analisa kuantitatif mikro
DESCRIPTION
mikroTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA PANGAN
ANALISA KUANTITATIF MIKROBA(METODE TPC DAN MPN)
DISUSUN OLEH:
FAHRUDIN YUDA KARTIKA
PROGRAM PENDIDIKAN
CALON PENDIDIK AKADEMI KOMUNITAS
JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
I. PENDAHULUAN
A. Teori
Suatu jenis koloni mikroba yang terpisah dari koloni campurannya akan
lebih mudah untuk diamati. Selain itu teknik untuk memisahkan dan
mendapatkan koloni tunggal serta pemeliharannya terdapat beberapa jenis.
Teknik-teknik tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan. Beberapa cara
dapat dilakukan untuk menentukan jumlah bakteri yang terdapat pada bahan
pemeriksaan. Cara yang paling sering digunakan adalah cara penghitungan
koloni pada lempeng pembiakan (plate count), atau juga dapat dilakukan
penghitungan langsung secara mikroskopis (Burrows, 2004).
Media agar merupakan substrat yang sangat baik untuk memisahkan
campuran mikroorganisme sehingga masing-masing jenisnya menjadi
terpisahpisah. Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme
pada media agar memungkinkannya tumbuh dengan agak berjauhan dari
sesamanya, juga memungkinkan setiap selnya berhimpun membentuk koloni,
yaitu sekelompok massa sel yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Bahan
yang diinokulasikan pada medium disebut inokulum, dengan menginokulasi
medium agar nutrient (nutrien agar) dengan metode cawan gores atau media
cawan tuang, sel-sel mikroorganisme akan terpisah sendiri-sendiri. Setelah
inkubasi, sel-sel mikroba individu memperbanyak diri secara cepat sehingga
dalam waktu 18 sampai 24 jam terbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan
dinamakan koloni. Koloni dapat terlihat oleh mata telanjang. Setiap koloni
merupakan biakan murni satu macam mikroorganisme (Pelczar dan Chan,
2007).
Perhitungan secara tidak langsung ada beberapa cara yaitu :
perhitungan pada cawan petri (total plate count) TPC, perhitungan melalui
pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN metode), dan
kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri). Metode MPN terdiri dari tiga
tahap, yaitu uji pendugaan (presumtive test), uji konfirmasi (confirmed test),
dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap pertama, keberadaan
coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Uji
ini mendeteksi sifat fermentatif coliform dalam sampel (Dwidjoseputro,
1994).
Teknik Pour Plate adalah suatu teknik dalam menumbuhkan
mikroorganisme dalam media agar dengan cara mencampurkan media agar
cair dengan stok kultur. Teknik ini umumnya digunakan pada metode Total
Plate Count (TPC). Sedangkan teknik streak plate adalah suatu teknik dalam
menumbuhkan mikroorganisme dalam media agar dengan cara menggores
(streak) permukaan agar dengan jarum yang telah diinokulasi dengan kultur
mikroba. Teknik ini menjadikan mikroorganisme tumbuh dan tampak pada
goresan-goresan inokulasi bekas jarum (Radchie, 2008).
Produk pangan mempunyai batas waktu tertentu untuk dapat
dikonsumsi secara aman. Hal ini dikarenakan bahan pangan mengalami
penurunan mutu mikrobiologis ditandai dengan nilai TPC dan MPN melebihi
batas maksimal yang disebabkan oleh aktivitas pertumbuhan mikroorganisme
meningkat selama penyimpanan. Factor-faktor yang menyebabkan
meningkatnya aktivitas petumbuahan mikroba antara lain : nutrient, aktivitas
air, waktu, suhu, nilai pH (Suardana, 2009).
B. Tujuan
1. Mampu melakukan metode hitungan cawan (PCA) dan MPN.
2. Menerapkan cara pelaporan menggunakan standart plate count dan MPN.
II. METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat
Praktikum analisa kuantitatif metose TPC dan MPN ini dilaksanakan
pada hari Rabu, 6 Februari 2013. Dimulai pukul 13.00 sampai 16.00 WIB,
bertempat di Laboratorium THP, Politeknik Negeri Lampung.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Jarum ose g. Tabung berulir
b. Bunsen h. bulb
c. Cawan petri i. Pipet
d. Autoklaf j. Stick L
e. Pinset k. Tabung Durham
f. Tabung reaksi
2. Bahan
a. Suspensi bakteri, khamir dan kapang
b. Kapas
c. Aquadest
d. Nutrien Broth
e. Plate Count Agar
f. Potato Dextrose Agar
g. NaCl
h. Alkohol
C. Cara Kerja
1. Pembuatan Media
a. Siapkan alat (pinset, jarum ose, pipet volumetrik, cawan petri) dan
bahan (media, aquades) yang akan disterilisasi.
b. Timbang 8,75 g PCA, 4,85 g PDA, 6,5 g LB dan 1,75 g NaCl,
Penimbangan harus dalam keadaan steril
c. Masukkan masing-masing bahan dalam erlenmeyer
d. Tambahkan aquades dingin masing-masing 50 ml ke dalam bahan
panaskan air, kemudian tambahkan ke dalam erlenmyer yang sudah
berisi bahan
e. Masing-masing ke dalam Erlenmeyer tambahkan aquades panas untuk
PCA sampai 500 ml, PDA sampai 150 ml, LB masing-masing (double
sampai 250 ml, dan single sampai 500 ml), NaCl sampai 200 ml.
f. Cek pH, homogenkan larutan yang sudah dibuat
g. Masukkan ke dalam tabung berulir masing-masing media dan
masukkan tabung durham dalam posisi terbalik
h. LB 75 tabung @ 9 ml, larutan pengencer 35 tabung @ 9 ml, PDA ke
dalam Erlenmeyer (ditutup dengan aluminium foil).
i. Sterilisasi dalam autoklaf selama 15 menit dengan suhu 1210C
Angkat masing-masing alat dan media yang sudah disterilisasi
2. TPC
a. Cuci tangan dengan sabun antibakteri dan bilas dengan alkohol.
b. Siapkan sampel yang akan diuji (susu kedelai). Nyalakan bunsen, dan
siapkan pipet untuk masing-masing pengenceran beda pipet.
c. Ambil 1 ml sampel kemudian masukkan kedalam larutan pengencer
d. Homogenkan larutan dan tandai dengan label pengenceran 10-1.
e. Ambil 1 ml dari pengenceran 10-1, kemudian masukkan ke dalam
larutan pengencer. Lakukan prosedur yang sama sampai pengenceran
10-5.
f. Ambil 1 ml dari pengenceran 10-4 dan 10-5, kemudian masukkan ke
dalam cawan petri yang berbeda. Tuang media PCA dan ratakan.
g. Inkubasi selama 2 hari dalam posisi cawan dibalik.
h. Amati dan hitung nilai SPC.
3. MPN
a. Cuci tangan dengan sabun antibakteri dan bilas dengan alkohol.
b. Siapkan 15 tabung berulir yang berisi LB dan tabung durham
c. Beri label 10, 1, dan 0,1 masing-masing sebanyak 5 tabung
d. Ambil masing-masing 10 ml masukkan dalam masing-masing 5
tabung LB label 10.
e. Ambil masing-masing 1ml masukkan dalam masing-masing 5 tabung
LB label 1.
f. Ambil masing-masing 0,1 ml masukkan dalam masing-masing 5
tabung LB label 0.
g. Inkubasi selama 2 hari. Amati dan hitung nilai MPNnya
h. Jika hasil positif lanjutkan dengan uji penguat dalam media BGLBB.
i. Ambil 1 ose dari tabung yang positif kemudian masukkan dalam
media BGLBB. Inkubasi selama 2 hari
j. Amati perubahannya dan catat hasil pengamatan.
III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Tabel. 1 Hasil Pengamatan Nilai SPC Susu KedelaiNO Gambar Pengenceran Perhitungan
1.
10-3
TBUD
2.
10-4TBUD
3.
10-5
240
202
B. Pembahasan
Pengukuran kuantitatif populasi mikroorganisme sangat diperlukan
untuk berbagai macam penelaahan mikrobiologis. Terdapat berbagai macam
cara untuk menghitung jumlah mikroorganisme, akan tetapi secara mendasar,
ada dua cara yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Salah satu metode
perhitungan adalah TPC dan MPN (Hastowo, 1992).
Metode total plate count (TPC) merupakan analisis untuk menguji
cemaran mikroba dengan menggunakan metode pengenceran dan metode cawan
tuang. Metode cawan tuang adalah metode per plate. Metode ini dilakukan
dengan mengencerkan sumber isolate yang telah diketahui beratnya ke dalam
larutan garam fisiologis, kemudian dimasukkan ke dalam cawan petri steril,
dilanjutkan dengan menuangkan media penyubur untuk makanan mikroba
(dwidjoseputro, 2005).
Prosedur pengenceran populasi mikroba meliputi : ambil 1 ml sampel
dimasukkan dalam 9 ml larutan garam fisiologis yang dibuat dari larutan NaCl
untuk memperoleh pengenceran 1/10 bagian. Sampel yang diamati pada
praktikum kali ini adalah the basi. Dari pengenceran 1/10, selanjutnya diambil 1
ml dimasukkan ke dalam 9 ml garam fisiologis untuk memperoleh dilusi 1/100
bagian dan seterusnya hingga diperoleh pengenceran yang diinginkan. Tujuan
pengenceran media adalah apabila tiap media pengenceran ditumbuhkan ke
dalam suatu media, maka koloni yang tumbuh dapat dihitung sehingga jumlah
sel mikroba dapat diketahui dengan persamaan :
Pengenceran media sampai diperoleh pengenceran 1/105 bagian. Dan
inokulasi media pengenceran dalam cawan petri menggunakan metode pour
plate diambil 3 pengenceran tertinggi. Dari pengenceran yang akan
diinokulasikan diambil 1 ml dan dituangkan dalam cawan petri kemudian
ditambahkan PCA dan diaduk dengan membentuk angkan delapan atau sampai
merata. Setelah itu media inokulasi diinkubasi selama 24 jam pada suhu 36 oC.
Dari tabel pengamatan didapatkan pengenceran 1/103 dan 1/104 bagian
terlalu banyak untuk dihitung (TBUD). Pada cawan petri tampak koloni yang
menyebar merata hamper pada semua bagian cawan. Pada pengenceran 1/105
koloni mikroba dapat dihitung. Perhitungan mikroba sebenarnya dapat
dilakukan secara 4 kuadran, 2 kuadran atau dihitung semua. Koloni yang besar
atau kecil tetap dibaca sebagai 1 koloni. Hasilnya pada cawan pertama terhitung
240 koloni dan pada cawan kedua terhitung 202 koloni. Sehingga perhitungan
TPC diperoleh dari rata-rata pengenceran 1/105 bagian.
Metode MPN didasarkan pada metode statistik (teori kemungkinan).
Metode MPN ini umumnya digunakan untuk menghitung jumlah bakteri pada
air khususnya untuk mendeteksi adanya bakteri koliform yang merupakan
kontaminan utama sumber air minum. Sampel ditumbuhkan pada seri tabung
sebanyak 3 atau 5 buah tabung reaksi untuk setiap kelompok. Apabila dipakai 3
tabung maka disebut seri 3, dan jika dipakai 5 tabung maka disebut 5 seri (Lay,
1992).
Untuk pengamatan dan perhitungan mikroba dengan metode MPN
Perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu tabung
yang ditumbuhi oleh mikroba setelah diinkubasi pada suhu dan waktu tertentu.
Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya
kekeruhan atau terbentukya gas dalam tabung durham untuk mikroba
pembentuk gas. Pada umumnya, untuk setiap tingkat pengenceran digunakan
3,5 atau 7 seri tabung. Semakin banyak seri pengenceran yang digunakan akan
diperoleh hasil yang lebih akurat.
Perhitungan mikroba dengan metode MPN dilakukan dengan
menggunakan Lactose Brooth double strength dan LB single strength. Lactose
brooth double strength diisi dengan media the basi sebanyak 10 ml pada
masing-masing tabung. LB Single Strength diisi dengan 1 ml the basi dan LB
single strength tabung kecil diisi dengan the basi 0,1 ml. tiap tabung telah
dilengkapi dengan tabung durham dengan posisi terbalik. Masing-masing
Lactose Brooth ada 5 tabung, jadi jumlah keseluruhan adalah 15 tabung.
Kemudian diinkubasi dalam incubator suhu 360C selama 1 hari. Hari berikutnya
dilakukan pengamatan apakah larutan sudah berubah jadi keruh atau sudah
menghasilkan gas hingga ¾ bagian dalam tabung durham.
Hasil yang diperoleh pada LB DS 10 ml larutan menjadi keruh dan gas
yang terbentuk sampai ¾ bagian hanya ada 1 tabung. Pada LB SS 1 ml larutan
menjadi keruh tapi tidak ada tabung yang terbentuk gas sampai ¾ bagian. LB
SS 0,1 ml larutan juga menjadi keruh dan gas yang terbentuk tidak ada yang
mencapai ¾ bagian. Jadi data yang terbaca pada tabel MPN adalah 1-0-0 dengan
nilai MPN 2.0, sehingga perhitungan MPN adalah :
koloni per ml
Selanjutnya dari tabung LB DS 10 ml yang positif atau tabung
durhamnya terisi lebih dari ¾ bagian gas diambil sedikit saja dengan jarum ose.
Jarum ose yang telah dimasukkan dalam LB DS 10 ml positif kemudian
dimasukkan dalam BGLBB dan diinkubasi selama 24 jam untuk diketahui
apakah ada perbahan warna. Hasilnya pada BGLBB berubah warna dari hijau
pekat menjadi sedikit kekuningan. Itu berarti pada teh basi positif terinfeksi
dengan E. Coli atau Coliform.
IV. KESIMPULAN
1. Salah satu metode perhitungan jumlah mikrobiologi adalah TPC dan MPN.
2. Metode total plate count (TPC) merupakan analisis untuk menguji cemaran
mikroba dengan menggunakan metode pengenceran dan metode cawan tuang.
3. Jumlah perhitungan mikroba pada sampel teh basi dengan menggunakan
metode TPC adalah sebesar 2,2 x 107 koloni per mili.
4. Jumlah perhitungan mikroba pada sampel teh basi dengan metode MPN
adalah sebesar 2 x 101 koloni per mili
DAFTAR PUSTAKA
Burrows, W., J.M. Moulder, and R.M. Lewert. 2004. Texbook of Microbiology.
W.B. Saunders Company, Philadelphia.
Dwijoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi pangan I. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hastowo, Sugyo. 1992 .Mikrobiologi. Jakarta: Rajawali.
Lay, Bibiana W. 1992. Analisis Mikroba Di Laboratrium. Jakarta: Rajawali.Pelczar, M. J., Chan, E.C.S. 2007. Elements of Microbiology. Mc Graw Hill Book
Company. New York.
Rachdie. 2008. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba.
http://rachdie .blogsome.com/2006/10/14/faktor-yang
mempengaruhipertumbuhan- mikroba/.
Suardana, IW. Swacita, IBN. 2009. Higiene Food. Udayana University Press:Denpasar