analisis car/kpmm, ldr dan npl serta ...stie.muralinggau.ac.id/files/jme/volume 21, nomor 3...stie...
TRANSCRIPT
JURNAL MEDIA EKONOMI Vol. 21, No.3 Desember 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 46
ANALISIS CAR/KPMM, LDR DAN NPL SERTA PENGARUHNYA
TERHADAP ROA PADA PT BPR SINDANG BINAHARTA
PERIODE 2011-2015
Herman Paleni
Dosen Tetap Program Studi Manajemen STIE Musi Rawas
(email: [email protected])
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Capital Adequacy Ratio (CAR) atau
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM), Loan to Deposit Ratio (LDR)
danNon-Performing Loan (NPL) serta pengaruhnya terhadap Return on Asset (ROA)
pada PT BPR Sindang Binaharta Lubuklinggau periode 2011 sampai 2015. Jenis
penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Adapun sumber data yang digunakan adalah
data sekunder dengan metode time series yang berasal dari laporan keuangan berupa
neraca, laba rugi dan kualitas aktiva produktif antara tahun 2011 sampai 2015.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi. Teknik
analisis yang digunakan adalah regresi berganda serta dilengkapi dengan asumsi
klasik normalitas untuk mendapatkan model regresi. hipotesis diuji dengan
menggunakan uji statistik simultan dan parsial pada tingkat signifikansi 5%.
Berdasarkan data yang digunakan dalam penelitian ini menunjukkan data
berdistribusi normal, sehingga memenuhi syarat model regresi berganda. Hasil
penelitian menunjukkan dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05, yaitu
CAR/KPMM, LDR dan NPL secara simultan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap ROA. Secara parsial CAR/KPMM berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap ROA, LDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA sedangkan
NPL berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.
Kata kunci : CAR, LDR, NPL, ROA
Pendahuluan
Bank sebagai perusahaan jasa
yang berorientasi laba, harus dapat
menjaga kinerja keuangannya dengan
baik terutama tingkat profitabilitasnya.
Profitabilitas bank adalah kemampuan
bank untuk menghasilkan laba.
Profitabilitas bank merupakan salah
satu aspek yang dapat dijadikan tolok
ukur untuk menilai keberhasilan bank
dalam menjalankan operasinya.
Analisis terhadap profitabilitas bank
merupakan analisis yang penting
dilakukan karena dengan melakukan
analisis profitabilitas bank dapat
mengukur efektivitas dan efisiensi
penggunaan sumber-sumber daya yang
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 47
dimiliki bank selama periode tertentu
(Sudiyatno dan Fatmawati, 2013:74).
Menurut Dendawijaya (2009:14)
Bank adalah suatu badan usaha yang tugas
utamanya sebagai lembaga perantara
keuangan (financial intermediaries), yang
menyalurkan dana dari pihak yang
berkelebihan dana (idle fund surplus unit)
kepada pihak yang membutuhkan dana atau
kekurangan dana (defisit unit) pada waktu
yang ditentukan.
Bank Perkreditan Rakyat adalah
bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Bank Perkreditan Rakyat
mempunyai fungsi sebagai Penghimpun dan
penyalur dana masyarakat dan memiliki
tujuan untuk menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalamrangka
meningkatkanpemerataan,pertumbuhan
ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah
peningkatan kesejahteraan rakyat banyak
(Roring, 2013:1032).
Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
memiliki peranan penting dalam mendukung
pembiayaan bagi usaha mikro, kecil dan
menengah dengan menggunakan dana
masyarakat yang dipercayakan kepadanya.
Sebagai lembaga
kepercayaan, Bank Perkreditan
Rakyat (BPR) wajib menjaga
dan memelihara kualitas kredit
agar senantiasa lancar maupun
menjaga likuiditas dan
rentabilitas/profitabilitasnya.
Dalam analisis laporan
keuangan, Return On
Assetselanjutnyadisebut ROA
paling sering disoroti dalam
mengukur
rentabilitas/profitabilitas bank,
karena ROA dapat mengukur
efektifitas perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan
memanfaatkan aktiva yang
dimilikinya untuk membiayai
operasional perusahaan
(Septiani dan Lestari, 2016:294-
295)
Faktor - faktor yang
mempengaruhi tingkat
rentabilitas atau profitabilitas
adalah rasio-rasio keuangan
seperti Capital Adequacy Ratio
atauKewajiban Penyediaan
Modal Minimum selanjutnya
disingkat CAR/KPMM, kualitas
aktiva yang tercermin pada Non
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 48
Performing Loan selanjutnya
disingkat NPL dan rasio
likuditas yang tercermin pada
Loan to Deposit Ratio
selanjutnya disingkat LDR.
CAR/KPMM merupakan
indikator terhadap kemampuan
bank menutupi penurunan
aktivanya sebagai akibat dari
kerugian – kerugian bank yang
disebabkan oleh aktiva yang
berisiko.Demikian juga pada
BPR, CAR/KPMM merupakan
rasio kecukupan modal Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) yang
didapat dengan menentukan
besarnya nilai CAR/KPMM
yang sebelumnya dihitung dari
Aktiva Tertimbang Menurut
Resiko (ATMR).
LDR mencerminkan kegiatan
utama suatu bank yang dapat diartikan
tingkat penyaluran kredit juga
mempengaruhi besarnya nilai ROA,
dimana rasio yang mengukur
perbandingan jumlah kredit yang
diberikan bank dengan dana yang
diterima oleh bank.Rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat
likuiditas. Rasio yang tinggi
menunjukkan bahwa suatu bank
meminjamkan seluruh dananya (loan-
up) atau relatif tidak likuid (illiquid).
Sebaliknya rasio yang rendah
menunjukkan bank yang likuid dengan
kelebihan kapasitas dana yang siap
untuk dipinjamkan.
NPL adalah rasio dari risiko
kredit yang menunjukkan
perbandingan jumlah kredit
bermasalah dengan total kredit. NPL
yang tinggi akan dapat meningkatkan
suku bunga kredit dan suku bunga
kredit yang tinggi dapat menyebabkan
rendahnya permintaan akan kredit.
Semakin besar NPL, akan
mengakibatkan menurunnya ROA.
NPL yang tinggi tidak akan
memberikan kesempatan bagi bank
untuk memperoleh laba dari bunga
kredit, bahkan bank harus siap
menghadapi risiko terhadap
pengembalian kredit yang akan hilang.
Hal tersebut tentunya akan
berpengaruh terhadap rentabilitas
perusahaan yang cenderung menurun,
sehingga berdampak pada rendahnya
likuiditas perbankan tersebut(Edo dan
Wiagustini,2014:653).
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 49
Beberapa peneliti telah melakukan
penelitian tentang pengaruh CAR/KPMM,
LDR dan NPL terhadap ROA. Hasil dari
beberapa peneliti akan digunakan dalam
penelitian ini, antara lainCAR berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap ROA
merupakan hasil penelitian Defri 2012,
Sudiyatno dan Fatmawati (2013),
Hutagalung, dkk(2013),CAR tidak
berpengaruh signifikan terhadap ROA
merupakan hasil penelitian Putri dan
Suhermin (2015), Purwoko dan Sudiyatno
(2013), CAR berpengaruh positif dan
signifikan terhadap ROA merupakan hasil
penelitian Sabir, dkk (2012), Septiani dan
Lestari(2016), NPL berpengaruh positif dan
signifikan terhadap ROA merupakan
penelitian dariPutri dan Suhermin (2015),
Septiani dan Lestari (2016), Habbe dkk
(2012), Hutagalung, dkk (2013). NPL
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
ROA merupakan penelitian dari Edo dan
Wiagustini (2014). LDR berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap ROA
merupakan penelitian dari Habbe dkk
(2012), Sudiyatno dan Purwoko (2013).
LDR berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap ROA merupakan
penelitian dari Sudiyatno dan Fatmawati
(2013) sertaDefri (2012).
LDR tidak berpengaruh
signifikan terhadap ROA
merupakan penelitian dari
Sudiyatno dan Purwoko(2013)
serta penelitian Hutagalung,
dkk (2013). NPL dan LDR
berpengaruh signifikan terhadap
ROA merupakan penelitian dari
Dewi dkk (2015).
Berdasarkan pada hasil
penelitian sebelumnya, maka
peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang
pengaruh CAR/KPMM LDR,
dan NPLterhadap ROA pada
PT. BPR Sindang Binaharta
Lubuklinggau.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah
dalam penelitian:
1) Bagaimana pengaruh CAR/
KPMM, LDR dan NPL
secara simultan terhadap
ROA pada PT Bank
Perkreditan Rakyat Sindang
Binaharta Lubklinggau ?
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 50
2) Bagaimana pengaruh CAR /
KPMM, LDR dan NPL secara
parsial terhadap ROA pada PT
Bank Perkreditan Rakyat Sindang
Binaharta Lubuklinggau?
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan
penelitian, maka tujuan dalam
penelitian ini:
1) Untuk mengetahui pengaruh
CAR/KPMM, LDR dan NPL
secara simultan terhadap ROA pada
PT Bank Perkreditan Rakyat
Sindang Binaharta Lubuklinggau.
2) Untuk mengetahui pengaruh
CAR/KPMM, LDR dan NPL
secara parsial terhadap ROA pada
PT Bank Perkreditan Rakyat
Sindang Binaharta Lubuklinggau.
Tinjauan Pustaka
Menurut Undang-Undang
Republik Indonesia No.7 tahun 1992
pasal 1 tentang perbankan, yang
dimaksud dengan bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.Bank Perkreditan Rakyat atau
yang selanjutnya disebut BPR menurut
Undang-UndangNo. 7 Tahun 1992
BPR adalah lembaga keuangan yang
bergerak di bidang keuangan
yangmelaksanakan kegiatan usaha
perbankan secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariahyang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran.
Tujuan fundamental bisnis
perbankan adalahmemperoleh
keuntungan optimal dengan
jalanmemberikan jasa keuangan
kepada masyarakat.Bank harus selalu
menjaga kepercayaan masyarakatdan
menjaga agar kinerjanya tetap baik.
Upaya untuk memelihara dan
menjagakepercayaan masyarakat yang
dapat dilakukan bankadalah dengan
mempertahankan tingkatkesehatannya.
sionalnya harus
mampumenunjukkankemampuan
manajemen bank melalui
identifikasi,pengukuran, pengawasan
terhadap kegiatanmanajemen secara
umum maupun kemampuandalam
mengantisipasi risiko-risiko yang
timbul dalamusaha bank. Pengelolaan
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 51
manajemen bank yangbenar akan
memperlancar pencapaian tujuan bank,yaitu
mencapai profitabilitas yang optimal dan
mempertahankan kepercayaan masyarakat.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan
bank yang khusus melayani masyarakat
kecil di kecamatan dan pedesaan. BPR
berasal dari Bank Desa, Bank Pasar,
Lumbung Desa, Bank Pegawai dan bank
lainnya yang kemudian dilebur menjadi
Bank Perkreditan Rakyat. Jenis produk yang
ditawarkan oleh BPR relatif lebih sempit
jika dibandingkan dengan bank umum
bahkan ada beberapa jenis jasa bank yang
tidak boleh diselenggarakan oleh BPR,
seperti pembukaan rekening giro dan ikut
kliring.Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat
(BPR) pada dasarnya sama dengan kegiatan
Bank Umum, hanya yang menjadi
perbedaan adalah jumlah jasa bank yang
dilakukan BPR jauh lebih sempit. Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) dibatasi oleh
berbagai persyaratan sehingga tidak dapat
berbuat seleluasa bank umum.
Suatu bank yang dinilai sehat dapat dilihat
melalui kinerja keuangannya yang
ditunjukkan oleh profitabilitas bank tersebut.
Laporan Keuangan adalah indikator utama
dalam menilai kinerja keuangan suatu bank.
Berdasarkan laporan keuangan, bank dapat
menghitung sejumlah rasio
keuangan yang lazim dijadikan
dasar penilaiankinerja
perusahaan. Analisis rasio
keuangan merupakan salah satu
alat untukmemperkirakan atau
mengetahui kinerja suatu bank.
Laporan keuangan pada
dasarnya merupakan hasil
proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat
komunikasi antara data
keuangan atau aktifitas
perusahaan tersebut Adapun
tujuan laporan keuangan adalah
untuk memberikan informasi
kepada pihak yang
membutuhkan tentang kondisi
suatu perusahaan dari sudut
angka-angka dalam satuan
moneter (Fahmi, 2012:4-5).
Analisis keuangan
sangat bergantung kepada
informasi yang diberikan oleh
laporan keuangan perusahaan.
Ada tiga macam laporan
keuangan pokok yang
dihasilkan (1) neraca, (2)
Laporan Laba Rugi, (3)
Laporan Aliran Kas.
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 52
Disamping ketiga laporan
pokok tersebut, dihasilkan juga
laporan pendukung seperti laporan
laba yang ditahan, perubahan modal
sendiri, dan diskusi-diskusi oleh
pihak manajemen (Hanafi dan Halim,
2014: 49).
Adapun rasio keuangan bank yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu
terdiri dari:
1) CAR/KPMM (Capital Adequacy
Ratio/Kewajiban Penyertaan
Modal Minimum)
Perhitungan rasio kecukupan
modal Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
didapat dengan menentukan besarnya
nilai Capital Adequacy Ratio (CAR)
yang sebelumnya dihitung dari Aktiva
Tertimbang Menurut Resiko (ATMR).
Dalam perhitungan CAR berdasarkan
Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia
Kelembagaan Penilaian Kesehatan
Bank, modal terdiri dari modal inti dan
modal pelengkap:
a. Modal inti (tier 1), yakni modal
yang disetor secara efektif oleh
pemiliknya. Komponen modal inti
ini adalah modal disetor, agio
saham, cadangan umum, cadangan
tujuan, laba ditahan, laba tahun
lalu, laba tahun berjalan, dan bagian
kekayaan bersih anak perusahaan.
b. Modal pelengkap (tier 2), yakni
cadangan-cadangan yang dibentuk
tidak berasal dari laba, modal
pinjaman serta pinjaman
subordinasi. Modal pelengkap
terdiri dari cadangan revaluasi
aktiva tetap, cadangan penghapusan
aktiva yang diklasifikasikan, modal
kuasi, dan pinjaman subordinasi.
Dalam prakteknya perhitungan
CAR oleh Bank Indonesia (BI) disebut
Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum Bank (KPMM),
berdasarkan Kodifikasi Peraturan
Bank Indonesia Kelembagaan
Penilaian Kesehatan Bank, untuk
penetapan Penilaian terhadap
pemenuhan KPMM BPR ditetapkan
sebagai berikut:
1. Pemenuhan KPMM sebesar 8%
diberi predikat “Sehat” dengan nilai
kredit 81, dan untuk kenaikan
setiap 0,1% dari pemenuhan
KPMM sebesar 8% nilai kredit
ditambah 1 hingga maksimum 100;
2. Pemenuhan KPMM kurang dari 8%
sampai dengan 7,9% diberi predikat
“Kurang Sehat” dengan nilai kredit
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 53
65, dan untuk penurunan 0,1% dari
pemenuhan KPMM sebesar 7,9% nilai
kredit dikurangi 1 hingga minimum 0.
2) LDR (Loan to Deposit Ratio)
Loan to Deposit Ratio (LDR)
merupakan rasio yang mengukur
kemampuan bank untuk memenuhi
kewajiban yang harus dipenuhi. Sehingga
semakintinggi LDR maka laba bank
semakin meningkat (dengan asumsi bank
tersebut mampu menyalurkan kreditnya
dengan efektif), dengan meningkatnya laba
bank, maka kinerja bank juga meningkat.
Dengan demikian besar-kecilnya rasio LDR
suatu bank akan mempengaruhi kinerja bank
tersebut (Hutagalung, dkk, 2013:124)
Loanto Deposit Ratio adalah rasio
antara seluruh jumlah kredit yang diberikan
bank dengan dana yang diterima oleh bank.
LDR tersebut menyatakan seberapa jauh
kemampuan bank dalam membayar kembali
penarikan dana yang dilakukan oleh deposan
dengan mengandalkan kredit sebagai sumber
likuiditasnya kepada debitur. Dengan kata
lain jumlah uang yang dipergunakan untuk
memberi pinjaman adalah uang yang berasal
dari titipan para nasabah. Semakin
tinggi LDR pada suatu bank maka akan
mengakibatkan semakin
rendahnya likuiditas bank
tersebut karena jumlah dana
yang diperlukan untuk
membiayai kredit menjadi
semakin besar, sebaliknya jika
semakin rendah LDR pada
suatu bank maka akan
mengakibatkan semakin
tingginya likuiditas bank yang
bersangkutan (Yuliana,
2014:174)
Besarnya kredit yang
disalurkan ke masyarakat
(nasabah) tercermin dari
besarnya Loan to Deposit Ratio
(LDR). Jika LDR melampaui
batas yang ditetapkan regulasi
sebesar 100%, maka ini berarti
risiko kredit meningkat. Potensi
untuk tidak terbayarnya hutang
tinggi, dan ini akan berdampak
pada peningkatan biaya
operasional bank (BOPO),
sehingga bank menjadi tidak
efisien (Sudiyatno dan
Purwoko,2013:31).
Penilaian terhadap
faktor likuiditas berdasarkan
Kodifikasi Peraturan Bank
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 54
Indonesia Kelembagaan
Penilaian Kesehatan Bank ada 2
(dua) rasio yaitu:
a. Rasio Alat Likuid terhadap
Hutang Lancar
Alat Likuid meliputi kas dan
penanaman pada bank lain dalam
bentuk giro dan tabungan
dikurangi dengan tabungan bank
lain pada Bank. Sedangkan hutang
lancar meliputi Kewajiban Segera,
Tabungan, dan Deposito. Rasio
Alat Likuid terhadap Hutang
Lancar sebagaimana dimaksud
dalam ayat 1 huruf a sebesar 0%
diberi nilai kredit 0 dan untuk
setiap kenaikan 0,05% nilai kredit
ditambah 1 dengan maksimum
100.
b. Rasio Kredit terhadap Dana Yang
Diterima oleh Bank.
Kredit yang diberikan kepada
masyarakat dikurangi dengan
bagian kredit sindikasi yang
dibiayai bank lain. Penanaman
kepada bank lain, dalam bentuk
kredit yang diberikan dalam
jangka waktu lebih dari 3 (tiga)
bulan, Penanaman kepada bank
lain, dalam bentuk kredit dalam
rangka kredit sindikasi. Untuk
dana yang diterima berupa
Deposito dan tabungan
masyarakat, pinjaman dari bukan
bank lain dengan jangka waktu
lebih dari 3 (tiga) bulan (di luar
pinjaman subordinasi), Deposito
dan pinjaman dari bank lain
dengan jangka waktu lebih dari 3
bulan, modal inti dan Modal
Pinjaman. Rasio Kredit terhadap
Dana Yang Diterima oleh Bank
sebagaimana sebesar 115% atau
lebih diberi nilai kredit 0 dan
untuk setiap penurunan 1% mulai
dari rasio 115% nilai kredit
ditambah 4 dengan maksimum
100.
3. NPL (Non Performing Loan)
Non Performing loan (NPL)
adalah rasio dari risiko kredit yang
menunjukkan perbandingan jumlah
kredit bermasalah dengan total kredit.
NPL yang tinggi akan dapat
meningkatkan suku bunga kredit dan
suku bunga kredit yang tinggi dapat
menyebabkan rendahnya permintaan
akan kredit (Edo dan
Wiagustini,2014:653).
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 55
Non Performing Loan (NPL)
merupakan perbandingan antara kredit
bermasalah terhadap total kredit. Rasio ini
mengindikasikan bahwa semakin tinggi
rasio NPL menunjukan semakin buruk
kualitas kreditnya (Sudiyatno dan
Purwoko,2013:30).
Surat Edaran Bank Indonesia
No13/24/DPNP/2011 menyatakan bahwa
risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan
debitur dan atau pihak lain dalam memenuhi
kewajiban kepada bank. Dalam penelitian
ini digunakan Non Performing Loan (NPL)
sebagai proksi untuk mengukur tingkat
risiko kredit. NPL yang sering disebut kredit
bermasalah dapat diartikan sebagai pinjaman
yang mengalami kesulitan pelunasan akibat
adanya faktor kesenjangan atau faktor
eksternal di luar kemampuan kendali debitur
(Putri, 2010). Dendawijaya (2009:104)
menyatakan bahwa dampak dari rasio NPL
yang tidak wajar salah satunya adalah
hilangnya kesempatan memperoleh income
(pendapatan) dari kredit yang diberikan,
sehingga mengurangi perolehan
laba.Berdasarkan Surat Edaran Bank
Indonesia menetapkan nilai NPL maksimum
suatu bank adalah sebesar 5%.
4. ROA (Return On Assets)
Return on Asset merupakan
perbandingan antara laba
sesudah pajak dengan total aset
yang dimiliki. Semakin besar
nilai ROA, maka semakin bagus
pula kinerja perusahaan
perbankan tersebut, karena
return yang didapatkan
perusahaan semakin besar
(Sudiyatno dan Purwoko,
2013:30).
Penilaian terhadap faktor
rentabilitas dapat dilakukan
berdasarkan Surat Keputusan
Bank Indonesia No.
30/12/KEP/DIR Tanggal 30
April 1997 (dalam Nurul
Lianawati,dkk. 2016:131 ) dan
Kodifikasi Peraturan Bank
Indonesia Kelembagaan
Penilaian Kesehatan Bank ada 2
(dua) rasio yaitu:
Rasio Laba Sebelum Pajak
dalam 12 bulan terakhir
terhadap Rata-Rata Volume
Usaha dalam periode yang
sama.
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 56
Rasio Laba Sebelum Pajak dalm
12 bulan terakhir terhadap Rata-Rata
Volume Usaha dalam periode yang
sama sebesar 0% atau negatif diberi
nilai kredit 0 dan untuk setiap
kenaikan 0,015% mulai dari 0% nilai
kredit ditambah 1 dengan maksimum
100.
1. Rasio Biaya Operasional dalam 12
bulan terakhir terhadap Pendapatan
Operasional dalam periode yang
sama
Rasio Biaya Operasional dalam 12
bulan terakhir terhadap Pendapatan
Operasional dalam periode yang
sama sebesar 100% atau lebih
diberi nilai kredit 0 dan untuk
setiap penurunan sebesar 0,008%
nilai kredit ditambah 1 dengan
maksimum 100.
Metode Penelitian
Variabel penelitian dibagi menjadi
dua, yaitu variabel bebas
(Independent) dan variabel terikat
(Dependent). Untuk variabel bebas (X)
terdiri dari CAR/KPMM, LDR dan
NPL sedangkan variabel terikat (Y)
adalah ROA.
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu laporan keuangan
PT Bank Perkreditan Rakyat Sindang
Binaharta Lubuklinggau yang terdiri
atas aktiva produktif, neraca dan
laporan laba rugi.
Sampel
Pada penelitian ini sampel yang
digunakan adalah laporan keuangan
PT Bank Perkreditan Rakyat Sindang
Binaharta Lubuklinggau yang terdiri
atas aktiva produktif, neraca dan
laporan laba rugi selama 5 tahun dari
tahun 2011-2015.
Analisis Data
Uji Normalitas
Ada beberapa teknik yang
digunakan untuk menguji normalitas
data, salah satu diantaranya adalah
dengan menggunakan kolmogorov-
smirnov (Ghozali,2006:83). Kriteria
normalitas dipenuhi jika hasil uji tidak
signifikan untuk suatu taraf
signifikansi (α) tertentu.
Kriteria yang digunakan dalam
penelitian ini sebagai berikut :
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 57
1) Taraf signifikan α = 0,05.
2) Membandingkan signifikansi nilai
kolmogorov-smirnov dengan taraf
signifikansi yang digunakan.
3) Jika signifikansi kolmogorov-smirnov
yang diperoleh > α, maka sampel berasal
dari populasi yang berdistribusi normal.
4) Jika signifikansi kolmogorov-smirnov
yang diperoleh < α, maka sampel bukan
berasal dari populasi yang berdistribusi
normal.
Uji Regresi Berganda
Formulasi persamaan regresi berganda yaitu
sebagai berikut (Qudratullah, 2013:.89):
Dimana:
Y : Return On Assets (ROA)
a : Bilangan Konstanta
b1-b2 : Koefisien Regresi dari masing-
masing variabel independen
X1 : Capital Adequacy Ratio
(CAR/KPMM)
X2 : Loan to Deposit Ratio (LDR)
X3 : Non Performing Loan (NPL)
e :Variabel Pengganggu/ residual
Koefisien Determinasi
Bila nilai koefisien
determinasi sama dengan 0 (R2 =
0), artinya variasi dari Y tidak
dapat diterangkan oleh X sama
sekali.
Sementara bila R2 = 1,
artinya variasi dari Y secara
keseluruhan dapat diterangkan
oleh X. Dengan kata lain bila R2
= 1, maka semua titik
pengamatan berada tepat pada
garis regresi. Dengan demikian
baik atau buruknya suatu
persamaan regresi ditentukan
oleh R2 nya yang mempunyai
nilai antara nol dan satu.
Dalam mencari koefisien
determinasi dapat menggunakan
rumus (Ridwan dan Akdon,
2010: 143):
KP = (Rx1.x2.y)2. 100%
Keterangan :
KP = Koefisien Determinan
R2 = Koefisien Korelasi
Uji F (Simultan)
Menurut Ridwan dan Akdon
(2010:144), dalam menguji
signifikansidengan membandingkan
Fhitung dengan Ftabel yaitu dengan
menggunakan rumus:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 e
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 58
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑅2(𝑛−𝑚−1)
𝑚.(1−𝑟2)
Keterangan :
n = Jumlah observasi
m = Jumlah Variabel Bebas
R2 = Koefesien Determinasi
Dengan taraf signifikansi α = 0,05
dengan derajat kebebasan df = (n-k-1),
dimana n = jumlah observasi
dan k = jumlah variabel.
Kriteria pengujian signifikansi :
Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔≥ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau sign ≤ α
maka tolak H0 artinya signifikan
danJika𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔≤ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau sign ≥ α
maka terima H0 artinya tidak
signifikan.
Uji T (Parsial)
Uji t dilakukan untuk menguji secara
parsial antara variabel bebas (X)
terhadap variabel dependen (Y),
mengunakan rumus yaitu:
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑟√𝑛 − 2
√1 − 𝑟²
Keterangan :
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = nilai t
r = koefisien korelasi
n = jumlah sampel
Untuk mengetahui nilai t tabel
ditentukan nilai signifikansi 5%
dengan derajat kebebasan yaitu df =
(n-k), dimana n = jumlah observasi
dan k= jumlah variabel.
Kriteria Pengujian:
- Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau sign ≤
α, maka tolak H0 artinya
signifikan yaitu variabel bebas
(X) berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap variabel
dependen (Y).
- Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔≤𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau atau sign
≥ α. maka terima H0 artinya
tidak signifikan yaitu variabel
bebas (X) tidak berpengaruh
signifikan secara parsial
terhadap variabel dependen (Y).
Hasil Penelitian
Hasil Uji Normalitas
Untuk mengetahuihasil uji normalitas,
dapat dilihat pada tabel.1:
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 59
Tabel.1
Hasil Uji Normalitas
KPMM LDR NPL ROA
N 5 5 5 5
Normal Parametersa,b
Mean 81,6120 56,8900 8,5920 8,3240
Std.
Deviation 18,30220 13,23652 5,38603 5,46641
Most Extreme
Differences
Absolute ,215 ,248 ,237 ,220
Positive ,181 ,248 ,206 ,178
Negative -,215 -,196 -,237 -,220
Kolmogorov-Smirnov Z ,481 ,554 ,530 ,493
Asymp. Sig. (2-tailed) ,975 ,919 ,942 ,968
Sumber :Data diolah peneliti, 2016
Berdasarkan tabel.1 , dapat dilihat bahwa
nilai signifikansi CAR/KPMM sebesar
0,975, nilai signifikansi LDR sebesar 0.919,
nilai signifikansi NPL sebesar 0.942 dan
nilai signifikansi ROA sebesar 0.968. Hal ini
menunjukkan bahwa masing - masing
variabel yaitu CAR/KPMM, LDR,NPL,
dan ROA memiliki nilai signifikansi
diatas 0.05 sehingga ketiga variabel
memiliki data yang terdistribusi normal.
Uji Regresi Berganda
Untuk mengetahui koefisien variabel CAR/KPMM, NPL dan LDR maka dapat dilihat pada
tabel. 2:
Tabel. 2
Hasil Uji Regresi Berganda
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std.
Error
Beta
(Constant) 165,173 4,914
33,614 0,019
KPMM -1,925 0,067 -6,445 -28,762 0,022
LDR -0,625 0,021 -1,513 -29,514 0,022
NPL 4,167 0,191 4,106 21,872 0,029
Sumber : Data diolah peneliti, 2016.
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 60
Berdasarkan hasil perhitungan regresi,
maka diperoleh nilai b₁ = - 1,925, b₂ =
- 0.625dan b3 = 4,167sedangkan nilai a
= 165,173 ketiga nilai tersebut
dimasukkan kedalam persamaan
regreasi berganda sebagai berikut:
Y = a - b₁X₁- b₂X₂- b3X3
ROA = 165,173– 1,925CAR/KPMM
– 0.625 LDR + 4,167 NPL
Berdasarkan model regresi dan tabel. 2
dapat dijelaskan:
1. Persamaan regresi linear berganda
diatas, diketahui mempunyai
konstanta sebesar 165,173.
Besaran konstanta menunjukkan
bahwa jika variabel-
variabelindependen diasumsikan
konstan, maka variabel dependen
yaitu ROA akan naik sebesar
165,173satuan.
2. CAR/KPMM memiliki koefisien
bertanda negatif sebesar - 1,925,
artinya setiap kenaikan
CAR/KPMM sebesar 1% akan
menyebabkan penurunan ROA
sebesar 192,5%.
3. Loan to Deposit Ratio (LDR)
memiliki koefisien bertanda
negatif sebesar - 0.625, artinya
setiap kenaikan LDR sebesar 1%
akan menyebabkan penurunan
ROA sebesar 62,5 %.
4. Non Performing Loan (NPL)
memiliki koefisien bertanda
negatif sebesar4,167, artinya
setiap kenaikan NPL sebesar 1%
akan menyebabkan penurunan
ROA sebesar 416,7%.
Uji Determinasi
Tabel. 3
Hasil Uji Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 1,000a 1,000 ,999 ,13333
a. Predictors: (Constant), NPL, LDR, KPMM
Pada tabel. 3, dapat dilihat bahwa nilai
R Square (R²) sebesar 1,00 atau 100
%. Artinya naik dan turunnyaROA
dapat dipengaruhi 100% oleh variabel
independen yaitu CAR/KPMM, NPL
dan LDR.
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 61
Uji Simultan (Uji Statistik F) Adapun dalam penelitian ini
hasil uji F dapat dilihat pada
tabel:
Tabel. 4
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 119,509 3 39,836 2240,821 ,016b
Residual ,018 1 ,018
Total 119,527 4
a. Dependent Variable: ROA
b. Predictors: (Constant), NPL, LDR, KPMM
Sumber : Data diolah peneliti, 2016.
Pada tabel. 4 diatas dapat dilihat bahwa hasil
uji F menunjukkan nilai F hitung sebesar
2240,821dengan signifikansi sebesar 0.016.
Maka dengan nilai signifikansi lebih kecil
dari 0.05 sehingga variabel CAR/KPMM,
LDR dan NPL secara simultan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap ROA.
Uji Parsial (Uji Statistik T)
Untuk mengetahui hasil
pengujian variabel NPL dan
LDR terhadap ROA dijelaskan
sebagai berikut:
a. Pengujian secara parsial
variabel KPMM
terhadapReturn On Asset
(ROA)
Tabel . 5
Hasil Uji Variabel KPMM terhadap ROA
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
KPMM -1,925 0,067 -6,445 -28,762 0,022
Sumber : Data diolah peneliti, 2016.
Dari tabel. 5 dapat dilihat bahwa nilai t
hitung sebesar -28,762dengan signifikansi
sebesar 0.022. Karena nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05, maka
CAR/KPMM berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 62
ROA. Hal ini mengindikasikan bahwa
besarnya pemberian modalyang tidak
didukung dengan kualitas kredit yang
baik, maka akan menurunkan nilai
ROA.Oleh sebab itu, nilai
CAR/KPMM bank PT. BPR Sindang
Binaharta dari tahun 2011 sampai
2015 selalu mengalami kenaikan
antara 50%-100% hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan
penyertaan modal yang tidak
diimbangi dengan kualitas kredit
menyebabkan nilai ROA menjadi
menurun.
b. Pengujian secara parsial variabel
Loan to Deposit Ratio (LDR)
terhadapReturn On Asset (ROA)
Tabel. 6
Hasil Uji Variabel LDR terhadap ROA
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
LDR -0,625 0,021 -1,513 -29,514 0,022
Sumber : Data diolah peneliti, 2016.
Dari tabel. 6 dapat dilihat bahwa
nilai t hitung sebesar -29,514
dengan signifikansi sebesar 0.022.
Karena nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05, maka LDR
berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap ROA. Hal ini
mengindikasikan bahwa besarnya
pemberian kredit dengankualitas
kredit yang buruk akan
meningkatkan risiko terutama bila
pemberian kredit dilakukan dengan
tidak menggunakan prinsip kehati-
hatian dan ekspansi dalam
pemberian kredit yang kurang
terkendali, sehingga bank akan
menanggung risiko yang lebih
besar pula
c. Pengujian secara parsial variabel
Non Performing Loan (NPL)
terhadapReturn On Asset (ROA)
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 63
Tabel. 7
Hasil Uji Variabel NPL terhadap ROA
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
NPL 4,167 0,191 4,106 21,872 0,029
Sumber : Data diolah peneliti, 2016.
Dari tabel. 7 dapat dilihat bahwa diperoleh
nilai t hitung sebesar 21,872 dengan
signifikansi 0,029. Karena nilai signifikansi
lebih kecil daripada 0,05 maka NPL
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
ROA. Hal ini menyatakan bahwa kenaikan
yang terjadi pada NPL akan berpengaruh
terhadap penurunan ROA. Adanya kenaikan
NPL atau kredit bermasalah menunjukkan
banyaknya peminjaman kredit yang
mengalami kendala dalam melunasi
kewajibannya. Hal ini terjadi bisa karena
kesengajaan yang dilakukan oleh debitur
atau pun masalah lain yang berada diluar
kendali debitur. Jika NPL menunjukkan
kenaikan yang tinggi, maka tingkat
kesehatan bank akan semakin menurun
dengan nilai asset yang dimiliki. Bank harus
selalu menjaga kreditnya agar tidak masuk
dalam golongan kredit bermasalah (NPL).
Resiko yang dihadapi bank merupakan
resiko tidak terbayarnya kredit yang disebut
dengan default risk atau resiko kredit.
Meskipun resiko kredit tidak dapat
dihindarkan, maka harus diusahakan dalam
tingkat yang wajar berkisar
antara 3% - 5% dari total
kreditnya. Oleh sebab itu, nilai
NPL bank PT. BPR Sindang
Binaharta tahun 2014 dan 2015
sebesar 13% - 14%, hal ini
menunjukkan nilai yang tinggi
dan melebihi batas kewajaran,
maka hal ini dipastikan kinerja
operasional pada bank tersebut
akan menjadi terganggu,
sehingga bank harus
mengurangi pemberian
kreditnya.
Pembahasan
1. Pengaruh CAR/KPMM, NPL
dan LDR secara simultan
TerhadapROA
Dari hasil penelitian
menyatakan bahwa
CAR/KPMM, LDR dan NPL
secara simultan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
ROA. Hasil penelitian ini
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 64
mendukung hasil penelitian dari Dewi
dkk (2015).
Hal ini berarti pihak bank
harus memperhatikan kondisi
CAR/KPMM, LDR dan NPL dengan
tujuan meningkatkan kinerja keuangan
bank, sehingga masyarakat dan para
investor memilih untuk melakukan
transaksi perbankan dan berinvestasi
pada bank tersebut. Dari hasil
penelitian menunjukkan kenaikan
CAR/KPMM dan LDR bukan berarti
ROA menjadi ikut naik, namun
sebaliknya ROA menjadi turun. Hal
yang berpengaruh sebenarnya adalah
risiko NPL, yang mana ketika
rendahnya NPL maka kredit yang
disalurkan berjalan dengan baik
sehingga frekuensi perputaran dana
lebih tinggi dalam menghasilkan laba
melalui kredit. Semakin rendah tingkat
NPL maka profitabilitas (ROA) yang
diperoleh oleh bank tersebut akan
semakin meningkat. Namun
sebaliknya semakin tinggi tingkat
NPL maka profitabilitas (ROA) yang
diperoleh oleh bank tersebut akan
semakin menurun.
2. Pengaruh CAR/KPMM) secara
parsial terhadap ROA
Berdasarkan hasil
penelitian, karena nilai
CAR/KPMM berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap ROA.
Dengan demikian bahwa sesuai
dengan konsep bisnis perbankan
adalah kepercayaan, sebesar apapun
modal bank jika masyarakat tidak
percaya dengan manajemenbank
tersebut, maka akansulit bagi bank
untuk membangun kepercayaan
tersebut. Namun jika masyarakat
percaya,maka akan banyak dana
masyarakat yang disalurkan lewat
bank, dan pihak bank
dapatmelakukan kegiatan
operasional tanpa terganggu dengan
persoalan modal. Oleh karena itu,
makamanajemen harus dapat
membangun dan menjaga
kepercayaan masyarakat terhadap
bank, sehingga kinerja bank akan
meningkat.Hasil penelitian ini tidak
mendukung hasil penelitian dari
Sudiyatno dan Fatmawati (2013),
Defri (2012), Hutagalung, dkk
(2013) yang menyebutkan CAR
berpengaruh positif dan tidak
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 65
signifikan terhadap ROA. Berbeda juga
dengan hasil penelitian Putri dan
Suhermin (2015) dan Sudiyatno dan
Purwoko (2013),
yang menyatakan CAR tidak berpengaruh
signifikan terhadap ROA, sertaSabir, dkk
(2012) dan Septiani dan Lestari (2016)
yang menyatakan CAR berpengaruh
positif dan signifikan terhadap ROA.
3. Pengaruh LDR terhadapROA
Berdasarkan hasil penelitian, karena
nilai Loan to Deposit Ratio (LDR)
diperoleh negatif dan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05, Dengan demikian
Loan to Deposit Ratio (LDR)
berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap ROA.Hasil penelitian ini
mendukung hasil penelitian Habbe dkk
(2012), Sudiyatno dan Purwoko (2013),
yang menyatakan bahwa LDR
berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap ROA. Namun berbeda dari
Sudiyatno dan Fatmawati (2013), Defri
(2012) serta Sudiyatno dan Purwoko
(2013) yang menyatakan bahwa LDR
tidak berpengaruh signifikan terhadap
ROA. Dari hasil penelitian yang
dilakukan memberikan bukti bahwa
peningkatan rasio LDR mencerminkan
ada kecenderungan membaiknya fungsi
intermediasi yaitu semakin tinggi rasio
ini kemungkinan untuk memperoleh laba
dari ekspansi kredit akan semakin
besar, meskipun dengan risiko
yang lebih besar. Demikian juga
semakin rendah LDR
mengindikasikan kurangnya
kemampuan bank dalam
membayar kembali penarikan
dana yang dilakukan deposan
dengan mengandalkan kredit
yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya, sehingga dapat
menimbulkan kerugian yang
berdampak pada turunnya
profitabilitas.LDR yang bernilai
positif dan tidak signifikan
terhadap ROA,
mengindikasikan bahwa
besarnya pemberian kredit tidak
didukung dengan kualitas
kredit. Kualitas kredit yang
buruk akan meningkatkan risiko
terutama bila pemberian kredit
dilakukan dengan tidak
menggunakan prinsip kehati-
hatian dan ekspansi dalam
pemberian kredit yang kurang
terkendali, sehingga bank akan
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 66
menanggung risiko yang lebih
besar pula.
4. Pengaruh NPL terhadap ROA
Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan karena nilai Non
Performing Loan (NPL)positif dan
signifikansi lebih kecil dari
0,05.Dengan demikian Non
Performing Loan (NPL)
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap ROA.Hasil penelitian ini
mendukung hasil penelitianEdo dan
Wiagustini (2014), dan berbeda
dengan hasil penelitian Putri dan
Suhermin (2015), Septiani dan
Lestari (2016), Habbe dkk (2012),
Hutagalung (2011), yang
menunjukkan NPL (Non
Performing Loan) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
ROA (Return On Assets). Adanya
pengaruh negatif yang ditunjukkan
oleh NPL mengindikasikan bahwa
apabila NPL mengalami kenaikan
maka ROA akan mengalami
penurunan, dan sebaliknya,
semakin besar NPL
mengindikasikan kerugian yang
diperoleh bank sehingga akan
menurunkan kemampuan bank
dalam meningkatkan keuntungan
atau pendapatan yang disebabkan
dari jumlah kredit bermasalah
menjadi besar dan hal ini akan
menurunkan ROA. Sebaliknya,
semakin kecil NPL maka Return on
Assets (ROA) akan semakin
meningkat sehingga kinerja
keuangan bank dapat dikatakan
semakin baik.
Simpulan dan Saran
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, maka dapat diambil
simpulan:
1. CAR/KPMM, LDR dan NPL secara
simultan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap ROA. Dengan
demikian bahwa kenaikan dan
penurunan yang terjadi pada
CAR/KPMM, LDR dan NPL akan
berpengaruh terhadap Return On
Asset(ROA).
2. CAR/KPMM berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap ROA.
Dengan demikian bahwa kenaikan
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 67
pada CAR/KPMM akan
menurunkanReturn On Asset (ROA) dan
sebaliknya penurunan yang terjadi pada
CAR/KPMM akan menaikkanReturn On
Asset (ROA).
3. LDR berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap ROA pada PT BPR Sindang
Binaharta. Dengan demikian bahwa
kenaikan pada Loan to Deposit
Ratio(LDR)tidak akan segnifikan
terhadap kenaikan Return On Asset
(ROA) dan sebaliknya penurunan yang
terjadi pada Loan to Deposit Ratio(LDR)
akan menaikkanReturn On Asset (ROA).
4. NPL berpengaruh positif dan signifikan
terhadap ROApada PT BPR Sindang
Binaharta. Dengan demikian bahwa
kenaikan yang terjadi pada Non
Performing Loan(NPL)akan
menurunkanReturn On Asset (ROA), atau
jika Non Performing
Loan(NPL)meningkat, maka Return On
Asset (ROA) akan menurun, sebaliknya
jika Non Performing Loan(NPL)
menurun, maka Return On Asset (ROA)
akan meningkat.
Saran
Adapun saran dari hasil
penelitian ini adalah:
1. PT. Bank Perkreditan Rakyat
Sindang Binaharta
Lubuklinggau hendaknya
mampu mengurangi jumlah
kredit bermasalah yang
dihadapi dengan prinsip
kehati-hatian, agar dapat
memperkecil kemungkinan
terjadinya kredit bermasalah
karena kesalahan penyaluran
kredit.
2. Dalam pemberian kredit,
hendaknya PT. Bank
Perkreditan Rakyat Sindang
Binaharta Lubuklinggau,
dapat melakukan analisis
terhadap kemampuandebitur
dalam memenuhi
kewajibannya, konsep 5C
dalam manajemen kredit
tentunya dapat diterapkan
bagi pihak bank, sehingga
permasalahan kredit macet
dapat teratasi, dan para
investor menjadi tertarik
untuk menanamkan
investasinya.
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 68
DAFTAR PUSTAKA
Akdon dan Ridwan. 2010. Rumus dan
Data dalam Analisis Statistika.
Cetakan ke-4. Alfabeta.
Bandung.
Defri. 2012. Pengaruh Capital
Adequacy Ratio (CAR),
Likuiditas dan Efisiensi
Operasional Terhadap
Profitabilitas Perusahaan
Perbankan yang Terdaftar di
BEI. Jurnal Manajemen 1 (1).
Dendawijaya, Lukman. 2009.
Manajemen Perbankan. Edisi
Revisi. Bogor: PT Ghalia,
Indonesia.
Dewi,L.E, Herawati, N.T, Erni L.G
dan Sulindawati. (2015).
Analisis Pengaruh NIM, BOPO,
LDR, Dan NPL Terhadap
Profitabilitas (Studi Kasus Pada
Bank Umum Swasta Nasional
Yang Terdaftar Pada Bursa Efek
Indonesia Periode 2009-2013 ).
E-journal S1 Ak. Universitas
Pendidikan Ganesha 3 (1).
Edo, Delsi S.R dan Wiagustini, P.
2014. Pengaruh Dana Pihak
Ketiga, Non Performing Loan,
Dan Capital Adequacy Ratio
Terhadap Loan To Deposit Ratio
Dan Return On Assets Pada
Sektor Perbankan Di Bursa Efek
Indonesia. E-Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Universitas Udayana
3 (11).
Fatmawati A. dan B. Sudiyatno. 2013.
Pengaruh Risiko Kredit dan
Efisiensi Operasional Terhadap
Kinerja Bank. Jurnal Organisasi
dan Manajemen 9(1).
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Laporan
Keuangan. Alfabeta. Bandung.
Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis
Multivarite dengan SPSS.
Cetakan Keempat. Semarang:
Universitas Diponegoro
Habbe, H. A., M. Ali, dan M. Sabir.
2012. Pengaruh Rasio
Kesehatan Bank Terhadap
Kinerja Keuangan Bank Umum
Syariah dan Bank
Konvensional di Indonesia.
Jurnal Analisis 1(1).
Hanafi, Mamduh dan Halim, Abdul.
2014. Analisis Laporan
Keuangan. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.
Hutagalung, E.N, Djumahir, dan
Ratnawati, K. 2013. Analisa
Rasio Keuangan terhadap
Kinerja Bank Umum di
Indonesia. Jurnal Aplikasi
Manajemen 11(1).
Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia
Kelembagaan Penilaian
Kesehatan Bank. 2012. Pusat
Riset dan Edukasi Bank Sentral
(PRES).
Nurul Lianawati, dkk. 2016.Penilaian
Kesehatan Bank Perkreditan
Rakyat (BPR) berdasarkan
Surat Keputusan Direksi Bank
Indonesia No. 30/12/KEP/DIR
Tahun 1997 (Studi Pada PT.
BPR Artha Pamenang,
Kabupaten Kediri).Jurnal
Administrasi Bisnis 30 (1)
Putri, C.C dan Suhermin. 2015.
Pengaruh NPL, LDR, CAR
Terhadap Profitabilitas Bank
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 69
Umum Swasta Nasional
Devisa. Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen 4 (4).
Qudratullah, Mohammad Farhan.
2013. Analisis Regresi
Terapan. CV Andi Offset.
Yogyakarta.
Roring, D J Gaby. 2013. Analisis
Determinan Penyaluran Kredit
Oleh Bank Perkreditan Rakyat
(BPR) Di Kota Manado. Jurnal
EMBA 1(3).
Sabir, dkk, 2012. Pengaruh Rasio
Kesehatan Bank Terhadap
Kinerja Keuangan Bank Umum
Syariah Dan Bank
Konvensional Di Indonesia.
Jurnal Analisis 1(1).
Septiani R dan Lestari P.V. 2016.
Pengaruh NPL Dan LDR
Terhadap Profitabilitas Dengan
CAR Sebagai Variabel Mediasi
Pada PT BPR Pasar Raya Kuta.
E-Jurnal Manajemen Unud. 5
(1).
Sudiyatno B. dan D. Purwoko. 2013.
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kinerja Bank
(Studi Empirik pada Industri
Perbankan di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Bisnis
Ekonomi 20(1).
Undang-Undang Republik Indonesia
No.7 tahun 1992 tentang
Perbankan.
Yuliana, 2014. Pengaruh LDR, CAR,
ROA dan NPL Terhadap
Penyaluran Kredit Pada Bank
Umum Di Indonesia Periode
2008–2013. Jurnal Dinamika
Manajemen 2 (3).