soedarson. Buku: Karakter Mengantar Bangsa Dari Gelap Menuju
Terang. Penerbit PT Alex Media Komputindo Kompas Gramedia Building JL. Palmerah Barat 29-37, Jakarta
58
Newcomb, Theodore M. Dkk. 1981 Psikologi Sosial. Bandung: CV Diponegoro Samsuri. (2011). Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wahana Membangun
Karakter Bangsa. Yogyakarta: UNY Press. Masnur Muslich. (2007). Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik.
Jakarta: Bumi Aksara.
Rummiyati. (2008). Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas
Tim Pendidikan Karakter Kmendiknas. (2010). Pembinaan Pendidikan Karakter
di Sekolah Menengah Pertama. Tidak diterbitkan.
LAMPIRAN
Lampiran 1
HASIL PENELITIAN RELEVAN DAN TIDAK RELEVAN
PENELITIAN RELEVAN PENELITIAN TIDAK RELEVAN
Implementasi pendidikan karakter
melalui pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di SMP Negeri 4
Bissappu telah dilaksanakan oleh guru
melalui perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian yang dilakukan oleh guru.
Guru Pendidikan Kewarganegaraan
dalam perencanaan pembelajaran adalah
adanya nilai karakter yang termuat
dalam RPP yaitu pada setiap kompetensi
Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
Pada tahap perencanaan guru memilih
nilai karakter dengan disesuaikan materi,
metode, strategi, media, dan situasi
pembelajaran. Pada pelaksanaan
pembelajaran, guru
Pendidikan Kewarganegaraan
menginternalisasikan nilai-nilai karakter
dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan
1. Saya harapkan kegiatan
ektrakurikuler di aktifkan
kembali agar selain dalam
kegiatan intra implementasi
pendidikan karakter juga bisa
di lakukan melalui kegiatan
ekstra.
2. Kemarin juga ada mahasiswa
kampus lain yang juga datang
praktek disini sekitar satu bulan
lebih.
3. Kalian sebagai mahasiswa
belajar yang rajin, terapkan
semua hal yang baik yang
kalian peroleh selama sekolah
terutama sikap.
4. Saya juga pernah menjadi
mahasiswa jadi saya tau
bagaimana susahnya menyusun
inti dan kegitan penutup yang bertujuan
mengembangkan karakter siswa.
Penilaian ketercapaian pendidikan
karakter dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di SMP Negeri 4
Bissappu menggunakan penilaian ranah
kognitif dan ranah afektif. Terdapat
beberapa factor penghambat yang
dialami guru dalam
mengimplementasikan pendidikan
karakter yaitu kurangnya kesadaran
siswa dalam menaati peraturan,
kurangnya motivasi siswa untuk belajar
serta kurrangnya kesadaran siswa
terhadap tugas dan tanggung jawab.
Adapun upaya untu mengatasi
hambatan-hambatan tersebut adalah
dengan guru memberikan teladan
dengan menaati peraturan, guru member
perhatian yang sama kepada semua
siswa serta memberikan teguran dan
sangsi kepada siswa yang melanggar
aturan.
skripsi yang jelas selalu berdoa
dan berusaha, belajar yang rajin
dan juga selalu meminta doa
orang tua.
5. Jurusan PKn itu bagus, kalian
belajar tentang norma-norma
serta hokum jadi kalian dapat
banyak ilmu. Selain ilmu
tentang norma atau sikap kalian
juga dapat ilmu tentang
hokum-hukum Negara dan
masih banyak lagi.
Lampiran 2
PEDOMAN OBSERVASI
Tanggal : 05 September 2018
Lokasi : JL. Balang Baru 2 no 56 Kec. Tamalate, Kota Makassar
Tempat : SMA Jaya Negara Makassar
NO ASPEK YANG DIAMATI KETERANGAN
1. Lokasi observasi SMA Jaya Negara Makassar
2. Implementasi pendidikan
karakter melalui mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan
Implementasi pendidikan karakter
melalui mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan di SMA Jaya
Negara Makassar dilaksanakan
melalui tiga tahap yaitu,
perencanaan, pelaksanaan dan yang
terakhir adalah tahap penilaian.
3. Tahap pelaksanaan pembelajaran Tahap pelaksanaan pembelajaran ada
tiga langkah yaitu kegiatan awal,
kegiatan inti dan kegiatan penutup
4. Metode pembelajaran yang
digunakan
Metode pembelajaran yang
digunakan ada 4 yaitu diskusi,
wawancara, Tanya jawab dan
bermain peran
5. Media pembelajaran yang
digunakan
Media pembelajaran yang digunakan
yaitu worksheet (lembar kerja siswa),
modul, buku cetak, alat peraga,
perpustakaan, dan laboran
6. Faktor penghambat
implementasi pendidikan
karakter melalui mata
pelajaran pendidikan
kewarganegaraan
Faktor penghambat implementasi
pendidikan karakter melalui mata
pelajaran pendidikan
kewarganegaraan yaitu kurangnya
kesadaran siswa dalam menaati
peraturan, kurangnya motivasi siswa
untuk belajar dan kurangnya
kesadaran siswa terhadap tugas dan
tanggung jawab.
7. Upaya yang dilakukan untuk
mengatasi hambatan dalam
implementasi pendidikan
karakter melalui mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan
Upaya yang dilakukan untuk
mengatasi hambatan dalam
implementasi pendidikan karakter
melalui mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan yaitu guru member
teladan dengan menaati peraturan,
memberikan perhatian yang sama
kepada semua siswa dan
memberikan teguran atau sangsi
kepada siswa yang melanggar aturan.
\
Lampiran 3
PEDOMAN WAWANCARA
A. Wawancara dengan Kepala sekolah, guru mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan, guru BK dan siswa
1. Bagaimana dampak pembelajaran ppkn terhadap penguatan karakter pada
siswa SMP Negeri 4 Bissappu?
2. Kegiatan apa saja yang dilakukan guru untuk menguatkan kerakter siswa
SMP Negeri 4 bissappu dalam mengawali pembelajaran PPKn?
3. Bagaimana cara menanamka karakter pada siswa kelas VII SMP Negeri 4
Bissappu ?
Lampiran 4
DAFTAR DATA INFORMAN
Dalam penelitian ini, ada beberapa masyarakat atau informan yang di
wawancarai guna untuk mendapatkan informasi akurat terkait penelitian.
A. Informan Kunci
NAMA UMUR JABATAN
Bapak ARJ 60 Tahun Kepala Sekolah
Bapak AS 35 Tahun Guru PKn
Bapak IH 39 Tahun Guru BK
B. Informan Biasa
NAMA UMUR JABATAN
AT 17 Tahun SiswI (P)
Lampiran 5
CATATAN HARIAN KEGIATAN PENELITIAN
Nama : Ferial Arfan Suranta
NIM : 10543007114
Lokasi Penelitian : SMP Negeri 4 Bissappu
NO HARI/TANGGAL KEGIATAN PENELITIAN
1. Senin,15/07/19 Observasi awal lokasi penelitian di
SMP Negeri 4 Bissappu
2. Selasa, 16/07/19 Ngomrol dengan kepala sekolah
SMP Negeri 4 Bissappu
Ngomrol dengan Guru SMP Negeri
4 Bissappu
Ngomrol dengan Guru BK SMP
Negeri 4 Bissappu
3. Senin ,22/09/18 Observasi dan dokumentasi semua
kegiatan yang berkaitan
pembelajaran PPKn.
4. Rabu, 24/09/18 Wawamcara I dengan kepala
sekolah SMP Negeri 4 Bissappu
Wawancara I dengan Guru PKn
SMP Negeri 4 Bissappu
Wawancara I dengan Guru BK
SMP Negeri 4 Bissappu
4. Kamis, 25/07/19 Wawamcara II dengan kepala
sekolah SMP Negeri 4 Bissappu
Wawancara II dengan Guru PKn
SMP Negeri 4 Bissappu
Wawancara II dengan Guru BK
SMP Negeri 4 Bissappu
5. Senin, 29/09/18 Berbincan-bincan dengan guru dan
siswa
Lampiran 6
DOKUMENTAS
Gambar 1: Wawancara Langsung dengan guru mata pelajaran Pendidikan
kewarganegaraan (Rabu24/Juli/19)
Gambar 2: Wawancara langsung dengan guru Bk (Rabu24/Juli/19)
Gambar 3: wawancara langsung dengan guru BK (Rabu24/Juli/19)
Gambar 4: wawancara langsung dengan salah satu siswa (Rabu24/Juli/19)
Gambar 5: Ruang Komputer (sabtu27/juli/18)
Gambar 6: Ruang Guru (Sabtu, 27/juli/19)
Gambar 7: Proses absensi (Selasa30/Juli/19)
Gambar 8: Proses Belajar Mengajar (Selasa30/Juli/19)
Gambar 9: Pembelajaran Sedang Berlansung
Gambar 10: Kelas Dari Luar
Gambar 11: Buku Yang Digunakan Pembelajaran PPKn
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bantaeng, 3 juli 1996.
Merupakan anak keempat dari pasangan Komisi dan
Kartini, memiliki 4 saudara laki-laki dari 5 bersaudara.
Pada tahun 2008 menyelesaikan pendidikan di
SD Inpres Campagaloe 1, tahun 2011 lulus dari SMPN 2
Bissappu dan pada tahun 2014 lulus dari SMAN 1
Bantaeng. Di tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di Universitas
Muhammadiyah Makassar jurusan Pendidikan Kewarganegaraan.
Jika memiliki pertanyaan berkaitan dengan skripsi ini silahkan
menghubungi penulis melalui email: [email protected]