analisa kenaikan temperatur dan kapasitas hantar arus (ampacity) kabel bawah tanah jenis...
DESCRIPTION
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Energi listrik adalah salah satu penyangga utama kehidupan peradaban manusia modern. Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya permintaan akan ketersediaan energi listrik. Untuk menjamin ketersediaan energi, dibutuhkan komponen yang sangat handal. Transmisi dan distribusi sebagai salah satu bagian penting dari jaminan ketersediaan listrik tersebut mempunyai peran tersendirinya. Yaitu menjamin tersalurnya energi listrik dari pembangkit sampai ke konsumen secaTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Energi listrik adalah salah satu penyangga utama kehidupan peradaban
manusia modern. Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya permintaan akan
ketersediaan energi listrik. Untuk menjamin ketersediaan energi, dibutuhkan
komponen yang sangat handal. Transmisi dan distribusi sebagai salah satu bagian
penting dari jaminan ketersediaan listrik tersebut mempunyai peran tersendirinya.
Yaitu menjamin tersalurnya energi listrik dari pembangkit sampai ke konsumen
secara langsung. Media penghantar energi listrik tersebut ada dua macam: (1)
Kawat, (2) Kabel. Kabel sendiri berdasarkan pemasangan nya ada dua macam:.
Yaitu yang dipasang di bawah tanah (Underground Cable) dan dipasang di udara
(Air Cabel).
Kabel sebagai penyalur daya mulai digunakan di Kota Vienna (Swiss)
1885, untuk saluran 2 kV, dan selalu berkembang sering meningkatnya
permintaan akan ketersediaan energi listrik. Kebanyakan perkembangan tersebut
dalam hal desain dan jenis insulasi yang digunakan. Tetapi yang banyak
digunakan sekarang ini untuk terutama saluran distribusi di Negara Indonesia
adalah kabel 3 inti dan berinsulasi XLPE.
Panas adalah efek samping yang terjadi ketika dilakukan pendistribusian
energi listrik. Panas tersebut selain dihasilkan oleh arus yang mengalir, juga
disebabkan oleh lingkungan. Maka yang menjadi pertanyaan adalah: Kapasitas
Hantar Arus pada kabel. Yaitu besarnya arus listrik yang diperbolehkan untuk
1
mengalir sehingga temperatur kabel tersebut tidak melebihi nilai batas maksimum
insulasi yang telah ditentukan.
Perusahaan produsen kabel dalam datasheet kabel hanya memberikan nilai
umum (general) saja untuk KHA (kemampuan hantar arus)[3] . Sedangkan KHA
(kemampuan hantar arus) dihitung berdasarkan temperatur maksimum batas kerja
insulasi kabel. Sedangkan panas kabel sangat tergantung pada kondisi, baik
karena arus yang mengalir, letak maupun lingkungan sekitarnya. Sehingga penulis
mencoba untuk menghitungnya nilai pastinya, untuk itu penulis menggunakan
istilah Kapasitas Hantar Arus (Ampacity) untuk membedakannya dengan KHA
(kemampuan hantar arus) walaupun sebenarnya hal ini sama. Karena KHA
(kemampuan hantar arus) adalah arus maksimum yang dapat dialirkan dengan
kontinu oleh penghantar pada keadaan tertentu tanpa menimbulkan kenaikan suhu
yang melampaui nilai tertentu[3]. Ampacity adalah nilai maksimum arus listrik
sebuah konduktor atau perangkat untuk dapat dihantarkan sebelum mengalami
kerusakan progresif dan tiba-tiba[12] atau penulis sebut dengan kapasitas hantar
arus.
Penelitian ini sangat membutuhkan data yang lengkap dan aplikasi
lapangan sebagai perbandingan, maka Tugas Akhir ini akan coba membahas nilai
kenaikan temperature kabel saluran bawah tanah XLPE 20 kV jenis
NA2XSEFGBY 240 yang terjadi didalam kabel, dan berapa besarnya arus listrik
yang diperbolehkan (Kapasitas Hantar Arus (Ampacity) pada kondisi steady-state
saluran distribusi 20 kV Rayon Belanti. Karena data yang paling lengkap
diperoleh adalah kabel saluran bawah tanah XLPE 20 kV jenis NA2XSEFGBY
240 dan saluran distribusi 20 kV Rayon Belanti
2
I.2. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah:
- Mengetahui nilai kenaikan temperature kabel NA2XSEFGBY 240 Saluran
Distribusi 20kV Rayon Belanti pada kondisi steady-state.
Nilai temperature kabel tersebut dibandingkan dengan nilai batas temperatur
operasi maksimum insulasi kabel. Sehingga dapat diketahui nilai
temperature kabel dibawah atau diatas nilai batas temperatur operasi
maksimum insulasi XLPE kabel NA2XSEFGBY 240.
- Mengetahui nilai Kapasitas Hantar Arus kabel (Ampacity) Kabel
NA2XSEFGBY 240.
Nilai Kapasitas Hantar Arus kabel (Ampacity) tersebut dibandingkan nilai
arus yang mengalir Saluran Distribusi 20kV Rayon Belanti yang
menggunakan Kabel NA2XSEFGBY 240. Agar dapat diketahui nilai arus
yang mengalir pada kabel tsb dibawah atau diatas nilai Kapasitas Hantar
Arus (Ampacity) Kabel NA2XSEFGBY 240.
- Membandingkan Kapasitas Hantar Arus Kabel NA2XSEFGBY 240 dan
Kabel Model No. 2.
Kabel Model No. 2 adalah kabel dengan 3 inti konduktor yang ada di
referensi utama penelitian ini yaitu Buku ” Rating of Electric Power
Cables :Ampacity Computations or Transmission, Distribution, and
Industrial Application.” oleh George J Anders. Sedangkan Kabel
NA2XSEFGBY 240 saluran bawah tanah adalah yang digunakan di
lapangan.
3
- Mengetahui pengaruh besar nilai kedalaman penanaman kabel, resistivitas
thermal tanah, dan temperatur lingkungan tanah (Ambient) terhadap nilai
Kapasitas Hantar Arus (Ampacity) Kabel NA2XSEFGBY 240 dan Kabel
Model No. 2. Hal ini berguna untuk membandingkan unjuk kerja kedua
kabel tsb.
I.3. Manfaat Penelitian
Penelitian ini berguna sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam
pemasangan kabel jenis saluran bawah tanah terutama jenis NA2XSEFGBY 240,
sebagai penyalur daya listrik, terutama bagian distribusi Khususnya Saluran
Distribusi 20kV Rayon Belanti. Terutama untuk
- Pemasangan awal.
- Penggantian kabel saluran bawah tanah.
- Penambahan/peningkatan penyaluran daya.
I.4. Batasan masalah
Batasan masalah penelitian ini adalah:.
- Kenaikan temperatur yang terjadi pada kabel adalah saat arus yang
mengalir berada dalam kondisi steady-state
- Kondisi steady-state yang dimaksud adalah kondisi ketika tidak ada
gangguan pada sistem (saluran distribusi).
- Kabel bawah tanah yang diteliti adalah kabel XLPE 20 kV Jenis
NA2XSEFGBY 240 pada saluran distribusi 20 kV Rayon Belanti.
4
- Kondisi tanah dianggap ideal, yaitu dengan mengunakan nilai parameter
penelitian sebelumnya[8.] yaitu resistivitas thermal tanah (s) bernilai 1
K.m/W dan temperatur lingkungan tanah (ambient) 250C.
- Kedalaman penanaman kabel bawah tanah dianggap sesuai dengan
standar PUIL (Petunjuk Untuk Instalasi Listrik) 2000 yaitu 800 mm.
I.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini terdapat latar belakang penelitian, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, batasan masalah, metodelogi penelitian, serta sistimatika penulisan.
BAB II DASAR TEORI
Bab ini akan membahas mengenai teori-teori dasar tentang kabel, panas
pada kabel, kenaikan temperatur dan Kapasitas Hantar Arus (Ampacity) kabel.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Isi bab ini adalah tahap-tahap yang dilalui dalam melakukan penelitian,
jenis-jenis data yang didapat. Jenis data tesebut juga mengenai asal data tersebut.
Serta apa-apa yang ingin dihasilkan dari penelitian ini.
BAB IV HASIL PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA
Bab ini berisi tentang hasil perhitungan parameter kabel beserta
penjelasannya. Juga kenaikan temperatur dan Kapasitas Hantar Arus
(AMPACITY) NA2XSEFGBY 240 pada saluran distribusi 20 kV Rayon Belanti
beserta hal-hal yang mempengaruhinya
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5
Pada bab ini diberikan kesimpulan dari penelitian yang telah
dilakukan serta saran untuk untuk penelitian kabel saluran bawah tanah di masa
yang akan datang.
6