analisa kinerja pt brisyariah tbk sebelum dan...

125
ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN SESUDAH IPO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh: Sasa Parera 11150850000047 PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Upload: others

Post on 13-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK

SEBELUM DAN SESUDAH IPO

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

(S.E)

Oleh:

Sasa Parera

11150850000047

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Page 2: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

ii

ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK

SEBELUM DAN SESUDAH IPO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

SASA PARERA

NIM. 11150850000047

Di Bawah Bimbingan:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Asyari Hasan, S.H.I., M.Ag Santi Yustini SE., M.Ak

NIP. 198008192006041002 NIDN. 2021078701

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Page 3: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini, Kamis 09 Mei 2019 telah dilakukan uji komprehensif atas nama mahasiswa:

Nama : Sasa Parera

No. Induk Mahasiswa : 11150850000047

Jurusan : Perbankan Syariah

Judul Skripsi : Analisa Kinerja PT BRISyariah Tbk Sebelum dan

Sesudah IPO

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap ujian

skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 09 Mei 2019

1. Ahmad Zubaidi, M.A.

NIDN. 2013047201

Penguji I

2. Ivalaili M.I.E.

NIDN. 2018038802

Penguji II

Page 4: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Selasa, 21 Januari 2020 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswi:

Nama : Sasa Parera

NIM : 11150850000047

Jurusan : Perbankan Syariah

Judul Skripsi : Analisa PT BRISyariah Tbk Sebelum dan Sesudah IPO

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 21 Mei 2020

1. Yuke Rahmawati, M.A. (…………………………….)

NIP. 197509032007012023 Ketua

2. Dr. Asyari Hasan, SHI., M.Ag., CM (…………………………….)

NIP. 198008192006041002 Sekretaris

3. Dr. Asyari Hasan, SHI., M.Ag., CM (…………………………….)

NIP. 198008192006041002 Pembimbing I

4. Santi Yustini, SE., M.Ak (…………………………….)

NIDN. 2021078701 Pembimbing II

5. Dr. Suhenda Wiranata, M.E (…………………………….)

NIP. 196104211990031002 Penguji Ahli

Page 5: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sasa Parera

NIM : 11150850000047

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Program Studi : Perbankan Syariah

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan

dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber

asli atau tanpa izin pemilik karya.

4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

karya ini.

Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bahwa saya melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk

dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat

dengan sesungguhnya.

Jakarta, Januari 2020

Sasa Parera

11150850000047

Page 6: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Sasa Parera

Tempat, tanggal lahir : Sumedang, 26 November 1997

Agama : Islam

Alamat Rumah : Jl. Kihajar Dewantara No.1B Rt.004/02, Ciputat,

Tangerang Selatan, Banten

Nomor Handphone : 087788207716

Email : [email protected]

Kebangsaan : Indonesia

Riwayat Pendidikan

2015 – 2019 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (S1)

2012 – 2015 : SMA Negeri 9 Tangerang Selatan

2009 – 2012 : SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

2003 – 2009 : SD Negeri 4 Ciputat

Pengalaman Organisasi dan Kepanitiaan

2012 – 2014 : Humas Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMAN 9 Tangerang

Selatan

2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan

2012 – 2014 : Anggota Tari Tradisional SMAN 9 Tangerang Selatan

2017 – 2018 : Anggota Divisi Kewirausahaan Lingkar Studi Ekonomi

Syariah (LiSEnSi) UIN Jakarta

Kemampuan Khusus

1. Microsoft Office (Word, Excel, dan Power Point)

2. Bahasa (Indonesia, English, Mandarin)

Page 7: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

vii

ABSTRACT

This study analyze the performance of sharia banking Pre- and Post-

IPOs Using RGEC Method (Studied to PT BRISyariah Tbk), and also to find

out how large the difference performance of it. The study using the sample of

financial performance ratio report and Good Corporate Governance (GCG)

report pre- and post- IPOs of PT BRISyariah Tbk in quarterly II 2017 –

quarterly I 2019 that has been published. Meanwhile, the method used in this

study was a comparison method using statistic non parametric test equipment

two related samples (wilcoxon test). The result in this study shows that

variable of minimum capital requirement (KPMM) had a significant

difference. While other variable of Non Performing Financing (NPF),

Financing to Deposit Ratio (FDR), Return on Asset (ROA) Return on Equity

(ROE), Net Operating Margin (NOM), and Good Corporate Governance

(GCG) has no significant difference.

Keywords: Work Performance Pre- and Post IPOs, Sharia Banking, RGEC

Method, Financial Performance Ratio, GCG Report, Wilcoxon Test.

Page 8: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

viii

ABSTRAK

Penelitian ini menganalisa kinerja dari perbankan syariah sebelum dan

sesudah IPO menggunakan metode RGEC (studi pada PT BRISyariah Tbk),

dan juga mencari tahu seberapa besar perbedaan yang terjadi. Penelitian ini

menggunakan sampel laporan kinerja keuangan dan laporan GCG sebelum

dan sesudah IPO dari PT Bank BRISyariah Tbk pada triwulan II 2017 –

triwulan I 2019 yang telah dipublikasikan. Di samping itu, metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode perbandingan uji statistik non

parametrik dua sampel terkait (uji wilcoxon). Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa variabel Kewajiban Penyediaan Modal Minimum

(KPMM) memiliki perbedaan yang cukup besar. Sedangkan variabel lainnya

seperti Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR),

Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net Operating Margin

(NOM), dan Good Corporate Governance (GCG) memiliki perbedaan yang

cukup kecil.

Kata Kunci: Kinerja sebelum dan sesudah IPO, Perbankan Syariah, Metode

RGEC, Rasio Kinerja Keuangan, Laporan GCG, Uji Wilcoxon.

Page 9: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillahi Robbil „Alamin, Segala puji dan syukur ke hadirat

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga

peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Atas izin-Nyalah peneliti dapat

menyelesaikannya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.

Skripsi yang berjudul “Analisa Kinerja PT BRISyariah Tbk Sebelum

dan Sesudah IPO” ini peneliti ajukan untuk memenuhi persyaratan guna

meraih gelar Sarjana Ekonomi (S.E). Selama proses penulisan dan penyusunan

skripsi ini, peneliti mendapat dukungan dari berbagai pihak, baik berupa doa,

arahan, motivasi, bantuan serta bimbingan yang sangat berarti dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Orangtua tercinta, Ibu Siti Mulyati dan Bapak Abdul Patah yang telah

memberikan segala sesuatu yang berharga bagi peneliti dan selalu

memberikan doa, semangat, waktu, tenaga, dukungan moral dan

materiil yang sangat berarti bagi peneliti sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi dan studi sampai saat ini.

2. Keluarga besar peneliti yang selalu memberikan dukungan agar segera

menyelesaikan studi.

3. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP.,

selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan

kesempatan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

4. Bapak Dr. Asyari Hasan S.H.I., M.Ag dan Ibu Santi Yustini SE., M.Ak

selaku Dosen Pembimbing skripsi yang dengan sabar telah

memberikan ilmu, arahan, saran, dan meluangkan waktunya dalam

proses penyelesaian penelitian skripsi ini hingga selesai.

5. Ibu Santi Yustini SE., M.Ak selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang telah memberikan banyak masukan dari awal perkuliahan hingga

akhir masa studi.

Page 10: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

x

6. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA., selaku Ketua Jurusan dan

Ibu Yuke Rahmawati M.A selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syarah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan banyak dukungan dan membantu dalam pemenuhan

berkas-berkas administrasi dan persetujuan proposal penelitian.

7. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

memberikan ilmu dan pelajaran hidup yang berguna bagi peneliti

selama perkuliahan.

8. Seluruh Staff Tata Usaha dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

membantu penulis dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan

lain-lain.

9. Keluarga besar LiSEnSi UIN Jakarta yang telah memberikan

pelajaran-pelajaran yang tidak bisa didapatkan di bangku perkuliahan.

10. Sahabat peneliti, Aisyah Raisa Medina yang selalu memahami,

menemani, membantu, memberikan semangat kepada peneliti agar

dapat segera menyelesaikan tugas akhir ini demi mendapatkan gelar

sarjana. Sahabat seperjuangan peneliti selama perkuliahan, Aliftia

Maulidina Farhana (tiong), Siti Rohanah (ana), dan Shinta Fajriyah

(Shinjo) yang selalu menemani peneliti dalam suka dan duka selama

masa perkuliahan. Sahabat saya Eka Safila, Lisa Revita, dan Rena

Andriana sahabat seperjuangan dan sepermainan peneliti yang selalu

mendengarkan segala keluh kesah peneliti dan selalu memberikan

semangat dan dorongan kepada peneliti agar dapat segera

menyelesaikan tugas akhir ini demi mendapatkan gelar sarjana. Teman

seperjuangan peneliti dalam mengerjakan skripsi yaitu Shafira,

Fadhilla, Tia, Novia, dan lainnya yang tidak bisa saya sebutkan.

Terimakasih telah menemani, mendengarkan segala keluh kesah, dan

memberikan dorongan kepada peneliti agar segera menyelesaikan

skripsi.

11. Teman-teman perbankan syariah 2015 yang bersama-sama merasakan

perjuangan menjadi mahasiswa baru hingga tingkat akhir.

Page 11: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

xi

12. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-satu yang telah

membantu penulis selama masa studi hingga menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala yang berlimpah kepada

semua pihak di atas untuk segala bantuan dan amal baik yang diberikan

kepada penulis.

Wassalamu‟alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tangerang Selatan, Januari 2020

Sasa Parera

Page 12: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

xii

DAFTAR ISI

COVER (HALAMAN JUDUL)

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ix

DAFTAR ISI ............................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiv

DAFTAR GRAFIK .................................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 11

C. Batasan Masalah ............................................................................................. 12

D. Rumusan Masalah .......................................................................................... 12

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ..................................................... 12

F. Tinjauan Penelitian Terdahulu ....................................................................... 13

G. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 20

A. Teori Terkait Variabel Penelitian ................................................................... 20

1. Kinerja Bank Syariah................................................................................. 20

3. Metode RGEC ........................................................................................... 33

4. Initial Public Offering (IPO) ..................................................................... 39

B. Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 42

C. Hipotesis Penelitian ........................................................................................ 44

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 51

A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................. 51

B. Populasi dan Sampel ...................................................................................... 51

C. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 52

D. Sumber Data ................................................................................................... 52

Page 13: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

xiii

E. Instrumen Penelitian ....................................................................................... 53

F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 56

1. Field Research ........................................................................................... 56

2. Library Research ....................................................................................... 57

3. Internet Research ....................................................................................... 57

G. Teknik Pengolahan Data ................................................................................ 57

1. Metode RGEC ........................................................................................... 57

2. Uji Normalitas Data ................................................................................... 59

3. Uji Beda ..................................................................................................... 59

a. Uji t sampel berpasangan (sample paired t-test) ................................ 60

b. Uji Wilcoxon....................................................................................... 61

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 63

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................... 63

B. Temuan Hasil Penelitian ................................................................................ 65

1. Komparasi Statistik Deskriptif Rasio Kinerja PT Bank BRISyariah Tbk

Sebelum dan Sesudah Initial Public Offering (IPO) ................................. 65

2. Hasil Uji Normalitas .................................................................................. 72

3. Pengujian Hipotesis Sebelum dan Sesudah Initial Public Offering (IPO) 73

C. Pembahasan .................................................................................................... 79

1. Risk Profile (Profil Risiko) ........................................................................ 80

2. Good Corporate Governance (GCG) ........................................................ 83

3. Earnings (Rentabilitas) .............................................................................. 85

4. Capital (Permodalan) ................................................................................ 88

BAB V KESIMPULAN ........................................................................................... 90

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 90

B. Saran ............................................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 92

LAMPIRAN – LAMPIRAN .................................................................................... 96

Page 14: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 10 Penurunan Saham Terbesar pada Tahun 2019 .................................. 10

Tabel 2. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 13

Tabel 3. Kriteria Penilaian Peringkat NPF ........................................................... 23

Tabel 4. Kriteria Penilaian Peringkat FDR .......................................................... 24

Tabel 5. Kriteria Penilaian Peringkat ROA.......................................................... 24

Tabel 6. Kriteria Penilaian Peringkat ROE .......................................................... 25

Tabel 7. Kriteria Penilaian Peringkat NOM ......................................................... 26

Tabel 8. Kriteria Penilaian Peringkat CAR .......................................................... 27

Tabel 9. Kriteria Penetapan Peringkat GCG (self assessment) ............................ 32

Tabel 10. BUS dengan total aset terbesar pada tahun 2018 ................................. 52

Tabel 11. Instrumen Penelitian ............................................................................. 56

Tabel 12. Rasio Kinerja PT Bank BRI Syariah Tbk Sebelum dan Sesudah IPO.. 65

Tabel 13. Komparasi Statistik Deskriptif Rasio Kinerja PT Bank BRISyariah Tbk

Sebelum dan Sesudah IPO .................................................................................... 69

Tabel 14. Uji Normalitas Shapiro-Wilk ................................................................ 72

Tabel 15. Wilcoxon Signed Rank Test ................................................................. 74

Tabel 16. Test Statistics ........................................................................................ 75

Tabel 17. Laporan Pelaksanaan GCG PT Bank BRISyariah Tbk periode 2017 -

2018 ....................................................................................................................... 78

Page 15: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

xv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Pangsa Aset Lembaga Keuangan Syariah (Di Luar Sukuk Negara dan

Kapitalisasi Saham Syariah) ................................................................................... 1

Grafik 2. Perkembangan Total Aset BUS dan UUS periode 2014-2017 ............... 3

Grafik 3. Rasio Keuangan BUS Indonesia Periode 2016 – 2018 ........................... 9

Grafik 4. Tingkat NPF Desember 2014-Desember 2017 ...................................... 22

Grafik 5. Perkembangan Total Asset PT BRISyariah 2017 – 2019 ...................... 64

Page 16: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Siklus Periode Metode: CAMEL – CAMELS – RGEC ...................... 5

Gambar 2. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 43

Page 17: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Rasio Keuangan PT Bank BRISyariah Tbk Triwulan II 2017 –

Triwulan I 2019 ..................................................................................................... 97

Lampiran 2: Tabel Perhitungan Rasio Keuangan PT Bank BRISyariah Tbk

Triwulan II 2017 – Triwulan I 2019 ..................................................................... 97

Lampiran 3: Output Hasil Pengujian data dengan SPSS 20 ............................... 100

Page 18: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank syariah merupakan bank yang beroperasi dengan tidak

mengandalkan pada bunga, bank yang kegiatan utamanya memberikan

pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran dengan

berdasarkan pada prinsip syariah. Menurut UU No. 21 tahun 2008, bank

syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip

syariah atau prinsip hukum Islam yang diatur oleh fatwa MUI. Lembaga

Keuangan Syariah (LKS) di Indonesia terus berkembang, salah satunya adalah

lembaga perbankan syariah yang mendominasi lembaga keuangan di

Indonesia. Berikut di bawah ini adalah persentase pangsa aset lembaga

keuangan syariah di Indonesia (di luar sukuk negara dan kapitalisasi saham

syariah).

Grafik 1.

Persentase Pangsa Aset Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia (Di Luar

Sukuk Negara dan Kapitalisasi Saham Syariah)

Sumber: Snapshot Perbankan Syariah Indonesia 2019, OJK (data diolah)

Pada grafik 1. sektor perbankan syariah menguasai pangsa aset

lembaga keuangan syariah sebesar 76%, kemudian disusul oleh sektor sukuk

Page 19: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

2

korporasi yaitu sebesar 9%. Pangsa aset terkecil terletak pada lembaga

pembiayaan syariah, yaitu sebesar 4%. Besarnya persentase pangsa aset

perbankan syariah pada lembaga keuangan syariah di Indonesia

menggambarkan bahwa industri perbankan syariah memang mendominasi

keuangan syariah nasional. Menurut jenisnya bank syariah terdiri dari Bank

Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah (BPRS). Berdasarkan Statistik Perbankan Syariah (SPS) yang

diterbitkan oleh OJK di Indonesia ada sebanyak 14 BUS, 20 UUS, dan 165

BPRS.

Perkembangan bank syariah juga dapat dilihat melalui kontribusi bank

syariah yang mulai mendaftar sebagai emiten di dalam Bursa Efek Indonesia

(BEI). Jika dilihat dari jumlah perbankan syariah yang mencatatkan sahamnya

pada BEI masih sangat minim, yaitu sampai saat ini baru ada tiga bank syariah

yang mencatatkan sahamnya di BEI, di antaranya PT Bank Panin Dubai

Syariah Tbk yang tercatat di BEI pada tanggal 15 Januari 2014 dengan kode

efek PNBS melepas sekitar 4,75 juta saham seharga Rp100 per saham,

kemudian disusul oleh PT Bank BTPN Syariah Tbk yang tercatat di BEI pada

tanggal 8 Mei 2018 dengan kode efek BTPS melepas 770 juta lembar saham

seharga Rp975 per saham, dan kemudian diikuti oleh PT Bank BRISyariah

Tbk yang tercatat di BEI pada tanggal 9 Mei 2018 dengan kode efek BRIS

melepas 2,62 miliar lembar saham seharga Rp510 per saham.

Dengan adanya bank syariah yang melakukan Initial Public Offering

(IPO), menunjukkan bahwa industri perbankan syariah nasional terus

berkembang dan bahwa sektor perbankan masih mendominasi keuangan di

Indonesia. Berikut data perkembangan total aset Bank Umum Syariah (BUS)

dan Unit Usaha Syariah (UUS) periode 2014 – 2018 di Indonesia.

Page 20: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

3

Grafik 2. Perkembangan Total Aset BUS dan UUS periode 2014-2018

(dalam miliar rupiah)

Sumber: Statistik Perbankan Syariah (SPS) OJK (data diolah)

Grafik 2. menunjukkan perkembangan total aset Bank Umum Syariah

(BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) yang terdaftar di Otoritas Jasa

Keuangan. Grafik menunjukkan bahwa total aset BUS dan UUS selama lima

tahun terakhir selalu mengalami peningkatan. Peningkatan tertinggi terjadi

pada tahun 2017 yaitu sebesar Rp67.677 Miliar. Hal ini menunjukkan bahwa

perbankan syariah memiliki perkembangan yang baik di Indonesia dilihat dari

tota aset yang dimilikinya. Setelah melihat data perkembangan total aset Bank

Umum Syariah (BUS) yang membaik, dapat kita ketahui bahwa kinerja dari

BUS semakin membaik. Namun, masih belum bisa dipastikan jika kinerja

perbankan akan semakin membaik sesudah melakukan Initial Public Offering

(IPO). Dalam situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) dikemukakan bahwa

terdapat banyak keuntungan bagi perusahaan untuk melakukan penawaran

umum atau Initial Public Offering (IPO) atau biasa disebut dengan go public,

di antaranya adalah:

1. Membuka akses perusahaan terhadap sarana pendanaan jangka panjang.

Alasan ini merupakan pertimbangan paling utama bagi perusahaan untuk

melakukan go public dan menjadi perusahaan publik. Go public akan

meningkatkan nilai ekuitas perusahaan sehingga perusahaan memiliki

struktur permodalan yang optimal.

Page 21: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

4

2. Meningkatkan nilai perusahaan (Company Value). Setiap saat publik dapat

memperoleh data pergerakan nilai perusahaan. Setiap peningkatan kinerja

operasional dan kinerja keuangan umumnya akan mempunyai dampak

terhadap harga saham di bursa, yang pada akhirnya akan meningkatkan

nilai perusahaan secara keseluruhan.

3. Meningkatkan image perusahaan. Publikasi perusahaan akan

meningkatkan image perusahaan serta meningkatkan pengenalan produk-

produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Hal ini menciptakan peluang

baru dalam bisnis perusahaan.

4. Menumbuhkan loyalitas karyawan perusahaan. Dengan melibatkan

karyawan dalam proses pertumbuhan perusahaan, diharapkan dapat

menimbulkan rasa memiliki, yang pada akhirnya dapat meningkatkan

profesionalisme dan kinerja karyawan.

5. Kemampuan untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Dengan

menjadi perusahaan publik, setiap pihak dalam keluarga dapat memiliki

saham perusahaan dalam porsinya masing-masing dan sewaktu-waktu

dapat melakukan penjualan atau pembelian melalui Bursa Efek Indonesia.

Banyaknya keuntungan yang dipaparkan, menunjukkan bahwa kinerja

dari suatu perusahaan yang telah melakukan IPO tersebut menjadi lebih baik

lagi dibandingkan dengan sebelum melakukan IPO. Selain itu, Tandelilin

(2010: 27) juga menyatakan hal yang sejalan, bahwa investasi sebagai

komitmen atas sejumlah dana atau lainnya, yang tujuannya adalah untuk

memperoleh keuntungan di masa depan, diharapkan investasi yang memicu

perusahaan untuk melakukan IPO tersebut memberikan peluang jangka

panjang kepada perusahaan seperti peningkatan kinerja, peningkatan modal,

laba, kinerja keuangan dan kualitas dari perusahaan tersebut. Tentunya,

kinerja dari suatu bank yang telah melakukan IPO dapat menarik minat dari

para calon pemegang saham serta menjaga loyalitas dan kepercayaan dari para

pemegang saham maupun masyarakat. Atas dasar hal itu, maka bank tersebut

harus menjaga kinerja serta kesehatan dari bank agar tetap prima.

Page 22: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

5

Berikut ini merupakan aturan-aturan yang harus diikuti oleh

Bank Syariah dalam pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)

berlandaskan Peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009 :

a) Bank wajib melaksanakan GCG dalam setiap kegiatan usahanya

pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi;

b) Pelaksanaan GCG bagi BUS paling kurang harus diwujudkan

dalam:

(1) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan

Direksi;

(2) Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite dan fungsi

yang menjalankan pengendalian intern BUS;

(3) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas

Syariah;

(4) Penerapan fungsi kepatuhan , audit intern dan audit ekstern;

(5) Batas maksimum penyaluran dana; dan

(6) Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan BUS.

c) Pelaksanaan GCG bagi UUS paling kurang harus diwujudkan

dalam:

(1) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direktur UUS;

(2) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas

Syariah;

(3) Penyaluran dana kepada nasabah pembiayaan inti dan

penyimpanan dana oleh deposan inti; dan

(4) Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan UUS.

d) Laporan pelaksanaan GCG bagi BUS disampaikan paling lambat 3

(tiga) bulan setelah tahun buku berakhir, dan paling kurang

meliputi:

(1) Kesimpulan umum dari hasil penilaian self assestment atas

pelaksanaan GCG BUS;

(2) Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris, hubungan

keuangan dan hubungan keluarga anggota Dewan Komisaris

dengan anggota Dewan Komisaris lain, anggota Direksim dan

Page 23: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

6

atau pemegang saham pengendali BUS serta jabatan rangkap

pada perusahaan atau lembaga lain;

(3) Kepemilikan saham anggota Direksi serta hubungan keuangan

dan hubungan keluarga anggota Direksi dengan anggota Dewan

Komisaris, anggota Direksi lain, dan/atau pemegang saham

pengendali BUS;

(4) Rangkap jabatan sebagai anggota DPS pada lembaga keuangan

syariah lainnya;

(5) Daftar konsultan, penasihat atau yang dipersamakan dengan itu

yang digunakan oleh BUS;

(6) Kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan Komisaris,

Direksi, dan DPS;

(7) Rasio gaji tertinggi dan gaji terendah;

(8) Frekuensi rapat Dewan Komisaris;

(9) Frekuensi rapat DPS;

(10) Jumlah penyimpangan yang terjadi dan upaya penyelesaian

oleh BUS;

(11) Jumlah permasalahan hukum perdata maupun pidana dan

upaya penyelesaian oleh BUS;

(12) Transaksi yang mengandung benturan kepentingan;

(13) Buy back shares dan/atau buy back obligasi BUS;

(14) Penyaluran dana untuk kegiatan sosial baik jumlah maupun

pihak penerima dana; dan

(15) Pendapat non halal dan penggunaannya.

e) Laporan pelaksanaan GCG bagi UUS, paling kurang meliputi:

(1) Kesimpulan umum dari hasil penilaian self assestment atas

pelaksanaan GCG UUS;

(2) Rangkap jabatan sebagai anggota DPS pada lembaga keuangan

syariah lainnya;

(3) Daftar konsultan, penasihat atau yang dipersamakan dengan itu

yang digunakan oleh UUS;

Page 24: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

7

(4) Kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan Komisaris,

Direksi, dan DPS;

(5) Frekuensi rapat DPS;

(6) Jumlah penyimpangan yang terjadi dan upaya penyelesaian

oleh UUS;

(7) Jumlah permasalahan hukum perdata maupun pidana dan upaya

penyelesaian oleh UUS;

(8) Penyaluran dana untuk kegiatan sosial baik jumlah maupun

pihak penerima dana; dan

(9) Pendapat non halal dan penggunaannya.

f) Laporan pelaksanaan GCG BUS disampaikan kepada DPbS atau

KBI setempat dengan tembusan kepada DPbs paling lambat 3

(tiga) bulan setelah tahun buku berakhir. Sementara, laporan

pelaksanaan GCG UUS yang merupakan bagian tidak terpisahkan

dari laporan GCG Bank Umum Konvensional (BUK) disampaikan

dalam bab tersendiri pada periode waktu sebagaimana ketentuan

GCG yang berlaku bagi bank umum dan selanjutnya disampaikan

kepada DPbS dan/atau KBI setempat yang melakukan pengawasan

terhadap BUK dimaksudkan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah

tahun buku berakhir.

g) Adanya ketentuan peralihan atas laporan pelaksanaan GCG BUS

untuk posisi laporan akhir Desember 2009 yang tetap mengacu

pada PBI No.8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang

pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum

sebagaimana diubah dengan PBI No.8/14/PBI/2006 tanggal 5

Oktober 2006 tentang perubahan atas PBI No.8/4/PBI/2006 tentang

pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum.

h) Dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia ini maka PBI

No.8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan

Good Corporate Governance bagi Bank Umum beserta ketentuan

perubahannya dinyatakan tidak berlaku bagi BUS.

Page 25: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

8

Kinerja dari suatu bank merupakan hal yang teramat penting, karena

kinerja dari suatu bank merupakan gambaran prestasi yang dicapai oleh bank

dalam operasionalnya. Kinerja keuangan dari suatu bank adalah gambaran

mengenai kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu yang

menunjukkan sesuatu yang berkaitan dengan kelemahan dan kekuatan dari

suatu perusahaan. Kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan

mengevaluasi laporan keuangan. Hal ini dijadikan sebagai gambaran untuk

posisi keuangan dan kinerja di masa depan yang dapat menarik perhatian dari

masyarakat dan investor. Apabila suatu sistem perbankan dalam keadaan tidak

sehat, hal tersebut akan mengakibatkan lalu lintas pembayaran yang dilakukan

oleh sistem bank syariah tidak lancar dan efisien. Selain itu, hal tersebut juga

dapat menghambat efektifitas kebijakan moneter.

Telah dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008

Tentang Perbankan Syariah, bahwa Bank Syariah dan UUS wajib memelihara

tingkat kesehatan yang meliputi sekurang-kurangnya mengenai kecukupan

modal, kualitas aset, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas manajemen

yang menggambarkan kapabilitas dalam aspek keuangan, kepatuhan terhadap

prinsip syariah dan prinsip manajemen Islami, serta aspek lainnya yang

berhubungan dengan usaha Bank Syariah dan UUS. Sesuai dengan yang

tertera dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 Tentang

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum pasal 6, bank wajib melakukan

penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan risiko

(Risk-Based Bank Rating) atau yang dikenal juga dengan sebutan RGEC (Risk

profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital). Berikut di bawah

ini merupakan siklus perubahan dari pendekatan CAMEL menjadi RGEC.

Gambar 1. Siklus Periode Metode: CAMEL – CAMELS - RGEC

Paket Februari

(1991)

CAMEL

(1991)

PBI No.6/10/PBI/2004

CAMELS

(2004)

PBI No.13/1/PBI/2011

SE BI No.13/24/DPNP

RGEC

(2011 – sekarang)

Page 26: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

9

Berdasarkan gambar 1. pada tahun 1991 analisis CAMEL (Capital,

Asset quality, Management, Earning, Liquidity) digunakan untuk menganalisis

dan mengevaluasi kinerja keuangan bank umum di Indonesia, diperkenalkan

dengan dikeluarkannya Paket Februari. Kemudian pada tahun 2004 analisis

CAMEL berkembang menjadi CAMELS (Capital, Asset quality,

Management, Earning, Liquidity, Sensitivity to market risk). Analisis

CAMELS diatur dalam PBI No.6/10/PBI/2004 perihal sistem penilaian

Tingkat Kesehatan Bank Umum dan PBI No.9/1/PBI/2007 tentang Sistem

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah.

Setelah itu, pada tahun 2011 dikeluarkan PBI No.13/1/PBI/2011 dan SE BI

No.13/24/DPNP yang berlaku sejak tahun 2012 menggantikan metode

CAMELS dengan metode RGEC. Berikut di bawah ini merupakan

perkembangan rasio kinerja keuangan BUS periode 2016 – 2018 di Indonesia.

Grafik 3. Rasio Keuangan BUS Indonesia Periode 2016 – 2018

Sumber: Statistik Perbankan Syariah OJK

Pada grafik 3. menunjukkan bahwa ROA meningkat tiap tahunnya,

semakin besar ROA menunjukkan semakin besar pula tingkat keuntungan

yang diperoleh dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi

penggunaan aset. NPF menurun tiap tahunnya, hal ini menunjukkan bahwa

pembiayaan bermasalah yang dialami oleh BUS membaik atau bisa dikatakan

pembiayaan bermasalahnya berkurang, maka berarti BUS mampu menjaga

kualitas kinerja keuangannya. FDR menurun, hal ini menunjukkan bahwa

Page 27: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

10

pembiayaan yang disalurkan BUS belum optimal, maka BUS harus lebih aktif

lagi mendorong pembiayaan dibanding menghimpun Dana Pihak Ketiga

(DPK). BOPO menurun, hal ini menunjukkan bahwa kinerja dari BUS kini

semakin efisien dari sisi biaya operasional perbankan. NOM meningkat, hal

ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pendapatan bank atas aktiva produktif

yang dimiliki. Dan CAR meningkat, hal ini menunjukkan bahwa bank

semakin mampu untuk menanggung risiko dari adanya berbagai kredit yang

mungkin beresiko.

Namun, ada fenomena yang terjadi di lapangan yang bertolak belakang

dengan yang telah dipaparkan di atas, bahwa kinerja keuangan mengalami

penurunan sesudah perusahaan melakukan IPO. Penelitian yang dilakukan

oleh Wirajunayasa dan Putri (2017) tentang “Analisis Kinerja Keuangan

Perusahaan Sebelum dan Sesudah Initial Public Offerings” dengan melakukan

penelitian pada 61 perusahaan yang telah melakukan Initial Public Offerings

(IPO), menunjukkan bahwa kinerja keuangan pada rasio Net Profit Margin

(NPM) mengalami penurunan dilihat dari nilai rata-rata sebelum melakukan

IPO. Hal serupa juga terjadi pada penelitian yang dilakukan oleh Dintha IZFS

dan Supriatna (2019) tentang “Pengaruh IPO Terhadap Kinerja Perusahaan”

dengan melakukan penelitian pada 13 bank yang telah melakukan IPO pada

tahun 2014, menunjukkan bahwa adanya penurunan di segi likuiditas dan

aktivitas.

Selain itu, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun

2019 ada sebanyak 262 saham yang melemah dari 655 saham yang

diperdagangkan dalam di BEI. Berikut ini data penurunan saham pada 10

perusahaan dengan saham terendah:

Tabel 1. 10 Penurunan Saham Terbesar Pada Tahun 2019

Saham Harga Saham

Sebelumnya

Harga Penutupan

03 Oktober 2019

Perubahan

(Persen)

BAPI 74 50 -32,43

(24 poin)

KRAH 1.250 945 -24,40

(305 poin)

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 28: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

11

Lanjutan tabel 1.

Saham Harga Saham

Sebelumnya

Harga Penutupan 03

Oktober 2019

Perubahan

(Persen)

KARW 92 81 -11,96

(11 poin)

JSKY 550 496 -9,82

(54 poin)

EMTK 5.750 5.200 -9,57

(550 poin)

FILM 272 246 -9,56

(26 poin)

SKRN 585 530 -9,40

(55 poin)

PAMG 139 126 -9,35

(13 poin)

PKPK 97 88 -9,28

(9 poin)

TCPI 6.950 6.325 -8,99

(625 poin)

Sumber: Bursa Efek Indonesia (data diolah).

Harga saham BAPI menjadi saham yang terendah dalam deretan

tersebut. BAPI tercatat sebagai emiten baru dalam BEI, namun kemudian pada

tanggal 27 September 2019 dikeluarkan pengumuman UMA (Unusual Market

Activity) yang menyatakan bahwa telah terjadi penurunan harga saham BAPI.

Pada awal Oktober 2019 BAPI mengalami penurunan drastis sampai 32,43%

pada level Rp50 per saham.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti

tertarik untuk mencoba meneliti lebih lanjut penelitian dalam bentuk skripsi,

dengan judul “Komparasi Kinerja Perbankan Syariah Sebelum dan

Sesudah IPO menggunakan metode RGEC (Studi Pada PT BRISyariah

Tbk)”

B. Identifikasi Masalah

1. Menurut BEI, kinerja bank menjadi lebih baik setelah Initial Public

Offering (IPO), namun hal ini bertolak belakang dengan fenomena yang

terjadi di lapangan.

2. Minimnya jumlah Bank Syariah yang melakukan Initial Public Offering

(IPO) membuat IPO pada Bank Syariah perlu untuk dikaji lebih dalam.

Page 29: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

12

C. Batasan Masalah

1. Penelitian ini fokus pada Bank Umum Syariah (BUS) yang telah

melakukan IPO dengan total aset terbesar pada triwulan 1 tahun 2019,

yaitu PT BRISyariah Tbk.

2. Sesuai PBI No.13/1/PBI/2011 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Umum pasal 6, penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan dengan

menggunakan pendekatan RBBR atau yang dikenal juga dengan sebutan

RGEC.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kinerja PT BRISyariah Tbk sebelum dan sesudah melakukan

Initial Public Offering (IPO) jika menggunakan metode RGEC pada rasio

NPF, FDR, ROA, ROE, NOM, GCG dan KPMM?

2. Apakah terdapat perbedaan pada kinerja PT BRISyariah Tbk sebelum dan

sesudah melakukan Initial Public Offering (IPO) jika menggunakan

metode RGEC pada rasio NPF, FDR, ROA, ROE, NOM, GCG, dan

KPMM?

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui kinerja PT BRISyariah Tbk sebelum dan sesudah

melakukan Initial Public Offering (IPO) jika menggunakan metode

RGEC pada rasio NPF, FDR, ROA, ROE, NOM, GCG dan KPMM.

b. Untuk mengetahui adanya perbedaan pada kinerja PT BRISyariah Tbk

sebelum dan sesudah melakukan Initial Public Offering (IPO) jika

menggunakan metode RGEC pada rasio NPF, FDR, ROA, ROE,

NOM, GCG dan KPMM.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi perbankan syariah di Indonesia, penelitian ini digunakan untuk

menjelaskan bahwa terdapat perbedaan kinerja pada perbankan syariah

sebelum dan sesudah Initial Public Offering (IPO), sehingga menjadi

bahan pertimbangan bagi perbankan syariah di Indonesia yang akan

melakukan IPO.

Page 30: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

13

b. Bagi pihak akademis, penelitian ini digunakan untuk menunjukkan

kepada peneliti selanjutnya mengenai perbedaan kinerja perbankan

syariah sebelum dan sesudah Initial Public Offering (IPO).

c. Bagi masyarakat, penelitian ini digunakan untuk menambah ilmu

pengetahuan mengenai kinerja perbankan syariah dan sebagai bahan

pertimbangan masyarakat yang tertarik untuk berinvestasi pada

perbankan syariah.

F. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Terdapat perbedaan kinerja pada perbankan sebelum dan sesudah

melakukan Initial Public Offering (IPO) atau yang dapat disebut pula dengan

go public, hal ini terbukti dengan adanya beberapa penelitian yang sudah

dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian ini dilaksanakan guna melihat

apakah terdapat perbedaan kinerja pada perbankan syariah sebelum dan

sesudah IPO dengan tahun yang diperbarukan. Maka, guna mendukung materi

dalam penelitian ini, peneliti telah meringkas beberapa penelitian terdahulu

yang menjadi acuan dalam membuat penelitian terkait, beberapa di antaranya

adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul

Penelitian

Persamaan Perbedaan

Metode Hasil Metode Hasil

1. Wirajuna

yasa dan

Putri

(2017)

Analisis

Kinerja

Keuangan

Perusahaa

n Sebelum

Dan

Sesudah

Initial

Public

Offerings

Wilcox

on

signed

rank

test

Terdapat

Perbedaan

berupa

penurunan

nilai rasio

kinerja

keuangan

perusahaa

n pada

rasio ROA

Tidak

terdapat

perbedaan

pada rasio

Net Profit

Margin

(NPM)

namun

mengalami

penurunan

dilihat dari

nilai rata-

rata

sebelum

melakukan

IPO.

2. IZFS,

Dintha

dan

Pengaruh

IPO

Terhadap

Wilcox

on

signed

Hasil dari

wilcoxon

signed

Tes

Manov

a

Hasil dari

wilcoxon

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 31: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

14

Lanjutan Tabel 2.

No Peneliti Judul

Penelitian

Persamaan Perbedaan

Metode Hasil Metode Hasil

Supriatn

a (2019)

Kinerja

Perusahaa

n

rank

test

rank test

menunjuk

kan bahwa

rasio

likuiditas

memiliki

perbedaan

pada saat

sebelum

dan

sesudah

IPO.

signed rank

test

menunjukka

n bahwa

rasio

solvabilitas

memiliki

perbedaan

pada saat

sebelum

dan sesudah

IPO.

Sementara

hasil

Manova

menunjukka

n bahwa

tidak

terdapat

perbedaan

yang berarti

saat

sebelum

dan sesudah

IPO

3. Munisi

(2017)

Financial

Performan

ce of

Initial

Public

Offerings:

Companie

s listed on

Dar es

Salaam

Stock

Exchange

Terdapat

perbedaan

terhadap

rasio ROA

dan rasio

ROE

namun

tidak

signifikan

two

sample

t-test

Terdapat

perbedaan

yang tidak

signifikan

terhadap

rasio ROCE

namun

terdapat

perbedaan

yang

signifikan

terhadap

rasio SA

4. Umiyati,

Faly

(2015)

Pengukura

n Kinerja

Bank

Syariah

Dengan

Metode

Wilcox

on Test

Tidak

terdapat

perbedaan

yang

signifikan

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 32: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

15

Lanjutan Tabel 2.

No Peneliti Judul

Penelitian

Persamaan Perbedaan

Metode Hasil Metode Hasil

RGEC terhadap

faktor risk

profile,

earning,

dan GCG.

Namun

terdapat

perbedaan

yang

signifikan

terhadap

faktor

capital.

5. Scribano,

Fransesc

a (2015)

Ownership

Pre- and

Post-

IPOs and

Operating

Performan

ce of

Italian

Firms

ANOV

A

Struktur

kepemilikan

berpengaruh

secara

positif

terhadap

kinerja

sebelum

IPO tapi

tidak

setelah IPO.

6. Pastusiak

,

Miszczy

nska, dan

Krzecze

wski

(2015)

Does

Public

Offering

Improve

Companys

Financial

Performan

ce? The

Example

Of Poland

ROA dan

ROE

perusahaa

n yang

belum IPO

lebih baik

dibanding

kan ROA

dan ROE

perusahaa

n yang

telah IPO.

Uji Non

Parame

trik

Mann-

Whitne

y U test

7. Siahaan

dan

Gandaku

suma

(2013)

Analisis

Kinerja

Keuangan

Bank

Sebelum

dan

Tidak

semua

rasio

kinerja

keuangan

pada bank

Paired

Sample

T-Test

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 33: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

16

Lanjutan Tabel 2.

No Peneliti Judul

Penelitian

Persamaan Perbedaan

Metode Hasil Metode Hasil

8. Soelton,

dkk

(2019)

Setelah

Initial

Public

Offering

(IPO)

Dengan

Pendekata

n Rasio

Camel

Analysis

of Capital

Adequacy

Ratio,

Operation

al Costs of

Operation

al Income,

Net

Interest

Margin,

and Non-

Performin

g Loan

Towards

Loan to

Deposit

Ratio in

Go Public

Conventio

nal Banks,

2012 –

2017

Periods

menunjuk

kan

perbedaan

yang

signifikan

setelah

IPO.

Analisi

s

Regresi

bergand

a

CAR

berpengaruh

secara

signifikan

terhadap

LDR,

BOPO dan

NIM

berpengaruh

secara

positif

signifikan

terhadap

LDR, NPL

berpengaruh

secara

positif

signifikan

terhadap

CAR dan

CAR,

BOPO,

NIM, NPL

bersama-

sama

berpengaruh

secara

simultan

terhadap

LDR.

Berdasarkan penelitian terdahulu pada tabel 2, penelitian yang

dilakukan oleh Putu Agus Agung Wirajunayasa dan IG.A.M. Asri Dwija Putri

(2017) tentang “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah

Initial Public Offerings” dengan melakukan penelitian pada perusahaan yang

telah melakukan Initial Public Offerings (IPO), menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan berupa penurunan nilai rasio kinerja keuangan perusahaan pada

rasio ROA dan tidak terdapat perbedaan pada rasio Net Profit Margin (NPM)

namun mengalami penurunan dilihat dari nilai rata-rata sebelum melakukan

Page 34: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

17

IPO. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratu

Dintha IZFS dan Nono Supriatna (2019) tentang “Pengaruh IPO Terhadap

Kinerja Perusahaan” dengan melakukan penelitian pada bank yang telah

melakukan IPO, menunjukkan bahwa adanya penurunan di segi likuiditas dan

aktivitas. Namun berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh

Gibson Hosea Munisi (2017) dengan judul “Financial Performance of Initial

Public Offerings: Companies listed on Dar es Salaam Stock Exchange”

dengan melakukan penelitian pada perusahaan sebelum dan sesudah

melakukan IPO yang tercatat di Dar es Salaam Stock Exchange. Hasil

penelitian ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan kinerja sebelum dan

sesudah IPO, di mana terdapat peningkatan nilai rasio ROA, ROE, ROCE

namun tidak signifikan, dan terdapat peningkatan yang signifikan pada rasio

penjualan aset (Sales to Assets Ratio).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Umiyati dan Faly (2015)

dengan judul “Pengukuran Kinerja Bank Syariah dengan Metode RGEC”

menyatakan bahwa dari sampel perusahaan yang telah melakukan IPO

menunjukkan bahwa Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada faktor

risk profile sebelum dan sesudah IPO, Perbedaan pada faktor GCG tidak

berpengaruh besar karena perbedaannya sangat kecil, tidak terdapat perbedaan

yang signifikan pada faktor earnings sebelum dan sesudah IPO, terdapat

perbedaan yang signifikan pada faktor capital sebelum dan sesudah IPO.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Francesca Scribano (2015)

dengan judul “Ownership Pre- and Post- IPOs and Operating Performance of

Italian Firms” menyatakan bahwa dari sampel perusahaan yang telah

melakukan IPO, menunjukkan bahwa struktur kepemilikan bepengaruh positif

terhadap kinerja operasi sebelum melakukan IPO, namun tidak demikian

ketika sesudah melakukan IPO.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Radoslaw Pastusiak,

Katarzyna Miszcznska dan Bartlomiej Krzeczewski (2015) dengan judul

“Does Public Offering Improve Companys Financial Performance? The

Example of Poland” menyatakan bahwa kinerja perusahaan Poland yang

Page 35: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

18

belum melakukan IPO lebih baik dibanding dengan kinerja perusahaan Poland

yang telah tercatat pada Warsaw Stock Exchange.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Siahaan dan

Gandakusuma (2013) dengan judul, “Analisis Kinerja Keuangan Bank

Sebelum dan Setelah Initial Public Offering (IPO) dengan Pendekatan Rasio

CAMEL Periode Go Public 2007 – 2010” menyatakan bahwa tidak semua

rasio-rasio CAMEL pada bank menunjukkan perbedaan yang signifikan

setelah IPO. Terjadi perubahan pada beberapa rasio, tetapi tidak serentak pada

seluruh rasio CAMEL.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Soelton M, dkk. (2019)

dengan judul, “Analysis of Capital Adequacy Ratio, Operational Costs of

Operational Income, Net Interest Margin, and Non-Performing Loan Towards

Loan to Deposit Ratio in Go Public Conventional Banks, 2012 – 2017

Periods” dengan melakukan penelitian pada bank konvensional yang tercatat

dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2017, menggunakan metode

regresi berganda. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa CAR berdampak

negatif dan signifikan pada LDR, BOPO berdampak positif dan signifikan

terhadap LDR, NIM berdampak positif dan signifikan terhadap LDR, dan

NPL berdampak positif dan signifikan terhadap FDR.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan skripsi ini, supaya pembaca memahami dan

mengetahui gambaran seluruh skripsi, penulis menjabarkan bentuk sistematika

skripsi. Tujuannya adalah untuk mengetahui kaitan-kaitan yang ada di dalam

pembahasan yang berhubungan dengan pokok permasalahan. Sistematika

penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah,

identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian dan manfaat penelitian, tinjauan penelitian terdahulu,

dan sistematika penulisan.

Page 36: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas teori-teori yang berhubungan dengan pokok

pembahasan yang berisikan tentang teori terkait perbankan syariah,

kinerja bank syariah, metode RGEC, Initial Public Offering (IPO).

Serta kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi mengenai populasi dan sampel, tempat dan waktu

penelitian, sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan

data, dan teknik pengolahan data.

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai sekilas tentang gambaran umum

objek penelitian, temuan hasil penelitian dan pembahasan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini mencakup kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang

telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya serta implikasi yang

dapat penulis sampaikan dalam penulisan skripsi ini.

Page 37: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Terkait Variabel Penelitian

1. Kinerja Bank Syariah

Perbankan syariah adalah sebuah organisasi, tentunya manajemen

akan selalu berusaha untuk memperlihatkan kinerja ekonomi dengan

mengupayakan peningkatan pencapaian laba dari tahun ke tahun. Kinerja

ekonomi yang dilakukan ditujukan untuk memuaskan pihak manajemen

pusat berupa laba (profit) untuk kepuasan pemegang saham dan kepuasan

regulator, sedangkan untuk para kreditur berupa bagi hasil yang

menguntungkan karena menyadari keberadaannya sebagai tempat

penitipan dana yang dipercayakan untuk mengelolanya (Niswatin, 2017:

107-108).

Menurut Fahmi (2012: 2) kinerja perusahaan merupakan suatu

gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis

dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai

baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan

prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber

daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan.

Dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan adalah analisis dan

evaluasi dari suatu kondisi keuangan suatu perusahaan yang dapat dilihat

dari alat-alat analisis keuangan seperti yang ada di dalam laporan

keuangan, hasil dari analisis dan evaluasi dari laporan keuangan

perusahaan tersebut dapat mencerminkan tingkat kesehatan serta prestasi

dari kinerja perusahaan tersebut dalam periode tertentu.

Menurut Munawir (2012:31) ada pula tujuan dari dilakukannya

pengukuran kinerja keuangan perusahaan tersebut adalah :

a. Mengetahui tingkat likuiditas. Likuiditas menunjukkan kemampuan

suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus

segera diselesaikan pada saat ditagih;

b. Mengetahui tingkat solvabilitas. Solvabilitas menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya

Page 38: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

21

apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek

maupun jangka panjang;

c. Mengetahui tingkat rentabilitas. Rentabilitas atau yang sering disebut

dengan profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba selama periode tertentu;

d. Mengetahui tingkat stabilitas. Stabilitas menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur

dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar

hutang-hutangnya serta membayar beban bunga atas hutang-hutangnya

tepat pada waktunya.

Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa untuk menganalisis

dan mengevaluasi kinerja keuangan dari suatu perusahaan atau bank dapat

dilihat dari laporan keuangan dari perusahaan tersebut. Laporan keuangan

perusahaan tersebut dapat diukur dengan menggunakan alat ukur berupa

rasio keuangan yang ada di dalam laporan keuangan tersebut. Rasio

keuangan adalah rasio yang digunakan untuk membandingkan angka-

angka yang ada di dalam laporan keuangan dengan cara membagi suatu

angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu

komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar

komponen yang ada di antara laporan keuangan, kemudian angka yang

diperbandingkan dapat berubah angka-angka dalam satu periode maupun

beberapa periode (Kasmir, 2010: 104).

Berikut di bawah ini adalah rasio keuangan yang dapat dipakai

untuk mengukur kinerja dari bank:

1) Non Performing Financing (NPF)

Non Performing Financing (NPF) menunjukan seberapa besar

kolektabilitas bank dalam mengumpulkan kembali pembiayaan yang

telah disalurkan oleh bank tersebut. Jika pembiayaan bermasalah telah

melampaui batas, maka akan menjadi masalah serius yang akan

mengganggu profitabilitas bank syariah dan berujung pada berhentinya

operasional dari bank tersebut. Bank Indonesia menetapkan NPF Gross

sebesar 5% sebagai angka toleransi bagi kesehatan suatu bank.

Page 39: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

22

Menurut Rahmat (2012: 31) semakin rendah NPF maka semakin baik

kinerja bank, bank akan mengalami keuntungan, dan sebaliknya

semakin tinggi NPF maka semakin buruk kinerja bank tersebut, yang

berarti bank akan mengalami kerugian karena tingkat pengembalian

kredit macet. Berikut ini merupakan rumus untuk menghitung NPF:

Menurut Bank Indonesia, apabila rasio NPF berada di atas 5%

maka dapat mengganggu kesehatan bank. Di bawah ini merupakan

Statistik rasio Non-Performing Financing (NPF) pada Bank Umum

Syariah (BUS) Desember tahun 2014 s/d Desember 2018.

Grafik 4. Tingkat NPF 2014 – 2018

Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia 2014-2018

Data statistik yang tercantum dalam grafik di atas menunjukkan

bahwa terjadinya fluktuasi Non-Performing Financing (NPF). Pada

tahun 2014 sampai dengan tahun 2016, Non-Performing Financing

(NPF) mengalami penurunan, kemudian pada tahun 2016 sampai

dengan tahun 2018 Non-Performing Financing (NPF) mengalami

peningkatan. Tingkat Non-Performing Financing (NPF) terendah

terjadi pada tahun 2018 yaitu sebesar 3.26%. Terjadinya penurunan

rasio pembiayaan bermasalah ini dikarenakan adanya pertumbuhan

pembiayaan bank syariah dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Pada

semester pertama tahun 2017 merupakan kenaikan pembiayaan

tertinggi mencapai 19,3% secara yoy, saat itu pembiayaan meningkat

Page 40: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

23

dari Rp222, 2 triliun pada 6 bulan pertama tahun 2016 menjadi

Rp256,3 triliun. Semakin tinggi tingkat rasio Non-Performing

Financing (NPF) suatu bank maka menunjukkan semakin rendahnya

kemampuan bank dalam mengumpulkan kembali pembiayaan yang

dikeluarkannya dan mengakibatkan menurunnya tingkat kesehatan

dalam suatu bank tersebut.

Berikut ini kriteria penilaian peringkat Non Performing

Financing (NPF) menurut Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia

(2012):

Tabel 3. Kriteria Penilaian Peringkat NPF

Peringkat 1 : NPF < 2% Sangat Sehat

Peringkat 2 : 2% NPF < 5% Sehat

Peringkat 3 : 5% NPF < 8% Cukup Sehat

Peringkat 4 : 8% NPF <

12%

Kurang Sehat

Peringkat 5 : NPF 12% Tidak Sehat

Sumber: Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia 2012

2) Financing to Deposit Ratio (FDR)

Dalam bank konvensional dikenal dengan nama Loans to

Deposit Ratio (LDR), karena dalam perbankan syariah tidak ada kredit,

maka dalam perbankan syariah dikenal dengan nama Financing to

Deposit Ratio (FDR). FDR adalah perbandingan antara jumlah

pembiayaan yang dibandingkan dengan total Dana Pihak Ketiga

(DPK) yang dihimpun oleh bank. Rasio ini menunjukkan tingkat

kemampuan bank dalam menyalurkan dananya yang berasal dari

masyarakat (berupa: Giro, Tabungan, Deposito Berjangka, Sertifikat

Deposito Berjangka dan Kewajiban Segera lainnya) dalam bentuk

kredit (Riyadi, 2015: 99). Jika FDR menurun, hal ini menunjukkan

bahwa pembiayaan yang disalurkan BUS belum optimal, maka BUS

harus lebih aktif lagi mendorong pembiayaan dibanding menghimpun

Dana Pihak Ketiga (DPK). Adapun rumus dari rasio FDR adalah:

Page 41: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

24

Berikut ini adalah kriteria dari penilaian peringkat Financing to

Deposit Ratio (FDR) menurut Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia

(2012):

Tabel 4. Kriteria Penilaian Peringkat FDR

Peringkat 1 : 50% < FDR 75% Sangat Sehat

Peringkat 2 : 75% < FDR 85% Sehat

Peringkat 3 : 85% < FDR 100% Cukup Sehat

Peringkat 4 : 100% < FDR 120% Kurang Sehat

Peringkat 5 : FDR > 120% Tidak Sehat

Sumber: Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia 2012

3) Return on Asset (ROA)

Return on Asset (ROA) bertujuan untuk mengukur keberhasilan

manajemen dalam menghasilkan laba. Semakin besar ROA

menunjukkan semakin besar pula tingkat keuntungan yang diperoleh

dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan

aset, semakin kecil rasio dari ROA maka menunjukkan bahwa bank

kurang mampu mengelola asset untuk meningkatkan pendapatan dana

(Kasmir, 2014: 202).

Berikut ini adalah rumus untuk menghitung rasio ROA:

Berikut ini adalah kriteria dari penilaian peringkat Return on

Equity (ROE) menurut Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia (2012):

Tabel 5. Kriteria Penilaian Peringkat ROA

Peringkat 1 : ROA > 1,5% Sangat Sehat

Peringkat 2 : 1,25% < ROA

%

Sehat

Peringkat 3 : 0,5% < ROA

1,25%

Cukup Sehat

Peringkat 4 : 0% < ROA 0,5% Kurang Sehat

Peringkat 5 : ROA 0% Tidak Sehat

Sumber: Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia 2012

Page 42: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

25

4) Return of Equity (ROE)

Menurut Bank Indonesia (BI) Return of Equity (ROE)

merupakan rasio antara laba setelah pajak dengan total ekuitas yang

dimiliki bank. Rasio ROE bertujuan untuk mengukur kemampuan

modal disetor bank dalam menghasilkan laba. Sama seperti rasio ROA,

rasio ROE juga dipengaruhi oleh FDR. ROE adalah rasio yang

menunjukkan perbandingan antara laba (setelah pajak) dengan modal

(modal inti) bank (Pandia, 2012: 71).

Berikut ini adalah rumus untuk menghitung rasio ROE:

Semakin besar rasio ROE menunjukkan bahwa kemampuan

modal disetor bank dalam menghasilkan laba bagi pemegang saham

semakin besar, sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi

bermasalah menjadi semakin kecil. Menurut Bank Indonesia, standar

terbaik untuk rasio ROE ini adalah lebih dari 12%.

Berikut di bawah ini adalah kriteria dari Penilaian Peringkat

rasio ROE menurut Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia (2012).

Tabel 6. Kriteria Penilaian Peringkat ROE

Peringkat 1 : ROE > 15% Sangat Sehat

Peringkat 2 : 12,5% < ROE % Sehat

Peringkat 3 : 5% < ROE 12,5% Cukup Sehat

Peringkat 4 : 0% < ROE 5% Kurang Sehat

Peringkat 5 : ROA 0% Tidak Sehat

Sumber: Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia 2012

5) Net Operating Margin (NOM)

Net Operating Margin (NOM) adalah rasio yang dikenal di

dalam perbankan syariah, sementara di dalam perbankan konvensional

nama lainnya adalah Net Interest Margin (NIM). Net Operating

Margin merupakan rasio yang bertujuan untuk menunjukkan

kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba melalui selisih

antara pendapatan penyaluran dana setelah bagi hasil dengan beban

operasional dibagi rata-rata Aktiva Produktif. Nom merupakan rasio

Page 43: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

26

utama dalam penilaian rentabilitas suatu bank. Suatu bank harus

mengupayakan supaya nilai NOM positif, karena supaya nilai investasi

dari bank tersebut tidak lebih tinggi daripada hasil (Junita, 2015: 3).

Berikut ini adalah rumus untuk mencari rasio NOM:

Keterangan:

PO = Pendapatan Operasional

BO = Beban Operasional

Berikut ini adalah kriteria penilaian peringkat dari rasio Net

Operating Margin (NOM) menurut Kodifikasi Peraturan Bank

Indonesia (2012):

Tabel 7. Kriteria Penilaian Peringkat NOM

Peringkat 1 : NOM > 3% Sangat Sehat

Peringkat 2 : 2% < NOM % Sehat

Peringkat 3 : 1,5% < NOM 2% Cukup Sehat

Peringkat 4 : 1% < NOM 1,5% Kurang Sehat

Peringkat 5 : NOM 1% Tidak Sehat

Sumber: Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia 2012

6) KPMM (Kewajiban Penyediaan Modal Minimum)

CAR atau KPMM merupakan aspek penting bagi dunia

perbankan. Bank harus memelihara modal yang cukup untuk

mendukung aktivitas pengambilan risiko (risk taking). Peranan modal

sangat penting di mana kegiatan operasional bank dapat berjalan

dengan lancar. Menurut Lukman dalam Defri (2012: 3) bank yang

tidak memiliki kecukupan modal maka bank tersebut bisa dikatakan

tidak sehat rasionya, sehingga bank tersebut masuk dalam kriteria bank

dalam pengawasan khusus karena rasio kecukupan modal (CAR)-nya

di bawah standar yang ditetapkan Bank Indonesia (8%).

Menurut Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia (KPBI)

mengenai penilaian tingkat kesehatan bank, pemenuhan KPMM

sebesar 8% diberi predikat “Sehat” dengan nilai kredit 81, dan untuk

kenaikan setiap 0,1% dari pemenuhan KPMM sebesar 8% nilai kredit

Page 44: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

27

ditambah 1 hingga maksimum 100. Sementara pemenuhan KPMM

kurang dari 8% sampai dengan 7,9% diberi predikat “Kurang Sehat”

dengan nilai kredit 65, dan untuk penurunan 0,1% dari pemenuhan

KPMM sebesar 7,9% nilai kredit dikurangi 1 hingga minimum 0.

Sehingga bank dapat bertahan pada saat bank mengalami kerugian dan

juga mengakibatkan turunnya kepercayaan nasabah yang pada

akhirnya dapat menurunkan profitabilitas bank.

Pada dasarnya besaran CAR (Capital Adequacy Ratio) suatu

bank dihitung dengan membagi besaran modal bank tersebut dengan

besaran ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko)-nya. Sedangkan

dalam pengertian modal, dicakup baik modal inti maupun modal

pelengkap. Dengan angka besaran persentase CAR tertentu diharapkan

bahwa modal tersebut mampu melindungi kepentingan stakeholder lain

selain pemilik, dalam menghadapi berbagai jenis risiko yang dihadapi

oleh bank tersebut. Berikut ini adalah cara menghitung rasio CAR:

Di bawah ini adalah kriteria penilaian peringkat dari rasio

Capital Adequacy Ratio (CAR) menurut Kodifikasi Peraturan Bank

Indonesia (2012):

Tabel 8. Kriteria Penilaian Peringkat CAR

Peringkat 1 : CAR > 12% Sangat Sehat

Peringkat 2 : 9% < CAR % Sehat

Peringkat 3 : 8% < CAR 9% Cukup Sehat

Peringkat 4 : 6% < CAR 8% Kurang Sehat

Peringkat 5 : CAR 6% Tidak Sehat

Sumber: Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia 2012

7) Good Corporate Governance (GCG)

Penilaian laporan pelaksanaan GCG dapat dilihat dari penilaian

governance structure, governance process dan governance outcome

yang telah dipublikasikan oleh dari suatu perusahaan atau bank. GCG

merupakan penilaian terhadap manajemen bank atas pelaksanaan

prinsip-prinsip GCG. Menurut Bank Indonesia (BI) dalam Peraturan

Page 45: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

28

Bank Indonesia mengenai manajemen GCG (2013) Bank wajib

melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam

setiap kegiatan usahanya pada seluruh tingkatan atau jenjang

organisasi. Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan

usahanya termasuk pada saat penyusunan visi, misi, rencana strategis,

pelaksanaan kebijakan dan langkah-langkah pengawasan internal pada

seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Seluruh tingkatan atau

jenjang organisasi meliputi Dewan Komisaris dan Direksi sampai

dengan pegawai tingkat pelaksana.

Di dalam Peraturan Bank Indonesia mengenai manajemen

GCG (Good Corporate Governance) (2013) Pelaksanaan prinsip-

prinsip GCG sebagaimana yang dimaksudkan di atas paling kurang

harus diwujudkan dalam:

a) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris dan

Direksi. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris

dan Direksi mengacu pada anggaran dasar bank dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, termasuk ketentuan Bank

Indonesia yang mengatur pelaksanaan tugas dan tanggungjawab

tersebut;

b) Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite dan satuan

kerja yang menjalankan fungsi pengendalian intern bank.

Pembentukan komite antara lain dimaksudkan untuk membantu

kelancaran tugas pengawasan oleh komisaris sedangkan tugas

pengendalian oleh direksi didukung oleh pembentukan satuan kerja

yang melakukan fungsi pengendalian seperti satuan kerja audit

intern, satuan kerja kepatuhan, dan satuan kerja manajemen risiko

bank;

c) Penerapan fungsi kepatuhan, auditor internal dan auditor eksternal;

d) Penerapan manajemen risiko, termasuk sistem pengendalian intern;

e) Penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar.

Yang dimaksudkan dengan pihak terkait adalah sebagaimana

Page 46: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

29

dimaksudkan dalam ketentuan bank indonesia tentang batas

maksimum pemberian kredit bagi bank umum;

f) Rencana strategis bank. Rencana strategis bank meliputi rencana

korporasi (corporate plan) maupun rencana bisnis (business plan);

g) Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan bank.

Transparansi meliputi aspek pengungkapan informasi bank yang

bersifat kualitatif maupun kuantitatif kepada stakeholders.

Sesuai dengan Surat Edaran SE 15/15/DPNP 2013 Romawi

I.C-D, bahwa metode penilaian tingkat kesehatan Bank Umum

menggunakan pendekatan risiko (Risk Based Bank Rating/RBBR) baik

secara individual maupun secara konsolidasi yang antara lain

mencakup penilaian faktor GCG. Penilaian faktor GCG dalam

penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dengan menggunakan

pendekatan risiko (RBBR) merupakan pengganti dari penilaian

Tingkat Kesehatan Bank Umum berdasarkan CAMELS (Capital, Asset

quality, Management, Earning, Liquidity, Sensitivity to market risk)

rating.

Berikut ini merupakan aturan-aturan yang harus diikuti oleh

Bank Syariah dalam pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)

berlandaskan Peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009 :

a) Bank wajib melaksanakan GCG dalam setiap kegiatan usahanya

pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi;

b) Pelaksanaan GCG bagi BUS paling kurang harus diwujudkan

dalam:

(1) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan

Direksi;

(2) Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite dan fungsi

yang menjalankan pengendalian intern BUS;

(3) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas

Syariah;

(4) Penerapan fungsi kepatuhan , audit intern dan audit ekstern;

(5) Batas maksimum penyaluran dana; dan

Page 47: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

30

(6) Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan BUS.

c) Pelaksanaan GCG bagi UUS paling kurang harus diwujudkan

dalam:

(1) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direktur UUS;

(2) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas

Syariah;

(3) Penyaluran dana kepada nasabah pembiayaan inti dan

penyimpanan dana oleh deposan inti; dan

(4) Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan UUS.

d) Laporan pelaksanaan GCG bagi BUS disampaikan paling lambat 3

(tiga) bulan setelah tahun buku berakhir, dan paling kurang

meliputi:

(1) Kesimpulan umum dari hasil penilaian self assestment atas

pelaksanaan GCG BUS;

(2) Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris, hubungan

keuangan dan hubungan keluarga anggota Dewan Komisaris

dengan anggota Dewan Komisaris lain, anggota Direksim dan

atau pemegang saham pengendali BUS serta jabatan rangkap

pada perusahaan atau lembaga lain;

(3) Kepemilikan saham anggota Direksi serta hubungan keuangan

dan hubungan keluarga anggota Direksi dengan anggota Dewan

Komisaris, anggota Direksi lain, dan/atau pemegang saham

pengendali BUS;

(4) Rangkap jabatan sebagai anggota DPS pada lembaga keuangan

syariah lainnya;

(5) Daftar konsultan, penasihat atau yang dipersamakan dengan itu

yang digunakan oleh BUS;

(6) Kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan Komisaris,

Direksi, dan DPS;

(7) Rasio gaji tertinggi dan gaji terendah;

(8) Frekuensi rapat Dewan Komisaris;

(9) Frekuensi rapat DPS;

Page 48: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

31

(10) Jumlah penyimpangan yang terjadi dan upaya penyelesaian

oleh BUS;

(11) Jumlah permasalahan hukum perdata maupun pidana dan

upaya penyelesaian oleh BUS;

(12) Transaksi yang mengandung benturan kepentingan;

(13) Buy back shares dan/atau buy back obligasi BUS;

(14) Penyaluran dana untuk kegiatan sosial baik jumlah maupun

pihak penerima dana; dan

(15) Pendapat non halal dan penggunaannya.

e) Laporan pelaksanaan GCG bagi UUS, paling kurang meliputi:

(1) Kesimpulan umum dari hasil penilaian self assestment atas

pelaksanaan GCG UUS;

(2) Rangkap jabatan sebagai anggota DPS pada lembaga keuangan

syariah lainnya;

(3) Daftar konsultan, penasihat atau yang dipersamakan dengan itu

yang digunakan oleh UUS;

(4) Kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan Komisaris,

Direksi, dan DPS;

(5) Frekuensi rapat DPS;

(6) Jumlah penyimpangan yang terjadi dan upaya penyelesaian

oleh UUS;

(7) Jumlah permasalahan hukum perdata maupun pidana dan upaya

penyelesaian oleh UUS;

(8) Penyaluran dana untuk kegiatan sosial baik jumlah maupun

pihak penerima dana; dan

(9) Pendapat non halal dan penggunaannya.

f) Laporan pelaksanaan GCG BUS disampaikan kepada DPbS atau

KBI setempat dengan tembusan kepada DPbs paling lambat 3

(tiga) bulan setelah tahun buku berakhir. Sementara, laporan

pelaksanaan GCG UUS yang merupakan bagian tidak terpisahkan

dari laporan GCG Bank Umum Konvensional (BUK) disampaikan

dalam bab tersendiri pada periode waktu sebagaimana ketentuan

Page 49: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

32

GCG yang berlaku bagi bank umum dan selanjutnya disampaikan

kepada DPbS dan/atau KBI setempat yang melakukan pengawasan

terhadap BUK dimaksudkan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah

tahun buku berakhir.

g) Adanya ketentuan peralihan atas laporan pelaksanaan GCG BUS

untuk posisi laporan akhir Desember 2009 yang tetap mengacu

pada PBI No.8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang

pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum

sebagaimana diubah dengan PBI No.8/14/PBI/2006 tanggal 5

Oktober 2006 tentang perubahan atas PBI No.8/4/PBI/2006 tentang

pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum.

h) Dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia ini maka PBI

No.8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan

Good Corporate Governance bagi Bank Umum beserta ketentuan

perubahannya dinyatakan tidak berlaku bagi BUS.

Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian

Tingkat Kesehatan Bank Umum dengan menggunakan pendekatan

risiko (RBBR), penilaian terhadap pelaksanaan GCG yang

berlandaskan pada 5 (lima) prinsip dasar tersebut pada paragraf 1

dikelompokkan dalam suatu governance system yang terdiri dari 3

(tiga) aspek governance, yaitu governance structure, governance

process, dan governance outcome. Berikut di bawah ini adalah kriteria

Penetapan Peringkat GCG (self assessment):

Tabel 9. Kriteria Penetapan Peringkat GCG (self assessment)

Peringkat 1 Sangat Baik

Peringkat 2 Baik

Peringkat 3 Cukup Baik

Peringkat 4 Kurang Baik

Peringkat 5 Tidak Baik

Sumber: SE OJK Nomor 10/SEOJK.03/2014

Page 50: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

33

2. Metode RGEC

Tingkat kesehatan bank adalah kemampuan suatu bank untuk

melakukan kegiatan operasional perbankan dan mampu memenuhi semua

kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan

perbankan yang berlaku. Berdasarkan pasal 29 UU No.7 tahun 1992

sebagaimana telah diubah dengan UU No.10 tahun 1998 tentang

perbankan, bank wajib memelihara tingkat kesehatannya sesuai dengan

ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas,

rentabilitas dan stabilitas, serta aspek lan yang berkaitan dengan usaha

bank dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-

hatian.

Menurut Surat Edaran (SE) Bank Indonesia Nomor:13/1/24/DPNP

tahun 2011, penilaian tingkat kesehatan bank merupakan penilaian

kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau

kinerja suatu bank melalui penilaian tingkat kesehatan, Risk Profile, Good

Corporate Governance, Earnings, Capital. Penilaian terhadap faktor-

faktor tersebut dilakukan melalui penilaian kuantitatif dan kualitatif

setelah mempertimbangkan unsur judgement yang didasarkan atas

materialitas dan signifikansi dari faktor-faktor penilaian serta pengaruh

dari faktor lainnya seperti kondisi industri perbankan dan perekonomian

nasional. Penggolongan tingkat kesehatan bank dibagi dalam empat

kategori yaitu: sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat.

Metode RGEC (Risk profile, Good Corporate Governance,

Earnings, Capital) ini merupakan pengembangan dari metode sebelumnya

yaitu metode CAMELS, dan berlaku mulai tahun 2012. Berikut ini

merupakan perbedaan antara metode CAMELS dengan metode RGEC

(Kusumawardani, 2014: 21) :

a. Penilaian capital dalam CAMELS menggunakan indikator rasio

CAR sama dengan rasio KPMM yang digunakan dalam RGEC.

Bedanya perhitungan CAR dalam CAMELS hanya menggunakan

risiko kredit dan pasar sedangkan dalam RGEC ditambah dengan

risiko operasional;

Page 51: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

34

b. Penilaian asset dalam CAMELS menggunakan indikator rasio

NPL, RORA, PPAP sedangkan dalam penilaian RGEC tidak ada

penilaian asset. Sedangkan untuk rasio NPL dimasukkan ke dalam

penilaian risk profile;

c. Penilaian management dalam CAMELS menggunakan indikator

good corporate governance dan rasio NPM, sedangkan dalam

metode RGEC tidak ada penilaian Management. Tetapi untuk

indikator good corporate governance dalam RGEC masuk ke

dalam penilaian tersendiri dalam menghitung kesehatan bank

d. Penilaian earnings dalam CAMELS menggunakan indikator rasio

ROA dan BOPO, sedangkan dalam metode RGEC tidak lagi

menggunakan rasio BOPO melainkan NIM;

e. Penilaian likuiditas dalam CAMELS menggunakan indikator rasio

LDR dan call money, sedangkan dalam penelitian RGEC tidak ada

penilaian likuiditas. Tetapi untuk rasio LDR digunakan untuk

menilai risk profile.

f. Penilaian sensitivity to risk dalam CAMELS menggunakan

indikator IRR dan MR, sedangkan dalam metode RGEC tidak ada

penilaian sensitivitas. Tetapi untuk indikator IRR digunakan untu

menilai risk profile.

Menurut Wahasusmiah dan Watie (2018: 172), dalam metode ini

terdapat risiko inheren dan penerapan kualitas manajemen risiko dalam

operasional bank yang dilakukan terhadap delapan faktor yaitu risiko

kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum,

risiko strategik, risiko kepatuhan dan risiko reputasi. Metode RGEC ini

diatur dalam Peraturan Bank Indonesia PBI No.13/1/PBI/2011 dan SE BI

No.13/24/DPNP. Penilaian terhadap RGEC terdiri dari:

a. Risk Profil (Profil Risiko)

Profil risiko yang dimaksudkan sesuai dengan pasal 6 huruf a

merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan

manajemen risiko dalam operasional bank yang dilakukan terhadap 8

risiko, yaitu: risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko

Page 52: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

35

operasional, risiko hukum, risiko strategik, risiko kepatuhan dan risiko

reputasi.

b. Good Corporate Governance (GCG)

Menurut Mulazid (2016: 36) Good Corporate Governance

(GCG) adalah mekanisme penting yang diharapkan dapat mendorong

praktik bisnis yang sehat. Penilaian faktor GCG merupakan penilaian

terhadap kualitas manajemen bank atas pelaksanaan bank atas

pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Penilaian terhadap faktor GCG

sebagaimana yang dimaksudkan dalam pasal 6 huruf b merupakan

penilaian terhadap manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip

GCG.

Berikut ini merupakan aturan-aturan yang harus diikuti oleh

Bank Syariah dalam pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)

berlandaskan Peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009 :

a) Bank wajib melaksanakan GCG dalam setiap kegiatan usahanya

pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi;

b) Pelaksanaan GCG bagi BUS paling kurang harus diwujudkan

dalam:

(1) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan

Direksi;

(2) Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite dan fungsi

yang menjalankan pengendalian intern BUS;

(3) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas

Syariah;

(4) Penerapan fungsi kepatuhan , audit intern dan audit ekstern;

(5) Batas maksimum penyaluran dana; dan

(6) Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan BUS.

c) Pelaksanaan GCG bagi UUS paling kurang harus diwujudkan

dalam:

(1) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direktur UUS;

(2) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas

Syariah;

Page 53: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

36

(3) Penyaluran dana kepada nasabah pembiayaan inti dan

penyimpanan dana oleh deposan inti; dan

(4) Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan UUS.

d) Laporan pelaksanaan GCG bagi BUS disampaikan paling lambat 3

(tiga) bulan setelah tahun buku berakhir, dan paling kurang

meliputi:

(1) Kesimpulan umum dari hasil penilaian self assestment atas

pelaksanaan GCG BUS;

(2) Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris, hubungan

keuangan dan hubungan keluarga anggota Dewan Komisaris

dengan anggota Dewan Komisaris lain, anggota Direksim dan

atau pemegang saham pengendali BUS serta jabatan rangkap

pada perusahaan atau lembaga lain;

(3) Kepemilikan saham anggota Direksi serta hubungan keuangan

dan hubungan keluarga anggota Direksi dengan anggota Dewan

Komisaris, anggota Direksi lain, dan/atau pemegang saham

pengendali BUS;

(4) Rangkap jabatan sebagai anggota DPS pada lembaga keuangan

syariah lainnya;

(5) Daftar konsultan, penasihat atau yang dipersamakan dengan itu

yang digunakan oleh BUS;

(6) Kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan Komisaris,

Direksi, dan DPS;

(7) Rasio gaji tertinggi dan gaji terendah;

(8) Frekuensi rapat Dewan Komisaris;

(9) Frekuensi rapat DPS;

(10) Jumlah penyimpangan yang terjadi dan upaya penyelesaian

oleh BUS;

(11) Jumlah permasalahan hukum perdata maupun pidana dan

upaya penyelesaian oleh BUS;

(12) Transaksi yang mengandung benturan kepentingan;

(13) Buy back shares dan/atau buy back obligasi BUS;

Page 54: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

37

(14) Penyaluran dana untuk kegiatan sosial baik jumlah maupun

pihak penerima dana; dan

(15) Pendapat non halal dan penggunaannya.

e) Laporan pelaksanaan GCG bagi UUS, paling kurang meliputi:

(1) Kesimpulan umum dari hasil penilaian self assestment atas

pelaksanaan GCG UUS;

(2) Rangkap jabatan sebagai anggota DPS pada lembaga keuangan

syariah lainnya;

(3) Daftar konsultan, penasihat atau yang dipersamakan dengan itu

yang digunakan oleh UUS;

(4) Kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan Komisaris,

Direksi, dan DPS;

(5) Frekuensi rapat DPS;

(6) Jumlah penyimpangan yang terjadi dan upaya penyelesaian

oleh UUS;

(7) Jumlah permasalahan hukum perdata maupun pidana dan upaya

penyelesaian oleh UUS;

(8) Penyaluran dana untuk kegiatan sosial baik jumlah maupun

pihak penerima dana; dan

(9) Pendapat non halal dan penggunaannya.

f) Laporan pelaksanaan GCG BUS disampaikan kepada DPbS atau

KBI setempat dengan tembusan kepada DPbs paling lambat 3

(tiga) bulan setelah tahun buku berakhir. Sementara, laporan

pelaksanaan GCG UUS yang merupakan bagian tidak terpisahkan

dari laporan GCG Bank Umum Konvensional (BUK) disampaikan

dalam bab tersendiri pada periode waktu sebagaimana ketentuan

GCG yang berlaku bagi bank umum dan selanjutnya disampaikan

kepada DPbS dan/atau KBI setempat yang melakukan pengawasan

terhadap BUK dimaksudkan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah

tahun buku berakhir.

g) Adanya ketentuan peralihan atas laporan pelaksanaan GCG BUS

untuk posisi laporan akhir Desember 2009 yang tetap mengacu

Page 55: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

38

pada PBI No.8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang

pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum

sebagaimana diubah dengan PBI No.8/14/PBI/2006 tanggal 5

Oktober 2006 tentang perubahan atas PBI No.8/4/PBI/2006 tentang

pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum.

h) Dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia ini maka PBI

No.8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan

Good Corporate Governance bagi Bank Umum beserta ketentuan

perubahannya dinyatakan tidak berlaku bagi BUS.

c. Earnings (Rentabilitas)

Menurut Utama (2015: 206) rentabilitas adalah tingkat

kemampuan prospektif perusahaan untuk memperoleh hasil bersih

(laba) di masa yang akan datang dengan modal yang digunakannya.

Rentabilitas dapat dihitung dengan membandingkan laba usaha dengan

jumlah modalnya. Tujuan penilaian rentabilitas adalah untuk

mengevaluasi kemampuan rentabilitas bank untuk mendukung

kegiatan operasional dan permodalan bank. Penilaian terhadap faktor

rentabilitas (earnings) sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 6 huruf

c meliputi penilaian terhadap kinerja earnings, sumber-sumber

earnings, dan sustainability earnings bank.

d. Capital (Permodalan)

Menurut Pramana dalam Wahasusmiah dan Watie (2018: 172)

dalam melakukan perhitungan permodalan, bank wajib mengikuti

ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Kewajiban

Penyediaan Modal Minimum (KPMM). Bank juga harus memenuhi

rasio kecukupan modal yang disediakan untuk mengantisipasi risiko.

Penilaian terhadap faktor permodalan (capital) sebagaimana dimaksud

dalam pasal 6 huruf d meliputi penilaian terhadap tingkat kecukupan

permodalan dan pengelolaan modal.

Page 56: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

39

3. Initial Public Offering (IPO)

Menurut Dintha dan Supriatna (2019: 19) Initial Public Offering

(IPO) atau dengan nama lain go public atau penawaran umum perdana

merupakan istilah hukum yang ditujukan bagi kegiatan suatu emiten untuk

menawarkan dan akhirnya menjual efek-efek yang diterbitkannya dalam

bentuk saham atau efeknya kepada masyarakat secara luas, dengan tujuan

memberikan masukan dana kepada emiten, baik untuk kegiatan lainnya,

yang diinginkan oleh emiten tersebut.

Perusahaan yang sudah melakukan Initial Public Offering (IPO)

atau go public akan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan disebut

sebagai emiten. Apapun motif perusahaan melakukan IPO, keputusan

untuk melakukan IPO selalu akan memberikan dampak pada perusahaan

baik dari segi keuangan, akuntansi, dan operasional (Pastusiak dkk., 2016:

33).

Setelah melakukan IPO perusahaan bisa saja mengalami dampak

yang baik atau bahkan mengalami dampak yang tidak baik, hal ini

diakibatkan karena keputusan suatu perusahan melakukan IPO adalah

suatu keputusan yang kompleks, di mana perusahaan wajib melaporkan

kondisi keuangan serta kinerja perusahaan kepada public yang dapat

dilihat pada website Bursa Efek Indonesia (BEI) serta tuntutan untuk

mengikuti segala peraturan-peraturan yang ada di dalam pasar modal, serta

adanya biaya-biaya yang terkait dengan keputusan untuk melakukan go

public merupakan salah satu hal yang terjadi setelah sebuah perusahaan

melakukan IPO adalah penurunan signifikan dalam efisiensi keuangan

(Pastusiak, 2016: 33).

Dalam situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) dikemukakan

bahwa terdapat banyak keuntungan bagi perusahaan untuk melakukan

penawaran umum atau Initial Public Offering (IPO) atau biasa disebut

dengan go public, di antaranya adalah:

a. Membuka Akses Perusahaan Terhadap Sarana Pendanaan Jangka

Panjang. Alasan ini merupakan pertimbangan paling utama bagi

perusahaan untuk melakukan go public dan menjadi perusahaan

Page 57: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

40

publik. Go public akan meningkatkan nilai ekuitas perusahaan

sehingga perusahaan memiliki struktur permodalan yang optimal.

b. Meningkatkan Nilai Perusahaan (Company Value). Setiap saat publik

dapat memperoleh data pergerakan nilai perusahaan. Setiap

peningkatan kinerja operasional dan kinerja keuangan umumnya akan

mempunyai dampak terhadap harga saham di Bursa, yang pada

akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan.

c. Meningkatkan Image Perusahaan. Publikasi perusahaan akan

meningkatkan image perusahaan serta meningkatkan pengenalan

produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Hal ini menciptakan

peluang baru dalam bisnis perusahaan.

d. Menumbuhkan Loyalitas Karyawan Perusahaan. Dengan melibatkan

karyawan dalam proses pertumbuhan perusahaan, diharapkan dapat

menimbulkan rasa memiliki, yang pada akhirnya dapat meningkatkan

profesionalisme dan kinerja karyawan.

e. Kemampuan untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Dengan

menjadi perusahaan publik, setiap pihak dalam keluarga dapat

memiliki saham perusahaan dalam porsi nya masing-masing dan

sewaktu-waktu dapat melakukan penjualan atau pembelian melalui

Bursa Efek Indonesia.

f. Insentif Pajak. Untuk mendorong perusahaan melakukan go public,

pemerintah memberikan insentif pajak melalui penerbitan peraturan

pemerintah yang terakhir diubah dalam Peraturan Pemerintah No. 56

Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 77

Tahun 2013 Tentang Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib

Pajak Badan Dalam Negeri Yang Berbentuk Perseroan Terbuka. Wajib

Pajak badan dalam negeri yang berbentuk Perseroan Terbuka yang

dapat memperoleh penurunan tarif Pajak Penghasilan (PPh) sebesar

5% lebih rendah dari tarif PPh wajib Pajak badan dalam negeri,

sepanjang 40% sahamnya tercatat dan diperdagangkan di Bursa dan

memiliki minimal 300 pemegang saham.

Page 58: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

41

Indonesian Stock Exchange mengemukakan beberapa tahapan-

tahapan awal yang perlu dipersiapkan ketika suatu perusahaan ingin

melakukan Initial Public Offering (IPO):

a. Pembentukan Tim IPO Internal, perlu adanya pembentukan tim IPO

yang kuat dan terdiri dari orang-orang yang menguasai aspek

keuangan, legal, dan operasional;

b. Pertimbangan Awal, perlu ditimbang kembali mengenai dana yang

dibutuhkan perusahaan dari IPO, persentase kepemilikan publik yang

diinginkan oleh para pemegang saham pendiri, perizinan yang perlu

ditindaklanjuti atau diamandemen, dsb;

c. Penunjukkan Profesional Eksternal, seperti underwriter, akuntan

publik, konsultan umum, notaris, penilai, dan biro administrasi efek;

d. RUPS dan Perubahan Anggaran Dasar, perusahaan mengadakan RUPS

untuk memperoleh persetujuan go public dari seluruh pemegang saham

dan menetapkan jumlah saham yang akan ditawarkan kepada publik;

e. Mempersiapkan dokumen, seperti profil perusahaan, pendapatan dan

laporan pemeriksaan dari segi hukum dari konsultasi hukum, lapoan

keuangan yang telah diaudit Akuntan Publik, anggaran dasar

perusahaan terbuka perusahaan yang telah disetujui oleh Menteri

Hukum dan HAM, prospektus dan proyeksi keuangan;

Setelah perusahaan melaksanakan tahapan-tahapan awal untuk

Initial Public Offering (IPO), maka kemudian perusahaan masuk ke dalam

proses menjadi perusahaan publik. Proses penawaran umum saham kepada

publik adalah sebagai berikut:

a. Pada tahap awal, perusahaan membentuk tim internal, underwriter dan

lembaga profesi penunjang pasar modal untuk melakukan segala

persiapan go public;

b. Kemudian perusahaan dapat menyampaikan permohonan pencatatan

saham ke Bursa Efek Indonesia dilengkapi dengan dokumen seperti

profil perusahaan, laporan keuangan, opini hukum, dll. Proses ini

berlangsung sekitar 1 – 2 minggu;;

Page 59: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

42

c. Bersamaan dengan dilengkapinya dokumen perusahaan yang

disyaratkan oleh BEI tersebut, perusahaan menyampaikan Pernyataan

Pendaftaran dan dokumen pendukungnya kepada OJK untuk

melakukan penawaran umum saham. Proses ini berlangsung sekitar 6 –

9 minggu;

d. Setelah itu, masa penawaran umum saham dilaksanakan selama 1-5

hari kerja;

e. Dan yang terakhir perusahaan menyampaikan permohonan pencatatan

saham kepada bursa disertai dengan bukti surat bahwa pernyataan

pendaftaran telah dinyatakan efektif oleh OJK, dokumen prospektus

dan laporan komposisi pemegang saham perusahaan. Proses ini

berlangsung sekitar 1 – 2 minggu;

B. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dari penelitian mengenai komparasi kinerja

perbankan syariah sebelum dan sesudah IPO menggunakan metode RGEC

(studi pada PT BRISyariah Tbk) dapat dilihat dalam gambar berikut ini:

Page 60: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

43

Gambar 2. Kerangka Pemikiran

Interpretasi Hasil & Pembahasan

Uji Beda

Uji Normalitas

Paired

Sample T-Test

(Jika Data

Terdistribusi

Normal)

Uji Wilcoxon

(Jika Data

Tidak

Terdistribusi

Normal)

NPF

FDR

ROA

ROE

NOM

KPMM

Risk Profile Earnings

Capital

Matriks Peringkat

Faktor GCG

Metode RGEC

Sebelum IPO

Setelah IPO

Sebelum IPO

Setelah IPO

PT BANK BRISYARIAH TBK

Laporan GCG

PT Bank BRISyariah

(Laporan Tahunan)

Laporan Keuangan Publikasi

PT Bank BRISyariah

(Laporan Triwulan)

GCG

Page 61: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

44

Gambar di atas merupakan gambaran dari kerangka pemikiran

penelitian ini. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui komparasi kinerja

pada PT BRISyariah Tbk dengan menggunakan metode RGEC (risk profile,

good corporate governance, earnings, capital). Data bersumber dari laporan

kinerja keuangan PT BRISyariah sebelum dan sesudah IPO dan laporan

pelaksanaan GCG sebelum dan sesudah Initial Public Offering (IPO).

Penelitian pada kinerja keuangan dipisahkan dengan penelitian pada

laporan GCG, karena GCG merupakan salah satu komponen penilaian dalam

metode RGEC dan bukan merupakan penilaian terhadap kinerja keuangan

bank. Laporan kinerja keuangan diambil dari laporan keuangan triwulan PT

BRISyariah Tbk dan laporan GCG diambil dari laporan pelaksanaan GCG PT

BRISyariah Tbk. Variabel yang digunakan untuk mengukur kinerja risk

profile adalah rasio NPF dan FDR, untuk mengukur kinerja earnings

digunakan rasio ROA, ROE, dan NOM, untuk mengukur kinerja capital

digunakan rasio KPMM, sementara untuk mengukur kinerja GCG digunakan

laporan pelaksanaan GCG dari bank.

Pada kinerja keuangan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas untuk

mengetahui apakah data dari rasio kinerja keuangan tersebut berdistribusi

normal atau tidak berdistribusi normal. Jika data yang digunakan berdistribusi

normal maka kemudian dilakukan uji beda dengan menggunakan uji t sampel

berpasangan (paired sample t-test), namun jika data tersebut tidak

berdistribusi normal maka kemudian dilakukan uji beda dengan menggunakan

uji wilcoxon. Sementara untuk laporan GCG diuji secara terpisah dengan

dilakukan penilaian pada pelaksanaan GCG bank berdasarkan matriks

peringkat faktor GCG. Kemudian hasil uji yang didapatkan diinterpretasikan

kedalam pembahasan.

C. Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2013: 93) Hipotesis merupakan kesimpulan

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis

berikut diajukan sebagai kesimpulan sementara terhadap permasalahan yang

diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 62: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

45

2. Risk Profile (Profil Risiko)

a. Non Performing Financing (NPF)

NPF adalah pembiayaan bermasalah yang berklasifikasi kurang

lancar, diragukan, dan macet. NPF dipergunakan untuk mengukur

risiko kredit dari bank, menunjukkan seberapa besar kolektabilitas

bank dalam mengumpulkan kembali pembiayaan yang telah disalurkan

oleh bank. Jika pembiayaan bermasalah telah melampaui batas, maka

akan menjadi masalah serius bagi profitabilitas dari bank. Menurut

Rahmat (2012: 31) semakin rendah NPF maka semakin baik kinerja

bank, bank akan mengalami keuntungan, dan sebaliknya semakin

tinggi NPF maka semakin buruk kinerja bank tersebut, yang berarti

bank akan mengalami kerugian karena tingkat pengembalian kredit

macet. Ketika NPF mengalami peningkatan maka berarti pembiayaan

bermasalah bank meningkat dan hal ini menunjukkan bahwa bank

tidak mampu menjaga kualitas kinerja keuangan bank.

Sebaliknya, ketika NPF mengalami penurunan berarti

pembiayaan bermasalah yang dialami oleh bank membaik atau bisa

dikatakan pembiayaan bermasalahnya berkurang, maka bank mampu

menjaga kualitas kinerja keuangannya. Penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Umiyati dan Faly (2015) mengenai pengukuran kinerja

bank syariah dengan metode RGEC menyatakan bahwa tidak terdapat

perbedaan yang signifikan pada kinerja bank syariah berdasarkan rasio

NPF sebelum dan sesudah IPO.

Namun penelitian tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Siahaan dan Gandakusuma (2013) mengenai analisis

kinerja keuangan bank sebelum dan sesudah Initial Public Offering

(IPO) dengan pendekatan rasio CAMEL periode go public yang

menyatakan bahwa terdapat perbedaan pada kinerja keuangan bank

berdasarkan rasio NPL.

Dari hal-hal yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa

rasio NPF amat penting bagi perbankan, guna menjaga kualitas dari

Page 63: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

46

kinerja keuangan bank berdasarkan kemampuan kolektabilitas bank

tersebut dan tingkat NPF juga dapat menjadi suatu peringatan bagi

bank untuk memperbaiki kinerjanya dalam hal pembiayaan ketika

sudah melewati batas. Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan,

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H1: Terdapat perbedaan pada kinerja bank syariah sebelum dan

sesudah IPO berdasarkan NPF

b. Financing to Deposit Ratio (FDR)

FDR adalah perbandingan antara jumlah pembiayaan yang

dibandingkan dengan total DPK yang dihimpun oleh bank. Rasio ini

menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan dananya

yang berasal dari masyarakat dalam bentuk kredit. Semakin besar rasio

FDR maka akan semakin besar kualitas dan tingkat likuiditas nya.

Namun FDR tidak boleh terlalu tinggi ataupun terlalu rendah, harus

dalam keadaan yang ideal yakni sebesar 85%. Penelitian terdahulu

yang dilakukan oleh Dintha dan Supriatna (2019) menyatakan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan antara rasio likuiditas sebelum IPO

dan Sesudah IPO.

Namun penelitian tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Umiyati dan Faly (2015) mengenai pengukuran kinerja

bank syariah dengan metode RGEC menyatakan bahwa tidak terdapat

perbedaan yang signifikan pada kinerja likuiditas bank syariah

berdasarkan rasio FDR sebelum dan sesudah IPO. Dari hal-hal yang

telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa jika kinerja likuiditas dari

suatu bank harus dalam keadaan yang ideal, tidak boleh terllau tinggi

ataupun terlalu rendah, sehingga pembiayaan dari suatu bank tersebut

dapat berjalan degan stabil, namun jika likuiditas dari suatu bank tidak

baik maka pembiayaan dari suatu bank dapat terganggu. Berdasarkan

hal yang telah dipaparkan, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

adalah:

H2: Terdapat perbedaan pada kinerja bank syariah sebelum dan

sesudah IPO berdasarkan FDR

Page 64: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

47

3. Good Corporate Governance (GCG)

GCG merupakan salah satu komponen penilaian dalam metode

RGEC dan bukan merupakan penilaian terhadap kinerja keuangan bank.

Secara teoritis pelaksanaan GCG dapat meningkatkan nilai perusahaan

dengan meningkatkan kinerja perusahaan. Jadi jika penerapan GCG pada

bank sudah dilakukan dengan baik dan berhasil, maka menunjukkan

bahwa kinerja dari bank tersebut sudah baik. GCG yang baik akan

menumbuhkan kepercayaan dari investor, maka pelaksanaan GCG perlu

dimaksimalkan, tentunya IPO dapat mempengaruhi peningkatan GCG

pada perusahaan agar tidak mengalami penurunan. Penelitian terdahulu

yang dilakukan oleh Umiyati dan Faly (2015) menyatakan bahwa terdapat

perbedaan kinerja bank syariah sebelum IPO dan sesudah IPO pada GCG,

namun perbedaan tersebut tidak signifikan, hingga tidak berpengaruh

besar karena perbedaan nilai tersebut cenderung sangat kecil.

Namun penelitian yang dilakukan oleh Helfi (2017) meyatakan

bahwa kinerja GCG berpengaruh terhadap harga saham. Dari hal-hal yang

telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa kinerja GCG penting bagi

perusahaan, karena GCG yang baik dapat mempertahankan dan

meningkatkan loyalitas investor dan menarik calon investor baru untuk

menanamkan sahamnya pada perusahaan. Berdasarkan hal yang telah

dipaparkan, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H3: Terdapat perbedaan pada kinerja bank syariah sebelum dan sesudah

IPO berdasarkan GCG

4. Earning (Rentabilitas)

a. Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROA)

ROA adalah rasio yang digunakan utuk mengukur keberhasilan

manajemen dalam menghasilkan laba (profitabilitas) bank, melihat

seberapa efektif perbankan dalam menggunakan asetnya dalam

menghasilkan pendapatan. Semakin besar ROA menunjukkan semakin

besar pula tingkat laba yang diperoleh dan semakin baik pula posisi

perusahaan tersebut dari segi penggunaan aset. Begitu pula sebaliknya,

semakin kecil ROA menunjukkan semakin kecil pula tingkat laba yang

Page 65: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

48

diperoleh, hal ini menunjukkan bahwa bank kurang mamu mengelola

aset untuk meningkatkan pendapatan dana.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wirajunayasa dan

Putri (2017) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan

perusahaan pada rasio ROA sesudah melakukan IPO. Penelitian

tersebut tidak sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Yung Sen dan Lili Syafitri (2013) dalam Wirajunayasa dan Putri

(2017) yang menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan

sebelum dan sesudah IPO tidak berbeda secara signifikan. Dari hal-hal

yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa jika profitabilitas bank

baik maka kinerja bank dalam menghasilkan laba baik dan

menunjukkan bahwa bank dapat menggunakan asetnya secara efektif.

Berdasarkan hal yang telah dipaparkan, hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah:

H4: Terdapat Perbedaan pada kinerja bank syariah sebelum dan

sesudah IPO berdasarkan ROA

b. Return on Equity (ROE)

ROE adalah salah satu rasio keuangan yang sering digunakan

oleh investor untuk menganalisis saham. Rasio ini menunjukkan

tingkat efektifitas tim manajemen perusahaan dalam menghasilkan

laba dari dana yang diinvestasikan pemegang saham. Penurunan pada

tingkat ROE menunjukkan bahwa kemampuan modal disetor bank

dalam menghasilkan laba bagi pemegang saham semakin kecil, begitu

pula sebaliknya ketika terjadi peningkatan pada tingkat ROE

menunjukkan bahwa kemampuan modal disetor bank dalam

menghasilkan laba bagi pemegang saham semakin besar.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dintha dan Supriatna

(2019) menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan secara signifikan

antara rasio ROE sebelum IPO dan sesudah IPO, karena perubahan

yang terjadi kecil. Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu

yang dilakukan oleh Munisi, Gibson (2017) yang menyatakan bahwa

Page 66: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

49

terjadi peningkatan pada rasio ROA sesudah IPO, namun peningkatan

tersebut tidak signifikan, karena perbedaan yang terjadi sangat kecil.

Dari hal-hal yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa

jika tim manajemen bank dapat menghasilkan laba dari dana investor

secara efektif maka hal ini menunjukkan bahwa kinerja bank baik

sehingga investor semakin yakin untuk menginvestasikan dananya

pada bank tersebut. Berdasarkan hal yang telah dipaparkan, hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H5: Terdapat Perbedaan pada kinerja bank syariah sebelum dan

sesudah IPO berdasarkan ROE

c. Net Operating Margin (NOM)

NOM adalah rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan

aktiva produktif dalam menghasilkan laba melalui selisih antara

pendapatan penyaluran dana setelah bagi hasil dengan beban

operasional dibagi rata-rata aktiva produktif. Semakin kecil rasio NOM

menunjukkan bahwa kemampuan bank dalam menghasilkan

pendapatan dari aktiva yang dimiliki semakin kecil, begitu pula

sebaliknya semakin besar rasio NOM menunjukkan bahwa

kemampuan bank dalam menghasilkan pendapatan dari aktiva yang

dimiliki semakin besar.

Namun, NOM harus bersifat positif supaya investasi dari bank

tersebut tidak lebih tinggi dibandingkan hasil. Penelitian terdahulu

yang dilakukan oleh Umiyati dan Faly (2015) menyatakan bahwa tidak

terdapat perbedaan kinerja bank yang signifikan pada rasio NIM

sebelum IPO dan sesudah IPO. Hasil penelitian tersebut tidak sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Siahaan dan Gandakusuma

(2013) mengenai analisis kinerja keuangan bank sebelum dan sesudah

Initial Public Offering (IPO) dengan pendekatan rasio CAMEL

periode go public yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan pada

kinerja keuangan bank berdasarkan rasio NIM.

Dari hal-hal yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa

jika terjadi peningkatan pada rasio NOM maka hal ini menunjukkan

Page 67: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

50

bahwa kinerja bank dalam menghasilkan pendapatan dari aktiva sudah

baik, namun rasio dari NOM harus tetap stabil sehingga kinerja dari

bank dapat berada dalam kondisi yang baik. Berdasarkan hal yang

telah dipaparkan, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H6: Terdapat Perbedaan pada kinerja bank syariah sebelum dan

sesudah IPO berdasarkan NOM

5. Capital (Permodalan)

CAR atau KPMM merupakan rasio yang mengukur kecukupan

modal bank. Peranan modal sangat penting di mana kegiatan operasional

bank dapat berjalan dengan lancar. Ketika rasio CAR atau KPMM

semakin besar, hal ini menunjukkan bahwa bank semakin besar pula

kemampuan bank untuk menanggung risiko dari adanya berbagai kredit

yang mungkin beresiko. Namun ketika rasio CAR atau KPMM menurun,

hal ini menunjukkan bahwa semakin kecil pula kemampuan bank untuk

menanggung risiko dari adanya berbagai kredit yang mungkin berisiko.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Umiyati dan Faly (2015)

menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja bank

syariah sebelum IPO dan sesudah IPO pada rasio CAR. Penelitian tersebut

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siahaan dan Gandakusuma

(2013) mengenai analisis kinerja keuangan bank sebelum dan sesudah

Initial Public Offering (IPO) dengan pendekatan rasio CAMEL periode go

public yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan pada kinerja keuangan

bank berdasarkan rasio CAR. Dari hal-hal yang telah dijelaskan, dapat

disimpulkan bahwa CAR atau KPMM merupakan aspek yang penting bagi

dunia perbankan, bank harus memelihara modal yang cukup untuk

mendukung aktivitas dari pengambilan risiko. Berdasarkan hal yang telah

dipaparkan, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H7: Terdapat perbedaan pada kinerja bank syariah sebelum dan sesudah

IPO berdasarkan KPMM

Page 68: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

51

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yaitu

pendekatan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, teknik

pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan

data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan

(Sugiyono, 2013: 13).

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa perbedaan kinerja

perbankan syariah sebelum dan sesudah melakukan Initial Public Offering

(IPO). Penelitian ini menggunakan rasio kinerja keuangan seperti Non

Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Return on

Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net Operating Margin (NOM),

KPMM (Kewajiban Penyediaan Modal Minimum) dan laporan pelaksanaan

Good Corporate Governance (GCG). Data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan triwulan dan

laporan pelaksanaan GCG yang telah dipublikasikan dalam situs resmi

perusahaan. Kemudian data akan diuji menggunakan uji beda wilcoxon.

Dalam penelitian ini alat bantu analisis berupa program IBM SPSS. IBM

SPSS merupakan software atau aplikasi yang dapat digunakan untuk

membantu pengolahan, perhitungan, dan analisis data untuk keperluan statistik

(Enterprise, 2018: 13).

B. Populasi dan Sampel

Menurut Sanusi (2011: 87) Populasi adalah seluruh elemen yang

menunjukkan ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan untuk membuat

kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah (BUS)

yang sudah melakukan Initial Public Offering (IPO). Menurut Sugiyono

(2015: 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterisrik yang dimiliki

oleh populasi. Sampel dari penelitian ini adalah PT Bank BRISyariah Tbk.

Page 69: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

52

Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive

Sampling. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

purposive adalah penarikan sampel dengan pertimbangan yang didasarkan

pada kepentingan atau tujuan penelitian (Sugiyono, 2015: 84). Adapun

pertimbangan kriteria yang dimaksud adalah:

1. Bank Umum Syariah (BUS) yang tercatat di dalam Bursa Efek Indonesia

(BEI) dan telah mempublikasikan laporan keuangan triwulan dan laporan

GCG bank.

2. Bank Umum Syariah (BUS) yang telah IPO dengan total aset terbesar pada

tahun 2018, serta memiliki data-data yang mendukung, serta dibutuhkan

dalam penelitian.

Tabel 10. BUS dengan total aset terbesar pada tahun 2018

No. Nama Bank Total

Aset*

Masuk Dalam

Kriteria

1. PT Bank Panin Dubai

Syariah Tbk 8.771.989 X

2. PT Bank BRISyariah Tbk 37.915.084

3. PT Bank Tabungan Pensiun

Nasional Syariah Tbk 12.039.275 X

Sumber: Laporan keuangan Tahun 2018 (data diolah)

*dalam miliaran rupiah

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perbankan syariah di Indonesia yang

terdaftar dalam Bank Umum Syariah (BUS) OJK. BUS yang diteliti adalah

yang sudah melakukan Initial Publik Offering (IPO) dan tercatat di Bursa Efek

Indonesia (BEI). Waktu penelitiannya adalah dalam waktu sebelum Initial

Public Offering (IPO) yaitu Triwulan II 2017 – Triwulan I 2018 dan setelah

Initial Public Offering (IPO) yaitu Triwulan II 2018 – Triwulan I 2019.

D. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data

sekunder. Menurut Narimawati (2012: 10) data sekunder adalah data yang

sudah tersedia sehingga kita hanya tinggal mencari dan mengumpulkan data.

Data sekunder diperoleh dari situs resmi, buku, hasil penelitian, jurnal, artikel,

dan bentuk-bentuk lain yang berhubungan dan relevan dengan kebutuhan.

Page 70: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

53

Data sekunder yang digunakan di dalam penelitian ini merupakan data time

series berupa laporan keuangan triwulan, dan laporan Good Corporate

Governance (GCG) yang diperoleh dari situs resmi PT BRISyariah Tbk.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian ini, yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulan dari hasil penelitian. Berikut merupakan instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini:

1. Non-Performing Financing (NPF)

Non Performing Financing (NPF) adalah kredit bermasalah yang

terdiri dari kredit yang berklasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet.

NPF menunjukkan kemampuan kolektibilitas dari suatu bank dalam

mengumpulkan kembali kredit yang dikeluarkan oleh bank sampai lunas.

Menurut Rahmat (2012: 31) semakin rendah NPF maka semakin baik

kinerja bank, bank akan mengalami keuntungan, dan sebaliknya semakin

tinggi NPF maka semakin buruk kinerja bank tersebut, yang berarti bank

akan mengalami kerugian karena tingkat pengembalian kredit macet.

Berikut ini adalah rumus untuk menghitung rasio NPF.

2. Financing to Deposit Ratio (FDR)

FDR merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank dalam

memenuhi kewajiban jangka pendek (likuiditas), likuiditas perbankan

perlu dikelola guna memenuhi kebutuhan saat nasabah mengambil

dananya dan menyalurkan pinjaman (kredit) kepada peminjam (debitur).

Rasio ini menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan

dananya yang berasal dari masyarakat (berupa: Giro, Tabungan, Deposito

Berjangka, Sertifikat Deposito Berjangka dan Kewajiban Segera lainnya)

dalam bentuk kredit (Riyadi, 2015: 99). Rasio FDR tidak boleh terlalu

tinggi ataupun terlalu rendah, harus dalam keadaan yang ideal yakni

sebesar 85%. Jika FDR menurun, hal ini menunjukkan bahwa pembiayaan

yang disalurkan BUS belum optimal, maka BUS harus lebih aktif lagi

Page 71: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

54

mendorong pembiayaan dibanding menghimpun Dana Pihak Ketiga

(DPK).

Berikut ini adalah rumus untuk menghitung rasio FDR:

3. Return on Aset (ROA)

ROA digunakan untuk mengukur profitabilitas dari suatu bank.

Fungsinya adalah untuk melihat seberapa efektif perbankan dalam

menggunakan asetnya dalam menghasilkan pendapatan. Semakin besar

ROA menunjukkan semakin besar pula tingkat keuntungan yang diperoleh

dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan

aset, semakin kecil rasio dari ROA maka menunjukkan bahwa bank

kurang mampu mengelola asset untuk meningkatkan pendapatan dana

(Kasmir, 2014: 202).

Berikut ini adalah rumus untuk menghitung rasio ROA:

4. Return on Equity (ROE)

ROE adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara laba

(setelah pajak) dengan modal (modal inti) bank (Pandia, 2012: 71). Rasio

ini menunjukkan tingkat efektifitas tim manajemen perusahaan dalam

menghasilkan laba dari dana yang diinvestasikan pemegang saham.

Penurunan pada tingkat ROE menunjukkan bahwa kemampuan modal

disetor bank dalam menghasilkan laba bagi pemegang saham semakin

kecil, begitu pula sebaliknya ketika terjadi peningkatan pada tingkat ROE

menunjukkan bahwa kemampuan modal disetor bank dalam menghasilkan

laba bagi pemegang saham semakin besar.

Berikut ini adalah rumus untuk menghitung rasio ROE:

Page 72: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

55

5. Net Operating Margin (NOM)

Net Operating Margin merupakan rasio yang bertujuan untuk

menunjukkan kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba

melalui selisih antara pendapatan penyaluran dana setelah bagi hasil

dengan beban operasional dibagi rata-rata Aktiva Produktif. Suatu bank

harus mengupayakan supaya nilai NOM neg, karena supaya nilai investasi

dari bank tersebut tidak lebih tinggi daripada hasil (Junita, 2015: 3).

Berikut ini adalah rumus untuk menghitung rasio ROE

Keterangan:

PO = Pendapatan Operasional

BO = Beban Operasional

6. KPMM (Kewajiban Penyediaan Modal Minimum)

Menurut Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia (KPBI) mengenai

penilaian tingkat kesehatan bank, Pemenuhan KPMM sebesar 8% diberi

predikat “Sehat” dengan nilai kredit 81, dan untuk kenaikan setiap 0,1%

dari pemenuhan KPMM sebesar 8% nilai kredit ditambah 1 hingga

maksimum 100. Sementara pemenuhan KPMM kurang dari 8% sampai

dengan 7,9% diberi predikat “Kurang Sehat” dengan nilai kredit 65, dan

untuk penurunan 0,1% dari pemenuhan KPMM sebesar 7,9% nilai kredit

dikurangi 1 hingga minimum 0. Ketika rasio CAR atau KPMM meningkat,

hal ini menunjukkan bahwa kemampuan bank untuk menanggung risiko

dari adanya berbagai kredit yang mungkin beresiko semakin membaik.

Namun ketika rasio CAR atau KPMM menurun, hal ini menunjukkan

bahwa kemampuan bank untuk menanggung risiko dari adanya berbagai

kredit yang mungkin berisiko semakin menurun. CAR diketahui dengan

cara menghitung modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Aktiva

(ATMR).

7. Good Corporate Governance (GCG)

Page 73: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

56

Secara teoritis pelaksanaan GCG dapat meningkatkan nilai

perusahaan dengan meningkatkan kinerja perusahaan (Syafitri, dkk.,

2018: 119). Jadi jika penerapan GCG pada bank sudah dilakukan

dengan baik dan berhasil, maka menunjukkan bahwa kinerja dari bank

tersebut sudah baik. Penilaian laporan pelaksanaan GCG dapat dilihat

dari penilaian governance structure, governance process dan

governance outcome yang telah dipublikasikan oleh PT Bank

BRISyariah Tbk.

Untuk lebih ringkasnya, instrumen yang digunakan dalam

penelitian adalah sebagai berikut.

Tabel 11. Instrumen Penelitian

Variabel Instrumen

variabel/Indikator Skala

Penelitian

Terdahulu

NPF

Pembiayaan (kl, d, m)

terhadap total

pembiayaan

Rasio Umiyati dan

Faly (2015)

FDR

Total pembiayaan yang

diberikan oleh bank

terhadap total DPK

Rasio

Dintha dan

Supriatna

(2019)

ROA

Laba sebelum pajak

terhadap rata-rata total

aset

Rasio Wirajunayasa,

Putri (2017)

ROE Laba setelah pajak

terhadap total ekuitas Rasio

Dintha dan

Supriatna

(2019)

NOM

PO, dana bagi hasil, dan

BO pada rata-rata

aktiva produktif

Rasio Umiyati dan

Faly (2015)

KPMM Modal terhadap ATMR Rasio Umiyati dan

Faly (2015)

GCG Penilaian laporan

pelaksanaan GCG Nominal

Umiyati dan

Faly (2015)

F. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data untuk melakukan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Field Research

Peneliti menggunakan data sekunder berupa data runtun waktu

(time series) yang diambil dari laporan keuangan bank syariah dengan

Page 74: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

57

skala triwulan PT Bank BRISyariah Tbk selama periode 2017 – 2019

mulai dari Triwulan II 2017 – Triwulan I 2018 untuk data sebelum

melakukan Initial Public Offering (IPO) dan mulai dari Triwulan II 2018 –

Triwulan I 2019 untuk data sesudah melakukan Initial Public Offering

(IPO), dan laporan pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) PT

Bank BRISyariah Tbk pada tahun 2017 untuk data sebelum melakukan

IPO dan laporan pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) PT

Bank BRISyariah Tbk pada tahun 2018 untuk data sesudah melakukan

IPO.

2. Library Research Library Research merupakan proses mengumpulkan data dengan

membaca, mempelajari dan menganalisis literatur seperti buku-buku yang

diperoleh dari Perpustakaan Pusat UIN Jakarta, Perpustakaan Nasional,

serta jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian yang akan diteliti.

3. Internet Research

Karena literatur berupa buku-buku dan jurnal yang tersedia secara

fisik di perpustakaan terkadang merupakan literatur yang sudah lama,

maka selain dari literatur-literatur yang tersedia secara fisik, peneliti pun

menggunakan alat pencarian literatur di internet, sehingga data yang

diperoleh merupakan data yang terbaru. Data yang diperoleh dari internet

dan digunakan dalam penelitian ini merupakan data-data yang

dipublikasikan oleh situs resmi PT Bank BRISyariah.

G. Teknik Pengolahan Data

1. Metode RGEC

Teknik analisis data yang digunakan ini adalah teknik analisis

keuangan dengan menggunakan metode RGEC sesuai dengan Peraturan

Bank Indonesia PBI No.13/1/PBI/2011 dan SE BI No.13/24/DPNP yang

mulai berlaku pada tahun 2012 menggantikan metode CAMELS. Sesuai

dengan penilaian terhadap RGEC terdiri dari:

a. Risk Profil (Profil Risiko)

Page 75: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

58

Dalam penelitian ini mengukur risk profile menggunakan dua

faktor risiko yaitu faktor risiko kredit dengan menggunakan rumus

NPF dan risiko likuiditas dengan menggunakan rumus FDR.

Risiko kredit

Tujuan risiko ini adalah untuk mengukur tingkat

permasalahan pembiayaan yang dihadapi bank seperti: pembiayaan

kurang lancar (kl), diragukan (d) dan macet (m) per total

pembiayaan, semakin tinggi rasio ini semakin buruk kualitas

pembiayaan.

Risiko Likuiditas

Tujuan risiko ini adalah untuk mengukur perbandingan

antara pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak

ketiga.

b. Good Corporate Governance (GCG)

Penilaian terhadap faktor GCG sebagaimana yang

dimaksudkan dalam pasal 6 huruf b merupakan penilaian terhadap

manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG.

c. Earnings (Rentabilitas)

Penilaian terhadap faktor rentabilitas (earnings) sebagaimana

dimaksudkan dalam pasal 6 huruf c meliputi penilaian terhadap kinerja

earnings, sumber-sumber earnings, dan sustainability earnings bank.

Dalam penelitian ini penilaian terhadap faktor earnings ini

menggunakan tiga rasio, yaitu:

Return On Asset (ROA)

Return On Equity (ROE)

Page 76: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

59

NOM

d. Capital (Permodalan)

Penilaian terhadap faktor permodalan (capital) sebagaimana

dimaksud dalam pasal 6 huruf d meliputi penilaian terhadap tingkat

kecukupan permodalan dan pengelolaan modal dalam penelitian ini

penilaian terhadap faktor permodalan (capital) ini menggunakan rasio

CAR (Capital Adequacy Ratio) atau KPMM (Kewajiban Penyediaan

Modal Minimum) dengan rumus:

2. Uji Normalitas Data

Tujuannya dilakukan uji normalitas data adalah untuk mengetahui

apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Bila data

berdistribusi normal, maka dapat digunakan uji statistik berjenis

parametrik. Sedangkan bila tidak berdistribusi normal makan, maka

digunakan uji statistik nonparametric (Siregar, 2013:153). Uji normalitas

dapat diuji dengan menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov dan

Shapiro-Wilk.

Hipotesis yang diambil dalam uji normalitas ini adalah:

H0 : Data tidak berdistribusi normal

Ha : Data berdistribusi normal

Kriteria pengujiannya diambil berdasarkan nilai probabilitas.

Jika nilai probabilitas (sig) > 0,05 maka H0 diterima

Jika nilai probabilitas (sig) < 0,05 maka H0 ditolak

3. Uji Beda

Langkah uji beda ini adalah langkah akhir dari kegiatan inferensial

sebelum menyimpulkan. Kesimpulan suatu penelitian berdasarkan pada

hasil pengujian hipotesis yang diajukan pada penelitian diterima atau

Page 77: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

60

ditolak (Susetyo, 2014: 142). Jenis penelitian ini merupakan jenis

penelitian kuantitatif, di mana penelitiannya mengacu pada angka-angka.

Data-data yang diperoleh kemudian diproses menjadi sebuah informasi

yang berharga untuk mengambil suatu keputusan. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode komparatif. Menurut Siregar (2015:

152) Uji analisis komparatif ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

perbedaan nilai rata-rata antara dua kelompok data yang berpasangan.

Berpasangan di sini maksudnya yaitu satu sampel mendapat perlakuan

berbeda dari dimensi waktu. Dalam penelitian ini maka peneliti akan

membandingkan antara kinerja dari PT Bank BRISyariah Tbk sebelum

melakukan Initial Public Offering (IPO) dengan kinerja dari PT Bank

BRISyariah Tbk sesudah melakukan Initial Public Offering (IPO). Berikut

ini adalah uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini:

a. Uji t sampel berpasangan (sample paired t-test)

Untuk menganalisis dua sampel berkorelasi dengan jenis data

interval/rasio, digunakan uji t – dua sampel (Sample Paired Test).

Rumus uji t sampel berpasangan adalah:

Keterangan:

T = rata-rata kinerja keuangan sebelum dan sesudah IPO

= Rata-rata kinerja keuangan sebelum IPO

= Rata-rata kinerja keuangan sesudah IPO

Simpangan baku kinerja keuangan sebelum IPO

Simpangan baku kinerja keuangan sesudah IPO

Hipotesis yang diambil dari uji t sampel berpasangan (sample

paired t-test) ini adalah (Siregar, 2013: 248-249):

H0: Tidak ada perbedaan kinerja PT Bank BRISyariah Tbk

sebelum dan sesudah melakukan Initial Public Offering (IPO).

Ha: Ada perbedaan kinerja PT Bank BRISyariah Tbk sebelum dan

sesudah melakukan Initial Public Offering (IPO).

Page 78: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

61

Kriteria pengambilan hipotesisnya jika berdasarkan pada

probabilitas, maka:

Jika nilai probabilitas (sig) > 0,05/2 maka H0 diterima

Jika nilai probabilitas (sig) < 0,05/2 maka H0 ditolak

b. Uji Wilcoxon

Lalu selanjutnya ada teknik yang merupakan penyempurna dari

uji-t data berpasangan (t-paired) di mana pada wilcoxon data harus

melalui tahap pengurutan (ranking) kemudian baru bisa diproses. Uji

peringkat bertanda wilcoxon digunakan untuk kasus dua sampel

dependent (terikat) bila skala ukur memungkinkan kita menentukan

besar relatif beda (selisih-selisih) yang terjadi, jadi bukan sekadar hasil

pengamatan yang berbeda saja (Siregar, 2015: 320).

Ciri-ciri yang dapat membedakan antara uji-t berpasangan

(Sample Paired Test) dan uji peringkat bertanda wilcoxon, sebagai

berikut:

1. Uji peringkat bertanda wilcoxon tidak mengasumsikan data

berdistribusi normal.

2. Uji peringkat bertanda wilcoxon tidak membutuhkan informasi

tentang varians, baik dari populasi maupun sampel.

3. Uji ini dapat digunakan meskipun data berjenis ordinal.

Menurut Siregar (2015: 320) Uji Wilcoxon adalah metode

statistika yang dipergunakan untuk menguji perbedaan dua buah data

yang berpasangan, maka jumlah sampel datanya selalu sama

banyaknya. Pada statistik parametrik uji ini memiliki kemiripan

dengan uji perbedaan dua rata-rata populasi yang berkorelasi. Tanda

positif atau negatif dari selisih pasangan data yang kemudian diranking

inilah unsur utama yang digunakan dalam analisis. Adapun hipotesis

yang diambil dalam metode penelitian ini adalah:

H0: Tidak ada perbedaan kinerja pada PT Bank BRISyariah

sebelum dan sesudah melakukan Initial Public Offering (IPO).

Page 79: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

62

Ha: Ada perbedaan kinerja pada PT Bank BRISyariah sebelum dan

sesudah melakukan Initial Public Offering (IPO).

Kriteria pengambilan hipotesis nya jika berdasarkan pada

probabilitas, maka:

Jika nilai probabilitas (sig) > 0,05 maka H0 diterima

Jika nilai probabilitas (sig) < 0,05 maka H0 ditolak

Page 80: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

63

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

PT BRISyariah Tbk merupakan hasil akuisisi dari PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk terhadap Bank Jasa Arta pada tanggal 9 Desember

2007 dan mendapat izin dari BI pada tanggal 16 Oktober 2008. Pada tanggal

17 November 2008 PT Bank BRISyariah resmi beroperasi. Pada 19 Desember

2008 ditandatangani akta pemisahan UUS PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk.,

oleh Bapak Sofyan dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT

Bank BRISyariah Tbk untuk melebur ke dalam PT Bank BRISyariah Tbk

yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Dalam situs resminya, Visi

dari PT Bank BRISyariah adalah menjadi bank ritel modern terkemuka

dengan ragam layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan

termudah untuk kehidupan lebih bermakna.

Sedangkan misi dari PT Bank BRISyariah adalah:

1. Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam kebutuhan

finansial nasabah;

2. Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika sesuai

dengan prinsip-prinsip syariah;

3. Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapanpun dan di

manapun;

4. Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas hidup dan

menghadirkan ketenteraman pikiran.

Jika kita melihat pada logo atau lambang dari BRI Syariah, ada pendar

cahaya di bagian atas tulisan BRI Syariah. Berikut ini merupakan makna yang

terkandung di dalamnya:

Logo yang digunakan menggambarkan keinginan dan tuntutan masyarakat

terhadap sebuah ban modern yang mampu melayani masyarakat dalam

kehidupan modern seperti saat ini;

Kombinasi warna biru dan putih mencirikan bahwa BRI Syariah masih

berkaitan dengan PT. BRI (Persero), Tbk.

Page 81: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

64

PT Bank BRISyariah Tbk menjadi bank syariah ketiga terbesar

berdasarkan aset. PT Bank BRISyariah Tbk tumbuh dengan pesat baik dari

sisi aset, jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Berikut ini

merupakan perkembangan total asset PT Bank BRISyariah Tbk selama 3

tahun terakhir, yakni pada tahun 2017 – 2019 (dalam triliunan rupiah).

Grafik 5. Perkembangan Total Asset PT BRISyariah 2017 – 2019

Sumber: Laporan keuangan PT BRISyariah Tbk 2017 – 2019 (data diolah)

Dapat dilihat pada grafik di atas menggambarkan perkembangan total

aset PT BRISyariah Tbk pada tahun 2017 – 2019. Total asset PT BRISyariah

Tbk mengalami peningkatan sejak tahun 2017 sampai tahun 2018, namun

kemudian mengalami penurunan pada triwulan II 2019 menjadi

Rp36.792.828. Penurunan yang terjadi merupakan efek sementara PT

BRISyariah Tbk sesudah melakukan IPO. Diketahui bahwa pada saat itu ROA

dari PT BRISyariah tbk tercatat di kisaran 0,5% dan NOM berada di kisaran

5,5%, hal ini dikarenakan adanya kenaikan beban operasional yang

diakibatkan oleh kerugian penurunan nilai aset keuangan. Pembiayaan dari

piutang naik 191,2% yoy menjadi Rp162,07 miliar, sedangkan pembiayaan

bagi hasil tumbuh 101,2% yoy menjadi Rp173,95 miliar.

Total aset dari PT BRISyariah Tbk kemudian meningkat sampai

Rp37.915.084 karena pada tanggal 9 Mei 2018 BRIsyariah mencatatkan

sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham BRIS. BRIS

adalah emiten ke 11 yang mencatatkan saham perdana di BEI pada tahun 2018

sekaligus emiten bank syariah dengan status anak perusahaan bank BUMN

yang pertama. BRIS melepas 2.623.350.600 lembar saham baru dari modal

Page 82: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

65

ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum perdananya dengan

harga sebesar Rp510 per lembar saham.

PT Bank BRISyariah Tbk terus-menerus melakukan pengembangan di

bidang Teknologi Informasi (TI) dalam rangka mempersiapkan diri

menghadapi tantangan dan perubahan teknologi di masa depan.

Pengembangan tersebut di antaranya adalah pengembangan aplikasi, produk

dan layanan serta jaringan untuk mendukung operasional layanan perbankan

yang aman, cepat dan memberikan kemudahan kepada nasabah dalam

melakukan setiap transaksi perbankan. BRIS ONLINE, merupakan layanan

perbankan digital untuk memudahkan para nasabah. Fitur-fitur di antaranya

adalah transaksi perbankan digital, pembayaran tagihan, pembelian, notifikasi

transaksi, dan lain sebagainya. Selain melakukan pengembangan pada bidang

TI, PT Bank BRISyariah juga telah mencapai banyak penghargaan.

Pencapaian dari mendapat banyak penghargaan tersebut semakin meyakinkan

para nasabah dan masyarakat serta investor dan pemegang saham bahwa

kinerja dari PT Bank BRISyariah memang tidak diragukan lagi.

B. Temuan Hasil Penelitian

1. Komparasi Statistik Deskriptif Rasio Kinerja PT Bank BRISyariah

Tbk Sebelum dan Sesudah Initial Public Offering (IPO)

Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan keuangan triwulan

PT Bank BRISyariah Tbk yang dipublikasikan pada website resmi nya,

rasio kinerja PT Bank BRISyariah sebelum dan sesudah melakukan Initial

Public Offering (IPO) adalah:

Tabel 12. Rasio Kinerja PT Bank BRI Syariah Tbk Sebelum dan Sesudah

IPO

SE

BE

LU

M I

PO

Waktu NPF FDR ROA ROE NOM KPMM

Triwulan II

2017 3.50 76.79 0.71 6.01 0.25 20.38

Triwulan

III 2017 4.02 73.14 0.82 6.90 0.28 20.98

Triwulan

IV 2017 4.72 71.87 0.51 4.10 -0.12 20.29

Triwulan I

2018 4.10 68.70 0.86 6.92 0.34 23.64

Page 83: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

66

SE

TE

LA

H I

PO

Waktu NPF FDR ROA ROE NOM KPMM

Triwulan II

2018 4.23 77.78 0.92 6.37 0.42 29.31

Triwulan

III 2018 4.30 76.40 0.77 4.87 0.10 29.79

Triwulan

IV 2018 4.97 75.49 0.43 2.49 -0.27 29.72

Triwulan I

2019 4.34 79.55 0.43 2.54 -0.97 27.82

Sumber: Laporan Keuangan PT Bank BRISyariah 2017-201 yang telah diolah

1) Non Performing Financing (NPF)

Dapat dilihat dari tabel 12. bahwa nilai rasio NPF sebelum IPO

pada triwulan II 2017 sebesar 3,50%, pada triwulan III 2017 sebesar

4,02%, pada triwulan IV 2017 sebesar 4,72%, dan pada triwulan I

2018 sebesar 4,10%. Dapat dilihat juga bahwa nilai rasio NPF sesudah

IPO pada triwulan II 2018 sebesar 4,23%, pada triwulan III 2018

sebesar 4,30%, pada triwulan IV 2018 sebesar 4,97%, dan pada

triwulan I 2019 sebesar 4,34%. Dari data sebelum dan sesudah IPO

tersebut dapat dilihat bahwa rasio NPF tertinggi PT Bank BRISyariah

Tbk sebelum IPO mencapai 4,72% pada IV 2017. Dan rasio NPF

tertinggi PT Bank BRISyariah Tbk sesudah IPO mencapai 4,97% di

mana mendekati rasio NPF yang ditetapkan oleh BI yaitu sebesar 5%.

Dapat disimpulkan bahwa rasio NPF setelah IPO mengalami

peningkatan, maka risiko terjadinya pembiayaan bermasalah sesudah

IPO lebih tinggi dibandingkan sebelum IPO.

2) Financing to Deposit Ratio (FDR)

Dapat dilihat dari tabel 12. di atas bahwa nilai rasio FDR

sebelum IPO pada triwulan II 2017 sebesar 76,79%, pada triwulan III

2017 sebesar 73,14%, pada triwulan IV 2017 sebesar 71,87%, dan

pada triwulan I 2018 sebesar 68,70%. Dapat dilihat juga bahwa nilai

rasio FDR sesudah IPO pada triwulan II 2018 sebesar 77,78%, pada

triwulan III 2018 sebesar 76,40%, pada triwulan IV 2018 sebesar

75,49%, dan pada triwulan I 2019 sebesar 79,55%. Dari data sebelum

dan sesudah IPO tersebut dapat dilihat bahwa rasio FDR tertinggi PT

Bank BRISyariah Tbk sebelum IPO mencapai 76,79% pada triwulan II

Page 84: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

67

2017. Dan rasio FDR tertinggi PT Bank BRISyariah Tbk sesudah IPO

mencapai 79,55% pada triwulan I 2019. Dapat disimpulkan bahwa

rasio FDR sesudah IPO lebih tinggi dibandingkan sebelum IPO, maka

pembiayaan yang dilakukan sesudah IPO menjadi lebih optimal

dibandingkan sebelum IPO, namun hal itu memungkinkan likuiditas

bank tidak cukup memadai untuk memenuhi kewajibannya terhadap

nasabah.

3) Return on Asset (ROA)

Dapat dilihat dari tabel 12. di atas bahwa nilai rasio ROA

sebelum IPO pada triwulan II 2017 sebesar 0,71%, pada triwulan III

2017 sebesar 0,82%, pada triwulan IV 2017 sebesar 0,51%, dan pada

triwulan I 2018 sebesar 0,86%. Dapat dilihat juga bahwa nilai rasio

ROA sesudah IPO pada triwulan II 2018 sebesar 0,92%, pada triwulan

III 2018 sebesar 0,77%, pada triwulan IV 2018 sebesar 0,43%, dan

pada triwulan I 2019 sebesar 0,43%. Dari data sebelum dan sesudah

IPO tersebut dapat dilihat bahwa rasio ROA tertinggi PT Bank

BRISyariah Tbk sebelum IPO mencapai 0,86% pada triwulan I 2018.

Dan rasio ROA tertinggi PT Bank BRISyariah Tbk sesudah IPO

mencapai 0,92% pada triwulan II 2018. Dapat disimpulkan bahwa

rasio ROA sesudah IPO lebih tinggi dibandingkan sebelum IPO, maka

pembiayaan yang dilakukan sesudah IPO menjadi lebih optimal

dibandingkan sebelum IPO dan pendapatan yang didapatkan setelah

IPO lebih besar dibandingkan sebelum IPO.

4) Return on Equity (ROE)

Dapat dilihat dari tabel 12. di atas bahwa nilai rasio ROE

sebelum IPO pada triwulan II 2017 sebesar 6,01%, pada triwulan III

2017 sebesar 6,90%, pada triwulan IV 2017 sebesar 4,10%, dan pada

triwulan I 2018 sebesar 6,92%. Dapat dilihat juga bahwa nilai rasio

ROE sesudah IPO pada triwulan II 2018 sebesar 6,37%, pada triwulan

III 2018 sebesar 4,87%, pada triwulan IV 2018 sebesar 2,49%, dan

pada triwulan I 2019 sebesar 2,54%. Dari data sebelum dan sesudah

IPO tersebut dapat dilihat bahwa rasio ROE tertinggi PT Bank

Page 85: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

68

BRISyariah Tbk sebelum IPO mencapai 6,92% pada triwulan I 2018.

Dan rasio ROE tertinggi PT Bank BRISyariah Tbk sesudah IPO

mencapai 6,37% pada triwulan II 2018. Dapat disimpulkan bahwa

rasio ROE mengalami penurunan setelah IPO, hal ini menunjukkan

bahwa kemampuan modal disetor bank dalam menghasilkan laba bagi

pemegang saham setelah IPO menjadi kecil, sehingga kemungkinan

suatu bank dalam kondisi bermasalah menjadi semakin besar.

5) Net Operating Margin (NOM)

Dapat dilihat dari tabel 12. di atas bahwa nilai rasio NOM

sebelum IPO pada triwulan II 2017 sebesar 0,25%, pada triwulan III

2017 sebesar 0,28%, pada triwulan IV 2017 sebesar -0,12%, dan pada

triwulan I 2018 sebesar 0,34%. Dapat dilihat juga bahwa nilai rasio

NOM sesudah IPO pada triwulan II 2018 sebesar 0,42%, pada triwulan

III 2018 sebesar 0,10%, pada triwulan IV 2018 sebesar -0,27%, dan

pada triwulan I 2019 sebesar -0,97%. Dari data sebelum dan sesudah

IPO tersebut dapat dilihat bahwa rasio NOM tertinggi PT Bank

BRISyariah Tbk sebelum IPO mencapai 0,34% pada triwulan I 2018.

Dan rasio NOM tertinggi PT Bank BRISyariah Tbk sesudah IPO

mencapai 0,42% pada triwulan II 2018. Dapat disimpulkan bahwa

rasio NOM sesudah IPO lebih tinggi dibandingkan sebelum IPO, maka

kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba bersih dengan modal

yang digunakan oleh perusahaan setelah IPO lebih baik.

6) KPMM (Kewajiban Penyediaan Modal Minimum)

Dapat dilihat dari tabel 12. di atas bahwa nilai rasio KPMM

sebelum IPO pada triwulan II 2017 sebesar 20,38%, pada triwulan III

2017 sebesar 20,98%, pada triwulan IV 2017 sebesar 20,29%, dan

pada triwulan I 2018 sebesar 23,64%. Dapat dilihat juga bahwa nilai

rasio KPMM sesudah IPO pada triwulan II 2018 sebesar 29,31%, pada

triwulan III 2018 sebesar 29,79%, pada triwulan IV 2018 sebesar

29,72%, dan pada triwulan I 2019 sebesar 27,82%. Dari data sebelum

dan sesudah IPO tersebut dapat dilihat bahwa rasio KPMM tertinggi

PT Bank BRISyariah Tbk sebelum IPO mencapai 23,64% pada

Page 86: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

69

triwulan I 2018. Dan rasio KPMM tertinggi PT Bank BRISyariah Tbk

sesudah IPO mencapai 29,79% pada triwulan III 2018. Dapat

disimpulkan bahwa rasio KPMM sesudah IPO menunjukkan bahwa

modal bank tersebut mampu melindungi kepentingan stakeholder lain

selain pemilik, dalam menghadapi berbagai jenis risiko yang dihadapi

oleh bank tersebut sesudah IPO.

Setelah melihat data serta penjelasan mengenai rasio kinerja PT Bank

BRISyariah sebelum dan sesudah Initial Public Offering (IPO), maka sekarang

dapat dilihat bagaimana komparasi antara kinerja PT Bank BRISyariah Tbk

sebelum melakukan IPO dengan kinerja PT Bank BRISyariah Tbk sesudah

melakukan IPO. Berikut di bawah ini adalah komparasi statistik deskriptif dari

rasio kinerja PT Bank BRISyariah Tbk sebelum dengan sesudah melakukan IPO.

Tabel 13. Komparasi Statistik Deskriptif Rasio Kinerja PT Bank BRISyariah Tbk

Sebelum dan Sesudah IPO

Sebelum dan

Sesudah IPO N Mean

Std.

Deviation Maximum Minimum

NPF Sebelum 4 4.0850 .49997 4.72 3.50

Sesudah 4 4.4600 .34303 4.97 4.23

FDR Sebelum 4 72.6250 3.34605 76.79 68.70

Sesudah 4 77.3050 1.76813 79.55 75.49

ROA Sebelum 4 .7250 .15674 .86 .51

Sesudah 4 .6375 .24730 .92 .43

ROE Sebelum 4 5.9825 1.32480 6.92 4.10

Sesudah 4 4.0675 1.89449 6.37 2.49

NOM Sebelum 4 .1875 .20839 .34 -.12

Sesudah 4 -.1800 .59738 .42 -.97

KPMM Sebelum 4 21.3225 1.57506 23.64 20.29

Sesudah 4 29.1600 .91808 29.79 27.82 Sumber: Data Primer yang telah diolah

1) Non Performing Financing (NPF)

Pada tabel 13. dapat dilihat bahwa nilai rata-rata (mean) dari

NPF sesudah melakukan IPO sebesar 4,4600% lebih besar

dibandingkan nilai rata-rata (mean) rasio NPF sebelum melakukan IPO

sebesar 4,0850% yang artinya bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata

(mean) NPF sebesar 0,375%. Persentase ini menunjukkan bahwa total

pembiayaan bermasalah PT Bank BRISyariah Tbk sesudah IPO lebih

Page 87: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

70

besar dibandingkan total pembiayaan bermasalah PT Bank BRISyariah

Tbk sebelum IPO, hal ini mengartikan bahwa NPF PT Bank

BRISyariah sesudah melakukan IPO tidak lebih baik dibandingkan

sebelum melakukan IPO. Jika melihat kriteria penilaian peringkat NPF

yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia (BI), kinerja PT Bank

BRISyariah sesudah melakukan IPO dalam kondisi yang baik karena

lebih kecil dibandingkan batas yang ditetapkan oleh BI, yaitu 5%.

2) Financing to Deposit Ratio (FDR)

Pada tabel 13. dapat dilihat bahwa nilai rata-rata (mean) dari

FDR sesudah melakukan IPO sebesar 77,3050% lebih besar

dibandingkan nilai rata-rata (mean) rasio FDR sebelum melakukan

IPO sebesar 72,6250% yang artinya bahwa terjadi peningkatan nilai

rata-rata (mean) FDR sebesar 4,68%. Persentase ini menunjukkan

bahwa pembiayaan yang dilakukan oleh PT Bank BRISyariah Tbk

sesudah IPO lebih besar dibandingkan dengan Dana Pihak Ketiga

(DPK), hal ini bisa terjadi karena setelah PT Bank BRISyariah

melakukan IPO bank memiliki modal yang lebih besar untuk

melakukan pembiayaan dibandingkan pada saat sebelum melakukan

IPO, hal ini mengartikan bahwa FDR PT Bank BRISyariah setelah

melakukan IPO lebih baik dibandingkan sebelum melakukan IPO. Jika

melihat kriteria penilaian peringkat FDR yang dipublikasikan oleh

Bank Indonesia (BI), kinerja PT Bank BRISyariah setelah melakukan

IPO dalam kondisi yang baik karena tidak melebihi 85%.

3) Return on Asset (ROA)

Pada tabel 13. dapat dilihat bahwa nilai rata-rata (mean) dari

ROA setelah melakukan IPO sebesar 0,6375% lebih kecil

dibandingkan nilai rata-rata (mean) rasio ROA sebelum melakukan

IPO sebesar 0,7250% yang artinya bahwa terjadi penurunan nilai rata-

rata (mean) ROA sebesar 0,0875%. Namun penurunan nilai rasio ROA

ini hampir tidak memberikan dampak, karena penurunan yang terjadi

sangatlah kecil. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan

yang antara ROA PT Bank BRISyariah sebelum melakukan IPO

Page 88: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

71

dengan setelah IPO. Jika melihat kriteria penilaian peringkat FDR

yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia (BI), kinerja PT Bank

BRISyariah setelah melakukan IPO dalam kondisi yang cukup baik,

karena tidak kurang dari 0,5% dan tidak lebih dari 1,25%.

4) Return on Equity (ROE)

Pada tabel 13. dapat dilihat bahwa nilai rata-rata (mean) dari

ROE setelah melakukan IPO sebesar 4,0675% lebih kecil

dibandingkan nilai rata-rata (mean) rasio ROE sebelum melakukan

IPO sebesar 5,9825% yang artinya bahwa terjadi penurunan nilai rata-

rata (mean) ROE sebesar 1,915%. Persentase ini menujukkan bahwa

kemampuan PT Bank BRISyariah setelah melakukan IPO dalam

menghasilkan laba tidak lebih baik dibandingkan dengan sebelum

melakukan IPO. Penurunan pada tingkat ROE PT Bank BRISyariah

Tbk ini menunjukkan bahwa kemampuan modal disetor PT Bank

BRISyariah Tbk setelah IPO dalam menghasilkan laba bagi pemegang

saham semakin kecil. Jika melihat kriteria penilaian peringkat ROE

yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia (BI), kinerja PT Bank

BRISyariah setelah melakukan IPO dalam kondisi yang kurang baik,

karena lebih kecil dari 5%.

5) Net Operating Margin (NOM)

Pada tabel 13. dapat dilihat bahwa nilai rata-rata (mean) dari

NOM setelah melakukan IPO sebesar -0,1800% lebih kecil

dibandingkan nilai rata-rata (mean) rasio NOM sebelum melakukan

IPO sebesar 0,1875% yang artinya bahwa terjadi penurunan nilai rata-

rata (mean) NOM sebesar 0,3675%. Persentase ini menujukkan bahwa

NOM PT Bank BRISyariah setelah melakukan IPO dalam

menghasilkan laba tidak lebih baik dibandingkan dengan sebelum

melakukan IPO. Penurunan rasio NOM ini terjadi karena terdapat

peningkatan biaya operasional yang cukup besar namun tidak diikuti

dengan peningkatan pendapatan operasional. Jika melihat kriteria

penilaian peringkat NOM yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia

Page 89: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

72

(BI), kinerja PT Bank BRISyariah setelah melakukan IPO dalam

kondisi yang tidak baik, karena kurang dari 1%.

6) KPMM (Kewajiban Penyediaan Modal Minimum)

Pada tabel 13. dapat dilihat bahwa nilai rata-rata (mean) dari

KPMM setelah melakukan IPO sebesar 29.1600% lebih besar

dibandingkan nilai rata-rata (mean) rasio KPMM sebelum melakukan

IPO sebesar 21.3225% yang artinya bahwa terjadi peningkatan nilai

rata-rata (mean) CAR sebesar 7,8375%. Persentase ini menujukkan

bahwa CAR PT Bank BRISyariah setelah melakukan IPO lebih baik

dibandingkan dengan sebelum melakukan IPO, hal ini bisa terjadi

dikarenakan pada tahun 2018 PT Bank BRISyariah melakukan IPO

sehingga bank mendapatkan tambahan dana dari hasil penjualan saham

bank. Jika melihat kriteria penilaian peringkat KPMM atau CAR yang

dipublikasikan oleh Bank Indonesia (BI), kinerja PT Bank BRISyariah

setelah melakukan IPO dalam kondisi yang sangat baik, karena nilai

rasio KPMM melebihi batas minimum yang ditetapkan oleh BI yaitu

8%.

2. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

apakah uji beda yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji

parametrik atau non parametrik, karena salah satu syarat untuk

menggunakan uji parametrik adalah data tersebut harus berdistribusi

normal. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka data berdistribusi normal,

namun jika nilai signifikansi < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal.

Berikut in adalah hasil uji normalitas untuk penelitian ini:

Tabel 14. Uji Normalitas Shapiro-Wilk

Kode Waktu

Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig.

NPF Sebelum .967 4 .826

Setelah .752 4 .040

FDR Sebelum .992 4 .966

Setelah .972 4 .856

ROA Sebelum .909 4 .477

Page 90: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

73

Kode Waktu

Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig.

Setelah .843 4 .205

ROE Sebelum .827 4 .159

Setelah .866 4 .283

NOM Sebelum .792 4 .088

Setelah .966 4 .815

KPMM Sebelum .775 4 .065

Setelah .800 4 .102 Sumber: Data sekunder yang telah diolah

Hasil uji normalitas (Shapiro-Wilk) pada tabel 14. menunjukkan

bahwa semua rasio kinerja keuangan NPF, FDR, ROA, ROE, dan KPMM

sebelum IPO berdistribusi normal karena lebih besar dari 0,05. Sementara

rasio kinerja FDR, ROA, ROE, dan KPMM setelah IPO berdistribusi

normal kecuali rasio NPF karena lebih kecil dari 0,05. Oleh karena itu uji

hipotesis yang akan digunakan selanjutnya adalah uji non parametrik

wilcoxon, karena data tidak terdistribusi dengan normal.

3. Pengujian Hipotesis Sebelum dan Sesudah Initial Public Offering

(IPO)

Komparasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

metode RGEC. Uji Wilcoxon dilakukan pada kinerja keuangan PT Bank

BRISyariah Tbk sebelum melakukan IPO dan sesudah melakukan IPO,

serta dilakukan penilaian dengan menggunakan metode penilaian dan

matriks peringkat faktor GCG pada kinerja GCG sebelum melakukan IPO

dan sesudah melakukan IPO. Untuk mengukur risiko profil (risk profile)

menggunakan dua faktor risiko yaitu faktor risiko kredit dengan

menggunakan rasio NPF dan risiko likuiditas dengan menggunakan rasio

FDR.

Untuk mengukur rentabilitas (earnings) menggunakan 3 rasio yaitu

rasio Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Net Operating

Margin (NOM). Untuk mengukur Permodalan (Capital) menggunakan

rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) atau yang disebut juga dengan

KPMM (Kewajiban Penyediaan Modal Minimum). Dan untuk mengukur

Good Corporate Governance dengan menggunakan laporan pelaksanaan

GCG yang dipublikasikan oleh PT Bank BRISyariah Tbk.

Page 91: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

74

Hasil komparasi pada variabel-variabel yang telah disebutkan

adalah sebagai berikut:

Tabel 15. Wilcoxon Signed Rank Test

N Mean

Rank

Sum of

Rank

NPF Setelah IPO –

NPF Sebelum IPO Negative Ranks 0

.00 .00

Positive Ranks 4

2.50 10.00

Ties 0

Total 4

FDR Setelah IPO –

FDR Sebelum IPO Negative Ranks 0 .00 .00

Positive Ranks 4 2.50 10.00

Ties 0

Total 4

ROA Setelah IPO –

ROA Sebelum IPO Negative Ranks 3 2.33 7.00

Positive Ranks 1 3.00 3.00

Ties 0

Total 4

ROE Setelah IPO –

ROE Sebelum IPO Negative Ranks 3 3.00 9.00

Positive Ranks 1 0.00 1.00

Ties 0

Total 4

NOM Sebelum IPO

– NOM Setelah

IPO

Negative Ranks 3 2.67 8.00

Positive Ranks 1 2.00 2.00

Ties 0

Total 4

KPMM Sebelum

IPO – KPMM

Setelah IPO

Negative Ranks 0 .00 .00

Positive Ranks 4 2.50 10.00

Ties 0

Total 4

Sumber: Data Sekunder yang telah diolah

Page 92: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

75

Tabel 16. Test Statistics

Z

Asymp. Sig.

(2-tailed)

NPF Sebelum IPO – NPF Setelah IPO -1.826 .068

FDR Sebelum IPO – FDR Setelah IPO -1.826 .068

ROA Sebelum IPO – ROA Setelah

IPO -.730 .465

ROE Sebelum IPO – ROE Setelah

IPO -1.461 .144

NOM Sebelum IPO – NOM Setelah

IPO -1.095 .273

KPMM Sebelum IPO – KPMM

Setelah IPO -1.826 .068

Sumber: Data Sekunder yang telah diolah

1) Non Performing Financing (NPF)

Dapat dilihat pada tabel 15. nilai positive ranks NPF lebih besar

dibandingkan nilai negative ranks NPF, hal itu mengartikan bahwa

rasio NPF PT Bank BRISyariah Tbk setelah IPO meningkat sebanyak

4 data dibandingkan rasio NPF PT Bank BRISyariah sebelum IPO.

Berdasarkan tabel 16. pada pengujian wilcoxon, hasil hipotesis yang

didapatkan dari pengujian NPF memiliki signifikan sebesar 0,068/2 =

0,034 dengan derajat kesalahan yang telah ditetapkan yaitu sebesar

0,05. Maka hasil yang didapat adalah 0,034 < 0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa nilai signifikan lebih kecil dibandingkan derajat

kesalahan sehingga H1 diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan pada kinerja NPF PT Bank BRISyariah Tbk

sebelum IPO dan sesudah IPO.

2) Financing to Deposit Ratio (FDR)

Dapat dilihat pada tabel 15. nilai positive ranks FDR lebih

besar dibandingkan nilai negative ranks FDR, hal itu mengartikan

bahwa rasio FDR PT Bank BRISyariah Tbk sesudah IPO meningkat

sebanyak 4 data dibandingkan rasio FDR PT Bank BRISyariah

sebelum IPO. Berdasarkan tabel 16. pada pengujian wilcoxon, hasil

hipotesis yang didapatkan dari pengujian FDR memiliki signifikan

sebesar 0,068/2 = 0,034 dengan derajat kesalahan yang telah

ditetapkan yaitu sebesar 0,05. Maka hasil yang didapat adalah 0,034 <

Page 93: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

76

0,05. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikan lebih kecil

dibandingkan derajat kesalahan sehingga H2 diterima. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pada kinerja FDR PT Bank

BRISyariah Tbk sebelum IPO dan sesudah IPO.

3) Return on Asset (ROA)

Dapat dilihat pada tabel 15. nilai negative ranks atau selisih

(negatif) sebesar 3, hal ini mengartikan bahwa terdapat 3 data ROA

setelah IPO yang kurang dari data ROA sebelum melakukan IPO. Dan

rata-rata rankingnya adalah sebesar 2,33 dengan jumlah rangking

negatif adalah sebesar 7. Berdasarkan tabel 16. pada pengujian

wilcoxon, hasil hipotesis yang didapatkan dari pengujian ROA

memiliki signifikan sebesar 0,465/2 = 0,2325 dengan derajat kesalahan

yang telah ditetapkan yaitu sebesar 0,05. Maka hasil yang didapat

adalah 0,2325 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikan

lebih besar dibandingkan derajat kesalahan sehingga H4 ditolak. Jadi,

dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pada kinerja ROA

PT Bank BRISyariah Tbk sebelum IPO dan sesudah IPO.

4) Return on Equity (ROE)

Dapat dilihat pada tabel 15. nilai negative ranks atau selisih

(negatif) sebesar 3, hal ini mengartikan bahwa terdapat 3 data ROE

setelah IPO yang kurang dari data ROE sebelum melakukan IPO. Dan

rata-rata rankingnya adalah sebesar 3,00 dengan jumlah rangking

negatif adalah sebesar 9. Berdasarkan tabel 16. pada pengujian

wilcoxon, hasil hipotesis yang didapatkan dari pengujian ROE

memiliki signifikan sebesar 0,144/2 = 0,072 dengan derajat kesalahan

yang telah ditetapkan yaitu sebesar 0,05. Maka hasil yang didapat

adalah 0,072 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikan lebih

besar dibandingkan derajat kesalahan sehingga H5 ditolak. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pada kinerja ROE PT

Bank BRISyariah Tbk sebelum IPO dan sesudah IPO.

5) Net Operating Margin (NOM)

Page 94: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

77

Dapat dilihat pada tabel 15. nilai negative ranks atau selisih

(negatif) sebesar 3, hal ini mengartikan bahwa terdapat 3 data NOM

setelah IPO yang kurang dari data NOM sebelum melakukan IPO. Dan

rata-rata rankingnya adalah sebesar 2,67 dengan jumlah rangking

negatif adalah sebesar 8. Berdasarkan tabel 16. pada pengujian

Wilcoxon, hasil hipotesis yang didapatkan dari pengujian NOM

memiliki signifikan sebesar 0,273/2 = 0,1365 dengan derajat kesalahan

yang telah ditetapkan yaitu sebesar 0,05. Maka hasil yang didapat

adalah 0,1365 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikan

lebih besar dibandingkan derajat kesalahan sehingga H6 diterima. Jadi,

dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pada kinerja NOM

PT Bank BRISyariah Tbk sebelum IPO dan sesudah IPO.

6) Capital Adequacy Ratio (CAR)

Dapat dilihat pada tabel 15. nilai positive ranks CAR lebih

besar dibandingkan nilai negative ranks CAR, hal itu mengartikan

bahwa rasio CAR PT Bank BRISyariah Tbk setelah IPO meningkat

sebanyak 4 data dibandingkan rasio CAR PT Bank BRISyariah

sebelum IPO. Berdasarkan tabel 16. pada pengujian wilcoxon, hasil

hipotesis yang didapatkan dari pengujian CAR memiliki signifikan

sebesar 0,068/2 = 0,034 dengan derajat kesalahan yang telah

ditetapkan yaitu sebesar 0,05. Maka hasil yang didapat adalah 0,034 <

0,05. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikan lebih kecil

dibandingkan derajat kesalahan sehingga H7 diterima. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pada kinerja CAR PT Bank

BRISyariah Tbk sebelum IPO dan sesudah IPO.

7) Penilaian terhadap Good Corporate Governance (GCG)

Penilaian terhadap Good Corporate Governance (GCG)

terpisah dari laporan keuangan karena GCG merupakan salah satu

komponen penilaian dalam metode RGEC, namun GCG tidak

termasuk ke dalam penilaian terhadap kinerja keuangan bank. Berikut

ini merupakan rincian hasil perhitungan self assessment yang

dilakukan oleh PT Bank BRISyariah Tbk:

Page 95: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

78

Tabel 17. Laporan Pelaksanaan GCG PT Bank BRISyariah Tbk periode 2017 - 2018

PT BANK BRISYARIAH TBK

HASIL SELF ESSESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBELUM DAN SESUDAH IPO

No. Parameter Penilaian

(Assessment Parameter)

Sebelum IPO

( Tahun 2017 )

Sesudah IPO

(Tahun 2018)

Struktur

(Structure)

Proses

(Process)

Hasil

(Outcome)

Struktur

(Structure)

Proses

(Process)

Hasil

(Outcome)

1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan komisaris 1.29 1.30 1.88 1.00 1.45 2.00

2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi 1.20 1.56 2.07 1.07 1.52 2.00

3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite 1.10 1.71 2.00 1.00 1.43 2.00

4. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas

Syariah 1.13 1.55 1.60 1.13 1.55 1.60

5. Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan

dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa 1.83 2.50 2.00 1.83 2.00 2.00

6. Penanganan benturan kepentingan 2.00 2.00 1.33 1.50 2.00 1.67

7. Penerapan fungsi kepatuhan bank 1.33 1.75 1.75 1.33 1.75 1.75

8. Penerapan fungsi audit intern 1.25 1.64 2.00 1.25 1.64 2.00

9. Penerapan fungsi audit ekstern 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00

10. Batas maksimum penyaluran dana 2.00 1.00 1.00 2.00 1.33 1.00

11. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan

pelaksanaan GCG dan pelaporan internal 2.00 1.57 1.86 2.25 1.57 1.57

Total nilai parameter 1.47 1.60 1.68 1.40 1.57 1.69

Bobot penilaian parameter 40% 30% 30% 40% 30% 30%

Total nilai proporsional 0.59 0.48 0.50 0.56 0.47 0.51

Total nilai akhir GCG 1.57 1,54

Sumber: Laporan GCG PT Bank BRISyariah Tbk 2017 dan 2018

Page 96: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

79

Pada tabel 17. pelaksanaan GCG pada PT Bank BRISyariah Tbk

sebelum IPO yaitu pada tahun 2017 mendapatkan skor/nilai komposit

sebesar 1,57 sedangkan pelaksanaan GCG pada PT Bank BRISyariah Tbk

sesudah IPO yaitu pada tahun 2018 mendapatkan skor/nilai komposit

sebesar 1,54. Dari laporan tersebut dapat diketahui bahwa kedua laporan

sebelum dan sesudah IPO terdapat perbedaan skor hanya sebesar 0,03 dan

keduanya memperoleh predikat baik karena nilai kompositnya lebih besar

dari 1.5 namun kurang dari 2.5. Hasil dari pelaksanaan GCG PT Bank

BRISyariah Tbk memperlihatkan hasil bahwa setelah adanya Initial Public

Offering (IPO) meningkatkan skor/nilai komposit. Peningkatan tersebut

dapat dilihat pada faktor yang pertama, enam, sepuluh, dan sebelas.

Perbedaan tersebut terjadi pada faktor pelaksanaan tugas dan tanggung

jawab dewan komisaris pada penilaian proses dan hasil, faktor penanganan

benturan kepentingan pada penilaian hasil, dan faktor batas maksimum

penyaluran dana pada penilaian proses.

C. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengkomparasikan kinerja bank syariah

sebelum melakukan IPO dan sesudah melakukan IPO dengan menggunakan

metode RGEC. Bank syariah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah PT

Bank BRISyariah Tbk yang termasuk ke dalam Bank Umum Syariah (BUS) di

Indonesia. PT Bank BRISyariah Tbk bank yang merupakan bank dengan total

aset yang tinggi dibandingkan dengan 2 Bank Umum Syariah (BUS) lainnya

yang sudah melakukan IPO atau yang telah tercatat sebagai emiten di dalam

Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dalam mengkomparasikan kinerjanya dilakukan dengan menggunakan

metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital)

di mana dilakukan penelitian pada rasio kinerja keuangan bank syariah yang

didapatkan dari laporan keuangan dan laporan GCG (Good Corporate

Governance) yang telah dipublikasi pada situs resmi PT Bank BRISyariah

Tbk. Penelitian pada laporan GCG dipisahkan dari penelitian pada laporan

keuangan bank syariah, karena laporan GCG (Good Corporate Governance)

bukanlah laporan yang menggunakan rasio keuangan seperti yang ada dalam

Page 97: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

80

laporan keuangan yaitu NPF (Non Performing Financing), FDR (Financing to

Deposit Ratio), ROA (Return on Asset), ROE (Return on Equity), NOM (Net

Operating Margin), dan CAR (Capital Adequacy Ratio) atau bisa disebut juga

dengan KPMM (Kewajiban Penyediaan Modal Minimum). Berikut ini

merupakan pembahasan mengenai penelitian yang sudah dilakukan pada

laporan keuangan dan laporan pelaksanaan GCG PT Bank BRI Syariah

sebelum dan sesudah melakukan IPO dengan menggunakan metode RGEC.

1. Risk Profile (Profil Risiko)

Dalam penelitian ini, untuk mengukur risk profile (profil risiko)

diukur dengan menggunakan dua faktor risiko yaitu risiko kredit dengan

menggunakan rasio NPF (Non Performing Financing) dan risiko likuiditas

dengan menggunakan rasio FDR (Financing to Deposit Ratio). Pada risk

profile (profil risiko) PT Bank BRISyariah Tbk sesudah IPO terjadi

peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelum IPO, karena terjadi

peningkatan pada faktor risiko kredit yaitu NPF dan pada faktor risiko

likuiditas yaitu FDR.

Dapat dilihat pada tingkat NPF sebelum melakukan IPO, tingkat

NPF tertinggi yaitu sebesar 4,72% sedangkan tingkat NPF tertinggi setelah

melakukan IPO mencapai 4,97% di mana tingkat NPF ini hampir

mendekati batas yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia (BI) yaitu

sebesar 5%. Semakin rendah tingkat NPF maka semakin baik kinerja bank,

dan sebaliknya semakin tinggi NPF maka semakin buruk kinerja bank

tersebut, berdasarkan teori ini dapat disimpulkan bahwa kinerja bank

setelah IPO masih baik karena di bawah 5%, namun mengkhawatirkan

karena tingkat NPF PT Bank BRISyariah sesudah IPO menunjukkan

bahwa risiko terjadinya pembiayaan bermasalah setelah bank melakukan

IPO makin tinggi.

Pada nilai rata-rata NPF juga dapat dilihat bahwa nilai rata-rata

(mean) dari NPF setelah melakukan IPO sebesar 4,4600% lebih besar

dibandingkan nilai rata-rata (mean) rasio NPF sebelum melakukan IPO

sebesar 4,0850% yang artinya terjadi peningkatan nilai rata-rata (mean)

pada tingkat NPF sebesar 0,375%. Hal ini menunjukkan bahwa risiko

Page 98: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

81

terjadinya pembiayaan bermasalah setelah melakukan IPO lebih besar

dibandingkan sebelum melakukan IPO.

Peningkatan pada rasio NPF ini terjadi karena meningkatnya FDR

setelah IPO sehingga modal yang dimiliki untuk melakukan pembiayaan

jauh lebih besar dibandingkan sebelum IPO, sehingga pembiayaan yang

disalurkan pun lebih dioptimalkan, karena hal itulah NPF setelah IPO

mengalami peningkatan karena risiko terjadinya pembiayaan bermasalah

semakin besar. Ketika pembiayaan tidak tumbuh maka NPF akan naik dan

jika aset perbankan syariah tidak turun mungkin NPF tidak akan

meningkat. Selain itu, hal ini juga bisa terjadi karena bank masih perlu

menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru di mana terdapat perubahan

dari sisi permodalan.

Kemudian, setelah dilakukan Uji beda wilcoxon, dapat diketahui

bahwa hasil hipotesis yang didapatkan dari pengujian NPF memiliki

signifikan sebesar 0,068/2 = 0,034 dengan derajat kesalahan yang telah

ditetapkan yaitu sebesar 0,05. Maka hasil yang didapat adalah 0,034 <

0,05. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikan lebih kecil dibandingkan

derajat kesalahan sehingga H1 diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan pada kinerja NPF PT Bank BRISyariah Tbk sebelum

IPO dan sesudah IPO. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Siahaan dan Gandakusuma (2013) mengenai analisis

kinerja keuangan bank sebelum dan sesudah Initial Public Offering (IPO)

dengan pendekatan rasio CAMEL periode go public yang menyatakan

bahwa terdapat perbedaan pada kinerja keuangan bank berdasarkan rasio

NPL.

Lalu jika melihat hasil yang didapatkan dari penelitian yang

dilakukan pada rasio FDR (Financing to Deposit Ratio), tingkat FDR

tertinggi sebelum melakukan IPO yaitu sebesar 76,79% sedangkan tingkat

FDR tertinggi setelah melakukan IPO mencapai 79,55%, maka dapat

disimpulkan bahwa tingkat FDR PT Bank BRISyariah Tbk setelah IPO

mengalami peningkatan. Semakin besar rasio FDR maka semakin besar

pula kualitas dan tingkat likuiditas nya, hal ini juga menunjukkan bahwa

Page 99: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

82

kecil kemungkinannya PT Bank BRISyariah Tbk memiliki cadangan dana

yang cukup besar. Pada nilai rata-rata (mean) dari FDR setelah melakukan

IPO sebesar 77,3050% lebih besar dibandingkan nilai rata-rata (mean)

rasio FDR sebelum melakukan IPO sebesar 72,6250% yang artinya bahwa

terjadi peningkatan nilai rata-rata (mean) FDR sebesar 4,68%. Hal ini bisa

terjadi karena setelah PT Bank BRISyariah melakukan IPO bank memiliki

modal yang lebih besar untuk melakukan pembiayaan dibandingkan pada

saat sebelum melakukan IPO, hal ini mengartikan bahwa FDR PT Bank

BRISyariah setelah melakukan IPO lebih baik dibandingkan sebelum

melakukan IPO.

Berdasarkan laporan tahunan PT Bank BRISyariah Tbk pada tahun

2017, dapat dilihat bahwa terjadi penurunan dibanding tahun sebelumnya.

Hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki likuiditas yang baik dan stabil.

Di samping itu, bank cukup selektif dalam menyalurkan pinjaman, dengan

mempertimbangkan kondisi ekonomi pada saat itu dan di masa

mendatang. Kemudian pada tahun 2018, rasio FDR kembali meningkat

setelah melakukan IPO dibandingkan tahun sebelumnya, hal ini

menunjukkan bahwa likuiditas dari PT Bank BRISyariah Tbk setelah IPO

tetap terjaga. Peningkatan rasio FDR yang terjadi tersebut disebabkan

karena adanya peningkatan pembiayaan namun tidak diikuti dengan DPK

dari perusahaan, hal tersebut terjadi karena PT Bank BRISyariah Tbk

melakukan Initial Public Offering (IPO) pada tahun 2018 tersebut yang

menyebabkan penambahan modal pada perusahaan.

Dan setelah dilakukan Uji beda wilcoxon, dapat diketahui bahwa

hasil hipotesis yang didapatkan dari pengujian FDR memiliki nilai

signifikan sebesar 0,068/2 = 0,034 dengan derajat kesalahan yang telah

ditetapkan yaitu sebesar 0,05. Maka hasil yang didapat adalah 0,034 <

0,05. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikan lebih kecil dibandingkan

derajat kesalahan sehingga H2 diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan pada kinerja FDR PT Bank BRISyariah Tbk sebelum

IPO dan sesudah IPO. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh Dintha dan Supriatna (2019) yang

Page 100: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

83

menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara rasio likuiditas sebelum IPO

dan Sesudah IPO.

Dari pemaparan mengenai hasil penelitian pada faktor risiko kredit

dan risiko likuiditas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pada

risk profile (risiko profil) PT Bank BRISyariah Tbk sebelum IPO dan

sesudah IPO.

2. Good Corporate Governance (GCG)

Dalam penelitian ini, untuk mengukur GCG (Good Corporate

Governance) dilihat dari laporan pelaksanaan GCG yang dipublikasikan

pada situs resmi PT Bank BRISyariah Tbk. Di mana data yang diambil

sebelum IPO adalah data laporan pelaksanaan GCG pada tahun 2017 dan

data laporan pelaksanaan GCG sesudah IPO yaitu pada tahun 2018.

Penilaian pada GCG ini adalah penilaian terhadap manajemen bank atas

pelaksanaan prinsip-prinsip GCG.

Penilaian laporan pelaksanaan GCG dapat dilihat dari penilaian

governance structure, governance process dan governance outcome yang

telah dipublikasikan oleh PT Bank BRISyariah Tbk. Pelaksanaan GCG

pada PT Bank BRISyariah Tbk sebelum IPO yaitu pada tahun 2017

mendapatkan skor/nilai komposit sebesar 1,57 sedangkan pelaksanaan

GCG pada PT Bank BRISyariah Tbk sesudah IPO yaitu pada tahun 2018

mendapatkan skor/nilai komposit sebesar 1,54. Dari laporan tersebut dapat

diketahui bahwa kedua laporan sebelum dan sesudah IPO terdapat

perbedaan skor hanya sebesar 0,03 dan keduanya tetap memperoleh

predikat yang baik.

Pelaksanaan GCG setelah IPO mengalami peningkatan pada

penilaian governance process (proses) dan governance outcome (hasil).

Peningkatan tersebut terjadi pada faktor pelaksanaan tugas dan tanggung

jawab dewan komisaris pada penilaian proses dan hasil, faktor penanganan

benturan kepentingan pada penilaian hasil, dan faktor batas maksimum

penyaluran dana pada penilaian proses. Peningkatan pada faktor

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris terjadi karena

faktor tersebut telah memaksimalkan penyelenggaraan rapat di mana rapat

Page 101: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

84

harus dilakukan sebanyak empat kali dalam setahun atau minimal dua kali

dalam setahun, serta adanya bukti rekaman penyelenggaraan rapat dan

membuat risalah rapat yang ditandatangani oleh seluruh peserta yang

hadir, kemudian salinan risalah yang telah ditandatangani tersebut

didistribusikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris.

PT BRISyariah Tbk telah menjadi perusahaan publik yang dituntut

memiliki kualitas tata kelola seluruh aktivitasnya selalu meningkat dari

waktu ke waktu. Peningkatan yang terjadi adalah dikarenakan telah

tersedianya perangkat-perangkat perusahaan berupa kebijakan, pedoman,

petunjuk pelaksanaan serta kelengkapan struktur organisasi perusahaan.

Dan jika kita melihat pada laporan GCG PT Bank BRISyariah Tbk selama

lima tahun terakhir, peringkat nilai dari GCG ini memang cenderung

selalu mengalami peningkatan. Pada laporan GCG tahun 2014 berada pada

peringkat 1.74, kemudian mengalami peningkatan peringkat pada tahun

2015 menjadi peringkat 1.61, lalu pada tahun 2016 mengalami

peningkatan peringkat menjadi peringkat 1.60, kemudian pada tahun 2017

mengalami peningkatan kembali menjadi peringkat 1.57, dan sampai pada

laporan GCG terakhir pada tahun 2018 menjadi peringkat 1.54.

Artinya setiap tahunnya terdapat perbaikan kinerja pada faktor-

faktor yang menjadi penilaian pada penilaian GCG dan tentunya

diperlukan perbaikan, peningkatan, ataupun perubahan pada faktor-faktor

penilaian GCG untuk mencerminkan kualitas kinerja yang baik pada PT

Bank BRISyariah Tbk.

Pelaksanaan GCG PT Bank BRISyariah Tbk sebelum dan setelah

Initial Public Offering (IPO) juga mendapatkan predikat yang sama seperti

sebelumnya yaitu baik. Dari pembahasan mengenai hasil penelitian pada

laporan pelaksanaan GCG PT Bank BRISyariah Tbk dapat diambil

keputusan bahwa H3 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan pada GCG (Good Corporate Governance) PT Bank BRISyariah

Tbk sebelum IPO dan sesudah IPO, namun perbedaan tersebut sangat kecil

yaitu sebesar 0,03. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Umiyati dan Faly (2015) menyatakan bahwa terdapat perbedaan

Page 102: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

85

kinerja bank syariah sebelum IPO dan sesudah IPO pada GCG, namun

perbedaan nilai tersebut sangat kecil.

3. Earnings (Rentabilitas)

Penilaian terhadap faktor rentabilitas (earnings) meliputi penilaian

terhadap kinerja earnings, sumber-sumber earnings, dan sustainability

earnings bank. Dalam penelitian ini penilaian terhadap faktor earnings ini

menggunakan tiga rasio, yaitu rasio ROA (Return on Asset), ROE (Return

on Equity), dan NOM (Net Operating Margin). Pada earnings

(Rentabilitas) PT Bank BRISyariah Tbk setelah IPO terjadi penurunan

dibandingkan dengan tahun sebelum IPO.

Dapat dilihat pada tingkat ROA sebelum melakukan IPO, tingkat

ROA tertinggi yaitu sebesar 0,86% dan tingkat ROA tertinggi setelah

melakukan IPO sebesar 0,92%. Pada nilai rata-rata ROA juga dapat dilihat

bahwa nilai rata-rata (mean) dari ROA setelah melakukan IPO sebesar

0,6375% lebih kecil dibandingkan nilai rata-rata (mean) rasio ROA

sebelum melakukan IPO sebesar 0,7250% yang artinya bahwa terjadi

penurunan nilai rata-rata (mean) ROA sebesar 0,0875%.

Jika kita melihat pengertian dari Return on Asset (ROA) sendiri, di

mana ROA merupakan rasio keuangan perusahaan yang berhubungan

dengan profitabilitas perusahaan yang mengukur kemampuan perusahaan

menghasilkan keuntungan atau laba pada tingkat pendapatan, aset, dan

modal saham tertentu. Dengan mengetahui ROA, kita dapat melihat

apakah perusahaan telah efisien dalam menggunakan aktivanya dalam

kegiatan operasi dalam menghasilkan keuntungan. Pada penelitian ini

dapat dilihat bahwa rasio ROA setelah IPO mengalami penurunan

dibandingkan sebelum IPO, penurunan ini terjadi karena laba yang

dihasilkan perusahaan kecil dan tidak sesuai dengan target. Penurunan laba

tersebut berakibat pada daya tarik investor terhadap perusahaan, karena

tingkat pengembalian atau deviden setelah IPO menjadi lebih kecil

dibandingkan sebelum IPO. Karena adanya penurunan ketertarikan

investor pada perusahaan, hal ini dapat berpengaruh terhadap harga saham

perusahaan.

Page 103: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

86

Namun, jika kita melihat pada penurunan yang terjadi tersebut,

penurunan nilai rasio ROA ini hampir tidak memberikan dampak, karena

penurunan yang terjadi sangatlah kecil. Penurunan ini bisa saja terjadi

karena rasio NPF yang meningkat, hal ini juga bisa menunjukkan bahwa

PT Bank BRISyariah Tbk kurang mampu mengelola asset untuk

meningkatkan pendapatan dana setelah IPO. Dan setelah dilakukan Uji

beda wilcoxon, hasil hipotesis yang didapatkan dari pengujian ROA

memiliki signifikan sebesar 0,465/2 = 0,2325 dengan derajat kesalahan

yang telah ditetapkan yaitu sebesar 0,05. Maka hasil yang didapat adalah

0,2325 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikan lebih besar

dibandingkan derajat kesalahan sehingga H4 ditolak.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pada

kinerja ROA PT Bank BRISyariah Tbk sebelum IPO dan sesudah IPO.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Wirajunayasa dan Putri (2017) yang menyatakan bahwa

terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pada rasio ROA sebelum

IPO dan sesudah IPO.

Lalu jika melihat hasil yang didapatkan dari penelitian yang

dilakukan pada rasio ROE (Return on Equity), tingkat ROE tertinggi

sebelum melakukan IPO yaitu sebesar 6,92% dan tingkat ROE tertinggi

setelah melakukan IPO sebesar 6,37%. Pada nilai rata-rata ROE juga dapat

dilihat bahwa nilai rata-rata (mean) dari ROE setelah melakukan IPO

sebesar 4,0675% lebih kecil dibandingkan nilai rata-rata (mean) rasio ROE

sebelum melakukan IPO sebesar 5,9825% yang artinya bahwa terjadi

penurunan nilai rata-rata (mean) ROE sebesar 1,915%.

Penurunan pada tingkat ROE PT Bank BRISyariah Tbk ini

menunjukkan bahwa kemampuan modal disetor PT Bank BRISyariah Tbk

setelah IPO dalam menghasilkan laba bagi pemegang saham semakin

kecil. Penurunan ini terjadi karena adanya peningkatan ekuitas yang cukup

besar setelah perusahaan melakukan IPO karena bank mendapatkan

tambahan modal dari pemegang saham, namun tidak diikuti dengan

adanya peningkatan keuntungan atau return. Untuk itu, ROE PT Bank

Page 104: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

87

BRISyariah Tbk harus dapat meningkatkan lagi return yang dihasilkan

agar sesuai dengan peningkatan ekuitas nya.

Dan setelah dilakukan Uji beda wilcoxon, hasil hipotesis yang

didapatkan dari pengujian ROE memiliki signifikan sebesar 0,144/2 =

0,072 dengan derajat kesalahan yang telah ditetapkan yaitu sebesar 0,05.

Maka hasil yang didapat adalah 0,072 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa

nilai signifikan lebih besar dibandingkan derajat kesalahan sehingga H5

ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan secara

pada kinerja ROE PT Bank BRISyariah Tbk sebelum IPO dan sesudah

IPO. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Dintha dan Supriatna (2019) yang menyatakan bahwa tidak terdapat

perbedaan antara rasio ROE sebelum IPO dan sesudah IPO.

Lalu untuk rasio selanjutnya yaitu rasio NOM (Net Operating

Margin), tingkat NOM tertinggi sebelum melakukan IPO yaitu sebesar

0,34% dan tingkat NOM tertinggi setelah melakukan IPO sebesar 0,42%.

Pada nilai rata-rata NOM juga dapat dilihat bahwa nilai rata-rata (mean)

dari NOM setelah melakukan IPO sebesar -0,1800% lebih kecil

dibandingkan nilai rata-rata (mean) rasio NOM sebelum melakukan IPO

sebesar 0,1875% yang artinya bahwa terjadi penurunan nilai rata-rata

(mean) NOM sebesar 0,3675%. Dari data sebelum dan sesudah IPO

tersebut dapat dilihat bahwa rasio NOM dari PT Bank BRISyariah Tbk

setelah IPO mengalami penurunan. Penurunan rasio NOM ini terjadi

karena terdapat peningkatan biaya operasional yang cukup besar namun

tidak diikuti dengan peningkatan pendapatan operasional. Untuk itu PT

Bank BRISyariah Tbk harus melakukan berbagai strategi untuk

memasarkan produk dari perusahaannya sehingga dapat meningkatkan

pendapatan yang dihasilkan. Jika melihat kriteria penilaian peringkat

NOM yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia (BI), kinerja PT Bank

BRISyariah setelah melakukan IPO dalam kondisi yang tidak baik, karena

kurang dari 1%.

Setelah dilakukan Uji beda wilcoxon, hasil hipotesis yang

didapatkan dari pengujian NOM memiliki signifikan sebesar 0,273/2 =

Page 105: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

88

0,1365 dengan derajat kesalahan yang telah ditetapkan yaitu sebesar 0,05.

Maka hasil yang didapat adalah 0,1365 > 0,05. Hal ini menunjukkan

bahwa nilai signifikan lebih besar dibandingkan derajat kesalahan

sehingga H6 ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

perbedaan pada kinerja NOM PT Bank BRISyariah Tbk sebelum IPO dan

sesudah IPO. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Umiyati dan Faly (2015) menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan

kinerja bank pada rasio NIM sebelum IPO dan sesudah IPO.

Dari pemaparan mengenai hasil penelitian pada rasio-rasio yang

digunakan untuk mengukur earnings (Rentabilitas PT Bank BRISyariah

Tbk yaitu rasio ROA, ROE, dan NOM dapat disimpulkan bahwa tidak

terdapat perbedaan pada earnings (Rentabilitas) PT Bank BRISyariah Tbk

sebelum IPO dan sesudah IPO.

4. Capital (Permodalan)

Penilaian terhadap faktor permodalan (capital) meliputi penilaian

terhadap tingkat kecukupan permodalan dan pengelolaan modal. Dalam

penelitian ini penilaian terhadap faktor permodalan (capital) ini

menggunakan rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) atau disebut juga

dengan KPMM (Kewajiban Penyediaan Modal Minimum). Pada capital

(permodalan) PT Bank BRISyariah Tbk sesudah IPO terjadi peningkatan

dibandingkan dengan tahun sebelum IPO. Dapat dilihat pada tingkat

tertinggi KPMM sebelum melakukan IPO yaitu sebesar 23,64% sedangkan

tingkat KPMM tertinggi setelah melakukan IPO mencapai 29,79%.

Pada nilai rata-rata KPMM juga dapat dilihat bahwa nilai rata-rata

(mean) dari KPMM setelah melakukan IPO sebesar 29.1600% lebih besar

dibandingkan nilai rata-rata (mean) rasio KPMM sebelum melakukan IPO

sebesar 21.3225% yang artinya bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata

(mean) KPMM sebesar 7,8375%. Persentase ini menujukkan bahwa

KPMM PT Bank BRISyariah setelah melakukan IPO lebih baik

dibandingkan dengan sebelum melakukan IPO, Peningkatan rasio KPMM

PT Bank BRISyariah Tbk setelah IPO mengalami peningkatan.

Peningkatan ini terjadi karena setelah IPO, PT Bank BRISyariah Tbk

Page 106: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

89

mendapatkan penambahan modal yang cukup besar dari pemegang saham,

hal ini membuat rasio KPMM juga mengalami peningkatan. Peningkatan

yang terjadi pada rasio KPMM ini berdampak baik terhadap perusahaan,

karena dengan adanya modal yang besar maka perusahaan dapat

mengoptimalkan modal tersebut untuk segala kegiatan operasional

perusahaan seperti pembiayaan sehingga keuntungan yang didapatkan

menjadi optimal. Jika melihat kriteria penilaian peringkat CAR yang

dipublikasikan oleh Bank Indonesia (BI), kinerja PT Bank BRISyariah

setelah melakukan IPO dalam kondisi yang sangat baik, karena nilai rasio

CAR atau KPMM melebihi batas minimum yang ditetapkan oleh BI yaitu

8%.

Setelah dilakukan Uji beda wilcoxon, hasil hipotesis yang

didapatkan dari pengujian CAR memiliki signifikan sebesar 0,068/2 =

0,034 dengan derajat kesalahan yang telah ditetapkan yaitu sebesar 0,05.

Maka hasil yang didapat adalah 0,034 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa

nilai signifikan lebih kecil dibandingkan derajat kesalahan sehingga H7

diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pada kinerja

capital (permodalan) PT Bank BRISyariah Tbk sebelum IPO dan sesudah

IPO. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Umiyati dan Faly (2015) menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara

kinerja bank syariah sebelum IPO dan sesudah IPO pada rasio CAR.

Page 107: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

90

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa kinerja perbankan syariah setelah IPO tidak

lebih baik dibandingkan kinerja perbankan syariah sebelum IPO. Hal ini dapat

dilihat dari hasil berikut ini:

1. Hasil uji non parametrik wilcoxon pada kinerja keuangan PT Bank

BRISyariah Tbk menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup

besar pada rasio KPMM, sedangkan pada rasio NPF dan FDR terdapat

perbedaan namun perbedaan tersebut tidak terlalu besar, dan pada rasio

ROA, ROE, dan NOM tidak terdapat perbedaan pada kinerja PT Bank

BRISyariah Tbk sebelum dan sesudah IPO. Untuk variabel GCG sendiri

menunjukkan perbedaan, namun tidak terlalu berpengaruh terhadap

perusahaan karena perbedaannya cenderung kecil.

2. Perbedaan kinerja PT Bank BRISyariah sebelum dan sesudah IPO dapat

dilihat pada rasio-rasio kinerja keuangan NPF, FDR, ROA, ROE, NOM,

dan KPMM. Kinerja FDR dan KPMM sesudah IPO lebih baik

dibandingkan kinerja sebelum IPO. Sedangkan kinerja NPF, ROA, ROE,

dan NOM sesudah IPO tidak lebih baik dibandingkan sebelum IPO, begitu

pula dengan penilaian pada kinerja GCG.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan

sebelumnya, peneliti memberikan saran bagi praktisi perbankan syariah,

khususnya PT Bank BRISyariah agar meningkatkan kinerja bank dengan

memaksimalkan jumlah modal yang diterima, sehingga rentabilitas dari bank

syariah meningkat, dan bank syariah dapat menjaga loyalitas para nasabah dan

investor untuk berinvestasi pada saham perusahaannya sesuai dengan

ekspektasi sebelum IPO. Selain itu, bank syariah harus mampu memanfaatkan

perkembangan teknologi agar eksistensi bank syariah semakin terlihat, hal ini

dapat menarik perhatian dan minat para calon-calon nasabah baru dan investor

untuk berinvestasi pada saham bank syariah. Dan bagi peneliti selanjutnya,

Page 108: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

91

disarankan untuk dapat menambahkan periode penelitian dan menambah

variabel-variabel penelitian lainnya.

Page 109: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

92

DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. (2018). Kajian Stabilitas Keuangan No. 30. Dokumen diakses

pada 29 Juni 2019 melalui www.bi.go.id

Bank Indonesia. Surat Edaran Bank Indonesia SE BI 6/23/DPNP/2011. Dokumen

diakses pada 27 Juni 2019 melalui www.bi.go.id

Defri. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Likuiditas dan Efisiensi

Operasional terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang

Terdaftar di BEI. Jurnal Manajemen: Vol. 01 No. 01, September 2012

Fahmi, Irfan. 2012. Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung: Alfabeta

Helfi, Siti Aulia. (2017). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Harga

Saham (Studi Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2011-2015 [Skripsi]. Lampung (ID): Universitas

Lampung.

Iskandar, MCC. Analisis Penilaian Penerapan Manajemen Kompensasi Pada

Karyawan Universitas Bunda Mulia. Business & Management Journal

Bunda Mulia: Vol. 8, No. 2, September 2012

Ismal, R. 2013. Islamic Banking in Indonesia. Singapore: John Wiley & Sons

IZFS D, Supriatna N. Pengaruh Initial Public Offering (IPO) Terhadap Kinerja

Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan: Vol. 7, No. 6, 2019

Junita, Sherty. (2015). Pengaruh KAP, BOPO, dan FDR terhadap Net Operating

Margin (NOM) Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2010-2014

[Skripsi]. Jakarta (ID): UIN Jakarta.

Karim A, Rachmawati W, Widyaswati R. The Analysis of Sharia Banks

Soundness Level Using RGEC Method. Economics and Business Solutions

Journal: Vol. 1, No. 1, 2018

Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Kusumawardani, Angrawit. Analisis Perbandingan Tingkat Kesehatan Bank

Dengan Menggunakan Metode CAMELS Dan RGEC Pada Pt Bank XXX

Periode 2008 - 2011. Jurnal Ekonomi Bisnis Vol. 19 No. 3, Desember

2014

Munawir, S. 2012. Analisis Informasi Keuangan. Yogyakarta: Liberty

Page 110: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

93

Munisi, GH. Financial Performance of Initial Public Offering: Companies Listed

on Dares Salaam Stock Exchange. Business and Economics Journal: Vol.

8, No. 2, 2017

Niswatin. 2017. Kinerja Manajemen Perbankan Syariah. Yogyakarta: Zahir

Publishing

Otoritas Jasa Keuangan. (2018). Statistik Perbankan Syariah 2018. Dokumen

diakses pada 24 Juni 2019 melalui www.ojk.go.id

Otoritas Jasa Keuangan. (2019). SPS Januari 2019. Dokumen diakses pada 24

Juni 2019 melalui www.ojk.go.id

Pastusiak R, Malaczewski, & kacprzyk. Does Public Offering Improve

Company‟s Financial Performance? The Example of Polan. Economic

Research-Ekonomska Istraživanja: Vol. 29, No. 01, 2016.

PT Bank BRISyariah Tbk. (2017). Laporan GCG 2017. Dokumen diakses pada

04 Juli 2019 melalui www.brisyariah.co.id

PT Bank BRISyariah Tbk. (2017). Laporan Keuangan Triwulan II 2017.

Dokumen diakses pada 21 Juni 2019 melalui www.brisyariah.co.id

PT Bank BRISyariah Tbk. (2017). Laporan Keuangan Triwulan III 2017.

Dokumen diakses pada 21 Juni 2019 melalui www.brisyariah.co.id

PT Bank BRISyariah Tbk. (2017). Laporan Keuangan Triwulan IV 2017.

Dokumen diakses pada 21 Juni 2019 melalui www.brisyariah.co.id

PT Bank BRISyariah Tbk. (2018). Laporan GCG 2018. Dokumen diakses pada

04 Juli 2019 melalui www.brisyariah.co.id

PT Bank BRISyariah Tbk. (2018). Laporan Keuangan Triwulan I 2018. Dokumen

diakses pada 21 Juni 2019 melalui www.brisyariah.co.id

PT Bank BRISyariah Tbk. (2018). Laporan Keuangan Triwulan II 2018.

Dokumen diakses pada 21 Juni 2019 melalui www.brisyariah.co.id

PT Bank BRISyariah Tbk. (2018). Laporan Keuangan Triwulan III 2018.

Dokumen diakses pada 21 Juni 2019 melalui www.brisyariah.co.id

PT Bank BRISyariah Tbk. (2018). Laporan Keuangan Triwulan IV 2018.

Dokumen diakses pada 21 Juni 2019 melalui www.brisyariah.co.id

PT Bank BRISyariah Tbk. (2019). Laporan Keuangan Triwulan I 2019. Dokumen

diakses pada 21 Juni 2019 melalui www.brisyariah.co.id

Page 111: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

94

Rianto M.N. 2012. Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis Praktis.

Bandung: CV Pustaka Setia.

Riyadi, Selamet. 2015. Banking Asset And Liability Management. Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Rotinsulu D.P, Kindangen P, Pandowo M. The Analyze of Risk Based Bank Rating

Method on Bank‟s Profitability in State-Owned Banks. Journal EMBA:

Vol. 3, No. 1, 2015

Sanusi, A. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat

Scribano, F. Ownership Pre- and Post- IPOs and Operating Performance of

Italian Firms. SSRN Electronic Journal, 2015

Siregar, S. 2013. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi

Dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: Bumi

Aksara

Siregar, S. 2015. Statistika Terapan Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana

Soelton M, dkk. Analysis of Capital Adequacy Ratio, Operational Cost of

Operational Income, Net Interest Margin, and Non Performing Loan

Towards Loan to Deposit Ratio in Go Public Conventional Banks, 2012-

2017 Periods. International Journal of Economics and Financial Research:

Vol. 5, No. 3, 2019

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&B. Bandung:

Alfabeta

Tandelilin, Eduardus. 2010. Portfolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Kanisius

Umiyati, Faly. Pengukuran Kinerja Bank Syariah Dengan Metode RGEC. Jurnal

Akuntansi dan Keuangan Islam: Vol. 2, No. 2, 2015.

Usman, R. 2010. Produk dan Akad Perbankan Syariah di Indonesia

(Implementasi dan Aspek Hukum). Bandung: PT Citra Aditya Bakti

Wahasusmiah R, Watie K.R. Metode RGEC: Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Pada Perusahaan Perbankan Syariah. Jurnal Raden Fatah: I-Finance: Vol.

04, No. 02, Desember 2018.

Page 112: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

95

Wirajunayasa P.A.A, Putri A.D. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum

dan Sesudah Initial Public Offerings. E-Jurnal Akuntansi Universitas

Udayana: Vol. 19, No. 3, 2017

Yaya R., Martawiredja A.E., Abdurahim A. 2014. Akuntansi Perbankan Syariah

Teori dan Praktik Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat

Yuk Nabung Saham. (2018). Seremoni Pencatatan Perdana Saham PT Bank

BRISyariah Tbk. Dokumen diakses pada tanggal 27 Juni 2019 melalui

www.yuknabungsaham.idx.co.id

Page 113: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

96

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Daftar Lampiran:

1. Rasio Keuangan PT Bank BRISyariah Tbk Triwulan II 2017 – Triwulan I

2019

2. Tabel Perhitungan Rasio Keuangan PT Bank BRISyariah Tbk Triwulan II

2017 – Triwulan I 2019

3. Output Hasil Pengujian Data dengan SPSS 20

Page 114: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

97

Lampiran 1: Rasio Keuangan PT Bank BRISyariah Tbk Triwulan II 2017 –

Triwulan I 2019

Waktu NPF FDR ROA ROE NOM KPMM

Triwulan II 2017 3.50 76.79 0.71 6.01 0.25 20.38

Triwulan III 2017 4.02 73.14 0.82 6.90 0.28 20.98

Triwulan IV 2017 4.72 71.87 0.51 4.10 -0.12 20.29

Triwulan I 2018 4.10 68.70 0.86 6.92 0.34 23.64

Triwulan II 2018 4.23 77.78 0.92 6.37 0.42 29.31

Triwulan III 2018 4.30 76.40 0.77 4.87 0.10 29.79

Triwulan IV 2018 4.97 75.49 0.43 2.49 -0.27 29.72

Triwulan I 2019 4.34 79.55 0.43 2.54 -0.97 27.82

Lampiran 2: Tabel Perhitungan Rasio Keuangan PT Bank BRISyariah Tbk

Triwulan II 2017 – Triwulan I 2019

LAPORAN RASIO KEUANGAN

Tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Maret 2017

(Dalam Jutaan Rupiah)

RASIO 31 Mar 2018 31 Mar 2017

RASIO KINERJA

1. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum

(KPMM) 23,64% 21,14%

2. Aset produktif bermasalah dan aset non

produktif bermasalah terhadap total aset

produktif dan aset non produktif

4,14% 3,91

3. Aset produktif bermasalah terhadap total

aset produktif 3,15% 3,80%

4. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

(CKPN) aset keuangan terhadap aset

produktif

1,46% 2,06%

5. NPF gross 4,92% 4,71%

6. NPF net 4,10% 3,33%

7. Return on Asset (ROA) 0,86% 0,65%

8. Return on Equity (ROE) 6,92% 5,49%

9. Net Imbalan (NI) 5,16% 5,73%

10. Net Operating Margin (NOM) 0,34% 0,20%

11. Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO) 90,75% 93,67%

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 115: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

98

LAPORAN RASIO KEUANGAN

Tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Maret 2017

(Dalam Jutaan Rupiah)

RASIO 31 Mar 2018 31 Mar 2017

12. Pembiayaan bagi hasil terhadap total

pembiayaan 34,09% 35,27%

13. Financing to Deposit Ratio 68,70% 77,56

KEPATUHAN (Compliance)

1. a. Persentase pelanggaran BMPD

a.1. pihak terkait - -

a.2. pihak tidak terkait - -

b. Persentase pelampauan BMPD

b.1. pihak terkait - -

b.2. pihak tidak terkait - -

2. GWM Rupiah

a. GWM rupiah 7,03% 7,02%

b. GWM valuta asing 1,60% 1,08%

3. Posisi Devisa Neto (PDN) secara

keseluruhan 0,80% 2,48%

LAPORAN RASIO KEUANGAN

Tanggal 30 Juni 2018 dan 30 Juni 2017

(Dalam Jutaan Rupiah)

RASIO 31 Jun 2018 31 Jun 2017

RASIO KINERJA

1. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum

(KPMM) 29,31% 20,38%

2. Aset produktif bermasalah dan aset non

produktif bermasalah terhadap total aset

produktif dan aset non produktif

4,04% 3,69%

3. Aset produktif bermasalah terhadap total

aset produktif 3,25% 3,60%

4. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

(CKPN) aset keuangan terhadap aset

produktif

1,49% 1,99%

5. NPF gross 5,13% 4,82%

6. NPF net 4,23% 3,50%

7. Return on Asset (ROA) 0,92% 0,71%

8. Return on Equity (ROE) 6,37% 6,01%

9. Net Imbalan (NI) 5,18% 5,57%

10. Net Operating Margin (NOM) 0,42% 0,25%

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 116: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

99

LAPORAN RASIO KEUANGAN

Tanggal 31 Juni 2018 dan 31 Juni 2017

(Dalam Jutaan Rupiah)

RASIO 31 Jun 2018 31 Jun 2017

11. Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO) 89,92% 92,78%

12. Pembiayaan bagi hasil terhadap total

pembiayaan 36,06% 35,29%

13. Financing to Deposit Ratio 77,78% 76,79%

KEPATUHAN (Compliance)

1. a. Persentase pelanggaran BMPD

a.1. pihak terkait - -

a.2. pihak tidak terkait - -

b. Persentase pelampauan BMPD

b.1. pihak terkait - -

b.2. pihak tidak terkait - -

2. GWM Rupiah

a. GWM rupiah 7,03% 7,02%

b. GWM valuta asing 1,87% 1,08%

3. Posisi Devisa Neto (PDN) secara

keseluruhan 1,38% 5,23%

LAPORAN RASIO KEUANGAN

Tanggal 30 September 2018 dan 30 September 2017

(Dalam Jutaan Rupiah)

RASIO 30 Sep 2018 30 Sep 2017

RASIO KINERJA

1. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum

(KPMM) 29,79% 20,98%

2. Aset produktif bermasalah dan aset non

produktif bermasalah terhadap total aset

produktif dan aset non produktif

4,05% 3,54%

3. Aset produktif bermasalah terhadap total

aset produktif 3,38% 3,11%

4. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

(CKPN) aset keuangan terhadap aset

produktif

1,56% 1,53%

5. NPF gross 5,30% 4,82%

6. NPF net 4,30% 4,02%

7. Return on Asset (ROA) 0,77% 0,82%

8. Return on Equity (ROE) 4,87% 6,90%

9. Net Imbalan (NI) 5,28% 5,66%

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 117: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

100

LAPORAN RASIO KEUANGAN

Tanggal 30 September 2018 dan 30 September 2017

(Dalam Jutaan Rupiah)

RASIO 30 Sep 2018 30 Sep 2017

10. Net Operating Margin (NOM) 0,10% 0,28%

11. Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO) 91,49% 92,19%

12. Pembiayaan bagi hasil terhadap total

pembiayaan 35,50% 35,35%

13. Financing to Deposit Ratio 76,40% 73,12%

KEPATUHAN (Compliance)

1. a. Persentase pelanggaran BMPD

a.1. pihak terkait - -

a.2. pihak tidak terkait - -

b. Persentase pelampauan BMPD

b.1. pihak terkait - -

b.2. pihak tidak terkait - -

2. GWM Rupiah

a. GWM rupiah 7,03% 7,02%

b. GWM valuta asing 1,91% 1,70%

3. Posisi Devisa Neto (PDN) secara

keseluruhan 1,17% 4,04%

LAPORAN RASIO KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2018 dan 2017

(Dalam Jutaan Rupiah)

RASIO 31 Des 2018 31 Des 2017

RASIO KINERJA

1. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum

(KPMM) 29,72% 20,29%

2. Aset produktif bermasalah dan aset non

produktif bermasalah terhadap total aset

produktif dan aset non produktif

5,57% 4,02%

3. Aset produktif bermasalah terhadap total

aset produktif 4,13% 4,37%

4. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

(CKPN) aset keuangan terhadap aset

produktif

1,57% 2,04%

5. NPF gross 6,73% 6,43%

6. NPF net 4,97% 4,72%

7. Return on Asset (ROA) 0,43% 0,51%

8. Return on Equity (ROE) 2,49% 4,10%

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 118: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

101

LAPORAN RASIO KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2018 dan 2017

(Dalam Jutaan Rupiah)

RASIO 31 Des 2018 31 Des 2017

9. Net Imbalan (NI) 5,36% 5,84%

10. Net Operating Margin (NOM) -0,27% -0,12%

11. Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO) 95,32% 95,24%

12. Pembiayaan bagi hasil terhadap total

pembiayaan 37,48% 33,85%

13. Financing to Deposit Ratio 75,49% 71,87%

KEPATUHAN (Compliance)

1. a. Persentase pelanggaran BMPD

a.1. pihak terkait - -

a.2. pihak tidak terkait - -

b. Persentase pelampauan BMPD

b.1. pihak terkait - -

b.2. pihak tidak terkait - -

2. GWM Rupiah

a. GWM rupiah 5,37% 7,03%

b. GWM valuta asing 1,87% 1,70%

3. Posisi Devisa Neto (PDN) secara

keseluruhan 0,93% 0,34%

LAPORAN RASIO KEUANGAN

Tanggal 31 Maret 2019 dan 2018

(Dalam Jutaan Rupiah)

RASIO 31 Mar 2019 31 Mar 2018

RASIO KINERJA

1. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum

(KPMM) 27,82% 23,95%

2. Aset produktif bermasalah dan aset non

produktif bermasalah terhadap total aset

produktif dan aset non produktif

5,91% 4,07%

3. Aset produktif bermasalah terhadap total

aset produktif 3,55% 3,05%

4. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

(CKPN) aset keuangan terhadap aset

produktif

1,34% 1,46%

5. NPF gross 5,68% 4,92%

6. NPF net 4,34% 4,10%

7. Return on Asset (ROA) 0,43% 0,86%

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 119: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

102

LAPORAN RASIO KEUANGAN

Tanggal 31 Maret 2019 dan 2018

(Dalam Jutaan Rupiah)

RASIO 31 Mar 2019 31 Mar 2018

8. Return on Equity (ROE) 2,54% 6,92%

9. Net Imbalan (NI) 5,20% 5,16%

10. Net Operating Margin (NOM) -0,97% 0,34%

11. Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO) 95,67% 90,75%

12. Pembiayaan bagi hasil terhadap total

pembiayaan 38,45% 33,78%

13. Financing to Deposit Ratio 79,55% 68,70%

KEPATUHAN (Compliance)

1. a. Persentase pelanggaran BMPD

a.1. pihak terkait - -

a.2. pihak tidak terkait - -

b. Persentase pelampauan BMPD

b.1. pihak terkait - -

b.2. pihak tidak terkait - -

2. GWM Rupiah

a. GWM rupiah 5,39% 7,03%

b. GWM valuta asing 1,37% 1,60%

3. Posisi Devisa Neto (PDN) secara

keseluruhan 1,27% 0,80%

Lampiran 3: Output Hasil Pengujian data dengan SPSS 20

Descriptives

KODE_WAKTU Statistic Std. Error

NPF Sebelum

Mean 3.9725 .34500

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 2.8746

Upper Bound 5.0704

5% Trimmed Mean 3.9822

Median 4.0600

Variance .476

Std. Deviation .68999

Minimum 3.05

Maximum 4.72

Range 1.67

Interquartile Range 1.27

Skewness -.741 1.014

Kurtosis 1.746 2.619

Page 120: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

103

Descriptives

KODE_WAKTU Statistic Std. Error

Setelah

Mean 4.4600 .17151

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 3.9142

Upper Bound 5.0058

5% Trimmed Mean 4.4444

Median 4.3200

Variance .118

Std. Deviation .34303

Minimum 4.23

Maximum 4.97

Range .74

Interquartile Range .56

Skewness 1.894 1.014

Kurtosis 3.669 2.619

FDR

Sebelum

Mean 72.6250 1.67302

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 67.3007

Upper Bound 77.9493

5% Trimmed Mean 72.6117

Median 72.5050

Variance 11.196

Std. Deviation 3.34605

Minimum 68.70

Maximum 76.79

Range 8.09

Interquartile Range 6.38

Skewness .204 1.014

Kurtosis .824 2.619

Setelah

Mean 77.3050 .88407

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 74.4915

Upper Bound 80.1185

5% Trimmed Mean 77.2811

Median 77.0900

Variance 3.126

Std. Deviation 1.76813

Minimum 75.49

Maximum 79.55

Range 4.06

Interquartile Range 3.39

Page 121: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

104

Descriptives

KODE_WAKTU Statistic Std. Error

Skewness .567 1.014

Kurtosis -.890 2.619

ROA

Sebelum

Mean .7250 .07837

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound .4756

Upper Bound .9744

5% Trimmed Mean .7294

Median .7650

Variance .025

Std. Deviation .15674

Minimum .51

Maximum .86

Range .35

Interquartile Range .29

Skewness -1.147 1.014

Kurtosis .586 2.619

Setelah

Mean .6375 .12365

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound .2440

Upper Bound 1.0310

5% Trimmed Mean .6333

Median .6000

Variance .061

Std. Deviation .24730

Minimum .43

Maximum .92

Range .49

Interquartile Range .45

Skewness .309 1.014

Kurtosis -4.245 2.619

ROE Sebelum

Mean 5.9825 .66240

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 3.8744

Upper Bound 8.0906

5% Trimmed Mean 6.0350

Median 6.4550

Variance 1.755

Std. Deviation 1.32480

Minimum 4.10

Maximum 6.92

Page 122: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

105

Descriptives

KODE_WAKTU Statistic Std. Error

Range 2.82

Interquartile Range 2.34

Skewness -1.455 1.014

Kurtosis 1.693 2.619

Setelah

Mean 4.0675 .94724

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 1.0529

Upper Bound 7.0821

5% Trimmed Mean 4.0272

Median 3.7050

Variance 3.589

Std. Deviation 1.89449

Minimum 2.49

Maximum 6.37

Range 3.88

Interquartile Range 3.49

Skewness .513 1.014

Kurtosis -3.109 2.619

NOM

Sebelum

Mean .1875 .10419

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -.1441

Upper Bound .5191

5% Trimmed Mean .1961

Median .2650

Variance .043

Std. Deviation .20839

Minimum -.12

Maximum .34

Range .46

Interquartile Range .35

Skewness -1.804 1.014

Kurtosis 3.417 2.619

Setelah

Mean -.1800 .29869

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -1.1306

Upper Bound .7706

5% Trimmed Mean -.1694

Median -.0850

Variance .357

Std. Deviation .59738

Page 123: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

106

Descriptives

KODE_WAKTU Statistic Std. Error

Minimum -.97

Maximum .42

Range 1.39

Interquartile Range 1.13

Skewness -.800 1.014

Kurtosis .249 2.619

CAR

Sebelum

Mean 21.3225 .78753

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 18.8162

Upper Bound 23.8288

5% Trimmed Mean 21.2511

Median 20.6800

Variance 2.481

Std. Deviation 1.57506

Minimum 20.29

Maximum 23.64

Range 3.35

Interquartile Range 2.66

Skewness 1.786 1.014

Kurtosis 3.173 2.619

Setelah

Mean 29.1600 .45904

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 27.6991

Upper Bound 30.6209

5% Trimmed Mean 29.1994

Median 29.5150

Variance .843

Std. Deviation .91808

Minimum 27.82

Maximum 29.79

Range 1.97

Interquartile Range 1.58

Skewness -1.703 1.014

Kurtosis 2.831 2.619

Tests of Normality

KODE_WAKTU Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

NPF Sebelum .277 4 . .944 4 .678

Page 124: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

107

Tests of Normality

KODE_WAKTU Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Setelah .387 4 . .752 4 .040

FDR Sebelum .189 4 . .992 4 .966

Setelah .196 4 . .972 4 .856

ROA Sebelum .228 4 . .909 4 .477

Setelah .299 4 . .843 4 .205

ROE Sebelum .258 4 . .827 4 .159

Setelah .290 4 . .866 4 .283

NOM Sebelum .368 4 . .792 4 .088

Setelah .190 4 . .966 4 .815

CAR Sebelum .336 4 . .775 4 .065

Setelah .315 4 . .800 4 .102

a. Lilliefors Significance Correction

Wilcoxon Signed Ranks Test

N Mean Rank Sum of Ranks

NPF_Setelah -

NPF_Sebelum

Negative Ranks 0a .00 .00

Positive Ranks 4b 2.50 10.00

Ties 0c

Total 4

FDR_Setelah -

FDR_Sebelum

Negative Ranks 0d .00 .00

Positive Ranks 4e 2.50 10.00

Ties 0f

Total 4

ROA_Setelah -

ROA_Sebelum

Negative Ranks 3g 2.33 7.00

Positive Ranks 1h 3.00 3.00

Ties 0i

Total 4

ROE_Setelah -

ROE_Sebelum

Negative Ranks 3j 3.00 9.00

Positive Ranks 1k 1.00 1.00

Ties 0l

Total 4

NOM_Setelah -

NOM_Sebelum

Negative Ranks 3m 2.67 8.00

Positive Ranks 1n 2.00 2.00

Ties 0o

Total 4

CAR_Setelah - Negative Ranks 0p .00 .00

Page 125: ANALISA KINERJA PT BRISYARIAH TBK SEBELUM DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2012 – 2014 : Anggota Paduan Suara SMAN 9 Tangerang Selatan 2012 – 2014 :

108

Wilcoxon Signed Ranks Test

N Mean Rank Sum of Ranks

CAR_Sebelum Positive Ranks 4q 2.50 10.00

Ties 0r

Total 4

a. NPF_Setelah < NPF_Sebelum

b. NPF_Setelah > NPF_Sebelum

c. NPF_Setelah = NPF_Sebelum

d. FDR_Setelah < FDR_Sebelum

e. FDR_Setelah > FDR_Sebelum

f. FDR_Setelah = FDR_Sebelum

g. ROA_Setelah < ROA_Sebelum

h. ROA_Setelah > ROA_Sebelum

i. ROA_Setelah = ROA_Sebelum

j. ROE_Setelah < ROE_Sebelum

k. ROE_Setelah > ROE_Sebelum

l. ROE_Setelah = ROE_Sebelum

m. NOM_Setelah < NOM_Sebelum

n. NOM_Setelah > NOM_Sebelum

o. NOM_Setelah = NOM_Sebelum

p. CAR_Setelah < CAR_Sebelum

q. CAR_Setelah > CAR_Sebelum

r. CAR_Setelah = CAR_Sebelum

Test Statistic

Z

Asymp. Sig. (2-

tailed)

NPF Sebelum IPO – NPF Setelah IPO -1.826 .068

FDR Sebelum IPO – FDR Setelah IPO -1.826 .068

ROA Sebelum IPO – ROA Setelah IPO -.730 .465

ROE Sebelum IPO – ROE Setelah IPO -1.461 .144

NOM Sebelum IPO – NOM Setelah IPO -1.095 .273

KPMM Sebelum IPO – KPMM Setelah

IPO -1.826 .068