analisa permasalahan dari ketersediaan air

3
Analisa Permasalahan dari Ketersediaan Air di beberapa wilayah di Indonesia Akibat Kerusakan DAS Banyaknya sumber daya air yang dimiliki oleh Indonesia tidak membuat Indonesia menjadi Negara yang kaya akan air bersih. Kuantitas sumber daya air yang melimpah tidak didukung dengan pengelolaan kualitas yang baik sehingga masih banyak timbul permasalahan-permasalahan dari sumberdaya air yang ada. Salah satu masalah krusial dari sumber daya air adalah masalah yang timbul dari sisi ketersediaan atau pasokan. Minimnya pasokan dari air dapat disebabkan oleh rusaknya Daerah Aliran Sungai (DAS) yang seharusnya menjadi sumber daya air untuk lingkungan sekitarnya. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan unit terbaik dari pengelolaan sumber daya air permukaan dan juga menjadi area sensitif untuk ketersediaan air. Dewasa ini pendegradasian DAS semakin meningkat akibat pembabatan hutan dan praktek pertanian dan perkebunan yang tidak mengikuti aspek konservasi tanah dan air. Aktivitas tersebut didorong oleh tekanan kependudukan dan meningkatnya kegiatan ekonomi dan tata guna tanah serta tata ruang yang tidak kondusif (sumber: lokakarya Bappeda). Hasil penafsiran citra landsat tahun 2005, hutan alam di Pulau Jawa tinggal kurang-lebih 400.000 hektar, sedangkan total penutupan lahan oleh vegetasi (hutan, perkebunan, mangrove dan lain-lainnya) hanya mencapai 18 persen sehingga lebih rendah dari yang disyaratkan dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, setiap DAS minimal 30 persen harus berupa hutan/vegetasi dan pada daerah perkotaan 30 persennya berupa Ruang Terbuka Hijau (RTH) (jurnal hidrosfer). Selain degradasi DAS, kerusakan DAS juga disebabkan karena ketidak konsistenan tata ruang atau wilayah. Ketidak konsistenan tata ruang merupakan salah satu bentuk ketidak efektifan dari

Upload: muhammad-chandra-yuwana

Post on 08-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Analisa Permasalahan Dari Ketersediaan Air

TRANSCRIPT

Analisa Permasalahan dari Ketersediaan Air di beberapa wilayah di Indonesia Akibat Kerusakan DAS

Banyaknya sumber daya air yang dimiliki oleh Indonesia tidak membuat Indonesia menjadi Negara yang kaya akan air bersih. Kuantitas sumber daya air yang melimpah tidak didukung dengan pengelolaan kualitas yang baik sehingga masih banyak timbul permasalahan-permasalahan dari sumberdaya air yang ada. Salah satu masalah krusial dari sumber daya air adalah masalah yang timbul dari sisi ketersediaan atau pasokan. Minimnya pasokan dari air dapat disebabkan oleh rusaknya Daerah Aliran Sungai (DAS) yang seharusnya menjadi sumber daya air untuk lingkungan sekitarnya.Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan unit terbaik dari pengelolaan sumber daya air permukaan dan juga menjadi area sensitif untuk ketersediaan air. Dewasa ini pendegradasian DAS semakin meningkat akibat pembabatan hutan dan praktek pertanian dan perkebunan yang tidak mengikuti aspek konservasi tanah dan air. Aktivitas tersebut didorong oleh tekanan kependudukan dan meningkatnya kegiatan ekonomi dan tata guna tanah serta tata ruang yang tidak kondusif (sumber: lokakarya Bappeda). Hasil penafsiran citra landsat tahun 2005, hutan alam di Pulau Jawa tinggal kurang-lebih 400.000 hektar, sedangkan total penutupan lahan oleh vegetasi (hutan, perkebunan, mangrove dan lain-lainnya) hanya mencapai 18 persen sehingga lebih rendah dari yang disyaratkan dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, setiap DAS minimal 30 persen harus berupa hutan/vegetasi dan pada daerah perkotaan 30 persennya berupa Ruang Terbuka Hijau (RTH) (jurnal hidrosfer).Selain degradasi DAS, kerusakan DAS juga disebabkan karena ketidak konsistenan tata ruang atau wilayah. Ketidak konsistenan tata ruang merupakan salah satu bentuk ketidak efektifan dari kebijakan pemerintah mengenai penetapan kawasan konservasi atau resapan di bagian hulu dan kawasan budidaya di bagian hilir suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) akibat dari pemanfaatan ruang di bagian hulu yang tidak produktif, seperti alih fungsi lahan (sumber: lokakarya Bappeda).Indonesia memiliki lebih dari 5.590 sungai yang sebagian besar di antaranya memiliki kapasitas tampung yang kurang memadai sehingga tidak bisa terhindar dari bencana alam banjir, kecuali sungai-sungai di Pulau Kalimantan dan beberapa sungai di Jawa (yg dr gunadarma). Sedikitnya terdapat 16 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Pulau Jawa yang kondisinya sangat kritis (jurnal hidrosfer). Oleh karena itu, butuh pengelolaan yang lebih baik lagi terhadap Daerah Aliran Sungai (DAS). Penanganan DAS yang belum optimal dapat menimbulkan dampak seperti munculnya daerah rawan banjir seluas 1.844.300 hektar dan penurunan pasokan air baik untuk kebutuhan irigasi maupun air baku pada musim kemarau (yg dari gunadarma)Perhatian dari berbagai pihak terhadap tata ruang memiliki peran yang penting dalam penglolaan DAS Kurangnya perhatian terhadap tata ruang baik dari pihak masyarakat maupun pihak perencana dalam pengalokasian ruang bagi pemukiman yang aman dan sehat penduduk golongan miskin menyebabkan maraknya praktek degradasi lahan baik yang dilakukan oleh kelompok maupun individu. Banyaknya bantaran sungai yang dijadikan pemukiman sehingga mempersempit palung sungai yang pada gilirannya dapat mengakibatkan terjadinya banjir atau genangan dan daerah kumuh (sumber: lokakarya Bappeda).Penggunaan kawasan lindung untuk kegiatan ekonomi-sosial maupun pertanian dan perkebunan dapat menyebabkan daerah resapan air menjadi terbatas seperti yang terjadi di sekitar kawasan lindung jalur Puncak dialihfungsikan menjadi kawasan resort, pengeksploitasian kayu di kawasan lindung Taman Nasional Gunung Leuser serta msaih banyak kasus-kasus lainnya (sumber: lokakarya Bappeda).