analisator dan polarisator
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Analisator Dan Polarisator
1/8
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
LAPORAN
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK
ACARA ANALISATOR DAN POLARISATOR
OLEH
ABDI HIDAYAT M.
D 611 04 022
MAKASSAR
2006
-
7/23/2019 Analisator Dan Polarisator
2/8
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK
Acara :Analisator dan Polarisator Nama :Abdi Hidayat M.
Hari/Tgl :Rabu/ 8 03 - 2006 Stb :D 611 04 022
I. Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktikum acara analisator dan polarisator
agar kita dapat mengetahui posisi kedudukan analisator
terhadap polarisator dan untuk mengetahui panjang suatumineral yang diamati.
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mikroskop berada
dalam keadaan sentring atau fokus sebagai awal dalam
pengamatan mineral atau mineral dalam batuan.
II. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
sebagai berikut :
a) Mikroskop polarisasi
b) Preparat/ peraga ( mineral Biotit, Tourmalin)
c) Tissue Lens
d) Lap kasar dan halus
e) Kalkulator
f) Pensil warna
g) Alat tulis menulis
III. Teori Ringkas
Sifat-sifat optik suatu mineral dalam batuan dapat
teramati secara sempurna bila obyek pengamatan dalam lensa
okuler sudah terfokuskan.
Tahapan yang perlu dilakukan untuk menentukan apakah
mikroskop dalam keadaan sentring atau tidak yaitu sebagai
berikut :
1. Pemusatan peraga terhadap medan pandang
Apabila peraga sudah jelas telihat pada okuler kemudian
meja obyek diputar. Dipilih salah satu titik seperti
suatu mineral atau ujung mineral tertentu yang mengitari
-
7/23/2019 Analisator Dan Polarisator
3/8
pusat medan pandang. Jika dalam keadaan ini sudah dapat
memutari dengan jarak yang sama/ tetap terhadap titik
potong benang silang, maka dikatakan mikroskop dalam
keadaan sentring.
2. Membuat kedudukan analisator dan polarisator tegak lurus
Bila kedudukan polarisator sudah betul , maka arah
getaran polarisator harus diatur sedemikian rupa agar
terletak persis tegak lurus terhadap arah getar
polarisator. Pada bagian ini dibuat kedudukan tanpa
peraga pada ortoskop nikol silang. Jika dalam lensa
okuler sama sekali tidak ada cahaya, maka dikatakan
bahwa kedua lembaran tersebut bidang getarnya sudah
tegak lurus.
3. Membuat arah getar polarisator sajajar dengan salah satu
benang silang
Pertama-tama lensa okuler diputar sampai posisinya tepat
betul, yaitu kedudukan dimana kedua benang silang
terletak utara selatan dan timur barat. Kemudian
ambil sayatan mineral biotit yang disayat sejajar dengansumbu c, sehingga akan tampak belahan pada satu arah.
Posisi analisator tidak digunakan kemudian meja obyek
diputar sampai pada 1800.
Cara membedakan antara mineral Biotit, Tourmalin, dan
Natrolit dalam mikroskop yaitu sebagai berikut :
a. Biotit
Kedudukan sejajar dengan analisator, maka akan
memperlihatkan absorpsi atau daya serap maksimum. Pada
keadaan ini akan tampak warna kristal relatif coklat
tua. Pada saat sejajar dengan polarisator, maka akan
memperlihatkan daya absorpsi minimum dimana akan tampak
warna coklat yang relatif muda.
b. Tourmalin
Pada saat mineral ini sejajar dengan nikol atas atau
analisator maka akan memperlihatkan daya serap atau
absorpsi minimum dengan warna yang lebih muda. Pada saat
sejajar dengan polisator maka akan memperlihatkan daya
serap maksimum dengan warna yang relatif lebih tua.
c. Natrolit
-
7/23/2019 Analisator Dan Polarisator
4/8
Pada saat mineral ini sejajar dengan analisator atau
polarisator, maka akan memperlihatkan daya serap
maksimum sehingga warna nampak akan lebih gelap. Pada
saat meja obyek diputar sampai membentuk sudut 450 atau
dalam keadaan posisi diagonal terhadap benang silang,
maka akan memperlihatkan daya serap minimum dan akan
nampak warna relatif lebih terang.
Jika posisi analisator dan polarisator tidak saling
tegak lurus, dapat diketahui dengan indikasi-indikasi sebagai
berikut :
1) Pada saat dilakukan nikol silang tidak akan dijumpai
panggelapan/ pemadaman maksimum, hal ini disebabkan
sebagian sinar mengalami penggelapan.
2) Kedudukan pleoroik mineral Biotit, ourmalin, Natrolit
tidak berada pada keadaan yang sebenarnya.
IV. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum ini adlah sebagaiberikut :
1. Pemusatan peraga terhadap medan pandang
2. Apabila peraga sudah jelas terlihat pada okuler kemudian
meja obyek diputar. Dipilih salah satu titik seperti
suatu mineral atau ujung mineral tertentu yang
mengitari pusat medan pandang. Jika dalam keadaan ini
sudah dapat memutari dengan jarak yang sama/tetap
terhadap titik potong benang silang maka dikatakan dalam
keadaan sentring.
3. Membuat kedudukan analisator dan polarisator saling
tegak lurus.
4. Bila kedudukan polarisator sudah betul, maka arah
getaran analisator harus diatur sedemikian rupa agar
terletak persis tegak lurus terhadap arah getar pada
polarisator. Pada bagan ini dibuat kdudukan tanpa peraga
pada ortoskop nikol silang. Jika dalam lensa okuler
gelap sama sekali tanpa ada sedikitpun cahaya, maka
dikatakan bahwa kedua lembaran tersebut bidang getarnya
sudah tegak lurus.
5. Membuat arah getar polarisator sejajar dengan salah satu
-
7/23/2019 Analisator Dan Polarisator
5/8
benang silang.
6. Pertama-tama lensa okuler diputar sampai posisinya tepat
betul, yaitu kedudukan dimana kedua benang silang
terletak UtaraSelatan dan TimurBarat. Kemudian ambil
sayatan mmineral Biotit yang disayat sejajar dengan
sumbu c, sehingga akan tampak belahan pada satu arah.
Posisi analisator tidak digunakan kemudian meja obyek
diputar sampai pada 1800.
V. Pembahasan
Pada praktikum analisator dan polarisator dengan
pembesaran lensa okuler 10X dan objektif 5X serta bilangan
skala 0,02mm diperoleh :
1. Pada mineral Biotit dengan kedudukan mineral
(x;y)=(54,8;14,7) dan posisi mineral sejajar analisator
serta ukuran mineral 15,6mm, diperoleh daya absorsi
gelap maksimum dengan warna coklat tua dan sebaiknya
bila posisi mineral sejajar polarisator dengan kedudukanmineral (x;y)=(53,6;18,2) serta ukuran 20,2mm diperoleh
daya absorsi gelap minimum dengan warna coklat muda.
2. Pada mineral Tourmalin dengan kedudukan mineral
(x;y)=(57;12) dan posisi mineral sejajar analisator
serta ukuran mineral 2,3mm, diperoleh daya absorsi gelap
minimum dengan warna coklat muda dan apabila sejajar
polarisator dengan kedudukan mineral (x;y)=(57;12) serta
ukuran mineral 4,2 mm diperoleh daya absorsi gelap
maksimum warna hitam.
Referensi : penuntun Praktikum Mineral Optik.
Asisten Praktikan
(Dedi Maryadi) (Abdi Hidayat)
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK
Acara :Analisator dan Polarisator Nama :Abdi Hidayat M.
-
7/23/2019 Analisator Dan Polarisator
6/8
Hari/Tgl :Rabu/8 03 - 2006 Stb :D 611 04 022
No. Urut : 01
No. Mikroskop : M7
No. Sampel : 42 Biotite
Bilangan Skala : P. Okuler : 10X
P. Objektif : 5X
Ptotal : 50X = mm02,050
1=
Posisi Mineral : Sejajar Analisator
Kedudukan Mineral : (x;y)=(54,8;14,7)
Ukuran Mineral : 0,02 X 780 = 15,6 mm
Daya Absorsi : Gelap Maksimum
Warna : Coklat Tua
Belahan : Sempurna Satu Arah
Nama Mineral : BIOTIT
A
P100500 70 9040 8030 602010
a = BIOTIT
a
b
c
KETERANGAN :
b = BELAHAN
c = WARNA LAMPU
Posisi Mineral : Sejajar Polarisator
Kedudukan Mineral : (x;y)=(53,6;18,2)
Ukuran Mineral : 0,02 X 1010 = 20,2 mm
Daya Absorsi : Gelap Minimum
Warna : Coklat Muda
Belahan : Sempurna Satu ArahNama Mineral : BIOTIT
A
P
100500 70 9040 8030 602010
a = BIOTIT
a
b
c
KETERANGAN :
b = BELAHAN
c = WARNA LAMPU
Asisten Praktikan
( Dedi maryadi ) ( Abdi Hidayat )
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK
Acara :Analisator dan Polarisator Nama :Abdi Hidayat M.
Hari/Tgl :Rabu/8 03 - 2006 Stb :D 611 04 022
-
7/23/2019 Analisator Dan Polarisator
7/8
No. Urut : 02
No. Mikroskop : MO.03No. Sampel : Turmalin 22
Bilangan Skala : P. Okuler : 10X
P. Objektif : 5X
Ptotal : 50X = mm02,050
1=
Posisi Mineral : Sejajar Analisator
Kedudukan Mineral : (x;y)=(57;12)
Ukuran Mineral : 0,02 X 115 = 2,3 mm
Daya Absorsi : Gelap Minimum
Warna : Coklat Muda
Belahan : -
Nama Mineral : TURMALIN
A
P100500 70 9040 8030 602010
a = TURMALIN
a
b
c
KETERANGAN :
b = BELAHAN
c = WARNA LAMPU
Posisi Mineral : Sejajar Polarisator
Kedudukan Mineral : (x;y)=(57;12)
Ukuran Mineral : 0,02 X 210 = 4,2 mm
Daya Absorsi : Gelap Maksimum
Warna : Hitam
Belahan : -
Nama Mineral : TURMALIN
A
P
100500 70 9040 8030 602010
a = TURMALIN
a
b
c
KETERANGAN :
b = BELAHAN
c = WARNA LAMPU
Asisten Praktikan
( Dedi maryadi ) ( Abdi Hidayat )
VI. Penutup
VI.1 Kesimpulan
-
7/23/2019 Analisator Dan Polarisator
8/8
Kesimpulan yang diperoleh dari pengamatan yang dilakukan
adalah mineral Biotit bila kedudukannya sejajar analisator
akan diperoleh daya absorsi gelap maksimum karena tidak dapat
ditembus oleh cahaya, dengan warna coklat tua dan sebaiknya
bila posisi mineral sejajar poalarisator diperoleh daya
absorsi gelap minimum karena dapat ditembus oleh cahaya dengan
warna coklat muda, sedangkan pada mineral Tourmalin bila
kedudukan mineral sejajar analisator diperoleh daya absorsi
gelap minimum karena dapat ditembus cahaya dengan warna coklat
muda dan apabila kedudukannya sejajar polarisator diperoleh
daya absorsi gelap maksimum karena tidak dapat ditembus oleh
cahaya dengan warna mineral hitam.
Dari pembahasan diatas kita dapat mengetahui bahwa mineral
biotit dan turmalin mempunyai sifat yang berbeda
VI.2 Saran
Sebaiknya SAP dibeikan terlebih dahulu agar praktikan
dapat belajar SAP, sehingga bila diterangkan tidak hanya
mendengarkan tetapi lebih aktif