analisa pemberian bank garansi dalam sistem syariah...

103
ANALISA PEMBERIAN BANK GARANSI DALAM SISTEM SYARIAH (KAFALAH) DAN PELAKSANAANYA PADA PT BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk Skripsi diajukan kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum Untuk memenuhi syarat-syarat memeperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) Oleh : Erli Nuryadi NIM : 103046128297 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429H / 2008 M

Upload: phamxuyen

Post on 24-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

ANALISA PEMBERIAN BANK GARANSI DALAM

SISTEM SYARIAH (KAFALAH) DAN

PELAKSANAANYA PADA

PT BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk

Skripsi diajukan kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum

Untuk memenuhi syarat-syarat memeperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh :

Erli Nuryadi

NIM : 103046128297

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429H / 2008 M

Page 2: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

ABSTRAKSI

Krisis perekonomian yang melanda Bangsa Indonesia telah membuktikan

sistem perbankan konvensional tidak tangguh. Sejak itulah menjamur bank syariah

Indonesia. Layaknya bank konvensional, bank syariah pun memberikan pelayanan

jasa simpanan, pinjaman dan jasa lainnya yang menunjang usaha masyarakat. Salah

satu jasa pelayanan penunjang usaha ini adalah jasa bank garansi. Dalam bank syariah

jasa bank garansi ini disebut kafalah.

Dalam penulisan skripsi ini yang akan menjadi pembahasan adalah mengenai

jasa kafalah dengan pokok permasalahan :

1. Bagaimana ketentuan konsep jaminan pelaksanaan bank garansi yang ada di PT

Bank Muamalat Indonesia, Tbk?

2. Bagaimana praktek pelaksanaan pemberian Bank Garansi dalam sistem Syariah

(Kafalah) di PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk ?

3. Apakah yang menjadi kendala-kendala dalam pemberian Bank Garansi dalam

sistem Syariah (Kafalah) di PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk?

4. Bagaimanakah penyelesaian dalam mengatasi kendala-kendala pemberian Bank

Garansi dalam sistem Syariah (Kafalah) di PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk ?

Penulisan skripsi ini dilakukan melalui penelitian dengan menggunakan

pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah secara

kepustakaan, wawancara dengan nara sumber dan pengamatan antara bank garansi

Page 3: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

konvensional dengan kafalah terdapat beberapa perbedaan meskipun bentuk

penyajiannya sama, perbedaan tersebut meliputi dasar hukum, persyaratan,

pengelolaan jaminan lawan, imbalan dan kandungan riba.

Pelaksanaan pemberian kafalah di PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

dilaksanakan melalui beberapa tahap yaitu tahap permohonan penerbitan kafalah.

Tahap analisa pemberian kafalah kemudian keputusan pemberian kafalah, tahap

pengikatan akad kafalah, dan yang terakhir penyelesaian pemberian kafalah.

Dalam pemberian kafalah di PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk sering terjadi

permasalahan kerancuan terhadap wanprestasi, hal ini dapat diselesaikan melalui

jalan musyawarah dan masalah tidak kembalinya surat asli yang seharusnya

dikembalikan kepada bank, hal ini dapat diselesaikan dengan penyegelan arsip-arsip

kafalah yang ada di bank dan dinyatakan tidak berlaku lagi. Dari kelebihan kafalah

yang dimiliki, ada beberapa hal yang harus diperbaiki, yaitu penempatan kafalah

dalam peraturan tersendiri dan peningkatan promosi jasa kafalah di masyarakat agar

lebih dikenal dan dimanfaatkan.

Page 4: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT Tuhan semesta alam, pemberi

segala potensi dalam diri manusia. Tuhan yang menganugrahi kehidupan dan semua

fasilitasnya di bumi ini. Shalawat dan salam bagi Nabi Muhammad SAW pembawa

pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap segala kebajikan. Rasul akhir jaman,

suri tauladan para pejuang kebebasan. Salam sejahtera semoga tercurahkan untuk

para pengikutnya yang tetap konsisten dalam memperjuangkan kebenaran dan

keadilan.

Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis baik secara

langsung atau tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini yang tidak akan

mendekati kesempurnaan tanpa bantuannya. Oleh karena itu penulis memberikan

ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM. selaku Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 5: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Muamalat Konsentrasi

Perbankan Syariah dan Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, M.H selaku

sekretaris Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah.

3. Bapak Prof. Dr. H. Fathurrahman Djamil, MA. dan Bapak Dedy Nursyamsi, SH.

MHum. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing, memberikan

arahan, koreksi, saran, ilmu pengetahuan dan pengalamannya hingga penulisan

skripsi ini terselesaikan.

4. Kepada pimpinan perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum khususnya Ibu Lilik

Istiqadriyah, S.Ag, SS, Bapak Ramdani, SE, Bapak Zuhri, SIP, Farhan Mustofa,

SEI. beserta staff perpustakaan utama Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu Penulis untuk mendapatkan buku-

buku yang berkaitan dengan skripsi ini.

5. Kepada Bapak dan Ibu Dosen dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan

kontribusi pemikiran Ekonomi Islam dalam perkuliahan,

6. Bapak Mochammad Andriansyah, Bapak Danni, Mbak Narti, Mas Rohim, yang

telah meluangkan waktunya di tengah kesibukannya, dan terima kasih atas data

yang diberikan baik input/output serta saran yang sangat membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

7. Orang tua penulis Ernawati (Mamahku Tercinta) dan H. Nurdin Kasim (Alm),

(Papahku Tersayang) yang selalu membimbing dengan kasih dan sayangnya

selama ini. Untuk semua Paman dan Bibi penulis yang selalu memotivasi dalam

Page 6: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

segala hal, dan semua Keluarga yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu di

sini, yang telah memberikan bantuan baik moril, maupun materiil secara langsung

maupun tidak langsung.

8. Semua sahabat-sahabat dalam perkuliahan Firmansyah (Kuple), Eldri (Botak),

Abdi (Batu), Eqi, Aqib, Rahmat, Rahmat Gunawan (Ragun), Imam, Reva, Budi,

Rahmadi, Andi odang, Agung, Izul, Hamied el Anthony, Eny, Diah, Amel, Listi,

Munji, Nolita, Ina, Halimah, Icha, Santy, Nanda, Uni, Ida, Devy, Seha, serta

seluruh teman-teman Muamalah Perbankan Syariah kelas C yang tidak bisa

disebutkan satu persatu, terima kasih untuk kehangatan persahabatannya semoga

kekal dan abadi.

9. Semua sahabat-sahabatku Pondok Pesantren La-Tansa: Bang Apoy Wali,

Nurjannah, Rizal, Ulil, Syahid, Ricca, serta seluruh teman-teman senasib

seperjuangan yang terus memberikan berbagai macam dukungan. My Beloved

Segha Band semoga jalinan ukhuwah kita terbina selamanya.

10. Untuk Orang yang selalu memberikanku semangat dalam hidupku dan dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan lancar, makasih banget neng Lela Nurmalah.

11. Untuk rekan-rekan seperjuangan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu

“Angkatan 2003” (We are definitely the best team in Faculty.....”)

12. Seluruh staff dan karyawan akademik Fakultas Syariah dan Hukum.

“Tak ada gading yang tak retak....” kiranya peribahasa itu pantas diuraikan,

karena penulis menyadari bahwasanya skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh

Page 7: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

karena itu penulis sangat memaklumi sekiranya masih banyak kritik yang

dilontarkan, hal ini guna perbaikan dan penyempurnaan lebih lanjut.

Demikianlah, penulis bersyukur dapat menyelesaikan kuliah ini atas bantuan

tokoh-tokoh tersebut diatas. Untuk semua ini penulis mengucapkan terima kasih,

semoga Allah SWT memberikan ganjaran yang berlipat ganda dan memberkahi hidup

kita semua sehingga dapat memberikan yang terbaik bagi hidup ini.

Akhir kata, semoga sekecil apapun kebaikan yang telah kita lakukan, akan

menjadi investasi kekal di akhirat nanti. Amin....

Jakarta, 23 September 2008

Erli Nuryadi

Page 8: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAKSI ..................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii

DAFTAR SKEMA ............................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah ......................................... 8

C. Studi Review Terdahulu............................................................... 9

D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian.................................................... 11

E. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan...................................... 13

F. Sistematika Penulisan .................................................................. 15

BAB II BANK GARANSI DALAM BANK SYARIAH (KAFALAH)

A. Pengertian Umum dan dasar hukum Bank Syariah ...................... 17

B. Produk – produk Perbankan Syariah ............................................ 19

C. Bank Garansi dalam Bank Konvensional ..................................... 24

D. Bank Garansi (Kafalah) dalam Bank Syariah ............................... 28

BAB III GAMBARAN UMUM DAN KONSEP JAMINAN

PELAKSANAAN BANK GARANSI (KAFALAH) PADA PT

BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk

A. Gambaran Umum PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk ................ 47

1. Lokasi Riset ........................................................................... 47

Page 9: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

2. Sejarah singkat PT Bank Muamalat Indonesia,Tbk................. 47

3. Visi dan Misi PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk .................. 49

4. Strategi Usaha PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk................. 50

5. Struktur Organisasi PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk ......... 51

6. Produk dan Jasa PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk .............. 52

7. Penghargaan yang diperoleh PT Bank Muamalat Indonesia,

Tbk ........................................................................................ 59

B. Konsep Jaminan Pelaksanaan Bank Garansi Di PT. Bank

Muamalat Indonesia, Tbk............................................................. 60

BAB IV PRAKTEK DAN KENDALA PELAKSANAAN BANK

GARANSI PADA PT BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk

A. Praktek Jaminan Pelaksanaan Bank Garansi Dalam Sistem

Syariah (Kafalah) di PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk............. 67

B. Kendala-Kendala Dan Penyelesaian Jaminan Pemberian Bank

Garansi Dalam Sistem Syariah (Kafalah) di PT. Bank Muamalat

Indonesia, Tbk ............................................................................. 76

C. Analisa Dari Penulis .................................................................... 80

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 85

B. Saran .......................................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 89

LAMPIRAN

Page 10: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

DAFTAR SKEMA

a................................................................................................. Skema

1.1 ............................................................................................... 35

b. ............................................................................................... Skema

1.2 ............................................................................................... 64

c................................................................................................. Skema

1.3 ............................................................................................... 64

Page 11: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

DAFTAR LAMPIRAN

1. Hasil Wawancara.

2. Surat Pengantar Wawancara.

3. Surat Permohonan Penelitian.

4. Surat permohonan Data.

5. Surat Keterangan Riset dari Bank Muamalat.

6. Brosur Pengajuan Penjaminan Bank Garansi Bank Muamalat.

7. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Tentang Pemberian Garansi Oleh

Bank.

8. Fatwa Dewan Syariah Nasional Tentang Kafalah.

Page 12: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia sebelum mengalami keterpurukan ekonomi melakukan

pembangunan yang berkelanjutan dengan faktor yang sangat mendasar yaitu

faktor pendanaan. Dalam arti sejauh mana dana mampu berperan sebagai

pendukung utama kegiatan pembangunan yang dilaksanakan. Bagi Indonesia dan

umumnya negara-negara yang sedang membangun usaha, penghimpunan dan

memang menjadi bagian yang menonjol serta memerlukan pengelolaan sebaik-

baiknya. Dana didapat dari berbagai sumber baik dari dalam negeri maupun yang

berasal dari bantuan luar negeri yang memang perlu ditata secara mapan disertai

penyesuaian dengan pertumbuhan atau perkembangan kemajuan pembangunan

agar penggunaannya tidak sia-sia.

Disinilah letak pentingnya bank sebagai lembaga keuangan yang lazim

dan diakui masyarakat luas terutama dalam fungsinnya sebagai pengelola dan

penyalur dana. Setidak-tidaknya dalam memberikan kepastian hukum serta

kepercayaan rakyat terhadap peranan bank untuk bertindak menjadi mata rantai

perjalanan kehidupan dan pembangunan sebagai salah satu sumber dana, selain

yang tersedia dalam masyarakat. Bank harus mampu menunjukkan tanggung

jawabnya di bidang dana apabila diperlukan bantuannya oleh masyarakat menurut

kepentingan yang ada. Khususnya kepentingan mereka yang bergerak di dunia

Page 13: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

usaha atau bisnis yang meminta jasa baik bank sebagai pihak untuk bekerja sama

dalam hal dana.

Kebijakan pemerintah tentang deregulasi perbankan diakui telah banyak

membawa perubahan dalam sistem manajemen perbankan nasional. Hal ini

terbukti di saat krisis ekonomi terjadi mulai pertengahan Juli 1997 dimana bank-

bank yang secara manajerial tidak dikelola secara profesional dan hati-hati

terpaksa harus dilikuidasi, dibekukan dan diambil alih. Dari bulan Juli 1997

sampai dengan 13 Maret 1999, pemerintah telah menutup kurang lebih dari 55

bank, mengambil alih 11 bank (bank take over) dan 9 bank lainnya dibantu untuk

mengambil program rekapitalisasi. Dari 240 bank yang ada sebelum krisis

moneter, hanya tinggal 73 bank swasta yang dapat bertahan tanpa bantuan

pemerintah (Wijaya, 2000; Arifin, 2000).

Menghadapi gejolak moneter yang warnai tingkat bunga yang tinggi,

justru bank Syariah bebas dari negative spread, Karena bank Islam tidak berbasis

pada bunga atau kekuatannya adalah pada kerjasama. Ketangguhan sistem

ekonomi yang berasas Syariah telah teruji ketika badai krisis menghantam sendi-

sendi perekonomian Indonesia yang menyebabkan sejumlah bank die out. Krisis

itu berhasil dilewati dan menempatkan bank Muamalat Indonesia pada program

restrukturisasi perbankan nasional pada tahun 1998 dalam kategori A (CAR di

atas 4%) sehingga tidak memerlukan bantuan suntikan modal pemerintah dan

hanya harus menyampaikan bisnis plan, sebagai wajarnya. Hal ini, menurut Adi

Warman Karim (2003) terjadi karena beberapa hal, antara lain : Pertama,

Page 14: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

beroperasi atas dasar prinsip syariah melalui bagi hasil, tidak beroperasi atas dasar

bunga /riba, gharar, dan maisyir, dan karenanya tidak mempraktekkan pemberian

bunga kepada deposan maupun penarikan bunga dari para pemimpin dana/

nasabah pembiayaan.

Kedua, tidak mengalami negative spread. Hal ini terjadi karena bank

Muamalat tidak memberikan bunga, dalam hal ini bagi hasil lebih besar dari yang

diperoleh, melainkan revenue sharing dari hasil usaha nyata atas penyaluran dana

masyarakat kepada sektor usaha yang dibiayai bank. Ketiga, tidak mengambil

posisi untuk melakukan spekulasi mata uang (gharar) sehingga tidak mengalami

problem NOP (net Open Position). Keempat, bertumpu pada pemilikan terhadap

usaha kecil dan menengah (UKM) yang terbukti tangguh dan tahan dalam

menghadapi krisis perekonomian nasional.

Kehadiran bank Syariah dengan filosofi bebas bunga memiliki signifikansi

tersendiri bagi upaya pembangunan ekonomi nasional. Sistem perbankan nasional

didominasi sistem bunga yang bagi sebagian besar masyarakat kelas menengah

kebawah merupakan permasalahan yang krusial, karena dibebani oleh pikiran

bukan saja pada pengembalian modal pinjaman pokok, tetapi juga pada

pengembalian bunga (Antonio, M. 1998). Disamping itu, lembaga perekonomian

Syariah tidak mengenal monopoli dan oligopoli yang melahirkan economic

injustice, dan hanya dapat dinikmati oleh segelintir orang pada gilirannya

melahirkan social gap. Tingkat bunga yang tidak mendukung berkembangnya

ekonomi kerakyatan juga tidak dikenal karena dianggap riba yang bertentangan

Page 15: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

dengan nilai kemanusiaan dan nilai agama. Selain itu kebijaksanaan uang ketat

yang masih diberlakukan untuk meredam kegiatan spekulasi terhadap valuta asing

tidak memungkinkan turunnya tingkat bunga dalam waktu dekat (Antonio, 1998).

Dengan spesifikasi di atas, bank syari’ah memberikan peluang kepada masyarakat

luas, khususnya pengusaha kecil dan menengah untuk memperoleh pembiayaan

perbankan tanpa dibebani oleh pikiran negative spread dari bunga. Dengan sistem

bagi hasil, kedua belah pihak yang terlibat dalam transaksi bisnis dapat

menggunakan hak preferensinya untuk menentukan kelanjutan usaha mereka.

Transaksi bisnis akan berlanjut jika terjadi tawar menawar (bargaining) yang

didasari atas prinsip kerelaan masing-masing kedua belah pihak1.

Dari penjelasan diatas maka dapat dilihat bahwa permasalahan menjadi

rumit karena jumlah bank sakit yang diakibatkan oleh kredit macet karena bank

menggunakan sistem pembungaan yang merupakan bagian dari riba yang

keberadaannya sangat mencekik rakyat. Dan hal ini telah membuktikan bahwa

bank konvensional telah menzalimi perekonomian rakyat. Maka haruslah dicari

sistem perbankan lain untuk menggantikan sistem perbankan konvensional.

Terdapat sebuah solusi untuk menggunakan sistem perbankan syari’ah yang tidak

menggunakan sistem pembungaan yang dianggap telah menimbulkan banyak

kerugian. Sistem perbankan syariah menggunakan sistem bagi hasil, karena

menurut ajaran Islam pemberian bunga atau penerapan sistem pembungaan adalah

1 Muhammad, Bank Syariah: Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia, ed.I,

(Yogyakarta; Penerbit Graha Ilmu, 2005), h.82-84.

Page 16: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

termasuk riba yang dilarang oleh ajaran Islam. Allah SWT menurunkan risalah

larangan praktek riba dengan menggunakan empat tahapan, yakni 2 :

1. Allah memberikan pengertian bahwa riba tidak akan menambah kebaikan

disisi Allah. Allah berfirman:

������ ���� ��� ���� ����� ������������ � !" #$%��&��'

)�)*��� +⌧�- �����.��/ 012� 4��� � ������ ���� ��� ����

567�⌧809 :;�<1/=�> �?@A�� 4��� 0BCDE��F�GF�- H>I

�J�KL�>@M<☺&� )39 : ا��وم( ��

Artinya: “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah

pada harta manusia, Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa

yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai

keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang

melipat gandakan (pahalanya).” (QS. Ar-Ruum : 39).

Disebut pertama karena ia turun pada periode Mekkah, sedangkan ayat-

ayat lain yang berbicara tentang riba turun pada periode Madinah. Pembicaraan

tentang riba pada ayat ini hanya memberi gambaran bahwa riba yang disangka

orang menghasilkan penambahan harta, dalam pandangan Allah tidak benar.

Yang benar zakatlah yang mendatangkan lipat ganda. Disini tidak dijelaskan

bahwa riba itu dilarang. Terhadap riba yang dibicarakan dalam surat Ar-Rum ini

sebagai mufassir ada yang berpendapat bahwa riba tersebut bukan riba yang

diharamkan. Riba dalam ayat ini berupa pemberian sesuatu kepada orang lain

2 Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah (Jakarta: Zikrul Hakim,

2003), h.3.

Page 17: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

yang tidak didasarkan keikhlasan seperti pemberian hadiah dengan harapan

balasan hadiah yang lebih besar. Ulama lain seperti Al-Alusi dan Sayyid Qutb

memilih berpendapat bahwa riba dalam ayat itu adalah tambahan yang dikenal

dalam muamalah sebagai yang diharamkan oleh Syar’i. kalau Sayyid Rasyid Rida

menyatakan bahwa haramnya riba itu semenjak turunnya surat Ali Imran : 130,

berarti ia membenarkan pendapat kelompok pertama3.

2. Allah memberikan gambaran siksa bagi Yahudi dengan salah satu karakternya

suka memakan riba. Allah SWT berfirman :

O�-PQK!R�- ����� :ST�UV��� ���<W�0I �62&�X�0? .HY.�ZP� �[E�B�W� @[DP�?G' .H�]?5

.H�I�I1^_!��� �� `ab!R0c 4��� �*���d⌧8 . H�I#be�'��

��7���=����� @1�U�� ���fY�g �?*� .H!h!P&8�'�� �$%��&��'

)�)*��� `a�iE�B&���!� 7 ��j@1�k@�'�� �"T=��LE�l-P��

.HfYm�� �n��⌧b� �o☺W�� أ����ء( '� :160 - 161(

Artinya: “Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, kami haramkan

atas (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi

mereka, dan Karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah,

Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal Sesungguhnya mereka Telah

dilarang daripadanya, dan Karena mereka memakan harta benda orang

dengan jalan yang batil. kami Telah menyediakan untuk orang-orang yang

kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.” (QS. An-Nisaa’ : 160-161).

3 Dr. Muh. Zuhri, Riba dalam Al-Qur’an dan masalah Perbankan (Sebuah Tilikan

Antisipatif), Cet.I, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1996), h. 60.

Page 18: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

3. Allah SWT melarang memakan riba yang berlipat ganda. Allah SWT

berfirman :

�0hp/�FDE�/ :ST�UV��� ���2����� +q ���>PKr-F�

������=����� �*LE0>@s�' *t⌧L0>E+Mp� � ���Ku) ����

V��� .H�lvP0>�� �J�<�!P&L> ���ان ال( :wlx(

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba

dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu

mendapat keberuntungan.” (QS. Ali Imran : 130).

4. Allah melarang dengan keras dan tegas semua jenis riba. Allah SWT

berfirman :

�0hp/�FDE�/ :ST�UV��� ���*����� ���Kuy �� V��� ���z��{�� ��� � |}�� ����

������=����� J!u ��*�8 �"~�*���p� . J!��- .HV�

���>P0>&L� ����j�{-F�- O�.�0�!� ����� 4���

��'!��<c���� � J!u�� ��.R> .HKRZP�- z)�z�z� .HKR��%��&��' +q

:;�<☺!P@K� +q�� : ;�<☺ZP@K>

�rB� - rB : ا����ة((

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan

tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang

beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka

Ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu

bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak

menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.” (QS. Al-Baqarah : 278-279).

Page 19: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

Dengan turunnya ayat terakhir tentang riba tersebut, maka seharusnya

dapat mengubah paradigma berfikir orang-orang beriman, untuk tidak sekali-kali

berhubungan dengan riba.

Selain dari sistem pembungaan atau riba yang dilarang agama, bank

syariah juga mempunnyai keunggulan berupa penerapan sistem bagi hasil yang

tidak akan merugikan pihak manapun, selain itu terbukti bahwa eksistensi bank

dengan sistem syariah lebih bertahan menghadapi krisis perekonomian karena

bank bersistem syariah tidak tergantung pada perubahan tingkat suku bunga.

Pada bank syariah juga terdapat produk-produk jasa yang hampir sama

dengan produk jasa bank pada bank konvensional, di bank bersistem syariah

terdapat jasa penyimpanan atau tabungan, jasa deposito, jasa investasi, jasa

peminjaman dan jasa penjaminan, seperti bank garansi yang umumnya terdapat

pada bank konvensional, namun dalam hal ini pemberian bank garansi yang

diberikan oleh bank bersistem syariah tentu memiliki karakteristik tersendiri yang

berbeda dengan pemberian bank garansi dalam bank bersistem konvensional. Apa

dan bagaimana bank garansi dalam sistem perbankan syariah inilah yang

kemudian akan menjadi bahasan dalam skripsi dengan mengambil contoh dari

pelaksanaan bank garansi di PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk selaku bank

yang bersistemkan syariah.

Bertitik tolak pada latar belakang masalah diatas, maka penulis

menganggap perlu adanya pembahasan yang dituangkan oleh penulis dalam

skripsi dengan judul “Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem

Page 20: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

Syariah (Kafalah) Dan Pelaksanaanya Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

Tbk”.

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini pembahasan akan dibatasi pada analisa

mengenai pemberian bank garansi dalam bank bersistem syariah dan

pelaksanaanya di PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan sebagai

berikut :

4. Bagaimana ketentuan konsep jaminan pelaksanaan bank garansi yang ada di

PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk?

5. Bagaimana praktek pelaksanaan pemberian bank garansi dalam sistem syariah

(kafalah) di PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk?

6. Apakah yang menjadi kendala-kendala dalam pemberian bank garansi dalam

sistem Syariah (kafalah) di PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk?

7. Bagaimanakah penyelesaian dalam mengatasi kendala-kendala pemberian

bank garansi dalam sistem syariah (kafalah) di PT. Bank Muamalat Indonesia,

Tbk?

C. Studi Review Terdahulu

Tinjauan Hukum Islam Tentang Konsep Dan Operasional Kafalah Dalam

Sistem Perbankan Syariah (Studi kasus pada Bank BNI Syariah), oleh Rossi

Page 21: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

Winiati, mahasiswi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2004.

Menurut penulis dalam penulisan skripsinya bahwa kafalah menurut

syariah Islam adalah menggabungkan, sekaligus atau menjamin. Adapun dalam

sistem perbankan syariah prinsip kafalah dapat diaplikasaikan dalam bentuk

pemberian jaminan, salah satunya adalah pada produk jasa bank.

Secara umum aplikasi kafalah pada praktek bank garansi di Bank Syariah

tidak bertentangan dengan prinsip syariah Islam. Didalam pembahasan yang ada

pada skripsi tersebut adalah :

1. Bagaimana teori kafalah dalam prespektif hukum Islam ?

2. Bagaimana konsep dan operasional kafalah pada praktek garansi bank

dalam perbankan syariah ?

3. bagaimana tinjauan hukum Islam tentang kafalah, khususnya pada

praktek garansi bank di bank BNI Syariah ?

Konsep Al-Kafalah Dalam Bank Syariah dan Bank Garansi pada Bank

Konvensional (studi perbandingan terhadap sistem jasa pelayanan pada lembaga

perbankan), oleh Nur Arifiah mahasiswi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2005.

Menurut penulis dalam skrpsinya kafalah atau Bank Garansi, sama-sama

merupakan bentuk penjaminan yang diberikan oleh bank kepada nasabah atas

mitra usahanya demi terlaksananya suatu proyek dengan aman. Kemudian

perbedaan yang terdapat pada kafalah dan bank garansi terletak pada

Page 22: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

pelaksanaanya, dimana pada kafalah mengacu pada Al-Qur’an dan Hadits, serta

Ijma para ulama.

Tinjauan umum pelaksanaan penerbitan bank garansi pada PT Bank

Muamalat Indonesia, Tbk, oleh Enggar Aries Setyowati mahasiswa Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jakarta tahun 2004.

Menurut penulis didalam pelaksanaan penerbitan bank garansi harus

menilai dengan 5 C (character, capacity, capital, collateral, condition of

economic), pemberian bank garansi pada nasabah mengandung suatu tingkat

risiko tertentu. Didalam pemberian bank garansi kepada terjamin dituntut untuk

menyediakan kontra jaminan sebagai tindakan dalam rangka memperkecil risiko

yang dihadapi.

D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Penulisan skripsi ini mempunyai tujuan umum dan khusus, antara lain :

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk menggambarkan dan

memberi penjelasan serta pengetahuan kepada masyarakat mengenai

pemberian bank garansi dalam sistem syariah. Dan memberikan analisa

mengenai bank garansi dalam bank yang bersistem syariah dan penerapannya

di PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

2. Tujuan Khusus

Page 23: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

Selain dari tujuan umum diatas, penulisan skripsi inipun mempunyai tujuan

khusus yang hendak dicapai oleh penulis, antara lain :

a Untuk mengetahui bagaimana ketentuan konsep jaminan pelaksanaan

bank garansi yang ada di PT Bank Muamalat Indoneia, Tbk.

b Untuk mengetahui bagaimana praktek pelaksanaan pemberian bank

garansi dalam sistem syariah (kafalah) di PT. Bank Muamalat Indonesia,

Tbk.

c Untuk mengetahui kendala-kendala dalam pemberian bank garansi dalam

sistem syariah (kafalah) di PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

d Untuk mengetahui bagaimanakah penyelesaian dalam mengatasi kendala-

kendala pemberian bank garansi dalam sistem syariah (Kafalah) di PT.

Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini antara lain :

a. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan membandingkan hasil yang

diterima pada waktu perkuliahan secara klasikal dengan pada saat aplikasi

ekonomi islam, serta memberikan nuansa baru tentang bagaimana cara

membuat karya ilmiah yang baik.

b. Kepada Bank, dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam proses yang telah

dilaksanakan dan dapat dijadikan sebagai sumbangan pikiran untuk

kemudahan dalam transaksi bank garansi dalam sistem syariah kafalah

untuk kedepan.

Page 24: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

c. Secara Akedemisi penulisan skripsi ini juga merupakan wujud dari

tanggungjawab penulis pada Fakultas Syariah Jurusan Muamalah dalam

rangka untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana

Starata Satu (S1) Ekonomi Islam. dan sebagai rujukan dan referensi untuk

penulisan skripsi berikutnya.

d. Bagi pihak lain, dapat juga digunakan sebagai informasi dan sumber ilmu

pengetahuan serta memberikan gambaran proses dan prosedur bank

garansi dalam sistem syariah kafalah, dan diharapkan juga akan

memberikan kemudahan untuk masyarakat yang belum mengetahui

produk kafalah secara syariah.

E. Metode Penelitian Dan Teknik penelitian

Menurut Robert Bogdan dan Steven J. Taylor, yang dimaksud dengan

metodologi penelitian ilmiah adalah : “The process, principles and procedures by

which approach problems and seek answers. In the social sciences the term

applies to how one conducts research”4. Metodologi pada hakekatnya berusaha

untuk memberikan pedoman tentang cara-cara seseorang ilmuwan untuk

mempelajari, menganalisa dan memahami lingkungan-lingkungan yang

dihadapinya. Sedangkan yang dimaksud dengan penelitian ialah usaha untuk

untuk menghimpun serta menemukan hubungan-hubungan yang ada antara fakta-

fakta yang diamati secara seksama.

4 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta : UI Press, 1986), cet.3, h.46.

Page 25: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

Apabila dikaitkan dengan ilmu pengetahuan Jenis penelitian penulisan

skripsi ini yang utama adalah Field Research ialah penelitian lapangan langsung

kepada objek penelitian ialah PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Selain itu juga

dilakukan penelitian Library Research ialah studi pustaka yang berkaitan dengan

objek penulisan atau penelitian terutama tentang Bank garansi pada sistem

Perbankan Syariah5.

Adapun jenis data yang dikumpulkan adalah Data Kualitatif ialah data

yang disuguhkan dalam bentuk dua parameter “abstrak”, atau data yang tidak

didasarkan dalam angka-angka (Kuantitatif)6.

Sedangkan teknik Pengumpulan data dilakukan dengan :

1. Wawancara, adalah suatu proses tanya jawab lisan, dimana 2 orang atau lebih

berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan

mendengar dengan telinga sendiri dari suaranya7.

2. Studi Dokumentasi, menurut Irawan (2000; 70), studi dokumentasi

merupakan teknik pengumpulan data yang ditujukan kepada subyek

penelitian8.

5 Wawancara pribadi dengan Pak Dedy Nursyamsi. Tangerang, 18 Maret 2008.

6 Boediono dan Wayan Koster, Teori Dan Aplikasi: Statistika dan Probabilitas (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2002), h. 6.

7 Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula

(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2004), h. 88.

8 Sukandarrumidi, Metodelogi Penelitian, h. 100.

Page 26: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

Penyajian data dilakukan dengan diskriptif kualitatif, artinya data

kualitatif yang diperoleh dengan secara dokumentasi. Sedangkan analisa data,

dilakukan dengan analisa content, analisa data yang didasarkan data yang terkait

dengan obyek penelitian9.

Teknik penulisan berpedoman pada buku pedoman penulisan skripsi

Fakultas Syariah dan Hukum Tahun 2007 Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

F. Sistematika Penulisan

Untuk lebih memudahkan penulisan dan memahami isi penelitian

sebagaimana gambaran diatas, penulis mencoba mengaplikasikan bahasan dalam

bentuk tulisan yang sistematis sebagai berikut :

BAB I Pembahasan diawali dengan pendahuluan yang

menguraikan argumentasi seputar signifikasi studi ini.

Selain itu, pendahuluan diisi dengan latar belakang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, metode penelitian dan teknik penelitian,

dan Sistematika Penulisan.

BAB II Selanjutnya pembahasan diarahkan kepada bank garansi

dalam bank syariah (kafalah) yang mencakup tentang :

9 Wawancara pribadi dengan Pak Dedy Nursyamsi. Tangerang 18 Maret 2008.

Page 27: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

pengertian umum dan dasar hukum bank syariah, produk –

produk perbankan syariah, bank garansi dalam bank

konvensional, bank garansi (kafalah) dalam bank syariah.

BAB III Gambaran umum dan konsep jaminan pelaksanaan bank

garansi (kafalah) pada PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk

menguraikan tentang: Gambaran umum PT Bank Muamalat

Indonesia, Tbk: Lokasi riset, sejarah singkat, visi dan misi,

strategi usaha, struktur organisasi, produk dan jasa, serta

penghargaan yang diperoleh PT Bank Muamalat Indonesia,

Tbk. Konsep jaminan pelaksanaan bank garansi di PT Bank

Muamalat Indonesia, Tbk.

BAB IV Praktek dan kendala pelaksanaan bank garansi pada PT

Bank Muamalat Indonesia, Tbk menguraikan tentang:

Praktek jaminan pelaksanaan bank garansi dalam sistem

syariah (kafalah) di PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk,

kendala-kendala dan penyelesaian jaminan pemberian

bank garansi dalam sistem syariah (kafalah) di PT. Bank

Muamalat Indonesia, Tbk, kemudian analisa dari penulis.

Page 28: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

BAB V Terdiri dari kesimpulan dan saran sebagai penutup.

Page 29: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

BAB II

BANK GARANSI DALAM BANK SYARIAH (KAFALAH)

G. Pengertian Umum Dan Dasar Hukum Bank Syariah

Keterpurukan ekonomi Bangsa Indonesia yang mulai terlihat pada tahun

1997 adalah disebabkan banyak faktor. Satu diantaranya adalah faktor

keterpurukan perbankan Indonesia seperti yang telah dijelaskan pada bab

sebelumnya. Pada saat itu bank yang berjatuhan adalah bank dengan sistem

konvensional. Sehingga banyak terjadi ketidakpuasan terhadap sistem perbankan

konvensional maka terdapat beberapa pemikiran para pakar perbankan untuk

mencari sistem perbankan yang lebih baik. Dan pilihannya jatuh pada sistem

perbankan syariah. Yang dianggap paling tangguh menghadapi krisis moneter

saat itu.

Sistem ekonomi Islam sering disebut juga dengan sebutan ekonomi

syariah. Ekonomi syariah ini dalam konsepnya meletakkan nilai-nilai Islam

sebagai dasar dan landasan dalam aktivitas perekonomian dalam rangka

mewujudkan kesejahteraan masyarakat lahir dan batin. Dan salah satu bentuk

realisasi dari nilai-nilai ekonomi Islam atau ekonomi syariah dalam aktivitas

nyata masyarakat adalah dengan mendirikan lembaga-lembaga keuangan yang

beroperasi berdasarkan syariat Islam. Dari sekian jenis lembaga keuangan,

perbankan adalah salah satu sektor yang besar pengaruhnya dalam aktivitas

perekonomian masyarakat moderen. Sehingga dapat dikatakan bahwa untuk

Page 30: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

menerapkan sistem ekonomi Islam salah satu cara yang efektif adalah dengan

mendirikan perbankan syariah atau perbankan Islam.

Bank Islam adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip

syariah Islam atau bank yang tata cara beroperasinya mengacu pada ketentuan Al-

Quran dan Hadits10

. Di sinilah kemudian perbankan syariah harus menjadi

alternatif bahkan solusi bagi perkembangan pembangunan ekonomi nasional.

Dasar pemikiran terbentuknya bank dengan prinsip syariah ini adalah bersumber

dari adannya pelarangan riba dalam Al-Quran dan Hadits, seperti yang disebutkan

dalam bab sebelumnya. Walaupun institusi bank ini tidak dikenal dalam kosakata

fiqih Islam, pada masa Rasulullah, Khulafaur Rasyidin, Bani Umayyah, maupun

Bani Abbas telah melakukan praktek-praktek yang tergolong sebagai fungsi

perbankan. Fungsi-fungsi itu seperti menerima deposit, menyalurkan dana dan

transfer dana yang dilakukan dengan akad yang sesuai syariah. Jelas bahwa pada

zaman Rasulullah SAW telah terdapat individu-individu yang melaksanakan

fungsi perbankan. Berdasarkan kenyataan ini dan dari adanya ketentuan-ketentuan

dalam Al-Quran dan Hadits yang melarang pemungutan riba dan menyerukan

agar umat manusia saling bekerjasama dengan jalan yang halal, maka para

pemikir Islam mencoba menggali dan mengkaji sebuah konsep perbankan Islam

yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah sehingga terciptalah sistem perbankan

Islam atau syariah yang bertitik tolak dari ketentuan-ketentuan Al-Quran dan

10 Karnaen A. Perwaatmadja dan Syafi’i Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam,

(Yogyakarta: Dana Wakaf, 1992), h.1.

Page 31: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

Hadits serta fungsi-fungsi perbankan kuno yang dijalankan oleh Rasulullah dan

sahabat-sahabatnya.

H. Produk – produk Perbankan Syariah

Menurut Adiwarman Karim, pada dasarnya produk yang ditawarkan oleh

perbankan syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu 11

: 1. Produk

Penyaluran Dana (financing), 2. Produk Penghimpunan Dana (funding), 3. Produk

Jasa (service).

Dibawah ini akan dijelaskan produk-produk yang ditawakan perbankan

syariah diatas.

1. Penyaluran Dana, dalam penyaluran dananya pada nasabah, secara garis

besar produk pembiayaan syariah terbagi kedalam empat kategori yang

dibedakan berdasarkan tujuan penggunannya, yaitu 12

:

a. Pembiayaan dengan prinsip jual beli (ba’i), prinsip jual beli

dilaksanakan sehubungan dengan adannya perpindahan kepemilikan

barang atau benda (transfer of property). Tingkat keuntungan bank

ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas nama barang yang

dijual. Transaksi jual beli dapat dibedakan berdasarkan bentuk

pembayarannya dan waktu penyerahan barangnya, yaitu :

11 Ir. Adiwarman A Karim, SE, MBA, MAEP, Bank Islam Analisis Fiqih dalam Keuangan,

edisi ketiga (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.2007), h.97.

12 Ibid, Adiwarman A Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dalam Keuangan, h.97.

Page 32: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

1) Pembiayaan Murabahah adalah transaksi jual beli dimana bank

menyebut jumlah keuntungannnya. Bank bertindak sebagai

penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah

harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan (margin).

2) Pembiayaan Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang

diperjual belikan belum ada. Oleh karena itu,barang diserahkan

secara tangguh sementara pembayaran dilakukan tunai.

3) Pembiayaan Istishna, menyerupai produk Salam, tapi dalam

Istishna pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam

beberapa kali (termin) pembayaran.

b. Pembiayaan dengan prinsip sewa (Ijarah), transaksi ijarah dilandasi

adanya perpindahan manfaat. Jadi pada dasarnya prinsip ijarah sama

saja dengan prinsip jual beli, tapi perbedaannya terletak pada objek

transaksinya. Bila pada jual beli objek transaksinya adalah barang pada

ijarah objek transaksinya adalah jasa.

c. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (syirkah), produk pembiayaan

syariah yang didasarkan atas prinsip bagi hasil adalah,

1) Pembiayaan Musyarakah, transaksi musyarakah dilandasi adannya

keinginan para pihak yang bekerja sama untuk meningkatkan nilai

asset yang mereka miliki secara bersama-sama. Semua bentuk usaha

yang melibatkan dua pihak atau lebih dimana mereka secara

Page 33: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik yang

berwujud maupun tidak berwujud.

2) Pembiayaan Mudharabah, adalah bentuk kerja sama antara dua atau

lebih pihak dimana pemilik modal (shahib al-maal) mempercayakan

sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu

perjanjian pembagian keuntungan.

d. Pembiayaan dengan akad pelengkap, untuk mempermudah pelaksanaan

pembiayaan, biasanya diperlukan juga akad pelengkap. Akad pelengkap

ini tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, tapi ditujukan untuk

mempermudah pelaksanaan pembiayaan. Uraian berikut ini akan

membahas akad-akad pelengkap, antara lain :

1) Hiwalah (alih utang-piutang) adalah untuk membantu supplier

mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya.

Bank mendapat ganti biaya atas jasa pemindahan piutang.

2) Rahn (gadai), adalah untuk memberikan jaminan pembayaran

kembali kepada bank dalam memberikan pembiayaan.

3) Qardh, adalah pinjaman uang.

4) Wakalah (perwakilan), dalam aplikasi perbankan terjadi apabila

nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya

melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti pembukuan L/C, inkaso

dan transfer uang.

Page 34: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

5) Kafalah (garansi bank), garansi bank dapat diberikan dengan tujuan

untuk menjamin pembayaran suatu kewajiban pembayaran.

2. Produk Penghimpunan Dana, penghimpunan dana di bank syariah dapat

berupa giro, tabungan dan deposito. Prinsip operasional syariah yang

diterapkan dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip wadi’ah dan

mudharabah. Antara lain 13

:

a Prinsip wadi’ah, prinsip wadi’ah yang diterapkan disini adalah wadi’ah

yad dhamanah yang diterapkan pada produk rekening giro. Wadi’ah

dhamanah berbeda dengan wadi’ah amanah. Dalam wadi’ah amanah

prinsipnya harta titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh yang dititipi,

sedangkan wadi’ah dhamanah pihak yang dititipi (bank) bertanggung

jawab atas keutuhan harta titipan sehingga ia boleh memanfaatkan harta

titipan tersebut.

b Prinsip mudharabah, dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah,

penyimpanan atau deposan bertindak sebagai sahibul maal (pemilik

modal) dan bank sebagai mudharib (pengelola). Dana tersebut digunakan

bank untuk melakukan murabahah atau ijarah seperti yang telah

dijelaskan terdahulu. Dapat pula tersebut digunakan bank untuk

melakukan mudharabah kedua. Hasil usaha ini akan dibagi hasilkan

berdasarkan nisbah yang disepakati. Dalam hal bank menggunakannya

13 Ibid, Adiwarman A Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dalam Keuangan, h.107.

Page 35: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

untuk melakukan mudharabah kedua, maka bank bertanggung jawab

penuh atas kerugian yang terjadi.berdasarkan kewenangan yang diberikan

oleh pihak penyimpan dana, prinsip mudharabah terbagi dua yaitu :

1) Mudharabah Mutlaqah (URIA), tidak ada pembatasan bagi bank

dalam menggunakan dana yang dihimpun.

2) Mudharabah Muqayyadah (RIA), dibagi menjadi dua jenis, yaitu

a) Mudharabah Muqayyadah on Balance Sheet, jenis mudharabah ini

merupakan simpanan khusus (restricted investment) di mana

pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus

dipatuhi oleh bank. Misalnya disyaratkan digunakan untuk bisnis

tertentu, atau disyaratkan digunakan dengan akad tertentu atau

untuk nasabah tertentu.

b) Mudharabah Muqayyadah of Balance Sheet, jenis mudharabah ini

merupakan penyaluran dana mudharabah langsung kepada

pelaksana usahanya, dimana bank bertindak sebagai perantara

(arranger) yang mempertemukan antara pemilik dana dengan

pelaksana usaha. Pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat

tertentu yang harus dipatuhi oleh bank dalam mencari bisnis

(pelaksana usaha).

3. Jasa Perbankan, selain menjalankan fungsinya sebagai intermediasi

(penghubung) antara pihak yang membutuhkan dana (deficit unit) dengan

pihak yang kelebihan dana (surplus unit), bank syariah dapat pula melakukan

Page 36: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

berbagi pelayanan jasa perbankan kepada nasabah dengan mendapat imbalan

berupa sewa atau keuntungan. Jasa tersebut berupa 14

:

a Sharf (Jual Beli Valuta Asing), pada prinsipnya jual beli valuta asing

sejalan dengan prinsip sharf. Jual beli mata uang yang tidak sejenis ini,

penyerahannya harus dilakukan pada waktu yang sama (spot). Bank

mengambil keuntungan dari jual beli valuta asing ini.

b Ijarah (Sewa), jenis kegiatan ijarah antara lain penyewaan kotak

simpanan (safe deposit box) dan jasa tata laksana administrasi dokumen

(custodian). Bank mendapat imbalan sewa dari jasa tersebut.

I. Bank Garansi Dalam Bank Konvensional

Dalam dunia usaha, modal merupakan hal mutlak yang diperlukan untuk

berbagai tahapan kegiatan. Modal dalam bentuk uang dapat diberikan dalam

bentuk uang tunai, ataupun juga bisa melalui jaminan dalam bentuk surat

berharga. Terkadang pengusaha lebih memilih menggunakan surat berharga,

karena untuk memperoleh uang tunai bukanlah hal yang mudah. Surat-surat

berharga tersebut dapat dijadikan jaminan untuk membiayai suatu usaha atau

proyek. Jaminan semacam ini biasanya diberikan oleh bank dengan catatan

terlebih dahulu agar nasabah menyediakan jaminan lawan dimana besarnya

jaminan lawan biasanya melebihi nilai proyek yang dijaminkan. Hal ini dilakukan

14 Ibid, Adiwarman A Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dalam Keuangan, h.112.

Page 37: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

guna menjamin nasabah apabila akan mengerjakan proyek. Jaminan yang

diberikan nasabah memiliki sejumlah uang sehingga si pemberi proyek akan

merasa yakin tidak akan dirugikan jika proyeknya dijalankan oleh si pengusaha

tersebut. Jaminan ini dikenal dengan nama Bank Garansi15

.

Jadi dapat disimpulkan pendapat Kasmir SE MM diatas bahwa pengertian

dasar dari bank garansi adalah merupakan jaminan pembayaran yang diberikan

oleh bank kepada suatu pihak, baik perorangan maupun perusahaan atau badan

dalam bentuk surat jaminan16

.

Pemberian jaminan ini maksudnya adalah bahwa bank menjamin akan

memenuhi (membayar) kewajiban-kewajiban dari pihak yang dijaminkan kepada

pihak yang menerima jaminan apabila yang dijaminkan di kemudian hari ternyata

tidak memenuhi kewajiban kepada pihak lain sesuai dengan yang diperjanjikan

atau cidera janji.

Bank Garansi terdapat pada beberapa peraturan antara lain pada Undang-

undang nomor 13 tahun 1968 Tentang Bank Sentral Bab XI Pasal 41 ayat 6

menyatakan bahwa bank memberikan jaminan bank dengan tanggungan yang

cukup. Hal yang sama pun disebutkan dalam UU Nomor 14 Tahun 1967 Tentang

Pokok-pokok Perbankan Bab V Pasal 23 ayat 7. Namun kedua Undang-undang

ini tidak berlaku lagi dan telah diganti dengan Undang-undang nomor 7 tahun

15 Kasmir, SE., MM, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004),

Cet. 1, h.194.

16 Ibid, Kasmir, SE., MM, Dasar-Dasar Perbankan, h.194.

Page 38: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

1992 tentang Pokok-Pokok Perbankan yang kemudian diubah dengan melakukan

penambahan pada Undang-undang nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan dan

Undang-undang nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Tetapi dalam

ketiga undang-undang ini pun tidak menjelaskan secara rinci tentang bank

garansi. Undang-undang ini hanya menyebutkan tentang jaminan, itupun sepintas

saja. Penjelasan secara rinci mengenai bank garansi ini dijelaskan pada peraturan

yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yaitu dalam Surat Keputusan Direksi Bank

Indonesia Nomor 11/ 110/ Kep./ Dir Tentang Pemberian Jaminan Oleh Bank dan

Pemberian Jaminan Oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank. Menurut Surat

Keputusan ini, jaminan tidak hanya diberikan oleh bank tetapi juga oleh lembaga

keuangan bukan bank, maka berdasarkan pasal 1 pada surat keputusan tersebut

dapat diketahui beberapa hal tentang jaminan yang dimaksud antara lain17

:

1. Jaminan adalah berbentuk warkat yang diterbitkan oleh Bank atau lembaga

keuangan bukan bank yang menimbulkan adanya kewajiban membayar

terhadap pihak yang menerima jaminan apabila yang dijamin melakukan

wanprestasi atau cidera janji.

2. Jaminan ini dilakukan dengan penandatanganan surat berharga dimana surat

berharga tersebut menimbulkan kewajiban membayar bagi bank atau lembaga

keuangan bukan bank apabila pihak yang dijamin melakukan cidera janji.

17 Bank Indonesia, Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia, Tentang Pemberian Jaminan

Oleh Bank Dan Pemberian Jaminan Oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank, Nomor. 11/ 110/ Kep./

Dir, tanggal 28 Maret 1979, Pasal 1.

Page 39: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

3. Jaminan ini adalah jaminan yang terjadi karena adanya perjanjian bersyarat

sehingga dapat menimbulkan kewajiban finansial bagi bank atau lembaga

keuangan bukan bank.

Pada Pasal 2 ayat 1 surat keputusan ini menyebutkan bahwa18

pemberian

jaminan sebagaimana dimaksud pada pasal 1 ayat 1 yang diterbitkan oleh bank

adalah bank garansi. Kemudian Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia ini

dicabut kemudian disempurnakan dan digantikan oleh surat Keputusan Direksi

Bank Indonesia Nomor 23/ 88/ Kep/ Dir. tanggal 18 Maret 1991 tentang

Pemberian Garansi Oleh Bank. Pada surat keputusan ini disebutkan pengertian

bank garansi yaitu disebut dalam pasal 1 ayat 3a yang bunyinya adalah 19

:

Garansi adalah garansi dalam bentuk warkat yang diterbitkan oleh bank yang

mengakibatkan kewajiban membayar terhadap pihak yang menerima garansi

apabila pihak yang dijamin cidera janji (wanprestasi). Kesimpulan yang dapat

ditarik dari pasal-pasal dalam surat keputusan tersebut adalah bahwa pengertian

bank garansi adalah suatu jaminan dalam bentuk warkat yang diterbitkan oleh

bank yang mengakibatkan kewajiban membayar terhadap penerima jaminan

apabila terjamin melakukan wanprestasi.

18 Bank Indonesia, Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia, Tentang Pemberian Jaminan

Oleh Bank Dan Pemberian Jaminan Oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank, Nomor. 11/ 110/ Kep./

Dir, tanggal 28 Maret 1979, pasal 2 ayat 1.

19 Bank Indonesia, Surat keputusan Direksi Bank Indonesia, Tentang Pemberian Garansi Oleh

Bank, Nomor 23/ 88/ Kep./ Dir, tanggal 18 Maret 1991, pasal 1.

Page 40: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

J. Bank Garansi (Kafalah) Dalam Bank Syariah

1. Pengertian Kafalah

Kafalah secara etimologi berarti menjamin. Dan secara terminologi

muamalah adalah mengumpulkan tanggung jawab penjamin dengan tanggung

jawab yang dijamin dalam masalah hak atau hutang sehingga hak atau utang

itu menjadi tanggung jawab penjamin. Kemudian dalam teknis perbankan

kafalah adalah pemberian jaminan kepada nasabah atas usahanya untuk

melakukan kerjasama dengan pihak lain20

.

Dan menurut Syafi’i Antonio (1999), kafalah adalah jaminan yang

diberikan oleh penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban

pihak kedua atau yang ditanggung21

.

Sedangkan menurut Adiwarman Karim, garansi bank dapat diberikan

dengan tujuan untuk menjamin pembayaran suatu kewajiban pembayaran.

Bank dapat mensyaratkan nasabah untuk menempatkan sejumlah dana untuk

fasilitas ini sebagai rahn. Bank dapat pula menerima dana tersebut dengan

prinsip wadi’ah. Untuk jasa-jasa ini, bank mendapatkan pengganti biaya atas

jasa yang diberikan22

.

20 Muamalat Institue, Research, Training, Consulting and Publiction (Jakarta : 08/06/2007),

h.32.

21 Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah (Jakarta: Zikrul Hakim,

2003), h. 31.

22 Ir. Adiwarman A Karim SE, MBA, MAEP, Bank Islam Analisis Fiqih dalam Keuangan, h

107.

Page 41: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

Pendapat lain juga mengatakan bahwa yang dimaksud kafalah adalah

merupakan23

: Jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak

ketiga dalam rangka memenuhi kewajiban dari pihak yang ditanggung (makful

anhu) apabila pihak yang ditanggung cidera janji atau wanprestasi.

Dengan berkembangnya perbankan syariah, kafalah dimasukkan

sebagai produk pelayanan jasa perbankan. Secara teknis perbankan dapat

dikatakan bahwa pihak bank memberikan jaminan kepada nasabahnya

sehubungan dengan kontrak kerja atau perjanjian yang telah disepakati antara

nasabah dengan pihak ketiga. Nasabah adalah penjamin. Pemberi jaminan ini

memberikan kepastian dan keamanan bagi pihak ketiga untuk melaksanakan

isi perjanjian atau kontrak yang telah disepakati tanpa ada rasa khawatir

terjadi sesuatu dengan nasabah misalnya cidera janji untuk memenuhi

prestasinya.

2. Dasar Hukum

Pemberian bank garansi dijadikan salah satu produk perbankan syariah

karena bank garansi sebagai suatu bentuk jaminan sesuai dengan nilai-nilai

Islam. Al-Quran dan Hadits membolehkan umat manusia untuk menolong

sesamanya dalam bentuk penjaminan.

23 Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Konsep, Produk Dan

Implementasi Operasional Bank Syariah, (Jakarta: Djambatan, 2001).

Page 42: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

Mengenai penjaminan dapat dilihat pada ayat-ayat Al-Quran yaitu24

:

a. Surat Yusuf ayat 72 yang berbunyi adalah :

�������U <1#u&L�j �����<n |B!P0☺&��� �0☺���� ���U0�

��?!� a��� ����>��

���j�'�� ��?!� M�W�09 )��س� :Br(

Artinya:”Penyeru-penyeru itu berkata: Kami kehilangan piala raja, dan

siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan

(seberat) beban unta, dan Aku menjamin terhadapnya”.(QS. Yusuf: 72)

b. Surat Al Ma’idah ayat 2 yang berbunyi :

����j���0>� �� Z � !��#�&��� l���&u�k����� �

+q�� ����j���0>� Z � #�&�[��� `J%��@1>&����� 7

���Ku) ���� V��� � )J!u V��� <1/�1⌧V #���u�>&���

)r : ا���! ة(

Arti ini adalah sebagian kutipan dari Surat diatas yang menerangkan

tentang Kafalah ”Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)

kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran”.

c. Surat Yusuf ayat 66 juga mengemukakan bahwa :

�$��U @��� �'��|c.�G' .HKR0>�� 7�y�0? `J�> �> �*u��.��� :���� 4��� �A)2> -F���

24 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta, 1995.

Page 43: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

L��?!� �q!u J�' ⌧��t��� .H�l!� � ���☺ZP�- �Z.�� ���

�<h�u��.��� �$��U v��� 7 Z �

��� $�Ku�j �ab�8�� )��س� : RR(

Artinya: ”Ya'qub berkata: Aku sekali-kali tidak akan melepaskannya

(pergi) bersama-sama kamu, sebelum kamu memberikan kepadaku janji

yang teguh atas nama Allah, bahwa kamu pasti akan membawanya

kepadaku kembali, kecuali jika kamu dikepung musuh". tatkala mereka

memberikan janji mereka, Maka Ya'qub berkata: "Allah adalah saksi

terhadap apa yang kita ucapkan (ini)”.(QS. Yusuf: 66)

Selain ketentuan dari ayat-ayat Al-Qur’an, pemberian kafalah ini

berdasarkan pada beberapa Hadits, antara lain :

Hadist Nabi Riwayat Bukhari:

�س� �� 0��4 س2�3 ب0 ا/آ�ع ر,* ا( ��' &�ل آ�3ا��DC3: 8*�C ا( 73�' وسBC3 إذ أو?* ب<��زة ;����ا :89 �673� E ا���& �F7G ل ;96 ?�ك�& E ا�;��ل ه9 73�' د�0 &��

�� رس�ل ا( :CBN '73� DC3O; 89 أ?* ب<��زة أM�ى ;����ا�ا ��& �F7G ل ;96 ?�ك�& BP0 &97 ن��673� &�ل ه9 73�' د�ا :89 �673� ���; 2R��CRأ?* ب�� CBN �673� DC3O; �72 دن�نNSN

�ا E &�ل ;��& �F7G 2 &�ل ه9 ?�كNSN ا�96 73�' د�0 &���ا BU�V�: D3� &�ل أب� &�Tدة :89 73�' �� W3: دن�ن7� &�ل

'73� DC3O; '��د C*3�ل ا( و� رس

)رواZ ا���Yري (

Artinya: “Dari Salamah bin Akwa’ ra., berkata : ”Kami duduk di sisi

Nabi saw, tiba-tiba dibawa jenazah dan mereka berkata : ”Shalatkanlah

jenazah itu.” Beliau bersabda : ” Apakah ia mempunyai hutang ?”

mereka menjawab : ”Tidak” beliau bertanya lagi : ”Apakah ia

meninggalkan sesuatu ?” Mereka menjawab : ”Tidak”. Maka beliau

menshalatinya. Kemusian dibawa jenazah lain, mereka berkata : ”Wahai

Page 44: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

Rasulullah, shalatkanlah ia.” Beliau bersabda : ”Apakah ia mempunyai

hutang ?” Dijawab : ”ya”, Beliau bersabda : ”Apakah ia meninggalkan

sesuatu ?” Mereka menjawab : ”Tiga Dinar.” Maka beliau

menshalatkannya. Kemudian dibawa jenazah yang ketiga dan mereka

berkata : ”Shalatkanlah ia.” Beliau bersabda : ”Apakah ia meninggalkan

sesuatu ?” mereka menjawab, ”Tidak !” Beliau bertanya : ”Adakah dia

mempunyai hutang ?” Mereka menjawab : ”Ada, tiga dinar !” Beliau

bersabda : ”Shalatkanlah temanmu”. Abu Qatadah berkata,

”Shalatkanlah ia wahai Rasulullah dan saya yang menanggung

hutangnya.” Maka beliau menshalatkannya.” (HR. Bukhari)25

.

Mengenai pemberian kafalah ini selain disebutkan pada hadits di atas,

Chairuman Pasaribu dan Suhrawadi K Lubis menambahkan hadits lainnya

yang berkaitan dengan kafalah, yaitu hadits Rasulullah SAW yang

diriwayatkan oleh Abu Daud, At Tirmidzi yang yang menjelaskan bahwa

“Dari Abi Umamah, bahawa Rasulullah SAW besabda ‘Penjamin adalah

orang yang berkewajiban mesti membayar26

.

Selain ayat-ayat Al-Quran dan Hadits, ketentuan-ketentuan yang

menjadi dasar pemberian kafalah ini adalah berupa Kaidah Fiqih yang

berbunyi “Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali

ada dalil yang mengharamkan dan bahaya (beban berat) harus dihilangkan”27

.

Dengan adanya ayat-ayat Al-Quran dan Hadits diatas, Dewan Syariah

Nasional mengeluarkan fatwa tentang kafalah dan menetapkan fatwa Dewan

25 Muhammad bin Ismail Abu Abdillah al-Bukhari al-Ja’fi, Shahih al-Bukhari, (Beirut : Daar

Ibnu Katsir, 1987), Juz II, h. 799.

26 Chairuman Pasaribu dan Suhrawadi K Lubis, Hukum Perjanjian Dalam Islam, (Jakarta:

Sinar Grafika:1996),cet. 2.h 150.

27 Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia dan Bank Indonesia, h 76.

Page 45: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

Syariah Nasional Nomor 11/DSN-MUI/ IV/2000 tentang kafalah yang

ditetapkan tanggal 08 muharram 1421H atau tanggal 13 April 2000. Fatwa ini

menetapkan bahwa pemberian jasa kafalah dilakukan dengan prosedur

masing-masing bank syariah yang memberikan, dengan mengacu pada

ketentuan umum bank garansi yang telah ditetapkan Bank Indonesia dan

rukun kafalah yang telah ditetapkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis

Ulama Indonesia. Pemberian fatwa ini didasarkan pada latar belakang yaitu

dalam menjalankan usaha, seseorang sering memerlukan penjaminan dari

pihak yang lain melalui akad kafalah. Pemberian kafalah ini diberikan dengan

maksud untuk memenuhi kebutuhan usaha seseorang. Maka Dewan Syariah

Nasional memandang perlu menetapkan fatwa tentang kafalah sebagai

pedoman bagi Lembaga Keuangan Syariah terutama Bank Syariah.

Bagi kafalah yang diterbitkan oleh bank syariah di Indonesia maka

harus tunduk pada ketentuan yang terdapat pada KUHPerdata, yaitu Buku III

Bab XVII Pasal 1820 sampai dengan Pasal 185028

. Pasal-pasal ini mengatur

masalah pertanggungan, baik sifatnya secara umum, akibat-akibat yang timbul

bagi kedua pihak dan hapusnya perjanjian ini. Pada bagian ini yang akan

memberikan perlindungan bagi para pihak yang membuatnya yaitu pihak bank

dan pihak yang dijamin. Karena kafalah adalah termasuk perkaitan accesoir,

28 Widjanarto, Hukum dan Ketentuan Perbankan di Indonesia, Ed. IV (Jakarta: Pustaka

Utama Grafiti, 2003), h. 96.

Page 46: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

maka terdapat pihak ketiga yang terkait didalamnya, yaitu pihak penerima

jaminan. Keberadaan pihak ketiga ini dilindungi oleh Pasal 1314 dan 1340

KUHPerdata. Selain harus tunduk pada ketentuan KUHPerdata, pemberian

kafalah juga harus tunduk pada Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan, Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Surat

Keputusan Direksi Bank Indonesia mengenai pemberian bank garansi dan

Surat Edaran Bank Indonesia mengenai pemberian bank garansi.

3. Jenis-jenis Kafalah

Menurut Syafi’i Antonio dalam buku Islamic Banking Bank Syariah

dari Teori ke Praktek menyebutkan kafalah dalam syariah dibagi menjadi 5

jenis yaitu 29

:

a. Kafalah bin-Nafs, merupakan akad memberikan jaminan atas diri

(personal quarantee). Sebagai contoh, dalam praktik perbankan untuk

bentuk kafalah bin-nafis adalah seseorang nasabah yang mendapat

pembiayaan dengan jaminan nama baik dan ketokohan seseorang atau

pemuka masyarakat. Walaupun bank secara fisik tidak memegang barang

apapun, tetapi bank berharap tokoh tersebut dapat mengusahakan

pembayaran ketika nasabah yang dibiayai mengalami kesulitan.

29 Muhammad Syafi’i Antonio, Islamic Banking Bank Syariah dari Teori ke Praktik, cet 1

(Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h.124.

Page 47: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

b. Kafalah bil-Maal, merupakan jaminan pembayaran barang atau pelunasan

utang.

c. Kafalah bit-Taslim, jenis kafalah ini biasa dilakukan untuk menjamin

pengembalian atas barang yang disewa, pada waktu masa sewa berakhir.

Jenis jaminan ini dapat dilaksanakan oleh bank untuk kepentingan

nasabahnya dalam bentuk kerjasama dengan perusahaan penyewaan

(leasing company). Jaminan pembayaran bagi bank dapat berupa deposit/

tabungan dan bank dapat membebankan uang jasa (fee) kepada nasabah

itu.

d. Kafalah al-Munajazah, adalah jaminan mutlak yang tidak dapat dibatasi

oleh jangka waktu dan untuk kepentingan/ tujuan tertentu. Salah satu

bentuk kafalah al-munajazah adalah pemberian jaminan dalam bentuk

performance bonds ’jaminan prestasi’, suatu hal yang lazim di kalangan

perbankan dan hal sesuai dengan bentuk akad ini.

e. Kafalah al-Muallaqah, bentuk jaminan ini merupakan penyederhanaan

dari kafalah al-munajazah, baik boleh industri perbankan maupun

asuransi. Secara umum, skema 1.1 aplikasi al-kafalah dalam perbankan

syariah dapat digambarkan sebagai berikut :

PENANGGUNG

(Lembaga

Keuangan)

DITANGGUNG

(Nasabah)

TERTANGGUNG

(Jasa/Objek)

Page 48: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

JAMINAN KEWAJIBAN

Skema 1.1 al-Kafalah

Keterangan :

1) Bank sebagai lembaga keuangan menjamin pihak yang ditanggung

(nasabah), dengan menyerahkan jaminan (Garansi Bank) kepada

tertanggung (pihak ketiga/ pemilik proyek) apabila di kemudian hari

nasabah melakukan cidera (ingkar) janji/ wanprestasi.

2) Nasabah (pihak yang ditanggung) memiliki kewajiban kepada pemilik

proyek untuk menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan perjanjian

kerja yang disepakati antara pihak yang ditangggung/ pihak pelaksana

kerja dengan pihak tertanggung/ pihak pemberi kerja.

4. Syarat-syarat Kafalah

Kafalah sebagai suatu jasa penjaminan merupakan salah satu bentuk

perikatan dalam Islam. sebagai suatu bentuk perikatan dalam Islam, maka

syarat sahnya suatu perikatan berupa kafalah haruslah berdasarkan pada

ketentuan-ketentuan dalam Islam. Menurut pendapat Sayyid Sabiq dalam

buku Hukum Perikatan Islam, menyebutkan bahwa syarat sahnya suatu

perikatan adalah 30

:

a. Tindak hukum syariah yang disepakati; Maksudnya bahwa perjanjian

yang diadakan oleh para pihak itu bukanlah perbuatan yang bertentangan

30 Chairuman Pasaribu dan Suhrawadi K Lubis, Hukum Perjanjian Dalam Islam, h. 2.

Page 49: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

dengan hukum atau bertentangan dengan hukum syariah, sebab perjanjian

yang bertentangan dengan ketentuan hukum syariah adalah tidak sah.

Maka dengan sendirinya tidak ada kewajiban bagi masing-masing pihak

untuk menepati atau melaksanakan perjanjian tersebut. Dengan kata lain

segala bentuk perjanjian yang bertentangan dengan hukum syariah dengan

sendirinya batal demi hukum. Dasar hukum mengenai hal ini adalah pada

Hadist Rasulullah SAW yang berbunyi “Segala bentuk persyaratan yang

tidak ada dalam kitab Allah adalah batil, sekalipun seribu syarat”.

b. Harus sama ridha dan ada pilihan; Maksudnya perjanjian yang diadakan

para pihak haruslah didasarkan kepada kesepakatan kedua belah pihak,

yaitu masing-masing pihak ridha atau rela akan isi perjanjian tersebut atau

dengan kata lain isi perjanjian tersebut adalah kehendak para pihak. Dalam

hal ini tidak boleh ada paksaan dari pihak yang satu kepada pihak yang

lain. Apabila perjanjian terdapat unsur pemaksaan, maka dengan

sendirinya perjanjian yang diadakan tidak mempunyai kekuatan hukum.

c. Harus jelas dan gamblang; Maksudnya apa yang di perjanjikan oleh para

pihak harus terang tentang apa yang menjadi isi perjanjian, sehingga tidak

mengakibatkan terjadinnya kesalahpahaman diantara para pihak tentang

apa yang mereka perjanjikan di kemudian hari. Dengan demikian maka

pada saat perjanjian dibuat maka masing-masing pihak harus mempunyai

interpretasi yang sama tentang apa yang telah mereka perjanjikan baik

terhadap isi maupun akibat yang ditimbulkan oleh perjanjian itu.

Page 50: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

Syarat-syarat mengenai perikatan Islam di atas merupakan syarat mutlak

yang harus dipenuhi oleh segala jenis perikatan yang dilakukan dalam

kehidupan masyarakat termasuk didalamnya perikatan dalam hal kafalah.

Lebih tepatnya disebut sebagai syarat umum bagi perikatan kafalah. Secara

khusus kafalah memiliki syarat mutlak tersendiri yang lebih tepat bila disebut

sebagai syarat khusus perikatan kafalah. Dikatakan sebagai syarat khusus

karena syarat-syarat isi berisikan hal-hal yang teknis mengenai kafalah dan

syarat-syarat ini tidak dapat disamakan dengan syarat bagi perikatan lainnya.

Menurut fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia,

Rukun dan Syarat Kafalah terdiri dari 31

:

1. Pihak Penjamin (Kafil)

a Baligh (dewasa) dan berakal sehat.

b Berhak penuh untuk melakukan tindakan hukum dalam urusan

hartanya dan dengan rela (ridha) dengan tanggungan kafalah tersebut.

2. Pihak Orang yang berhutang (Ashiil makfuul’anhu) :

a Sanggup menyerahkan tanggunganya (piutang) kepada penjamin.

b Dikenal oleh penjamin.

3. Pihak Orang yang berpiutang (Makfuul Lahu) :

a Diketahui identitasnya.

b Dapat hadir pada waktu akad atau memberikan kuasa.

c Berakal sehat.

31 Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia dan Bank Indonesia, h.76.

Page 51: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

4. Obyek Penjaminan (Makful Bihi) :

a Merupakan tanggungan pihak/ orang yang berhutang, baik berupa

uang, benda, maupun pekerjaan.

b Bisa dilaksanakan oleh penjamin.

c Harus merupakan piutang mengikat (lazim), yang tidak mungkin

hapus kecuali setelah dibayar atau di bebaskan.

d Harus jelas nilai, jumlah dan spesifikasinya.

e Tidak bertentangan dengan syariah (diharamkan).

Dari segi hukum Islam adanya penjaminan kafalah ini dibenarkan

karena banyak mendatangkan keuntungan bagi masyarakat dalam

bermu’amalah. Sahnya kafalah bergantung kepada syarat-syarat yang

ditentukan dalam perundang-undangan Islam.

5. Peranan Kafalah

Peranan kafalah pada dasarnya adalah untuk meningkatkan hubungan

mu’amalah sesama umat muslim pada khususnya dan umuat manusia pada

umumnya yang didalamnya terkandung unsur tolong menolong. Memberikan

penjaminan merupakan salah satu bentuk tolong menolong.

Kemudian pada era moderen sekarang berkembanglah peranan kafalah,

bukan hanya berperan sebagai bentuk usaha untuk mengingkatkan hubungan

mu’amalah umat manusia, tetapi sekarang peranan kafalah adalah untuk

memberikan kemudahan dan kelancaran bagi pelaku usaha dalam

Page 52: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

pengembangan usahanya. Peranan kafalah secara umum adalah untuk

memperlancar transaksi atau kerjasama bagi pihak-pihak yang akan

melakukan suatu transaksi maupun kerjasama yang bernilai besar dan

mengandung risiko. Selain itu peranan kafalah adalah untuk meningkatkan

produktifitas perbankan dan produktifitas pengusaha.

Secara khusus peranan kafalah bagi para pihak adalah 32

:

a. Bagi pihak yang dijamin selaku nasabah bank ;

Artinya bahwa dengan diberikannya kafalah oleh bank, maka nasabah bisa

mendapatkan atau mengerjakan proyek dari pihak ketiga, karena biasanya

pemilik proyek menentukan syarat-syarat tertentu dalam mengerjakan

proyek yang mereka miliki.

b. Pihak terjamin ( pemillik proyek ) biasa disebut sebagai pihak ketiga,

Artinya bahwa dengan adanya kafalah yang diberikan oleh bank maka

pemilik proyek akan mendapat suatu jaminan bahwa proyeknya yang akan

dikerjakan oleh si nasabah bank tadi akan diselesaikan sesuai dengan

jadwal yang telah ditentukan. Karena kafalah merupakan pengambilalihan

risiko oleh bank apabila nasabah cidera janji dalam melaksanakan

kewajibannya.

c. Pihak yang menjamin hal ini adalah pihak bank,

Artinya bahwa dengan adanya kafalah yang diterbitkan oleh bank maka

pihak bank akan memperoleh fee atau imbalan yang diperhitungkan dari

32 Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, h 241.

Page 53: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

nilai risiko yang ditanggung oleh bank atas kafalah yang telah diberikan,

selain itu juga penjamin akan memperoleh pahala karena melakukan

penjaminan bagi orang lain Karena penjaminan ini merupakan suatu sifat

kebajikan.

Pemberian kafalah sangatlah mendukung transaksi bisnis yang

dilakukan oleh pihak-pihak pelaksana transaksi, karena dapat menimbulkan

dan memberikan rasa aman dan kondusif bagi kelangsungan bisnis. Dengan

adanya rasa aman dan percaya ini akan mengembangkan usaha yang

dilaksanakan oleh masyarakat. Selain itu peranan yang terdapat dalam

pemberian kafalah adalah meningkatnya kerjasama antara masyarakat dengan

bank.

6. Subjek Hukum dalam Hukum Positif dan Hukum Islam

a. Subjek Hukum dalam Hukum Positif

Subjek hukum adalah sesuatu badan yang mempunyai hak dan kewajiban

untuk melakukan sesuatu perbuatan hukum, baik perbuatan sepihak maupun

perbuatan dua pihak. Pada dasarnya subjek hukum terdiri dari manusia

(natuurlijke persoon) dan badan hukum (rechtspersoon)33

.

33 H.R Daeng Naja, Hukum Kredti dan Bank Garansi, Bandung, PT. Citra Adiya Bakti, 2005,

Cet pertama, h. 25.

Page 54: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

Namun melihat pada kenyataan pada prakteknya disini Daeng Naja

membagi subjek hukum sebagai pihak-pihak (lawan dari bank) dalam suatu

perjanjian kredit dan atau bank garansi, yaitu34

:

1) Perorangan dan perusahaan perorangan

2) Badan usaha dan badan hukum :

a) Badan usaha yang berbadan hukum dan

b) Badan usaha yang tidak berbadan hukum.

Ada beberapa hal yang perlu dikemukakan sehubungan dengan pembagian

subjek hukum tersebut diatas, yaitu35

:

1) Ditinjau dari segi jumlah pemiliknya, perusahaan dikelompokkan menjadi:

a) Perusahaan perseorangan yang dimiliki oleh seorang pengusaha saja

dan

b) Perusahaan persekutuan yang dimiliki oleh lebih dari seorang atau

beberapa orang pengusaha yang bekerja sama dalam suatu

persekutuan.

2) Ditinjau dari segi status pemiliknya, perusahaan akan di kelompokkan

menjadi36

:

a) Perusahaan swasta yang dimiliki oleh pengusaha swasta termasuk

koperasi dan,

34 Ibid, H.R Daeng Naja, Hukum Kredti dan Bank Garansi, h. 25.

35 Ibid, H.R Daeng Naja, Hukum Kredti dan Bank Garansi, h. 25.

36 Ibid, H.R Daeng Naja, Hukum Kredti dan Bank Garansi, h. 26.

Page 55: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

b) Perusahaan negara yang dimiliki oleh negara atau Badan Usaha Milik

Negara (BUMN).

3) Ditinjau dari segi bentuk hukumnya, perusahaan akan dibagi menjadi37

:

a) Perusahaan berbadan hukum yang selalu berupa persekutuan dan,

b) Perusahaan tidak berbadan hukum yang selain dapat berupa

perusahaan persekutuan yang dapat pula berupa perusahaan

perseorangan.

b. Subjek Hukum dalam Hukum Islam (Mahkum ‘Alaih),

Subjek hukum atau pelaku hukum (Mahkum ‘Alaih) ialah orang-orang

yang dituntut oleh Allah untuk berbuat, dan segala tingkah lakunya telah

diperhitungkan berdasarkan tuntutan Allah itu. Didalam istilah Fiqih, subjek

hukum itu disebut mukallaf atau orang-orang yang dibebani hukum, atau

mahkum ‘alaih yaitu orang yang kepadanya diperlakukan hukum38

.

Seperti yang diterangkan bahwa definisi hukum taklif adalah “titah Allah

yang menyangkut perbuatan mukallaf yang berhubungan dengan tuntutan atau

pilihan untuk berbuat”39

.

Dari definisi diatas dapat dipahami bahwa ada dua hal yang harus

terpenuhi pada seseorang untuk dapat disebut mukallaf (subjek hukum), yaitu

dia mengetahui tuntutan Allah itu dan ia mampu melaksanakan tuntutan

37 Ibid, H.R Daeng Naja, Hukum Kredti dan Bank Garansi, h. 26.

38 Prof. Dr. H. Amir Syarifuddin, Ushul Fiqih, Jakarta, Kencana , 2008, Cet. Ketiga, h. 389.

39 Ibid, Prof. Dr. H. Amir Syarifuddin, Ushul Fiqih, h. 389.

Page 56: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

tersebut. Dua hal tersebut merupakan syarat taklif atas subjek hukum. Adapun

penjelasannya sebagai berikut40

:

a. Ia memahami atau mengetahui titah Allah tersebut yang menyatakan

bahwa ia terkena tuntutan Allah.

b. Ia telah mampu menerima beban taklif atau beban hukum yang dalam

istilah ushul fiqih disebut ahlu li al-taklif. Kecakapan menerima taklif

atau yang disebut ahliyah yaitu kepantasan untuk menerima taklif.

Kepantasan itu ada dua macam yaitu41

:

1) kepantasan untuk dikenai hukum (ahliyah al-wujub), kecakapan

dalam bentuk ini berlaku bagi setiap manusia ditinjau dari segi ia

adalah manusia, semenjak ia dilahirkan sampai menghembuskan

nafas terakhir dalam segala sifat, kondisi dan keadaanya.

Kemudian para ahli Ushul membagi ahliyah al-wujub itu kepada

dua tingkatan :

a) Ahliyah al-wujub naqisah atau kecakapan dikenai hukum

secara lemah, yaitu kecakapan seorang manusia untuk

menerima hak, tetapi tidak menerima kewajiban atau

kecakapan untuk dikenai kewajiban tatapi tidak pantas

mnerima hak.

40 Ibid, Prof. Dr. H. Amir Syarifuddin, Ushul Fiqih, h. 389.

41 Ibid, Prof. Dr. H. Amir Syarifuddin, Ushul Fiqih, h. 390.

Page 57: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

b) Ahliyah al-wujub kamilah atau kecakapan dikenai hukum

secara sempurna, yaitu kecakapan seseorang untuk dikenai

kewajiban dan juga untuk menerima hak.

2) kepantasan untuk menjalankan hukum .(ahliyah al-ada’), terdiri

dari tiga tingkat. Setiap tingkat ini dikaitkan kepada batas umur

seorang manusia yaitu42

:

a) Adim al-ahliyah atau tidak cakap sama sekali, yaitu manusia

semenjak lahir sampai mencapai umur tamyiz sekitar umur 7

tahun.

b) Ahliyah al-ada’ naqishah atau cakap berbuat hukum secara

lemah, yaitu manusia yang telah mencapai umur tamyiz (kira-

kira 7 tahun) sampai batas dewasa.

c) Ahliyah al-ada’ kamilah atau kecakapan berbuat hukum secara

sempurna, yaitu manusia telah mencapai usia dewasa.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang

mendasar antara hukum Islam dan hukum Positif berkaitan dengan apa yang

dimaksud subjek hukum, menurut hukum Positif subjek hukum itu adalah

manusia dan badan hukum, sedangkan menurut hukum Islam subjek hukum

itu hanyalah manusia mukallaf saja. oleh karena itu apabila bank dalam hal

ini, Bank Syariah ingin disebut sebagai Bank Syariah yang sesuai dengan

aturan hukum Islam. Maka setiap perjanjian, setiap transaksi yang dilakukan,

42 Ibid, Prof. Dr. H. Amir Syarifuddin, Ushul Fiqih, h. 392.

Page 58: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

apabila perbankan menyebut atas nama bank, atau bank sebagai pihak, yang

dimaksud adalah penanggung jawab atau pimpinan, pengurus, pemilik,

pemegang saham dari bank tersebut, apabila yang dimaksud terbatas pada

bank sebagai badan hukum, maka bank tersebut belum dapat disebut sebagai

bank syariah43

.

43 Wawancara Pribadi dengan Pak Abdurrahman Dahlan. Jakarta 09 Desember 2008.

Page 59: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

BAB III

GAMBARAN UMUM DAN KONSEP JAMINAN PELAKSANAAN BANK

GARANSI (KAFALAH) PADA PT BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk

A. Gambaran Umum PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk

1. Lokasi Riset

Penulis menjadikan PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk tepatnya di

Muamalat Institue yang berkantor di Ruko Pinangsia Jl. Futuris No. 2/3

Karawaci Office Park, Karawaci – Tangerang sebagai lokasi riset.

2. Sejarah Singkat PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk

PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412

H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)

dan pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada bulan Mei

1992. dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendikiawan Muslim se-

Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat

juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian

saham perseroan senilai Rp. 84 milyar pada saat penandatanganan akta

pendirian perseroan. Selanjutnya, pada saat silahturrahmi peringatan pendirian

tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa

Barat yang turut menanam modal senilai Rp. 106 milyar.

Page 60: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank

Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini

semakin memperkokoh posisi perseroan sebagai bank syariah pertama dan

terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus

dikembangkan.

Pada tahun 1997-1998, Indonesia dilanda krisis mioneter yang

memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor

perbankan nasional tegulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank

Muamalat pun terimbas dampak krisis. Ditahun 1998, rasio pembiayaan

macet (NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp.

105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp. 39,3 miliar, kurang dari

sepertiga modal setor awal.

Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari

pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islam

Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada

RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang

saham Bank Muamalat. Oleh karenanya kurun waktu antara 1999 dan 2002,

Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat

upaya dan dedikasi setia Kru Muamalat, ditunjang oleh kepemimpinan yang

kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap

pelaksanaan perbankan syariah secara murni.

Page 61: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

Melalui masa yang sulit ini, Bank Muamalat berhasil bangkit dari

keterpurukan . diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh

anggota direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat

kemudian menggelar rencana kerja lima tahun yang berhasil mengembalikan

Bank muamalat ke kondisi keuangan dan pertumbuhan yang

berkesinambungan.

Dari tahun 1998 hingga 2007, total asset Bank Muamlat meningkat

mendekati 2.100% dan ekuitas tumbuh sebesar 2.000%. perkembangan

tersebut menambah jumlah asset Bank Muamalat menjadi Rp10,57 triliun di

akhir tahun 2007, dengan modal pemegang saham mencapai Rp 846,16 miliar

dan pencapaiam laba bersih sebesar Rp 145,33 miliar – menjadikannya bank

syari’ah yang paling menguntungkan di Indonesia. Hingga akhir tahun 2005,

Bank Muamalat tetap merupakan bank syariah terkemuka di Indonesia dengan

jumlah aktiva sebesar Rp. 7,43 triliun, modal pemegang saham sebesar Rp.

492,79 miliar serta perolehan laba bersih sebesar Rp. 106,66 miliar pada tahun

200544

.

3. Visi dan Misi PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk

a. Visi

Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar

spritual, dikagumi di pasar rasional.

44 Annual Report PT Bank Muamalat Indonesia 2007, h. 4.

Page 62: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

b. Misi

Menjadi Role Model lembaga keuangan syariah dunia dengan

penekanan pada semangat kewirausahaan keunggulan menajemen dan

orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimalkan nilai bagi

stakeholders45

.

4. Strategi Usaha PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Untuk mencapai visi dan misinya, Bank Muamalat Indonesia

mempunyai strategi usaha sebagai berikut 46

:

a. Meningkatkan pendapatan melalui ekspansi pembayaran secara selektif

dan prudent dengan menekan pada usaha kecil dengan pemanfaatan

jaringan lembaga keuangan syariah tanpa mengabaikan pembiayaan

kepada usaha menengah dan besar dengan penekanan pada perusahaan

yang mendukung pengembangan usaha kecil.

b. Meningkatkan mutu pelayanan dan pengembangan produk unggulan.

c. meningkatkan kualitas profesionalitas sumber daya insani.

d. Meningkatkan jumlah kantor pelayanan baru pada daerah-daerah strategi.

e. Mengembangkan teknologi informasi dan teknologi pelayanan.

f. Meningkatkan intensitas pengawasan dan menumbuhkan budaya patuh

kepada peraturan.

45 Ibid, Annual Report, h. 1. 46 Ibid, Annual Report, h. 64.

Page 63: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

5. Struktur Organisasi PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Struktur organisasi sebagai penjabaran dari segala kegiatan yang

mendukung jalannya kegiatan operasional dari suatu organisasi yang ingin

mendapatkan tujuan secara bersama. Adapun struktur organisasi yang baik

adalah struktur dimana karyawan tersebut mengetahui dengan jelas tugas dan

tanggungjawabnya, sehingga tidak akan terjadi kesimpangsiuran di dalam

melaksanakan tugasnya masing-masing47

.

Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah badan independen yang

ditempatkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) pada bank. Anggota DPS

harus terdiri dari pakar di bidang syariah muamalah yang juga memiliki

pengetahuan umum dibidang perbankan48

.

47 Ibid, Annual Report, h. 55.

48 Siamat Dahlan, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi ke 4 (Jakarta: Fakultas Ekonomi

Universita Indonesia, 2004), h. 187.

Page 64: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

DEWAN PENGAWAS SYARI'AH

Ketua : K.H. Sahal Mahfudz

Anggota : K.H. Ma'ruf Amin

Anggota : Prof. DR. H. Muardi Chatib

Anggota : Prof. DR. H. Umar Shihab

DEWAN KOMISARIS

Komisaris Utama : Drs. H. Abbas Adhar

Komisaris : Prof. H. Korkut Ozal

Komisaris : Dr. Ahmed Abisourour

Komisaris : Drs. Aulia Pohan, MA

Komisaris : H. Iskandar Zulkarnain, SE, Msi

DEWAN DIREKSI

Presiden Direktur : H. A. Riawan Amin, Msc

Direktur Bisnis : Ir. H. Arviyan Arivin

Direktur Keungan : H. M. Hidayat, SE, Ak

& Administrasi

Direktur Kepatuhan : Ir. H. Andi Buchari, MM

& Pendukung Perusahaan

Page 65: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

Direktur : Drs. U. Saefuddin Noer

Direktur : Ir. H. Herbudhi S. Tomo

6. Produk dan jasa PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk

a Produk Dana 49

:

1) Shar-e, merupakan tabungan instant investasi Syariah yang

memadukan kemudahan akses ATM, debit dan phone banking dalam

satu kartu dan dapat dibeli di kantor pos seluruh Indonesia. Hanya

dengan Rp 125.000 langsung mendapatkan paket kartu Shar-e dengan

saldo awal tabungan Rp 100.000, sebagai sarana menabung dan

berinvestasi di Bank Muamalat. Diinvestasikan hanya untuk usaha

halal dengan bagi hasil kompetitif.

2) Tabungan Ummat, merupakan investasi tabungan yang penarikannya

dapat dilakukan setiap saat di seluruh cabang maupun ATM Bank

Syariah Muamalat sesuai ketentuan yang berlaku. Segmen yang dituju

adalah semua kalangan tanpa batas usia. Dengan kartu ATM

Muamalat, nasabah dapat melakukan penarikan di seluruh mesin ATM

Bank Syariah Muamalat, ATM BCA dan ATM bersama. Nasabah

memperoleh bagi hasil yang berasal dari pendapatan bank atas dana

tersebut.

49 Ibid, Annual Report, h. 56.

Page 66: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

3) Tabungan Arafah, merupakan tabungan yang dimaksudkan untuk

mewujudkan niat nasabah dalam menunaikan ibadah haji sesuai dengan

kemampuan keuangan pelaksanaan yang diinginkan. Dengan fasilitas

asuransi jiwa, Insya Allah pelaksanaan ibadah haji tetap terjamin.

Keistimewaan tabungan Arafah antara lain menguntungkan, terencana,

dan aman.

4) Deposito Fulinves, merupakan investasi yang dikhususkan bagi

nasabah perseorangan dengan bagi hasil yang menarik. Tersedia dalam

jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan. Fasilitas asuransi jiwa diberikan

kepada nasabah yang memiliki jangka waktu 6 dan 12 bulan.

5) Giro Wadi’ah, merupakan titipan dana pihak ketiga berupa simpanan

giro yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan

menggunakan cek atau bilyet giro dan pemindahbukuan. Bank akan

memberikan bonus kepada nasabah berdasarkan pendapatan bank.

6) Dana Pensiun Muamalat, dana pensiun Muamalat dapat diikuti oleh

mereka yang berusia minimal 18 tahun atau sudah menikah dan berusia

maksimal 60 tahun. Iuran sangat terjangkau yaitu minimal Rp 20.000

perbulan dan pembayaran dapat di debet secara otomatis dari rekening

nasabah di Bank Syariah Muamalat atau dapat ditransfer dari bank lain.

Peserta juga dapat mengikuti program WASIAT UMAT, dimana

peserta dilindungi asuransi jiwa sebesar nilai tertentu. Dengan asuransi

ini keluarga peserta akan memperoleh dana pensiun sebesar yang

Page 67: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

diproyeksikan sejak awal jika peserta meninggal dunia sebelum

memasuki masa pensiun.

b Produk Pembiayaan 50

:

1) Murabahah, adalah akad jual beli antara nasabah dan bank. Bank

membiayai kebutuhan investasi nasabah dengan harga pokok ditambah

keuntungan yang disepakati bersama. Pembayaran dilakukan dengan

cara tertunda atau mengangsur selama jangka waktu yang telah

ditentukan.

2) Istisna, adalah akad jual beli antara nasabah dan bank, dimana

kebutuhan nasabah tersebut dilakukan berdasarkan pesanan (barang

belum jadi) dengan kriteria tertentu seperti: jenis, tipe, model, kualitas

dan jumlah barangnya. Bank memesan barang pesanan nasabah

kepada produsen. Setelah barang jadi, maka bank menjual barang

tersebut kepada nasabah dengan kesepakatan yang sudah ditentukan

sebelumnya.

3) Salam, adalah pembelian dengan pembayaran di muka atas hasil

pertanian dengan kriteria tertentu dari petani (nasabah 1) dan dijual

kembali kepada pihak lain (nasabah 2) yang membutuhkan dengan

jangka waktu yang ditentukan bersama. Sebelum membeli hasil dari

nasabah 1, bank terlebih dahulu menawarkan kepada nasabah kedua

untuk membeli hasil pertanian dari nasabah 1 dan ketetapan harga

50 Ibid, Annual Report, h. 58.

Page 68: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

pembelian dan penjualan disepakati bersama antara nasabah 1 dan

nasabah 2.

4) Ijarah Muntahia bit Tamlik (IMBT), adalah perjanjian antara bank

sebagai lessor (yang menyewakan barang) dengan nasabah sebagai

penyewa (lessee): Penyewa setuju akan membayar uang sewa dimana

pada akhir perjanjian terjadi pemindahan hak kepemilikan dari bank

kepada penyewa.

5) Mudharabah, adalah kerjasama pembiayaan antara bank sebagai

pemilik dana dengan nasabah sebagai pelaksana usaha. Proyek

tersebut adalah usaha yang produktif serta halal. Pembagian hasil

keuntungan dari proyek dilakukan sesuai nasabah yang disepakati

bersama.

6) Mudharabah Muqayyadah, adalah perjanjian kerjasama antara

nasabah dengan bank dimana nasabah hanya boleh menggunakan

modal yang diberikan untuk melaksanakan proyek yang telah

ditentukan. Pembagian hasil keuntungan dari proyek dilakukan sesuai

nasabah yang disepakati bersama.

7) Musyarakah, adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih dimana

keduanya menyediakan modal untuk membiayai suatu proyek. Proyek

ini boleh dikelola oleh salah satu dari pemberi dana atau pihak lainnya.

Untuk jenis pembiayaan ini, pemilik dana boleh melakukan intervensi

dalam manajemen proyek tersebut, pembagian keuntungan dilakukan

Page 69: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

sesuai dengan kesepakatan bersama, namun kerugian dibagikan

berdasarkan porsi atau besarnya modal yang diberikan.

8) Qardh, adalah perjanjian pemberian pinjaman bank kepada pihak

kedua, dimana pinjaman tersebut dikembalikan dengan jumlah yang

sama (sebesar pinjaman semula). Pengembalian ditentukan dalam

jangka waktu tertentu (sesuai kesepakatan) dan pembayaran bisa

dilakukan secara angsuran maupun sekaligus.

9) Rahn, adalah perjanjian penyerahan barang atau harta nasabah kepada

bank sebagai jaminan atau gadai. Jika emas digadaikan, maka fisik

emas diserahkan kepada pihak bank, sedangkan agunan berupa rumah

atau kendaraan, cukup menyerahkan sertifikat atau surat bukti

kepemilikan saja.

10) Wakalah, adalah perjanjian pemberian kepercayaan dan hak dari

lembaga atau perorangan kepada pihak lain sebagai wakil dalam

melakukan transaksi. Segala hak dan kewajiban yang diemban wakil

harus mengatasnamakan kepercayaan. Wakil boleh mendapatkan

keuntungan dari transaksi yang telah disepakati bersama.

11) Hawalah, adalah perjanjian penagihan hak dan kewajiban (piutang)

nasabah (pihak pertama) kepada bank (pihak kedua) dari nasabah lain

(pihak ketiga). Pihak pertama meminta bank untuk membayar terlebih

dahulu piutang yang timbul, baik dari jual beli maupun dari transaksi

lainnya. Setelah piutang tersebut jatuh tempo pihak ketiga akan

Page 70: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

membayar kepada bank. Bank akan mendapatkan keuntungan berupa

fee dari pemindahan piutang tersebut.

c Jasa Layanan Lainnya 51

:

1) ATM, merupakan layanan online 24 jam yang memberikan

kemudahan kepada nasabah dalam melakukan transaksi penarikan

tunai, pemindahbukuan antar rekening, pemeriksaan saldo,

pembayaran zakat, infaq dan shodaqoh (ZIS), pembayaran

tangguhan telepon, maupun perubahan PIN atas kartu ATM. Khusus

untuk penarikan tunai kartu ATM Bank Syariah Muamalat dapat

diakses melalui seluruh ATM BCA dan ATM bersama. Selain itu

kartu ATM Bank Syariah Muamalat juga dapat dipakai untuk

bertransaksi di 18.000 merchant debit BCA.

2) SalaMuamalat, merupakan layanan phone banking 24 jam yang

memberikan kemudahan kepada nasabah dalam mengakses Bank

Syariah Muamalat dan memperoleh informasi mengenai produk,

saldo dan informasi transaksi terakhir, pemindahbukuan antar

rekening, serta kemudahan untuk mengubah PIN.

3) Pembayaran Zakat, Infak dan Shadaqoh (ZIS), merupakan jasa yang

memberikan kemudahan kepada masyarakat muslim dan berzakat,

baik ke lembaga pengelolaan ZIS Bank Syariah Muamalat Indonesia

51 Ibid, Annual Report, h.60.

Page 71: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

maupun ke lembaga-lembaga ZIS lainnya yang bekerjasama dengan

Bank Syariah Muamalat. Pembayaran ZIS ini dapat dilakukan

melalui ATM dari seluruh kantor cabang Bank Syariah Muamalat.

4) Jasa-jasa lain, merupakan produk jasa lain Bank Syariah Muamalat

Indonesia yaitu seperti transfer, inkaso/ collection, standing

instruction, bank garansi, dan lain-lain.

7. Penghargaan yang Di Peroleh PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Dibawah ini merupakan penghargaan yang diperoleh PT Bank

Muamalat Indonesia, Tbk 52

:

a MUI AWARDS 2004, penghargaan sebagai terbaik yang menjalankan

operasional secara Syariah.

b KLIFF AWARD 2004, The Most Outstanding Performance by an Islamic

Bank. Dikeluarkan oleh Islamic Fiancial Forum yang berbasis di Kuala

Lumpur melalui CERT (Center for Research and Training) bekerjasama

dengan Dow Jones Islamic Indec, New York dan Konsultan Penilaian

Doloitte, Desember 2004.

52 Ibid, Annual Report, h. 44.

Page 72: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

c AS/NZS ISO 9001 : 2000, mengenai Quality Manajemen Syistem

Requrements.

d Majalah Pilars, memberikan penghargaan kepada Bank Syariah Muamalat

Indonesia sebagai Sepuluh besar bank dengan Predikat Ternama versi

Majalah Pilars Bisnis Edisi No. 10/VII, 12 Mei 2003.

e Info Bank Award 2002, sebagai bank yang memiliki rating peringkat ke

17 dengan predikat SANGAT BAGUS.

Info Bank Award 2003, sebagai bank yang memiliki rating peringkat ke 7

dengan predikat SANGAT BAGUS untuk kategori bank beraset Rp 1

trilyun – Rp 20 trilyun.

Info Bank Award 2004, sebagai bank dengan predikat SANGAT BAGUS.

f Majalah SWA Edisi No. 10/XVI/16-29 Mei 2000, sebagai bank yang

memiliki peringkat ke 2 Terbaik dalam tingkat KEPUASAN NASABAH.

Majalah SWA Edisi 18 April 2001, sebagai bank yang memiliki peringkat

ke 6 sebagai bank paling dikenal masyarakat dan bank paling aman di atas

bank asing dan bank swasta lain.

g SUPERBRANDS, memberikan penghargaan kepada Bank Syariah

Muamalat Indonesia sebagai satu dari 101 perusahaan yang memiliki

brand/ merek yang kuat (superbrands) di Indonesia.

h Majalah MODAL, memberikan penghargaan kepada Bank Syariah

Muamalat Indonesia sebagai peringkat 1 ketegori The TOP of Mind (Bank

Page 73: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

Syariah yang mudah diingat) berdasrkan hasil survey Karim Business

Consultant (KBC) dan Majalah MODAL Edisi Maret 2004.

B. Konsep Jaminan Pelaksanaan Bank Garansi Di PT. Bank Muamalat

Indonesia, Tbk

Jaminan pelaksanaan (Performance Guarantee) PT. Bank Muamalat

Indonesia, Tbk dalam menerbitkan jaminan pelaksanaan adalah sebagaimana

yang telah difatwakan oleh DSN-MUI yaitu merupakan surat yang diterbitkan

untuk menjamin kepastian (mutu dan ketepatan) pengerjaan suatu proyek ataupun

untuk menjamin kinerja (Performance) salah satu pihak dalam suatu transaksi53

.

Adapun ketentuan konsep jaminan yang digunakan akad kafalah yang

harus memenuhi rukun dan syaratnya :

1. Rukun Kafalah 54

:

b. Kafil = Pemberi Jaminan/ Penjamin/ Gurantor.

1) Baligh (dewasa) dan berakal sehat.

2) Berhak penuh untuk melakukan tindakan hukum dalam urusan hartanya dan

rela (ridha) dengan tanggungan kafalah tersebut.

c. Makful Bih = Sesuatu yang dijadikan sebagai jaminan atau setiap hak yang boleh

diwakilkan kepada orang lain, atau utang (harta) yang dijaminkan/ objek.

Berdasarkan Fatwa DSN No: 11/ DSN-MUI/IV/2000 :

53 Wawancara Pribadi dengan Pak Mochammad Andriansyah, sebagai Project Manager

Transformation Management Office PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. 27 Agustus 2008.

54 Muamalat Institue, Research, Training, Consulting and Publition 08 Juni 2007.

Page 74: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

1) Merupakan tanggungan pihak/ orang yang berhutang, baik berupa uang,

benda, maupun pekerjaan.

2) Bisa dilaksanakan oleh penjamin.

3) Harus merupakan piutang mengikat (lazim), yang tidak mungkin hapus

kecuali setelah dibayar atau dibebaskan.

4) Harus jelas nilai, jumlah dan spesifikasinya.

5) Tidak bertentangan dengan syariah (diharamkan)

d. Makful Anhu = Yang meminta jaminan/ orang yang dituntut dengan harta/

nasabah. Berdasarkan Fatwa DSN No: 11/ DSN-MUI/IV/2000 :

1) Sanggup menyerahkan tanggungannya (piutang) kepada penjamin.

2) Dikenal oleh penjamin.

e. Makful Lahu = Pihak yang menerima surat jaminan dari kafil. Berdasarkan Fatwa

DSN No: 11/ DSN-MUI/IV/2000 :

1) Diketahui identitasnya.

2) Dapat hadir pada waktu akad atau memberikan kuasa.

3) Berakal sehat.

2. Syarat Kafalah 55

:

a. Kafil = Penjamin atas kewajiban Makful Anhu.

1) Kafil akan mengeluarkan Bank Garansi apabila diminta dengan izin yang sah

dari makful anhu (nasabah).

2) Ketika kafil menjamin ulang makful anhu, maka jaminan itu atas nama

makful anhu.

55 Ibid, Muamalat Institue, Research, Training, Consulting and Publition.

Page 75: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

3) Kafil tidak mempunyai hutang kepada makful anhu.

4) Mampu melunasi (membayar) kewajiban makful anhu.

5) Orang yang ditanggung (dijamin) tidak bebas tanggung jawab, kecuali

tanggung jawab penjaminnya bebas. Jika orang yang ditanggung bebas

tanggung jawabnya, maka bebas pula tanggung jawab penjaminnya.

6) Kafil dizinkan memberikan jaminan lebih dari satu pihak dan diperbolehkan

sebagai penjamin kedua dari makful anhu yang sama dan juga dalam proyek/

usaha yang sama.

7) Jika dalam pertanggungan berupa harta lalu orang yang ditanggungnya

meninggal dunia, maka kafil bertanggung jawab dalam harta tersebut.

8) Diperbolehkan memberi persyaratan khusus kepada makful anhu untuk

menitipkan hartanya.

b. Makful Anhu = Nasabah/ nama yang dijaminkan oleh kafil dan disebut dalam

surat jaminan.

1) Dikenal secara baik oleh kafil dan mempunyai reputasi yang baik

sebelumnya.

2) Mempunyai kemampuan untuk membayar dan menyerahkan hutangnya

kepada kafil.

3) Tidak ada jaminan kecuali ada hak (kewajiban) atau yang akan timbul seperti

akad ju’alah (upah).

4) Makful Anhu diperbolehkan meminta lebih dari satu kafil (pihak yang

menjaminnya).

c. Makful Lahu = Penerima surat jaminan.

Page 76: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

Kafil

3. Kirim

Surat

Jaminan

5. Tagihan

karenaKarena

2. AKAD KAFALAH

1) Mempunyai hubungan yang jelas dengan makful anhu.

2) Mempunyai hak untuk menagih kewajiban yang telah dilalaikan oleh makful

anhu kepada kafil.

d. Makful Bih

1) Jumlah hutang dan jatuh tempo hutang harus jelas dan benar.

2) Bersifat mengikat dan tidak bisa digugurkan kecuali dengan cara

membayarnya atau terjadinya pengguguran hak yang dilakukan oleh pemilik

hak.

3) Ketika makful anhu mengalami cidera janji dengan makful lahu, maka pihak

kafil diperbolehkan meminta komisi (fee). Besar komisi sesuai dengan

kesepakatan besama.

Skema 1.2 Kafalah – Fiqih

Skema 1.3 Kafalah – Teknis Perbankan

Makful

Lahu Makful

Bih

Makful

Anhu

4. Melaksanakan tugas investasi

dana

1. Akad Proyek

4. Melaksanakan /

investasi/ dana

PEMILIK

PROYEK USAHA/PROYEK

1. Akad

Proyek

3. Kirim BANK GANSI

5. Tagihan

Karena

Default

6. Bayar Jika

Wanprestasi

Page 77: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

e. Persyaratan Khusus untuk Makful Anhu (Nasabah) 56

:

1) Mepunyai reputasi (track record) yang bagus dalam menjalankan usahanya.

2) Telah berpengalaman dalam menjalankan usahanya.

3) Bersedia menanggung resiko terhadap usaha yang akan dijalankan dan

menanggung resiko apabila default (cidera janji).

4) Memberikan jaminan senilai 100% dari nilai bank garansi sebagai kontra

jaminan (Counter Guarantee).

f. Biaya/ Jasa/ Komisi 57

:

1) Nasabah (makful anhu) bersedia membayar biaya administrasi akibat

timbulnya akad bank garansi yang ditetapkan oleh kafil.

2) Apabila makful anhu melakukan cidera janji dengan makful lahu, maka

pihak bank (kafil) akan mencairkan/ menunaikan kewajiban makful anhu

sebesar nilai yang disepakati, karena itu makful anhu besedia membayar

komisi kepada kafil.

56 Ibid, Muamalat Institue, Research, Training, Consulting and Publition.

57 Ibid, Muamalat Institue, Research, Training, Consulting and Publition.

Page 78: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

g. Berakhirnya Akad 58

:

Akad kafalah berakhir apabila :

1) Hutang telah lunas, baik oleh makful anhu maupun kafil.

2) Makful lahu menghapuskan piutangnya kepada makful anhu.

3) Apabila salah satu ingkar : umpamanya makful anhu dengan sengaja

melakukan wanprestasi agar kafil membayar hutangnya kepada makful lahu.

4) Batas tanggal berakhirnya masa klaim bank garansi telah dilampaui tanpa

ada klaim dari penerima bank garansi.

5) Terjadinya cacat hukum.

6) Adanya pernyataan dari penerima bank garansi tentang pelepasan hak klaim

atas bank garansi yang bersangkutan.

7) Dikembalikannya bank garansi asli kepada kafil atau bank garansi tersebut

hilang.

h. Perpanjangan jangka waktu bank garansi 59

:

1) Apabila jangka waktu bank garansi telah jatuh tempo dan proyek atau usaha

belum selesai, maka makful anhu diperbolehkan mengajukan perpanjangan

masa jaminannya kepada kafil.

2) Kafil mengizinkan perpanjangan masa bank garansi, apabila persyaratan

yang diminta memenuhi persyaratan yang wajar.

3) Bank garansi hanya diperbolehkan diperpanjang sebanyak satu kali, dan

masa perpanjangan maksimal sama sebelumnya.

58 Ibid, Muamalat Institue, Research, Training, Consulting and Publition.

59 Ibid, Muamalat Institue, Research, Training, Consulting and Publition.

Page 79: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

4) Apabila terjadi perpanjangan masa bank garansi, kafil diperbolehkan

meminta biaya administrasi tambahan akibat timbulnya masa perpanjangan.

i. Dokumentasi 60

:

1) Akad induk perjanjian antara makful anhu (nasabah) dengan makful lahu.

2) Perjanjian pengikatan jaminan (Counter Guarantee).

3) Surat atau bukti-bukti lain yang diperlukan sehingga terbitnya bank garansi.

4) Surat pernyataan klaim dari penerima bank garansi (makful lahu).

60 Ibid, Muamalat Institue, Research, Training, Consulting and Publition.

Page 80: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

BAB IV

PRAKTEK DAN KENDALA PELAKSANAAN BANK GARANSI PADA

PT BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk

A. Praktek Jaminan Pelaksanaan Bank Garansi Dalam Sistem Syariah

(Kafalah) di PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Akad kafalah merupakan akad penjaminan yang diberikan oleh

penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak

kedua atau yang ditanggung. Dalam pengertian lain, kafalah juga berarti

mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada

tanggung jawab orang lain sebagai penjamin61

.

Dalam transaksi jaminan pelaksanaan pihak Bank Syariah Muamalat

bertindak sebagai penanggung (kafil) dimana Bank Syariah Muamalat akan

menanggung pembayaran kepada pihak penerima jaminan (makful lahu) apabila

dalam proyek pihak nasabah (makful anhu) melakukan wanprestasi. Adapun

biaya-biaya yang timbul dan harus dibayarkan oleh nasabah atas diterbitkannya

jaminan pelaksanaan terdiri atas biaya administrasi dimana penentuan besarnya

ditentukan oleh overhead cost yaitu biaya-biaya yang timbul atas

dikeluarkannya jaminan pelaksanaan seperti biaya ATK (alat tulis kantor),

pendapatan fee base income dan kebijakan komite. Hasil dari akumulasi

61 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek, Cet I (Jakarta: Gema

Insani Press, 2001), h. 123.

Page 81: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

ketiganya adalah berupa biaya nominal. Selain biaya administrasi, nasabah juga

dikenakan biya materai sebesar Rp 6000,-62

.

Contoh Riil: Pada tanggal 18 November 2005 PT Perkasa Jaya

mengajukan fasilitas kafalah performance bond kepada Bank Syariah Muamalat

guna menjamin pelaksanaan pengadaan bahan bakar batu bara untuk PT Inti

Cemerlang dengan nilai proyek sebesar Rp 399.000.000,- (tiga ratus sembilan

puluh sembilan juta rupiah). Setelah menerima pengajuan permohonan, maka

pihak marketing melakukan analisa terhadap pengajuan tersebut, baik analisa

berdasarkan 5 C dan analisa kontrak antara PT Perkasa Jaya dengan PT Inti

Cemerlang. Setelah diketahui hasil analisa tersebut dan dinyatakan pengajuan

tersebut dapat dikabulkan, maka pada tanggal 03 Desember 2005 pihak komite

pembiayaan memberikan surat perstujuan prinsip fasilitas al-kafalah/

performance bond dengan keterangan didalamnya yaitu mengenai plafon

pembiayaan al-kafalah/ performance bond sebesar Rp 399.000.000,- (tiga ratus

sembilan puluh sembilan juta rupiah), atas nama PT Perkasa Jaya, kegunaan

dari performance bond tersebut adalah untuk menjamin pelaksanaan

pengadaaan bahan bakar batu bara untuk PT Inti Cemerlang dengan surat

keputusan penunjukan, jangka waktu 5 bulan, biaya administrasi sebesar Rp

50.000,- setiap bulan atau Rp 250.000,- selama masa berlakunnya jaminan

62 Wawancara Pribadi dengan Pak Mochammad Andriansyah, sebagai Project Manager

Transformation Management Office PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. 27 Agustus 2008.

Page 82: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

pelaksanaan yaitu 5 bulan, biaya materai sebesar Rp 6.000,- dan jaminan berupa

deposito atas nama PT Perkasa Jaya yang diblokir sebesar Rp 399.000.000,-

(tiga ratus sembilan puluh sembilan juta rupiah)63

.

Di dalam pemberian jaminan pelaksanaan oleh pihak Bank Syariah

Muamalat Indonesia, pihak pemohon (nasabah) harus melalui sesuatu urutan-

urutan atau syarat-syarat yang harus dipenuhi.

Adapun tahap-tahap dalam pemberian jaminan pelaksanaan adalah

sebagai berikut 64

:

1. Tahap permohonan pemberian fasilitas kafalah

Dalam tahap ini nasabah mengisi form permohonan jaminan

pelaksanaan yang disertai dengan penjelasan-penjelasan mengenai :

a. Nama pemohon, nomor rekening di Bank Syariah Muamalat, nomor

NPWP pemohon dan alamat pemohon.

b. Nama dan alamat penjamin (apabila ada pihak lain sebagai penjamin).

c. Besarnya jumlah jaminan pelaksanaan yang diminta.

d. Nama dan alamat pihak penerima jaminan pelaksanaan.

e. Jenis dan waktu keperluan transaksi yang dijamin.

f. Jangka waktu berlakunya jaminan pelaksanaan.

63 Wawancara Pribadi dengan Pak Mochammad Andriansyah, sebagai Project Manager

Transformation Management Office PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. 27 Agustus 2008.

64 Wawancara Pribadi dengan Pak Mochammad Andriansyah, sebagai Project Manager

Transformation Management Office PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. 27 Agustus 2008.

Page 83: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

g. Jumlah setoran jaminan yang diberikan serta jasa yang diberikan oleh

nasabah kepada Bank Syariah Muamalat atas penerbitan jaminan

pelaksanaan.

h. Perincian dari kontra jaminan yang disertai oleh nasabah kepada pihak

bank.

i. Dengan melampirkan surat perjanjian atau kontrak yang mendasari

permintaan jaminan pelaksanaan.

2. Tahap analisa pemberian fasilitas kafalah

Dalam tahap ini bagian marketing mulai melakukan analisa terhadap

data-data pemohon jaminan pelaksanaan pada poin (1). Adapun analisa yang

digunakan adalah berdasarkan analisa 5 C dan juga analisa terhadap

kontrak.

Berkaitan dengan analisa 5 C hal-hal yang dianalisa oleh bagian

marketing adalah :

a. Character, hal ini berkaitan dengan sifat dan karakter nasabah. Untuk

memperoleh informasi mengenai karakter nasabah pemohon ini, pihak

marketing melakukan dengan cara mencari informasi antara lain

melalui:

1) Daftar riwayat hidup pemohon.

2) Bank lain dimana pemohon pernah mengajukan permohonan

jaminan pelaksanaan maupun jaminan yang lain.

Page 84: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

3) Nasabah bank yang memiliki bidang usaha yang sama dengan

pemohon.

4) Asosiasi dari perusahaan sejenis.

b. Capacity, hal ini berkaitan dengan :

1) Kemampuan pembayaran sangat tergantung pada faktor-faktor yang

mempengaruhi volume penjualan, harga jual, biaya dan pengeluaran.

Hal ini bertumpu pada kualitas produk dan layanan, efektifitas

tenaga kerja, harga dan tersedianya bahan baku serta kualitas

manajemen.

2) Kemampuan membayar merupakan pendapatan dari hasil usaha,

maka bank harus yakin bahwa nasabah mampu memenuhi kewajiban

finansialnya.

3) Integritas nasabah pemohon harus memuaskan dan dapat dibuktikan

serta tidak ada perbedaan dari hasil bank checking BI yang

dilakukan oleh Compliance and Corporate Support Director, juga

pengalaman masa silam yang bersangkutan.

4) Nasabah pemohon harus memiliki rekening di Bank Syariah

Muamalat (giro, tabungan, atau deposito minimal enam bulan

terakhir). Untuk giro jumlah yang tersimpan hendaknya memadai

sesuai dengan jumlah pembiayaan yang diperoleh.

c. Capital, yaitu modal yang dimiliki pemohon atau debitur untuk

menjalankan dan memelihara kelangsungan usahanya. Besarnya modal

Page 85: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

sendiri ini menunjukkan tingkat resiko yang dipikul oleh debitur dalam

pembiayaan suatu proyek. Hal tersebut dapat dilihat dari akte pendirian,

neraca dan laporan laba rugi perusahaan pada waktu lampau dan analisa

keadaan untuk waktu yang akan datang.

d. Collateral, yaitu penilaian terhadap jaminan/ kontra jaminan yang

diserahkan oleh pemohon atas diterbitkannya jaminan pelaksanaan.

Besarnya nilai kontra jaminan yang harus disetor oleh pemohon jaminan

pelaksanaan adalah 100% atau lebih dari nilai jaminan pelaksanaan,

kontra jaminan ini bisa berupa cash collateral yaitu berupa rekening

giro dan atau deposito pemohon yang diblokir, yang nilainya 100% dari

nilai jaminan pelaksanaan, fixed asset yaitu berupa tanah atau bangunan

yang nilainya 125% dari nilai jaminan pelaksanaan maupun kombinasi

dari kedua jenis jaminan tersebut.

e. Condition of Economy, yaitu analisa yang meliputi variabel mikro yang

meliputi perusahaan. Variabel yang terutama diperhatikan adalah

variabel ekonomi meskipun bank juga memperhatikan variabel lainnya

seperti kondisi politik, perundang-undangan.

Berkaitan dengan analisa terhadap kontrak antara pihak nasabah

dengan bouwheer, hal-hal yang dianalisa antara lain adalah :

1) Kontrak tersebut tidak melanggar kaidah-kaidah Syar’i atau dalam artian

kontrak tersebut harus halal.

2) Melihat cara kerja dari pelaksanaan proyek tersebut.

Page 86: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

3) Melihat tingkat resiko yang dimiliki dari pelaksanaan proyek tersebut.

3. Tahap keputusan pemberian fasilitas kafalah

Setelah dilakukan analisa oleh bagian marketing baik analisa

mengenai 5 C maupun analisa mengenai kontrak, ditambah dengan

keterangan mengenai nominal biaya administrasi yang diberikan oleh

nasabah atas penerbitan jaminan pelaksanaan tersebut, maka hasil dari

analisa tersebut diserahkan kepada komite pembiayaan untuk kemudian

diambil keputusan apakah permohonan jaminan pelaksanaan tersebut dapat

dikabulkan atau tidak.

Pihak komite di samping memperhatikan kepada analisa 5 C dan

analisa terhadap kontrak juga memperhatikan apakah nominal biaya

administrasi yang diberikan oleh nasabah tersebut sesuai dengan tarif yang

dikehendaki. Apabila nominal biaya administrasi yang diberikan oleh

nasabah masih kurang dari tarif yang dikehendaki, maka pihak komite

mengembalikan kepada marketing yang selanjutnya pihak marketing

melakukan bargaining kepada nasabah jaminan pelaksanaan untuk

menyesuaikan nominal biaya administrasi dengan tarif yang ada. Tetapi

apabila nilai nominal biaya administrasi telah sesuai dengan tarif yang ada,

dan analisa terhadap 5 C dan analisa terhadap kontrak tidak ada masalah,

maka komite pembiayaan mengeluarkan surat persetujuan prinsip

penyediaan fasilitas al kafalah/ performance bond.

Page 87: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

4. Tahap pengikatan akad pemberian fasilitas kafalah

Setelah pihak komite pembiayaan memutuskan untuk memberikan

fasilitas al kafalah kepada nasabah pemohon, maka langkah selanjutnya

adalah dengan penandatanganan akad sekaligus pengikat kontra jaminan,

yaitu dengan cara memblokir rekening giro dan atau deposito nasabah

pemohon atau dengan menyerahkan sertifikat kepemilikan aktiva tetap

nasabah. Akad yang digunakan adalah akad kafalah. Pihak-pihak yang

terlibat adalah bagian legal, marketing dan nasabah pemohon itu sendiri.

Pembayaran atas biaya-biaya yang timbul dari penerbitan jaminan

pelaksanaan tersebut pada saat pengikatan akad.

Adapun biaya-biaya tersebut adalah :

a. Biaya administrasi, yang besar nominalnya didasarkan pada bargaining

antara pihak marketing dengan nasabah pemohon jaminan pelaksanaan.

Adapun dasar bargaining pihak marketing adalah :

1) Overhead Cost yaitu biaya-biaya yang timbul atas dikeluarkannya

jaminan pelaksanaan seperti biaya ATK (alat tulis kantor).

2) Pendapatan Fee Base Income.

3) Kebijakan komite.

b. Biaya materai, sebesar Rp 6.000,-

5. Tahap penyelesaian pemberian fasilitas kafalah

Page 88: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

Dalam tahap penyelesaian ini terdapat 2 (dua) macam penyelesaian

yaitu penyelesaian jaminan pelaksanaan tanpa klaim dan penyelesaian

jaminan pelaksanaan dengan klaim.

a. Penyelesaian Jaminan Pelaksanaan Tanpa Klaim

Penyelesaian jaminan pelaksanaan tanpa klaim adalah apabila

pihak bouwheer tidak mengajukan klaim kepada Bank Syariah

Muamalat sampai dengan 14 hari kalender setelah berakhirnya jaminan

pelaksanaan. Apabila jaminan pelaksanaan tersebut telah berakhir dan

segala sesuatunya telah diselesaikan, maka dilakukan langkah-langkah

sebagai berikut :

1) Bank garansi yang asli dikembalikan kepada Bank Syariah

Muamalat sebagai penerbit segera setelah selesai masa klaim bank

garansi berakhir.

2) Setelah bank garansi diterima, dicocokkan nomor, tanggal, nominal

dan keperluan bank garansi dengan copy yang ada di Bank Syariah

Muamalat sebagai arsip, maka selanjutnya penyelesaian dan

pengembalian kontrak jaminan kepada pemohon/ nasabah dapat

dilaksanakan.

3) Penyelesaian Jaminan Pelaksanaan Dengan Klaim

Penyelesaian dengan klaim ini terjadi apabila pihak yang dijamin

tidak dapat menyelesaikan/ melaksanakan seluruh kewajibannya

seperti yang telah tercantum dalam perjanjian atau dengan kata lain

Page 89: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

pihak yang dijamin wanprestasi. Adapun hal-hal yang dilakukan

oleh bank apabila si terjamin ternyata wanprestasi adalah :

4) Jaminan pelaksanaan dicairkan melalui penyediaan pinjaman qardh.

5) Pihak Bank Syariah Muamalat melakukan penagihan kepada si

terjamin agar melaksanakan kewajibannya.

6) Apabila pihak terjamin tidak sanggup melaksanakan kewajibannya

sebagaimana klaim yang diajukan oleh bouwheer, maka pihak Bank

Syariah Muamalat melakukan likuidasi jaminan.

B. Kendala – kendala Dan Penyelesaian Jaminan Pemberian Bank Garansi Dalam

Sistem Syariah (Kafalah) di PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Pemberian jasa kafalah yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia,

Tbk pada umumnya berjalan mulus tanpa ada kendala-kendala yang sifatnya sulit

dipecahkan. Umumnya kendala yang sering timbul adalah kendala yang mudah

untuk diselesaikan. Dari beberapa permasalahan yang timbul, terdapat beberapa

permasalahan yang sering sekali terjadi65

.

Permasalahan di antara kedua pihak yaitu pihak nasabah selaku pihak yang

dijamin dengan pihak yang menerima jaminan. Permasalahannya yang terjadi

yaitu66

:

65 Wawancara Pribadi dengan Pak Mochammad Andriansyah, sebagai Project Manager

Transformation Management Office PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. 27 Agustus 2008.

Page 90: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

1. Mengenai klaim yang diajukan oleh pihak penerima jaminan kepada Bank

Muamalat Indonesia. Klaim tersebut diajukan oleh penerima jaminan dengan

alasan bahwa pihak yang dijamin atau nasabah tidak melakukan prestasi

sesuai dengan yang diperjanjikan atau terjamin dianggap telah wanprestasi.

Sedangkan pihak yang dijamin atau nasabah sendiri menyangkal adanya

wanprestasi yang dilakukan olehnya dan ia (nasabah) merasa telah melakukan

prestasi yang telah diperjanjikan.

Penyelesaian: Apabila terjadi permasalahan semacam ini maka Bank

Muamalat Indonesia adalah :

a. Bank Muamalat Indonesia akan melakukan pendekatan kepada kedua

belah pihak untuk melakukan musyawarah bersama dalam penyelesaian

masalah yang terjadi agar tercapai kata mufakat di antara masing-masing

pihak. Biasanya Bank Muamalat Indonesia bersedia membantu dalam hal

musyawarah ini, tetapi musyawarah bisa juga dilakukan oleh para pihak

tanpa keikutsertaan Bank Muamalat Indonesia di dalamnya. Musyawarah

yang dilakukan ini adalah bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi

para pihak untuk mencari jalan keluar sebelum jangka waktu kafalah

berakhir.

b. Apabila tidak juga sampai pada waktu jatuh tempo kafalah terlampau dan

bank belum menerima permintaan atau pemberitahuan secara tertulis

66 Wawancara Pribadi dengan Pak Mochammad Andriansyah, sebagai Project Manager

Transformation Management Office PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. 27 Agustus 2008.

Page 91: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

tentang perubahan atau pembatalan tuntutan pembayaran kafalah maka

bank segera akan melakukan pembayaran atau pencairan kafalah kepada

pihak penerima kafalah.

c. Dan bila kafalah telah dicairkan atau dibayarkan sampai dengan jatuh

tempo dan tidak ada pemberitahuan pembatalan klaim maka bank

melakukan langkah-langkah operasional terhadap nasabah yaitu

melakukan pemberitahuan kepada nasabah secara tertulis tentang telah

cairnya kafalah yang ia mintakan. Dan diberitahukan pula kepada nasabah

bahwa pencairan tersebut dilakukan karena adanya pengajuan klaim dari

penerima jaminan karena nasabah dianggap telah melakukan wanprestasi.

d. Langkah selanjutnya bank akan memblokir dan memperhitungkan hutang

atau kewajibannya nasabah berupa giro milik nasabah maupun jaminan

dalam bentuk lainnya. Namun apabila sebelum jatuh tempo kafalah para

pihak melakukan pemberitahuan atau pembatalan mengenai klaim maka

sampai dengan kafalah jatuh tempo maka bank tidak akan melakukan

pembayaran pada pihak manapun, dan jaminan yang telah disetorkan oleh

nasabah akan tetap menjadi milik nasabah.

2. Kafalah telah jatuh tempo tetapi surat asli kafalah belum dikembalikan oleh

nasabah.

Penyelesaian: Apabila terjadi permasalahan semacam ini maka solusi

yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia adalah:

Page 92: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

a. Memberitahukan kepada pihak yang dijamin atau nasabah untuk

mengembalikan surat tersebut kepada bank.

b. Apabila telah dilakukan pemberitahuan namun nasabah belum juga

melakukan pengembalian maka pihak bank akan menyegel dokumen

kafalah tersebut yang masih tersimpan di bank dengan pernyataan tidak

berlaku. Kemudian nasabah diminta untuk menandatangani kertas

bermaterai yang berisi keterangan bahwa nasabah tidak mampu

menyerahkan kembali surat asli kafalah dengan diikuti penjelasan alasan-

alasannya. Dalam surat tersebut disebutkan bahwa nasabah atau pihak

yang dijamin akan bertanggung jawab atas segala akibat yang mungkin

akan timbul karena tidak kembalinya surat kafalah asli tersebut ke tangan

bank. Maka sejak saat itu jaminan dapat diambil lagi oleh nasabah namun

bank tidak akan bertanggung jawab lagi apabila terjadi sesuatu yang

berkenaan dengan warkat kafalah yang pernah dimohonkan oleh nasabah

tersebut.

C. Analisa Dari Penulis

Jaminan pelaksanaan (Performance Guarantee) Bank syariah Muamalat

Indonesia merupakan surat yang diterbitkan untuk menjamin kepastian (mutu dan

ketepatan) pengerjaan suatu proyek ataupun untuk menjamin kinerja

(performance) salah satu pihak dalam suatu transaksi.

Page 93: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

Konsep dan implementasi jaminan pelaksanaan yang dimiliki dan telah

diaplikasikan oleh Bank Syariah Muamalat Indonesia tunduk pada fatwa Dewan

Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia yang mengatur tentang kafalah. Hal

ini karena fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia menjadi

pedoman ataupun rujukan bagi Bank Syariah Muamalat Indonesia dalam

mengimplementasikan berbagai produk yang dimilikinya, sehingga dalam setiap

pengambilan keputusan terkait dengan produk-produk yang dimiliki pihak Bank

Syariah Muamalat Indonesia senantiasa berusaha agar produk yang dimiliki selalu

terjaga kemurnian dan kehalalannya dan terbebas dari transaksi-transaksi haram

termasuk dalam mengimplementasikan jaminan pelaksanaan.

Pada dasarnya implementasi bank garansi dan dalam sistem syariah hampir

sama. Yang membedakannya adalah pada pengelolaan jaminan lawan yang

diserahkan nasabah kepada bank yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.

Sebagaimana jenis-jenis pembiayaan yang lain, mekanisme penerbitan

jaminan pelaksanaan yang dalam implementasinya menggunakan akad kafalah,

juga memerlukan suatu tahapan-tahapan yang harus dilalui sebelum Bank Syariah

Muamalat Indonesia memutuskan untuk menerbitkan surat jaminan pelaksanaan

sebagaimana yang diajukan oleh nasabah pemohon. Meskipun kafalah merupakan

jenis fasilitas non cash loan yaitu suatu jenis fasilitas dimana bank tidak

mengeluarkan uang tunai, namun demikian Bank Syariah Muamalat Indonesia

harus senantiasa berhati-hati agar segala jenis risiko sekecil apapun dapat

diminimalisir karena kemungkinan dalam pelaksanaan proyek nanti si nasabah

Page 94: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

tidak dapat melaksanakan kewajiban sebagaimana yang telah diperjanjikan

dengan pihak pemilik proyek.

Dalam prosedur penerbitan jaminan pelaksanaan nasabah harus memulai

tahapan tersebut dengan mengajukan permohonan bank garansi/ jaminan

pelaksanaan terlebih dahulu kepada Bank Syariah Muamalat Indonesia, dimana

dari data permohonan tersebut Bank Syariah Muamalat Indonesia sudah dapat

melakukan analisa awal apakah permohonan tersebut nantinya layak atau tidak

untuk diberikan surat jaminan pelaksanaan.

Berpedoman kepada fatwa Dewan Syariah Nasional bahwa obyek

penjaminan (makful bih) harus jelas nilainya, jumlah dan spesifikasinya dan

transaksinya harus tidak bertentangan dengan syariah (diharamkan), maka dua hal

inilah yang menjadi pedoman awal sebelum Bank Syariah Muamalat Indonesia

melakukan analisa yang lebih jauh terhadap permohonan tersebut.

Setelah diketahui bahwa 2 (dua) hal yang menjadi pedoman awal tersebut

terpenuhi, maka Bank Syariah Muamalat Indoneisa melakukan analisa yang lebih

jauh yaitu berkenaan dengan analisa 5 C. Hal ini merupakan suatu analisa standar

yang harus dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan watak,

kemampuan nasabah, modal yang dimiliki, jaminan yang diserahkan dan kondisi

ekonomi. Kesemuanya itu merupakan salah satu cara untuk meminimalisir resiko

yang akan terjadi di masa mendatang.

Setelah analisa mengenai kelayakan, baik analisa mengenai transaksi antara

nasabah pemohon dengan pemilik proyek dinyatakan tidak bertentangan dengan

Page 95: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

syariah maupun analisa yang didasarkan 5 C juga dinyatakan telah memenuhi

ketentuan dari pihak Bank Syariah Muamalat Indonesia, maka pihak Bank

Syariah Muamalat Indonesia mengeluarkan Surat Persetujuan Prinsip Fasilitas

Pembiayaan Kafalah Performance Bond. Setelah itu pihak pemohon jaminan

pelaksanaan dan pihak Bank Syariah Muamalat Indonesia mendatangkan Surat

Perjanjian Penerbitan Bank Garansi. Bersamaan dengan itu, pihak pemohon

jaminan pelaksanaan menyerahkan jaminan lawan dan membayar biaya-biaya

sebagaimana yang telah disepakati antara kedua belah pihak. Berkaitan dengan

jumlah jaminan lawan yang harus diserahkan oleh nasabah pemohon jaminan

pelaksanaan kepada Bank syariah Muamalat Indonesia yang mana untuk cash

collateral senilai 100%.

Dengan adanya jaminan lawan tersebut Bank Syariah Muamalat dapat

meminimalisir kemungkinan resiko yang akan terjadi apabila nasabah yang

bersangkutan tidak dapat melaksanakan kewajibannya, di samping itu dengan

adanya jaminan lawan berupa cash collateral Bank Syariah Muamalat Indonesia

memperoleh dana gratis dengan adanya pengendapan dana dari jaminan lawan

yang diberikan oleh nasabah tanpa Bank Syariah Muamalat Indonesia

memberikan imbalan, sedangkan untuk pembebanan biaya, dalam implementasi

penerbitan jaminan pelaksanaan pihak Bank Syariah Muamalat Indoneisa

mendasarkan kepada biaya overhead, fee base income dan kebijakan dari komite

pembiayaan di samping itu juga biaya materai sebesar Rp 6.000,- yang juga

dibebankan kepada nasabah.

Page 96: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

Sebagaimana kasus riil yang ada pada bab sebelumnya kita lihat bahwa

Bank Syariah Muamalat Indonesia membebankan biaya sebesar Rp 250.000,-

untuk masa berlaku jaminan nominal jaminan sebesar Rp 399.000.000,- (tiga

ratus sembilan juta rupiah). Biaya sebesar Rp 250.000,- untuk 5 bulan atau rata-

rata Rp 50.000,- setiap bulan merupakan akumulasi dari biaya yang didasarkan

pada overhead cost. Fee base income dan kebijakan dari komite pembiayaan

sebagai pihak yang mengurus atas diterbitkannya jaminan pelaksanaan.

Implementasi dari pembebanan biaya-biaya atas diterbitkannya jaminan

pelaksanaan tersebut oleh Bank Syariah Muamalat Indonesia didasarkan pada

ketentuan umum Kafalah Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.

11/ DSN-MUI/ IV/ 2000, di mana dalam fatwa tersebut disebutkan : dalam akad

kafalah, penjamin dapat menerima imbalan (fee) sepanjang tidak memberatkan.

Di samping pernyataan tersebut sebagaimana pada bab sebelumnya telah dibahas

bahwasanya kafalah merupakan salah satu jenis dari beberapa jenis akad tabarru’,

dimana Bank Syariah Muamalat Indonesia tidak berkewajiban menanggung biaya

yang timbul dari pelaksanaan akad tabarru’ tersebut. Artinnya, bank Syariah

Muamalat Indonesia boleh meminta pengganti atas biaya-biaya yang dikeluarkan

dalam melaksanakan akad tabarru’.

Dilihat dari dasar pembebanan biaya yang dibebankan Bank Syariah

Muamalat Indonesia kepada nasabahnya, maka dasar pembebanan tersebut

terhitung lebih ringan dibandingkan dengan pembebanan yang diberikan oleh

perbankan konvensional kepada nasabahnya, ini dapat dilihat dari jenis biaya

Page 97: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

yang harus dikeluarkan oleh nasabah perbankan konvensional yaitu terdiri dari

biaya provisi di mana rata-rata 1% dari nilai bank garansi, biaya administrasi dan

biaya materai, sedangkan untuk Bank Syariah Muamalat Indonesia pembebanan

biaya diukur berdasarkan akumulasi dari komponen-komponen sebagaimana

disebutkan atas di mana hasil dari akumulasi tersebut adalah nilai nominal bukan

prosentase.

Page 98: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari tela’ah dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya mengenai hal-hal

yang berkaitan dengan jaminan pelaksanaan yang mana PT Bank Syari’ah

Muamalat Indonesia, Tbk menggunakan akad kafalah, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Ketentuan bank garansi (kafalah) dalam sistem Perbankan Syariah

sebagaimana yang ada di PT Bank Syariah Muamalat Indonesia, Tbk telah

terkonsep sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasional.

2. Pelaksanaan Pemberian jasa kafalah di Bank Muamalat Indonesia dilakukan

dengan adannya permohonan dari nasabah sebelumnya. Dilakukan dengan

melalui beberapa tahap antara lain :

a. Tahap pertama adalah permohonan penerbitan kafalah oleh nasabah yang

akan dijamin.

b. Tahap kedua adalah analisa pemberian fasilitas kafalah.

c. Tahap ketiga adalah keputusan pemberian kafalah.

d. Tahap keempat adalah pengikatan akad pemberian fasilitas kafalah.

e. Tahap kelima adalah penyelesaian pemberian fasilitas kafalah.

3. Kendala-kendala yang sering ditemui dalam pemberian jasa bank garansi

(kafalah) di Bank Muamalat Indonesia adalah :

Page 99: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

a. Masalah Mengenai klaim yang diajukan oleh pihak penerima jaminan

kepada Bank Muamalat Indonesia. Klaim tersebut diajukan oleh penerima

jaminan dengan alasan bahwa pihak yang dijamin atau nasabah tidak

melakukan prestasi sesuai dengan yang diperjanjikan atau terjamin

dianggap telah wanprestasi. Sedangkan pihak yang dijamin atau nasabah

sendiri menyangkal adanya wanprestasi yang dilakukan olehnya dan ia

(nasabah) merasa telah melakukan prestasi yang telah diperjanjikan.

b. Masalah kafalah telah jatuh tempo tetapi surat asli kafalah belum

dikembalikan oleh nasabah.

4. Penyelesaian dalam mengatasi kendala-kendala pemberian jasa Bank Garansi

(Kafalah) di PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk yaitu :

a. Mengenai klaim yang diajukan oleh pihak penerima jaminan kepada Bank

Muamalat Indonesia di atas antara lain :

1) Bank Muamalat Indonesia akan melakukan pendekatan kepada kedua

belah pihak untuk melakukan musyawarah bersama dalam

penyelesaian masalah yang terjadi agar tercapai kata mufakat diantara

masing-masing pihak.

2) Apabila tidak juga sampai pada waktu jatuh tempo kafalah terlampau

dan bank belum menerima permintaan atau pemberitahuan secara

tertulis tentang perubahan atau pembatalan tuntutan pembayaran

kafalah maka bank segera akan melakukan pembayaran atau pencairan

kafalah kepada pihak penerima kafalah.

Page 100: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

3) Dan bila kafalah telah dicairkan atau dibayarkan sampai dengan jatuh

tempo dan tidak ada pemberitahuan pembatalan klaim maka bank

melakukan langkah-langkah operasional terhadap nasabah yaitu

melakukan pemberitahuan kepada nasabah secara tertulis tentang telah

cairnya kafalah yang ia mintakan. Dan diberitahukan pula kepada

nasabah bahwa pencairan tersebut dilakukan karena adanya pengajuan

klaim dari penerima jaminan karena nasabah dianggap telah

melakukan wanprestasi.

4) Langkah selanjutnya bank akan memblokir dan memperhitungkan

hutang atau kewajibannya nasabah berupa giro milik nasabah maupun

jaminan dalam bentuk lainnya. Namun apabila sebelum jatuh tempo

kafalah para pihak melakukan pemberitahuan atau pembatalan

mengenai klaim maka sampai dengan kafalah jatuh tempo maka bank

tidak akan melakukan pembayaran pada pihak manapun, dan jaminan

yang telah disetorkan oleh nasabah akan tetap menjadi milik nasabah.

b. Kafalah telah jatuh tempo tetapi surat asli kafalah belum dikembalikan

oleh nasabah.

1) Memberitahukan kepada pihak yang dijamin atau nasabah untuk

mengembalikan surat tersebut kepada bank.

2) Apabila telah dilakukan pemberitahuan namun nasabah belum juga

melakukan pengembalian maka pihak bank akan menyegel dokumen

kafalah tersebut yang masih tersimpan di bank dengan pernyataan

Page 101: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

tidak berlaku. Kemudian nasabah diminta untuk menandatangani

kertas bermaterai yang berisi keterangan bahwa nasabah tidak mampu

menyerahkan kembali surat asli kafalah dengan diikuti penjelasan

alasan-alasannya.

B. Saran

Mengenai kafalah ada beberapa hal yang perlu disempurnakan antara lain :

1. Kafalah selama ini diberikan oleh Bank syariah di Indonesia dengan

berpedoman pada peraturan bank garansi konvensional dengan kafalah tidak

mutlak sama, maka mengenai pemberian jasa kafalah ini diatur dalam suatu

peraturan tersendiri.

2. Jasa kafalah di Bank Muamalat Indonesia hendaknya dapat lebih ditingkatkan

lagi, hal yang perlu diperbaiki adalah mengenai promosi pengenalan terhadap

keberadaan jasa ini dan pelayanan yang efektif dan efisien terhadap jasa ini

agar dapat dikenal luas dan disosialisasikan kepada masyarakat.

Page 102: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Al-Karim

Annual Report PT Bank Muamalat Indonesia, 2007.

Antonio, Muhammad Syafi’i. Islamic Banking Bank Syariah dari Teori ke Praktik,

cet I. Jakarta : Gema Insani Press, 2001.

Bank Indonesia, Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia, Tentang Pemberian

Jaminan Oleh Bank Dan Pemberian Jaminan Oleh Lembaga Keuangan Bukan

Bank, Nomor. 11/ 110/ Kep./ Dir, tanggal 28 Maret 1979.

Bank Indonesia, Surat keputusan Direksi Bank Indonesia, Tentang Pemberian

Garansi Oleh Bank, Nomor 23/ 88/ Kep./ Dir, tanggal 18 Maret 1991.

Boediono DR. dan Koster Wayan, M.M, DR. IR. Teori Dan Aplikasi: Statistik dan

Probabilitas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002.

Dahlan, Siamat , Manajemen Lembaga Keungan, Edisi ke 4. Jakarta: Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia, 2004.

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta, 1995.

Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia dan Bank Indonesia, Himpunan

Fatwa Dewan Syariah Nasional Untuk Lembaga Keuangan, cet II. Jakarta:

2003.

Huyarso dan Anwari Achmadi. Garansi Bank Menjamin Berhasilnya Usaha Anda,

Seri Mengenal Bank Ke 4. Jakarta: Balai Aksara, 1983.

Ismail Abu Abdillah al-Bukhari al-Ja’fi, Muhammad bin, Shahih al-Bukhari, (Beirut :

Daar Ibnu Katsir, 1987), Juz II.

Karim, Adiwarman A. Bank Islam Analisis Fiqih dalam Keuangan, edisi ketiga.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.2007.

Kasmir SE MM. Dasar-Dasar Perbankan, Ed.I, Cet.I. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2004.

Muamalat Institue. Research, Training, Consulting and Publiction. Jakarta :

08/06/2007.

Page 103: Analisa Pemberian Bank Garansi Dalam Sistem Syariah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15580/1/ERLI... · pesan suci Al-Qu’ran, pemberi sugesti terhadap ... penulis

Muhammad, Bank Syariah Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia, ed.I.

Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005.

Naja Daeng H.R, Hukum Kredit Dan Bank Garansi. Bandung: PT. Citra Aditya

Bakti, 2005.

Pasaribu, Chairuman dan Lubis, Suhrawadi K. Hukum Perjanjian Dalam Islam, cet

II. Jakarta: Sinar Grafika, 1996.

Perwaatmadja, Karnaen A dan Antonio, Syafi’i. Apa dan Bagaimana Bank Islam.

Yogyakarta: Dana Wakaf, 1992.

Syarifuddin, Amir, Prof, Dr, H, Ushul Fiqih, Cet. Ketiga, Jakarta: Kencana, 2008.

Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum, cet.III. Jakarta: UI Press, 1986.

Sukandarrumidi. Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2004.

Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Konsep, Produk

Dan Implementasi Operasional Bank Syariah. Jakarta: Djambatan, 2001.

Zuhri, Muh., Dr, Riba dalam Al-Qur’an dan masalah Perbankan (Sebuah Tilikan

Antisipatif), cet.I. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1996.

Zulkifli, Sunarto, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah. Jakarta: Zikrul

Hakim, 2003.