analisa kasus bom bali 2002 menggunakan teori kausa kejahatan (teori biologis)

21
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan karunianya saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang di berikan oleh DODIK PRIHATIN AN, SH, Mhum. sebagai dosen pengampu mata kuliah Kriminologi. Saya mengucapkan terima kasih kepada DODIK PRIHATIN AN, SH, Mhum. karena telah menyampaikan meteri kuliah dengan baik sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dan tak lupa kepada teman – teman yang telah memberikan semangat kepada saya untuk dapat segera menyelesaikan tugas ini. Saya sadari bahwa saya menulis makalah ini masih jauh dai kesempurnaan, oleh karena itu saya sangat mangharapkan kritik dan saran yang membangun saya dalam pengerjaan makalah yang selanjutnya. Penyusun 1

Upload: agung-wahyu-purnama

Post on 24-Nov-2015

686 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

menganalisa kasus terorisme dlam perspektif teori biologis

TRANSCRIPT

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan karunianya saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang di berikan oleh DODIK PRIHATIN AN, SH, Mhum. sebagai dosen pengampu mata kuliah Kriminologi.Saya mengucapkan terima kasih kepada DODIK PRIHATIN AN, SH, Mhum. karena telah menyampaikan meteri kuliah dengan baik sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dan tak lupa kepada teman teman yang telah memberikan semangat kepada saya untuk dapat segera menyelesaikan tugas ini.Saya sadari bahwa saya menulis makalah ini masih jauh dai kesempurnaan, oleh karena itu saya sangat mangharapkan kritik dan saran yang membangun saya dalam pengerjaan makalah yang selanjutnya.

Penyusun

DAFTAR ISI

1. Kata Pengantar............12. Daftar Isi.... 2BAB I Pendahuluan1.1. Latar Belakang.................................................................................................31.2. Rumusan Masalah....31.3. Tujuan..............4BAB II Pembahasan2.1. Kasus...............................................52.2. Analisa Menggunakan Teori Kausa Kejahatan...............................................62.2.1 TEORI BIOLOGIS Cesare Lombroso (1835-1909...................................62.2.2 ENRICO FERRI (1856-1929)...................................................................92.2.3 RAFFAELE GAROFALO....92.2.4 CHARLES BUCKMAN GORING..9

BAB III PENUTUPKesimpulan............................................................................................................11Saran......................................................................................................................113. DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................13

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangTerorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda dengan perang, aksi terorisme tidak tunduk pada tatacara peperangan seperti waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target korban jiwa yang acak serta seringkali merupakan warga sipil. (www.wikipedia.com)Istilah teroris oleh para ahli kontraterorisme dikatakan merujuk kepada para pelaku yang tidak tergabung dalam angkatan bersenjata yang dikenal atau tidak menuruti peraturan angkatan bersenjata tersebut. Aksi terorisme juga mengandung makna bahwa serang-serangan teroris yang dilakukan tidak berperikemanusiaan dan tidak memiliki justifikasi, dan oleh karena itu para pelakunya ("teroris") layak mendapatkan pembalasan yang kejam. (www.wikipedia.com)Akibat makna-makna negatif yang dikandung oleh perkataan "teroris" dan "terorisme", para teroris umumnya menyebut diri mereka sebagai separatis, pejuang pembebasan, pasukan perang salib, militan, mujahidin, dan lain-lain. Tetapi dalam pembenaran dimata terrorism : "Makna sebenarnya dari jihad, mujahidin adalah jauh dari tindakan terorisme yang menyerang penduduk sipil padahal tidak terlibat dalam perang". Padahal Terorisme sendiri sering tampak dengan mengatasnamakan agama.Bom Bali terjadi pada malam hari tanggal 12 Oktober 2002 di kota kecamatan Kuta di pulau Bali, Indonesia, mengorbankan 202 orang dan mencederakan 209 yang lain, kebanyakan merupakan wisatawan asing. Peristiwa ini sering dianggap sebagai peristiwa terorisme terparah dalam sejarah Indonesia.Beberapa orang Indonesia telah dijatuhi hukuman mati karena peranan mereka dalam pengeboman tersebut. Abu Bakar Baashir, yang diduga sebagai salah satu yang terlibat dalam memimpin pengeboman ini, dinyatakan tidak bersalah pada Maret 2005 atas konspirasi serangan bom ini, dan hanya divonis atas pelanggaran keimigrasian.

1.2. Rumusan MasalahAdapun masalah yang saya angkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut.1. Analisa kasus bom bali 2002 menggunakan teori kausa kejahatan (TEORI BIOLOGIS)?

1.2. Tujuan1. Agar kita sebagai mahasiswa dapat memahami teori-teori kausa kejahatan khususnya TEORI BIOLOGIS.2. Agar kita sebagai mahasiswa dapat menerapkan teori-teori kausa kejahatan khususnya TEORI BIOLOGIS pada kasus Bom BALI 2002.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1. KasusNovember 9, 2008KILAS BALIK: Penyebab Bom Bali I TerkuakPosted by jelprison under Agama, Politik, Sosial | Tag: Amrozi, Australia, bali, Bom Bali, Imam Samudra, Mukhlas | [5] Comments Meledaknya bom di kawasan Kuta, 12 Oktober 2002 mengejutkan dunia. Polri pun terhentak dengan aksi terorisme ini. Namun, dengan keyakinan tinggi, Polri berjanji mengungkapnya dalam tempo satu bulan.Sesaat setelah ledakan, Polri segera melakukan investigasi tak resmi. Seorang anggota Laboratorium Forensik Polda Bali ada di dekat lokasi. Ia langsung menghubungi rekannya.Minggu, 13 Oktober 2002, polisi dari berbagai daerah telah tiba di Bali, seperti Mabes Polri, Polda Metrojaya, Polda Jateng, Polda Jatim. Tim ini berada di bawah komando Kapolda Bali Brigjen Pol Budi Setyawan.Tugasnya, investigasi, evakuasi, dan penanganan korban. Senin, 14 Oktober 2002, rapat resmi digelar. Polisi membentuk beberapa posko, yaitu di hotel Wina dan Istana Rama, Kuta.Selasa, 15 Oktober 2002, tim investigator asing juga mulai berdatangan, diantaranya dari AFP, FBI, Inggris, Belanda, dan Jepang.Keesokan harinya, Kapolri Jenderal Dai Bacthiar menunjuk Irjen Polisi Made Mangku Pastika sebagai Ketua Tim Investigasi Bom Bali. Kepolisian pun bergerak cepat mengungkap dan menangkap pelaku aksi terorisme di Kuta. Bahkan, Setyawan berjanji akan menangkap pelakunya dalam waktu satu bulan.Jika gagal, ia bersedia mundur dari jabatan Kapolda Bali. Namun, pernyataan Setyawan membuat kaget Polri termasuk Pastika. Pastika kaget dan kesal dengan janji dan keberanian Setyawan. Namun, Pastika menyadari, keberanian Setyawan dipicu oleh pengalaman spiritualnya yang mendalam.Polisi pun gencar melakukan investigasi. Berbagai petunjuk ditemukan. Petunjuk awal, ditemukan sepeda motor Yamaha F1ZR DK 5228 PE merah tahun 2001 di Musholla Al-Ghuroba di Denpasar pada 13 Oktober 2002. Sepeda motor ini diletakkan oleh dua orang, 40 menit setelah ledakan di Kuta, sesuai waktu tempuh antara Kuta dan Mushola. Pada sepeda motor ini ditemukan residu bahan peledak.Polisi pun menggambar sketsa dua wajah orang tak dikenal itu. Hasil investigasi, sepeda motor ini dibeli pada 10 Oktober 2002 pada sebuah show room di Denpasar. Hanya saja, sampai di sini, polisi tak bisa mengembangkan investigasi. Pelacakan mengalami jalan buntu.Polisi kemudian mengalihkan perhatiannya pada asal muasal ledakan. Sebuah mobil taksi dicurigai. Namun setelah dikaji dengan cermat ternyata tidak ada kecocokan.Polisi kemudian mencari serpihan mobil lain di TKP. Ditemukan serpihan mobil L-300 dimana-mana. Polisi berkeyakinan bahwa bom dibawa oleh mobil L-300 ini. Dari hasil investigasi, ditemukan nomor chasis dan nomor mesin tang sudah digrinda pelaku. Namun, ada satu identintas mobil yang masih utuh, yaitu nomor kir. Arsip kendaraan ini ditemukan di DLLAJR Denpasar pada berkas kendaraan tahun 1987.Pastika menceritakan penemuan kir L-300 tak lepas dari tuntutan Ida Sang Hyang Widi Wasa. Kir L-300 ini ditemukan pada 2 November 2002 oleh tim investigasi. Pada saat itu, Pastika bersembahyang ke Pura Besakih. Sedangkan tim melacak dokumen mobil ini.Ini bukan suatu kebetulan. Ini adalah petunjuk Ida Sang Hyang Widhi Wasa, kata Pastika.Terkuaknya kir mobil L-300 menuntun polisi menangkap pelaku pertama kali, yaitu Amrozi pada waktu kurang dari sebulan setelah kejadian, tepatnya 6 November 2002.Kunci terungkapnya kasus ini adalah dengan tertangkapnya Amrozi. Kemudian, satu persatu pelaku dibekuk, seperti Ali Gufron, Ali Imron, Imam Samudra serta kelompoknya. (sumber: detikcom)

2.2. Analisa Menggunakan Teori Kausa Kejahatan.

2.2.1 TEORI BIOLOGIS Cesare Lombroso (1835-1909)Menurut teori kausa kejahatan yaitu teori biologis dari bapak kriminologi modern, Cesare Lombroso (1835-1909) dari hasil penelitiannya mengklasifikasikan penjahat menjadi empat klasifikasi : Born criminal yaitu orang yang berdasarkan pada doktrin atavisme. Insane criminal orang yang tergolong kelompok ideot, embisiil atau paranoid. Occasional criminal atau criminaloid yaitu pelaku kejahatan berdasarkan pengalaman yang terus menerus sehingga mempengaruhi pribadi. Criminals of passion yaitu pelaku kejahatan yang melakukan tindakannya karena marah, cinta atau karena kehormatan.

Born criminalMenyatakan bahwa para penjahat adalah suatu bentuk yang lebih rendah dalam kehidupan, lebih mendekati nenek moyang mereka yang mirip kera dalam hal sifat bawaan dan watak dibanding mereka yang bukan penjahat.(teori evolusi dari Darwin ttg asal usul manusia).Ketiga pelaku utama bom bali (Amrozi, Imam Samudra, Ali Gufron) sama sekali tidak cocok dengan teorinya, didalam teori biologisnya dia berpendapat bahwa seorang penjahat mempunyai ciri-ciri fisik tertentu, yaitu: Rahang yang besar Gigi taring yang kuat Rentang lengan bawah lebih besar dibanding tingginya AmroziImam SamudraAli Gufron

Dan ketiga pelaku utama itu sama sekali tidak menunjukkan cirri-ciri fisik yang disebutkan oleh Cesare Lombroso, jadi teori lombroso tidak berlaku dalam kasus bom bali ini.

Insane criminalBukanlah penjahat sejak lahir, akan tetapi mereka menjadi penjahat sebagai hasil dari beberapa perubahan dalam otak mereka yang mengganggu kemampuan mereka untuk membedakan antara benar dan salah.Amrozi, Imam Samudra, Ali Gufron mereka bukanlah penjahat sejak lahir akan tetapi disebut-sebut mereka termotivasi ideologi Islam radikal dan anti-Barat yang didukung organisasi bawah tanah Jemaah Islamiyah. Mereka bertiga bukanlah penjahat sejak lahir, melainkan mungkin mereka mengalami beberapa perubahan dalam otak mereka karena mereka sudah termotivasi atau telah mengalami brain wash oleh ideologi Islam radikal dan anti-Barat yang didukung organisasi bawah tanah Jemaah Islamiyah.Dilihat saja dari ketiga orang itu dua diantaranya Amrozi dan Ali Gufron telah mengeyam pendidikan pesantren di Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Solo, yang dipimpin mantan amir Jamaah Islamiyah, Abu Bakar Baasyir. Mau tidak mau disanalah mereka termotivasi ideologi Islam radikal dan anti-BaratImam Samudera sendiri dia dikenal sebagai salah satu pendiri Jamaah Islamiyah (JI) bersama dengan Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba'asyir di Malaysia.

Occasional criminal atau criminaloid.suatu kelompok ambiguous termasuk penjahat kambuhan (habitual criminals), pelaku kejahatan karena nafsu dan berbagai tipe lain, pelaku kejahatan berdasarkan pengalaman yang terus menerus sehingga mempengaruhi pribadi.Saya setuju dengan penertian teori ini yang menyebutkan pengrtian suatu kelompok, aksi terorisme yang terjadi di Bali tahun 2002 merupkan aksi yang dilakukan seklompok orang yang terorganisir, tapi saya tidak setuju terhadap pegertian yang menyebutkan bahwa penjahat kambuhan (habitual criminals), pelaku kejahatan karena nafsu dan berbagai tipe lain karena mereka bukan penjahat kambuhan dan bukan karena nafsu. Dari sepengetahuan saya mereka dalam melaksanakan aksinya tidak dilakukan secara kambuhan melainkan dilakukan secara sangat terencana.

Criminals of passionpelaku kejahatan yang melakukan tindakannya karena marah, cinta atau karena kehormatan.Menurut teori ini mungkin ada benarnya, mereka melakukan aksi terorisme karena marah tehadap bangsa barat, dan mungkin karena kecintaan yang berlebihan terhadp agamanya sehingga mereka menjadi islam radikal atau islam garis keras.Dan saya pernah membaca sebuah artikel di internet bahwa mereka percaya kalau mati dalam keadaan seperti itu merupakan mati syahid yang dikatan langsung masuk surga dan juga mereka beranggapan bahwa mereka lebih baik menjadi teroris daripada menjadi ulama. Mungkin itu semua merupakan kehormatan tersendiri bagi mereka dalam melakukan aksi terorisme dan juga itu merupakan kehormatan tersendiri terhadap ALLAH SWT atau terhadap agama Islam.

2.2.2 ENRICO FERRI (1856-1929)Tidak menekankan pada faktor biologis tetapi lebih menekankan pada kesaling-hubungan dari faktor-faktor sosial, ekonomi, dan politik yang mempengaruhi kejahatan. Kejahatan dapat dijelaskan melalui studi pengaruh-pengaruh interaktif di antara faktor-faktor fisik (seperti ras, geografis, serta temperatur) dan faktor-faktor sosial (seperti umur, jenis kelamin, variabel-variabel psikologis).Saya sangat setuju sekali dengan teori ini bahwa pada kasus bom bali 2002 itu fakto-faktor biologis sudah tidak berlaku lagi, seperti halnya pada teori Lombroso mengenai ciri-ciri fisik seorang penjahat pada kasus bom bali ini ketiga pelaku utamanya tidak memenuhi dari apa teori yang sudah dikemukakan oleh Lombroso.Tetapi mugkin saja dalam kasus bom bali 2002 ini disebabkan juga oleh kesaling-hubungan dari faktor-faktor sosial, ekonomi, dan politik. Akan tetapi saya kurang memahami dari teori ini.

2.2.3 RAFFAELE GAROFALOMenelusuri akar tingkah laku kejahatan bukan kepada bentuk-bentuk fisik, tetapi kepada kesamaan-kesamaan psikologis yang disebut dengan moral anomalies (keganjilan-keganjilan moral).Saya sangat setuju sekali dengan pengrtian ini bahwa kejahatan dapat ditelusuri akar tingkah lakunya bukan kepada bentuk-bentuk fisik, tetapi kepada kesamaan-kesamaan psikologis yang disebut dengan moral anomalies (keganjilan-keganjilan moral).Menurut saya diantara semua pelaku terrorism yang terjadi di bali tahun 2002 terdapat kesamaan-kesamaan psikologis. Dan menurut saya kesamaan-kesamaan psikologis itu merupakan akibat dari atau oleh ideologi Islam radikal dan anti-Barat yang didukung organisasi bawah tanah Jemaah Islamiyah.

2.2.4 CHARLES BUCKMAN GORINGMematahkan teori Lambroso, bahwa tidak ada perbedaan-perbedaan signifikan antara para penjahat dengan non penjahat kecuali dalam hal tinggi dan berat tubuh. Saya sangat setuju sekali denagan pengrtian ini bahwa kejahatan terjadi bukan karena ditentukan hanya dari ciri-ciri fisik dari seseorang, bahwa tidak ada perbedaan-perbedaan signifikan antara para penjahat dengan non penjahat. Kita lihat saja dari cirri-ciri fisik ketiga pelaku utama bom bali (Amrozi, Imam Samudra, dan Ali Gufron), cirri-ciri fisik mereka bertiga sama halnya dengan cirri-ciri fisik orang indoneisa pada umunya. Dan menurut saya dalam hal berat badan dan tinggi badan juga tidak mempengarui kalau mereka dapat dikatakan seorang teroris atau bukan teroris, jadi saya tidak setuju dengan pengertian bahwa perbedaan-perbedaan signifikan antara para penjahat dengan non penjahat kecuali dalam hal tinggi dan berat tubuh. Menurut saya tinggi dan berat badan tidak mempengaruhinya.

BAB IIIPENUTUP

3.1. KesimpulanMenurut saya teori-teori kausa kejahatan terutama teori kausa kejahatan biologis mengenai cirri-ciri fisik sudah tidak relevan lagi untuk masih digunakan pada zaman sekarang ini. Kita liat saja dari ketiga pelaku utama itu sama sekali tidak menunjukkan cirri-ciri fisik yang disebutkan oleh Cesare Lombroso, jadi teori lombroso tidak berlaku dalam kasus bom bali ini.Teori mengenai cirri-ciri fisik dari seorang penjahat oleh Lombroso yang sudah tidak relevan: Rahang yang besar Gigi taring yang kuat Rentang lengan bawah lebih besar dibanding tingginya Meskipun teori kausa kejahatan biologis mengenai cirri-ciri fisik sudah tidak relevan lagi akan tetapi teori-teori yang lain masih mungkin untuk digunakan, seperti : TEORI BIOLOGIS Cesare Lombroso (1835-1909) Insane criminal orang yang tergolong kelompok ideot, embisiil atau paranoid. Occasional criminal atau criminaloid yaitu pelaku kejahatan berdasarkan pengalaman yang terus menerus sehingga mempengaruhi pribadi. Criminals of passion yaitu pelaku kejahatan yang melakukan tindakannya karena marah, cinta atau karena kehormatan. ENRICO FERRI (1856-1929) RAFFAELE GAROFALO CHARLES BUCKMAN GORING

3.2. Saran. Kita masih bisa menggunakan teori-teori kausa kejahatan terutama teori kausa kejahatan biologis tetapi selain TEORI BIOLOGIS Cesare Lombroso yaitu Born criminal Dalam kasus bom bali 2002 ini TEORI BIOLOGIS Cesare Lombroso yaitu Born criminal mungkin tidak berlaku, tapi mungkin saja dalam kasus-kasus yang lain kita dapat menggunakan teori ini.

DAFTAR PUSTAKABuku:SITI SUDARMI, SH,MH., DODIK PRIHATIN AN, SH, Mhum., dan HALIF, SH, MH, KRIMINOLOGI. Fak Hukum UNEJ. Jember. 2010.Catatan kuliah KRIMINOLOGI Pak DODIK PRIHATIN AN, SH, Mhum. Fak Hukum UNEJ 2010Internet:www.wikipedia.comwww.detik.com

ANALISA KASUS BOM BALI 2002 MENGGUNAKAN TEORI KAUSA KEJAHATAN (TEORI BIOLOGIS)(Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kriminologi)

Oleh :DARA NANDA RIANTARA090710101155FAKULTAS HUKUM

FAKULTAS HUKUMU N I V E R S I T A S J E M B E R2011

14