analisa log n korelasi

Upload: renato-simanjuntak

Post on 13-Oct-2015

65 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Geology

TRANSCRIPT

  • Analisa Log & Korelasi

    Geologi Minyak dan Gas Bumi

    BAB 1

    ANALISA LOGGING

    Log adalah suatu grafik kedalaman (bisa juga waktu), dari satu set data yang

    menunjukkan parameter yang diukur secara berkesinambungan di dalam sebuah sumur.

    Di pandang dari segi waktu log dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu log lapangan,

    log transmisi, dan log hasil proses.

    1. Analisa Log untuk Litologi.

    Dalam analisa litologi, kurva log terdiri dari beberapa jenis dimana masing-masing

    mempunyai parameter tersendiri beserta kegunaannya.

    i. Log SP (Spontaneous Potential)

    Log SP adalah rekaman perbedaan potensial listrik antara elektroda di

    permukaan yang tetap dengan elektroda yang terdapat di dalam lubang bor yang

    bergerak naik turun. Skala SP adalah dalam millivolt. Dari kurva log SP ini dapat

    diinterpretasi jenis litologi atau suatu lapisan yang permeabel dan serpih (shale)

    yang tak permeabel. Litologi serpih ditunjukkan oleh kenampakan kurva yang

    terdefleksi ke kanan, sedangkan litologi permeabel (batupasir) terdefleksi ke kiri.

    ii. Log Resistivitas

    Log resistivitas digunakan untuk menginterpretasi larutan di dalam suatu

    formasi. Juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya batubara (tingkat

    resistensi tinggi), lapisan tipis batugamping dalam serpih (tingkat resistensi

    tinggi) dan bentonik (tingkat resistensi rendah). Pada sumur-sumur tua dimana

    sedikit jenis log telah berjalan, log resistivitas dapat digunakan untuk

  • Analisa Log & Korelasi

    Geologi Minyak dan Gas Bumi

    menentukan bagian atas dan bawah suatu formasi, dan dalam korelasi antar

    beberapa sumur. Batuan-batuan porous jenuh memiliki tingkat resistivitas yang

    tinggi, sehingga log ini dapat digunakan dalam pemisahan serpih dari batupasir

    dan karbonat yang porous.

    iii. Log Gamma-ray (GR)

    Prinsip log GR adalah suatu rekaman tingkat radioaktivitas alami yang terjadi

    karena 3 unsur : uranium (U), thorium (Th), dan potassium (K) yang ada pada

    batuan. Ketiga elemen tersebut umum dijumpai pada mineral-mineral lempung

    dan beberapa evaporit. Ada 3 hal utama yang dapat diinterpretasi dari log gamma

    ray, yaitu : 1) kenampakan kurva log yang diakibatkan oleh proses diagenetik, 2)

    lempung-lempung radioaktif dalam pori batuan, serpih yang banyak mengandung

    illit (unsur K tinggi) lebih bersifat radioaktif daripada mengandung

    montmorillonit atau klorit, dan 3) batupasir arkose (K-felspar tinggi) lebih

    radioaktif daripada yang tidak mengandung felspar.

    iv. Log Sonik

    Log sonik digunakan untuk mengukur besarnya kecepatan gelombang bunyi

    dalam batuan. Kecepatan ini tergantung pada jenis litologi yang dilewati, jumlah

    ruang pori batuan yang saling berhubungan, dan jenis larutan dalam pori.

    v. Log Porositas

    Jenis log yang dapat mengindikasikan besarnya tingkat porositas batuan adalah

    log densitas dan log-log neutron. Log densitas digunakan untuk mengidentifikasi

    beberapa jenis litologi yang mengandung anhidrit, halit, dan batuan karbonat

    yang tidak porous. Sedangkan log neutron mengukur konsentrasi hidrogen (pada

  • Analisa Log & Korelasi

    Geologi Minyak dan Gas Bumi

    air atau minyak) dalam batuan. Porositas neutron diperhitungkan berdasarkan

    minyak atau air yang mengisi ruang pori batuan. Udara, atau air terikat dalam

    mineral-mineral lempung, memberikan nilai anomali yang rendah.

    vi. Log Kaliper

    Jenis log ini merekam data besarnya diameter lubang bor dan daya tahan log-log

    lainnya.

    vii. Log Dipmeter

    Log dipmeter digunakan untuk mengukur kemiringan struktur dan dalam analisis

    stratigrafi.

    2. Analisa Log untuk Lingkungan Pengendapan.

    Tanpa adanya data bor, definisi dan interpretasi fasies di bawah permukaan adalah

    sangat umum dan tidak teliti. Serpih (shale) dan batulempung umumnya lebih mudah

    dipelajari berdasarkan data bor dibandingkan outcrop (singkapan) (jejak fosil lebih baik

    kenampakan pada data bor). Data bor selalu diamati dari log yang menunjukkan

    pemeriksaan terhadap kelengkapan data, korelasi log bor, dan tanggapan log.

    Bentuk-bentuk kurva log yang panjang dapat menginterpretasikan fasies

    pengendapan karena adanya kemiripan terhadap urutan ukuran butir (Selley,1978).

    Apabila pasangan log SP Resistivitas atau gamma sonik digunakan, pola-pola akan

    terbentuk, seperti menghasilkan profil bentuk bell dan bentuk funnel.

    Beberapa macam pola-pola vertikal yang terlihat pada log gamma-ray, SP dan

    resistivitas. Dalam diagram tersebut ditegaskan bahwa tidak ada pola khusus tertentu,

  • Analisa Log & Korelasi

    Geologi Minyak dan Gas Bumi

    atau berdasarkan dari, lingkungan pengendapan tertentu. Sehingga dalam

    menginterpretasi yang didasarkan pada satu bentuk kurva log saja adalah tidak terlalu

    tepat.

    Skala urut-urutan fasies juga merupakan syarat penting dalam interpretasi bentuk-

    bentuk kurva. Contohnya, pola bentuk funnel dapat memiliki ketebalan terdiri dari

    beberapa meter sampai ratusan meter. Tingkat kesulitan dalam menginterpretasi pola-

    pola log dapat diakibatkan dari penyimpangan urut-urutan individu fasies dari model

    umum, mungkin beberapa kasus karena perubahan level dasar pengendapan.

    3. Hidrokarbon prospek

    Membahas mengenai prospek keterdapatan adanya kandungan minyak di dalam

    permukaan bumi sangat erat kaitannya dengan batuan reservoar (mengandung minyak).

    Pada gambar 2 terlihat gambaran batuan kandung hidrokarbon yang berpori-pori. Antara

    butiran ada ruang pori yang berisi air, minyak, dan mungkin juga gas. Air akan

    menempati celah-celah yang sangat halus, minyak menempati ruang pori yang lebih

    besar, dan jika terdapat gas akan menempati ruang pori yang paling besar, terpisah dari

    minyak.

    Sifat batuan yang penting untuk analisis log adalah porositas, kejenuhan air, dan

    permeabilitas. Dengan dua parameter pertama banyaknya hidrokarbon di lapisan formasi

    dapat dihitung, sedangkan dengan parameter yang terakhir, dapat ditunjukkan pada

    tingkat mana hidrokarbon dapat diproduksi.

    Porositas

  • Analisa Log & Korelasi

    Geologi Minyak dan Gas Bumi

    Porositas, ditandai dengan , adalah bagian dari volume total batuan yang berpori.

    Pada formasi-renggang (unconsolidated formation) besarnya porositas tergantung

    pada distribusi ukuran butir, tidak pada ukuran butiran mutlak. Porositas akan

    menjadi tinggi antara 0,35 - 0,4 jika semua butirannya mempunyai ukuran yang

    hampir sama. Dan akan menjadi rendah jika ukuran butir bervariasi sehingga

    butiran yang kecil akan mengisi ruang pori di antara butiran yang lebih besar.

    Kejenuhan Air

    Kejenuhan air atau saturasi air adalah bagian dari ruang pori yang berisi air (simbol

    S). Sisa bagian yang berisi minyak atau gas disebut kejenuhan hidrokarbon, Sh,

    atau sama dengan (1 Sw). Asumsi umum adalah bahwa reservoar mula-mula terisi

    air dan selang masa perubahan geologi, minyak atau gas yang terbentuk di tempat

    lain pindah ke formasi berpori, menggantikan air pada ruang pori yang lebih besar

    Permeabilitas

    Permeabilitas (K) adalah kemampuan mengalir dari fluida formasi. Dinyatakan

    dalam millidarcies (md); nilai 1000 md adalah tinggi dan 1,0 adalah rendah untuk

    ukuran produksi. Permeabilitas sangat tergantung pada ukuran butiran batuan.

    Sedimen butiran besar dengan pori-pori besar mempunyai permeabilitas tinggi,

    sedangkan batuan berbutir halus dengan pori-pori kecil dan alur yang berliku-liku

    mempunyai permeabilitas rendah.

    Batuan Kandung Hidrokarbon (Hydrocarbon-Bearing Rocks)

    Batuan yang mengandung hidrokarbon umumnya terdiri dari batupasir, gamping

    dan dolomit. Formasi yang berisi hanya pasir atau karbonat disebut formasi bersih,

  • Analisa Log & Korelasi

    Geologi Minyak dan Gas Bumi

    sedangkan bila berisi lempung maka dinamakan formasi kotor atau formasi

    serpih.

    Lempung dan Serpih

    Lempung adalah komponen umum batuan sedimen, terdiri dari aluminosilikat biasa

    berupa montmorillonit, illit, klorit, atau kaolinit tergantung pada lingkungan

    pembentukannya. Lempung mempunyai ukuran partikel sangat kecil di bawah

    butiran pasir tetapi memiliki rasio permukaan volume yang sangat tinggi. Sehingga

    secara efektif dapat mengikat banyak air yang tidak akan mengalir tetapi

    mempengaruhi tanggapan log.

    Serpih adalah campuran dari lempung dan lanau (silica halus) yang diendapkan oleh

    proses sedimentasi berenergi rendah. Serpih mempunyai porositas yang baik, tetapi

    permeabilitasnya mutlak sama dengan nol. Sehingga serpih murni tidak begitu

    berperan dalam produksi hidrokarbon, walaupun merupakan batuan sumber (source

    rocks) untuk perminyakan.

    Lapisan-lapisan prospek dapat diidentifikasi dengan log, dan lapisan-lapisan tidak

    produktif dapat diabaikan.

    a. Lapisan serpih yang tak permeabel ditunjukkan oleh :

    - Tingginya aktifitas sinar Gamma.

    - Tidak adanya kerak Lumpur, lubang bor sering (tapi tidak selalu) membesar.

    - Pemisahan negatif dari kurva-kurva mikrolog

    - Pembacaan alat resistivitas-dalam hampir sama dengan resistivitas- dangkal.

    - Pembacaan porositas (tampak neutron lebih tinggi dari densitas).

  • Analisa Log & Korelasi

    Geologi Minyak dan Gas Bumi

    b. Lapisan permeabel dapat ditunjukkan oleh :

    - rendahnya aktifitas sinar gamma

    - adanya kerak Lumpur.

    - Pemisahan positif pada kurva-kurva mikrolog.

    - Porositas sedang hingga tinggi.

    c. Lapisan yang mengandung hidrokarbon dapat ditunjukkan oleh :

    - pemisahan yang lebih besar antara alat resistivitas mikro dan alat resistivitas-dalam.

    d. Gas dapat dibedakan dari minyak oleh :

    - Porositas Neutron yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan porositas densitas.

    4. Analisa Profil untuk Data Log (Well Log)

    4.1 Dapat membedakan pola kurva/tipe log untuk menentukan litologi berdasarkan log

    Gamma-ray (GR) dan SP (berdasarkan tabel 3).

    LITOLOGI/ MINERAL

    KENAMPAKAN KURVA LOG (DEFLEKSI) Gamma Ray (GR) Self Potential (SP)

    Serpih kanan Kanan Batupasir kiri Kiri Batugamping kiri Kanan Dolomit kanan Kanan Halit kiri Kiri Anhidrit kiri Kiri Batulanau kanan Kanan Batubara kiri Kiri

    Catatan : Untuk defleksi kurva log yang sama antara dua jenis litologi, perhatikan kenampakan kurva lebih spesifik pada tabel 3 tersebut atau perhatikan nilai yang ditampilkan pada tabel 2.

    4.2 Bedakan bentuk karakter log halus (smooth) dan kasar (serrate),

  • Analisa Log & Korelasi

    Geologi Minyak dan Gas Bumi

    4.3 Gunakan pola log untuk menentukan unit genetik/paket siklus sedimen, dapat

    terlihat pada gambar 1. Seperti pola cylindrical, funnel shaped, bell shaped,

    symmetrical, dan irregular.

    4.4 Kenali pola umum yang berkembang pada setiap lingkungan pengendapan.

    4.5 Sebelum membuat korelasi sedapat mungkin setiap profil sudah tuntas dianalisa.

    4.6 Dalam menganalisa profil log, gunakanlah tanda, kode yang dapat memberikan

    informasi mengenai unit/paket-paket sedimen.

    4.7 Gunakanlah model untuk menentukan perkembangan cekungan. Apakah regresi

    (progradasi) atau transgresi (progradasi).

    5. Pola-Pola Profil Sistem Pengendapan

    5.1 Lingkungan Pengendapan Darat

    5.1.1 Fasies Fluviatil

    5.1.1.1 Sungai Bermeander

    Jenis sungai ini mempunyai aliran yang berkelok-kelok dan pada kedua tepinya

    yang berlawanan menunjukkan proses yang berbeda. Pada salah satu tepi terjadi erosi

    dan pada tepi yang lain terjadi sedimentasi secara akresi.

    Secara morfologi sungai bermeander terdiri dari 3 bagian utama :

    a. Point Bar

    Pada bagian ini terjadi pengendapan secara akresi dari hasil erosi pada tepi yang

    berlawanan.

    b. Channel

  • Analisa Log & Korelasi

    Geologi Minyak dan Gas Bumi

    Selalu tergenang oleh aliran sungai, dimana pada bagian dasarnya terdiri dari

    endapan berupa material-material berukuran gravel.

    c. Leeve

    Merupakan bagian tepi sungai dengan tebing yang relatif lebih terjal, mengalami

    erosi yang diendapkan oleh point bar.

    Sekwen-sekwen Sungai Bermeander

    Dalam perkembangan sungai bermeander, aliran sungai dapat meninggalkan

    meander loop dan channel abandonment. Terbagi atas 2 macam proses :

    - Chute cut off, yaitu proses yang terjadi secara berangsur-angsur. Sekwen yang terjadi

    berturut-turut adalah endapan dengan struktur trough cross bedding berukuran pasir

    di atas lag deposits, relatif tipis, lapisan tebal pasir halus dengan struktur ripple cross

    lamination, dan bagian atas adalah endapan halus dapat berukuran sampai lempung.

    - Neck cut off, dimana proses abandonment terjadi secara tiba-tiba. Endapan yang

    terjadi adalah pasir halus dengan struktur cross laminasi, kemudian selanjutnya

    didominasi oleh endapan akresi vertical (silt mud).

    5.1.1.2 Sungai Teranyam

    Sungai teranyam banyak dijumpai pada daerah-daerah arid dan semiarid, dimana

    fluktuasi aliran merupakan faktor yang sangat penting. Secara umum, sungai teranyam

    terdiri dari fasies :

    - Channel floor (B)

    Lag deposits yang kasar, ditutupi oleh trough cross bedding yang kurang jelas

    (poorly defined).

  • Analisa Log & Korelasi

    Geologi Minyak dan Gas Bumi

    - Sekwen bar channel

    Trough cross bedding yang nyata (fasies B) dan susunan planar cross bedding yang

    besar (fasies C) dengan orientasi arus purba yang divergen.

    - Sekwen bar top

    Susunan planar tabular cross bedding yang lebih kecil (fasies D) dan lapisan tipis

    dari akresi vertikal yang berupa batulanau dengan cross lamination berselang-seling

    dengan dengan batulempung (fasies F), serta batupasir cross stratifikasi sudut rendah

    (fasies G).

    5.1.1.3 Kipas Lembab (Humid Fan)

    Merupakan kipas alluvial yang berkembang dalam iklim lembab. Terjadi pada

    lingkungan pengendapan yang disebabkan oleh perbedaan relief yang tinggi dan

    mempunyai kesamaan dengan kipas di daerah iklim kering (arid fans), hanya saja suplai

    air menerus. Humid fans dapat berkembang menjadi besar dengan daerah yang luas

    mencapai ratusan kilometer.

    Terbagi atas 3 macam fasies, yaitu :

    a. Fasies Kipas Proximal, didominasi oleh gravel, perlapisan tidak jelas dan imbrikasi

    tersebar secara luas.

    b. Fasies Mid-Fan, dicirikan oleh unit antara lapisan gravel dan cross stratification

    serta pebbly sandstone. Struktur scouring sangat jelas pada bagian dasar masing-

    masing bagian.

    c. Fasies Distal, mempunyai lebih banyak variasi dan karakteristik, misalnya trough

    cross stratification sandstone.

  • Analisa Log & Korelasi

    Geologi Minyak dan Gas Bumi

    5.1.2 Fasies Lacustrine

    Pada umumnya danau-danau mempunyai tubuh yang kecil jika dibandingkan

    dengan tubuh laut. Kalau begitu tidak menutup adanya danau yang lebih besar dari

    tubuh laut (contoh Laut Kaspia lebih besar dari Teluk Persia). Adanya sedimentasi

    pelagis umumnya dipengaruhi oleh gelombang dan khas dengan partikel sedimen

    berbutir halus seperti batulempung dan lanau. Pada danau-danau yang besar dan dalam

    dapat terjadi arus turbidit yang membawa banyak material-material sedimen.

    5.1.2 Fasies Gumuk Pasir

    Gumuk pasir merupakan akumulasi pasir lepas berupa gundukan yang dihasilkan

    oleh arah angin yang bekerja pada suatu daerah dan mempunyai bentuk yang teratur.

    Dapat terbentuk pada daerah yang endapannya lepas seperti pasir pada daerah gurun dan

    daerah pantai.

    Struktur khas pada gumuk pasir adalah cross bedding dan ripple mark. Dari struktur

    yang terbentuk karena pergeseran antara angin dengan butiran pasir, maka dapat dipakai

    untuk menentukan arah mata angin.

    5.2 Lingkungan Pengendapan Transisi

    5.2.1 Fasies Delta

    Delta merupakan proses akumulasi sedimen dari darat terutama akumulasi pada

    muara sungai yang dapat terjadi di pantai maupun di danau. Secara umum akan

    mempunyai asosiasi antara endapan darat seperti perlapisan pada fasies fluviatil dan

    perlapisan pada laut terbuka.

    Syarat terbentuknya delta antara lain :

    a. Jumlah material yang dibawa sungai sebagai hasil erosi cukup banyak.

  • Analisa Log & Korelasi

    Geologi Minyak dan Gas Bumi

    b. Bahan sedimentasi tidak terganggu oleh air laut.

    c. Arus sungai pada bagian muara mempunyai kecepatan minimum.

    d. Laut pada muara cukup tenang.

    e. Tidak ada gangguan tektonik.

    5.2.2 Fasies Estuarium

    Yaitu muara sungai yang berbentuk corong, dimana proses pembentukannya

    dipengaruhi oleh erosi lateral dan aktivitas pasang surut air laut.

    Tipe morfologi estuarium ada 4 macam yaitu lembah sungai tenggelam, fiord, estuarium

    yang dibangun oleh bar, dan estuarium produk dari tektonik. Secara tekstural sekuennya

    adalah fining-upward. Sedangkan struktur sedimennya seperti cross-stratifikasi, lapisan

    flaser, lapisan bergelombang, lapisan lentikuler bersama dengan bioturbasi.

    5.2.3 Fasies Lagoon

    Lagoon merupakan daerah dimana pada saat air pasang tergenang air laut dan pada

    saat air surut ada air yang tertinggal di situ yang bisa bercampur dengan air hujan/air

    sungai. Dengan demikian kadar garam lagoon adalah payau (brachish lagoon).

    Ciri-ciri fasies lagoon adalah sebagai berikut :

    a. Struktur bioturbasi dan burrow dominan horizontal.

    b. Batuan dengan ukuran butir lanau sampai lempung atau batupasir halus.

    c. Adanya endapan batubara.

    d. Kaya akan sisa-sisa tumbuhan.

    e. Shale (lanau) memperlihatkan struktur flaser.

  • Analisa Log & Korelasi

    Geologi Minyak dan Gas Bumi

    f. Batulempung atau lanau berwarna gelap, kemungkinan banyak mengandung material

    organik.

    5.2.3 Fasies Barrier

    Barrier merupakan penghalang yang letaknya di depan pantai dan berhubungan

    langsung dengan air laut. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut :

    a. Batupasir ukuran butir halus sampai sangat halus.

    b. Struktur parallel laminasi.

    c. Biasa dijumpai cross-bedding.

    d. Bioturbasi dominan vertikal.

    5.3 Lingkungan Laut Dangkal

    Dalam hal ini lebih ditekankan pada lingkungan pantai non deltaik, yaitu hingga

    kedalaman 200 m. Berdasarkan kisaran pasang surut (tidal range) pantai terdiri dari 3

    macam :

    - Pantai Microtidal, kisaran pasang surut kurang dari 2 m.

    - Pantai Mesotidal, kisaran pasang surut 2 4 m.

    - Pantai Macrotidal, kisaran pasang surut lebih dari 4 m.

    5.3.1 Fasies-Fasies Permukaan Pantai

    Daerah permukaan pantai secara umum dapat dipisahkan menjadi sub-sub

    lingkungan pengendapan yang sejajar dengan garis pantai, sebagai berikut :

    a. Aeolian Sand Dunes

  • Analisa Log & Korelasi

    Geologi Minyak dan Gas Bumi

    Merupakan daerah permukaan pantai di atas rata-rata (supra tidal) membentuk

    punggungan-punggungan (gumuk pasir) dengan struktur cross bedding, sudut curam

    serta dengan arah yang berubah-ubah. Endapan ini mempunyai pemilahan yang baik,

    dan dapat dijumpai akar-akar tanaman.

    b. Back shore

    Merupakan daerah supratidal dari pantai, dimana tergenang pada waktu terjadi badai.

    c. Fore shore

    Merupakan daerah intertidal dari permukaan pantai, dan umumnya menunjukkan

    swash flow dan swash zone. Pada umumnya daerah ini didapatkan punggungan-

    punggungan asimetri yang dipisahkan oleh tunnel-tunnel dengan lebar 100 200m.

    d. Shore face

    Merupakan bagian permukaan pantai yang lebih dalam lagi, yaitu dari permukaan

    rata-rata air surut sampai dengan dasar gelombang kondisi tenang, jadi merupakan

    subtidal.

    Selanjutnya semakin jauh lagi merupakan off shore.

  • Analisa Log & Korelasi

    Geologi Minyak dan Gas Bumi

    BAB II

    KORELASI UNIT STRATIGRAFI

    Korelasi stratigrafi merupakan suatu operasi dimana satu titik dalam suatu

    penampang stratigrafi disambungkan/ dihubungkan dengan titik- titik yang lain pada penampang-penampang stratigrafi lainnya dengan pengertian bahwa titik-titik tersebut terdapat dalam bidang perlapisan yang sama (Koesoemadinata). Jadi korelasi adalah adalah meneruskan bidang-bidang atau lapisan yang memiliki hubungan waktu dan bidang isochronous. Pelu diperhatikan bahwa hal yang penting dalam pengkorelasian

    harus berada pada satu platform yang sama. Dalam melakukan korelasi perlu diperhatikan posisi stratigrafi. Posisi stratigrafi

    adalah posisi relatif terhadap suatu bidang perlapisan. Dua lapisan pada dua penampang stratigrafi yang berlainan dikatakan berada dalam posisi stratigrafi yang sama jika mereka terletak pada bidang perlapisan yang sama. Jadi satu lapisan dapat dikatakan pada posisi stratigrafi lebih rendah atau lebih tinggi, jika lapisan itu terdapat pada bidang perlapisan yang lebih di bawah atau lebih di atas terhadap suatu bidang perlapisan tertentu.

    Operasi korelasi menimbulkan adanya hubungan lateral dari lapisan. Hal ini terutama akan muncul jika suatu penampang melintang telah di hubungkan dan direkonstruksikan. Beberapa hubungan lateral lapisan dalam pengkorelasian penampang adalah sbb :

    Ketebalan Suatu lapisan atau zona lapisan dibatasi oleh dua bidang perlapisan (dua garis korelasi) dapat memperlihatkan ketebalan yang berbeda-beda. Hal ini jelas disebabkan karena perbedaan kecepatan pengendapan dan penurunan dasar cekungan. Pada umumnya terdapat keseragaman menipis atau menebal ke suatu arah. Penipisan yang tiba-tiba di salah satu sumur, kemudian menebal lagi disumur berikutnya harus dicurigai akan adanya patahan.

    Pembajian lapisan/pinch-out, wedge-out Gejala ini cukup sulit dibedakan dengan penyerpihan (shale-out). Hal ini disebabkan karena hilangnya suatu lapisan batuan tidak selalu dikarenakan

  • Analisa Log & Korelasi

    Geologi Minyak dan Gas Bumi

    pembajian tetapi dapat juga dikarenakan oleh adanya perubahan fasies. Metode pengenalan [embajian tergantung pada kemampuan mengkorelasikan penampang stratigrafi. Batas atas dan batas bawah lapisan harus terbukti menjadi satu atau menipis secara meyakinkan kemudian menghilang ( kedia bidang perlapisan pada saat dikorelasikan menjadi satu), biasanya dijumpai pada teknik korelasi log listrik. Pembajian biasanya berhubungan dengan suatu ketidakselarasan terutama dalam bentuk overlap-onlap. Penggambaran dalam penampang melintang harus jelas diperlihatkan bersatunya garis korelasi yang kemudian bersatu menjadi bidang ketidakselarasan. Dalam menafsirkan adanya suatu pembajian harus selalu di pahami dari segi sedimentasi

    Pengisian saluran atau channel fill. Dalam hal ini jelas bahwa sedimentasi terbatas pada suatu cekungan, jadi lapisan menipis dengan jelas secara cepat secara lateral. Pengenalan channel fil bukan dilakukan pada channel fill-nya sendiri, tetapi atas dasar korelasi dari lapisan

    Truncation Dalam hal ini lapisan dierosi dan menghilang, kemudian ditutupi oleh lapisan- lapisan baru, hal ini terjadi pada suatu ketidakselarasan. Suatu truncation dapat dikenali, karena tidak dapat dilanjutkan korelasinya, tetapi lapisan-lapisan diatas sedikit banyak sub paralel terhadap bidang truncation. Keadaan akan lebih ruwet jika adanya onlap, karena seolah-olah adanya penipisan dari atas dan bawah bidak ketidakselarasan

    Peruban fasies-penyerpihan (shale-out) Perubahan fasies disebabkan oleh perbedaan karakteristik litologi dan fauna/fosil yang dimanifestasikan oleh endapan yang bersamaan umurnya. Perubahan tersebut terjadi secara lateral sepanang suatu lapisan. Perubahan fasies ini sering terjadi pada lapisan batuan yang menyerpih (shale-out).

    Ketidakselarasan Pada hakekatnya bidang ketidakselarasan bukan merupakan bidang perlapisan

    ataupun bidang kesamaan waktu, sehingga secara prinsip tidak dapat dikorelasikan. Tettapi bidang ketidakselarasan adalah bidang erosi dan merupakan batas fisik antara

  • Analisa Log & Korelasi

    Geologi Minyak dan Gas Bumi

    dua kelompok sistem sedimentasi. Ketidakselarasn dapat disebutkan secara lateral dengan menyambungkannya dari satu sumur ke sumur lain, hal ini sering disebut korelasi walaupun sebenarnya tidak tepat.

    Bidang ketidakselarasan sering memotong garis-garis korelasi, sehingga sebetulnya bidangnya an-sich tidak mewakili suatu interval waktu tertentu. Waktu atau

    ketebalan formasi yang hilang (diwakili oleh bidang ketidakselarasan) dapat berkisar dari beberapa ribu meter - 0 meter. Beberapa bidang ketidakselarasan dapat digabung menjadi satu, juga untuk satu atau lebih kelompok lapisan lapisan dapat membaji dan menjadi satu bidang ketidakselarasan. Penerusan bidang ketidakselarasan kadang sulit pada korelasi lapisan, karena bidang atas/bawah lapisan dapat berubah-rubah dalam

    posisi stratigrafinya dari sumur satu ke sumur lain, untuk itu diperlukan latihan secara kuantitatif untuk mengkorelasikan penampang secara baik. Prinsip dasar dalam penggambaran perlapisan terhadap bidang ketidakselarasan adalah sbb:

    Lapisan lapisan yang dibawah bidang ketidakselarasan dapat membuat sudut terhadap bidang tersebut sehingga seolah-olah terpancung.

    Lapisan lapisan yang ada diatas bidang ini umumnya sub paralel terhadap bidang-bidang ketidakselarasan.

    Jika onlapping terjadi dari lapisan-lapisan diatas terhadap bidang ketidakselarasan, maka penggambaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap lapisan membaji terhadapnya.

    Korelasi data berdasarkan konsep litostratigrafi (formasi, sand to sand) Korelasi data berdasarkan konsep litostratigrafi adalah korelasi berdasarkan kesamaan jenis batuan, formasi ataupun penyamaan lapisan dengan litologi yang sama Metode ini merupakan metode korelasi yang paling kasar, karena kemampuannya hanya terbatas pada jarak yang pendek. Untuk jarak yang jauh harus diperhitungkan adanya pergeseran fasies dalam posisi stratigrafi. Perlu ditekankan bahwa dalam melakukan korelasi dilakukan antara titik dengan titik pada penampang stratigrafi yang berbeda dan bukan

    antara satuan stratigrafi (contoh formasi dengan formasi). Satuan-satuan stratigrafi pada berbagai penampang stratigrafi dapat dikorelasikan hanya jika kita yakin bahwa batas

  • Analisa Log & Korelasi

    Geologi Minyak dan Gas Bumi

    atas dan bawah dari satuan tersebut masing- masing terdapat pada bidang perlapisan yang sama. Jadi sangat dimungkinkan bahwa batas bawah suatu satuan stratigrafi (formasi) dikorelasikan dengan bagian tengah satuan stratigrafi (formasi) yang sama pada penampang yang lain.

    Korelasi data berdasarkan litostratigrafi dapat dilakukan dengan memperhatikan :

    - Pemilihan bidang datum, dipilih untuk menggantungkan seluruh penampang melintang. Datum ini sebaiknya suatu garis korelasi yang betul- betul dapat dipercaya dan mudah dikenal misalnya suatu lapisan

    penunjuk Lapisan penunjuk harus memiliki sifat : harus cukup tipis dan penyebarannya luas di seluruh daerah; harus mempunyai ketetapan/

    keseragaman dalam sifat-sifat litologi pada seluruh penyebaran lapisan, sehingga mudah dikenali kembali; harus dapat meyakinkan bahwa pada semua tempat lapisan ini terbentuk dalam waktu yang bersamaan; sebaiknya sifat-sifat litologi ini jangan diulang oleh lapisan-lapisan lainnya.

    - Mengkorelasikan litologi yang sama yang diyakini berada pada lapisan yang sama

    - Adanya lapisan batubara

    - Mengkorelasikan lapisan yang mengandung fosil yang sama, tetapi diyakini berumur sama (isochron) dipakai dalam daerah ynag terbatas.

    - Mengkorelasikan zona mineral tertentu, misalnya zona glauconite, zona

    mineral berat seperti zirkon, rutile, zona kaoline dan zonamineral analcime ( lapukan tuff).

    Korelasi data sumur/well Korelasi data sumur terdiri dari beberapa sumur yang sekala vertikalnya biasanya sangat diperbesar terhadap sekala horisontal. Hal ini dikarenakan hubungan lateral lapisan dari berbagai sumur lebih diutamakan sedangkan sekala horisontal biasanya relatif saja. Jika dua sumur terlalu dekat menurut sekala, maka jaraknya dapat diregangkan begitupun jika jarak antar sumur terlalu jauh dapat diperpendek. Jarak antar sumur-sumur dicantumkan dalam kilometer.

  • Analisa Log & Korelasi

    Geologi Minyak dan Gas Bumi

    Korelasi data sumur dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal sbb: - Perhatikan karakteristik data sumur yang menunjukkan jenis litologi

    tertentu.

    - Perhatikan pola umum yang berkembang secara tuntas - Pola yang sama dapat dikorelasikan dengan memastikan bahwa pola

    tersebut berada pada lapisan yang sama.

    Korelasi data log Korelasi data log merupakan korelasi berdasarkan data-data log bawah permukaan yang

    diperkecil dan dipasang secara keseluruhan. Pada penampang log-log listrik/composite log hanya berupa garis-garis korelasi yang diperlihatkan terutama titik dengan titik. Jika

    mungkin, batas-batas satuan stratigrafi. Batas-batas formasi diberikan secara tipis saja, begitupun jika formasi-formasi ini membaji atau berubah fasies. Garis korelasi yang dipilih sebagai datum digambarkan horisontal dan diberi label atau tanda panah ke arah garis tersebut, sesuai dengan simbol-simbol yang berlaku (gambar.7) Nama-nama formasi serta nama-nama lapisan lainnya diberikan di pinggir penampang ataupun dalam penampang.

    Gambar 7 ( lambang-lambang korelasi dalam penampang) : Garis lurus hitam : garis korelasi

    : garis bidang perlapisan (batas litplogi yang bersifat bidang perlapisa).

    Garis lurus merah : garis korelasi/zona fosil Garis lurus putus-putus : garis korelasi/ zona fosil kurang meyakinkan Garis bergelombang : garis (bidang) erosi : garis ketidakselarasan

    garis bergerigi : garis yang memperlihatkan litologi lateral (perubahan fasies)

    : perubahan lateral secara berangsur garis konvergensi : pembajian lapisan secara total. garis konvergensi yang : penyerpihan-perubahan litologi secara lateral bergerigi dan berangsur-angsur

    garis menjemari : litologi menjemari secara lateral

  • Analisa Log & Korelasi

    Geologi Minyak dan Gas Bumi

    Korelasi data log dapat dilakukan dengan memperhatikan : - Pemilihan bidang datum (sama dengan korelasi litostratigrafi) - Mempergunakan key bed/ lapisan penunjuk/marker bed diperlihatkan dengan suatu

    lapisan yang tipis (kadang 1 m atau < 1 m), atau tebal sampai beberapa puluh meter, ataupun berubah- rubah ketebalannya namun dapat diikuti pada suatu daerah

    yang luas.

    - Lapisan gamping tipis dan persisten (lapisan dengan perubahan fasies secara berangsur-angsur) sering dapat dilihat dengan jelas dari kenampakan kurva yang menyolok dalam kurva resistivitas.

    - Lapisan benthonite biasanya merupakan perubahan lapisan tuff yang tipis dan luas

    dan diendapkan dalam laut, terdapat dalam urut-urutan serpih. Biasanya nampak dalam resistivitas log yang lebih rendah dari serpih biasa dan nampak jauh masuk kedalam kick ke kiri (dalam).

    - Shale break, dalam urutan pasir/gamping masih sering di temukan adanya atau lebih lapisan serpih yang tipis. Lapisan ini sangat sering dikorelasikan, hal ini menunjukkan lingkungan pengendapan tertentu terjadi secara periodik dalam daerah yang luas.

    - Suatu kick, dalam kurva resitivitas umumnya menerus dalam daerah yang luas.

    Karakteristik kick disebabkan oleh kelimpahan fosil tertentu, zona mineral tertentu atau sifat kimiawi tertentu.

    - Meneruskan bidang-bidang refleksi yang sama pada suatu penampang - Menghubungkan batas-batas berbagai lapisan batuan berdasarkan persamaan posisi

    dalam urutan (position in sequence)