analisis

17
Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga aktivitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak. Sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat. Makalah ini disusun untuk keperluan penyerahan tugas mata kuliah Teater yang disajikan berdasarkan pengamatan dari pertunjukan Teater Cahaya UMT berjudul “GERHANA” . Didalam makalah ini membahas tentang review dari hasil pertunjukan teater, kelemahan, dan kelebihan, serta komentar-komentar kecil yang diamati selama pementasan teater. Terimakasih kepada Intan Sari Ramdhani selaku dosen teater sekaligus Sutradara pementasan “Gerhana” yang memberikan kemudahan untuk mengambil pelajaran pementasan Fesdrak nanti. Eko Wahyu Wulandari 1384202108 1

Upload: deawulandary

Post on 09-Jul-2016

18 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Seni Teater

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai

macam nikmat, sehingga aktivitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa

keberkahan, baik di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak. Sehingga

semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.

Makalah ini disusun untuk keperluan penyerahan tugas mata kuliah Teater yang

disajikan berdasarkan pengamatan dari pertunjukan Teater Cahaya UMT berjudul

“GERHANA” . Didalam makalah ini membahas tentang review dari hasil pertunjukan teater,

kelemahan, dan kelebihan, serta komentar-komentar kecil yang diamati selama pementasan

teater.

Terimakasih kepada Intan Sari Ramdhani selaku dosen teater sekaligus Sutradara

pementasan “Gerhana” yang memberikan kemudahan untuk mengambil pelajaran

pementasan Fesdrak nanti.

Eko Wahyu Wulandari 1384202108

1

Page 2: Analisis

Daftar isi

Halaman judul ................................................................................................................. i

Kata pengantar ................................................................................................................. 1

Daftar isi ............................................................................................................................ 2

BAB I ................................................................................................................................. 3

A. Latar Belakang ............................................................................................................... 3

B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 3

C. Tujuan ............................................................................................................................ 3

BAB II GERHANA ........................................................................................................... 4

BAB III .............................................................................................................................. 8

A. Teater ............................................................................................................................. 8

B. Isi Cerita ......................................................................................................................... 8

C. Pembelajaran yang dapat diambil dari Pementasan Gerhana......................................... 9

Penutup .............................................................................................................................. 12

Daftar Pustaka .................................................................................................................. 13

2

Page 3: Analisis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karena akan diadakannya FESDRAK (Festival Drama Teater Antar Kelas) yang

diwajibkan untuk Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan semester 6 pada bulan Mei – Juni

tahun 2016 ini maka Teater Cahaya UMT memberikan pencerahan yang real kepada peserta

Fesdrak untuk mengamati bagaimana pementasan sebuah teater.

B. Rumusan Masalah

Apa yang bisa ditangkap dari pementasan teater “ Gerhana”?

C. Tujuan Penulisan

Mengetahui gambaran-gambaran untuk pementasan Fesdrak yang akan ditampilkan.

3

Page 4: Analisis

BAB II

GERHANA

PRODUKSI KE-7TEATER CAHAYA UMT

DRAMA MUSIKAL “GERHANA”

Karya Mohammad Ali

Naskah & Sutradara : Intan Sari Ramdhani

TIM ARTISTIK

Penulis Naskah : Intan Sari Ramdhani

Sutradara : Intan Sari Ramdhani

Asisten Sutradara : Ario M. Iqbal Trengginas

Supervisi Produksi : Madin Tyasawan

Supervisi Artistik : Edian Munaedi

Supervisi Musik : Budi Sadewo

Supervisi Cerita : Rahmat Heldy

Penata Musik : Yudi Wahyudi

Penata Artistik : Saiful Arief Hidayat

Penata Cahaya : Ryo Trengginas

Penata Kostum : Keke Herlita

Penata Rias : Syarah Oktaviani

Properti : M. Taufik Al Hariri

Pencatat Adegan : Dede Kamelia

Pemusik : Wahyu, Sigit, Ridwan, Farhan, Bella, Keke

4

Page 5: Analisis

TIM PRODUKSI

Pimpinan Produksi : Asep Suhendar, M.Pd.

Sekretaris : Devi Alfiani

Bendahara : Siti Julaeha, SE.Sy

Ticketing : Neneng Sumiyati

Humas : Ahmad Jaelani

Perlengkapan : Sigit Dwi Handoyo, M. Farhan

Publikasi : M. Ridwan Himawan

Dokumentasi : Tim Dokumentasi Teater Cahaya Umt

Konsumsi : Abdul Malik, Nurli Tris, Dede Kamelia

Crew : Dimas, Aep, Riko, M. Taufik

PEMAIN

Sali : Saiful Arief Hidayat

Istri Sali : Dede Kamelia

Pak Lurah : Madin Tyasawan

Pak Polisi : M. Ridwan Himawan

Juru Tulis 1 : Aep

Juru Tulis 2 : Syarah Oktaviani

Juru Tulis 3 : Rosdiana

Tukang Sayur : Rosdiana

Tukang Pepaya : Abdul Malik

Pak Ustadz : Nawak

Anak Sali 1 : Muhammad Al-Ghifari

Anak Sali 2 : Bilal Adhi Permana

Para Tetangga : Rosdiana, Yulia, Keke, M. Taufik, Abdul Malik, Ardiyanti, Riko,

Aep, Syarah, Nadia, Dimas, Nurli

5

Page 6: Analisis

SINOPSIS

GERHANA

(Sebuah Lakon yang diangkat dari Cerpen “Gerhana” karya : Mohammad Ali)

Buah pepaya memang manis rasanya, yang ranum pun sedap kalau dibikin rujak.

Keistimewaan pohon pepaya juga yaitu tumbuh di segala musim, baik musim hujan

maupun di musim kemarau. Jadi, tak ada alasan bagi siapapun di muka bumi ini untuk

memusuhi pohon dan buah pepaya.

Itulah maka Sali tidak mengerti dan hampir tak dapat menahan diri, kalap, ketika

diketahui pada suatu pagi, pohon pepaya satu-satunya yang tumbuh di pekarangan

rumahnya dalam keadaan roboh melintang di tanah. Serasa Sali diapungkan ke langit,

linglung tak tau apa yang mesti dibuatnya. Menganggap pohon pepaya bak anak

kandungnya sendiri, membuat Sali terkuasai oleh perasaan sedih dan marah yang amat

berlebihan. Keinginan kuat pun muncul untuk mencari keadilan dan mengadukan

peristiwa yang ia alami ke berbagai tempat yang ia anggap ada keadilan di sana untuk

mengadukan sekaligus menyelidiki siapa penebas pohon kesayangannya itu.

Namun pada beberapa orang dan tempat yang ia anggap bisa memberi solusi dan

keadilan, malah hanya mendapat cemoohan bahkan bentakan kemarahan. Ia tak putus asa

untuk terus mencari keadilan. Sampai pada akhirnya ia tak mampu menahan beban derita

batinnya.

Mampukah Sali menemukan keadilan yang ia cari !? lantas bagaimana nasib Sali dan

pohon pepayanya ???

6

Page 7: Analisis

CATATAN SUTRADARA

Karena kecintaan dan kerinduan akan bermain teater, maka produksi drama musikal ini

pun dilaksanakan. Namun memang ada alasan yang lebih kuat mengapa produksi ini

harus dibuat. Berawal dari gagasan dosen-dosen teater yang ingin memberikan

pencerahan yang real kepada para peserta Fesdrak tahun 2016 ini, maka tanpa keraguan

menggandeng Teater Cahaya UMT untuk ikut serta menjadi tim serta pemain dalam

produksi ini.

Bisa dibilang, ini remake dari pementasan drama musikal tahun 2013. Kali ini,

pementasan dibuat se-epik mungkin dari penats sebelumnya. Namun demikian pentas kali

ini dikemas dengan cukup fresh dan berbeda. Di samping aktor-aktornya berbeda dengan

yang dulu, penataan musik pun dibuat lebih komplit tidak sesederhana dulu. Karena

pemusik di Teater Cahaya UMT tahun ini lumayan mumpuni dalam urusan bermain

musik. Jadi, dibuat agak berbeda dan lebih fresh karena diaransemen ulang dengan baik.

Namun sepertinya ada kendala yang sama yang ditemukan dalam produksi tahun ini

dengan tahun 2013, yaitu tidak semua pemain memiliki bakat bernyanyi, apalagi bersuara

merdu, modal teknik vokal yang pas-pasan, bahkan ada juga yang suaranya cempreng

sehingga sutradara memberanikan diri melatih vokal-vokal para pemain yang juga harus

menyanyi live di drama musikal ini tanpa harus lipsync. Walau banyak kendala yang

dihadapai tidak membuat produksi ini menjadi tidak menarik.

Akhirnya, kami mesti bersyukur bahwa selama proses penggarapan lakon Gerhana ini

menadapat dukungan dari banyak pihak, yang membuat kami termotivasi terus untuk

selalu berusaha maksimal di setiap latihan dan di pentas ini. Dukungan juga datang dari

dosen-dosen teater FKIP UMT terutama Pak Madin Tyasawan, yang punya semangat 45

supaya drama musikal ini dipentaskan lagi tahun ini.

7

Page 8: Analisis

BAB III

ISI

A. TEATER

Teater (Bahasa Inggris "theater" atau "theatre", Bahasa Perancis "théâtre" berasal dari

Bahasa Yunani "theatron", yang berarti "tempat untuk menonton") adalah cabang dari

seni pertunjukan yang berkaitan dengan akting/seni peran di depan penonton dengan

menggunakan gabungan dari ucapan, gestur (gerak tubuh), mimik, boneka, musik, tari

dan lain-lain.

Arti Teater :

1. Secara etimologis : Teater adalah gedung pertunjukan atau auditorium.

2. Dalam arti luas : Teater ialah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang

banyak

3. Dalam arti sempit : Teater adalah drama, kisah hidup dan kehidupan manusia yang

diceritakan di atas pentas dengan media : Percakapan, gerak dan laku didasarkan pada

naskah yang tertulis ditunjang oleh dekor, musik, nyanyian, tarian, dsb.

B. ISI CERITA

Adaptasi Intan Sari Ramdhani yang dikemas dari sebuah cerpen menjadi lakon drama

karya Mohammad Ali, yang ditonton di Wisma Sitihinggil, Tanah Tinggi, Tangerang

pada kamis 9 april 2016.

Pertunjukkan teater tidak hanya untuk hiburan masyarakat penonton. Di balik itu, ada

amanat yang ingin disampaikan kepada masyarakat tentang sesuatu yang berhubungan

dengan kehidupan sosial masyarakat. Kehidupan yang dimaksud menyangkut seluruh

perilaku sosial yang berlaku pada kelompok masyarakat tertentu. Misalnya, kehidupan

moral, agama, kehidupan ekonomi, dan kehidupan politik.

Sali, pemilik pohon pepaya yang dianggap seperti anaknya sendiri ternyata ditebang

pohonnya. Sali berusaha untuk mencari keadilan dan mengadukan peristiwa yang ia alami

ke berbagai tempat yang ia anggap ada keadilan di sana untuk mengadukan sekaligus

menyelidiki siapa penebas pohon kesayangannya itu. Namun pada beberapa orang dan

8

Page 9: Analisis

tempat yang ia anggap bisa memberi solusi dan keadilan, malah hanya mendapat

cemoohan bahkan bentakan kemarahan. Ia tak putus asa untuk terus mencari keadilan.

Sampai pada akhirnya ia tak mampu menahan beban derita batinnya. Mungkin kisah ini

sebagian besar pernah dialami oleh masyarakat kecil di Indonesia untuk mencari keadilan,

apa yang mereka lakukan dan apa reaksi orang orang terhadap mereka.

Disini “Gerhana” bercerita tentang kehidupan mitologi yang masih dipegang masyarakat

Indonesia saat ini. Banyak orang percaya hal-hal yang belum diketahui kebenarannya.

Judul Gerhana disini, hanyalah sebuah mitos dan fenomena alam biasa dialami dalam

kehidupan, mengapa Sali sampai harus bersusah payah demikian mencari keadilan.

Padahal dia hanya kehilangan “Pohon Pepaya”.

Setelah nonton teater ini yang berdurasi sekitar kurang lebih 1 jam ini, diakhir cerita

ternyata istrinya sendirilah yang menebas pohon pepaya itu. Dikarenakan Istri Sali tidak

ingin anaknya yang masih kecil memanjati pohon tersebut. Sedangkan Sali bersusah

payah mencari keadilan, hingga akhirnya putus asa dan meninggal dunia karena penyakit

jantung, menahan sakit batinnya. Cukup membuat saya lebih terbuka dalam melihat

kehidupan sehari-hari yang ada disekitar kita dan menangkap beberapa pesan yang

disampaikan dalam drama tersebut.

Dalam kehidupan berumah-tangga harus ada saling komunikasi satu sama lain antar

keluarga suami dan istri, sehingga apapun masalah harus dibicarakan. Istri Sali disini

tidak membicarakan dulu jika ingin menebas pohon tersebut. Diijinkan atau tidak oleh

suaminya.

Sali pun tidak seharusnya menganggap Pohon Pepaya tersebut seperti anaknya sendiri,

karena walau bagaimanapun itu hanyalah sebuah pohon. Pohon Pepaya yang enak untuk

dimakan daging buahnya dan dimasak daun pohonnya. Maka sudah sewajarnya jika

sebuah pohon dikonsumsi atau bila perlu ditebas, jika dirasa mengganggu dalam hal

apapun itu.

C. Pembelajaran yang dapat diambil dari Pementasan Gerhana

Akan tetapi tugas saya sebagai penulis makalah disini bukan hanya untuk menarik

kesimpulan dari isi cerita, tetapi juga untuk melihat bagaimana berjalannya pementasan

9

Page 10: Analisis

teater itu, untuk keperluan Fesdrak nanti. Banyak hal yang sudah saya lihat dalam

pertunjukan tersebut. Dimulai dari setting panggung, artistik, kostum, make up,  serta

keaktoran semuanya membuat saya tercengang. Karena menurut dosen, Intan Sari

Ramdhani, pementasan tersebut dipentaskan oleh anak teater semester bawah yang bisa

dibilang masih baru untuk tampil dalam pertunjukkan teater. Walaupun ada beberapa

orang kakak senior di Teater Cahaya UMT yang ikut ambil bagian.

Pementasan cukup membuat puas penonton, karena bisa melihat gambaran langsung penataan panggung dan aktornya. Pendekatan realisme simbolik yang diambil pada tata artistik bukan sekedar penyiasatan meminimalisasi properti panggung atau penanda lokasi tetapi punya perhitungan estetika. Karena bisa dilihat konsep panggung yang baik dan minimalis walaupun tidak banyak properti yang digunakan.

Misalnya, latar belakang (bakground), yang dapat dibuat menjadi 2 bakground yang dibolak-balik agar tidak memakai banyak triplek. tetapi atap pintu rumah dan jendela hanya ditampilkan dalam bentuk kerangka.

Untuk pencahayaan (lightening), walaupun tidak tahu bagaimana cahaya lampu yang baik diatas panggung, namun dalam pementasan “Gerhana”, terlihat pada saat Black Out, pergantian adegan, cahaya nyala redup. Saya kurang setuju karena itu akan terlihat oleh penonton. Seharusnya tidak boleh terlihat oleh penonton. Sehingga ada surprise. Walaupun tidak mungkin untuk gelap total, karena black man akan kesulitan mengganti properti. Meskipun begitu, pencahayaan saat adegan tiap pemain sungguh jelas dilihat mata. Bagaimana harus lampu terang, redup, dan bagaimana lampu bersinar terang.

Dalam pementasan sebuah teater biasanya ada alunan musik yang mengiringi, sebagai

unsur penguat cerita dalam sebuah naskah. Aransemen musik dalam produksi teater harus

sesuai dengan suasana naskah ketika itu, latar belakang, tokoh dan lain sebagainya, yang

dapat dipahami secara logika.

10

Page 11: Analisis

Drama musikal, Gerhana, Aransemen musik yang dirasa cukup pas dimainkan dengan

adegan itu. Diharuskan adanya nyanyian-nyanyian, karena drama yang dipentaskan

adalah drama musikal. Walaupun menurut Sutradara, kendala yang dihadapi yaitu tidak

semua pemain memiliki bakat bernyanyi tetapi terdengar suara nyanyian yang merdu dari

setiap pemain.

Pendekatan pemeranan, lebih punya kecendrungan berakting karikatural daripada akting natural. Walau jenis pendekatan akting realis itu akan juga tampak pada beberapa adegan.

Untuk pemain panggung, karena ini adalah drama kehidupan, sehingga make up dan kostum tidak terlalu dipusingkan. Walaupun ada beberapa pemain yang terlihat pucat, tetapi masih naturalis. Pemilihan kostum pun cocok digunakan oleh setiap pemain peran masing-masing. Dialog para pemain terdengar jelas dan sangat menghayati. Terutama dialog peran Sali dan Istrinya yang sangat menusuk hati pendengar. Di peran lain ada juga, pemeran juru tulis yang kurang terdengar, artikulasinya kurang baik dan volumenya kecil.

Dari sisi blocking, terlihat bagaimana blocking yang baik di panggung. Bagaimana

sebaiknya penempatan diri sang aktor ketika berada di panggung dan memperhatikan hal-

hal kecil yang memberi pengaruh terhadap baik tidaknya pementasan. Posisi sang aktor

juga menjadi bagian yang menarik selain gesture, vokal, dan power yang baik.

Pada saat Sali berlari menuju rumah Pak Lurah, Camat, dan kantor polisi, terlihat Sali

membelakangi penonton. Entah apakah itu masih bisa diterima atau tidak dalam

pementasan panggung untuk komponen akting yang baik (blocking baik). Tetapi jika

masih bisa diterima secara logis, blocking tersebut masih bisa diterima.

Dalam pementasan Gerhana juga terlihat ada obrolan black man pada saat mengganti

properti, entah itu lupa penempatan, atau apa. Ada juga black man yang mungkin lupa

tugasnya untuk mengambil properti sehingga harus black man lain yang cekatan

membantu.

11

Page 12: Analisis

Hal menarik dari pementasan ini adalah karena pemeran Sali memainkan hampir 95 %

dari seluruh drama. Tidak ada lelahnya disetiap adegan dan terus profesional menjiwai

peran. Karena begitulah seharusnya seorang aktor yang layak diacungi jempol.

Tidak dapat dipungkiri, secara visual pementasan ‘Gerhana’ ini cukup menarik. Ya,

terlepas dari tugas untuk pementasan Fesdrak nanti, secara keseluruhan pementasan ini

cukup menghibur dan bisa di ambil pelajaran penataan setting yang baik .

PENUTUP

Akhirnya setelah adanya pementasan teater “Gerhana” kami para peserta Fesdrak tahun 2016

ini mendapat gambaran-gambaran dan sebagai ajang pembelajaran, kita bisa menyaksikan

bagaimana membuat setting panggung yang dinamis agar pelaksanaan pementasan menjadi

lebih baik.

12

Page 13: Analisis

Daftar Pustaka

Sumadiningrat, Madin E.,dkk. Bahan Ajar Mata Kuliah Teater. Tangerang: Tim Pengampu

Mata Kuliah Teater

13