analisis

3
ANALISIS Dibuatnya Peraturan Menteri LHK nomor 97 tahun 2014 merupakan kebijakan Jokowi yang bertujuan untuk mempermudah investasi di Indonesia dengan mengintegrasi semua persyaratan di bawah satu atap. Artinya, persyaratan izin lingkungan pada rencana usaha atau kegiatan adalah untuk memastikan bahwa setiap rencana usaha dan atau kegiatan dilengkapi dengan kajian lingkungan dalam bentuk AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Selanjutnya untuk meyakinkan bahwa rencana kelola lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan diimplementasikan dengan baik. Pada era reformasi, disinyalir banyak proyek tidak dilengkapi dengan AMDAL. Hal ini tidak lepas dari orientasi Pemerintah Kabupaten / Kota yang ingin menggenjot pendapatan asli daerah, karena itu kelayakan lingkungan dipandang menghambat pertumbuhan ekonomi. Akibat dari rencana kelola lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan yang tidak diimplementasikan dengan baik pada proyek yang telah dilengkapi AMDAL, maka pemerintah memutuskan untuk melalui satu tahapan lagi yang disebut izin lingkungan. Izin lingkungan merupakan instrumen pengawasan dimana setiap usaha dan atau kegiatan akan diberikan izin Kelompok 6: 1. Nina Priana (6411412047) 2. Rina Indrawati (6411412073) 3. Affan Bahrul Muttaqin (6411412201) 4. Nadya Paramitha DC (6411412218) 5. Ganies Pradhitya S (6411412231)

Upload: ganiespradhitya

Post on 12-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

analisis peraturan satu atap izin lingkungan

TRANSCRIPT

Kelompok 6:Nina Priana(6411412047)Rina Indrawati(6411412073)Affan Bahrul Muttaqin(6411412201)Nadya Paramitha DC(6411412218)Ganies Pradhitya S(6411412231)

ANALISIS Dibuatnya Peraturan Menteri LHK nomor 97 tahun 2014 merupakan kebijakan Jokowi yang bertujuan untuk mempermudah investasi di Indonesia dengan mengintegrasi semua persyaratan di bawah satu atap. Artinya, persyaratan izin lingkungan pada rencana usaha atau kegiatan adalah untuk memastikan bahwa setiap rencana usaha dan atau kegiatan dilengkapi dengan kajian lingkungan dalam bentuk AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Selanjutnya untuk meyakinkan bahwa rencana kelola lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan diimplementasikan dengan baik.Pada era reformasi, disinyalir banyak proyek tidak dilengkapi dengan AMDAL. Hal ini tidak lepas dari orientasi Pemerintah Kabupaten / Kota yang ingin menggenjot pendapatan asli daerah, karena itu kelayakan lingkungan dipandang menghambat pertumbuhan ekonomi.Akibat dari rencana kelola lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan yang tidak diimplementasikan dengan baik pada proyek yang telah dilengkapi AMDAL, maka pemerintah memutuskan untuk melalui satu tahapan lagi yang disebut izin lingkungan. Izin lingkungan merupakan instrumen pengawasan dimana setiap usaha dan atau kegiatan akan diberikan izin operasi jika memenuhi syarat-syarat. Jika dalam pelaksanaannya terjadi pelanggaran, maka izin lingkungan bisa dicabut.Apabila dibandingkan, kebijakan Jokowi jauh lebih baik daripada kebijakan pada era reformasi. Namun kebijakan Jokowi dikhawatirkan akan mengakibatkan pergeseran makna izin lingkungan, karena pendelegasian wewenang pemberian perizinan dan non perizinan kepada BKPM yang memiliki misi untuk memfasilitasi investor. Izin kemungkinan akan diperlakukan sebagai instrumen memperlancar investasi. Dengan kata lain izin lingkungan akan menjadi instrumen pendapatan atau ekonomi. Sebaliknya, implementasi kebijakan ini justru tidak ada bedanya dengan kebijakan pada era reformasi. Suatu usaha atau kegiatan yang telah dilengkapi AMDAL, dokumen tersebut hanya dipandang sebagai formalitas. Begitulah sisi negatif yang bisa dipetik dari kebijakan Pemerintahan Jokowi.Namun ada sisi positif yang sebenarnya bisa dipetik dari kebijakan tersebut. Apabila kebijakan tersebut diimplementasikan dengan baik, maka lingkungan tidak akan mengalami kerusakan. Dengan kata lain, suatu kegiatan atau usaha harus memiliki izin lingkungan yang disertai dengan pengendalian dampak terhadap lingkungan (AMDAL). Saran dari kelompok kami, sebaiknya pendelegasian kewenangan pemberian izin dan non perizinan bidang LHK dalam rangka pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu tidak diberikan kepada BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal). Hal tersebut dikhawatirkan akan terjadi pergeseran makna izin lingkungan yang dikarenakan misi BKPM lebih condong untuk meningkatkan pendapatan negara. Selain itu perlunya pemantauan dan pengawasan yang berkelanjutan untuk memastikan AMDAL berjalan dengan baik.