analisa upah

Upload: avan-setyo-pratama

Post on 09-Jan-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

analisa upah

TRANSCRIPT

  • 41

    ANALISA BIAYA PROYEK KONSTRUKSI DITINJAU DARI UPAH DAN HARGA BAHAN

    Isnarno

    Abstrak

    Estimasi biaya merupakan unsur penting dalam pengehlaan biaya proyek secara keseluruhan, Estimasi biaya adalah proses perhitungan volume pekerjaan dan harga satuan dari beberapa jenis pekerjaan, Harga satuan pekerjaan terdiri dari analisa tenaga kerja dan analisa bahan yang akan terjadi pada suatu kontruksi. Sesuai tidaknya suatu estimasi biaya dengan biaya sebenarnya, sangat tergantung dari kepandaian dan keputusan yang diambil oleh si penaksir atau si estimator berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya.

    Kajian ini bertujuan menganalisa harga satuan pekerjaan, sehingga diperoleh ketepatan pada saat menghitung biaya Untuk memperoleh ketepatan pada saat menghitung biaya proyek diperlukan beberapa ketentuan: estimator Hants mempunyai kualifikasi yang baik; dalam menentukan upah tenaga berdasarkan pada indek biaya hidup dan tingkat kehidupan; serta memperhitungkan hal-halyang mempengaruhi harga satuan upah; koejisien tenaga kerja dan koefisien bahan pada suatu jenis pekerjaan dihitung sesuai dengan spesifikasi pekerjaan.

    Kata kunci: estimasi, upah, tenaga,bahan

    1. PENDAHULUAN

    Estimasi biaya merupakan unsur penting dalam pengelolaan biaya proyek secara keseluruhan. Bagi pemilik, jumlah perkiraan biaya akan menjadi salah satu patokan untuk menentukan kelayakan investasi. Bagi kontraktor, keuntungan fmansial yang akan diperoleh tergantung kepada seberapa jauh kecakapan membuat perkiraan biaya proyek. Bila penawaran harga yang diajukan di dalam proses lelang terlalu tinggi, kemungkinan besar kontraktor yang bersangkutan akan mengalami kekalahan. Sebaliknya bila memenangkan lelang dengan harga terlalu rendah akan menimbulkan berbagai masalah pada waktu pelaksanaan. Estimasi biaya proyek bila dilakukan dengan teliti, dapat dijadikan dasar bagi pengendalian manajemen. Secara ideal, perkiraan itu haruslah didasarkan atas spesifikasi proyek yang dirumuskan dengan baik.

    Tingkat ketelitian dalam perkiraan itu akan menentukan unsur risiko yang akan diambil pada waktu mengambil keputusan tentang harga, disamping itu juga akan menentukan efektifitas anggaran biaya. Estimasi biaya adalah proses perhitungan volume pekerjaan dan harga satuan dari beberapa jenis pekerjaan. Harga satuan pekerjaan terdiri dari analisa tenaga kerja dan

    analisa bahan yang akan terjadi pada suatu konstruksi. Sesuai tidaknya suatu estimasi biaya dengan biaya sebenamya, sangat tergantung dari kepandaian dan keputusan yang diambil oleh si penaksir atau si estimator berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya.

    Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, timbul permasalahan bagaimana estimator menganalisa harga satuan pekerjaan, sehingga diperoleh ketepatan pada saat menghitung biaya ?

    2. KUALIFIKASI ESTIMATOR

    a. Mempunyai pengetahuan / pengalaman yang cukup mengenai detail dari cara pelaksanaan pekerjaan.

    b. Pengalaman dalam bidang konstruksi. c. Mempunyai sumber-sumber informasi

    untuk mengetahui harga bahan dan dimana dapat diperoleh, jam kerja buruh yang diperlukan, jenis peralatan yang diperlukan, overhead dan segala macam biaya tambahan.

    d. Pengambilan kesimpulan yang tepat mengenai harga untuk berbagai daerah/lokasi yang berlainan, dan jenis pekerjaan serta buruh/tenaga yang berlainan pula.

    e. Memilih metode pelaksanaan yang tepat.

  • 42

    f. Mampu menghitung secara teliti, berhati-hati dan dapat menaksir / mcngestimatesi biaya mendekati biaya sebenarnya.

    g. Mampu menghimpun, memisah-misahkan dan memilih data yang berbubungan dengan pekerjaan.

    h. Mampu membayangkan segala langkah untuk setiap jenis pekerjaan. Suatu pe-tunjuk yang baik akan banya mem-bantu seseorang menjadi estimator yang baik, petunjuk-petunjuk tersebut antara lain:

    - Petunjuk memakai metode mana yang terbaik untuk digunakan.

    - Petunjuk bagaimana harus menghitung yang benar-benar diperlukan.

    - Petunjuk lain yang harus dimasukkan/diperhatikan ke dalam taksiran/estimasi harga / biaya, dan peringatan-peringatan akan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.

    Seorang estimator harus menyimpan data-data dari biaya proyek yang sudah selesai dikerjakan sebanyak-banyaknya. Data itu harus lengkap berisi harga-harga bahan, keadaan buruh/tenaga setempat, tempat bekerja, upah-upah, cuaca, keterlambatan dan sebab-sebabnya, biaya-biaya ekstra yang harus di-keluarkan berhubungan dengan keadaan setempat. Semua data harus diarsipkan dengan rapi untuk dipakai sebagai petunjuk dalam membuat estimasi biaya.

    3. DASAR PEMBUATAN ESTIMASI BIAYA

    Estimasi biaya dibuat dan disusun dengan secermat-cermatnya berdasarkan:

    a. Harga yang ditetapkan dan di-terbitkan secara berkala oleh instansi resmi, dan atau yang berlaku di lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan, dan atau yang berlaku di lokasi pekerjaan yang berdekatan dengan lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan.

    b. Kondisi Fisik Lingkungan/Lapangan antara lain: kemungkinan penggunaan alat-alat besar/berat; fasilitas mobilisasi; keharusan menggunakan cara manual karena kendala

    lingkungan; tersedianya tenaga kerja; tersedianya bahan/material dasar.

    c. Dokumen Pekerjaan (umumnya berupa dokumen tender). Spesifikasi umum, spesifikasi teknik, volume pekerjaan, gambar rencana, lampiran-lampiran, dan rincian sesuai yang termaktub dalam lelang berserta Addendumnya (bila ada) yang diterbitkan kemudian.

    d. Bila estimasi biaya overhead dan keuntungan dipisahkan dalam pembuatan estimasi biaya, maka perhitungan analisa harga satuan tidak memperhitungkan kontingensi.

    e. Hal-hal lain yang dianggap perlu.

    4. URUTAN PROSES PEMBUATAN ESTIMASI BUYA

    Menurut Ervianto,W.(2002), tahap-tahap yang harus dilakukan untuk menyusun anggaran biaya adalah:

    a. Pengumpulan data tentang jenis, harga serta kemampuan pasar menyediakan bahan/material konstruksi secara kontinu.

    b. Pengumpulan data tentang upah pekerja yang berlaku di daerah lokasi proyek dan atau upah pada umumnya jika pekerja didatangkan dan luar daerah lokasi proyek.

    c. Perhitungan analisis bahan dan upah dengan menggunakan analisis yang diyakini baik oleh si pembuat anggaran.

    d. Perhitungan harga satuan pekerjaan dengan memanfaatkan hasil analisa bahan dan upah.

    e. Perincian harga jenis pekerjaan dengan mengalikan harga satuan pekerjaan dengan kuantitas pekerjaan

    f. Rekapitulasi biaya pekerjaan (Summary),

    5. ANALISA TENAGA KERJA 5.l. Penetapan Jenis Pekerja

    Umumnya pada pelaksanaan setiap jenis pekerjaan diatur/dipimpin oleh 1 (satu) atau lebih mandor atau pelaksana, dan dibantu oleh beberapa orang pekerja biasa/buruh. Adanya tukang/pekerja terlatih dan lain-lain,

  • 43

    tergantung pada jenis pekerjaan dan cara/metode pelaksanaannya, antaea lain: a. Pelaksanaan dengan manual Jenis

    pekerjaan yang dilaksanakan secara manual adalah pekerjaan yang seluruhnya atau sebagian besar mengandalkan pada tenaga orang. Jenis pekerja dalam Analisa BOW ( Burgelijke Openbare Werken) masih dapat digunakan, selama jenis pekerjaan tersebut masih sesuai dengan apa yang dipersyaratkan dalam spesifikasi dan cara pelaksanaannya dengan manual. Namun masih diperlukan penyesuaian dalam istilah dan perhitungan koefisiennya.

    Umumnya terdiri dari: - Mandor (Foreman) - Pekerja Terlatih (Skilled Labour)

    Pekerja Biasa (General Labour) Jenis pekerja seperti tukang batu, tukang kayu, tukang besi, tukang cat dan tukang ahli lainnya dikelompokkan sebagai pekerja terlatih.

    b. Pelaksanaan dengan semi mekanis Jenis pekerjaan yang dilaksanakan secara semi mekanis adalah pekerjaan yang sebagian besar mengandalkan pada tenaga orang dan alat mekanis yang digunakan hanya mengganti kerja dari pekerja untuk satu atau beberapa kegiatan pada jenis pekerjaan tersebut. Misalnya: Pekerjaan beton. Terdiri dari beberapa kegiatan, antara ain: - Memasukkan material ke dalam

    Concrete Mixer ->Manual. - Pencampuran beton di dalam

    Concrete Mixer -> Mekanis. - Pengangkutan campuran beton ke

    lokasi pengecoran -> Manual. - Pemadatan dengan vibrator dan

    finishing dll. -> Manual & Mekanis.

    Maka jenis pekerja, umumnya sama dengan pelaksanaan cara manual,

    c. Pelaksanaan dengan mekanis Jenis pekerjaan yang dilaksanakan

    secara mekanis adalah pekerjaan yang seluruhnya atau sebagian besar mengandalkan pada peralatan mekanis, sedangkan tenaga orang hanya untuk pengoperasian peralatan, pengaturan pelaksanaan dan sebagai tenaga penunjang.

    Tenaga orang yang terlibat dalam pengoperasian dan perbaikan peralatan seperti Operator, Sopir, Mekanik, Pembantu Operator, Pembantu Sopir, Pembantu Mekanik, Petugas Bengkel/Gudang dan lain-lain, sudah termasuk dalam biaya operasi peralatan. Maka yang digunakan sebagai Jenis Pekerja, umumnya adalah sebagai berikut:

    - Mandor (Foremen) - Pekerja Bi&sa(General Labour) - Pekerja Terlatih (Skilled Labour)

    dapat digunakan, bila benar-benar diperlukan dalam pekerjaan tersebut.

    5.2. Satuan Nilai Upah = A

    Upah kerja hanya dihitung dengan satu standar ukuran, yaitu hari orang standar atau standard man-day (h.o atau m.d). Umumnya dikenal dengan satuan hari-orang (h.o).

    Untuk tenaga-tenaga yang bekerja dengan mempergunakaii/menghadapi mesin-mesin yang bekerja, umumnya tidak menggunakan satuan hari orang melainkan satuan jam orang (j.o) atau man-hour (m.h). Upah 1 hari kerja ( 8 jam kerja termasuk istirahat 1 jam ) ini hakekatnya tergantung upah pasaran tenaga kerja setempat.

    Ada 2 macam pengaruh utama yang bersifat umum yang mempengaruhi harga pasaran tenaga kerja ialah: a. Indek biaya hidup

    Indek biaya hidup sehari-hari sangat dipengaruhi oleh indek harga bahan pokok. Satu hari kerja untuk pekerja dihitung senilai harga 4 a 6 kg atau sekitar 5 kg beras (kualitas sedang), sedangkaa satu jam kerja (yang dimaksud adalah jam efektif) dihitung minimum senilai harga 1 % kg beras.

    b. Tingkat kehidupan Tingkat kehidupan atau kemakmuran ini biasanya diukur berdasarkan pendapatan rata-rata perkapita tiap tahun ialah pendapatan kotor nasional atau Gross National Product ( G.N.P) tiap tahun dibagi jumlah penduduk. Saat ini pemerintah telah menentukan upah minimal kabupaten/kota sebagai dasar standar upah tenaga kerja setempat yang nilainya tiap daerah berlainan.

  • 44

    5.3. Macam-macam Tenaga Kerja = B

    Untuk upah dasar diperguuakan upah pekerja trampil sebagai indeks. Bila upah kerja trampil sama dengan 1,00 (1 oh atau 1 jam), maka upah tenaga-tenaga lainnya adalah

    seperti digambarkan dalam Tabel 1.

    Hal-hal yang mempengaruhi Harga Satuan Upah: 1. Pengaruh Lamanya Bekerja = C

    Makin lama jangka waktu pelaksanaan makin kecil risiko menganggur, sehingga tuntutan terhadap biaya risiko semakin kecil. Adapun standart upah untuk pekerja trampil sama dengan sekitar 5 kg beras = 100% dihitung untuk pekeija yang jangka waktu pelaksanaan sekitar 1/2 tahun. Jadi standar upah berlaku untuk pekeija bulanan. Pengaruh jangka waktu kerja terhadap upah, dapat diperhitungkan seperti Tabel 2.

    2. Pengaruh Lokasi Pekerjaan = D Lokasi pekeijaan sangat berpengaruh terhadap upah. Pekerja-pekerja yang bekerja di kota seluruh biaya hidup setiap ban termasuk rumah dan pakaian hainpir

    100% tergantung dari upah kerja tiap harinya. Sedangkan pekerja-pekerja di pinggiran kota umumnya mempunyai tempat tinggal sendiri dan di samping itu standar hidup lebih rendah daripada di dalam kota sehingga mereka cukup

    dengan upah yang lebih rendah. Untuk pekerja-pekerja yang hidup jauh di luar kota atau di pelosok-pelosok umumnya mereka mempunyai tempat tinggal dan sebidang sawah / ladang tau setidak- tidaknya dapat menggerjakan sawah / lading kepunyaan orang lain. Pada saat pekerjaan di sawah / ladang sedang luang / berkurang mereka memanfaatkan waktu luang tersebut untuk mencari tambahan penghasilan dengan bekeija sebagai buruh / pekerja di tempat pembangunan atau lainnya. Pada musim kemarau upah tenaga kerja mencapai yang termurah sebaliknya di waktu musim menggarap sawah / ladang mereka kembali turun bekeija di sawah / ladang sebagai pekerjaan pokoknya. Pada saat ini sulit untuk

    mencari tenaga kerja sehingga nilai upah menjadi naik. Jenis pekerja semacam ini di sebut pekerja musiman. Pengaruh lokasi terhadap upah, dapat diperhitungkan seperti Tabel 3.

  • 45

    3. Pengaruh adanya persaingan tenaga kerja = E Bila di suatu tempat ada pembangunan relatif besar sehingga

    tenaga kerja di daerah tersebut tidak mencukupi maka akan terjadi persaingan tenaga kerja. Persaingan tenaga kerja ini menjadi besar bila tempat tersebut letaknya angat terpencil sehingga sukar untuk mendatangkan tenaga. Akibatnya adanya persaingan tenaga ini upah kerja akan naik dan

    kenaikan ini sukar di taksir, tetapi umumnya tidak lebih dari 200 %. Pengaruh adanya persaingan tenaga kerja terhadap upah, dapat diperhitungkan seperti Tabel 4.

    4. Pengaruh Kepadatan Penduduk = F Tingkat kepadatan penduduk di suatu daerah akan menciptakan persaingan tenaga kerja yang sifat nya lebih tetap / stabil dibandingkan dengan persaingan tenaga yang disebabkan karena timbulnya banyak pembangunan-pembangunan. Pengaruh adanya kepadatan penduduk terhadap upaya dapat diperhitungkan seperti Tabel 5.

    5. Pengaruh Tenaga Pinjaman dan Tenaga dari Luar (Pendatang) = G a. Tenaga Pinjaman

    Dalam suatu pronyek pembangunan kadang-kadang sangat di butuhkan tenaga terlatih yang mempunyai keahlian khusus, misalnya : tukang las konstruksi besi, tukang listrik dan sebagainya, yang dipekerjakan untuk jamgka waktu tertentu. Tenaga khusus ini sukar di can karena umumnya sudah menggerjakan suatu ikatan kerja pada suatu pekerjaan. Bila suatu pronyek membutuhkan tenaga ini* maka dapat meminjam nya dari

    perusahaan yang bersangkutan dcngan membcrikan suatu ganti rugi kepada penisahaan tersebut, karena dengan dipinjamnya tenaga ini berarti produksi perusahaan yang bersangkutan berkurang dan ini berarti mengurangi keuntungan. Jika pihak yang meminjam kecuali membayar untuk si tenaga kerja, masih perlu membayar ganti rugi kepada perusahaan yang mempunyai ( me-ngadakan ikatan kerja ) tenaga tersebut. Index perhitungan upah tenaga kerja seperti di atas ( upah + ganti rugi kira-kira 1,50 @ 2,00.

    b. Pekerja Pendatang/Mendatangkan dari

    Daerah Lain Bila suatu tempat timbul pembangunan , sedangkan tenaga kerja di daerah itu tidak mencukupi maka ada gejala-gejala upah akan naik. Bila terjadi demikian maka

  • 46

    akan menarik tenaga dari dacrah lain yang upahnya relatif Icbih rendah. Beberapa jenis tenaga import akan datang / didatangkan dari dacrah lain adalah sebagai berikut : Tenaga kerja yang datang sendiri

    Tenaga kerja yang datang atas kemauan sendiri atau didatangkan atas inisiatif pemborong sendiri. Upah tenaga kerja semacam ini maksimum saraa dengan standar upah tenaga kerja setempat dimana pembangunan diadakan.

    Tenaga kerja yang didatangkan Tenaga kerja yang sengaja didatangkan oleh pronyek/pemborong dengan persetujuan proyek karena tenaga kerja yang tersedia tidak mencukupi. Upah tenaga kerja semacam ini sama dengan standar upah tempat lokasi proyek ditambah ongkos angkut pulang pergi dan biaya penampungan sementara / penginapan. Pengaruh adanya tenaga pinjaman dan dari luar terhadap upah, dapat diperhitungkan seperti Tabel 6.

    6. Pengaruh Lain-Lain Pengaruh-pengaruh lain seperti hal-hal dibawah ini : Pengaruh bekerja dibawah tanah, pengaruh ketinggian, pengaruh lembur malam, dan lain- lain. Perlu diperhitungkan tersendiri sesuai dengan perjanjian kerja dan peraturan yang bcrlaku di daerah yang bersangkutan.

    Upah seorang tenaga kerja dalam 1 hari kerja = A x B x C x D x E x F x G

    6. PERHITUNGAN KOEFISIEN TENAGA KERJA

    Koefisien tenaga kerja pada suatu jenis pekerjaan, dihitung dari hasil produksi per ban

    kerja efektif atau per-jam kerja cfektif dibagi dengan jumlah tenaga kerja per-jenis pekerja baik untuk pekerjaan yang dJdfa&oafaff d&2ganm&nja) waupw tetoris, Komposisi dan jumlah tenaga kerja pada suatu jenis pekerjaan, juga tergantung pada hal-hal sebagai berikut:

    - Cara pelaksanaan (manual atau mekanis).

    - Lokasi pekerjaan. - Jenis pekerjaan. Perbandingan antara koefisien mandor dan

    pekerja = 1 : 20, sedangkan perbandingan antara koefisien kepala tukang dan tukang = 1: 10, angka ini menunjukan bahwa J orang mandor mengawasi 20 orang pekerja dan 1 orang kepala tukang memimpin 10 orang tukang (Analisa Cipta karya DPU).

    8. ANALISA BAHAN

    8.1. Penetapan Jenis Bahan Jenis bahan yang digunakan dalam suatu

    jenis pekerjaan, didasarkan pada ketentuan dalam Spesifikasi teknik. Namun demikian

    jenis bahan, juga didasarkan pada status bahan sebagai berikut:

    1. Bahan dasar/alam (seperti batu kali, pasir, tanah, dan lain-lain).

    2. Bahan olahan /produk hasil kegiatan dari suatu jenis pekerjaan (seperti Agregat Base, Beton Ready MX, dan lain-lain).

    3. Bahan produksi pabrik yang standar (seperti semen, aspal, dan lain-lain).

    8.2. Penetapan dan Perhitungan Harga Satuan Bahan

    Harga satuan bahan dapat langsung ditetapkan bila status bahan tersebut adalah termasuk bahan dasar olahan yang dibeli dari luar atau bahan produksi yang standar.

    Namun perlu diperhitungkan cara mendapatkannya, seperti: biaya pengangkutan

  • 47

    dan biaya bongkar muat Bila status bahan tersebut adalah bahan olahan yang harus diproduksi sendiri, maka harga satuan bahan perlu dihitung dulu sebelum ditetapkan sebagai dasar perhitungan analisa harga satuan pekerjaan. Misalnyabahan agregat base, agregat kasar dan agregat halus, yang diproduksi sendiri. Karena bahan-bahan tersebut adalah hasil produk dari stone crusher dan bila perlu masih dicampur dcngan bahan lain yang merupakan bahan dasar seperti pasir atau tanah. Maka perhiXungan harga satuan tersebut adalah seperti menghitung jenis pekerjaan yang meliputi adanya unsur tenaga kerja, bahan dan biaya operasi peralatan.

    8.3. Perhitungan Koefisien Bahan Koefisien bahan dihitung berdasarkan :

    a. Ketentuan dalam Spesifikasi Teknik. b. Kondisi bahan tersebut (Kondisi lepas

    atau padat). c. Komposisi masing masing bahan

    dalam suatu campuran, yang masing-masing bahan tersebut mempunyai nilai/besaran volume maupun berat isi yang berbeda.

    d. Faktor kehilangan bahan, dari proses sebagai bahan dasar sampai menjadi produk suatu jenis pekerjaan.

    Misal menentukan koefisien bahan untuk 1m3 pasangan batu belah dengan perekat campuran 1 semen : 4 Pasir Dibutuhkan bahan pokok batu kali 1,2 m3 dengan perekat 0,45 m3 (Tabel 8) 1 m3 semen didapat =1 x 0,760 (tabel 7) = 0,76 m3 semen basah. 4 m3 pasir didapat = 4 x 0,675 (tabel 7) = 2.70 m3 pasir basah Jumlah = 3,46 m3 spesi basah Kebutuhan spesi hanya 0,45 m3, sehingga koefisien bahan didapat 045 xlm*semen = 0,130m3 ? 3,466 130 x 1,25 = 3,26 sak semen

    50 045 x4m3pasir = 0,52/w3 pasir 3,466

    9. KESIMPULAN Untuk menganalisa harga satuan

    pekerjaan agar diperoleh ketepatan pada saat

    menghitung biaya proyek, diperlukan beberapa ketentuan: 1. Estimator harus mempunyai kualifikasi

    yang baik 2. Dalam menentukan upah tenaga, harus

    berdasar pada indek biaya hidup dan tingkat kehidupan serta memperhitungkan hal-hal yang mempengaruhi harga satuan upah yaitu pengaruh lamanya bekerja, pengaruh lokasi pekerjaan, pengaruh adanya persaingan tenaga kerja, pengaruh kepadatan penduduk, pengaruh tenaga pinjaman dan tenaga dan luar (pendatang), dan pengaruh lain-lain.

    3. Koefisien tenaga kerja pada suatu jenis pekerjaan, dihitung dari basil produksi per hah kerja efektif dengan perbandingan tenaga kerja sesuai jenis pekerjaan.

    4. Koefisien bahan pada suatu jenis pekerjaan dihitung sesuai dengan spesifikasi pekerj aan dengan mempertimbangkan sifat bahan, komposisi campuran, dan kehilangan volume bahan.

    10. DAFTAR PUSTAKA

    ----------------------- 1973 Standarisasi Analisa Biaya Pembangunan jalan & Jembatan, Direktorat Jenderal Bina Marga Departeman Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Jakarta,

    -----------------------, Analisa Harga Satuan Pekerjaan Jalan dan Jembatan, Departemen Pekerjaan Umum Pusbinlat Jasa Konstruksi, Jakarta.

    Ervianto Wulfram I, 2002, Manajemen Proyek Konstruksi, Andi Yogyakarta

    Mukomoko Jun Achmadi, 1987, Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan, Gaya Media Pratama, Jakarta.

    Biodata Penulis: Isnarno. Alumni SI Teknik Sipil

    Universitas Sebelas Maret Surakarta (1985). Pasca Sarjana (S2) Program Magister Teknik Universitas Atmajaya Yogjakarta (2004). Dosen program studi Teknik Sipil UTP Surakarta