analisis aktivitas operasi

29
ANALISIS AKTIVITAS OPERASI diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Seminar Analisis Informasi Keuangan Oleh : Kelompok 5 Anggota Kelompok : Putri Kurnia Igatama (1210532048) Dimas Nugraha Joda P. (1210532056) Rury Prima Remalda (1210532072) Almira Muthia Islami (1210532075) Shinta Riani (1210533003) Dini Septia Utama (1210533033) Maulia Indarwita (1210533044) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Andalas

Upload: almira-muthia-islami

Post on 10-Apr-2016

34 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

aktivitas operasi

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Aktivitas Operasi

ANALISIS AKTIVITAS OPERASI

diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Seminar Analisis Informasi Keuangan

Oleh :

Kelompok 5

Anggota Kelompok :

Putri Kurnia Igatama (1210532048)

Dimas Nugraha Joda P. (1210532056)

Rury Prima Remalda (1210532072)

Almira Muthia Islami (1210532075)

Shinta Riani (1210533003)

Dini Septia Utama (1210533033)

Maulia Indarwita (1210533044)

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi

Universitas Andalas

2015

Page 2: Analisis Aktivitas Operasi

Analisis Aktivitas Operasi

Laba merupakan selisih pendapatan dan keuntungan setelah dikurangi beban dan kerugian. Laba merupakan salah satu pengukuran aktivitas operasi dan dihitungg berdasarkan dasar akuntansi akrual. Laporan laba rugi menyajikan laba bersih selama satu periode bersama dengan komponen-komponen laba (pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian). Laba dan komponen-komponen nya dianalisis unutk menilai kinerja perusahan dan resiko yang dihadapinya serta untuk memprediksi jumlah, waktu, dan keidakpastian arus kas masa depan. Komponen-komponen laba tersebut menjadi bagian yang penting dalam aktivitas operasi perusahaan.

A. Pengukuran Laba Akuntansi

A.1. Konsep Laba

Laba merangkum dampak keuangan aktivitas operasi usaha. Tujuan utama laporan laba rugi adalah menjelaskan bagaiman laba dihitung dengan komponen penting yang disajikan dalam pos terpisah. Terdapat dua konsep alternatif laba:

a. Laba Ekonomi

Mengukur perubahan bersih kekayaan pemegang saham selama satu periode dan pada umumnya sama dengan arus kas bersih satu periode ditambah perubahan nilai sekarang arus kas yang diharapkan terjadi di masa depan.

b. Laba Tetap

Merupakan suatu estimasi dari rata-rata laba stabil yang diharapkan akan diperoleh suatu usaha sepanjang usia nya dengan mempertimbangkan kondisi usaha nya saat ini. Secara konsep, laba tetap/laba berkelanjutan/laba berulang, mirip dengan kemampuan menghasilkan laba yang dapat dipertahankan (sustainable earning power) dimana perhitungan nya menjadi tugas utama analisis.

Menganalisis Aktivitas Perusahaan

Pengukuran Laba:- Konsep- Pengukuran- Alternatif-Analisis

Pos yang Tak Berulang :- Pos Luar Biasa- Penghentian Segmen- Perubahan Akuntansi-Pos Khusus

Pengakuan Pendapatan :- Panduan-KetidakpastianAnalisis

Beban Tangguhan :- Penelitian dan Pengembangan-Peranti Lunak- Industri Ekstraktif

Kompensasi Untuk Karyawan:- Tinjauan -Opsi Saham-Analisis

Bunga dan Pajak :- Akuntansi-Pengungkapan-Analisis

Page 3: Analisis Aktivitas Operasi

Jadi perbedaan laba ekonomi dengan laba tetap adalah bahwa laba ekonomi mengukur perubahan nilai pemegang saham sednagkan laba tetap merupakan proporsi langsung dari perusahaan.

Laba akuntansi yang dilaporkan diukur berdasarkan akuntansi akrual, serta dihitung dengan mengakui pendapatan dan mengaitkan biaya dengan pendapatan yang diakui. Laba akuntansi tidak dimaksudkan untuk menghitung mengukur laba ekonomi maupun laba tetap. Laba akuntansi bisa saja memiliki masalah pengukuran yang terjadi akibat distorsi akuntansi karena diperkenalkan nya berbagi aturan yang telah dtentukan, manajemen laba, dan kesalahan estimasi.

Laba akuntansi terdiri atas tiga komponen:

1) Komponen yang tetap atau berulang2) Komponen sementara3) Komponen yang tidak relevan terhadap nilai

Tugas utama analis adalah mengidentifikasi komponen tetap atau berulang dari laba yang dilaporkan. Pos-pos laporan laba rugi disusundalam urutan yang memungkinkan seorang analis untuk mengidentifikasi komponen yang berulang. Sebagai langkah pertama nya, seorang analis harus menentukan laba inti, yaitu laba yang dilpaorkan pada periode berjalan setelah menghilanhkan seluruh komponen yang ridak berulang (atau konmponen yang nilai nya tidak relevan.

A.2. Mengukur Laba Akuntansi

Pendapatan (dan keuntungan) dan beban (dan kerugian) merupakan dua komponen utama laba akuntansi.

Page 4: Analisis Aktivitas Operasi

A.2.1. Pendapatan dan Keuntungan

Pendapatan merupakan arus kas masuk yang diperoleh atau arus kas masuk yang akan diperoleh yang berasal dari aktivitas usaha yang berasal dari aktivitas usaha perusahaan yang masih berlangsung. Dari aktivitas usaha perusahaan yang masih berlangsung. Pendapatan meliputi arus kas masuk seperti penjualan tunai atau penjualan kredit. Sedangkan keuntungan adalah arus kas masuk yang diperoleh atauakan diperoleh yang berasal dari transaksi dan peristiwa yang tidak berhubungan dengan aktivitas usaha perusahaan yangmsih berlangsung. Pembedaan antara pendaptaan dan keuntungan didasarkan pada aktivitas usaha yang sedang berlangsung yang menghasilkan pendapatan. Pendapatan diharapkan tetap terjadi selamanya berdasarkan kelangsungan usaha, sedangkankeuntungan tidak selalu berulang.

Metode pengakuan pendapatan dapat mempengaruhi laba yang dilaporkan secara signifikan. Pengakuan pendapatan merupakan area yang punya panduan standar akuntansi, dan kondisi seperti ini lah yang memungkin kan adanya peluang untuk melakukan menajemen laba.

A.2.2. Beban dan Kerugian

Beban merupakan arus kas keluar yang terjadi, arus kas keluar yang akan terjadi, atau alokasi arus kas keluar masa lalu yang berasal dari aktivitas usaha perusahaan yang masih berlangsung. Sedangakan kerugian merupakan penurunan aset bersih yang berasal dari aktivitas sampingan atau insidensial suatu perusahaan.

Masalah lainnya dalah penangguhan biaya (alokasi sepanjang biaya periode). Akuntan mengkapitalisasi biaya yang manfaat nya akan direalisasikan sepanjang beberapa periode. Biaya ini secara sistematis akan dialokasikan ke periode-periode yang sama ketika biaya tersebut terjadi.

A.3. Alternatif Klasifikasi dan Pengukuran Laba

Klasifikasi terhadap laba secara tepat penting arti nya dalam analisis. Laba dapat diklasifikasikan menjadi:

1) Operasi dan non-operasi2) Berulang dan tidak berulang

Seringkali kedua klasifikasi ini digunakan secara bersamaan. Misalnya, beberapa analis yang mengacu pada pengukuran laba yang mengeluarkan seluruh pos tidak berulang sebagai laba operasi. Tetapi dua poin ini memiliki perbedaan yang jelas, baik dalam sifat maupun tujuan. Untuk pos tidak berulang, contoh nya adalah kerugian persediaan akibat kebakaran merupaka kerugian operasi. Sama hal nya dengan beban bunga yang sifat nya non-operasi dan berulang.

Perbedaan operasi dan non-operasi ini adalah pada sumber pendapatan dan beban. Apakah timbul dari operasi perusahaan yang masih berlangusng atau dari transaksi-transaksi efek atau aktivitas pendanaan.

Sedangkan untuk klasifikasi berulang dan tidak berulang bergantung pada peralatan dari pendapatan atau beban, apakah diharapkan untuk terus terjadi atau hanya terjadi satu kali.

Page 5: Analisis Aktivitas Operasi

A.3.1. Laba Berulang dan Tidak Berulang

Perlunya melakukan klasifikasi berasal dari kebutuhan untuk menentukan komponen laba tetap dan sementara. Pada hal ini akan dibahas tentang pengukuran laba aternatif yang disajikan dalam laporan keuangan dan dampak nya terhadap analisis

1) Pengukuran laba akuntansi alternatif

Laporan laba rugi biasanya menyajikan tiga pengukuran laba alternatif:

a) laba bersih : dianggap sebagia hasil akhir pengukuran labab) pendapatan komperhensif : mencerminkan hampir seluruh perubahan pada ekuitas

yang tidak berasal ariaktivitas pemilik (sepeti dividen dan penerbitan saham)c) laba yang masih berlangung : merupakan suatu pengukuran yang mengeluarkan

pos-pos luar biasa, dampak kumulatif perubahan akuntansi, dan dampak penghentian operasi.

Banyak analis menghitung pengukuran laba lain yang disebut laba inti. Disebut laba inti karena mengeluarkan pos-pos yang tidak berulang dan luar biasa, merupakan pencerminan hasil operasi yang berjalan baik.

Standar akuntansi mewajibkan penguuran laba alternatif sehinga para pemakai laporan keuangan dapat mengidentfikasi komponen laba yang berkelanjutan dan yang tidak.

A.3.2. Laba Operasi dan Non-Operasi

Laba Operasi merupakan suatu pengukuran laba perusahaan yan berasal dari aktivitas operasi yang masih berlangsung. Ada tiga aspek yan penting dalam laba operasi,

1) Laba operasi hanya berkaitan dengan laba yang berasal dari aktivitas opersi. Sehingga setiap pendapatan dan beban yang tidak berhubungan dengan operasi perusahaan bukanlah menjadi bagian dari laba operasi.

2) Laba operasi berfokus pada laba perusahaan secara keseluruhan dan bukan hanya unutk pemilik utang dan ekuitas. Artinya, pendapatan dan beban pendanaan akan dikeluarkan ketika mengukur laba operasi.

3) Laba operasi hanya berkaitan dengan akivitas usaha yang masih berlangsung. Arti nya setiap laba atau rugi yang berkaitan dengan operasi yang dihentikan, akna dikeluarkan dari laba operasi.

Laba non-operasi mencakup seluruh komponen laba yang tidak termasuk dalam laba operasi. Laba in terkadang berguna ketika kita menganalisis leba non-operasi untuk memisahkan komponen yang berkaitan dengan aktivitas pendanan dari yang berkaitan denganoperasi yang dihentikan.

A.3.3. Pendapatan Komprehensif

Pendapatan komperhensif itu dimana angka laba pada total baris terbawah yang terkait dengan ekuitas di dalam neraca, atau laba ada baris terbawah mencerminkan seluruh perubahan

Page 6: Analisis Aktivitas Operasi

ekuitas pemegang saham yang berasal dari transaksi selain transaksi pemilik. Hal ini disebut dengan surpuls bersih. Sedangkan para pembuat standar telah lebih lama memperkenakan kompoen tertentu pendapatan komperhensif menjadi penyesuaian langsung ekuitas tanpa melalui laporan laba rugi yang disebut dengan surplus kotor. Surplus kotor ini ada karena kekhawatiran tentang ketidakstabilan laba yang berlebihan jika seluruh perubhahan terhadapa ekuitas dilakukan tanpa melalui laporan laba rugi,maka akan mengurangi keandalan laba akuntansi. Sehingga untuk mengatasi nya, perusahaan harus melaporkan pengukuran pendapatan komperhensif sebagai tambahan dari laba bersih.

1) Mengukur Pendapatan Komprehensif

Seperti yang terdapat dalam SFAS 130, bahwa pendapatan komperhensif dihitung dengan menyesuaikan laba bersih dengan pos-pos surplus kotor yang jika digabungkan akan menjadi pendapatan komperhensif lainnya. Berikut merupakan contoh dari perhitungan pendapatan komperhensif suatu perusahaan:

Laba bersih ....................................................................... ………………….$1.205

Pendapatan Komprehensif lainnya:

+/- keuntungan (kerugian) kepemilikan efek dapat djual

yang belum direalisasi ............................................................ $ 305

+/- penyesuaian translasi valuta asing .......................................... ($12)

+/- penyesuaian tambahan kewajiban pensiun minimum…….......($17)

+/- keuntungan(kerugian) kepemilikan instrumen derivatif

yang belum direalisasi ............................................................ $945

Total ...................................................................................................... $ 1.221

Laba Komperhensif ................................................................................ $ 2.426

Pendapatan kopmperhensif lain nya untuk perusahaan diatas terdiri dari empat komponen:

Keuntungan atau kerugian kepemilikan yang berasal dari perubahan niali wajar efek investasi tersedia untuk dijual yang belum direalisasi.

Keuntungan dan kerugian valuta asing Perubahan status pembiayaan kewajiban pensiun yang tidak termasuk dalam laba

bersih. Keuntungan atau kerugian kepemilikan belum direalisasi yang berasal dari bagian

efektif lindung arus kas. Jumlah ini dinyatakan setelah pajak.

Page 7: Analisis Aktivitas Operasi

B. Pos yang Tidak Berulang

B.1. Pos Luar Biasa

Pos luar biasa dibedakan dari sifatnya yang tidak lazim dan jarang terjadi. Sebelum SFAS 145 (yang berlaku efektif untuk tahun fiskal bulan Mei 2002) diberlakukan. Sebagian besar pos luar biasa merupakan keuntungan dan kerugian akibat bencana alam dan penyerahan aset. Walaupun demikian, proporsi perusahaan –perusahaan yang melaporkan pos luar biasa telah mengalami penurunan yang signifikan. Menurut standar akuntansi yang berlaku saat ini, hal inidikarenakan keuntungan dan kerugian yang berhubungan dengan penghapusan utang harus bersifat tidak lazim dan jarang terjadi (lihat pembahasan kita tentang persyaratan ini nanti) agar dapat diklasifikasikan sebagai pos luar biasa. Penjadwalan kembali utang umumnya tidak memenuhi kedua persyaratan tersebut.

B.1.1. Akuntansi Pos Luar Biasa

Untuk dapat memenuhi persyaratan luar biasa, suatu pos harus memiliki sifat yang tidak lazim dan jarang terjadi. Persyaratan- persyaratan tersebut didefinisikan sebagai berikut:

1) Sifat yang tidak lazim, (unusual nature). Suatu peristiwa atau transaksi tidak normal dan tidak berhubungan, atau hanya kebutulan berhubungan dengan aktivitas rutin dan umum perusahaan.

2) Jarang terjadi (infrequent occurence) suatu peristiwa atau transaksi yang sewajarnya tidak diharapkan akan terjadi dalam jangka pendek.

B.1.2. Analisis Pos-Pos Luar Biasa

Pos luar biasa bersifat tidak berulang. Oleh karena itu, seorang analis akan mengeluarkan pos luar biasa ketika menghitung laba tetap. Pos luar biasa juga dikeluarkan dari laba ketika melakukan perbandingan antar waktu atau antar perusahaan. Namun, meskipun pos luar biasa bersifat sementara, pos ini menghasilkan biaya (atau keuntungan) bagi perusahan. Oleh sebab itu, seorang analis harus memasukkan seluruh jumlah pos luar biasa ketika menghitung laba ekonomi.

B.2. Operasi yang Dihentikan

Perusahaan terkadang melepas suatu divisi atau lini produk. Saat pelepasamn terkait segmen usaha yang dapat diidentifikasi secara terpisah ini terjadi, diperlukan perlakuan akuntansi khusus pada laporan laba rugi. Satu standar baru (SFAS 1440) memperluasa perlakuan ini sehingga memasukkan seluruh komponen suatu entitas (dan bukan hanya satu segmen usaha). Komponen satu entitas itu terdiri atas operasi (dan arus kas ) yang dapat dibedakan secara jelas, baik secara operasional maupun untuk tujuan pelaporan keuangan, dari usaha yang lain.

B.2.1. Analisis Operasi yang Dihentikan

Analisis beroperasi pada keputusan dan masa depan. Karena itu untuk tujuan analisis, seluruh dampak ooperasi yang dihentikan harus dikeluarkan dari laba berjalan dan masa lalu. Aturan ini berlaku tranpa melihat apakah tujuan analisis adalah menghitung laba ekonomi atau tetap

Page 8: Analisis Aktivitas Operasi

atau menghitung laba operasi atau non-operasi. Penyesuaian bersifat langsung untuk tahun berjalan dan dua tahun sebelumnya karena perusahaan diwajibkan menyajikan kembali laporan laba rugi dan melaporkan laba rugi atau rugi operasi yang dihentikan secara terpisah. Informasi seperti ini tidak tersedia untuk tahun –tahun sebelumnya.

B.3. Perubahan Akuntansi

Perusahaan dapat mengubah metode dan asumsi akuntansi yang mendasari laporan keuangan karena beberapa alasan. Terkadang, metode akuntansi diubah karena adanya standar akuntansi yang baru. Pada suatu kondisi tertentu, metode atau asumsi akuntansi diubah untuk dapat mencerminkan perubahan aktivitas atau kondisi usaha secara lebih baik.

B.3.1. Pelaporan Perubahan Akuntansi

1) Pelaporan Perubahan AkuntansiPerubahan prinsip akuntansi terjadi ketika perusahaan berpindah dari satu prinsip akuntansi

yang berlaku umum ke prinsip akuntansi yang berlaku umum lainnya. Istilah prinsip akuntansi mengacu pada standar dan praktik akuntansi yang digunakan serta metode penerapannya.

Menurut standar akuntansi yang berlaku, ketika terjadi perubahan, laba periode berjalan dihitung dengan menggunakan prinsip yang baru. Selanjutnya, dihitung dampak kumulatif perubahan prinsip ini (setelah pajak) terhadap laba ditahan pada awal periode ketika perubahan dilakukan.

2) Perubahan Estimasi AkuntansiEstimasi Akuntansi merupakan perkiraan yang didasarkan pada kondisi masa depan yang

tidak diketahui. Contohnya, masa manfaat aset, biaya garansi, keusangan persediaan, asumsi pensiun, dan piutang tak tertagih.

Persyaratan akuntansi dan pengungkapan yang harus dilakukan ketika terjadi perubahan estimasi akuntansi :

a) Penerapan prospektif, yaitu perubahan diterapkan pada periode dimana perubahan terjadi dan bila memungkinkan, periode-periode masa depan pada dan ketika suatu dampak terjadi (tidak ada penyajian kembali secara retroaktif).

b) Penerapan pada catatan, yaitu mengungkapkan dampak perubahan terhadap laba bersih dan laba sebelum pos luar biasa (termasuk laba per lembar saham) hanya untuk periode berjalan, bahkan meskipun perubahan tersebut mempengaruhi periode mendatang.

B.3.2. Analisis Perubahan Akuntansi

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan seorang analis ketika menganalisis perubahan akuntansi :

1) Kondisi keuangan perusahaan tidak terpegaruh oleh perubahan akuntansi.2) Perubahan akuntansi terkadang dapat mencerminkan realitas ekonomi secara lebih bik.3) Seorang analis harus waspada terhadap manajemen laba.4) Seorang analis harus menilai dampak perubahan akuntansi terhadap perbandingan lintas

waktu. Penting bagi seorang analis untuk memastikan bahwa setiap perbandingan (terutama yang lintas waktu) dilakukan dengan seperangkat aturan akuntansi yang konsisten.

Page 9: Analisis Aktivitas Operasi

Seorang analis mungkin ingin mengevaluasi dampak perubahan akuntansi terhadap laba ekonomi dan laba tetap. Untuk mengestimasi laba tetap, analis dapat menggunakan angka yang dilaporkan berdasarkan metode yang baru dan mengabaikan dampak kumulatif. Sebaliknya, mengestimasi laba periode berjalan, dampak tahun berjalan maupun kumulatif ikut diperhitungkan.

B.4. Pos Khusus

Pos khusus mengacu pada transaksi dan peristiwa yang tidak lazim atau jarang terjadi. Pos ini biasanya dilaporkan sebagai baris terpisah dalam laporan laba rugi sebelum laba dari usaha yang masih berlangsung.

B.4.1. Penurunan Nilai Aset

1) Penurunan Nilai Aset Jangka Panjang

Aset jangka panjang dinyatakan mengalami penurunan nilai jika nilai wajarnya (nilai pasar atau nilai setelah digunakan perusahaan) lebih rendah dibandingkan nilai tercatat (nilai buku pada neraca). Penurunan nilai aset terjadi karena banyak alasan, antara lain penurunan nilai pasar aset, penurunan permintaan pasar atas produk aset tersebut, teknologi yang sudah ketinggalan zaman, dan perubahan strategi usaha perusahaan.

SFAS menjelaskan prosedur untuk menentukan jumlah penurunan nilai, yaitu :

a) Penurunan nilai aset akan diakui ketika nilai tercatat aset lebih rendah dari taksiran arus kas masa depan aset tersebut yang tidak didiskonto.

b) Nilai kerugian dihitung dari selisih nilai buku aset dengan nilai wajarnya, yaitu sebesar taksiran arus kas masa depan aset yang didiskonto jika nilai wajar aset tidak dapat ditentukan berdasarkan nilai pasar.

2) Penurunan Nilai Aset Lainnya

Selain penurunan nilai aset jangka panjang, perusahaan terkadang menghapus nilai aset lain, seperti piutang, persediaan dan goodwill. Jika nilai persediaan dan piutang dapat ditentukan dengan tingkat akurasi yang layak, penghapusan nilai goodwill merupakan hasil dari proses penilaian sehingga terkadang bersifat subjektif.

B.4.2. Beban Restrukturisasi

Berbeda degan penurunan nilai aset, beban restrukturisasi biasanya berhubungan dengan perubahan besar dalam usaha dan strategi perusahaan. Restrukturisasi biasanya diikuti reorganisasi besar-besaran termasuk divestasi unit usaha, penghentian perjanjian kontraktual, penghentian lini produk, perampingan karyawan, perubahan manajemen, dan penghapusan nilai aset yang sering kali bersamaan dengan investasi baru dalam bentuk pabrik, peralatan dan tenaga kerja.

1) Manajemen Laba dan Pos Khusus

Sebagian besar pos khusus, baik itu frekuensi maupun besarannya, merupakan pengurang laba. Lebih jauh, proporsi perusahaan yang melaporkan pos-pos pengurang laba semakin meningkat. Kenaikan pos khusus ini semakin mencemaskan dan menjadi perhatian SEC. SEC

Page 10: Analisis Aktivitas Operasi

memperingatkan bahwa teknik manajemen laba seperti penggunaan “beban restrukturisasi mandi besar” (big bath) akan mengurangi kepercayaan terhadap pelaporan keuangan.

2) Penyesuaian Laporan Laba Rugi

Penting bagi seorang analis untuk melakukan penyesuaian dalam menentukan dampak beban khusus, khususnya untuk laba tetap. Laba tetap hendaknya mencerminkan profitabilitasperusahaan dalam kondisi normal. Kebanyakan beban khusus terdiri dari beban operasi yang mencerminkan laba tetap. Pada dasarnya, beban khusus mencerminkan kurang saji beban di masa lalu dan “investasi” untuk perbaikan profitabilitas masa depan.

3) Penyesuaian Pada Neraca

Salah satu fokus utama standar penurunan nilai aset adalah neraca. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penyesuaian pada neraca :

a) Sebagian beban restrukturisasi sering kali berbentuk persediaan. Artinya, pengaruh pada aset dan kewajiban akan tercermin secara bertahap ketika biaya aktual terjadi.

b) Penghapusan aset akan menyebabkan menyebabkan bias konservatif dalam penyajian aset dan kewajiban.

C. Pengakuan Pendapatan

C.1. Panduan Pengakuan Pendapatan

Dari sudut pandang analisis, pengakuan akrual pendapatan (dan keuntungan) yang tidak sesuai dapat menyebabkan satu dari dua konsekuensi yang tidak diinginkan.

1) Jika perusahaan mencatat pendapatan terlalu dini atau terlambat, maka pendapatan itu akan diakui pada periode yang salah.

2) Jika perusahaan mengakui pendapatan sebelum kepastian realisasi yang wajar, maka pendapatan kemungkinan akan dicatat pada satu periode dan kemudian dibatalkan atau dibalik di periode berikutnya.Ini akan membuat kelebihan pencatatan laba pada periode pertama dan kekurangan pencatatan pada peiode berikutnya.

Kedua akibat ini akan memberikan dampak yang kurang baik pada pengukuran laba. Untuk mengatasinya, akuntansi menerapkan aturan yang ketat dan konservatif sehubungan dengan pengakuan pendapatan.

Kriteria pengakuan pendapatan pendapatan :

Aktivitas laba yang menghasilkan pendapatan telah selesai, dan tidak dibutuhkan usaha yang signifikan untuk menyelesaikan transaksi.

Risiko kepemilikan dalam penjualan telah secara efektif berpindah pada pembeli. Pendapatan dan beban terkait diukur atau diestimasikan dengan tingkat ketelitian yang

wajar.

Page 11: Analisis Aktivitas Operasi

Pengakuan pendapatan biasanya menghasilkan kenaikan kas, piutang atau efek. Dalam kondisi-kondisi tertentupengakuan akan menghasilkan kenaikan persediaan atau aset lain, atau penurunan kewajiban.

Transaksi pendapatan yang wajar dengan pihak-pihak independen(bukan dengan pihak-pihak pengawas).

Transaksi pendapatan tidak ada pembatalan.

Kriteria Pengakuan Pendapatan

Aktivitas laba yang menghasilkan pendapatan telah selesai, dan tidak dibutuhkan usaha yang signifikan untuk menyelesaikan transaksi.

Risiko kepemilikan dalam penjualan telah secara efektif berpindah kepada pembeli. Pendapatan dan beban terkait diukur atau diestimasikan dengan tingkat ketelitian yang

wajar. Pengakuan pendapatan biasanya menghasilkan kenaikan kas, piutang, atau efek. Dalam

kondisi-kondisi tertentu pengakuan akan menghasilkan kenaikan persediaan atau aset lain, atau penurunan kewajiban.

Transaksi pendapatan yang wajar dengan pihak-pihak independen (bukan dengan pihak-pihak pengawas)

Transaksi pendapatan tidak ada pembatalan (misalnya retur)

C.1.1. Ketidakpastian dalam Penagihan Pendapatan

Perusahaan menyisihkan cadangan piutang ragu-ragu (tidak tertagih) untuk mencerminkan ketidakpastian kemungkinan penagihan piutang dari penjualan kredit.

C.1.2. Pengakuan Pendapatan Jika Terdapat Hak Pengembalian

Jika pembeli berhak mengembalikan, pendapatan diakui pada saat penjualan hanya jika persyaratan berikut ini terpenuhi.

1) Harga secara substansial telah ditetapkan atau ditentukan pada tanggal penjualan.2) Pembeli membayar penjual atau berkewajiban untuk membayar penjual (tidak bergantung

pada apakah barang dapat dijual kembali).3) Kewajiban pembeli terhadap penjual tidak berubah meskipun terjadi pencurian atau

kerusakan produk.4) Pembeli memiliki substansi ekonomi terpisah dari penjual.5) Penjual tidak memiliki kewajiban yang signifikan atas kinerja masa depan yang terkait

dengan penjualan.6) Pengembalian dapat diestimasikan secara wajar.

Jika persyaratan diatas terpenuhi, pendapatan penjualan dan harga pokok penjualan akan diakui tetapi dikurangi untuk mencerminkan pengembalian dan beban terkait; jika tidak terpenuhi, pengakuan pendapatan akan ditunda.

C.1.3. Pendapatan Waralaba

Page 12: Analisis Aktivitas Operasi

Standar akuntansi mewajibkan para pemilik waralaba (franchisor) mengakui pendapatan komisi waralaba dari penjualan waralaba pada saat seluruh jasa atau kondisi material yang terkait dengan penjualan sebagian besar telah dilaksanakan atau dipenuhi oleh pemilik waralaba. Hal ini berlaku pula untuk biaya waralaba berjalan, penjualan produk, penjualan yang melalui agen, waralaba yang diperoleh kembali, biaya waralaba, pendapatan gabungan, serta hubungan antara pemilik waralaba dan pembeli waralaba (franchise).

C.1.4. Perjanjian Pembiayaran Produk

Perjanjian pembiayaan produk (product financing agreement) merupakan perjanjian yang melibatkan perpindahan atau akuisisi persediaan oleh sponsor yang (meskipun terkadang menyerupai penjualan persediaan) pada hakekatnya merupakan salah satu cara untuk membiayai persediaan.

Intinya, jika satu pihak yang menanggung risiko dan imbalan kepemilikan memindahkan persediaan kepada pembeli dan pada transaksi yang terkait setuju membeli kembali produk tersebut pada harga dan waktu tertentu, atau menjamin harga jual kembali atas penjualan produk pada pihak ketiga, maka itu merupakan perjanjian pembiayaan produk dan dibukukan sesuai dengan transaksi pembiayaan, yaitu persediaan tetap disajikan pada laporan si penjual dan penjual tidak mengakui adanya pendapatan.

C.1.5. Pendapatan kontrak

Akuntansi untuk kontrak konstruksi jangka panjang untuk barang-barang seperti bangunan, pesawat terbang, kapal, atau mesin berat memiliki masalah dalam penentuan pendapatan dan laba. GAAP mewajibkan perusahaan menggunakan metode persentase penyelesaian (percentage of completion method) jika taksiran untuk menyelesaikan suatu kontrak dan perkembangan dalam penyelesaian kontrak dapat diestimasi secara wajar.

Estimasi laba umunya dilakukan dengan mencatat bagian dari perkiraan laba total berdasarkan rasio biaya yang terjadi saat ini dibagi dengan perkiraan total biaya. Metode estimasi lain yang dapat diterima didasarkan atas jumlah unit yang diselesaikan, estimasi teknik, atau unit yang diserahkan. Berdasarkan metode ini, kerugian berjalan atau antisipasi kerugian akan sepenuhnya diakui pada periode ketika kerugian itu pertama kali diketahui.

C.1.6. Pendapatan yang Belum Diterima

Dalam kontrak pekerjaan jangka panjang- seperti kontrak jaminan produk dan kontrak pemeliharaan peranti lunak- pendapatan seringkali ditagih dimuka. Dalam kondisi seperti ini, pendapatan diakui secara proporsional sepanjang keseluruhan periode kontrak. Jumlah pendapatan yang masih belum diakui muncul di dalam neraca sebagai kewajiban yang disebut pendapatan yang belum diterima (unearned revenue).

C.2. Analisis Dampak Pengakuan Pendapatan

Pencatatan pendapatan merupakan peristiwa yang sangat penting dalam penentuan laba. Analisis kita harus melihat metode akuntansi untuk memastikan apakah mereka telah secara tepat mencerminkan realitas ekonomi.

Page 13: Analisis Aktivitas Operasi

Kecendrungan dan insentif manajer untuk mengatur pendapatan menciptakan berbagai ketentuan tentang subjek pengakuan pendapatan oleh badan pengaturaan akuntansi. Walaupun demikian, analisis yang kita lakukan harus tetap memperhatikan pendekatan-pendekatan akuntansi yang menyalahi inti.

Adanya masalah pengakuan pendapatan, SEC menyatakan keyakinannya bahwa ketidakpastian yang signifikan sehubungan dengan kemampuan penjual untuk merealisasikan penerimaan nontunai yang berasal dari transaksi, seringkali terjadi ketika pembeli memiliki sedikit modal, banyak kewajiban, atau jika aset pembli sebagian besar berasal dari penjual. Ciri-ciri ini akan menimbulkan kecurigaan tentang apakah pengakuan pendapatan telah memadai.

Berikut kondisi yang menciptakan timbulnya pertanyaan tentang pengakuan pendapatan :

1) Kurangnya kecukupan modal ekuitas pada entitas pembeli selain ekuitas yang berasal dari penjual.

2) Adanya kewajiban kontinjen, seperti jaminan utang atau perjanjian yang mewajibkan penjual memberikan kas ke entitas pembeli dalam situasi tertentu.

3) Penjualan aset atau kegiatan operasi yang secara historis tidak dapat menghasilkan cukup arus kas operasi untuk mendanai layanan utang masa depan dan ekspektasi dividen.

Pendapatan belum boleh diakui sampai;

1) Arus kas aktivitas operasi cukup untuk mendanai layanan utang dan persyaratan dividen (atas dasar akrual)

2) Investasi perusahaan pada entitas pembeli dapat dengan mudah diubah menjadi kas dan perusahaan tiidak memiliki kewajiban lagi menurut perjanjian utang atau perjanjian apapun yang mengharuskannya melakukan tambahan investasi pada entitas pembeli.

Jumlah seluruh pendapatan yang ditangguhkan, termasuk penangguhan bunga atau pendapatan dividen, biasanya diungkapkan didalam neraca sebagai pengurang akun aset terkait. Catatan atas laporan keuangan biasanya memberikan penjelasan tentang transaksi-transaksi seperti itu termasuk komitmen dan kontijensi yang ada, serta metode-metode akuntansi yang diterapkan.

Praktik yang berlaku pada umunya tidak memperkenankan mengakui pendapatan sebelum penjualan. Misalnya, kenaikan nilai pasar properti seperti tanah, peralatan, atau bangunan; peningkatan nilai kayu atau sumber daya alam; atau kenaikan nilai persediaan tidak diakui sebelum terjadi penjualan.

D. Beban yang Ditangguhkan

Beban yang ditangguhkan (deferred charge) merupakan biaya yang telah terjadi dan ditangguhkan karena diharapkan manfaatnya dapat dirasakan pada periode mendatang. Contoh biaya penelitian dan pengembangan serta pengeluaran peranti lunak komputer. Pada banyak kasus, biaya yang timbul dari aktivitas operasi diklasifikasikan sebagai beban yang ditangguhkan, sementara biaya yang timbul dari aktivitas investasi diklasifikasikan sebagai aset tidak berwujud.

Page 14: Analisis Aktivitas Operasi

Motivasi dibalik penangguhan biaya adalah agar dapat mengaitkan biaya dengan manfaat yang diharapkan. Misalnya, jika perusahaan mengeluarkan biaya awal (start up) untuk mulai mengoperasikan fasilitas baru yang lebih baik atau lebih efisien, perusahaan tersebut dapat menangguhkan biaya tersebut dan disesuaikan (diamortisasi) dengan taksiran manfaat periode mendatang.

D.1. Penelitian dan Pengembangan

Penelitian bertujuan menemukan sesuatu yang baru, dan pengembangan adalah penerjamahan dari penelitian. Aktivitas penelitian dan pengembangan (litbang) tidak termasuk dalam perubahan rutin atau berkala atas operasi yang sedang berjalan, riset pasar, dan aktivitas pengujian.

D.1.1. Akuntansi Untuk Peenelitian dan Pengembangan

Akuntansi beban litbang memiliki beberapa masalah. Alasan dibalik kesulitan dalam akuntansi litbang meliputi

1) Tingginya ketidakpastian manfaat akhir yang diperoleh dari aktivitas litbang.2) Sering kali dibutuhkan waktu yang cukup panjang antara dimulainya aktivitas litbang

hingga keberhasilannya dapat ditentukan.3) Masalah evaluasi yang disebabkan oleh sifat tidak berwujud sebagian besar aktivitas

litbang.

Standar akuntansi AS mewajibkan perusahaan membebankan biaya litbang pada saat terjadi. Hanya biaya bahan baku, peralatan, dan fasilitas yang memilki kegunaan alternatif dimasa depan yang dikapitalisasi sebagai aset berwujud.

Berikut biaya-biaya yang diidentifikasi sebagai aktivitas litbang, yaitu;

1) Bahan baku, peralatan, dan fasilitas yang dibeli atau dibuat untuk proyek litbang tertentu, atau aset tidak berwujud yang dibeli dan tidak memiliki penggunaan masa depan alternatif.

2) Bahan baku yang digunakan dalam aktivitas litbang; dan penyusutan peralatan atau fasilitas, dan amortisasi aset tidak berwujud yang digunakan dalam aktivitas litbang dan memilki penggunaan masa depan alternatif.

3) Gaji dan pengeluaran lain yang berhubungan dengan karyawan yang terlibat dalam aktivitas litbang.

4) Jasa yang diberikan pihak lain sehubungan dengan aktivitas litbang.5) Alokasi biaya tidak langsung diluar biaya umum dan administrasi yang tidak secara

langsung berhubungan dengan aktivitas litbang.

D.1.2. Analisis Penelitian dan Pengembangan

Akuntansi pengeluaran litbang merupakan solusi mudah untuk fenomena yang rumit. Ketidakpastian manfaat membatasi kapitalisasi litbang. Meskipun demikian, membebankan biaya litbang akan mengurangi kegunaan laba.

Page 15: Analisis Aktivitas Operasi

Analisis kita mengakui bahwa meskipun akuntansi saat ini hampir dipastikan tidak akan melakukan lebih saji terhadap aset litbang, dapat mengakibatkan kerugian karena tidak memiliki ukuran yang jelas dari hubungan pengeluaran dengan pendapatan yang timbul akibat aktivitas litbang. Namun, analisis tersebut mampu mencapai keseragaman akuntansi aktivitas litbang dan terhindar dari pertimbangan sulit terkait dengan kebijakan kapitalisasi dan penangguhan. Namun, tidak diakuinya litbang dalam akuntansi, gagal untuk melayani kebutuhan dan kepentingan para pemakai laporan keuangan secara efektif.

Kebijakan penangguhan biaya litbang memberikan manajemen dan auditor independennya, yang secara rutin berhubungan dengan ketidakpastian dan estimasi, kesempatan untukk menyampaikan informasi yang berguna tentang pengeluaran litbang. Untuk menilai kualitas dan potensi nilai pengeluaran litbang, kita perlu mengetahui lebih dari sekedar beban litbang periodik. Informasi yang harus ada berkaitan litbang yaitu berdasarkan kategori, kelayakan teknik, kelangsungan komersial, dan kemungkinan proyek dinilai dan dievaluasi kembali secara berkala.

Apa yang dapat dengan aman diasumsikan adalah pembebanan pengeluaran litbang akan menghasilkan neraca yang lebih konservatif. Kita harus menyadari bahwa dengan kurangnya informasi mengenai potensi manfaat, kita juga tidak mengetahui kemungkinan kerugian yang akan menimpa perusahaan jika dipaksa mengeluarkan dana tambahan pada proyek litbang yang menjanjikan, tetapi sangat riskan mengalami kegagalan.

D.2. Beban Peranti Lunak Komputer

Pengembangan peranti lunak computer merupakan aktivitas khusus yang tidak sesuai dengan pengeluaran aktivitas litbang normal. Pengembangan peranti lunak untuk tujuan pemasaran merupakan aktivitas berjalan yang langsung mengarah pada pendapatan berjalan atau masa depan. Pada suatu titik dalam siklus pengembangan peranti lunak, biaya perlu ditangguhkan dan dikaitkan dengan pendapatkan masa depan. Praktik akuntansi yang berlaku saat ini untuk pengeluaran peranti lunak computer yang akan dijual, disewakan, atau dipasarkan dengan cara lain mengidentifikasi satu titik yang disebut kelayakan teknologi (technological feasibility) dimana biaya dikapitalisasi dan dikaitkan dengan pendapatan dimasa mendatang. Sampai tercapainya titik kelayakan teknologi ini, seluruh pengeluaran dibebankan saat terjadi (sama dengan litbang). Pengeluaran yang terjadi setelah kelayakan teknologi, hingga produk tersebut siap dipasarkan kepada pelanggan, dikapitalisasi sebagai asset tidak berwujud. Biaya tambahan untuk menggandakan peranti lunak dari master dan mengemasnya untuk distribusi merupakan persediaan dan dibebankan terhadap pendapatan sebagai harga pokok penjualan.

D.3. Biaya Eksplorasi dan Pengembangan pada Industri Pertambangan

Pencarian cadangan sumber daya alam baru merupakan hal yang penting bagi perusahaan pada bidang industri pertambangan. Industri ini meliputi minyak, gas bumi, logam, batu bara, dan mineral non-logam. Pentingnya industri ini dan khususnya masalah akuntansinya layak mendapat perhatian khusus. Sama halnya seperti aktivitas litbang, pencarian dan pengembangan sumber daya alam memiliki sifat yang berisiko tinggi. Risiko yang terkait dengan ketidakpastian dan dalam penentuan laba, ketidakpastian menimbulkan masalah pengukuran dan pengakuan. Untuk industry pertambangan, masalahnya adalah apakah biaya ekspolarasi dan pengembangan yang secara wajar

Page 16: Analisis Aktivitas Operasi

diharapkan akan diperoleh kembali dari penjualan sumber daya alam dibebankan ketika terjadi atau dikapitalisasi dan diamortisasi sepanjang perkiraan periode manfaat dimasa mendatang. Meskipun banyak perusahaan membebankan biaya eksplorasi dan pengembangan pada saat terjadi, beberapa perusahaan lain membebankan sebagian dan mengapitalisasi sisanya. Hanya sedikit perusahaan yang mengapitalisasi seluruh biaya eksplorasi dan pengembangan

D.3.1. Akuntansi Industri Pertambangan’

Badan pembuat standar akuntansi telah melakukan beberapa usaha untuk membatasi keberagaman praktik ini. FASB mengeluarkan akuntansi successful effort untuk perusahaan minyak dan gas bumi. Standar ini meminta biaya eksplorasi, kecuali biaya pengeboran sumur eksplorasi, dikapitalisasi saat terjadi. Biaya-biaya ini dibebankan kemudian jika sumur tersebut tidak berhasil, atau direklasifikasi sebagai asset yang dapat diamortisasi jika terbukti ditemukan cadangan minyak dan gas. SEC tidak menyetujui pendekatan ini, dan sebagai gantinya memilih akuntansi pengakuan cadangan (reserve recognition accounting) atau metode nilai sekarang. Hal ini menyebabkan FASB melakukan pertimbangan ulang, dan akhirnya memperkenankan alternatif yang sama. Kemudian, SEC meminta FASB membuat pengungkapan tambahan, termasuk pengungkapan berdasarkan nilai. FASB merespons dengan mewajibkan pengungkapan tambahan yang diminta untuk perusahaan public yang memproduksi minyak dan gas sebagai berikut :

1) Jumlah cadangan minyak dan gas bumi terbukti2) Biaya yang dikapitalisasi terkait dengan aktivitas produksi minyak dan gas bumi3) Biaya ynag berasal dari aktivitas akuisisi, eksplorasi, dan pengembangan4) Hasil operasi aktivitas produksi minyak dan gas bumi5) Ukuran diskonto arus kas bersih masa depan untuk cadangan-cadangan terbukti

Baik perusahaan terbuka maupun perusahaan lain diwajibkan mengungkapkan metode akuntansi untuk biaya yang terjadi dalam aktivitas produksi minyak dan gas bumi dan cara penghapusan biaya-biaya kapitalisasi yang terkait.

Pengungkapan dan pngukuran akuntansi adalah dua hal yang berbeda. Metode akuntansi successful effort belum menerima dukungan penuh. Namun demikian, dalam memperkenankan penggunaan akuntansi full cost, SEC menyatakan bahwa biaya yang dicatat berdasarkan metode ini dikapitalisasi sampai jumlah maksimum tertentu. Jumlah ini ditentukan oleh nilai sekarang persediaan perusahaan. Biaya kapitalisasi yang melebihi jumlah maksimum ini akan dibebankan. Saat harga minyak turun melebihi jumlah maksimum ini akan dibebankan. Saat harga minyak turun melebihi jumlah maksimum, perusahaan telah dan kemungkinan akan terus menekan SEC untuk menunda atau mengubah aturan tersebut.

D.3.2. Implikasi Analisis Industri Pertambangan

Beragamnya metode perlakuan biaya eksplorasi dan pengembangan yang berlaku untuk industry pertambangan menghalangi kita untuk membandingkan hasil antarperusahaan. Akuntansi pada industry ini akan terus memiliki keberagaman. Dua metode umum yang digunakan dan variasi metode tersebut dapat memberikan hasil yang sangat jauh berbeda. Analisis kita harus mewaspadai hal ini. Banyak analisis lebih memilih akuntansi successful effort daripada akuntansi full cost

Page 17: Analisis Aktivitas Operasi

karena lebih baik dalam mengaitkan biaya dengan pendapatan dan lebih konsisten dengan praktik akuntansi yang berlaku saat ini. Akuntansi successful effort mewajibkan hubungan langsung antara biaya yang terjadi dengan cadangan spesifik yang ditemukan sebelum biaya eksplorasi dan pengembangan dikapitalisasi. Sebaliknya, akuntansi full cost memperkenankan perusahaan mengklasifikasikan aktivitas eksplorasi dan pengembangan yang tidak berhasil sebagai asset.

E. Kompensasi Tambahan Untuk Karyawan

E.1. Tinjauan atas Kompensasi Tambahan untuk Karyawan

Tekanan social, persaingan, dan kelangkaan karyawan yang berbakat telah menimbulkan kenaikan kompensasi tambahan untuk karyawan selain gaji. Beberapa tunjangan seperti uang cuti, bonus, pembagian keuntungan, dan asuransi kesehatan atau jiwa yang dibayar perusahaan dapat diidentifikasi dengan periode saat kompensasi diterima atau diberikan. Beban yang dapat diidentifikasi ini tidak memiliki masalah pengakuan dan akrual akuntansi. Kompenasi tambahan lain, karena sifatnya sementara dan tidak terduga, tidak sesuai dengan pengakuan akuntansi penuh atau tepat waktu. Beberapa kompensasi tersebut beserta akuntansinya diuraikan sebagai berikut.

Kontrak kompensasi yang ditangguhkan (deferred compensation contract) merupakan janji untuk membayar karyawan dimasa mendatang, beberapa dengan syarat tertentu. Perusahaan sering memberikan kompensasi ini kepada petinggi-petinggi perusahaan yang ingin dipertahankan atau karyawan yang ingin menangguhkan penghasilan hingga pension atau tahun dimana tariff pajak lebih rendah. Kontrak seperti ini sering kali mencantumkan ketentuan non-kompetisi atau menyebutkan kesediaan karyawan untuk memberikan jasa konsultasi. Akuntansi umumnya mewajibkan paling sedikit dilakukan akrual atas nilai sekarang kompensasi yang ditangguhkan ini dengan cara yang sistematis dan rasional sepanjang periode karyawan mulai bekerja sejak kontrak ditandatangani.

Hak apresiasi saham (Stock Appreciation Rights – SAR) merupakan hak atas sejumlah tertentu saham yang diberikan kepada karyawan. Pemberian SAR didasarkan atas kenaikan nilai pasar saham perusahaan sejak tanggal pemberian dan dapat diberikan dalam bentuk tunai, saham, atau kombinasi keduanya. Berdasarkan rencana ini, perusahaan mencatat beban kompensasi pada akhir setiap periode. Beban dihitung sebagai selisih antara harga pasar saham yang diberikan dengan harga opsi pada tanggal pemberian. Akuntansi memberikan satu metode untuk mengalokasikan beban sepanjang periode pemberian jasa – perubahan harga pasar dari period ke periode akan tercermin sebagai penyesuaian terhadap beban kompensasi.

E.2. Opsi Saham Karyawan

Pengertian mendasar tentang Opsi Saham Karyawan adalah surat kontrak yang memberikan

hak pada karyawan untuk membeli saham perusahaan dalam periode waktu tertentu di masa yang

akan datang dengan harga yang telah ditetapkan sebelumnya atau pada saat opsi tersebut diberikan.

Harga yang telah ditetapkan sebelumnya tersebut dikenal dengan istilah strike price. Dengan

Page 18: Analisis Aktivitas Operasi

adanya selisih positif antara harga saham perusahaan dengan strike price di masa yang akan datang,

maka karyawan akan mendapatkan keuntungan.

Pemberian kompensasi dalam bentuk Opsi Saham Karyawan ini tidak hanya memberikan

keuntungan bagi karyawan tetapi juga akan memberikan keuntungan secara tidak langsung bagi

perusahaan. Keuntungan yang dapat dirasakan oleh perusahaan antara lain program ini dapat

meningkatkan kinerja karyawan, hal ini dikarenakan munculnya rasa memiliki terhadap perusahaan

oleh karyawan yang memperoleh opsi saham karyawan. Selain itu program ini juga dapat menahan

karyawan-karyawan unggulan untuk tidak meninggalkan perusahaan dan berpindah ke perusahaan

lain. Hal ini disebabkan karena untuk memanfaatkan opsi yang telah diterima, karyawan tersebut

harus melewati suatu periode waktu tertentu.

F. Biaya Bunga

Bunga merupakan kompensasi atas penggunaan uang yang merupakan kelebihan kas yang

dibayar atau ditagih atas jumlah uang (pokok) yang dipinjam atau dipinjamkan. .Biaya bunga

(interest cost) – adalah kenaikan nilai kini kewajiban imbalan pasti yang timbul selama suatu

periode karena periode tersebut semakin dekat dengan penyelesaian.

F.1. Perhitungan Bunga

Beban bunga merupakan tingkat nominal yang dibayarkan untuk pendanaan melalui utang. Termasuk pada kasus obligasi, amortitasi, amortisasi diskon atau premium. Kesulitan terjadi saat perusahaan mengeluarkan utang konversi atau utang dengan warran. Situasi ini menimbulkan tingkat nominal yang lebih rendah dari biaya utang sejenis yang tidak memberikan fitur tambahan ini .

F.2. Kapatilasisi Bunga

Kapitalisasi bunga diwajibkan sebagai bagian dari biaya asset yang sedang dibangun atau

diproduksi untuk digunakan sendiri oleh perusahaan (termasuk asset yang dibangun atau diproduksi

untuk perusahaan oleh pihak lain dengan pembayaran di muka atau berkala). Tujuan kapitalisasi

bunga adalah (1) mengukur biaya akuisisi asset secara lebih akurat dan (2) mengamortisasi biaya

akuisisi terhadap pendapatan yang diperoleh dari aktiva tersebut.

F.3. Menganalisis Bunga

G. Pajak Penghasilan

G.1. Akuntansi Pajak Penghasilan

Akuntansi dan standar pelaporan pajak penghasilan mewajibkan pendekatan aktiva dan kewajiban. Terutama pajak tangguhan ditentukan terpisah untuk setiap komponen pembayar pajak (satu entitas individu atau satu kelompok entitas yang dikonsolidasi untuk kepentingan pajak) untuk setiap wilayah pajak. Cadangan penilaian harus cukup untuk mengurangi aktiva pajak tangguhan

Page 19: Analisis Aktivitas Operasi

hingga sebesar jumlah yang mungkin direalisasi. Aktiva pajak tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan disesuaikan terhadap efek perubahan tarif pajak dan perubahan hukum. Efek ini tercermin pada laba dari operasi yang masih berlangsung pada periode tersebut.

G.1.1. Perbedaan Temporer dan Tetap

Perbedaan permanen terjadi karena akuntansi fiskal menghitung laba yang berbeda dengan

akuntansi komersial tanpa adanya koreksi di kemudian hari. Contoh: Penghasilan yang sudah

dikenakan PPh final; Penghasilan yang tidak termasuk objek pajak; Beban yang tidak boleh

dikurangkan dalam akuntansi fiskal sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Perbedaan temporer merupakan perbedaan yang bersifat sementara, terjadi karena adanya ketidaksamaan saat pengakuan penghasilan dan beban oleh akuntansi komersial dengan akuntansi fiskal.

G.1.2. Pajak Tangguhan

Pajak Tangguhan ini umumnya disebabkan oleh dua hal, yaitu

1) Perbedaan temporer antara akuntansi dan pajak, adalah kewajiban pajak yang ditangguhkan

ke masa mendatang.

2) Sisa Kompensasi Kerugian untuk melihat Pajak Tangguhan ini, diperhatikan pada nilai

bukunya, bukan pada biayanya.

Dari perbedaan ini akan muncul dua hal:

1) Hutang Pajak Tangguhan (Deferred Tax Liability)

Laba GAAP lebih tinggi daripada laba kena pajak di masa lalu; pembayaran pajak di masa

lalu relative lebih rendah, sehingga pembayaran pajak di masa depan diperkirakan akan relative

lebih tinggi.

2) Aktiva Pajak Tangguhan (Deferred Tax Assets)

Laba GAAP lebih rendah daripada laba kena pajak di masa lalu; pembayaran pajak di masa

lalu relative lebih tinggi, sehingga pembayaran pajak di masa depan diperkirakan akan relative lebih

rendah.

G.2. Pengungkapan Pajak Penghasilan

Perusahaan memberikan ringkasan komponen kewajiban dan aktiva pajak tangguhannya. Aktiva pajak tangguhan berasal dari beban akrual pada laporan laba rugi yang belum dibayar dan karenanya bukan merupakan pengurang pajak.

G.3. Analisis Pajak Penghasilan

Analisis kita harus memahami hubungan antara laba sebelum pajak dengan beban

pajak penghasilan. Aktiva pajak tangguhan ini akan dikurangi dengan penyisihan penilaian sejauh

Page 20: Analisis Aktivitas Operasi

‘kemungkinan terjadi’ realisasi sebagian atau seluruh pengurangan pajak terutang (atas

penghasilan kena pajak) selama periode terbawa kedepan.

Meskipun terdapat perbedaan alokasi pajak, akuntansi menghasilkan akrual pajak yang

lebih wajar dan, karenanya angka yang lebih wajar. Alokasi pajak antar periode juga baik

ditinjau dari perspektif analis. Yaitu, aktiva yang pengurang pajak masa depannya dikurangi

tidak lebih berharga daari aktiva yang memiliki pengurang pajak yang lebih besar. Kelemahan

alokasi pajak antarperiode adalah tidak adanya pengakuan nilai sekarang kewajiban atau hilangnya

manfaat pada masa depan.

Pengungkapan pajak penghasilan memberikan penjelasan mengapa tingkat beban pajak

efektif berbeda dengan tarif pajak wajib. Ini merupakan sarana penting dalam menganalisis

apakah manfaat pajak saat ini atau biaya tambahan yang dikenakan pada perusahaan yang

ditaksir akan berlanjut.