analisis alih fungsi lahan pertanian terhadap kondisi pertanian dan perubahan mata pencaharian...

Upload: sririndaagrian

Post on 07-Oct-2015

36 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jurnal konservasi merupakan tulisan yang memberikan penjelasan dan pengetaha tentang faktor yang menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan. ha ini dapat terjadidiakibatkan karena masyarakat menilai bahwa alih fungsi lahan yang mereka lakukan adalah menguntungkan dariapa yan mereka lakukan sebelunnya. sehingga mereka mengambil keputusan.

TRANSCRIPT

  • RINGKASAN

    NUR RAKHMAN SASMITA 0210440059-44. Analisis Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Kondisi Pertanian dan Perubahan Mata Pencaharian Petani di Kabupaten Sidoarjo. Di bawah bimbingan Ir. Heru Santoso H.S., MS. sebagai Pembimbing Utama, dan Hery Toiba, SP. MP. sebagai Pembimbing Pendamping

    Lahan merupakan faktor produksi yang strategis dan memiliki karakteristik yang khas. Karakteristik khas tersebut antara lain penyediannya yang bersifat permanen dan terbatas, tidak ada biaya penyediaan, lokasi yang pasti, dan tidak ada satu bidang tanah yang punya nilai sama serta tidak terpengaruh oleh waktu. Dikarenakan persediaan lahan yang tidak mungkin bisa berubah seperti faktor produksi lainnya (modal atau tenaga kerja) sedangkan kebutuhan terhadap lahan terus bertambah maka akan terjadi persaingan dalam penggunaan lahan untuk berbagai aktivitas. Persaingan ini akan menyebabkan berubahnya fungsi lahan baik itu dari lahan pertanian berubah fungsi menjadi perumahan, industri, atau lain sebagainya. Berdasarkan BPS Kabupaten Sidoarjo dalam kurun waktu 1989 hingga 1997 telah terjadi pembebasan tanah seluas 9.051.501 m2. Pembebasan tanah tersebut 84,29 % dari tanah sawah dan 15,71 % dari tanah kering. Perubahan fungsi lahan ini tentunya membawa pengaruh terhadap beberapa aspek di Kabupaten Sidoarjo baik kondisi pertanian ataupun kehidupan petani yang menjual lahannya.

    Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui tingkat alih fungsi lahan di Kabupaten Sidoarjo, (2) Menganalisis perubahan kondisi pertanian di Kabupaten Sidoarjo setelah alih fungsi lahan pertanian terjadi, (3) Menganalisis pengalokasian uang hasil penjualan yang diterima oleh petani di Kabupeten Sidoarjo, (4) Menganalisis perubahan mata pencaharian dan pendapatan petani yang mengalihfungsikan lahannya di Kabupaten Sidoarjo.

    Metode penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja, di Kabupaten Sidoarjo. Penentuan responden dalam penelitian ini menggunakan snowball sampling. Data kualitatif dianalisis secara deskripsi meliputi kondisi alih fungsi lahan yang terjadi di Kabupaten Sidoarjo serta perubahan mata pencaharian petani. Sedangkan untuk proyeksi digunakan Urban Land-Use Coefficients dan Uji Beda Rata-Rata digunakan untuk mengetahui perbedaan pendapatan petani sebelum dan sesudah mengalihfungsikan lahannya.

    Hasil penelitian antara lain menunjukkan bahwa nilai urban land-use coefficients di Sidaorjo pada tahun 1999 2004 adalah 0,0176. Hal ini berarti terjadi alih fungsi lahan sebesar 0,0176 hektar setiap penambahan satu orang dalam populasi. Sedangkan pada tahun 2013 total lahan yang teralihfungsikan mencapai 6.357,42 hektar untuk kepentingan urban. Proyeksi ini di bawah proyeksi RTRW 2003 2013 Kabupaten Sidoarjo.

    Penurunan luas lahan pertanian di Kabupaten Sidoarjo diikuti dengan kenaikan luas permukiman dan industri. Dalam kurun waktu 1999 2004 lahan pertanian berkurang sebanyak 2.623,77 ha sedangkan kawasan permukiman meningkat sebesar 2.161,61 ha dan kawasan industri seluas 322,22 ha.

    i

  • Sedangkan petani dalam mengalokasikan uang hasil penjualan lahannya sebagian besar digunakan untuk investasi usaha sebanyak 16 petani dan sisanya 14 petani menggunakan untuk kebutuhan lain yang bersifat konsumtif yang meliputi biaya bangun/perbaiki rumah, biaya naik haji, biaya sekolah anak maupun biaya berobat. Dan juga sebelum alih fungsi lahan terdapat 16 orang (53,33%) yang berprofesi sebagai petani saja dan sisanya 14 orang memiliki pekerjaan lain sekaligus bertani. Sedangkan setelah mengalihfungsikan lahannya hanya tinggal 8 orang saja (21,62%) yang berprofesi sebagai petani sedangkan sisanya berprofesi lain seperti membuka toko, menjadi karyawan, ataupun pensiun dan menggantungkan hidup kepada anak-anaknya. Rata-rata pendapatan petani dalam setahun sebelum menjual lahannya sebesar Rp 1.676.207 sedangkan setelah menjual lahannya pendapatan yang diterima menjadi Rp 1.309.399. Berdasarkan pengujian uji beda rata-rata terdapat perbedaan yang nyata antara pendapatan petani sebelum dan sesudah mengalihfungsikan lahannya.

    ii