analisa potensi penerapan target costing pada …

39
1 ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA PENETAPAN HARGA JUAL KAMAR DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI (STUDI KASUS HOTEL KINASIH RESORT & CONFERENCE BOGOR) Oleh: Erika Kusuma Pratiwi Sudaryanto NIM : 232012184 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-Persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

Upload: others

Post on 30-May-2022

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

1

ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA

PENETAPAN HARGA JUAL KAMAR DALAM MENINGKATKAN

EFISIENSI

(STUDI KASUS HOTEL KINASIH RESORT & CONFERENCE BOGOR)

Oleh:

Erika Kusuma Pratiwi Sudaryanto

NIM : 232012184

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-Persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 2: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

2

Page 3: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

3

Page 4: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

4

Page 5: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

5

Page 6: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

6

PENDAHULUAN

Pariwisata sudah merupakan suatu komoditas yang dibutuhkan oleh

hampir setiap individu. Semakin meningkatnya kunjungan wisata di Indonesia

diimbangi juga dengan peningkatan sarana-sarana penunjang yang penting yang

merupakan bagian yang penting dari bidang pariwisata tersebut yaitu industri jasa

perhotelan. Perkembangan industri perhotelan saat ini tumbuh sangat pesat,

sehingga menimbulkan persaingan yang sangat ketat di antara industri perhotelan.

Mereka berlomba-lomba menawarkan berbagai fasilitas, kualitas pelayanan dan

penyajian sebaik mungkin untuk memberikan nilai tambah pada pelayanan yang

ditawarkannya. Upaya tersebut dilakukan agar bertahan di tengah persaingan yang

sangat ketat dan tetap menjadi pilihan utama bagi konsumen sehingga mempunyai

konsumen yang loyal. Hotel sebagai industri jasa yang memiliki ciri-ciri unik

yang berbeda dengan industri yang lain. Salah satu keunikan dari industri

perhotelan ini adalah terjadinya perputaran bisnis yang cepat dengan unit

penjualan yang relatif kecil (Wiyasha, 2007:2). Oleh karena itu penerapan

akuntansi pada bisnis ini harus disesuaikan dengan keunikan industri ini.

Produk hotel, seperti jasa kamar, makanan dan minuman merupakan

sumber pendapatan yang penting dan berarti bagi hotel. Produk jasa kamar

memberikan kontribusi pendapatan sebesar 60-65% dari total pendapatan hotel,

sedangkan makanan dan minuman memberikan kontribusi sebesar 25-30%

(Wiyasha, 2007:235). Namun pada praktiknya tidak semua hotel memiliki

proporsi yang sama dalam pendapatannya, adapun hotel yang proporsi

pendapatannya sebesar 30% dari total pendapatan merupakan kontribusi dari

produk jasa kamar, 10% dari pendapatan lain-lain dan sebagian besarnya lagi

yaitu 60% dari makanan dan minuman. Keberhasilan ini hanya dapat dicapai

dengan penentuan harga jual yang kompetitif. Harga jual yang kompetitif

merupakan faktor strategis karena jika harga yang ditawarkan terlalu tinggi maka

hotel akan mengalami kesulitan dalam memasarkan produknya. Di sisi lain, bila

harga ditentukan terlalu rendah maka hotel akan mengalami kesulitan dalam

Page 7: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

7

menutup biaya operasionalnya. Penentuan harga jual produk merupakan tingkat

persaingan bisnis yang terjadi.

Untuk dapat bersaing dalam pasar saat ini, industri perhotelan harus

dapat menciptakan suatu produk baik barang maupun jasa yang harganya

lebih rendah atau harganya sama dengan harga yang ditawarkan para

pesaingnya. Untuk memperoleh produk seperti itu, industri perhotelan harus

berusaha mengurangi biaya yang harus dikeluarkan pada proses produksinya.

Salah satu metode yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan di Jepang

untuk lolos dari keterpurukan setelah kalah perang dan dibom atom setelah

perang dunia kedua adalah target costing. Konsep target costing sangat sesuai

sejalan dengan meningkatnya persaingan serta tingkat penawaran yang jauh

melampaui tingkat permintaan, maka kekuatan pasar memberi pengaruh yang

semakin besar terhadap tingkat harga. Target costing dalam hospitality

merupakan metode yang dapat diandalkan untuk mengelola dan mengurangi biaya

yang difokuskan pada ide dari mengintegrasikan variabel strategis dalam konsep

produk. Penelitian ini berfokus pada pengurangan biaya melalui target costing.

Model ini merupakan bagian integral dari proses pengembangan produk dan

berkontribusi terhadap manajemen dan pengurangan biaya dalam tahap awal

siklus hidup yang sudah dalam tahap desain produk (Pajrok:2014). Dengan

demikian kontribusi dalama pengelolaan biaya tercapai.

Target costing adalah penentuan biaya yang diharapkan untuk suatu

produk berdasarkan harga yang kompetitif, sehingga produk tersebut akan dapat

memperoleh laba yang diharapkan (Malue:2013). Target costing

mempertimbangkan seluruh biaya produk atau jasa dalam siklus hidup produk dan

bertujuan untuk menurunkan biaya total sebuah produk atau jasa (Malue:2013).

Tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dengan menerapkan target costing

adalah untuk menurunkan total biaya dari total biaya sebelumnya sehingga

perusahaan pun bisa mendapatkan laba yang maksimal tanpa harus menaikan

harga jualnya. Untuk itulah diperlukan target costing untuk dapat mencapai tujuan

Page 8: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

8

perusahaan dalam rangka pengurangan biaya (cost reduction), yang pada akhirnya

akan membawa dampak terhadap tingkat harga yang kompetitif.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, penerapan target costing dalam

perusahaan akan meningkatkan efisiensi pada biaya yang dikeluarkan perusahaan.

Aprianty (2010) berpendapat bahwa terlihatnya perbedaan biaya yang signifikan

ketika perusahaan menggunakan sistem tradisional dengan menggunakan target

costing. Dengan menghilangkan aktivitas/biaya yang tidak menambah nilai, maka

perusahaan akan dapat memaksimalkan laba tanpa harus mengurangi pelayanan

jasa terhadap konsumen dan konsumen akan tetap terpuaskan dengan pelayanan

yang diberikan. Supriyadi (2013) berpendapat bahwa penerapan target costing

merupakan upaya alternatif yang baik untuk memaksimalkan laba yang

ditargetkan oleh perusahaan dengan cara menekan biaya-biaya produksi yang

terjadi selama proses desain produk. Malue (2013) berpendapat bahwa dengan

adanya target costing, perusahaan dapat melakukan pengendalian atas biaya yang

lebih baik jika dibandingkan dengan metode yang selama ini digunakan oleh

perusahaan. Untuk itu sebaiknya perusahaan harus lebih meningkatkan

pengawasan terhadap pengeluaran biaya-biaya produksi dan nonproduksi

sehingga pengeluaran biaya perusahaan lebih efisien.

Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk meneliti tentang potensi

penerapan target costing pada penentuan harga jual kamar dalam meningkatkan

efisiensi pada Hotel Kinasih Resort & Conference Bogor. Manfaat penelitian

untuk perusahaan adalah untuk memberi masukan kepada perusahaan untuk

mengenai potensi penerapan target costing dalam peningkatan efisiensi

perusahaan.

TINJAUAN PUSTAKA

Akuntansi Biaya

Mulyadi (2012:7) menyatakan bahwa akuntansi biaya adalah proses

pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya, pembuatan dan

Page 9: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

9

penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran

terhadapnya. Akuntansi biaya menghasilkan informasi untuk memenuhi berbagai

macam tujuan. Untuk tujuan penentuan kos produksi, pengendalian biaya, tujuan

pengambilan keputusan khusus.

Konsep Biaya

Mursyidi (2010:14), mengemukakan bahwa biaya adalah suatu

pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai

tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan

datang. Firdaus dan Wasilah (2012:22) menyatakan bahwa biaya adalah

pengeluaran-pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang atau

jasa yang berguna untuk masa yang akan datang, atau mempunyai manfaat

melebihi satu periode akuntansi.

Klasifikasi Biaya

Berdasarkan fungsinya biaya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

1. Biaya produksi adalah semua biaya dan sumber ekonomis yang

dikeluarkan selama proses produksi untuk menghasilkan suatu produk dari

bahan baku menjadi barang jadi. Mulyadi (2012:14) mengemukakan

bahwa biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah

bahan bakumenjadi produk jadi yang siap untuk dijual.

2. Biaya nonproduksi adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi produksi

yaitu perancangan, pengembangan, pemasaran, distribusi, layanan

pelanggan, dan administrasi umum.

Penentuan Harga (Costing)

Terdapat 7 metode penentuan harga (costing)

(www.jurnalakuntansikeuangan.com):

1. Job Costing

Job costing melibatkan serangkaian transaksi-transaksi yang

mengakumulasikan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan overhead

Page 10: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

10

untuk satu unit aktivitas yang disebut dengan Job Order (JO). Metode ini

biasanya diterapkan dalam lingkungan manufaktur yang memproduksi

barang pesanan dalam pengertian, design, fitur dan spesifikasi lainnya

ditentukan oleh pemesan. Untuk masing-masing kategori, cost

diakumulasikan melalui serangkaian transaksi-transaksi, sebelum di

bebankan ke Job Order tertentu.

Keunggulan job costing ini adalah bagus untuk menelusuri cost per

unit produk, bisa menghasilkan informasi yang lebih akurat, jika

dibandingkan dengan metode lain. Job costing disebut-sebut sebagai

metode penentuan cost yang paling efektif dan valid untuk

mengakumulasikan biaya kesepakatan kontraktual cost-plus. Sedangkan

kelemahannya yaitu timbulnya pemborosan yang terjadi dalam

memproduksi suatu pesanan dibebankan dalam job costnya.

2. Process Costing

Metode ini digunakan untuk barang-barang yang diproduksi

melalui cara pengolahan yang berkesinambungan atau melalui proses

produksi masal karena unit-unit bahan yang dikerjakan tidak dapat

dibedakan satu sama lain selama satu proses pabrikasi atau lebih. Metode

yang paling lumrah dipergunakan untuk menghitung cost per-unit dalam

proses costing adalah dengan cara mengakumulasikan semua biaya terkait

dengan proses produksi dalam suatu periode, selanjutnya weighted

average cost per-unit dihitung berdasarkan total-total cost terakumulasi

tersebut.

Keunggulan process costing yaitu data cost dikumpulkan menjadi

satu untuk keseluruhan periode produksi yang kemudian dialokasikan ke

volume produksi yang dijalankan dalam satu periode, menghasilan cost

per-unit rata-rata yang relatif akurat, tetapi tidak seakurat job costing.

Metode ini relatif cepat dan memerlukan tenaga yang relatif lebih kecil

jika dibandingkan metode lain. Sedangkan kelemahannya cost per-unit

yang dihasilkan adalah cost rata-rata yang tentu saja tidak terlalu akurat.

Page 11: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

11

Disamping itu, khususnya saat menentukan volume produksi yang

diproses, perusahaan sering menggunakan estimasi karena sebagian barang

mungkin belum benar-benar selesai diproduksi.

3. Direct Costing

Direct cost adalah cost yang terasosiasi langsung dengan

perubahan volume produksi. Pengertian direct cost ini, berhubungan erat

dengan bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung, tapi tidak

dengan mesin. Misal: bahan baku yang digunakan untuk membuat produk

dan upah tenaga kerja untuk proses pembuatan barang adalah direct cost,

tetapi biaya-biaya sehubungan dengan mesin yang digunakan untuk

berproduksi bukan direct cost karena mesinnya masih tetap di pabrik

terlepas dari perubahan volume produksi. Dengan kata lain, overhead

tidak diikutsertakan dalam perhitungan costing.

Direct costing mempunyai keunggulan yaitu, metode ini biasanya

disukai oleh managemen yang tidak mau repot membuat costing setiap ada

penambahan volume produksi atau produk baru. Disamping itu, direct

costing juga paling ideal saat dipakai untuk menentukan harga termurah

yang bisa ditawarkan dengan harapan dapat menjual lebih banyak.

Kelemahan direct costing yaitu, penentuan cost hanya untuk jangka

pendek dan cost yang dihasilkan tidak akurat karena ovehead tidak masuk

dalam perhitungan costing.

4. Throughput Costing (Accounting)

Metode yang satu ini berfokus pada maksimalisasi kapasitas (orang

dan produksi), yang merupakan variasi atau pengembangan dari direct

costing. Metode ini mengasumsikan bahwa selalu ada kemacetan

operasional bottleneck operation dalam proses produksi yang menghambat

kecepatan penyelesaian barang. Masalah kemacetan inilah yang kemudian

menjadi dasar pertimbangan untuk menentukan barang mana yang

sebaiknya diproduksi terlebih dahulu dan mana yang belakangan karena

masing-masing akan menghasilkan tingkat profitabilitas yang berbeda.

Page 12: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

12

Pada dasarnya, metode ini hanya mengikutsertakan bahan baku sebagai

komponen utama dalam pertimbangan pengambilan keputusan

sehubungan dengan cost, sementara biaya tenaga kerja tidak.

Keunggulan throughput costing bisa meningkatkan profitabilitas

dalam jangka pendek secara maksimal, jika perusahaan benar-benar

mengelola bottleneck kapasitas baik fasilitas maupun sumberdaya manusia

dengan baik dan disiplin sesuai dengan apa yang ditunjukan oleh cost

analysis yang dihasilkan oleh metode tersebut sehingga contribution

margin yang paling maksimal bisa dicapai. Sedangkan kelemahannya

yaitu, adanya peringkat prioritas (fokus pada produk yang kemungkinan

menghasilkan tingkat profitabilitas paling tinggi), dalam jangka panjang

akan menimbulkan hubungan yang tidak baik dengan pihak pelanggan,

yang cepat atau lambat akan menimbulkan masalah yang tak kalah

seriusnya dengan profitabilitas kecuali perusahaan benar-benar bisa hidup

hanya dengan memproduksi produk-produk yang memiliki profitabilitas

tinggi.

5. Activity-based Costing (ABC)

Metode penentuan cost dengan ABC system dirancang untuk

mengarahkan agar setiap biaya overhead yang timbul bisa dihubungkan

(atau dikaitkan) aktivitas tertentu untuk suatu produk dan

departemen/bagian/seksi tertentu di dalam perusahaan yang nantinya bisa

menjadi sumber informasi utama bagi manajemen untuk mengetahui: di

wilayah mana overhead banyak digunakan? Untuk aktivitas apa saja? Dan

untuk produk apa (yang mana)?

Keunggulan metode costing dengan ABC system adalah jawaban

atas kelemahan yang terjadi di direct costing maupun throughput costing.

Dengan ABC system, managemen dapat melakukan kontrol yang lebih

baik terhadap overhead, sekaligus dapat mengetahui aktivitas untuk

produk mana yang mengkonsumsi overhead lebih banyak. Sedangkan

kelemahannya ABC system memerlukan pemahaman sistem operasi

Page 13: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

13

sekaligus costing dari setiap aktivitas di dalam perusahaan. Disamping itu,

penerapan ABC system membutuhkan tenaga, waktu dan komitmen yang

tinggi dari semua personel mulai dari tingkat pelaksana hingga

managemen.

6. Standard Costing

Standard costing termasuk yang cukup populer digunakan.

Standard costing adalah pembebanan harga pokok kepada produk atau

jasa tertentu yang ditentukan di muka dengan cara menentukan besarnya

biaya standar dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan

biaya overhead pabrik untuk mengolah satu satuan produk atau jasa

tertentu.

Keunggulan metode ini yaitu metode standard costing sangat

ampuh untuk digunakan untuk melakukan pengendalian cost di semua lini

perusahaan. Dengan metode ini, nyaris setiap aktivitas bisa diukur tingkat

efisiensinya. Kelemahannya standard costing menghabiskan banyak

energi dan waktu, khususnya di awal saat standard di buat.

7. Target Costing

Keenam metode costing sebelumnya berfokus pada interpretasi

data cost setelah terjadi sedangkan target costing menggunakan

pendekatan sebaliknya data cost ditentukan terlebih dahulu untuk

kemudian diikuti oleh semua aktivitas di dalam perusahaan. Konkretnya,

managemen melalui serangkaian proses riset mempelajari kondisi pasar

(baik ekspektasi customer maupun tingkat kompetisi) terlebih dahulu,

untuk menentukan target cost. Selanjutnya, produk dirancang mengikuti

skema target cost yang telah ditentukan. Mulai dari proses perancangan

dan proses produksi yang sesungguhnya, usaha-usaha untuk meningkatkan

efisiensi terus dilakukan, sehingga target cost yang diharapkan bisa

dicapai. Model ini disebut juga market-oriented costing.

Page 14: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

14

Keunggulan model market-oriented dari metode target costing

sangat bagus diterapkan pada produksi barang yang memiliki tingkat

kompetisi yang tinggi di pasaran. Kelemahan pada metode target costing

ini adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan riset dan

perancangan produk yang jika tidak dilakukan dengan time table yang

ketat. Proses yang panjang ini otomatis memakan waktu dan tenaga yang

besar.

Target Costing

Witjaksono (2006:157) mengemukakan bahwa Target Costing merupakan

suatu sistem penentuan harga pokok produk adalah sesuai dengan yang diinginkan

(target) sebagai dasar penetapan harga jual produk yang akan memperoleh laba

yang diinginkan, atau penentuan harga pokok sesuai dengan harga jual yang

pelanggan rela membayarnya. Krismiaji (2011:335) mengemukakan bahwa

target costing adalah proses penentuan biaya maksimum yang dimungkinkan bagi

pembuatan sebuah produk baru dan kemudian merancang prototipe yang

menguntungkan dengan kendala biaya maksimum yang telah ditetapkan. Ada 5

(lima) tahap pengimplementasian pendekatan target costing dalam perusahaan

manufaktur (Himawan:2005):

1. Perencanaan Perusahaan

2. Pengembangan Proyek Produk Baru Tertentu

3. Penentuan Rencana Dasar Untuk Produk Baru Tertentu

4. Rancangan Produk

5. Rencana Pemindahan Produk

Dalam penetapan harga dengan metode target costing, Aprianty (2010:50)

menyatakan bahwa perusahaan mempunyai 2 pilihan dalam menurunkan biaya

sampai pada level target biaya (target cost) yaitu:

1. Mengintegrasikan teknologi pemanufakturan baru, menggunakan

teknik-teknik manajemen biaya yang canggih dan mencari

Page 15: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

15

produktivitas yang tinggi melalui perbaikan organisasi dan hubungan

tenaga kerja, sehingga perusahaan dapat menurunkan biaya.

2. Melakukan desain ulang terhadap produk atau jasa yang dihasilkan,

sehingga perusahaan dapatmenentukan biaya sampai level target biaya.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang

berupa studi kasus. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan

mengenai bagaimana keadaan perusahaan tersebut sampai pada data-data yang

dibutuhkan untuk dapat menentukan harga jual produk dengan tepat dengan

rancangan penelitian yang digunakan dalam studi kasus (Supriyadi:2013).

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah:

a. Data kuantitatif, yaitu data berupa angka-angka laporan keuangan hotel

khususnya laporan rugi. Selain itu, data kuantitatif juga berupa data biaya-

biaya yang dikeluarkan dalam melaksanakan kegiatan pelayanan jasa. Data

biaya-biaya tersebut adalah data biaya tetap dan biaya variable.

b. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari objek penelitian dalam

bentuk informasi baik secara lisan maupun tulisan seperti struktur

organisasi dan pembagian tugas.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini:

a. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber atau dari

objek penelitian. Data jenis ini diperoleh dari observasi, wawancara dan

konsultasi terhadap pihak-pihak yang bersangkutan.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian lapangan

(Field Research) yaitu, penelitian yang dilakukan dengan meninjau langsung

Page 16: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

16

tempat yang menjadi objek penelitian. Penelitian tersebut dilaksanakan dengan

cara sebagai berikut:

1. Melakukan wawancara dengan pimpinan dan karyawan yang

berhubungan dengan data yang diperlukan.

2. Mengumpulkan data melalui pengamatan langsung terhadap objek

penelitian yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.

Teknik Analisis Data

Untuk menjawab masalah penelitian yang telah dirumuskan adapun

langkah-langkah analisis yang akan dilakukan berdasarkan pada tahapan

pelaksanaan metode target costing yang diadaptasi dari pengimplementasian

pendekatan target costing dalam perusahaan manufaktur (Rahmat:2013):

1. Mengidentifikasi harga jual kamar dengan pesaing dan segmen pasar

hotel.

2. Mengidentifikasi total pendapatan bersih yang didapat.

3. Menentukan biaya aktual yang dibutuhkan setiap package.

4. Melakukan perhitungan biaya perpackage dengan menggunakan metode

target costing.

Total biaya target = Penjualan – Laba yang diharapkan

𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝐶𝑜𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑝𝑎𝑐𝑘𝑎𝑔𝑒 = Total biaya yang digunakan per 𝑝𝑎𝑐𝑘𝑎𝑔𝑒

Jumlah 𝑝𝑎𝑐𝑘𝑎𝑔𝑒 yang terjual

5. Membandingkan biaya aktual dan average room rate (ARR) menurut

perusahaan dan biaya menurut target costing dalam penjualan package.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Objek Penelitian

Kinasih Resort & Conference Bogor yang dibangun sejak tahun 1980

Page 17: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

17

terletak di Jalan Raya Sukabumi Km. 17 Caringin - Bogor atau 7 Km dari

pintu Jalan Tol Ciawi membuat hotel ini dapat diakses dengan mudah, baik dari

Kota Jakarta maupun di Bogor. Kinasih Resort & Conference Bogor memiliki

luas sekitar 21 hektar menyediakan 254 kamar yang terdiri dari 97 kamar tipe

Deluxe, 72 kamar tipe Superior dan 85 kamar tipe Standard. Dengan mengusung

konsep Meeting, Incentive, Conferences, Exhibition and Event (MICE) hotel ini

juga menyediakan fasilitas lain, antara lain fasilitas ruang meeting berbagai

ukuran, Ballroom kapasitas 1.000 orang yang dapat digunakan untuk kebutuhan

rapat, seminar, pesta pernikahan, gathering serta kegiatan lainnya dan tersedia

juga fasilitas restaurant, kolam renang, kapel, mushola, area parkir yang luas,

stable dan jogging track dengan lingkungan yang sangat asri ditanami ribuan jenis

tanaman dan pohon.

Dengan menggunakan brand name Kinasih, hotel ini berada di bawah

naungan legal PT. Graha Asih Lestari yang memiliki cabang hotel lain yang

berada di Jogjakarta, Depok dengan brand name yang sama yaitu Kinasih, dan

juga di Bali dengan nama Bali Agung Village. Kinasih Resort & Conference

Bogor ini memiliki total 240 karyawan yang terdiri atas 194 karyawan, 28

supervisor, dan 18 staff. Kinasih Resort & Conference Bogor ini terdiri atas 2

(dua) departemen yaitu, departemen profit dan departemen nonprofit. Departemen

profit terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu, Departemen Room, Departemen Food &

Beverages (F&B), dan Departemen Minor Operating (MOD). Sedangkan

departemen nonprofit terdiri dari Departemen Marketing, Departemen

Engineering, Departemen Landscape, Departemen HRD, dan Departemen

Administrasi dan General.

Kinasih Resort & Conference Bogor ini memiliki suasana yang kondusif

untuk proses pembelajaran, sehingga sebagian Kinasih Resort & Conference

Bogor ini dikontrak oleh Sampoerna Academy untuk digunakan sebagai sekolah

dan asrama bagi siswa/siswi Sampoerna Academy selama 3 tahun terakhir.

Page 18: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

13

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Hotel Kinasih Resort & Conference Bogor

Sumber: Data Primer yang Diperoleh (Maret, 2016)

Sen Spv

Komisaris Utama

Komisaris

Direktur Utama

Direktur

General Manager

Secretary GM

Finance Controller

CA Mgr. Purchasing HK Mgr FB Coord Chief Engg HRDM Sales Mgr OGE Mgr Mgr. Landscp

Ass Mgr Sensup Sensup Sensup Sensup Sensup Sensup

Page 19: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

14

Perhitungan Tarif Sewa Kamar Hotel Kinasih Resort & Conference Bogor

Tingkat hunian kamar pada Hotel Kinasih Resort & Conference Bogor

selalu bervariasi dimana manajemen harus mencari strategi penerapan tarif yang

kompetitif agar bisa bersaing dengan hotel-hotel yang lainnya. Oleh karena

persaingan harga dalam hotel cukup ketat dan relatif perang tarif, hal ini

mengakibatkan manajemen harus benar-benar menyiapkan strategi dalam merebut

pasar tanpa merugikan pihak lain. Namun ada beberapa pertimbangan dari

pihak manajemen hotel dalam menentukan tarif sewa kamar hotel, yaitu:

1. Tarif Pesaing

Penyesuaian tarif sewa kamar ini merupakan hal paling

menentukan dalam penentuan tarif sewa kamar. Dalam menentukan

harga pasar untuk tarif kamar hotel yang ada dari kompetitor

disesuaikan dengan tarif kamar dari Hotel Kinasih Resort & Conference

Bogor sendiri. Penyesuaian ini dilakukan untuk mengetahui apakah tarif

kamar Hotel Kinasih Resort & Conference Bogor sekarang berada diatas

rata-rata atau dibawah rata-rata dari harga pasar yang ada, sehingga bisa

lebih bersaing dengan tarif kamar kompetitor yang ada. Berikut daftar tarif

kamar dari beberapa kompetitor hotel yang ada di sekitar Hotel Kinasih

Resort & Conference Bogor:

Page 20: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

15

Superior 500,000Rp

Deluxe 600,000Rp

Standard 400,000Rp

Superior 450,000Rp

Standard 350,000Rp

Superior 450,000Rp

Hotel Citra Cikopo

Hotel Grand Pesona

Hotel D' Agape

Tabel 4.1

Daftar Tarif Pesaing dari Hotel yang ada di sekitar Kinasih Resort &

Conference Bogor

Sumber: Data Primer yang Diperoleh (Maret, 2016)

2. Segmen Pasar

Berbagai macam fasilitas disediakan di Hotel Kinasih Resort &

Conference Bogor ini menjadikan segmen pasar dalam hotel ini pun

menjadi luas. Konsep MICE yang diusung Hotel Kinasih Resort &

Conference Bogor ini membuat hotel ini bukan hanya dijadikan tempat

untuk beristirahat atau berlibur namun berbagai event juga bisa dilakukan

dalam hotel ini seperti rapat, gathering, pernikahan dan bahkan untuk

belajar. Berbagai segmen pasar dalam hotel ini mulai dari pemerintah,

perusahaan, organisasi, religi sampai sekolah merupakan sasaran utama

dalam hotel ini.

Hotel Kinasih Resort & Conference Bogor ini menyediakan 3

(tiga) tipe kamar, yaitu:

1. Deluxe

Hotel Kinasih Resort & Conference Bogor menyediakan 97 tipe

kamar deluxe dengan fasilitas tempat tidur, kamar mandi, televisi,

AC dan kulkas.

Page 21: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

16

2. Superior

Hotel Kinasih Resort & Conference Bogor menyediakan 72 tipe

kamar superior dengan fasilitas tempat tidur, kamar mandi, televisi,

AC.

3. Standard

Hotel Kinasih Resort & Conference Bogor menyediakan 85 tipe

kamar dengan fasilitas tempat tidur,kamar mandi, dan televisi.

Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan di Hotel Kinasih

Resort & Conference Bogor, diperoleh keterangan bahwa dalam menentukan tarif

sewa kamar manajemen menggunakan metode nilai rata-rata atau biasa disebut

sebagai average room rate (ARR). Perhitungan nilai rata-rata yang digunakan

dalam hotel ini tidak dihitung berdasarkan kamar namun dihitung dalam package.

Package yang menjadi dasar penentuan tarif sewa kamar tersebut terdiri dari biaya

untuk kamar dan makan (3 kali makan dan 2 kali snack). Walaupun dalam

perhitungan tarif sewa kamar hotel ini menggunakan package, hotel ini tetap

menyediakan tarif sewa sesuai dengan tipe kamar dengan fasilitas yang sesuai

dengan harga package yang dijual. Publish rate hotel tersebut merupakan

keputusan manajemen yang digunakan sebagai sarana marketing perusahaan dan

sudah merupakan harga inclusive yaitu harga sudah termasuk tax service sebesar

21%.

Berikut daftar jumlah kamar, jumlah package dan tarif sewa kamar selama

2 (dua) tahun berturut-turut:

Tabel 4.2 Daftar Jumlah Kamar, Kapasitas Maksimum dan Room

Rate Selama Tahun 2012-2013

Sumber: Data Primer yang Dipeoleh (Maret, 2016)

2012 2013

Deluxe 2 97 194 450,000Rp 550,000Rp

Superior 2 72 144 390,000Rp 450,000Rp

Standard 4 85 340 370,000Rp 400,000Rp

254 678

Room Rate

Total Room

Type of Room Pack Jumlah Kamar Kapasitas

Page 22: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

17

Hotel Kinasih Resort & Conference Bogor ini terbagi atas 2 (dua)

departemen yaitu, departemen profit dan departemen non profit. Dalam

departemen profit terdiri dari Departemen Room, Departemen F&B (Food and

Beverage) dan juga Departemen MOD (Minor Operating Departmen). Sedangkan

dalam departemen non profit ada Departemen Marketing, Departemen

Engineering, Departemen Landscape, Departemen HRD, dan Departemen

Administrasi dan General. Pendapatan Hotel Kinasih Resort & Conference Bogor

ini didapat dari departemen profit, namun tidak seperti hotel murni lain yang

sebagian besar pendapatannya didapat dari room, hotel ini pendapatan terbesar

didapat dari meals sekitar 60% sedangkan room hanya menyumbangkan 30%

dari total pendapatan dan sisanya 10% disumbangkan dari pendapatan lain-lain.

Berikut merupakan data dari ARR, package terjual, total pendapatan, dan

pendapatan bersih:

Tabel 4.3 ARR, Package Terjual, Total Pendapatan, dan Pendapatan

Bersih Hotel Kinasih Resort & Conference Bogor Tahun 2012-2013

Sumber: Data Primer yang Diolah (Maret, 2016)

Hotel Kinasih Resort & Conference dalam menentukan harga pokok,

mengelompokkan biaya-biaya ke dalam beberapa macam pengeluaran biaya.

Hal ini penting untuk memudahkan dalam perhitungan dan mempermudah dalam

fungsi pengawasan terhadap biaya-biaya tersebut. Adapun komponen-

komponen biaya yang memberikan kontribusi dalam penentuan tarif sewa

kamar Hotel Kinasih Resort & Conference Bogor adalah sebagai berikut:

1. Direct Cost

Semua bahan yang membentuk bagian integral dari barang jadi.

2. Direct Labor

Tenaga kerja yang dikerahkan untuk mengubah bahan langsung

menjadi barang jadi.

3. Overhead

Tahun Average Room Rate Jumlah Package Terjual Total Pendapatan Pendapatan Bersih

2012 404,004Rp 147,252 21,439,187,195Rp 5,493,591,204Rp

2013 467,338Rp 170,293 29,045,413,738Rp 7,762,959,887Rp

Page 23: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

18

Biaya-biaya produk selain biaya langsung dan biaya tenaga kerja.

Berikut biaya-biaya yang dikeluarkan Hotel Kinasih Resort & Conference

Bogor berdasarkan komponen-komponen biaya produksi sebagai berikut:

Tabel 4.4 Biaya-biaya Departemen Profit dan Departemen Non Profit Hotel

Kinasih Resort & Conference Bogor Tahun 2012-2013

KOMPONEN TAHUN 2012 TAHUN 2013

FOOD AND BEVERAGE DEPARTMENT

Direct Cost 4,046,999,227.83 5,346,102,843.90

Direct Labor 1,367,256,557.00 2,140,767,796.00

Overhead 554,905,487.11 791,509,308.46

Sub Total F&B Dept 5,969,161,271.93 8,278,379,948.36

ROOM DEPARTMENT

Direct Labor 1,073,566,073.00 2,055,048,070.00

Overhead 387,168,329.05 908,317,271.83

Sub Total Room Dept 1,460,734,402.05 2,963,365,341.83

MOD DEPARTMENT

Direct Cost 520,143,131.56 628,486,141.84

Direct Labor 763,710,590.00 889,189,565.00

Overhead 47,353,289.13 69,476,430.98

Sub Total MOD Dept 1,331,207,010.69 1,587,152,137.82

TOTAL COST PROFIT DEPT 8,761,102,684.67 12,828,897,428.01

MARKETING DEPARTMENT

Direct Labor 346,679,626.00 184,491,021.00

Overhead 196,881,824.78 263,363,677.66

Sub Total Marketing Dept 543,561,450.78 447,854,698.66

HRD DEPARTMENT

Direct Labor 711,460,380.00 1,051,512,967.00

Overhead 365,104,136.22 316,636,708.95

Sub Total HRD Dept 1,076,564,516.22 1,368,149,675.95

LANDSCAPE DEPARTMENT

Direct Labor 551,880,846.00 837,019,404.00

Overhead 138,391,701.69 97,091,486.66

Sub Total Landscape Dept 690,272,547.69 934,110,890.66

NON PROFIT DEPARTMENT

PROFIT DEPARTMENT

Page 24: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

19

Total biaya 21,282,453,851Rp

Package terjual (unit) 170,293

Biaya untuk 1 package 124,976Rp

Markup (40% x biaya) 49,990Rp

Laba (25% x biaya) 31,244Rp

Harga Jual 206,210Rp

Tax Service 21% 43,304Rp

Harga inclusive (Harga Jual + Tax Service ) 249,514Rp

Lanjutan Tabel 4.4

Sumber: Data Primer yang Diperoleh (Maret, 2016)

Setiap package nantinya akan menyerap biaya-biaya atau harga pokok

jasa terhadap perolehan pendapatan secara keseluruhan. Laba yang diharapkan

Hotel Kinasih Resort & Conference Bogor sebesar 25% dan sekitar kurang lebih

40% markup digunakan untuk membiayai operasional departemen non profit.

Adapun perhitungan tarif sewa kamar sebagai berikut:

Tahun 2012

Tahun 2013

ENGINEERING DEPARTMENT

Direct Labor 978,307,362.00 1,292,529,166.00

Overhead 2,453,447,195.75 2,501,215,509.16

Sub Total Engineering Dept 3,431,754,557.75 3,793,744,675.16

ADM & GENERAL DEPARTMENT

Direct Labor 869,843,348.90 1,256,334,774.00

Overhead 572,496,884.37 653,361,708.11

Sub Total Adm & General Dept 1,442,340,233.27 1,909,696,482.11

TOTAL COST NONPROFIT DEPT 7,184,493,305.71 8,453,556,422.54

TOTAL COST 15,945,595,990.38 21,282,453,850.55

Total biaya 15,945,595,990Rp

Package terjual (unit) 147,252

Biaya untuk 1 package 108,288Rp

Markup (40% x biaya) 43,315Rp

Laba (25% x biaya) 27,072Rp

Harga Jual 178,675Rp

Tax Service 21% 37,522Rp

Harga inclusive (Harga Jual + Tax Service ) 216,197Rp

Page 25: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

20

Tabel 4.5 Tarif Sewa Kamar Hotel Kinasih Resort & Conference Bogor

Tahun 2012-2013

Sumber: Data Primer yang Diolah (Maret, 2016)

Hotel Kinasih Resort & Conference Bogor ini menggunakan average rate

room dalam penentuan tarif sewanya, sehingga hanya ada 1 (satu) harga yang

menjadi harga perkiraan dalam penentuan publish ratenya. Publish rate sendiri

akan ditentukan berdasarkan tipe-tipe kamar yang ada dan nantinya dibandingkan

dengan tarif sewa kamar hotel pesaing.

Analisa Penerapan Target Costing sebagai Alat Efisiensi Biaya

Setiap perusahaan pasti ingin mengeluarkan biaya yang lebih efisien dalam

pengadaan operasionalnya, target costing merupakan salah satu cara yang dapat

digunakan untuk dilakukan. Target costing adalah penerapan harga pokok

produksi sebagai dasar penetapan harga sehingga target laba yang diinginkan

akan tercapai (Rahmat:2013).

Simulasi dilakukan pada tahun 2014, pada di tahun 2014 Hotel Kinasih

Resort & Conference menginginkan laba sebesar 30% lebih besar dibanding

tahun-tahun sebelumnya dan tetap ada markup yang dilakukan sebesar 40% untuk

membiayai departemen nonprofit. Berikut merupakan budget penjualan Hotel

Kinasih Resort & Conference Bogor tahun 2014:

Tahun Harga Pokok Markup Laba Tax Service Total Average Room Rate

2012 108,288Rp 43,315Rp 27,072Rp 37,522Rp 216,197Rp 404,004Rp

2013 170,293Rp 49,990Rp 31,244Rp 43,304Rp 249,514Rp 467,338Rp

Page 26: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

21

Tabel 4.6 Budget Penjualan Hotel Kinasih Resort & Conference Bogor Tahun

2014

KOMPONEN TAHUN 2014 Budget

REVENUE

Revenue Room 7,178,855,993

Revenue F&B 21,304,362,726

Revenue MOD 1,569,438,626

Total Revenue 30,052,657,345

Total Package Terjual 188,362

FOOD AND BEVERAGE DEPARTMENT

Direct Cost 165,000,000

Direct Labor 2,227,225,257

Overhead 741,200,000

Sub Total F&B Dept 3,133,425,257

ROOM DEPARTMENT

Direct Labor 2,024,734,965

Overhead 784,240,000

Sub Total Room Dept 2,808,974,965

MOD DEPARTMENT

Direct Cost 6,023,241,779

Direct Labor 869,123,066

Overhead 126,312,000

Sub Total MOD Dept 7,018,676,845

TOTAL COST PROFIT DEPT 12,961,077,067

MARKETING DEPARTMENT

Direct Labor 633,892,381

Overhead 239,500,005

Sub Total Marketing Dept 873,392,386

PROFIT DEPARTMENT

NON PROFIT DEPARTMENT

Page 27: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

22

2014

Penjualan 30,052,657,345.06

Markup (40%) 12,021,062,938Rp

Laba yang diharapkan 30% 9,015,797,204Rp

Total Biaya (Profit Dept) 9,015,797,204Rp

Total Biaya Keseluruhan 21,036,860,142Rp

Lanjutan Tabel 4.6

Sumber: Data Primer yang Diperoleh (Maret, 2016)

Berdasarkan budget di tahun 2014 dilakukan perhitungan simulasi

penerapan target costing pada Hotel Kinasih Resort & Conference. Dengan

perhitungan sebagai berikut:

Tabel 4.7 Simulasi Penerapan Target Costing pada Hotel Kinasih Resort &

Conference Bogor Tahun 2014

Sumber: Data Primer yang Diperoleh (Maret, 2016)

HRD DEPARTMENT

Direct Labor 1,118,858,367

Overhead 657,199,993

Sub Total HRD Dept 1,776,058,360

LANDSCAPE DEPARTMENT

Direct Labor 954,513,293

Overhead 140,000,016

Sub Total Landscape Dept 1,094,513,309

ENGINEERING DEPARTMENT

Direct Labor 1,489,625,486

Overhead 2,755,000,008

Sub Total Engineering Dept 4,244,625,494

ADM & GENERAL DEPARTMENT

Direct Labor 1,186,339,877.83

Overhead 768,160,012.00

Sub Total Adm & General Dept 1,954,499,889.83

TOTAL COST NONPROFIT DEPT 9,943,089,438.67

TOTAL COST 22,904,166,505.98

Page 28: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

23

Berdasarkan Tabel 4.7 besarnya target costing di tahun 2014 adalah Rp

21.036.860.142 jika perusahaan ingin mendapatkan laba sebesar 30%. Dengan

demikian target costing untuk tiap package dapat dihitung sebagai berikut:

Tabel 4.8 Tarif Sewa Kamar Hotel Kinasih Resort & Conference Bogor

Tahun 2014 Berdasarkan Target Costing

Sumber: Data Primer yang Diolah (Maret, 2016)

Dari hasil pehitungan di atas dapat diketahui harga jual tiap package

sebesar Rp 229.732 dan average room rate (ARR) sebesar Rp 433.457 sebagai

dasar dalam penentuan harga jual kamar yang akan di publish. Selanjutnya

dilakukan perbandingan antara average room rate (ARR) menurut perusahaan

dan average room rate (ARR) menurut perhitungan target costing sebagai

berikut:

Tabel 4.9 Perbandingan Average Room Rate (ARR) Menurut Perusahaan dan

Average Room Rate (ARR) Menurut Target Costing Tahun 2014

Sumber: Data Primer yang Diolah (Maret, 2016)

Dari Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa ada perbedaan total biaya aktual

antara perusahaan dengan target costing, dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa target costing bisa diterapkan pada Hotel Kinasih Resort & Conference

Bogor ini. Perbedaan pada total biaya menyebabkan average room rate (ARR)

Total biaya 21,036,860,142Rp

Package terjual (unit) 188,362.00

Biaya untuk 1 package 111,683Rp

Markup (40% x biaya) 44,673Rp

Laba (30% x biaya) 33,505Rp

Harga Jual 189,861Rp

Tax Service 21% 39,871Rp

Harga inclusive (Harga Jual + Tax Service ) 229,732Rp

Tahun Harga Pokok Markup Laba Tax Service Total Average Room Rate

2014 111,683Rp 44,673Rp 33,505Rp 39,871Rp 229,732Rp 433,457Rp

Average Room Rate (ARR) Markup Margin Laba

Menurut Perusahaan 534,005Rp 40% 25%

Menurut Target Costing 433,457Rp 40% 30%

Page 29: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

24

Deluxe 650,000Rp 475,000Rp

Superior 500,000Rp 430,000Rp

Standard 450,000Rp 400,000Rp

Type of Room Menurut Perusahaan Menurut Target Costing

menurut perusahaan dan menurut target costing juga mengalami perbedaan yang

cukup besar. ARR ini merupakan satu harga yang nantinya akan menjadi acuan

dalam penentuan publish rate Hotel Kinasih Resort & Conference Bogor selama

tahun 2014. Dari hasil ARR diatas dapat dilakukan perkiraan publish rate tahun

2014 menurut perusahaan dan menurut target costing:

Tabel 4.10 Perbandingan Publish Rate Menurut Perusahaan dan Menurut

Target Costing Tahun 2014

Sumber: Data Primer yang Diolah (Maret 2016)

Dari Tabel 4.10 dapat dilihat dengan menggunakan penentuan harga tarif

sewa kamar dengan metode target costing akan menghasilkan harga yang lebih

kompetitif dan dengan biaya yang lebih efisien untuk mendapatkan laba yang

lebih maksimal. Biaya-biaya yang dapat meningkatkan efisiensi dalam hotel ini,

yaitu biaya-biaya yang ada di overhead room yaitu biaya furniture & fixture

equipment dan amenities. Perusahaan sebaiknya tidak mengganti perabotan setiap

tahun tetapi dapat diganti dengan melakukan perawatan pada perabotan yang

sudah ada dan amenities seperti sabun, shampoo, handuk disediakan secukupnya.

Biaya lain yang dapat meningkatkan efisiensi yaitu biaya dari overhead

Engineering Department, perusahaan melakukan penghematan biaya listrik, air,

dan telepon dengan menghemat penggunaan listrik yang tidak diperlukan pada

siang hari, mematikan kran air yang sudah tidak digunakan.

SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI

Berdasarkan hasil analisis penelitian yang dilakukan mengenai potensi

penerapan target costing dalam penentuan tarif sewa kamar untuk peningkatkan

efisiensi hotel Kinasih Resort & Conference Bogor ini dapat dilakukan. Biaya

Page 30: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

25

yang bisa dikurangi yaitu biaya yang ada di overhead room yaitu biaya furniture

& fixture equipment, amenities, dan overhead Engineering Department.

Keterbatasan dalam penelitian ini karena keterbatasan data yang diberikan

oleh objek penelitian. Oleh karenanya, penelitian ini hanya bisa menjelaskan

efisiensi biaya pada bagian room saja tidak bisa pada departemen lainnya.

Implikasi penelitian ini menunjukan bahwa perusahaan dapat menggunakan

metode target costing untuk lebih menghemat biaya atau meningkatkan efisiensi

biaya perusahaan sehingga laba yang dihasilkan menjadi lebih maksimal.

Page 31: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

26

DAFTAR PUSTAKA

Deden 08 M. 2012. I Materi 123456 Akbi II Standar Costing 2. Available at

https://deden08m.files.wordpress.com (diakses 19 Juli 2015)

Himawan, F.A dan R. Pendajaya. 2005. Penerapan metode target costing sebagai

alat bantu manajemen dalam mengoptimalkan perencanaan laba (Studi

Kasus PT. XYZ). ESENSI, Vol.8 No.2.

Jurnal Akuntansi Keuangan. 2012. Akuntansi Biaya Ragam Metode Costing

Keunggulan dan Kelemahannya. Available at

http://jurnalakuntansikeuangan.com (diakses 19 Juli 2015)

Kinasih Resort. 2015. Available at http://thekinasihresort.com/about (diakses 19

Juli 2015)

Krismiaji dan Y. A. Aryani. 2011. Akuntansi Manajemen Edisi Kedua.

Yogyakarta:UPP STIM YKPN: Yogyakarta.

Malue, J. 2013. Analisis penerapan target costing sebagai sistem pengendalian

biaya produksi pada PT. Celebes Mina Pratama. Jurnal EMBA Vol.1 No.3

949-957.

Pajrok, Andor. 2014. Application of target costing method in the hospitality

industry. Journal of Education Culture and Society No. 2_2014.

Rahmat, M.A. 2013. Penerapan target costing dalam penentuan tarif kamar untuk

mengoptimalkan perencanaan laba (studi kasus pada UB Hotel Malang).

Skripsi : Universitas Brawijaya.

Roraprilya. 2012. Target Costing Teory of Constraints Life Cycle Costing 2.

Available at https://roraprilya.wordpress.com (diakses 15 Juli 2015)

Supriyadi, H. 2013. Penerapan target costing dalam upaya pengurangan biaya

produksi untuk peningkatan laba perusahaan. Skripsi:UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Wiyasha, I.B.M. 2007. Akuntansi Manajemen untuk Hotel dan Restoran.

Yogyakarta:Andi.

Wiyasha, I.B.M. 2010. Akuntansi Perhotelan Penerapan Uniform System of

Accounts for The Lodging Industry. Yogyakarta:Andi.

Page 32: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

27

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Erika Kusuma Pratiwi Sudaryanto

Tempat/Tanggal Lahir : Bogor, 11 November 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen

Status : Belum Menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Kp. Caringin RT 001 RW 002 Kec. Caringin Kab. Bogor

Jawa Barat

Email : [email protected] / [email protected]

Telepon (HP) : 08159968004

PENDIDIKAN FORMAL

2012 – 2016 : Universitas Kristen Satya Wacana, Fakultas

Ekonomika dan Bisnis, Program Studi Akuntansi

2009 – 2012 : SMA Negeri 1 Ciawi

2006 – 2009 : SMP Mardi Yuana Cicurug

2000 – 2006 : SD Negeri 1 Caringin

PENGALAMAN BERORGANISASI

2015-2016 : Anggota Divisi Faith Candlelight Community

(FCLC)

2012 - 2015 : Anggota Divisi Organisasi (Fungsionaris Campus

Ministry Bidang 1)

Page 33: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

28

PELATIHAN DAN SEMINAR

2015 : Talkshow Kewarnegaraan

21 Oktober 2015 : Talkshow Internasional “Digital Marketing vs

Conventional Marketing”

21 Mei 2015 : Peserta “Brevet A & B”

22 September 2014 : Seminar Internasional “Management of Research

Project”

26 Maret 2014 : Talkshow Nasional “Find Your Passion & Be

Inspiration”

12 Maret 2014 : National Seminar on Accounting 2014 “Prepare

Yourself To Be A Competititive Accountant in

Competitive Workplace”

11-12 Maret 2014 : National Seminar on Accounting

30 September 2013 : Seminar “Be a Billionaire In Stock Market Using

Simple Fundamental and Technicaal Analysis”

13 Maret 2013 : Seminar Nasional “Lead Yourself and Get Your

Future”

16 Januari 2013 : Seminar “Peran Perbankan & Sektor Bisnis dalam

Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”

12-13 Januari 2013 : Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa

“Hey, I Just Met You and I am The Leader”

Oktober – Desember 2012 : Pelatihan Soft Skill FEB 2012

19 Oktober 2012 : Seminar “Trafficing in Persons”

Page 34: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

29

LAMPIRAN 1

PERTANYAAN WAWANCARA

1. Jelaskan mengenai profil Kinasih Resort & Conference Bogor

2. Jelaskan yang dimaksud dengan MICE dalam Hotel Kinasih Resort &

Conference Bogor

3. Siapa saja yang menjadi segmen pasar bagi Kinasih Resort & Conference

Bogor?

4. Berapa jumlah kamar yang tersedia dan tipe-tipe apa saja yang ada?

5. Bagaimana cara Kinasih Resort & Conference Bogor menentukan harga?

6. Apa saja yang menjadi pendapatan untuk Kinasih Resort & Conference

Bogor? Bagaimana proporsinya?

7. Biaya-biaya apa saja yang masuk ke dalam perhitungan harga?

8. Departemen-departemen apa saja yang ada?

9. Biaya-biaya yang diperlukan departemen nonprofit didapat darimana?

10. Berapa rata-rata laba yang dihasilkan selama 1 (satu) tahun?

Page 35: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

30

LAMPIRAN 2

JAWABAN WAWANCARA

1. Kinasih Resort & Conference Bogor memiliki luas sekitar 21 hektar

dengan fasilitas yang cukup lengkap. Banyak event yang bisa diadakan

mulai dari rapat, seminar, pesta pernikahan, gathering dan lain-lain.

Bahkan untuk kegiatan belajar mengajar juga bisa, kebetulan Sampoerna

Academy melakukan kontrak dengan kami untuk sebagian dari hotel ini

dijadikan sebagai sekolah dan asrama selama 3 tahun ini dimulai dari

tahun 2013. Kinasih Resort & Conference Bogor merupakan salah satu

cabang yang berada dibawah legal PT. Graha Asih Lestari. Cabang lain

ada di Jogjakarta, Depok dengan brand name sama yaitu Kinasih dan Bali

yaitu, Bali Agung Village.

2. MICE sendiri merupakan singkatan dari Meeting, Incentive, Conferences,

Exhibition and Event. Di hotel ini bisa dilakukan berbagai macam

kegiatan yang didukung dengan fasilitas yang ada.

3. Segmen pasar kami mulai dari pemerintah, perusahaan, organisasi, religi

(gereja), sekolah juga termasuk.

4. Kami memiliki total 254 kamar yang terdiri dari 3 (tiga) tipe yaitu deluxe,

superior, dan standard.

5. Dalam penentuan harga jual kami menggunakan package bukan seperti

hotel lain yaitu dengan perhitungan room. Harga package ini sendiri

terdiri dari 3 (tiga) kali makan dan 2 (dua) kali snack dan tax service 21%

6. Ada 3 (tiga) pendapatan yaitu, room 30%, meals 60%, dan pendapatan

lainnya (minor operating department) sebesar 10%.

7. Dalam hotel ini kami membagi biaya kedalam 3 (tiga) komponen, yaitu

direct cost, direct labor, dan overhead. Dan komponen-komponen

tersebut nantinya dibagi didalam setiap departemen.

8. Ada 2 (dua) departemen yaitu departemen profit yang berisi departemen

yang menghasilkan pendapatan, Departemen Room, Departemen Food &

Beverages (F&B), dan Departemen Minor Operating (MOD). Sedangkan

Page 36: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

31

departemen nonprofit terdiri dari, Departemen Marketing, Departemen

Engineering, Departemen Landscape, Departemen HRD, dan Departemen

Administrasi dan General.

9. Kami melakukan markup biaya sebesar kurang lebih 40% untuk

membiayai operasional departemen nonprofit.

10. Rata-rata laba yang bisa didapat dari tahun 2012 sekitar 25%

Page 37: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

32

LAMPIRAN 3

Page 38: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

33

Page 39: ANALISA POTENSI PENERAPAN TARGET COSTING PADA …

34