analisis asuhan keperawatan pada pasien cedera …elib.stikesmuhgombong.ac.id/671/1/aditya dwi...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CEDERA
KEPALA BERAT (CKB) DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
GANGGUAN PERFUSI JARINGAN CEREBRALDI RUANG IGD
RSUD PROF.DR.MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO
KARYA ILMIAH AKHIR NERS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners
DisusunOleh:
ADITYA DWI PRIASOJO S.Kep
A31600858
PEMINATAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2017
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Ilmiah Akhir Ners adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik
yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : AdityaDwiPriasojoS. Kep
NIM : A31600858
Tanggal : 15 Agustus 2017
iii
iv
v
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpah kan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Akhir Ners ini
dengan judul “Analisis Asuhan Keperawatan Pada Pasien Pasien Cedera Kepala
Berat (CKB) Dengan Masalah Keperawatan Gangguan Perfusi Jaringan Cerebral
di Ruang IGD RSUD Prof.dr.Margono Soekarjo Purwokerto”. Sholawat serta
salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sehingga
penelitimen dapat kemudahan dalam menyelesaikanKarya Tulis Akhir Nersini.
Sehubungan dengan itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnyakepada :
1. Hj. Herniyatun, S. Kp.,M.Kep.,Sp.Mat, selaku Ketua STIKES Muhammadiyah
Gombong.
2. Dr. haryadi Ibnu Junaedi, Sp.B, selaku direktur RSUD Prof. Dr. margono
Soekarjo Purwokerto
3. Dadi Santoso, M.Kep. Ners., selaku koordinator Program Profesi Ners STIKes
Muhammadiyah Gombong.
4. Putra Agina WS, M.Kep yang telah berkenan memberikan bimbingan dan
pengarahan.
5. Darono S,Kep, Ns yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengara-
han.
6. Semua perawat dan karyawan lainnya di Ruang IGD yang telahmemberikaniz-
indanmembantupeneliti dalam menyelesaikankarya tulis ini.
7. Bapak dan Ibu yang senantiasa memberikan dukungan, segala do’a dan kasih
sayang yang tiada henti.
8. Teman-teman seperjuangan di Profesi Ners STIKes Muhammadiyah
Gombong Angkatan 2016.
9. Bapak/ Ibu dan keluarga klien yang turut serta memberikan konstribusi bagi
penulis dalam pengambilan data demi terselesaikanKarya Tulis Akhirini,
semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan ridho-Nya serta
segera mengangkat sakit keluarganya dan memberikan kesembuhan.
vii
10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan
terimakasih atas bantuan dan dukungannya.
Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang telah diberikan
mendapat balasan sesuai dengan amal pengabdiannya dari Allah SWT. Tiada
gading yang tak retak, maka penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca dalam rangka perbaikan selanjutnya.Akhir kata
semogaKarya Tulis Akhir Ner sini bermanfaat bagi kita semua.Amin.
Gombong, 15 Agustus 2017
Aditya Dwi Priasojo S.Kep
PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
viii
KTAN, Agustus 2017
AdityaDwi Priasojo1)
Putra Agina WS2)
Darono3)
ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PASIENCEDERA
KEPALA BERAT (CKB) DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
GANGGUAN PERFUSI JARINGAN CEREBRALDI RUANG IGD
RSUD PROF.DR.MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO
ABSTRAK
Latar Belakang: Cedera kepala merupakan salah satu masalah kesehatan yang
dapat menyebabkan gangguan fisik dan mental yang kompleks. Terjadinya cedera
kepala dapat menyebabkan gangguan auto regulasi tekanan perfusi otak dan
menyebab kan otak tidak terlindungi dari perubahan hemodinamika tubuh.Elevasi
kepala 30 derajat mampu memperbaiki drainase vena,perfusi serebral, dan
menurunkan tekanan intrakranial
Tujuan:bertujuan untuk menunjukan hasil tindakan inovasi keperawatan yaitu
elevasi kepala 30 derajad pada pasien Cedera Kepala Berat
Metode: Karya tulis ilmiah ini merupakan analisis dari 5 asuhan keperawatan
pada pasien dengan masalah keperawatan nyeri dengan cara pengkajian
perumusan masalah, analisa data, intervensi, implementasi dan evaluasi.
Hasil: Dari asuhan keperawatan didapatkan adanya penurunan tanda-tanda dari
peningkatan intrakaranial.
Kata Kunci:Asuhan Keperawatan, Cedera Kepala, Elevasi 30 Derajad
Kesimpulan:Tindakan Elevasi 300 pada kasus ini memberikan nilai positif pada
pasien meskipun perubahanya tidak bisa cepat akan tetapi bisa di pertahankan
sebagai tindakan nonfarmakologi pada pasien.
Daftar Pustaka (2000-2015)
. 1) Mahasiswa Ners Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong 2) Dosen STIKES Muhammadiyah Gombong 3) Pembimbing Klinik RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
NURSING STUDY PROGRAM
MUHAMMADIYAH HEALTH SCIENCE INSTITUTE OF
ix
GOMBONG
Scientific Paper, August, 2017
AdityaDwi Priasojo1)
Putra Agina WS2)
Darono3)
NURSING ASSURANCE ANALYSIS IN HEALTH PATIENT CEREBRI
CORTUSION WITH NURSING PROBLEMS INTERFERENCE OF
CEREBRAL NETWORK IN SPACE IGDRSUD PROF.DR.MARGONO
SOEKARJO PURWOKERTO
ABSTRACT
Background: Head injury is one of the health problems that can cause complex
physical and mental disorders. The occurrence of head injury may cause
autoregulatory disturbance of brain perfusion pressure and cause the brain is not
protected from changes in body hemodynamics. A 30-degree head elevation can
improve venous drainage, cerebral perfusion, and decrease intracranial pressure.
Objective:Aims to show the results of nursing innovation action that is the head
elevation of 30 degrees in patients cerebricortusion.
Method:This scientific paper is an analysis of 5 nursing care in patients with pain
nursing problems by means of problem formulation, data analysis, intervention,
implementation and evaluation.
Result:From nursing care it was found that there was a decrease in signs of an
increase in intracranial.
Conclusion:The 300 Elevation action in this case provides a positive value in the
patient even though the change can not be rapid but can be maintained as a
nonpharmacologic action in the patient
Keywords: Nursing Care, CerebriCortusion, Elevation
References (2000-2015)
1) Nurs college student Muhammadiyah health science institute of gombong 2) Lecture Muhammadiyah health science institute of gombong
3) Clinical Instructur of RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ...................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................... ix
ABSTRACT ............................................................................................................. x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian .................................................................................. 3
C. Manfaat Penelitian ................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar ........................................................................................ 5
B. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori .............................................. 8
BAB III LAPORAN MANAJEMEN
A. Profil Lahan Praktik ........................................................................... 30
B. Proses Asuhan Keperawatan .............................................................. 33
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Karakteristik Pasien ............................................................. 46
B. Analisis Masalah Keperawatan .......................................................... 47
C. Analisis Intervensi ............................................................................. 48
D. Inovasi Tindakan Keperawatan ......................................................... 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................... 50
B. Saran .................................................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Konsultasi Pembimbing
Lampiran 2. Resume Asuhan Keperawatan
Lampiran 3. Jurnal Penelitian Terkait
Lampiran4. Dokumentasi Inovasi Tindakan
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara berkembang yang masih memiliki angka
kejadian kecelakaan yang tinggi. Data kecelakaan lalu lintas yang diperoleh
dari profil Kesehatan Indonesia tahun 2011 secara nasional berjumlah
104.824 kejadian dengan jumlah kematian mencapai 29.952 orang, 67.098
orang mengalami luka berat dan 89.856 luka ringan (Oktaviana F, 2008).
World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa pada tahun 2020
kecelakaan lalu lintas akan menjadi penyebab penyakit dan trauma ketiga
terbanyak di dunia (Mass AIR dkk, 2008).
Sejalan dengan peningkatan motorisasi secara global, terutama di
negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, penggunaan kendaraan
bermotor roda dua dan sepeda tumbuh dengan cepat di berbagai tempat.
Sebagai akibatnya, terjadi peningkatan kematian dan cedera diantara
pengguna kendaraan roda dua, dengan cedera kepala yang menjadi
keprihatinan utama (WHO, 2014). Perserikatan Bangsa Bangsa pada tahun
2004 mendeklarasikan tentang kecelakaan lalu lintas di jalan merupakan
masalah kesehatan masyarakat, dilanjutkan dengan program Decade of
Action for Road Safety 2011-2020.
Studi Beban Penyakit pada tahun 2014 untuk Health Sector Riview
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJPM) Sektor
Kesehatan 2015-2019, memperkirakan pada tahun 2015 penyakit akibat
kecelakaan menduduki tempat ke dua tertinggi, yaitu kehilangan tahun
produktif sebesar 3.876.280 (Disability-Adjusted Life Years-DALYs’ Loss).
Berdasarkan hasil penelitian Sarimawar (2016), kematian akibat kecelakaan
di RS Fatmawati dari tahun 2010-2014 berkisar 10 persen dari pasien yang
dirawat. Persentase kematian dari tahun 2010-2014 berfluktuasi, tertinggi
pada tahun 2010 (12,7 persen) dan terendah pada tahun 2012 (7,7 persen).
Penyebab kematian terbesar cedera kepala, kemudian cedera panggul, tungkai
dan kaki. Persentase cedera thorak hampir sama dengan cedera abomen,
punggung, bokong dan panggul.
Cedera kepala merupakan salah satu masalah kesehatan yang dapat
menyebabkan gangguan fisik dan mental yang kompleks (Irawan dkk, 2010).
Trauma kepala mengakibatkan kelainan struktural atau fisiologis pada fungsi
otak oleh faktor eksternal yang diindikasikan sebagai onset baru atau
perburukan dari satu atau lebih gejala klinis seperti kehilangan kesadaran,
kehilangan memori tepat setelah terjadinya trauma (Brain Injury Association
of Michigan, 2005).
Penyebab utama cedera kepala berat adalah kecelakaan sepeda motor
(50%), jatuh (21%) dan kekerasan (12%). Insidens tertinggi terjadi pada
rentang umur 15-24 taun dengan angka kejadian lebih banyak pada laki-laki
daripada perempuan (Bendo, 2016). Gururaj, et al. (2005) juga mengatakan
bahwa laki-laki dua kali lebih banyak mengalami trauma kepala dari pada
perempuan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Nyiemas dkk (2013),
kejadian cedera kepala didominasi oleh laki-laki 947 kasus (79,8%) sedangkan
perempuan 239 kasus (20,2%).
Berdasarkan Glasgow Coma Scale (GCS) cedera kepala/otak dapat
dibagi menjadi tiga yaitu cedera kepala ringan bila GCS 13-15, cedera kepala
sedang bila GCS 9-12 dan cedera kepala berar bila GCS kurang dari 8 (Arif
Muttaqin, 2008). Menurut Fransisca B.B (2008) kortusio serebri (cerebri
cortusion) merupakan cedera kepala berat, di mana otak mengalami memar
dengan memungkinkan adanya daerah yang mengalami perdarahan
(hemoragik-hemorrhage). Terjadinya cedera kepala dapat menyebabkan
gangguan autoregulasi tekanan perfusi otak dan menyebabkan otak tidak
terlindungi dari perubahan hemodinamika tubuh. Alexander Monro dan
George Kellie menyebutkan bahwa otak, darah, dan cairan serebrospinal
(CSS) merupakan komponen yang tidak dapat terkompresi, peningkatan salah
satu komponen ataupun ekspansi massa di dalam tengkorak dapat
mengakibatkan peningkatan tekanan intrakranial, teori ini lebih lanjut disebut
doktrin Monro-Kellie.
Tekanan intrakranial (TIK) didefiniskan sebagai tekanan dalam
rongga kranial dan biasanya diukur sebagai tekanan dalam ventrikel lateral
otak (Joanna Beeckler, 2006). Menurut Indra dan Reggy (2016) tanda-tanda
fisik yang dapat ditemukan adalah papil edema, bradikardi, peningkatan
progresif tekanan darah, perubahan tipe pernapasan, timbulnya kelainan
neurologis, gangguan endokrin, dan gangguan tingkat kesadaran. Sedangkan
menurut Jacqueline (2000) adapun indikator untuk penilaian TIK secar non
invasif adalah GCS, pupil, tekanan darah, nadi, frekuensi pernafasan, suhu
tubuh, mean arteri pressure.
Tata laksana peningkatan TIK meliputi elevasi kepala,
mempertahankan suhu tubuh normotermia, tata laksana nyeri, sedasi, ventilasi
mekanik, blokade neuromuskular, hiperventilasi terkontrol, terapi
hiperosmolar, kraniektomi, dan pemasangan drain ventrikel eksterna
(Mortimer DS dkk, 2007). Posisi kepala 30o (elevasi) merupakan suatu posisi
untuk menaikan kepala dari tempat tidur sekitar 30o
dan posisi tubuh dalam
keadaan sejajar (Bahrudin, 2008). Berdasarkan hasil penelitian bahwa
pemberian posisi kepala flat 0’ dan elevasi 30’ pada pasien cedera kepala
bertujuan memberikan keuntungan dalam meningkatkan oksigenasi. Suplai
oksigen terpenuhi dapat meningkatkan rasa nyaman dan rileks sehingga
mampu menurunkan intensitas nyeri kepala pasien dan mencegah terjadinya
perfusi jaringan serebral (Sunardi dkk, 2011).
Elevasi kepala menurunkan TIK melalui dua mekanisme. Pertama,
elevasi kepala menaikan drainase pembuluh darah vena jugularis dan
pembuluh darah di otak. Kedua, elevasi kepala mendorong cairan
serebrospinal (CSS) untuk mengalir ke kanal tulang belakang, sehingga
jumlah CSS di otak menurun (March KS dkk, 2014). Menurut Indra dan
Reggy (2016) fungsi elevasi 30 derajat yaitu memperbaiki drainase vena,
perfusi serebral, dan menurunkan tekanan intrakranial. Elevasi kepala dapat
menurunkan tekanan intrakranial melalui beberapa cara, yaitu menurunkan
tekanan darah, perubahan komplians dada, perubahan ventilasi, meningkatkan
aliran vena melalui vena jugular yang tak berkatup, sehingga menurunkan
volume darah vena sentral yang menurunkan tekanan intrakranial.
Perpindahan CCS dari kompartemen intrakranial ke rongga subaraknoid spinal
dapat menurunkan tekanan intrakranial.
Dalam karya tulis ini penulis mengambil klien dengan kasus cedera
kepala berat dengan usia 17 tahun keatas. Berdasarkan data kasus 10 kasus
terbanyak di IGD RSMS pada periode Januari-Maret 2015 bedah syaraf
dengan jumlah 372 kasus.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menganalisis asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah
keperawatan gangguan perfusi jaringan cerebral pada pasien Cedera
Kepala Berat (CKB) di ruang IGD RSUD Prof.dr.Margono Soekarjo
Purwokerto.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan hasil pengkajian asuhan keperawatan pada pasien
dengan masalah keperawatan gangguan perfusi jaringan cerebral
pada pasien Cedera Kepala Berat (CKB)
b. Menjelaskan hasil analisa data asuhan keperawatan pada pasien
dengan masalah keperawatan gangguan perfusi jaringan cerebral
pada pasien Cedera Kepala Berat (CKB)
c. Menjelaskan hasil intervensi asuhan keperawatan pada pasien
dengan masalah keperawatan gangguan perfusi jaringan cerebral
pada pasien Cedera Kepala Berat (CKB).
d. Menjelaskan hasil implementasi asuhan keperawatan pada pasien
dengan masalah keperawatan gangguan perfusi jaringan cerebral
pada pasien Cedera Kepala Berat (CKB).
e. Menjelaskan hasil evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan
masalah keperawatan gangguan perfusi jaringan cerebral pada pasien
Cedera Kepala Berat (CKB).
f. Menjelaskan hasil tindakan inovasi keperawatan yaitu elevasi 30
derajad pada pasien Cedera Kepala Berat (CKB).
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Keilmuan
Hasil analisis ini dapat memberikan gambaran, informasi dan
penjelasan tentang masalah keperawatan dengan diagnosa
keperawatan gangguan perfusi jaringan cerebral pada pasien Cedera
Kepala Berat (CKB).
b. Manfaat Aplikatif
Hasil analisis ini dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas
asuhan keperawatan pada perawat untuk mengatasi gangguan perfusi
jaringan cerebral pada pasien Cedera Kepala Berat (CKB).
c. Manfaat Metodologis
Hasil analisis ini dapat memperkaya jumlah analisis dan menjadi
dasar analisis selanjutnya dengan asuhan keperawatan yang berbeda
pada pasien Cedera Kepala Berat (CKB).
DAFTAR PUSTAKA
Arif Muttaqin. 2008. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Salemba Medika Jakrta
Bahrudin dkk. 2008. Posisi Kepala Dalam Stabilitasi Tekanan Intrkanial.
Bendo AA. 2010. Perioperative Management of Adult Patient With Severe Head
Injury. Cottrel JE, Young WL, eds. Cottrell and Young's
Neuroanesthesia, 5th ed Philadelphia: Mosby Elsevier 317–26
Brain Injury Association of Michigan. 2005. Traumatic brain injury provider
training manual. Michigan Department Of Community Health
Catala dkk. 2007. Intracranial Pressure and Cerebral Perfusion as Risk Factors in
Children With Traumatic Brain Injuries. J Neurosurg 106 :463-6.
Fransisca B.B (2008). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Salemba Medika Jakrta
Gururaj, G., Kolluri S.V.R., Chandramouli, B.A. 2005. Traumatic Brain Injury.
India : national Institute of Mental Health & Neuro Sciences Bangalore
Indra dan Reggy 2016. Pengelolaan Tekanan Tinggi Intrakranial Pada Stroke.
CDK-238/ Vol.43 no.3
Irawan H, Setiawan F, Dewi, Dewanto G. Perbandingan Glasgow Coma Scale dan
Revised Trauma Skor Dalam Memprediksi Disabilitas Pasien Trauma
Kepala di Rumah Sakit Atma Jaya. Maj Kedokt Indonesia 60(1):437-42
March KS, Hickey JV. 2014. Intracranial Hypertension: Theory and Management
of Increased Intracranial Pressure. In Hickey, JV, (Ed.). The clinical
practice of neurological and neurosurgical nursing (Vol. 3). Philadelphia,
PA: Lippincott Williams & Wilkins. 2014.
Mass AIR, Stocchetti N, Bullock R. 2008. Moderate and Severe Traumatic Brain
Injury in Adults. Lancet Neurol. 7(2): 728-41.
Mortimer DS, Jancik J. Administering hypertonic saline to patients with severe
traumatic brain injury. J Neuro Nurs. 2006;38(3):142-6.
Ng i dkk.2 004. Effects of Head Posture on Cerebral Hemodynamics; Its
Influences on Intracranial Pressure, Cerebral Perfusion Pressure and
Cerebral Oxygenation. Neurosurgery 54; 593-7
Nyiemas dkk. 2013. Angka Kejadian dan Outcome Cedera Otak di RS. Hasan
Sadikin Bandung Tahun 2008-2010. JNI 2013; 2 (2):89-94
Oktaviana f. 2008. Gambaran Kecelakaan Lalu Lintas Pada Kendaraan Bermotor
Roda Dua di RSUPN Cipto Mangunkusumo Tahun 2003-2007. Skripsi.
Jakarta: Universitas Indonesia
Pierce a grace & Neil R Borley. 2007. At Glance Ilmu Bedah. Erlangga Jakarta
Sarimawar dkk. 2016. Gambaran kecelakaan lalu lintas di indonesia tahun 2014-
2016. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 15 No 1
Sunardi. 2011. Pengaruh Pemberian Posisi Kepala Terhadap Tekanan Intrakanial
Pasien Stroke Iskemik Di Rscm Jakarta. Jurnal publikasi dan komunikasi
karya ilmiah bidang kesehatan
WHO. 2014. Manual Keselamatan Jalan Untuk Pengambil Keputusan dan
Praktisi. Global Road Safety Partnership – Indonesia