analisis budaya organisasi dan pengaruhnya … · 27. tabel 4.26 di perusahaan ini ada gugus tugas...

127
ANALISIS BUDAYA ORGANISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS BANK DKI SYARIAH CABANG WAHID HASYIM JAKARTA PUSAT) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) Oleh: NURJANAH NIM. 103046128347 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M

Upload: others

Post on 24-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ANALISIS BUDAYA ORGANISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP

    KINERJA KARYAWAN

    (STUDI KASUS BANK DKI SYARIAH CABANG WAHID HASYIM JAKARTA

    PUSAT)

    Skripsi

    Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

    Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

    Oleh:

    NURJANAH

    NIM. 103046128347

    KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

    PROGRAM STUDI MUAAMALAT (EKONOMI ISLAM)

    FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1429 H / 2008 M

  • ANALISIS BUDAYA ORGANISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP

    KINERJA KARYAWAN

    ( STUDI KASUS BANK DKI SYARIAH CABANG WAHID HASYIM JAKARTA

    PUSAT )

    Skripsi

    Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

    Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

    Oleh:

    NURJANAH

    NIM. 103046128347

    Dibawah Bimbingan

    Pembimbing

    Dr. Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, M.Sc, Ph.D

    NIP. 450.005.016

    KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

    PROGRAM STUDI MUAAMALAT (EKONOMI ISLAM)

    FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1429 H / 2008 M

  • PENGESAHAN PANITIA UJIAN

    Skripsi yang berjudul “ANALISIS BUDAYA ORGANISASI DAN

    PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS BANK DKI SYARIAH CABANG WAHID HASYIM JAKARTA PUSAT) telah

    diujikan dalam Sidang Munaqosah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta pada tanggal 23 Juni 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai

    salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada

    Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah.

    Jakarta, 23 Juni 2008

    Mengesahkan

    Dekan,

    Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA,

    MM.

    NIP.150210422

    PANITIA UJIAN

    Ketua : Euis Amalia, M. Ag

    (..........................)

    NIP.150285972

    Sekretaris : Ah. Azharuddin Lathif, M. Ag

    (..........................)

    NIP.150318308

    Pembimbing I : Dr.Ir.M. Nadratuzzaman Hosen, MS,M.Sc, Ph. D

    (..........................)

    NIP. 450.005.016

  • Penguji I : Drs. Noryamin Aini, MA

    (..........................)

    NIP. 150247330

    Penguji II : Muhammad Taufiqi, M. Ag

    (.........................)

    NIP. 150290159

  • Lembar Pernyataan

    Dengan ini saya menyatakan bahwa:

    1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

    salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri

    (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

    sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

    Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

    merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

    sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

    Jakarta.

    Jakarta, 23 Juni 2008

    Nurjanah

  • ABSTRAKSI

    Nama : Nurjanah

    NIM : 103046128347

    ANALISIS BUDAYA ORGANISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP

    KINERJA KARYAWAN

    (STUDI KASUS BANK DKI SYARIAH CABANG WAHID HASYIM

    JAKARTA PUSAT)

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indikator-indikator yang

    mempengaruhi pembentukan budaya organisasi pada Bank DKI Syariah Cabang

    Wahid Hasyim Jakarta Pusat, dan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi

    terhadap kinerja karyawan.

    Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian kuantitatif, dengan

    menggunakan pendekatan statistik inferensial nonparametrik. Subyek penelitian ini

    adalah seluruh pegawai Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat dan

    studi penelitian ini menggunakan pendekatan sensus.

    Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer

    melalui penyebaran kuisioner kepada karyawan Bank DKI Syariah Cabang Wahid

    Hasyim Jakarta Pusat, dan menggunakan data sekunder melalui studi dokumentasi;

    data-data laporan keuangan dan profil Perusahaan Bank DKI Syariah Cabang Wahid

    Hasyim Jakarta Pusat. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dengan

    bantuan SPSS. 15.0, dan metode analisa korelasi rank spearman.

  • Hasil penelitian ini adalah: terdapat 9 indikator yang mempengaruhi budaya

    organisasi Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat yaitu; inovasi,

    keberanian mengambil risiko, perhatian terhadap detail, orientasi hasil, orientasi

    manusia, agresivitas, stabilitas, sistem imbalan, dan jaminan sosial. Dan terdapat 2

    indikator yang mempengaruhi kinerja karyawan Bank DKI Syariah Cabang Wahid

    Hasyim Jakarta yaitu: kualitas kerja dan kedisiplinan.

    Sedangkan menurut hasil perhitungan rank spearman menunjukkan

    bahwa terdapat hubungan positif dan sangat signifikan antara budaya organisasi dan

    kinerja karyawan, dengan nilai r 0,668. Nilai koefisien determinasi sebesar 44,6%

    menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara budaya

    organisasi dengan kinerja karyawan yaitu sebesar 44,6% dalam meningkatkan kinerja

    karyawan Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat, Sedangkan 55,4%

    dipengaruhi oleh variabel lain di luar budaya organisasi.

  • KATA PENGANTAR

    Bismillahi Al-rahman Al-Rahim

    Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.

    Tempat ku mengadu dan bersyukur atas rahmat, inayah dan anugrah-Nya yang

    berlimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam

    selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan

    pengikutnya.

    Tugas akhir skripsi ini terwujud tidak terlepas bantuan dan dukungan dari

    berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin berterima kasih yang sebesar- besarnya

    kepada:

    1. Bapak Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MH, MM. Sebagai Dekan

    Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta.

    2. Ibu Euis Amalia M.Ag, selaku Ketua Program Studi Muamalat dan Bapak

    Azharuddin Latif, M.Ag selaku Sekretaris Program Studi Muamalat yang

    telah memberikan dukungan dan kemudahan kepada penulis dalam

    menyelesaikan kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Bapak Ir. Nadratuzzaman Hosen, MS, M.Sc, Ph.D atas dukungan, arahan,

    masukan yang berharga dan kesediaannya memberikan waktu luang kepada

    penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  • 4. Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat yang telah

    memberikan kemudahan kepada penulis dalam melakukan penelitian.

    5. Kepala Perpustakaan Universitas Indonesia beserta jajarannya, kepala

    perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum beserta jajarannya dan Ibu Ulima

    Fauziyah selaku staff Administrasi Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim

    Jakarta Pusat yang telah membantu penulis melakukan penelitian.

    6. Ayahanda dan Ibunda tercinta H. Ahmad Nuhibbul Quro Ibrahim Tamimi

    Mukarliti dan Hj. Darmawati Syahid atas kasih sayang tiada terkira,

    membantu, mendukung dan mendorong ananda baik moriil maupun materiil

    sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

    7. Teman seperjuangan HMI Komfaksy (Ida dan Dina), Sahabat-sahabatku

    (Betty, Dedeh, Nola,Tuha, dan Wita), dan adikku (Lela dan Lisa), yang telah

    ikut membantu dan mendukung penulis selama penulis menyusun skripsi.

    Demikian, semoga tugas akhir ini dapat diterima oleh semua pihak.

    Apabila masih terdapat kekurangan penulis mohon masukan dan saran agar

    dapat memperbaiki kekurangan tersebut di waktu yang akan datang. Amin.

    Jakarta, 23 Juni 2008

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR.................................................................................. i

    DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

    DAFTAR TABEL ........................................................................................ vi

    DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xi

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1

    B. Identifikasi Masalah...................................................................... 4

    C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................... 4

    D. Tujuan dan Manfaat Penelitian..................................................... 5

    E. Metode Penelitian ........................................................................ 6

    F. Review Studi Terdahulu............................................................... 11

    G. Kerangka Teori.............................................................................. 15

    H. Teknik Penulisan ......................................................................... 16

    I. Sistematika Penulisan .................................................................. 16

    BAB II TINJAUAN TEORI

    A. Budaya Organisasi....................................................................... 18

    1. Pengertian Budaya ............................................................. 18

    2. Pengertian Organisasi ......................................................... 20

    3. Pengertian Umum Budaya Organisasi ................................. 21

    4. Elemen Dasar Budaya......................................................... 24

  • 5. Tujuh Dimensi Budaya ....................................................... 26

    6. Fase- Fase Perkembangan Budaya Organisasi ..................... 28

    7. Jenis-Jenis Budaya Organisasi.............................................. 29

    B. Norma dan Nilai Dalam Organisasi.......................................... 31

    1. Pengertian Norma dan Nilai .................................................. 31

    2. Nilai- Nilai Dalam organisasi................................................. 32

    3. Proses Integrasi Nilai ............................................................. 33

    C. Kinerja Karyawan .................................................................... 34

    1. Pengertian Kinerja Karyawan ................................................ 34

    2. Manfaat Penilaian Kerja......................................................... 35

    3. Metode Penilaian Kerja.......................................................... 36

    4. Penggunaan Penilaian Kerja................................................... 38

    BAB III GAMBARAN UMUM BANK DKI SYARIAH

    A. Sejarah Berdiri Bank DKI Syariah ............................................ 39

    B. Logo Bank DKI Syariah ........................................................... 42

    C. Visi dan Misi ............................................................................ 43

    D. Struktur Organisasi ................................................................... 44

    E. Produk dan Jasa ........................................................................ 44

    F. Kinerja Keuangan Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta

    Pusat......................................................................................... 49

    BAB IV HASIL PENELITIAN

  • A. Profil Responden ...................................................................... 58

    B. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................... 60

    C. Analisis Deskriptif Budaya Organisasi dan Pengaruhnya Terhadap

    Kinerja Karyawan..................................................................... 66

    D. Analisa Korelasi Rank Spearman.............................................. 99

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan .............................................................................. 101

    B. Saran ........................................................................................ 102

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • DAFTAR GAMBAR

    1. Gambar 3.1 Diagram Batang Pertumbuhan Rasio CAR.................49

    2. Gambar 3.2 Diagram Batang Pertumbuhan Rasio ROA.................51

    3. Gambar 3.3 Diagram Batang Pertumbuhan Rasio NIM..................52

    4. Gambar 3.4 Diagram Batang Pertumbuhan Rasio BOPO...............53

    5. Gambar 3.5 Diagram Batang Pertumbuhan Rasio NPF..................54

    6. Gambar 3.6 Diagram Batang Pertumbuhan Rasio FDR..................55

    7. Gambar 3.7 Penyaluran Pembiayaan Bank DKI Syariah Cabang

    Wahid Hasyim Jakarta Pusat.......................................56

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Kuisioner Penelitian

    Lampiran 2 : Jawaban Responden Mengenai Pernyataan Budaya Organisasi

    Lampiran 3 : Jawaban Responden Mengenai Pernyataan Kinerja Karyawan

    Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

    Lampiran 6 : Tabel Nilai Kritik r

    Lampiran 7 : Surat Keterangan Penelitian di Bank DKI Syariah Cabang Wahid

    Hasyim Jakarta Pusat

  • DAFTAR TABEL

    1. Tabel 3.1 Data Penyaluran Pembiayaan Bank DKI Syariah Cabang Wahid

    Hasyim Jakarta Pusat......................................................................... 56

    2. Tabel 4.1 Responden Menurut Usia................................................................... 58

    3. Tabel 4.2 Responden Menurut Tingkat Pendidikan terakhir............................. 59

    4. Tabel 4.3 Responden Menurut Lama Bekerja.................................................. 59

    5. Tabel 4.4 Responden Menurut Status Pekerjaan............................................... 60

    6. Tabel 4.5 Uji Validitas Budaya Organisasi........................................................ 61

    7. Tabel 4.6 Uji Validitas Kinerja Karyawan......................................................... 64

    8. Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Budaya Organisasi.................................................... 65

    9. Tabel 4.8 Uji Reliabilitas Kinerja Karyawan..................................................... 65

    10. Tabel 4.9 Di perusahaan ini, ada orang atau tim yang bertanggung jawab

    atas inovasi produk yang akan diperlukan dalam tiga atau lima

    tahun kedepan................................................................................... 66

    11. Tabel 4.10 Di perusahaan ini, ada orang atau tim yang bertanggung jawab atas

    riset pasar yang menjadi sasaran dalam tiga atau lima tahun ke

    depan.................................................................................................. 67

  • 12. Tabel 4.11 Direksi menciptakan gaya kepemimpinan yang kondusif dan

    terbuka dengan nilai inovasi, sehingga karyawan termotivasi untuk

    menyumbangkan gagasan-gagasan yang terbaik.................................68

    13. Tabel 4.12 Perusahaan dapat memelihara nilai inovasi yang menghasilkan laba

    dengan mendorong karyawan untuk berpikir seperti

    interpreneur........................................................................................ 69

    14. Tabel 4.13 Karyawan dan direksi siap menerima sanksi apapun apabila

    terbukti melanggar kode etik perusahaan.......................................... 70

    15. Tabel 4.14 Karyawan di perusahaan ini berani menegur siapa saja yang

    melakukan kesalahan......................................................................... 71

    16. Tabel 4.15 Karyawan menggunakan pelayanan secara Islami kepada

    nasabah............................................................................................. 71

    17. Tabel 4.16 Karyawan memiliki perhatian yang tinggi terhadap

    kebersihan.......................................................................................... 72

    18. Tabel 4.17 Karyawan merespon dengan segera keluhan-keluhan

    nasabah............................................................................................... .73

    19. Tabel 4.18 Penampilan kantor menarik secara visual dan Islami........................ 73

    20. Tabel 4.19 Karyawan menganggap ketaatan terhadap Standar Operation

    Procedure (SOP) dan regulasi perusahaan adalah sangat

    penting................................................................................................ 74

    21. Tabel 4.20 Perusahaan sangat memperhatikan faktor efisiensi dalam

    penggunaan input (tenaga kerja, material, peralatan, dan

  • waktu) untuk mencapai produktivitas produk dan jasa yang

    dihasilkan........................................................................................... 75

    22. Tabel 4.21 Perusahaan mampu meminimalisir biaya input untuk memperoleh

    laba sesuai yang diinginkan............................................................... 76

    23. Tabel 4.22 Insentif yang dipersepsikan sebagai suatu penghargaan atas kinerja

    unggul akan menjadikan program produktivitas menjadi suatu nilai

    bagi karyawan.................................................................................... 77

    24. Tabel 4.23 Perusahaan memposisikan faktor hygine seperti gaji dan

    tunjangan pada tingkat kewajaran untuk meningkatkan

    produktivitas karyawan...................................................................... 78

    25. Tabel 4.24 Karyawan dituntut untuk memiliki jiwa interpreneur

    (enterpreneur employee) agar mereka dapat terus

    berinovasi........................................................................................... 79

    26. Tabel 4.25 Rasa memiliki (Sense of belonging) dan loyalitas personal

    karyawan terhadap perusahaan ini sangat tinggi sehingga karyawan

    tidak merasa apatis terhadap organisasi dan tujuannya.......................80

    27. Tabel 4.26 Di perusahaan ini ada Gugus Tugas (task force) atau yang sering

    disebut tim proyek khusus atau tim pemecahan masalah yang

    sementara dibentuk untuk misi tertentu............................................. 81

    28. Tabel 4.27 Di perusahaan ini ada beberapa orang karyawan yang membentuk

    Gugus Kualitas (quality circle) yang mengadakan pertemuan

  • secara teratur untuk mengidentifikasi, menganjurkan, dan membuat

    perbaikan lingkungan kerja................................................................ 82

    29. Tabel 4.28 Karyawan sangat antusias terhadap kegiatan- kegiatan dan

    pelatihan- pelatihan yang diadakan

    perusahaan...................................83

    30. Tabel 4.29 Karyawan di perusahaan ini secara agresif berusaha mencapai

    kualitas dalam rangka melampaui harapan pelanggan internal

    maupun eksternal............................................................................... 84

    31. Tabel 4.30 Karyawan tidak canggung untuk mengusulkan ide- ide

    positif dalam pekerjaannya kepada perusahaan................................. 85

    32. Tabel 4.31 Karyawan mempunyai keinginan kuat untuk mempertahankan

    prestasi atau penghargaan yang sudah diraih perusahaan.................. 86

    33. Tabel 4.32 Direksi selalu menjaga stabilitas perolehan laba yang sudah diraih

    pada tahun sebelumnya...................................................................... 87

    34. Tabel 4.33 Direksi memiliki konsepsi yang jelas tentang arah visi dan misi

    perusahaan.......................................................................................... 87

    35. Tabel 4.34 Perusahaan lebih mengedepankan prestasi individu dalam

    pemberian kompensasi, pengakuan, dan promosi dari pada

    faktor-faktor lain seperti senioritas dan hubungan

    personal.............................................................................................. 88

    36. Tabel 4.35 Penghargaan dalam bentuk bonus, uang, liburan, dan lain-lain

    diterapkan di perusahaan ini............................................................. 89

  • 37. Tabel 4.36 Pengakuan baik berupa ucapan terima kasih, award, dan

    lain-lain sering dilakukan di perusahaan ini...................................... 89

    38. Tabel 4.37 Perusahaan memberikan jaminan jamsostek, jaminan

    kematian dan hari tua kepada karyawan............................................ 90

    39. Tabel 4.38 Perusahaan memberikan uang pensiun dalam jumlah besar kepada

    karyawan............................................................................................ 91

    40. Tabel 4.39 Perusahaan sangat memperhatikan kesejahteraan karyawan

    melalui peningkatan kompensasi....................................................... 91

    41. Tabel 4.40 Perusahaan memberikan kemudahan proses pemberian

    pembiayaan bagi karyawan................................................................ 92

    42. Tabel 4.41 Karyawan di perusahaan ini sangat memperhatikan

    efesiensi dan efektivitas kerja............................................................ 93

    43. Tabel 4.42 Karyawan di perusahaan ini mampu menyelesaikan pekerjaan

    sesuai dengan standar perusahaan...................................................... 94

    44. Tabel 4.43 Karyawan di perusahaan ini mampu mengimplementasikan visi

    dan misi perusahaan dalam pekerjaan................................................ 95

    45. Tabel 4.44 Karyawan membuat program kerja sebelum memulai

    pekerjaan............................................................................................ 95

    46. Tabel 4.45 Karyawan di perusahaan ini segera mengoreksi kesalahan dalam

    laporan hasil kerja mereka................................................................. 96

    47. Tabel 4.46 Karyawan di perusahaan ini mau bekerja melebihi jam

    kerjanya.............................................................................................. 97

  • 48. Tabel 4.47 Karyawan di perusahaan ini selalu mengevaluasi hasil kerjanya

    setiap bulan........................................................................................ 97

    49. Tabel 4.48 Karyawan di perusahaan ini selalu datang ke kantor tepat waktu......98

    50. Tabel 4.49 Karyawan selalu mengikuti kegiatan- kegiatan (Pelatihan,

    pengajian rutin dan diskusi) yang diadakan perusahaan.................... 99

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Budaya adalah gabungan kompleks dari asumsi, tingkah laku, cerita,

    mitos, metafora, dan berbagai ide lain yang menjadi satu untuk menentukan apa

    arti menjadi anggota masyarakat tertentu.1 Budaya tidak hanya menjadi konsep

    yang penting untuk memahami masyarakat atau kelompok manusia tetapi juga

    untuk memahami organisasi.

    Budaya organisasi adalah konsep yang marak berkembang dalam satu

    dasawarsa ini dan akan terus berevolusi. Ratusan judul buku dan puluhan artikel

    ilmiah telah diterbitkan dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Asosiasi

    manajemen dan profesi di berbagai negara memberikan perhatian besar terhadap

    budaya organisasi. Di tanah air, baru di pergantian millenium ini, manajemen

    tertarik untuk memperhitungkannya dengan ditandai penelitian di kalangan

    mahasiswa baik berupa skripsi, tesis maupun disertasi mengenai budaya

    1 James A.F. Stoner, R. Edward Freeman, Daniel R. Gilbert, Jr, Manajemen Jilid I, ( Pen.),

    Drs. Alexander Sindoro, (Jakarta: PT. Prenhallindo,1996), h.181.

  • organisasi. Tidak hanya sampai disitu, perusahaan BUMN besar juga banyak

    yang mengundang konsultan untuk membedah budayanya.

    Dunia perbankan juga tak ingin ketinggalan dalam euforia budaya

    organisasi. Untuk mempertahankan eksistensinya Bank dituntut untuk memiliki

    visi dan misi yang jelas dan strategik, dan setiap komponen di dalamnya juga

    dituntut untuk dapat merealisasikan visi dan misi perusahaan.Visi dan misi inilah

    yang kemudian melahirkan nilai- nilai yang diyakini oleh anggota organisasi dan

    mencerminkan budaya organisasi.

    Fakta membuktikan bahwa budaya organisasi sangat berpengaruh

    terhadap kinerja karyawan. Maka untuk mencapai profesionalisme kerja,

    Manajemen puncak dan Divisi Sumber Daya Manusia dituntut untuk menciptakan

    budaya kerja organisasi yang berkualitas melalui penerapan sistem manajemen

    yang baik. Mulai dari konsep berawalan “ing” seperti reengineering, downsizing,

    restructuring, benchmarking atau konsep yang disingkat dengan tiga huruf seperti

    JIT (Just In Time) dan TQM (Total Quality Management) atau konsep lainnya

    yang baru muncul seperti Six Sigma.

    Tentunya semua ini dilakukan tidak hanya untuk perbaikan budaya

    organisasi tetapi juga dalam rangka menciptakan knowledge worker, yaitu

    karyawan yang selalu ingin memperbaiki diri dengan terus belajar untuk

    meningkatkan potensi yang dimilikinya. Dengan didukung para knowledge

    worker, bukan hanya kinerja karyawan yang meningkat tetapi prestasi keuangan

  • Bank akan meningkat. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan pendanaan dan

    pertumbuhan pembiayaan.

    Bank DKI Syari’ah merupakan salah satu Bank Umum Syariah Indonesia

    yang telah memiliki dan menerapkan budaya kualitas. Hal ini ditandai dengan

    berhasilnya Bank DKI Syariah meraih penghargaan sebagai unit syariah terbaik

    kategori aset di bawah 100 Miliar dalam ajang Penghargaan Syariah Award

    2006 versi Majalah Investor. Selain itu, Bank yang mulai beroperasi sejak

    tanggal 1 Maret 2004, kini telah membuka sepuluh konter layanan syariah yang

    lebih dikenal dengan istilah Office Channelling.

    Pada akhir Juni 2006, Bank DKI Syariah memiliki 41 Sumber Daya Insani

    (SDI) yang terdiri dari 18 orang di tingkat manajerial dan 23 tenaga administrasi.

    Dalam meningkatkan performance karyawan Bank DKI Syariah selain mengikuti

    pelatihan dilakukan juga pengajian rutin dan diskusi tentang perbankan/ekonomi

    syariah dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pengetahuan dan keimanan

    agar tercipta karyawan yang Siddiq, Tabligh, Amanah dan Fathanah2.

    Didasari oleh latar belakang di atas, penulis merasa perlu dan tertarik

    untuk meneliti budaya organisasi yang diterapkan pada Bank DKI Syariah

    Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat, maka dari itu penelitian ini diberi judul:

    “Analisis Budaya Organisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja

    Karyawan (Studi Kasus Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta

    Pusat)”.

    2 Company Profile Bank DKI Syariah, 2007. h. 6.

  • B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah

    penelitian ini adalah budaya organisasi pada Bank DKI Syariah Cabang

    Wahid Hasyim Jakarta Pusat dan pengaruh budaya organisasi yang diterapkan

    di Bank DKI Syariah terhadap kinerja karyawan.

    C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

    Dari masalah diatas, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini

    adalah:

    a. Indikator- indikator yang mempengaruhi pembentukan budaya organisasi

    Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat.

    b. Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan Bank DKI Syariah

    Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat.

    Dan agar lebih terarah, maka penulis merumuskan masalah, sebagai

    berikut:

    a. Indikator-indikator apa sajakah yang mempengaruhi pembentukan budaya

    organisasi pada Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat?

    b. Apakah budaya organisasi berpengaruh tehadap kinerja karyawan Bank

    DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat?

  • D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan penulis di atas,

    maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini, di

    antaranya:

    1. Untuk mengetahui indikator-indikator yang mempengaruhi pembentukan

    budaya organisasi pada Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta

    Pusat.

    2. Untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan

    Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat.

    Sedangkan manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini,

    diantaranya adalah sbb:

    1. Secara akademik

    Sebagai aset pustaka yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh kalangan

    akademisi, baik dosen maupun mahasiswa, dalam upaya memberikan

    pengetahuan, informasi, dan sebagai proses pembelajaran mengenai budaya

    organisasi yang diterapkan di perbankan.

    2. Secara Praktek.

    Bagi Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim sebagai masukan dan saran

    untuk dapat memacu proses perbaikan budaya kerja perusahaan dan

    peningkatan profesionalisme kerja karyawan.

  • E. Metode Penelitian

    1. Jenis Penelitian.

    Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian kuantitatif, dengan

    menggunakan pendekatan statistik inferensial nonparametrik. Subyek

    penelitian ini adalah seluruh pegawai Bank DKI Syariah Cabang Wahid

    Hasyim Jakarta Pusat dan studi penelitian ini menggunakan pendekatan

    sensus.

    2. Jenis Data dan Sumber Data

    Sumber data dalam penelitian ini adalah:

    a. Data Primer

    Responden, yaitu pegawai Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim

    Jakarta Pusat.

    b. Data Sekunder

    Profil perusahaan, Laporan keuangan, diagram struktur organisasi, buku-

    buku, makalah, dan jurnal ilmiah yang membahas budaya organisasi.

    3. Variabel penelitian

    Dalam penelitian ini terdapat dua variabel. Dimana Variabel X adalah budaya

    organisasi dan disebut juga sebagai variabel independen atau eksogen karena

    budaya organisasi mempengaruhi kinerja karyawan. Sedangkan variabel Y

  • (variabel dependen) adalah kinerja karyawan atau disebut juga dengan

    variabel endogen.

    4. Indikator dan Operasional Variabel

    Indikator budaya organisasi dalam penelitian ini merujuk kepada tujuh

    dimensi budaya Stephen P. Robbins, yaitu inovasi, keberanian mengambil

    risiko, perhatian terhadap detail, orientasi hasil, orientasi manusia, orientasi

    tim, agresivitas, stabilitas, sistem imbalan, dan jaminan sosial. Namun penulis

    menyesuaikan dengan budaya organisasi yang diterapkan pada Bank DKI

    Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat. Sehingga penulis tidak

    menggunakan dimensi orientasi tim dalam indikator budaya organisasi dan

    menambahkan dua indikator lagi, yaitu sistem imbalan dan jaminan sosial.

    Sedangkan pada variabel kinerja karyawan penulis menggunakan variabel

    kualitas kerja dan tidak menggunakan variabel kehadiran seperti pada

    penelitian sebelumya tetapi menggabungkan indikator kehadiran ke dalam

    indikator kedisiplinan.

    Indikator Budaya Organisasi Definisi Operasional Variabel

    a. Inovasi Tingkat di mana para karyawan didorong untuk

    bersikap inovatif.3

    3 Stephen P. Robbins, Marry Coulter, Manajemen Jilid I, (Pen.), T. Hermaya, h. 76.

  • b. Pengambilan

    Resiko

    Tingkat di mana para karyawan berani

    mengambil resiko.4

    c. Perhatian

    Terhadap Detail.

    Tingkat dimana para karyawan untuk

    menampilkan ketepatan, analisis, dan perhatian

    terhadap detail.5

    d. Orientasi Hasil Tingkat di mana para manajer memusatkan

    perhatian pada hasil- hasil bukan pada tekink-

    teknik dan proses-proses yang digunakan untuk

    mencapai hasil-hasil itu.6

    e. Orientasi

    Manusia

    Tingkat di mana keputusan-keputusan

    manajemen memperhitungkan pengaruh hasil-

    hasil terhadap manusia didalam organisasi itu.7

    f. Agresivitas Tingkat di mana orang bersikap agresif dan

    bersaing bukannya ramah dan bekerja sama.8

    g. Stabilitas Tingkat di mana kegiatan-kegiatan organisasi

    menekankan usaha mempertahankan status quo

    bukan pertumbuhan.9

    4 Ibid, h. 76.

    5 Ibid, h. 76.

    6 Ibid, h. 76

    7 Ibid, h. 76.

    8 Ibid, h. 77.

    9 Ibid, h. 77.

  • i. Sistem Imbalan Sistem pemberian upah atau gaji dan di luar gaji

    kepada karyawan.

    j. Jaminan Sosial Jaminan kesejahteraan yang diberikan

    perusahaan kepada karyawan.

    Indikator Kinerja Karyawan Definisi Operasional Variabel

    a. Kualitas Kerja

    Gambaran kemampuan, pencapaian target dan

    tanggung jawab karyawan terhadap

    perusahaan.

    b. Kedisiplinan

    Gambaran kepatuhan karyawan terhadap kode

    etik perusahaan.

    5. Teknik Pengumpulan Data

    Di dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data yang dibutuhkan

    dengan menggunakan beberapa teknik tertentu, yaitu:

    a. Survei; Penyebaran kuisioner kepada karyawan Bank DKI Syariah Cabang

    Wahid Hasyim Jakarta Pusat.

    b. Studi dokumentasi; data- data laporan keuangan dan profil Perusahaan

    Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat.

    6. Teknik Analisa Data

  • a. Uji Koefisien Korelasi Rank Spearman

    Selain menggunakan statistik deskriptif dengan bantuan SPSS. 15.0

    penelitian ini juga menggunakan metode analisa korelasi rank spearman

    untuk mengetahui hubungan antara budaya organisasi (X) dan kinerja

    karyawan (Y). Formula yang digunakan dalam uji hitung rank spearman

    adalah10

    :

    )1(

    6 - 1

    2

    2

    Σ=

    nn

    dirs

    dimana :

    rrrrrrr

    Apabila terdapat nilai ranking yang sama, statistik rs dihitung dengan rumus:

    Di mana:

    dan

    10 Ali Mauludi, Statistika 1 Penelitian Ekonomi Dan Ilmu Sosial, Edisi Pertama, ( Jakarta: PT.

    Prima Heza Lestari, 2006), h.153

    rs = Ranking Spearman

    di = Selisih Pasang Rank

    n = Jumlah Pasang Rank

  • dan

    7. Hipotesis

    Hipotesis, penulis menyimpulkan sementara, bahwa ada hubungan

    yang signifikan antara budaya organisasi dan kinerja karyawan. Hipotesis

    tersebut dirumuskan dengan simbol, sebagai berikut:

    a. Ho: rs = 0, maka ada hubungan yang signifikan antara budaya organisasi

    (X) dan kinerja karyawan (Y).

    b. H1: rs ≠ 0, maka tidak ada hubungan yang signifikan antara budaya

    organisasi (X) dan kinerja karyawan (Y).

    F. Review Studi Terdahulu

    Untuk mendukung materi dalam penelitian ini, berikut akan dikemukakan

    beberapa penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan variabel dalam

    penelitian ini:

    1. Skripsi Cut Sarah Sandria, S1 Manajemen Universitas Atma Jaya, 2004.

    Dengan Judul ”Analisis Budaya Organisasi di PT. Bank Syariah

    Muamalat Indonesia Tbk”. Jenis penelitian yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, dengan bantuan SPSS 12.

    Sedangkan Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

    distribusi frekuensi relatif dan statistik deskriptif. Hasil penelitian dalam

  • skripsi ini adalah budaya organisasi yang diterapkan pada Bank Syariah

    Muamalat sudah cukup baik, hal ini ditandai dengan :

    a. Lingkungan kerja didalam perusahaan bersifat kondusif terhadap kinerja

    karyawan. Hal ini terlihat dari jumlah responden SS (sangat setuju)

    sebesar 47,5 %.

    b. Hubungan karyawan dan pimpinan terjalin dengan baik dengan rata- rata

    responden menjawab setuju.

    c. Karyawan tidak takut mengeluarkan ide dengan jawaban Setuju 32,5%.

    d. Perusahaan menanggapi dengan baik ide-ide karyawan dengan jumlah

    jawaban responden Setuju 42,5% dan Sangat Setuju 37,5%.

    Tetapi ada hal lain yang perlu diperbaiki lagi yaitu peningkatan kompensasi

    kepada karyawan. Seperti pemberian pembiayaan bagi karyawan, jaminan

    jamsostek, dan jaminan kematian dan hari tua.

    2. Thesis Anis Biarwati, Ekonomi dan Keuangan Syariah Program Studi Timur

    Tengah dan Islam Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia (2007)

    dengan Judul ”Budaya Organisasi Perbankan Syariah Dan Pengaruhnya

    Terhadap Kinerja Perusahaan PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia

    Tbk”. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

    deskriptif dengan pendekatan survei. Sedangkan metode penelitian yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei desriptif. Dan metode

    analisis data menggunakan SEM (Structural Equation Modelling), yaitu

    metode analisis data yang menggunakan analisis satu atau lebih variabel

  • independen dengan satu atau lebih variabel dependen dengan bantuan sofware

    LISREL versi 8.72. Hasil Penelitian ini ada dua, pertama terdapat tujuh

    indikator yang secara signifikan mempengaruhi pembentukan budaya

    organisasi, yaitu : Inovasi, pengambilan risiko, perhatian terhadap detail,

    orientasi hasil, orientasi manusia, agresivitas, dan kemantapan. Indikator yang

    memiliki kontribusi terbesar terhadap pembentukan budaya organisasi di

    Bank Muamalat adalah kemantapan sedangkan indikator yang memiliki

    kontribusi terkecil adalah orientasi tim. Kedua, terdapat hubungan yang positif

    dan signifikan antara budaya organisasi dengan kinerja perusahaan yaitu

    sebesar 86% dalam meningkatkan kinerja Bank Muamalat Indonesia,

    Sedangkan 14% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam

    model.

    3. Thesis Shirley Budiarti, Ekonomi dan Keuangan Syariah Program Studi

    Timur Tengah dan Islam Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia

    (2006), dengan Judul ” Pengaruh Budaya Kerja dan Kepuasan Kerja

    Terhadap Kinerja Pegawai PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia Tbk”.

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

    deskriptif. Dan metode analisis data menggunakan analisis deskriptif dan

    analisis logit dengan bantuan SPSS. Hasil penelitian ini adalah:

    a. Faktor budaya kerja selain 12 nilai budaya kerja Muamalat yang terdiri

    dari perilaku hubungan kemanusiaan dan konseptual memiliki pengaruh

    signifikan terhadap kinerja karyawan. Semakin baik perilaku hubungan

  • kemanusiaan dan semakin baik karyawan mengimplementasikan visi dan

    misi serta konsep ZIKR, PIKR, MIKR maka semakin besar kinerja

    karyawan Bank Muamalat. Dan sebaliknya semakin rendah perilaku

    kemanusiaan dan semakin rendah karyawan mengimplementasikan visi

    dan misi serta konsep ZIKR, PIKR, MIKR maka semakin rendah pula

    kinerja karyawan Bank Muamalat.

    b. Selain faktor-faktor budaya kerja, faktor kepuasan kerja yang terdiri dari

    gaji, kondisi lingkungan, hubungan antara pegawai, pekerjaan,

    kemampuan, dan prestasi kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap

    kinerja karyawan kantor pusat Bank Muamalat.

    c. Faktor kinerja yang terdiri dari kehadiran dan kualitas pekerjaan dapat

    dipengaruhi oleh faktor- faktor budaya kerja selain 12 nilai Muamalat

    yaitu faktor kepuasan kerja. Di mana kepuasan kerja juga berpengaruh

    signifikan terhadap kinerja pegawai kantor pusat Bank Muamalat.

    Sementara itu, penelitian penulis yakni membahas tentang “Analisis

    Budaya Organisasi dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Karyawan”. Dimana

    dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui budaya organisasi yang diterapkan

    di Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat dan pengaruhnya

    terhadap kinerja karyawan. Ruang lingkup penelitian ini sama dengan penelitian

    sebelumnya. Adapun perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah objek

    penelitian yang berbeda yaitu Bank DKI Syariah cabang wahid Hasyim Jakarta

    Pusat. Dan kelebihan skripsi ini dengan penelitian sebelumnya adalah indikator

  • yang berbeda, yaitu adanya indikator sistem imbalan dan jaminan sosial yang

    mempengaruhi pembentukan budaya organisasi selain tujuh indikator yang telah

    digunakan oleh peneliti sebelumnya dan indikator kedisiplinan dalam kinerja

    karyawan. Penulis juga memasukkan konsep efisiensi, produktivitas, faktor

    hygine dari teori motivasi Herzberg, gugus tugas (quality circle), Gugus Kendali

    Mutu (GKM) dalam pernyataan instrumen budaya organisasi.

    G. Kerangka Teori

    Istilah budaya organisasi ternyata telah berumur dan masih berevolusi

    sampai kini. Pemakaian istilah ini mungkin dapat ditelusuri ke belakang dari

    karya E. Jaques di tahun 1951, The Changing Culture of a Factory11

    . Ilmuwan-

    ilmuwan Amerika banyak yang masih bersilang pendapat mengenai kerangka

    dasarnya. Tidak hanya sampai disitu banyak pakar organisasi yang bersilang

    pendapat antara budaya dan iklim organisasi. Namun dalam proses adaftasi

    konsep ini, kebanyakan mereka sependapat dengan asumsi bahwa inti budaya

    organisasi adalah sistem nilai yang dianut bersama-sama dalam rangka mencapai

    tujuan organisasi.

    Konsep budaya organisasi banyak diadaftasi oleh perusahan- perusahaan

    di dunia mulai dari perusahaan manufaktur, dagang dan jasa seperti perbankan.

    Dari beberapa hasil penelitian sebelumnya terhadap perbankan menunjukkan

    11

    R. J. Rumengen, “Budaya Organisasi Paradigma Yang Melejitkan Kinerja.” Manajemen Usahawan Indonesia Green mangement. No.06 (Juni 2001): h. 39.

  • bahwa budaya organisasi tidak hanya berpengaruh signifikan terhadap prestasi

    keuangan perusahaan tetapi juga terhadap kinerja karyawan. Ketika karyawan

    menginternalisasi perilaku yang dianggap tepat oleh budaya organisasi, maka

    akan mendorong karyawan untuk berkinerja tinggi. Institusi perbankan juga telah

    melakukan perbaikan budaya organisasi melalui sistem-sistem manajemen yang

    diterapkan. Semua sistem itu diterapkan tidak hanya untuk meningkatkan potensi

    budaya organisasi tetapi juga dalam rangka perbaikan kinerja karyawan.

    H. Teknik Penulisan

    Adapun teknik penulisan ini berpedoman dan disesuaikan dengan

    kaidah-kaidah penulisan skripsi pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi” yang

    diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    2007.

    I. Sistematika Penulisan

    Untuk memberikan gambaran secara sederhana agar memudahkan

    penulisan skripsi, maka disusun sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab

    dengan rincian sebagai berikut:

    Bab I Pendahuluan, memuat tentang latar belakang masalah, identifikasi

    masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

    penelitian, metode penelitian, review studi terdahulu, kerangka teori,

    teknik penulisan, serta sistematika penulisan.

  • Bab II Kerangka Teori, memuat tentang pengertian budaya, pengertian

    organisasi, pengertian umum budaya organisasi, elemen budaya

    organisasi, tujuh dimensi budaya organisasi, fase-fase perkembangan

    budaya organisasi, norma dan nilai dalam organisasi, pengertian

    kinerja karyawan, manfaat penilaian kerja, metode penilaian kerja,

    serta penggunaan penilaian kerja.

    Bab III Gambaran Umum Bank DKI Syariah, memuat tentang sejarah berdiri

    Bank DKI Syariah, logo, visi dan misi, struktur organisasi, produk

    dan jasa yang ditawarkan, serta kinerja keuangan Bank DKI Syariah

    Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat.

    Bab IV Hasil Penelitian, memuat tentang profil responden, hasil uji validitas

    dan reliabilitas, analisis deskriptif budaya organisasi dan

    pengaruhnya terhadap kinerja karyawan, analisa korelasi rank

    spearman, serta analisis data.

    Bab V Penutup, memuat kesimpulan dan saran.

  • BAB II

    TINJAUAN TEORI

    A. Budaya Organisasi

    8. Pengertian Budaya

    Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu

    buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi dan akal)

    diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

    Dalam bahasa Inggris, kebudayaan berasal dari kata culture, yang berasal dari

    kata latin colere, yaitu mengolah dan mengerjakan. Bisa diartikan juga

    sebagai mengolah tanah dan atau bertani. Kata culture kadang juga

    diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.12

    Budaya adalah gabungan kompleks dari asumsi, tingkah laku, cerita,

    mitos, metafora, dan berbagai ide lain yang menjadi satu untuk menentukan

    apa arti menjadi anggota masyarakat tertentu.13

    12 Diakses pada tanggal 26 Juni 2008 dari http://id.wikipedia.org/wiki/budaya.

    13 James A.F. Stoner, at all, Manajemen Jilid I, ( Pen.), Drs. Alexander Sindoro, (Jakarta:

    PT. Prenhallindo,1996), h.181.

  • Menurut Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski, seperti

    yang dikutip dalam situs http://id.wikipedia.org/wiki/budaya. Kebudayaan

    adalah segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh

    kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat

    itu adalah Cultural-Determinism. Herkovits memandang kebudayaan sebagai

    sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang

    kemudian disebut sebagai superorganic.14

    Menurut Andreas Eppink, seperti yang dikutip dalam situs

    http://id.wikipedia.org/wiki/budaya. Kebudayaan mengandung keseluruhan

    nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur sosial, religius, dan

    lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang

    menjadi ciri khas suatu masyarakat.15

    Menurut Edward B. Taylor, seperti yang dikutip dalam situs

    http://id.wikipedia.org/wiki/budaya. Kebudayaan merupakan keseluruhan

    yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan,

    kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang

    didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.16

    Dari beberapa definisi tentang budaya diatas, penulis menyimpulkan

    bahwa budaya adalah segala sesuatu yang ada dalam masyarakat yang

    14 Diakses pada tanggal 26 Juni 2008 dari http://id.wikipedia.org/wiki/budaya.

    15 Ibid, http://id.wikipedia.org/wiki/budaya.

    16 Ibid, http://id.wikipedia.org/wiki/budaya.

  • menjadi sistem nilai yang dianut bersama, menjadi kebiasaan dan menjadi

    identitas bagi masyarakat tersebut.

    9. Pengertian Organisasi

    Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang

    berarti alat. Organisasi adalah suatu kelompok orang yang memiliki tujuan

    yang sama.17

    Pengertian organisasi telah banyak disampaikan oleh para ahli, tetapi

    pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip, sebagai bahan perbandingan

    ada beberapa pendapat mengenai budaya organisasi dari beberapa pakar

    organisasi, diantaranya:

    a. Chester I. Barnard, seperti yang dikutip dalam situs http://id.

    Wikipedia.org/wiki/Organisasi dalam bukunya The Executive Functions.

    Organisasi adalah sistem kerja sama antara dua orang atau lebih (I define

    organization as a system of cooperatives of two more persons).18

    b. James D. Mooney, seperti yang dikutip dalam situs http://id.

    Wikipedia.org/wiki/Organisasi. Organization is the systematic bringing

    together or interdependent part to form a unified whole through which

    authority, coordination and control may be exercised to achieve a given

    purpose. Menurut D. Mooney organisasi adalah perpaduan secara

    17 Diakses pada tanggal 26 Juni 2008 dari http://id.wikipedia.org/wiki/organisasi.

    18 Ibid, http://id. Wikipedia.org/wiki/Organisasi.

  • sistematis daripada bagian-bagian yang saling ketergantungan/berkaitan

    untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan,

    koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah

    ditentukan.19

    c. Stephen P. Robbins, seperti yang dikutip oleh Wirawan. Organisasi

    sebagai “...conciously coordinated social entity, with a relatively

    identifiable boundary, that functions on a relatively continous basic to

    achieve a common goals or a set of a goals’’. Robbins mengemukakan

    bahwa organisasi merupakan social entity, unit-unit dari organisasi terdiri

    atas orang atau kelompok orang yang saling berinteraksi. Interaksi

    tersebut terkoordinasi secara sadar, artinya dikelola dalam upaya mencapai

    tujuannya.20

    Dan menurut penulis organisasi adalah kumpulan satu orang atau lebih

    yang kemudian saling berinteraksi dan bekerja sama dalam rangka mencapai

    tujuan organisasi.

    10. Pengertian Umum Budaya Organisasi

    Budaya organisasi adalah perwujudan sehari-hari dari nilai-nilai dan

    tradisi yang mendasari organisasi. Hal ini terlihat pada bagaimana para

    karyawan berperilaku, harapan karyawan terhadap organisasi dan sebaliknya,

    19 Ibid, http://id. Wikipedia.org/wiki/Organisasi.

    20 Wirawan, Budaya Dan Iklim Organisasi Teori Aplikasi dan Penelitian, (Jakarta: Salemba

    Empat, 2007), h. 2.

  • serta apa yang dianggap wajar dalam hal bagaimana karyawan melaksanakan

    pekerjaannya.21

    Wirawan mendefinisikan budaya organisasi sebagai norma, nilai-nilai,

    asumsi, kepercayaan, filsafat, kebiasaan organisasi, dan sebagainya (isi

    budaya organisasi) yang dikembangkan dalam kurun waktu lama oleh pendiri,

    pemimpin, dan anggota organisasi yang disosialisasikan dan diajarkan kepada

    anggota baru serta diterapkan dalam dalam aktivitas organisasi sehingga

    mempengaruhi pola pikir, sikap, dan perilaku anggota organisasi dalam

    memproduksi produk, melayani konsumen, dan mencapai tujuan organisasi.22

    Selanjutnya Wirawan mengemukakan beberapa pengertian budaya

    organisasi menurut pakar organisasi. Beberapa di antaranya, yaitu:

    a. Edgar H. Schein

    Menurut Schein, seperti yang dikutip oleh Wirawan. Budaya organisasi

    adalah pola asumsi dasar yang ditemukan atau dikembangkan oleh suatu

    kelompok orang selagi mereka belajar untuk menyelesaikan problem-

    problem, menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal, dan berintegrasi

    dengan lingkungan internal. 23

    21 Fandy Tjiptono, dan Anastasia Diana, Total Quality Management, (Yogyakarta: Penerbit

    Andi, 2003), Edisi Revisi, h. 75.

    22 Wirawan, Budaya Dan Iklim Organisasi Teori Aplikasi dan Penelitian, (Jakarta: Salemba

    Empat, 2007), h. 10.

    23 Ibid ,h. 8.

  • b. Schwartz dan Davis

    Menurut kedua pengarang ini, seperti yang dikutip oleh Wirawan. Budaya

    organisasi merupakan pola kepercayaan dan harapan yang dianut oleh

    anggota organisasi. Kepercayaan dan harapan tersebut menghasilkan nilai-

    nilai yang dengan kuat membentuk perilaku para individu dan kelompok-

    kelompok anggota organisasi. 24

    c. Tunstall

    Menurut peneliti ini, seperti yang dikutip oleh Wirawan. Budaya

    organisasi adalah suatu konstelasi umum mengenai kepercayaan,

    kebiasaan, nilai, norma perilaku, dan cara melakukan bisnis yang unik

    bagi setiap organisasi yang mengatur pola aktivitas dan tindakan

    organisasi, serta melukiskan pola implisit, perilaku, dan emosi yang

    muncul yang menjadi karakteristik dalam organisasi. 25

    d. Robert G. Owen

    Menurut Owen, seperti yang dikutip oleh Wirawan. Budaya organisasi

    adalah norma yang menginformasikan anggota organisasi mengenai apa

    yang dapat diterima dan apa yang dapat ditolak, nilai- nilai dominan yang

    dihargai organisasi di atas yang lainnya, asumsi dasar dan kepercayaan

    yang dianut bersama organisasi, peraturan main yang harus dipelajari jika

    orang ingin dapat sejalan dan diterima sebagai anggota organisasi, dan

    24 Ibid , h. 8-9.

    25 Ibid, h. 9.

  • filsafat yang mengarahkan organisasi dalam berhubungan dengan

    karyawan dan kliennya. 26

    Dari beberapa pengertian budaya organisasi di atas, penulis

    menyimpulkan bahwa budaya organisasi adalah sistem nilai yang dianut

    bersama oleh anggota organisasi yang kemudian menjadi pedoman bagi

    anggota organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

    11. Elemen Dasar Budaya.

    Menurut Schein, seperti yang dikutip oleh James A. F. Stooner, at all

    dalam bukunya Management 1 . Budaya ada dalam tiga tingkat,27

    yaitu :

    a. Artifact, adalah hal- hal yang ‘’dilihat, didengar, diraba, dan dirasa kalau

    seseorang berhubungan dengan sekelompok baru dengan budaya yang

    tidak dikenalnya”. Artifact termasuk produk, jasa, dan bahkan tingkah

    laku anggota kelompok.

    b. Espoused value (Nilai-nilai yang didukung), adalah alasan yang diberikan

    oleh sebuah organisasi untuk mendukung caranya melakukan sesuatu.

    c. Basic assumption (Asumsi dasar), adalah keyakinan yang dianggap sudah

    ada oleh anggota suatu organisasi.

    26 Ibid, h. 9.

    27 James A. F. Stoner, at all, Manajemen Jilid I, ( Pen.), Drs. Alexander Sindoro, h. 185.

  • Sedangkan menurut Jhon Kotter dan James Hesket dalam bukunya

    Dampak Budaya Perusahaan Terhadap Kinerja, ada dua tingkat budaya

    dalam organisasi, yaitu:

    2. Nilai-nilai yang dimiliki bersama, yaitu keyakinan dan tujuan penting

    yang dimiliki bersama oleh kebanyakan kelompok, yang cenderung

    membentuk perilaku kelompok, dan sering bertahan lama, bahkan

    walaupun sudah terjadi perubahan dalam anggota kelompok. Misalnya:

    manager peduli terhadap pelanggan, eksekutif menyenangi pinjaman

    jangka panjang.28

    3. Norma dan tingkah laku kelompok, yaitu cara bertindak yang sudah lazim

    atau sudah meresap yang sudah ditemukan dalam satu kelompok dan

    bertahan karena anggota kelompok cenderung berperilaku dengan cara

    mengajarkan praktik-praktik ini (juga nilai-nilai yang mereka anut

    bersama) kepada anggota baru. Misalnya: para pegawai cepat merespon

    permintaan pelanggan dan para manager sering mengikutsertakan para

    pegawai golongan rendah dalam pengambilan keputusan.29

    Tidak seperti nilai-nilai yang dimiliki bersama, norma dan tingkah

    laku kelompok ini semakin mudah untuk diubah karena dapat dilihat. Akan

    tetapi kedua tingkat budaya ini harus diperbaiki. Karena baik tidaknya budaya

    organisasi juga harus didukung oleh perubahan tingkat budaya yang kedua.

    28 Jhon P. Kotter and James L. Heskett, Culture and Performance (Pen.), Drs, Benyamin

    Molan, (Jakarta: PT. Prenhallindo, 1997), h. 5.

    29 Ibid, h. 5.

  • 12. Tujuh Dimensi Budaya

    Riset mengemukakan bahwa ada tujuh dimensi yang secara keseluruhan

    mengungkap hakikat budaya sebuah organisasi.30

    a. Inovasi dan pengambilan resiko. Tingkat di mana para karyawan didorong

    untuk bersikap inovatif dan mengambil resiko.

    b. Perhatian pada detail. Tingkat di mana para karyawan diharapkan untuk

    menampilkan ketepatan, analisis, dan perhatian terhadap detail.

    c. Orientasi hasil. Tingkat dimana para manajer memusatkan perhatian pada

    hasil- hasil bukannya pada teknik- teknik dan proses-proses yang

    digunakan untuk mencapai hasil- hasil itu.

    d. Orientasi manusia. Tingkat di mana keputusan-keputusan manajemen

    memperhitungkan pengaruh hasil- hasil terhadap manusia didalam

    organisasi itu.

    e. Orientasi tim. Tingkat di mana kegiatan-kegiatan kerja disusun sekitar

    tim- tim bukan individu- individu.

    f. Agresivitas. Tingkat di mana orang bersifat agresif dan bersaing bukannya

    ramah dan bekerja sama.

    g. Stabilitas. Tingkat di mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan

    usaha mempertahankan status quo bukan pertumbuhan.

    30 Stephen P. Robbins and Marry Coulter, Manajemen Jilid I, (Pen.), T. Hermaya, h. 76-77.

  • Menurut penulis selain tujuh dimensi budaya yang disebutkan Stephen

    P. Robbins dalam buku Management I ada dua dimensi lain yang

    mempengaruhi pembentukan budaya organisasi, yaitu:

    1) Sistem imbalan

    Sistem imbalan ada dua macam yaitu:

    a) Imbalan langsung, yaitu imbalan yang langsung dirasakan karyawan

    biasanya dalam bentuk tunai. Contohnya: gaji pokok, tunjangan hari

    raya keagamaan, bonus yang didasarkan atas tingat keuntungan yang

    diperoleh perusahan.

    b) Imbalan tidak langsung, yaitu imbalan diluar gaji. contohnya: gaji disaat

    cuti, bantuan kena musibah, iuran jamsostek yang ditanggung

    perusahaan, premi asuransi yang ditanggung perusahaan dan fasilitas

    seperti transportasi dan kesehatan.

    2) Jaminan sosial.

    Jaminan sosial adalah bagian dari imbalan tidak langsung atau imbalan

    ekstrinsik (extrinsic rewards) yaitu rewards external to the job31

    (imbalan

    diluar pekerjaan) yang diberikan perusahaan kepada karyawan seperti

    jaminan jamsostek, kematian, hari tua, uang pensiun, proses kemudahan

    pemberian pembiayaan, dll. Jaminan sosial menjadi salah satu faktor

    penentu pembentukan budaya organisasi.

    31 James L. Gibson, at all, Organizations Behavior Structure Processes Twelfth Edition,

    McGraw- Hill, Newyork, 2006, p. 179.

  • 13. Fase- Fase Perkembangan Budaya Organisasi.32

    a. Fase Kelahiran

    Dalam fase ini pendiri organisasi meletakkan fondasi budaya organisasi

    berupa tujuan, visi, misi, norma- norma, produk, nilai, bentuk organisasi,

    dan sebagainya.

    b. Fase Pertumbuhan

    Pada fase pertumbuhan, struktur organisasi tumbuh sejajar dengan

    meningkatnya aktivitas organisasi. Organisasi merekrut lebih banyak

    profesional dan kepada mereka diberlakukan sosialisasi budaya organisasi.

    Peraturan, kebijakan, prosedur kerja, dan teknologi dikembangkan secara

    tertulis.

    c. Fase Dewasa

    Dalam fase ini organisasi sudah mapan dan mempunyai budaya organisasi

    yang stabil yang menjadi pedoman perilaku anggotanya dan aktivitas

    organisasi mencapai tujuannya.

    d. Fase Fluktuasi

    Pada fase ini terjadi gejolak dalam organisasi. Ada sejumlah faktor yang

    mungkin menyebabkan gejolak.

    1) Pemimpin organisasi yang menjadi motor penggerak perkembangan

    organisasi tidak berfungsi karena sakit, atau meninggal. Terjadi

    pergantian kepemimpinan dalam organisasi.

    32 Wirawan, Budaya dan Iklim Organisasi, h. 80-83.

  • 2) Organisasi (Perusahaan) diakuisisi atau merger dengan organisasi lain.

    3) Terjadi persaingan ketat terhadap produk organisasi dan organisasi

    ditinggalkan oleh sebagian pelanggannya.

    4) Terjadi konflik dekstruktif di antara anggota organisasi sehingga

    kesehatan organisasi menurun.

    5) Produk organisasi ketinggalan zaman karena adanya produk baru yang

    lebih baik atau muncul produk pengganti.

    e. Fase Kematian

    Pada fase ini, organisasi yang berbudaya lemah tidak mampu bertahan

    ketika mengalami fluktuasi karena persaingan, konflik, dan tidak mampu

    menyesuaikan diri dengan perkembangan lingkungan eksternalnya

    sehingga sakit dan akhirnya mati (bangkrut).

    14. Jenis- jenis Budaya Organisasi

    Deal dan Kennedy, seperti yang dikutip oleh Wirawan mengemukakan

    bahwa budaya organisasi dapat dikelompokkan menjadi empat jenis budaya:

    Budaya keras/ Macho, budaya kerja/ bermain keras, budaya pertaruhkan

    perusahaan anda, dan budaya proses.33

    Dalam bukunya Mangement Sixth Edition. Leslie W Roe dan Llyod L.

    Byars mengemukakan kembali keempat jenis budaya tersebut, yaitu: the

    though person, macho culture, work hard/ play hard culture, bet your

    33 Wirawan, Budaya dan Iklim Organisasi, h. 87.

  • company culture dan process culture34

    . Adapun pengertian ke empat jenis

    budaya tersebut, yaitu:

    a. The though person, macho culture (Budaya keras/ budaya macho),

    Budaya organisasi ini ditandai oleh individu-individu yang terbiasa

    mengambil resiko tinggi dalam rangka mengharapkan keuntungan yang

    cepat tanpa memikirkan mereka salah atau benar35

    . Dalam budaya

    organisasi tipe ini kerja tim tidaklah penting, artinya nilai kerjasama tidak

    menjadi sesuatu yang dianggap penting dan tidak ada kesempatan untuk

    belajar dari kesalahan. Contoh dari perusahaan yang menggunakan budaya

    ini adalah industri hiburan.

    b. Work-hard/ play hard culture (Budaya kerja keras/ bermain keras),

    Budaya organisasi ini memotivasi karyawan untuk mengambil resiko

    rendah dan mengharapkan pengembalian yang cepat36

    . Budaya organisasi

    ini menekankan diri pada bersenang-senang dan tindakan. Budaya

    organisasi ini lebih mengutamakan penjualan37

    . Contoh petusahaan yang

    menggunakan budaya ini adalah real estate.

    c. Bet-your company culture (Budaya pertaruhkan perusahaan anda).

    Budaya ini ada dilingkungan di mana resiko tinggi dan keputusan diambil

    34 Leslie W. Roe and Lloyd L. Byars, Management Skills and Application Tenth edition,

    McGraw-Hill Irwin, Newyork, 2003, p. 328.

    35 Ibid, p. 328.

    36 Ibid , p. 328.

    37 Wirawan, Budaya Dan Iklim Organisasi Teori Aplikasi dan Penelitian, h. 89.

  • sebelum hasil diketahui. Contoh perusahaan yang menerapkan budaya ini

    adalah pesawat terbang.

    d. Process culture (Budaya proses), adalah budaya resiko rendah dengan

    pengembalian rendah; karyawan hanya fokus kepada bagaimana sesuatu

    dilakukan daripada hasil38

    . Contoh perusahaan dengan budaya ini adalah

    perusahaan perbankan.

    B. Norma Dan Nilai Dalam Budaya Organisasi

    1. Pengertian Norma dan Nilai

    Norma adalah peraturan, tatanan, ketentuan, standar, gaya, dan pola

    perilaku yang menentukan perilaku yang dianggap pantas dan tidak dalam

    merespon sesuatu39

    . Norma dalam organisasi mengatur perilaku organisasi.

    Norma dalam organisasi tertuang dalam kode etik perusahaan. Kode etik

    (code of ethics) adalah pernyataan formal tertulis mengenai nilai-nilai,

    kepercayaan, filsafat organisasi, apa yang diharapkan dan apa yang dihindari,

    serta apa yang dilarang dilakukan oleh anggota organisasi.40

    Sedangkan nilai adalah suatu kepercayaan permanen mengenai apa

    yang tepat dan tidak tepat yang mengarahkan tindakan dan perilaku seseorang.

    38 Leslie W. Roe and Lloyd L. Byars, Management Skills and Application Tenth edition, p.

    329.

    39 Wirawan, Budaya Dan Iklim Organisasi Teori Aplikasi dan Penelitian, h.43.

    40 Ibid, h. 47.

  • 2. Nilai- Nilai Dalam Organisasi

    a. Nilai Organisasi (Value of Organization)

    Nilai dalam organisasi menjadi pedoman perilaku anggota

    organisasi dalam mencapai suatu tujuan bersama. Nilai organisasi ini

    tertuang dalam visi dan misi perusahaan. Visi adalah pernyataan mengenai

    organisasi akan menjadi apa atau suatu keyakinan akan suatu kondisi

    mendatang. Sedangkan Misi adalah gambaran apa yang akan dilakukan

    organisasi untuk mencapai visi. Jika proses implementasi visi dan misi

    terlaksana dengan baik maka organisasi akan sukses besar.

    b. Nilai Karyawan (Value Of Employee)

    Di samping nilai organisasi ada juga nilai karyawan. Nilai

    karyawan adalah suatu kepercayaan permanen mengenai apa yang tepat

    dan tidak tepat yang mengarahkan tindakan dan perilaku karyawan

    terhadap organisasi atau sesuatu yang dianggap penting oleh karyawan.

    Pada saat karyawan memasuki suatu organisasi, mereka datang dengan

    kepentingan khusus atau yang sering disebut dengan nilai- nilai pribadi.

    Karyawan menyumbangkan tenaga, keahlian, dengan mengharapkan suatu

    imbalan berupa materi atau kepuasan batin, yang kemudian menjadi suatu

    nilai bagi karyawan.

    c. Nilai Religi (Value of Religion)

    Dalam perbankan syariah ada nilai religi (value of religion).

    Substansi dalam nilai religi adalah nilai- nilai keimanan dan ketauhidan.

  • Eksistensi Nilai- nilai religi ini sangat penting dalam Bank Syariah. Nilai

    religi inilah yang membedakan identitas Bank Syariah dengan Bank

    Konvensional. Ketika Bank Syariah dilandasi dengan nilai- nilai

    ketauhidan maka diharapkan Bank Syariah akan terhindar dari unsur-

    unsur gharar, maysir dan riba karena menyadari adanya pengawasan dari

    Allah swt.

    3. Proses Integrasi Nilai.

    Ketika nilai organisasi, nilai- nilai karyawan dan nilai- nilai religi

    terintegrasi dengan baik maka akan tercipta nilai- nilai yang dianut bersama

    dan tercipta kesamaan tujuan dalam organisasi. Kemudian lahirlah budaya

    organisasi.

    Skema Integrasi Nilai

    Nilai

    Organisasi

    Nilai karyawan

    Nilai Religi

    Nilai- Nilai

    yang dianut

    bersama

    Budaya

    Organisasi

  • C. Kinerja Karyawan

    5. Kinerja Karyawan

    a. Pengertian Kinerja

    Kinerja dalam bahasa Inggris adalah Performance. Dalam bahasa

    Indonesia berasal dari kata dasar “kerja” yang menterjemahkan dalam

    bahasa asing prestasi. Bisa pula berarti hasil kerja.

    Ada beberapa pengertian kinerja menurut para ahli, diantaranya:

    Pengertian kinerja menurut Malayu Hasibuan seperti yang dikutip oleh

    situs http://id.Wikipedia. Org/Wiki/Kinerja adalah suatu hasil kerja yang

    dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan

    kepadanya berdasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan

    serta waktu.41

    Kemudian menurut Ambar Teguh Yulistiani, kinerja seseorang

    merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang

    dapat dinilai dari hasil kerjanya”.42

    Menurut Jhon Whitmore, kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang

    dituntut dari seseorang, kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi,

    suatu pameran umum keterampilan.43

    41 Diakses pada tanggal 11 Januari 2008 dari http://id. Wikipedia.Org/Wiki/Kinerja.

    42 Ibid, diakses pada tanggal 11 Januari 2008.

    43 Ibid, diakses pada tanggal 11 Januari 2008.

  • b. Pengertian Kinerja Karyawan.

    Menurut penulis kinerja karyawan adalah hasil kerja yang dicapai

    karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

    yang diberikan kepadanya.

    6. Manfaat Penilaian Kerja

    Beberapa Tujuan Penilaian Kerja44

    :

    a. Penilaian kerja untuk tujuan administrasi personalia, karena hasil penilaian

    kerja pegawai menjadi dasar untuk:

    1) Penetapan naik atau turunnya penghasilan pegawai.

    2) Penetapan kepesertaan pelatihan pegawai.

    3) Penetapan jenjang karir jabatan pegawai dalam wujudnya sebagai

    promosi, rotasi atau demosi jabatan.

    b. Sebagai dasar untuk mengevaluasi kinerja dan produktivitas organisasi

    dan unit kerja pada umumnya serta individu-individu pegawai dalam

    setiap jabatan mereka khususnya.

    c. Untuk tujuan pengembangan diri pegawai, yang meliputi:

    1) Sebagai dasar dasar untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelebihan

    karyawan sehingga dapat menjadi salah satu bahan pertimbanangan

    dalam melibatkan pegawai dalam program- program pengembangan

    pegawai.

    44 Jiwo Mungu dan Hartanto Brotoharsojo, Tingkatkan Kinerja Perusahaan Anda Dengan

    Merit System, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), Edisi Pertama, Cet. Ke-1, h.32-33.

  • 2) Sebagai alat untuk mendorong atau membiasakan para atasan atau

    pejabat penilai dalam mengamati perilaku kerja pegawai secara

    keseluruhan, sehingga diketahui minat-minat, kemampuan-

    kemampuan serta kebutuhan- kebutuhan pegawai.

    7. Metode Penilaian Kerja

    Terdapat banyak bentuk metode penilaian dan pada dasarnya dapat

    dikelompokkan menjadi dua45

    , yaitu:

    a. Metode Tradisional, yaitu metode yang paling sederhana dan tertua yang

    dapat diterapkan baik secara sistematis maupun tidak sistematis. Yang

    termasuk dalam metode ini adalah:

    1) Rating Scale, suatu penilaian yang dilakukan oleh atasan atau

    supervisor untuk mengukur karakteristik. Seperti: inisiatif,

    ketergantungan, kematangan dan kontribusinya terhadap tujuan

    kerjanya.

    2) Employee Comparation, suatu metode penilaian yang dilakukan

    dengan cara membandingkan seorang karyawan dengan karyawan

    lainnya.

    3) Check List, dengan meode ini penilai tinggal memilih kalimat-kalimat

    atau kata-kata yang menggambarkan prestasi kerja dan karakteristik

    setiap karyawan, baru melaporkannya kebagian personalia untuk

    45 Suhendra dan Murdiyah Hayati, MM, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: UIN

    Press, 2006), Cet. 1 h.127-129.

  • menetapkan bobot nilai, indeks nilai dan kebijaksanaan selanjutnya

    bagi karyawan yang bersangkutan.

    4) Freedom Essay, dalam metode ini penilai diharuskan membuat

    karangan yang berkenaan dengan karyawan yang sedang dinilainya.

    5) Critical Incident, dalam metode ini penilai harus mencatat semua

    kejadian mengenai tingkah laku bawahannya sehari-hari kemudian

    dimasukkan ke dalam buku catatan khusus yang terdiri dari tingkah

    laku bawahannya.

    b. Metode Modern, yaitu suatu metode penilaian karyawan yang merupakan

    pengembangan dari metode tradisional sebelumnya. Yang termasuk ke

    dalam metode ini adalah:

    1) Assesment centre, dalam metode ini biasanya dibentuk tim penilai

    khusus, yang berasal dari luar, dari dalam, maupun kombinasi

    keduanya.

    2) Management by objective (MBO), dalam metode ini karyawan

    langsung diikutsertakan dalam perumusan pemutusan persoalan

    dengan memperhatikan kemampuan bawahan dalam menentukan

    sasaran masing-masing yang ditekankan pada pencapaian sasaran

    perusahaan.

    3) Human asset accounting. Dalam metode ini karyawan dinilai sebagai

    individu modal jangka panjang, sehingga sumber tenaga kerja dinilai

  • dengan cara membandingkan terhadap variabel-variabel yang dapat

    mempengaruhi keberhasilan perusahaan.

    8. Penggunaan Hasil Penilaian Kerja46

    Hasil penilaian kerja digunakan untuk mengambil kebijakan yang

    berkenaan dengan tiga hal, yaitu:

    a. Mutasi

    Malayu Hasibuan S.P mendefinisikan mutasi seperti yang dikutip oleh

    Suhendra dan Murdiyah Hayati sebagai suatu perubahan

    posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang dilakukan baik secara horizontal

    maupun vertikal (promosi dan demosi) di dalam satu organisasi yang pada

    dasarnya merupakan salah satu fungsi pengembangan karyawan, karena

    tujuannya adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja perusahaan

    tersebut.47

    b. Promosi, adalah mutasi yang memperbesar kewenangan dan tanggung

    jawab karyawan ke jabatan lain yang lebih tinggi.

    c. Demosi, adalah suatu perpindahan karyawan dalam suatu organisasi dari

    satu posisi ke posisi yang lain yang lebih rendah baik posisi, jabatan,

    maupun kewenangannya, dan juga melibatkan penurunan status maupun

    gajinya. Demosi biasanya digunakan untuk menghindari ketidaktepatan

    penempatan karyawan.

    46 Suhendra dan Murdiyah Hayati, Manajemen Sumber Daya Manusia, h. 132-134.

    47 Ibid, h. 34.

  • BAB III

    GAMBARAN UMUM BANK DKI SYARIAH

    G. Sejarah Berdiri Bank DKI Syariah

    Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta Akta Nomor 30 tanggal 11 April

    1961 yang dibuat di hadapan Notaris Eliza Pondang, SH di Jakarta, dengan nama

    PT. Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta Raya yang disingkat BPD JAYA.48

    Landasan Hukum Pendirian Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta

    adalah Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 1995 tentang Pengawasan Lembaga

    Perkreditan dan izin usaha dari Menteri Keuangan Nomor BUN 9-2 tanggal 11

    April 1961.49

    Modal dasar saat didirikan sebesar Rp. 2.500.000,- yang terdiri dari 250

    lembar saham. Pemegang saham pada waktu itu adalah Pemerintah Daerah DKI

    Jakarta sebanyak 200 lembar saham dan 50 lembar saham dimiliki oleh Asuransi

    Bumi Putra 1912. Jumlah modal disetor Rp. 2.500.000,- untuk menyesuaikan

    dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan-Ketentuan

    Pokok Bank Pembangunan Daerah dan sebagai pelaksana undang-undang

    48 Company Profile Bank DKI Syariah, h. 1.

    49 Ibid, h. 1.

  • tersebut, diterbitkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 1978 tentang Bank

    Pembangunan Daerah DKI Jakarta.50

    Dalam Peraturan Daerah tersebut modal dasar ditingkatkan menjadi Rp. 1

    Milyar. Bentuk badan hukum berubah dari Perseroan Terbatas menjadi

    Perusahaan Daerah.51

    Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, khususnya

    dalam transaksi luar negeri, berdasarkan surat persetujuan Bank Indonesia No.

    25/67/KEP/Dir tanggal 30 Nopember 1992, Bank Pembangunan Daerah DKI

    Jakarta resmi menjadi Bank Devisa dan nama panggilan berubah dari BPD Jaya

    menjadi Bank DKI.52

    Sejalan dengan langkah kebijakan Pemerintah RI untuk menyehatkan

    sistem perbankan nasional, pada bulan Mei 1999, Bank DKI diikutsertakan

    sebagai salah satu bank yang mendapat bantuan modal dari Pemerintah Pusat

    melalui program rekapitalisasi perbankan. Bank DKI berubah bentuk badan

    hukum dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas berdasarkan Perda

    Nomor 1 tahun 1999 dan Akta Pendirian Nomor 4 Tahun 1999 yang dibuat

    dihadapan Notaris Harun kamil, SH. Dan modal dasar Bank DKI ditingkatkan

    menjadi Rp. 700 Milyar.53

    Pada hari Ulang Tahun yang ke-41 tanggal 11 April 2002, PT. Bank DKI

    menggunakan Motto “TERPERCAYA MEMBANGUN USAHA”. Pada bulan

    50 Ibid, h. 1.

    51 Ibid, h. 1.

    52 Ibid, h. 2.

    53 Ibid, h. 3

  • April 2003, telah berhasil menyelesaikan Program Rekapitalisasi Perbankan

    dengan cara membeli kembali saham Pemerintah Pusat oleh Pemerintah Daerah

    Khusus Ibukota Jakarta ditambah dengan premi sebesar bunga obligasi

    Pemerintah Pusat selama 3 tahun, yaitu sebesar Rp. 72.673.896.231,-. Sehingga

    saham Bank DKI menjadi 99.79% milik Provinsi DKI Jakarta dan 0,21% milik

    PD Pasar Jaya.54

    Sejak tahun 2002 Bank DKI mempersiapkan izin usaha syari’ah, mulai

    dari menyiapkan sumber daya manusia, studi kelayakan, pengkajian dan

    workshop syari’ah, hingga membentuk Dewan Pengawas Syari’ah. Pelaksanaan

    operasi Bank Syari’ah ini dimulai pada bulan Maret 2004. Dengan menempatkan

    satu cabang pembantu yang terletak di Jl. K.H. Wahid Hasyim N0. 153 Jakarta

    Pusat. Melihat letaknya yang cukup strategis pada pusat perbelanjaan Tanah

    Abang yang dikelola oleh PD. Pasar Jaya, Bank DKI Syari’ah memiliki potensi

    berkembang yang cukup besar. Unit Bisnis Syari’ah ini bertujuan untuk

    memberikan pelayanan berbagai kebutuhan konsumen, baik dalam berinvestasi,

    tabungan maupun pembiayaan scara syari’ah.55

    Modal awal untuk Bank DKI Syari’ah ini adalah sebesar Rp. 2 Milyar.

    Untuk produk pembiayaan akan diberikan proporsi lebih besar untuk skim

    Mudharabah. Bank DKI Syari’ah menargetkan dapat menghimpun dana pihak

    54 Ibid, h. 3.

    55 Ibid, h. 4.

  • ketiga sebesar lebih dari Rp.20 milyar, pembiayaan Rp. 30 milyar dan Total aset

    Rp. 40 Milyar.56

    H. Logo Bank DKI Syariah57

    a. Bentuk

    Sebuah lingkaran “Pedal” (Solid) dengan empat garis miring yang berujung

    melengkung lalu lancip. Empat garis miring tersebut makin memanjang/

    tinggi kearah kanan. Dengan bahasa simbol empat garis tersebut merupakan

    lidah api dari tugu monumen nasional (MONAS).

    b. Jenis Huruf

    Untuk huruf menggambarkan kemapanan serta kaya akan pengalaman maka

    dipilih huruf (Typeface) yang klasik (Serif) tetapi mudah diingat dan dilihat

    dari jarak tertentu. Di samping itu, bentuk huruf ini belum banyak digunakan

    serta mewakili identitas perusahaaan tanpa ada yang menyamainya. Melihat

    saratnya beban yang dipikul, maka pilihan huruf (Typeface) yang paling

    mewakilinya adalah New Century.

    c. Warna

    56 Ibid, h. 4

    57 Ibid, h. 8.

  • Selain hitam dan biru, abu-abu sering digunakan sebagai citra dunia usaha

    perbankan. Untuk itu jenis huruf Bank DKI diwarnai dengan abu-abu khusus

    (Black 80%). Sebab selain memberi kesan berpengalaman juga anggun

    dilihat. Dan pada logo diwarnai dengan warna merah orange. Warna logo ini

    tidak hanya mewakili api dari lambing tugu monas tetapi juga cukup menyita

    perhatian (Eye Catching ) serta mudah (fleksibel) dalam aplikasinya.

    I. Visi dan Misi58

    1. Visi

    Menjadi Bank terbaik, yang membanggakan.

    2. Misi

    Bank berkinerja unggul, mitra strategis dunia usaha/masyarakat dan andalan

    Pemprof DKI yan memberi nilai tambah bagi stakeholder melalui pelayanan

    terpadu dan profesional.

    J. Struktur Organisasi59

    58 Ibid, h. 12.

  • K. Produk dan Jasa60

    1. Produk Dana

    a. Giro Wadiah

    Adalah dana titipan yang dapat ditarik sewaktu- waktu dengan

    menggunakan cek, bilyet giro ataupun pemindahbukuan lainnya.

    b. Deposito Mudharabah

    59 Ibid, h. 20.

    60 Ibid, h. 30.

  • Adalah simpanan yang berjangka dengan prinsip bagi hasil yang akan

    diinvestasikan ke berbagai usaha.

    c. Tabungan Simpeda Syariah

    Adalah tabungan dengan prinsip mudharabah/bagi hasil antara Bank dan

    nasabah dengan nisbah sesuai kesepakatan.

    d. Tabungan Haji dan Umrah

    Adalah tabungan untuk menunaikan Ibadah Haji dan Umrah.

    2. Pembiayaan

    a. Pembiayaan Konsumtif

    Adalah pembiayaan untuk mendapatkan manfaat dari suatu barang

    atau jasa sesuai kemampuan masing- masing yang diberikan kepada

    karyawan pemerintah maupun swasta dengan menggunakan skema

    Murabahah, Ijarah Muntahiya Bittamlik, Ijarah, Istisna’, dan Qard.

    b. Pembiayaan Modal Kerja (PMK)

    Adalah pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan badan

    usaha/perusahaan dalam hal tambahan modal kerja berupa pengadaan

    barang, pembelian barang dagangan, jasa konstruksi, jasa memproduksi

    barang pesanan dan penyewaan barang. Adapun skema yang digunakan

    dalam pembiayaan modal kerja adalah:

    1) Pembiayaan Modal Kerja Mudharabah

  • Adalah pembiayaan modal kerja untuk keperluan pembelian barang

    yang digunakan untuk modal kerja, jasa konstruksi, industri, dan

    perdagangan. Bank memberikan modal sebesar 100% untuk pengadaan

    barang tersebut sedangkan nasabah memberikan keahliannya dengan

    menyertakan SPK (Surat Perintah Kerja).

    Contoh skema pembiayaan ini adalah: pembelian mesin, alat kantor,

    air condition, pembelian barang dagang, dll.

    2) Pembiayaan Modal Kerja Musyarakah

    Adalah pembiayaan modal kerja untuk keperluan jasa konstruksi atau

    pengadaan pesanan, berdasarkan Surat Perintah Kerja (SPK), di mana

    Bank memberikan modal sesuai porsinya, setelah dikurangi self

    financing (modal Sendiri).

    Contoh skema pembiayaan ini adalah: pembangunan gedung,

    jembatan, pemasangan instalasi mesin, pemasangan dan pengadaan air

    condition, dll.

    3) Pembiayaan Modal Kerja Murabahah

    Adalah pembiayaan modal kerja untuk keperluan pembelian barang

    dagang atau pengadaan pesanan, tanpa penyerahan SPK (Surat

    Perintah Kerja).

    Contoh skema pembiayaan ini adalah: pembelian mesin, alat kantor,

    air condition, pembelian barang dagang, dll.

    4) Pembiayaan Modal Kerja Istisna’

  • Adalah pembiayaan modal kerja untuk keperluan jasa konstruksi atau

    pengadaan pesanan, berdasarkan Surat Perintah Kerja (SPK).

    Contoh skema pembiayaan ini adalah: pembangunan gedung,

    jembatan, pemasangan instalasi, pemasangan dan pengadaan air

    condition, dll.

    5) Pembiayaan Modal Kerja Salam

    Adalah pembiayaan modal kerja untuk pembelian barang yang masih

    dipesan dahulu, dengan pembayaran tunai di awal. Nasabah memesan

    barang ke Bank kemudian Bank membayar tunai kepada produsen

    barang tersebut kemudian nasabah membayar ke Bank secara cicilan.

    Contoh skema pembiayaan ini adalah: pembangunan gedung,

    membuat furniture, dll.

    c. Pembiayaan Investasi

    Adalah pembiayaan untuk jangka menengah atau jangka panjang

    untuk pembelian barang- barang modal yang diperlukan untuk pendirian

    proyek, rehabilitasi, modernisisasi, ekspansi atau relokasi proyek yang

    sudah ada. Adapun skema yang digunakan dalam pembiayaan investasi

    adalah:

    1) Pembiayaan Investasi Murabahah

  • Adalah pembiayaan investasi ini adalah: pembangunan gedung,

    jembatan, pemasangan instalasi mesin, pembelian gedung/ruko,

    pemasangan dan pengadaan air condition, dll.

    2) Pembiayaan Investasi IMB (Ijaroh Muntahiya Bitamlik)

    Adalah pembiayaan investasi untuk keperluan menyewa, membangun

    gedung, memiliki kendaraan, dll. Dengan mengangsur di mana akhir

    periode angsuran nasabah dapat memiliki aktiva tersebut atau hanya

    sewa saja.

    3) Pembiayaan Investasi Salam

    Adalah pembiayaan investasi untuk pembelian barang yang masih

    dipesan dahulu dengan pembayaran tunai di awal. Nasabah memesan

    barang ke Bank kemudian Bank membayar tunai kepada produsen.

    Barang tersebut kemudian dibayar oleh nasabah kepada Bank secara

    cicilan.

    Contoh skema pembiayaan ini adalah: pembangunan gedung, membuat

    furniture, dll.

    4) Pembiayaan Investasi Istisna’

    Adalah pembiayaan investasi untuk keperluan jasa konstruksi atau

    pengadaan pesanan, berdasarkan SPK (Surat Perintah Kerja).

    Contoh skema pembiayaan ini adalah: pembangunan gedung,

    jembatan, pemasangan instalasi mesin, pemasangan dan pengadaan air

    condition, dll.

  • L. Kinerja Keuangan Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim Jakarta Pusat

    Perkembangan kinerja keuangan Bank DKI Syariah Cabang Wahid

    Hasyim Jakarta Pusat dilihat dari beberapa rasio:

    1. Rasio Solvabilitas (Rasio Permodalan)

    CAR (Capital Adequacy Ratio): Rasio Modal Terhadap ATMR (Aktiva

    Tertimbang Menurut Risiko).

    Gambar 3.1

    Diagram Batang Pertumbuhan Rasio CAR

    Keterangan:

    Dari diagram batang dapat dijelaskan bahwa terjadi kenaikan CAR pada tahun

    2006 sebesar 5,63% dan pada tahun 2007 sebesar 13,54%. Ini menunjukkan

  • bahwa Bank DKI Syariah mampu menutupi kenaikan aktivanya sebagai

    akibat dari kerugian-kerugian Bank yang disebabkan oleh aktiva berisiko. Dan

    terjadi penurunan pada tahun 2005 sebesar 0,54%. Hal ini disebabkan adanya

    penurunan modal yang dimiliki oleh Bank DKI Syariah untuk menunjang

    aktiva berisiko. Tetapi Rasio CAR masih aman dan dikategorikan sehat

    karena berada diatas bobot yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu

    minimal bobot 8%.

    2. Rasio Rentabilitas (Profitabilitas)

    Yaitu Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan mencetak laba.

    Untuk para pemegang saham rasio ini menunjukkan tingkat penghasilan

    mereka dalam investasi.61

    a. ROA (Return on Assets)

    Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian dari bisnis atau seluruh

    investasi yang dilakukan.62

    61 Jopie Jusuf, Analisis Kredit Untuk Account Officer, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

    Utama,2006), h.51.

  • Gambar 3.2

    Diagram Batang Pertumbuhan Rasio ROA

    Keterangan:

    Dari diagram batang dapat dijelaskan bahwa terjadi kenaikan ROA pada

    tahun 2005 sebesar 11,75% dan pada tahun 2006 sebesar 2,31%. Ini

    membuktikan kemampuan Bank DKI Syariah dalam memporoleh laba.

    Tetapi pada tahun 2007 terjadinya penurunan nilai ROA sebesar 3,3%. Ini

    membuktikan ketidakmampuan Bank DKI Syariah dalam menghasilkan

    laba. Pada tahun 2004 Bank DKI Syariah mengalami kerugian dengan nilai

    ROA (-7%) hal ini dapat dimaklumi karena Bank DKI Syariah baru berdiri

    pada tahun 2004.

    b. NIM (Net Interest Margin)

    62 Jopie Jusuf, Analisis Kredit Untuk Account Officer, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

    Utama,2006), h.71.

  • Yaitu tingkat keuntungan bersih yang diperoleh dari bisnis ( Setelah

    dikurangi dengan segala biaya-biaya).63

    Gambar 3.3

    Diagram Batang Pertumbuhan Rasio NIM

    Keterangan:

    Pada tahun 2005 NIM Bank DKI Syariah mengalami kenaikan sebesar

    1,91% d