analisa pengaruh pembiayaan mudharabah,...
TRANSCRIPT
ANALISA PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH,
MUSYARAKAH, MURABAHAH, DAN INFLASI TERHADAP
PROFITABILITAS BANK SYARIAH
(Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011 – 2015)
Proposal Pengajuan Skripsi
Untuk Memenuhi Gelar Strata Satu Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh :
Dedeh Rahmawati
NIM : 1113081000111
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1438 H/2017
ii
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Dedeh Rahmawati
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 20 Oktober 1994
Alamat Rumah : Jl. Raya Tengah Gg. DanaPrasetiya Rt.007/Rw
08 No.23 Kel Gedong Kec Pasar Rebo, Jakarta
Timur
Ayah : H. Muhamad
Ibu : Hj. Sami’nah
Telepon/HP : - / 0895 3497 62745
Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
2000 – 2006 SDN 012 Pagi Jakarta Timur
2006 – 2009 MTSN 06 Jakarta Timur
2009 – 2012 SMK Islam PB.Soedirman 2 Jakarta Timur
2012 – 2015 Program Profesional TI Perbankan Syariah
CCIT Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
III. PENDIDIKAN NON FORMAL
Bimbingan Belajar Primagama 2012
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
Anggota Paduan Suara MTSN 06 Jakarta 2007/2008
vii
ABSTRACT
This study aimed to analyze the effect of the number mudhrabah financing,
Musharaka, murabaha and inflation on profitability in Islamic Banks. The sample
used in this study were 7 BUS using purposive sampling technique. The analytical
tool used is a panel data analysis using a computer program Eviews version 8.0.
Panel data methods chosen are Random Effect are tested by F test and t test, with
a significant level of 5%. The results showed that the variables silmutan of
financing, Musharaka effect on profitailitas while murabaha and inflation does
not affect the profitability. Adjusted R-square value is equal to 48.8584%.
Keywords: mudarabah, musharakah, murabahah, inflation and ROA
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jumlah pembiyaan
mudhrabah, musyarakah, murabahah dan inflasi terhadap profitabilitas pada
Bank Umum Syariah. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 7
BUS dengan menggunakan teknik purposive sampling. Alat analisis yang
digunakan adalah analisis data panel dengan menggunakan program komputer
Eviews versi 8.0. Metode data panel yang terpilih adalah Random Effect yang di
uji dengan uji F dan uji t, dengan tingkat signifikan sebesar 5%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara silmutan variabel pembiayaan mudharabah,
musyarakah berepengaruh terhadap profitailitas sedangkan murabahah dan inflasi
tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Nilai Adjusted R-square adalah sebesar
48,8584%.
Kata kunci : mudharabah, musyarakah, murabahah, inflasi dan ROA
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulilah segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pembiayaan
Mudharabah, Musyarakah, Murabahah dan Inflasi Terhadap Profitabilitas Bank
Umum Syariah Periode 2011-2015”. Shalawat dan salam semoga tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah berjihad untuk
menyiarkan ajaran-ajaran Islam yang agung dalam akhlak beliau yang mulia, dan
semoga kesejahteraaan dan rahmat senantiasa juga tercurah untuk keluarganya
dan para sahabatnya terkasih yang senantiasa mengikuti petunjuknya, sehingga
mereka beruntung dengan mendapat ridha dan pahala dari sisi Allah.
Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima
kasih atas bimbingan, dukungan, semangat dan do’a, baik langsung maupun tidak
langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada :
1. Kedua orang tua penulis, Bapak H. Muhamad dan Ibu Hj Sami’nah tercinta
yang telah memberikan dukungan moral, material, spriritual, kasih sayang,
dan tidak pernah lelah untuk selalu mendoakan serta mendidik penulis dengan
penuh kesabaran. Bapak dan umi adalah kedua orang tua yang sempurna
selalu berusaha dan berdoa untuk penulis, yang juga merupakan motivasi
terbesar penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
x
2. Teruntuk kakak dan adik penulis, Kamaluddin, Rizki Abdul Hakim dan Putri
Romdoniah, terimakasih atas segala do’a dan dukungannya. Semoga kita
dapat selalu menjadi anak yang membanggakan bagi Bapak dan Ibu. Amin Ya
Robbal Alamin.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc. M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta
jajarannya.
4. Bapak Dr. Amilin, S.E.Ak, M.Si sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, M.H, sebagai Wakil Dekan Bidang
Administrasi Umum Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
6. Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., M.A, sebagai Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
7. Ibu Titi Dewi Warnida, SE., MSi. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Ibu Ela Patriana, MM. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Bapak DR. Herni Ali HT,SE,MM dan Ibu Amalia, SE, MSM sebagai Dosen
Pembimbing yang telah meluangkan waktunya di tengah kesibukan untuk
xi
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini serta
motivasinya yang begitu besar pada penulis.
10. Bapak Sopyan, SE., MM. selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah
mengarahkan dan memotivasi selama penulis menuntut ilmu di kampus ini.
11. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah mencurahkan dan mengamalkan ilmu
yang tak ternilai hingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
12. Seluruh Staf Tata Usaha dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
dan penulis dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
13. Sahabat terkasih, tercinta dan selamanya penulis, Muhammad Umar Dika
yang telah membantu mendoakan, memotivasi, memberikan solusi dan
menghibur penulis dari awal perkuliahan, hingga penulis menyelesaikan
skripsi ini.
14. Sahabat-sahabat penulis, Ayu Indah Wati, Siti Sarah Anggraeni,
Khridmadanty Angelita, Lailatul Jannah, Najwa Fithrati, Nur Anisha, Dwi
Ratnasari, Shofwatun Niswah, Dika Nurmalitasari, Citra Mi’rajul Ummah,
Ayu Setya Maulidini, Annisa Nasharuddin, terimakasih atas motivasi dan
dukungan kalian semua.
15. Teman seperjuangan penulis selama di CCIT FTUI dan MIPS, terimakasih
atas dukungan dan motivasi kalian. Semoga Allah SWT selalu memudahkan
langkah kalian untuk menuju cita-cita dan tujuan.
xii
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut
berkontribusi dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, oleh karenanya kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan. Adapun segala kekurangan dan kesalahan pada skripsi ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Harapan penulis, semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi banyak orang.
Jakarta, 02 Januari 2017
Dedeh Rahmawati
xiii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF ................................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN SKRIPSI ................................................................................iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................................vi
ABSTRACT ......................................................................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. ivi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xvii
BAB 1 ................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Perumusan Masalah .............................................................................................. 12
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 12
3. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 13
BAB 2 ............................................................................................................................... 15
LANDASAN TEORI ........................................................................................................ 15
A. Pengertian Bank Syariah ....................................................................................... 15
B. Fungsi Bank Syariah ............................................................................................. 16
C. Pembiayaan ........................................................................................................... 18
1. Pengertian pembiayaan ..................................................................................... 18
2. Pembiayaan Mudharabah ................................................................................. 19
3. Pembiayaan Musyarakah ................................................................................. 25
4. Pembiayaan Murabahah ............................................................................... 30
4. Pengertian Inflasi .................................................................................................. 34
xiv
D. Rasio Keuangan Bank ........................................................................................... 34
1. Rasio Likuiditas .................................................................................................... 36
2. Rasio Profitabilitas ................................................................................................ 37
E. Keterkaitan Antara Variabel X dengan Variabel Y .............................................. 41
F. Penelitian Terdahulu ............................................................................................. 44
G. Kerangka Pemikiran .......................................................................................... 56
BAB 3 ............................................................................................................................... 60
METODE PENELITIAN .................................................................................................. 60
A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................................... 60
B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel .............................................................. 60
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................................... 62
D. Metode Analisis Data ............................................................................................ 63
BAB IV ............................................................................................................................. 77
ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................................. 77
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................................... 77
B. Analisis dan Pembahasan ...................................................................................... 89
C. Analisis Deskriptif ................................................................................................ 89
Tabel 4. 1 ...................................................................................................................... 89
Analisis Deskriptif ........................................................................................................ 89
D. Hasil Uji Analisis Data Panel ................................................................................ 91
a. Chow Test ......................................................................................................... 91
b. Uji Hausman ..................................................................................................... 92
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................................................. 93
a. Goodness of Fit (Uji F) ..................................................................................... 96
b. Uji Hipotesis (Uji t) .......................................................................................... 98
c. Koefisien Determinasi (R2) ............................................................................. 103
d. Interprestasi Hasil Penelitian .......................................................................... 105
BAB V ............................................................................................................................ 110
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 110
xv
B. Saran ................................................................................................................... 110
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 112
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... 119
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 45
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 45
Tabel 2. 2 Asumsi Aplikasi Persamaan Regresi pada Data Pool ..................................... 63
Tabel 4. 1 Analisis Deskriptif ............................................................................... 89
Tabel 4. 2 uji Chow ............................................................................................... 92
Tabel 4. 3 Uji hausman ......................................................................................... 92
Tabel 4. 4 Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 93
Tabel 4. 5 Uji Multikolerasi ................................................................................. 94
Tabel 4. 6 Uji Heteroskedestisitas ......................................................................... 95
Tabel 4. 7 Uji Autokorelasi ................................................................................... 96
Tabel 4. 8 Analisis Regresi ata Panel .................................................................. 102
Tabel 4. 9 Uji Hipotesis (Uji t) ............................................................................. 98
Tabel 4. 10 Uji Goodness of Fit (Uji F) ................................................................ 97
Tabel 4. 11 Uji Koefisien Determinasi (R2) ....................................................... 104
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Skema Mudharabah ...................................................................................... 24
Gambar 2. 2 Skema Al-Musyarakah ................................................................................. 29
Gambar 2. 3 Skema Al-Murabahah .................................................................................. 33
vi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. 1 Perkembangan Profitablitas .............................................................................. 4
Grafik 1. 2 Perkembangan Inflasi ....................................................................................... 5
Grafik 1. 3 Perkembangan Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah ............... 6
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ekonomi islam identik dengan berkembangannya
lembaga keuangan syariah. Bank syariah sebagai lembaga keuangan telah
menjadi pusat bagi berkembangnya teori dan praktik ekonomi islam
secara mendalam.. Bank syariah merupakan institusi keuangan yang
menjamin seluruh aktivitas investasi yang menyertainya telah sesuai
dengan syariah, sedangakan bank konvensional merupakan bank yang
sistem operasionalnya menerapkan metode bunga (Ascarya, 2011:1).
Bank menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi dengan
menerima dana dari pihak lain, selanjutnya banyak menyalurkan dana
yang telah dikumpulkan dalam bentuk pembiayaan pada unit yang
membutuhkan dana (Institut Bank Indonesia, 2014 : 202).
Munculnya Perbankan yang berbasis syariah di Indonesia mulai
diterapkan atau mulai diberlakukan sejak tahun 1992, seiring dengan
adanya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, tetapi
pada saat itu hanya Bank Muamalah yang menerapkan perbankan
berbasis syariah. Di Indonesia, Bank Syariah yang pertama kali didirikan
2
pada Tahun 1992 adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI). Walaupun
perkembangannya agak terlambat dibandingkan dengan negara-negara
muslim lainnya, Perbankan Syariah di Indonesia akan terus berkembang.
Bila pada periode tahun 1992-1998 hanya ada satu unit Bank Syariah
(Sadi, 2015: 29), maka pada tahun 2016 jumlah Bank Umum Syariah
bertambah menjadi 12 unit, Unit Usaha Syariah menjadi 22 unit (Otoritas
Jasa Keuangan) dan Bank Perkreditan Rakyat menjadi 158 unit (Bank
Indonesia). Perkembangan yang pesat pada dunia perbankan syariah
menyebabkan terjadinya persaingan anatar bank syariah yang secara
langsung ataupun tidak langsung berpengaruh terhadap pencapaian
profitabilitas bank syariah.
Profitabilitas sebagai salah satu acuan dalam mengukur besarnya
laba menjadi begitu penting untuk mengetahui apakah perusahaan atau
bank telah menjalankan usahanya secara efisien (Harahap, 2008:297).
Keuntungan yang diperoleh oleh bank bisa ditentukan oleh seberapa
banyak pembiyaan yang disalurkan. Dengan harapan semakin banyak
pembiyaan yang disalurkan semakin meningkat pula profitabilitas bank
yang tercermin dari meningkatnya laba. Dimana keuntungan dapat dilihat
dari tingkat profitabilitas bank dapat diukur menggunakan rasio
keuangan. Dimana rasio yang bersangkutan dalam mengelola asset dan
liabilities yang ada, dan secara kuantitatif dapat dinilai dengan
menggunakan Return On Asset (ROA).
3
Dengan begitu profitabilitas menjadi faktor penting dalam
penilaian aktivitas perbankan syariah dalam kegiatanya. Dan untuk
meningkatkan profitabilitas harus disertai dengan upaya peningkatan
kualitas penyaluran aktiva produktif. Salah satu bentuk penyaluran aktiva
produktif perbankan syariah adalah melalui pembiyaan yang diberikan
kepada masyarakat, yakni pembiyaan berprinsip jual beli dan bagi hasil.
Pembiyaan dengan prinsip jual beli yang dilakukan oleh perbankan
syariah diimplementasikan ke dalam tiga bentuk skim yaitu pembiyaan
murabahah, salam, istishna. Sedangkan pembiyaan dengan prinsip bagi
hasil diimplemntasikan ke dalam dua bentuk yaitu pembiyaan
mudharabah dan musyarakah (Rifqi, 2010:40).
Akan tetapi, meningkatnya produk pembiyaan yang disalurkan oleh
bank syariah terhadap profitabilitas akan mempengaruhi operasional
perusahaan dalam hal pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan
kinerja keunagan perusahaan, khususnya permasalahan perbankan syariah
di Indonesia yaitu Inflasi yang merupakan presentase kecepatan kenaikan
harga-harga dalam satu tahun tertentu, atau dengan kata lain adanya
penurunan dari nilai mata uang yang berlaku. Tingkat suku bunga
merupakan salah satu instruen konvensional untuk mengendalikan laju
inflasi, dimana inflasi yang tinggi akan menyebabkan menurunnya
profitabilitas suatu perusahaan (Dendawijaya, 2005:103).
4
Grafik 1. 1
Perkembangan Profitablitas
Sumber : Laporan Keuangan pada Website masing-masing Bank Umum Syariah di Indnesia
periode 2011-2015 (data diolah)
Pada Grafik di atas dilihat bahwa perkembangan kondisi rata-rata
ROA bank umum syariah, pada periode tahun 2011-2012 mengalami
kenaikan sebesar 1,6% lalu pada tahun 2013-2014 tingkat profitabilitas
pada ROA mengalami penurunan yang sangat drastis yaitu sebesar 0.6%
hingga akhirnya pada profitabilitas ROA di tahun 2015 kembali
mengalami kenaikan sebsar 0.8%.
Sedangkan untuk mengetahui perkembangan inflasi pada tahun
2011-2015 dapa dilihat dari tabel berikut ini:
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
2011 2012 2013 2014 2015
Profitabilitas ROA
PF
5
Grafik 1. 2
Perkembangan Inflasi
Sumber : Laporan Keuangan pada Website masing-masing Bank Umum Syariah di Indnesia
periode 2011-2015 (data diolah)
Pada Grafik di atas dapat dilihat bahwa perkembangan kondisi rata-
rata inflasi bank umum syariah, pada periode tahun 2011-2012 mengalami
penurunan yang sangat sedikit yaitu dengan nilai sebesar 0.01%, pada
tahun 2012-2014 inflasi mengalami kenaikan yang cukup tinggi yaitu
sebesar 0,08% dan mengalami penurunan kembali di tahun 2015 pada
tingkat 0.04%.
Di dalam Undang-Undang No.21 tahun 2008 tentang perbankan
syariah, Pasal 1 ayat 25 yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia bahwa
pembiyaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
0.07
0.08
0.09
2011 2012 2013 2014 2015
INF
INF
6
dengan itu berupa: (1) transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan
musyarakah, (2) transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa
dalam bentuk ijarah muntahiyabittamlik, (3) transaksi jual beli dalam
bentuk piutang murabahah, salam dan istishna, (4) transaksi pinjam
meminjam dalam bentuk piutang qardh, dan (5)transaksi sewa menyewa
jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multi jasa.
Di dalam undang-undang ini mangatur tentang operasional
perbankan syariah agar bank syariah benar-benar menjalankan
operasionalnya dengan berdasrkan prinsip syariah.
Grafik 1. 3
Perkembangan Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah
Sumber : Laporan Keuangan pada Website masing-masing Bank Umum Syariah di Indnesia
periode 2011-2015 (data diolah)
0
2000000
4000000
6000000
8000000
10000000
12000000
2011 2012 2013 2014 2015
Mudharabah
Musyarakah
Murabahah
7
Pada Grafik 1.3 diatas menunjukkan bahwa dari tahun 2011
sampai tahun 2015, grafik murabahah atau jual beli terus menerus
mengalami peningkatan dan menjadi produk unggulan dalam bank
syariah yang masih berjalan sampai saat ini. Begitu pula pada pembiyaan
musyarakah pada tahun 2011 hingga 2015 terus menerus mengalami
kenaikan pada akad kerjasama tersebut. Akan tetapi rendahnya
pembiyaan mudharabah dan musyarakah menggambarkan bahwa operasi
bank syariah belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan apa yang
diharapkan. Bank syariah seharusnya memperbesar pangsa produk bagi
hasil, bukan hanya terfokus pada produk jual beli. Namun ternyata bank
syariah kurang berminat untuk menawarkan produk mudharabah dan
musyarakah spenuhnya hal ini disebabkan oleh beberapa hal yang perlu
mendapatkan solusi tersendiri. Karena dalam pelaksanannya, pembiyaan
mudharabah dan musyarakah di bank syariah tidak lepas dari resikoyang
akan berakibat pada kerugian bank syariah kurang selektif dalam
memberikan pembiyaan dengan sistem bagi hasil. Adapun resiko yang
terjadi pada pembiyaan pada profitabilitas yaitu tingginya tingkat
inflasiyang akan mempengaruhi pendapatan pada bank dalam pembiyaan
maupun jual beli.
Menurut Hariyani 2010:53 return on asset merupakan alat untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum
pajak) yang dihasilkan dari rata-rata total asset bank yang bersangkutan. Semakin
8
besar ROA semakin besar juga tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga
memungkinkan suau bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Pembiayaan
musyarakah, mudharabah, dan murabahah dalam jumlah besar dapat membawa
hasil yang menguntungkan bagi pihak bank, jika penyaluran pembiayaan tersebut
dalam pengembaliannya berjalan dengan lancar. Dimana semakin besar
pendapatan maka semakin besar pula bank dalam pembayaran kewajiban kepada
pihak lain. Dengan begitu profitabilitas menjadi faktor penting dalam penilaian
aktivitas perbankan syariah dalam kegiatanya. Kemampuan bank dalam
menghasilkan profit tersebut akan bergantung pada kemampuan manajemen bank
yang bersangkutan dalam mengelola asset dan liabilities yang ada, dan secara
kuantitatif dapat dinilai dengan menggunakan Return On Asset (ROA). Besarnya
laba atau profit tentu berhubungan dengan besarnya pembiayaan yang disalurkan
serta menunjukkan tingkat keberhasilan bank syariah dalam melakukan kegiatan
usahanya (Rafi Maulana: 2015).
Sebagai lembaga yang penting dalam perekonomian maka perlu
adanya pengawasan kinerja yang baik oleh regulator perbankan. Salah
satu indikator untuk menilai kinerja keuangan suatu bank adalah melihat
tingkat profitabilitasnya. Profitabilitas merupakan indikator yang paling
tepat untuk mengukur kinerja suatu bank (Hasibuan, 2005:100).
Lingkungan ekonomi makro akan mempengaruhi operasional
peusahaan dalam hal pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan
9
kinerja keunagan perusahaan, khususnya permasalahan perbankan syariah
di Indonesia yaitu Inflasi yang merupakan presentase kecepatan kenaikan
harga-harga dalam satu tahun tertentu, atau dengan kata lain adanya
penurunan dari nilai mata uang yang berlaku. Tingkat suku bunga
merupakan salah satu instruen konvensional untuk mengendalikan laju
inflasi, dimana inflasi yang tinggi akan menyebabkan menurunnya
profitabilitas suatu perusahaan (Dendawijaya, 2005:103).
Tingginya angka inflasi dapat berdampak pada sector
perbankan.oleh karena itu, Bank Indonesia juga perlu untuk menetapkan
tingkat suku bunga (BI rate ) yang sesuai sebagai dasr atau patokan bank
umum dan swasta untuk menentukan suku bunga mereka agar mereka
dapat tetap likuid dan menguntungkan. Salah satu penyebab krisis yang
dialami oleh Indonesia adalah inflasi yang berkepanjangan. Inflasi adalah
dimana suatu keadaan dimana terjadi kenaikan harga-harga secara tajam
(absolut) yng berlangsung secara terus-menerus dalam jangka waktu yang
cukup lama yang diikuti dengan meosotnya nilai rill (intrinsic) mata uang
suatu Negara (Dwijayanthy dan Naomi, 2009:2)
Faktor lain yang memperngaruhi tingkat profitabilitas dalam
perbankan yaitu pembiayaan dalam bank syariah (Mudharabah,
Musyarakah) dan jual beli (Murabahah). Pembiayaan mudharabah adalah
kerjasama antara seorang partner yang memberikan uang kepada partner
10
lain untuk diinvestasikan ke perusahaan komersial. Pihak bank (shahibul
maal) berkewajiban memberikan dana 100% kepada nasabah (mudharib)
dan mudharib hanya mengelola usaha yang sudah ditentukan oleh pihak
shahibul maal. Pembagian keuntungan akan dibagi berdasarkan
kesepakatan pada awal kontrak, sedangkan jika terjadi kerugian akan
ditanggung oleh pemilik modal. Pengelola juga bertanggungjawab apabila
kerugian itu disebabkan oleh pihak pengelola. (Rivai,2012:299)
Pembiayaan musyarakah adalah kerjasama dimana dua atau lebih pengusaha
bekerjasama sebagai mitra usaha dalam bisnis.Masing-masing pihak menyertakan
modalnya dan ikut mengelola usaha tersebut. Keuntungan dan kerugian akan
dibagi berdasarkan persentase penyertaan modalnya (Ascarya,2011:51).
Murabahah adalah istilah dalam Fikih Islam yang berarti suatu bentuk jual
beli tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang, meliputi harga
barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memeperoleh barang tersebut
dan tingkat keuntungan (margin) yang diinginkan. (Ascarya,2008 ;81-82)
Dengan demikian, peranan perbankan nasional termasuk perbankan
Syariah perlu ditingkatkan dala hal penghimpunan dan penyaluran dana
masyarakat, serta penyediaan layanan jasa perbankan lainnya. Sejalan
dengan upaya pembangunan perbankan untuk membangun kembali
system perbankan yang sehat dalam rangka mendukung program
peningkatan ekonomi nasional, maka salah satu upaya yang dilakukan
11
untuk mengoptimalkan fungsi perbankan syariah adalah pengembangan
pebankan syariah. Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya, bank
tidak terlepas dari pengaruh kondisi perekonomian. Kaitannya dalam hal
ini, faktor-faktor ekonomi makro seperti neraca pembayaran, pendapatan
nasional meliputi produk domestik bruto dan produk nasional bruto, gross
domestik produk, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, tingkat
pengangguran, nilai tukar valas, jumlah uang beredar dan suku bunga
(Sukirno, 2006:26).
Bebebrapa penelitian yang berkaitan dengan profitabilitas telah dilakukan.
Penelitian oleh Yesi Oktriani (2012) hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan
bahwa pembiayaan musyarakah secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas, pembiayaan mudharabah secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas, pembiayaan murabahah secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, dan pembiayaan musyarakah,
mudharabah, dan murabahah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Apabila pembiayaan musyarakah, mudharabah, dan murabahah pada bank
dilaksanakan dengan baik, maka akan menyebabkan profitabilitas semakin baik
pula.
Penelitian yang diperoleh oleh Rafika Fauziah (2012), dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat pengaruh antara Inflasi terhadap ROA, ROE, dan BOPO
pada Bank Muamalat Indonesia Maupun Bank Central Asia.
12
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan hasil
yang berbeda-beda maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
lebih lanjut dalam penelitian ini yang mengangkat judul “Analisis
Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, dan
Inflasi terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus pada Bank
Umum Syariah di Indonesia Periode 2011 – 2015)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, dan
Inflasi berpengaruh secara simultan terhadap Profitabilitas pada Bank
Umum Syariah periode 2011-2015 ?
2. Apakah Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, dan
Inflasi berpengaruh secara parsial terhadap Profitabilitas pada Bank
Umum Syariah periode 2011-2015 ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini
diantaranya adalah :
13
1. Untuk menentukan apakah pembiayaan Mudharabah, Musyarakah,
Murabahah, dan Inflasi berpengaruh secara simultan terhadap
Profitabilitas pada Bank Umum Syariah periode 2011-2015.
2. Untuk menentukan apakah pembiayaan Mudharabah, Musyarakah,
Murabahah, dan Inflasi berpengaruh secara parsial terhadap
Profitabilitas pada Bank Umum Syariah periode 2011-2015.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak
yang membutuhkan yaitu
1. Bagi Bank Umum Syariah, penelitian ini dapat dijadikan landasan dalam
menilai laporan keuangan bank syariah dalam mengevaluasi profitabilitas
dan resiko, selain itu juga dapat digunakan landasan dalam memutuskan
kebijakan financial dalam membuat keputusan demi meningkatkan nilai
perusahaan.
2. Bagi Investor, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan informasi
sebagai bahan pertimbangan dalam berinvestasi.
3. Bagi Masyarakat, penelitian ini dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat
sebagai calon nasabah untuk menggunakan produk dan jasa Perbankan
Syariah pada Bank Umum Syariah.
4. Bagi Akademik, penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi keilmuan di
bidang ekonomi syariah seingga dapat menambah pengetahuan dan
14
wawasan terkait variable yang dapat mempengaruhi profitabilitas Hasil dari
penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pengaruh
rasio keuangan terhadap profitabilitas, dan pengaruhnya terhadap nilai
perusahaan.
15
BAB 2
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Bank Syariah
Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 bank adalah suatu badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan /atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Kasmir, 2008: 9).
Sedangkan perbankan menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 adalah segala
sesuatu yang menyangkut tentang bank: mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,
serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (Arthesa dan
Handiman, 2006:6). Menurut Karim (2009:18) mengartikan bahwa bank adalah
lembaga yang melaksanaan tiga fungsi utama, yaitu menerima simpanan uang,
meminjamkan uang, dan memberikan jasa pengiriman uang. Menurut Prof G.M.
Veryn Stuart dalam bukunya “Bank Politics” (Martono: 2010) mengartikan
bahwa bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang bertujuan
memberikan kredit, baik dengan alat pembayaran sendiri, dengan uang yang
diperolehnya dari orang lain, dengan jalan mengedarkan alat-alat pembayaran
baru berupa uang giral. Kegiatan utama suatu bank adalah menghimpun dana dari
masyarakat melalui simpanan dalam bentuk tabungan, deposito berjangka, giro
dan kemudian menyalurkannya kembali dana yang dihimpun tersebut kepada
masyarakat umum dalam bentuk kredit yang diberikan (loanable fund). Dengan
16
demikian kegiatan bank di Indonesia terutama kegiatan bank umum adalah
sebagai berikut:
a. Menghimpun dana dari masyarakat.
b. Menyalurkan dana kepada masyarakat.
c. Memberikan jasa bank lainnya.
Bank Syariah adalah bank yang menjual produk produknya dengan tata
cara sesuai dengan hokum Islam dan menerima imbalan atas jasanya dalam
bentuk bagi hasil (ujrah) berdasarkan akad (kesepakatan) antara bank dengan
nasabah, masing-masing pihak menyediakan informasi secara lengkap dan akurat
(jujur) sebelum dan setelah akad, tidak ada eksploitasi terhadap pihak lain serata
tujuannya adalah mencari ridha Allah SWT. (Slamet Haryono, 2009:81).
Isltilah lain yang digunakan untuk sebutan bank islam adalah syariah
menurut EnsiklopediaIslam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran
uang yang pengoperasikannya disesuaikan dengan prinsip islam.
B. Fungsi Bank Syariah
Dalam paradigma akuntansi Islam, secara garis besar terdiri atas 4 fungsi
utama, hal ini termuat dalam buku “bank syariah dari teori ke praktik” karangan
Muhamad Syafi’i Antonio (2001), yaitu fungsi bank syariah sebagai manajemen
17
investasi, fungsi bank syariah sebagai investasi, fungsi bank syariah sebagai jasa-
jasa keuangan, dan fungsi bank syariah sebagai jasa social.
fungsi bank syariah sebagai manajemen investasi
Bank-bank syariah dapat melaksanakan fungsi ini berdasarkan kontrak
mudharabah atau kontrak perwakilan. Menurut kontrak mudharabah, bank (dalam
kapasitasnya sebagai mudharib, yaitu pihak yang melaksanakan investasi dana
dari peihak lain) menerima presentase keuntungan hanya dalam kasus untung.
Dalam ha terjadi kerugian, sepenuhnya menjadi risiko dana (shahibu mal),
sedangkan bank tidak ikut menanggungnya.
fungsi bank syariah sebagai investasi
Bank-bank syariah menginvestasikan dana yang ditempatkan pada dunia
usaha (baik dana modal maupun dana rekening investasi) dengan menggunakan
alat-alat investasi yang konsisten denagan syariah. Di antara contohnya adalah
kontrak murabahah, musyarakah, bai‟ as-salam, bai‟ al-istisna‟, ijarah, dan lain-
lain. Rekening investasi menjadi dua yakni rekening investasi tidak terbatas dan
terbatas.
1. Rekening investasi tidak terbatas (general investment)
Pemegang rekening jenis ini memberi wewenang kepada bank syariah unutk
menginvestasika dananya dengan cara yang dianggap paling baik dan feasible,
tanpa menerapakan pembatasan jenis, waktu, dan bidang usaha investasi.
18
1. Rekening investasi terbatas
Pemegang rekening jenis ini menerapkan pembatasan tertentu dalam hal jenis,
bidang usaha, dan waktu bank menginvestasikan dananya.
fungsi bank syariah sebagai jasa-jasa keuangan
Bank syariah dapat juga menawarkan berbagai jasa keuangan lainnya
berdasakan wupah (fee based) dalam sebuah kontrak perwakilan atau penyewaan.
Contohnya, garansi, transfer kawat, L/C, dan sebagainya
fungsi bank syariah sebagai jasa social
Konsep perbankan islam/syariah mengharuskan bank islam melaksanakan
jasa sosial, bisa melalui dana qardh (pinjaman kebaikan), zakat, atau dana sosial
yang sesuai dengan ajaran Islam. Konsep perbankan syariah juga mengharuskan
bank syariah memainkan peran dalam pengembangan sumber daya insani dan
menyumbang dana bagi pemeliharaan serta pengembangan lingkungan hidup.
C. Pembiayaan
1. Pengertian pembiayaan
Pembiayaan merupakan salah satu pokok bank yaitu pemberian fasilitas
dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit.
Sedangkan menurut UU No.10 tahun 1988 tentang perbankan menyatakan
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah menyediakan uang atau tagihan
19
yang dipersamakan dengan itu berdasrkan persetujuan atau kesepakatan antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan
imbalan atau bagi hasil. (Ascarya : 2008)
Berdasarkan pengertian diatas bahwa dapat disimpulkan bahawa
pembiayaan adalah pemberian fasilitas penyediaan dana untuk mendukung
investasi yang telah direncanakan berdasarkan kesepakatan antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau
tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
(Ascarya : 2008)
2. Pembiayaan Mudharabah
Istilah “mudharabah” merupakan istilah yang paling banyak digunakan
oleh bank-bank Islam. Prinsip ini juga dikenal sebagai “qiradh” atau
“muqaradah”.
Pembiayaan mudharabah adalah perjanjian antara penanam dana dan
pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian
keuntungan antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati
bersama (Muhammad, 2005:22).
Pembiayaan mudharabah adalah kerjasama antara seorang partner yang
memberikan uang kepada partner lain untuk diinvestasikan ke perusahaan
komersial. Pihak bank (shahibul maal) berkewajiban memberikan dana 100%
kepada nasabah (mudharib) dan mudharib hanya mengelola usaha yang sudah
20
ditentukan oleh pihak shahibul maal. Pembagian keuntungan akan dibagi
berdasarkan kesepakatan pada awal kontrak, sedangkan jika terjadi kerugian akan
ditanggung oleh pemilik modal. Pengelola juga bertanggungjawab apabila
kerugian itu disebabkan oleh pihak pengelola. (Rivai,2012:299)
Tujuan akad mudharabah adalah suapaya ada kerja sama kemitraan anatara
pemilik harta (modal) yang tidak ada pengalaman dalam perniagaan atau
perusahaan atau tidak ada peluang untuk berusahan sendiri dalam lapangan
perniagaan, perindustrian dan sebagainya dengan orang yang berpengalaman di
bidang tersebut tetapi tidak punya modal. ( Ascarya 2008)
a. Landasan syariah
Secara Umum, landasan dasar syariah Al-Mudharabah lebih mencerminkan
anjuran untuk melaksanakan usaha. Hal ini tanpak dalam ayat-ayat dan hadist
yaitu : (Ikatan bankir Indonesia 2014 : 94 -95)
Al-Qur’an
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu. “(An-nisa : 29)
Yang menjadi argument dari ayat diatas adalah yang berarti melakukan suatu
perjalanan usaha dengan jujur.
21
“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu’amalah tidak secara tunai) sedang
kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan
yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu
mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu
menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah
Rabb-nya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan kesaksian. Dan
barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang
berdosa hatinya; dan Allah Maha-mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-
Baqarah: 283)
Al- Hadits
Riwayat Thabhari dari Ibnu Abbas :
“Abbas bin Abdul Muthalib jika menyerahkan harta sebagai mdharabah, ia
mensyaratkan kepada mudharibnya agar tidak mengarungi lautan dan tidak
menuruni lembahserta tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar,
ia (mudharib) harus menanggung resikonya. Ketiak persyaratan yan ditetapkan
abbas itu didengan Rasullah, beliau membenarkannya.”
b. Rukun dan syarat Mudharabah
Adapun rukun dari akad mudharabah yang harus dipenuhi dalam transaksi
ada beberapa, yaitu : (Karim, 2009:205)
1. Pelaku (pemilik modal maupun pelaksana usaha)
2. Objek mudharabah (modal dan kerja)
22
3. Persetujuan kedua belah pihak (ijab-qabul)
4. Nisbah keuntungan
Selain itu adapun syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi dalam
mudharabah terdiri dari syarat modal dan keuntungan, syarat modal yaitu :
(Ascarya, 2008:62)
1). Modal harus berupa uang
2). Modal harus jelas dan diketahui jumlahnya
3). Modal harus tunai bukan utang
4). Modal harus diserahkan kepada mitra kerja
Sementara itu, syarat keuntungan yaitu keuntungan harus jelas
keuntungannya, dan keuntungan harus dengan pembagian yang disepakati oleh
kedua belah pihak.
c. Jenis-jenis Mudharabah
Jika proyek selesai, mudharib akan mengembalikan modal tersebut kepada
penyedia modal berikut porsi keuntungan yang telah disetujui sebelumnya. Bila
terjadi kerugian maka seluruh kerugian dipikul oleh shahibul maal. Sedang
mudharib kehilangan keuntungan (imbalan bagi –hasil) atas kerja yang telah
dilakukannya Ada dua tipe mudharabah, yaitu Mutlaqah (tidak terikat) dan
Muqayyadah (terikat) (Arifin, 2002:25):
Mudharabah Muthlaqah
23
Yang dimaksud dengan transaksi mudharabah muthlaqah adalah bentuk kerja
sama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak
dibatasi oleh spesikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis. Dalam pembahasan
fiqh ulama seringkali mencontohkan dengan ungkapan if‟al ma syi‟ta (lakukanlah
sesukamu) dari shahibul maal ke mudharib yang member kekuasaan sangat besar.
Mudharabah Muqayyadah
Mudharabah Muqayyadah atau disebut juga dengan istilah restricted
mudharabah / specified mudharabah adalah kebalikan dari mudharabah
muthlaqah, si Mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha,waktu, atau tempat
usaha. Adanya pembatasan ini seringkali mencerminkan kecenderungan umum si
Shahibul-maal dalam memasuki jenis usaha
d. Skema Mudharabah
Mudhabarah atau penanaman modal adalah penyerahan modal uang kepada
orang yang berniaga sehingga ia mendapatkan presentase keuntungan (Al-Mushih
dan Ash-Shawi, 2004). Dalam pembiayaan mudharabah kerugian dianggung
sepenuhnya oleh bank, kecuali jika nasabah melakukan kesalahan yang disengaja,
lalai, atau menyalahi perjanjian.
Sehingga dalam aplikasi perbanka, pembiayaan mudharabah dapat digambarkan
dalam skema sebagai berikut: (Antonio Syafi’i 2001: 98 ).
24
Gambar 2. 1
Skema Mudharabah
Sumber : Antonio Syafi’i 2001
e. Aplikasi dalam Perbankan
Akad Mudharabah diperbankan digunakan pada sisi penghimpunana dana
dan pembiayaan. Namun, mudharabah biasanya diterapkan pada produk-produk
pembiayaan yaitu sebagai berikut :
1). Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa
2). Investasi khusus disebut juga mudharabah muqayyadah, dimana sumber dana
khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat yang telah
ditetapkan oleh shahibul maal.
25
3. Pembiayaan Musyarakah
Musyarakah merupakan istilah yang sering dipakai dalam konteks skim
pembiayaan syirkah. Istilah ini berkonotasi lebih terbatas dari pada istilah syirkah
yang lebih umum digunakan dalam fikih islam (Usmani,1999) dalam (Ascarya,
2008). Syirkah berarti sharing “berbagi” dan didalam teminologi fikih islam
dibagi dalam dua jenis. Syirkah al-milk atau amlak atau syirkah kepemilikan dan
syirakha al-„aqd atau syirkah „ukud atau syirkah akad. (Ascarya, 2008 : 49)
Musyarakah merupakan akad bagi hasil ketika dua atu lebih pengusaha
pemilik dana/modal bekerja sama sebagai mitra usaha, membiayai investasi usaha
baru atau sudah berjalan.mitra usaha pemilik modal berhak ikut serta dalam
manajemen perusahaan, tetapi itu tidak merupakan keharusan. Para pihak dapat
membagi pekerjaan mengelola usaha sesuai kesepakatan dan mereka juga dapat
meminta gaji/upah untuk tenaga dan keahlian yang mereka curahkan untuk usaha
tersebut. (Antonio Syafi’I ,2001)
Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah musyarakah Isyirkah atau
syarikah). Transaksi musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak yang
bekerja sama untuk meningkatkan nilai asset yang mereka miliki secara bersama-
sama. Semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih dimana mereka
bersama sama memandukan seluruh sumber daya baik berwujud Waupun tidak
berwujud. (Karim,Adimawarwan A, 2014)
26
Secara spesifik bentuk kontribusi dari pihak yang bekerja sama dapat berupa
dana, barang perdagangan (trading asset), kewiraswastaan (entrepreneurship),
kepandaian (skill), kepemilikan (property), peralatan (equipment), atau intangible
asset (seperti hak paten atau goowill), kepercayaan atau repurtasi (credit
worthiness) dan barang-barang lainnya yang dapat dinilai dengan uang. (Karim,
Adimawarwan A, 2014)
Dalam fasilitas pembiayaan berdasarkan akad musyarakah, bank dan
ansabah masing-masing memberikan dan dengan ketentuan bahwa keuntungan
dalam kerja sama itu akan dibagi sesuai kesepakatan dan kerugian ditanggung
secara professional sesuai porsi dana masing-masing. (A. Wangsawidjaja,
2012;80).
a. Landasan Syariah
Secara Umum, landasan dasar syariah Al-Musyarakahh lebih mencerminkan
anjuran untuk melaksanakan usaha. Hal ini tanpak dalam ayat-ayat dan hadist
yaitu : (Ikatan bankir Indonesia 2014)
Al-Qur’an
“Dan bagianmu (suami-suami) adalah seperdua dari harta yang ditinggalkan
oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika mereka (istri-istrimu)
itu mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yang
ditinggalkannya setelah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) setelah
27
dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu
tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka
para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan setelah
dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) setelah dibayar hutang-hutangmu. Jika
seseorang meninggal, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan
ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki
(seibu) atau seorang saudara perempuan (seibu), maka bagi masing-masing dari
kedua jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu
lebih dari seorang, maka mereka bersama-sama dalam bagian yang sepertiga
itu[17], setelah dipenuhi wasiat yang dibuatnya[18] atau (dan) setelah dibayar
hutangnya dengan tidak menyusahkan (kepada ahli waris)[19]. Demikianlah
ketentuan Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun. (An- Nisa’ 12)
Ayat ini menunjukkan pengakuan Allah SWT akan adanya perserikatan
dalam kepemilikan harta. Hanya saja perkongsian dalam ayat ini terjadi secara
otomatis (jabr) karena waris.
Al-Hadist
“Dari Abu Hurairah, Rasulullah Bersabda: Sesungguhnya Allah Berfirman:
Aku pihak ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah satunya tidak
menghiyanati lainnya” (HR. Abu Daud 2936, dalam kitab Al-Buyu’ dan Hakim)
Hadist qutsi tersebut menunjukkan kecintaan Allah kepada hamba-hambanya
28
yang melakukan perserikatan selama saling menjunjung tinggi amanah
kebersamaan dan menjahui penghiyanatan.
b. Rukun dan syarat akad Al-Musyarakah:
Berikut adalah rukun yang harus dipenuhi dalam transaksi musyarakah yaitu :
(Antonio Syafi’i 2001)
1). Pelaku akad, yaitu shahibul maal (pemodal) dan mudharib (pengelola)
2). Objek akad, yaitu maal (modal), drarabah (kerja), dan ribh (keuntungan)
3). Shigat yaitu ijab dan qabul
c. Skema Al-Musyarakah
Dalam aplikasi perbankan pembiayaan musyarakah dapat digambarkan
dalam skema sebagai berikut : (Antonio Syafi’i 2001: 94).
29
Gambar 2. 2
Skema Al-Musyarakah
Sumber : Antonio Syafi’i 2001
c. Aplikasi dalam perbankan
Dalam aplikasi diperbankan, pembiayaan musyarakah digunakan pada
pembiayaan sebagai berikut : (Antonio Syafi’i 2001)
1). Pembiayaan proyek. Dalam pembiayaan proyek, biasanya nasabah dan bank
bersama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek-proyek san setelah
proyek selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang
telah disepakati untuk bank.
2). Modal ventura. Pada lembaga keuangan khusus yang dibolehkan melakukan
investasi dalam kepemilikan perusahaan, al- musyarakah diterapkan dalam
30
penanaman modal untuk jangka waktu tertentu. Setelah itu bank melakukan
divestasi atau menjual bagian sahamnya, baik secara singkat maupun bertahap.
4. Pembiayaan Murabahah
Secara bahasa, kata murabahah berasal dari bahasa Arab dengan akar kata
ribh yang artinya “keuntungan”. Sedangkan secara istilah, menurut Lukman
Hakim, murabahah merupakan akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual
menyebutkan harga jual yang terdiri atas harga pokok barang dan tingkat
keuntungan tertentu tas barang, dimana harga jual tersebut disetujui pembeli
(Hakim, 2012:116).
Dalam praktik pembiayaan berdasarkan akad Murabahah, bank tidak
menerima penyerahan barang atau dengan kata lain barang diserahkan langsung
oleh penjual atau produsen kepada nasabah penerima fasilitas (A.
Wangsawidjaja,2012;81)
Murabahah (al-ba‟i bi tsaman ajil) lebih dikenal sebagai murabahah saja.
Murabahah, yang berasal dari kata ribhu (keuntungan), adalah transaksi jual-beli
dimana bank menyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual,
sementara nasabah sebagai nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli
bank dari pemasok ditambah keuntungan (margin) (Karim, 2009 : 98).
a. Landasan Syariah
Yang menjadi landasan syariah dari murabahah bersumber dari Al-Qur’an dan
Al-Hadits yaitu sebagai berikut : (Ikatan bankir Indonesia 2014)
31
1. Al-Qur’an
Dalam Al-Qur’an Allah menjelaskan tentang jual beli yaitu QS: Al- Baqarah
: 275 yang berbunyi :
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba(1)
tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila(2)
. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka
berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu(3)
(sebelum
datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali
(mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka
kekal di dalamnya”.
2. Al-Hadits
Adapun hadits yang menerangkan tentang murabahah yaitu :
Dari Suhaib ar-Rumi r.a bahwa Rasullah saw. Bersabda. “ Tiga hal yang
didalamnya terdapat keberkahan : jual beli secara tangguh, muqaradhah
(mudharabah), dan dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan
rumah bukan untuk dijual.” (HR Ibnu Majah)
b. Rukun dan Syarat akad Murabahah.
Fator-faktor yang harus ada (rukun) dalam akad murabahah adalah: (Karim,
Adimawarwan A, 2014:205).
32
1). Pelaku akad, yaitu shahibul maal (pemodal) dan mudharib (pengelola)
2). Objek akad, yaitu maal (modal), drarabah (kerja), dan ribh (keuntungan)
3). Shigat yaitu ijab dan qabul
Adapun syarat pokok dari Al-Murabahah adalah :
1) Penjual member tahu biaya modal kepada nasabah
2) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yan telah ditetapkan
3) Kontrak harus bebas riba
4) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang
sesudah pembelian.
5) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian,
misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.
c. Skema Al-Murabahah
Dalam aplikasi perbankan pembiayaan Murabahah dapat digambarkan
dalam skema sebagai berikut : (Antonio Syfi’i 2001;107 )
33
Gambar 2. 3
Skema Al-Murabahah
Sumber : Antonio Syfi’i 2001
d. Aplikasi dalam perbankan
Kalangan perbankan di Indonesia banyak menggunakan al-murabah secara
berkelanjutan (roll over/evergreen) seperti untuk modal kerja padahal sebernya al-
murabahah adalah kontrak jangka pendek dengan sekali akad (one short deal). Al-
murabahah tidak tetap diterapkan untuk modal kerja. Akad murabahah sesuai
dengan skema tersebut. Hal ini mengingat prinsip mudrabahah memiliki
fleksibilitas yang sangat tinggi (Antonio Syafi’i, 2001; 106).
34
3. Pengertian Inflasi
Inflasi secara umum sering dipahami sebagai meningkatnya harga barang
secara keseluruhan. Dengan emikian, terjadin penurunan daya beli uang atau
decreasing purchasing of money. (Antonio Syafi’i,2001;75-76)
Inflasi adalah suatu keadaan dimana terjadi kenaikan harga secara tajam
yang berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu yang cukup lama
sebagai akibat dari ketidakseimbangan arrus banarng dan jasa seiring dengan nilai
mata uang yang turun secara tajam. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja
tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan
kenaikan harga) pada barang lainnya, kebalikan dari inflasi disebut deflasi.
(Khalwaty,2000;11)
Inflasi terjadi ketika harga umum naik saat ini kita menghitung inflasi denan
menggunakan indeks harga rata-rata tertimbang dari harga ribuan produk
individual. Indeks harga konsumen (CPI) mengukur biaya sekeranjang pasar dari
barang dan jasa konsumen yang dikaitkan dengan biaya dari sekeranjang pasar
dari barang dan jasa tersebut pada tahun dasar tertentu. (Samuelson dan Nordhaus,
2004: 103)
D. Rasio Keuangan Bank
Rasio keuangan dihitung berdasarkan financial statement yang telah
tersedia, yang terdiri dari a) balance sheet atau neraca, dan b) income statement
atau laporan laba rugi. Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan tersebut,
yaitu a) analisis trend (historical analysis), b) norma industry: kita harus
35
membandingkan dengan industry sejenis. Perlu diperhatikan metode akuntansi
yang digunakan oleh perusahaan lain, apakah sama dengan perusahaan kita
(Rodoni & Ali, 2014:24).
Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu bank, maka dapat dilihat
laporan keuangan yang disajikan oleh suatu bank secara periodik. Laporan ini
juga sekaligus menggambarkan kinerja bank selama periode tersebut. (Kasmir,
2012:310).
Rasio keuangan adalah hasil perhitungan antara dua macam data keuangan
bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data
keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kedua data
keuangan tersebut yang pada umumnya dinyatakan secara numerik, baik dalam
presentase atau kali. Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk mengukur
kinerja keuangan bank pada periode tertentu, dan dapat dijadikan tolak ukur untuk
menilai tingkat kesehatan bank selama periode keuangan tersebut (Riyadi,
2006:155)
Rasio-rasio keuangan umumnya diklasifikasikan menjadi empat (empat)
macam, antara lain : Liquidity Ratio (Rasio Likuiditas), Activity Ratio (Rasio
aktivitas), Debt Ratio (Rasio Utang), dan Probability Ratio ( Rasio
probabilitas/rentabilitas) (Rodoni & Ali, 2014:25).
36
1. Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah jumlah dana tunai yang diperlukan perusahaan untuk
membiayai pengeluarannya dan biasanya sangat tergantung pada sifat bisnis
perusahaan tersebut. Pada umumnya manajemen kurang menyukai penggunaan
benchmarktertentu untuk rasio likuiditasnya. Walaupun begitu, perusahaan pada
umumnya kekurangan likuid aset segera sebelum episode kepailitan terjadi dan
biasanya perusahaan tersebut meminjam lebih banyak lagi untuk mengelola
kewajiba jangka pendeknya (Rodoni & Ali, 2014:191)
Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain, dapat
membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat
mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan (Kasmir, 2012:315).
Syamsuddin (2008:41) likuiditas merupakan suatu indikator mengenai
kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka
pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia.
Likuiditas tidak hanya berkenaan dengan keadaan keseluruhan keuangan
perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuan untuk mengubah aktiva
lancar tertentu menjadi uang kas. Beberapa indikator dalam pengukuran tingkat
likuiditas adalah: (1) Net working capital, (2) Current ratio dan (3) Acid-test ratio
(Quick ratio).
37
Menurut Hanafi dan Halim (2007:37) yaitu rasio untuk
mengukurkemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka
pendek. Ada beberapa indikator rasio likuiditas yang dapat digunakan untuk
menganalisis likuiditas adalah (1) Rasio Lancar/(Current Ratio), dan (2) Rasio
Cepat(Quick Ratio).
Harahap (2008:34), mendefinisikan likuiditas adalah suatu rasio keuangan
yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-
kewajiban jangka pendeknya yang harus dipenuhi. Ada beberapa rasio likuiditas
yang dapat digunakan untuk menganalisis likuiditas perusahaan yaitu: (1) Rasio
Lancar(Current Ratio), (2) Rasio Cepat(Quick Ratio), dan (3)Rasio Kas.
2. Rasio Profitabilitas
Profitabilitas perusahaan harus dilihat sebagai fakor pendorong dalam
memantau aspek likuiditas dan solvabilitas. Dalam jangka panjang, perusahaan
harus menghasilkan keuntungan yang cukup dari usahanya sehingga mampu
membayar kewajibannya. Kerugian yang terus menerus akan segera memperburuk
aspek solvabilitas perusahaan dan apabila perusahaan akan memeperluas
usahanya, perusahaan mememrlukan retained earning untuk memenuhi
kebutuhannya. Dalam jangka pendek kerugian akan segera menuerunkan
likuiditas perusahaan. Lebih lanjut, profitabilitas perusahaan akan mempengaruhi
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan pembiayaan di luar. (Rodoni & Herni
Ali, 2014: 192)
38
Profitabilitas adalah suatu pengertian relatif mengenai laba yang diperoleh
perusahaan dibandingkan dengan jumlah modal yang tertanam dalam perusahaan
yang bersangkutan dengan tidak dibedakan apakah modal itu merupakan
kekayaan sendiri (seperti modal saham) ataukah “kekayaan asing (kredit bank,
obligasi) yang terdapat dalam perusahaan itu”. Profitabilitas merupakan hasil
bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan perusahaan (Warsono, 2008:37).
Profitabilitas menunjukan tidak hanya jumlah kuantitas dan trend earning,
tetapi juga factor yang mempengaruhi ketersediaan kualitas earning.
Keberhasilan bank yang didasarkan pada penilaian kuantitatif terhadap rentabilitas
bank yang diukur dengan rasio yang berbobot sama, rasio tersebut terdiri dari
rasio perbandingan laba dalam dua bulan terakhir terhadap volume usaha dalam
ptiode 12 bulan (Mudrajad 2002: 564).
Beberapa indikator dari rasio Profitabilitas ini dapat dikemukakan sebagai
berikut: Gross Profit Margin (marjin laba kotor), Net Profit Margin (rasio marjin
laba bersih), Return On Investment (rasio pengembalian atas investasi), dan
Return On Equity (rasio pengembalian atas ekuitas). Profitabilitas memperlihatkan
atau menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua
kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah
karyawan, jumlah cabang dan sebagainya (Harahap,2008:304).
Sedangkan menurut Hanafi dan Halim (2007:83) rasio ini mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat
39
penjualan, asset, dan modal saham tertentu. Beberapa indikator rasio profitabilitas
yang dapat digunakan yaitu: Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE),
Net Profit Margin (NPM).
a. Probabilitas ROA (Return On Asets)
Mandala Manurung (2004:209) mendefinisikan profitabilitas adalah
menunjukan kemampuan perusahaan untuk mengahasilkan laba selama priode
tertentu. Menurut Sri Sudarsi (2002:19) menyataan profitabilitas merupakan
tingkat keuntungan bersih yang diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan
operasinya. Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan
antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan
dengan kekayaan dengan asset yang dimiliki untuk mengahasilkan keuntungan
perusahaan (operating asset). Operating asset adalah semua aktiva kecuali
investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam
kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok
perusahaan ROA (return on asset) adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak
untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian ari asset yang dimiliki oleh
peusahaaan. ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif
pula atau rugi. hal ini menunjukan dari modal yang diinvestasikan secara
keseluruha belum mampu untuk menghasilkam laba (Hakim. 2006:19).
ROA (return on asset), rasio ini sering juga disebut sebagai return on
investment. Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama return
40
on investasi atau return on total asset merupakan rasio yang menunjukkan hasil
return atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan
merupakan suatu ukuran yang digunakan tentang efektifitas manajemen dalam
mengelola investasinya. Disamping itu hasil dari pengembalian investasi
menunjukan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik dalam modal
pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah) rasio ini semakin tidak
baik, demikian pula sebaliknya, artinya rasio ini digunakan untuk mengukur
efektivitas dari seluruh perusahaan (Kasmir dan Jakfar, 2008:201).
Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan
sumer ekonomi yang ada untuk menghasilkan laba. Untuk menghitung ROA
digunakan rumus (Handoko, 2008:32)
b. Probabilitas ROE (Return On Equity)
Menurut Harahap (2008:305), Return on equity (ROE) merupakan
perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas. Return on
equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi
para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham
preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan.
Return on Equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah
perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat
keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau
41
pemegang saham perusahaan. Rasio ini menunjukkan daya untuk menghasilkan
laba atas investasi berdasarkan nilai buku para pemegang saham, dan sering kali
digunakan dalam membandingkan dua atau lebih perusahaan atas peluang
investasi yang baik dan manajemen biaya yang efektif. Rumus untuk
mendapatkan ROE sebagai berikut : (Sawir 2009:20)
E. Keterkaitan Antara Variabel X dengan Variabel Y
Profitabilitas sebagai salah satu acuan dalam mengukur besarnya
laba menjadi begitu penting untuk mengetahui apakah perusahaan atau
bank telah menjalankan usahanya secara efisien. Keuntungan yang
diperoleh oleh bank bisa ditentukan oleh seberapa banyak pembiyaan
yang disalurkan. Dengan harapan semakin banyak pembiyaan yang
disalurkan semakin meningkat pula profitabilitas bank yang tercermin
dari meningkatnya laba. Dimana keuntungan dapat dilihat dari tingkat
profitabilitas bank dapat diukur menggunakan rasio keuangan. Dimana
rasio yang bersangkutan dalam mengelola asset dan liabilities yang ada,
dan secara kuantitatif dapat dinilai dengan menggunakan Return On Asset
(ROA) menurut Harahap, 2008:297.
42
Akan tetapi, meningkatnya inflasi pada bank akan menyebabkan
menurunnya tingkat pembiyaan atau tabungan pada bank karena
masyarakat akan mempergunakan hartanya untuk mencukupi biaya
pengeluaran akibat naiknya harga-harga barang sehingga akan
mempengaruhi profitabilitas Bank ( Sukirno, 2003).
1. Pengaruh Pembiyaan Mudharabah Terhadap Profitabiltas.
Penelitian yang dilakukan Ela Chalifah, Amirus Sodiq (2015) yang
disebutkan bahwa pembiyaan mudharabah secara parsial berpengaruh
terhadap profitabilitas (ROA). Menurut Hariyani 2010:53 Return On
Asset (ROA) merupakan alat untuk mengukur kemampuan manajemen
bank dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) yang
dihasilkan dari rata-rata total asset bank yang bersangkutan. Semakin
besar ROA semakin besar juga tingkat keuntungan yang dicapai bank
sehingga memungkinkan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin
kecil. Namun, dalam penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Yesi Oktriani (2012) yang menyebutkan bahwa
pembiyaan mudharabah tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.
2. Pengaruh Pembiyaan Musyarakah Terhadap Profitabiltas.
Penelitian yang dilakukan Arief Wibowo dan Sunarto (2015) yang
disebutkan bahwa pembiyaan musyarakah secara parsial berpengaruh terhadap
profitabilitas. Menurut Hariyani 2010:53 Return On Asset (ROA) merupakan alat
43
untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan
(laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari rata-rata total asset bank yang
bersangkutan. Semakin besar ROA semakin besar juga tingkat keuntungan yang
dicapai bank sehingga memungkinkan suatu bank dalam kondisi bermasalah
semakin kecil. Namun, dalam penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Yesi Oktriani (2012) yang menyebutkan bahwa pembiyaan
mudharabah tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.
3. Pengaruh Pembiyaan Murabahah Terhadap Profitabiltas.
Penelitian yang dilakukan Amri Dziki Fadholi (2015) yang
disebutkan bahwa pembiyaan murabahah secara parsial tidak
berpengaruh terhadap profitabilitas. Tinggi rendahnya nilai pembiayaan
jual beli akan berpengaruh terhadap return yang dihasilkan. Sebab dengan
adanya pembiayaan jual beli yang disalurkan kepada nasabah, bank
mengharapkan akan mendapatkan return dan margin keuntungan atas
pembiayaan jual beli yang diberikan kepada nasabah yang kemudian
margin keuntungan tersebut menjadi laba bank syariah Hal ini
dikarenakan belum tentu pembiayaan jual beli yang disalurkan oleh bank
pada nasabah akan dikembalikan sesuai perjanjian yang telah disepakati
bersama antara bank dengan nasabah.Hal ini dikarenakan belum tentu
pembiayaan jual beli yang disalurkan oleh bank pada nasabah akan
44
dikembalikan sesuai perjanjian yang telah disepakati bersama antara bank
dengan nasabah ( Slamet, Agung 2014).
Namun, dalam penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Yesi Oktriani (2012) yang menyebutkan bahwa
murabahah berpengaruh terhadap profitabilitas.
4. Pengaruh inflasi Terhadap Profitabiltas.
Penelitian yang dilakukan Desi Marilin Swandayani (2010) pada
hasil tersebut pada variabel inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas pada ROA. Inflasi yang tinggi akan menyebabkan
berkurangnya asset, karena dengan inflasi yang tinggi akan menyebabkan
daya beli masyrakat, sehigga akan mengurangi asset yang dimilki
perusahaan. Jika inflasi mengalami peningkatan, investor biasanya
menuntut tambahan premium inflasi untuk mengkompensasik penurunan
daya beli yang dialaminya (Tandelilin, 2010:103).
F. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan suatu sumber yang menjadikan acuan
dalam melakukan penelitian. Penelitian terdahulu yang digunakan berasal dari
jurnal dan skripsi dengan melihat hasil penelitiannya dan akan dibandingkan
dengan penelitian selanjutnya dengan menganalisa berdasrkan keadaan dan waktu
yang berbeda, adapun ringkasan penelitian terdahulu akan dijadikan table berikut
ini :
45
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu
No. Nama, Judul, dan
Tahun Penelitian
Variabel Metode
Analisis
Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan
1. Desi Marilin Swandayani
, Rohmawati
Kusumaningtias
(2011)
Pengaruh Inflasi, Suku
bunga, Nilai tukarvalas
dan jumlah uang beredar
terhadap profitabilitas
pada perbankan syariah
diIndonesia priode 2005-
2009
Variabel Independen:
Inflasi, Suku bunga,
Nilai tukarvalas dan
jumlah uang beredar
variable dependen:
Profitabilitas
Analisis
Regresi Linear
Berganda
Pada penelitian ini
didapatkan hasil
bahwa secara
bersama-sama
variabel inflasi, suku
bunga, nilai tukar
valas dan jumlah
uang beredar
mempunyai pengaruh
yang signifikan
terhadap ROA
perbankan syariah di
Indonesia. Hasil
secara parsial suku
bunga, nilai tukar
valas dan jumlah
uang beredar
mempunyai pengaruh
yang signifikan
terhadap ROA.
- Analisis
Regresi
Linear
Berganda
-Variabel dependen
: profitabilitas
-Variabel
independen : inflasi
46
Sedangkan variabel
inflasi mempunyai
pengaruh yang tidak
signifikan terhadap
ROA perbankan
syariah.
2. Yesi Oktriani
(2012)
Pengaruh pembiayaan
mudharabah, musyarakah
dan murabahah terhadap
profitabilitas
Variabel Independen
: pembiayaan
mudharabah,
musyarakah dan
murabahah
Variabel Dependen :
probitabilitas
metode
deskriptif
analisis
dengan
pendekatan
studi kasus.
pembiayaan
musyarakah secara
parsial tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
profitabilitas,
pembiayaan
mudharabah secara
parsial tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
profitabilitas,
pembiayaan
murabahah secara
parsial berpengaruh
signifikan terhadap
profitabilitas, dan
pembiayaan
musyarakah,
mudharabah, dan
murabahah
-Anlisis :
metode
deskriptif
analisis dengan
pendekatan
studi kasus.
Variabel
Independen :
pembiayaan
mudharabah,
musyarakah dan
murabahah
Variabel Dependen :
probitabilitas
47
berpengaruh
signifikan terhadap
profitabilitas.
3. Ravika Fauziah
(2012) “Analisis
pengaruh infasi terhadap
tingkat profitabilitas”
pada bank mualamat dan
bca
Variabel Independen
: inflasi
Variabel Dependen :
Profitabilitas
Analisis
Regresi Linear
Berganda
Berdasarkan analisis
data dan
pembahasan, dapat
disimpulkan bahwa
tidak
terdapat pengaruh
antara Inflasi
terhadap ROA, ROE,
dan BOPO pada
Bank Muamalat
Indonesia Maupun
- Analisis
Regresi Linear
Berganda
- Variabel
Independen : inflasi
- Variabel Dependen
: Profitabilitas
48
Bank Central Asia.
4.. Ayu Yanita Sahara
(2013)
“Analisis pengaruh
inflasi, suku bunga BI,
dan produk domestic
Bruto terhadap Return on
Asset (ROA) bank syariah
di Indonesia”
Variabel Independen
: Inflasi, Suku
bungaBI, Produk
domestic Bruto
Variabel Dependen :
Return on asset
(ROA)
kuantitatif
kausal
Berdasarkan analisis
hasil penelitian yang
telah dilakukan,
maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa
suku bunga BI
berpengaruh negatif
terhadap ROA.
Namun pada
pengujian inflasi dan
produk domestik
bruto menunjukkan
hasil bahwa terdapat
pengaruh positif
terhadap ROA. Dan
secara bersama-sama
inflasi, suku bunga
BI, dan produk
domestik bruto
(GDP) berpengaruh
signifikan terhadap
ROA.
Analisis :
kuantitatif
kausal
- Variabel
Independen : Inflasi,
-variabel dependen :
Profitabilitas (ROA)
5. Indriani Laela Qodriasari
(2014)
“Analisis Pengaruh
pendapatn pembiayaan
Variabel Independen
: Mudharabah,
Musyarakah,
Murabahah dan sewa
Data panel hasil analisis di atas
diperoleh bahwa
variabel pendapatan
pembiayaan
variabel
pendapatan
pembiayaan
mudharabah,
-Analaisis : Data
panel
- Variabel
Independen :
49
Mudharabah,
Musyarakah, Murabahah
dan sewa ijarah terhadap
profitabilitas bank umum
syrarih priode 2011-2013.
ijarah Variabel
Dependen :
profitabilitas
mudharabah,
musyarakah,
murabahah, dan
ijarah memiliki
pengaruh negatif
signifikan terhadap
profitabilitas bank
umum syariah. Hal
tersebut
mengindikasikan
bahwa pendapatan
pembiayaan-
pembiayaan tersebut
tidak berpengaruh
terhadap
profitabilitas keenam
bank umum syariah
yang diteliti
musyarakah,
murabahah,
dan ijarah
memiliki
pengaruh
negatif
signifikan
Mudharabah,
Musyarakah,
murabahah
-Variabel dependen
:
profitabilitas
6. Slamet Riyadi, Agung
Yulianto (2014) “
Pengaruh Pembiyaan
Bagi Hasil, Pembiyaan
Jual beli, Financing to
Deposit Ratio (FDR) dan
Non Perfoming
Fianncing (NPF)
Terhadap Profitabilitas
Variabel Independen:
Pembiyaan Bagi
Hasil, Pembiyaan
Jual beli, Financing
to Deposit Ratio
(FDR) dan Non
Perfoming Fianncing
(NPF)
Variabel dependen :
Analisis
Regresi Linear
Berganda
Pembiayaan bagi
hasil, jual beli, FDR,
dan NPF
berpengaruh secara
simultan terhadap
ROA bank umum
syariah. Pembiayaan
bagi hasil secara
parsial berpengaruh
Metode
analisis: regresi
linear berganda
Variabel indpenden
: jual beli atau
murabahah, bagi
hasil atau
mudharabah,
musyarakah
Variabel dependen :
profitabilitas (ROA)
50
Bank Umum Syariah di
Indonesia
profitabilitas negatif signifikan
terhadap ROA bank
umum syariah
Pembiayaan jual beli
secara parsial tidak
berpengaruh terhadap
ROA bank umum
syariah
7 Alshatti, Ali Sulieman
2014
(The Effect of the
Liquidity Management
on Profitability in the
Jordanian Commercial
Banks)
Variabel independen :
likuiditas
Varibael dependen :
ROA dan ROE
Analisis
Regresi
Berganda
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa terdapat
pengaruh
pengelolaan
likuiditas terhadap
profitabilitas pada
bank-bank
komersial Yordania
yang diukur dengan
ROE atau ROA,
dimana efek dari
investasi rasio dan
rasio cepat pada
profitabilitas
berpengaruh
positif. Sedangkan
Variabel
independen :
likuiditas
terhadap
profitabilitas
yang diukur
dengan ROE
atau ROA
Metode
analisis :
Analisis
Regresi
Berganda
Variabel dependen :
profitabilitas
51
pengaruh variabel
independen lain
pada dua ukuran
profitabilitas (ROE
dan ROA) adalah
negatif.
8. Farrukh Ijaz, Anum
Akma, Syeda Hameeda
Batool Gillani,
(2015)
(The Determinants of the
Pakistan Islamic Banking
Industry Profitability:
Panel Evidence)
Variabel Independen
: factor –faktor
penentu
profitabbilitas bank
islam pakistan
Variabel Dependen :
Profitabilitas
Data Panel Penelitian ini
menemukan bahwa
langkah-langkah
yang berbeda dari
profitabilitas
tergantung pada
faktor-faktor tertentu
bank yang berbeda.
Studi ini menemukan
bahwa ROA, sebagai
ukuran profitabilitas
bank syariah,
tergantung pada rasio
leverage, efisiensi
operasional, rasio
kecukupan modal
dan CPI. Demikian
pula, ROE ditemukan
signifikan dengan
rasio leverage
Variabel
independen:
menetukkan
factor factor
profitabilitas
Metode analisis :
Data panel
52
(gearing), ukuran
bank, efisiensi
operasional dan rasio
manajemen aset,
namun tidak
memiliki hubungan
statistik dengan rasio
kecukupan modal.
Studi ini
menunjukkan bahwa
sementara mengukur
profitabilitas bank
syariah, parameter
yang berbeda
menganggap
karakteristik khusus
bank yang berbedaa
9. Amri Dziki Fadholi
(2015)
Pengaruh Pembiayaan
Murabahah, Musyarakah,
dan Mudharabah terhadap
profitabilitas Bank
Umum Syariah (2011-
2014)
Variabel Independen
: murabahah,
musyarakah dan
murabahah
Variabel Dependen :
Profitabilitas
Analisis linear
berganda
-Variabel
pembiayaan
murabahah tidak
berpengaruh terhadap
profitabilitas (ROA)
- Variabel
pembiayaan
musyarakah tidak
berpengaruh terhadap
profitabilitas (ROA)
- Variabel
-Vaiabel
independen
murabahah dan
musyarakah
mempunyai
pengaruh yang
negatif tidak
signifian
terhadap ROA
- metode
Variabel independen
dan dependen :
mudharabah,
musyarakah,
murabahah terhadap
ROA
-hvariabel
mudharabah
berpengaruh
terhadap ROA
53
pembiayaan
mudharabah
berpengaruh terhadap
profitabilitas (ROA)
analisis yang
digunakan
analisis linear
berganda
10. Arief Wibowo dan
Sunarto(2015)
Pengaruh Pembiyaan
Mudharabah dan
Musyarakah Terhadap
Profitabilitas Perbankan
Syariah (BPRS 2012-
2014)
Variabel Independen
: murabahah,
musyarakah dan
murabahah
Variabel Dependen :
Profitabilitas
Analisis
regresi
berganda
secara
simultan variabel
Pembiayaan
Mudharabah dan
Pembiayaan
Musyarakah
berpengaruh positif
terhadap
profitabilitas (ROE).
Sedangkan pada uji
parsial untuk variabel
Pembiayaan
Mudharabah
berpengaruh
positif terhadap
profitabilitas (ROE).
Dan untuk variabel
Pembiayaan
Musyarakah pada uji
parsial juga
berpengaruh positif
terhadap
profitabilitas
(ROE).Pembiayaan
Mudaharabah dan
Pembiayaan
Variabel
independen :
mudharabah,
musyarakah,da
n murabahah
Metode analisis :
analisis regresi
linear berganda,
Variabel dependen :
profitabilitas (ROE)
54
Musyarakah
memberikan
pengaruh positif
terhadap tingkat ROE
secara simultan.
11. Ela Chalifah, Amirus
Sodiq (2015) “ Pengaruh
Pendapatan Mudharabah,
Musyarakah Terhadap
Profitabilitas (ROA)
Bank Syariah Mandiri
periode 2006-2014
Variabel Independen
: murabahah, dan
musyarakah
Variabel Dependen :
Profitabilitas (ROA)
Analisis
regresi
berganda
Berdasarkan hasil
pengolahan data uji
signifikansi secara
parsial (Uji-t)
diperoleh bahwa
variabel pendapatan
Mudharabah (X1 )
mempunyai pengaruh
positif dan signifikan
terhadap variabel
dependen (ROA).
(Uji-t) diperoleh
bahwa variabel
pendapatan
Musyarakah (X2 )
mempunyai pengaruh
negatif dan signifikan
terhadap variabel
dependen (ROA).
Sedangkan
berdasarkan hasil uji
hipotesis secara
simultan (Uji F)
dimana H0 ditolak
yang berarti bahwa
variabelvariabel
Variabel
independen :
mudharabah,
musyarakah.
Variabel
dependen :
ROA
Metode analisis :
analisis regresi
linear berganda,
55
Sumber : jurnal penelitian terdahulu
independen
(pendapatan
Mudharabah dan
Musyarakah)
mempunyai pengaruh
yang signifikan
secara bersama-sama
terhadap variabel
dependen (ROA).
56
G. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran adalah model konseptual yang berkaitan dengan
bagaimana seseorang menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa
faktor yang dianggap penting untuk masalah (Sekaran, 2014:114). Kerangka
pemikiran membahas saling ketergantungan hubungan antar variabel yang
dianggap perlu untuk melengkapi paradigman situasi dan kondisi yang sedang
diteliti.
57
Analisis pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah dan
Inflasi terhadap Profitabilitas Bank Syariah
(Studi kasus bank Umum Syariah periode 2011-2015)
Variabel Independen :Mudaharabah (X1),
Musyarakah(X2), Murabahah (X3), Inflasi (X4)
Metode Regresi Data Panel
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
2. Uji Heteroskedastitas
3. Uji multikolinieritas
4. Uji Autokorelasi
Variabel dependen :
Profitabilitas (ROA) (Y)
Model Data Panel yang Terpilih
Common Effect/Fixed Effect/Random Effect
Common Effect
Fixed Effect
Random Effect
Uji Chow
Uji Hipotesis
1. Uji F
2. Uji t
3. Adjusted R2
Kesimpulan,implikasi dan saran
Fixed Effect
Uji Hausman
Gambar 2. 4
Kerangka Berfikir
58
H. Hipotesis Penelitian
Dari permasalahan yang ada, maka hipotesis dibawah ini pada dasarnya
merupakan jawaban sementara terhadap suatu masalah yang harus dibuktikan
kebenarannya, adapun hipotesis yang dirumuskan dalam penulisan ini adalah
sebagai berikut:
1 Ho 1 : tidak terdapat pengaruh antara pembiayaan mudharabah secara parsial
terhadap profitabilitas.
H1 1 : terdapat pengaruh antara pembiayaan Mudharabah secara parsial
terhadap profitabilitas.
2 Ho 2: tidak terdapat pengaruh antara pembiayaan Musyarakah secara parsial
terhadap profitabilitas.
H1 2 : terdapat pengaruh antara pembiayaan Musyarakah secara parsial
terhadap profitabilitas.
3 Ho 3 : tidak terdapat pengaruh antara pembiayaan Murabahah secara parsial
terhadap profitabilitas.
H1 3 : terdapat pengaruh antara pembiayaan Murabahah secara parsial terhadap
profitabilitas.
4 Ho 4 : tidak terdapat pengaruh antara pembiayaan Murabahah secara parsial
terhadap profitabilitas.
59
H1 4 : terdapat pengaruh antara pembiayaan Murabahah secara parsial
terhadap profitabilitas.
5 Ho 5 : tidak terdapat pengaruh antara pembiayaan Mudharabah, Musyarakah,
Murabahah dan Inflasi secara simultan terhadap profitabilitas.
H1 5: terdapat pengaruh antara pembiayaan Mudharabah, Musyarakah,
Murabahah dan Inflasi secara simultan terhadap profitabilitas.
60
BAB 3
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
pembiayaan mudharabah, musyarakah, murabahah, dan inflasi terhadap
profitabilitas Bank Umum Syariah dari priode 2011 sampai 2015. Data yang
digunakan adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala
numerik (angka). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
sekunder yang diperoleh dari Laporan Keuangan Publikasi periode tahun 2011
hingga 2015 yang diterbitkan oleh Bank Umum Syariah dalam website resmi
Bank Indonesia dan website resmi masing-masing bank. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah yang terdapat
di Indonesia hingga tahun 2015. Jumlah Bank Umum Syariah yang ada hingga
tahun 2015 sebanyak 11 bank.
B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi merupakan subyek dari penelitian yang dilakukan. Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kulitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono : 2010:117). Populasi tidak hanya berupa orang
61
tetapi juga bisa sebuah obyek dan benda-benda alam lainnya. Dalam penelitian
ini, populasi yang digunakan adalah seluruh Bank Umum Syariah. Sampel adalah
bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono ,
2010:115).
Dalam penelitian ini metode dalam menentukan sampel yang digunakan
adalah purposive sampling yaitu teknik dalam penentuan sampel dengan
mempertimbangkan tertentu. Didalam pertimbangan yang dimaksud adalah :
1. Bank umum syariah yang telah berdiri selama kurang lebih 5 tahun
2. Bank umum syariah yang rutin dalam melakukan penyaluran pembiyaan
mudharabah, musyarakah, murabahah dan inflasi dengan waktu 5 priode
(dari tahun 2011-2015).
3. Bank umum syariah yang sudah mempublish tentang laporan keuangannya.
4. Bank umum syariah yang laporan keuangannya sudah teraudiit oleh BI.
5. Bank umum syariah yang mempublish laporan pembiyaan musyarakah dan
mudharabah secara terpisah hanya 7 BUS.
Tabel 3. 1
Populasi dan Sampel Bank Umum Syariah
No. Keterangan Jumlah
1. Populasi Bank Umum Syariah periode
2011-2015
12
2. Bank Umum Syariah yang sudah
mempublish laporan keuangannya dan
terpublish oleh Bank Indonesia
12
3. Bank Umum Syariah yang telah berdiri
selama kurang lebih 5 tahun
11
4. Bank umum syariah yang sudah memenuhi
ketentuan variabel terkait yaitu pembiyaan
7
62
Sumber : Data diolah
Jumlah data sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 35data.
Data tersebut didapat dari jumlah data bank yang yang dikalikan dengan jumlah
tahun yang diteliti yaitu 7 x 5 = 35 data bank yang sesuai dengan kriteria pada
Tabel 3.1 di atas.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan informasi dan data pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Data sekunder
Pengumpulan pada penelitian ini adalah data-data yang bersumber dari
data sekunder yang data tersebut berasal dari internal bank. Data sekunder
tersebut terdiri dari bidang usaha, sejarah bank, dan laporan keuangan bank.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah data kuantitatif, yaitu dengan
survey yang dilakukan dengan cara observasi yang digunakan untuk memperkuat
dan mempertajam analisis penelitian.
2. Penelitian Pustaka (Library Research)
Peneliti mencari data-data sesuai dengan permasalahan dengan membaca
dan mempelajari dari berbagai sumber seperti jurnal, koran, buku-buku, internet,
mudharabah, musyarakah, murabahah, dan
inflasi
Jumlah Sampel Penelitian 7
(Bank BCA Syariah,
BNI Syariah, BRI
Syariah, Syariah
Bukopin, Syariah
Mandiri, Muamalat,
Panin Syariah.
63
dan berbagai perangkat tertulis lainnya yang berhubungan dengan pembiayaan
mudharabah, musyarakah, murabahah, dan inflasi terhadap profitabilitas.
D. Metode Analisis Data
Untuk menganalisa pengaruh pembiayaan mudharabah,
musyarakah, murabahah dan inflasi terhadap profitabilitas maka
digunakan pendekatan kuantitatif dengan metode model data panel dalam
melakukan perhitungan pada data-data tersebut :
1. Estimasi data panel
Data panel/pooling merupakan kombinasi dari data bertipe cross section
dan time series (yakni sejumlah variabel diobservasi atas sejumlah kategori dan
dikumpulkan dalam suatu jangka waktu tertentu) dan model yang digunakan
untuk menganalisis data jenis ini disebut sebagai model data panel. Secara
umum,terdapat 3 model panel yang sering digunakan yaitu Common Effect Model,
Fixed Effect Model, dan Random Effect Model. (Rosadi 2012:271)
a. Common Effect
Dalam menganalisis data runtut waktu, kita dapat memakai asumsi
berdasarkan empat kriteria yaitu sebagai berikut :
Tabel 3. 2
Asumsi Aplikasi Persamaan Regresi pada Data Pool
Konstanta Koefisien Regresor Objek Waktu
Sama Sama Semua Semua waktu
Berbeda Sama Semua Semua waktu
64
Sama Berbeda Semua Semua waktu
Berbeda Berbeda Antarindividu Semua waktu
Berbeda Berbeda Antarindividu Antar waktu
Sumber : Winarno (2015:9.14)
Teknik yang paling sederhana mengasumsikan bahwa data gabungan yang
ada menunjukkan kondisi yang sesungguhnya. Hasil analisis regresi dianggap
berlaku pada objek pada semua waktu. Metode ini sering disebut dengan
Common Effect (Winarno, 2015 : 9.14-9.15).
Estimasi untuk model ini dapat dilakukan dengan metode OLS (ordinary
least square) biasa. Untuk model data panel sering diasumsikan βti =β yakni
pengaruh dari perubahan dalam X diasumsikan bersifat konstan dalam waktu
dan kategori cross-section (Rosadi,2012 :272).
b. Fixed Effect
Fixed effect (efek tetap) diperlukan suatu model yang dapat menunjukkan
perbedaan konstanta antarobjek, meskipun dengan koefien regresor yang sama.
Efek tetap disini maksudnya adalah bahwa satu objek, memiliki kontanta yang
tetap besarnya untuk berbagai waktu priode waktu dengan demikian juga
dengan koefisien regresinya, tetap besarnya dari waktu ke waktu (time
invariant). (Winarno, 2015: 9.15)
c. Rondom Effect
65
Selain dengan metode efek tetap, kita juga dapat menganalisis regresi data
pool dengan efek random. Efek random digunakan untuk mengatasi kelemahan
metode efek tetap yang menggunakan variabel. Semu sehingga model mengalami
ketidakpastian. Tanpa menggunakan variabel semu, metode efek random
menggunakan residual, yang diduga memiliki hubungan antarwaktu dan antar
projek (Winarno, 2015 : 9.17)
2. Tahap Analisi Data
Dalam penelitian, harus dilakukan pemilihan antara tiga model yang ada
yaitu metode kuadrat terkecil (Pooled Least Square/PLS), metode efek tetap (fixed
effect model) dan metode efek random (random effect model). Pemilhan model
dapat dialkukan dengan uji chow dan uji hausman.
a. Uji Chow
Menurut (Iqbal, 2015) uji chow dilakukan untuk membandingkan atau
meilih model mana yang terbaik antara CE dan FE. Untuk menentukan model
yang lebih baik antara CE dan Fe dilihat dari nilai probabilitas (prob), untuk
cross-section F. jika nilainya > 0.05 maka model terpilih adalah CE tetapi jika
nilainya <0.05 maka model yang terpilih adalah FE (Iqbal,2005)
b. Uji Hausman
Uji hausman bertujuan untuk melihat apakah terdapat efek random di
dalam panel data. Dalam perhitungan statistik uji hausman diperlukan asumsi
bahwa banyaknya kategori cross section lebih besar dibandingkan jumlah
variabel independen (termasuk konstanta) dalam model. Lebih lanjut dalam
66
estimasi statistik uji hausman diperlukan estimasi variansi cross-section yang
positif, yang tidak selalu dapat dipenuhi oleh model. Apabila kondisi-kondisi ini
tidak dipenuhi maka hanya dapat digunakan model fixed effect
(Rosadi,2012:274)
Uji hausman dilakukan untuk membandingkan atau memilih model mana
yang akan terpilih antara FE dan RE. jika nilainya > 0,05 maka model yang
terpilih adalah RE, tetapi jika <0,05 maka model yang terpilih adalah FE. (Iqbal,
2005)
3. Uji Dasar Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk menguji kelayakan model regresi
sehingga dapat digunakan untuk keperluan estimasi serta mengurangi bias data.
Pengujian ini juga dimaksudkan untuk memastikan bahwa di dalam model regresi
tidak terdapat multikolonieritas dan heterokedastisitas serta data yang dihasilkan
berdistribusi normal.
a. Uji Normalitas
Salah satu asumsi dalam anlisis statistika aalah data berdistribusi normal.
Untuk menguji dengan lebih akurat, diperlukan alat analisis dan Eviews
menggunakan dua cara yaitu : dengan histogram dan uji jarque-Bera. Jarque-
Bera adalah uji statistik untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal.
Uji normalitas dapat dilakukan pada beberapa variabel sekaligus (namun tanpa
histogram) atau satu per satu (bisa dengan histogram). Sebenarnya ji normalitas
67
data dapat dilihat dari gambar histogram, namun seringkali polanya tidak
mengikuti kurva normal, sehingga sulit disimpulkan. Untu lebih mudah bila
melihat koefisien Jarque-Bera dan Probabilitasnya. Kedua angka ini bersifat
saling mendukung. (Winarno, 2015:5.41)
Bila nilai J-B tidak signifikan (lebih kecil dari 2), maka data berdistribusi
normal.
Bila profitabilitas lebih besar dari 5% atau 0.05, maka data berdistribusi
normal.
b. Uji Multikolinieritas
Multikolineritas (multicollinearity) merupakan hubungan
linearnatara variabel indpenden di dalam regresi berganda. Jika koefisien
korelasi cukup tinggi, yaitu diatas 0.85 maka kita dapat menduga bahwa
terjadi multikolinearitas dalam model. Sebaliknya, jika koefisien korelasi
kurang dari 0.85 maka diduga model tidak mengandung masalah
multikolinearitas (Widarjono, 2010:77).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menganalisis apakah variansi dari error bersifat
tetap/konstan (homokeditastik) atau berubah-ubah (heteroskedastik). Deteksi
adanya heteroskedatisitas dapat dilakukan secara grafis dengan melihat apakah
terdapat pola non-random dari plot residual atau residual kuadratis terhadap
68
suatu variabel dependen Y (dengan model yang telah diestimasi). Secara
formal, dapat juga dilakukan dengan melakukan uji hipotesis: (Rosadi,2012 :
53)
H0 : Asumsi homokedastisitas terpenuhi
H1 : Asumsi homokedastisitas tidak terpenuhi
Untuk mendeteksi apakah terjadi heteroskedastisitas dapat menggunakan
uji white dengan bantuan software Eviews. Uji white menggunakan residul
kuadrat sebagai variabel dependen, dan variabel independennya terdiri atas
variabel independen yang sudah ada, ditambah dengan kuadrat variabel
independen (Winarno, 2015:15.17).
Uji heteroskedastisitas berarti varian variabel gangguan yang tidak
konstan. Masalah heteroskedastisitas dengan demikian lebih sering muncul
pada data cross section daripada data time series. Salah satu asumsi metode
OLS adalah bahwa varian variabel gangguan sama (homoskedastisitas).
Untuk mendeteksi apakah terjadi heteroskedastisitas dengan uji White dapat
dilihat dari nilai probabilitasnya. (Widarjono, 2010:84).
Pada uji heteroskedastisitas cara mendekteksi dengan uji White dapat
dilihat dari nilai koefisien determinasi (R2) dan nilai dari Chi square hitung
yang diperoleh dari informasi nilai pada Obs*R-squared yaitu jumlah
observasi dikalikan dengan koefisien determinasi yang di lihat dari nilai kritis
chi squared (X2) pada α=5% dengan df (variabel independen) dari hasil
tersebut dilihat pada tabel distribusi chi squared. Dan dapat dilihat juga untuk
69
memastikan tidak adanya heteroskedastisitas dilihat dari nilai probabilitas chi
squares harus lebih besar dari α=5% yang berarti tdak signifikan dan tidak
terkena heteroskedastisitas (Widarjono, 2009:129).
d. Uji Autokolerasi
Uji autokolerasi adalah hubungan antara residual satu observasi lainnya.
Autokolerasi lebih mudah timbul pada data ynag bersifat runtut waktu, karena
berdasrkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa-
masa sebelumnya. Ada tidaknya autokorelasi dapat dideteksi dengan dua cara,
yaitu dengan Uji Durbin-Watson dan Uji Breusch-Godfrey. Namun, dalam
penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi dideteksi
dengan Uji Breusch-Godfrey. Untuk melakukan Uji Breusch-Godfrey, dapat
dilihat dengan nilai Obs*R-squared dan nilai probability. Bila nilai
probability > α = 5%, maka tidak ada autokorelasi. Bila nilai probability < α =
5%, maka terdapat autokorelasi (Winarno, 2015:5.33).
4. Pengujian Statistik
Dibawah ini merupakan persamaan regresi yang digunakan dalam
pnelitian ini yaitu :
1. PengujianHipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan uji-t sedangkan untuk menguji model
regresi digunakan uji-f.
a. Uji t (Uji Signifikan Parsial)
70
Menurut Widarjono (2010:25), uji t digunakan untuk membuktikan
apakah variabel independen secara individu mempengaruhi variabel
dependen. Ada dua hipotesis yang diajukan oleh setiap peneliti, yaitu
hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1). Untuk melakukan
pengujian ini bisa dengan membandingkan nilai t hitung dengan t
kritisnya.
Jika menolak H0 atau menerima H1 berarti secara statistik variabel
independen signifikan mempengaruhi variabel dependen dan jika
menerima H0 atau menolak Ha berarti secara statistik variabel independen
tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. Keputusan menolak H0
atau menerima Ha dapat juga dijelaskan melalui distribusi probabilitas t.
Nilai t diperoleh dari nilai t kritis dari distribusi tabel t dengan α dan
degree of freedom(df) tertentu. Degreeof freedom (df) jumlah observasi
dikurangi dengan jumlah parameter estimasi (k) dan dalam hal ini yaitu n-
k, dimana n adalah jumlah observasi dan k jumlah parameter estimasi
(Widarjono:2010).
Menurut Iqbal (2005), hasil uji t dapat dilihat dari nilai
probabilitasnya. Apabila nilai prob. t hitung (ditunjukkan pada Prob.) lebih
kecil dari tingkat kesalahan (α) 0,05 (yang telah ditentukan) maka dapat
dikatakan bahwa variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel
terikatnya, sedangkan apabila nilai prob. t hitung lebih besar dari tingkat
71
kesalahan 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya.
Setelah mengetahui bahwa variabel independen berpengaruh
terhadap variabel dependen, maka besarnya pengaruh masing-masing
variabel independen bisa dilihat dari nilai koefisien regresinya (Widarjono,
2010:29).
b. Uji F (Uji Signifikan Simultan)
Uji keterandalan model atau uji kelayakan model atau yang lebih
populer disebut sebagai uji F (ada juga yang menyebutnya sebagai uji
simultan model) merupakan tahapan awal mengidentifikasi model regresi
yang diestimasi layak atau tidak. Layak (andal) disini maksudnya adalah
model yang diestimasi layak digunakan untuk menjelaskan pengaruh
variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Apabila nilai prob. F
hitung lebih kecil dari tingkat kesalahan/error (α) 0,05 (yang telah
ditentukan) maka dapat dikatakan bahwa model regresi yang diestimasi
layak, sedangkan apabila nilai prob. F hitung lebih besar dari tingkat
kesalahan 0,05 maka dapat dikatakan bahwa model regresi yang diestimasi
tidak layak (Iqbal, 2005).
Uji F digunakan untuk mengevaluasi pengaruh semua variabel
independen terhadap variabel dependen. Hasil uji F bisa dilihat dengan
menggunakan nilai probabilitasnya. Nilai probabilitas (significance) lebih
kecil dari α = 5%, artinya secara serentak variabel independen tidak
72
berpengaruh terhadap variabel dependen. Untu mencari nilai F hitung dan
nilai F kritis dari tabel distribusi F. nilai kritis berdasrkan besarnya α dan
df dimana besarnya ditentukan oleh numenator (k-1) dan df untuk
denominator (n-k). dimana n = jumlah observasi dan k = jumlah
parameter estimasi termasuk konstanta (intersep) (Widarjono, 2010:24).
c. Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Widarjono (2010:19) koefisien determinasi ini mengukur
persentase total variabel dependen (Y) yang dijelaskan oleh variabel
independen di dalam garis regresi. Koefisien determinasi diterapkan pada
penelitian ini karena variabel bebas terdapat lebih dari dua. Nilai koefisien
determinasi hanya berada diantara 0 dan 1, apabila diperoleh hasil >0,5
maka model yang dipakai dapat dikatakan meyakinkan dalam
mengestimasi. Apabila angka yang dihasilkan besar, maka semakin baik
pula model yang digunakan dalam menjabarkan hubungan antara variabel
independen dan dependen.
E. Operasional Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:61) variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Dari beberapa definisi di atas, dapat diketahui bahwa operasional
variabel penelitian merupakan rincian tentang variabel-variabel yang terdapat
73
pada suatu penelitian dan variabel-variabel tersebut akan dijadikan kajian pada
penelitian ini.
Jadi, operasional variabel penelitian merupakan penjabaran atau penjelasan
mengenai variabel-variabel yang menjadikan kajian dalam penelitian tersebut.
Berdasrka rumusan masalah yang akan dikaji dan model yang disusun, maka
perasional variabel dalam penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Mudharabah (X1)
Mudharabah merupakan variabel bebas pertama (X1) yang
dimaksud dari variabel ini adalah Mudharabah adalah perjanjian atas
suatu jenis perkongsian, dimana puhak pertama (shahibul mall)
menyediakan dana dan pihak kedua (mudharib) bertanggung jawab atas
pengelolaan usaha. Keuntungan hasil dibagikan sesuai dengan nisbah
porsi bagi hasil yang telah disepakati bersama sejak awal maka kalau
rugi shahibul maal akan kehilangan sebagian imbalan dari hasil kerja
keras dan managenerial skill selama proyek berlangsung. (Antonio
Syafi’i 2001). Pada pengertian tersebut maka diambil jumlah keuntungan
atau bagi hasil yang di ambil setiap tahunnya pada bank umum syariah
dari priode 2011 sampai dengan priode 2015 dan dinyatakan dengan
bentuk presentase (%).
2. Musyarakah (X2)
74
Musyarakah merupakan variable bebas ke dua (X2) yag dimaksud
dari varibal ini musyarakah adalah Secara istilah Musyarakah (dari kata
Arab Syirkah) berarti kemitraan dalam suatu usaha, dan dapat diartikan
sebagai bentuk kemitraan antara dua orang atau lebih yang
menggabungkan modal atau kerja mereka, untuk berbagi kruntungan
sera menikamati hal dan tanggung jawab yang sama. (Ascarya : 2008 ).
Pada pengertian tersebut maka diambil jumlah keuntungan atau bagi
hasil yang di ambil setiap tahunnya pada bank umum syariah dari priode
2011 sampai dengan priode 2015 dan dinyatakan dengan bentuk
presentase (%).
3. Murabahah (X3)
Murabahah adalah variable bebas ketiga (X3) dimana murabahah
adalah istilah dalam Fikih Islam yang berarti suatu bentuk jual beli
tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang, meliputi
harga barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memeperoleh
barang tersebut dan tingkat keuntungan (margin) yang diinginkan.
(Ascarya,2007 ;81-82). Pada pengertian tersebut maka diambil jumlah
keuntungan dari hasil jual beli yang di ambil setiap tahunnya pada bank
umum syariah dari priode 2011 sampai dengan priode 2015 dan
dinyatakan dengan bentuk presentase (%).
75
4. Inflasi (X4)
Inflasi merupakan variabel bebas keempat (X4). Diamana variabel
ini adalah merupakan perubahan kenaikan harga-harga umum secara
terus menerus, yang dihitung dari tingkat inflasi di Indonesia dan
dinyatakan dalam persen. Periode tahun 2012 sampai dengan 2015.
Data didapat dari website Badan Pusat Statistik. Data dalam bentuk
persentase (%).
5. Profitabilitas (Y)
Profitabilitas merupakan variabel terikat atau dependent Rasio ini
mengukur seberapa efektir Bank syariah dalam memanfaatkan sumber
ekonomi yang ada untuk menghasilkan laba. Untuk menghitung rumus
ROA digunakan rumus (Handoko,2008:32).
Profitabilitas perusahaan harus dilihat sebagai fakor pendorong
dalam memantau aspek likuiditas dan solvabilitas. Dalam jangka panjang,
perusahaan harus menghasilkan keuntungan yang cukup dari usahanya
sehingga mampu membayar kewajibannya. Kerugian yang terus menerus
akan segera memperburuk aspek solvabilitas perusahaan dan apabila
perusahaan akan memeperluas usahanya, perusahaan memerlukan retained
earning untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam jangka pendek kerugian
akan segera menuerunkan likuiditas perusahaan. Lebih lanjut, profitabilitas
perusahaan akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan pembiayaan di luar. (Rodoni & Herni Ali, 2014: 192)
76
Y = β0 + β1 X1 + β2 X2+ β3X3+β4X4+ e
F. Model Regresi
Adapun model persamaan regresi data panel yang digunakan pada penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Keterangan :
Y = Profitabilitas (ROA)
β0 = Konstanta
β1, β2, β3 = Koefisien masing-masing variabel
X1 = Pembiayaan Mudharabah
X2 = Pembiayaan Musyarakah
X3 = Pembiayaan Murabahah
X4 = Inflasi
e = Variabel pengganggu
77
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
a. Sejarah PT. Bank BCA Syariah
Perkembangan perbankan syariah yang tumbuh cukup pesat dalam beberapa
tahun terakhir menunjukkan minat masyarakat mengenai ekonomi syariah
semakin bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan nasabah akan layanan syariah,
maka berdasarkan akta Akuisisi No. 72 tanggal 12 Juni 2009 yang dibuat
dihadapan Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi, .PT.Bank Central Asia, Tbk
(BCA) mengakuisisi PT Bank Utama Internasional Bank (Bank UIB) yang
nantinya menjadi PT. Bank BCA Syariah.
Selanjutnya berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan di Luar Rapat
Perseroan Terbatas PT Bank UIB No. 49 yang dibuat dihadapan Notaris Pudji
Rezeki Irawati, S.H., tanggal 16 Desember 2009, tentang perubahan kegiatan
usaha dan perubahan nama dari PT Bank UIB menjadi PT Bank BCA Syariah.
Akta perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dalam Surat Keputusannya No. AHU-01929. AH.01.02 tanggal 14
Januari 2010. Pada tanggal yang sama telah dilakukan penjualan 1 lembar saham
ke BCA Finance, sehingga kepemilikan saham sebesar 99,9997% dimiliki oleh PT
Bank Central Asia Tbk, dan 0,0003% dimiliki oleh PT BCA Finance.
Perubahan kegiatan usaha Bank dari bank konvensional menjadi bank umum
syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui Keputusan Gubernur
78
BI No. 12/13/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 2 Maret 2010. Dengan memperoleh
izin tersebut, pada tanggal 5 April 2010, BCA Syariah resmi beroperasi sebagai
bank umum syariah. (Website BCA Syariah)
b. Sejarah PT.Bank BNI Syariah
Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem
perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil, transparan
dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan
yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang No.10 Tahun 1998,
pada tanggal tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI
dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan
Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang
dan 31 Kantor Cabang Pembantu.
Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di Kantor
Cabang BNI Konvensional (office channelling) dengan lebih kurang 1500 outlet
yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam pelaksanaan operasional
perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah.
Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh KH.Ma’ruf
Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga
telah memenuhi aturan syariah.
Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor
12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin usaha
79
kepada PT Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2003
ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun
2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan
beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu
spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi
yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah. Disamping itu, komitmen Pemerintah terhadap pengembangan perbankan
syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan
syariah juga semakin meningkat. Juni 2014 jumlah cabang BNI Syariah mencapai
65 Kantor Cabang, 161 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil
Layanan Gerak dan 20 Payment Point. (Website BNI Syariah)
c. Sejarah PT.Bank BSM Syariah
Hadir dengan Cita-Cita Membangun Negeri, nilai-nilai perusahaan yang
menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat pada segenap
insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal pendiriannya.
Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah
sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana
diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis
multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan
beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan
80
masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri
perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami
krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan
merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki
oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT
Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi
tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta
mengundang investor asing.
Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat
bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi
satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999.
Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan
konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah.
Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah
di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU
No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi
syariah (dual banking system).
81
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan
UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT
Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya,
Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan
infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional
menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank
Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23
tanggal 8 September 1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan
oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999,
25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior
Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi
PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut,
PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25
Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.
PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang
mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi
kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani
inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam
kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun
Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.(Website Bank Mandiri Syariah)
82
d. Sejarah PT. Bank Muamalat
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H
atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan
Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawwal 1412
H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan
Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank
Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen
pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta
pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian
tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa
Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar.
Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank
Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini
semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan
terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus
dikembangkan.
Pada akhir tahun 90an, Indonesia dilanda krisis moneter yang
memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor
perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank
Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet
(NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar.
83
Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal
setor awal.
Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari
pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development
Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21
Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat.
Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa
yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun
waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi
laba berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh
kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan
terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni.
Saat ini Bank Mumalat memberikan layanan bagi lebih dari 4,3 juta nasabah
melalui 457 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Jaringan BMI
didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos Online/SOPP di
seluruh Indonesia, 1996 ATM, serta 95.000 merchant debet. BMI saat ini juga
merupakan satu-satunya bank syariah yang telah membuka cabang luar negeri,
yaitu di Kuala Lumpur, Malaysia. Untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah di
Malaysia, kerjasama dijalankan dengan jaringan Malaysia Electronic Payment
System (MEPS) sehingga layanan BMI dapat diakses di lebih dari 2000 ATM di
Malaysia. Selain itu Bank Muamalat memiliki produk shar-e gold dengan
teknologi chip pertama di Indonesia yang dapat digunakan di 170 negara dan
84
bebas biaya diseluruh merchant berlogo visa. Sebagai Bank Pertama Murni
Syariah, bank muamalat berkomitmen untuk menghadirkan layanan perbankan
yang tidak hanya comply terhadap syariah, namun juga kompetitif dan aksesibel
bagi masyarakat hingga pelosok nusantara. Komitmen tersebut diapresiasi oleh
pemerintah, media massa, lembaga nasional dan internasional serta masyarakat
luas melalui lebih dari 70 award bergengsi yang diterima oleh BMI dalam 5 tahun
Terakhir. Penghargaan yang diterima antara lain sebagai Best Islamic Bank in
Indonesia 2009 oleh Islamic Finance News (Kuala Lumpur), sebagai Best Islamic
Financial Institution in Indonesia 2009 oleh Global Finance (New York) serta
sebagai The Best Islamic Finance House in Indonesia 2009 oleh Alpha South East
Asia (Hong Kong). (Websie Bank Mualamat)
e. Sejarah PT. Bank Panin Syariah
Panin Bank Syariah Tbk didirikan di Malang tanggal 08 Januari 1972
dengan nama PT. Bank Pasar Bersaudara Djaja. Panin Bank Syariah melakukan
beberapa kali perubahan nama, diantaranya PT. Bank Bersaudara Djaja pada
Januari 1972, PT. Bank Bersaudara Jaya pada Januari 1990, PT. Bank Harfa pada
Maret 1997, dan PT. Bank Panin Syariah sejak 3 Agustus 2009.
Panin Bank Syariah mendapat ijin usaha dari Bank Indonesia berdasarkan
Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 11//52/KEP.GBI/DpG/2009
tanggal 6 Oktober 2009 sebagai bank umum berdasarkan prinsip syariah dan
mulai beroperasi sebagai Bank Umum Syariah pada tanggal 2 Desember 2009.
85
Pada tanggal 30 Desember 2013, Panin Bank Syariah memperoleh
pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham Panin Bank Syariah (IPO) kepada masyarakat
sebanyak 4.750.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga
penawaran Rp100,- per saham disertai dengan Waran Seri I yang diberikan secara
cuma-cuma sebagai insentif sebanyak 950.000.000 dengan pelaksanaan sebesar
Rp110,- per saham. Setiap pemegang saham Waran berhak membeli satu saham
perusahaan selama masa pelaksanaan yaitu mulai tanggal 15 Juli 2014 sampai
dengan 14 Januari 2017. Saham dan waran tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 15 Januari 2014. (Website Bank Panin Syariah)
f. Sejarah PT. Bank BRI Syariah
Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., terhadap
Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dari Bank
Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya o.10/67/KEP.GBI/DpG/2008,
maka pada tanggal 17 November 2008 PT. Bank BRISyariah secara resmi
beroperasi. Kemudian PT. Bank BRISyariah merubah kegiatan usaha yang semula
beroperasional secara konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan
perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam.
Dua tahun lebih PT. Bank BRISyariah hadir mempersembahkan sebuah
bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah
dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna. Melayani nasabah
86
dengan pelayanan prima (service excellence) dan menawarkan beragam produk
yang sesuai harapan nasabah dengan prinsip syariah.
Kehadiran PT. Bank BRISyariah di tengah-tengah industri perbankan
nasional dipertegas oleh makna pendar cahaya yang mengikuti logo perusahaan.
Logo ini menggambarkan keinginan dan tuntutan masyarakat terhadap sebuah
bank modern sekelas PT. Bank BRISyariah yang mampu melayani masyarakat
dalam kehidupan modern. Kombinasi warna yang digunakan merupakan turunan
dari warna biru dan putih sebagai benang merah dengan brand PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk.,
Aktivitas PT. Bank BRI Syariah semakin kokoh setelah pada 19 Desember
2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam PT. Bank BRISyariah (proses
spin off-) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan
dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk., dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT.
Bank BRISyariah.
Saat ini PT. Bank BRISyariah menjadi bank syariah ketiga terbesar
berdasarkan aset. PT. Bank BRISyariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi aset,
jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus pada
segmen menengah bawah, PT. Bank BRISyariah menargetkan menjadi bank ritel
modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan perbankan.
87
Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRISyariah merintis sinergi
dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan memanfaatkan
jaringan kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., sebagai Kantor
Layanan Syariah dalam mengembangkan bisnis yang berfokus kepada kegiatan
penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan konsumer berdasarkan prinsip
Syariah. (Website Bank BRI Syariah)
g. Sejarah PT. Bank Bukopin Syariah
PT BANK SYARIAH BUKOPIN (selanjutnya disebut Perseroan) sebagai
bank yang beroperasi dengan prinsip syariah yang bermula masuknya konsorsium
PT Bank Bukopin, Tbk diakuisisinya PT Bank Persyarikatan Indonesia (sebuah
bank konvensional) oleh PT Bank Bukopin, Tbk., proses akuisisi tersebut
berlangsung secara bertahap sejak 2005 hingga 2008, dimana PT Bank
Persyarikatan Indonesia yang sebelumnya bernama PT Bank Swansarindo
Internasional didirikan di Samarinda, Kalimantan Timur berdasarkan Akta Nomor
102 tanggal 29 Juli 1990 merupakan bank umum yang memperolah Surat
Keputusan Menteri Keuangan nomor 1.659/ KMK.013/1990 tanggal 31 Desember
1990 tentang Pemberian Izin Peleburan Usaha 2 (dua) Bank Pasar dan
Peningkatan Status Menjadi Bank Umum dengan nama PT Bank Swansarindo
Internasional yang memperoleh kegiatan operasi berdasarkan surat Bank
Indonesia (BI) nomor 24/1/UPBD/PBD2/Smr tanggal 1 Mei 1991 tentang
Pemberian Izin Usaha Bank Umum dan Pemindahan Kantor Bank.
88
Pada tahun 2001 sampai akhir 2002 proses akuisisi oleh Organisasi
Muhammadiyah dan sekaligus perubahan nama PT Bank Swansarindo
Internasional menjadi PT Bank Persyarikatan Indonesia yang memperoleh
persetujuan dari (BI) nomor 5/4/KEP. DGS/2003 tanggal 24 Januari 2003 yang
dituangkan ke dalam akta nomor 109 Tanggal 31 Januari 2003. Dalam
perkembangannya kemudian PT Bank Persyarikatan Indonesia melalui tambahan
modal dan asistensi oleh PT Bank Bukopin, Tbk., maka pada tahun 2008 setelah
memperolah izin kegiatan usaha bank umum yang beroperasi berdasarkan prinsip
syariah melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia nomor
10/69/KEP.GBI/DpG/2008 tanggal 27 Oktober 2008 tentang Pemberian Izin
Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional Menjadi Bank Syariah, dan
Perubahan Nama PT Bank Persyarikatan Indonesia Menjadi PT Bank Syariah
Bukopin dimana secara resmi mulai efektif beroperasi tanggal 9 Desember 2008,
kegiatan operasional Perseroan secara resmi dibuka oleh Bapak M. Jusuf Kalla,
Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2004 -2009. Sampai dengan akhir
Desember 2014 Perseroan memiliki jaringan kantor yaitu 1 (satu) Kantor Pusat
dan Operasional, 11 (sebelas) Kantor Cabang, 7 (tujuh) Kantor Cabang Pembantu,
4 (empat) Kantor Kas, 1 (satu) unit mobil kas keliling, dan 76 (tujuh puluh enam)
Kantor Layanan Syariah, serta 27 (dua puluh tujuh) mesin ATM BSB dengan
jaringan Prima dan ATM Bank Bukopin. (Website Bank Bukopin Syariah)
89
B. Analisis dan Pembahasan
Semua data yang diguanakan dalam analisis ini merupakan data sekunder
dengan menggunakan metode Regresi Data Panel, yaitu menggabungkan antara
cross section dan time series yang berbentuk tahunan mulai dari periode 2011
sampai 2015. Dalam penelitian ini penulis akan memaparkan dan membahas
mengenai pengaruh Pembiyaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah dan Inflasi
yang mana sebgai variabel independen (variabel bebas) terhadap tingkat
profitabilitas sebgai variabel dependen (variabel terikat) Bank Umum Syariah
(BUS).
Alat pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat
lunak (software) komputer Eviews 8 dan juga Microsoft Excel 2010 untuk
mempercepat perolehan hasil yang dapat menjelaskan variabel-variabel yang
diteliti,dengan metode analisis secara ekonometrik. Adapun hasil dan analisi
dariuji yang sudah dilakukan, yakni:
C. Analisis Deskriptif
Tabel 4. 1
Analisis Deskriptif
Profitabilitas P.Mudharabah P.Musyarakah Murabahah inflasi
Mean 1.091143 13.25359 14.45665 15.24143 5.640857
Maximum 3.480000 15.29562 16.82082 17.36533 8.400000
Minimum -0.040000 9.465758 10.79265 12.72703 3.350000
observations 35 35 35 35 35
Sumber : Eviews 8 (Data Diolah)
90
Berdasarkan table 4.1 di atas, nilai observations menunjukkan banyaknya
data yang digunakan dalam penelitian sebanyak 35 data yang merupakan jumlah
sampel selama periode penelitian dari tahun 2011 hingga tahun 2015.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata profitabilitas sebesar
1.09 yang berada pada bank BCA pada tahun 2013 dan 2015. Nilai minimum
profitabilitas sebesar -0.04 berada pada bank BSM (Bank Syariah Mandiri) pada
tahun 2014 dan nilai maksimum profitabilitas sebesar 3.48 berada pada Bank
Panin Syariah pada tahun 2012.
Nilai rata-rata Pembiayaan Mudharabah pada uji statistik deskriptif diatas
adalah sebesar 13.25359 yang berada pada BRI pada tahun 2011, nilai minimum
pada pembiayaan mudharabah yaitu sebesar 9.465758 yang berada pada bank
BCA tahun 2011 sedangkan nilai maksimum pembiayaan mudharabah sebesar
15.29562 pada BSM 2011.
Nilai rata-rata Pembiayaan Musyarakah pada uji statistik deskriptif diatas
adalah sebesar 14.45665 yang berada pada BNI pada tahun 2015, nilai minimum
pada pembiayaan Musyarakah yaitu sebesar 10.79265 yang berada pada bank
Panin Syariah tahun 2011 sedangkan nilai maksimum pembiayaan Musyarakah
sebesar 16.82082 pada Bank Mualamat pada tahun 2015.
Nilai rata-rata Murabahah pada uji statistik deskriptif diatas adalah
sebesar 15.24143 yang berada pada Bank BNI pada tahun 2012, nilai minimum
pada Murabahah yaitu sebesar 12.72703 yang berada pada bank BCA tahun 2011
91
sedangkan nilai maksimum Murabahah sebesar 17.36533 pada Bank Mandiri
Syariah (BSM) pada tahun 2015.
Nilai rata-rata inflasi pada uji statistik deskriptif diatas adalah sebesar 5.64
yang berada pada bank BCA pada tahun 2013 dan bank BNI pada tahun 2013 ,
nilai minimum pada inflasi yaitu sebesar 3.35 yang berada pada bank BNI tahun
2012, bank BSM pada tahun 2015, bank Mualamat pada tahun 2015, bank Panin
pada tahun 2015, bank BRI pada tahun 2015, dan bank Bukopin pada tahun 2015,
sedangkan nilai maksimum inflasi sebesar 8.40 pada Bank Panin Syariah pada
tahun 2013.
D. Hasil Uji Analisis Data Panel
1. Estimasi Model Data Panel
a. Chow Test
Menurut Agus Widarjono (2009: 238-239) uji chow ialah
pengujian untuk menentukan model fixed Effect atau common effet
yang lebih tepat digunakan dalam mengestimasi data panel. Hasil
pengujian Uji Chow dalam penelitian ini menggunakan eviews 8 dengan
hasil sebagai berikut :
Menurut (Iqbal, 2015) uji chow dilakukan untuk membandingkan atau
meilih model mana yang terbaik antara CE dan FE. Untuk menentukan
model yang lebih baik antara CE dan Fe dilihat dari nilai probabilitas
(prob), untuk cross-section F. jika nilainya > 0.05 maka model terpilih
92
adalah CE tetapi jika nilainya <0.05 maka model yang terpilih adalah FE
(Iqbal,2005).
Tabel 4. 2
Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 2.201166 (6,24) 0.0783
Cross-section Chi-square 15.345505 6 0.0177
Sumber : Eviews 8(data diolah)
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, dapat dilihat bahwa nilai profitabilitas
Cross section F adalah 0,00177 atau < 0,05 maka H0 diterima dan menolak
H1 yang berarti penelitian ini menggunakan pendekatan Fixed effect dan
lanjut ke uji Hausman.
b. Uji Hausman
Dibawah ini merupakan hasil dari uji hausman :
Tabel 4. 3
Uji hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 1.429132 4 0.8391
Sumber : Eviews 8(data diolah)
93
Berdasarkan hasil Tabel 4.3 pengujian hausman diatas yaitu nilai
yang didapatkan dari probabilitas cross-section random yaitu 0.8391 yang
berarti bahwa hasil tersebut lebih dari nilai signifikansi yaitu > 0,05 yang
berarti bahwa model yang terpilih adalah Random Effect Model.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Tabel 4. 4
Uji Asumsi Klasik
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5
Series: Standardized Residuals
Sample 2011 2015
Observations 35
Mean 1.20e-15
Median -0.077264
Maximum 1.510545
Minimum -1.098998
Std. Dev. 0.564770
Skewness 0.427817
Kurtosis 2.909495
Jarque-Bera 1.079603
Probability 0.582864
Sumber : Eviews 8 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.4 Menunjukkan bahwa setelah dilakukan uji
normalitas data dengan menggunakan fasilitas eviews 8 maka semua
variabel pada pengujian model ini menunjukan bahwa penelitian diatas
berdistribusi normal atau dapat dikatakan bahwa persyaratan normalitas
dapat dipenuhi. Hal ini dapat dilihat dari Jarque Bera pada penelitian ini
sebesar 1.079603 yang berarti harus lebih kecil dari 2 dengan probabiliti
0.582864 diatas tingkat signifikasi 0.05. oleh karena itu penelitian tersebut
94
berdistribusi normal, sehingga dapat dikatakan persyaratan normalitas
dapat terpenuhi.
b. Uji Multikolineritas
Uji multikolineritas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan (kolerasi) yang signifikan diantara dua atau lebih variabel
independen dalam model regresi. Deteksi adanya multikolineritas
dilakukan dengan menggunakan uji korelasi parsial antar variabel
independen. Dengan melihat nilai koefisien korelasi (r) antara variabel
independen, dapat diputuskan apakah data terkena multikolineritas atau
tidak, yaitu dengan menguji koefisien korelasi anatar variabel independen.
Hasil pengujian multikolineritas menggunakan uji korelasi (r) dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel 4. 5
Uji Multikolerasi
PROFITABILITA
S PMUDHARABAH PMUSYARAKAH MURABAHAH INFLASI
PROFITABILITAS 1.000000 0.261939 -0.212220 -0.142288 -0.183492
PMUDHARABAH 0.261939 1.000000 0.703911 0.683588 -0.020900
PMUSYARAKAH -0.212220 0.703911 1.000000 0.792091 0.126372
MURABAHAH -0.142288 0.683588 0.792091 1.000000 0.047770
INFLASI -0.183492 -0.020900 0.126372 0.047770 1.000000
Sumber : Eviews 8(Data Diolah)
Dapat dilihat pada Tabel 4.5 Diatas, menunjukkan bahwa tidak ada
variabel yang memiliki nilai korelasi diatas 0.85 dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai tidak terdapat masalah
95
multikolineritas dengan kata lain dalam penelitian ini tidak terdapat
kolerasi diantara variabel bebasnya.
c. Uji Heteroskedestisitas
Uji heteroskedestisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varian residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokesdasitas dan jika
berbeda disebut heteroskedasitas. Metode yang digunakan untuk
mendeteksi adanya heteroskedastisitas pada penelitian ini adalah uji
White. Heteroskedastisitas dapat dilihat dari probabilitas Obs*R-square,
apabila probabilitas Obs*R-squareuji white lebih kecil dari 0.05, maka
terdapat masalah heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas adalah
sebagai berikut:
Tabel 4. 6
Uji Heteroskedestisitas
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.617111 Prob. F(14,20) 0.8207
Obs*R-squared 10.55828 Prob. Chi-Square(14) 0.7203
Scaled explained SS 8.393697 Prob. Chi-Square(14) 0.8678
Sumber : Eviews 8 (data diolah)
96
Tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa nilai profitabilitas dari Chi-
Square sebesar 0.7203 yang lebih besar dari nilai α sebesar 0.05, karena
nilai probabilitas Chi-Square lebih besar α= 5% maka H0 diterima dan
menolak H1 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model ini tidak ada
masalah heterokedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Tabel 4. 7
Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.320500 Prob. F(2,28) 0.7284
Obs*R-squared 0.783317 Prob. Chi-Square(2) 0.6759
Sumber : Eviews 8 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukan bahwa nilai Obs*R-square
dengan nilai probabilility sebesar 0.6759, dimana hal tersebut lebih besar
dari nilai α sebesar 0.05 berarti dapat disimpulkan bahwa model ini
terbebas dari autokorelasi.
3. Uji Hipotesis
a. Goodness of Fit (Uji F)
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung
dengan F tabel atau melihat dari nilai probabilitas (prob.) dari tabel.
Apabila nilai probabilitas < 0,05 maka tolak H0 dan dapat disimpulkan
bahwa variabel independen secara simultan mempengaruhi variable
97
dependennya. Apabila nilai probabilitas > 0,05, maka terima H0 dan dapat
disimpulkan bahwa tidak ada variabel independen yang mempengaruhi
variabel dependennya.Berikut hasil uji hipotesis secara simultan
menggunakan uji F:
Tabel 4.8 Uji Goodness of Fit (Uji F)
R-squared 0.615079 Mean dependent var 0.483200
Adjusted R-squared 0.454695 S.D. dependent var 0.598399
S.E. of regression 0.507914 Sum squared resid 7.739296
F-statistic 4.298322 Durbin-Watson stat 2.235980
Prob(F-statistic) 0.007230
Berdasarkan Tabel 4.8 diatas, hasil F-statistik sebesar 4.298322
dengan tingkat signifikan 0,007230. Karena tingkat signifikan kurang dari
0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa
Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah dan inflasi bersama-
sama (simultan) berpengaruh terhadap tingkat prtofitabilitas Bank Umum
Syariah (BUS) atau dengan kata lain model penelitian ini layak untuk
digunakan (goodness of fit terpenuhi).
Bisa juga dilihat dari perhitungan distribusi tabel F, nilai F α=5%
dengan df1 sebesar sebesar 4 yang didapat dari k-1 (5-1= 4) dan df2
sebesar 30 yang didapat dari n-k (35-5=30), maka akan didapat nilai kritis
sebesar 2,69. Berdasarkan pada Tabel 4.10 diatas F hitung yaitu sebesar
4.298322 > F kritis sebesar 2,69 dan nilai probabilitas F 0,001 < 0,005
yang berarti dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima maka
98
secara bersama-sama variabel independen yaitu Pembiyaan mudharabah,
musyarakah, murabahah dan Inflasi berpengaruh terhadap variabel
dependen yaitu profitabilitas (ROA).
b. Uji Hipotesis (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-
masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel
dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Apabila probabilitas
lebih kecil dari 0,05 maka hasilnya terdapat pengaruh dari variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen.
Selain itu dapat dengan indikator lain, yaitu apabila nilai t hitung > t
tabel, maka tolak H0 dan dapat disimpulkan bahwa variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependennya.Apabila nilai t hitung < t
tabel, maka terima H0 dan dapat disimpulkan bahwa variabel independen
tidak mempengaruhi variabel dependennya.Hasil pengujian hipotesis
dengan uji t adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 8
Uji Hipotesis (Uji t)
99
Dependent Variable: PROFITABILITAS
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 02/24/17 Time: 12:16
Sample: 2011 2015
Periods included: 5
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 35
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PMUDHARABAH 0.430101 0.127973 3.360877 0.0021
PMUSYARAKAH -0.326614 0.134746 -2.423915 0.0216
MURABAHAH -0.117975 0.168796 -0.698918 0.4900
INFLASI -0.023533 0.045604 -0.516039 0.6096
C 2.043352 1.947764 1.049076 0.3025 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 0.480966 0.4505
Idiosyncratic random 0.531184 0.5495 Weighted Statistics R-squared 0.615079 Mean dependent var 0.483200
Adjusted R-squared 0.454695 S.D. dependent var 0.598399
S.E. of regression 0.507914 Sum squared resid 7.739296
F-statistic 4.298322 Durbin-Watson stat 2.235980
Prob(F-statistic) 0.007230 Unweighted Statistics R-squared 0.383557 Mean dependent var 1.091143
Sum squared resid 10.84481 Durbin-Watson stat 1.661392
Sumber : Eviews 8 (Data Diolah)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikan pengaruh
pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah dan Inflasi terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah (BUS) yang terdaftar di Bank Indonesia
periode 2011-2015. Pada nilai t tabel yang didapat dari df ( 35-5) sebesar
dengan α = 5% dengan nilai sebesar 2.042.
1. Pembiayaan Mudharabah
100
Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikan pengaruh
pembiayaan mudharabah terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum
Syariah priode 2011-2015.
Berdasarkan Tabel 4.9 diatas, terlihat bahwa pembiayaan
mudharabah menujukkan berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas.
Dengan melihat nilai t hitung (t-statistik) pembiayaan mudharabah
sebesar 3.360877 > nilai t tabel sebesar 2.042 dengan probabilitas
0.0280 yang berarti lebih kecil dari nilai α= 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa
pembiayaan mudharabah variabel berpengaruh terhadap tingkat
profitabilitas Bank Umum Syariah.
2. Pembiayaan Musyarakah
Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikan pengaruh
pembiayaan musyarakah terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum
Syariah priode 2011-2015.
Berdasarkan Tabel 4.9 diatas, terlihat bahwa dengan melihat nilai
profitabilitas musyarakah senilai 0.0188, dengan melihat t hitung (t-
statistik) pembiayaan musyarakah sebesar -2.423915 < nilai t tabel
sebesar -2.042 Dengan probabilitas 0.0188 yang berarti lebih kecil
dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1
101
diterima yang berarti bahwa pembiayaan musyarakah variabel
berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah.
3. Pembiayaan Murabahah
Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikan pengaruh
Murabahah terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah priode
2011-2015.
Berdasarkan Tabel 4.9 diatas, terlihat bahwa nilai t hitung (t-
statistik) Murabahah sebesar -0.698918 > nilai t tabel sebesar - 2.042
dengan probabilitas 0.7300 yang berarti lebih besar dari nilai α= 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti
bahwa murabahah variabel tidak berpengaruh terhadap tingkat
profitabilitas Bank Umum Syariah.
4. Inflasi
Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikan pengaruh inflasi
terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah priode 2011-2015.
Berdasarkan Tabel 4.9 diatas, terlihat bahwa nilai t hitung (t-
statistik) inflasi sebesar -0.516039 > nilai t tabel sebesar -2.042 dengan
probabilitas 0.2725 yang berarti lebih besar dari nilai α= 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti bahwa
inflasi variabel tidak berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas Bank
Umum Syariah.
102
1. Analisis Regresi Data Panel
Tabel 4. 10
Analisis Regresi ata Panel
Dependent Variable: PROFITABILITAS
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 02/24/17 Time: 12:16
Sample: 2011 2015
Periods included: 5
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 35
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PMUDHARABAH 0.430101 0.127973 3.360877 0.0021
PMUSYARAKAH -0.326614 0.134746 -2.423915 0.0216
MURABAHAH -0.117975 0.168796 -0.698918 0.4900
INFLASI -0.023533 0.045604 -0.516039 0.6096
C 2.043352 1.947764 1.049076 0.3025 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 0.480966 0.4505
Idiosyncratic random 0.531184 0.5495 Weighted Statistics R-squared 0.615079 Mean dependent var 0.483200
Adjusted R-squared 0.454695 S.D. dependent var 0.598399
S.E. of regression 0.507914 Sum squared resid 7.739296
F-statistic 4.298322 Durbin-Watson stat 2.235980
Prob(F-statistic) 0.007230 Unweighted Statistics R-squared 0.383557 Mean dependent var 1.091143
Sum squared resid 10.84481 Durbin-Watson stat 1.661392
Sumber : Eviews 8 (data diolah)
Persamaan regresi data panel yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + e
103
Profitabilitas (ROA) =2.043352+0.430101X1-0.326614X2+ e
Keterangan :
Y = Profitabilitas (ROA)
X1 = Pembiayaan Mudharabah periode 2011-2015
X2 = Pembiayaan Musyarakah periode 2011-2015
X3 = Pembiayaan Murabahah periode 2011-2015
X4 = Pembiayaan Inflasi periode 2011-2015
e = variabel pengganggu
Dapat dilihat dari persamaan regresi data panel pada Tabel 4.10
diatas, jika variabel mudharabah (X1) mengalami kenaikan sebesar satu
satuan sedangkan variabel lainnya konstan maka vaiabel profitabilitas
mengalami kenaikan sebesar 0.430101 dan Jika variabel musyarakah (X2 )
mengalami kenaikan sebesar satu satuan sedangkan variabel lainnya
konstan maka vaiabel profitabilitas mengalami penurunan sebesar -
0.326614.
c. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi ini mengukur persentase total variabel
dependen (Y) yang dijelaskan oleh variabel independen di dalam garis
regresi. Koefisien determinasi diterapkan pada penelitian ini karena
variabel bebas terdapat lebih dari dua. Nilai koefisien determinasi hanya
berada diantara 0 dan 1, apabila diperoleh hasil > 0,5 maka model yang
104
dipakai dapat dikatakan meyakinkan dalam mengestimasi. Apabila angka
yang dihasilkan besar, maka semakin baik pula model yang digunakan
dalam menjabarkan hubungan antara variabel independen dan dependen.
Menurut Widarjono (2010:19)
Tabel 4. 9 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Weighted Statistics
R-squared 0.615079 Mean dependent var 0.483200
Adjusted R-squared 0.454695 S.D. dependent var 0.598399
S.E. of regression 0.507914 Sum squared resid 7.739296
F-statistic 4.298322 Durbin-Watson stat 2.235980
Prob(F-statistic) 0.007230
Sumber : hasil data yang di olah dengan Eviews 8
Berdasarkan Tabel 4.11 diatas, model Random Effect dapat dilihat
bahwa nilai Adjusted R-square yang berbentuk dalam penelitian ini adalah
sebesar 0.454695 yang menunjukkan bahwa kemampuan variabel
independen (Pembiyaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah dan
Inflasi ) dalam menjelaskan variabel dependen ( tingkat profitabilitas Bank
Umum Syariah) adalah sebesar 45,4695% sisanya sebesar 44,4695%
dijelaskan oleh variabel yang tidak termsauk dalam penelitian ini
105
seperti : FDR (Financing to Debt Ratio), CAR (Capital Adequacy Ratio),
BOPO ( biaya operasional terhadap pendapatan operasional), dll.
d. Interprestasi Hasil Penelitian
Analisis regresi data panel yang telah dilakukan bertujuan untuk
mengetahui apakah pembiayaan Mudharabah, Musyarakah , Murabahah
dan Inflasi berpengaruh terhadap profitabilits Bank Umum Syariah periode
2011-2015. Berdasarkan uji chow yaitu uji untuk menentukan model
yang lebih cocok antara common effect, fixed effect, atau Random Effect
maka model yang terpilih adalah model estimasi Fixed Effect.
1. Pengaruh pembiayaan Mudharabah terhadap profitabilitas
Berdasarkan hasil penelitian diatas yang menggunakan aplikasi
dari Eviews 8 dapat dijelaskan bahwa variabel pembiayaan
mudharabah memiliki berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas pada
ROA. Nilai yang diprofitabilitas yaitu senilai 0.0280 pada nilai
profitabilitas kurang dari 0.05 sehingga pada variabel pembiyaan
mudharabah berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas pada ROA.
Hasil penelitian mengenai pembiyaan mudharabah terhadap
profitabilitas ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Amri dziki Fadholi (2015) dan Ela Chalifah, Amirus Sodiq (2015) yang
disebutkan bahwa pembiyaan mudharabah secara parsial berpengaruah
terhadap profitabilitas (ROA).
106
Hal ini menunjukkan ketika pembiyaan mudharabah naik dan jika
pengembaliannyapun lancar maka salah satu pendapatan bank dari
pembiyaan berupa bagi hasil juga akan naik, secara otomatis untuk
pendapatan bank naik dan akan menaikkan laba pada bank.
Namun, dalam penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Yesi Oktriani (2012) yang menyebutkan bahwa
pembiyaan mudharabah tidak berpengaruh terhadap profitabilitas,
karena pada penelitian ini dilakukan hanya pada satu bank saja yaitu
Bank Muamalat Indonesia Tbk. Sedangkan padapenelitian ini yang
dilakukan yaitu dengan menggunakan BUS ( Bank Umum Syariah ).
2. Pengaruh pembiayaan Musyarakah terhadap profitabilitas
Berdasarkan hasil penelitian diatas yang menggunakan aplikasi
dari Eviews 8 dapat dijelaskan bahwa variabel pembiayaan
musyarakah berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas pada ROA.
Nilai yang diprofitabilitas yaitu senilai 0.0188 pada nilai profitabilitas
kurang dari 0.05 sehingga pada variabel pembiyaan musyarakah
berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas pada ROA.
Hasil penelitian mengenai pembiyaan musyarakah terhadap
profitabilitas ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Ela Chalifah, Amirus Sodiq (2015) yang disebutkan bahwa pembiyaan
musyarakah secara parsial berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA).
107
Hal ini menjelaskan bahwa tinggi rendahnya nilai pembiyaan bagi
hasil akan berpengaruh terhadap return yang dihasilkan dan akan
memperngaruhi profitabilitas (laba) yang didapat. Sebab adanya
pembiyaan bagi hasil yang disalurkan kepda nasabah, bank
mengharapkan akan mendapatkan return dan nisbah bagi hasil
terhadap ROA yang signifikan. Penyebab dari hubungan negatif antara
pembiyaan bagi hasil terhadap ROA yaitu yang pertama nasabah yang
telah mendapatkan pembiyaan bagi hasil dari bank belum tentu
mengembalikan dana yang didapat dari bank pada tahun yang sama.
Lalu yang kedua belum tentu semua nasabah bank taat dalam
mengembalikan dana yang diperoleh dari bank.
Hasil penelitian mengenai pembiyaan musyarakah terhadap
profitabilitas ini berbeda dengan penelitian Yosi Oktavaria (2012)
bahwa pada penelitian tersebut disebutkan bahwa pembiyaan
musyarakah berpengaruh negatif terhadap tingkat profitabiltas, adanya
perbedaan dalam penelitian ini, begitu pula dengan hasil penelitian
terdahulu yang di teliti oleh Indriani Laela Qodriasari (2014) pada
hasil tersebut terdapat perbedaan dengan hasil yang sekarang yaitu
bahwa pembiyaan musyarakah tidak berpengaruh dengan profitabilitas
hal tersebut terjadi dikarenakan pada bank yang diteliti tidak ada
produk dalam hal produk pembiyaan musyarakah sedangkan pada
108
penelitian yang dilakukan kali ini mencari bank mempunyai produk
pembiyaan musyarakah.
3. Pengaruh pembiayaan Murabahah terhadap profitabilitas
Berdasarkan hasil penelitian diatas yang menggunakan aplikasi
dari Eviews 8 dapat dijelaskan bahwa variabel murabahah yang tidak
berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas pada ROA. Nilai
murabahah yang berada diprofitabilitas yaitu senilai 0.7300 pada nilai
profitabilitas lebih besar dari tingkat signifikan dari 0.05 sehingga pada
variabel pembiyaan mudharabah tidak berpengaruh terhadap tingkat
profitabilitas pada ROA.
Hal ini menunjukkan belum tentu pembiyaan ual beli yang
disaurkan oleh bank pada nasabah akan dikembalikan sesuai perjanjian
yang telah disepakati bersama antara bank dengan nasabah.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Yosi
Oktavaria (2012) yang menyebutkan bahwa jual beli murabahah
secarab parsial tidak berpengaruh terhadap ROA, sama seperti
penelitian yang dilakukan Amri Dziki Fadholi (2015) yang
menyebutkan bahwa murabahah tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas(ROA) pada bank umum syariah.
4. Pengaruh Inflasi terhadap profitabilitas
Berdasarkan hasil penelitian diatas yang menggunakan aplikasi
dari Eviews 8 dapat dijelaskan bahwa variabel inflasi tidak
109
berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas pada ROA. Nilai inflasi
yang berada diprofitabilitas yaitu senilai 0.2725 pada nilai
profitabilitas lebih besar dari 0.05 sehingga pada variabel inflasi tidak
berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas pada ROA.
Hal ini menunjukkan bahwa pada saat inflasi tinggi maka
masyarakat lebih percaya terhadap perbankan syariah dibandingkan
dengan perbankan konvensional. Kepercayaan masyarakat juga
dimungkinkan karena adanya historis pada saat terjadi krisis ekonomi
pada tahun 1997, dimana pada masa tersebut inflasi di Indonesia
sangat tinggi dan akhirnya banyak bank konvensional mengalami
kebangkrutan akibat menerapkan tingkat bunga yang terlalu tinggi
untuk mengimbangi laju inflasi serta untuk menarik nasabah agar tetap
menempatkan dananya sehingga mengakibatkan terjadinya negative
spread dan pada akhirnya bank tersebut tidak dapat mengembalikan
dana masyarakat yang telah disimpan beserta bunganya.
Hasil penelitian mengenai inflasi terhadap profitabilitas didukung
penelitian yang dilakukan oleh Desi Marilin Swandayani (2010) pada
hasil tersebut pada variabel inflasi tidak berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas pada ROA. Pada penelitian yang dilakukan
Rafika Fauziah juga memiliki hasil yang sama yaitu pada variabel
inflasi tidak terdapat pengaruh oleh profitabilitas pada ROA. Hal
110
tersebut menunjukan bahwa inflasi tidak berpengaruh sama sekali
dengan tikat profitabilitas
110
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang menggunakan metode analisis data panel dari
hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh penulis, dapat
disimpulkan bahwa
1. Pada uji (F) menunjukkan bahwa secara bersama-sama antar variabel
Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah dan Inflasi
berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas (ROA).
2. Pada uji t menunjukan variabel yang berpengaruh terhadap profitabilitas
(ROA) pada penelitian ini adalah Pembiayaan Mudharabah dan
Musyarakah berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA).
3. Pada nilai Adjusted R-square yang menunjukkan bahwa kemampuan
variabel independen (Pembiyaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah
dan Inflasi ) dalam menjelaskan variabel dependen ( tingkat profitabilitas
Bank Umum Syariah) adalah sebesar 45,4695%
B. Saran
Adapun penelitian ini akan bermanfaat bagi pihak –pihak tertentu yang
dimanfaatkan sesuai dengan tujuannya, maka saran yang akan diberikan adalah
sebagi berikut :
111
1. Bagi Bank Umum syariah
Perlu adanya strategi yang dilakukan oleh Bank Umum Syariah dalam
meningkatkan profitabilitas bank sehingga diharapkan dengan adanya
kenaikan komposisi pembiayaan dapat meningkatkan profitabilitas bagi bank.
Dan Bank Umum syariah perlu meningkatkan lagi pembiayaan dalam bentuk
bagi hasil (mudharabah, musyarakah) dan pembiayaan jual beli (murabahah),
karena bagaimanapun juga pembiyaan bagi hasil dan jual beli merupakan
produk unggulan pada bank syariah.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya dapat menjelaskan
45,4695% saja sehingga diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat
menambahkan variabel yang lain dalam penelitian ini yang bisa dan dapat
membuat variabel indpendennya berpengaruh besar.
Dan dalam keterbatasan dalam penelitian ini hanya menggunakan 7
sampel pada Bank Umum Syariah yang beroperasi selama 5 tahun yaitu dari
periode 2011-2015, dan disamping itu pula peneliti hanya menggunakan
periode selama 5 tahun sehingga menyebabkan nilai koefisien dalam
penelitian ini tidak begitu besar. Maka diharapkan untuk penelitian
selanjutnya dapat meneliti dalam periode panjang tidak hanya 5 tahun saja dan
memperluas jumlah sampel baik BUS, UUS dan lainnya.
112
DAFTAR PUSTAKA
Ascarya, “Akad dan produk Bank Syariah.”, PT.Raja Gafindo Persada, Jakarta,
2008.
_________,”Akad & Produk Bank Syariah”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
2011.
Ade Arthesa dab Edia Handiman, “Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank”,
PT. INDEKS, Jakarta, 2006
Alshatti , Ali Sulieman, “The Effect of the Liquidity Management on Profitability
in the Jordanian Commercial Banks”, Philadelphia University Jordan, 2014.
Arifin, Zainul, “Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah”. AlvaBet , Jakarta, 2002
A Wangsawidjaja Z. “Pembiayaan Bank Syariah”,PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2012.
Antonio, Muhammad Syafi’I . “Bank Syariah dan teori ke praktik”.Gema Insani :
Jakarta.2001
Amri Dziki Fadholi, “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah dan
Murabahah terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Studi Empiris
pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2011-2014)”, Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhamadyah Surakarta,
2015”
A. Perwataatmadja, Karnaen, Muhammad Syafi’i Antonio, “Apa dan Bagaimana
Bank Islam”, Yogayakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1992.
Al-Mushlih, Abdullah dan Shalah ash-Shawi, “Fiqh Ekonomi Keuangan Islam,
terj. Abu Umar Basyir”, Jakarta: Darul Haq, 2004.
Arief Wibowo dan Suanrto, “ Pengaruh Pembiyaan Mudharabah dan
Musyarakah, Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah (Studi kasus pada
Bank Pembiyaan Rakyat Syariahdaerah Istimewa Yogyakarta yang
terdaftar di Bank Indonesia Periode 2012-2014)”, Lembaga Penerbit
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa Yogyakarata, 2015.
113
Ayu, Yanita Sahara, “Analisa Pengaruh Inflasi, Suku Bunga BI, dan Produk
Domestik Bruto Terhadap Return On asset (ROA) Bank Syariah di
Indonesia” Lembaga Penerbit Jurusan Manajemen, Fakultas Universitas
Negeri Surabaya, 2013
Dendawijaya, “Manajemen Perbankan”, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, 2005.
Desi, Marilin Swandayani , Rohmawati Kusumaningtias, “Pengaruh Inflasi, Suku
bunga, Nilai tukarvalas dan jumlah uang beredar terhadap profitabilitas
pada perbankan syariah diIndonesia priode 2005-2009” Lembaga Penerbit
Fakultas Negeri Surabaya, 2011.
Dwijayanti, Febrina dan Prima Naomi “ Analisis Pengaruh Inflasi, BI rate, dan
Nilai Tukar Mata Uang terhadap Profitabilitas Bank Periode 2003-2007”,
Jurnal Karisma, Jakarta, 2009.
Ela Chalifah, “Pengaruh Pendapatan Mudharabah dan Musyarakah Terhadap
Profitabilitas (ROA) Bank Syariah Mandiri periode 2006-2014” Lembaga
Penerbit Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus, 2015
Farrukh Ijaz, Anum Akma, Syeda Hameeda Batool, “The Determinants of the
Pakistan Islamic Banking Gillani Industry Profitability: Panel Evidence”,
Lembaga Penerbit University of Management and Technology, 2015
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariete dengan program IBM SPSS 23,
Edisi 8”. Badan Penerbit UNDIP. Semarang.2016
Harahap, Sofyan Syafri, “Analisis Kritis Atas LaporanKeuangan”, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2008.
Hakim, R “Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Metode EVA, ROA dan
Pengaruhnya Terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Tergabung
dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Jakarta”, Tesis Universitas Islam
Indonesia, Yogyakarta, 2006.
Hanafi, M. dan A. Halim, “Analisis Laporan Keuangan”, Edisi Ketiga. UPP
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta,2007.
Handoko, T.Hani,”Manajemen (edisi ke2)”, BPFE-Yogyakarta,2008.
Hariyani, Ismi, “Restrukturisasi dan Penghapusan Kredit Macet”, Ceatakan
Pertama, Kompas Gramdeia, Jakarta,2010
114
Harahap, S.S, “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan”, Edisi Kedua, PT. Raja
Grafind, Persada, Jakarta, 2008.
Haryono, Slamet.”Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah. : Pustaka
Sayid Sabiq”, Yogyakarta ,2009.
Hasibuan, Malayu S.P.. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Bumi
Aksara, Jakarta, 2005
Hakim, Lukman, “Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam”, Erlangga, Yogyakarta 2012.
Ikatan Bankir Indonesia, “Memahami Bisnis Bank Syariah”, PT Gramedia
Pustaka Utama Anggota IKAPI, Jakarta,2014
Indriyani, Laela Qodriasari, “Analisa Pengaruh Pendapatan Pembiayaan
Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, dan Sewa Ijarah Terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode tahun 2011-2013”,
Lembaga Penerbit Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014
Institut Bankir Indonesia, “Konsep, Produk dan Implementasi Operasional”,
Djambatan, Jakarta, 2001.
Kasmir. “Pemasaran Bank”. Prenada Medi, Jakarta, 2004
Kasmir dan Jakfar “Bank dan lembaga Keuangan Lainnya” Edisi Revisi 2008,
PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008.
Kasmir, “Manajemen Perbankan”, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2012.
Karim,Adimawarwan A,”Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan”,PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta,2004.
________________, “Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan”, Rajawali Pers,
Jakarta, 2009.
___________________,”Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan”,PT Raja
Grafindo Persada, Ed-5,Jakarta,2014
115
Lind, Douglas A. dkk, “Basic Statistics for Business and Economics”, Mc Graw
Hill Education (Asia), Singapore, 2008.
Martono dan Agus Harjito, “Majaemen Keuangan”,Edisi ke 3
Ekonisia,Yogyakarta,2010.
Muhammad, “Manajemen Pembiayaan Bank Syariah”,UPP AMP YKPN,
Yogyakarta, 2005.
Muhammad Raffi maulana.Skripsi “Analisis pengaruh Inflasi, nilai tukar, Capital
Adequacy Ratio, Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional terhadap
Profitabilitas pada perbankan syariah periode 2010-2014”. Universitas
Islam Negeri Jakarta. Jakarta, 2015.
Muhammad Ziqri. Skripsi “Analisis Pengaruh Pendapatan Murabahah,
Mudharabah dan Musyarakah terhadap Profitabilitas Bank”. Universitas
Islam Negeri Jakarta. Jakarta, 2009.
Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, ”Manajemen Perbankan”, BPFE,
Yogyakarta,2002
Nachrowi, Djalal Nachrowi, Hardius Usman.. Pendekatan Populer dan Praktis
Ekonometruka untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, Lembaga Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta. 2006
Purwanto,” Evaluasi Hasil Belajar”,Pustaka Pelajar, Yogyakarta 2011
Ravika, Fauziah, “Analisa Pengaruh Inflasi Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank
Muamalat Indonesia dan Bank Central Asia (BCA)tahun 2007-2011”
Lemba Penerbit Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Surabaya, 2012
Revalia Ayunda. Skripsi “ Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Pembiyaan
Musyarakah, Pembiayaan Murabahah, Non performing Financing (NPF)
Terhadap Kinerja Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia periode
Januari 2010-Maret 2015”. Universitas Islam Negeri Jakarta. Jakarta, 2015
Richard Lipsey,”Pengantar Ekonomi Mikro (Terjemahan)”. Binarupa Aksara.
Jakarta, 1995.
116
Riyadi, Selamet. “Banking Assets and Liability Management”. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2006
Rivai, Veithzal, dkk, “Banking and Finance (Dari Teori ke Praktik Bank dan
Keuangan Syariah Sebagai Solusi dan Bukan Alternatif)”, Edisi Pertama.
BPFE ,Yogyakarta, 2012
Rodoni, Ahmad & Ali, Herni. “Manajemen Keuangan Modern”, Mitra Wacana
Media, Jakarta, 2014.
Rosadi Dedi, “Ekonometrika & Analisi RuntunWaktu Terapan dengan Eviews”,
C.V ANDI OFFSET, Yogyakarta,2012.
Sadi, Muh, “Konsep Hukum Perbankan Syariah”, Setara Press, Malang, 2015.
Samuelson, Paul A. dan William D. Nordhaus,”Ilmu Makroekonomi. Edisi
Ketujuhbelas”, PT. Media Global Edukasi, Jakarta,2004
Sawir, Agnes, “Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2009.
Sekaran, Uma,”Metodologi Penelitian Untuk Bisnis”, Salemba Empat,2014
Slamet Haryono. “Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah”, Pustaka
Sayid Sabiq, Yogyakarta. 2009
Simamora, Henry,”Manajemen Sumber Daya Manusia”, Edisi 2, STIE YKPN,
Yogyakarta, 2006
Slamet Riyai , agung Yulianto, “Pengaruh Pembiyaan Bagi Hasil, Pembiyaan
Jual Beli, Financing To Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing
Fianncing (NPF) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah”, Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Sri Sudarsi, “Manajemen Keuangan”, Edisi 3, Mitra Wacara, Jakarta, 2002.
Syafi’i Antonio, Muhammad, “Bank Syariah dari teoti ke praktek”, Gema Insani.
Jakarta, 2001.
Syamsudin, L, ”Manajemen Keuangan Perusahaan”, Edisi Baru, PT. Raja
Grafindo, Jakarta,2 007
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif dan R& D”, Alfabeta, Bandung, 2010.
117
Sukirno, “Makroekonomi: Teori Pengantar”, Penerbit PT. Raja GrafindoPersada,
Jakarta. 2003.
______, “Makroekonomi: Teori Pengantar”, Penerbit PT. Raja GrafindoPersada,
Jakarta. 2006.
Tandelilin, Eduardus,”Manajemen Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio”,
Edisis pertama, Yogyakarta:BPFE,2010.
Tajul Khalwaty,”Inflasi dan Solusinya”,cetakan pertama,PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta,2000.
Warsono, ” Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga”, Ekonisia, Yogyakarta, 2008.
Winarno Wing Wahyu, ” Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”,
UUP STIM YKPN, Yogyakarta,2015
Widarjono Agus,”Analisis Statistika Multivariat Terapan”, Unit Penerbit dan
Percetakan, Yogyakarta,2010.
_____________,” Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya”, Edisi Ketiga,
EKONESIA, Yogyakarta,2009.
Yesi, Oktriani “Pengaruh pembiayaan mudharabah, musyarakah dan murabahah
terhadap profitabilitas” Lembaga Penerbit Universitas Siliwangi,2012.
Internet :
http://www.bi.go.id/id/peraturan/arsip-peraturan/Perbankan2004/se-6-23-dpnp.pdf
http://www.banksyariah.net/2012/12/fungsi-bank-syariah.html.
Iqbal, Muhammad. “Operasionalisasi Regresi Data Panel Dengan Eviews 8 ”,
Perbanas, 2015 dari http://docplayer.info/81351-Operasionalisasi-regresi-data-
panel-dengan-eviews-8.html diakses 5 Desember 2016.
http://www.bcasyariah.co.id/laporan-keuangan/tahunan/
http://www.brisyariah.co.id/?q=laporan-tahunan
https://www.paninbanksyariah.co.id/index.php/mtentangkami/laporankeuangan
118
http://www.bankmuamalat.co.id/hubungan-investor/laporan-tahunan
http://www.bnisyariah.co.id/category/investor-relations/laporan-tahunan
http://www.syariahbukopin.co.id/id/laporan
119
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Penelitian Periode 2011-2015
Bank Tahun PF PM PMUSY MR INF
_BCA 2011_00 0.9 9.4657575 12.17445813 12.727028 4.0
_BCA 2012_01 0.8 11.734171 12.73557379 12.983223 4.3
_BCA 2013_02 1 12.215359 13.18541705 13.300382 5.57
_BCA 2014_03 0.8 12.146063 13.60592838 13.762146 8.36
_BCA 2015_04 1 12.198151 13.93995933 14.171849 7.5
_BNI 2011_00 1.29 11.400686 13.65997075 14.946603 5.3
_BNI 2012_01 1.48 12.567460 13.78146865 15.370355 4.3
_BNI 2013_02 1.37 13.471918 13.87291305 15.891086 5.57
_BNI 2014_03 1.27 13.832069 14.15555 16.239616 8.36
_BNI 2015_04 1.43 14.04558 14.55750742 16.397113 3.35
_BSM 2011_00 1.95 15.295619 15.44713492 16.79987 3.79
_BSM 2012_01 2.25 15.189974 15.61541609 17.131486 4.3
_BSM 2013_02 1.53 15.098167 15.77344908 17.318283 8.38
_BSM 2014_03 -0.04 11.80315 15.80759944 17.333443 8.36
_BSM 2015_04 0.56 14.801470 16.14544502 17.365329 3.35
_BMI 2011_00 1.52 14.219839 15.91681376 16.122373 6.5
_BMI 2012_01 1.54 14.501425 16.36650125 16.596823 4.30
_BMI 2013_02 1.37 14.615340 16.74263053 16.789348 5.7
_BMI 2014_03 0.17 14.359936 16.78846155 16.819813 8.36
_BMI 2015_04 0.2 13.866886 16.82081819 16.667054 3.35
_Panin 2011_00 2.06 12.504628 10.79265372 12.843075 3.79
_Panin 2012_01 3.48 13.156483 12.34566066 13.554239 4.3
_Panin 2013_02 1.03 13.39881 13.44564471 14.024015 8.4
_Panin 2014_03 1.99 13.658128 14.99501104 13.333169 8.36
_Panin 2015_04 1.14 13.833722 15.22022718 13.174760 3.35
_BRI 2011_00 0.2 13.302122 13.93184543 15.478630 3.79
_BRI 2012_01 1.19 13.663818 14.36814834 15.756610 4.30
_BRI 2013_02 1.15 13.750106 14.92523323 15.995820 8.38
_BRI 2014_03 0.08 13.683476 15.20313104 16.103852 8.36
_BRI 2015_04 0.76 13.916772 15.41738917 16.095886 3.35
_Bukopin 2011_00 0.52 12.301178 12.9335512 14.449582 3.79
_Bukopin 2012_01 0.55 12.176984 13.37854395 14.762837 4.30
120
_Bukopin 2015_02 0.69 12.310919 13.65298222 13.940553 8.38
_Bukopin 2015_03 0.27 12.485612 13.97186196 14.6051 8.23
_Bukopin 2015_04 0.69 12.90400 14.30800254 14.59872 3.35
Lampiran 2 Hasil Uji Analisis Deskriptif
Profitabilitas P.Mudharabah P.Musyarakah Murabahah inflasi
Mean 1.091143 13.25359 14.45665 15.24143 5.640857
Maximum 3.480000 15.29562 16.82082 17.36533 8.400000
Minimum -0.040000 9.465758 10.79265 12.72703 3.350000
observations 35 35 35 35 35
Lampiran 3 Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 2.201166 (6,24) 0.0783
Cross-section Chi-square 15.345505 6 0.0177
Lampiran 4 Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 1.429132 4 0.8391
Lampiran 5 Hasil Analisis Regresi Random Effect
Dependent Variable: PROFITABILITAS
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
121
Date: 02/24/17 Time: 12:16
Sample: 2011 2015
Periods included: 5
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 35
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PMUDHARABAH 0.430101 0.127973 3.360877 0.0021
PMUSYARAKAH -0.326614 0.134746 -2.423915 0.0216
MURABAHAH -0.117975 0.168796 -0.698918 0.4900
INFLASI -0.023533 0.045604 -0.516039 0.6096
C 2.043352 1.947764 1.049076 0.3025 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 0.480966 0.4505
Idiosyncratic random 0.531184 0.5495 Weighted Statistics R-squared 0.615079 Mean dependent var 0.483200
Adjusted R-squared 0.454695 S.D. dependent var 0.598399
S.E. of regression 0.507914 Sum squared resid 7.739296
F-statistic 4.298322 Durbin-Watson stat 2.235980
Prob(F-statistic) 0.007230 Unweighted Statistics R-squared 0.383557 Mean dependent var 1.091143
Sum squared resid 10.84481 Durbin-Watson stat 1.661392
Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas
122
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5
Series: Standardized Residuals
Sample 2011 2015
Observations 35
Mean 1.20e-15
Median -0.077264
Maximum 1.510545
Minimum -1.098998
Std. Dev. 0.564770
Skewness 0.427817
Kurtosis 2.909495
Jarque-Bera 1.079603
Probability 0.582864
Lampiran 7 Hasil Uji Multikolinieritas
PROFITABILITAS PMUDHARABAH PMUSYARAKAH MURABAHAH INFLASI PROFITABILITAS 1.000000 0.261939 -0.212220 -0.142288 -0.183492
PMUDHARABAH 0.261939 1.000000 0.703911 0.683588 -0.020900
PMUSYARAKAH -0.212220 0.703911 1.000000 0.792091 0.126372
MURABAHAH -0.142288 0.683588 0.792091 1.000000 0.047770
INFLASI -0.183492 -0.020900 0.126372 0.047770 1.000000
Lampiran 8 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.617111 Prob. F(14,20) 0.8207
Obs*R-squared 10.55828 Prob. Chi-Square(14) 0.7203
Scaled explained SS 8.393697 Prob. Chi-Square(14) 0.8678
Lampiran 9 Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.320500 Prob. F(2,28) 0.7284
Obs*R-squared 0.783317 Prob. Chi-Square(2) 0.6759
Lampiran 10 Hasil Uji t (Parsial)
123
Dependent Variable: PROFITABILITAS
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 02/24/17 Time: 12:16
Sample: 2011 2015
Periods included: 5
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 35
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PMUDHARABAH 0.430101 0.127973 3.360877 0.0021
PMUSYARAKAH -0.326614 0.134746 -2.423915 0.0216
MURABAHAH -0.117975 0.168796 -0.698918 0.4900
INFLASI -0.023533 0.045604 -0.516039 0.6096
C 2.043352 1.947764 1.049076 0.3025 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 0.480966 0.4505
Idiosyncratic random 0.531184 0.5495 Weighted Statistics R-squared 0.615079 Mean dependent var 0.483200
Adjusted R-squared 0.454695 S.D. dependent var 0.598399
S.E. of regression 0.507914 Sum squared resid 7.739296
F-statistic 4.298322 Durbin-Watson stat 2.235980
Prob(F-statistic) 0.007230 Unweighted Statistics R-squared 0.383557 Mean dependent var 1.091143
Sum squared resid 10.84481 Durbin-Watson stat 1.661392
Lampiran 11 Hasil Uji F (Simultan)
Weighted Statistics R-squared 0.615079 Mean dependent var 0.483200
Adjusted R-squared 0.454695 S.D. dependent var 0.598399
S.E. of regression 0.507914 Sum squared resid 7.739296
F-statistic 4.298322 Durbin-Watson stat 2.235980
Prob(F-statistic) 0.007230
124
Lampiran 12 Tabel Distribusi t
pr
df
satu sisi
0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001
dua sisi
0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884
2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712
3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453
4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318
5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343
6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763
7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529
8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079
9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681
10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370
11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470
12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963
13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198
14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739
15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283
16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615
17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577
18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048
19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940
20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181
21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715
22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499
125
23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496
24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678
25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019
26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500
27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103
28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816
29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624
30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518
31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490
32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531
33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634
34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793
35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005
36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262
37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563
38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903
39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279
40 0.68067 1.30308 1.68385 2.02108 2.42326 2.70446 3.30688
Lampiran 13 Tabel Distribusi F (Prob 0.05)
df in the denominator
(N2) df in the numerator (N1)
1 2 3 4 5
1 161 199 216 225 230
2 18.51 19.00 19.16 19.25 19.30
126
3 10.13 9.55 9.28 9.12 9.01
4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26
5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05
6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39
7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97
8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69
9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48
10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33
11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20
12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11
13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03
14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96
15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90
16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85
17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81
18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77
19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74
20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71
21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68
22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66
23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64
24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62
25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60
26 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59
27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57
28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56
127
29 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55
30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53
31 4.16 3.30 2.91 2.68 2.52
32 4.15 3.29 2.90 2.67 2.51
33 4.14 3.28 2.89 2.66 2.50
34 4.13 3.28 2.88 2.65 2.49
35 4.12 3.27 2.87 2.64 2.49
36 4.11 3.26 2.87 2.63 2.48
37 4.11 3.25 2.86 2.63 2.47
38 4.10 3.24 2.85 2.62 2.46
39 4.09 3.24 2.85 2.61 2.46
40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45